Per Dakota pekanbaru 161

81
PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU, Menimban g : a. bahwa Sistem Administrasi kependudukan yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pendaftaran Penduduk, sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan masyarakat, maka dipandang perlu untuk dirubah dalam rangka untuk lebih meningkatkan pelayanan Pendaftaran Penduduk dan

description

peraturan daerah kota pekanbaru

Transcript of Per Dakota pekanbaru 161

Page 1: Per Dakota pekanbaru 161

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 5 TAHUN 2008

TENTANG

PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKANBARU,

Menimbang : a. bahwa Sistem Administrasi kependudukan yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pendaftaran Penduduk, sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan masyarakat, maka dipandang perlu untuk dirubah dalam rangka untuk lebih meningkatkan pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di Kota Pekanbaru;

b. bahwa dalam rangka tertib administrasi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, perlu dilakukan penataan penyelenggaraan dan penerbitan dokumen kependudukan secara terpadu, terarah, terkoordinasi dan berkesinambungan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu menetapkan

Page 2: Per Dakota pekanbaru 161

Peraturan Daerah Kota Pekanbaru tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Kota Kecil Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 19);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3019);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara RI Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 32) ;

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3437).

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1999 tentang Pengesahan Internasional Convention On The Elimination Of All Forms Of

2

Page 3: Per Dakota pekanbaru 161

Racial Discrimination 1965 (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial 1965) ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852 );

7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3882);

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);

9.

10.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4235);

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara nomor 4048);

11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125,

3

Page 4: Per Dakota pekanbaru 161

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-undangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4548);

12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 63,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4634);

13. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan ( Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4674);

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Perkawinan (Lembaran Negara Tahun 1975 Nomor 12 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3050);

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

4

Page 5: Per Dakota pekanbaru 161

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tamabahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258);

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah tingkat II Pekanbaru dengan Kabupaten DaerahTingkat II Kampar dan Kabupatan Daerah Tingkat II Bengkalis;

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1998 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Dibidang Kependudukan Dan Catatan Sipil kepada Daerah;

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1994 tentang VISA, Izin masuk dan Izin Keimigrasian;

19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan;

20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan;

21. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 1996 tentang bukti kewarganegaraan Republik Indonesia;

5

Page 6: Per Dakota pekanbaru 161

22. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan;.

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di Daerah;

24. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 94 Tahun 2003 tentang spesifikasi Pengadaan dan Pengendalian. Blangko, Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, Buku register Akta dan Kutipan Catatan Sipil;

25 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 A Tahun 2005 tentang perubahan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 94 Tahun 2003.

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PEKANBARU

6

Page 7: Per Dakota pekanbaru 161

dan

WALIKOTA PEKANBARU

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Kota adalah Kota Pekanbaru;

2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Pekanbaru;

3. Walikota adalah Walikota Pekanbaru;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya di singkat dengan DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pekanbaru;

5. Penyelenggara adalah Pemerintah Kota Pekanbaru yang bertanggung jawab dan berwenang dalam urusan administrasi kependudukan;

7

Page 8: Per Dakota pekanbaru 161

6. Instansi Pelaksana adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru dalam hal ini sebagai perangkat Pemerintah Kota yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam urusan administrasi kependudukan;

7. Unit Pelayanan Teknis Dinas yang disingkat UPTD adalah UPTD Instansi Pelaksana yang merupakan satuan kerja di tingkat Kecamatan yang melaksanakan pelayanan pencatatan sipil dengan kewenangan menerbitkan akta;

8. Pejabat Pencatatan Sipil adalah Pejabat yang melakukan pencatatan peristiwa penting yang dialami seseorang pada Instansi Pelaksana yang pengangkatannya sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan

9. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kota Pekanbaru;

10. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kota Pekanbaru dalam wilayah kerja Kecamatan;

11. Camat adalah Kepala Kecamatan;

12. Lurah adalah Kepala Kelurahan;

13. Kantor Urusan Agama Kecamatan, selanjutnya disebut KUA Kecamatan adalah satuan kerja yang melaksanakan pencatatan nikah, talak, cerai dan rujuk pada tingkat kecamatan bagi penduduk yang beragama Islam;

14. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang disingkat PPNS adalah pejabat yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang untuk melakukan penyidikan.

8

Page 9: Per Dakota pekanbaru 161

15. Petugas registrasi adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan pelaporan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting serta pengelolaan dan penyajian data kependudukan di Kelurahan;

16. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain;

17. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

18. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia;

19. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-undang sebagai Warga Negara Indonesia;

20. Orang Asing adalah orang bukan Warga Negara Indonesia;

21. Izin Tinggal Terbatas adalah Orang Asing yang tinggal dalam jangka waktu terbatas di Kota Pekanbaru sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

22. Izin Tinggal Tetap adalah izin tinggal yang diberikan kepada Orang Asing untuk tinggal menetap di Kota Pekanbaru sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

9

Page 10: Per Dakota pekanbaru 161

23. Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan yang selanjutnya disebut Penduduk Rentan Adminduk adalah penduduk yang mengalami hambatan dalam memperoleh dokumen penduduk yang disebabkan oleh bencana alam dan kerusuhan sosial;

24. Penduduk Miskin adalah penduduk yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru;

25. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan serta penerbitan dokumen kependudukan berupa identitas, kartu atau surat keterangan kependudukan;

26. Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan/atau surat keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap;

27. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi : kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, perceraian, pengangkatan, pengakuan dan pengesahan anak, perubahan nama, perubahan kewarganegaraan dan peristiwa penting lainnya;

28. Biodata Penduduk adalah keterangan yang berisi elemen data tentang jati diri, informasi dasar serta riwayat perkembangan dan perubahan keadaan yang dialami oleh penduduk sejak saat kelahiran;

29. Nomor Induk Kependudukan yang selanjutnya disingkat dengan NIK adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unik/khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia;

10

Page 11: Per Dakota pekanbaru 161

30. Keluarga adalah sekelompok orang yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjalin kehidupan bersama karena adanya hubungan darah, hubungan perkawinan atau ikatan lainnya dan bertempat tinggal dalam suatu bangunan yang menjadi tanggung jawab seorang kepala keluarga;

31. Kepala Keluarga adalah :

a.orang yang bertempat tinggal dengan orang lain baik mempunyai hubungan darah maupun tidak, yang bertanggung jawab terhadap keluarga ;

b. orang yang bertempat tinggal seorang diri ; atauc.kepala kesatrian, asrama, rumah yatim piatu dan lain lain dimana

beberapa orang bertempat tinggal bersama-sama.

32. Anggota Keluarga adalah mereka yang diakui sebagai anggota dari suatu keluarga yang tercantum dalam Kartu Keluarga dan secara kemasyarakatan menjadi tanggung jawab kepala keluarga;

33. Pendatang adalah setiap penduduk yang tinggal dalam jangka waktu tertentu di Kota Pekanbaru yang telah memenuhi persyaratan pendatang sebagaimana ditetapkan Pemerintah Kota;

34. Tamu adalah setiap orang baik Warganegara Indonesia dan Orang Asing yang melakukan kunjungan di Kota Pekanbaru bukan untuk bertempat tinggal tetap yang lamanya tidak lebih dari 30 ( tiga puluh ) hari;

35. Kartu Keluarga dan Kartu Keluarga Pendatang yang selanjutnya disingkat dengan KK dan KKP adalah kartu identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga serta identitas anggota keluarga;

11

Page 12: Per Dakota pekanbaru 161

36. Kartu Tanda Penduduk yang selanjutnya disingkat dengan KTP adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

37. Surat Keterangan Kependudukan adalah bentuk dokumen yang menerangkan sesuatu hal dari kegiatan pendaftaran penduduk;

38. Kartu Identitas Pendatang yang selanjutnya disingkat KIP adalah tanda pengenal bagi pendatang yang telah diberi izin tinggal dalam jangka waktu tertentu dari Instansi pelaksana atas nama Walikota;

39. Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS) adalah surat keterangan bagi penduduk WNI yang bermaksud tinggal sementara di Kota dalam jangka waktu tertentu;

40. Kartu Identitas Tinggal Sementara (KITS) adalah tanda pengenal sementara yang wajib dimiliki bagi penduduk WNI Kota yang bermaksud tinggal sementara dalam jangka waktu tertentu;

41. Kartu Identitas Penduduk Pemula yang selanjutnya disingkat KIPP adalah kartu bukti diri bagi setiap penduduk WNI Kota yang telah berusia 12 tahun s/d 16 tahun dan atau belum pernah menikah;

42. Kartu Izin Tempat Tinggal (KITT) adalah kartu bukti identitas orang asing tinggal terbatas yang bertempat tinggal dalam wilayah Kota;

43. Kartu Bukti Perkawinan yang selanjutnya disingkat KBP adalah kartu

bukti bagi setiap penduduk Kota yang berstatus sudah/pernah kawin;

44. Surat Keterangan Tamu yang selanjutnya disingkat SKT adalah surat keterangan bukti bagi setiap tamu yang telah melaporkan diri kepada Ketua RT setempat;

12

Page 13: Per Dakota pekanbaru 161

45. Data Pribadi adalah data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran serta dilindungi kerahasiaannya;

46. Data Kependudukan adalah data perseorangan dan/atau data agregat yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

47. Akta Catatan Sipil adalah akta autentik yang berisi catatan lengkap seseorang mengenai kelahiran, perkawinan perceraian, kematian, pengakuan dan pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama, perubahan kewarganegaraan dan peristiwa penting lainnya;

48. Pindah Datang Penduduk adalah perubahan lokasi tempat tinggal untuk menetap karena perpindahan dari tempat yang lama ke tempat yang baru;

49. Pencatatan Sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang dalam register pencatatan sipil pada Instansi Pelaksana;

50. Pengangkatan Anak adalah perbuatan hukum untuk mengalihkan hak anak dari lingkungan kekuasaan keluarga, orang tua, wali yang sah atau orang lain yang ber tanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut ke dalam lingkungan keluarga, orang tua angkatnya berdasarkan Putusan atau Penetapan pengadilan.

51. Pengakuan Anak adalah pengakuan seorang Ayah terhadap anaknya yang lahir diluar ikatan perkawinan sah atas persetujuan ibu kandung anak tersebut.

52. Pengesahan Anak adalah pengesahan status seorang anak yang lahir diluar ikatan perkawinan sah pada saat pencatatan perkawinan kedua orang tua anak tersebut.

13

Page 14: Per Dakota pekanbaru 161

53. Catatan Pinggir adalah catatan mengenai perubahan status atas terjadinya Peristiwa Penting dalam bentuk catatan yang diletakkan pada bagian pinggir akta atau bagian akta yang memungkinkan (dihalaman/bagian muka atau belakang akta) oleh Instansi Pelaksana.

54. Surat Kenal Lahir (SKL) adalah surat keterangan bukti kelahiran seseorang yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana untuk keperluan pelayanan kepada masyarakat yang tidak dapat ditunda/mendesak, dengan masa berlakunya tiga bulan.

55. Peristiwa Penting lainnya adalah peristiwa yang ditetapkan oleh pengadilan negeri untuk dicatatkan pada Instansi Pelaksana, antara lain perubahan jenis kelamin.

56. Buku Harian Peristiwa Penting dan Peristiwa Kependudukan yang selanjutnya disingkat BHPPK adalah buku yang dipakai untuk mencatat kegiatan harian di Kelurahan, Kecamatan atau Instansi Pelaksana berkaitan dengan pelayanan terhadap pelaporan peristiwa penting dan peristiwa kependudukan atau pengurusan dokumen penduduk.

57. Buku Induk Penduduk yang selanjutnya disingkat BIP adalah buku yang digunakan mencatat keberadaan dan status yang dimiliki oleh seseorang yang dibuat untuk setiap keluarga dan diperbaharui setiap terjadi peristiwa penting dan peristiwa kependudukan bagi Penduduk Warga Negara Indonesia Tinggal Tetap dan Orang Asing Tinggal Tetap.

58. Buku Mutasi Penduduk yang selanjutnya disingkat BMP adalah buku yang digunakan untuk mencatat perubahan setiap peristiwa penting dan peristiwa kependudukan yang menyangkut jumlah dan status anggota keluarga sesuai dengan nomor urut KK di Kelurahan bagi

14

Page 15: Per Dakota pekanbaru 161

Warga Negara Indonesia Tinggal Tetap dan Orang Asing Tinggal Tetap.

59. Buku Induk Penduduk Pendatang yang selanjutnya disingkat BIPP adalah buku yang digunakan untuk mencatat keberadaan dan status yang dimiliki oleh seseorang yang dibuat untuk setiap keluarga dan diperbaharui setiap terjadi peristiwa penting dan peristiwa kependudukan bagi Warga Negara Indonesia yang tinggal dalam jangka waktu tertentu dan Orang Asing Tinggal Terbatas.

60. Buku Mutasi Penduduk Sementara yang selanjutnya disingkat BMPS adalah buku yang digunakan untuk mencatat perubahan setiap peristiwa penting dan peristiwa kependudukan yang menyangkut jumlah dan status anggota keluarga sesuai dengan nomor urut keluarga di kelurahan bagi Warga Negara Indonesia Tinggal Sementara dan Orang Asing Tinggal Terbatas.

61. Informasi Kependudukan adalah Penjelasan/keterangan tentang hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk tersebut.

62. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, disingkat SIAK adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu kesatuan.

BAB IIHAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 2

15

Page 16: Per Dakota pekanbaru 161

Setiap Penduduk mempunyai hak untuk memperoleh :

a. dokumen Kependudukan;b. pelayanan yang sama dalam Pendaftaran Penduduk dan Catatan sipil;c. perlindungan atas data pribadi;d. kepastian hukum atas kepemilikan dokumen;e. informasi mengenai data hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan

Sipil atas dirinya dan/atau keluarganya dan;f. ganti rugi dan pemulihan nama baik sebagai akibat kesalahan dalam

Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil serta penyalahgunaan data pribadi oleh Instansi pelaksana;

Pasal 3

Setiap penduduk wajib melaporkan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialaminya kepada Instansi Pelaksana dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

Pasal 4

Penduduk Kota yang berada di luar wilayah Kota wajib melaporkan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialaminya kepada Instansi Pelaksana setempat dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

BAB IIIPENDAFTARAN PENDUDUK

Bagian PertamaNomor Induk Kependudukan ( NIK )

Pasal 5

16

Page 17: Per Dakota pekanbaru 161

(1) Setiap penduduk wajib memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK).

(2) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku seumur hidup dan selamanya, yang diberikan oleh Pemerintah dan diterbitkan oleh Instansi Pelaksana kepada setiap penduduk setelah dilakukan pencatatan biodata.

(3) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan dalam setiap dokumen kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan paspor, surat izin mengemudi, nomor pokok wajib pajak, polis asuransi, sertifikat hak atas tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata cara dan ruang lingkup penerbitan dokumen identitas lainnya serta pencantuman NIK diatur dengan peraturan perundang undangan.

Bagian KeduaPendaftaran Peristiwa Kependudukan

Paragraf 1Perubahan Alamat

Pasal 6(1) Dalam hal terjadi perubahan alamat penduduk, Instansi Pelaksana

wajib menyelenggarakan penerbitan perubahan dokumen Pendaftaran Penduduk.

(2) Mengenai persyaratan dan tata cara penerbitan perubahan dokumen pendaftaran penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Paragraf 2Pindah Datang Penduduk Dalam Wilayah Kota

17

Page 18: Per Dakota pekanbaru 161

Pasal 7

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang pindah ke Kota wajib melapor kepada Instansi Pelaksana di daerah asal untuk mendapatkan surat keterangan pindah.

(2) Penduduk sebagaimana diatur pada ayat (1) di atas melapor ke Instansi Pelaksana Kota untuk mendapatkan Surat Keterangan Pindah Datang yang terlebih dahulu melapor kepada Ketua RT, RW selambat – selambatnya 1 x 24 jam dan Lurah setempat.

(3) Penduduk Warga Negara Indonesia Kota yang pindah keluar Kota wajib melapor ke Instansi Pelaksana yang terlebih dahulu melapor ke Ketua RT, RW dan Lurah setempat.

(4) Pindah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah berdomisilinya penduduk di alamat yang baru untuk waktu lebih dari 1 (satu) tahun atau berdasarkan kebutuhan yang bersangkutan untuk waktu yang kurang dari 1 (satu) tahun.

(5) Surat Keterangan Pindah Datang digunakan sebagai dasar penerbitan Kartu Keluarga Pendatang (KKP) dan Kartu Identitas Pendatang (KIP).

(6) KKP dan KIP sebagaimana dimaksud ayat (5) digunakan sebagai dasar perubahan atau penerbitan KK dan KTP bagi penduduk yang bersangkutan.

Pasal 8

(1) Orang Asing yang memiliki Izin tinggal Terbatas dan orang asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang pindah ke Kota wajib

18

Page 19: Per Dakota pekanbaru 161

melaporkan rencana kepindahannya kepada Instansi Pelaksana di daerah asal.

(2) Orang Asing yang pindah ke Kota wajib melaporkan kedatangannya pada Instansi Pelaksana Kota yang terlebih dahulu melapor kepada Ketua RT, RW dan Lurah setempat paling lama 30 (tigapuluh) hari sejak diterbitkannya Surat Keterangan Pindah Datang (SKPD).

(3) SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai dasar penerbitan KKP orang asing dan KIP orang asing.

(4) KKP orang asing dan KIP orang asing digunakan sebagai dasar penerbitan KK dan KTP bagi penduduk yang bersangkutan.

Paragraf 3Pindah Datang Antar Negara

Pasal 9

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia Kota yang pindah ke Luar Negeri wajib melaporkan rencana kepindahannya kepada Instansi Pelaksana Kota.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Instansi Pelaksana mendaftar dan menerbitkan Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri.

(3) Penduduk Warga Negara Indonesia yang telah pindah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan berstatus menetap di luar negeri wajib melaporkan kepada Perwakilan Republik Indonesia paling lambat 30 (tigapuluh) hari sejak kedatangannya.

Pasal 10

19

Page 20: Per Dakota pekanbaru 161

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia Kota yang datang dari luar negeri wajib melaporkan kedatangannya kepada Instansi Pelaksana paling lambat 14 (empat belas ) hari sejak tanggal kedatangan.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Instansi Pelaksana mendaftarkan dan menerbitkan Surat Keterangan Datang dari luar negeri sebagai salah satu dasar penerbitan KK dan KTP.

Pasal 11

(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas yang datang dari luar negeri dan Orang Asing yang memiliki izin lainnya yang telah berubah status sebagai pemegang Izin Tinggal Terbatas yang berencana bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib melaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 14 (empatbelas) hari sejak diterbitkan Izin Tinggal Terbatas.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Instansi Pelaksana mendaftarkan dan menerbitkan Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT).

(3) Masa berlakunya Surat Keterangan Tempat Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disesuaikan dengan masa berlaku Izin Tinggal Terbatas.

(4) Setiap orang asing yang sudah berusia 17 tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar/memiliki SKTT akan diberikan Kartu Izin Tempat Tinggal (KITT) oleh Instansi Pelaksana Kota.

(5) SKTT ataupun KITT sebagaimana dimaksud pada ayat (4) wajib dibawa pada saat bepergian.

20

Page 21: Per Dakota pekanbaru 161

Pasal 12

(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas yang telah berubah status menjadi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap wajib melaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 14 (empat belas) hari sejak diterbitkan Izin Tinggal Tetap.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Instansi Pelaksana mendaftar dan menerbitkan KK dan KTP orang asing.

(3) KK dan KTP orang asing yang rusak, hilang dan terjadi perubahan data harus diganti dengan KK dan KTP Orang Asing yang baru.

Pasal 13

(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang akan pindah ke luar negeri wajib melaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum rencana kepindahannya.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Instansi Pelaksana melakukan pendaftaran

Pasal 14

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pendaftaran peristiwa kependudukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6,pasal 7, pasal 8, pasal 9, pasal 10, pasal 11, pasal 12 dan pasal 13 diatur dalam Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

21

Page 22: Per Dakota pekanbaru 161

Bagian KetigaKartu Keluarga (KK)

Pasal 15

(1) Setiap Keluarga wajib memiliki Kartu Keluarga (KK).(2) Dalam Kartu Keluarga dicatat kepala keluarga dan data seluruh

anggota keluarga.

(3) Kartu Keluarga terdiri dari Kartu Keluarga Warga Negara Indonesia, dan Kartu Keluarga Orang Asing.

(4) Dalam 1 (satu) keluarga yang berbeda kewarganegaraannya harus dibuat terpisah antara kartu keluarga Warga Negara Indonesia dan Kartu Keluarga Orang Asing.

(5) Bagi anggota keluarga yang sudah / pernah kawin wajib membuat KK sendiri.

(6) Perubahan Susunan Keluarga dalam KK wajib dilaporkan kepada Instansi Pelaksana melalui RT, RW dan Lurah selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi perubahan.

(7) Setiap penduduk hanya boleh terdaftar dalam 1 (satu) KK.

Pasal 16

(1) Kartu Keluarga ditanda tangani oleh Instansi Pelaksana, dan KK dimaksud dijadikan dasar sebagai penerbitan KTP.

22

Page 23: Per Dakota pekanbaru 161

(2) KK diterbitkan dan diberikan oleh Instansi Pelaksana kepada penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap.

Pasal 17

(1) Kartu Keluarga yang rusak atau hilang dan atau terjadi perubahan data harus diganti dengan yang baru.

(2) Kartu Keluarga untuk penduduk yang terkena bencana alam dan kerusuhan sosial, daerah pemekaran, dan penduduk miskin yang ditetapkan Tim Pemerintah Kota tidak dikenakan biaya.

Pasal 18

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pendaftaran peristiwa kependudukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15, pasal 16, diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian KeempatKartu Tanda Penduduk ( KTP )

Pasal 19

(1) Setiap Penduduk yang telah berusia 17 (tujuh belas) tahun atau telah / pernah kawin, wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk yang ditanda tangani oleh Kepala Instansi Pelaksana.

(2) Setiap Penduduk hanya boleh memiliki 1 (satu) Kartu Tanda Penduduk.

23

Page 24: Per Dakota pekanbaru 161

(3) Orang Asing yang mengikuti status orang tuanya yang memiliki Izin Tinggal Tetap dan sudah berumur 17 (tujuhbelas) tahun wajib memiliki KTP.

(4) KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku secara nasional.

(5) Penduduk wajib melaporkan perpanjangan masa berlaku KTP kepada Instansi Pelaksana apabila masa berlakunya telah berakhir.

(6) Penduduk yang telah memiliki KTP wajib membawa pada saat bepergian.

Pasal 20

(1) Kartu Tanda Penduduk ditanda tangani oleh Kepala Instansi Pelaksana.

(2) Kartu Tanda Penduduk Warga Negara Indonesia berlaku selama 5 (lima) tahun.

(3). Masa berlaku KTP bagi orang asing tinggal tetap disesuaikan dengan masa berlakunya izin tinggal tetap.

(4). Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 14 (empatbelas) hari sejak masa berlakunya habis, penduduk yang bersangkutan diwajibkan mengajukan kembali permohonan untuk memperoleh KTP yang baru.

(5). Kartu Tanda Penduduk yang rusak, hilang atau terjadi perubahan data harus diganti dengan Kartu Tanda Penduduk yang baru.

(6). Pembetulan KTP hanya dilakukan untuk KTP yang mengalami kesalahan tulis redaksional.

24

Page 25: Per Dakota pekanbaru 161

(7). Pembetulan KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilaksanakan dengan atau tanpa permohonan dari orang yang menjadi subjek KTP.

(8). Pembetulan KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan oleh Instansi pelaksana.

Pasal 21

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang telah berusia 60 (enampuluh) tahun diberikan Kartu Tanda Penduduk yang berlaku seumur hidup.

(2) KTP untuk penduduk yang terkena bencana alam, kerusuhan sosial, daerah pemekaran dan penduduk miskin yang ditetapkan oleh Tim Pemerintah Kota tidak dikenakan biaya.

Pasal 22

Setiap Penduduk yang pindah dari Kota, wajib untuk menyerahkan Kartu Tanda Penduduk kepada Instansi Pelaksana.

Pasal 23

(1) Kartu Tanda Penduduk WNI miskin berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan akan diterbitkan kembali berdasarkan ketetapan Tim Pemerintah Kota.

(2) Seluruh penduduk WNI pemegang KTP Kota diikutsertakan dalam program asuransi jiwa untuk jangka waktu selama masa berlaku KTP.

Pasal 24

25

Page 26: Per Dakota pekanbaru 161

Proses Pendaftaran dan penerbitan KK dan KTP dilaksanakan dengan menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK).

Pasal 25

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pendaftaran peristiwa kependudukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 19, pasal 20, pasal 21, pasal 23 dan pasal 24 diatur dalam Peraturan Walikota.

Bagian KelimaKartu Identitas Penduduk Pemula (KIPP)

Pasal 26

(1) Setiap Penduduk yang telah berusia 12 s/d 16 Tahun atau belum pernah kawin / menikah dapat memiliki Kartu Identitas Penduduk Pemula ( KIPP) apabila sudah terdaftar dalam Kartu Keluarga Kota.

(2) Setiap penduduk Pemula hanya boleh memiliki 1 (satu) KIPP.

Pasal 27

(1) Kartu Identitas Penduduk Pemula ditanda tangani oleh pejabat yang ditunjuk oleh Walikota.

(2) KIPP berlaku sampai yang bersangkutan memasuki usia 17 Tahun dan atau sudah menikah / kawin.

(3) KIPP yang hilang / rusak atau terjadi perubahan diganti dengan KIPP yang baru.

26

Page 27: Per Dakota pekanbaru 161

(4) Persyaratan dan tata cara untuk mendapatkan KIPP diatur dalam Peraturan Walikota.

Bagian Keenam

Paragraf 1Kartu Keluarga Pendatang ( KKP )

Pasal 28

(1) Setiap pendatang wajib memiliki KKP.

(2) KKP ditanda tangani oleh pejabat yang ditunjuk oleh Walikota.

(3) Dalam KKP dicatat data Kepala Keluarga dan data seluruh anggota keluarga.

(4) KKP hanya berlaku untuk penduduk WNI.

(5) Bagi anggota keluarga pendatang yang sudah/pernah kawin wajib membuat KKP sendiri.

(6) Perubahan susunan keluarga pendatang dalam KKP wajib dilaporkan kepada pejabat yang ditunjuk oleh Walikota selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari sejak terjadi perubahan dan berlaku 1 tahun.

Paragraf 2Kartu Identitas Pendatang ( KIP )

Pasal 29

27

Page 28: Per Dakota pekanbaru 161

(1) KIP wajib dimiliki oleh penduduk pendatang beserta keluarganya.

(2) KIP ditandatangani oleh pejabat yang ditunjuk oleh Walikota.

(3) KIP wajib dimiliki oleh yang bersangkutan selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

(4) Pemegang KIP wajib melapor setiap terjadi perubahan data atas dirinya kepada pejabat yang ditunjuk oleh Walikota.

(5) KIP berlaku selama 1 (satu) tahun dan tidak dapat diperpanjang.

(6) Persyaratan dan tata cara mendapatkan KKP dan KIP diatur dalam peraturan Walikota.

Bagian KetujuhSurat Keterangan Tinggal Sementara ( SKTS ) Dan

Kartu Identitas Tinggal Sementara ( KITS )

Pasal 30

(1) Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS) wajib dimiliki setiap penduduk WNI yang bemaksud tinggal sementara berturut-turut 90 (sembilan puluh) hari lebih sampai dengan 1 tahun.

(2) Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS) diterbitkan oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk untuk masa berlaku 1 (satu) tahun.

28

Page 29: Per Dakota pekanbaru 161

(3) Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS) wajib dimiliki yang bersangkutan selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari kerja sejak kedatangannya di Kota.

(4) Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS) adalah sebagai salah satu syarat untuk diterbitkannya KITS ( Kartu Identitas Tinggal Sementara).

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata caranya diatur dalam peraturan Walikota.

Bagian KedelapanSurat Keterangan Ahli Waris ( SKAW )

Pasal 31

(1) Surat Keterangan Ahli Waris (SKAW) diberikan kepada Ahli Waris dari Pewaris yang berstatus sebagai Penduduk Kota.

(2) Surat Keterangan Ahli Waris berisi data atau referensi mengenai penetapan susunan / silsilah ahli waris dari pewaris.

(3) SKAW diterbitkan dan ditandatangani oleh Instansi Pelaksana.

(4) Persyaratan dan tata cara untuk mendapatkan Surat Keterangan Ahli Waris ditetapkan dalam Peraturan Walikota.

Bagian KesembilanUang Jaminan Penduduk Pendatang

Pasal 32

29

Page 30: Per Dakota pekanbaru 161

(1) Setiap penduduk pendatang yang ingin menetap di Kota, wajib menyetor uang jaminan kepada Instansi Pelaksana.

(2) Besarnya uang jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini disesuaikan dengan besarnya tarif resmi angkutan darat / laut yang ditetapkan oleh pemerintah ke daerah asal yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota.

Pasal 33

(1) Uang jaminan sebagaimana dimaksud pada pasal 33 ayat (1) harus diambil kembali selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah pendatang menjadi penduduk Kota.

(2) Pengambilan uang jaminan sebagaimana dimaksud pada pasal 33 ayat (1) dikenakan biaya administrasi sebesar 10 persen dari besarnya uang jaminan.

(3) Uang jaminan yang tidak diambil sebagaimana yang dimaksud pada pasal 33 ayat (1) menjadi milik Pemko dan disetorkan ke Kas Daerah.

(4) Prosedur dan tata cara pengambilan uang jaminan diatur dengan Peraturan Walikota.

BAB IVPENCATATAN SIPIL

Bagian PertamaPencatatan Kelahiran

Pasal 34

30

Page 31: Per Dakota pekanbaru 161

(1) Setiap kelahiran wajib diberitahukan oleh penduduk kepada Instansi Pelaksana dengan menunjukkan bukti kelahiran dari Dokter, Bidan, Rumah Sakit, Rumah Bersalin yang melaksanakan dan membantu proses kelahiran.

(2) Pemberitahuan kelahiran oleh penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dalam jangka waktu selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kerja sejak tanggal kelahiran, dan kutipan akta kelahirannya tanpa dipungut biaya.

(3) Kutipan Akata Kelahiran pemberitahuannya setelah 60 (enam puluh) hari kerja dan catatannya tanpa dipungut biaya antara lain:1. Bagi pendudk miskin ;2. Bagi anak yatim/piatu pada panti asuhan sampai usia 18 tahun.

(4) Pemberitahuan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini dicatat dalam Buku Register Akta Kelahiran serta diterbitkan Kutipan Akta Kelahiran yang ditanda tangani oleh Pejabat Pencatatan Sipil dan disimpan oleh Instansi Pelaksana.

(5) Pencatatan kelahiran yang melebihi jangka waktu : a.60 (enampuluh) hari sampai dengan 1 ( satu) tahun sejak tanggal

kelahiran, pencatatan dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan Kepala Instansi Pelaksana.

b. 1 (satu) tahun sejak tanggal kelahirannya pencatatan dilaksanakan berdasarkan Penetapan Pengadilan Negeri.

Pasal 35

(1) Dalam hal tempat peristiwa kelahiran berbeda dengan tempat tinggal atau domisili, Pejabat Pencatatan Sipil yang mencatat dan

31

Page 32: Per Dakota pekanbaru 161

menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 Pejabat Pencatatan Sipil bertanggung jawab memberitahukan hal dimaksud kepada Instansi Pelaksana di wilayah tempat kelahiran yang bersangkutan.

(2) Pencatatan kelahiran dalam register akta kelahiran dan penerbitan kutipan akta kelahiran terhadap peristiwa kelahiran seseorang yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan orang tuanya, didasarkan pada laporan orang yang menemukan dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan dari Kepolisian.

(3) Anak dari Warga Negara Indonesia atau Orang Asing Tinggal Terbatas dan Tinggal Tetap penduduk Kota yang dilahirkan diluar negeri setelah kembali ke Kota dicatat oleh Instansi Pelaksana berdasarkan laporan penduduk paling lama 30 (tigapuluh ) hari sejak kedatangan untuk pemutakhiran biodata.

Pasal 36

(1) Bagi penduduk Warga Negara Indonesia yang bertugas, mengikuti pendidikan dan memeriksa kesehatan/berobat ke luar negeri yang keperluannya tidak dapat ditunda baginya diberikan Surat Keterangan Lahir (SKL) sebagai bukti kelahirannya.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai SKL diatur dengan Peraturan Walikota.

Pasal 37

Persyaratan dan tata cara pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 dan pasal 35 diatur dengan Peraturan Walikota.

32

Page 33: Per Dakota pekanbaru 161

Bagian KeduaPencatatan Lahir Mati

Pasal 38

(1) Kelahiran bayi dalam keadaan mati dicatat oleh Instansi Pelaksana berdasarkan laporan penduduk paling lama 30 ( tigapuluh ) hari sejak lahir mati.

(2) Pencatatan kelahiran bayi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) direkam dalam bank data kependudukan nasional dan diterbitkan surat keterangan lahir mati.

(3) Persyaratan dan tata cara pencatatan lahir mati ditetapkan dalam Peraturan Perundang undangan yang berlaku.

Bagian Ketiga Pencatatan Perkawinan

Pasal 39

(1) Setiap Penduduk yang memeluk agama selain Islam yang akan melangsungkan Perkawinan wajib memberitahukan perkawinannya tersebut kepada Walikota dan atau Pejabat Pencatatan Sipil.

(2) Pemberitahuan perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dilakukan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum perkawinan dilangsungkan.

33

Page 34: Per Dakota pekanbaru 161

Pasal 40

(1) Perkawinan penduduk yang bukan beragama Islam yang telah dilakukan menurut hukum agama dan kepercayaannya wajib dilaporkan kepada Instansi Pelaksana ditempat terjadinya perkawinan paling lama 60 ( enampuluh ) hari sejak tanggal perkawinan.

(2) Pencatatan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 39 berlaku pula bagi :a. Perkawinan yang ditetapkan oleh Pengadilan.b. Perkawinan Warga Negara Asing yang dilakukan di

Indonesia atas permintaan Warga Negara Asing yang bersangkutan.

(3) Perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat oleh Pejabat Pencatat Sipil pada Register Akta Perkawinan dan diterbitkan Kutipan Akta Perkawinan yang ditanda tangani oleh Kepala Instansi Pelaksana.

(4) Kutipan Akta Perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) masing-masing diberikan kepada suami dan isteri.

(5) Instansi Pelaksana menerbitkan sepasang Kartu Bukti Perkawinan (KBP) yang ditanda tangani oleh Kepala Instansi Pelaksana.

Pasal 41

(1) Pencatatan perkawinan Warga Negara Indonesia di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib melaporkan ke Instansi Pelaksana, paling lama 30 (tigapuluh) hari sejak yang bersangkutan kembali ke Kota.

34

Page 35: Per Dakota pekanbaru 161

(2) Setiap pelaporan perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat 1(satu) diterbitkan Tanda Bukti Pelaporan Perkawinan Luar Negeri.

Pasal 42Persyaratan dan tata cara pencatatan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 39, pasal 40 dan pasal 41 ditetapkan dalam peraturan perundang undangan yang berlaku.

Bagian keempatPencatatan Pembatalan Perkawinan

Pasal 43

(1) Pembatalan perkawinan wajib dilaporkan oleh penduduk yang mengalami pembatalan perkawinan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah putusan pengadilan tentang pembatalan perkawinan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

(2) Instansi Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencabut Kutipan Akta Perkawinan dari kepemilikan subjek akta dan mengeluarkan Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan.

(3) Persyaratan dan tata cara pencatatan pembatalan perkawinan

ditetapkan dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

Bagian KelimaPencatatan Perceraian

Pasal 44

(1) Perceraian wajib dilaporkan oleh yang bersangkutan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak putusan

35

Page 36: Per Dakota pekanbaru 161

Pengadilan tentang perceraian yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Perceraian dan menerbitkan Kutipan Akta Perceraian.

Pasal 45

Pencatatan perceraian Warga Negara Indonesia di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib melaporkan ke Instansi Pelaksana di tempat tinggalnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan kembali ke Kota.

Pasal 46

Persyaratan dan tata cara pencatatan perceraian sebagaimana dimaksud dalam pasal 44 dan pasal 45 ditetapkan dalam peraturan perundang undangan yang berlaku.

Bagian keenamPencatatan Pembatalan Perceraian

Pasal 47

(1) Pembatalan perceraian bagi penduduk wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah putusan pengadilan tentang pembatalan perceraian mempunyai kekuatan hukum tetap.

36

Page 37: Per Dakota pekanbaru 161

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Instansi Pelaksana mencabut Kutipan Akta Perceraian dari kepemilikan subjek akta dan mengeluarkan Surat Keterangan Pembatalan Perceraian.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan pembatalan perceraian ditetapkan lebih lanjut dalam peraturan perundang undangan yang berlaku

Bagian KetujuhPencatatan Kematian

Pasal 48

(1) Setiap kematian wajib dilaporkan oleh keluarganya atau yang mewakili kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal kematian.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kematian dan menerbitkan Kutipan Akta Kematian.

(3) Penerbitan Kutipan Akta Kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang tidak terlambat pencatatannya tidak dikenakan biaya.

(4) Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan berdasarkan laporan kematian dari keluarganya, Kepala Rumah Sakit, Dokter/Paramedis, Yayasan Kematian atau Kepolisian, selanjutnya Lurah menerbitkan surat keterangan kematian.

37

Page 38: Per Dakota pekanbaru 161

(5) Dalam hal terjadi ketidak jelasan keberadaan seseorang karena hilang atau mati tetapi tidak ditemukan jenazahnya, pencatatan oleh pejabat pencatatan sipil baru dilakukan setelah adanya penetapan pengadilan.

(6) Dalam hal terjadi kematian seseorang yang tidak jelas identitasnya, Instansi Pelaksana melakukan pencatatan kematian berdasarkan keterangan dari Kepolisian.

Pasal 49

Dalam hal tempat peristiwa kematian berbeda dengan domisili, Instansi Pelaksana dalam menerbitkan Kutipan Akta Kematian sebagaimana dimaksud pada pasal 48 ayat (1) memberitahukan kepada Instansi Pelaksana di wilayah tempat domisili.

Pasal 50

Persyaratan dan tata cara pencatatan kematian sebagaimana dimaksud dalam pasal 48 dan pasal 49 ditetapkan dalam peraturan perundang undangan yang berlaku

Bagian KedelapanPencatatan Pengangkatan Anak, Pengakuan Anak

dan Pengesahan Anak

Paragraf 1Pencatatan Pengangkatan Anak

Pasal 51

(1) Pengangkatan anak yang telah mendapatkan penetapan pengadilan dicatat oleh Instansi Pelaksana berdasarkan laporan

38

Page 39: Per Dakota pekanbaru 161

penduduk paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan pengadilan.

(2) Pengangkatan anak sebagaimana dimaksud ayat (1) dicatat oleh pejabat pencatatan sipil pada register akta kelahiran dan kutipan akta kelahiran dalam bentuk catatan pinggir.

(3) Pengangkatan Anak Warga Negara Asing oleh WNI yang telah mendapatkan Surat Keterangan Pengangkatan Anak, wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat tinggalnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan kembali ke Kota.

(4) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Instansi Pelaksana mengukuhkan Surat Keterangan Pengangkatan Anak.

Paragraf 2Pencatatan Pengakuan Anak

Pasal 52

(1) Pengakuan anak wajib dilaporkan oleh orang tua pada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh ayah dan disetujui oleh ibu dari anak yang bersangkutan.

(2) Kewajiban melaporkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi orang tua yang agamanya tidak membenarkan pengakuan anak yang lahir diluar hubungan perkawinan yang sah.

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pejabat pencatatan sipil mencatat pada Register Akta Pengakuan Anak dan menerbitkan kutipan Akta Pengakuan Anak.

39

Page 40: Per Dakota pekanbaru 161

Paragraf 3Pencatatan Pengesahan Anak

Pasal 53

(1) Setiap pengesahan anak wajib dilaporkan oleh orang tua kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak ayah dan ibu dari anak yang bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta perkawinan.

(2) Kewajiban melaporkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi orang tua yang agamanya tidak membenarkan pengesahan anak yang lahir di luar hubungan perkawinan yang sah.

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pejabat pencatatan sipil membuat Catatan Pinggir pada Akta Kelahiran.

Pasal 54

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan dan pengangkatan anak, pengakuan anak dan pengesahan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 51, pasal 52 dan pasal 53 di tetapkan dalam peraturan perundang undangan yang berlaku.

Bagian KesembilanPencatatan Perubahan Nama dan Perubahan Status Kewarganegaraan

Paragraf 1Pencatatan Perubahan Nama

Pasal 55

40

Page 41: Per Dakota pekanbaru 161

(1) Pencatatan perubahan nama dilaksanakan berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri tempat pemohon.

(2) Pencatatan perubahan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi Pelaksana yang menerbitkan akta pencatatan sipil paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan Pengadilan Negeri oleh penduduk.

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pejabat pencatatan sipil membuat catatan pinggir pada register akta pencatatan sipil dan kutipan akta pencatatan sipil.

Paragraf 2Pencatatan Perubahan Status Kewarganegaraan

Pasal 56

(1) Perubahan status kewarganegaraan dari Warga Negara Asing menjadi Warga Negara Indonesia wajib dilaporkan oleh penduduk yang bersangkutan kepada Instansi Pelaksana di tempat peristiwa perubahan status kewarganegaraan paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak Berita Acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia oleh pejabat.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pejabat pencatatan sipil membuat catatan pinggir pada register akta pencatatan sipil dan kutipan akta pencatatan sipil.

(3) Berdasarkan pemberitahuan Warga Negara Indonesia yang melepaskan kewarganegaraannya di luar negeri pejabat pencatatan sipil membuat catatan pinggir pada Register Akta Pencatatan Sipil dan Kutipan Akta Pencatatan Sipil.

41

Page 42: Per Dakota pekanbaru 161

Pasal 57

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan perubahan nama dan status kewarganegaraan sebagaimana dimaksud dalam pasal 55 dan pasal 56 ditetapkan dalam peraturan perundang undangan yang berlaku

Bagian KesepuluhPencatatan Peristiwa Penting Lainnya

Pasal 58

(1) Pencatatan peristiwa penting lainnya dilakukan oleh Pejabat Pencatatan Sipil atas permintaan penduduk yang bersangkutan setelah adanya penetapan pengadilan negeri yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

(2) Pencatatan peristiwa penting lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan pengadilan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan peristiwa penting lainnya diatur dalam peraturan perundang undangan yang berlaku.

Bagian KesebelasPelaporan Penduduk Yang Tidak Mampu

Melaporkan Sendiri

Pasal 59

42

Page 43: Per Dakota pekanbaru 161

(1) Penduduk yang tidak mampu melaksanakan sendiri pelaporan terhadap Peristiwa Penting yang menyangkut dirinya sendiri dapat dibantu oleh Instansi Pelaksana atau meminta bantuan kepada orang lain.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pelaporan penduduk yang tidak mampu melapor sendiri ditetapkan dalam peraturan perundang undangan yang berlaku.

BAB VPENGELOLAAN SISTIM INFORMASI ADMINISTRASI

KEPENDUDUKAN

Pasal 60

(1) Proses perekaman biodata penduduk dikelola dengan Sistim Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK).

(2) Data penduduk yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yang tersimpan di dalam database kependudukan dimanfaatkan untuk kepentingan perumusan kebijakan di bidang pemerintahan dan pembangunan.

(3) Pemanfaatan data penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus mendapatkan izin penyelenggara.

BAB VIPELAPORAN DATA ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Pasal 61

43

Page 44: Per Dakota pekanbaru 161

(1) Lurah menyusun laporan administrasi kependudukan serta menyampaikan hasilnya kepada Camat paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.

(2) Camat menghimpun laporan administrasi kependudukan yang disampaikan oleh Lurah dan membuat rekapitulasi laporan yang selanjutnya disampaikan kepada Walikota melalui Instansi Pelaksana setiap bulan, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

BAB VIIPENYIDIKAN

Pasal 62

(1) Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya dalam bidang Administrasi Kependudukan diberi wewenang khusus sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana diatur dalam kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana.

(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan para penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini berwenang untuk :a. Menerima laporan atau pengaduan dari orang atau badan hukum

tentang adanya dugaan tindak pidana administrasi kependudukan.b. Memeriksa laporan atau keterangan atas adanya dugaan tindak

pidana administrasi kependudukan.c. Memanggil orang untuk diminta keterangannya atas adanya

dugaan sebagaimana dimaksud pada huruf b.d. Membuat dan menandatangani berita acara pemeriksaan.

44

Page 45: Per Dakota pekanbaru 161

e. Menyuruh berhenti penduduk dan menanyakan tanda pengenal diri.

f. Melakukan penyitaan benda dan atau surat identitas lainnya sebagai jaminan untuk pemeriksaan selanjutnya.

g. Mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungan dengan pemeriksaan perkara administrasi kependudukan.

(3) Bahwa dalam melaksanakan tugas penyidikan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini kepada para Penyidik Pegawai Negeri Sipil harus dibekali dengan Surat Perintah Tugas yang di tanda tangani oleh Pejabat yang berwenang.

(4) Bahwa semua kegiatan, pelaksanaan dan atau tindakan penyidikan dalam hal melaksanakan penyidikan harus tetap berpedoman menurut ketentuan yang diatur dalam Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

BAB VIIIPEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Bagian PertamaPembinaan

Pasal 63

(1) Pembinaan terhadap penyelenggaraan Pendaftaran Administrasi Kependudukan dilakukan oleh Instansi Pelaksana.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud ayat (1), antara lain :

45

Page 46: Per Dakota pekanbaru 161

a.Bimbingan dan Penyuluhan kepada masyarakat.b. Bimbingan dan Perencanaan teknis dibidang Administrasi

Kependudukan.

Bagian KeduaPengawasan Dan Pengendalian

Pasal 64

(1) Pengawasan dan Pengendalian terhadap kegiatan Administrasi Kependudukan Dilakukan oleh Instansi Pelaksana.

(2) Untuk melakukan pengawasan dan pengendalian dilakukan Operasi Yustisi Kependudukan oleh Instansi Pelaksana.

(3) Sistem, prosedur Pengawasan dan Pengendalian Adminitrasi Kependudukan ditetapkan dalam Peraturan Walikota

BAB IXSANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 65

(1) Setiap penduduk dikenakan Sanksi Administratif berupa denda apabila melampaui batas waktu pelaporan peristiwa kependudukan dalam hal:

a. Pindah datang bagi orang asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau orang asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap.

b. Pindah datang ke luar negeri bagi penduduk Warga Negara Indonesia.

c. Pindah datang dari luar negeri bagi penduduk Warga Negara Indonesia.

46

Page 47: Per Dakota pekanbaru 161

d. Pindah datang dari luar negeri bagi orang asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas.

e. Perubahan status orang asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas menjadi orang asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap.

f. Pindah ke luar negeri bagi orang asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau orang asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap.

g. Perubahan Kartu Keluarga ( KK ).h. Perpanjangan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

(2) Denda Administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dikenakan sebesar 100 % dari retribusi dokumen kependudukan.

Pasal 66

(1) Setiap penduduk dikenai sanksi administratif berupa denda apabila melampaui batas waktu pelaporan peristiwa penting dalam hal :a. Kelahiran; b. Perkawinan;c. Pembatalan perkawinan;d. Perceraian;e. Pembatalan perceraian;f. Kematian;g. Pengangkatan Anak;h. Pengakuan Anak;i. Pengesahan Anak;j. Perubahan Nama;k. Perubahan status kewarganegaraan di Indonesia;l. Peristiwa penting lainnya;

47

Page 48: Per Dakota pekanbaru 161

(2) Denda administrastif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sebesar 100 % dari retribusi dokumen kecuali kelahiran dan kematian, besarnya denda ditentukan sebagai berikut :a. Denda Administratif pencatatan dan penerbitan Kutipan Akta

Kelahiran WNI yang melampaui batas waktu 60 hari pencatatannya. Untuk WNI sebesar Rp. 50.000,- Untuk OA sebesar Rp. 200.000,-

b. Denda Administratif untuk Kutipan kedua dan seterusnya untuk Akta Kelahiran adalah sebagai berikut : Untuk WNI sebesar Rp. 50.000,- Untuk OA sebesar Rp. 200.000,-

c. Denda Administratif Pencatatan Kutipan Akta Kematian sesudah 30 hari adalah sebagai berikut : Untuk WNI sebesar Rp. 50.000,- Untuk OA sebesar Rp.100.000,-

d. Denda Administratif Pencatatan Kutipan Akta Kematian Diluar Negeri sebelum 30 hari. Untuk WNI sebesar Rp. 25.000,- Untuk WNA sebesar Rp.50.000,-

e. Denda Administratif Pencatatan Kutipan Akta Kematian Di Luar Negeri sesudah 30 hari : Untuk WNI sebesar Rp. 50.000,- Untuk OA sebesar Rp.100.00,-

Pasal 67

(1) Setiap penduduk yang bepergian tidak membawa KTP dikenakan denda administratif sebesar Rp. 50.000,- (Lima puluh ribu rupiah).

48

Page 49: Per Dakota pekanbaru 161

(2) Setiap orang asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas yang bepergian tidak membawa Surat Keterangan Tempat Tinggal dikenai denda administratif sebesar Rp. 100.000,- (Seratus ribu rupiah).

(3) Setiap penduduk yang bepergian tidak membawa KIP, KITS dan KIPP dikenakan denda administratif sebesar 100 % dari retribusi dokumen.

Pasal 68

(1) Dalam hal pejabat pada Instansi Pelaksana melakukan tindakan atau sengaja melakukan tindakan yang memperlambat pengurusan dokumen kependudukan dalam batas waktu yang ditentukan dalam Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi berupa denda administrasi sebesar 100 % dari retribusi pengurusan dokumen.

(2) Seluruh hasil yang diperoleh dari pengenaan denda administratif, disetorkan ke Kas Daerah Kota.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam peraturan perundang undangan yang berlaku.

BAB X KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 69

(1). Selain penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, Penyidik

Pegawai Negeri Sipil diberi wewenang untuk melakukan penyidikan

tindak pidana dibidang perizinan.

49

Page 50: Per Dakota pekanbaru 161

(2). Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah :

a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana.

b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian serta melakukan pemeriksaan;

c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka;

d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat;e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang;f. Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai

tersangka atau saksi;g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungan

dengan pemerikasaan perkara;

h. Mengadakan pnghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau kekeluarganya;

i. Melakukan tindakan lain menurut hukum dapat dipertanggungjawabkan;

(3). Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan sampai hasil penyidikan kepada Penuntut Umum sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XIKETENTUAN PIDANA

Pasal 70

50

Page 51: Per Dakota pekanbaru 161

(1) Barang siapa melanggar ketentuan - ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat diancam dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan / atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah).

(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah Pelanggaran.

Pasal 71

Setiap orang yang tanpa hak dengan sengaja mengubah, menambah atau mengurangi isi elemen data pada dokumen kependudukan dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan / atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 72

Setiap orang yang tanpa hak mengakses data base kependudukan dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 73

Setiap orang atau badan hukum yang tanpa hak mencetak, menerbitkan, dan/atau mendistribusikan blangko dokumen Kependudukan dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp.1.000.000.000,- (Satu miliar rupiah).

Pasal 74

Setiap penduduk yang dengan sengaja mendaftarkan diri sebagai keluarga atau kepala keluarga lebih dari satu KK atau untuk memiliki KTP lebih dari

51

Page 52: Per Dakota pekanbaru 161

satu dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 75

(1) Dalam hal pejabat dan petugas pada Penyelenggara dan Instansi Pelaksana melakukan tindak pidana, pejabat yang bersangkutan dipidana dengan pidana yang sama ditambah 1/3 (satu pertiga).

(2) Dalam hal pejabat dan petugas pada penyelenggara dan instansi pelaksana membantu melakukan tindak pidana, pejabat yang bersangkutan dipidana sesuai dengan ketentuan Undang-undang.

Pasal 76

Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 69, pasal 70, pasal 71, pasal 72, pasal 73 dan pasal 74 adalah tindak pidana Administrasi Kependudukan.

BAB XIIKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 77(1) Untuk menunjang kegiatan operasional penyelenggaraan dan

pelayanan administrasi kependudukan disediakan biaya operasional bagi penyelenggara sebesar 30% dari target PAD Instansi Pelaksana yang dianggarkan dalam APBD Kota Pekanbaru.

(2) Ketentuan lebih lanjut pada ayat (1) diatur dalam peraturan Walikota Pekanbaru.

Pasal 78

52

Page 53: Per Dakota pekanbaru 161

(1) Spesifikasi Pengawasan dan Pengendalian Blanko Kartu Keluarga

(KK), KTP, Buku Register Akta dan Kutipan Akta Catatan Sipil, ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri.

(2) Blanko Dokumen, formulir dan Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil selain yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud ayat (1), ditetapkan dalam Peraturan Walikota.

BAB XIIIPEMBATALAN

Pasal 79Apabila ditemukan Dokumen Administrasi Kependudukan yang didapat tanpa melalui prosedur sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini, maka Dokumen Administrasi Kependudukan dimaksud dicabut dan dinyatakan batal Demi Hukum.

BAB XIVKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 80(1) Semua dokumen kependudukan yang telah diterbitkan atau yang

telah ada pada saat Peraturan Daerah ini di Perdakan dinyatakan tetap berlaku menurut Peraturan Daerah ini.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan untuk KTP sampai dengan batas masa berlakunya habis atau diterbitkannya KTP yang sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

Pasal 81Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku :

53

Page 54: Per Dakota pekanbaru 161

a. KTP seumur hidup yang belum mempunyai NIK Nasional tidak berlaku dan harus diganti dengan NIK Nasional.

b. KTP yang diterbitkan belum mengacu pada NIK Nasional tetap berlaku sampai dengan batas waktu berakhirnya masa berlaku KTP atau dapat juga diganti dengan KTP Nasional, walaupun masa berlaku KTP belum habis.

BAB XVKETENTUAN PENUTUP

Pasal 82

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pendaftaran Penduduk dicabut, dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 83

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya.

Pasal 84

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan.

Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Pekanbaru.

Ditetapkan di Pekanbaru pada tanggal 31 Juli 2008

WALIKOTA PEKANBARU,

dto

54

Page 55: Per Dakota pekanbaru 161

H. HERMAN ABDULLAH

Diundangkan di Pekanbarupada tanggal 31 Juli 2008

SEKRETARIS DAERAH KOTA PEKANBARU,

dto

H. FAUAZ ILYAS

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU TAHUN 2008 NOMOR 5

55