Bab II Tinjauan Pstk

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. PENGERTIAN Glukoma adalah penyakit kronis yang ditandai oleh tekanan intraokuler (TIO) bola mata yang lebih tinggi dari normal, sehingga menyebabkan atropi serabut saraf dan defek atau menciutnya lapang pandang. Angka kejadian terdapat pada orang dewasa terutama pada umur lebih dari 40 tahun (1-2%), diduga merupakan penyakit herediter sehingga apabila ada keluarga yang menderita glukoma harus waspada akan penyakit itu dengan memeriksa mata secara rutin satiap 6 bulan atau satu tahun sekali. Glukoma lebih banyak mengenai wanita di bandingkan dengan pria. 3 Glukoma merupakan penyakit bilateral, walaupun onset penyakit ini tidak bersamaan sehingga penderita sudah buta satu mata, sedangkan mata lainya masih baik. Glukoma dapat juga congenital, baik primer maupun menyertai kelainan kongenital lainnya yang manifestasinya dapat sejak bayi, anak-anak maupun baru timbul gejala setelah dewasa. Glukoma dapat juga menyertai penyakit mata lain, misalnya pada iritis, yang disebut sebagai glukoma sekunder. 3 II. FISIOLOGI HUMOR AQUOUS 6 Giyani L Suebu, S.Ked Page 1

description

pretinjau

Transcript of Bab II Tinjauan Pstk

Page 1: Bab II Tinjauan Pstk

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. PENGERTIAN

Glukoma adalah penyakit kronis yang ditandai oleh tekanan intraokuler (TIO)

bola mata yang lebih tinggi dari normal, sehingga menyebabkan atropi serabut saraf

dan defek atau menciutnya lapang pandang. Angka kejadian terdapat pada orang

dewasa terutama pada umur lebih dari 40 tahun (1-2%), diduga merupakan penyakit

herediter sehingga apabila ada keluarga yang menderita glukoma harus waspada akan

penyakit itu dengan memeriksa mata secara rutin satiap 6 bulan atau satu tahun sekali.

Glukoma lebih banyak mengenai wanita di bandingkan dengan pria.3

Glukoma merupakan penyakit bilateral, walaupun onset penyakit ini tidak

bersamaan sehingga penderita sudah buta satu mata, sedangkan mata lainya masih

baik. Glukoma dapat juga congenital, baik primer maupun menyertai kelainan

kongenital lainnya yang manifestasinya dapat sejak bayi, anak-anak maupun baru

timbul gejala setelah dewasa. Glukoma dapat juga menyertai penyakit mata lain,

misalnya pada iritis, yang disebut sebagai glukoma sekunder.3

II. FISIOLOGI HUMOR AQUOUS6

Humor akuous dihasilkan oleh corpus siliaris, kemudian mengisi bilik mata

belakang (camera okuli posterior), mengalir ke bilik mata depan (camera okuli

anterior), melewati celah antara iris lensa, dan pupil, meninggalkan camera okuli

anterior lewat sudut camera okuli anterior, ke canalis schlemm kemudian ke saluran

kolektor dan bermuara ke pembuluh darah vena episklera. Kira-kira 20-25 % dari

humor akuous meninggalkan camera akuli anterior melalui uveoskleral ke supra koroid

dan berakhir pada vena di badan siliar.

Fungsi humor akuous adalah :

Membentuk bola mata

Memberi nutrisi pada kornea

Mengatur tekanan bola mata.

Giyani L Suebu, S.Ked Page 1

Page 2: Bab II Tinjauan Pstk

Tekanan intraokuler normal antara 10-20 mmhg. Bila meningkat antara 20-40

mmhg: diduga glukoma. Bila lebih dari 25 mmHg, glukoma. Tetapi juga tergantung

dari klinis, misalnya tekanan 30 mmhg, tetapi tanpa kelainan anatomi dan fungsi,

bukanlah glukoma. Sadangkan tekanan 20 mmhg, tetapi terdapat keluhan mungkin

glukoma.

Gangguan dinamika humor akuous terjadi pada :

Pembentukan humor akuous berlebihan, keadaan ini jarang.

Hambatan pada pengaliran humor akuous di camera okuli posterior ke camera

okuli anterior karena adanya blok pupil.

Hambatan aliran humor akuous dari Kamera okuli anterior ke kanal schlemm yang

terjadi di trabekel seperti adanya sudut sempit, membran di depan trabekel.

Hambatan pembuangannya seperti hambatan pada canalis schlemm.

III. PATOFISIOLOGI5

Terjadinya tekanan tinggi bola mata disebabkan karena adanya gangguan

pengaliran humor akuous, sehingga terdapat pengumpulan humor akuous yang

berlebihan di bilik depan mata (camera okuli anterior). Penyakit yang ditandai dengan

peninggian tekanan intraokuler ini, disebabkan :

Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar

Berkurangnya pengeluaran cairan mata didaerah sudut bilik mata atau dicelah

pupil

Hambatan pengeluaran cairan intraokuler

IV. GEJALA KLINIS3

Peningkatan TIO

Hilangnya/menurunnya lapang pandang

Giyani L Suebu, S.Ked Page 2

Page 3: Bab II Tinjauan Pstk

V. PEMERIKSAAN GLAUKOMA3,5

Anamnesa

Pada glukoma sudut terbuka dan glukoma sudut sempit yang tanpa serangan

hampir tidak ada keluhan pada stadium permulaan. Baru pada stadium lanjut kalau

penderita cukup jeli akan terasa ada penyempitan lapang pandang. Pada glukoma sudut

sempit dengan serangan, keluhan berupa sakit kepala disertai seperti melihat pelangi

sampai kabur yang dapat sembuh spontan atau dengan pengobatan. Pada glukoma

kongenital biasanya keluhan terjadi karena air matanya berair dan silau.

Visus/Ketajaman Penglihatan

Pada glukoma simplek visus tidak terganggu sampai stadium akhir. Sedangkan

pada glukoma sudut sempit pada waktu serangan visus sangat menurun. Bila serangan

teratasi visus kembali baik dengan sisa gangguan akomodasi. Pada glukoma kronik

visus sentral tidak terganggu tetapi penglihatan perifir yang terganggu karena adanya

skotoma.

Tonometer

Diperlukan untuk mengukur tekanan bola mata. Ada beberapa cara

pemeriksaan dengan tonometer :

Palpasi

Mata penderita ditutup kemudian mata ditekan dengan kedua telunjuk kita sama

kita memeriksa fluktuasi pada abses kemudian dibandingkan dengan fluktuasi mata

sebelahnya.

Cara Mekanik Dengan Tonometer Schiotz

Cara pengukuaran indirect yang paling banyak dipakai karena praktis dan

murah, tetapi hasilnya dipengaruhi oleh kekuatan sclera atau kornea. Cara pemakaian :

Penderita dengan posisi tidue dengan dagu dan dahi dalam posisi horizontal, kemudian

mata diberi tetes anestesi, tonometer ditera pada test blok sampai jarum menunjukkan

angka nol. Kemudian alat diberi beban terkecil 5,5 foof plate di disinfeksi dengan

alcohol 70 %. Foot palate diletakkan tepat pada kornea tanpa membuat tekanan.

Giyani L Suebu, S.Ked Page 3

Page 4: Bab II Tinjauan Pstk

Angka yang ditunjuk oleh jarum dibaca dan dicocokkan dengan tabel Friedenwald bila

jarum menunjukkan angka kecil dari 3 maka beban ditambah 7,5, 10, 15. Perubahan

tekanan intraokuler diurnal ini paling tinggai 4 mmHg pada mata normal sedangkan

pada mata glukoma perubahan ini dapat besar lebih dari 8 mmHg.

Tonografi

Bila tonometer tidak menunjang diagnosa maka kita lakukan tonografi untuk

melihat kemampuan humour aqueus meninggalkan bilik mata. Caranya : Menghitung

perbedaan tekanan Intra okuler sebelum dan sesudah penekanan kemudian dihitung dan

didapat dengan jumlah volume humor aqueus yang dapat dipindahkan, maka

didapatkan angka out flow facility yang dinyatakan dengan angka C.

Bila kurang dari angka 0,18 berarti aliran humor aqueus terganggu maka diagnosa

glukoma ditegakkan.

Test Provokasi

Dialakukan bila diagnosa belum dapat ditegakkan, misalnya tekanan intra

okuler meragukan, campus tidak khas, keadaan papil tidak khas, C < 0,18.

Terdapat beberapa cara :

Test Minum air

Penderita disuruh minum air 1 lt dalam waktu 5-10 menit. Setelah 15 menit

tekana intra okuler akan naik, dalam keadaan normal naiknya 3-5 mmHg sedangkan

pada glukoma terdapat kenaikan TIO lebih dari 8 mmHg. Test ini dilakukan pada pagi

hari dan belum minum obat antiglukoma sebelumnya

Test Kamar Gelap

Penderita disuruh diam dikamar gelap selama 1 jam, tidak boleh tidur, pupil

akan midriasis dan TIO akan naik. Pada glukoma didapat kenaikan lebih dari 8 mmHg

dalam waktu 60-90 menit.

Test Midriatika

Mata ditetesi dengan midriatika jangka pendek setelah lebih diukur Tio ulang.

Bila setelah midriasis TIO anaik lebih dari 8 mmHg berarti glukoma positif

Giyani L Suebu, S.Ked Page 4

Page 5: Bab II Tinjauan Pstk

Test Kortikosteroid

Diberikan tetes mata kortikosteroid 0,1 % selama 4-6 minggu atau 4 kali sehari,

pada penderita glukoma akan didapatkan TIO > 8 mmHg.

Pemeriksaan Lapang Pandang

Pemeriksaan visus dilakukan dengan cara memakai perimeter, tabir bjerrum,

cara konfrontasi

Pemeriksaan Gonioskopi

Untuk melihat apakah sudut matanya tertutup atau terbuka. Apakah ada

kelainan lain disudut bilik depan seperti perlengketan iris dengan kornea, dyalise iris,

hipema, adanya news vascularisasi. Secara kasar dapat dikira-kira :

Sudut 20-40 0 C dinyatakan sudut terbuka.

Sudut < 20 0 C dinyatakan sudut sempit.

Kalau Schwableline tdak tampak berarti sudut tertutup.

VI. KLASIFIKASI GLUKOMA1

Klasifikasi glukoma menurut Vaughen adalah sebagai berikut :

1. Glukoma Primer

Dimana terjadi glukoma tanpa ada penyakit mata yang lain, yang juga

dibedakan atas

glukoma sudut terbuka (glukoma simpleks)

glukoma sudut sempit atau tertutup

2. Glukoma skunder

Glukoma yang menyertai atau diakibatkan oleh penyakit mata seperti iris,

katarak immatur, katarak hipermatur, post operasi katarak, perubahan lensa, kelainan

uvea dan trauma.

3. Glukoma Kongenital

Adalah bila kelainan yang didapat sejak congenital sedangkan manifestasinya

didapat sejak bayi, anak-anak, atau sudah dewasa.

Giyani L Suebu, S.Ked Page 5

Page 6: Bab II Tinjauan Pstk

Glukoma kongenital dibagi atas :

Primer atau infantile, bila kelainan ini terjadi pada pertumbuhan di sudut

camera okuli anterior.

Sekunder, bila menyertai kelainan kongenital lain.

4. Glukoma absolut

Merupakan akhir dari glukoma dimana tekanan intra okuler tinggi, visus sudah nol

dan disertai dengan skuele, seperti kornea yang edema atau keruh, katarak, pupil lebar

dan atropi.

Dari pembagian diatas dapat dikenal glukoma dalam bentuk :

Glukoma sudut sempit primer dan skunder, (dengan blokade pupil atau tanpa

blokade pupil)

Glukoma sudut terbuka primer dan skunder

Kelainan pertumbuhan, primer (congenital, infantile, juvenil), skunder kelainan

pertumbuhan lain pada mata.

A. GLUKOMA PRIMER

Glukoma dengan etiologi tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan yang

menyebabkan gukoma. Glukoma ini didapatkan pada orang yang telah memiliki bakat

bawaan glukoma, seperti :

Bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan anatomis

bilik mata yang menyempit.

Mungkin disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut mata berupa goniodisgenesis,

trabekulodisgenesis, iridodisgenesis dan korneodisgenesis dan yang paling sering

berupa trabekulodisgenesis

Glukoma primer bersifat bilateral yang tidak selalu simetris dengan sudut bilik

mata terbuka ataupun tertutup, pengelompokkan ini berguna untuk penatalaksanaan

dan penelitian. Untuk setiap glukoma diperlukan pemeriksaan genioskopi.

a. Glukoma Terbuka Primer Atau Glukoma Simpleks

Glukoma ini merupakan glukoma yang penyebabnya tidak diketahui ditandai

dengan sudut mata terbuka lebar. Glukoma simpleks ini didiagnosis bila ditemukan

glukoma pada kedua mata pada pemeriksaan pertama tanpa ditemikan kelainan yang

Giyani L Suebu, S.Ked Page 6

Page 7: Bab II Tinjauan Pstk

dapat merupakan penyebab. Pada umumnya ditemukan pada usia 40 tahun keatas tetapi

kadang-kadang ditemukan pada usia muda. Pada jenis glukoma ini hambatan

pengeluaran cairan humor akuos terletek pada trabekulum dan kanal schlemm.

Terdapat factor resiko pada seseorang untuk mendapatkan glukoma seperti diabetes

mellitus, hipertensi, kulit berwarna dan miovia.

Gejala timbul glukoma simpleks sangat minim atau tanpa ada gejala sehingga penderita

tidak menyadari sampai akhirnya berlanjut dengan kebutaan. Pada keadaan ini

glukoma simpleks tersebut berakhir dengan glukoma absolut.

Pada pemeriksaan didapat :

Tekanan bola mata diatas 20 mmhg

Kornea kadang-kadang agak edema

Lapang pandang menyempit khas glukoma

Funduskopi : penggaungan dan papil atropi (komatous cupping) ketajaman

pengliatan tidak terganggu sampai stadium akhir

Prognosis glukoma sudut terbuka bila didiagnosa dini dan mendapat terapi yang

adekuat maka prognosis baik. Tetapi bila terapi terlambat prognosisnya jelek sebab

kelainan saraf yang sudah terjadi bersifat menetap sehingga tidak dapat kembali normal

walaupan diobati atau dioperasi.

Tujuan pengobatan pada glukoma simpleks adalah memperlancar pengeluaran

cairan mata atau untuk mengurangi produksi cairan mata. Penderita glukoma harus

memakai obat seumur hidup untuk mencegah kebutaan.

Pengobatan glukoma simpleks :

Bila tekanan 21 mmhg,sebaiknya dikontrol rasio C/D, periksa lapang

pandangan sentral, temukan titik buta yang meluas dan skotoma sekitar titik

fiksasi.

Bila tensi 24-30 mmhg, kontrol lebih ketat dan lakukan pemeriksaan di atas bila

masih dalam batas-batas normal mungkin suatu hipertensi okuli.

Terapi untuk glukoma simpleks adalah medikamentosa, dengan maksud

menurunkan mempertahankan tekanan bola mata dalam batas normal untuk selamanya

supaya keadaan diskus optikus dan lapang pandang tidak mengalami progresifitas.

Giyani L Suebu, S.Ked Page 7

Page 8: Bab II Tinjauan Pstk

Obat-obatan anti glukoma seperti pilokarpin di berikan tergantung pada keadaan

tekanan intra okuler dan kenyamanan penderita .

Bila tekanan tidak terkontrol dengan obat-obatan maka dilakukan tindakan operatif,

terapi operatip yang umum sekarang adalah trabkulektomi, membuat baypass dari

camera okuli anterior ke kanalis sklemm atau dibuat filtrasi ke sub konjungtiva.

Anjuran dan keterangan pada penderita glukoma primer sudut terbuka :

Penyakit ini tidak dipengaruhi emosi

Olah raga merendahkan trkanan bola mata sedikit

Minum tidak boleh sekali banyak, karena dapat menaikan tekanan

Tekanan darah naik cepat akan menaikan tekanan bola mata

Tekanan darah tinggi lama bila diturunkan cepat akan mengakibatkan

bertambah terancamnya saraf mata oleh tekanan mata.

B. Glukoma sudut tertutup atau sempit primer

Glukoma jenis ini trabekelnya baik, hambatan pengaliran humor akuous, terjadi

karena sudut bilik depan yang sempit, kemudian karena keadaan tertentu yang

menyebabkan sudut bilik depan tertutup sehingga hambatan menjadi total, dengan

akibat peninggian tekanan intra okuler. Bila hambatan total terjadi secara mendadak

maka akan terjadi serangan glukoma akut.

Serangan glukoma sudut tertutup dibedakan atas 4 stadium :

Stadium prodormal bila serangan sangat ringan, sakit kepala sentral sedikit,

penglihatan agak kabur, seperti ada pelangi disekitar lampu bila habis membaca

lama dan akan hilang setelah istirahat atau tidur. Pada pemeriksaan didapatkan

visus agak menurun, injeksi siliar, kornea agak udem, pupil agak melebar, dan

tekanan bola mata naik sedikit.

Stadium akut, (glukoma akut) serangan lebih hebat sehingga keluhan lebih

nyata. Pada pemeriksaan terlihat visus sangat menurun sampai 1/300,1/~

konjungtiva bulbi terlihat injeksi sampai kemosis, kornea keruh karena edema

bisa ada fistel dan abrasi, iris edema, tekanan bola mata sampai 50 mmhg. Bila

serangan tidak diterapi dengan baik akan menjadi glukoma sudut sempit kronik.

Giyani L Suebu, S.Ked Page 8

Page 9: Bab II Tinjauan Pstk

Stadium glukoma absolut, dimana visus menjadi 0, mata merah sakit dan

keadaannya seperti pada glukoma sudut sempit kronik.

Stadium degenerasi adalah stdium dimana terbentuk penebalan kornea yang

disebut band keratopathi.

Tata laksana yang baik untuk glukoma sudut sempit adalah oporatif dengan didahului

terapi medikamentosa untuk menurunkan tekanan intra okuler sebelum operasi.

Cara terapi intensif pada serangan glukoma sudut tertutup (glukoma akut) :

Berikan pilokarpin 2-4 % sesering mungkin, setiap ½ jam atau lebih sering.

Asetazol amide mula-mula 500 mg kemudian 4x250 mg.

Bila perlu gliserol 50% 1 cc/kgBB.

Pada glukoma sudut sempit yang tanpa serangan terapinya adalah trabekulektomi.

Prognosa glukoma sudut tertutup bisa lebih baik kalau dia datang pada serangan

pertama dan cepat teratasi, kemudian dilakukan diskus optikus pada serangan pertama.

GLUKOMA SKUNDER

Glukoma yang terjadi akibat kelainan pada mata, bisa :

Menyertai kelainan kongenital mata

Peradangan traktus uvealis

Kelainan pada lensa : katarak immature / hipermatur / apahkia

Neovaskularisasi iris

Glukoma skunder bisa dibedakan atas keadaan sudutnya : sudut terbuka dan sudut

tertutup. Sehingga bila ada glukoma sekunder kita harus mengetahui kausanya, dan

keadaan sudutnya. Pada terapi pertama kausanya dihilangkan, bila masih ada tertinggal

skuele setelah penyakit primer hilang maka terapi seperti glukoma primer, tergantung

dari keadaan sudutnya.

Giyani L Suebu, S.Ked Page 9

Page 10: Bab II Tinjauan Pstk

Glukoma Sekunder Pasca Trauma

Trauma dapat mengakibatkan kelainan jaringan dan sususnan jaringan mata

yang dapat mengganggu pengaliran cairan mata sehingga menimbulkan glukoma

skunder. Jenis kelainan yang dapat menimbulkan glukoma adalah kontusi sudut.

Glukoma kontusi sudut

Trauma dapat mengakibatkan tergesernya pangkal iris kebelakang sehingga

terjadi robekan trabekulum dan gangguan fungsi trabekulum, mengakibatkan hambatan

pengaliran keluar cairan mata.

Pengobatan biasanya dilakukan seperti glukoma sudut terbuka yaitu dengan obat local

dan sistemik bila tidak terkontrol dengan pengobatan maka dilakukan pembedahan.

Glukoma dengan dislokasi lensa

Akibat trauma tumpul dapat terjadinya terputusnya zonula zenn, yang

mengakibatkan kedudukan lensa tidak normal, sehingga akan mendorong iris kedepan

dan terjadi penutupan sudut bilik mata. Penutupan ini akan menghambat pengaliran

keluar cairan mata sehingga akan mengakibatkan glukoma skunder. Pengobatan yang

dilakukuan adalah mengangkat penyebab atau lensa sehingga sudut terbuka kembali.

GLUKOMA KONGENITAL

Glukoma Kongenital Primer

Adalah glukoma yang terjadi sejak lahir bersifat herediter resesif, biasanya

bilateral, lebih banyak pada bayi lelaki. Pada glukoma kongenital primer hambatan

aliran akuous disebabkan karena kelainan perkembangan sudut bilik depan dimana iris

tidak seluruhnya terpisah dari kornea, sehhingga sudut bilik depan tetap tertutup oleh

jaringan embrional sebagai membran yang menutupi trabekel yang disebut membran

barkan. Terapi pada glukoma jenis ini adalah membuka membran barkan.

Giyani L Suebu, S.Ked Page 10

Page 11: Bab II Tinjauan Pstk

Glukoma kongenital skunder

Adalah glukoma pada bayi yang terjadi karena kongenital mata yang dapat

menyebabkan hambatan aliran humor akuous misalnya :

Penbentukan celah yang tidak sempurna

Insersi m. siliar terlalu depan

Embriotoxan posterior dengan displasima mesodermal

Pembentukan bilik belakang terhambat.

Glukoma kongenital sekunder adalah glukoma yang terjadi akibat adanya kelainan

kongenital mata misalnya pada aniridia , hipermetropia, hemangioma pada mata,

marpan sindrom.

Terapi pada glukoma kongenital adalah operasi secepatnya, karena obat tidak

bermanfaat. Bila kornea masih jernih dilakukan geniotimi, bila kornea keruh dilakukan

trabkulotomi dan bila tidak berhasil maka dilakukan trabekulektomi dengan dibantu

obat.

GLUKOMA ABSOLUT

Glukoma absolut merupakan stadium akhir glukoma (sempit / terbuka) dimana

sudah terjadi kebutaan total akibat tekan bolamata memberikan fungsi lanjut .Pada

glukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, pupil atropi dengan

ekskapasi glukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit teru menerus

juga pusing .

Sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah

sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris, keadaan ini

menyebabkan rasa sakit sekali akibat timbulnya glukoma hemoragik.

Pengobatan glukoma absolut dapat dengan memberikan memberikan sinar beta

pada badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alkohol retrobulbar atau

melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak fungsi dan memberikan

rasa sakit.

Giyani L Suebu, S.Ked Page 11

Page 12: Bab II Tinjauan Pstk

VII. DIAGNOSA BANDING GLUKOMA3

Glukoma dengan mata merah dibedakan dengan konjunctuvitis, irodosiklitis.

TIO tinggi dengan mata tenang dibedakan dengan hipertensi okuler.

Kelainan lapang pandang harus dibedakan dengan kelainan lapang pandang

pada kelainan saraf optik

Papil yang pucat juga harus dibedakan dengan atrofi papil

Glukoma kongenital di DD dengan obstruksi nasolakrimalis, megalokornea,

miop tinggi dan edema kornea idiopatik.

VIII. TERAPI4

Maksud dari terapi pada glukoma adalah menurunkan tekanan bola mata dan

mempertahankan tekanan tersebut sehingga tidak terjadi kelainan lapang pandang dan

diskus optikus yang progresif, dan mempertahankan keadaan yang tersisa.

Terapi bisa :

1. Terapi Medikamentosa

a. Miotika untuk mengecilkan pupil supaya jalan humor akuous lancar,obat-

obatanya

b. Pilokarpin 2-4 %, diberikan 2-6 kalisehari untuk glukoma sudut terbuka dan

setiap jam untuk terapi intensif glukoma akut,

Obat lain adalah :

a. karbakol 0,75 %

b. fosfolin yodide 0,03 %

c. Obat untuk menurunkan produksi humor akuous.

d. Acetazolamid dengan dosis 4 x 250 mg.

e. Beta bloker 0,5 –1,5 %, diberikan 1-2 kali sehari.

f. Simpatomimetik 0,5 %, diberikan 2 kali sehari satu tetes.

g. Cairan hipersonik yang dapat menarik air sekitarnya termasuk cairan mata

kedalam pembuluh darah bisa di pakai pada persiaapan operasi, misalnya :

h. larutan gliserol 50% dosis 1-2 /kg BB

i. Inpus manitol 20 % dosis 1,5-3 ml/kg BB

Giyani L Suebu, S.Ked Page 12

Page 13: Bab II Tinjauan Pstk

2. Terapi operasi

a. Iredektomi untuk glukoma sudut terbuka di mana diduga keadaan trabrkula

masih baik

b. Trabekulektomi untuk glukoma sudut terbuka dan glukoma sudut tertutup bila

keadaan trabekula sudah jelek.

c. Trabekulotomi : untuk glukoma kongenital, membuka membran Barkan, bila

kornea keruh.

d. Goniotomi untuk glukoma kongenital, membuka membran barkan bila keadaan

kornea masih jernih.

e. Cyclo cryo dilakukan padaglukoma absolut atau glukoma dengan

neovaskularisasi di iris.

f. Enukleasi, pembuangan seluruh bola mata, dilakukan pada glukoma absolut

yang sakit.

g. Iridektomi dan trabekuloplastik dengan sinar laser.

Giyani L Suebu, S.Ked Page 13

Page 14: Bab II Tinjauan Pstk

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, S : Ilmu Penyakit Mata. FKUI, Jakarta. 2001

2. Junadi, P., Soemasto, A.S., Amelz, H : Kapita Selekta Kedokteran, Edisi kedua.

Media Aesculapius FKUI, Jakarta. 1992.

3. Anonimus. Referat Glaukoma 2011. Available : http//www.skydrugz.co.id (akses

25 agustus 2014) 20.04pm

4. Amerika academy of ophthalmology.treatment of glaucoma. Available :

http//www.worldscientific.com

5. Anonimus. Penatalaksanaan Glaukoma 2012. Available

:hhtp//ww.who.int.buletin.co.id (akses 27 agustus 2014) 01.20am

6. Anonimus. Patosisiologis Aquos Humor. available : http//www.pustaka.uns.ac.id

Giyani L Suebu, S.Ked Page 14