BAB II TINJAUAN...

35
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Pemanggil Teknisi Announciator adalah suatu alat pemberi tahu,biasanya dikombinasikan dengan bel listrik atau lampu (Chaerudin dan Rachmadi 1996). Announciator banyak digunakan pada Rumah Sakit maupun industri manufaktur. Pada rumah sakit , announciator digunakan untuk memanggil perawat dari ruang pasien. Adapun pada industri garment, Announciator digunakan untuk memberitahu kepada teknisi tentang lokasi gangguan yang terjadi pada operator mesin produksi. Apabila terjadi gangguan pada mesin produksi, operator akan segera menekan sakelar pemanggil teknisi. Sesaat setelah sakelar ditekan, Lampu indikator, seven segment, buzzer dan timer akan memberikan informasi kepada teknisi dan PPIC. Suara buzzer akan mati ketika teknisi menekan tombol reset pada ruang teknisi. Hal tersebut menunjukkan bahwa teknisi telah menerima informasi lokasi gangguan pada operator produksi. Timer pada ruang PPIC akan terus berjalan sampai teknisi menyelesaikan gangguan. Teknisi Operator PPIC Gambar2.1 Diagram Alur Proses Pemanggil Teknisi

Transcript of BAB II TINJAUAN...

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Alat Pemanggil Teknisi

    Announciator adalah suatu alat pemberi tahu,biasanya dikombinasikan

    dengan bel listrik atau lampu (Chaerudin dan Rachmadi 1996). Announciator

    banyak digunakan pada Rumah Sakit maupun industri manufaktur. Pada rumah

    sakit , announciator digunakan untuk memanggil perawat dari ruang pasien.

    Adapun pada industri garment, Announciator digunakan untuk memberitahu

    kepada teknisi tentang lokasi gangguan yang terjadi pada operator mesin produksi.

    Apabila terjadi gangguan pada mesin produksi, operator akan segera

    menekan sakelar pemanggil teknisi. Sesaat setelah sakelar ditekan, Lampu

    indikator, seven segment, buzzer dan timer akan memberikan informasi kepada

    teknisi dan PPIC. Suara buzzer akan mati ketika teknisi menekan tombol reset

    pada ruang teknisi. Hal tersebut menunjukkan bahwa teknisi telah menerima

    informasi lokasi gangguan pada operator produksi. Timer pada ruang PPIC akan

    terus berjalan sampai teknisi menyelesaikan gangguan.

    Teknisi

    Operator

    PPIC

    Gambar2.1 Diagram Alur Proses Pemanggil Teknisi

  • 5

    2.2 Daftar Penelitian Sebelumnya

    1. Sihite Saroha, 2010, Desain Kontrol Memanggil Perawat Menggunakan

    Komputer dan Mikrokontroller AT89C2051 pada Rumah Sakit.

    2. Sembiring Heri Adesta, 2009, Perancangan Alat Pemanggil Perawat pada

    Rumah Sakit Berbasis Mikrokontroller AT89S51 dengan Tampilan LCD

    Komputer dan Mikrokontroller AT89C2051.

    3. Hannan Arief, 2012, Perancangan Sistem Pemanggil Perawat Berbasis

    Mikrokontroller Atmega16.

    4. Ardiyanto Farit , Alat Pemanggil Perawat dengan Antarmuka RS-485.

    Terkait hasil penelitian diatas, maka tugas akhir ini ditujukan sebagai

    alat pemanggil teknisi pada industri garment dan berbasis mikrokontroller

    AT8535.

    2.3. Komponen Rangkaian Alat Pemanggil Teknisi

    1. Trafo

    Transformator adalah suatu alat yang dipergunakan untuk

    mengubah (menaikkan / menurunkan) tegangan bolak balik E1 dengan

    harga tertentu, dapat diubah menjadi E2 dengan harga lain yang tertentu

    pula. Perubahan harga tegangan ini dinamakan perbandingan

    transformasi (Suryatmo 2000).

    Sebuah trafo pada dasarnya terdiri dari dua kumparan yang

    digulung diatas satu kern (bahan besi) yang dimiliki secara bersama

    sama. Kumparan pertama disebut kumparan primer dan kumparan

    kedua disebut kumparan sekunder. Perbandingan jumlah lilitan antara

    kedua kumparan menentukan perbandingan voltase antara kedua

    voltase tersebut. Jumlah lilitan, tebal, bahan kawat lilitan, serta besar,

    bentuk dan bahan kern menentukan sifat trafo ketika trafo dibebani,

    yaitu ketika ada arus yang keluar dari kumparan sekunder. Sifat dari

    trafo adalah berapa banyak arus bisa keluar tanpa trafo menjadi terlalu

    panas dan berapa besar resistivitas keluarannya. Karena setiap trafo

    memiliki resistivitas keluaran, maka kalau ada arus yang mengalir

  • 6

    keluar dari kumparan sekunder, maka voltase akan berkurang (Richard

    2004).

    Dalam sistem kelistrikan Trafo arus ( CT ) / Current transformer di

    gunakan untuk pengukuran arus listrik. Current Transformer hampir

    sama dengan VT trafo tegangan atau sering di sebut dengan ( PT )

    Potential Transformer, keduanya di kenal dengan instrument

    transformer. Di saat Arus terlalu tinggi dalam jaringan maka di

    perlukan CT untuk konverter pembacaan pada alat ukur jadi yang di

    gunakan progresif arus imbas dari hantaran dari sebuah rangkaian listrik

    bolak balik atau AC. Sebuah trafo arus menghasilkan konversi arus

    yang akurat untuk pembacaan alat ukur atau sensor safety device.

    Seperti trafo pada umumnya, trafo arus juga memiliki gulungan

    primer inti magnetik dan sebuah gulungan sekunder. Arus bolak balik

    mengalir di sisi primer dan menghasilkan medan magnet pada inti

    besinya yang kemudian menginduksi pada gulungan sekunder dengan

    efisien. Design paling umum dari CT terdiri dari gulungan kawat

    tembaga email dan dililitkan pada cincin baja silikon dan di bungkus

    dengan isolator dan dikaitkan pada dua buah terminal conector di

    bagian luarnya yang nantinya akan terhubung dengan grounding dan

    para meter.

    Trafo yang tersusun dari kumparan primer, kumparan sekunder,

    dan inti besi bekerja berdasarkan hukum Ampere dan hukum Faraday

    dimana arus listrik berubah menjadi medan magnet dan sebaliknya

    medan magnet berubah menjadi arus listrik. Apabila salah satu

    kumparan pada transformator diberi arus bolak-balik (AC) maka

    medan magnet akan berubah dan menimbulkan induksi pada kumparan

    sisi yang lain. Perubahan medan magnet tersebut akan mengakibatkan

    perbedaan potensial (tegangan).

    Berikut adalah beberapa rumus dasar untuk menentukan jumlah

    kumparan primer dan kumparan sekunder agar menghasilkan tegangan

    output rendah dengan arus besar.

  • 7

    Gambar 2.2 Alur Kerja Trafo

    Np / Ns = Vp / Vs = Is / Ip

    Keterangan :

    Np = Jumlah kumparan primer

    Ns = Jumlah kumparan sekunder

    Vp = Tegangan input primer (Volt)

    Vs = Tegangan output sekunder (Volt)

    Ip = Arus input primer (Ampere)

    Is = Arus output sekunder (Ampere)

    Dari rumus diatas, arus berbanding terbalik dengan kumparan dan

    tegangan.

    Pp = Ps

    Vp x Ip = Vs x Is

    Pp = Daya Primer (Watt)

    Ps = Daya Sekunder (Watt)

    Vp = Tegangan Primer (Volt)

    Vs = Tegangan Sekunder (Volt)

    Ip = Arus Sekunder (Ampere)

    Is = Arus Sekunder (Ampere)

  • 8

    Gambar 2.3 Trafo 1 Ampere

    2. Dioda

    Secara etimologis pengertian dioda berasal dari dua buah kata DI

    (dua) dan ODA (elektroda), yang artinya dua elektroda. Secara harfiah

    pengertian dioda adalah sebuah komponen elektronika yang memiliki

    dua buah elektroda dimana elektroda berpolaritas positif disebut Anoda

    dan elektroda yang berpolaritas negatif disebut Kathoda. Fungsi dioda

    sangat berhubungan dengan sistem pengendalian arus tegangan.

    Dioda merupakan komponen aktif yang bersaluran dua, tapi khusus

    untuk dioda termionik mungkin memiliki saluran ketiga sebagai

    pemanas. Namun pada umumnya dioda memiliki dua elektroda aktif

    dimana isyarat listrik dapat mengalir. Kebanyakan komponen ini

    digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya, sedangkan

    dioda varikap (variable capacitor / kondensator variabel) digunakan

    sebagai kondensator terkendali tegangan.

    Gambar2.4 Komposisi dioda

    Pada gambar struktur dioda di atas terlihat jelas adanya sambungan

    semikonduktor PN. Pada bagian sambungan terdapat sebagian area yang

    ternetralkan yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana

  • 9

    terdapat keseimbangan hole dan elektron artinya elektron pada sisi N

    melompat sebagian ke sisi P sehingga area tersebut menjadi area

    ternetralkan. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, pada sisi P

    banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di

    sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas.

    Jika dioda diberi bias positif (forward bias / bias maju), dengan

    kata lain memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N,

    maka elektron dari sisi N akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P.

    Setelah elektron bergerak meninggalkan tempatnya mengisi hole disisi

    P, maka akan terbentuk hole pada sisi N. Terbentuknya hole hasil dari

    perpindahan elektron ini disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau

    mengunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran

    listrik dari sisi P ke sisi N.

    Dioda pada umumnya terbuat dari bahan silikon yang mempunyai

    tegangan pemicu sebesar 0.7 Volt. Tegangan ini menurut uraian di atas

    adalah tegangan minimum yang diperlukan agar elektron bisa melompat

    mengisi hole melalui area penetralan (depletion layer). Di dalam dioda

    tidak akan terjadi atau sulit sekali terjadi perpindahan elektron atau

    aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan

    elektron masing-masing tertarik ke arah kutub yang berlawanan.

    Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin besar dan

    menghalangi terjadinya arus.

    Berbagai jenis dioda dibuat sesuai dengan fungsinya, tapi fungsi

    dioda ini tidak meninggalkan karakteristik serta spesifikasinya, seperti

    dioda penyearah (rectifier), dioda Emisi Cahaya (LED), dioda Zenner,

    dioda photo (Photo-Dioda) dan Dioda Varactor.

    Dioda penyearah (rectifier) berfungsi sebagai penyearah tegangan /

    arus dari arus bolak-balik (AC) ke arus searah (DC) atau mengubah

    arus AC menjadi DC. Jenis dioda ini terbuat dari bahan Silikon. Dioda

    Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar

    silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang

  • 10

    bekerja pada daerah reverse (kuadran III). Fungsi dari komponen ini

    biasanya dipakai untuk pengamanan rangkaian setelah tegangan Zener.

    Dioda emisi cahaya (LED) adalah Solid State Lamp yang

    merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik,

    sehingga dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Ada tiga

    fungsi umum penggunaan LED, yaitu : sebagai lampu indikator, untuk

    transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,

    dan sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara

    total.

    Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus

    bocor saja yang melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir

    sekitar 10 A untuk dioda cahaya dengan bahan dasar germanium dan

    1A untuk bahan silikon.

    Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor dalam

    pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita berlubang

    tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Sedangkan

    penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-

    Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi

    sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak

    juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem pengaman

    (security) misal dalam penggunaan alarm.

    Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya

    mempunyai kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan.

    Dioda ini bekerja di daerah reverse mirip dioda Zener. Jika tegangan

    tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda varikap

    banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi di bagian

    pengaturan suara (Audio).

    SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Fungsi dioda ini

    sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga

    semikonduktor dengan karateristik yang serupa dengan tabung thiratron.

    Sebagai pengendalinya adalah gate (G). SCR sering disebut Thirystor.

  • 11

    Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya

    disebut PNPN Trioda.

    Dioda adalah komponen semikonduktor yang mengalirkan arus

    satu arah saja. Dioda terbuat dari germanium atau silikon atau yang

    lebih dikenal dengan diode function. Struktur dari diode ini sesuai

    dengan namanya adalah sambuangan antara semikonduktor tipe P dan

    semikonduktor tipe N. Semikonduktor tipe P berperan sebagai anoda

    dan semikonduktor tipe N berperan sebagai katoda. Dengan struktur

    seperti ini arus hanya dapat mengalir dari sisi P ke sisi N (Budiharto

    2005).

    Dioda tipe dasar adalah adalah dioda sambungan PN , yang terdiri

    atas sambungan tipe p dan tipe n yang dipisahkan oleh sambungan

    (junction) (Widodo 2002).

    Penyearah adalah proses pengubahan arus bolak balik menjadi arus

    searah. Oleh karena dioda memungkinkan arus mengalir hanya pada

    satu arah, dioda digunakan sebagai penyearah (Petruzella 2001).

    Katoda ada pada ujung depan dari segitiga. Komponen diode

    sering berbentuk silinder kecil dan biasanya diberi lingkaran pada

    katode untuk menunjukkan posisi garis dalam lambang (Richard

    2004).

    Dioda merupakan piranti dua terminal yang berperilaku sebagai

    sakelar, arus diperbolehkan mengalir pada satu arah dan dihalangi pada

    arah yang lain (Smith 1992).

    Gambar 2.5 Dioda

  • 12

    3. Kapasitor

    Kapasitor adalah komponen elektrik yang berfungsi menyimpan

    muatan listrik. Salah satu jenis kapasitor adalah kapasitor keping

    sejajar. Kapasitor ini terdiri atas dua buah keping metal sejajar yang

    dipisahkan oleh isolator yang disebut dielektrik. Bila kapasitor

    dihubugkan ke baterai, kapasitor terisi hingga beda potensial antara dua

    terminalnya sama dengan tegangan baterai. Jika baterai dicabut, muatan

    muatan listrik akan habis dalam waktu yang sangat lama, terkecuali bila

    sebuah konduktor dihubungkan pada kedua terminal kapasitor

    (Budiharto 2005).

    Kapasitor ditemukan pertama kali oleh Michael Faraday (1791-

    1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9×1011

    cm2

    yang artinya luas permukaan kepingan tersebut. Kapasitor disebut juga

    kondensator. Kata “kondensator” pertama kali disebut oleh Alessandro

    Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Italia

    “condensatore”), yaitu kemampuan alat untuk menyimpan suatu

    muatan listrik.

    Seperti halnya resistor, kapasitor juga tergolong ke dalam

    komponen pasif elektronika. Adapun cara kerja kapasitor dalam sebuah

    rangkaian elektronika adalah dengan cara mengalirkan arus listrik

    menuju kapasitor. Apabila kapasitor sudah penuh terisi arus listrik,

    maka kapasitor akan mengeluarkan muatannya dan kembali mengisi

    lagi , begitu seterusnya.

    Kapasitor biasanya terbuat dari dua buah lempengan logam yang

    dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang

    umumnya dikenal misalnya adalah ruang hampa udara, keramik, gelas,

    dan lain-lain. Jika kedua ujung pelat metal diberi tegangan listrik, maka

    muatan-muatan positif akan mengumpul pada ujung metal yang satu

    lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif,

    dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke kutub positif,

    karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan

  • 13

    elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung

    kakinya.

    Setiap komponen elektronika memiliki fungsi tersendiri, demikian

    pula dengan fungsi kapasitor. Berikut ini adalah fungsi kapasitor yang

    terdapat dalam sebuah rangkaian/sistem elektronika.

    Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang

    lain (pada power supply).

    Sebagai filter / penyaring dalam rangkaian power supply.

    Sebagai frekuensi dalam rangkaian antena.

    Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon.

    Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar

    Untuk menyimpan arus / tegangan listrik.

    Untuk arus DC berfungsi sebagai isolator / penahan arus listrik,

    sedangkan untuk arus AC berfungsi sebagai konduktor /

    melewatkan arus listrik.

    Perata tegangan DC pada pengubah AC menjadi DC. Pembangkit

    gelombang AC atau oscilator, dan sebagainya.

    Gambar 2.6 Kapasitor

    4. Transistor

    Transistor adalah komponen semi koduktor yang mempunyai tiga

    kaki atau lebih sehingga daya dapat diperkuat. Fungsi transistor sebagai

    penguat atau amplifier dari sinyal listrik, tahanan variabel atau sebagai

    saklar (Petruzella 2001). Fungsi Transistor sangat berpengaruh besar di

    dalam kinerja rangkaian elektronika. Karena di dalam sirkuit elektronik,

    http://dasarelektronika.com/http://rangkaianelektronika.biz/

  • 14

    komponen transistor berfungsi sebagai jangkar rangkaian. Transistor

    adalah komponen semi konduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu

    Basis (B), Colector (C) dan Emitor (E). Dengan adanya 3 kaki elektroda

    tersebut, tegangan atau arus yang mengalir pada satu kaki akan

    mengatur arus yang lebih besar untuk melalui 2 terminal lainnya.

    Jika kita lihat dari susuan semi konduktor, Transistor dibedakan

    lagi menjadi 2 bagian, yaitu Transistor PNP dan Transistor NPN. Untuk

    dapat membedakan kedua jenis tersebut, dapat kita lihat dari bentuk

    arah panah yang terdapat pada kaki emitornya. Pada transistor PNP arah

    panah akan mengarah ke dalam, sedangkan pada transistor NPN arah

    panahnya akan mengarah ke luar. Saat ini transistor telah mengalami

    banyak perkembangan, karena sekarang ini transistor sudah dapat kita

    gunakan sebagai memori dan dapat memroses sebuah getaran listrik

    dalam dunia prosesor komputer.

    Dengan berkembangnya fungsi transistor, bentuk dari transistor

    juga telah banyak mengalami perubahan. Salah satunya telah berhasil

    diciptakan transistor dengan ukuran super kecil yang hanya dalam

    ukuran nano mikron (transistor yang sudah dikemas di dalam prosesor

    komputer). Karena bentuk jelajah tegangan kerja dan frekuensi yang

    sangat besar dan lebar, tidak heran komponen ini banyak digunakan

    didalam rangkaian elektornika. Contohnya adalah transistor pada

    rangkaian analog yang digunakan sebagai amplifier, switch, stabilitas

    tegangan dan lain sebagainya. Tidak hanya di rangkaian analog, pada

    rangkaian digital juga terdapat transistor yang berfungsi sebagai saklar

    karena memiliki kecepatan tinggi dan dapat memroses data dengan

    sangat akurat.

    Cara Kerja Transistor juga tidak serumit seperti komponen lainnya,

    karena kemampuan yang dimiliki dapat berkembang secara berkala dan

    bentuk fisik yang dapat berubah-ubah membuat transistor menjadi

    pilihan utama pada rangkaian elektronik. Bahkan saat ini transistor

    http://komponenelektronika.biz/transistor

  • 15

    sudah terintegrasi dan disatukan dari beberapa janis transistor menjadi

    satu buah komponen yang lebih kompleks.

    Fungsi Transistor Lainnya :

    Sebagai penguat amplifier.

    Sebagai pemutus dan penyambung (switching).

    Sebagai pengatur stabilitas tegangan.

    Sebagai perata arus.

    Dapat menahan sebagian arus yang mengalir.

    Menguatkan arus dalam rangkaian.

    Sebagai pembangkit frekuensi rendah ataupun tinggi.

    Transistor biasanya lebih banyak dibuat dari bahan silikon, ini

    yang dapat mengubah dari jenis N dan P. Tiga kaki yang berlainan

    membentuk transistor bipolar adalah emitor, basis, dan kolektor.

    Mereka dapat dikombinasikan menjadi jenin N-P-N atau P-N-P yang

    menjadi satu dari tiga kaki transistor (Budiharto 2005).

    Gambar 2.7 Transistor

    5. Relay

    Relay befungsi sebagai sakelar yang bekerja bedasarkan input yang

    dimilikinya (Budiharto 2005).

    Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan

    merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang

    terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal

    (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip

    Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan

  • 16

    arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang

    bertegangan lebih tinggi.

    Pada dasarnya, Di sebuah Relay sederhana terdiri dari 4 komponen

    dasar yaitu :

    1. Electromagnet (Coil)

    2. Armature

    3. Switch Contact Point (Saklar)

    4. Spring

    Gambar 2.8 Struktur Relay

    Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

    Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan

    selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)

    Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan

    selalu berada di posisi OPEN (terbuka)

    Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit

    oleh kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut.

    Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya

    Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari

    Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar

  • 17

    yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi

    dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi

    OPEN atau tidak terhubung.

    Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke

    posisi Awal (NC). Coil membutuhkan arus listrik yang relatif kecil

    untuk mengaktifkan electromagnet dan menarik Contact Poin ke posisi

    Close.

    Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam

    peralatan Elektronika diantaranya adalah :

    1. Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic

    Function)

    2. Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time

    Delay Function)

    3. Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi

    dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.

    4. Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun

    komponen lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat

    (Short).

    SSR (Solid State Relay) merupakan aplikasi pada pengisolasian

    rangkaian kontrol tegangan rendah dari rangkaian beban daya tinggi.

    SSR tidak mempuyai bagian yang berputar, sehingga relay tersebut

    tahan terhadap goncangan dan getaran serta ditutup rapat terhadap

    kotoran dan kelembaban (Petruzella 2001).

    Gambar 2.9 Relay

    http://www.produksielektronik.com/2013/09/pengertian-jenis-gerbang-logika-dasar-beserta-simbolnya-logic-gate/http://www.produksielektronik.com/2013/09/pengertian-jenis-gerbang-logika-dasar-beserta-simbolnya-logic-gate/

  • 18

    6. Seven Segment

    Display 7 segment merupakan komponen yang berfungsi sebagai

    penampil karakter angka dan karakter huruf. Display 7 segment sering

    juga disebut sebgai penampil 7 ruas. Pada display 7 segment juga

    dilengkapi karakter titik (dot) yang sering dibutuhkan untuk karakter koma

    atau titik pada saat menampilkan suatu bilangan. Display 7 segment terdiri

    dari 7 penampil karakter yang disusun dalam sebuah kemasan sehingga

    dapat menampilkan karakter angka dan karakter huruf. Terdapat 7 buah

    penampil dasar dari LED (Light Emiting Diode) yang dinamakan karakter

    A-F dan karakter dot.

    Gambar 2.10 Bentuk Susunan Karakter Display 7 Segment

    Pada dasarnya penampil 7 segment merupakan rangkaian 7 buah

    dioda LED (Light Emiting Diode). Terdapat 2 (dua) jenis rangkaian dasar

    dari display 7 segment yang dikenal sebagai display 7 segment common

    anoda (CA) dan common cathoda (CC). Pada display common anoda

    untuk mengaktifkan karakter display 7 segment diperlukan logika low (0)

    pada jalur A-F dan DP dan sebaliknya untuk display 7 segment common

    cathoda (CA). Rangkaian internal display 7 segment common anoda dan

    common cathoda (CC) dapat dilihat pada gambar berikut.

  • 19

    Gambar 2.11 Rangkaian Internal Display 7 Segment Common Anoda

    Gambar 2.12 Rangkaian Internal Display 7 Segment Common katoda

    Rangkaian LED seperti pada gambar diatas disusun sedemikian

    rupa sehingga membentuk display 7 segment yang dapat menampilkan

    karakter angka dan huruf. Karena hanya terdiri dari 7 bagian (7 ruas)

    maka tampilan huruf yang dihasilkan dispaly 7 segment tidak dapat

    menampilkn karakter huruf secara lengkap a-z, akan tetapi dalam

    aplikasi rangkaian elektronika karakter huruf yang sering ditampilkan

    oleh display 7 segment adalah karakter A-F saja. Display 7 segment

    dapat menamplikan karakter angka desimal 0 – 9 yang dapat dilihat

    pada gambar berikut.

    Gambar 2.13 Karakter Angka Pada Display 7 Segment

  • 20

    Gambar 2.14 Seven segment

    7. Resistor

    Resistor adalah komponen listrik yang berfungsi memberikan

    hambatan terhadap aliran arus listrik. Setiap benda adalah resistor

    karena pada dasarnya tiap benda dapat memeberikan hambatan listrik.

    Dalam rangkaian listrik dibutuhkan resistor dengan spesifikasi tertentu,

    seperti besar hambatan, arus maksimum yang boleh dilewatkan dan

    karakteristik hambatan terhadap suhu dan panas (Budiharto 2005).

    Resistor merupakan komponen elektronika yang memang didesain

    memiliki dua kutup yang nantinya dapat digunakan untuk menahan arus

    listrik apabila dialiri tegangan listrik di antara kedua kutub tersebut.

    Resistor biasanya banyak digunakan sebagai bagian dari sirkuit

    elektronik. Tak cuma itu, komponen yang satu ini juga yang paling

    sering digunakan di antara komponen lainnya. Resistor adalah

    komponen yang terbuat dari bahan isolator yang didalamnya

    mengandung nilai tertentu sesuai dengan nilai hambatan yang

    diinginkan. Berdasarkan hukum Ohm, nilai tegangan terhadap

    resistansi berbanding dengan arus yang mengalir :

    Bentuk dari resistor sendiri saat ini ada bermacam-macam. Yang

    paling umum dan sering di temukan di pasaran adalah berbentuk bulat

    panjang dan terdapat beberapa lingkaran warna pada body resistor. Ada

    http://komponenelektronika.biz/

  • 21

    4 lingkaran yang ada pada body resistor. Lingkaran warna tersebut

    berfungsi untuk menunjukan nilai hambatan dari resistor.

    Karakteristik utama resistor adalah resistansinya dan daya listrik

    yang dapat dihantarkan. Sementara itu, karakteristik lainnya adalah

    koefisien suhu, derau listrik (noise) dan induktansi. Resistor juga dapat

    kita integrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit, bahkan bisa

    juga menggunakan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki resistor

    tergantung pada desain sirkuit itu sendiri, daya resistor yang dihasilkan

    juga harus sesuai dengan kebutuhan agar rangkaian tidak terbakar.

    Kode Warna Resistor pertama kali diciptakan pada tahun 1920

    yang kemudian dikembangkan oleh perkumpulan pabrik radio di Eropa

    dan Amerika RMA (Radio Manufacturers Association). Pada era 1957,

    kelompok ini sepakat untuk berganti nama menjadi EIA (Electronic

    Industries Alliance) dan menetapkan kode tersebut sebagai standar EIA-

    RS-279.

    Gambar 2.15 Resistor

    8. Mikrokoroller AT8535

    Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer lengkap dalam satu

    serpih(chip). Mikrokontroler lebih dari sekedar sebuah mikroprosesor

    karena sudah terdapat atau berisikan ROM (Read-Only Memory), RAM

    (Read-Write Memory),beberapa bandar masukan maupun keluaran, dan

    beberapa peripheral seperti pencacah/pewaktu, ADC (Analog to Digital

    converter), DAC (Digital to Analog converter) dan serial komunikasi.

    Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat ini yaitu

    mikrokontroler AVR. AVR adalah mikrokontroler RISC (Reduce

    Instuction Set Compute) 8 bit berdasarkan arsitektur Harvard. Secara

  • 22

    umum mikrokontroler AVR dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok,

    yaitu keluarga AT90Sxx ATMega dan ATtiny. Pada dasarnya yang

    membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan

    fiturnya

    Seperti mikroprosesor pada umumnya, secara internal

    mikrokontroler ATMega8535 terdiri atas unit-unit fungsionalnya

    Arithmetic and Logical Unit (ALU), himpunan register kerja, register dan

    dekoder instruksi, dan pewaktu beserta komponen kendali lainnya.

    Berbeda dengan mikroprosesor, mikrokontroler menyediakan memori

    dalam serpih yang sama dengen prosesornya (in chip).

    Mikrokontroler pada dasarnya adalah komputer dalam satu chip,

    yang di dalamnya terdapat mikroprosesor, memori, jalur Input/Output

    (I/O) dan perangkat pelengkap lainnya. Kecepatan pengolahan data pada

    mikrokontroler lebih rendah jika dibandingkan dengan PC. Pada PC

    kecepatan mikroprosesor yang digunakan saat ini telah mencapai orde

    GHz, sedangkan kecepatan operasi mikrokontroler pada umumnya

    berkisar antara 1 – 16 MHz. Begitu juga kapasitas RAM dan ROM pada

    PC yang bisa mencapai orde Gbyte, dibandingkan dengan mikrokontroler

    yang hanya berkisar pada orde byte/Kbyte.

    Meskipun kecepatan pengolahan data dan kapasitas memori pada

    mikrokontroler jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan komputer

    personal, namun kemampuan mikrokontroler sudah cukup untuk dapat

    digunakan pada banyak aplikasi terutama karena ukurannya yang

    kompak. Mikrokontroler sering digunakan pada sistem yang tidak terlalu

    kompleks dan tidak memerlukan kemampuan komputasi yang tinggi.

    Sistem yang menggunakan mikrokontroler sering disebut sebagai

    embedded system atau dedicated system. Embeded system adalah sistem

    pengendali yang tertanam pada suatu produk, sedangkan dedicated system

    adalah sistem pengendali yang dimaksudkan hanya untuk suatu fungsi

    tertentu. Sebagai contoh printer adalah suatu embedded system karena di

    dalamnya terdapat mikrokontroler sebagai pengendali dan juga dedicated

  • 23

    system karena fungsi pengendali tersebut berfungsi hanya untuk

    menerima data dan mencetaknya. Hal ini berbeda dengan suatu PC yang

    dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, sehingga

    mikroprosesor pada PC sering disebut sebagai general purpose

    microprocessor (mikroprosesor serba guna). Pada PC berbagai macam

    software yang disimpan pada media penyimpanan dapat dijalankan, tidak

    seperti mikrokontroler hanya terdapat satu software aplikasi.

    Penggunaan mikrokontroler antara lain terdapat pada bidang-

    bidang berikut ini.

    Otomotif : Engine Control Unit, Air Bag, fuel control, Antilock

    Braking System, sistem pengaman alarm, transmisi automatik,

    hiburan, pengkondisi udara, speedometer dan odometer, navigasi,

    suspensi aktif

    Perlengkapan rumah tangga dan perkantoran : sistem pengaman

    alarm, remote control, mesin cuci, microwave, pengkondisi udara,

    timbangan digital, mesin foto kopi, printer, mouse.

    Pengendali peralatan di industri.

    Robotika.

    Saat ini mikrokontroler 8 bit masih menjadi jenis mikrokontroler

    yang paling populer dan paling banyak digunakan. Maksud dari

    mikrokontroler 8 bit adalah data yang dapat diproses dalam satu waktu

    adalah 8 bit, jika data yang diproses lebih besar dari 8 bit maka akan

    dibagi menjadi beberapa bagian data yang masing-masing terdiri dari 8 bit.

    Contoh mikrokontroler 8 bit antara lain keluarga Motorolla 68HC05/11,

    Intel 8051, Microchip PIC 16, dan yang akhir-akhir ini mulai populer

    keluarga Atmel AVR. Selain yang telah disebutkan di atas terdapat juga

    beberapa seri mikrokontroler lain yang cukup dikenal antara lain Basic

    Stamp dari Parallax (banyak digunakan untuk pembelajaran

    mikrokontroler) dan HD64180 dari Hitachi (sebagai pengendali LCD).

    Masing-masing mikrokontroler mempunyai cara dan bahasa pemrograman

  • 24

    yang berbeda, sehingga program untuk suatu jenis mikrokontroler tidak

    dapat dijalankan pada jenis mikrokontroler lain.

    Untuk memilih jenis mikrokontroler yang cocok dengan aplikasi

    yang dibuat terdapat tiga kriteria yaitu:

    Dapat memenuhi kebutuhan secara efektif & efisien. Hal ini

    menyangkut kecepatan, kemasan/packaging, konsumsi daya, jumlah

    RAM dan ROM, jumlah I/O dan timer, harga per unit

    Bahasa pemrograman yang tersedia

    Kemudahan dalam mendapatkannya

    Mikrokontroler ini menggunakan arsitektur Harvard yang

    memisahkan memori program dari memori data, baik bus alamat maupun

    bus data, sehingga pengaksesan program dan data dapat dilakukan secara

    bersamaan (concurrent). Secara garis besar mikrokontroler ATMega16

    terdiri dari :

    Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada

    frekuensi 16Mhz.

    Memiliki kapasitas Flash memori 16Kbyte, EEPROM 512 Byte,

    dan SRAM 1Kbyte

    Saluran I/O 32 buah, yaitu Bandar A, Bandar B, Bandar C, dan

    Bandar D.

    CPU yang terdiri dari 32 buah register.

    User interupsi internal dan eksternal

    Bandar antarmuka SPI dan Bandar USART sebagai komunikasi

    seria

    Dua buah 8-bit timer/counter dengan prescaler terpisah dan mode

    compare

    Satu buah 16-bit timer/counter dengan prescaler terpisah, mode

    compare, dan mode capture

    Real time counter dengan osilator tersendiri

    Empat kanal PWM dan Antarmuka komparator analog

  • 25

    8 kanal, 10 bit ADC

    Byte-oriented Two-wire Serial Interface

    Watchdog timer dengan osilator internal

    Gambar 2.16 Mikrokoroller AT8535

    9. Integrated Circuit (IC) 78xx

    Integrated Circuit (IC) adalah suatu komponen elektronik yang

    dibuat dari bahan semi conductor, dimana IC merupakan gabungan dari

    beberapa komponen seperti Resistor, Kapasitor, Dioda dan Transistor

    yang telah terintegrasi menjadi sebuah rangkaian berbentuk chip kecil,

    IC digunakan untuk beberapa keperluan pembuatan peralatan elektronik

    agar mudah dirangkai menjadi peralatan yang berukuran relatif kecil.

    Sebelum adanya IC, hampir seluruh peralatan elektronik dibuat dari

    satuan-satuan komponen (individual) yang dihubungkan satu sama

    lainnya menggunakan kawat atau kabel, sehingga tampak mempunyai

    ukuran besar serta tidak praktis. Teknik pembuatan IC sama dengan

    pembuatan transistor, karena IC memang perkembangan dari transistor.

    IC dapat diklasifikasikan menurut apliksasinya, yaitu IC digital dan IC

    analog. Di dalam IC digital terdapat rangkaian jenis saklar (on/ off),

    sedangkan IC analog berisi rangkaian jenis penguatan.

    IC 78xx merupakan regulator voltase untuk catu daya yang

    seringkali dibutuhkan. XX menunjukkan voltase keluaran IC tersebut,

    xx=05 untuk keluaran 5 Volt, xx=75 untuk keluaran 7,5V , xx=09 untuk

  • 26

    9V , xx=12 untuk 12V, xx=15 untuk 15V dan juga terdapat voltase

    yang lebih tinggi. IC 78xx mempunyai tiga kaki, satu untuk Vin satu

    untuk Vout dan satu untuk GND. Dalam Ic ini selain rangkaian regulasi

    voltase juga sudah terdapat rangkaian pengaman yang melindungi IC

    dari arus atau daya yang terlalu tinggi. Terdapat pembatasan arus yang

    mengurangi voltase keluaran kalau batas arus terlampaui. Besar dari

    batas arus ini tergantung dari voltase pada IC sehingga arus maksimal

    lebih kecil kalau selisih voltase antara Vin dan Vout lbh besar. Juga

    terdapat pengukuran suhu yang mengurangi arus maksimal kalau suhu

    IC menjadi terlalu tinggi. Dengan rangkaian rangkaian pengaman ini,

    IC terlidung dari kerusakan sebagai akibat beban yang terlalu besar.

    (Richard 2004).

    Jenis-jenis IC dari segi bentuk dan fungsinya :

    1. IC op-amp

    Penguat operasional (Op-Amp) adalah suatu blok penguat yang

    mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Penguat operasional (Op-

    Amp) dikemas dalam suatu rangkaian terpadu (integrated circuit-IC).

    Salah satu tipe operasional amplifier (Op-Amp) yang populer adalah

    LM741. IC LM741 merupakan operasional amplifier yang dikemas

    dalam bentuk dual in-line package (DIP). Kemasan IC jenis DIP

    memiliki tanda bulatan atau strip pada salah satu sudutnya untuk

    menandai arah pin atau kaki nomor 1 dari IC tersebut. Penomoran IC

    dalam kemasan DIP adalah berlawanan arah jarum jam dimulai dari pin

    yang terletak paling dekat dengan tanda bulat atau strip pada kemasan

    DIP tersebut. IC LM741 memiliki kemasan DIP 8 pin seperti terlihat

    pada gambar berikut.

    Gambar 2.17 Konfigurasi Pin IC Op-Amp 741

  • 27

    Pada IC ini terdapat dua pin input, dua pin power supply, satu pin

    output, satu pin NC (No Connection), dan dua pin offset null. Pin offset

    null memungkinkan kita untuk melakukan sedikit pengaturan terhadap

    arus internal di dalam IC untuk memaksa tegangan output menjadi nol

    ketika kedua input bernilai nol. IC LM741 berisi satu buah Op-Amp,

    terdapat banyak tipe IC lain yang memiliki dua atau lebih Op-Amp

    dalam suatu kemasan DIP. IC Op-Amp memiliki karakteristik yang

    sangat mirip dengan konsep Op-Amp ideal pada analisis rangkaian.

    Pada kenyataannya IC Op-Amp terdapat batasan-batasan penting yang

    perlu diperhatikan.

    Pertama, tegangan maksimum power supply tidak boleh melebihi

    rating maksimum, karena akan merusak IC.

    Kedua, tegangan output dari IC op amp biasanya satu atau dua volt

    lebih kecil dari tegangan power supply. Sebagai contoh, tegangan

    swing output dari suatu op amp dengan tegangan supply 15 V

    adalah ±13V.

    Ketiga, arus output dari sebagian besar op amp memiliki batas pada

    30mA, yang berarti bahwa resistansi beban yang ditambahkan pada

    output op amp harus cukup besar sehingga pada tegangan output

    maksimum, arus output yang mengalir tidak melebihi batas arus

    maksimum.

    Pada sebuah peguat operasional (Op-Amp) dikenal beberapa istilah

    yang sering dijumpai, diantaranya adalah :

    Tegangan ofset masukan (input offset voltage) Vio menyatakan

    seberapa jauh v+ dan v terpisah untuk mendapatkan keluaran 0

    volt.

    Arus offset masukan (input offset current) menyatakan

    kemungkinan seberapa berbeda kedua arus masukan.

    Arus panjar masukan (input bias current) memberi ukuran besarnya

    arus basis (masukan).

  • 28

    Harga CMRR menjamin bahwa output hanya tergantung pada (v+)

    – (v-), walaupun v+ dan v- masing-masing berharga cukup tinggi.

    Untuk menghindari keluaran yang berosilasi, maka frekuensi harus

    dibatasi, unity gain frequency memberi gambaran dari data tanggapan

    frekuensi. hal ini hanya berlaku untuk isyarat yang kecil saja karena

    untuk isyarat yang besar penguat mempunyai keterbatasan sehingga

    output maksimum hanya dihasilkan pada frekuensi yang relative

    rendah.

    2. IC power adaptor (regulator)

    Gambar 2.18 Susunan Kaki IC Regulator

    Pada umumnya catu daya selalu dilengkapi dengan regulator

    tegangan. Tujuan pemasangan regulator tegangan pada catu daya adalah

    untuk menstabilkan tegangan keluaran apabila terjadi perubahan

    tegangan masukan pada catu daya. Fungsi lain dari regulator tegangan

    adalah untuk perlindungan dari terjadinya hubung singkat pada beban.

    Salah satu metode agar dapat menghasilkan tegangan output DC

    stabil adalah dengan menggunakan IC 78XX untuk tegangan positif dan

    IC 79XX untuk tegangan negatif dalam sistem Regulator Tegangan. Di

    bawah ini adalah besarnya tegangan output yang dapat dihasilkan IC

    regulator 78XX dan 79XX dimana XX adalah angka yang menunjukan

    besar tegangan output stabil.

    1. IC 7805 untuk menstabilkan tegangan DC +5 Volt

    2. IC 7809 untuk menstabilkan tegangan DC +9 Volt

    3. IC 7812 untuk menstabilkan tegangan DC +12 Volt

  • 29

    4. IC 7824 untuk menstabilkan tegangan DC +24 Volt

    5. IC 7905 untuk menstabilkan tegangan DC -5 Volt

    6. IC 7909 untuk menstabilkan tegangan DC -9 Volt

    7. IC 7912 untuk menstabilkan tegangan DC -12 Volt

    8. IC 7924 untuk menstabilkan tegangan DC -24 Volt

    IC regulator tersebut akan bekerja sebagai regulator tegangan

    DC yang stabil jika tegangan input di atas sama dengan atau lebih dari

    MIV (Minimum Input Voltage), sedangkan arus maksimum beban

    output yang diperbolehkan harus kurang dari atau sama dengan MC

    (Maximum Current) sesuai karakteristik masing-masing.

    Angka xx pada bagian terakhir penulisan tipe regulator 78xx

    merupakan besarnya tegangan output dari regulator tersebut. Kemudian

    huruh L, M merupakan besarnya arus maksimum yang dapat dialirkan

    pada terminal output regulator tegangan positif tersebut. Untuk

    penulisan tanpa huruf L ataupun M (78(L/M)xx) pada regulator

    tegangan positif 78xx maka arus maksimal yang dapat dialirkan pada

    terminal outputnya adalah 1 ampere. Karakteristik dan tipe-tipe

    kemampuan arus maksimal output dari regulator tegangan positif 78xx

    dapat dilihat pada tabel diatas. Kode huruf pada bagian depan penulisan

    tipe regulator 78xx merupakan kode produsen (AN78xx, LM78xx,

    MC78xx) regulator tegangan positif 78xx.

    3. IC silinder

    Bentuk IC jenis ini adalah silinder dan banyak digunakan pada

    rangkaian penguat pesawat CB (Citizen Band) atau HT (Held

    Tranceived). IC jenis ini mempunyai tingkat ketahanan dan keawetan

    lebih lama dari pada jenis IC penguat yang lain.

    4. IC timer 555

    IC NE555 yang mempunyai 8 pin (kaki) ini merupakan salah

    satu komponen elektronika yang cukup terkenal, sederhana, dan serba

    guna dengan ukurannya yang kurang dari 1/2 cm3

    (sentimeter

    kubik). Pada dasarnya aplikasi utama IC NE555 ini digunakan

  • 30

    sebagai timer .Selain itu, dapat juga digunakan sebagai Time Delay

    Generator dan Sequential Timing.

    Dilihat dari perusahaan pembuatnya, IC NE555 merupakan

    pabrikan dari Philips dan Texas Instrument. Sebenarnya banyak

    perusahaan yang membuat IC yang serupa dengan NE555 ini. Masing-

    masing perusahaan mengeluarkan dengan desain dan teknologi yang

    berbeda-beda. Misalnya, National Semiconductor membuat dan

    menyebutnya dengan nama LM555, Motorola / ON-Semi

    mendesainnya dengan transistor CMOS sehingga komsusi powernya

    cukup kecil dan menamakannya MC1455. Maxim membuat versi

    CMOS-nya dengan nama M7555. Walaupun namanya berbeda-beda,

    tetapi fungsi dan diagramnya saling kompatibel (fungsi dan posisi

    pinnya) antara yang satu dengan yang lainnya.

    Walaupun kompatibel satu sama lain, tetap saja ada beberapa

    karakteristik spesifik yang berbeda seperti konsumsi daya, frekuensi

    maksimum dan lain sebagainya. Kesemuanya itu, lebih jelasnya di

    sajikan pada datasheet masing-masing pabrikan.

    Praktisnya, fungsi dan aplikasi IC NE555 ini banyak sekali digunakan

    diantaranya sebagai pengatur alarm, sebagai penggerak motor DC, bisa

    digabungkan dengan IC TTL (Transistor-transistor Logic) dan sebagai input

    jam digital untuk “keperluan yang diinginkan” (kalau hanya untuk jam digital

    biasa, sudah banyak IC yang bisa langsung digunakan), bisa juga

    dimanfaatkan dalam rangkaian saklar sentuh, dan jika digabungkan

    dengan infra merah ataupun ultrasonic, NE555 ini bisa dijadikan

    sebagai pemancar atau remote control.

    Apalagi jika digabungkan dengan teknik modulasi dan beberapa

    komponen elektronika yang mendukung, bisa dihasilkan remote control multi

    channel yang bisa mengontrol beberapa perangkat elektronik lain dalam satu

    remote (memang jangkauan jaraknya tidak terlalu jauh, paling sekitar 10m –

    20m. Beda dengan yang menggunakan frekuensi radio).

    Untuk keperluan praktis dalam membuat sebuah rangkaian dengan IC ini,

  • 31

    yang perlu diketahui adalah posisi dan fungsi masing-masing kakinya saja,

    yang dapat dilihat seperti berikut:

    Gambar 1: 8 PIN IC NE555

    5. IC Digital

    Dalam IC digital, suatu titik elektronis yang berupa seutas kabel

    atau kaki IC, akan mewujudkan salah satu dari dua keadaan logika,

    yaitu logika '0' (nol, rendah) atau logika '1' (satu, tinggi). Suatu titik

    elektronis mewakili satu 'binary digit' atau biasa disingkat dengan

    sebutan 'bit'. Binary berarti sistem bilangan 'dua-an', yakni bilangan

    yang hanya mengenal dua angka, 0 dan 1.

    Gambar 2.17 IC 78xx

    10. Sakelar

    Saklar atau switch adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai

    penghubung dan pemutus arus listrik. Dalam rangkaian elektronika dan

    rangkaian listrik saklar berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan

    arus listrik yang mengalir dari sumber tegangan menuju beban (output)

    atau dari sebuah sistem ke sistem lainnya.

    http://www.linksukses.com/2011/11/arus-tegangan-dan-daya-dalam-rangkaian.htmlhttp://www.linksukses.com/2011/10/rangkaian-dasar-listrik-dan-elektronik.htmlhttp://www.linksukses.com/2011/10/rangkaian-dasar-listrik-dan-elektronik.htmlhttp://www.linksukses.com/2011/10/rangkaian-dasar-listrik-dan-elektronik.htmlhttp://www.linksukses.com/2011/09/sumber-sumber-listrik.html

  • 32

    Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang

    menempel pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai

    dengan keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu.

    Material kontak sambungan umumnya dipilih agar tahan terhadap korosi.

    Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar

    akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak

    logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat.

    Pada dasarnya saklar tombol bisa diaplikasikan untuk sensor mekanik,

    karena alat ini bisa dipakai pada mikrokontroller untuk pengaturan

    rangkaian pengontrolan.

    Fungsi saklar listrik dan saklar elektronik sebenarnya sama saja,

    perbedaannya terletak pada spesifikasi saklar. Saklar listrik umumnya

    mempunyai batas maksimal arus yang lebih besar sedangkan saklar

    elektronik hanya digunakan untuk arus lemah sehingga batas maksimal

    arus listrik yang diperblehkan lebih kecil dan bentuk fisiknya pun reltif

    lebih kecil.

    Berdasarkan kondisi awal kontaktor yang ada di dalamnya, saklar

    dapat dibagi menjadi bebarapa bagian di antaranya:

    1. Saklar On-Off

    Saklar jenis ini mempunyai dua kondisi yaitu on (terhubung) dan off

    (terputus). Saklar jenis ini sering digunakan pada lampu penerangan

    rumah.

    2. Saklar Normaly On atau Normaly Close

    Kondisi awal saklar ini adalah On (terhubung) tetapi jika ditekan,

    digeser, atau, digerakkan secara manual, maka kontaktor saklar akan

    berubaha menjadi Off (terputus). Saklar jenis ini adalah bagian dari

    saklar On-Off

    3. Saklar Normaly Off atau Normaly Open

    Kodisi awal saklar ini adalah Off (terputus) dan akan berubah menjadi

    On (terhubung) jika diaktifkan dengan cara ditekan, digeser, atau

    http://id.wikipedia.org/wiki/Logamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Korosihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sensorhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mekanik&action=edit&redlink=1

  • 33

    digerakkan secara manual. Saklar ini juga merupakan bagian dari

    saklar On-Off

    4. Saklar Push-On

    Kondisi awal saklar ini adalah Off dan akan berubah menjadi On

    hanya ketika ditekan. Jika dilepas, maka saklar akan kembali ke posisi

    Off. Saklar jenis ini dapat ditemukan pada bel rumah atau bel cerdas

    cermat.

    5. Saklar Push-Off

    Kondisi awal dari saklar ini adalah On dan hanya akan berubah kondisi

    (menjadi Off) apabila saklar ditekan. Kontaktor saklar akan kembali

    On ketika saklar dilepas. Saklar jenis ini dapat ditemukan di industri-

    industri untuk mengontrol relay atau contactor.

    Di bawah ini adalah beberapa contoh saklar elektronik yang sering di

    jumpai di toko-toko komponen elektronika.

    1. Toggle-Switch

    Saklar Toggle ini mempunyai beberapa kondisi (tergantung dari

    jenisnya) yakni:

    a. Kontaktor 1 On – Kontaktor yang lain Off, dan sebaliknya

    b. Kontaktor 1 On atau Kontaktor 2 On sejenak (selama tuas

    digerakkan ke salah satu kontaktor)

    c. Kontaktor 1 On dan Kontaktor 2 Off, Kontaktor 1 Off dan

    Kontaktor 2 On, Kontaktor 1 dan Kontaktor 2 Off

    2. Dip-Switch

    Saklar ini terdiri dari banyak kontaktor kecil yang dijajarkan. Saklar

    jenis ini sering dijumpai pada komputer sebagai pengatur logic () dan

    1).

    3. Reed-Switch

    Saklar ini akan aktif ketika ada induksi magnet yang mendekati

    kontaktor di dalam kaca.

  • 34

    4. Push Button-Switch

    Saklar ini ada dua jenis yakni Push-On dan Push Off yang hanya aktif

    ketika ditekan saja dan akan kembali ke kondisi semula jika dilepas.

    5. Micro-Switch

    Saklar ini umumnya mempunyai tiga terminal dengan dua kondisi

    yakni NC (Normaly Close) dan NO (Normaly Open). Saklar akan aktif

    ketika tuas ditekan. Untuk tipe lain, tuas pada micro-switch dipasang

    roda sehingga tuas dapat ditekan oleh benda bergerak.

    6. Slide-Switch

    Saklar ini akan menghubungkan terminal tengah dengan salah satu

    terminal sisi ketika tuas digeser ke salah satu sisi. Pada saat salah satu

    kontaktor On, maka kontaktor yang lainnya akan Off.

    Gambar 2.18 Sakelar

    11. Buzzer

    Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk

    mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip

    kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri

    dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan

    tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan

    tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas

    magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap

    gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik

    sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.

    Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah

    selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).

  • 35

    Gambar 2.19 Buzzer

    12. LCD (Liquid Crystal Display)

    LCD (Liquid Crystal Display atau dapat di bahasa Indonesia-kan

    sebagai tampilan Kristal Cair) adalah suatu jenis media tampilan yang

    menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD bisa

    memunculkan gambar atau tulisan dikarenakan terdapat banyak sekali

    titik cahaya (piksel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai sebuah

    titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, namun kristal cair ini

    tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah

    perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang

    susunan kristal cair tadi. Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu

    bahkan jutaan inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair

    yang dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan

    magnetik yang timbul dan oleh karenanya akan hanya membiarkan

    beberapa warna diteruskan sedangkan warna lainnya tersaring.

    Dalam menampilkan karakter untuk membantu menginformasikan

    proses dan control yang terjadi dalam suatu program robot kita sering

    menggunakan LCD juga. adalah LCD dengan banyak karakter 16x2.

    Bila kita beli di pasaran, LCD 16x2 masih kosongan, maksudnya

    kosongan yaitu butuh driver lagi supaya bisa dikoneksikan dengan sistem

    minimum dalam suatu mikrokontroler. Driver yang disebutkan berisi

    rangkaian pengaman, pengatur tingkat kecerahan maupun data, serta

    untuk mempermudah pemasangan di mikrokontroler.

    Modul LCD memiliki karakteristik sebagai berikut:

    • Terdapat 16 x 2 karakter huruf yang bisa ditampilkan.

    • Setiap huruf terdiri dari 5x7 dot-matrix cursor.

  • 36

    • Terdapat 192 macam karakter.

    • Terdapat 80 x 8 bit display RAM (maksimal 80 karakter).

    • Memiliki kemampuan penulisan dengan 8 bit maupun dengan 4 bit.

    • Dibangun dengan osilator lokal.

    • Satu sumber tegangan 5 volt.

    • Otomatis reset saat tegangan dihidupkan.

    • Bekerja pada suhu 0oC sampai 55

    oC.

    Gambar 2.20 LCD (Liquid Crystal Display)

    13. Lampu LED ( Ligth-Emitting Diode)

    LED merupakan singkatan dari Ligth-Emitting Diode dalam bahasa

    Inggris, artinya kurang lebih dioda pancaran cahaya. Jadi LED dapat kita

    definisikan sebagai suatu komponen elektronika yang terbuat dari bahan

    semikonduktor dan dapat memancarkan cahaya apabila arus listrik

    melewatinya. Lampu LED mempunyai dua kaki/kutub Anode dan Katode,

    LED lebih efisien ketimbang lampu pijar biasa pada umumnya. Dalam

    sebuah rangkaian elekronika LED disimbolkan dengan huruf D, sama

    seperti Diode Led (Ligth-Emitting Diode) memiliki fungsi utama dalam

    dunia elektronika sebagai indikator atau sinyal indikator/lampu indikator.

    Contohnya dapat kita jumpai pada rangkaian-rangkaian elektronika led

    digunakan sebagai indikator ON/OFF.

    LED beserta simbolnya, untuk menentukan kaki-kaki pada LED

    yang terdiri dari Anoda(anode) dan Katoda(katode) dapat dilihat dari

    fisiknya, Kaki yang lebih panjang adalah kaki katoda kaki ini juga sebagai

    kutub (+). Jika pemasangan LED pada rangkaian elektronika kaki-kaki

    LED terbalik maka hasilnya pasti tidak akan menyala.

  • 37

    Gambar 2.21 Lampu LED ( Ligth-Emitting Diode)

    14. Papan PCB (Printed Circuit Board) PCB atau printed circuit board yang artinya adalah papan sirkuit

    cetak, merupakan sebuah papan tipis yang terbuat dari sejenis fiber sebagai

    media isolasinya, yang digunakan untuk meletakan komponen elektronika,

    yang di pasang dan di rangkai, di mana salah satu sisinya dilapisi tembaga

    untuk menyolder kaki kaki komponen. PCB atau Printed Circuit

    Board juga memiliki jalur-jalur konduktor yang terbuat dari tembaga dan

    berfungsi untuk menghubungkan antara satu komponen dengan komponen

    lainnya.

    Ketebalan tembaga pada PCB atau Printed Circuit Board

    bermacam macam, ada yang 35 micrometer ada juga yang 17-18

    micrometer. Bahan lainnya adalah paper phenolic atau pertinax, biasanya

    berwarna coklat, bahan jenis ini lebih populer karena harganya yang lebih

    murah. Ada juga yang dibuat dari bahan fiberglass yang di pakai untuk

    Through hole plating, karena materialnya lebih kuat dan tidak mudah

    bengkok di bandingkan yang berbahan pertinax.

    PCB atau Printed Circuit Board ini memiliki beberapa macam

    sesuai dengan fungsinya, yaitu satu sisi (biasa digunakan pada rangkaian

    elektronika seperti radio, TV, dll), dua sisi (dapat digunakan untuk

    menghubungkan komponen di kedua sisinya) dan multi side ( bagian PCB

    luar maupun dalam digunakan sebagai media penghantar, misalnya pada

    rangkaian-rangkaian PC).

  • 38

    Dalam pembuatannya, banyak cara yang dapat dilakukan, baik

    secara manual atau konvensional hingga menggunakan software sebagai

    alat bantunya, yaitu :

    1. Teknik Fotoresist, pada proses ini dibutuhkan beberapa alat dan

    bahan yaitu : Lampu UV, Larutan Positif-20 dan larutan NaOH.

    2. Teknik Sablon, teknik ini hampir sama dengan sablon biasa dimana

    dibutuhkan bahan-bahan seperti kasa-screen, tiner sablon, cat dan lain-lain.

    3. Cetak Langsung, pada proses ini digunakan teknik khusus untuk

    menyalin layout yaitu digunakan mesin printer khusus yang telah

    dimodifikasi

    4. Teknik Transfer Paper, teknik ini merupakan cara saya paling

    murah dan mudah

    Selain keempat cara diatas, ada juga cara pembuatan dengan

    menggunakan software, dimana pertama-tama si perancang elektronik

    akan membuat atau mendesainnya terlebih dahulu di komputer. Hal ini

    dapat mempermudah atau mengurangi tingkat kesalahan, karena ketika

    ditemukan kesalahan, si perancang akan mengedit dan membetulkan

    desainnya sebelum dicetak.

    Gambar 2.22 Papan PCB (Printed Circuit Board)