BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.polban.ac.id/files/disk1/161/jbptppolban-gdl... · 2018. 2. 8. ·...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.polban.ac.id/files/disk1/161/jbptppolban-gdl... · 2018. 2. 8. ·...
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Standard Operating Procedure (SOP)
2.1.1 Pengertian Standard Operating Procedure (SOP)
Bagi dunia kerja, SOP merupakan salah satu acuan karyawan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar efektif dan efesien. Pada dasarnya SOP (Standard
Operating Procedure) merupakan suatu perangkat lunak yang mengatur Suatu tahapan
proses kerja atau suatu prosedur (Budiharjo, 2014:7). Menurut Hartatik (2014:36) SOP
adalah sebuah acuan kerja yang baik, baku dan dapat mempermudah mengontrol dan
mengendalikan kegiatan operasional dalam suatu perusahaan.
Menurut Tambunan (2008:79) SOP merupakan suatu pedoman yang berisi
prosedur standar yang berada pada suatu organisasi yang berguna untuk memastikan
bahwa semua keputusan, tindakan, penggunaan fasilitas- fasilitas proses dilakukan oleh
orang-orang yang berada pada organisasi berjalan secara efesien, efektif, sistematis.
SOP (Standard Operating Procedures) yaitu suatu sistem yang berguna atau digunakan
untuk mengendalikan pekerjaan. Pengertian ini berdasar pada pengertian menurut
Ekotama (2013:41).
Sedangkan Santosa (2014:8) menjelaskan mengenai suatu langkah-langkah
khusus yang spesifik yang digunakan untuk menjelaskan dari suatu aktifitas secara
terperinci untuk menyempurnakan suatu Pekerjaan sesuai dengan regulasi, perusahaan,
kesehatan, pendidikan, penerbangan, perindustrian bahkan menjalankan usaha kecil.
Secara luas, SOP merupakan dokumen yang menjelaskan aktivitas opersional yang
dilaksanakan pada kehidupan sehari-hari, dengan tujuan agar tugas-tugas tersebut
dilaksanakan secara benar, tepat, dan konsisten.
Suatu perusahaan pasti memerlukan suatu prosedur kerja untuk dijadikan
sebagai pedoman kerja. Tata kerja, penting artinya sebagai pola kerja yang tak lain
-
meruapakan penjabaran sari suatu tujuan,sasaran, program kerja, fungsi-fungsi dan
kebijaksanaan kedalam kegiatan pelaksanaan yang nyata (Sedarmayanti, 2009:134).
Agar dapat terlihat jelas perbedaan dari masing-masing pengertian SOP, menurut maka
berikut ini adalah arti tata kerja. Prosedur kerja dan sistem kerja (Sedarmayanti,
2009:134)
1. Tata kerja adalah cara-cara pelaksanaan kerja yang seefesien mungkin atas
sesuatu tugas dengan mengingat, segi-segi tujuan, peralatan, fasilitas, tenaga
kerja, waktu, ruang dan biaya yang tersedia.
2. Prosedur kerja adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu dengan lainya
sehingga menunjukan adanya suatu urutan tahap demi tahap serta jalan yang
harus dirempuh dalam rangka penyelesaian sesuatu bidang tugas.
3. Sistem kerja adalah suatu rangkaian tata kerja dan prosedur kerja yang
kemudian membentuk suatu kebulatan pola tertentu dalam rangkan
melaksanakan suatu bidang pekerjaan.
Menurut Moekijat (2002) prosedur adalah langkah-langkah atau pelaksanaan
pekerjaan dimana pekerjaan itu dilakukan berhubungan dengan yang dilakukan,
bagaimana melakukanya, kapan melakukanya, dimana melakkanya, dan siapa yang
melakukan pekerjaan tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Standars Operating Procedure (SOP)
merupakan dokumen tertulis yang memuat langkah-langkah khusus dalam kegiatan
rutin perusahaan agar tindakan tersebut tepat dan berjalan secara efektif dan efesien
yang membentuk suatu pola tertentu.
2.1.2 Manfaat Standard Operating Procedure (SOP)
Dalam pembuatan SOP, perlu diketahui juga manfaat dari pembuatan SOP
tersebut. Berikut manfaat dan fungsi dari SOP oleh Puji (2014:51) yaitu :
a. Melancarkan dan menjelaskan tugas karyawan atau tim/unit kerja.
b. Bila terjadi penyimpanganm dapat dijadikan sebagai barang bukti
-
c. Mengetahui hambatan-hamabatan dalam suatu perusahaan dan dapat
dikendalikan dengan baik.
d. Mengarahkan karyawan/pegawai agar disiplin dan konsisten (2014) dalam
bekerja.
e. Sebagai suatu acuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin.
Dari penjelasan di atas, manfaat menurut Hartatik digunakan untuk membantu
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan dan sebagai pedoman dalam menjalankan
pekerjaan tersebut. Selain itu, SOP tidak hanya bermanfaat bagi tingkat manajeria l
sebagai perancang prosedur, tetapi juga bermanfaat bagi non manajerial sebagai
pelaksana. SOP juga membantu tingkat manajerial maupun non manajerial untuk
melaksanakan fungsi manajemen pada setiap devisi/bagian. Manfaat SOP dalam
melaksanan fungsi manahemen (Nuraida, 2008:36) adalah :
1. Planning- contolling
a. Membantu dalam mencapai tujuan
b. Merencanakan serta seksama mengenai besarnya beban kerja yang optimal
bagi masing-masing pegawai
c. Menghindari pemborosan atau memudahkan penghematan biaya
d. Memudahkan pengawasan yang berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya
dilakukan. Menilai apakah pelaksanaanya sudah sesuai dengan prosedur
apabila pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan prosedur maka perlu
diketahui penyebabnya. Hal ini dilakukan sebagai bahan masukan dalam
tindakan koreksi terhadap pelaksanaan atau revisi terhadap prosedur.
Dengan adanya prosedur yang telah dibekukan maka dapat disampaikan
proses umpan balik yang konstruktif.
2. Organizing
a. Mendapatkan instruksi kerja yang dapat dimengerti oleh bawahan
mengenai bagaimana tanggung jawab setiap prosedur pada masing-mas ing
bagian/devisi, terutama pada saat pelaksanaan yang berkaitan dengam
bagian-bagian lain. Misalnya bagian/devisi yang terlibat dalam
-
inventarisasi barang-barang kantor suatu organisasi adlah bagian saran dan
prasarana serta bagian keuangan.
b. Dihubungkan dengan alat-alat yang mendukung pekerjaan kantor serta
dokumen-dokumen kantor yang diperlukan.
c. Mengakibatkan arus pekerjaan kantor menjadi lebih baik dan lebih lancar
serta menciptakan konsistensi kerja.
3. Staffing Leading
a. Membantu atasan dalam memberikan training atau dasar-dasar instruks i
kerja bagi pegawai baru dan pegawai lama. Prosedur mempermudah
orientasi bagi pegawai baru.
2.1.3 Prinsip-prinsip Prosedur Kerja
Mengingat pentingnya tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja maka teknik
yang harus dipakai dalam setiap instansi hendaknya dapat dipenuhi prinsip-prinsip, dan
menurut Sedarmayanti (2009:136) adalah sebagai berikut:
1. Tata kerja, prosedur kerja, dan sistem tata kerja, harus disusun dengan
memperhatikan segi-segi tujuan, fasilitas, peralatan, material, biaya, dan waktu
yang tersedia seta segi luas, macam, dan sifat dari tugas atau pekerjaan.
2. Untuk mempersiapkan prosedur dengan tepat maka terlebih dahulu
dipersiapkan penjelasan tentang tujuan pokok organisasi, skema organisas i
berikut klasifikasi jabatan dan analisis jabatannya, unsur-unsur kegiatan
didalam organisasi lainya.
3. Hendaknya ditentukan suatu pokok bidang tugas yang akan dibuat bagain
prosedurnya.
4. Perlu pendaftaran secara rinci tentang pekerjaan yang harus dilakukan disertai
dengan waktu yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan tersebut.
5. Dalam penetapan urutan tahap demi tahap dari rangkaian pekerjaan, maka
antara tahap yang satu dengan tahap yang selanjutnya diharuskan adamya
hubungan yang sangat erat dan keseluruhanya menuju satu tujuan.
-
6. Setiap tahap harus merupakan suatu kerja nyata dan perlu untuk pelaksanaan
dan penyelesaian seluruh tugas atau pekerjaan yang dimaksudkan.
7. Perlu adanya ketetapan kecakapan dan ketrampilan tenaga kerja yang
diperlukan untuk penyelesaian bidang tugas termaksud.
8. Tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja harus disusun secara tepat sehingga
memiliki stabilitas dan fleksibilitas.
9. Penyusunan tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja, harus selalu
disesuaikan dengan perkembangan teknologi.
10. Untuk menggambarkan tentang penerapan suatu prosedur tertentu sebaiknya
dipergunakan symbol dan skema atau bagan prosedur dengan setapat-tepatnya.
Bagan semacam ini sering disebut skema arus kerja.
Sedangkan menurut Puji (2014:45) pelaksanaan SOP harus memenuhi prinsip-prins ip
sebagai berikut :
1. Konsisten. Dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu, oleh siapapun,
dan dalam kondisi apapun oleh seluruh jajaran organisasi.
2. Komitmen. Dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh jajaran
organisasi, dari level yang paling rendah dan tertinggi.
3. Perbaikan berkelanjutan. Pelaksanaanya terbuka terhadap kritik maupun
saran guna untuk penyempurnaan-penyempurnaan agar memperoleh prosedur
yang benar-benar efisien dan efektif.
4. Mengikat. Mengikat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
prosedur standar yang telah ditetapkan.
5. Seluruh unsur memiliki peran penting. Seluruh pegawai peran-peran tertentu
dalam setiap prosedur yang distandarkan. Jika pegawai tertentu tidak
melaksanakan perannya dengan baik, hal ini akan mengganggu keseluruhan
proses, yang akan berdampak pada proses penyelenggaraan perusahaan.
6. Terdokumentasi dengan baik. SOP harus didokumentasikan dengan baik,
sehingga dapat dijadikan referensi bagi setiap mereka yang membutuhkan.
-
2.1.4 Tujuan dan Fungsi SOP
Dibuatnya sebuah SOP dalam sebuah perusahaan, memiliki tujuan khusus bagi
organisasi tersebut. Tujuan yang paling penting dalam pembuatan SOP adalah untuk
memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggungjawab para pegawai dalam
perusahaan sehingga tehindar dari kesalahan oleh pihak yang tak berwenang. Adapun
menurut Kasma, dkk (2012:7) tujuan dari adanya SOP adalah sebagai berikut:
1) Agar petugas/pegawai dapat menjaga tingkat kinerja atau konsistens i
petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau bahkan unit kerja
2) Agar memahami suatu peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi
3) Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawan dari petugas/pegawai
terkait.
4) Melindungi organisasi atau unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktik atau
kesalah administarasi lainya.
5) Untuk melindungi kesalahan/kegagalan , keraguan , dan duplikasi.
Sedangkan fungsi SOP diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Memperlancar tugas yang dimiliki oleh petugas/pegawai atau tim
2) Sebagai dasar hukum bila tejadi penyimpangan
3) Mengetahui dengan jelas suatu hambatan dan mempermudah dalam hal
pelacakan.
4) Mengerahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja
5) Sebagai pedoman atau panduan dalam melaksanakan pekerjaan tim.
Dengan menjelaskan tujuan fungsi dari SOP diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya SOP sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi dan memiliki peran yang
penting untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien.
2.1.5 Teknik penyusunan SOP
Dalam penulisan suatu prosedur, teknik penyususunan SOP diperlukan untuk
mencari yang efektif dan efesien bagi setiap kantor dalam membuat suatu pedoman
-
kerja. Banyak teknik dan metode yang digunakan untuk menulis prosedur. Menurut
Nuraida(2008:23) cara penulisan prosedur yang dimaksud adalah:
1. Deskriptif
Deskriptif adalah prosedur kerja yang dituliskan dengan tidak adanya simbol
khusus dan disajikan secara sederhana.
2. Chart
Chart adalah prosedur dalam bentuk gambar atau simbol yang biasanya terliha t
lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahamai dan diterapkan ke dalam
pekerjaan, maka disusun berbagai simbol bagi kegiatan yang bersifat penting.
Simbol dapat membuat gambar-gamber visual yang menggambarkan intruks i-
intruksi, berbagai macam kegiatan, perpindahan satu kegiatan ke kegiatan
lainya, dan sebagainya menjadi tampak jelas sehubungan yang berkaitan kaitan
atau ketergantungan dari satu kegiatan terhadap kegiatan yang lainya. Chart
dapat berarti peta, diagram, tabel, atau gambar. Penulisan prosedur dengan
chart adalah sebagai berikut:
a. Gambar/skema
Gambar/skema digunakan pada perusahan assembling. Pembuatan knock
dowm furniture, blender, kreta dorong bayi, dan sebgaimanya, harus
membuat gambar-gambar mengenai tahapan atau cara memakai dan
melepaskan alat tersebut yang merupakan panduan bagi konsumen.
b. Arus pergerakan dokumen (Document Flow Chart)
Di dalam Document Flow chart dapat diketahui bagian/divisi yang terlibat
dalam prosedur untuk mencapai suatu tujuan tertentu, tanggungjawab setiap
bagian/divisi terhadap arus pergerakan dokumen dari awal sampai akhir
antara lain untuk mengetahui apa saja dan berapa rangka/tembusan yang
diperlukan dalam tiap arus pergerakan dokumen. Dengan kata lain
document flow chart menunjukan perpindahan formulir kantor beserta
salinan dokumen tersebut dari satu bagian ke bagian lainya.
-
c. Proses kegiatan (Proses Chart)
Proses kegiatan perusahaan melewati satu atau beberapa
bagian/departemen. Dengan demikian dapat terjadi beberapa proses dalam
bagian/departemen yang sama. Jadi, yang menjadi perhatian penting bukan
dokumen dan bagian/department, melainkan proses pelaksanaan suatu
prosesdur kerja. Simbol memperlihatkan segala proses yang berangkap di
dalam suatu prosedur dari awal hingga akhir.
d. Diagram gerakan (Movement Diagram )
Diagram gerakan emnunjukan gerakan ruangan. Diagram gerakan dapat
digambarkan dalam sebuah lay out berskala pada sebuah meja atau floor
plan sehingga gerakan tersebut dapat diukur dan dipandang dalam
hubunganya dengan faktor-faktor fisik.
Kata teknik diartikan sebagai sistematika tindakan yang sangat spesifik dalam pola
sistematis untuk menyusun prosedur operasional standar suatu organisasi. disebut
sangat spesifik karena antar teknik terdapat perbedaan cara dan guna yang mencolok,
meskipun peran saling mendukung satu sama lain untuk mengefektifkan prosedur.
Berikut ini merupakan penjabaran teknik penyusunan SOP menurut Tambunan (2008),
yaitu :
1. Teknik Naratif Teknik
Naratif adalah teknik yang menggunakan kekuatan narasi dan penjelasan
dengan kalimat sesuai dengan kaidah bahasa yang benar ditambah istilah lazim
yang digunakan dalam organisasi untuk menjelaskan langkah kegiatan di dalam
organisasi, baik terkait dengan kegiatan operasional maupun administras i.
Semakin baik cara penyampaian, semakin baik pula potensi kemudahan
pemahaman dan pelaksanaan prosedur. Prinsip tentang keseragaman dan
konsistensi dalam penggunaan istilah menjadi sangat penting agar tidak ada
perbedaan persepsi diantara para pembaca dan pelaksana prosedur. Meskipun
tampak mudah, namun sesungguhnya sangat sulit untuk membuat prosedur
yang efektif dengan menggunakan teknik naratif. Kunci penggunaan teknik
-
naratif adalah cara penggunaan dan penyampaian kalimat dan tata bahasa yang
tepat dan sistematis. Bila langkah tersebut dijelaskan dengan narasi yang tidak
sesuai, sulit pembaca memahami secara segera.
2. Teknik Bagan Arus Teknik bagan arus (flowchart)
merupakan teknik spesifik yang sangat dikenal dalam pengembangan sistem
informasi dan penyusunan prosedur operasional standar. Teknik ini
menggunakan simbol yang khas, dimana setiap simbol mempresentasikan
makna tertentu dari kegiatan atau keputusan hingga penyimpanan dokumen.
Dengan menggunakan gambar, banyak penjelasan yang dapat dihemat. Namun,
untuk penggunaan simbol bukan berarti tidak menggunakan lagi kalimat.
Pembuatan kolom dalam bagan arus tergantung pada teknik bagan arus yang
digunakan.
3. Teknik Tabular
Teknik tabular digunakan untuk melakukan analisis kegiatan dalam proses
penyusunan SOP, tetapi bukan berarti tidak dapat ditampilkan sebagai bagian
dari proses operasional tertentu. Langkah-langkah yang potensial ada di dalam
suatu prosedur operasional standar analisis, termasuk penghitungan manfaat
serta waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah langkah atau
kegiatan. Manfaat dengan menyajikan tabel teretentu terkait dengan prosedur,
pada dasarnya dapat membantu pelaksana untuk memahami prosedur secara
baik. Tiap organisasi pasti memiliki langkah rutin dan berulang yang membantu
pengefektifan prosedur.
4. Teknik Campuran (Gabungan)
Merupakan gabungan atau kombinasi dari ketiga teknik sebelumnya. Tujuan
dari teknik ini adalah untuk menyajikan SOP yang dapat dipahami semua yang
terlibat juga berkepentingan.
Menurut Tambunan (2008) menjelaskan kunci sukses teknisnya, terletak pada
keakuratan pemahaman dan pendefinisian kondisi dan kebutuhan organisasi. Pada
-
intinya, setiap organisasi memiliki kondisi dan kebutuhan yang berubah. Maka dari itu,
metode dan teknik harus terus dievaluasi dan diperbaharui.
2.1.6 Simbol-simbol dalam prosedur
Untuk menggambarkan tentang penerapan suatu prosedur tertentu sebaiknya
dipergunakan simbol dan skema atau bagan prosedur dengan setapat-tepatnya. Simbol
mempelihatkan segala proses yang berangkai di dalam suatu prosedur dari awal hingga
akhir. Tindakan-tindakan ditunjukan oleh simbol-simbol yang diatur secara vertical
dangan urutan kronologis di mana tindakan terkahir dicantumkan pada bagian bawah
gambar. Simbol-simbol yang umum dipergunakan untuk menggambarkan suatu
prosedur dilihat pada gambar 2.1 untuk simbol bagan arus dasar dan gambar 2.3 untuk
Simbol Bagan Arus Kegiatan Rinci Prosedur.
Menurut Tambunan (2013: 315), dalam teknik bagan arus (flowchart) dikenal
berbagai kelompok simbol sesuai kegunaannya, dimana setiap simbolnya mewakili
makna kegiatan atau peran tertentu. Kelompok simbol ini terbagi menjadi 2 bagian,
yaitu simbol bagan arus dasar dan simbol bagan arus kegiatan rinci prosedur.
Gambar 2.1 Simbol Bagan Arus Dasar Sumber: Tambunan (2013:326)
(Persiapan)
(Dokumen)
(Proses)
(Proses Pengganti)
(Keputusan)
(Data)
(Proses Utuh)
(Kegiatan Manual)
(Masukan Manual)
(Kartu)
(Pemisah Prosedur)
-
Berikut merupakan Simbol Bagan Arus Kegiatan Rinci Prosedur, dapat terlihat pada
gambar 2.2 dibawah ini:
(Tampilan)
(Sortir)
(Penghubungan)
(Tunda)
(Penggabungan)
(Penguraian)
(Arsip tetap) (Arsip Sementara)
(Pemaduan)
(Pilihan)
Gambar 2.2 Simbol Bagan Arus Kegiatan Rinci Prosedur Sumber: Tambunan (2013: 328)
2.1.7 Format standard Operating Procedures (SOP)
SOP berdasarkan jumlahnya dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu
Technical dan administrative. Berbeda dengan Technicalm administrative memilik i
lima elemen berdasarkan quality manual, Guidance for preparing standard operating
procedure, EPA (2007), yaitu :
1. Title page (Halaman Judul)
Bagian ini terdiri dari judul, pihak yang mengeluarkanSOP, pihak yang
mnyetujui atau mengesahkan SOP dan tanggal pengesahan SOP tersebut.
2. Table Of Content (Daftar Isi)
Bagian ini memuat daftar isi yang ada dalam buku panduan SOP
3. Procedure (Administrative SOP)
Bagian ini terdiri dari :
-
a. Purpose (Mengidentifikasi tujuan suatu proses)
b. Applicability/ Scope (Mengindentifikasi ruang lingkup prosedur yang
digunakan)
c. Summary of Procedure (Rangkuman prosedur)
d. Definition (Pengertian dari beberapa isti’lah)
e. Personnel Qualification/Responsibilities
f. Procedure (langkah-langkah prosedur kerja)
g. Criteria, checklist, or other standard (Form yang digunakan)
h. Quality Control (Menjelaskan langkah-langkah pengendalian kerja)
2.1.8 Komponen Standard Operating Procedure (SOP)
Pada tiap SOP per halaman dibuat header yang terdiri dari komponen-
komponen seperti yang ada pada tabel 2.1 contoh Headaer SOP :
Tabel 2.1 Contoh header SOP
Logo Perusahaan (Nama Perusahaan)
Standard Operating
Procedure
No. Dokumen
Revisi
Judul Tanggal
Halaman
Sumber : Puji (2014)
Berikut ini merupakan penejalasan dari header SOP:
1) Logo Perusahaan : merupakan gambar dari logo perusahaan
2) Prosedur : merupakan tiper penulisan dokumen. Pada dokumen SOP ditulis
Standard Operating Procedure
3) Judul : Merupakan identitas SOP yang dibuat. Misalnya diisi “Prosedur
Penyimpanan Arsip”, berarti SOP tersebut berisi mengenai penyimanan arsip.
-
4) Nomor dokumen : dalam pembutan SOP, akan dibutuhkan sistem penomoran
sebagai nomor identitas dokumen dan untuk mengitegrasikan antar SOP.
5) Revisi : Menjelaskan SOP ini sudah mengalami pembenahan yang ke berapa
kali perbaikan.
6) Tanggal : merupakan tanggal SOP diberlakukan efektif kepada unit terkait.
7) Halaman : menunjukan halaman ke beberapa dari total keseluruhan halam SOP
tersebut. Misalnya 3 dari 28, berarti halaman ketiga dari total 28 halaman.
2.1.9 Buku pedoman standard operating procedure (SOP)
Buku pedoman untuk SOP, merupakan sebuah buku kecil yang memuat
beberapa hal, diantaranya yaitu sebagai berikut; Menurut Moekijat (2008)
1. Garis besar susunan organisasi pada suatu perusahaan (tugas-tugas tiap jabatan
tanpa nama)
2. Metode atau sistem yang berhubungan dengan pekerjaan dalam suatu
perusahaan.
3. Formulir- formulir yang dapat digunakan dalam pelaksanaan SOP.
4. Tanggal dikeluarkannya dan penanggungjawab atas pengeluaranya SOP
tersebut.
5. Instruksi atau panduan mengenai bagaimana menggunakan buku pedoman
tersebut.
Buku manual pelaksanaan prosedur mempunyai keuntungan yang sangat besar dalam
suatu organisasi, dimana buku pedoman tersebut dalam menjalankan pegawai dalam
melaksanakan pekerjaan dan mengetahui batasan batasan dalam melakukan pekerjaan.
Adapun keuntungan adanya buku pedoman perosedur menurut Moekijat (2008) yaitu
sebagai berikut:
a. Menulis prosedur menghasilkan suatu sistem dapat kembali, baik sistem dalam
perusahaan maupun sistem lainya yang menyangkut kegaitan operasional
perusahaan.
-
b. Adanya buku pedoman prosedur dapat membantu dalam hal pembagian
pekerjaan yang adil diantara para pegawai.
c. Buku pedoman prosedur yang ada dikantor dapat membantu sekaligus
meringankan (membantu dan mempermudah) dalam proses pengawasan
d. Buku pedoman kantor membantu dalam latihan pegawai dalam menyusun
pendisiplinan kerja dalam perusahaan.
Sedangkan kerugian adanya buku pedoman prosedur adalah sebagai berikut
a. Adanya sebuah pencatatan dari sebuah aturan atau prosedur yang berserakan
atau tercecer.
b. Isi pekerjaan suatu jabatan tidak selalu tetap atau berubah-ubah.
c. Dalam proses menyiapkan suatu buku panduan memerlukan waktu yang lama
sehingga menyebabkan kadarluarsa dan karyawan sering tidak menghiraukan
adanya buku panduan dalam beekrja.
d. Adanya Buku pedoman prosedur dapat mematikan inisiatif atau kretifitas suaut
pegawai untuk berkarya sendiri.
2.1.10 Tinjauan Formulir
Dalam zaman modern seperti ini, hamper semua instansi atau kantor yang
menggunakan formulir (form) dalam melakukan kegiatan transaksi
a. Pengertian Formulir
Menurut Sedarmayanti (2009:223) formulir sebagai sesuatu bentuk
lembaran cetakan dengan kolom-kolom di dalamnya yang harus diisi dengan
angka, jawaban, ataupun keterangan yang sesuai dengan pernyataan ataupun
instruksi yang ada. Sedangkan menurut Laksmi dkk (2008:100) formulir dapat
diartikan sebagai lembaran kertas/kartu lepas berukuran tertentu yang telah
dipersiapkan sebelumnya secara tercetak dengan uraian-uraian, kolo-kolom,
garis-garis, atau ruang-ruang untuk mengumpet, mencatat, atau menyampaikan
informasi yang diperlukan. Menurut Tathgati (2014) formulir merupakan alat
-
bantu berupa lembar yang digunakan dalam melaksanakan sebuah proses atau
kegiattan dan mencatat hasilnya sesuai prosedur.
Jadi setalah menyimak pengertian formulir diatas, dapat disimpulkan
bahwa formulir merupakan bentuk lembaran cetakan yang dipakai untuk
menyampaikan informasi yang diperlukan sebagian besar pekerjaan tata usaha
mempergunakan formulir sebagai alat dasar pekerjaan administrative.
b. Tujuan dan Manfaat Formulir
Pembuatan dan penggunaan formulir yang sedemikian banyanknya,
antara lain disebabkan oleh karena formulir sangat bermanfaat bagi
pelaksanaan operasi kegiatan kantor. Adapun tujuan dan manfaat digunakanya
seuatu formulir oleh setiap kantor menurut Sedarmayanti (2009) adalah:
1) Untuk mengurangi kesibukan menyalin atau mengutip kembali
keterangan secara berulang-ulang. Hal ini penting untuk tidak
menghambat waktu kerja, dan juga untuk menghindarkan kelelahan
atau pembakuan kerja.
2) Untuk mengadakan suatu keseragaman atau pembakuan kerja.
3) Untuk mempermudah dalam proses mengklarifikasi data.
4) Untuk mempermudah tata kerja, prosedur kerja serta sistem kerja.
5) Sebagai alat pemberian instruksi kerja.
6) Sebagai alat perencanaan, karena didalamnya terdapat data kuantitat if
maupun kualitatif.
7) Sebagai alat untuk kegiatan pengawasan dan evaluasi.
Menurut Tathagati (2014) manfaat dari penggunaan formulir dalam organisas i
adalah sebagai berikut :
1) Formulir yang telah ditanda tangan menunjukan siapa penanggung
jawab terjadinya sebuah proses.
2) Merekam data proses sebagai bukti bahwa proses telah jadi atau
dilaksanakan.
-
3) Mengurangi kemungkinan kesalahan dalam proses dengan menyatakan
semua kejadian dalam bentuk tertulis dan dapat dijadikan alat bukti
apabila ada kesalahan.
4) Menyampaikan informasi pokok secara tertulis dari satu individu ke
individu lain, dari satu unit kerja ke unit kerja lain di dalam
organisasi,atau dari organisasi ke pihak lain di luar organisasi.
Penggunaan formulir dimaksudkan untuk peningkatan efesiensi kerja
dari kantor yang bersangkutan. Oleh karena itu tepatlah apabila dalam setiap
kantor, diusahakan adanya keberagaman dalam pembuatan, penggunaan,
penyimpanan, dan pemeliharaan formulir.
c. Pedoman pembuatan
Semakin modern suatu kantor, maka semakin banyak diperlukan
penggunaan formulir dalam rangka pengoprasian operasi kegiatan. Tetapi perlu
diperhatikan adanya keseragaman dalam bidang formulir ini. Perlu
diperhatikan, bahwa efesien ketepatan tata kerja penggunaan formulir
terhantung pula pada ketepatan cara pembuatan formulir tersebut.
Menurut Sedarmayanti (2009) dalam rangka merancang (membuat
formulir), maka pedoman yang perlu diperhatikan antara lain :
1) Tugas pokok organisasi
2) Pekerjaan dan keterangan yang diburuhkan untuk melakukan tugas
termaksud.
3) Pelaksanaan proses kerja secara menyeluruh sehingga dapat dibuat
pengklarifikasian pekerjaan.
4) Mengetahui oleh siapa, atau oleh unit mana dan kapan pekrejaan harus
dilakukan.
5) Frekuensi pekerjaan termaksud dilakukan, dan bagaimana hubungan
kerja antar unit dalam rangka pelaksanaan tugas.
6) Dalam cara atau teknik pembuatanya harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
-
o Gunakan kertas yang cukup kuat, tetapi tidak terlalu tebal.
o Sebaiknya menggunakan huruf cetak, dengan menggunakan
kertas yang berwarna putih sehingga huruf dapat mudah terbaca.
o Gunakan lembaran yang cukup luasnya sehingga masih dapat
memungkinkan dipakai untuk disposisi, instruksi, ataupun
catatan lainya.
o Pembuatan hendaknya menunjukan suatu gambaran yang
sistematis tentang keterangan yang ingin diperoleh.
o Ukuran harus disesuaikan dengan kebutuhan pengisian dan
penyimpanan.
o Apabila formulir nantinya akan dimasukan ke dalam komputer
atau mesin data processing, maka harus diperhatikan ukuran dan
tebal tipisnya kertas serta hendaknya diusahakan pula bahwa
antar kolom memiliki space yang cukup sehingga memudahkan
proses berikutnya.
o Hendaknya digunakan kode tertentu yang sekaligus menunjukan
tentang jumlah berapa lembar dan oleh siapakah formulir itu
dibuat.
d. Pengendalian Formulir
Pengendalian formulir adalah kegiatan yang dilakukan secara teratur
dan terus menerus sehingga dapat bermanfaat seperti yang diinginkan dalam
hal pengurusan informasi yang dimaksud. Menurut Sedarmayanti (2009:226)
formulir digunakan untuk:
1) Mencagah jangan sampai ada formulir yang digunakan tidak
sebagaimana mestinya.
2) Mencegah jangan sampai ada formulir yang dirubah tanpa persetujuan
sebalumnya.
3) Mencegah jangan sampai ada formulir yang beredar tanpa
sepengatahuan/persetujuan yang berwenang.
-
4) Agar pekerjaan rutin tidak dirubah tanpa rencana, sehingga formulir
tidak dirubah secara mendadak.
Formulir adalah alat yang penting dalam melaksanakan pekerjaan kantor pada
umumnya, dan pada khususnya dalam pengurusan informasi, maka dalam merancang
formulir hendaknya dipertimbangkan mengenai bentuk, panjang atau luasnya ruang
(kolom) yang akan diisi, serta besar kecilnya formulir.
2.1.11 Pengujian dan Review SOP
Untuk menghasilkan SOP yang segala aspek kebutuhan perusahaan terpenuhi,
adapun langkah- langkah pengujian dan review dilakukan sebagai berikut: Puji (2014)
1. Sebelum dilakukan pengujian, hasil penuisan SOP dikirimkan kepada pihak
yang terlibat langsung dalam proses pembuatan, dengan tujuan untuk
memperoleh kritikan dan masukan.
2. Selanjutnya dilakukan simulasi sejauh mana SOP yang telah dibuat dapat
berjalan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Dari simulasi tersebut dapat
diketahui kelemahan pada SOP, sehingga nantinya akan ada penyempurnaan
atau pembuatan kembali SOP.
3. Proses simulasi akan menghasilkan sesuatu yang nantinya akan ditindaklanjut i
oleh tim pengembangan.
4. SOP yang telah dirumuskan, selain membekukan prosedur yang telah berjalan,
dapat juga menyederhanakan prosedur yang sudah ada atau membuat prosedur
baru yang lebih tepat, efektif dan efesien.
5. Pelaksanaan uji coba dalam praktik penyelenggaraan prosedur-prosedur
perusahaan, sebenernya memiliki tujuan yaitu melihat sejauh mana kesesuaian,
ketepatan, dan kemudahan SOP dalam menjalankanya.
6. Proses selanjutnya adalah review. Proses ini dilakukan untuk mengevaluas i
hasil uji coba, sehingga akhirnya tim pengembangan SOP dapat menghasilkan
SOP yang benar-benar Valid dan Reliable yang berarti SOP menjadi instrument
-
yang dibutuhkan secara tepat oleh pengguna dalam penyelenggaraan prosedur-
prosedur dalam organisasi.
2.2 Tinjauan Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Menurut Widjaja (2000:66) komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau
beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan
menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Tanpa
adanya komunikasi yang baik, maka informasi akan sulit untuk diterima.
2.1.2 Tujuan Komunikasi
Adapun tujuan dari adanya komunikasi menurut Widjojo (2000:67) yaitu:
1. Agar penerima pesan dapat menangkap makna maupun arti pesan yang
terkandung dalam komunikasi yang kita sampaikan, sehingga tercipta satu
tujuan.
2. Agar dapat memahami kemauan masyarakat, sehingga tujuan yang diinginkan
bersama dapat terlaksana dengan baik.
3. Agar gagasan yang kita sampaikan dapat diterima orang lain. Kita berusaha
supaya gagasan tersebut dapat diterima pihak lain dengan pendekatan
persuasive, bukan merupakan bentuk pemakasaan.
4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan sesuatu itu
dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan.
2.1.3 Fungsi Komunikasi
Komunikasi memiliki fungsi yang sangat membantu sekelompok orang
maupun organisasi untuk memenuhi kebutuhan. Komunikasi berfungsi secara
menyeluruh baik dalam lingkungan individu maupun sekelompok organisasi. Adapun
fungsi komunikasi yang terdapat dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2005
: 5) karya Deddy Mulyana yaitu:
http://infowuryantoro.blogspot.com/2012/03/pengertian-komunikasi-dan-definisi.html
-
1. Berfungsi sebagai kelangsungan hidup diri-sendiri untuk menampilkan diri kita
sendiri pada kalangan masyarakat, untuk menjalin suatu hubungan yang balik
pada kehidupan bermasyarakat.
2. Berfungsi sebagai kelangsungan hidup dalam kehidupan bermasyarkat, hal ini
digunakan untuk memperbaiki hubungan social dalam kehidupan
bermasyarakat.
2.1.4 Pengertian Komunikasi Bisnis
Pada dasarnya semua manusia membutuhkan komunikasi dalam
menyampaikan informasi, takterkecuali oleh suatu organisasi. Selain pemaparan
pengertian organisasi secara umum, terdapat pengertian komunikasi bisnis.
Komunikasi bisnis merupakan komunikasi yang digunakan untuk dunia bisnis, yang
mencakup berbagai macam bentuk jenis komunikasi, baik komunikasi verbal maupun
komunikasi non verbal untuk mencapai tujuan tertentu Menurut Purwanto (2006:4).
Sedangkan Komunikasi bisnis menurut Sri Haryani ( 2001: 65) Komunikas i
bisnis merupakan suatu pertukaran ide-ide, opini, instruksi, informasi, atau yang
sejenisnya yang dapat di kemukakan baik dengan cara personal atau dengan cara non-
personal dengan menggunakan symbol atau tanda unutk dapat mencapai suatu tujuan
perusahaan
Menurut pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan komunikasi bisnis yaitu pertukaran pendapat, informasi, gagasan,
instruksi yang memiliki tujuan tertentu, disajikan secara personal atau impersona l
melalui simbol – simbol, sinyal maupun tindakan.
2.1.5 Fungsi dan Tujuan Komunikasi Bisnis
-
Selain mengemukakan pengertian dari komunikasi bisnis, Djoko Purwanto juga
mengemukakan bahwa Komunikasi bisnis memiliki fungsi khusus, yaitu fungs i
komunikasi bisnis terdiri dari fungsi informative, regulatory, persuasive, integrative :
1. Informative
Fungsi informative dalam kegiatan komunikasi bisnis ini diperlukan oleh
seorang karyawan maupun manajer untuk dapat menyelesaikan tugas-tugasnya
secara efisien. Pada prinsipnya, informasi yang dibutuhkan mengenai :
a. Hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan, yaitu: prosedur yang
berlaku, prosedur serta tujuan suatu perusahaan yang harus dicapai.
b. Keberhasilan yang dapat dicapai oleh perusahaan.
2. Regulatory
Komunikasi dalam bisnis juga berfungsi sebagai pengatur dan pengendali suatu
perusahaan. Adapun bentuk dari fungsi ini adalah sebuah perintah maupun
laporan.
3. Persuasive
Fungsi ini tercermin pada antar karyawan dalam perusahaan, dalam hal ini
pengirim pesan berharap agar penerima pesan dapat menerima ide, gagasan
atau maksud yang terkandung dalam komunikasi tersebut.
4. Integrative
Komunikasi dalam bisnis atau organisasi juga berfungsi sebagai integrat if,
yakni untuk membuat organisasi atau perusahaan tersebut dapat beroperasi
secara utuh dan terpadu. Dalam hal ini, termasuk fungsi penjadwalan aktivita s
dan koordinasi, penetapan saluran informasi dan otoritas, serta untuk menarik
dan melatih karyawan.
Terlepas dari Fungsi komunikasi bisnis, terdapat tujuan dalam menjalankan
komunikasi bisnis, Berikut ini adalah beberapa tujuan komunikasi bisnis yakni :
1. Meningkatkan goodwill (nama baik) perusahaan
2. Meningkatkan hubungan baik perusahaan dengan masyarakat
-
3. Meningkatkan fungsi kepemimpinan dalam perusahaan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi komunikasi bisnis
dalam suatu organisasi digunakan untuk menunjang tercapainya suatu tujuan organisas i
yang telah disusun secara matang, karena tanpa adanya komunikasi yang baik, maka
tujuan komunikasi akan sulit tercapai. Selain itu tujuan dari adanya komunikasi bisnis
yaitu agar menyelaraskan hubungan baik dengan berbagai pihak maupun organisas i
dalam masyarakat.
2.1.6 Bentuk-bentuk Komunikasi Bisnis
Pada umumnya terdapat dua bentuk komunikasi bisnis yang sering digunakan
pada suatu perusahaan tertentu, diantaranya yaitu (Djoko Purwanto 2011) :
1. Komunikasi Verbal (Verbal Communications)
Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak
penerima pesan melalui tulisan (written) maupun lisan (oral). Contoh dalam hal ini
antara lain penyampaian pesan melalui surat, memo, E-mail, rapat pimpinan, briefing
kepada karyawan,dll. Penyampaian pesan lewat tulisan maupun lisan memiliki suatu
harapan bahwa penerima pesan akan dapat membaca atau mendengar apa yang akan
dikatakan oleh pengirim pesan.
2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi Nonverbal adalah bentuk komunikasi yang dalam penyampaianya
menggunakan kata-kata, gerakan-gerakan tubuh, bahasa isyarat (body language)
sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain.
2.1.7 Komunikasi Tertulis
Pesan-pesan tertulis dapat disampaikan melalui berbagai jenis bentuk, seperti
surat, memo dan laporan. Salah satu kebaikan dari komunikasi tertulis (written
communications) adalah penulis mempunyai kesempatan untuk merencanakan dan
mengendalikan pesan-pesan mereka. Suatu format tulisan diperlukan jika informas i
-
yang disampaikan kompleks, dibutuhkan catatan permanen untuk referesi dimasa yang
akan datang, dan jumlah audience besar dan menyebar (Purwanto 2011 : 156)
Sedangkan menurut Fariyanto (2015:73) Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang
dilakukan melalui tulisan seperti yang dilakukan dalam surat menyuratmelalui pos,
telegram, telefax, fax, e-mail dan sebagainya. Dalam dunia bisnis dapat dijumpa i
berbagai macam contoh komunikasi verbal, misalnya :
1. Membuat dan mengirim surat teguran kepada nasabah yang menunggak
pembayaranya.
2. Membuat dan mengirim surat penawaran harga barang kepada pihak lain
3. Membuat dan memngirim surat konfirmasi barang kepada penlanggan.
4. Membuat dan mengirim surat pemesanan barang (order) kepada pihak lain.
Komunikasi tulisan adalah suatu proses penyampaian pesan komunikas i
dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk tulisan. Melalui komunikasi tulisan,
diharapkan orang akan memahamai apa yang disampaikan penulis. Penyampaian suatu
pesan lewat tulisan tertentu memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dappat
menggunkan tulisan dan ucapan (lisan), sedangkan untuk menerima pesan-pesan
seseorang dapat menggunakan pndengaran dan bacaan.
Komunikasi tertulis dapat dipilih jika sebagai berikut :
a. pesan atau subjek yang ingin disampaikan cukup banyak dan kompleks,
memerlukan penjelasan yang panjang lebar, memerlukan visualisasi pesan
dalam bentuk angka-angka, grafik, gambar dan statistic.
b. Tidak dibutuhkan tanggapan cepat dari penerima pesan.
Syarat-syarat untuk berkomunikasi tertulis secara efektif adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan suasana yang menyenangkan
2. Menggunakan Bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
3. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat dari pihak
komunikan
4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat
menguntungkan
-
5. Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan atau reward di pihak
komunikan.
Berbicara tenang minat di pihak komunikan dapat dikemukakan bahwa minat akan
timbul jika ada uncur-unsur sebagai berikut:
1. Tersedianya suatu hal yang menarik minat
2. Terdapat kontras, yaitu perbedaan antara hal yang satu denganyang lainya,
sehingga apa yang menonjol itu menumbuhkan perhatian.
3. Terdapat harapan untuk mendapat keuntungan atau mungkin gangguan dari hal
yang dimaksudkan.
2.1.8 Kelebihan komunikasi tertulis
Menurut Subana (200:75 ) dalam Feriyanto (2015: 75) dalam komunikas i
tulisan kita mempunyai cukup waktu untuk merumuskan dan merancang pesan yang
disampaikan. Pengertian komunikasi tertulis adalah suatu proses penyampaian pesan
komunikasi dengan menggunakan kata-kata dalam tulisan.
Sedangkan menurut Bowee dan Thill (1989) dalam Feriyanto (2015:74) Komunikas i
dilakukan baik antara individu dan bagian dalam struktur organisasi perusahaan
maupun dengan pihak ketiga. Dalam penyampaian pesan secara tertulis, mempunya i
keuntungan yang sangat besar antara lain yaitu :
a. Adanya kesempatan untuk mengontrol pesan
b. Isi pesan yang disampaikan dapat memuat informasi yang sangat kompleks dan
memerlukan uraian yang sangat detail.
c. Pesan yang terkandung dapat didokumentasikan, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk rujukan pada masa mendatang.
d. Pesan dapat disebarkan secara luas, ketika khalayak yang ingin dijangkau
sangat besar dan terpisah secara geografis.
2.1.9 Hambatan-hambatan komunikasi tertulis
-
Masih menurut Feriyanto (2011:80) dalma komukasi tertulis ditemukan
beberpa masalah, diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. hambatan Umum
Hmbatan dari sender atau pengirim pesan, hal ini dapat dipengaruhi
oleh perasaan atau situasi emosional
Hambatan dalam penyandian/simbol penyebabnya karena bahasa yang
digunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti ambigu atau lebih dari
satu arti, simbol yang digunakan antara pengirim dan penerima tidak
sama. Penyebab lain adalah Bahasa yang terlalu rumit.
Hambatan Media adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan
media komunikasi.
Hambatan dalam Bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan
sandi oleh penerima pesan.
Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima/mendengarkan pesan, sikap pransangka tanggapan yang
keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
Hambatan dalam memberikan umpan balik feedback . Umpan balik
yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya suatu pesan akan
tetapi memberikan interpretative, tidak tepat akturat atau tidak jelas dan
sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikais tertulis yang efektif, misalnya
gangguan kesehatan,gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan semantic
Hambatan semantic adalah hambatan pada penggunaan kata-kata yang
dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang
berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
pesan.
4. Hambatan Psikologis
-
Hambatan psikologis kadang-kadang mengganggu komuniasi, misalnya yaitu
perbedaan nilai-nilai dan harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima
pesan.
2.1.10 Pengertian Konfirmasi
Menurut Kamus istilah ekonomi popular M Ralonas (2012: 150 ) pengetian dari
Konfirmasi (Confirmation) adalah sebagai berikut:
1. Suatu bentuk komunikasi tertulis kepada pihak lain/pihak luar perusahaan atau
mitra yang menjelaskan hal-hal yang relevan secara terperinci mengena i
transaksi yang telah disepakai atau disetujui dalam pembicaraan melalui
telepon atau telefax.
2. Adalah suatu fungsi audit, dalam hal ini bank meminta nasaha untuk memerik sa
kebenaran akun guna untuk mendtiteksi apabila tejadi kesalahan. Konfirmas i
positif adalah permintaan kesejumlah nasabah untuk memeriksa semua jumlah
apakah sudah benar atau sesuai. Sedangkan konfirmasi negatif merupakan
permintaan untuk memberi jawaban atas saldo yang harus dicocokan apabila
hanya terdapat kekelruan atau perbedaan (tidak sesuai)
Tujuan konfirmasi adalah untuk memverifikasi setiap transaksi dengan pihak luar
(counter party) yang harus sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan sebelumnya
2.3 Tinjauan Transaksi
2.3.1 Pengertian Transaksi
Menurut Yulianto (2008:236) Transaksi merupakan suatu kegiatan yang
diakukan seseorang yang menimbulkan perubahan terhadap harta atau keuangan yang
dimiliki baik itu bertambah ataupun berkurang. Misalnya menjual harta, membeli
barang, membayar hutang, serta membayar berbagai macam biaya untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Dalam transaksi terdapat administrasi transaksi. Adapun yang
dimaksud dengan administrasi disini adalah kegiatan yang digunakan untuk mencatat
-
suatu perubahan keuangan seseorang atau oraganisasi yang dilakukan dengan metode-
metode tertentu secara teliti dan jelas.
2.3.2 Jenis-jenis Transaksi
Setelah kita memahami tentang pengertian transaksi baik itu transaksi keuangan
ataupun transaksi bisnis. Kini kita akan membahas tentang jenis-jenis transaksi yang
ada pada kehidupan sehari-hari. Menurut Sugiarto (2002 ) Dalam kehidupan sehari-
hari transaksi yang dilakuakan suatau perusahaan dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yakni:
1. Transaksi internal
Transaksi internal adalah transaksi yang yang hanya dilakukan oleh personalia
yang berada dalam suatu perusahaan. Transaksi internal lebih menekankan
mengenai persoalan atau problem dalam suatu perusahaan itu sendiri. seperti
halnya masalah mengenai keuangan.
Transaksi internal juga bisa dikatakan sebagai bukti pencatatan atau bukti
tertulis mengenai kegiatan-kegiatan khususnya keuangan dalam suatu
perusahaan. Karena hanya perusahaan tersebut yang hanya mengetahui alur
keuangan tersebut.
2. Transaksi eksternal
Transaksi eksternal adalah transaksi yang melibatkan pihak luar perusahaan
dalam kegiatan operasional perusahaan. Transaksi eksternal dapat dikatakan
sebagai bentuk kerjasama suatu perusahaan dalam menjalankan transaksi dan
sebagai bukti pencatatan maupun bukti kegiatan berhubungan baik dengan
pihak luar perusahaan.. contoh transaksi eksternal dalalm hal ini adalah :
transaksi pembelian, penempatan dana, pembayaran hutang maupun piutang
dll.
2.3.3 Bukti Transaksi
Bukti transaksi adalah sebuah bukti yang tertulis pada setiap kegiatan transaksi yang
terjadi pada suatu perusahaan. Manfaat dari bukti transaksi itu sendiri adalah sebagai
-
bukti tertulis atas transaksi yang telah dilakukan yang bertujuan untuk menghindar i
terjadinya permasalahan atau sengketa kelak. Menurut Sariono Endro (2007) bukti
transaksi memiliki 2 jenis, yaitu:
1. Bukti transaksi internal
Bukti transaksi internal adalah bukti yang berasal dari kegiatan transaksi dalam suatu
perusahaan itu sendiri. Bukti ini digunakan untuk
2. Bukti transaksi eksternal
Bukti transaksi eksternal adalah bukti pencatatan dari kegiatan transaksi dalam suatu
organisasi dengan perusahaan atau pihak luar. Berikut merupakan bukti eksternal,
yaitu:
a. Faktur
Faktur merupakan sebuah bukti transaksi yang dibuat oleh pihak luar atau
penjual untuk disampaikan kepada pihak pembeli mengenai hasil perhitungan dalam
proses penjualan suatu barang yang dilakukan secara kredit. Faktur dibuat rangkap dua,
yaitu faktur aseli dan faktur fotokopi. Faktur aseli untuk pihak pembeli yang digunakan
sebagai bukti pencatatan pembelian secara kredit. Sedangkan faktur kopiannya untuk
pihak penjual sebagai bukti pencatatan penjualan secara kredit.
b. Kuitansi (official receipt)
Kuitansi merupakan sebuah bukti transaksi tentang penerimaan uang atas
pembayaran suatu barang ataupun yang lainnya. Kuitansi dibuat dan ditanda tangani
oleh kedua pihak baik pihak yang menerima uang atapun juga pihak yang telah
melakukan pembayaran.
c. Nota debet (debit memo)
Nota debet adalah sebuah bukti transaksi mengenai perhitungan atau
pemberitahuan yang berasal dari sebuah perusahaan atau suatu badan usaha kepada
konsumennya. Nota debet memberitahukan kepada konsumen bahwa akunnya telah
didebet dengan jumlah tertentu.
d. Nota kredit
-
Nota kredit adalah sebuah bukti transaksi tentang pemberitahuan atau
perhitungan yang dikirim oleh sebuah perusahaan atau badan usaha kepada
pelanggannya. Nota kredit diberikan kepada pelanggan agar tahu bahwa akunnya telah
dikredit dengan jumlah tertentu.
e. Cek (cheque)
Cek merupakan bukti transaksi yang terbentuk dalam sebuah surat perintah
kepada suatu bank untuk membayar sejumlah uang dari seorang nasabah sesuai dengan
isi cek tersebut. Cek ditandatangani oleh pihak yang menjadi nasabah, dan nasabah
tersebut mempunyai simpanan atau tabungan pada bank tersebut dalam bentuk giro.
f. Bilyet giro
Bilyet giro adalah sebuah bukti transaksi yang terbentuk dalam sebuah surat
perintah dari nasabah kepada pihak bank agar memindahbukukan sejumlah uang dari
rekeningnya ke rekening penerima.
g. Rekening Koran
Rekening koran yaitu sebuah bukti transakasi tentang mutasi kas pada bank
yang disusun oleh pihak bank untuk para nasabahnya. Rekening koran digunakan
sebagai dasar penyesuaian kegiatan pencatatan antara saldo kas pada perusahaan, dan
juga saldo kas pada bank.
h. Bukti setoran bank
Bukti setoran bank adalah bukti transaksi oleh setiap nasabah pada saat
melakukan setoran kepada bank. Sebelum melakukan transaksi penyetoran pada bank,
terlebih dahulu asabah harus mengisi slip setoran yang telah disediakan oleh bank.
i. Bukti memorandum
Bukti memorandum adalah suatu bukti transaksi yang dikeluarkan oleh
pimpinan suatu perusahaan ataupun pihak tertentu yang memiliki wewenang. Bukti
memorandum digunakan untuk menjelaskan kejadian-kejadian yang berlangsung
didalam internal perusahaan tersebut. Bukti memorandum ini biasanya terjadi pada
akhir periode kegiatan pada suatu perusahaan, seperti halnya memo untuk mencatat
gaji para pegawai yang masih belum dibayar.
-
j. Surat konfirmasi (Confirmation letter)
surat yang berisi tentang penjelasan yang lebih berfugnsi sebagai
pemberitahuan , penegasan atau usaha untuk meyakinkan atau usaha untuk meyakinkan
seseorang atau suatu lembaga maupun organisasi atas sesuatu.
Dalam menulis surat konfirmasi pada paragraf awal menjelaskan tentang latar belakang
perlunya dibuatkan surat konfirmasi. Selanjutnya paragrap kedus dijelaskan mengena i
rinci tantang apa yang akan dikonfirmasikan. Terkhir ada paragrap skhir atau penutup
perlu adanya penjelasan untuk suatu penghargaan, misalnya ucapan terimakasih.
2.4 BANK
2.4.1 Pengertian Bank
Pengertian Bank Menurut Mulyana (2011:76) adalah Lembaga keuangan
(financial institution) adalah bedan usaha yang bergerak dalam pembiayaan keuangan
atau lembaga yang modalnya berbentuk uang (financial assets). Uang sebagai modal
utama lembaga keuangan ini ditawarkan kepada nasabah dalam bentuk produk
lembaga keuangan, misalnya pinjaman midal, obligasi, dan sebagainya.
Bank adalah lembaga keuangan yang dalam menjalankan kegiatanya mencangkup
sebagai berikut:
1. Menghimpun dana (funding) yang berasal dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, bank sebagai tempat penyimpanan uang atau tempat berinvestas i
untuk masyarakat. Untuk memenuhi tujuan tersebut, bank menyediakan sarana
yang disebut dengan simpanan yang bertujuan untuk mengamankan simpanan
tersebut. Jenis simpanan yang ditawarkan sangat bervariasi bergantung pada
bank yang bersangkutan. Pada dasarnya, jenis simpanan yang ada di bank
terdiri atas simpanan giro (demand deposito), simpanan tabungan (saving
deposito) dan simpanan deposito (time deposit)
2. Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat, yaitu memberikan pinjaman
(kredit) kepada masyarakat yang membutuhkan. Jenis kredit yang biasa
-
diberikan oleh hampir semua bank seperti kredit modal kerja, atau kredit
perdagangan yang bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.
3. Memberikan jasa-jasa lainya (services) , seperti mengirim uang (transfer),
penagihan surat-surat berharga dari dalam kota dan dalam negeri (Clearing),
penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri
(clearing) dan berbagai jasa lainya.
2.4.2 Fungsi perbankan
Bank sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi satu Negara karena memberikan
peminjaman modal bagi para pengusaha, fungsi bank secara detail adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai modal investasi, artinya dapat dijadikan sebagai salah satu model
berinvestasi, sekalipun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka
pendek maupun jangka panjang.
2. Sebagai cara melindungi nilai, artinya dapat berfungsi sebagai salah satu cara
untuk menghilangkan risko disebut juga risk management.
3. Informasi berharga, artinya dapat berfungsi sebagai sarana untuk memberikan
informasi mengenai harga barang komoditas tertentu pada kemudian hari
(price discovery).
4. Fungsi Spekulatif, artinya dapat memberikan kesempatan spekulasi terhadap
perubahan nilai pasar.
2.4.3 Deposito
Menurut Adler (2010:62) Deposito adalah produk bank yang dikerluarkan
untuk menarik dana dari publik. Tingkat bunga yang diperoleh investor tergantung
tingkat bunga yang ditawarkan bank tersebut.
-
(Menurut Supartji 200:58) jenis-jenis deposito adalah sebagai berikut:
a. Time deposit
Adalah deposito berjangka yang telah terikat oleh waktu yang telah ditentukan.
Apabila waktu yang tersebut telah habis, maka deposan dapat menarik
simpanan deposito berjangka dari bank, atau memperpanjang simpanan
tersebut dengan jangka waktu yang diinginkan atau automatic roll over (ARO),
yaitu melakukan perpanjangan secara otomatis, apabila pada saat tanggal jatuh
tempo tidak ada pencairan dana dari si pemilik deposito.
b. Deposito On Call
Adalah simpanan uang yang bersidat tetap dari bank selama bulan dibutuhkan
oleh penyimpannya. Apabila si penyimpan membutuhkan uang simpananya,
maka terlebih dahulu perlu meberitahukannya kepada bank, tergantung pada
perjanjian antara penyimpan dengan bank.
c. Demand Deposit
Adalah jenis deposito dimana penyimpan dapat menarik atau menyetor uang
pada setiap saat.
2.5 Program Kemitraan
Program kemitraan adalah program yang dipersiapkan untuk meningkatkan
kemampuan pada usaha kecil agar dapat mandiri dan tangguh melalui pemanfaatan dan
bagian laba BUMN (Hafsah, 2013:43)
Hafsah (2013:43) mengemukakan, “kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang
dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih
keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan saling membesarkan”.
kemitraan merupakan suatu hubungan kerjasama usaha pada pihak yang strategis,
berdasar prinsip pada saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling
menguntungkan dan diseretai dengan pembinaan dan pengembangan UKM oleh usaha
besar (Rachmat (2013:40)).
-
Berikut merupakan tujuan kemitraan menurut Rachmat (2013:45) yaitu sebagai
berikut:
1. Memberikan peningkatan terhadao pendapatan usaha kecil dan masyarakat.
2. Memberikan peningkatan atas perbolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan.
3. Memberikan peniingkatan terkait pemeran dan pemberdayaan masyarakat.
4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaaan, wilayah dan nasional.
5. Untuk memperluas kesempatan kerja
6. Untuk meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.
Rachmat (2013:51) berpendapat bahwa program kemitraan adalah suatu wadah
untuk mengembangkan UKM disebabkan program ini dapat menjawab dan mengatas i
kelemahan-kelemahan yang selama ini terjadi pada UKM di Indonesia menginga t
mekanisme dan struktur berdasarkan KEP-2361MBU/2003 yang merupakan peraturan
yang keluar dikarenakan peraturan sebelumnya belum dapat tercapai. Maka, unit
program kemitraan sekurang-kurangnya melakukan fungsi pembinaan, evaluas i,
penyaluran, penagihan , pelatihan, monitoring, promosi, fungsi administrasi dan
keuangan. Unit kemitraan di kantor pusat dibentuk dengan memperhatikan kondisi
perusahaan. Sedangkan bentuk pelaksanaan di kantor cabang atau perwakilan
disesuaikan dengan kebutuhan
-