Bab II Teknik Pemboran

download Bab II Teknik Pemboran

of 68

Transcript of Bab II Teknik Pemboran

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    1/68

    BAB II TEKNIK PEMBORAN

    1. Bagian-bagian utama dalam rig pemboran

    Definisi Rig pengeboran adalah suatu instalasi peralatan untuk 

    melakukan pengeboran ke dalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh air,

    minyak  dan deposit mineral bawah tanah. Rig pengeboran bisa berada di atas

    tanah (on shore) atau di atas lautlepas pantai (off shore) tergantung kebutuhan

     pemakaianya. !alaupun rig lepas pantai dapat melakukan pengeboran hinggake dasar laut untuk men"ari mineral-mineral, teknologi dan keekonomian

    tambang bawah laut belum dapat dilakukan se"ara komersial.

    Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya untuk 

    mengidentifikasi sifat geologis dari reservoir tetapi #uga untuk membuat lubang

    yang memungkinkan pengambilan kandungan minyak atau gas bumi dari

    reservoir tersebut.

    $ystem utama dalam Rig pemboran terdiri dari %

    1.1. &oisting $ystem

    $istem 'engangkat (&oisting $ystem) adalah salah satu dari antara komponen-

    komponen utama dari Rig yang berfungsi untuk membantu sistem alat-alat

     pemutar di dalam mengebor sumur dengan menyediakan alat-alat yang sesuai

    serta ruang ker#a yang dibutuhkan untuk mengangkat dan menurunkan drill string,

    "asing string dan peralatan subsurfa"e (bawah tanah) lainnya dari dan ke lubang

    sumur. $istem 'engangkat terdiri dari (dua) sub bagian utama, yaitu %

    Rangka 'endukung ($upporting $tru"ture) terdiri dari %

    a. $ubstru"ture adalah onstuksi ba#a yang besar yang dibangun untuk men#adi

    dasar dan menun#ang menara bor yang tingginya ditentukan oleh kebutuhan

     pen"egah semburan liar.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    2/68

     b. *enara 'engeboran (Derri"k*ast) +ungsi dari menara bor adalah untuk 

    menyediakan ruang untuk mengangkat atau memasukan rangkaian pipa bor 

    dari atau ke dalam lubang bor.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    3/68

    1.1.1. 'eralatan pengangkat (&oisting euipment)

    dalah peralatan khusus untuk mengangkat, menurunkan dan menggantung

    rangkaian pipa bor (terdiri dari Drill 'ipe, Drill ollar, dsb.) dan mata bor 

    (Drilling bit) di dalam lubang sumur.

    lat pengangkat ini terdiri dari %

    a. Drawwork (*esin 'enarik) dalah unit mesin penarikpengangkat yang kuat

    (mesin derek) yang terletak di dekat me#a pemutar di lantai Rig.

     b. /verhead 0ools (lat-alat Bagian tas) *erupakan mata rantai penghubung2

    di dalam sistem pengangkat yang terdiri dari % - rown Blo"k % 3nit roda-

    rodapuli-puli (sheaves-sheaves) yang terletak di pun"ak menara pengeboran.

    - 0ravelling Blo"k % $usunan roda-rodapuli-puli (sheaves-sheaves) yang

    digantung di bawah "rown blo"k di atas lantai bor. Bersama-sama dengan "rown

     blo"k membentuk sistem kerek katrol.

    - &ook (kait) % lat berbentuk kait yang besar terletak di bawah travelling

     blo"k di mana swivel dan rangkaian pipa bor tergantung selama operasi-operasi

     pengeboran.

    - 4levator % 'en#epit yang sangat kuat dan digantung pada li"k (gantungan

    elevator) yang dikaitkan di sisi 0ravelling blo"k atau di hook. 4levator-elevator 

    ini dipakai untuk menurunkan atau menaikkan bagian-bagian rangkaian pipa bor 

    ke dan dari lubang bor.

    ". Drilling 5ine 0ali kawat ba#a berkekuatan tinggi yang men#adi penghubung dari

    Drawwork, rown Blo"k dan 0ravelling Blo"k untuk menarik peralatan overhead

    lainnya di dalam tugasnya menurunkan, menarik atau menggantung rangkaian

     pipa bor dan lain-lain.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    4/68

    1.. ir"ulating $ystem

    ir"ulating $ystem adalah suatu bagian dari system utama dalam rig pemboran

    yang difungsikan untuk mengalirkan lumpur pemboran, turun melewati rangkaian

     pipa pemboran dan naik ke annulus membawa serbuk bor ke permukaan.liran

    lumpur bor pada saat sirkulasi akan melewati bagian-bagian% a. *ud tank ke mud

     pump b. *ud pump ke high pressure surfa"e "onne"tion dan ke drillstring ".

    Drillstring ke bit d. Bit ke atas melalui annulus hingga ke permukaan e. $ampai

    dipermukaan akan melalui solid "ontrol euipment, seperti%

    1. $hale $haker 

    . Desander 

    6. Desilter 

    7. entrifuge

    &al ini bertu#uan untuk penyaringan "utting dari lumpur bor agar lumpur yang

    kembali ke tangki penghisapan (su"tion pit) kembali bersih. Dan terus berulang

    hingga selesai peker#aan pengeboran.

    Dalam 'er#alanan lumpur dari bit ke permukaan akan membawa banyak informasi

    diantaranya adalah sample batuan dalam bentuk "utting, selain itu #uga terkadang

     pada lokasi tertentu akan membawa gas non hydro"arbon seperti &$, / yang

     berbahaya bagi makhluk hidup disekitar tempat tersebut.

    1.6. Rotating $ystem

    Rotating system ($istim 'emutar) adalah salah satu dari komponen 8 komponen

    utama suatu drilling rig. 0ugas utamanya adalah memutar mata bor, memberi

     beban mata bor dan memberi saluran lumpur bertekanan tinggi ke mata bor untuk 

    mengebor membuat lubang sumur. $ystem pemutar ini terdiri dari empat sub

    komponen utama %

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    5/68

    • $wivel (kepala pembasuh) Rotating ssembly (3nit pemutar) Drill $tem

    (batang bor) Bit (mata bor)

    • $wivel (kepala pembasuh) merupakan alat berbentuk khusus yang

    digantung pada hook yang terletak dibawah blo"k #alan (travelling blo"k)

    dan mempunyai fungsi utama untuk %

    *enghubungkan bagian alat yang diam dengan batang bor yang berputar bebas,

    sambil dialiri lumpur bertekanan tinggi tanpa kebo"oran *enahan beban

    menggantung dari batang bor selama sirkulasi. Rotari ssembly (unit pemutar)

    adalah suatu perangkat mesin pemutar yang berkekuatan besar dan mempunyai

    fungsi utama untuk % *emutar batang bor selama operasi 8 operasi pemboran

    *enahan dan menggantung batang bor dime#a putar dengan selip 8 selip putar 

    (rotary slips) sewaktu menambah atau melepas pipa dari rangkaian pipa bor.

    3nit pemutar terletak dilantai bor dibawah blo"k mahkota ("rown blo"k) dan

    terdiri dari %

    Rotary table (me#a putar) *aster bushing (bantalan utama) elly bushing

    (bantalan pipa segi) Rotary slips ($elip 8 selip putar) *ake up dan break out tong

    (kun"i 8 kun"i pengikat dan pelepas).

    1.7. B/' $ystem

    *erupakan system rig pemboran yang berfungsi % - *enutup lubang sumur pada

    keadaan ada pipa atau tidak ada pipa dalam lubang serta untuk peker#aan stripping

    in atau stripping out - *enahan tekanan sumur yang timbul dan dapat dilalui

    semua peralatan yang dipakai utk operasi pemboran ker#a ulang - *engendalikan

    tekanan sumur 9 dpt dipakai utk peker#aan sirkulasi mematikan ki"k -

    *enggantung (hanging off) dan memotong pipa bor pd keadaan darurat. -

    *emiliki system peralatan "adangan apabila salah satu rusak, khusus utk sumur 

     bertekanan tinggi. peralatan untuk men"egah blowout (meledaknya sumur di

     permukaan akibat tekanan tinggi dari dalam sumur). :ang utama adalah B/'

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    6/68

    (Blow /ut 'reventer) yang tersusun atas berbagai katup (valve) dan dipasang di

    kepala sumur (wellhead).

    1.;. 'ower $ystem

    $uatu system dalam rig pemboran dimana suatu perangkat instalasi pemboran

    menadaptkan supply daya untuk menggerakan system-sytem yang lain.

    suatu Rig pengeboran darat dapat dikategorikan men#adi%

    'ortable Derri"k Rig dimana Rig pemboran tipe ini mudah dipindahkan,

    seperti yang digunakan dalam pengeboran dangkal (kurang dari 1

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    7/68

    Rig Rawa % Biasa dikenal dengan sebuat ?$wamp Barge?. 3ntuk 

    kelengkapan alat pengeboran sama dengan R@A darat, hanya sa#a menara dansistem pengeboran ditempatkan di atas 'onton. 'onton ini akan duduk di dasar 

    rawa saat operasi pengeboran berlangsung. Biasa beroperasi di perairan dengan

    kedalaman sekitar ; *.

    a"k 3p Rig % $atu unit alat pengeboran dengan kaki yang pan#ang. aki

    ini dapat naik dan turun untuk menopang struktur utama. R@A #enis ini biasa

    digunakan pada daerah dengan kedalaman sekitar 1

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    8/68

    Drill $hip % $emua peralatan untuk pengeboran dipasang pada kapal.

    Digunakan untuk mengebor laut yang sangat dalam.. *ekanika Batuan

    .1. *ekanika Batuan

    *erupakan sifat atau perilaku batuan bila dikenakan gaya atau tekanan.

    e"enderungan batuan dalam menerima gaya berbeda-beda. *ekanika batuan

    terdiri dari "ompressive strength ($), ro"k drill ability (d), hardness,

    abrassiveness, elasti"ity, Bailing 0enden"y

    .1.1. ompressive $trength

    *erupakan pen"erminan kekuatan atau kemampuan batuan untuk 

    menerima beban kompresif maksimum sebelum dia pe"ah.

    Compressive strength ($) batuan besar C  Rate of Penetration

    (R/') ke"il.

    '& mud besar C $ besar, karna adanya Bouyance Factor .

    'ada $oft +ormation C R'* tinggi 9 !/B rendah.

    'ada &ard +ormation C R'* rendah 9 !/B tinggi.

    ika pada soft formation digunakan !/B yg tinggi, maka R/'-nya akan

    meningkat, hal ini dapat menyebabkan ki"k atau bahkan blowout karna R/' yang

    terlalu besar tidak diimbangi dengan ke"epatan pompa mensirkulasikan mud.

    ika pada hard formation digunakan !/B yg ke"il, maka drillstring akan

     bengkok (buckling ).

    !eight on Bit (!/B)

    $oft +ormation % 6

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    9/68

    *edium +ormation % 7

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    10/68

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    11/68

    0empat ter#adinya pressure 5oss

    Aambar 1. 'ressure loss.

    .1.6. &ardness

    *erupakan ketahanan batuan terhadap gaya gores. *enggunakan $kala

    *ohs.

    $oft formation% &ardness F 7. ontoh% $hale, "lay, salt, un"onsolidated limestone.

    *edium formation% &ardness 7->. ontoh% *edium limestone, un"onsolidated

    sandstone, shally sand, salt anhydrite (salt yang kompak).

    &ard formation% &ardness G >. ontoh% Dolomite, "onsolidate limestone, "hert

    (batu ri#ang).

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    12/68

    .1.7. brassiveness

    *erupakan sifat mengikis pada batuan. &al ini diperhitungkan karna

     berpengaruh pada umur bit.

    0ingkat abrasif% 5imestone G $andstone G $hale.

    Rumus%

    Dimana%

    0 % ostft

    B % &arga bit (H)

    R % ost Rig

    @ % Rotating 0ime

    0 % 0ripping 0ime ($eluruh waktu tripping)

    + % +oot age bit (3mur bit)

    .1.;. 4lasti"ity

    *erupakan tingkat keelastisan batuan. &al ini sangat diperhitungkan pada

    lapisan shale.

    4lasti"ity terdiri dari%

    *odulus :oung% perbandingan antara tegangan aksial ('si) dengan

    regangan aksial (I). *akin besar *odulus :oung, maka akan makin sulit

    untuk di fra"t.

    'oison Ratio% perbandingan antara regangan lateral (I) dan regangan

    aksial (I). 'osion Ratio menun#ukkan adanya peman#angan ke arah lateral

    (lateral e=pansion) akibat adanya tegangan dalam arah aksial.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    13/68

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    14/68

    *odulus :oung pada $hale C ;E,

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    15/68

    0eanan 'erforasi C 6,

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    16/68

    6.1.1. +asa "air @ni dapat berupah air atau minyak. ir dapat pula dibagi dua, tawar 

    dan asin. $edang pada air dapat pula dibagi men#adi air asin tak #enuh

    dan #enuh. @stilah oil-base digunakan bila minyak lebih dari K;I.

    @nvert emulison mempunyai komposisi minyak ;

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    17/68

    1. *engangkat "uting ke permukaan. *endinginkan dan melumasi bit dan drill string.

    'anas dapat timbul karena gesekan bit dan drill string yang kontak 

    dengan formasi.6. *emberi dinding pada lubang bor dengan mud "ake

    5umpur akan membuat mud "ake atau lapisan Jat padat tipis di

     permukaan formasi yang permeabel (lulus air).7. *engontrol tekanan formasi

    0ekanan fluida formasi umumnya adalah di sekitar

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    18/68

    6.6.1. densitas dan sand "ontent

    6.6.1.1. Densitas lumpur 

    5umpur sangat besar perannya dalam menentukan berhasil tidaknya suatu operasi

     pemboran, sehingga perlu diperhatikan sifat-sifat dari lumpur tersebut, seperti

    densitas, viskositas, gel strength, atau filtration loss.

    Densitas lumpur bor merupakan salah satu sifat lumpur yang snagat penting,

    karena peranannya berhubungan langsung dengan fungsi lumpur bor sebagai

     penahanan tekanan formasi. danya densitas lumpur bor yang terlalu besar akan

    menyebabkan lumpur hilang ke formasi (lost "ir"ulation), sedang apabila terlalu

    ke"il akan menyebabkan ki"k2. *aka densitas lumpur harus disesuaikan dengan

    keadaan formasi yang akan dibor.

    6.6.1.. $and "ontent

    0er"ampurnya serpihan-serpihan formasi ("utting) ke dalam ke dalam lumpur 

     pemboran akan dapat membawa pengaruh pada operasi pemboran. $erpihan-serpihan pemboran yang biasnya berupa pasir akan dapat mempengaruhi

    karateristik lumpur yang disirkulasikan, dalam hal ini akan menambahi densitas

    lumpur. Bertambahnya densitas lumpur yang tersirkuliasi ke permmukaan akan

    menambah beban pompa sirkulasi lumpur. /leh kerna itu setelah lumpur 

    disirkulasikan harus mengalami proses pembersihan terutama menghilangkan

     partikel-partikel yang masuk ke dalam lumpur selama sirkulasi. lat-alat ini, yang

     biasanya disebut "onditioning euipment2, adalah %

    a. $hale saker +ungsinya membersihkan lumpur dari serpihan 8serpihan atau "uting

    yang berukuran besar. b. Degasser 

    3ntuk membersihkan lumpur dari gas yang masuk.". Desander 

    3ntuk membersihkan lumpur dari partikel-partikel padatan yang

     berukuran ke"il yang bisa lolos dari shale-shaker.

    d. Desilter 

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    19/68

    +ungsinya sama dengan desender, tetapi desilter dapat membersihkan

    lumpur dari partikel-partikel yang berukuran lebih ke"il.

    6.6.. viskositas dan gel strength

    Miskositas dan gel strength merupakan bagian yang pokok dalam sifat-sifat

    rheology fluida pemboran. 'engukuran sifat-sifat rheology fluida pemboran

     penting mengingat efektevitas pengangkatan "utting merupakan fungsi langsung

    dari viskositas.

    +luida pemboran dalam per"obaan ini adalah lumpur pemboran. 5umpur 

     pemboran ini mengikuti model-model rheology bingham plasti", power law dan

    midified power law. Diantara ketiga model ini, binghm plasti" merupakan model

    yang sederhana untuk fluida non-newtoniann.

    :ang dimaksud dengan fluida non-newtonian adalah fluida yang mempunyai

    viskositas tidak kosntant, bergantung pada besarnya gesernya (shear rate) yang

    ter#adi. Aambar adalah suatu plot pada kertas koordinat re"tangular dari

    viskositas vs shear rate untuk fluida ini.

    Aambar . Miskositas vs shear rate.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    20/68

    'erbedaan dengan fluida newtonian yang mempunyai viskositas konstan, fluida

    non-newtonian memperhatikan suatu yield stress 8 suatu #umlah tertentu dari

    tahanan dalam yang harus diberikan agar fluida mengalir seluruhnya. 'erhatikan

    gambar 6.

    Aambar 6. 'lot koordinat shear stress vs shear rate.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    21/68

    6.6.6. filtration dan mud "ake

    ketika ter#adi kontak antara lumpur pemboran dengan batuan porous, batuan

    tersebut akan bertindak sebagai saringan yang memungkinkan fluida dan partikel-

     partikel ke"il melewatinya. +luida yang hilang ke dalam batuan tersebut disebut

    filtrate2. $edangkan lapisan partikel-partikel besar tertahan dipermukaan batuan

    disebut filtrate "ake2.

    pabila filtration loss dan pembentukan mud "ake tidak dikontrol maka ia akan

    menimbulkan berbagai masalah, baik selama operasi pemboran maupun dalam

    evaluasi formasi dan tahap produksi. *ud "ake yang tipis akan merupakan

     bantalan yang baik antara pipa pemboran dan permukaan lubnag bor.

    6.6.7. sifat-sifat lumpur pada tekanan dan temperatur tinggi.

    4fesiensi operasi pemboran sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat lumpur. /leh sebab

    itu pemeliharaan dan mempela#ari sifat-sifat lumpur men#adi sangat penting

    artinya.

    ondisi lingkungan pemboran, alam hal ini aalah tekanan an temperatur!

    dapat mempengaruhi sifat-sifat lumpur tersebut. Dimana pada umumnya

    temperatur yang tinggi dapat mengurangi efektivitas aditif yang ditambahkan

    kedalam lumpur sebagai pembentukan sifat-sifat lumpur.

    7. +ungsi $emen pembora

    7.1. 'endahuluan

    'enyemenan merupakan salah satu faktor yang sangat penting

    dalam operasi well "ompletion. Dengan demikian sehingga tahap

    "ompletion, produksi dan workover sangat dipengaruhi olehnya. Baik dari

    segi komposisi, sifat, fungsi dan #uga berbagai additives yang dimasukkan

    kedalam semen.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    22/68

    $emen yang digunakan dalam well "ompletion #uga dapat digunakan

    dalam berbagai kondisi baik kedalan , tekanan, temperatur, geometry

    lubang bor, sifat fisik batuan dan fluida kimia dari formasi yang di#umpai.

    eberhasilan suatu penyemenan itu #uga tergantung pada mutu dari semen

    itu sendiri dan penun#anng lainnya yaitu peralatan penyemenan.

    7.. +ungsi $emen 'emboran

    $e"ara prinsip fungsi utama semen ada %

    7..1.1.1. *en"egah bergerak fluida di antara formasi.7..1.1.. *embantu melindungi "asing.

    $elain itu, ada beberapa fungsi yang lain yaitu %

    men"egah blow out melalui annulus dengan "ara memper"epat pengerasan

    semen.

    *en"egah loss "ir"ulation dengan "ara menutup daerah loss.

    *en"egah "asing dari beban menge#ut pada waktu pemboran lebih aman.

    7.6. /*'/$@$@ $4*4N7.6.1. 6 % merupakan fraksi yang memperbesar ke"epatan hidrasi dan

    merupakan suatu unsur yang mengontrol initial set dan thi"kening

    time. 0etapi #uga menyebabkan semen mudah terpengaruh oleh

    gangguan sulfate. $emen yang mempunyai daya tahan tinggi

    terhadap sulfate, kadarnya ditentukan oleh 6 yaitu maksimum 6

    I .7.6.. 7+% merupakan fraksi hidrasi low heat (heat hydrationnya

    rendah) di dalam semen dan akan memberi warna pada semen.

    'enambahan +e/6 yang berlebihan akan memperbesar #umlah

    7+ dan memperke"il #umlah 6 di dalam semen. $pesifikasi

    '@ menghendaki bahwa kadar 7+ ditambah dua kali kadar 

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    23/68

    6 tidak melampaui 7 I untuk semen yang daya tahan tinggi

    terhadap sulfate .7.6.6. 6$ % merupakan fraksi yang terbesar di dalam semen dan

    merupakan material penghasil kekuatan. +raksi ini bertanggung

     #awab terhadap early strength yaitu strength pada saat-saat pertama

     penempatan semen (berkisar antara 1-E hari). $emakin besar 

     persentase 6$ maka high earli strength semen semakin "epat.7.6.7. $ % merupakan fraksi yang mempunyai sifat menghidrasi

    lambat sekali (ke"epatan pengerasan men#adi lambat) tetapi akan

    memperkuat strength pada perpan#angan periode dan bersifatmendinginkan ("ool) semen terhadap panas yang dibebaskan (head

    liberated).

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    24/68

    7.7. klasifikasi semen7.7.1. lass % (!R C

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    25/68

    Digunakan pada kedalaman 1

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    26/68

    7.7.>. lass % A dan & (!R C

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    27/68

    7.7.1. 'ermeability

    Diharapkan semen mempunyai permeability yang ke"il karena dengan

     permeability yang ke"il maka tidak ter#adi komunikasi diantara fluida pada

    saat semen telah mengeras.

    !alaupun begitu fa"tor lingkungan yang mempunyai temperature tinggi

    (di atas 6

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    28/68

    +resh water adalah air yang baik untuk "ampuran semen, begitu #uga air 

    laut tetapi harus diawasi thi"kening timenya. +raksi inorgani" akan

    memper"epat pengerasan semen

    7.. dditives ement

    dditive atau Jat tambahan digunakan untuk memberi variasi yang

    lebih luas pada sifat-sifat bubur semen dan ini penting dalam peren"anaan

     penyemenan.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    29/68

    'engaruh additive terhadap sifat semen%

    1. *enaikkan atau menurunkan density bubur semen.

    . *emperbesar "ompressive strength dari

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    30/68

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    31/68

    5ight !eight dditive

    'enambahan additive ini akan mempertinggi kolom "airan tanpa

    menyebabkan formation breakdown dan memperke"il biaya ("ost).

    &eavy weight additive

    Bahan pemberat ini harus mempunyai karakteristik%

    *embutuhkan sedikit air.

    0idak mengurangi kekuatan semen.

    0idak merubah waktu pemompaan.

    *empunyai ukuran partikel yang sama.

    $edikit sa#a menambah bubur semen.

    hemi"ally inert.

    *empunyai $A antara 7.; 8 ;.< .

    0idak mengganggu terhadap well logging.

    7.>. &idrolika penyemenan

    liran pada semen terdiri dari 6 type, yaitu %

    7.>.1. 'lug flow

    adalah aliran yang laminer dan lambat sekali sehingga gesekan antara

     partikel hanya ter#adi dibagian pinggir sedang ditengah 8 tengah tidak 

    ter#adi gesekan antara partikel 8 partikel.

    7.>.. 5aminer flow

    adalah aliran dimana arah gerakannya se#a#ar dan mempunyai Reynold

    number lebih ke"il dari

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    32/68

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    33/68

    7.>.6. 0urbulent flow

    adalah aliran yang "epat dan bergolak dimana mempunyai Reynold

    number lebih besar dari

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    34/68

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    35/68

     b. 'ompa semen %

    dipakai untuk mengontrol rate dan tekanan. enis pompa

    yang dipakai dapat duple= double a"ting piston pump atau

    single a"ting triple= plunger pump.

    ". 4ngine ( motor penggerak )% mempunyai fungsi untuk 

    menggerakkan pompa.

    d. &opper %

    mempunyai fungsi utama untuk mengatur aliran dari semen

    kering agar merata.

    e. !ater tank %

     berfungsi untuk tempat menampung atau menyimpan air 

    yang diperlukan untuk proses penyemenan.

    Aambar 7. ementing unit.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    36/68

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    37/68

    7.K.. lat 8 alat di Bawah 'ermukaan ( $ubsurfa"e 4uipment )%

    a) asing $hoe ( sepatu "asing )

    Dipasang pada u#ung bawah "asing dimana mempunyai

    fungsi umum sebagai guide.

    da beberapa ma"am shoe yaitu %

    • 'lain guide shoe

    Digunakan untuk mengarahkan "asing kedalam

    lubang bor terutama untuk formasi yang mudah

    runtuh

    • +loat shoe

    disamping berfungsi sebagai guide #uga dapat

    men"egah aliran balik dari luar "asing karena float

    shoe dilengkapi dengan klep penahan tekanan balik.

    'emakaian float shoe mempunyai keuntungan -

    keuntungan %

    • *erupakan klep yang efisien, men"egah tekanan

    aliran balik, men"egah blow-out melalui "asing

     pada saat diturunkan.

    • 'ada waktu masuk "asing, ter#adi aliran lumpur 

    diannulus, seolah 8 olah merupakan suatu sirkulasi,sedangkan sirkulasi adalah penting sebelum

     penyemenan.

     b) ollar 

    ollar adalah suatu sok penahan yang dipasang beberapa

    meter diatas shoe. +ungsi umumnya adalah menahan bottom

     plug dan top plug.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    38/68

    ollar mempunyai beberapa ma"am, yaitu %

    • +loat "ollar %

    mempunyai fungsi yang pada umunya sama dengan

    • float shoe.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    39/68

    • Baffle "ollar with hole %

    akan membantu sebagai pemberhentian

    "ementing plug dan akan mengurangi kontaminasi

    semen disekitar "asing dan shoe.

    ") entraliJer 

    *empunyai fungsi untuk menempatkan "asing tepat ditengah 8 

    tengah lubang bor agar disekeliling dinding "asing mempunyai #arak yang

    sama kedinding lubang bor.

    d) $"rat"her 

    *empunyai fungsi untuk membersihkan mud"ake sehingga akan

    memperbaiki ikatan semen baik pada "asing maupun pada formasi.

    7.K.6. $tage ementing 0ools ( 'eralatan penyemenan bertingkat )%1. 4' ( 4=ternal "asing pa"ker )

    dalah pa"ker yang mengembang diluar "asing menutup

    annulus "asing dan lubang bor.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    40/68

    Aambar ;. 4=ternal "asing pa"ker.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    41/68

    a) +le=ible flug, berfungsi sebagai bottom plug.

    +ungsi bottom flug adalah men"egah kontaminasi antara bubur 

    semen dengan lumpur yang ada di dalam sumur serta membuat mud film

    didalam "asing.

    Aambar . Bottom flug.

     b) 0rip plug, Berfungsi untuk membuka stage sementing "ollar.

    Aambar >. 0rip plug.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    42/68

    ") $hut off plug0op plug

    +ungsi shut off plug adalah sebagai pemisah bubur semen dengan

    lumpur pendorong membersihkan sisa-sisa semen yang tertinggal didalam

    "asing.

    Aambar E. $hut off plug.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    43/68

    ;. &ole problem

    ;.1. etidakstabilan dinding sumur pemboran

    3saha memelihara kestabilan lubang bor sewaktu pemboran

    menembus formasi shale, akan dipersulit dengan adanya masalah

    yang ditimbulkan oleh sifat-sifat shale tersebut (shale problem),

    dalam hal ini terutama masalah "lay swelling didalamnya. lay

    swelling bersama dengan sifat-sifat shale yang lainnya (dispersi

    dan lain- lainnya) menimbulkan masalah yang bervariasi yangdilukiskan sebagai sloughing shale, heaving shale, running shale,

    gas bearing shale dan pressure shale, pada umumnya se"ara

    geografis terbatas pada daerah geologi yang berumur lebih tua dari

    Re"ent. *ud making shale atau shale yang dapat menghidrate

    adalah #enis yang dapat menimbulkan pembesaran lubang bor bila

    ter#adi interaksi se"ara kimia dengan fluida pemboran, ini ter#adi

     bila didalamnya terkandung bentoniti" shale yang sedikit atau

    dapat menghidrat seperti seperti illite, "hlorit atau "aoliniti" se"ara

    kimiawi hanya sedikit dipengaruhi oleh lumpur pemboran.

    $emua masalah shale yang dapat menimbulkan ketidakstabilan lubang bor 

    di atas adalah disebabkan oleh faktor fisika, kimia atau mekanis atau gabungan

    dari faktor-faktor tersebut. :ang sering ter#adi adalah gabungan dari dua atau tiga

    faktor bersama-sama. Dalam hubungannya dengan swelling (interaksi antara

    fluida pemboran dalam hal ini adalah filtrat air dengan "lay yang swelling ), faktor kimia sangat menon#ol, dan yang paling umum ter#adi pada formasi shale yang

    mengandung kimia "lay yang menghidrat (mineral non morillonite misalnya

     bentonit), dimana formasi akan menghidrat filtrat lumpur sehingga ter#adi

    swelling diikuti gugurnya formasi ke dalam lubang bor.

    $eperti telah kita ketahui pada bab sebelumnya, bahwa "lay yang

    mengalami swelling, pada batas tertentu akan mengalami dispersi. 0erdispersinya

    "lay (yang terdistribusi dalam formasi shale) dalam lumpur pemboran, se"ara

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    44/68

    tidak terkendali akan menaikkan kadar padatan dalam lumpur dengan densitas

    yang rendah, sedangkan vis"ositasnya meningkat, sehingga akan memperbesar 

    kehilangan tekanan (pressure loss), dan ini akan mengakibatkan turunnya la#u

     pemboran.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    45/68

    'ada saat sedimentasi air ter#ebak dalam formasi shale akan mengalami

    hidrasi, dengan demikian proses kompaksi tidak berlangsung se"ara normal, tidak 

    semua air yang terperas dialirkan melalui media yang porous, melainkan sebagian

    masih ter#ebak diantara butiran-butiran dalam tubuh formasi, sehingga tekanan

     pori-pori dalam tubuh formasi shale tersebut masih tetap tinggi, bahkan bila ada

    gas terlarut masih tetap tinggi, bahkan bila gas terlarut dalam pori-pori tersebut

    maka tekanannya akan mendekati tekanan overburden.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    46/68

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    47/68

    Aambar K. @nvasi mud filtrat ke dalam formasi melalui dinding sumur yang permeabel.

    pabila mud filtratnya adalah air (dari water base mud) dan formasinya

    mengandung "lay yang menghidrate (formasi shale atau formasi dirty

    sands), maka akan ter#adi hidrasi dan swelling (pembengkakan) dari

     partikel "lay tadi sehingga menyebabkan berkurangnya ruang pori-pori

    mula-mula dari batuan reservoir,

    Dengan menge"ilnya pori-pori batuan tadi maka akan mengakibatkan

    menge"ilnya porositas batuan tersebut.

     b. $aturasi, permeabilitas, tekanan kapiler dan sifat kebasahan batuan.

    $eperti telah dibi"arakan diatas, bahwa dengan ter#adinya swelling "lay

    di dalam formasi, maka akan ter#adi penyumbatan ruang pori-pori batuan

    dalam formasi tersebut, sehingga akan menyebabkan terhambatnya aliran

    fluida melalui media berpori tadi.

    'ada umumnya untuk suatu lapangan dengan formasi sand stone dalam

    suatu lapisan, sering didapatkan hubungan yang linier antara log

     permeabilitas dan porositas seperti, pada Aambar 1

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    48/68

    Aambar 1

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    49/68

    Aambar 11. &idrasi air oleh partikel "lay pada formasi shaly sands.

    Dengan terpengaruhnya harga saturasi oleh adanya hidrasi "lay, maka

    ?'erforman"e? saturasi terhadap aliran fluida #uga akan berubah. 0er#adinya

    "lay swelling #uga akan mempengaruhi tekanan kapiler, dimana

     pembengkakan partikel "lay yang memperke"il #ari-#ari ruang pori-pori

    mengakibatkan turunnya permeabilitas. Dengan demikian tekanan kapiler 

    akan meningkat, karena hubungannya berbanding terbalik dengan #ari-#ari

    ruang pori-pori sehingga akan menghambat pergerakan fluida yang

    terkandung di dalam media berpori tersebut.

    $e"ara tidak langsung, ter#adinya "lay swelling di dalam formasi #uga

    akan mempengaruhi sifat kebasahan (wettability) batuan, karena

    hubungannya merupakan fungsi dari tekanan kapiler dan permeabilitas batuan

    tadi.

    edalaman invasi mud filtrat ke dalam formasi telah dibi"arakan

    dalam bab sebelumnya (mengenai filtration dinamik), tetapi selain itu #arak 

    invasi mud filtrat dapat diketahui se"ara kualitatif dari porositas formasi.

    'orositas yang ke"il pada suatu tempat menun#ukkan #arak invasi mud filtrat

    ke dalam formasi tersebut. Aambar 1 menun#ukan distribusi fluida se"ara

    kualitatif setelah ter#adi invasi mud filtrat di sekitar lubang bor.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    50/68

    Aambar 1. Distribusi radial fluida di sekitar lubang bor sesudah invasi mud

    filtrat.

    5uas daerah invasi mud filtrat di sekitar lubang bor tergantung dari

    karakteristik filtrasi lumpur, tekanan differensial antara formasi dengan

    lubang bor (tekanan hidrostatik), lama kontak lumpur pemboran dengan

    dinding lubang bor serta karakteristik batuan dalam formasi. Aambar 16

    menun#ukan kondisi di sekitar lubang bor sesudah ter#adinya invasi mud

    filtrat ke dalam formasi.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    51/68

    Aambar 16. 'enampang horiJontal melalui lapisan (oil bearing) permeabilitas, (sw

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    52/68

    ;... $kin 4ffe"t

    'ada pembahasan sebelumnya telah kita ketahui bahwa akibat adanya

    invasi mud filtrat ke dalam formasi dapat menimbulkan kerusakan dalam

    formasi tersebut. edalam invasi tersebut akan menentukan luas daerah

    formasi yang mengalami damage ini relatif tipis (hanya di sekitar lubang bor)

    dibandingkan dengan luas keseluruhan formasi (sehingga dengan alasan ini

    maka formation damage disebut #uga sebagai skin effe"t).

    &idrasi filtrat lumpur (air) oleh mineral "lay yang terdistribusi didalam formasi (sehingga ter#adi swelling) adalah salah satu sebab ter#adinya

    skin effe"t. $ebab lain adalah karena adanya invasi mud solids ke dalam

    formasi. 0etapi pada hakekatnya skin effe"t ini disebabkan oleh adanya invasi

    liuid sendiri ke dalam formasi, selain dapat menimbulkan ter#adinya

    swelling akibat lain yang erat hubungannya dengan ter#adinya skin effe"t

    adalah%

    1. 0erbentuknya endapan garam, parafin (wa=) yang menimbulkan akibat

    yang sama dengan akibat adanya invasi solids ke dalam formasi.

    . 0erbentuknya emulsi dengan fluida formasi yang ada sehingga

    mengakibatkan kenaikan viskositas sistem fluida keseluruhan, dan ini

    dapat menimbulkan ?apillary blo"king?.

    @nvasi keseluruhan filtrat #uga dapat mempengaruhi (mengubah)

    resistivity formasi sesuai dengan #arak invasinya (mempengaruhi kurva

    ele"tri" logging).

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    53/68

    ;..6. 'enyebab lost "ir"ulation dan "ara penanggulangannya

    $ebagaimana diketahui lost "ir"ulation adalah hilangnya semua atau

    sebagian lumpur dalam sirkulasinya dan masuk ke formasi. Berdasarkan keadaan

    ini lost "ir"ulation dapat dibagi dua, yaitu%

    'artial 5ost

    0otal 5ost

    'artial 5ost adalah bila lumpur yang hilang hanya sebagian sa#a, dan

    masih ada lumpur yang mengalir ke permukaan. $edangkan total lost adalah

    hilangnya seluruh lumpur dan masuk kedalam formasi. danya lost dapat

    diketahui dari flow sensor, dan berkurangnya #umlah lumpur dalam mud pit.

    ;..6.1. 'enyebab 5ost ir"ulation

    'enyebab lost "ir"ulation adalah adanya "elah terbuka yang "ukup

     besar di dalam lubang bor, yang memungkinkan lumpur untuk mengalir 

    kedalam formasi, dan tekanan didalam lubang lebih besar dari tekananformasi.

    ;..6.1.1. +ormasi Natural :ang Dapat *enyebabkan 5ost

    !alau formasi yang menyebabkan lost "ir"ulation tidak 

    diketahui se"ara nyata, namun dapat dipastikan bahwa formasi

    tersebut mesti berisi lubang pori yang lebih besar dari ukuran partikel

    lumpur. &al ini ditun#ukkan dalam banyak kasus bahwa phase solid

    dari lumpur tidak akan masuk ke pori dari formasi yang terdiri dari

    "lay, shale, dan sand dengan permeabilitas normal.

    +ormasi yang mempunyai formasi alami "ukup besar untuk 

    mengalirkan lumpur adalah%

    a. oarse dan Aravel yang mempunyai variasi permeabilitas

    $tudi menun#ukkan bahwa formasi memerlukan permeabilitas

    yang tinggi untuk dimasuki lumpur. 'ermeabilitas yang tinggi

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    54/68

    ini dapat ter#adi pada shallow sand dan lapisan gravel. &al ini

    dapat ter#adi karena tekanan overburden atau berat rig.

    Aambar 17. ourse dan gravel sebagai Jona lost.

     b. Breksiasi

    Breksiasi ter#adi karena adanya earth stress yang menghasilkan

    rekahan. Rekahan yang ter#adi dapat menyebabkan lost"ir"ulation. Aambar ;.1 menun#ukkan rekahan yang

    ditimbulkan oleh breksiasi.

    Aambar 1;. Dimensi rekahan akibat breaksi.

    ". avernous atau vugular formation

    'ada prinsipnya Jone "avernous atau vugular ter#adi pada

    formasi limestone. 'ada formasi limestone, vugs dihasilkan oleh

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    55/68

    aliran yang kontinu dari air alami, yang menghan"urkan bagian

    dari matriks batuan men#adi en"er dan larut. etika formasi ini

    ditembus, lumpur akan hilang ke formasi dengan "epat.

    $edangkan "avernous dapat ter#adi karena pendinginan magma

    (Aambar 16)

    Aambar 1. avernous dan vugs sebagai Jona lost.

    d.. ra"ked dan fra"ture

    5ost ir"ulation dapat #uga ter#adi pada sumur yang tidak 

    mengandung Jona "oarse yang permeabel atau formasi yang

    "avernous. 5oss seperti ini mungkin ter#adi karena adanya

    "ra"ked atau fra"ture yang dapat ter#adi se"ara alami, atau

    adanya tekanan hidrostatik lumpur yang terlalu besar (Aambar 

    17).

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    56/68

    Aambar 1>. +ra"ture horiJontal sebagai Jona lost.

    $elain itu, lost "ir"ulation dapat ter#adi pada depleted Jone.

    Depleted sand sangat potensial untuk ter#adinya lost. +ormasi

     produksi dalam lapangan yang sama dapat menyebabkan tekanan

    subnormal akibat produksi dari fluida formasi. kibatnya lapisan sand

    men#adi rekah dan akan dimasuki lumpur. asus seperti ini seringdi#umpai pada pemboran sumur pengembangan, dimana tekanan

    formasi telah turun akibat sumur-sumur yang telah ada sudah lama

     berproduksi (Aambar 1E).

    Aambar 1E. Depleted Jones

    ;..6.1.. 5ost ir"ulation arena 0ekanan

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    57/68

    $elain karena adanya formasi natural yang dapat menyebabkan

    lost, lost "ir"ulation dapat #uga ter#adi karena kesalahan yang

    dilakukan pada saat opersi pemboran yang berkaitan dengan tekanan,

    misalnya%

    a. *emasang intermediate "asing pada tempat yang salah

    ika "asing dipasang di atas Jona transisi antara Jona yang

     bertekanan normal dengan Jona yang bertekanan tidak normal,

    maka diperlukan lumpur yang berat untuk mengimbangi

    tekanan yang abnormal. 5umpur yang berat ini dapatmeme"ahkan formasi.

     b. 'elanggaran downhole pressure

    'elanggaran downhole pressure yang sering dilakukan adalah%

    o *engangkat atau menurunkan pipa yang terlalu "epat.

    o 'ipe whipping

    o $loughing shale

    o 'eningkatan tekanan pompa yang terlalu "epat.

    o 5umpur yang terlalu berat.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    58/68

    ;..6.. 'enanggulangan 5ost ir"ulation

    5ost "ir"ulation dapat menimbulkan beberapa masalah dan kerugian,

    misalnya%

    &ilangnya lumpur.

    Bahaya ter#epitnya pipa.

    +ormation demage.

    ehilangan waktu.

    0idak diperolehnya "utting untuk sample log.

    'enurunan permukaan lumpur dapat menyebabkan blowout

     pada formasi berikutnya.

    3ntuk menghindari masalah-masalah yang timbul akibat ter#adinya

    lost "ir"ulation, maka lost "ir"ulation harus di"egah atau ditanggulangi bila

    sudah ter#adi. Beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk 

    menanggulangi lost "ir"ulation adalah%

    ;..6..1. *engurangi tekanan pompa

    0er#adinya lost "ir"ulation dapat diketahui dari flow sensor,

    atau berkurangnya lumpur di mud pit. Bila berat lumpur normal dan

    tekanan abnormal bukanlah faktor penyebab, langkah pertama dan

     paling mudah dilakukan adalah mengatur tekanan pompa dan berat

    lumpur.

    0ekanan sirkulasi lumpur berkisar antara K

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    59/68

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    60/68

    ;..6..;. $ealing gent

    Bila beberapa metode yang diuraikan sebelumnya gagal untuk 

    me-ngatasi lost, biasanya ditambahkan 5ost ir"ulation *aterial

    (5*), bahan pengurang kehilangan lumpur.

    da tiga "ara additive 5* untuk mengatasi masalah lost "ir"ulation,

    yaitu%

    1. *en#aga agar tidak ter#adi rekahan akibat penyemenan.

    Dalam hal ini tekanan hidrostatik harus ke"il. 5* #enis

    ini antara lain adalah e=tenders.

    . *engatasi lost "ir"ulation dengan menempatkan material

    yang mampu menahan hilangnya semensumur. *aterial

    ini antara lain granular, flake dan fibrous.

    6. ombinasi dari kedua "ara diatas.

    ;..6... ement plug

    'enggunaan semen untuk mengatasi hilang lumpur terutama

    didaerah yang banyak mengandung gerowong (vuggy) sebagaimana

    terdapat pada formasi karbonat merupakan langkah terakhir dimana

    hilang lumpur yang ter#adi sudah tidak dapat diatasi dengan lumpur.

    ement plug adalah material (semen) yang dipompa ke dalam

    Jone yang porous, dengan harapan bahwa material akan menutup pori

    dengan membentuk plastik yang kuat atau solid. ement plug

     biasanya tidak "ukup hanya dilakukan sekali, tetapi harus berkali-kali.

    $ebenarnya ement plug sangat efektif untuk menutup ruang pori.

    &anya sa#a penggunaan "ement plug ini menimbulkan kendala karena

    semen lebih keras dari formasi, yang tentunya akan menurunkan la#u

     penembusan.

    $emen yang akan digunakan pada sumur-sumur minyak 

     biasanya ditambahkan suatu aditif untuk mendapatkan karakteristik 

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    61/68

    semen yang sesuai de ngan kebutuhan. Berikut ini adalah #enis-#enis

    aditif yang biasanya digunakan%

    a. ""elerator 

    0hi"kening time bubur semen ("ement slurry) portland

    tergantung pada temperatur dan tekanan, sesuai dengan

    kekuatan tekanan ("ompressive strength) dari semen tersebut,

    yang #uga tergantung pada temperatur dan tekanan. $uatu saat

    additive a""elerator dapat ditambahkan untuk memper"epat

    ter"apainya thi"kening time sehingga semen mempunyaikekuatan tekan yang mampu menahan beban u#i sebesar ;

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    62/68

    e. Lat 'emberat

    Lat pemberat digunakan untuk men#aga tekanan hidrostatik,agar tekanan pori yang tinggi dapat diimbangi. 'ada kondisi

    demikian biasanya berat lumpur yang digunakan berkisar antara

    1E - 1E,; lbgal.

    ;..6...1. 'enyemenan *ulti $tage

    'enyemenan banyak tahap diperlukan untuk 

    menghindari hilangnya semen ke dalam formasi arbonate yang

     banyak mengandung rekahan. Aambar 1K, menun#ukkan skema

    kedudukan semen untuk mengurangi hilangnya semen ke dalam

    rekahan. 0ahap awal dari penyemenen dengan teknik ini

     biasanya diran"ang sebagaimana pada penyemenan satu tahap.

    Aambar 1K. $kema kedudukan penyemenan multi stage untuk mengatasi lost "ir"ulation.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    63/68

    ;..6.... Pui"k $etting ement

    Pui"k setting "ement adalah #enis semen yang

    mempunyai tingkat pengerasan yang sangat "epat. $emen ini

    umumnya terdiri dari "ampuran semen portland dan gypsum

    dengan perbandingan ;%K; sampai 1;%E;. $emen gypsum ini

    adalah #enis semen dengan kekuatan yang tinggi dan setting

    semen yang sangat "epat.

    ;..6...6. &igh-filter-loss slurry sueeJe (&+5$$)

    $emen &+5$$ sangat efektif untuk mengatasi masalah

    hilang lumpur, baik partial lost atau total lost. Bahan- bahan

    seperti attapulgite, serbuk gamping, 5* #enis granular ("oarsa,

    walnut), 5* fiber (kertas, nylon), dan 5* flake ("ellophone)

    ditambahkan kedalam bubur semen untuk kemudian

    dipompakan ke dalam Jona hilang melalui rangkaian pipa bor.

    ;..6...7. Down hole-mi=ed softhard pug (*QBD/)

    5umpur Q minyak diesel, bentonit, dan semen

    (*QBD/) digunakan untuk menanggulangi lost "ir"ulation

    total. enis lumpur yang digunakan adalah water base mud.

    $edangkan komponen BD/ terdiri dari 1

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    64/68

    terangkat kepermukaan dapat men#epit pipastu"k. Disamping

    itu , tidak diperolehnya "utting di permukaan menyebabkan log

    sample batuan tidak bisa dilakukan.

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    65/68

     D$FT$R P%#T$&$

    1. dams, N.., ?Drilling 4ngineering omplete !ell 'lanning proa"h?,

    ompany,0ulsa /klahoma.

    . guilera R., ?&oriJontal !ells% +ormation 4valuation, Drilling, and

    'rodu"tion,@n"luding &eavy /il Re"overy?, Aulf 'ublishing

    ompany, &ouston,1KK1.

    6. lliuander, ?Das *oderne Rotarybohren?, M4B Deuts"her Merlag +uer 

    Arundstoffindustrie,lausthal-Lellerfeld, Aermany, 1KE

    7. Jar .., ?Drilling in 'etroleum 4ngineering?, *ag"obar Drilling +luid

    *anual.

    ;. my= .!., ?.'etroleum Reservoir 4ngineering?, 'enn !ell 'ublishing

    . rthur, !.,*". ray and +rank ole, ?/il !ell Drilling 0e"hnology?,

    3niversity of Norman, /klahoma 'ress, 1K>K.

    >. Bland +. !illiam., and Robert 5. Davidson., ?'etroleum 'ro"essing

    &andbook?., *" Araw &ill Book ompany. @n", 3$,1K>.'etroleum 4ngineers, Ri"hardson 0, 1KE.

    E. Booth .4., 'rovost .4., ?Drilling bnormal 'ressure?, ourtesy of *obil /il

    orporation.

    K. Bourgoyne .0. et.al., ?pplied Drilling 4ngineering?, +irst 'rinting $o"iety of 

    'e>.

    1

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    66/68

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    67/68

    K.nn., ?ementing 0e"hnology?, Dowel $"hlumberger, 5ondon, 1KE7. -. 'ole

     Problem (Dril)**+,

    6.

    66.'a=son ., ?asing and "ementing?, $e"ond 4dition, 'etroleum 4=tension

    $ervi"e, 0e=as, 1KE.

    67. 'earson R.*., ?!ell ompletion Design and 'ra"ti"es?, @&RD, 3$, 1KE>.

    6;. 'ettus. D.$., ?&oriJontal Drilling% &igh-ngle and 4=tended-Rea"h?,

    $outhwest Aeoservi"es, 3$, 1KK. 6. Rabia. &., ?/il !ell

    Drilling 4ngineering % 'rin"iples 9 'ra"ti"e?, 3niversity of 

     New"astle upon 0yne, Araham 9 0rotman, 1KE;.

    6>. Rudi Rubiandini R$.Dr.@r ,@r. Bagus Budiarta, ?Basi" /ffshore Drilling

    ompletion and 'rodu"tion?, 1KK6.

    6E. Rudi Rubiandini R.$, 1KE>,?*emilih Bit NoJJle Dengan 'rogram omputer 

    dan Nomograph?, urnal 0eknologi *inyak dan Aas Bumi

     No.,1KE>.

    6K. $"hlumberger 5og @nterpretation hart, $"hlumberger /ilfield $ervi"es 1KKE.

    7

  • 8/18/2019 Bab II Teknik Pemboran

    68/68

    77.$tag .A., Lienkiewi"J /.., ?Ro"k *evhani"s in 4ngineering 'ra"ti"e?, ohn

    !illey 9 $ons, 5ondon, 1K>;.

    7;.0iraspolsky !., ?&ydrauli" Downhole Drilling *otors?, Aulf 'ublishing

    ompany,&ouston-te=as, 1KE;.

    7. !is"hers, A., ?Lement 0as"henbu"h?, 7E. usgabe, Merein Deuts"her 

    Lementwerkee.M. (MDL), Bauverlag Ambh., Duellesdorf,

    Aermany,1KE7