BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.polban.ac.id/files/disk1/161/jbptppolban-gdl... · 2018. 2. 8. ·...

34
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Standard Operating Procedure (SOP) 2.1.1 Pengertian Standard Operating Procedure (SOP) Bagi dunia kerja, SOP merupakan salah satu acuan karyawan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar efektif dan efesien. Pada dasarnya SOP ( Standard Operating Procedure) merupakan suatu perangkat lunak yang mengatur Suatu tahapan proses kerja atau suatu prosedur (Budiharjo, 2014:7). Menurut Hartatik (2014:36) SOP adalah sebuah acuan kerja yang baik, baku dan dapat mempermudah mengontrol dan mengendalikan kegiatan operasional dalam suatu perusahaan. Menurut Tambunan (2008:79) SOP merupakan suatu pedoman yang berisi prosedur standar yang berada pada suatu organisasi yang berguna untuk memastika n bahwa semua keputusan, tindakan, penggunaan fasilitas- fasilitas proses dilakukan oleh orang-orang yang berada pada organisasi berjalan secara efesien, efektif, sistematis. SOP (Standard Operating Procedures) yaitu suatu sistem yang berguna atau digunaka n untuk mengendalikan pekerjaan. Pengertian ini berdasar pada pengertian menurut Ekotama (2013:41). Sedangkan Santosa (2014:8) menjelaskan mengenai suatu langkah-langka h khusus yang spesifik yang digunakan untuk menjelaskan dari suatu aktifitas secara terperinci untuk menyempurnakan suatu Pekerjaan sesuai dengan regulasi, perusahaan, kesehatan, pendidikan, penerbangan, perindustrian bahkan menjalankan usaha kecil. Secara luas, SOP merupakan dokumen yang menjelaskan aktivitas opersional yang dilaksanakan pada kehidupan sehari-hari, dengan tujuan agar tugas-tugas tersebut dilaksanakan secara benar, tepat, dan konsisten. Suatu perusahaan pasti memerlukan suatu prosedur kerja untuk dijadikan sebagai pedoman kerja. Tata kerja, penting artinya sebagai pola kerja yang tak lain

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.polban.ac.id/files/disk1/161/jbptppolban-gdl... · 2018. 2. 8. ·...

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Standard Operating Procedure (SOP)

    2.1.1 Pengertian Standard Operating Procedure (SOP)

    Bagi dunia kerja, SOP merupakan salah satu acuan karyawan untuk

    melaksanakan suatu pekerjaan agar efektif dan efesien. Pada dasarnya SOP (Standard

    Operating Procedure) merupakan suatu perangkat lunak yang mengatur Suatu tahapan

    proses kerja atau suatu prosedur (Budiharjo, 2014:7). Menurut Hartatik (2014:36) SOP

    adalah sebuah acuan kerja yang baik, baku dan dapat mempermudah mengontrol dan

    mengendalikan kegiatan operasional dalam suatu perusahaan.

    Menurut Tambunan (2008:79) SOP merupakan suatu pedoman yang berisi

    prosedur standar yang berada pada suatu organisasi yang berguna untuk memastikan

    bahwa semua keputusan, tindakan, penggunaan fasilitas- fasilitas proses dilakukan oleh

    orang-orang yang berada pada organisasi berjalan secara efesien, efektif, sistematis.

    SOP (Standard Operating Procedures) yaitu suatu sistem yang berguna atau digunakan

    untuk mengendalikan pekerjaan. Pengertian ini berdasar pada pengertian menurut

    Ekotama (2013:41).

    Sedangkan Santosa (2014:8) menjelaskan mengenai suatu langkah-langkah

    khusus yang spesifik yang digunakan untuk menjelaskan dari suatu aktifitas secara

    terperinci untuk menyempurnakan suatu Pekerjaan sesuai dengan regulasi, perusahaan,

    kesehatan, pendidikan, penerbangan, perindustrian bahkan menjalankan usaha kecil.

    Secara luas, SOP merupakan dokumen yang menjelaskan aktivitas opersional yang

    dilaksanakan pada kehidupan sehari-hari, dengan tujuan agar tugas-tugas tersebut

    dilaksanakan secara benar, tepat, dan konsisten.

    Suatu perusahaan pasti memerlukan suatu prosedur kerja untuk dijadikan

    sebagai pedoman kerja. Tata kerja, penting artinya sebagai pola kerja yang tak lain

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • meruapakan penjabaran sari suatu tujuan,sasaran, program kerja, fungsi-fungsi dan

    kebijaksanaan kedalam kegiatan pelaksanaan yang nyata (Sedarmayanti, 2009:134).

    Agar dapat terlihat jelas perbedaan dari masing-masing pengertian SOP, menurut maka

    berikut ini adalah arti tata kerja. Prosedur kerja dan sistem kerja (Sedarmayanti,

    2009:134)

    1. Tata kerja adalah cara-cara pelaksanaan kerja yang seefesien mungkin atas

    sesuatu tugas dengan mengingat, segi-segi tujuan, peralatan, fasilitas, tenaga

    kerja, waktu, ruang dan biaya yang tersedia.

    2. Prosedur kerja adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu dengan lainya

    sehingga menunjukan adanya suatu urutan tahap demi tahap serta jalan yang

    harus dirempuh dalam rangka penyelesaian sesuatu bidang tugas.

    3. Sistem kerja adalah suatu rangkaian tata kerja dan prosedur kerja yang

    kemudian membentuk suatu kebulatan pola tertentu dalam rangkan

    melaksanakan suatu bidang pekerjaan.

    Menurut Moekijat (2002) prosedur adalah langkah-langkah atau pelaksanaan

    pekerjaan dimana pekerjaan itu dilakukan berhubungan dengan yang dilakukan,

    bagaimana melakukanya, kapan melakukanya, dimana melakkanya, dan siapa yang

    melakukan pekerjaan tersebut.

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Standars Operating Procedure (SOP)

    merupakan dokumen tertulis yang memuat langkah-langkah khusus dalam kegiatan

    rutin perusahaan agar tindakan tersebut tepat dan berjalan secara efektif dan efesien

    yang membentuk suatu pola tertentu.

    2.1.2 Manfaat Standard Operating Procedure (SOP)

    Dalam pembuatan SOP, perlu diketahui juga manfaat dari pembuatan SOP

    tersebut. Berikut manfaat dan fungsi dari SOP oleh Puji (2014:51) yaitu :

    a. Melancarkan dan menjelaskan tugas karyawan atau tim/unit kerja.

    b. Bila terjadi penyimpanganm dapat dijadikan sebagai barang bukti

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • c. Mengetahui hambatan-hamabatan dalam suatu perusahaan dan dapat

    dikendalikan dengan baik.

    d. Mengarahkan karyawan/pegawai agar disiplin dan konsisten (2014) dalam

    bekerja.

    e. Sebagai suatu acuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin.

    Dari penjelasan di atas, manfaat menurut Hartatik digunakan untuk membantu

    karyawan dalam melaksanakan pekerjaan dan sebagai pedoman dalam menjalankan

    pekerjaan tersebut. Selain itu, SOP tidak hanya bermanfaat bagi tingkat manajeria l

    sebagai perancang prosedur, tetapi juga bermanfaat bagi non manajerial sebagai

    pelaksana. SOP juga membantu tingkat manajerial maupun non manajerial untuk

    melaksanakan fungsi manajemen pada setiap devisi/bagian. Manfaat SOP dalam

    melaksanan fungsi manahemen (Nuraida, 2008:36) adalah :

    1. Planning- contolling

    a. Membantu dalam mencapai tujuan

    b. Merencanakan serta seksama mengenai besarnya beban kerja yang optimal

    bagi masing-masing pegawai

    c. Menghindari pemborosan atau memudahkan penghematan biaya

    d. Memudahkan pengawasan yang berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya

    dilakukan. Menilai apakah pelaksanaanya sudah sesuai dengan prosedur

    apabila pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan prosedur maka perlu

    diketahui penyebabnya. Hal ini dilakukan sebagai bahan masukan dalam

    tindakan koreksi terhadap pelaksanaan atau revisi terhadap prosedur.

    Dengan adanya prosedur yang telah dibekukan maka dapat disampaikan

    proses umpan balik yang konstruktif.

    2. Organizing

    a. Mendapatkan instruksi kerja yang dapat dimengerti oleh bawahan

    mengenai bagaimana tanggung jawab setiap prosedur pada masing-mas ing

    bagian/devisi, terutama pada saat pelaksanaan yang berkaitan dengam

    bagian-bagian lain. Misalnya bagian/devisi yang terlibat dalam

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • inventarisasi barang-barang kantor suatu organisasi adlah bagian saran dan

    prasarana serta bagian keuangan.

    b. Dihubungkan dengan alat-alat yang mendukung pekerjaan kantor serta

    dokumen-dokumen kantor yang diperlukan.

    c. Mengakibatkan arus pekerjaan kantor menjadi lebih baik dan lebih lancar

    serta menciptakan konsistensi kerja.

    3. Staffing Leading

    a. Membantu atasan dalam memberikan training atau dasar-dasar instruks i

    kerja bagi pegawai baru dan pegawai lama. Prosedur mempermudah

    orientasi bagi pegawai baru.

    2.1.3 Prinsip-prinsip Prosedur Kerja

    Mengingat pentingnya tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja maka teknik

    yang harus dipakai dalam setiap instansi hendaknya dapat dipenuhi prinsip-prinsip, dan

    menurut Sedarmayanti (2009:136) adalah sebagai berikut:

    1. Tata kerja, prosedur kerja, dan sistem tata kerja, harus disusun dengan

    memperhatikan segi-segi tujuan, fasilitas, peralatan, material, biaya, dan waktu

    yang tersedia seta segi luas, macam, dan sifat dari tugas atau pekerjaan.

    2. Untuk mempersiapkan prosedur dengan tepat maka terlebih dahulu

    dipersiapkan penjelasan tentang tujuan pokok organisasi, skema organisas i

    berikut klasifikasi jabatan dan analisis jabatannya, unsur-unsur kegiatan

    didalam organisasi lainya.

    3. Hendaknya ditentukan suatu pokok bidang tugas yang akan dibuat bagain

    prosedurnya.

    4. Perlu pendaftaran secara rinci tentang pekerjaan yang harus dilakukan disertai

    dengan waktu yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan tersebut.

    5. Dalam penetapan urutan tahap demi tahap dari rangkaian pekerjaan, maka

    antara tahap yang satu dengan tahap yang selanjutnya diharuskan adamya

    hubungan yang sangat erat dan keseluruhanya menuju satu tujuan.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • 6. Setiap tahap harus merupakan suatu kerja nyata dan perlu untuk pelaksanaan

    dan penyelesaian seluruh tugas atau pekerjaan yang dimaksudkan.

    7. Perlu adanya ketetapan kecakapan dan ketrampilan tenaga kerja yang

    diperlukan untuk penyelesaian bidang tugas termaksud.

    8. Tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja harus disusun secara tepat sehingga

    memiliki stabilitas dan fleksibilitas.

    9. Penyusunan tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja, harus selalu

    disesuaikan dengan perkembangan teknologi.

    10. Untuk menggambarkan tentang penerapan suatu prosedur tertentu sebaiknya

    dipergunakan symbol dan skema atau bagan prosedur dengan setapat-tepatnya.

    Bagan semacam ini sering disebut skema arus kerja.

    Sedangkan menurut Puji (2014:45) pelaksanaan SOP harus memenuhi prinsip-prins ip

    sebagai berikut :

    1. Konsisten. Dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu, oleh siapapun,

    dan dalam kondisi apapun oleh seluruh jajaran organisasi.

    2. Komitmen. Dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh jajaran

    organisasi, dari level yang paling rendah dan tertinggi.

    3. Perbaikan berkelanjutan. Pelaksanaanya terbuka terhadap kritik maupun

    saran guna untuk penyempurnaan-penyempurnaan agar memperoleh prosedur

    yang benar-benar efisien dan efektif.

    4. Mengikat. Mengikat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

    prosedur standar yang telah ditetapkan.

    5. Seluruh unsur memiliki peran penting. Seluruh pegawai peran-peran tertentu

    dalam setiap prosedur yang distandarkan. Jika pegawai tertentu tidak

    melaksanakan perannya dengan baik, hal ini akan mengganggu keseluruhan

    proses, yang akan berdampak pada proses penyelenggaraan perusahaan.

    6. Terdokumentasi dengan baik. SOP harus didokumentasikan dengan baik,

    sehingga dapat dijadikan referensi bagi setiap mereka yang membutuhkan.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • 2.1.4 Tujuan dan Fungsi SOP

    Dibuatnya sebuah SOP dalam sebuah perusahaan, memiliki tujuan khusus bagi

    organisasi tersebut. Tujuan yang paling penting dalam pembuatan SOP adalah untuk

    memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggungjawab para pegawai dalam

    perusahaan sehingga tehindar dari kesalahan oleh pihak yang tak berwenang. Adapun

    menurut Kasma, dkk (2012:7) tujuan dari adanya SOP adalah sebagai berikut:

    1) Agar petugas/pegawai dapat menjaga tingkat kinerja atau konsistens i

    petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau bahkan unit kerja

    2) Agar memahami suatu peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi

    3) Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawan dari petugas/pegawai

    terkait.

    4) Melindungi organisasi atau unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktik atau

    kesalah administarasi lainya.

    5) Untuk melindungi kesalahan/kegagalan , keraguan , dan duplikasi.

    Sedangkan fungsi SOP diantaranya adalah sebagai berikut:

    1) Memperlancar tugas yang dimiliki oleh petugas/pegawai atau tim

    2) Sebagai dasar hukum bila tejadi penyimpangan

    3) Mengetahui dengan jelas suatu hambatan dan mempermudah dalam hal

    pelacakan.

    4) Mengerahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja

    5) Sebagai pedoman atau panduan dalam melaksanakan pekerjaan tim.

    Dengan menjelaskan tujuan fungsi dari SOP diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

    dengan adanya SOP sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi dan memiliki peran yang

    penting untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien.

    2.1.5 Teknik penyusunan SOP

    Dalam penulisan suatu prosedur, teknik penyususunan SOP diperlukan untuk

    mencari yang efektif dan efesien bagi setiap kantor dalam membuat suatu pedoman

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • kerja. Banyak teknik dan metode yang digunakan untuk menulis prosedur. Menurut

    Nuraida(2008:23) cara penulisan prosedur yang dimaksud adalah:

    1. Deskriptif

    Deskriptif adalah prosedur kerja yang dituliskan dengan tidak adanya simbol

    khusus dan disajikan secara sederhana.

    2. Chart

    Chart adalah prosedur dalam bentuk gambar atau simbol yang biasanya terliha t

    lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahamai dan diterapkan ke dalam

    pekerjaan, maka disusun berbagai simbol bagi kegiatan yang bersifat penting.

    Simbol dapat membuat gambar-gamber visual yang menggambarkan intruks i-

    intruksi, berbagai macam kegiatan, perpindahan satu kegiatan ke kegiatan

    lainya, dan sebagainya menjadi tampak jelas sehubungan yang berkaitan kaitan

    atau ketergantungan dari satu kegiatan terhadap kegiatan yang lainya. Chart

    dapat berarti peta, diagram, tabel, atau gambar. Penulisan prosedur dengan

    chart adalah sebagai berikut:

    a. Gambar/skema

    Gambar/skema digunakan pada perusahan assembling. Pembuatan knock

    dowm furniture, blender, kreta dorong bayi, dan sebgaimanya, harus

    membuat gambar-gambar mengenai tahapan atau cara memakai dan

    melepaskan alat tersebut yang merupakan panduan bagi konsumen.

    b. Arus pergerakan dokumen (Document Flow Chart)

    Di dalam Document Flow chart dapat diketahui bagian/divisi yang terlibat

    dalam prosedur untuk mencapai suatu tujuan tertentu, tanggungjawab setiap

    bagian/divisi terhadap arus pergerakan dokumen dari awal sampai akhir

    antara lain untuk mengetahui apa saja dan berapa rangka/tembusan yang

    diperlukan dalam tiap arus pergerakan dokumen. Dengan kata lain

    document flow chart menunjukan perpindahan formulir kantor beserta

    salinan dokumen tersebut dari satu bagian ke bagian lainya.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • c. Proses kegiatan (Proses Chart)

    Proses kegiatan perusahaan melewati satu atau beberapa

    bagian/departemen. Dengan demikian dapat terjadi beberapa proses dalam

    bagian/departemen yang sama. Jadi, yang menjadi perhatian penting bukan

    dokumen dan bagian/department, melainkan proses pelaksanaan suatu

    prosesdur kerja. Simbol memperlihatkan segala proses yang berangkap di

    dalam suatu prosedur dari awal hingga akhir.

    d. Diagram gerakan (Movement Diagram )

    Diagram gerakan emnunjukan gerakan ruangan. Diagram gerakan dapat

    digambarkan dalam sebuah lay out berskala pada sebuah meja atau floor

    plan sehingga gerakan tersebut dapat diukur dan dipandang dalam

    hubunganya dengan faktor-faktor fisik.

    Kata teknik diartikan sebagai sistematika tindakan yang sangat spesifik dalam pola

    sistematis untuk menyusun prosedur operasional standar suatu organisasi. disebut

    sangat spesifik karena antar teknik terdapat perbedaan cara dan guna yang mencolok,

    meskipun peran saling mendukung satu sama lain untuk mengefektifkan prosedur.

    Berikut ini merupakan penjabaran teknik penyusunan SOP menurut Tambunan (2008),

    yaitu :

    1. Teknik Naratif Teknik

    Naratif adalah teknik yang menggunakan kekuatan narasi dan penjelasan

    dengan kalimat sesuai dengan kaidah bahasa yang benar ditambah istilah lazim

    yang digunakan dalam organisasi untuk menjelaskan langkah kegiatan di dalam

    organisasi, baik terkait dengan kegiatan operasional maupun administras i.

    Semakin baik cara penyampaian, semakin baik pula potensi kemudahan

    pemahaman dan pelaksanaan prosedur. Prinsip tentang keseragaman dan

    konsistensi dalam penggunaan istilah menjadi sangat penting agar tidak ada

    perbedaan persepsi diantara para pembaca dan pelaksana prosedur. Meskipun

    tampak mudah, namun sesungguhnya sangat sulit untuk membuat prosedur

    yang efektif dengan menggunakan teknik naratif. Kunci penggunaan teknik

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • naratif adalah cara penggunaan dan penyampaian kalimat dan tata bahasa yang

    tepat dan sistematis. Bila langkah tersebut dijelaskan dengan narasi yang tidak

    sesuai, sulit pembaca memahami secara segera.

    2. Teknik Bagan Arus Teknik bagan arus (flowchart)

    merupakan teknik spesifik yang sangat dikenal dalam pengembangan sistem

    informasi dan penyusunan prosedur operasional standar. Teknik ini

    menggunakan simbol yang khas, dimana setiap simbol mempresentasikan

    makna tertentu dari kegiatan atau keputusan hingga penyimpanan dokumen.

    Dengan menggunakan gambar, banyak penjelasan yang dapat dihemat. Namun,

    untuk penggunaan simbol bukan berarti tidak menggunakan lagi kalimat.

    Pembuatan kolom dalam bagan arus tergantung pada teknik bagan arus yang

    digunakan.

    3. Teknik Tabular

    Teknik tabular digunakan untuk melakukan analisis kegiatan dalam proses

    penyusunan SOP, tetapi bukan berarti tidak dapat ditampilkan sebagai bagian

    dari proses operasional tertentu. Langkah-langkah yang potensial ada di dalam

    suatu prosedur operasional standar analisis, termasuk penghitungan manfaat

    serta waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah langkah atau

    kegiatan. Manfaat dengan menyajikan tabel teretentu terkait dengan prosedur,

    pada dasarnya dapat membantu pelaksana untuk memahami prosedur secara

    baik. Tiap organisasi pasti memiliki langkah rutin dan berulang yang membantu

    pengefektifan prosedur.

    4. Teknik Campuran (Gabungan)

    Merupakan gabungan atau kombinasi dari ketiga teknik sebelumnya. Tujuan

    dari teknik ini adalah untuk menyajikan SOP yang dapat dipahami semua yang

    terlibat juga berkepentingan.

    Menurut Tambunan (2008) menjelaskan kunci sukses teknisnya, terletak pada

    keakuratan pemahaman dan pendefinisian kondisi dan kebutuhan organisasi. Pada

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • intinya, setiap organisasi memiliki kondisi dan kebutuhan yang berubah. Maka dari itu,

    metode dan teknik harus terus dievaluasi dan diperbaharui.

    2.1.6 Simbol-simbol dalam prosedur

    Untuk menggambarkan tentang penerapan suatu prosedur tertentu sebaiknya

    dipergunakan simbol dan skema atau bagan prosedur dengan setapat-tepatnya. Simbol

    mempelihatkan segala proses yang berangkai di dalam suatu prosedur dari awal hingga

    akhir. Tindakan-tindakan ditunjukan oleh simbol-simbol yang diatur secara vertical

    dangan urutan kronologis di mana tindakan terkahir dicantumkan pada bagian bawah

    gambar. Simbol-simbol yang umum dipergunakan untuk menggambarkan suatu

    prosedur dilihat pada gambar 2.1 untuk simbol bagan arus dasar dan gambar 2.3 untuk

    Simbol Bagan Arus Kegiatan Rinci Prosedur.

    Menurut Tambunan (2013: 315), dalam teknik bagan arus (flowchart) dikenal

    berbagai kelompok simbol sesuai kegunaannya, dimana setiap simbolnya mewakili

    makna kegiatan atau peran tertentu. Kelompok simbol ini terbagi menjadi 2 bagian,

    yaitu simbol bagan arus dasar dan simbol bagan arus kegiatan rinci prosedur.

    Gambar 2.1 Simbol Bagan Arus Dasar Sumber: Tambunan (2013:326)

    (Persiapan)

    (Dokumen)

    (Proses)

    (Proses Pengganti)

    (Keputusan)

    (Data)

    (Proses Utuh)

    (Kegiatan Manual)

    (Masukan Manual)

    (Kartu)

    (Pemisah Prosedur)

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • Berikut merupakan Simbol Bagan Arus Kegiatan Rinci Prosedur, dapat terlihat pada

    gambar 2.2 dibawah ini:

    (Tampilan)

    (Sortir)

    (Penghubungan)

    (Tunda)

    (Penggabungan)

    (Penguraian)

    (Arsip tetap) (Arsip Sementara)

    (Pemaduan)

    (Pilihan)

    Gambar 2.2 Simbol Bagan Arus Kegiatan Rinci Prosedur Sumber: Tambunan (2013: 328)

    2.1.7 Format standard Operating Procedures (SOP)

    SOP berdasarkan jumlahnya dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu

    Technical dan administrative. Berbeda dengan Technicalm administrative memilik i

    lima elemen berdasarkan quality manual, Guidance for preparing standard operating

    procedure, EPA (2007), yaitu :

    1. Title page (Halaman Judul)

    Bagian ini terdiri dari judul, pihak yang mengeluarkanSOP, pihak yang

    mnyetujui atau mengesahkan SOP dan tanggal pengesahan SOP tersebut.

    2. Table Of Content (Daftar Isi)

    Bagian ini memuat daftar isi yang ada dalam buku panduan SOP

    3. Procedure (Administrative SOP)

    Bagian ini terdiri dari :

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • a. Purpose (Mengidentifikasi tujuan suatu proses)

    b. Applicability/ Scope (Mengindentifikasi ruang lingkup prosedur yang

    digunakan)

    c. Summary of Procedure (Rangkuman prosedur)

    d. Definition (Pengertian dari beberapa isti’lah)

    e. Personnel Qualification/Responsibilities

    f. Procedure (langkah-langkah prosedur kerja)

    g. Criteria, checklist, or other standard (Form yang digunakan)

    h. Quality Control (Menjelaskan langkah-langkah pengendalian kerja)

    2.1.8 Komponen Standard Operating Procedure (SOP)

    Pada tiap SOP per halaman dibuat header yang terdiri dari komponen-

    komponen seperti yang ada pada tabel 2.1 contoh Headaer SOP :

    Tabel 2.1 Contoh header SOP

    Logo Perusahaan (Nama Perusahaan)

    Standard Operating

    Procedure

    No. Dokumen

    Revisi

    Judul Tanggal

    Halaman

    Sumber : Puji (2014)

    Berikut ini merupakan penejalasan dari header SOP:

    1) Logo Perusahaan : merupakan gambar dari logo perusahaan

    2) Prosedur : merupakan tiper penulisan dokumen. Pada dokumen SOP ditulis

    Standard Operating Procedure

    3) Judul : Merupakan identitas SOP yang dibuat. Misalnya diisi “Prosedur

    Penyimpanan Arsip”, berarti SOP tersebut berisi mengenai penyimanan arsip.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • 4) Nomor dokumen : dalam pembutan SOP, akan dibutuhkan sistem penomoran

    sebagai nomor identitas dokumen dan untuk mengitegrasikan antar SOP.

    5) Revisi : Menjelaskan SOP ini sudah mengalami pembenahan yang ke berapa

    kali perbaikan.

    6) Tanggal : merupakan tanggal SOP diberlakukan efektif kepada unit terkait.

    7) Halaman : menunjukan halaman ke beberapa dari total keseluruhan halam SOP

    tersebut. Misalnya 3 dari 28, berarti halaman ketiga dari total 28 halaman.

    2.1.9 Buku pedoman standard operating procedure (SOP)

    Buku pedoman untuk SOP, merupakan sebuah buku kecil yang memuat

    beberapa hal, diantaranya yaitu sebagai berikut; Menurut Moekijat (2008)

    1. Garis besar susunan organisasi pada suatu perusahaan (tugas-tugas tiap jabatan

    tanpa nama)

    2. Metode atau sistem yang berhubungan dengan pekerjaan dalam suatu

    perusahaan.

    3. Formulir- formulir yang dapat digunakan dalam pelaksanaan SOP.

    4. Tanggal dikeluarkannya dan penanggungjawab atas pengeluaranya SOP

    tersebut.

    5. Instruksi atau panduan mengenai bagaimana menggunakan buku pedoman

    tersebut.

    Buku manual pelaksanaan prosedur mempunyai keuntungan yang sangat besar dalam

    suatu organisasi, dimana buku pedoman tersebut dalam menjalankan pegawai dalam

    melaksanakan pekerjaan dan mengetahui batasan batasan dalam melakukan pekerjaan.

    Adapun keuntungan adanya buku pedoman perosedur menurut Moekijat (2008) yaitu

    sebagai berikut:

    a. Menulis prosedur menghasilkan suatu sistem dapat kembali, baik sistem dalam

    perusahaan maupun sistem lainya yang menyangkut kegaitan operasional

    perusahaan.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • b. Adanya buku pedoman prosedur dapat membantu dalam hal pembagian

    pekerjaan yang adil diantara para pegawai.

    c. Buku pedoman prosedur yang ada dikantor dapat membantu sekaligus

    meringankan (membantu dan mempermudah) dalam proses pengawasan

    d. Buku pedoman kantor membantu dalam latihan pegawai dalam menyusun

    pendisiplinan kerja dalam perusahaan.

    Sedangkan kerugian adanya buku pedoman prosedur adalah sebagai berikut

    a. Adanya sebuah pencatatan dari sebuah aturan atau prosedur yang berserakan

    atau tercecer.

    b. Isi pekerjaan suatu jabatan tidak selalu tetap atau berubah-ubah.

    c. Dalam proses menyiapkan suatu buku panduan memerlukan waktu yang lama

    sehingga menyebabkan kadarluarsa dan karyawan sering tidak menghiraukan

    adanya buku panduan dalam beekrja.

    d. Adanya Buku pedoman prosedur dapat mematikan inisiatif atau kretifitas suaut

    pegawai untuk berkarya sendiri.

    2.1.10 Tinjauan Formulir

    Dalam zaman modern seperti ini, hamper semua instansi atau kantor yang

    menggunakan formulir (form) dalam melakukan kegiatan transaksi

    a. Pengertian Formulir

    Menurut Sedarmayanti (2009:223) formulir sebagai sesuatu bentuk

    lembaran cetakan dengan kolom-kolom di dalamnya yang harus diisi dengan

    angka, jawaban, ataupun keterangan yang sesuai dengan pernyataan ataupun

    instruksi yang ada. Sedangkan menurut Laksmi dkk (2008:100) formulir dapat

    diartikan sebagai lembaran kertas/kartu lepas berukuran tertentu yang telah

    dipersiapkan sebelumnya secara tercetak dengan uraian-uraian, kolo-kolom,

    garis-garis, atau ruang-ruang untuk mengumpet, mencatat, atau menyampaikan

    informasi yang diperlukan. Menurut Tathgati (2014) formulir merupakan alat

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • bantu berupa lembar yang digunakan dalam melaksanakan sebuah proses atau

    kegiattan dan mencatat hasilnya sesuai prosedur.

    Jadi setalah menyimak pengertian formulir diatas, dapat disimpulkan

    bahwa formulir merupakan bentuk lembaran cetakan yang dipakai untuk

    menyampaikan informasi yang diperlukan sebagian besar pekerjaan tata usaha

    mempergunakan formulir sebagai alat dasar pekerjaan administrative.

    b. Tujuan dan Manfaat Formulir

    Pembuatan dan penggunaan formulir yang sedemikian banyanknya,

    antara lain disebabkan oleh karena formulir sangat bermanfaat bagi

    pelaksanaan operasi kegiatan kantor. Adapun tujuan dan manfaat digunakanya

    seuatu formulir oleh setiap kantor menurut Sedarmayanti (2009) adalah:

    1) Untuk mengurangi kesibukan menyalin atau mengutip kembali

    keterangan secara berulang-ulang. Hal ini penting untuk tidak

    menghambat waktu kerja, dan juga untuk menghindarkan kelelahan

    atau pembakuan kerja.

    2) Untuk mengadakan suatu keseragaman atau pembakuan kerja.

    3) Untuk mempermudah dalam proses mengklarifikasi data.

    4) Untuk mempermudah tata kerja, prosedur kerja serta sistem kerja.

    5) Sebagai alat pemberian instruksi kerja.

    6) Sebagai alat perencanaan, karena didalamnya terdapat data kuantitat if

    maupun kualitatif.

    7) Sebagai alat untuk kegiatan pengawasan dan evaluasi.

    Menurut Tathagati (2014) manfaat dari penggunaan formulir dalam organisas i

    adalah sebagai berikut :

    1) Formulir yang telah ditanda tangan menunjukan siapa penanggung

    jawab terjadinya sebuah proses.

    2) Merekam data proses sebagai bukti bahwa proses telah jadi atau

    dilaksanakan.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • 3) Mengurangi kemungkinan kesalahan dalam proses dengan menyatakan

    semua kejadian dalam bentuk tertulis dan dapat dijadikan alat bukti

    apabila ada kesalahan.

    4) Menyampaikan informasi pokok secara tertulis dari satu individu ke

    individu lain, dari satu unit kerja ke unit kerja lain di dalam

    organisasi,atau dari organisasi ke pihak lain di luar organisasi.

    Penggunaan formulir dimaksudkan untuk peningkatan efesiensi kerja

    dari kantor yang bersangkutan. Oleh karena itu tepatlah apabila dalam setiap

    kantor, diusahakan adanya keberagaman dalam pembuatan, penggunaan,

    penyimpanan, dan pemeliharaan formulir.

    c. Pedoman pembuatan

    Semakin modern suatu kantor, maka semakin banyak diperlukan

    penggunaan formulir dalam rangka pengoprasian operasi kegiatan. Tetapi perlu

    diperhatikan adanya keseragaman dalam bidang formulir ini. Perlu

    diperhatikan, bahwa efesien ketepatan tata kerja penggunaan formulir

    terhantung pula pada ketepatan cara pembuatan formulir tersebut.

    Menurut Sedarmayanti (2009) dalam rangka merancang (membuat

    formulir), maka pedoman yang perlu diperhatikan antara lain :

    1) Tugas pokok organisasi

    2) Pekerjaan dan keterangan yang diburuhkan untuk melakukan tugas

    termaksud.

    3) Pelaksanaan proses kerja secara menyeluruh sehingga dapat dibuat

    pengklarifikasian pekerjaan.

    4) Mengetahui oleh siapa, atau oleh unit mana dan kapan pekrejaan harus

    dilakukan.

    5) Frekuensi pekerjaan termaksud dilakukan, dan bagaimana hubungan

    kerja antar unit dalam rangka pelaksanaan tugas.

    6) Dalam cara atau teknik pembuatanya harus diperhatikan hal-hal sebagai

    berikut:

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • o Gunakan kertas yang cukup kuat, tetapi tidak terlalu tebal.

    o Sebaiknya menggunakan huruf cetak, dengan menggunakan

    kertas yang berwarna putih sehingga huruf dapat mudah terbaca.

    o Gunakan lembaran yang cukup luasnya sehingga masih dapat

    memungkinkan dipakai untuk disposisi, instruksi, ataupun

    catatan lainya.

    o Pembuatan hendaknya menunjukan suatu gambaran yang

    sistematis tentang keterangan yang ingin diperoleh.

    o Ukuran harus disesuaikan dengan kebutuhan pengisian dan

    penyimpanan.

    o Apabila formulir nantinya akan dimasukan ke dalam komputer

    atau mesin data processing, maka harus diperhatikan ukuran dan

    tebal tipisnya kertas serta hendaknya diusahakan pula bahwa

    antar kolom memiliki space yang cukup sehingga memudahkan

    proses berikutnya.

    o Hendaknya digunakan kode tertentu yang sekaligus menunjukan

    tentang jumlah berapa lembar dan oleh siapakah formulir itu

    dibuat.

    d. Pengendalian Formulir

    Pengendalian formulir adalah kegiatan yang dilakukan secara teratur

    dan terus menerus sehingga dapat bermanfaat seperti yang diinginkan dalam

    hal pengurusan informasi yang dimaksud. Menurut Sedarmayanti (2009:226)

    formulir digunakan untuk:

    1) Mencagah jangan sampai ada formulir yang digunakan tidak

    sebagaimana mestinya.

    2) Mencegah jangan sampai ada formulir yang dirubah tanpa persetujuan

    sebalumnya.

    3) Mencegah jangan sampai ada formulir yang beredar tanpa

    sepengatahuan/persetujuan yang berwenang.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • 4) Agar pekerjaan rutin tidak dirubah tanpa rencana, sehingga formulir

    tidak dirubah secara mendadak.

    Formulir adalah alat yang penting dalam melaksanakan pekerjaan kantor pada

    umumnya, dan pada khususnya dalam pengurusan informasi, maka dalam merancang

    formulir hendaknya dipertimbangkan mengenai bentuk, panjang atau luasnya ruang

    (kolom) yang akan diisi, serta besar kecilnya formulir.

    2.1.11 Pengujian dan Review SOP

    Untuk menghasilkan SOP yang segala aspek kebutuhan perusahaan terpenuhi,

    adapun langkah- langkah pengujian dan review dilakukan sebagai berikut: Puji (2014)

    1. Sebelum dilakukan pengujian, hasil penuisan SOP dikirimkan kepada pihak

    yang terlibat langsung dalam proses pembuatan, dengan tujuan untuk

    memperoleh kritikan dan masukan.

    2. Selanjutnya dilakukan simulasi sejauh mana SOP yang telah dibuat dapat

    berjalan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Dari simulasi tersebut dapat

    diketahui kelemahan pada SOP, sehingga nantinya akan ada penyempurnaan

    atau pembuatan kembali SOP.

    3. Proses simulasi akan menghasilkan sesuatu yang nantinya akan ditindaklanjut i

    oleh tim pengembangan.

    4. SOP yang telah dirumuskan, selain membekukan prosedur yang telah berjalan,

    dapat juga menyederhanakan prosedur yang sudah ada atau membuat prosedur

    baru yang lebih tepat, efektif dan efesien.

    5. Pelaksanaan uji coba dalam praktik penyelenggaraan prosedur-prosedur

    perusahaan, sebenernya memiliki tujuan yaitu melihat sejauh mana kesesuaian,

    ketepatan, dan kemudahan SOP dalam menjalankanya.

    6. Proses selanjutnya adalah review. Proses ini dilakukan untuk mengevaluas i

    hasil uji coba, sehingga akhirnya tim pengembangan SOP dapat menghasilkan

    SOP yang benar-benar Valid dan Reliable yang berarti SOP menjadi instrument

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • yang dibutuhkan secara tepat oleh pengguna dalam penyelenggaraan prosedur-

    prosedur dalam organisasi.

    2.2 Tinjauan Komunikasi

    2.1.1 Pengertian Komunikasi

    Menurut Widjaja (2000:66) komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau

    beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan

    menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Tanpa

    adanya komunikasi yang baik, maka informasi akan sulit untuk diterima.

    2.1.2 Tujuan Komunikasi

    Adapun tujuan dari adanya komunikasi menurut Widjojo (2000:67) yaitu:

    1. Agar penerima pesan dapat menangkap makna maupun arti pesan yang

    terkandung dalam komunikasi yang kita sampaikan, sehingga tercipta satu

    tujuan.

    2. Agar dapat memahami kemauan masyarakat, sehingga tujuan yang diinginkan

    bersama dapat terlaksana dengan baik.

    3. Agar gagasan yang kita sampaikan dapat diterima orang lain. Kita berusaha

    supaya gagasan tersebut dapat diterima pihak lain dengan pendekatan

    persuasive, bukan merupakan bentuk pemakasaan.

    4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan sesuatu itu

    dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan.

    2.1.3 Fungsi Komunikasi

    Komunikasi memiliki fungsi yang sangat membantu sekelompok orang

    maupun organisasi untuk memenuhi kebutuhan. Komunikasi berfungsi secara

    menyeluruh baik dalam lingkungan individu maupun sekelompok organisasi. Adapun

    fungsi komunikasi yang terdapat dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2005

    : 5) karya Deddy Mulyana yaitu:

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    http://infowuryantoro.blogspot.com/2012/03/pengertian-komunikasi-dan-definisi.html

  • 1. Berfungsi sebagai kelangsungan hidup diri-sendiri untuk menampilkan diri kita

    sendiri pada kalangan masyarakat, untuk menjalin suatu hubungan yang balik

    pada kehidupan bermasyarakat.

    2. Berfungsi sebagai kelangsungan hidup dalam kehidupan bermasyarkat, hal ini

    digunakan untuk memperbaiki hubungan social dalam kehidupan

    bermasyarakat.

    2.1.4 Pengertian Komunikasi Bisnis

    Pada dasarnya semua manusia membutuhkan komunikasi dalam

    menyampaikan informasi, takterkecuali oleh suatu organisasi. Selain pemaparan

    pengertian organisasi secara umum, terdapat pengertian komunikasi bisnis.

    Komunikasi bisnis merupakan komunikasi yang digunakan untuk dunia bisnis, yang

    mencakup berbagai macam bentuk jenis komunikasi, baik komunikasi verbal maupun

    komunikasi non verbal untuk mencapai tujuan tertentu Menurut Purwanto (2006:4).

    Sedangkan Komunikasi bisnis menurut Sri Haryani ( 2001: 65) Komunikas i

    bisnis merupakan suatu pertukaran ide-ide, opini, instruksi, informasi, atau yang

    sejenisnya yang dapat di kemukakan baik dengan cara personal atau dengan cara non-

    personal dengan menggunakan symbol atau tanda unutk dapat mencapai suatu tujuan

    perusahaan

    Menurut pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang

    dimaksud dengan komunikasi bisnis yaitu pertukaran pendapat, informasi, gagasan,

    instruksi yang memiliki tujuan tertentu, disajikan secara personal atau impersona l

    melalui simbol – simbol, sinyal maupun tindakan.

    2.1.5 Fungsi dan Tujuan Komunikasi Bisnis

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • Selain mengemukakan pengertian dari komunikasi bisnis, Djoko Purwanto juga

    mengemukakan bahwa Komunikasi bisnis memiliki fungsi khusus, yaitu fungs i

    komunikasi bisnis terdiri dari fungsi informative, regulatory, persuasive, integrative :

    1. Informative

    Fungsi informative dalam kegiatan komunikasi bisnis ini diperlukan oleh

    seorang karyawan maupun manajer untuk dapat menyelesaikan tugas-tugasnya

    secara efisien. Pada prinsipnya, informasi yang dibutuhkan mengenai :

    a. Hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan, yaitu: prosedur yang

    berlaku, prosedur serta tujuan suatu perusahaan yang harus dicapai.

    b. Keberhasilan yang dapat dicapai oleh perusahaan.

    2. Regulatory

    Komunikasi dalam bisnis juga berfungsi sebagai pengatur dan pengendali suatu

    perusahaan. Adapun bentuk dari fungsi ini adalah sebuah perintah maupun

    laporan.

    3. Persuasive

    Fungsi ini tercermin pada antar karyawan dalam perusahaan, dalam hal ini

    pengirim pesan berharap agar penerima pesan dapat menerima ide, gagasan

    atau maksud yang terkandung dalam komunikasi tersebut.

    4. Integrative

    Komunikasi dalam bisnis atau organisasi juga berfungsi sebagai integrat if,

    yakni untuk membuat organisasi atau perusahaan tersebut dapat beroperasi

    secara utuh dan terpadu. Dalam hal ini, termasuk fungsi penjadwalan aktivita s

    dan koordinasi, penetapan saluran informasi dan otoritas, serta untuk menarik

    dan melatih karyawan.

    Terlepas dari Fungsi komunikasi bisnis, terdapat tujuan dalam menjalankan

    komunikasi bisnis, Berikut ini adalah beberapa tujuan komunikasi bisnis yakni :

    1. Meningkatkan goodwill (nama baik) perusahaan

    2. Meningkatkan hubungan baik perusahaan dengan masyarakat

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • 3. Meningkatkan fungsi kepemimpinan dalam perusahaan

    Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi komunikasi bisnis

    dalam suatu organisasi digunakan untuk menunjang tercapainya suatu tujuan organisas i

    yang telah disusun secara matang, karena tanpa adanya komunikasi yang baik, maka

    tujuan komunikasi akan sulit tercapai. Selain itu tujuan dari adanya komunikasi bisnis

    yaitu agar menyelaraskan hubungan baik dengan berbagai pihak maupun organisas i

    dalam masyarakat.

    2.1.6 Bentuk-bentuk Komunikasi Bisnis

    Pada umumnya terdapat dua bentuk komunikasi bisnis yang sering digunakan

    pada suatu perusahaan tertentu, diantaranya yaitu (Djoko Purwanto 2011) :

    1. Komunikasi Verbal (Verbal Communications)

    Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak

    penerima pesan melalui tulisan (written) maupun lisan (oral). Contoh dalam hal ini

    antara lain penyampaian pesan melalui surat, memo, E-mail, rapat pimpinan, briefing

    kepada karyawan,dll. Penyampaian pesan lewat tulisan maupun lisan memiliki suatu

    harapan bahwa penerima pesan akan dapat membaca atau mendengar apa yang akan

    dikatakan oleh pengirim pesan.

    2. Komunikasi Nonverbal

    Komunikasi Nonverbal adalah bentuk komunikasi yang dalam penyampaianya

    menggunakan kata-kata, gerakan-gerakan tubuh, bahasa isyarat (body language)

    sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain.

    2.1.7 Komunikasi Tertulis

    Pesan-pesan tertulis dapat disampaikan melalui berbagai jenis bentuk, seperti

    surat, memo dan laporan. Salah satu kebaikan dari komunikasi tertulis (written

    communications) adalah penulis mempunyai kesempatan untuk merencanakan dan

    mengendalikan pesan-pesan mereka. Suatu format tulisan diperlukan jika informas i

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • yang disampaikan kompleks, dibutuhkan catatan permanen untuk referesi dimasa yang

    akan datang, dan jumlah audience besar dan menyebar (Purwanto 2011 : 156)

    Sedangkan menurut Fariyanto (2015:73) Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang

    dilakukan melalui tulisan seperti yang dilakukan dalam surat menyuratmelalui pos,

    telegram, telefax, fax, e-mail dan sebagainya. Dalam dunia bisnis dapat dijumpa i

    berbagai macam contoh komunikasi verbal, misalnya :

    1. Membuat dan mengirim surat teguran kepada nasabah yang menunggak

    pembayaranya.

    2. Membuat dan mengirim surat penawaran harga barang kepada pihak lain

    3. Membuat dan memngirim surat konfirmasi barang kepada penlanggan.

    4. Membuat dan mengirim surat pemesanan barang (order) kepada pihak lain.

    Komunikasi tulisan adalah suatu proses penyampaian pesan komunikas i

    dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk tulisan. Melalui komunikasi tulisan,

    diharapkan orang akan memahamai apa yang disampaikan penulis. Penyampaian suatu

    pesan lewat tulisan tertentu memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dappat

    menggunkan tulisan dan ucapan (lisan), sedangkan untuk menerima pesan-pesan

    seseorang dapat menggunakan pndengaran dan bacaan.

    Komunikasi tertulis dapat dipilih jika sebagai berikut :

    a. pesan atau subjek yang ingin disampaikan cukup banyak dan kompleks,

    memerlukan penjelasan yang panjang lebar, memerlukan visualisasi pesan

    dalam bentuk angka-angka, grafik, gambar dan statistic.

    b. Tidak dibutuhkan tanggapan cepat dari penerima pesan.

    Syarat-syarat untuk berkomunikasi tertulis secara efektif adalah sebagai berikut :

    1. Menciptakan suasana yang menyenangkan

    2. Menggunakan Bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti

    3. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat dari pihak

    komunikan

    4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat

    menguntungkan

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • 5. Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan atau reward di pihak

    komunikan.

    Berbicara tenang minat di pihak komunikan dapat dikemukakan bahwa minat akan

    timbul jika ada uncur-unsur sebagai berikut:

    1. Tersedianya suatu hal yang menarik minat

    2. Terdapat kontras, yaitu perbedaan antara hal yang satu denganyang lainya,

    sehingga apa yang menonjol itu menumbuhkan perhatian.

    3. Terdapat harapan untuk mendapat keuntungan atau mungkin gangguan dari hal

    yang dimaksudkan.

    2.1.8 Kelebihan komunikasi tertulis

    Menurut Subana (200:75 ) dalam Feriyanto (2015: 75) dalam komunikas i

    tulisan kita mempunyai cukup waktu untuk merumuskan dan merancang pesan yang

    disampaikan. Pengertian komunikasi tertulis adalah suatu proses penyampaian pesan

    komunikasi dengan menggunakan kata-kata dalam tulisan.

    Sedangkan menurut Bowee dan Thill (1989) dalam Feriyanto (2015:74) Komunikas i

    dilakukan baik antara individu dan bagian dalam struktur organisasi perusahaan

    maupun dengan pihak ketiga. Dalam penyampaian pesan secara tertulis, mempunya i

    keuntungan yang sangat besar antara lain yaitu :

    a. Adanya kesempatan untuk mengontrol pesan

    b. Isi pesan yang disampaikan dapat memuat informasi yang sangat kompleks dan

    memerlukan uraian yang sangat detail.

    c. Pesan yang terkandung dapat didokumentasikan, sehingga dapat dimanfaatkan

    untuk rujukan pada masa mendatang.

    d. Pesan dapat disebarkan secara luas, ketika khalayak yang ingin dijangkau

    sangat besar dan terpisah secara geografis.

    2.1.9 Hambatan-hambatan komunikasi tertulis

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • Masih menurut Feriyanto (2011:80) dalma komukasi tertulis ditemukan

    beberpa masalah, diantaranya yaitu sebagai berikut:

    1. hambatan Umum

    Hmbatan dari sender atau pengirim pesan, hal ini dapat dipengaruhi

    oleh perasaan atau situasi emosional

    Hambatan dalam penyandian/simbol penyebabnya karena bahasa yang

    digunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti ambigu atau lebih dari

    satu arti, simbol yang digunakan antara pengirim dan penerima tidak

    sama. Penyebab lain adalah Bahasa yang terlalu rumit.

    Hambatan Media adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan

    media komunikasi.

    Hambatan dalam Bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan

    sandi oleh penerima pesan.

    Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat

    menerima/mendengarkan pesan, sikap pransangka tanggapan yang

    keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

    Hambatan dalam memberikan umpan balik feedback . Umpan balik

    yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya suatu pesan akan

    tetapi memberikan interpretative, tidak tepat akturat atau tidak jelas dan

    sebagainya.

    2. Hambatan Fisik

    Hambatan fisik dapat mengganggu komunikais tertulis yang efektif, misalnya

    gangguan kesehatan,gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

    3. Hambatan semantic

    Hambatan semantic adalah hambatan pada penggunaan kata-kata yang

    dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang

    berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima

    pesan.

    4. Hambatan Psikologis

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • Hambatan psikologis kadang-kadang mengganggu komuniasi, misalnya yaitu

    perbedaan nilai-nilai dan harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima

    pesan.

    2.1.10 Pengertian Konfirmasi

    Menurut Kamus istilah ekonomi popular M Ralonas (2012: 150 ) pengetian dari

    Konfirmasi (Confirmation) adalah sebagai berikut:

    1. Suatu bentuk komunikasi tertulis kepada pihak lain/pihak luar perusahaan atau

    mitra yang menjelaskan hal-hal yang relevan secara terperinci mengena i

    transaksi yang telah disepakai atau disetujui dalam pembicaraan melalui

    telepon atau telefax.

    2. Adalah suatu fungsi audit, dalam hal ini bank meminta nasaha untuk memerik sa

    kebenaran akun guna untuk mendtiteksi apabila tejadi kesalahan. Konfirmas i

    positif adalah permintaan kesejumlah nasabah untuk memeriksa semua jumlah

    apakah sudah benar atau sesuai. Sedangkan konfirmasi negatif merupakan

    permintaan untuk memberi jawaban atas saldo yang harus dicocokan apabila

    hanya terdapat kekelruan atau perbedaan (tidak sesuai)

    Tujuan konfirmasi adalah untuk memverifikasi setiap transaksi dengan pihak luar

    (counter party) yang harus sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan sebelumnya

    2.3 Tinjauan Transaksi

    2.3.1 Pengertian Transaksi

    Menurut Yulianto (2008:236) Transaksi merupakan suatu kegiatan yang

    diakukan seseorang yang menimbulkan perubahan terhadap harta atau keuangan yang

    dimiliki baik itu bertambah ataupun berkurang. Misalnya menjual harta, membeli

    barang, membayar hutang, serta membayar berbagai macam biaya untuk memenuhi

    kebutuhan hidup. Dalam transaksi terdapat administrasi transaksi. Adapun yang

    dimaksud dengan administrasi disini adalah kegiatan yang digunakan untuk mencatat

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • suatu perubahan keuangan seseorang atau oraganisasi yang dilakukan dengan metode-

    metode tertentu secara teliti dan jelas.

    2.3.2 Jenis-jenis Transaksi

    Setelah kita memahami tentang pengertian transaksi baik itu transaksi keuangan

    ataupun transaksi bisnis. Kini kita akan membahas tentang jenis-jenis transaksi yang

    ada pada kehidupan sehari-hari. Menurut Sugiarto (2002 ) Dalam kehidupan sehari-

    hari transaksi yang dilakuakan suatau perusahaan dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yakni:

    1. Transaksi internal

    Transaksi internal adalah transaksi yang yang hanya dilakukan oleh personalia

    yang berada dalam suatu perusahaan. Transaksi internal lebih menekankan

    mengenai persoalan atau problem dalam suatu perusahaan itu sendiri. seperti

    halnya masalah mengenai keuangan.

    Transaksi internal juga bisa dikatakan sebagai bukti pencatatan atau bukti

    tertulis mengenai kegiatan-kegiatan khususnya keuangan dalam suatu

    perusahaan. Karena hanya perusahaan tersebut yang hanya mengetahui alur

    keuangan tersebut.

    2. Transaksi eksternal

    Transaksi eksternal adalah transaksi yang melibatkan pihak luar perusahaan

    dalam kegiatan operasional perusahaan. Transaksi eksternal dapat dikatakan

    sebagai bentuk kerjasama suatu perusahaan dalam menjalankan transaksi dan

    sebagai bukti pencatatan maupun bukti kegiatan berhubungan baik dengan

    pihak luar perusahaan.. contoh transaksi eksternal dalalm hal ini adalah :

    transaksi pembelian, penempatan dana, pembayaran hutang maupun piutang

    dll.

    2.3.3 Bukti Transaksi

    Bukti transaksi adalah sebuah bukti yang tertulis pada setiap kegiatan transaksi yang

    terjadi pada suatu perusahaan. Manfaat dari bukti transaksi itu sendiri adalah sebagai

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • bukti tertulis atas transaksi yang telah dilakukan yang bertujuan untuk menghindar i

    terjadinya permasalahan atau sengketa kelak. Menurut Sariono Endro (2007) bukti

    transaksi memiliki 2 jenis, yaitu:

    1. Bukti transaksi internal

    Bukti transaksi internal adalah bukti yang berasal dari kegiatan transaksi dalam suatu

    perusahaan itu sendiri. Bukti ini digunakan untuk

    2. Bukti transaksi eksternal

    Bukti transaksi eksternal adalah bukti pencatatan dari kegiatan transaksi dalam suatu

    organisasi dengan perusahaan atau pihak luar. Berikut merupakan bukti eksternal,

    yaitu:

    a. Faktur

    Faktur merupakan sebuah bukti transaksi yang dibuat oleh pihak luar atau

    penjual untuk disampaikan kepada pihak pembeli mengenai hasil perhitungan dalam

    proses penjualan suatu barang yang dilakukan secara kredit. Faktur dibuat rangkap dua,

    yaitu faktur aseli dan faktur fotokopi. Faktur aseli untuk pihak pembeli yang digunakan

    sebagai bukti pencatatan pembelian secara kredit. Sedangkan faktur kopiannya untuk

    pihak penjual sebagai bukti pencatatan penjualan secara kredit.

    b. Kuitansi (official receipt)

    Kuitansi merupakan sebuah bukti transaksi tentang penerimaan uang atas

    pembayaran suatu barang ataupun yang lainnya. Kuitansi dibuat dan ditanda tangani

    oleh kedua pihak baik pihak yang menerima uang atapun juga pihak yang telah

    melakukan pembayaran.

    c. Nota debet (debit memo)

    Nota debet adalah sebuah bukti transaksi mengenai perhitungan atau

    pemberitahuan yang berasal dari sebuah perusahaan atau suatu badan usaha kepada

    konsumennya. Nota debet memberitahukan kepada konsumen bahwa akunnya telah

    didebet dengan jumlah tertentu.

    d. Nota kredit

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • Nota kredit adalah sebuah bukti transaksi tentang pemberitahuan atau

    perhitungan yang dikirim oleh sebuah perusahaan atau badan usaha kepada

    pelanggannya. Nota kredit diberikan kepada pelanggan agar tahu bahwa akunnya telah

    dikredit dengan jumlah tertentu.

    e. Cek (cheque)

    Cek merupakan bukti transaksi yang terbentuk dalam sebuah surat perintah

    kepada suatu bank untuk membayar sejumlah uang dari seorang nasabah sesuai dengan

    isi cek tersebut. Cek ditandatangani oleh pihak yang menjadi nasabah, dan nasabah

    tersebut mempunyai simpanan atau tabungan pada bank tersebut dalam bentuk giro.

    f. Bilyet giro

    Bilyet giro adalah sebuah bukti transaksi yang terbentuk dalam sebuah surat

    perintah dari nasabah kepada pihak bank agar memindahbukukan sejumlah uang dari

    rekeningnya ke rekening penerima.

    g. Rekening Koran

    Rekening koran yaitu sebuah bukti transakasi tentang mutasi kas pada bank

    yang disusun oleh pihak bank untuk para nasabahnya. Rekening koran digunakan

    sebagai dasar penyesuaian kegiatan pencatatan antara saldo kas pada perusahaan, dan

    juga saldo kas pada bank.

    h. Bukti setoran bank

    Bukti setoran bank adalah bukti transaksi oleh setiap nasabah pada saat

    melakukan setoran kepada bank. Sebelum melakukan transaksi penyetoran pada bank,

    terlebih dahulu asabah harus mengisi slip setoran yang telah disediakan oleh bank.

    i. Bukti memorandum

    Bukti memorandum adalah suatu bukti transaksi yang dikeluarkan oleh

    pimpinan suatu perusahaan ataupun pihak tertentu yang memiliki wewenang. Bukti

    memorandum digunakan untuk menjelaskan kejadian-kejadian yang berlangsung

    didalam internal perusahaan tersebut. Bukti memorandum ini biasanya terjadi pada

    akhir periode kegiatan pada suatu perusahaan, seperti halnya memo untuk mencatat

    gaji para pegawai yang masih belum dibayar.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • j. Surat konfirmasi (Confirmation letter)

    surat yang berisi tentang penjelasan yang lebih berfugnsi sebagai

    pemberitahuan , penegasan atau usaha untuk meyakinkan atau usaha untuk meyakinkan

    seseorang atau suatu lembaga maupun organisasi atas sesuatu.

    Dalam menulis surat konfirmasi pada paragraf awal menjelaskan tentang latar belakang

    perlunya dibuatkan surat konfirmasi. Selanjutnya paragrap kedus dijelaskan mengena i

    rinci tantang apa yang akan dikonfirmasikan. Terkhir ada paragrap skhir atau penutup

    perlu adanya penjelasan untuk suatu penghargaan, misalnya ucapan terimakasih.

    2.4 BANK

    2.4.1 Pengertian Bank

    Pengertian Bank Menurut Mulyana (2011:76) adalah Lembaga keuangan

    (financial institution) adalah bedan usaha yang bergerak dalam pembiayaan keuangan

    atau lembaga yang modalnya berbentuk uang (financial assets). Uang sebagai modal

    utama lembaga keuangan ini ditawarkan kepada nasabah dalam bentuk produk

    lembaga keuangan, misalnya pinjaman midal, obligasi, dan sebagainya.

    Bank adalah lembaga keuangan yang dalam menjalankan kegiatanya mencangkup

    sebagai berikut:

    1. Menghimpun dana (funding) yang berasal dari masyarakat dalam bentuk

    simpanan, bank sebagai tempat penyimpanan uang atau tempat berinvestas i

    untuk masyarakat. Untuk memenuhi tujuan tersebut, bank menyediakan sarana

    yang disebut dengan simpanan yang bertujuan untuk mengamankan simpanan

    tersebut. Jenis simpanan yang ditawarkan sangat bervariasi bergantung pada

    bank yang bersangkutan. Pada dasarnya, jenis simpanan yang ada di bank

    terdiri atas simpanan giro (demand deposito), simpanan tabungan (saving

    deposito) dan simpanan deposito (time deposit)

    2. Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat, yaitu memberikan pinjaman

    (kredit) kepada masyarakat yang membutuhkan. Jenis kredit yang biasa

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • diberikan oleh hampir semua bank seperti kredit modal kerja, atau kredit

    perdagangan yang bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.

    3. Memberikan jasa-jasa lainya (services) , seperti mengirim uang (transfer),

    penagihan surat-surat berharga dari dalam kota dan dalam negeri (Clearing),

    penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri

    (clearing) dan berbagai jasa lainya.

    2.4.2 Fungsi perbankan

    Bank sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi satu Negara karena memberikan

    peminjaman modal bagi para pengusaha, fungsi bank secara detail adalah sebagai

    berikut:

    1. Sebagai modal investasi, artinya dapat dijadikan sebagai salah satu model

    berinvestasi, sekalipun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka

    pendek maupun jangka panjang.

    2. Sebagai cara melindungi nilai, artinya dapat berfungsi sebagai salah satu cara

    untuk menghilangkan risko disebut juga risk management.

    3. Informasi berharga, artinya dapat berfungsi sebagai sarana untuk memberikan

    informasi mengenai harga barang komoditas tertentu pada kemudian hari

    (price discovery).

    4. Fungsi Spekulatif, artinya dapat memberikan kesempatan spekulasi terhadap

    perubahan nilai pasar.

    2.4.3 Deposito

    Menurut Adler (2010:62) Deposito adalah produk bank yang dikerluarkan

    untuk menarik dana dari publik. Tingkat bunga yang diperoleh investor tergantung

    tingkat bunga yang ditawarkan bank tersebut.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • (Menurut Supartji 200:58) jenis-jenis deposito adalah sebagai berikut:

    a. Time deposit

    Adalah deposito berjangka yang telah terikat oleh waktu yang telah ditentukan.

    Apabila waktu yang tersebut telah habis, maka deposan dapat menarik

    simpanan deposito berjangka dari bank, atau memperpanjang simpanan

    tersebut dengan jangka waktu yang diinginkan atau automatic roll over (ARO),

    yaitu melakukan perpanjangan secara otomatis, apabila pada saat tanggal jatuh

    tempo tidak ada pencairan dana dari si pemilik deposito.

    b. Deposito On Call

    Adalah simpanan uang yang bersidat tetap dari bank selama bulan dibutuhkan

    oleh penyimpannya. Apabila si penyimpan membutuhkan uang simpananya,

    maka terlebih dahulu perlu meberitahukannya kepada bank, tergantung pada

    perjanjian antara penyimpan dengan bank.

    c. Demand Deposit

    Adalah jenis deposito dimana penyimpan dapat menarik atau menyetor uang

    pada setiap saat.

    2.5 Program Kemitraan

    Program kemitraan adalah program yang dipersiapkan untuk meningkatkan

    kemampuan pada usaha kecil agar dapat mandiri dan tangguh melalui pemanfaatan dan

    bagian laba BUMN (Hafsah, 2013:43)

    Hafsah (2013:43) mengemukakan, “kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang

    dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih

    keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan saling membesarkan”.

    kemitraan merupakan suatu hubungan kerjasama usaha pada pihak yang strategis,

    berdasar prinsip pada saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling

    menguntungkan dan diseretai dengan pembinaan dan pengembangan UKM oleh usaha

    besar (Rachmat (2013:40)).

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • Berikut merupakan tujuan kemitraan menurut Rachmat (2013:45) yaitu sebagai

    berikut:

    1. Memberikan peningkatan terhadao pendapatan usaha kecil dan masyarakat.

    2. Memberikan peningkatan atas perbolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan.

    3. Memberikan peniingkatan terkait pemeran dan pemberdayaan masyarakat.

    4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaaan, wilayah dan nasional.

    5. Untuk memperluas kesempatan kerja

    6. Untuk meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

    Rachmat (2013:51) berpendapat bahwa program kemitraan adalah suatu wadah

    untuk mengembangkan UKM disebabkan program ini dapat menjawab dan mengatas i

    kelemahan-kelemahan yang selama ini terjadi pada UKM di Indonesia menginga t

    mekanisme dan struktur berdasarkan KEP-2361MBU/2003 yang merupakan peraturan

    yang keluar dikarenakan peraturan sebelumnya belum dapat tercapai. Maka, unit

    program kemitraan sekurang-kurangnya melakukan fungsi pembinaan, evaluas i,

    penyaluran, penagihan , pelatihan, monitoring, promosi, fungsi administrasi dan

    keuangan. Unit kemitraan di kantor pusat dibentuk dengan memperhatikan kondisi

    perusahaan. Sedangkan bentuk pelaksanaan di kantor cabang atau perwakilan

    disesuaikan dengan kebutuhan

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  •