BAB II skripsi edit.pdf
-
Upload
yenni-aulia -
Category
Documents
-
view
17 -
download
4
Transcript of BAB II skripsi edit.pdf
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Keterampilan Proses Sains
Belajar fisika seharusnya memfokuskan pada pemberian pengalaman
secara langsung kepada peserta didik melalui kegiatan inkuiri seperti halnya para
ilmuwan dalam menemukan suatu temuan. Namun hal ini tidak mudah dilakukan,
karena peserta didik harus menguasai kemampuan atau keterampilan dalam
melaksanalan penelitian. Kemampuan atau keterampilan dalam melaksanakan
suatu proses penelitian dikenal dengan keterampilan proses sains.
Menurut Semiawan, dkk menyatakan bahwa keterampilan proses adalah
keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan yang
mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah,
sehingga para ilmuwan berhasil menemukan sesuatu yang baru. Menurut Gagne
(Dahar,1996) keterampilan proses sains adalah kemampuan-kemampuan dasar
tertentu yang dibutuhkan untuk menggunakan dan memahami sains.Rustaman
(1997) mendefinisikan keterampilan proses sebagai keterampilan yang diperlukan
untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-
prinsip, hukum-hukum dan teori sains baik berupa keterampilan mental,
keterampilan fisik (manual) maupun keterampilan sosial.
Secara terperinci, Hadiat mengemukakan sejumlah keterampilan proses
dengan ciri-cirinya yang perlu dilatihkan pada siswa di sekolah. Ketrampilan
proses tersebut seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.
Keterampilan Proses dan ciri-cirinya
Keterampilan Proses Ciri Aktivitas
Observasi (mengamati) Menggunakan alat indra sebanyak
mungkin, menumpulkan fakta yang
relevan dan memadai.
Inferensi (interpretasi) Mencatat hasil pengamatan,
menghubungkan hasil pengamatan, dan
membuat kesimpulan.
Klasifikasi (menggolongkan) Mencari perbedaan, mengontraskan,
mencari kesamaan, membandingkan,
mencari dasar penggolongan.
Prediksi (Meramalkan) Dengan menggunakan pola-pola
(hubungan-hubungan) mengemukakan
apa yang mungkin terjadi pada
keadaan yang belum diamati.
Menggunakan alat Berlatih menggunakan alat/bahan,
menjelaskan, mengapa dan bagaimana
alat digunakan.
Eksperimen (merencanakan dan
melakukan percobaan)
Menetukan alat dan bahan yang
digunakan, menentukan variabel,
menentukan apa yang diamati, diukur,
menentukan langkah kegiatan,
menetukan bagaimana data diolah, dan
disimpulkan.
Aplikasi konsep (menerapkan konsep) Menghitung, menjelaskan peristiwa,
menerapkan konsep yang dipelajari
pada situasi baru.
Mengkomunikasikan Membaca grafik, tabel atau diagram,
menjelaskan hasil percobaan,
mendiskusikan hasil percobaandan
menyampaikan laporan secara
sistematis.
Mengajukan pertanyaan Bertanya, meminta penjelasan,
bertanya tentang latar belakang
hipotesis.
2. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan suatu penilaian yang menitikberatkan pada
proses. Menurut Asmawi Zainul (2001 :10-11) penilaian kinerja adalah penilaian
yang mengharuskan peserta didik mempertunjukkan kinerja bukan menjawab atau
memilih jawaban dari alternatif jawaban yang telah disediakan.
Penilaian kinerja adalah suatu tes yang menggunakan berbagai bentuk
tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauh mana yang telah
dilakukan dalam suatu program. Pemantauan didasarkan pada kinerja
(performance) yang ditunjukkan dalam menyelesaikan suatu tugas atau
permasalahan yang diberikan. Hasil yang diperoleh merupakan suatu hasil dari
unjuk kerja tersebut. (Marhaeni , 2007)
Penilaian Kinerja adalah tes yang melibatkan demonstrasi pengetahuan
yang aktual dalam kehidupan nyata (Wulan, 2007). Penilaian kinerja juga
merupakan tes yang digunakan untuk kompetensi yang berkaitan dengan praktik,
misalnya praktik di laboraturium (Depdiknas, 2006). Penilaian kinerja sebagai
metode pengujian yang meminta siswa untuk membuat jawaban atau hasil yang
menunjukan pengetahuan dan keahlian mereka. (sa’dijah, 2006). Dari pendapat
beberapa para ahli tentang penilaian kinerja dapat disimpulkan bahwa asasmen
kinerja merupakan penilaian terhadap kinerja yang dapat berupa keterampilan
tugas-tugas tertentu untuk menunjukan pengetahuan dan keahlian siswa.
Dalam penilaian kinerja terdapat lima hasil belajar yang dapat di capai,
yaitu (1) knowledge atau pengetahuan, (2) reasoning yang berarti penalaran atau
aplikasi pengetahuan dalam berbaai konteks pemecahan masalah, (3) skill, yaitu
kecakapan siswa dalam bertanya, keterampilan berkonikasi, karya seni, visual,
dan lain-lain, (4) product, yaitu kemampuan berbagai macam kreasi cipta sebagai
produk atau hasil dan(5) affect, yaitu menggambarkan secara luas tingkah laku,
minat, nilai, motivasi dan konsep diri. (stiggins, 1994)
Penilaian kinerja secara prinsip terdiri dari dua bagian, yaitu tugas (task)
dan kriteria (rubrik). Tugas-tugas kinerja dapat berupa proyek atau eksperimen
yang mengharuskan siswa memperlihatkan kemampuan mengenai hal-hal yang
kompleks melalui penerapan pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu dalam
bentuk yang paling nyata. Sedangkan kriteria / rubrik merupakan panduan untuk
memberi skor, jelas dan disepakati oleh guru dan siswa. Dengan demikian siswa
secara jelas dapat berupaya memperbaiki atau menyempurnakan kinerja.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun tugas-tugas (task)
menurut Asmawi zainul (2001) adalah :
1. Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan
dapat dimiliki oleh siswa setelah mengerjakan atau menyelesaikan
tugas.
2. Merancang tugas-tugas untuk penilaian kinerja yang memungkinkan
siswa dapat menunjukan kemampuan berpikir dan keterampilan.
3. Menetapkan kriteria keberhasilan yang akan dijadikan tolak ukur untuk
menyatakan bahwa seorang siswa telah mencapai tingkat pengetahuan
atau keterampilan yang diharapkan.
Telah dijelaskan di atas bahwa dalam melaksanakan penilaian kinerja
hendaknya diikuti dengan penilaian rubrik yang merupakan panduan untuk
memberi skor secara jelas dan disepakati oleh guru dan peserta didik. Rubrik atau
kriteria penilaian adalah deskripsi tentang dimensi-dimensi untuk memutuskan
kinerja siswa, suatu skala nilai untuk menilai dimensi-dimensi yang telah
ditetapkan,dan standar untuk memutuskan kinerja (sa’dijah, 2006). Rubrik
membantu guru untuk menilai kinerja siswa dengan lebih akurat dan objektif serta
memfokuskan guru untuk menilai kinerja bukan siswanya.
3. Praktikum Fisika
Menurut Supriati (2007, 7.3) mata pelajaran fisika adalah salah satu
mata pelajaran dalam rumpun sains yang mempelajari tentang fenomena alam,
baik secara kualitatif ataupun kuantitatif. Dalam menyelasaikan masalah tentang
fenomena alam secara kuantitatif diperlukan penggunaan matematika, sedangkan
untuk menyelesaikan fenomena alam secara kualitatif diperlukan keterampilan
berpikir logis dan sistematis sehingga diharapkan setelah belajar fisika dapat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri bagi peserta
didik. Keterampilan yang dapat dikembangakan dalam pelajaran fisika adalah
keterampilan proses sains .
Salah satu kegiatan pembelajaran yang melibatkan keterampilan proses
sains adalah praktikum. Kata praktikum bermakna sama dengan exercise
(Prancis), exercitium (Latin) yang secara harfiah berarti “tetap aktif atau sibuk”
yang juga bermakna sama dengan “latihan atau responsi”.
Dalam hal yang lebih spesifik lagi, definisi praktikum yang diuraikan
oleh Tobin (1993) praktikum merupakan kegiatan yang dilakukan siswa dengan
melibatkan fisik dan mental, yang memberikan pengalaman dalam usahanya
mengkonstruksi pengetahuan, oleh karena itu metode praktikum merupakan salah
satu metode yang digunakan dalam pengajaran fisika, karena fisika itu sendiri
merupakan ilmu pengetahuan yang terdiri dari teori dan praktek.
Dalam kegiatan praktikum siswa akan melakukan percobaan. Dalam
melakukan percobaan sendiri memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar
dari pengalaman alamiah dan belajar melakukan kegiatan.ilmiah atau learning
science and doing science (Hadson,1993). Percobaan harus banyak dilakukan oleh
siswa untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang teori-teori yang
mereka dapatkan di kelas. Dengan melakukan percobaan, siswa akan lebih kreatif
dalam dirinya dan memungkinkan penemuan-penemuan baru dalam ilmu
pengetahuan alam,terutama teknologi. (PEKERTI MIPA,2000)
Kegiatan praktikum harus dikembangkan sebagai upaya menumbuhkan
kompetensi atau menerapkan keterampilan proses sains siswa dan agar kegiatan
praktikum dapat lebih berkualitas. Selain itu atas pemikiran bahwa, para pendidik
berpandangan bahwa kegiatan praktikum merupakan kesempatan sesorang
memperoleh pengetahuannya melalui kegiatan berbuat dan berpikir, bekerja
dalam kelompok serta mengkomunikasikan hasil percobaan sebagai salah satu
sarana mengaktualisasi dirinya (Deboer, 1991)
4. Penelitian Pengembangan
Pada dasarnya penelitian pengembangan merupakan penelitian yang
bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan produk. Penelitian
pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan
suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Penelitian pengembangan yang akan dilakukan mengacu pada prosedur
penelitian pengembangan. Menurut Marten Tosserner, secara umum penelitian
pengembangan dilakukan melalui tes validasi yang bertujuan untuk mengetahui
kelayakan sesuatu yang dikembangkan bisa berupa bahan ajar, instrumen atau
media pembelajaran. Tes validasi dilakukan setelah sesuatu yang dikembangkan
tersebut dikembangkan menjadi sebuah draft. Draft tersebut kemudian ditinjau
kembali melalui penilaian/validasi ahli dan mendapat masukan agar mengalami
perbaikan. Setelah sesuatu yang akan dikembangkan tersebut layak kemudian
diuji coba dalam kelompok kecil atau tes lapangan.
revise
Gambar 1. Bagan Penelitian Pengembangan
B. KERANGKA BERPIKIR
Pembelajaran fisika merupakan suatu interaksi antara guru dan peserta
didik. Guru memfasilitasi peserta didik dalam melakukan serangkaian proses
ilmiah untuk menemukan jawaban tentang masalah alam sekitar yang diajukan
peserta didik, melalui berbagai sumber belajar seperti buku dan media belajar,
yang terjadi di dalam kelas, laboratorium, maupun di luar kelas. Salah satu metode
pembelajaran dalam pembelajaran fisika adalah kegiatan praktikum dimana
peserta didik mengalami proses pembelajaran seperti layaknya seorang ilmuwan.
Design
objectives
test
strategy
media
Develop
primary
instructions
support
materials
Formatively
Evualate
primary
instructions
support
materials
Summatively
Evaluate
primary
instructions
support
materials
Analyze
needs goals
task
learners
environmenten
t
Diperlukan kemampuan-kemampuan khusus untuk melakukan praktium
antara lain keterampilan proses sains yang meliputi keterampilan observasi,
klasifikasi, inferensi, prediksi, menggunakan alat, eksperimen, aplikasi konsep,
komunikasi dan mengajukan pertanyaan.
Model penilaian keterampilan proses sains pun harus berbeda dengan tes
objektif. Harus ada penilain yang menilai peran aktif siswa selama pembelajaran
yang berlangsung. Penerapan penilaian kinerja diharapkan dapat digunakan untuk
melihat informasi keterampilan proses sains siswa.