BAB II stomatognatik

download BAB II stomatognatik

of 12

description

BAB II stomatognatik

Transcript of BAB II stomatognatik

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Skenario The stomatogntathic system (SS) plays an important role in human body. The SS in functional unit characterized by several structures : skeletal component ( maxilla and mandible ), dental arch, soft tissues ( periodontal tissues, ligual, salivary glands, nervous, and vascular supplies ), and temporomandibular joint and masticatory muscle. These structure act in harmony to perform different functional tasks (to speak, to break food down into small pieces, and to swallow). In particular, the temporomandibular joint makes muscular and ligamentary connections to the cervical region forming functional complex called the cranio-cervical- mandibular system. The extensive afferent and efferent innervations of the SS are reflected in the extensive representation of the orofacial district in the motor and sensory areas of the cerebral cortex.2.2 Landasan TeoriStep 1 Clarifying unfamiliar terma. Stomatognathic SyestemUnit fungsional yang terdiri dari beberapa struktur seperti komponen skeletal, lengkung gigi, jaringan lunak, temporomandibular joint, otot mastikasi.b. Orofacial districArea yang meliputi rongga mulut dan wajahc. Cranio-cervico-mandilularSuatu sistem yang berpusat pada temporomandibular joint yang menghubungkan ligamentum dan muskulusd. Cerebral cortexBagian dari otak yang berhubungan dengan sistem saraf sensorik dan motorik yang berfungsi untuk menerima stimulus dan menghantarkan ke saraf lain.Step 2 Problem definition1) Apa saja fungsi dari Stomatognatic system?2) Apa saja organ yang menyusun Stomatognatic system?3) Muskulus apa saja yang berperan dalam penelanan, pengunyahan dan berbicara?4) Kelainan yang terdapat saat penelanan, pengunyahan dan berbicara?5) Nervus apa saja yang menginervasi pada Stomatognatic system?6) Bagaimana mekanisme terjadinya penelanan, pengunyahan dan berbicara?7) Apa saja yang termasuk kedalam cranio-cervical mandibukar system?

Step 3 Brain StormingStomatognatic System

PenelananBerbicara

Pengunyahan

Organ Organ

MuskulusMuskulusOrgan

NervusNervus

Muskulus

MekanismeMekanisme

NervusKelainan

KelainanMekanisme

Kelainan

Gambar 2.1. Mind mappingStep 31. Berbicara1. Organ1. Bibir1. Lidah1. Laring1. Pita suara (plica vocalis)1. Paru-paru1. Hidung1. Uvulae1. Sinus maksilaris1. Muskulus1. Muskulus orbicularis oris1. Muskulus pterygoideus lateralis1. Muskulus pterygoideus medialis1. Muskulus ekstrinsik lidah, seperti muskulus hyoglossus, muskulus styloglossus, muskulus genioglossus1. Muskulus di sekitar laring, seperti muskulus arytenoid, muskulus cricoid, muskulus cricoarytenoid.1. Inervasi1. Nervus hypoglossus (N XII)1. Nervus glossofaringeal (N IX)1. Mekanisme1. Mengambil napas (respirasi), phonasi, resonansi, artikulasi1. Respirasi (mengambil udara dari hidung) kemudian udara diubah menjadi gelombang, disebut dengan phonasi lalu dipantulkan di sinus maksilaris dan cavum nasi kemudian dipantulkan ke bibir1. Respirasi, phonasi (bergetarnya pita suara), resonansi (timbul dari getaran suara), artikulasi (pengucapan yang keluar dari mulut)1. Kelainan1. Cleft lip1. Lidah yang inkompeten1. Influenza1. Bells palsy1. Open bite1. Cadel1. Tunawicara

1. Pengunyahan1. Organ1. Gigi geligi1. Mulut1. Lidah1. Glandula saliva1. Maksila1. Mandibula1. Temporomandibular joint1. Muskulus1. Muskulus mastikasi, yaitu muskulus masseter, muskulus pterygoideus lateralis, muskulus pterygoideus medialis, muskulus temporalis, muskulus buccinator1. Muskulus ekstrinsik lidah, yaitu muskulus styloglossus, muskulus genioglossus, muskulus hyoglossus.1. Muskulus intrinsik lidah, yaitu muskulus longitudinal, muskulus vertikal, muskulus transversal1. Inervasi1. Nervus trigeminus cabang mandibularis (N V.2)1. Nervus hypoglossus (N XII)1. Nervus glossofaring (N IX)1. Mekanisme1. Makanan dipotong oleh gigi anterior kemudian dihaluskan atau digiling oleh gigi posterior sehingga menjadi bolus1. Makanan yang dikunyah dicampur dengan saliva supaya menjadi halus1. Kelainan1. Kelainan pada lidah, seperti hyperglossus dan hypoglossus1. Kelainan pada gigi, seperti palatoversi, labioversi, dan lain-lain1. Trismus1. Kelainan pada temporomandibular joint, seperti dislokasi1. Bruxism yang dapat menyebabkan temporomandibular joint nyeri dan penghalusan makanan tidak optimal1. Stroke1. Bells palsy

1. Penelanan1. Organ1. Lidah1. Laring1. Faring1. Palatum molle1. Muskulus1. Muskulus pada palatum molle, seperti muskulus tensor veli palatini dan muskulus levator veli palatini1. Muskulus pada faring, seperti muskulus stylofaring1. Inervasi1. Nervus hypoglossus (N XII)1. Nervus glossofaringeal (N IX)1. Mekanisme1. Bolus masuk ke faring, palatum molle terangkat, nasofaring menutup agar bolus tidak masuk ke saluran hidung, kemudian bolus masuk ke esofagus dan menuju organ pencernaan berikutnya.1. Epiglotis menutup faring kemudian terjadi gerakan peristaltik lalu menuju organ pencernaan berikutnya1. Terdapat tiga fase, yaitu oral, faringeal, dan esofageal. Pada esofagus terjadi gerakan peristaltik.1. Kelainan1. Radang tenggorokan1. Cleft palate1. Glossofaringeal neuralgia

Step 41. Apakah inervasi dari proses pengunyahan sudah mencakup saraf sensoris dan motoris?Jawab: Sudah1. Apakah nervus trigeminus cabang mandibularis tidak termasuk kedalam inervasi dalam proses pengunyahan?Jawab: Belum tahu pasti1. Saliva terdapat beberapa jenis, seperti serous dan mukus. Pada jenis serous terdapat ptialin yang berfungsi untuk mengubah karbohidrat kompleks menjadi glukosa sederhana, pada jenis mukus terdapat mucin sebagai pelumas agar bolus dapat masuk ke faring dengan mudah.

Step 51. a. Organ apa saja yang berperan dalam proses berbicara?b. Muskulus apa saja yang berperan dalam proses berbicara?c. Nervus apa saja yang berperan dalam proses berbicara?d. Bagaimana mekanisme berbicara?e. Kelainan apa saja yang dapat menyebabkan terganggunya proses berbicara?

1. a. Organ apa saja yang berperan dalam proses pengunyahan?b. Muskulus apa saja yang berperan dalam proses pengunyahan?c. Nervus apa saja yang berperan dalam proses pengunyahan?d. Bagaimana mekanisme pengunyahan?e. Kelainan apa saja yang dapat menyebabkan terganggunya proses pengunyahan?

1. a. Organ apa saja yang berperan dalam proses penelanan?b. Muskulus apa saja yang berperan dalam proses penelanan?c. Nervus apa saja yang berperan dalam proses penelanan?d. Bagaimana mekanisme penelanan?e. Kelainan apa saja yang dapat menyebabkan terganggunya proses penelanan?

Step 6 Self studyStep 7 Reporting1) Berbicaraa. Organ yang mendukung proses berbicara yaitu bibir, lidah, laring, pita suara (plica vocalis), paru-paru, hidung, uvulae, sinus, palatum.b. Muskulus muskulus yang mendukung proses berbicara, meliputi :Muskulus pada lidah yang terdiri atas muskulus intrinsik (m. Vertikal, m. Transversal, m. Longitudinale) dan muskulus ekstrinsik (m. Genioglossus, m. Styloglossus, , m. Hyoglossus).Muskulus mastikasi seperti m.masseter, m.pterygoideus, m.temporalis.Muskulus yang berada di sekitar laring yang mempengaruhi pergerakan pita suara, yaitu : m. Cricothyroideus, m. Tyroarytenoideus (vocalis), m. Cricoarytenoideus lateralis, m. Cricoarytenoideus posterior, m. Arytenoideus transversus (Biyantini, 2007).c. Nervus yang menginervasi proses bicara adalah ramus laringeus interna dan n.laringeus reccurens.d. Mekanisme terjadinya proses berbicara, yaitu : Respirasi yang merupakan proses awal berbicara Phonasi merupakan suatu proses di mana pita suara di tenggorokan menghasilkan bunyian dengan atau tanpa suara, organ yang berperan adalah laring yang didalamnya terdapat plica vokalis Resonansi memakai organ resonator seperti cavitas dan sinus untuk memantulkan suara-suara sehingga membentuk karakteristik suara. Artikulasi adalah proses penghasilan suara dalam berbicara oleh pergerakan bibir, mandibula, lidah, dan mekanisme palatopharyngeal dalam kordinasi dengan respirasi dan phonasi

e. Kelainan yang dapat terjadi saat berbicara biasanya disebabkan oleh ialah trauma kepala (head trauma), stroke, 40% major vascular events pada hemisfer cerebral. Kelainan yang dapat terjadi yaitu afaxia dan disartrhia. Pada afaxia Wernicke (sensoris), penderita tak mampu menginterpretasikan pikiran yang diekspresikan walaupun saat mendengar music atau suara nonverbal akan normal, hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada area Wernicke. Jika lesi pada area Wernicke ini menyebar maka penderita tampak seperti benar-benar terbelakang secara total (totally demented) untuk mengerti bahasa atau berkomunikasi sehingga disebut afasia global. Afasia motoric menampakkan gejala kesulitan artikulasi, meskipun masih bisa memahami bahasa dan tulisa akibat kerusakan pada area broca Penderita dysarthria menampakkan gejala tidak bisa menginterpretasi dan tidak bisa berbicara.Kelainan lain yaitu pharesis yaitu kelemahan pada pita suara sehingga terganggu pita suara. Gangguan pada fonasi yaitu afonia dan disfonia. Kemudian gangguan pada artkulasi dapat terjadi pada orang yang memiliki open-bite anterior dan cross bite anterior (Harrison, 1999) 2) Mengunyaha. Organ yang mendukung proses pengunyahan atau mastikasi melibatkan gigi geligi, rahang, lidah, palatum, otot mastikasi yang dibantu saliva untuk menghancurkan patikel makanan di dalam mulut menjadi bolus yang mudah untuk ditelan (Ward, 2009).b. Muskulus yang bertanggung jawab untuk melakukan proses pengunyahan terdiri dari: M. Masseter yang menutupi sebagian besar permukaan lateral mandibula untuk mrengangkat mandibular dengan kuat M. Temporalis yang melekat pada lateral kepala hingga prossesus koronoideus os.mandibula untuk mempertahankan posisi istirahat mandibular, elevasi mandibula saat penggigitan oklusi sentrik. M. Pterygoideus medial berada didalam fossa infratemporalis yang berfungsi mengangkat mandibular, protrusi mandibula. M. Pterygoideus lateral untuk depresi, protrusi mandibula dan gerak kontralateral mandibula (Liebgott, 1995)Seluruh otot rahang akan bekerja sama untuk membuka dan menutup mulut, pergerakan pengunyahan yang terjadi secara ritmik disebabkan oleh stimulasi dari area spesifik retikular di batang otak pusat rasa. Muskulus rahang ini bekerja bersamaan untuk menutup mulut dengan kekuatan sebesar 55 pounds pada gigi anterior dan 200 pounds pada gigi posterior (Guyton dan Hall, 2002).

c. Nervus yang menginervasi saat proses pengunyahan terdapat pada lidah, mulut, bibir dan mandibular.Persarafan pada lidah dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: 1. Saraf sensoris : Duapertiga anterior oleh nervus lingualis. Sepertiga posterior oleh nervus lingualis, glosofaring dan vagus. 2. Saraf pengecap : Duapertiga anterior oleh serabut-serabut nervus fasialis. Satupertiga posterior oleh nervus glosofaring. 3.Saraf motorik :Mempersarafi otot-otot lidah yaitu otot stiloglosus, hioglosus dan genioglosus (Scoop, 1975).Pada mandibular, mulut dan bibir oleh n. V.2 (maksilaris) sebagai saraf sensorik. Pada bibir dan mulut, inervasi saraf motorik oleh n. VII (facialis) dan percabangannyad. MekanismeMenyunyah terdiri atas beberapa tahap yaitu tahap saat membuka, menutup mandibular dan tahap saat gigi antagonis saling berkontak satu sama lain.Saat proses pengunyahan, muskulus pterygoideus lateralis aktif, bersamaan muskulus temporalis, muskulus masseter dan pterygoideus medialis menjadi relaksasi saat mulut terbuka. Sedangkan gerakan menutup mandibula karena kontraksi muskulus masseter, muskulus temporalis dan pterygoideus medialis berkontraksi.Sedangkan lidah membantu untuk memposisikan makanan, gigi anterior memotong makanan dan gigi posterior untuk menghancurkan makanan (Andriyani, 2001).e. Kelainan pada saat mengunyah dapat terjadi jika ada gangguan sendi temporomandibula dan maloklusi. Maloklusi yaitu open bite anterior dan posterior (Raharja,2011).

3) Penelanana. Struktur pendukung dalam penelanan, yaitu rongga mulut, palatum mole, laring, faring, lidah, otot pipi, dan saliva.b. Organ yang mendukung proses penelanan adalah lidah, palatum lunak, faring, esofagus, bibir dan uvula (Ward, 2009).c. Muskulus yang bekerja pada proses penelanan adalah muskulus stylofaringeus, palatofaringeus, konstriktor faringeus superior, kemudian muskulus pada palatum molle yaitu muskulus tensor veli palatini, muskulus Levator veli palatini, muskulus uvulaingeus. Muskulus pada faring dan laring bekerja secara involunter, sedangkan pada lidah secara volunteer (Andriyani, 2001).d. Nervus yang menginervasi saat proses penelanan , yaitu : Saraf sensoris (afferen) adalah nervus mandibularis (n. V.2), dan nervus lingualis (n. V.3). Saraf motoric (efferen) yang bekerja adalah nervus trigeminus (n. V), nervus facialis (n. VII), nervus glossofaringeus (n. IX), nervus Vagus (n. X), nervus assesorius (n. XI), nervus hypolossus (n.XII) (Norton, 2007).e. Mekanisme penelanan terjadi dalam tiga tahap, yaitu :1. Fase oralFase ini merupakan fase awal penelanan yaitu pembentukan bolus makanan oleh pergerakan gigi anterior dan posterior, gerakan otot lidah dan mastikasi, palatum dan saliva yang terjadi secara disadari (volunter).2. Fase PharyngealFase ini terjadi tanpa disadari (involunter) yaitu bolus makanan telah berada di arkus faring dan timbul reflek menelan. Pada fase ini bolus sudah menyentuh arkus faring dan gerak reflek menelan segera dimulai. Fase ini berlangsung secara tidak disadari Kontraksi dari muskulus stylofaringeus dan muskulus palatofaringeus mengakibatkan makanan terdorong kea rah laringofaring. Kemudian merangsang muskulus aritenoideus obliqus, muskulus transversus serta muskulus cricoaritenoideus lateral untuk berkontraksi sehingga terjadi penyempitan aditus laringis. Kontraksi dari cartilage aritenoidea mengakibatkan saling mendekat dan bertemu dengan epiglottis, makanan tetap berada dalam laringofaring karena rima glotidis yang tertutup.3. Fase EsophagealPada tahap ini muskulus kontriktor faring berkontraksi bergantian dari atas ke bawah mendorong bolus makanan ke bawah melewati laring. Makanan yang telah memasuki esophagus akan dialirkan ke lambung melalui gerak peristaltik. Gerak peristaltic esophagus terdiri dari dua tipe yaitu : gerak peristaltic primer dan sekunder (Andriyani, 2001).f. Kelainan yang dapat terjadi saat proses penelanan adalah disfagia, kesulitan dalam tahap mengawali reflex menelan, biasanya disebabkan oleh neuromuskular, lesi dalam laringofaring dan esophagus, setelah mengalami operasi. Bruksim merupakan kebiasan seseorang mengerot-kerotkan giginya dan menekan kuat gigi tanpa fungsi.2.3 Pembahasan

Andriyani, A., 2008, Aspek Fisiologis Pengnyahan dan Penelanan pada Sistem Stomatognasi,Fakultas Kedokteran Gigi Universita Sumatra Utara,Medan.Biantini,N.M., 2007, Fisiologi pengunyahan, penelanan dan Bicara, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran,Bandung.Guyton, A.C., Hall, J.E., 2002, Buku ajar fisiologi kedokteran, Edisi 9, Diterjemahkan oleh: Irawati Setiawan, EGC, Jakarta.Norton, N.,2007, Netters Head And Neck Anatomy For Dentistry, Elseivier, China.Raharja, P., 2011, Diagnosis Orthodontik, Airlangga University Press, Surabaya.Ward, J.P.T., Clarke, R.W., Linden, R. W.A. 2009. At a Glance Fisiologi. Jakarta : Erlangga.. Harrison. 1999. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 13. Jakarta : EGC.

Scoop IW. 1975. Oral medicine a clinical approach with basic science correlation. 2 ed. Philadelphia: The CV. Mosby Company.