BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Penelitian...
Transcript of BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Penelitian...
6
BAB II
TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Penelitian Terdahulu
Jurnal Penelitian yang ditulis Yuzrizal (2014) yang bertujuan untuk
menganilisis pengaruh investasi dan tingkat upah teradap kesempatan kerja
di Provinsi Aceh. Pada penelitian ini permintaan tenaga kerja dipengaruhi
oleh upah dan investasi. Metode analisis yang digunakan adalah metode
linier berganda dan penmbahan lag pada variabel investasi dengn data time
series tahun 1990-2012. Dari hasil estimasi menunjukkan bahwa pada
permintaan tenga kerja variabel upah berpengaruh postif dan signifikan
dimana setiap kenaikan Rp. 100.000 upah akan meningkatkan permintaan
tenga kerja sebesar 6294 orang dan variabel investasi berpengaruh positif
dan signifikan dimana setiap kenaikan Rp. 1.000.000 investasi akan
menyebabkan kenaikan permintaan tenga kerja sebesar 1270 orang.
Jurnal Penelitian yang ditulis Dewi (2016) yang bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh faktor pertumbuhan ekonomi, angkatan
kerja dan inflasi terhadap kesempatan kerja di Provinsi Lampung. Data yang
digunakan adalah time series selama periode 2000-2014. Metode yang
digunakan adalah pendekatan uji asumsi klasik dan regresi linier berganda.
Dengan menggunakan alat analisis eviews 8. Hasil dari estimasi penelitian
ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi dan angkatan kerja
berpengaruh positif dan signifikan sedangkan inflasi berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kesempatan kerja di Provinsi Lampung.
7
Jurnal Penelitian yang ditulis Rahmawti (2011) yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh investasi dan tingkat upah di Jawa Timur. Teknik
analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda melauli uji F dan
Uji T. Berdasarkan hasil anlisis data yang digunakan menggunakan program
eviews 5, diperoleh hasil pengujian secara simultan 0,0015<0,05 yang dapat
disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara investasi dan tingkat
upah terhadap kesempatan kerja di Jawa Timur. Untuk pengujian secara
parsial investasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
kesempatan kerja. Sedangkn tingkat upah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kesempatan kerja di Jawa Timur.
B. Teori dan Perumusan Hipotesis
1. Konse Tenaga Kerja
Badan Pusat Statistik mendefinisikan bekerja adalah melakukan
pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh
pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu
jam secara terus menerus dalam seminggu yang lalu (maksudnya
seminggu sebelum pencacahan). Tenaga kerja didefinisikan sebagai
penduduk dalam usia kerja (working-age population) yaitu berusia 15
tahun keatas yang siap bekerja. Dalam hubungan ini maka pembinaan
tenaga kerja merupakan peningkatan kemampuan efektivits tenaga
kerja untuk melakukan pekerjaan. Ketengakerjaan merupakan salah
satu sektor penting bagi pembangunan ekonomi Nasional dan
khususnya dalam upaya pemerintah untuk mengurangi kemiskinan.
8
Tenaga kerja dipilah pula ke dalam dua kelompok yaitu
.(Dumairy, 1996:74) :
a. Angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia
kerja yang bekerja atau memiliki pekerjaan namun untuk
sementara atau sedang tidak bekerja dan mencari pekerjaan dan
yang mencari pekerjaan. Angkatan kerja ini dibedakan menjadi
dua kelompok yaitu :
1). Pekerja adalah orang-orang yang mempunyai
pekerjaan, mencakup orang yang mempunyai pekerjaan dan saat
disensus atau disurvei memang sedang bekerja serta orang yang
mempunyai pekerjaan namun untuk sementara waktu sedang
tidak bekerja.
2). Penganggur adalah orang yang tidak mempunyai
pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau
sedang) mencari pekerjaan.
b. Bukan angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam
usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan
sedang tidak mencari pemerkjaan. Seperti orang-orang yang
kegiatannya bersekolah (pelajar, mahasiswa), mengurus rumah
tangga serta menerima pendapatan tetapi bukan merupakan
imbalan langsung atas jasa kerjanya (pensiunan, penderita cacat
yang dependen). Bukan angkatan kerja dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu :
9
1). Penduduk dalam usia sedang bersekolah (bersekolah
formal dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi,
termasuk pelajar dan mahasiswa yang sedang libur.
2). Mengurus rumah tangga (tanpa mendapatakan upah).
3). Penerima pendapatan lain (Dumairy, 1996:74).
2. Kesempatan Kerja
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) yang dimaksud dengan
kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung
untuk bekerja pada suatu perusahaan atau instansi. Kesempatan kerja
ini akan menampung semua tenaga kerja yang tersedia apabila
lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau seimbang dengan
banyaknya tenaga kerja yang tersedia. Sedangkan dimaksud lapangan
kerja adalah bidang kegiatan dari usaha atau pekerja atau instansi
dimana seseorang bekerja atau pernah bekerja. Kesempatan kerja yang
ada merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat, karena
kesempatan kerja akan dapat meningkatkan kondisi ekonomi dan
nonekonomi masyarakat. Adanya kesempatan kerja yang terbuka luas
dapat dijadikan sebagai usaha dalam meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat. Kebijakan negara daalam kesempatan kerja
meliputi upaya-upaya untuk mendorong pertumbuhan dan perluasan
jumlah lapangan kerja disetiap daerah, perkembangan dan kualitas
angkatan kerja yang tersedia agar dapat memanfaatkan seluruh potensi
pembangunan yang ada di daerah masing-masing.
10
Angkatan kerja yang tumbuh sangat cepat tentu saja kan
membawa dampak tersendiri bagi perekonomian, yaitu perlunya
perluasan kesempatan kerja. Jika kesempatan kerja baru tidak cukup
mampu menampung semua angkatan kerja, dengan kata lain tambahan
permintaan akan tenaga kerja lebih kecil dari pada tambahan
penawaran tenaga kerja. Maka sebagian angkatan kerja yang tidak
memperoleh pekerjaan akan menambah barisan pengangguran yng
sudah ada (Kusnendi, 2003:8).
Lewis (Subri, 2003) dalam teorinya mengemukakan bahwa
kelebihan pekerja merupakan kesempatan dan bukan suatu masalah,
dimana kelebihan pekerja satu sektor ekonomi akan memberikan andil
terhadap pertumbuhan output dan penyedian pekerja di sektor lain.
Lebih murahnya biaya upah asal pedesaan terutama dari sektor
pertanian akan dapat menjadi pendorong bagi pengusaha perkotaan
dalam pengembangan industri modern perkotaan.
Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan
atau demand dalam masyarakat. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh
kegiatan ekonomi dan tingkat upah. Proses terjadinya penempatan
atau hubungan kerja melalui penyediaan dan permintaan tenaga kerja
dinamakan pasar tenaga kerja. Besarnya penempatan jumlah orang
yang bekerja dipengaruhi oleh faktor kekuatan penyediaan dan
permintaan tersebut. Selanjutnya besarnya penyediaan dan permintaan
tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat upah. Dalam ekonomi Neoklasik
11
bahwa penyediaan atau penawaran tenaga kerja akan bertambah bila
tingkat upah bertambah. Sebaliknya permintaan terhadap tenaga kerja
akan berkurang bila tingkat upah meningkat. (Suparmoko, 2004:13).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja
menurut (Todaro, 2000) antara lain :
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai neto dari barang dan jasa
(nilai produksi dikurang biaya antara) yang dihasilkan oleh seluruh
sektor ekonomi yang melakukan kegiatan produksi dalam batas
wilayah suatu provinsi.
b. Investasi (Penanaman Modal). Investasi dapat diartikan sebagai
pengeluaran atau perbelanjaan penanaman-penanaman modal atau
perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan
perlengkapan untuk keperluan produksi. Yang digolongkan
investasi yaitu : 1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu
mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya. 2. Perbelanjaan
untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor,
Bangunan pabrik dan Bangunan-bangunan lainnya.
c. Upah sebagaimana halnya dengan harga barang-barang dn jasa-
jasa, harga tenaga kerja atau lebih dikenal upah, tinggi rendahnya
ditentukan oleh permintaan pasar dan penawaran pasar tenaga
kerja. Dipandang dari sumber daya manusia secara keseluruhan,
tingkat upah nyata atau upah riil (real wage rate) adalah tingkat
12
upah yang dinyatakan dengan tingkat harga konstan, sedangkan
tingkat upah nominal adalah tingkat upah berdasarkan harga pasar
pada saat upah diterima.
d. Jumlah Angkatan Kerja. Angkatan kerja adalah jumlah tenga kerja
yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu
tertentu atau penduduk usia 15 tahun yang mempunyai pekerjaan
atau yang sedang mencari pekerjaan dan yang tidak mencari
pekerjaan.
3. Pertumbuhan Ekonomi
Menurut (Sukirno, 2004:421) pertumbuhan ekonomi merupakan
masalah ekonomi dalam jangka panjang. Yang berarti perkembangan
fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti
pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan
infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi
sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal. Secara umum,
pertumbuhan tersebut diukur melalui sebuah besaran dengan istilah
pendapatan nasional. Meskipun bukan merupakan satu-satunya ukuran
untuk menilai pertumbuhan ekonomi output suatu bangsa, ini cukup
repesentatif dan sangat lazim digunakan. Pendapatan nasional bukan
hanya berguna untuk menilai perkembangan ekonomi suatu negara
dari waktu ke waktu, tetapi juga membandingkan dengan negara lain.
Disamping itu, dari pendapatan nasional selanjutnya dapat pula
13
diperoleh turunannya (dirtyed measures) seperti pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan perkapita. Maka rumusnya adalah :
Keterangan :
PDRBit = PDRB atas dasar harga Konstan Kabupaten i tahun t
PDRBit-1= PDRB atas dasar harga Konstan Kabupaten i tahun t
(Sukirno, 2004:17).
4. Teori Pertumbuhan Ekonomi
a. Teori Klasik
Dasar Pemikiran dari teori klasik adalah pembangunan
ekonomi dilandasi oleh sistem liberal, yang mana pertumbuhan
ekonomi dipicu oleh semangat untuk mendapatkan keuntungan
maksimal. Jika keuntungan meningkat, tabungan meningkat dan
investasi juga akan bertambah. Hal ini akan meningkatkan stok
modal yang ada, skala produksi bertambah dan meningkatkan
permintaan tenaga kerja sehingga tingkat upah juga meningkat.
Menurut pemikiran klasik, pada kondisi seperti ini
perekonomian mengalami tingkat kejenuhan. Ini adalah sebuah
keadaan di mana perekonomian telah dewasa, mapan dan
masyarakat telah sejahtera, tetapi tanpa perkembangan lebih
lanjut. Beberapa teori klasik antara lain (Tambunan, 2011:43):
14
1) Teori Pertumbuhan Adam Smith
Di dalam teori ini faktor penentu proses produksi/
pertumbuhan adalah SDA, SDM dan barang modal
(Tambunan, 2011:44).
2) Teori David Ricardo
Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi ditentukan
oleh SDA (dalam arti tanah) yang terbatas jumlahnya, dan
jumlah penduduk yang menghasilkan jumlah tenaga kerja
yang menyesuaikan diri dengan tingkat upah, di atas atau
di bawah tingkat upah minimal. David Ricardo juga
melihat adanya perubahan teknologi yang selalu terjadi,
yang membuat meningkatnya produktivitas tenaga kerja
(Tambunan, 2011:44).
3) Teori Thomas Robert Malthus
Menurut teori ini ukuran keberhasilan pembangunan
suatu perekonomian adalah kesejahteraan negara yaitu jika
PNB potensial meningkat. Sektor yang dominan adalah
pertanian dan industri. Jika output ditingkatkan, maka
PNB potensialnya akan bisa ditingkatkan. Ada dua
kelompok faktor yang menentukan pertumbuhan, yaitu
faktor ekonomi seperti tanah, tenaga kerja, modal dan
organisasi. Dan faktor non-ekonomi seperti keamanan atas
15
kekayaan, konstitusi dan hukum yang pasti, etos kerja dan
disiplin pekerja. Diantara faktor ekonomi yang paling
berpengaruh adalah akumulasi modal (Tambunan,
2011:44).
4) Teori Marx
Dalam teori ini dua hal yang membedakan dengan
teori lainnya yang muncul setelah ini adalah :
a) Faktor-faktor produksi utama adalah tenaga kerja,
tanah dan modal.
b) Peran teknologi dan ilmu pengetahuan serta
peningkatan kualitas tenaga kerja (Tambunan,
2011:44)
b. Teori Neo-Keynesian
Model pertumbuhan yang masuk dalam kelompok teori ini
adalah model dari Harrod dan Domar yang mencoba
memperluas teori Keynes, mengenai keseimbangan
pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang dengan
melihat pengaruh investasi, baik permintaan agregat maupun
perluasan kapasitas produksi atau penawaran agregat, yang pada
akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dapat
dikatakan bahwa model pertumbuhan Harrod-Domar adalah
gabungan dengan modifikasi dari model pertumbuhan dari
Domar dan Harood. Model dari Domar memfokuskan pada laju
16
pertumbuhan investasi. Sedangkan penekanan dari model
Harrod lebih pada pertumbuhan pendapatan nasional jangka
panjang (Tambunan, 2011:45)
c. Teori Neo-klasik
Pemikrian dari teori ini didasarkan pada kelemahan atau
penyempurnaan terhadap pandangan/asumsi dari teori klasik.
Beberapa model neo-klasik antara lain (Tambunan, 2011:46):
1) Model pertumbuhan A.Lewis
Model ini yang dikenal dengan sebutan suplai tenaga
kerja. Model ini menjelaskan bagaimana pertumbuhan
ekonomi dimulai di negara berkembang yang mempunyai
dua sektor yang berbeda yaitu sektor pertanian tradisional
yang subsisten di pedesaan dan industri yang modern di
perkotaan. Dalam model ini pertumbuhan ekonomi terjadi
karena pertumbuhan industri dengan akumulasi modal
yang pesat, sedangkan pertanian pertumbuhannya relatif
rendah dengan akumulasi modal kapital yang rendah.
Keunggulan di sektor industri adalah upah buruh yang
murah dikarenakan suplai tenaga kerja yang besar di
sektor pertanian. Akibatnya terlalu banyak tenaga kerja di
pertanian (sehingga upah murah) (Tambunan, 2011:46)
17
2) Model pertumbuhan W.W. Rostow
Menurut Rostow, pembangunan ekonomi di
manapun juga merupakan proses yang bergerak dalam
sebuah garis lurus, yaitu dari masyarakat terbelakang ke
masyakarat maju. Proses ini, dengan berbagai variasinya
pada dasarnya berlangsung sama di manapun dan
kapanpun saja. Proses pembangunan dari teori ini terdiri
dari 5 tahap : a) Mayarakat tradisional b) prakondisi lepas
landas c) lepas landasr d) menuju kedewasaan e) era
konsumsi massal tinggi (Tambunan, 2011:47)
3) Model pertumbuhan Solow
Dalam teori ini proporsi faktor produksi
diasumsikan dapat berubah (jumlah kapital dan tenaga
kerja atau rasio dari kedua faktor ini dalam sebuah proses
produksi/produk tidak harus konstan, atau bisa saling
mensubstitusi) dan tingkat upah dan tenaga kerja dan suku
bunga juga bisa berubah. Jika jumlah tenaga kerja
melebihi jumlah stok kapital, upah akan turun begitupun
sebaliknya (Tambunan, 2011:47).
d. Teori Modern
Dalam teori modern ini, faktor-faktor produksi yang
krusial tidak hanya banyaknya tenaga kerja dan modal, tetapi
juga kualitas SDM dan kemajuan teknologi (yang terkadang di
18
dalam barang modal dan mesin), energi (khususnya energi
alternatif), kewirausahaan, bahan baku dan material. Bahkan
dalam era globalisasi pada sat ini, faktor kualitas SDM dan
teknologi merupakan penentu utama keberhasilan suatu negara.
Kualitas tenaga kerja dilihat dari tingkat pendidikan dan
kesehatannya. Selain itu faktor lain yang dianggap berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi adalah ketersediaan dan kondisi
infrastruktur, hukum serta peraturan dan kebijakan pemerintah
(besarnya pengeluaran pemerintah (Tambunan, 2011:48).
5. Upah minimum
Pengertian upah menurut Peraturan Pemerintah RI No. 78 Tahun
2015, Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja
kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan,
termasuk tunjangan bagi keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa
yang telah dilakukan. Kebijakan pengupahan diarahkan untuk
pencapaian penghasilan yan memenuhi penghidupan yang layak bagi
pekerja/buruh.
Upah minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan
oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah
kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau kerja (Kaufman 2000,
dalam Dwi Kristanto). Tujuan utama ditetapkannya upah minimum
19
adalah memenuhi standar hidup minimum seperti untuk kesehatan,
efisiensi dan kesejahteraan pekerja.
Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur
dan ditetapkan agar dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja.
Menurut (Sumarsono, 2009:151), pengupahan di Indonesia pada
umumnya didasarkan pada tiga fungsi upah yaitu :
a. menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya.
b. mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang.
c. menyediakan insentip untuk mendorong peningkatan
produktivitas pekerja.
Selanjutnya menyatakan beberapa ekonom melihat bahwa upah
minimum akan menghambat penciptaan lapangan kerja. Kelompok
ekonom lainnya dengan bukti empiris menunjukkan bahwa penerapan
upah minimum tidak selalu identik dengan pengurangan kesempatan
kerja, bahkan mampu mendorong proses pemulihan ekonomi.
(Sumarsono, 2009:201).
Menurut Peraturn Menteri Ketenagakerjaan, upah minimum
dapat dibedakan menjadi :
a. Upah Minimum Provinsi (UMP) adalah upah minimum yang
berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi.
b. Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) yaitu upah minimum
yang berlaku di wilayah kabupaten/kota.
20
c. Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) yaitu upah minimum
yang berlaku secara sektoral di satu provinsi.
d. Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK) adalah upah
minimum yang berlaku secara sektoral di wilayah
kabupaten/kota.
Menurut (Ikhsan, 2010:201), masalah dalam penetapan upah
minimum regional adalah pada metode perhitungannya. Ada
perbedaan nyata dari produktivitas antar sektor. Sektor-sektor yang
menggunakan buruh terdidik umunya telah membayar upah jauh
diatas upah minimum karena hal ini mencerminkan produktivitas
tetapi banyak sektor lain yang produktivitasnya rendah dan ada
dibawah upah minimum sehingga kebijakan upah minimum akan
memukul sektor ini yang umumnya sektor padat karya.
Kegagalan upah dalam melakukan penyesuaian sampai
penawaran tenaga kerja sama dengan permintaanya merupakan
indikasi adany kekakuan upah. Kekakuan upah merupakan salah satu
dari penyebab terjadinya pengangguran. Untuk memahami kekakuan
upah, maka penting untuk memahami mengapa pasar tenaga kerja
tidak berada vda tingkat keseimbangan penawaran dan permintaan.
Hal ini dapat dilihat berdasarkan gambar 2.1, saat uph riil
melebihi tingkat equilibrium dan penawaran pekerja melebihi
permintaannya, maka perusahaan-perusahaan diharapkan akan
menurunkan upah yang akan dibayarkan kepada pekerja. Namun pada
21
kenyataannya, hal ini tidaklah terjadi. Pengangguran muncul sebagai
implikasi karena perusahaan gagal menurunkan uvah akibat kelebihan
penawaran tenaga kerja (Mankiw, 2007:329)
Gambar 2.1
Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja
Sumber : (Mankiw, 2007:329)
Menurut (Mankiw, 2007) kekakuan upah riil menyebabkan
penjahatan pekerjaan. Jika upah riil tertahan diatas tingkat equilibrium
(pada 𝑊𝑊1) maka penawaran tenaga kerja melebihi permintaannya
akibatnya adalah pengangguran atau pengurangan tenaga kerja
sehingga kesempatan kerja kan semakin kecil. Kekakuan upah ini
terjadi sebagai akibat dari undang-undang upah minimum atau
kekuatan monopoli serikat pekerja. Berbagai faktor tersebut
berpotensi menjadikan uvah tertahan diatas tingkat upah
22
keseimbangan. Hal ini pada akhirnya mengakibatkan pengangguran
karena banyaknya pemutusan pekerja dan pengurangan tenaga kerja
dan mengakibatkan kesempatan kerja menurun. Undang-Undang upah
minimum menetapkan upah minimal yang harus dibayar perusahaan
kepada pekerja. Kebijakan upah minimum ditengarai akan lebih
banyak berdampak pada penganggur dengan usia muda dan yang tidak
terdidik dan kurang berpengalaman serta yang memiliki produktivitas
rendah.
6. Investasi
Penanaman modal merupakan langkah awal kegiatan produksi.
Dengan posisi semacam ini, investasi pada hakikatnya juga
merupakan langkah awal pembangunan ekonomi. Dinamika
penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan
ekonomi, setiap negarra senantiasa menciptakan iklim yang dapat
menggairahkan investasi. Sasaran yang dituju bukan hanya
masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri, tetai juga investor
asing (Dumairy, 1996:132).
Menurut definisi dari Badan Pusat Statistik (BPS), pembentukan
modal tetap adalah pengeluaran untuk pengadaan, pembuatan, atau
pembelian barang-barang modal baru (bukan barang-barang
konsumsi) baik dari dalam negeri maupun impor, termasuk barang
modal bekas dari luar negeri. Pembentukan modal tetap yang dicakup
23
hanyalah yang dilakukan oleh sektor-sektor ekonomi di dalam negeri
(domestik).
Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai
pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau
perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi
barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian
tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dimasa yang akan
datang. Ada kalanya penanaman modal dilakukan untuk
menggantikan barang-barang modal yang lama yang telah haus dan
perlu didepresiasikan.
Menurut (Sukirno, 2004:121)., yang digolongkan sebagai
investasi adalah sebagai berikut :
a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan
peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis
industri dan perusahaan.
b. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan
kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan
mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada
akhir tahun penghitungan pendapatan nsional.
24
Penggairahan iklim investasi di Indonesia dimulai dengan
diundangkannya Undang-Undang No. 1/Tahun 1967 tentang
Penanaman Modal Asing (PMA) dan Undang-Undang No. 6/Tahun
1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Pemberlakukan kedua Undang-Undang ini menyusul tampilnya rezim
Orde baru memegang tampuk pemerintahan. Sebelumnya dalam
pemerintahan orde lama, Indonesia sempat menentang kehadiran
investasi luar negeri. Ketika itu tertanam keyakinan bahwa investasi
asing hanya akan menggerogoti kedaulatan negara . Kedua undang-
undang itu kemudian disempurnakan yaitu menjadi Undang-Undang
No. 1/Tahun 1970 tentang PMA dan Undang-Undang No. 6/Tahun
1970 tentang PMDN (Dumairy, 1996: 132)
a. Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal yang dimaksud dengan modal dalam negeri
adalah bagian dari pada kekayaan masyarakat Indonesia, yang
termasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang dimiliki oleh
negara maupun swasta nasional atau swasta asing yang
berdomisili di Indonesia. Yang disisihkan/disediakan guna
menjelaskan sesuatu usaha. Penanaman modal dalam negeri
juga dapat didefinisikan sebagai modal yang dimiliki oleh
negara R.I, perseorangan warga negara Indonesia atau badan
25
usaha yang berbentuk badan hukum atau yang tidak berbentuk
badan hukum .
Menurut Undang-Undang tersebut, perusahaan yang dapat
menggunakan modal dalam negeri dapat dibedakan antara
perusahaan nasional dan perusahaan asing, dimana perusahaan
nasional dapat dimiliki seluruhnya oleh negara dan atau swasta
nasional ataupun sebagai usaha gabungan antara negara dan atau
swasata nasional dengan swasta asing dimana sekurang-
kurangnya 51% modal dimiliki oleh negara atau swasta
nasional. Pada prinsipnya semua bidang usaha terbuka untuk
swasta/PMDN kecuali bidang-bidang yang menguasai hajat
hidup orang banyak dan strategis.
b. Investasi Asing atau Penanaman Modal Asing (PMA)
Menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Penanaman modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara
asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing,
badan hukum asing atau badan hukum Indonesia yang sebagian
atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing Penanaman
modal asing merupakan kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah NKRI yang dilakukan oleh
penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing
sepenuhnya atau berpatungan dengn penanam modal dalam
negeri.
26
Menurut Undang-Undang tersebut PMA bisa secara
penguasaan penuh atas bidang usaha yang bersangkutan (100%
asing) ataupun kerjasama/patungan dengan modal Indonesia.
Kerjasama dengan modal Indonesia tersebut dapat terdiri dari
hanya dengan pemerintah (misalnya pertambangan) atau
pemerintah maupun swasta nasional. Jangka waktu PMA di
Indonesia tidak boleh melebihi 30 tahun dan bidang usaha yang
terbuka atau tertutup bagi PMA adalah pelabuhan, listrik umum,
telekomunikasi, pelayaran, penerbangan, air minum, kereta api
umum, pembangkit tenaga atom, mass-media dan bidng-bidang
yang berkaitan dengan industri militer.
Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi
adalah (Sukirno, 2004:122)
1. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan
diperoleh.
2. Tingkat bunga.
3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi dimasa depan.
4. Kemajuan teknologi.
5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-
perubahannya.
6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
27
7. Hubungn antara pertumbuhan ekonomi dengan kesempatan
kerja
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam
janga panjang. Yang berarti perkembangan fisikal produksi barang
dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlh
produksi (Sukirno, 2004:421). Dengan kenaikan kapasitas proses
produksi tersebut akan memicu meningkatkan kesempatan kerja yang
ada. Karena permintaan output juga akan semakin banyak, sehingga
kebutuhan akan tenaga kerja akan lebih banyak dibutuhkan sesuai
dengan bertambahnya permintaan output. Peningkatan dalam
penggunaan tenaga kerja menandakan adanya kesempatan kerja
sebagai akibat dari peningkatan output tersebut (Sukirno, 2004:422)
8. Hubungan antara upah minimum dengan kesempatan kerja
Upah minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan
oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah
kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau kerja (Kaufman 2000,
dalam Dwi Kristanto). Semakin tinggi tingkat upah, maka akan
semakin kecil permintaan pengusaha akan tenaga kerja. Kenaikan
upah akan diikuti oleh turunnya jumlah tenaga kerja yang diminta
yang berarti akan menyebabkan bertambahnya jumlah pengangguran.
Tingkat upah akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi, yang
selanjutnya akan meningkatkan harga per unit produk yang dihasilkan
(Sri Haryani, 2002:6). Menurut teori standar yang diungkapkan oleh
Brown bahwa ketika pemerintah mempertahankan upah agar tidak
28
mencapai tingkat equilibrium, hal ini dapat menimbulkan kekakuan
uvah yang menyebabkan pengangguran. Pengangguran ini terjadi
ketika berada di atas tingkat menyeimbangkan penawaran dan
permintaan, dimana jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi
jumlah permintaan tenga kerja. Oleh sebab itu peningkatan upah
minimum mengurangi jumlah tenaga kerja yang akan diminta oleh
perusahaan, terutama bagi tenaga keja yang tidak terdidik dan kurang
berpengalaman (Mankiw, 2000).
9. Hubungan antara investasi dengan kesempatan kerja
Investasi adalah pengeluaran atau pengeluaran penanaman-
penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang
modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam
perekonomian (Sukirno, 2004:121). Jadi hubungan antara investasi
dengan kesempatan kerja menurut Harrod- Domar adalah investasi
tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga memperbesar
kapasitas produksi. Tenaga kerja yang merupakan salah satu faktor
produksi, otomatis akan ditingkatkan penggunanya selain itu dengan
bertambahnya barang-barang modal akibat kegiatan investasi maka
akan mendorong terjadinya perluasan kesempatan kerja. Besarnya
nilai investasi akan menentukan besarnya permintaan tenaga kerja.
Semakin besar investasi maka akan semakin besar pula penggunaan
tenaga kerja (Sukirno, 2004:122).
29
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan
penulis dimunculkan kerangka pemikiran untuk menjelaskan pengaruh
pertumbuhan ekonomi, upah minimum dan investasi terhadap
kesempatan kerja Provinsi di Pulau Jawa. Maka dapat disuun suatu
model penelitian yaitu :
Gambar 2.2 Kerangka pemikiran
D. Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara/kesimpulan yang diambil untuk
menjawab permasalahan yang diajukan dalam suatu penelitian yang
sebenarnya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis yang dimaksud
merupakan dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah. Adapun
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Pertumbuhan
Ekonomi (X1)
Upah minimum
(X2)
Investasi PMDN
(X3)
Investasi PMA
(X4)
Kesempatan kerja
(Y)
30
1. Diduga pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap
kesempatan kerja Provinsi di Pulau Jawa tahun 2011-2015.
2. Diduga upah minimum berpengaruh negatif terhadap kesempatan
kerja Provinsi di Pulau Jawa tahun 2011-2015.
3. Diduga investasi PMDN berpengaruh positif terhadap kesempatan
kerja Provinsi di Pulau Jawa tahun 2011-2015.
4. Diduga investasi PMA berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja
Provinsi di Pulau Jawa tahun 2011-2015.