BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai...

97
11 BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Hak-hak Barat dan Ketentuan Konversi Kata “Konversi” berasal dari Bahasa latin Convertera yang berarti membalikan atau mengubah nama dengan pemberian nama baru atau sifat baru sehingga mempunyai isi dan makna yang baru. Sedangkan pengertian konversi dalam hukum agraria adalah perubahan hak lama atas tanah menjadi hak baru. Dalam hal ini yang dimaksud hak-hak baru adalah hak-hak yang termuat dalam UUPA Khususnya Pasal 16 ayat (1), c.q Hak milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha dan Hak pakai 1 . Menurut A.P Parlindungan bahwa konversi secara umum dapat dikatakan penyesuaian atau perubahan dari hak-hak yang diatur oleh peraturan lama disesuaikan dengan hak-hak baru 2 . Konversi hak atas tanah dapat dipahamkan sebagai pengubahan dan penyesuaian dari hak-hak lama atas tanah yaitu hak adat maupun hak perdata barat (BW) menjadi hak-hak atas tanah menurut UUPA. Dalam Pasal 55 UUPA diatur bahwa : “Hak-hak yang ada sekarang ini menurut ketentuan konversi ini semuanya menjadi hak-hak baru menurut Undang-Undang Pokok Agraria” Dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Agraria No. 9 Tahun 1965 , mengatur bahwa : 1 H. Ali Ahmad Chomzah, Op.Cit hlm.80. 2 A.P. Parlindungan, Pedoman Pelaksanaan UUPA dan Tata Cara Pejabat Pembuat Akta Tanah, Bandung: Alumni, 1982, hlm.49.

Transcript of BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai...

Page 1: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

11

BAB II

PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Hak-hak Barat dan Ketentuan Konversi

Kata “Konversi” berasal dari Bahasa latin Convertera yang berarti

membalikan atau mengubah nama dengan pemberian nama baru atau sifat baru

sehingga mempunyai isi dan makna yang baru. Sedangkan pengertian konversi dalam

hukum agraria adalah perubahan hak lama atas tanah menjadi hak baru. Dalam hal ini

yang dimaksud hak-hak baru adalah hak-hak yang termuat dalam UUPA Khususnya

Pasal 16 ayat (1), c.q Hak milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha dan Hak

pakai1.

Menurut A.P Parlindungan bahwa konversi secara umum dapat dikatakan

penyesuaian atau perubahan dari hak-hak yang diatur oleh peraturan lama

disesuaikan dengan hak-hak baru2. Konversi hak atas tanah dapat dipahamkan

sebagai pengubahan dan penyesuaian dari hak-hak lama atas tanah yaitu hak adat

maupun hak perdata barat (BW) menjadi hak-hak atas tanah menurut UUPA. Dalam

Pasal 55 UUPA diatur bahwa :

“Hak-hak yang ada sekarang ini menurut ketentuan konversi ini semuanya

menjadi hak-hak baru menurut Undang-Undang Pokok Agraria”

Dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Agraria No. 9 Tahun 1965 , mengatur bahwa :

1 H. Ali Ahmad Chomzah, Op.Cit hlm.80. 2 A.P. Parlindungan, Pedoman Pelaksanaan UUPA dan Tata Cara Pejabat Pembuat Akta Tanah,

Bandung: Alumni, 1982, hlm.49.

Page 2: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

12

Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan

Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

departemen, Direktorat-direktorat dan daerah-daerah Swatantra sebelum

berlakunya peraturan ini sepanjang tanah-tanah tersebut hanya

dipergunakan untuk kepentingan instansi-instansi itu sendiri dikonversi

menjadi hak pakai sebagai dimaksud dalam Undang-Undang Pokok

Agraria, yang berlangsung selama tanah tersebut dipergunakan untuk

keperluan itu oleh instansi yang bersangkutan”

Hak-hak Barat atas tanah yang diberlakukan di Indonesia ada yang diatur dalam

Buku II Kitab Undang-Undang Hukum Perdata seperti Hak Eigendom, Erfacht,

Opstal dan lain-lain, yang di daftar pada Kantor Pendaftaran Tanah menurut

Overschrivingordonnatie atau Ordonansi Balik Nama (S.1834-27), serta yang diatur

di luar Buku II Kitab Undang-Undang Hukum Perdata seperti Hak Concessie atau

hak sewa dan Hak Agrarisch Eigendom (suatu hak yang mirip Hak Eigendom) yaitu

suatu hak ciptaan Belanda yang merupakan Konversi tanah-tanah yang tunduk

kepada hak adat (S. 1873-38).

Sejak Indonesia merdeka, banyak tanah-tanah bekas hak asing yang

ditinggalkan oleh Belanda. Sehingga mengakibatkan banyak tanah-tanah berstatus

hak asing. Sebelum berlakunya UUPA ketentuan mengenai penguasaan tanah tunduk

kepada hukum adat dan hukum barat yakni Burgerlijk Wetboek (BW). Hal tersebut

mengakibatkan adanya dualisme sistem hukum tanah di Indonesia. Maka dari itu

lahirlah UUPA guna memberlakukan satu sistem hukum tanah untuk seluruh wilayah

tanah air bukan lagi menggunakan ketentuan BW maupun Hukum Adat. UUPA

menganut asas unifikasi dimana hukum agraria untuk wilayah tanah air hanya berlaku

satu sistem yaitu yang ditetapkan yaitu yang tertuang dalam Pasal 5 UUPA yang

berbunyi sebagai berikut :

Page 3: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

13

Hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa ialah hukum

adat, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan Negara, yang

berdasarkan atas persatuan bangsa dengan sosialisme Indonesia serta dengan

peraturan-peraturan perundangan lainnya, segala sesuatu dengan mengindahkan

unsur-unsur yang bersandar pada hukum agama 3.

Dari ketentuan diatas menjelaskan bahwa ketentuan konversi hanya akan

berlaku pada satu sistem hukum untuk seluruh wilayah tanah air. Ketentuan mengenai

konversi tidak lagi tunduk pada ketentuan BW maupun hukum adat yang bersifat

kedaerahan di seluruh tanah air, ataupun di samping ketentuan yang lama menurut

BW maupun ketentuan baru berdasar pada UUPA/PP 10/61. Pelaksanaan Konversi

didasarkan pada filosofi yaitu 5 prinsip sebagai berikut :

1. Prinsip Nasionaliltas

2. Prinsip Pengakuan hak-hak tanah terdahulu

3. Kepentingan hukum

4. Penyesuaian kepada ketentuan konversi

5. Status quo hak-hak tanah terdahulu

Ketentuan konversi UUPA ini sekaligus mempunyai tujuan guna untuk

melikuidasi hak-hak asing4. Dengan kata lain hak-hak orang lain atau badan asing

atas tanah. Dalam Pasal 55 ayat (1) UUPA berbunyi :

“Hak-hak asing yang menurut ketentuan Pasal 1, 2, 3, 4 dan 5 dikonversi

menjadi hak guna usaha dan hak guna bangunan hanya berlaku untuk

sementara waktu selama sisa waktu hak tersebut dengam jangka

waktu paling lama 20 tahun”

3 A.P Parlindungan, Konversi Hak-hak Atas Tanah, Bandung:Penerbit Mandar Maju, 1999,hlm 1. 4 Sri Harini, Op.cit.hlm 87.

Page 4: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

14

Kutipan dalam Pasal 55 ayat (1) menjelaskan bahwa dalam kurun waktu

paling lama 20 tahun bekas hak barat yang dikonversi masih diakui. Namun setelah

jangka waktu habis yaitu pada tanggal 24 September 1980, Pemerintah akan

mengatur pemakaian tanah tersebut sesuai dengan Policy Negara.

Salah satu diberlakukannya UUPA adalah untuk melakukan penyatuan dan

penyederhanaan hukum agraria nasional. Dalam rangka penyatuan dan

penyederhanaan tersebut maka dilakukan konversi hak atas tanah. Konversi hak atas

tanah adalah perubahan hak atas tanah yang lama menjadi hak atas tanah yang sesuai

dengan ketentuan UUPA. Di bagian kedua UUPA tentang Ketentuan-ketentuan

Konversi pada Pasal 1 hingga Pasal VII, secara garis besar, konversi hak atas tanah

terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Konversi hak atas tanah yang berasal dari tanah hak barat

2. Konversi hak atas tanah yang berasal dari tanah bekas hak Indonesia

3. Konversi hak atas tanah yang berasal dari tanah bekas swapraja.5

Dari ketiga jenis konversi hak atas tanah diatas, dalam masih dibagi lagi menjadi

beberapa jenis hak atas tanah :

1. Berasal dari hak atas tanah hak barat terdiri dari :

a. Hak Eigendom, adalah hak untuk membuat suatu barang secara leluasa

dan untuk berbuat terhadap barang itu secara bebas sepenuhnya, asalkan

tidak bertentangan dengan undang-undang atau peraturan umum yang

ditetapkan oleh kuasa yang berwenang dan asal tidak menganggu hak-

5 H. Ali Achmad Chomzah, Op.cit.hlm 80.

Page 5: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

15

hak orang lain.6 Hak eigendom dapat di Konversikan menjadi hak milik,

hak guna bangunan, atau hak pakai.

b. Hak Opstal, adalah hak kebendaan untuk memiliki bangunan dan

tanaman-tanaman di atas sebidang tanah orang lain (Pasal 711 KUH

Perdata). Hak postal dapat dikonversi menjadi hak guna bangunan.7

c. Hak Erfpacht, adalah hak untuk memetik kenikmatan seluas-luasnya dari

tanah milik orang lain dan mengusahakannya untuk waktu yang sangat

lama (Pasal 820 KUH Perdata). Hak Erfpacht terbagi menjadi 3 jenis

yaitu untuk perusahaan kebun besar yang dapat dikonversikan menjadi

hak guna usaha, untuk perumahan yang dapat dikonversikan menjadi hak

guna bangunan, untuk pertanian tidak dapat dikonversi dan dihapus. 8

d. Hak Gebruik (Recht Van Gebruik), adalah hak kebendaan atas benda

orang lain bagi seseorang tertentu untuk mengambil benda sendiri dan

memakai apabila ada hasilmya, sekedar buat keperluannya sendiri beserta

keluarganya. Hak Gerbuik dikonversi menjadi hak pakai.9

e. Bruikleen, adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu menyerahkan

benda dengan cuma-cuma kepada pihak lain untuk dipakainya dengan

disertai kewajiban untuk mengembalikan benda tersebut pada waktu yang

ditentukan. Bruikleen dikonversi menjadi hak pakai.10

6 Op.cit., Hlm.86. 7Op.cit., Hlm.95-96. 8Op.cit., Hlm. 98-101.

9Op.cit., Hlm.104-106. 10Op.cit., Hlm.106-107

Page 6: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

16

2. Berasal dari tanah bekas hak Indonesia terbagi menjadi tiga jenis yaitu :

a. Hak erfpacht yang altijddurend, adalah hak erfpacht yang diberikan

sebagai pengganti hak usaha diatas bekas partikulir menurut S. 1913 – 702.

Hak ini dapat dikonversi menjadi hak milik, hak guna usaha, atau hak guna

bangunan, tergantung pada subyek hak dan peruntukkannya.11

b. Hak agrarische eigendom, adalah hak buatan semasa pemerintahan colonial

Belanda yang memberikan kaum bumiputera suatu hak baru yang kuat atas

sebidang tanah. Hak agrarische eigendom juga dapat dikonversi menjadi

hak milik, hak guna usaha atau hak guna bangunan, sesuai dengan subyek

hak dan peruntukkannya.12

c. Hak gogolan, adalah hak seorang gogol (kuli) atas komunal desa. Hak

gogolan juga sering disebut hak sanggao atau hak pekulen. 13

3. Berasal dari hak atas tanah yang berasal dari tanah bekas swapraja terdiri

dari:

a. Hak Hanggaduh, adalah hak untuk memakai tanah kepunyaan raja. Hak

hanggaduh ini dikonversi menjadi hak pakai.14

b. Hak Grant, adalah hak atas tanah atas pemberian hak raja kepada bangsa

asing. 15

c. Hak Konsesi dan sewa untuk perusahaan kebun besar, adalah hak-hak

untuk mengusahakan tanah swapraja yang diberikan oleh kepala swapraja.

11Op.cit., Hlm.109-111 12Op.cit., Hlm.115-118 13Op.cit., Hlm.119. 14Op.cit., Hlm.130-132. 15Op.cit., Hlm.133

Page 7: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

17

Sedangkan hak sewa untuk perusahaan besar adalah hak sewa atas tanah

Negara, termasuk tanah bekas swapraja untuk dipergunakan sebagai

perkebunan yang luasnya 25 Hak atau lebih. Hak ini dikonversi menjadi

hak guna usaha.16

2. Permohonan Hak atas Tanah

Permohonan Hak atas tanah dapat dilakukan terhadap17 :

a. Tanah Negara bebas ; belum pernah melekat sesuatu hak diatasnya

b. Tanah Negara asalnya masih melekat sesuatu hak dan jangka waktunya

belum berakhir, namun dimintakan perpanjangannya

c. Tanah Negara asalnya pernah melekat sesuatu hak dan jangka waktunya

telah berakhir untuk dimintakan pembaharuannya, temasuk tanah-tanah

Hak barat, sebagai mana dijelaskan dalam Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pokok-pokok kebijaksanaan

dalam rangka pemberian hak baru atas tanah asal konversi hak barat, Pasal

1 ayat (1) “ Tanah Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak pakai

asak Konversi hak barat ,yang jangka waktunya akan berakhir selambat-

lambatnya pada tanggal 24 September 1980, sebagimana yang dimaksud

dalam UUPA, pada saat berakhirnya hak, yang bersangkutan menjadi

tanah yang dikuasai langsung oleh Negara” maupun tanah-tanah yang

telah terdaftar menurut Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA)

16Op.cit., Hlm.141-142. 17 1Ulfa Hasanah, Status Kepemilikan Tanah Hasil Konversi Hak Barat Berdasarkan UU No.5 Tahun

1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Dihubungkan dengan PP. No 24 Tahun 1997

Tentang Pendaftaran Tanah”. Vol.3 No 1, Jalan Garuda Tangkerang Tengah Marpoyan Damai

Pekanbaru, hlm. 13.

Page 8: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

18

Dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1999

Tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak atas Tanah Negara menyatakan

bahwa :

“Sebelum mengajukan permohonan Hak, pemohon harus menguasai

tanah yang dimohon dibuktikan dengan data yuridis dan data fisik

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.”

Pada bagian kedua tentang pemberian hak milik Paragraf I Syarat-syarat

Permohonan Hak milik menerangkan bahwa :

Pasal 9

(1) Permohonan Hak milik atas Tanah Negara diajukan secara tertulis

(2) Permohonan Hak milik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

memuat :

1. Keterangan mengenai pemohon :

a. Apabila perorangan : nama, umur, kewarganegaraan, tempat

tinggal dan pekerjaan serta keterangan mengenai istri/suami dan

anaknya yang masih menajdi tanggungannya;

b. Apabila badan hukum : Nama, tempat kedudukan, akta atau

peraturan pendiriannya, tanggal dan nomor surat keputusan

pengesahannya oleh pejabat yang berwenang tentang

penujukannya sebagai badan hukum yang mempunyai Hak milik

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku

2. Keterangan mengenai tanahnya yang meliputi data yuridis dan data

fisik :

a. Dasar penguasaan atau alas haknya dapat berupa sertifikat, girik,

surat kapling, surat-surat bukti pelepasan hak dan pelunasan

tanah dan rumah dan atau tanah yang telah dibeli pemerintah,

putusan pengadilan, akta PPAT, akta pelepasan hak, dan surat-

surat bukti perolehan tanah lainnya;

b. Letak, batas-batas dan luasnya (jika ada surat ukur atau gambar

situasi sebutkan tanggal dan nomornya)

c. Jenis tanah (pertanian dan non pertanian)

d. Rencana penggunaan tanah

e. Status tanahnya (tanah hak atau tanah Negara)

Dalam Pasal 10 angka 2 lampiran mengenai tanah :

a. Data Yuridis : sertifikat, girik, surat kapling, surat-surat bukti

pelepasan hak dan pelunasan tanah dan rumah dan atau tanah

yang telah dibeli dari pemerintah, PPAT,akta pelepasan hak,

Page 9: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

19

putusan pengadilan, dan surat-surat bukti perolehan tanah

lainnya;

b. Data fisik : surat ukur, gambar situasi dan IMB apabila ada

3. Pendaftaran Tanah

Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menentukan

bahwa :

Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur,

meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta

pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan

daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah

susus, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-

bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik satuan rumah

susun serta hak-hak tertentu yang membelinya.

Dalam Pasal 19 UUPA menyatakan bahwa :

Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan

Pendaftaran Tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut

ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Dari ketentuan diatas menjelaskan bahwa guna menjamin kepastian hukum

bagi seseorang yang hendak memiliki tanah, secara legal formal pendaftaran tanah

menjadi dasar bagi status/kepemilikan tanah bagi individual atau badan hukum selaku

pemegang hak yang sah secara hukum.

Dari ketentuan diatas menjelaskan bahwa guna menjamin kepastian hukum

bagi seseorang yang hendak memiliki tanah, secara legal formal pendaftaran tanah

menjadi dasar bagi status/kepemilikan tanah bagi individual atau badan hukum selaku

pemegang hak yang sah secara hukum. Guna menjamin kepastian hukum ini dikenal

dengan sebutan Recht cadaster/legal cadaster18. Jaminan kepastian hukum yang

18 Urip Santoso, Hukum Agraria Kajian Komprehensif :Kencana Prenada media Group, 2012,

hlm.278.

Page 10: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

20

hendak diwujudkan dalam pendaftaran tanah, meliputi dari kepastian status hak yang

didaftar, kepastian subjek hak, dan kepastian objek hak. Dari pendaftaran tanah ini

akan menghasilkan sertifikat sebagai tanda bukti haknya. Bachtiar Effendi

mengatakan bahwa pendaftaran tanah merupakan recht cadaster yang bertujuan

memberikan kepastian hak, yakni untuk memungkinkan orang-orang yang

mempunyai tanah dengan mudah membuktikan bahwa dialah yang berhak atas

sebidang tanah, apa hak yang dipunyainya, letak dan luas tanah. Serta memungkinkan

kepada siapapun guna mengetahui hal-hal yang ia ketahui berkenaan dengan sebidang

tanah, misalnya calon pembeli, calon kreditur, dan sebagainya.19

Pelaksanaan konversi hak atas tanah,khususnya yang berasal dari hak barat

sebagaimana diatur dalam UUPA, pendaftaran tanah menjadi dasar bagi

terselenggaranya konversi, karena konversi bukan peralihan hak secara otomatis,

tetapi harus dimohonkan dan didaftarkan ke Kepala Kantor Pendaftaran Tanah

(BPN), Dilihat dari ketentuan konversi, maka jelas bahwa prinsipnya hak-hak atas

tanah sepanjang pemegang haknya pada saat ketentuan konversi berlaku adalah

Warga Negara Indonesia Tunggal maka hak itu akan dikonversikan menjadi hak

milik menurut UUPA. Konsekuensi dari berlakunya ketentuan konversi (UUPA)

mengharuskan semua bukti kepemilikan sebelum berlakunya UUPA harus diubah

status hak atas tanah menurut ketentuan konversi yang diatur dalam UUPA. Cara

mengubah status hak atas tanah tersebut yaitu dengan mendaftarkan tanah tersebut

untuk diberikan bukti kepemilikan yang baru, yaitu sertifikat hak atas tanah, dengan

catatan hal itu dilakukan sebelum jangka waktu ditetapkan yakni sampai 24

19 Bachtiar Effendi, Pendaftaran Tanah di Indonesia dan Peraturan Pelaksanaannya, Alumni, Bandung,

1983, hlm. 7

Page 11: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

21

September 1980, jika permohonan atau pendaftaran hak atas tanah tidak dilakukan

maka hak atas tanah akan dikuasai langsung Negara.20

Pendaftaran tanah juga menjadi dasar bagi terselenggaranya konversi, karena

konversi bukan peralihan hak secara otomatis, tetapi harus dimohonkan dan

didaftarkan ke Kepala Lantor Pendaftaran Tanah (BPN). Cara melakukan Pendaftaran

tanah untuk mengubah status hak atas tanah dibagi atas 2 cara yaitu21:

1) Jika pemohon memiliki bukti hak atas tanah yang diakui berdasarkan

Pasal 23 dan 24 PP No 24 Tahun 1997, maka dapat ditempuh proses

konversi langsung yaitu dengan cara mengajukan permohonan dan

menyerahkan bukti kepemilikan hak atas tanah kepada Kantor

Pertanahan.

2) Jika pemohon tidak memiliki atau kehilangan bukti kepemilikan hak atas

tanah, maka cara yang ditempuh adalah melaui penegasan konversi atau

melalui pengakuan hak.

Terdapat 3 bukti tertulis yang dapat diajukan oleh pemilik tanah, yaitu22 :

1. Bukti tertulis Lengkap

2. Bukti tertulisnya sebagian tidak ada lagi

3. Bukti tertulisnya semua tidak ada lagi

Dalam kondisi bukti tertulis lengkap, maka tidak lagi memerlukan tambahan

alat bukti, jika buktinya sebagian maka harus diperkuat dengan keterangan saksi atau

pernyataan yang bersangkutan. Sedangkan jika bukti tertulisnya semuanya tidak ada

lagi maka harus diganti keterangan saksi atau pernyataan yang bersangkutan. 20 Ulfia Hasanah, Op.Cit.,hlm. 13. 21 Op.Cit.,hlm. 13. 22Op.Cit.,hlm 14.

Page 12: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

22

Penegasan konversi dilakukan jika ada surat pernyataan kepemilikan tanah dari

pemohon dan dilakukan oleh keterangan saksi tentang kepemilikan tanah tersebut,

tapi juga tergantung pada lamanya penguasaan fisik tanah tersebut oleh pemohon.

Penguasaan Fisik atas suatu tanah diatur dalam Pasal 24 Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 1997 yang mengatur sebagai berikut :

(1) Untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal dari

konversi hak-hak lama dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai

adanya hak tersebut berupa bukti-bukti tertulis, keterangan saksi dan

atau pernyataan yang bersangkutan yang kadar kebenarannya oleh

Panitia ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau

oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam Pendaftaran tanah secara

sporadik dianggap cukup untuk mendaftar hak, pemegang hak dan

hak-hak pihak lain yang membebaninya.

(2) Dalam hal tidak atau tidak lagi tersedia secara lengkap alat-alat

pembuktian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pembuktian hak

dapat dilakukan berdasarkan kenyataan penguasaan fisik bidang

tanah yang bersangkutan selama 20 (dua puluh) tahun atau lebih

secara berturut-turut oleh pemohon pendaftaran dan pendahulu-

pendahulunya, dengan syarat :

a. Penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara

terbuka oleh yang bersangkutan sebagai yang berhak atas tanah,

serta diperkuat oleh kesaksian orang yang dapat dipercaya;

b. Penguasaan tersebut baik sebelumn maupun selama pengumuman

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 tidak dipermasalahkan

oleh masyarakat hukum adat atau desa/kelurahan yang

bersangkutan ataupun pihak lainnya.

Berdasarkan Penjelasan Pasal 24 ayat (1) PP No. 24 Tahun 1997 tentang

pendaftaran tanah, dijelaskan bahwa :

Bukti kepemilikan itu pada dasarnya terdiri dari bukti kepemilikan atas nama

pemegang hak pada waktu berlakunya UUPA dan apabila hak tersebut kemudian

beralih, bukti peralihan hak berturut-turut sampai ke tangan pemegang hak pada

Page 13: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

23

waktu dilakukan pembukuan hak. Alat -alat bukti tertulis yang dimaksudkan dapat

berupa :

a. Grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan

Overschrijvings Ordonnantie (S.1834-27), yang telah dibubuhi

catatan, bahwa hak eigendom yang bersangkutan dikonversi menjadi

hak milik ; atau

b. Grosse akta hak eigendom yang diterbirkan berdasarkan

Overschrijvings Ordionnantie (S.1834-27) sejak berlakunnya UUPA

sampai tanggal pendaftaran tanah dilaksanakan menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 di daerah yang bersangkutan; atau

c. Surat tanda bukti hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan

Swapraja yang bersangkutan;atau

d. Sertifikat hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Menteri

Agraria Nomor 9 Tahun 1959;atau

e. Surat keputusan pemberian hak milik dari Pejabat yang berwenang,

baik sebelum ataupun sejak berlakunya UUPA, yang tidak disertai

kewajiban untuk mendaftarkan hak yan diberikan, tetapi telah

dipenuhi semua kewajiban yang disebut didalamnya;atau

f. Akta pemindahan hak yang dibuat di bawah tangan yang dibubuhi

tanda kesaksian oleh Kepala Adat/Kepala Desa/Kelurahan yang dibuat

sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini;atau

g. Akta pemindahan hak atas tanah yang dibuat PPAT, yang tanahnya

belum dibukukan;atau

Page 14: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

24

h. Akta Ikrar wakaf/surat ikrar wakaf yang dibuat sebelum atau sejak

mulai dilaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977;atau

i. Risalah lelang yang dibuat oleh pejabat lelang yang berwenang, yang

tanahnya belum dibukukan;atau

j. Surat penunjukan atau pembelian kaveing tanah pengganti tanah yang

diambil oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah;atau

k. Petuk Pajak Bumi/Landrete, girik, pipil,kekitir dan Verponding

Indonesia sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun

1961;atau

l. Surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh Kantor

Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan;atau

m. Lain-lain bentuk alat pembuktian tertulis dengan nama apapun juga

sebagaimana dimaksud dalam Pasal II, VI dan VII Ketentuan-

ketentuan Konversi UUPA.

Dalam Penjelasan Pasal 24 ayat (2) PP No 24 Tahun 1997 menjelaskan bahwa

Ketentuan ini memberikan solusi bagi pemegang hak yang tidak dapat menyediakan

bukti , berupa bukti tertulis maupun bentuk bukti lain yang dapat dipercaya. Bukti

penguasaan fisik bisa menjadi alternatif sebagai alat bukti penguasaan atas tanah.

Dari ketentuan diatas persyaratan pengakuan hak tersebut dapat dirincikan sebagai

berikut23 :

1. Bahwa pemohon telah menguasai tanah selama 20 tahun atau lebih

secara berturut-turut atau dari pihak lain yang telah menguasainya

23Op.cit. hlm 14-15.

Page 15: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

25

2. Penguasaan dilakukan dengan itikad baik

3. Penguasaan tanah itu tidak pernah diganggu gugat dan diakui serta

dibenarkan oleh masyarakat di kelurahan atau tempat objek hak

tersebut

4. Bahwa tanah tersebut sekarang tidak dalam sengketa

5. Bahwa jika pernyataan tersebut memuat hal-hak yang tidak sesuai

dengan kenyataan maka pemohon dapat dituntut secara pidana

maupun perdata dimuka pengadilan karena memberikan keterangan

palsu.

4. Pembatalan Pemberian Hak atas Tanah

Dalam Pasal 125 Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional

Nomor 3 Tahun 1997 tentang ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24

Tahun 1997, dimana dalam Pasal 125 mengatur bahwa :

(1) Pencatatan perubahan data pendaftaran tanah berdasarkan putusan

Pengadilan atau penetapan Hakim/Ketua Pengadilan oleh Kepala

Kantor Pertanahan dalam daftar buku tanah yang bersangkutan dan

daftar umum lainnya dilakukan setelah diterimanya penetapan

hakim/Ketua Pengadilan atau Putusan Pengadilan yang memperoleh

kekuatan hukum tetap dan Salinan Berita Acara eksekusi dari

Panitera Pengadilan Negeri yang bersangkutan

(2) Pencatatan yang dimaksud pada ayat (1) dapat pula dilakukan atas

permohonan pihak yang berkepentingan dengan melampirkan :

a. Salinan resmi penetapan atau putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap dan Salinan Berita acara

eksekusi

b. Sertifikat hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah

susun yang bersangkutan

c. Identitas pemohon

(3) Pendaftaran pencatatan hapusnya suatu hak atas tanah atau Hak

Pengelolaan atau Hak milik atas Satuan Rumah Susun berdasarkan

Putusan pengadilan dilaksanakan oleh Kepala Kantor Pertanahan

Page 16: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

26

setelah diterimanya Salinan keputusan mengenai hapusnya hak

bersangkutan dari Menteri atau Pejabat yang ditunjuk

Dari Pasal diatas menerangkan bahwa putusan pengadilan dapat menjadi dasar

untuk merubah data dalam pendaftaran tanah, disamping itu berlaku pula Peraturan

Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999 tentang

Pelimpahan dan Kewenangan Pemberian dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak

atas Tanah Negara, dimana Pasal 2 mengatur bahwa Kepala Kantor Wilayah BPN

memberi Surat Keputusan pembatalan hak atas tanah yang telah dikeluarkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan baik yang terdadpat cacat hukum dalam penerbitannya

maupun untuk melaksanakan putusan Pengadilan.

5. Penguasaan Hak atas Tanah

a. Pengertian Penguasaan

Pengertian penguasaan dapat dipakai dalam arti fisik, juga dalam arti yuridis.

Ada penguasaan beraspek privat dan beraspek publik. Penguasaan dalam arti yuridis

adalah penguasaan yang dilandasi hak yang dilindungi oleh hukum dan pada

umumnya memberi kewenangan kepada pemegang hak untuk menguasai secara fisik

tanah yang dihaki, misalnya pemilik tanah mempergunakan atau mengambil manfaat

dari tanah yang dihaki, tidak diserahkan kepada pihak lain.

Penguasaan dalam arti fisik secara nyata pemegang hak menguasai tanah.

Namun ada juga penguasaan yuridis yang memberikan kewenangan untuk menguasai

tanah haknya secara fisik, namun pada kenyataannya penguasaan fisiknya dilakukan

pihak lain, misalnya tanah yang dimiliki dan disewakan kepada pihak lain dan

penyewa yang menguasai secara fisik,atau tanah tersebut dikuasai pihak lain tanpa

hak. Dengan demikian pemilik tanah (penguasaan yuridis) berhak menuntut

Page 17: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

27

diserahkannya kembali tanah itu secara fisik kepadanya. Pengertian penguasaan dan

menguasai ini dipakai dalam aspek perdata.

Dalam aspek publik tercantum dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dinyatakan

bahwa

“Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh

negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”

Kemudian dalam Pasal 2 UUPA menyatakan bahwa :

(1)Atas dasar ketentuan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dan hal-hal

sebagai yang dimaksud dalam Pasal 1, bumi,air dan ruang angkasa,

termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya itu pada tingkatan

tertinggi dikuasai oleh Negara, sebagai organisasi seluruh rakyat”

a. Hak menguasai dari Negara termaksud dalam ayat (1) Pasal ini memberi

wewenang untuk :

b. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan

dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut;

c. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-

orang dengan bumi,air dan ruang angkasa;

d.Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-

orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan

ruang angkasa.

e. Wewenang yang bersumber pada hak menguasai dari Negara tersebut

pada ayat (2) Pasal ini digunakan untuk mencapai sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat, dalam arti kebahagiaan,kesejahteraan dan

kemerdekaan dalam masyarakat dan negara hukum Indonesia yang

merdeka, berdaulat, adil dan makmur;

f. Hak menguasai dari Negara tersebut di atas pelaksanaanya dapat

dikuasakan kepada daerah-daerah swantantra dan masyarakat-

masyarakat hukum adat, sekedar diperlukan dan tidak bertentangan

dengan kepentingan nasional, menurut ketentuan-ketentuan peraturan

pemerintah.

Page 18: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

28

UUPA menetapkan tata jenjang/hierarki hak-hak penguasaan atas tanah dalam

Hukum Tanah Nasional yaitu :

1. Hak Bangsa,

Hak bangsa merupakan hak penguasaan tanah tertinggi dimana hak-

hak penguasaan atas tanah yang lain, secara langsung ataupun tidak

langsung bersumber padanya. Hak bangsa mengandung 2 unsur, yaitu unsur

kepunyaan dan unsur tugas kewenangan untuk mengatur dan memimpin

penguasaan serta penggunaan tanah Bersama yang dimilikinya. Hak bangsa

atas tanah Bersama tesebut bukan hak pemilikan dalam pengertian yuridis

yang menjadi subjek Hak bangsa adalah seluruh rakyat Indonesia sepanjang

masa yang bersatu sebagai Bangsa Indonesia, yaitu generasi-generasi

terdahulu, sekarang dan generasi-generasi yang akan datang.

2. Hak menguasai dari Negara,

Mengacu pada ketentuan Pasal 33 UUD 1945 berarti hak menguasai

Negara meliputi semua tanah, tanpa terkecuali. Notonagoro menetapkan

adanya tiga macam bentuk hubungan langsung antara Negara dengan bumi,

air dan ruang angkasa, yaitu 24 :

a. Negara sebagai subjek, yang dipersamakan dengan

perseorangan,sehingga dengan demikian hubungan antara Negara

24 Notonagoro, 1984, Politik Hukum Dan Pembangunan Agraria Di Indonesia, PT. Bina Aksara,

Jakarta, h. 101.

Page 19: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

29

dengan tanah itu mempunyai sifat privat-rechtelijk. Hak Negara

terhadap tanah sama dengan hak perseorangan dengan tanah.

b. Negara sebagai subjek, diberi kedudukan tidak sebagai perorangan,

tetapi sebagai Negara. Dengan demikian Negara sebagai badan

kenegaraann, sebagai badan yang publiek-rechtelijk. Dalam hal ini

negara tidak mempunyai kedudukan yang sama dengan perorangan.

c. Hubungan antara Negara langsung dengan tanah ini tidak sebagai

subjek perseorangan dan tidak dalam kedudukannya sebagai Negara

yang memiliki akan tetapi sebagai Negara yang menjadi personifikasi

dari rakyat seluruhnya sehingga dalam konsepsi ini Negara tidak

terlepas dari rakyat, Negara hanya menjadi pendiri,menjadi

pendukung kesatuan dan persatuan rakyat. Bentuk ini masih dapat

diadakan dua macam bentuk yaitu :

1. Memegang kekuasaan terhadap tanahnya atau

2. Hanya memegang kekuasaan terhadap pemakaiannya.

Dalam penjelasan Pasal 2 UUPA menyatakan bahwa permasalahan Agraria

menurut sifatnya dan pada dasarnya merupakan tugas Pemerintah Pusat. Asas ini

sangat penting untuk mempertahankan dan melestarikan persatuan dan kesatuan

bangsa serta wilayah Nasional Indonesia. Oleh karena itu tugas dan wewenang di

bidang agraria/pertanahan tidak boleh diotonomkan kepada daerah dan harus tetap

ada pada pemerintah Pusat.25

25 Samun Ismaya, Hukum Administrasi Pertanahan:Graha Ilmu,2013,hlm.148

Page 20: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

30

Subyek hak menguasai dari Negara adalah Negara sebagai organisasi kekuasaan

seluruh rakyat Indonesia, dan yang dikuasai adalah tanah-tanah yang ada di wilayah

RI baik tanah-tanah yang tidak atau belum dihaki dengan hak-hak perseorangan26.

Tanah yang belum dihaki dengan hak-hak perseorangan menurut UUPA disebut

tanah-tanah yang dikuasai oleh Negara atau Tanah Negara.27 Dari penjelasan diatas,

dapat dipahami bahwa dalam UUPA menganut konsep menguasai dan bukan

memiliki dalam hubungan antara negara dengan tanah. Negara tidak memiliki tanah

namun menguasai tanah. Dengan demikian yang disebut Tanah Negara adalah tanah-

tanah yang tidak dilekati dengan sesuatu hak yaitu hak milik, HGU, HGB, Hak pakai

atas tanah negara, hak pengelolaan, tanah ulayat serta tanah wakaf28.

3. Hak Ulayat masyarakat Hukum Adat,

Dalam UUPA pengertian hak ulayat secara eksplisit tidak ditemukan. Hanya

saja dalam Pasal 3 UU PA menyatakan bahwa :

“Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam Pasal 1 dan 2

pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak serupa dengan itu dari

masyarakat-masyarakat hukum adat, sepanjang menurut

kenyataannya masih ada, harus sedemikian rupa sehingga sesuai

dengan kepentingan nasional dan negara, yang berdasarkan atas

persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang-

undang dan peraturan-peraturan lain yang lebih tinggi”

Menurut Sumardjono mengatakan bahwa hak ulayat merupakan hak yang

melekat sebagai kompetensi khas pada masyarakat hukum adat, berupa wewenang

26 Ibid., hlm.149. 27 Ibid.,hlm.149. 28 Ibid., hlm 151.

Page 21: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

31

atau kekuasaan untuk mengurus dan mengatur tanah dan isinya dengan daya laku ke

dalam maupun keluar masyarakat hukum adat itu.29

4. Hak-hak Perorangan /Individual

Hak atas tanah sebagai individual yang memberi kewenangan untuk memakai,

dalam arti menguasai, menggunakan, dan/atau mengambil manfaat tertentu dari suatu

bidang tanah tertentu. Hak-hak perorangan atas tanah baik secara langsung maupun

tidak langsung bersumber pada hak bangsa Indonesia atas tanah. Karena semua tanah

dalam wilayah NKRI baik yang berupa tanah hak maupun tanah Negara

keseluruhannya diliputi oleh hak bangsa Indonesia maupun hak menguasai Negara

tanpa kecuali. Boedi Harsono berpendapat bahwa tanah adalah kepunyaan Bersama

rakyat Indonesia.30 Negara mempunyai kewenangan penuh atas tanah yang

bersangkutan dan oleh karenanya Negara dapat pula memberikan tanah-tanah

tersebut kepada pihak lain dengan sesuatu ha katas tanh, yaitu hak-hak atas tanah

yang primer seperti Hak milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai,

dan Hak Pengelolaan.

6. Hak atas tanah

a. Pengertian Hak atas Tanah

Hak atas tanah merupakan hak penguasaan atas tanah yang berisikan

serangkaian wewenang kewajiban dan /atau larangan bagi pemegang haknya untuk

29 Maria S.W. Soemardjono, 1998, Kewenangan Negara Untuk Mengatur Dalam Konsep Penguasaan

Tanah Oleh Negara, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah

Mada, 14 Februari, Yogyakarta,(Selanjutnya disebut Maria S.W. Soemardjono II),hlm 26 30 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria,

Djambatan, Jakarta, 2003, hlm. 24.

Page 22: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

32

berbuat sesuatu mengenai tanah yang menjadi haknya. Sesuatu yang boleh, wajib

atau dilarang untuk diperbuat, yang merupakan isi hak penguasaan inilah yang

menjadi kriteria atau tolak ukur diantara hak-hak penguasaan atas tanah yang diatur

dalam Hukum Tanah.31

Diatur pula mengenai hak menguasai dari Negara sebagaimana dinyatakan

dalam Pasal 2 ayat (1) UUPA, yaitu :

“atas dasar ketentuan Pasal 33 aat (3) UUD 1945 dan hal-hal

sebagai yang dimaksud dalam Pasal 1, bumi, air dan ruang angkasa,

termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya itu pada

tingkatan yang tertinggi dikusai oleh Negara sebagai organisasi

kekuasaan seluruh masyarakat”.

Dari ketentuan diatas, Negara mempunyai wewenang untuk menentukan hak-

hak atas tanah yang dimiliki oleh dan atau diberikan kepada perseorangan badan

hukum yang memenuhi persyaratan yang ditentukan. Kewenangan ini diatur dalam

Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2) UUPA, yaitu :

(1) Atas dasar hak meguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam

Pasal ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi,

yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh

orang-orang baik sendiri maupun Bersama dengan orang lain serta

badan-badan hukum’.

(2) Hak-hak atas tanah yang dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini

memberi wewenang untuk mempergunakan tanah yang

bersangkutan demikian pula tubuh bumi dan air serta ruang yang

ada diatasnya sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung

berhubungan dengan penggunaan tanah itu, dalam batas-bats

menurut undang-undang ini dan peraturan-peraturan hukum lain

yang lebih tinggi”

31 Ibid, hlm. 24.

Page 23: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

33

Dari ketentuan di atas, maka Negara menentukan hak-hak atas tanah

sebagaimana diatur dalam Pasal 16 ayat (1) UUPA, yaitu :

1. Hak milik

2. Hak Guna Usaha

3. Hak Guna Bangunan

4. Hak Pakai

5. Hak sewa

6. Hak Membuka Tanah

7. Hak memungut hasil Hutan

Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak diatas akan diterapkan

dengan undang-undang serta hak-hak yang sifatnya sementara sebagaimana disebut

dalam Pasal 53. Hak-hak atas tanah tersebut di atas yang bersifat sementara diatur

lebih lanjut dalam Pasal 53 ayat (1) , yaitu :

“Hak-hak yang bersifat sementara sebagai yang dimaksud dalam

Pasal 16 ayat (1) huruh h, ialah Hak Gadai , Hak Usaha bagi

Hasil,Hak Menumpang dan Hak sewa tanah Pertanian diatur untuk

membatasi sifat-sifatnya yang bertentangan dengan undang-

undang ini dan hak-hak tersebut diusahakan hapusnya dalam

waktu yang singkat”

b. Macam-macam Hak atas Tanah

Hak atas Tanah yang bersifat Tetap

1. Hak Milik

Hak milik adalah hak turun menurun, terkuat dan terpenuh yang dapat

dimiliki orang atas tanah serta mempunyai fungsi sosial. Hak ini memliki

beberapa keistimewaan, antara lain seperti : jangka waktunya tak terbatas

(berlangsung terus menerus), dapat diwariskan terkuat dan terpenuh.

2. Hak Guna Usaha

Berdasarkan Pasal 28 UUPA Hak Guna Usaha adalah untuk mengusahakan

kegiatan Pertanian (perkebunan, pertenakan, perikanan) diatas Tanah Negara

selama-lamanua 25 Tahun. Hak ini dapat dialihkan kepada pihak lain, dan

hanya WNI atau Badan Hukum Indonesia saja yang dapat memilikinya

Page 24: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

34

3. Hak Guna Bangunan

Berdasarkan Pasal 30 UUPA, Hak Guna Bangunan adalah hak untuk

mendirikan bangunan diatas Tanah Negara selama-lamanya 30 tahun dan dapat

diperpanjang selama-lamanya 25 tahun, dapat dijadikan kepada pihak lain dan

hanya WNI/Badan Hukum Indonesia saja yang dapat memilikinya.

4. Hak Pakai

Berdasarkan Pasal 41 UUPA hak untuk menggunakan dan/atau memungut

hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang

lain.

5. Hak Sewa

Hak sewa adalah hak yang memberi wewenang untuk mempergunakan tanah

milik orang lain dengan membayar kepada pemiliknya sejumlah uang sebagai

sewanya.

Hak atas Tanah bersifat sementara

1. Hak Gadai

Hak Gadai adalah menyerahkan tanah dengan pembayaran sejumlah uang

dengan ketentuan bahwa orang yang menyerahkan tanah mempunyai hak

untuk meminta kembali tanahnya tersebut dengan memberikan uang yang

besarnya sama.

Page 25: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

35

2. Hak usaha bagi hasil

Hak usaha bagi hasil merupakan hak seseorang atau badan hukum untuk

menggarap di atas tanah pertanian orang lain dengna perjanjian bahwa

hasilnya akan dibagi di antara kedua belah pihak menurut perjajian yang telah

disetujui sebelumnya.

3. Hak sewa Tanah Pertanian

Hak sewa tanah pertanian adalah penyerahan tanah pertanian kepada orang

lain yang memberi sejumlah uang kepada pemilik tanah dengan perjanjian

bahwa setelah pihak yang memberi uang menguasai tanah selama waktu

tertentu, tanahnya akan dikembalikan kepada pemiliknya.

4. Hak menumpang

Hak menumpang adalah hak yang memberi wewenang kepada seseorang

untuk mendirikan dan menempati rumah diatas pekarangan oran lain.

Pemegang hak menumpang tidak wajib membayar sesuatu kepada yang

empunya tanah, hubungan hukum dengan tanah tersebut bersifat sangat lemah

artinya sewaktu-waktu dapat diputuskan oleh yang empunya tanah, jika yang

bersangkutan memerlukan sendiri tanah tersebut. Hak menumpang dilakukan

hanya terhadap tanah pekarangan dan tidak terhadap tanah pertanian.

7. Ketentuan tentang Hak Milik

a. Pengertian Hak Milik

Menurut Pasal 20 UUPA mengatur bahwa :

Page 26: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

36

(1) Hak milik adalah hak turun-temurun, terkuat dan terpeuh yang dapat

dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan dalam Pasal

6.

(2) Hak milik dapat beralih ke orang lain.

Dari ketentuan diatas menerangkan bahwa sifat-sifat yang dimiliki hak milik

membedakan dengan hak-hak lainnya. Hak milik adalah hak turun temurun, terkuat

dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah. Dalam penjelasan Pasal 20,

menyatakan bahwa pemberian dari sifat ini tidak bersifat mutlak, tak terbatas dan

tidak dapat dingganggu gugat, sebagai hak eigendom menurut pengertiannya yang

asli dulu. Kata-kata “terkuat dan terpenuh” itu bermaksud untuk membedakannya

dengan hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai dan lain-lainya, yaitu untuk

menunjukan bahwa di antara hak-hak atas tanah yang dapat dipunyai orang hak

miliklah yang terkuat dan terpenuh serta pemegang hak milik atas tanah ini memiliki

wewenang yang luas untuk menggunakan tanahnya.

b. Subyek Hak milik

Dalam Pasal 21 UUPA yang dimaksud sebagai subyek hak milik adalah

sebagai berikut :

1.Hanya warganegara Indonesia dapat mempunyai hak milik;

2. Oleh pemerintah ditetapkan badan-badan hukum yang dapat

mempunyai hak milik dan syarat-syaratnya;

3. Orang asing yang sesudah berlakunya undang-undang ini

memperoleh hak milik karena pewarisan tanpa wasiat atau

pencampuran hartak karena wahaarisan atau pencampuran harta

karena perkawinan, demikian pula warganegara Indonesia yang

mempunyai hak milik dan setelah berlakunya undang-undang ini

kehilangan kewarganegaraannya wajib melepaskan hak itu di

dalam jangka waktu satu tahun sejak diperolehnya hak tersebut

atau hilang kewarganegaraannya itu. Jika sesudah jangka waktu

tersebut lampau hak milik itu tidak dilepaskan, maka hak tersebut

hapus karena hukum dan tanahnya jatuh kepada Negara, dengan

Page 27: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

37

ketentuan bahwa hak-hak pihak lain yang membebaninya tetap

berlangsung.

4. Selama seseorag di samping kewarganegaraan Indonesia

mempunyai kewarganegaraan asing maka ia dapat mempunyai

tanah dengan hak milik dan baginya berlaku ketentuan ayat (3)

Pasal ini

Berdasarkan ketentuan pada ayat (2) hak milik dapat dipunyai oleh badan

hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun

1963, Yaitu sebagai berikut :

a. Bank-bank yang didirikan oleh Negara

b. Perkumpulan-perkumpulan Koperasi Pertanian yang didirikan

berdasarkan Undang-Undang Nomor 79 Tahun 1958 (Lembaran

Negara Tahun 1958 Nomor 139)

c. Badan-badan keagamaan yang ditunjuk oleh Menteri

Pertanian/Agraria setelah mendengar Menteri Agama

d. Badan-badan sosial yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian/Agraria

setelah ditunjuk Menteri Sosial yang terkait

8. Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang dikenakan

terhadap bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-undang nomor 12 tahun 1985

tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

Nomor 12 Tahun 1994. Berdasarkan Pasal 4 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985

sebagaimana diubah dengan Undang-undang nomor 12 tahun 1994 Yang menjadi

Subjek pajak bumi dan/atau bangunan adalah :

Page 28: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

38

(1) Yang menjadi subyek pajak adalah orang atau badan yang secara

nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan/atau memperoleh

manfaat atas bumi, dan/atau memiliki,menguasai,dan/atau

memperoleh manfaat atas bangunan

9. Pertimbangan Hakim

Penelitian ini terfokus kepada dasar pertimbangan hakim dalam memutus

perkara No Nomor : 10/Pdt.G/2017/PN Unr. Menurut Cik Hasan Bisri ,Hakim secara

etimologi berarti “orang yang memutuskan hukum”. Hakim merupakan unsur utama

di dalam pengadilan. Bahkan ia “identik” dengan pengadilan itu sendiri. Kebebasan

kekuasaan kehakiman seringkali diidentikkan dengan kebebasan hakim. Demikian

halnya, keputusan pengadilan diidentikkan dengan keputusan hakim. Oleh karena itu,

pencapaian penegakkan hukum dan keadilan terletak pada kemampuan dan kearifan

hakim dalam merumuskan keputusan yang mencerminkan keadilan.

Pengambilan keputusan sangat diperlukan oleh hakim atas sengketa yag

diperiksa dan diadili. Hakim harus dapat mengolah dan memproses data-data yang

diperoleh selama proses persidangan, baik dari bukti surat, saksi, persangkaan,

pengakuan, maupun sumpah yang terungkap dalam persidangan (lihat Pasal 164

HIR). Sehingga keputusan yang dijatuhkan dapat didasari oleh rasa tanggung jawab,

keadilan,kebijaksanaan, profesionalisme dan bersifat obyektif. Pada Pasal 5 Undang-

Undang No.48 Tahun 2009 Tentang kekuasaan kehakiman, dalam memutus perkara

yang terpenting adalah kesimpilan hukum atas fakta yang terungkap dipersidangkan.

Untuk itu Hakim harus menggali nilai-nilai, mengikuti, dan memahami nilai-nilai

hukum dan rasa keadilan yang hidup di masyarakat. Menurut R. Soeparmono (1946:

Page 29: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

39

146), sumber hukum yang dapat diterapkan oleh hakim dapat berupa peraturan

perundang-undangan berikut peraturan pelaksanaanya, hukum tidak tertulis(hukum

adat), putusan desa, yurisprudensi, ilmu pengetahuan maupun doktrin/ajaran para

ahli. Hakim dalam memutuskan suatu perkara harus didasarkan pada berbagai

pertimbangan yang dapat diterima semua pihak dan tidak menyimpang dari kaidah-

kaidah hukum yang ada.

Putusan yang baik harus memenuhi 2 unsur yaitu memenuhi kebutuhan teoritis

dan praktis. Kebutuhan teoritis bahwa mengacu pada isinya, maka putusan tersebut

harus dapat dipertanggungjawabkan dari sudut ilmu hukum (Juridis Verantwoord),

bahkan tidak jarang melalui putusannya hakim dapat membentuk atau menentukan

yang baru (penemuan hukum). Kebutuhan praktis adalah dengan putusannya

diharapkan Hakim dapat menyelesaikan persoalan/sengketa hukum yang ada dan

sejauh mungkin dapat diterima oleh pihak-pihak yang bersangkutan khususnya,

masyarakat umumnya karena dirasakan adil, benar dan berdasarkan hukum32. Suatu

putusan hakim juga harus mengandung unsur keadilan (ex aequo et bono),unsur

kepastian hukum, serta mengandung manfaat bagi para pihak yang bersangkutan

sehingga pertimbangan hakim ini harus disikapi dengan teliti, baik dan cermat.

Sebelum menjatuhkan putusan, Hakim perlu mencari dasar-dasar atau alasan-

alasan secara hukum sebelum sampai kepada putusan. Legal reasoning diartikan

sebgai “reason” tentang hukum atau pencarian dasar tentang bagaimana hakim

memutuskan perkara/kasus hukum, seorang pengacara meng-argumentasikan hukum

32 Ateng Afandi dan Wahyu fandi, Tentang Melaksanakan Putusan Hakim Perdata, Bandung, Penerbit

Alumni,1983,hlm.10.

Page 30: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

40

dan bagaimana seorang ahli hukum menalar hukum33. Menurut Sudikno

Mertukusumo bagi para Hakim Legal reasoning ini berguna dalam mengambil

pertimbangan untuk memutuskan suatu kasus. Sebelum menjatuhkan putusannya

harus memperhatikan serta mengusahakan agar jangan sampai putusan yang akan

dijatuhkan nanti kemungkinan akan menimbulkan perkara baru.

Menurut Sudikno Mertokusumo , Legal reasoning atau ratio decidendi atau

pertimbangan hakim adalah bagian dari putusan pengadilan Indonesia yang

mempertimbangkan dasar hukum yang dipakai dalam memutuskan suatu perkara.

Menurut Peter Mahmud Marzuki untuk mememukan ratio decidendi dalam suatu

putusan biasanya dapat dilihat pada bagian-bagian tertentu. Untuk sampai pada salah

satu putusan itu hakim harus menuliskan alasan-alasanya.

Tugas hakim pada dasarnya34 :

a. Mengkonstatir artinya melihat, mengakui atau membenarkan telah terjadinya

suatu peristiwa yang diajukan oleh para pihak yang berperkara. Hakim harus

pasti akan konstateringnya, sehingga ia harus pasti akan kebenarannya itu,

tidak sekedar dugaan atau kesimpulan yang dangkal atau gegabah tentang

adanya peristiwa yang bersangkutan. Selanjutnya hakim harus melakukan

pembuktian dengan alat-alat bukti dengan tujuan untuk mendapatkan

kepastian tentang kebenaran peristiwa yang diajukannya. Dan peristiwa yang

telah dikonstatir sebagai peristiwa tersebut, lalu “Mengkualifisir” nya

33 Tim Peneliti Komisi Yudisial RI, Profesionalisme Hakim : Studi Tentang Putusan Pengadilan

Tingkat Pertama dalam Perkara Perdata dan Pidana di Indonesia, Jakarta, Riset: Komisi Yudisial,

Jakarta, 2009,hlm.27. 34 1Nur Iftitah Isnantiana, “Legal Reasoning Hakim Dalam Pengambilan Putusan Perkara di

Pengadilan”. Vol XVIII No 2, 2017, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, hlm. 47 - 48

Page 31: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

41

b. Mengkualifisir artinya menilai peristiwa yang telah dianggap benar-benar

terjadi dengan cara memilih kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa

hukum dari hasil pemeriksaan di persidangan. Selanjutnya hasil penilaian

peristiwa hukum tersebut dihubungkan dengan norma hukumnya. Dengan

demikian setelah tahapan ini seorang Hakim harus dapat menemukan

hukumnya terhadap peristiwa yang telah dikonstatirnya. Hakim setelah

mengkonstatir peristiwa atau kejadian berarti Hakim tersebut mempunyai

“solving legal problems” dan ia wajib mencari solusinya atau jawabannya,

memang sebenarnya tidak mudah untuk mendapat jawabannya. Tetapi

Hakim sebagai seorang yang mempunyai kompetensi memberikan

jawabannya harus dapat menemukan hukumya. Oleh karena itu Hakim

sebelumnya harus mampu menyeleksi masalahnya dan kemudian

merumuskan hukumnya. Setelah itu baru ia menemukan hukumnya. Setelah

menemukan hukum dari peristiwa/kejadian itu seorang Hakim harus

melakukan pemecahan hukum (legal problems solving)

10. Menemukan Hukum oleh Hakim

Menurut Bernard Arif Sidharta , proses-proses pembuatan putusan tidak dapat

dilepaskan dari kegiatan bernalar Hakim. Kegiatan bernalar dari Hakim dengan

beragam motivering yang menopangnya, selalu berada dalam pusaran tarikan

keanekaragaman kerangka orientasi berpikir yuridis yang terpelihara dalam sebuah

sistem autopoesis, sehingga dapat berkembang menurut logika sendiri, dan eksis

sebagai sebuah model penalaran yang khas sesuai dengan tugas-tugas

Page 32: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

42

profesionalnya35. Proses bernalar dari seorang Hakim harus berdasarkan pada

argument dan alasan. Dalam kamus istilah “argument” diberikan arti sebagai alasan

yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatau pendapat, pendirian, atau

gagasan . Istilah Argumentasi diartikan sebagai pemberian alasan untuk memperkuat

atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan. Bergargumentasi berarti

memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau

gagasan.36

Argumentasi dapat diartikan sebagai mengajukan alasan berupa uraian

penjelasan yang diuraikan secara jelas, berupa serangkaian pernyataan yang secara

logis berkaitan dengan pernyataan berikutnya yang disebut konklusi, untuk

memperkuat menolak suatu pendapat pendirian atau gagasan. Berkaitan tugas Hakim

maka dalam hal ini argumentasi yang dimaksud adalah argumentasi hukum, yang

berkaitan dengan asas hukum, norma hukum dan peraturan hukum konkret,serta

sistem hukum dan penemuan hukum. Suatu argumentasi bermakna, hanya dibangun

atas dasar logika,adalah suatu “conditio sine qua non” agar suatu keputusan dapat

diterima , yakni apabila didasarkan pada proses nalar, sesuai dengan sistem logika

formal yang merupakan syarat mutlak dalam berargumentasi37. Argumentasi yang

merupakan hasil ijtihad Hakim dari pada putusan itu harus dicantumkan dengan jelas

dalam pertimbangan hukumnya, dan sesuai dengan sistem penalaran hukum dalam

membuat putusan. Hakim dalam membuat argumentasi pada putusannya senantiasa

akan menggunakan logika formal dengan menarik kesimpulan dari premis mayor dan

35 Bernard Arif Sidharta. Penalaran Hukum dalam Sudut Pandang Keluarga Sistem Hukum dan

Penstudi Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000. hlm. 206. 36 Sudarsono, Kamus Hukum. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.hlm. 36 37 1Nur Iftitah Isnantiana. Op.cit. hlm 50.

Page 33: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

43

premis minor38. Selain menarik fakta atau peristiwa hukum Hakim harus

mensinergikan norma-norma hukum yang berlaku di masyarakat, baik dari hukum

positif, hukum kebiasaan dan norma-norma hukum lainnya. Sehingga putusan

tersebut akan terjadi sistematis dan logis dan apabila dibaca dapat diketahui atau

dipahami dengan jelas argumen-argumen atau alasan-alasannya.

11. Asas-asas Putusan

Dalam Pasal 178 HIR/189 RGB dan Pasal 50 UU No. 48 Tahun 2009 Tentang

Kekuasaan Kehakiman, memuat tentang asas-asas yang harus diterapkan dalam

putusan, yaitu sebagai berikut 39 :

1.Memuat Dasar alasan yang Jelas dan Rinci

Putusan yang dijatuhkan oleh Hakim harus berdasarkan pertimbangan yang

cukup dan jelas. Alasan yang dijadikan pertimbangan dapat berupa pasal-pasal

tertentu peraturan perundang-undangan, hukum kebiasaan, yurisprudensi atau

doktrin hukum. Dalam Pasal 50 UU No.48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman mengatur bahwa Putusan pengadilan selain harus memuat alasan

dan dasar putusan, juga memuat Pasal tertentu dari peraturan perundang-

undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan

dasar untuk mengadili. Untuk memenuhi kewajiban itulah Pasal 5 UU

Kekuasaan Kehakiman memerintahkan Hakim untuk menggali nilai-nilai,

38 Algra, K. van Duyvendijk. terjemah J.C.T. Simorangkir. Mula Hukum, Beberapa Bab Mengenai

Hukum dan Ilmu Hukum untuk Pendidikan Hukum dalam PengantaruIlmu Hukum, Jakarta: Bina

Cipta, 1983.hlm 65. 39 Syarif Mappiasse, Logika Hukum Pertimbangan Putusan Hakim, (Jakarta: Penerbit Prenadamedia

Group, 2015) Edisi Pertama, hlm, 48.

Page 34: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

44

mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan dalam

masyarakat.

2. Wajib mengadili seluruh bagian gugatan

Asas kedua yang digariskan oleh Pasal 178 ayat (2) HIR/Pasal 189 ayat (2)

RGB dan Pasal 50 RV adalah putusan harus secara total dan menyeluruh

memeriksa dan mengadili setiap segi gugatan yang diajukan. Tidak boleh

hanya memeriksa dan memutus sebagian saja dan mengabaikan gugatan

selebihnya. Cara mengadili yang demikian bertentangan dengan asas yang

digariskan oleh undang-undang

3. Tidak boleh mengabulkan melebihi tuntutan

Berdasarkan Pasal 178 ayat (2) HIR/Pasal 189 ayat (2) RGB dan Pasal 50 RV,

putusan tidak boleh mengabulkan melebihi tuntunan yang dikemukakan

dalam gugatan. Larangan itu disebut ultra petitum partium. Hakim yang

mengabulkan posita maupun petitum gugatan, dianggap telah melampaui

batas wewenang atau ultra vires yakni bertindak melampaui wewenangnya.

Apabila putusan mengandung ultra petitum, harus dinyatakan cacat (invalid)

meskipun hal itu dilakukan Hakim dengan itikad baik maupun sesuai dengan

kepentingan umum.

4. Diucapkan di muka umum

Persidangan dan putusan diucapkan dalam siding pengadilan yang terbuka

untuk umum atau di muka umum merupakan salah satu bagian yang tidak

terpisahkan dari asas Fair trial. Melaui asas ini, pemeriksaan persidangan

Page 35: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

45

harus berdasarkan proses yang jujur sejak awal sampai akhir. Prinsip

peradilan terbuka un tuk umum mulai dari awal pemeriksaan sampai putusan

dijatuhkan. Hal itu tentunya dikecualikan untuk perkara tertentu, misalnya

perkara perceraian. Akan tetapi walaupun dilakukan dalam persidangan

tertutup untuk umum, putusan wajib diucapkan dalam sidang yang terbuka

untuk umum. Dalam Pasal 13 ayat (2) UU Kekuasaan Kehakiman yang

berbunyi “Putusan Pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum

apabila diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum”. Berdasarkan

ketentuan tersebut, maka putusan yang tidak diucapkan di muka umum

berakibat putusan batal demi hukum.

12. Putusan Hakim atas Gugatan Cacat Formil dan Gugatan Tidak Terbukti

1. Gugatan Mengandung Cacat Formil

Dalam Pasal 123 ayat (1) HIR jo SEMA No. 4 Tahun 1996, gugatan tidak memiliki

dasar hukum, gugatan error in persona dalam bentuk diskualifikasi atau Plurium litis

consortium, mengandung cacat obscuur libel atau melanggar yuridiksi (kompetensi) absolut

atau relative dan sebagainya.40

- Jika cacat formilnya dengan alasan surat kuasa, error in persona, obscuur libel,

premature, kadaluwarsa, ne bis in idem, maka amar putusannya berbunyi :

“Menyatakan Gugatan Tidak Dapat Diterima”

- Jika cacat formilnya dengan alasan mengenai yuridiksi atau kompetensi, maka

amar putusannya berbunyi :

40 M.Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian

dan Putusan Pengadilan, Jakarta:Sinar Grafika,2009, hlm 811.

Page 36: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

46

(1) “Menyatakan Tidak Berwenang Mengadili” atau

(2) Gugatan Tidak Dapat Diterima

2. Gugatan Tidak Terbukti

Apabila penggugat tidak mampu mengajukan alat buti yang cukup memenuhi batas

minimal pembuktian atau tergugat mengajukan bukti lawan yang melumpuhkan atau

menyingkirkan eksistensi dan nilai kekuatan pembuktian yang diajukan penggugat maka

secara teknis yustisial, penggugat dianggap tidak berhasil membuktikan dalil gugatannya,

akibat hukum yang harus ditanggungnya atas kegagalan membuktikan dalil gugatannya ,

gugatannya mesti ditolak seluruhnya, maka dengan demikian amar putusannya berbunyi :

“ Menolak Gugatan Penggugat Seluruhnya”41

41 Ibid., hlm 812.

Page 37: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

47

B. HASIL PENELITIAN

1. Asal Usul Tanah

Pada awalnya Tanah beserta bangunan (rumah) diatasnya merupakan milik

warga Belanda bernama Mr.Kroes. Yang kemudian tanah tersebut dialihkan kepada

PANGDAM VII DIPONEGORO PANGKO KAMTIB JATENG & DIY, dan Mr.

Kroes kembali ke Negara Belanda. Pada tanggal 17 Mei 1972 seorang Veteran

bernama Hadikusumo mendapat surat keterangan prioritas untuk membeli tanah

berdasarkan surat perintah PANGDAM VII/DIPONEGORO PANGKO KAMTIB

JATENG & DIY. Nomor :16 /KAMDA/6/1972. Namun sejak tanggal 12 februari

1973 di non aktifkan dan dikembalikan kepada masyarakat. Pada tanggal 03 Mei

1973, Hadikusumo kembali menyewa rumah yang berada diatas tanah dengan

membayar sewa untuk tahun 1967-1972 sebesar Rp. 7200,00 ( tujuh ribu dua ratus

rupiah), dan untuk sewa tanah pada tahun 1973 sebesar. 3600,00 (tiga ribu enam ratus

ribu rupiah). Pada tanggal 24 Mei 1973 Hadikusumo menjual tanah kepada Jasmin

(Veteran). Pada tanggal 23 Februari 2002 Jasmin sebagai yang menguasai tanah

setelah Hadikusumo mewariskan Tanah tersebut kepada anaknya yang bernama Budi

Santoso (penggugat).Bagan 1. Asal Usul Tanah

Mr. Kroes (orang Belanda)

Mengalihkan tanah ke

PANGDAM

Tahun 1972 Menjual

Tanah ke

Hadikusumo

(Veteran)

Tahun 1973

Menjual

Tanah ke

Jasmin

Tahun 2002 Mewariskan Tanah ke

Budi Santoso (Penggugat)

Page 38: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

48

2. Duduk Perkara

Tanah yang menjadi objek sengketa adalah tanah P3MB (Panitia Pelaksanaan

Penguasaan Milik belanda) tanah bekas hak eigendom Verp.No 2146 seluas 172 M2

berkedudukan di Lingkungan Bandungan RT.001/RW. 007 Kecamatan Bandungan,

Kabupaten Semarang dengan batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara : LVRI Maran Bandungan

- Sebelah Timur : Sdr. Ramelan

- Sebelah Selatan : Sdr Hendro Susanto dan Sdr Slamet Hadjo

Prawito (Wr. Slamet)

- Sebelah Barat : Jalan Sukorini

Duduk perkara dalam sengketa ini bermula dari Hadikusumo menjual tanah

tersebut kepada Jasmin (Veteran dan ayah Penggugat) pada tanggal 24 Mei 1973,

dengan harga Rp. 55.400,00 (lima puluh lima ribu empat ratus rupiah). Hadikusumo

memberikan kuasa ke Jasmin untuk menyelesaikan pengurusan sertifikat dan

peralihan hak balik nama. Pada tanggal 15 April 1951 Jasmin melangsungkan

perkawinan dengan E. Ngateni dan memiliki 7 orang anak. Pada tanggal 24 April

Jasmin meninggal Dunia. Dengan meninggalnya Jasmin pihak yang menguasai tanah,

ia mewariskan tanah tersebut kepada Budi Santoso Religius (Penggugat) pada

tanggal 23 Februari 2002 dan telah disepakati oleh ahli waris lainnya. Tanah tersebut

telah beralih kepada Budi Santoso Religius (Penggugat) dengan proses pewarisan dari

Jasmin kepada Budi Santoso Religius (Penggugat). Disaat Hadikusumo menempati

rumah tersebut, telah berdiri pula kios-kios diatasnya. Kios-kios ini berdiri pada

tahun1972 dan dikuasai oleh para Veteran. Pada Tanggal 5 Juli 1977 terjadi Jual beli

kios antara Orang tua Bagus Arya (Tergugat I) dengan Sunarto (Veteran). Jual beli

kios terjadi pula pada tahun 1999 antara Hadiyitno selaku Sekretaris Veteran dengan

Page 39: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

49

Alm.Sinah Selaku istri dari Yitno Sukoyo (Tergugat 2). Budi Santoso (Penggugat)

merasa dirugikan oleh Para Tergugat karena sejak bulan Desember 2000 Para

Tergugat masih menguasai dan menempati kios-kios yang berdiri diatas rumah,

sehingga Penggugat tidak dapat menikmati dan menguasai seluruhnya (kios-kios

diatas rumah) dan mendalilkan bahwa tergugat telah melakukan perbuatan melawan

hukum. Dari penjelasan diatas diketahui bahwa diatas tanah tersebut terdapat 2 objek

berupa rumah dan Kios-kios, rumah berada di lantai 1 dan Kios-kios berada di lantai

2. Rumah yang berada di lantai 1 dikuasai oleh Penggugat (Budi Santoso) ,sementara

kios-kios yang berada di lantai 2 dikuasai oleh Tergugat 1 (Bagus Arya) dan Tergugat

2 (Yitno Sukoyo). Dimana Penggugat (BS) tidak bisa menguasai kios-kios diatas

rumah dengan alasan Para tergugat masih menempatinya sejak Penggugat (BS) mulai

menempati rumah tersebut sekitar tahun 2001 hingga saat ini. Penggugat (BS)

mendalilkan bahwa ia yang berhak atas tanah dan mempunyai bukti-bukti formil atas

tanah tersebut, selain itu Penggugat (BS) sedang dalam pengurusan permohonan atas

tanah sehingga menurut Penggugat rumah dan kios-kios diatasnya adalah hak nya

karena pada tanah tersebut terdapat 2 objek yang berdiri diatasnya yaitu rumah dan

kios-kios. Sementara di sisi lain Para Tergugat yakni Tergugat 1 (Bagus Arya) dan

Tergugat 2 (Yitno Sukoyo) sudah menempati kios-kios diatas rumah sejak lama.

Tergugat 1(BA) menempati kios sejak tahun 1977 dan Tergugat 2(YS) menempati

kios sejak 1973. Menurut Para Tergugat, mereka mempunyai hak atas kios-kios

diatas rumah atas dasar jual beli kios, dan menempatinya secara fisik. Selain itu Para

Tergugat mempunyai bukti berupa setoran pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

atas kios-kios.

Page 40: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

50

Kios BA (Tergugat 1)

Tahun 1977

Bagan 2. Duduk Perkara

Agar Pembaca lebih memahami, penulis sajikan dalam bentuk gambar :

Lantai 1

Lantai 2

Tanah bekas Hak Asing

Keterangan : Bangunan dan Kios berdiri diatas Tanah dengan alas Bekas Hak Asing .

Kios BA (Tergugat 1) dan Kios YS (Tergugat 2) berada diatas Bangunan BS

(Penggugat).

(1973) terdapat Kios-kios

yang berada

diatas rumah

yang dikuasai oleh Veteran bernama

Darmanto dan

Sunarto

Terjadi peralihan jual beli kios antara

Darmanto kepada Sinah ( Istri Tergugat 2

Yitno Sukoyo : YS ) dan Sunarto

kepadaTrimo ( ayah Tergugat 1 Bagus Arya

: BA)

Para Tergugat 1 (BA) dan Tergugat 2

(YS) menguasai kios-kios diatas Rumah

sampai sekarang

1972 Hadikusumo

mendapat Surat

Keterangan Prioritas dari

PANGDAM untuk

membeli tanah

1973 Hadikusumo menjual Tanah kepada

Jasmin (ayah Penggugat (Budi Santoso)

Tahun 2002

diwariskan

kepada Budi

Santoso

(Penggugat)

Sehingga BS

(Penggugat) mendalilkan

bahwa Para Tergugat

melakukan perbuatan

hukum dan

menyebabkan kerugian

karena Penggugat (BS)

tidak bisa menikmati

objek sengketa secara

menyeluruh.

Rumah

(Ditempati oleh BS (Penggugat) Tahun 2001

Kios YS (Tergugat 2)

Tahun 1973

Page 41: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

51

3. Dalil Penggugat (Budi Santoso)

a. Penggugat (BS) mendalilkan bahwa ia berhak atas tanah dengan bukti formil

berupa surat keterangan prioritas untuk membeli tanah pemerintah

berdasarkan surat perintah PANGDAM yang diberikan kepada Hadikusumo

b. Hadikusumo menyewa rumah tanah P.3.M.B bekas R.v.E. Verp. No. 2146 ,

dan membayar sewa rumah untuk tahun 1967 -1972 sebesar Rp. 7200 dan

sewa rumah dan tanah pada tahun 1973 sebesar Rp 3600 tanggal 03 mei

1973

c. Berdasarkan surat ketetapan iuran pembangunan daerah Desa Bandungan,

Kecamatan Ambarawa, Jenis Tanah adalah leter D dengan Luas : 0,020 ha.

Atas nama wajib bayar : R.M.A Hadikusumo

d. Pada tanggal 07 maret 1974, Hadikusumo telah mengajukan permohonan

kepada P.3.M.B bekas R.v.E Verp. No. 2146 di Bandungan, Ambarawa

seluas 198 M2 Provinsi Jateng. d/a Direktorat Agraria di Semarang.

e. Bukti formil dari pihak penggugat adalah R.M.A Hadikusumo, menjual

tanah kepada Jasmin ( Ayah Penggungat sebagai yang menguasai Tanah

kedua setelah Hadikusumo melalui proses jual beli dengan Hadikusumo)

dengan Harga Rp 55.400,00 pembayaran angsuran Tanah bekas R.v.E Verp.

No. 2146 di Bandungan Ambarawa seluas 198 M2,setelah menjualnya

Hadikusumo, memberikan kuasa kepada Jasmin untuk mengurus dan

menyelesaikan pengurusan sertifikat dan peralihan hak balik nama dari

pemberi kuasa kepada penerima kuasa, tahun 1974

f. Sesuai dengan Surat Keterangan Waris yang dikeluarkan oleh Kepala Desa

Bandungan, Kecamatan Ambarawa pada tanggal 23 Februari 2002, dan Ahli

waris sepakat untuk memberikan Kepada Budi Santoso Religius ( Penggugat

dan/atau pihak yang menguasai tanah ketiga setelah Jasmin melalui proses

pewarisan)

g. Desember tahun 2000 Para tergugat telah menguasai dan menempati kios-

kios yang berada diatas rumah. Perbuatan yang dilakukan para tergugat

tersebut adalah perbuatan melawan hukum dan menyebabkan kerugian bagi

Page 42: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

52

Penggugat karena Penggugat Tidak bisa menikmati dan menguasai objek

sengketa tersebut sejak desember tahun 2000.

4. Aspek Alat Bukti

a. Bukti Surat dari Pihak Penggugat

Untuk menguatkan dalil gugatannya Penggugat mengajukan bukti- bukti surat

sebagai berikut :

Penggugat (Budi Santoso yang selanjutnya disingkat BS) mendalilkan

mempunyai alas hak atas tanah dari Ayahnya yang bernama Jasmin karena proses

pewarisan. Jasmin mendapat tanah yang menjadi objek sengketa atas dasar Jual beli

dengan Hadikusumo (Veteran). Hadikusumo (Veteran) mendapat Surat Keterangan

Priotitas dari PANDAM untuk membeli tanah yang menjadi objek sengketa. Karena

sebelumnya Tanah yang menjadi objek sengketa adalah milik orang Belanda bernama

Mr. Kroes yang kemudian dialihkan ke PANGDAM. Berikut bukti-bukti surat yang

diajukan penggugat dalam persidangan yang akan sekaligus penulis analisis :

1. Surat Keterangan Prioritas untuk membeli tanah pemerintah berdasarkan

surat Perintah PANGDAM VII/DIPONEGORO PANGKO KAMTIB

JATENG & DIY Nomor : 16 /KAMDA/6/1972. Tanggal 4 Juni 1972.

Surat Keterangan Prioritas tidak memberikan alas hak untuk menjadi bukti

bahwa Seseorang memiliki tanah. Tanah yang menjadi objek sengketa merupakan

Tanah bekas Hak Eigendom yang berarti telah melekat Hak Barat pada tanah

tersebut. Seharusnya terhadap Tanah tersebut dilakukan konversi bukan melalui jual

beli. Selain itu tidak ada surat bukti bahwa Hadikusumo memang benar nyata

membeli tanah tersebut. Hal ini diperkuat lagi dengan bukti.

Page 43: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

53

2. Tanggal 14 Mei 1973 Hadikusumo membayar sewa rumah/tanah P.3.M.B

untuk tahun 1967-1972, dan membayar Iuran Pembangunan Daerah atas

tanah tersebut.

Dari bukti diatas mengambarkan bahwa Hadikusumo telah menyewa

tanah/rumah yang menjadi objek sengketa, jika Hadikusumo benar telah membeli

tanah, seharusnya ia tidak dalam status menyewa tanah. Ini artinya tanah tersebut

pada saat itu masih berstatus Hak Eigendom dan belum dikonversi. Serta

Hadikusumo menguasai tanah dengan status sewa.

3. Tanggal 24 Mei 1973 Hadikusumo menjual tanah kepada Jasmin, dan bukti

kwitansi angsuran pembayaran tanah dari Jasmin ke Hadikusumo.

Hadikusumo yang tidak memiliki bukti alas hak atas tanah, justru menjual

tanah tersebut kepada pihak lain. Disinilah letak ketidaksahannya jual beli tanah

antara Hadikusumo dengan Jasmin karena Hadikusumo tidak memiliki alas hak untuk

menjual atau membeli tanah.

4. Tanggal 7 maret 1974, Hadikusumo telah mengajukan permohonan kepada

P.3.M.B atas tanah bekas R.v.E Verp.

Hadikusumo lebih dulu menjual tanah sebelum dimohonkan, ini menunjukan

bahwa Tanah tersebut memang masih bekas Hak barat yang seharusnya dikonversi

menjadi hak atas tanah menurut UUPA, bukan menjual belikan tanah tersebut.

5. Tahun 1974 Hadikusumo juga memberikan kuasa kepada Jasmin untuk

mengurus dan menyelesaikan pengurusan dan sertifikat dan perlaihan hak

balik nama.

Namun proses pengurusan sertifikat pada faktanya belum terselesaikan, Pihak

Penggugat tidak bisa membuktikan bahwa pengurusan sertifikat tersebut sudah

terselesaikan. Dari bukti diatas membuktikan bahwa tanah tersebut masih berstatus

hak barat.

Page 44: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

54

6. Asli dan fotokopi dari Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi

Jawa Tengah, Perihal Permohonan atas Tanah dari Pihak Penggugat (Budi

Santoso) dengan Surat Keterangan Nomor :0457/10-33.360/I/2012, tanggal

28 januari 2012

Meski Pihak penggugat (BS) telah mengajukan permohonan atas tanah ke BPN

, belum menjadikan dasar kuat bahwa Penggugat (BS)yang berhak atas tanah dan

menyatakan bahwa Penggugat (BS) mempunyai alas hak atas tanah. Karena

permohonan atas tanah dapat Dibatalkan apabila terdapat cacat administratif. Hal ini

diatur dalam Pasal 1 angka 4 Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1999, bahwa

yang dimaksud pembatalan hak atas tanah adalah pembatalan keputusan pemberian

hak atas tanah karena keputusan tersebut mengandung cacat hukum administrasi

dalam penerbitannya atau untuk melaksanakan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap. Yang dimaksud cacat hukum administrative

adalah adanya :

1.Kesalahan Prosedur

2. Kesalahan penerapan Undang-undang

3.Kesalahan subyek hak

4.Kesalahan objek hak

5.Kesalahan jenis hak

6.Kesalahan perhitungan luas

7.Terdapat tumpeng tindih hak atas tanah

8.Data yuridis dan fisik yang tidak benar

9.Kesalahan lain yang bersifat administrative

Menurut pendapat penulis letak cacat administrative dari pihak Penggugat

(BS) terletak pada Data Yuridis, karena secara hukum Penggugat (BS) tidak memiliki

alas hak atas tanah.

7.Fotokopi dari kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa

Tengah Perihal Permohonan Atas Tanah dengan Surat Keterangan a.n. PIETER

KROES Wn. Belanda, Nomor : W13.Fa-GR.04.01.625, tanggal 19 maret 2013

Page 45: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

55

Surat mengenai permohonan atas tanah dengan surat keterangan Tanah

a.n Pieter Kroes ,membuktikan bahwa tanah tersebut masih atas nama warga

Belanda benama Mr.Kroes, dan bukan Hadikusumo ataupun PANGDAM, maka

masih melekat Hak barat pada tanah tersebut. Maka menurut Penulis

Hadikusumo bukan pemilik tanah yang menjadi objek sengketa, karena belum

adanya bukti konversi atas tanah dan saat Penggugat (BS) mengajukan

permohonan atas tanah, masih tertera atas nama PIETER KROES. Dari

penafsiran penulis terhadap bukti surat yang diajukan Penggugat diatas dapat

diketahui bahwa tidak adanya alas hak yang dimiliki oleh Penggugat (BS),

Bahwa surat keterangan prioritas bukan merupakan bukti kepemilikan atas tanah,

maka sejak awal Hadikusumo tidak mempunyai alas hak untuk memiliki tanah.

Dibuktikan lagi dengan bukti bahwa Hadikusumo menempati rumah diatas tanah

tersebut dengan dasar sewa dan membayar IPEDA,ini menunjukan bahwa

Hadikusumo bukanlah pemilik atas tanah tersebut.

b. Bukti Saksi dari Pihak Penggugat.

Untuk menguatkan dalil gugatannya tersebut Penggugat mengajukan bukti-bukti

saksi sebagai berikut :

1. Saksi Sunarto (Veteran)

Saksi menerangkan bahwa ia mengontrak kios yang sekarang ditempati oleh

Tergugat 1. Saksi menerima Rp. 225.000,00 dari Trimo (ayah tergugat 1) sebagai

ganti rugi kios. Saksi mengontrak kios dengan membayar kas Rp 2000,- ke

Darmanto Selaku Veteran, Sunarto pada saat itu mendapat informasi dari

Darmanto (Veteran) bahwa siapapun boleh memakai kios dengan mengisi kas Rp.

Page 46: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

56

2000. Saksi Mengontrak tahun 1977-1979 dan saat menempati kios tidak ada

surat perjanjian hanya lisan saja ke Darmanto Veteran), Begitu Juga dengan

Trimo (ayah Tergugat 1(Bagus Arya) juga mengontrak kios secara lisan kepada

Darmanto (Veteran). Menurut Keterangan Saksi, Saksi merasa tidak menjual

kios, saksi juga mengetahui asal-usul tanah hanya saja saksi pada saat itu

mendapat informasi bahwa tanah tersebut milik Jasmin. Saat Saksi menempati

Kios, rumah sudah dimanfaatkan sebagai kantor Veteran. Menurut keterangan

saksi didepan kios terdapat tanah DPU dengan ukuran 3 meter.

Bagan 3. Keterangan Saksi Sunarto untuk (Bagus Arya/BA) mengenai kios

Tergugat 1

1977Mengontrak Kios dari Darmanto (Veteran) secara lisan

Sunarto

2. Saksi Sriyati

Saksi mengontrak kios ke Ngateni (ibu dari Penggugat) pada tahun 1999.

Saksi Sriyati mengontrak kios selama 3 periode, dimana 1 periode berlaku untuk 5

Tahun ,maka Sriyati mengontrak kios selama 15 tahun sejak 1999-2014. Harga

sewa/kontrak periode 1 sebesar Rp. 3000.000,- ,kemudian naik Rp. 5000.000,- dan

periode terakhir Rp. 7000.000,-. Saat mengontrak Sriyati membayar ke Ngateni,

Mengalihkan kios ke Trimo (Ayah BA Tergugat 1) dengan

menerima ganti rugi sebesar

Rp. 225.000,-

Sunarto tidak tahu asal-usul tanah, hanya mendapat informasi

bahwa Tanah tersebut milik Jasmin

Saat mengontrak kios, rumah dibawah kios dimanfaatkan Para

Veteran sebagai Markas/Kantor Veteran

Didepan kios terdapat Tanah DPU dengan ukuran 3 meter

Page 47: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

57

namun setelah Ngateni meninggal tahun 2006 , pembayaran kios dilakukan ke Ning

anak dari Ngateni. Saat saksi kontrak/sewa Kios sudah berbentuk bangunan. Saksi

juga menerangkan bahwa rumah diatas tanah bekas hak asing (objek sengketa)

terdapat mushola, kamar mandi, dan dapur. Rumah diatas tanah bekas hak asing

tersebut dikuasai oleh Budi Santoso (Penggugat). Saksi tidak mengetahui tentang

adanya sengketa tanah. Saksi tidak mengetahui tentang kios Sinah (Alm. Istri Yitno

Sukoyo Tergugat 2) dan Kotin(Bagus Arya Tergugat 1). Pada bukti P-23 tentang

Surat Pernyataan dari Saksi yang menerangkan bahwa Saksi mengontrak kios ke

Jasmin untuk menjalankan usaha, dan dalam surat tersebut terdapat tanda tangan

saksi, namun bukan tulisan saksi.

Bagan 4. Keterangan Saksi Sriyati mengenai kontrak kios dengan Ngateni (Ibu

Budi Santoso (BS): Penggugat)

Sriyati

3. Saksi Sukrisno Siswo Utomo

Saksi menerangkan bahwa Tanah yang menjadi sengketa adalah milik orang

Belanda bernama Mr.Kroes. Setelah Mr.Kroes pergi Rumah tersebut ditempati oleh

Mengontrak Kios dari Ngateni (Ibu BS) tahun 1994 – 2014.

Kontrak kios dilakukan selama 3 Periode dimana 1 periode selama

5 Tahun

Periode 1 Rp. 3000.000,- , Periode 2 Rp. 5000.000,- ,Periode 3

Rp. 7000.000,-

Orang yang menempati Rumah adalah Budi Santoso (Penggugat)

Mengontrak kios dengan Jasmin guna menjalankan usaha

Saksi tidak mengetahui tentang sengketa Tanah dan Saksi juga

tidak mengetahui tentang Kios Kotin dan Sinah

Page 48: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

58

Supardi (Veteran) beberapa waktu kemudian setelah Supardi pergi didepan Rumah

terdapat Plang Biru bertuliskan “ Tanah Milik Sersan Jasmin”. Setelah Supardi pergi

rumah kosong selama 5 Tahun lalu ditempati Haryono (Veteran) dan Saksi pun tidak

tahu atas dasar apa Haryono menempati rumah tersebut, hanya saksi pernah

dilihatkan Surat Kontrak Haryono ke Jasmin. Menurut keterangan saksi, tahun 1978

Haryono pergi dan rumah tersebut dipinjam ke RT untuk Pos kampling. Tahun 1979

Rumah tersebut digunakan untuk Kantor Veteran. Saksi mengetahui bahwa Jasmin

memiliki Istri bernama Ngateni dan mempunyai 7 orang anak. Saksi menerangkan

bahwa Jasmin tidak pernah menempati bangunan diatas tanah bekas hak asing yang

menjadi objek sengketa. Jasmin tinggal rumah yang dekat dengan bangunan tersebut.

Menurut saksi yang pernah menempati adalah anak dari Jasmin yaitu Budi Santoso

(Penggugat), dan yang saksi tahu bahwa Budi Santoso menempati sekitar 15 Tahun

hingga sekarang dan saksi tidak mengetahui atas dasar apa Budi Santoso (Penggugat)

menempati bangunan diatas tanah bekas hak asing tersebut. Saksi mengetahui bahwa

diatas bangunan terdapat kios-kios yang ditempati oleh Sunarto (Veteran) dan

Sukoyo (Suami Sinah), Sunarto dan Sinah sudah meninggal dan yang menempati kios

Sunarto adalah Trimo(ayah Bagus Arya) dan sekarang ditempati oleh Bagus Arya

(Tergugat 1). Saksi tidak mengetahui siapa yang mengecor bangunan tersebut

sehingga terdapat kios-kios diatasnya, karena sepengetahuan saksi bahwa dari dulu

sudah terdapat kios-kios. diatas bangunan. Saksi mengetahui tentang bukti P-11

mengenai Berita Acara Hasil Musyawarah dan Mufakat Penyelesaian Masalah

Sengketa Tanah Bekas RVE Verponding No. 2146.

Page 49: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

59

Bagan 5. Keterangan Saksi Sukrisno tentang pihak-pihak yang pernah

menempati bangunan (objek sengketa)

Sukrisno

Pembuktian penguasaan atas tanah dapat pula dibuktikan dengan keterangan

saksi, seperti yang telah diatur dalam Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 24

Tahun 1997 yang mengatur hak atas tanah yang berasal dari konversi hak-hak lama

dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai adanya hak tersebut berupa bukti-bukti

tertulis dan keterangan saksi.

Awalnya Tanah Milik Mr. kroes (orang Belanda) kemudian Pergi

Setelah Mr.kroes pergi bangunan diatas tanah ditempati oleh Supardi

(Veteran) atas dasar apa Saksi tidak tahu, setelah Supardi pergi

didepan bangunan terdapat plang biru bertuliskan “Tanah ini Milik

Sersan Jasmin”

Bangunan kosong selama 5 Tahun, tahun lalu ditempati oleh

Haryono (Veteran) dengan dasar Kontrak ke Jasmin

Tahun 1978 Haryono pergi, bangunan dimanfaatkan untuk Pos

Kampling

Tahun 1979 dimanfaatkan Para Veteran untuk Kantor Veteran

Sekitar 15 tahun Budi Santoso (Penggugat menempati Bangunan

Kios-kios ditempati oleh Kotin (Bagus Arya) atas dasar Kontrak

antara Sunarto dengan Trimo (ayah BA) dan Kios Sinah atas dasar

Kontrak antara Darmanto dengan Sinah (Yitno Sukoyo)

Mengetahui Berita Acara Hasil Musyawarah dan Mufakat

Penyelesaian Masalah Sengketa Tanah Bekas RVE Verponding No.

2146.

Page 50: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

60

Dari ketentuan tersebut menjelaskan bahwa pembuktian hak atas tanah yang

berasal dari hak-hak lama selain dibuktikan dari bukti tertulis, harus dibuktikan juga

dengan keterangan saksi-saksi, Pihak Penggugat (BS) mengajukan 3 saksi yang

bernama Sriyati, Sunarto dan Sukrisno. Dari ketiganya menerangkan bahwa Tanah

tersebut milik Jasmin atas dasar :

a. Saksi Sunarto tidak mengetahui asal-usul tanah hanya saja saksi pada saat itu

mendapat informasi bahwa tanah tersebut milik Jasmin. Tidak mengetahui

bukti-bukti atas dasar apa tanah tersebut menjadi milik Jasmin.

b. Saksi Sukrisno mengetahui bahwa tanah itu milik Jasmin dengan alasan

pernah melihat Plang bertuliskan “ Tanah ini Milik Sersan Yasmin” namun

menurut keterangan saksi Jasmin tidak pernah tinggal di rumah tersebut,

justru pihak lain yaitu Supardi, Haryono kemudian dipakai untuk Pos Hansip

dan terakhir dipakai untuk Kantor Veteran. Namun Saksi Sukrino juga

mengetahui tentang kios-kios diatas rumah yang ditempati oleh Para

Tergugat,dan mengetahui dasar Para Tergugat menempatinya. Saksi juga

tidak mengetahui dasar Penggugat menempati rumah diatas tanah yang

menjadi objek sengketa. Penggugat (BS) menempati sekitar 15 tahun.

c. Saksi Sriyati hanya memberikan keterangan mengenai kontrak kios dengan

Jasmin dan Ngateni, Ia mengontrak kios didekat Tanah yang menjadi objek

sengketa. Saksi Sriyati tidak mengetahui mengenai sengketa Tanah, Ia hanya

menerangkan yang menempati rumah diatas tanah adalah Penggugat atas

dasar apa Sriyati tidak mengetahui.

Page 51: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

61

Dari Ketiga saksi yang dihadirkan oleh Penggugat, diketahui bahwa :

1. Pada tahun 1979 bangunan diatas tanah sengketa dipakai oleh para

Veteran untuk Markas,

2. Tidak ada yang tahu pasti tentang dasar Penggugat menempati bangunan

tersebut.

3. Saksi Sukrisno juga memberikan keterangan bahwa Jasmin (ayah

Penggugat) tidak pernah menempati rumah tersebut, yang pernah

menempati adalah anak dari Jasmin yaitu Budi Santoso selaku Penggugat

sekitar 15 Tahun.

Dari keterangan ketiga saksi yang dihadirkan oleh Penggugat (BS) tidak ada

satupun yang mengetahui atas dasar apa Jasmin (ayah Penggugat (BS) bisa memiliki

hak atas Tanah dan rumah, dan tidak mengetahui adanya transaksi jual beli tanah.

Para Saksi juga mengatakan bahwa setelah Mr. Kroes pergi Rumah di tanah yang

menjadi objek sengketa dimanfaatkan oleh Para Veteran sebagi Markas. Bahkan

Jasmin (ayah Penggugat (BS) tidak pernah menempati rumah tersebut. Hal inilah

yang menjadi kelemahan dari Pihak Penggugat (BS) karena pada faktanya Jasmin

(ayah Penggugat BS) tidak pernah menempati rumah tersebut. Menurut Keterangan

Saksi pula Penggugat (BS) mulai menempati rumah sekitar Tahun 2000, maka sekitar

17 Tahun Penggugat menempati rumah tersebut, Dalam Pasal 24 ayat (2) PP No 24

Tahun 1997 mengatur bahwa penguasaan atas tanah dapat dibuktikan dengan

penguasaan fisik selama 20 tahun berturut-turut. Namun pada faktanya Penggugat

(BS) baru menempati Rumah tersebut selama 17 Tahun. Maka secara hukum,

penguasaan fisik atas Tanah oleh Penggugat (BS) belum terpenuhi.

Page 52: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

62

5.Jawaban Tergugat

Atas dalil gugatan yang diajukan oleh Pihak Penggugat, Para Tergugat dan Turut

Tergugat menanggapinya sebagai berikut :

a. Menurut Para Tergugat Tanah tersebut merupakan Tanah bekas Hak asing

yang harus di Konversi. kedalam hak atas tanah berdasarkan Undang-

undang Pokok Agraria tahun 1960 jo. Pasal 1 Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor : 3 Tahun 1979 tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai

Permohonan dan Pemberian Hak Baru Atas Tanah asal Konversi Hak-Hak

Barat diatur sebagai berikut :

“Tanah Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai asal

Konversi Hak Barat yang menurut Ketentuan Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1980 berlakhir masa berlakunya, selambat-lambatnya pada tanggal 24

September 1980, pada saaat berakhirnya hak yang bersangkutan menjadi

tanah yang dikuasai oleh Negara dan diselesaikan menurut ketentuan-

ketentuan dalan Keputusan Presiden Nomor 32 tahun 1979 dan Peraturan

ini”.

b. Pada faktanya sampai sekarang tanah sengketa tersebut tidak pernah

dikonversi menjadi hak atas tanah menurut UUPA, maka secara hukum,

tanah sengketa tersebut adalah Tanah Negara.

c. Berdasarkan ketentuan diatas maka dalam perkara a quo menurut pendapat

tergugat surat perintah PANGDAM VII DIPONEGORO tersebut tidak

memiliki alas hukum untuk menjual atau memberi prioritas untuk membeli

tanpa sengketa karena tanah sengketa telah berubah ,menjadi Tanah Negara

yang akibatnya terhadap Tanah Negara tersebut haruslah diajukan

permohonan hak atas tanah kepada Negara bukan jual beli. Surat ketetapan

iuran Pembangunan Daerah bukanlah bukti kepemilikan tanah. Demikian

pula Para Tergugat juga telah membayar pajak sejak tahun 1972 sampai

d. Para tergugat telah membeli bangunan di atas tanah bekas hak asing (R.v.E.

Verp) yang sekarang Tanah Negara pada tahun 1972 berdasarkan Surat

Perjanjian Jual Beli Tanggal 5 Juni 1977 yang dilakukan dihadapan Kepala

Page 53: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

63

Desa Bandungan secara terang tunai sehingga sah menurut hukum yang

berlaku secara adat.

e. Para Tergugat menyatakan penguasaan atas tanah dapat didasarkan pada

penguasaan fisik seperti yang tercantum dalam Pasal 24 Ayat (2) Peraturan

Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran Tanah diatur

sebagai berikut : “Dalam Hal tidak atau tidak lagi bersedia secara lengkap

alat-alat pembuktian sebagaimana pada ayat (1) pembuktian hak dapat

dilakukan berdasarkan kenyataan penguasaan fisik bidang tanah yang

bersangkutan selama 20 tahun atau lebih secara berturut -turut oleh

pemohon pendaftaran dan pendahulu-pendahulunya dengan syarat :

a. Penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara

terbuka oleh yang bersangkutan sebagai yang berhak atas tanah,

serta diperkuat oleh kesaksian orang yang dapat dipercaya.

b. Penguasaan tersebut baik sebelum maupun selama pengumuman

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 tidak dipermasalahkan oleh

masyarakat hukum adat atau desa/kelurahan yang bersangkutan

ataupun pihak lainnya;

f. Legium Veteran RI anak Ranting Bandungan/ Ambarawa memanfaatkan

bangunan (objek sengketa) sebagai Markas Ranting guna tempat

pertemuan. Di sebelah barat dan utara terdapat kios-kios yang didirikan

oleh para anggota Legium Veteran dan dalam perkembangannya terdapat

pergantian kios dikarenakan proses jual beli. sejak tahun 2000 Markas

Ranting dan 1 kios didepan marka dikuasai oleh Penggugat (Budi

Santoso) dengan Dalil bahwa Penggugat mempunyai alas hak atas Tanah

dan Bangunan tersebut.

6.Aspek Alat Bukti

a. Bukti Surat dari Pihak Tergugat 1 , Tergugat 2 dan Turut Tergugat.

Untuk menguatkan jawaban atas dalil gugatan dari Penggugat, Tergugat 1, 2 dan

Turut Tergugat mengajukan bukti-bukti surat sebagai berikut :

Para Tergugat memberikan jawaban atas Dalil Penggunggat (BS) yang

menyatakan bahwa Pihak Para Tergugat melakukan perbuatan melawan Hukum

Page 54: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

64

karena menempati kios-kios diatas Rumah tanpa alas hak. Namun Para Tergugat

memberikan jawaban bahwa Tanah yang menjadi objek sengketa merupakan Tanah

Bekas Hak Eigendom yang mana harus dilakukan konversi atas Tanah tersebut

namun belum ada bukti bahwa Tanah yang menjadi objek sengketa dikonversi, maka

menurut Para Tergugat Tanah tersebut merupakan Tanah Negara. Para Tergugat juga

mengajukan bukti-bukti bahwa mereka mempunyai alas hak saat menguasai kios-kios

diatas rumah. Bukti-bukti surat yang diajukan Para Tergugat sebagai berikut :

1. Surat Perjanjian Jual Beli Kios, tanggal 5 Juni 1977 antara Sunarto

dengan Trimo (ayah Tergugat 1 : Bagus Arya)

2. Surat Keterangan Kepala Desa Bandungan, tanggal 2 April 1980

3. Surat dan Pernyataan S. Hadiyitno tanggal 20 November mengenai Jual

beli kios

Dari Pihak Tergugat 1 (BA) mempunyai bukti surat jual beli kios antara

Trimo (ayah Tergugat 1 BA) dengan Sunarto (Veteran), yang kemudian ditulis

kembali pada tahun 1980 melalui Surat Keterangan Kepala Desa Bandungan

sehingga jual beli kios dilakukan secara terang tunai sehingga sah menurut hukum

yang berlaku secara adat. Dari Pihak Tergugat 2 (YS) menerangkan bahwa tahun

1999 terjadi jual beli kios antara seorang Veteran bernama Hadiyitno kepada Alm.

Sinah Istri Tergugat 2 (YS). Dari ketiga bukti diatas menunjukan bahwa Para

Tergugat mempunyai dasar untuk menempati kios.

4. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan No

SPPT : 33.22.100.014.040-0140.0/99-01 atas nama TRIMO DJUMIATI

Tahun 1999, 2000, 2011, 2013, 2015, 2016

5. Surat Tanda Terima Setoran (STTS) PBB Tahun 1999, 2000, 2011,

2013, 2015, 2016.

6. Surat dan Pernyataan dari S. Hadiyitno Tanggal 20 November 1999

mengenai Jual Beli Kios.

7. Surat Tanda Terima Setoran STTS PBB atas nama Ny.SINAH

,No.SPPT : 33.22.101.004.040-0088.0 Tahun 2012, 2013, 2015, 2016

Page 55: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

65

8. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan atas

nama Ny.Sinah , No. SPPT : 33.22.101.004.040-0139.0, tahun 2012,

2013, 2015, 2016

Selain bukti surat Jual beli kios, para Tergugat juga menunjukan Bukti surat

berupa Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Dalam Pasal 4 ayat (1) Undang-

undang nomor 12 tahun 1985 sebagaimana diubah dengan Undang-undang nomor 12

Tahun 1994, bahwa yang menjadi subjek pajak bumi dan bangunan adalah orang atau

badan yang secara nyata mempunyai hak atas bumi, dan /atau memperoleh manfaat

atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai dan/atau memperoleh manfaat atas

bangunan. Dari ketentuan diatas menjelaskan bahwa orang yang membayar pajak

bumi dan bangunan (PBB) memiliki keterlibatan langsung dengan tanah/bangunan.

Pembayaran PBB ini menjadi dasar penguasaan atas tanah/bangunan. PBB bukan

bukti pemilikan hak atas tanah, karena bukti atas kepemilikan suatu tanah adalah

dengan adanya Sertifikat. Namun dengan adanya bukti PBB ini memberikan dasar

bahwa seseorang telah nyata memiliki penguasaan atas tanah, atau memperoleh

manfaat atas bangunan

b.Bukti Saksi dari Pihak Tergugat 1, Tergugat 2, serta Turut Tergugat

Untuk menguatkan jawaban atas dalil gugatan dari Penggugat, Tergugat 1, 2

dan Turut Tergugat mengajukan bukti-bukti saksi sebagai berikut :

1. Saksi Sugiyarti

Saksi Sugiyarti menerangkan bahwa kios diatas Rumah adalah milik Kotin

dan sebelahnya milik Sinah , dibawah kios terdapat rumah yang ditempati Budi

Santoso (Penggugat) yang dahulu milik orang Belanda bernama Mr. kroes. Menurut

keterangan saksi setelah Mr. Kroes pergi lalu rumah tersebut ditempati sebagai Pos

Page 56: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

66

Hansip dan setelahnya menjadi Kantor Veteran. Saksi memiliki kios di sebelah

Penggugat (Budi Santoso), Saksi menempati kios bersamaan dengan Penggugat (Budi

Santoso) sejak tahun 2010, Saksi mengetahui bahwa Penggugat (Budi Santoso)

menempati rumah karena ayahnya yang bernama Jasmin membeli dari Hadikusumo.

Menurut keterangan saksi Penggugat (Budi Santoso) menempati rumah sekitar tahun

2000. Saksi menerangkan bahwa pada tahun 1975 pernah ada yang mengatakan

bahwa rumah (bangunan diatas tanah bekas hak asing yang menjadi objek sengketa)

siapa saja boleh memakainya. Saksi menempati kios yang sekarang atas saran dari

Veteran dan saksi membayar kios dengan Veteran, saksi kontrak selama 5 Tahun dan

setiap tahunnya membayar 50.000,- (lima puluh ribu rupiah), jika lima tahun menjadi

Rp 250.000,- dan saksi mengontak dengan seorang Veteran bernama Darmanto.

Setelah Darmanto (Veteran) meninggal, saksi membayar dengan Hatman (Veteran),

namun Pak Hatman (Veteran) meninggal tahun 2000. Setelah itu saksi tidak dapat

menempati kios karena kunci kios dibawa oleh Penggugat dengan alasan karena

saksi tidak punya kios dan tidak boleh menempati, dan yang menempati sekarang

orang Ngasem dan Penggugat. Pada saat diusir oleh Penggugat, Penggugat berkata “

Kamu tidak punya tanah, kamu harus pergi dari sini, dan saksi juga tidak mendapat

Ganti rugi. Saksi menerangkan pula bahwa pada tahun 2000 Veteran masih

menempati bangunan tersebut dan Veteran menempatinya sekitar 10 Tahun, pada saat

itu pula di sebelah bangunan sudah ada mushola dan kamar mandi dan yang

mengelola Pak Hatman (Veteran). Saksi tidak mengetahui tentang jual beli kios dan

bukti-buktinya.

Page 57: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

67

Bagan 6. Keterangan Saksi Sugiyarti tentang pemanfaatan Bangunan dan

kontrak kios dengan Darmanto dan Hatman

Sugiyarti

2. Saksi Emi Kristina

Saksi Emi tinggal sekitar 1 Km dengan objek sengketa. Saksi menerangkan

bahwa sepengetahuan saksi, tanah yang menjadi sengketa adalah milik Veteran.

Saksi memiliki kios yang bersebelahan dengan Kios Kotin (Tergugat 1 : Bagus

Arya), saksi mengontrak kios pada tahun 1973 dan membangun kios Bersama Trimo

(ayah Tergugat 1: Bagus Arya) pada Tahun 1973, tanah disekitar kios masih kosong

dan belum ada yang menempati. Saksi membangun kios atas saran dari Sadiyem

(Veteran). Saksi mengontrak 5 Tahun dengan membayar Rp 450.000,- , namun pada

suatu waktu saksi tidak memiliki uang untuk membayar sewa kios, kemudian

Tanah dan Rumah awalnya milik orang Belanda bernama

Mr.Kroes

Setelah Mr. Kroes pergi, Rumah tersebut dimanfaatkan untuk Pos

Hansip, kemudian Kantor Veteran.

Tahun 1975, saksi mendengar bahwa rumah tersebut boleh

dipakai siapa saja

Mengontrak kios dari Darmanto (Veteran), setelah Darmanto

meninggal, pembayaran kios ke Hatman (Veteran)

Kios-Kios ditempati oleh Bagus Arya Tergugat 1 dan Sinah

(Alm. Istri Yitno Sukoyo Tergugat2) namun tidak mengetahui

tentang bukti jual beli kios

Bangunan di bawah kios Kotin dan Sinah ditempati oleh

Penggugat sekitar tahun 2000

Tahun 2000 masih ada beberapa Veteran yang menempati rumah

Saksi tidak bisa menempati kios , karena kunci kios diambil oleh

Penggugat dan kios tersebut disewakan kepada Pihak lain.

Tahun 2000 Veteran masih menempati bangunan tersebut,

Page 58: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

68

dilimpahkan kepada Sinah, dan Sinah pergi ke Darmanto (Veteran) untuk sewa kios

yang sebelumnya ditempati oleh Saksi Emi. Sinah Memberikan Saksi uang Rp

25.000,- untuk pulang ke Semarang. Menurut keterangan Saksi Pak Darmanto

(Veteran) meminta uang atas dasar bahwa beliau yang mengurus tanah Veteran.

Sepengetahuan saksi Darmanto (Veteran) meminta uang sewa kios atas dasar ia yang

mengurus tanah Veteran, dan beliau juga berkata bahwa siapapun yang ingin

membangun kios diharuskan membayar dengan beliau. Sekitar Tahun 1975 Saksi

kembali ke Bandungan dan diberi ijin oleh Agus Budiman untuk berjualan hingga

saat ini.

Bagan 7. Keterangan Saksi Emi Kristina tentang asal usul kios yang dikuasai

oleh Sinah (Istri Yitno Sukoyo (YS) : Tergugat 2)

Mengontrak Kios ke

Darmanto (Veteran)

Emi Kristina

Tahun 1973 Mengalihkan Kontrak kios ke Sinah (YS) atas ijin

Darmanto

Tanah tersebut merupakan milik Veteran

Kios miliknya berdekatan dengan Trimo (ayah Kotin (Bagus

Arya Tergugat 1))

Saksi mengontrak atas saran dari Veteran bernama Sadiyem

Mengontrak 5 Tahun dengan sewa sebesar Rp. 450.000,- karena

tidak sanggup membayar maka dialihkan ke Sinah (Istri YS

Tergugat 2)

Saksi membayar sewa kepada Darmanto karena beliau yang

mengurus tanah Veteran

Tahun 1975 kembali ke Bandungan dan kembali Menjalankan

usaha.

Page 59: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

69

Keterangan Saksi dari Pihak Turut Tergugat

1. Gatot Kustanto

Saksi adalah seorang staf di Kelurahan Bandungan. Saksi menerangkan

bahwa ia tidak mengetahui mengenai asal-usul tanah , Sepengetahuan saksi bahwa

tanah yang menjadi objek sengketa adalah peninggalan orang Belanda bernama Mr.

Kroes. Sepengetahuan saksi bangunan yang menjadi objek sengketa ditempati oleh

Penggugat dan para Tergugat. Bagian atas bangunan adalah kios Bagus Arya

(Tergugat 1) dan Kios Sinah (Istri Yitno Sukoyo : Tergugat 2) sedangkan bagian

bawah ditempati oleh Budi Santoso (penggugat). Saksi menerangkan pula bahwa

bangunan sempat dikuasai oleh warga dan yang menempati pertama kali adalah

seorang Veteran bernama Darmanto (Veteran) dan Suratman. Saksi tidak

mengetahui asal usul Penggugat menempati bangunan, sepengetahuan saksi

Penggugat menempati sekitar tahun 2001. Sebelumnya juga telah ditempati oleh

Ramelan (Veteran), Kusdarmanto (Veteran) dan Suherman (Suherman), karena

Ramelan, Kusdarmanto, dan Suherman sudah meninggal dunia maka disekitar

bangunan dibangun sebuah kamar mandi. Saksi tidak mengetahui mengenai sewa

menyewa kios , saksi hanya mengetahui tentang pembayaran Pajak. Pajak sewa kios

atas nama Trimo (ayah Tergugat 1 (BAgus Arya), Sinah (alm. Istri Yitno Sukoyo

Tergugat 2) dan Bagus Arya (Tergugat 1). SPPT dibayar sejak tahun 1993 atas tanah

no 141 milik Veteran. Dahulu terdapat pajak atas Tanah Veteran namun tahun 2016-

2017 tidak keluar. Saksi juga mengetahui bahwa ayah Penggugat bernama Jasmin,

Jasmin tidak tinggal di Rumah yang berada ditanah bekas hak asing namun di dekat

indomaret, sedikit jauh dari tanah sengketa. Saksi menerangkan pula bahwa Tanah

Page 60: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

70

no 137 dan 138 yang menempati Bagus Arya dan Sinah, dan dibawahnya ada sebuah

kamar mandi. Menurut keterangan saksi, Tanah sengketa tidak tercatat di buku C

desa karena merupakan tanah sengketa, dan terdapat tanah milik DPU sekitar 3

meter di depan bangunan. Saksi juga menerangkan bahwa pihak BPN (Badan

Pertanahan Nasional) pernah mengukur bangunan tersebut untuk sertifikat namun

dari Aset Daerah Pengukuran Milik belanda. Mengenai sengketa ini pernah diadakan

mediasi namun tidak menemukan solusinya, dan saksi pun tidak mengetahui hasil

dari mediasi tersebut.

Bagan 8. Keterangan Saksi Gatot tentang Pihak-pihak yang pernah menempati

Bangunan

Gatot

(Staf Kelurahan

Bandungan)

Tanah dan bangunan merupakan peninggalan Belanda

bernama Mr. Kroes

Diatas tanah terdapat 2 bangunan, Bangunan bawah

dikuasai oleh Penggugat (Budi Santoso), dan Kios-kios

diatas Bangunan dikuasai oleh Para Tergugat (Bagus Arya

dn Yitno Sukoyo)

Pernah dikuasai warga , setelahnya ditempati oleh Para

Veteran yaitu Darmanto, Suratman, Suherman, Ramelan dan

Kusdarmanto

Pembayaran SPPT atas nama Trimo (ayah Tergugat 1 Bagus

Arya) dan Sinah ( Alm. Istri Yitno Sukoyo Tergugat 2)

Tahun 2001 Penggugat (Budi Santoso) menguasai

Bangunan diatas Tanah bekas hak asing,atas dasar anak dari

Jasmin

Pernah diadakan Mediasi namun tidak menemukan solusi

Tanah tersebut tidak tercatat dalam buku C desa

Pihak BPN pernah mengukur bangunan tersebut untuk

sertifikat namun dari Aset Daerah Pengukuran Milik

belanda

Page 61: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

71

Pembuktian mengenai penguasan atas tanah tidak hanya terbatas pada

pembuktian tertulis saja, harus dikuatkan pula dengan Keterangan saksi , sperti yang

telah diamanatkan dalam Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 yang

mengatur bahwa hak atas tanah yang berasal dari konversi hak-hak lama dibuktikan

dengan alat-alat bukti mengenai adanya hak tersebut berupa bukti-bukti tertulis,

keterangan saksi. Maka dari itu Pihak para Tergugat mendatangkan 3 orang saksi

untuk memperkuat jawaban atas bantahan dari Dalil Penggugat. Berikut keterangan

Saksi-saksi yang dihadirkan oleh Para Tergugat :

1. Saksi Sugiyarti menerangkan bahwa ia mengontrak kios didekat objek

sengketa dari Darmanto (Veteran), saksi sugiyarti mengetahui bahwa kios

diatas rumah adalah milik Sinah (Istri Tergugat 2 (YS) dan Kotin (Tergugat 1

BA), bahkan Para Tergugat sudah sejak lama menempati kios, Saksi Sugiyarti

pernah mendapat informasi pada tahun 1975 bahwa Rumah (Di atas Tanah

yang disengketakan) siapa saja bisa menempati. Sekitar tahun 2000 Saksi

tidak bisa menempati kiosnya, dengan alasan Kunci kios diambil oleh

Penggugat (BS). Rumah diatas tanah yang disengketakan dimanfaatkan oleh

Para Veteran untuk Markas. Sekitar tahun 2000 beberapa Veteran masih

menempati rumah tersebut, sampai akhirnya ditempati oleh Penggugat (BS).

2. Saksi Emi Kristina, menerangkan bahwa ia mengontrak kios dari

Darmanto(Veteran) yang kemudian Kios tersebut dialihkan kepada Sinah

(Istri Tergugat 2 YS), pelimpahan kios terjadi sekitar tahun 1975, ini

membuktikan bahwa Tergugat 2 (YS) telah menguasainya secara fisik sejak

tahun 1975.

Page 62: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

72

3. Saksi Gatot memberikan keterangan bahwa Tanah yang disengketakan tidak

tercatat dalam buku C desa, ia juga menerangkan pembayaran PBB atas nama

Trimo (ayah Tergugat 1 BA) dan Sinah (Alm. Istri Tergugat 2 YS), dari

keterangan Gatot membuktikan bahwa pembayaran PBB atas kios-kios diatas

Rumah benar adanya. Selain itu Saksi Gatot juga menerangkan bahwa Rumah

diatas tanah bekas hak barat tidak pernah ditempati oleh Jasmin, namun

digunakan untuk kantor Para Veteran.

Dari Ketiga saksi yang dihadirkan oleh Tergugat 1, Tergugat 2 dan Turut

Tergugat memberikan keterangan bahwa :

1. Tanah peninggalan Belanda tersebut, merupakan tanah sengketa

2. Tanah tersebut tidak tercatat dalam Buku C desa

3. Rumah diatas tanah bekas hak asing dikuasai oleh Veteran sebagai Markas

4. Kios-kios diatas rumah (yang berada diatas tanah bekas hak asing) dikuasai

oleh para Veteran (Darmanto dan Sunarto) sejak tahun 1973

5. Saksi mengetahui tanah milik Jasmin, namun Jasmin tidak pernah tinggal di

bangunan itu, namun anaknya yang bernama Budi Santoso (Penggugat)

telah menempati sekitar tahun 2000

Dari ketiga saksi yang dihadirkan Para Tergugat memperkuat alasan Tergugat

1 (BA) dan Tergugat 2 (YS) bahwa pihak Para Tergugat memang benar nyata

menguasai kios-kios secara fisik Tergugat 1 (BA) dan Tergugat 2(YS) menguasai

kios-kios selama kurang lebih 45 Tahun. Pasal 24 ayat (2) PP No 24 Tahun 1997

mengatur bahwa penguasaan atas tanah dapat dibuktikan dengan penguasaan fisik

Page 63: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

73

selama 20 tahun, ini artinya Pihak Tergugat 1(BA) dan Tergugat 2(YS) telah sah

secara hukum memenuhi persyaratan penguasaan fisik atas tanah.

7.Pertimbangan Hakim

Putusan Hakim Nomor : 10/Pdt.G/2017/PN Unr. tidak diterima (NO) dengan

alasan gugatan Penggugat premature dan kurangnya alasan formil yang belum

dipenuhi. Putusan NO didasarkan pada pertimbangan :

Pokok sengketa para pihak :

a. Apakah Tergugat telah melakukan Perbuatan melawan hukum yang

mengakibatkan kerugian pada penggugat

b. Siapakah yang berhak atas bangunan terletak di atas tanah P3MB (Panitia

Pelaksanaan Penguasaan Milik Belanda) tanah bekas hak eigendom

Verp. No. 2146 seluas 172 m2?

Penggugat ataukah tergugat?

a. Pertimbangan mengenai perbuatan melawan hukum

Dalam kitab Undang-undang Hukum perdata Pasal 1365, sebagai berikut :

“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada

seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan

kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”

Untuk dipertanggungjawabkan orang yang melakukan perbuatan hukum, ada

3 syarat yang merupakan unsur-unsur perbuatan melawan hukum :

- Adanya perbuatan melawan hukum, artinya ada perbuatan atau tindakan

dari pelaku yang melanggar hukum,baik melanggar Undang-undang,

melanggar hak subyektif orang lain, bertentangan dengan kewajiban

Page 64: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

74

hukum si pelaku, bertentangan dengan kesusilaan,bertentangan sikap

kehati-hatian yang sepatutnya dalam masyarakat

- Adanya kesalahan, bisa karena kesengajaan atau karena kesalahan

- Adanya hubungan sebab akibat antara kerugian dan perbuatan

b. Pertimbangan Hakim atas Dalil Penggugat

(1) Penggugat berhak atas objek sengketa atas dasar jual beli antara

Hadikusumo dengan Jasmin (ayah penggugat)

(2) Tanah yang disengketakan adalah Eigendom Verponding

(3) Dari saksi Sunarto dan Sriyati tidak mengetahui permasalahan sengketa

atas tanah antara penggugat dan tergugat, hanya menerangkan bahwa

kedua saksi pernah mengontrak kios. Sunarto kontrak kios dari Darmanto

dan Sriyati mengontrak kios dari Ngateni.

(4) Dari saksi Sukrisno mengetahui bahwa objek sengketa merupakan

peninggalan orang Belanda bernama Mr. Kroes, yang kemudian dipakai

Supardi, setelah Supardi pergi kemudian dipakai oleh Haryono, setelah

Haryono pergi, rumah dipakai untuk pos ronda dan markas Veteran,

rumah tersebut sekarang ditempati oleh Penggugat atas dasar apa saksi

tidak tahu , dan penggugat sudah menempati bangunan tersebut sekitar 15

tahun. Dari saksi-saksi yang diajukan Penggugat tidak ada yang tahu atas

dasar apa penggugat bisa menempati bangunan tersebut.

(5) Sampai dengan sekarang permohonan sertifikat peralihan tanah yang

dimohonkan penggugat belum selesai, dan sekarang tanah tersebut masih

atas nama tanah Veteran, maka disini belum jelas status tanah tersebut

apakah masih tanah Veteran, tanah penggugat atau tanah negara

Page 65: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

75

(6) Untuk memperoleh status kejelasan tentang status tanah serta peralihan

tanah tersebut, majelis hakim meminta kepada saksi ahli dari Kantor

Wilayah Badan Pertanahan Nasional di Semarang sebanyak 2 (dua) kali

pada tanggal 26 Juli 2017 dan 9 agustus 2017, namun saksi ahli BPN tidak

datang tanpa keterangan.

c. Pertimbangan Hakim atas Jawaban Para Tergugat dan Turut tergugat :

(1) Tanah bekas R.v.E Verp adalah tanah bekas hak asing yang harus

dikonversi kedalam hak atas tanah berdasarkan Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria jo Pasal 1

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1979 tentang Ketentuan-

ketentuan Mengenai Permohonan dan Pemberian Hak baru atas Tanah

asal Konversi Hak-Hak Barat diatur sebagai berikut : Tanah hak Guna

Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai asal Konversi hak barat yang

menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 berakhir masa

berlakunya, selambat-lambatnya pada tanggal 24 september 1980, pada

saat berakhirnya hak yang bersangkutan menjadi tanah yang dikuasai

Negara dan diselesaikan menurut Ketentuan-ketentuan dalam Keputusan

presiden Nomor 32 Tahun1979 dan peraturan ini :

a. Bahwa ternyata sampai sekarang tanah sengketa tersebut tidak pernah

dikonversi menjadi hak atas tanah menurut UUPA, maka secara hukum

tanah sengketa tersebut adalah tanah negara

Page 66: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

76

b. Bahwa ketentuan Pasal 24 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor : 24

tahun 1997 tentang pendaftaran tanah diatur sebagai berikut :

Dalam hal tidak atau tidak lagi bersedia secara lengkap alat-

alat pembuktian sebagimana pada ayat (1) pembuktian hak dapat

dilakukan berdasarkan kenyataan penguasaan fisik bidang tanah

yang bersangkutan selama 20 tahun atau lebih secara bertutut-

turut oleh pemohon pendaftaran dan pendahulu-pendahulunya

dengan syarat :

▪ Penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan

secara terbuka oleh yang bersangkutan sebagai yang

berhak atas tanah , serta diperkuat oleh kesaksian

orang yang dapat dipercaya

▪ Penguasaan tersebut baik sebelum maupun selama

pengumuman sebagaimana dimaksud dala Pasal 26

tidak dipermasalahkan oleh masyarakat hukum adat

atau desa/kelurahan yang bersangkutan ataupun pihak

lainnya

(2) Pada PT-1 (Asli dan Fotokopi Surat Perjanjian Jual Beli Tanggal 5 Juni 1977

antara Sunarto dengan Trimo (ayah Tergugat 1 Bagus Arya) menerangkan

bahwa sejak tahun 1977 telah terjadi jual beli kios yang berada di atas objek

sengketa

(3) Pada PT-2( Asli dan fotokopi Surat Keterangan Desa Bandungan tanggal 2

April 1980) menerangkan bahwa keterangan dari Kepala Desa Bahwa Trimo

(ayah Tergugat 1 (Bagus Arya) benar membeli kios di Objek sengketa

(4) Pada PT-13 (Asli dan fotokopi Surat Pernyataan dari Hadiyitmo selaku

sekretaris Veteran) menerangkan bahwa Hadiyitno pada tahun 1999 telah

menerima uang dari Sinah untuk pembayaran kios

(5) Masing-masing pihak membayar Pajak Bumi dan Bangunan, sebagaimana

bukti pada PT-17 sampai PT- 21

- PT-17 ( STTS PBB Tahun 2012 atas Nama Sinah)

Page 67: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

77

- PT-18 (SPPT PBB Tahun 2013 atas Nama Sinah)

- PT-19 (SPPT PBB Tahun 2015 atas Nama Sinah)

- PT-20 (SPPT PBB Tahun 2016 atas Nama Sinah)

- PT-21 (STTS PBB Tahun 2016 atas Nama Sinah)

(6) Saksi Sugiyarti menerangkan bahwa ia mengontrak kios dengan Pak Hatman,

setelah Pak Hatman meninggal kemudian saksi diusir oleh penggugat tanpa

ganti rugi, selain itu saksi tidak mengetahui tentang asal-usul objek sengketa

(7) Saksi Emi Kristina menerangkan bahwa ia pernah mengontrak kios ke

Darmanto, namun karena saksi tidak punya uang maka kemudian dialihkan ke

ibu Sinah

(8) Saksi Gatot menerangkan SPPT Terbit atas nama Amin, Sinah, Trimo, dan

Tanah Veteran, dan penggugat menempati objek sengketa sejak tahun 2001

(9) Bukti TT-4(Himpunan Ketetapan Pajak Tahun 2015) menunjukkan nomor

petak 0138 sampai 0141 ketetapan Pajak atas nama Amin, Sinah, Trimo

Djumiati, dan tanah Veteran

(10) Dari uraian diatas Majelis Hakim berpendapat bahwa Para Tergugat tidak

melakukan perbuatan melawan hukum dan Para Tergugat adalah orang-

orang yang pernah membeli objek sengketa dan menempatinya hingga

sekarang

d. Kesimpulan Pertimbangan Hakim atas Dalil Penggugat dan Jawaban Tergugat:

(1) Berdasarkan pemeriksaan setempat tanggal 19 mei 2017 didapatkan fakta

bahwa Penggugat dan tergugat tinggal didalam satu objek sengketa,

penggugat dibawah dan tergugat diatas objek sengketa.

Page 68: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

78

(2) Masing-masing pihak mempunyai hak yang sama atas objek sengketa,

sampai bisa dibuktikan siapakah yang paling berhak atas objek sengketa

(3) Sesuai faktanya belum ada surat bukti yang bisa membuktikan kepemilikan

yang sah atas objek sengketa

(4) Diperoleh fakta bahwa tanah sengketa tersebut adalah tanah P3MB (Panitia

Pelaksana Penguasaan Milik Belanda) tanah bekas Hak Eigendom Verp.

No 2146 seluas 172 m2 berkedudukan di Lingkungan Bandungan RT 001/

RW 007 Kec. Bandungan Kab Semarang dimana pihak Penggugat

mengajukan konversi hak atas tanah tersebut atas permohonan kepada

Pihak BPN belum keluar/diterbitkan sehingga belum menentukan apakah

ditolak atau dikabulkan dan sebagaimana fakta yang terungkap selain pihak

penggugat pihak tergugat juga menguasai tanah

(5) Belum disetujuinya permohonan konversi hak penggugat dari BPN , maka

Majelis hakim tidak dapat menentukan tanah mana yang disetujui untuk

dikonversi seluruhnya atau sebagian karena ada tanah yang dikuasai oleh

para Tergugat, sehingga gugatan penggugat masih terlalu dini dan

premature, maka terhadap gugatan yang diajukan penggugat haruslah

dinyatakan tidak dapat diterima.

Page 69: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

79

Berdasarkan uraian Dalil Penggugat Jawaban Para Tergugat dan Pertimbangan

Hakim diatas agar mudah memahaminya maka disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 1.

Dalil Penggugat, Jawaban Tergugat 1 dan Tergugat 2, serta

Pertimbangan Hakim

Dalil Penggugat (Budi

Santosa)

Jawaban Tergugat

Bagus Arya selaku Tergugat 1 ,

Yitno Sukoyo selaku Tergugat 2

dan Totok Yulianto selaku Turut

Tergugat menyatakan jawaban

atas Dalil-dalil Penggugat sebagai

berikut :

Pertimbangan Hakim

Hakim memutus NO (tidak

diterima) dengan dasar

pertimbangan sebagai berikut :

1. Melakukan perbuatan

melawan Hukum

karena menguasai

Kios-kios diatas rumah

(Objek Sengketa)

Tanpa dasar /alas Hak

2. Menyebabkan

kerugian bagi

Penggugat (Budi

Santoso) karena Sejak

tahun 2000 Penggugat

(Budi Santoso) tidak

bisa menguasai objek

sengketa

1. Para Tergugat memiliki kios

diatas rumah (objek sengketa)

dengan Bukti :

- Jual Beli Kios Tanggal 5 Juni

1977 antara Sunarto (Veteran

dengan Trimo (Ayah

Tergugat 1 Bagus Arya)

- Alm. Sinah (Istri Tergugat 2

Yitno Sukoyo): secara fisik

sudah menguasai kios sejak

tahun 1973

1. Pembuktian hak dapat

dilakukan berdasarkan

kenyataan penguasaan fisik

(20 tahun) dengan itikad baik

dan tidak dipermasalahkan

oleh masyarakat hukum adat

atau desa yang bersangkutan

(Pasal 24 ayat (2) PP No 24

Tahun 1997 Tentang

Pendaftaran Tanah)

2. Selain penguasaan fisik

adanya ketetapan pajak dan

pembayaran Pajak Bumi dan

rumah atas nama Sinah ( istri

Tergugat 2 Yitno Sukoyo) dan

Trimo (ayah Tergugat1 Bagus

Arya) menjadi dasar bahwa

Para Tergugat beritikad baik

Page 70: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

80

Alas hak atas Tanah dan

rumah (Objek Sengketa)

yang berasal dari :

3. Surat Keterangan

Prioritas dari

PANGDAM 17 mei

1972 untuk membeli

Tanah

4. Tanah tersebut dijual

oleh Hadikusumo

(Veteran) kepada

Jasmin (Veteran dan

Ayah dari Budi

Santoso : Penggugat)

pada Tanggal 24 Mei

1973

5. Pada tanggal 7 Maret

1974 Hadikusumo

(Veteran) mengajukan

permohonan atas

Tanah tersebut)

6. Hadikusumo (

Veteran) memberikan

kuasa kepada Jasmin

untuk mengurus dan

menyelesaikan

Sertifikat dan

peralihan hak balik

nama

7. Jasmin (ayah Budi

Santoso : Penggugat)

mewariskan Tanah

kepada Budi Santoso

(Penggugat)

8. Pihak Penggugat (Budi

Santoso) sedang dalam

proses pengurusan

peralihan hak atas

Tanah ke Badan

Pertanahan Nasional di

1. Menurut Ketentuan dalam

Undang-undang Pokok Agraria

Tahun 1960 jo. Pasal 1

Peraturan Menteri dalam

Negeri Nomor 3 Tahun 1979

mengatur bahwa Tanah dengan

bekas Hak asing harus

dikonversi selambat-lambatnya

pada tanggal 24 September

1980, melewati jangka waktu

tersebut maka tanah dengan

Bekas Hak asing akan menjadi

Tanah yang dikuasi oleh

Negara

Sampai dengan sekarang Tanah

tersebut belum dikonversi maka

secara hukum tanah sengketa

tersebut berubah menjadi Tanah

Negara

2. Surat Keterangan Prioritas dari

PANGDAM tidak memiliki

alas hukum untuk menjual atau

memberi prioritas untuk

membeli karena tanah tersebut

sudah berubah menjadi Tanah

Negara dan haruslah diajukan

permohonan hak atas tanah

kepada Negara.

1. Penggugat (Budi Santoso)

dalam dalil gugatannya bisa

menyatakan dirinya yang

berhak atas objek sengketa

karena dasar jual beli antara

Hadikusumo (Veteran) kepada

Jasmin (ayah Penggugat)

2. Berdasarkan pemeriksaan

setempat didapatkan fakta

bahwa Penggugat dan Para

Tergugat (Bagus Arya

Tergugat 1, dan Yitno Sukoyo

Tergugat 2) berada dalam satu

objek sengketa, Penggugat

berada dibawah, dan Para

Tergugat berada di atas

(menempati kios-kios)

3. Tanah yang disengketakan

adalah tanah peninggalan

Belanda (Eigendom

Verponding)Hakim

sependapat dengan Para

Tergugat bahwa Tanah yang

disengketakan merupakan

tanah bekas hak asing yang

mana harus dikonversi. Dan

pada faktanya tanah tersebut

belum pernah dikonversi

maka secara hukum tanah

tersebut merupakan Tanah

Negara

4. Dari saksi-saksi yang

dihadirkan Penggugat (Budi

Santoso) tidak ada yang

mengetahui atas dasar apa

penggugat bisa menempati

objek sengketa

5. Hakim juga mendatangkan

Pihak BPN terkait Status

Tanah yang menjadi objek

sengketa namun Pihak BPN

Page 71: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

81

Semarang

tidak dapat hadir

6. Dari bukti-bukti dari kedua

belah pihak Majelis hakim

berpendapat bahwa Penggugat

(Budi Santoso dan Para

Tergugat ( Bagus Arya:

Tergugat 1 dan Yitno Sukoyo

: Tergugat 2) memiliki hak

yang sama atas objek

sengketa.

7. Sesuai faktanya belum ada

surat bukti yang bisa

membuktikan kepemilikan

yang sah atas objek sengketa.

8. Belum disetujuinya

Permohonan dari Badan

Pertanahan Nasional, maka

belum diketahui tanah mana

yang disetujui untuk

dikonversi, maka Gugatan

Penggugat Masih premature.

Page 72: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

82

Berdasarkan uraian dari Keterangan Saksi, Dalil Penggugat, dan Jawaban

Tergugat 1 dan Tergugat 2 maka dapat diketahui dasar penguasaan atas objek

sengketa dari masing-masing pihak sebagai berikut :

Tabel 2.

Dasar Penguasaan dari Pihak Penggugat ,Tergugat 1 dan Tergugat 2

No. Dasar

Penguasaan

Pihak Penggugat Pihak Tergugat

1. Penguasaan

Tertulis

1. Surat Keterangan Prioritas dari

PANGDAM VII

DIPONEGORO untuk

membeli tanah yang diberikan

kepada Hadikusumo

2. Kwitansi pembayaran Tanah

R.v.E Verp No 2146 dari

Jasmin ke Hadikusumo

3. Surat Keterangan Waris

Tanggal 23 Februari 2002, yang

menyatakan bahwa

Penggugat(BS) yang mewarisi

Tanah.

1 Surat Jual Beli Kios tanggal 5

Juli 1977 antara orang Tua

Tergugat 1 dengan Sunarto

(Veteran)

2 Tahun 1999 terjadi Jual beli

kios antara Hadiyitno selaku

sekretaris Veteran dengan

alm. Sinah selaku istri dari

Yitno Sukoyo (Tergugat 2)

2. Penguasaan

Fisik

Sejak Tahun 2000 hingga Putusan

ini keluar kurang lebih 17 tahun

Sejak Tahun 1973 hingga Putusan

ini keluar kurang lebih 45 tahun

Page 73: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

83

C. ANALISIS

1. Status Tanah Sengketa menurut fakta hukum

Dari hasil penelitian diatas diketahui bahwa tanah yang menjadi objek sengketa

adalah tanah bekas hak Eigendom. Hal ini dapat dilihat dari Petitum Penggugat (Budi

Santoso selanjutnya disingkat BS) yang meminta agar Hakim menyatakan secara

hukum bahwa tanah yang disengketakan adalah Tanah bekas Hak Eigendom, ini

menunjukan bahwa Penggugat (BS) menyatakan dan menyetujui bahwa tanah yang

menjadi objek sengketa adalah Tanah dengan bekas Hak Eigendom.

Dari pihak Tergugat 1 (Bagus Arya selanjutnya disingkat BA) ,Tergugat 2

(Yitno Sukoyo selanjutnya disingkat YS) dan Turut Tergugat (Totok Yulianto

disingkat TY) memberikan jawaban bahwa tanah degan bekas Eigendom adalah

tanah dengan bekas hak asing yang harus dikonversi ke dalam hak atas tanah

berdasarkan UUPA. Dari Petitum dan Jawaban Para Tergugat, keduanya menyetujui

bahwa Tanah yang menjadi objek sengketa merupakan Tanah bekas Eigendom.

Hakim juga menyetujui bahwa Tanah yang menjadi objek sengketa

merupakan tanah bekas Hak Eigendom, terbukti dari dasar pertimbangan hakim yang

menyatakan bahwa “ Menimbang, bahwa tanah yang disengketakan adalah Tanah

Peninggalan Belanda (Eigendom Verponding) ” Pertimbangan tersebut

menggambarkan bahwa Hakim mempertimbangan bahwa tanah tersebut merupakan

Tanah bekas Hak Eigendom. Dari Petitum Penggugat, jawaban Para Tergugat dan

Pertimbangan Hakim, dapat disimpulkan bahwa tanah yang menjadi objek sengketa

merupakan Tanah dengan bekas Hak Eigendom.

Page 74: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

84

Tanah dengan bekas Hak Eigendom telah melekat hak barat pada Tanah

tersebut.

“Hak Eigendom, adalah hak untuk membuat suatu barang

secara leluasa dan untuk berbuat terhadap barang itu secara

bebas sepenuhnya, asalkan tidak bertentangan dengan undang-

undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh kuasa yang

berwenang dan asal tidak menganggu hak-hak orang lain.42

Hak eigendom dapat di Konversikan menjadi hak milik, hak

guna bangunan, atau hak pakai.”

Dari kutipan diatas menjelaskan bahwa tanah dengan bekas Hak Eigendom

harus dikonversi. Konversi ini dapat menjadikan Hak milik, Hak Guna Bangunan

atau Hak Pakai. Selain itu diatur dalam Undang-Undang Dalam Pasal 55 ayat (1)

UUPA berbunyi :

“Hak-hak asing yang menurut ketentuan Pasal 1, 2, 3, 4 dan 5

dikonversi menjadi hak guna usaha dan hak guna bangunan

hanya berlaku untuk sementara waktu selama sisa waktu hak

tersebut dengam jangka waktu palinglama 20 tahun”

Dari bunyi Pasal diatas memberi penjelasan bahwa Tanah dengan Hak asing

harus dikonversi dalam jangka waktu paling lama 20 Tahun. Hadirnya UUPA ini

sekaligus mempunyai tujuan guna melikuidasi hak-hak asing43. Selain itu pengaturan

tentang Konversi diatur pada Pasal 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3

Tahun 1979 Tentang Ketentuan-ketentuan Mengenai Permohonan dan Pemberian

Hak Baru atas Tanah Asal Konversi Hak-hak Barat yang mengatur bahwa :

Tanah Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai

asal Konversi hak barat yang menurut Ketentuan Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1980 berakhir masa berlakunya, selambat-

lambatnya pada tanggal 24 September 1980, pada saat berakhirnya

hak yang bersangkutan menjadi tanah yang dikuasai oleh Negara

42 A.P Parlindungan, Konversi Hak-hak Atas Tanah, Bandung:Penerbit Mandar Maju, 1999,hlm 1. 43 Sri Harini, Hukum Agraria, Sejarah Penyusunan, Isi dan Pelaksanaannya:Fakultas Hukum UKSW,

2014, hlm 87.

Page 75: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

85

dan diselesaikan menurut ketentuan-ketentuan dalam Keputusan

ini.

Dari ketentuan diatas, memberi penjelasan bahwa Tanah asal hak barat harus

dikonversi menurut ketentuan UUPA selambat-lambatnya tanggal 24 september 1980

akan berakhir hak yang bersangkutan dan menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh

Negara.

Tanah yang menjadi objek sengketa pada faktanya belum pernah dikonversi

menurut UUPA. Ini terlihat dari jawaban Para Tergugat yang menyatakan bahwa

“Sampai Sekarang tanah sengketa tidak pernah dikonversi menjadi hak atas tanah

menurut UUPA, maka secara hukum tanah sengketa adalah tanah Negara”

Jawaban tergugat diatas menjadi bahan dasar pertimbangan hakim. Selain itu

dalam Posita Pihak Penggugat meminta agar Hakim menyatakan secara hukum tanah

sengketa adalan tanah dengan bekas hak eigendom ini artinya Penggugat mengakui

bahwa tanah tersebut bekas hak Eigendom dan belum dikonversi menjadi hak atas

tanah menurut UUPA.

Dalam pengaturan penguasaan atas tanah dikenal Hak menguasai Negara atas

Tanah yang diatur dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa

“Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai

oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat”

Selain itu diatur pula dalam Pasal 2 UUPA yang menyatakan bahwa

(1)“Atas dasar ketentuan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dan hal-

hal sebagai yang dimaksud dalam Pasal 1, bumi,air dan ruang

angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya

itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara, sebagai

organisasi seluruh rakyat”

Page 76: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

86

(2) Hak menguasai dari Negara termaksud dalam ayat (1) Pasal ini

memberi wewenang untuk :

i. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,

penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan

ruang angkasa tersebut;

ii. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum

antara orang-orang dengan bumi,air dan ruang angkasa;

iii. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum

antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang

mengenai bumi, air dan ruang angkasa.

(3)Wewenang yang bersumber pada hak menguasai dari Negara

tersebut pada ayat (2) Pasal ini digunakan untuk mencapai

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, dalam arti

kebahagiaan,kesejahteraan dan kemerdekaan dalam masyarakat

dan negara hukum Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan

makmur;

(4)Hak menguasai dari Negara tersebut di atas pelaksanaanya dapat

dikuasakan kepada daerah-daerah swantantra dan masyarakat-

masyarakat hukum adat, sekedar diperlukan dan tidak bertentangan

dengan kepentingan nasional, menurut ketentuan-ketentuan

peraturan pemerintah.

Dalam penjelasan Pasal 2 UUPA menyatakan bahwa permasalahan Agraria

menurut sifatnya dan pada dasarnya merupakan tugas Pemerintah Pusat. Asas ini

sangat penting untuk mempertahankan dan melestarikan persatuan dan kesatuan

bangsa serta wilayah Nasional Indonesia. Oleh karena itu tugas dan wewenang di

bidang agraria/pertanahan tidak boleh diotonomkan kepada daerah dan harus tetap

ada pada pemerintah Pusat.44 Subyek hak menguasai dari Negara adalah Negara

sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat Indonesia, dan yang dikuasai adalah

tanah-tanah yang ada di wilayah RI baik tanah-tanah yang tidak atau belum dihaki

dengan hak-hak perseorangan45. Tanah yang belum dihaki dengan hak-hak

perseorangan menurut UUPA disebut tanah-tanah yang dikuasai oleh Negara atau

44 Samun Ismaya, Hukum Administrasi Pertanahan:Graha Ilmu,2013,hlm.148 45 Ibid., hlm.149.

Page 77: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

87

Tanah Negara.46 Dari penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa dalam UUPA

menganut konsep menguasai dan bukan memiliki dalam hubungan antara negara

dengan tanah. Negara tidak memiliki tanah namun menguasai tanah. Dengan

demikian yang disebut Tanah Negara adalah tanah-tanah yang tidak dilekati dengan

sesuatu hak yaitu hak milik, HGU, HGB, Hak pakai atas tanah negara, hak

pengelolaan, tanah ulayat serta tanah wakaf47.

Dari penjelasan fakta hukum diatas memberi gambaran bahwa Tanah yang

menjadi objek sengketa merupakan Tanah Negara, karena Tanah dengan bekas hak

Eigendom tersebut seharusnya dikonversi menjadi hak atas tanah menurut UUPA.

Namun fakta dalam Putusan No. 10/Pdt.G/2017/PN Unr. belum ada surat bukti yang

menyatakan bahwa Tanah tersebut sudah dikonversi menurut UUPA. Dan dari Pihak

Penggugat (BS) sebagai pihak yang mendalilkan mempunyai hak atas tanah

menyetujui dan mengakui bahwa Tanah tersebut merupakan Tanah dengan Bekas

Hak Eigendom, dan dalam Pertimbangannya Hakim menyatakan bahwa Tanah yang

menjadi sengketa adalah tanah dengan bekas Hak Eigendom. Dalam konsep UUPA

tanah yang tidak dilekati dengan sesuatu hak maka disebut Tanah Negara, hal ini juga

ditegaskan Dalam penjelasan Pasal 55 UUPA juga menyatakan bahwa setelah

tanggal 24 September 1980 tanah dengan bekas Hak-hak Barat yang belum

dikonversi akan beralih menjadi tanah yang dikuasai oleh Negara, atau dengan kata

lain Tanah Negara.

46 Ibid.,hlm.149. 47 Ibid., hlm 151.

Page 78: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

88

2. Akibat Hukum Tanah sengketa merupakan Tanah Negara

a. Permohonan

Dalam konsep Hak menguasai Negara, tanah yang berubah statusnya menjadi

Tanah Negara tidap dapat dipindahkan kepada pihak lain. Tetapi tanah negara dapat

diberikan kepada sesuatu hak atas tanah kepada pihak lain.48 Terjadinya hak atas

tanah karena Penetapan pemerintah dilakukan dengan Permohonan hak atas tanah.

Permohonan Hak atas tanah dapat dilakukan terhadap49 :

(1) Tanah Negara bebas;belum pernah melekat sesuatu hak diatasnya

(2) Tanah Negara asalnya masih melekat sesuatu hak dan jangka waktunya

belum berakhir, namun dimintakan perpanjangannya

(3) Tanah Negara asalnya pernah melekat sesuatu hak dan jangka waktunya

telah berakhir untuk dimintakan pembaharuannya, temasuk tanah-tanah

Hak barat, sebagai mana dijelaskan dalam Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pokok-pokok kebijaksanaan

dalam rangka pemberian hak baru atas tanah asal konversi hak barat, Pasal

1 ayat (1) “ Tanah Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak pakai

asak Konversi hak barat ,yang jangka waktunya akan berakhir selambat-

lambatnya pada tanggal 24 September 1980, sebagimana yang dimaksud

dalam UUPA, pada saat berakhirnya hak, yang bersangkutan menjadi tanah

48 Ibid,. hlm 151. 49 1Ulfa Hasanah, Status Kepemilikan Tanah Hasil Konversi Hak Barat Berdasarkan UU No.5 Tahun

1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Dihubungkan dengan PP. No 24 Tahun 1997

Tentang Pendaftaran Tanah”. Vol.3 No 1, Jalan Garuda Tangkerang Tengah Marpoyan Damai

Pekanbaru, hlm. 13.

Page 79: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

89

yang dikuasai langsung oleh Negara” maupun tanah-tanah yang telah

terdaftar menurut Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA)

Dari penjelasan diatas menerangkan bahwa Tanah bekas hak barat yang telah

berubah statusnya menjadi Tanah Negara, harus dimohonkan kepada Negara dalam

hal ini Badan Pertanahan Nasional untuk mendapat sesuatu hak atas tanah yang

melekat pada Tanah Negara tersebut. Dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri

Agraria Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak

atas Tanah Negara menyatakan bahwa :

“Sebelum mengajukan permohonan Hak, pemohon harus menguasai

tanah yang dimohon dibuktikan dengan data yuridis dan data fisik

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.”

Pada Pasal diatas mengatur bahwa untuk mengajukan permohonan hak atas

tanah, pemohon harus mempunyai bukti berupa data yuridis dan data fisik, sebagai

bukti bahwa pemohon menguasai Tanah yang akan dimohonkan. Pada bagian kedua

tentang pemberian hak milik Paragraf I Pasal 9 Syarat-syarat Permohonan Hak milik

menerangkan bahwa :

a. Permohonan Hak milik atas Tanah Negara diajukan secara tertulis

b.Permohonan Hak milik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat :

3. Keterangan mengenai pemohon :

a. Apabila perorangan : nama, umur, kewarganegaraan,

tempat tinggal dan pekerjaan serta keterangan mengenai

istri/suami dan anaknya yang masih menajdi

tanggungannya;

b. Apabila badan hukum : Nama, tempat kedudukan, akta atau

peraturan pendiriannya, tanggal dan nomor surat keputusan

pengesahannya oleh pejabat yang berwenang tentang

penujukannya sebagai badan hukum yang mempunyai Hak

milik berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku

Page 80: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

90

4. Keterangan mengenai tanahnya yang meliputi data yuridis dan data fisik :

a. Dasar penguasaan atau alas haknya dapat berupa sertifikat,

girik, surat kapling, surat-surat bukti pelepasan hak dan

pelunasan tanah dan rumah dan atau tanah yang telah dibeli

pemerintah, putusan pengadilan, akta PPAT, akta

pelepasan hak, dan surat-surat bukti perolehan tanah

lainnya;

b. Letak, batas-batas dan luasnya (jika ada surat ukur atau

gambar situasi sebutkan tanggal dan nomornya)

c. Jenis tanah (pertanian dan non pertanian)

d. Rencana penggunaan tanah

e. Status tanahnya (tanah hak atau tanah Negara)

Dalam Pasal 10 angka 2 lampiran mengenai tanah :

c. Data Yuridis : sertifikat, girik, surat kapling, surat-surat

bukti pelepasan hak dan pelunasan tanah dan rumah dan

atau tanah yang telah dibeli dari pemerintah, PPAT,akta

pelepasan hak, putusan pengadilan, dan surat-surat bukti

perolehan tanah lainnya;

d. Data fisik : surat ukur, gambar situasi dan IMB apabila ada

b. Pendaftaran

Langkah berikutnya setelah Tanah dimohonkan agar mendapat hak atas tanah

terhadap Tanah tersebut adalah dengan cara didaftarkan. Dalam Pasal 19 UUPA

menyatakan bahwa :

Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan

Pendaftaran Tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut

ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Dari ketentuan diatas menjelaskan bahwa guna menjamin kepastian hukum

bagi seseorang yang hendak memiliki tanah, secara legal formal pendaftaran tanah

menjadi dasar bagi status/kepemilikan tanah bagi individual atau badan hukum selaku

pemegang hak yang sah secara hukum. Guna menjamin kepastian hukum ini dikenal

Page 81: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

91

dengan sebutan Recht cadaster/legal cadaster50. Jaminan kepastian hukum yang

hendak diwujudkan dalam pendaftaran tanah, meliputi dari kepastian status hak yang

didaftar, kepastian subjek hak, dan kepastian objek hak. Dari pendaftaran tanah ini

akan menghasilkan sertifikat sebagai tanda bukti haknya. Seperti yang dikatakan oleh

Bachtiar Effendi yang menyatakan bahwa pendaftaran tanah merupakan recht

cadaster yang bertujuan memberikan kepastian hak, yakni untuk memungkinkan

orang-orang yang mempunyai tanah dengan mudah membuktikan bahwa dialah yang

berhak atas sebidang tanah, apa hak yang dipunyainya, letak dan luas tanah. Serta

memungkinkan kepada siapapun guna mengetahui hal-hal yang ia ketahui berkenaan

dengan sebidang tanah, misalnya calon pembeli, calon kreditur, dan sebgainya.51

Pelaksanaan konversi hak atas tanah,khususnya yang berasal dari hak barat

sebagaimana diatur dalam UUPA, pendaftaran tanah menjadi dasar bagi

terselenggaranya konversi, karena konversi bukan peralihan hak secara otomatis,

tetapi harus dimohonkan dan didaftarkan ke Kepala Kantor Pendaftaran Tanah

(BPN), Dilihat dari ketentuan konversi, maka jelas bahwa prinsipnya hak-hak atas

tanah sepanjang pemegang haknya pada saat ketentuan konversi berlaku adalah

Warga Negara Indonesia Tunggal maka hak itu akan dikonversikan menjadi hak

milik menurut UUPA. Konsekuensi dari berlakunya ketentuan konversi (UUPA)

mengharuskan semua bukti kepemilikan sebelum berlakunya UUPA harus diubah

status hak atas tanah menurut ketentuan konversi yang diatur dalam UUPA. Cara

mengubah status hak atas tanah tersebut yaitu dengan mendaftarkan tanah tersebut

50 Urip Santoso, Hukum Agraria Kajian Komprehensif :Kencana Prenada media Group, 2012,

hlm.278. 51 Bachtiar Effendi, Pendaftaran Tanah di Indonesia dan Peraturan Pelaksanaannya, Alumni, Bandung,

1983, hlm. 7

Page 82: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

92

untuk diberikan bukti kepemilikan yang baru, yaitu sertifikat hak atas tanah, dengan

catatan hal itu dilakukan sebelum jangka waktu ditetapkan yakni sampai 24

September 1980, jika permohonan atau pendaftaran hak atas tanah tidak dilakukan

maka hak atas tanah akan dikuasai langsung Negara.52

Cara melakukan Pendaftaran tanah untuk mengubah status hak atas tanah

dibagi atas 2 cara yaitu53 :

a. Jika pemohon memiliki bukti hak atas tanah yang diakui berdasarkan Pasal

23 dan 24 PP No 24 Tahun 1997, maka dapat ditempuh proses konversi

langsung yaitu dengan cara mengajukan permohonan dan menyerahkan

bukti kepemilikan hak atas tanah kepada Kantor Pertanahan.

b. Jika pemohon tidak memiliki atau kehilangan bukti kepemilikan hak atas

tanah, maka cara yang ditempuh adalah melaui penegasan konversi atau

melalui pengakuan hak.

Terdapat 3 bukti tertulis yang dapat diajukan oleh pemilik tanah, yaitu54 :

1) Bukti tertulis Lengkap

2) Bukti tertulisnya sebagian tidak ada lagi

3) Bukti tertulisnya semua tidak ada lagi

Dalam kondisi bukti tertulis lengkap, maka tidak lagi memerlukan tambahan

alat bukti, jika buktinya sebagian maka harus diperkuat dengan keterangan saksi atau

pernyataan yang bersangkutan. Sedangkan jika bukti tertulisnya semuanya tidak ada

lagi maka harus diganti keterangan saksi atau pernyataan yang bersangkutan.

Penegasan konversi dilakukan jika ada surat pernyataan kepemilikan tanah dari 52 Ulfia Hasanah, Op.Cit.,hlm. 13. 53 Op.Cit.,hlm. 13. 54Op.Cit.,hlm 14.

Page 83: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

93

pemohon dan dilakukan oleh keterangan saksi tentang kepemilikan tanah tersebut,

juga dilihat dari jangka waktu penguasaan fisik tanah tersebut oleh pemohon.

Penguasaan Fisik atas suatu tanah diatur dalam Pasal 24 Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 1997 yang mengatur sebagai berikut :

(1)Untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal

dari konversi hak-hak lama dibuktikan dengan alat-alat bukti

mengenai adanya hak tersebut berupa bukti-bukti tertulis,

keterangan saksi dan atau pernyataan yang bersangkutan yang

kadar kebenarannya oleh Panitia ajudikasi dalam pendaftaran

tanah secara sistematik atau oleh Kepala Kantor Pertanahan

dalam Pendaftaran tanah secara sporadik dianggap cukup

untuk mendaftar hak, pemegang hak dan hak-hak pihak lain

yang membebaninya.

(2)Dalam hal tidak atau tidak lagi tersedia secara lengkap alat-alat

pembuktian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pembuktian

hak dapat dilakukan berdasarkan kenyataan penguasaan fisik

bidang tanah yang bersangkutan selama 20 (dua puluh) tahun

atau lebih secara berturut-turut oleh pemohon pendaftaran dan

pendahulu-pendahulunya, dengan syarat :

a. Penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan

secara terbuka oleh yang bersangkutan sebagai yang

berhak atas tanah, serta diperkuat oleh kesaksian orang

yang dapat dipercaya;

b. Penguasaan tersebut baik sebelumn maupun selama

pengumuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 tidak

dipermasalahkan oleh masyarakat hukum adat atau

desa/kelurahan yang bersangkutan ataupun pihak lainnya.

Berdasarkan Penjelasan Pasal 24 ayat (1) PP No. 24 Tahun 1997 tentang

pendaftaran tanah, dijelaskan bahwa :

Bukti kepemilikan itu pada dasarnya terdiri dari bukti kepemilikan atas nama

pemegang hak pada waktu berlakunya UUPA dan apabila hak tersebut kemudian

beralih, bukti peralihan hak berturut-turut sampai ketangan pemegang hak pada

waktu dilakukan pembukuan hak.

Page 84: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

94

Dalam Penjelasan Pasal 24 ayat (2) PP No 24 Tahun 1997 menjelaskan bahwa

Ketentuan ini memberikan solusi bagi pemegang hak yang tidak dapat menyediakan

bukti , berupa bukti tertulis maupun bentuk bukti lain yang dapat dipercaya. Bukti

penguasaan fisik bisa menjadi alternatif sebagai alat bukti penguasaan atas tanah.

Dari ketentuan diatas persyaratan pengakuan hak tersebut dapat dirincikan sebagai

berikut55:

1. Bahwa pemohon telah menguasai tanah selama 20 tahun atau lebih

secara berturut-turut atau dari pihak lain yang telah menguasainya

2. Penguasaan dilakukan dengan itikad baik.

3. Penguasaan tanah itu tidak pernah diganggu gugat dan diakui serta

dibenarkan oleh masyarakat di kelurahan atau tempat objek hak tersebut

4. Bahwa tanah tersebut sekarang tidak dalam sengketa

5. Bahwa jika pernyataan tersebut memuat hal-hak yang tidak sesuai

dengan kenyataan maka pemohon dapat dituntut secara pidana maupun

perdata dimuka pengadilan karena memberikan keterangan palsu.

3.Alas Hak dari Masing-masing Pihak

Dari penjelasan pada point 2 mengenai Akibat Hukum Tanah sengketa

merupakan Tanah Negara, menerangkan bahwa tanah bekas hak Eigendom yang

belum dikonversi dan beralih menjadi Tanah Negara harus dimohonkan untuk

mendapat hak atas tanah terhadap tanah negara tersebut. Namun dalam mengajukan

permohonan atas Tanah Negara,perlu diperhatikan bukti yuridis serta bukti fisiknya,

55 Ibid. hlm 14-15.

Page 85: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

95

dalam hal ini perlu dilihat lagi alas hak dari pihak yang memohonkan hak atas tanah.

Alas hak ini dapat berupa Penguasaan Yuridis dan/atau Penguasaan Fisik. Maka

dalam analisis point 3 ini penulis akan menjabarkan kekuatan bukti-bukti dari

masing-masing pihak baik Penggunggat maupun Para Tergugat dan untuk mencari

siapakah pihak dengan alas hak terkuat dalam menguasai tanah yang menjadi objek

sengketa.

a. Alas Hak dari Pihak Penggugat

Dari hasil penelitian mengenai aspek alat bukti yang telah Penulis tafsirkan

maka, Penulis berpendapat bahwa Pihak Penggugat tidak memiliki alas hak atas tanah

dengan alasan :

1) Surat Keterangan Prioritas tidak memberikan alas hak untuk menjadi bukti

bahwa Seseorang memiliki tanah. Seperti yang sudah penulis uraikan diatas

bahwa Tanah yang menjadi objek sengketa merupakan Tanah bekas Hak

Eigendom ini berarti telah melekat Hak Barat pada tanah tersebut. Seharusnya

terhadap Tanah tersebut dilakukan konversi bukan melalui jual beli. Selain itu

tidak ada surat bukti bahwa Hadikusumo memang benar nyata membeli tanah

tersebut. Maka sejak awal Hadikusumo tidsk memiliki alas hak atas Tanah.

2) Saat menempati rumah, Hadikusumo dalam status sewa, dan dibuktikan

dengan adanya pembayaran IPEDA, hal ini menunjukan bahwa tidak ada

status kepemilikan Tanah yang dimiliki oleh Hadikusumo. Maka dari itu

Penulis berpendapat bahwa Jual beli antara Hadikusumo dengan Jasmin

Page 86: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

96

secara hukum adalah tidak sah, karena dilakukan oleh orang yang tidak

memiliki alas hak atas Tanah.

3) Saat Penggugat mengajukan permohonan, keterangan atas tanah masih atas

nama Mr.Kroes, maka jelaslah bahwa bukan Hadikusumo pemilik Tanah yang

menjadi objek sengketa dan hal ini menunjukan bahwa masih melekat hak

barat terhadap Tanah yang menjadi objek sengketa, dimana menurut

Ketentuan dalam UUPA bahwa batas waktu untuk mengajukan konversi atas

tanah adalah 20 tahun dan berakhir tanggal 24 September 1980, maka secara

hukum Tanah yang menjadi objek sengketa telah berubah statusnya menjadi

Tanah yang dikuasai langusng oleh Negara atau disebut dengan Tanah

Negara.

4) Secara fisik, Penggugat hanya menguasai Tanah yang menjadi objek sengketa

selama 17 tahun yaitu sejak tahun 2001.

5) Dari keterangan saksi tidak ada yang mengetahui atas dasar apa penggugat

menempati rumah yang berada di atas Tanah yang menjadi objek sengketa

b. Alas Hak dari Pihak Tergugat 1 (Bagus Arya), Tergugat 2(Yitno Sukoyo)

dan Turut Tergugat (Totok Yulianto)

4) Adanya Surat Jual Beli Kios tahun 1977 antara Trimo (ayah BA Tergugat 1)

dengan Sunarto (Veteran) yang kemudian ditulis kembali pada tahun 1980

dengan Surat Keterangan Kepala Desa Bandungan sehingga menurut Penulis

jual beli kios dilakukan secara terang tunai sehingga sah menurut yang

berlaku secara adat.

Page 87: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

97

5) Dari keterangan saksi Emi Kristina menerangkan bahwa Ia mengalihkan kios

ke Sinah (alm.Istri YS Tergugat 2) tahun 1973 atas ijin Darmanto (Veteran)

yang kala itu sebagai pihak yang menguasai kios-kios diatas Rumah, maka

secara Fakta Tergugat 2 telah menguasainya secara fisik sejak tahun 1973

atau sekitar 45 tahun. Yang kemudian dikukuhkan kembali tahun 1999

dengan Surat Pernyataan dari Hadiyitno (Sekretaris Veteran) mengenai Jual

beli kios.

6) Adanya pembayaran SPPT PBB atas nama Trimo (ayah BA Tergugat 1) dan

Sinah (alm. Istri YS Tergugat 2), dalam Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 12

Tahun 1985 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 12 Tahun 1994, bahwa

yang menjadi subjek pajak bumi dan bangunan adalah orang atau badan yang

secara nyata mempunyai hak atas bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas

bangunan. Selain itu Pembayran PBB bisa menjadi bukti bahwa adanya

keterlibatan langsung dengan Tanah/Bangunan, dan hal ini dapat menjadi

dasar Penguasaan atas Tanah/Bangunan. Meski PBB bukan bukti

kepemilikan tanah, namun dengan adanya bukti SPPT PBB ini memberikan

dasar bahwa Pihak Tergugat 1 dan Tergugat 2 telah nyata menguasai Tanah.

7) Dari Ketiga saksi yang dihadirkan oleh Tergugat 1 dan Tergugat 2

memberikan keterangan bahwa :

a. Tanah Peninggalan belanda merupakan Tanah Sengketa

b. Tanah tersebut tidak tercatat dalam Buku C desa

c. Rumah diatas bekas hak asing dikuasai oleh Veteran sebagai Markas

Page 88: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

98

d. Kios-kios diatas rumah dikuasai oleh Para Veteran bernama Darmanto dan

Sunarto sejak tahun 1973

e. Saksi Emi membernarkan adanya pengalihan kios antara dirinya dengan

Sinah (alm Istri YS Tergugat 1)

f. Saksi Gatot membenarkan adanya pembayaran SPPT PBB atas nama

Trimo (ayah BA Tergugat 1) dan Sinah (alm Istri YS Tergugat 2) .

g. Dari Keterangan Saksi memperkuat alasan Tergugat 1 dan Tergugat 2

bahwa benar mereka nyata menguasai kios-kios secara fisik.

Dari bukti-bukti surat dan saksi-saksi yang diajukan oleh Masing-masing

pihak diketahui bahwa :

Tanah yang menjadi objek sengketa merupakan peninggalan Orang Belanda

yang bernama Mr. Kroes. Dari bukti surat pihak Penggugat (BS) tidak ada yang

menunjukan bahwa pernah dilakukan Konversi atas tanah, ataupun kepemilikan tanah

atas nama Hadikusumo. Hal tersebut menunjukan bahwa Hadikusumo bukan pemilih

sah atas tanah, maka jual beli antara Hadikusumo dengan Jasmin secara hukum tidak

sah, karena dilakukan oleh pihak yang tidak mempunyai alas hak atas tanah tersebut.

Dari keterangan saksi dikatehui pula bahwa setelah Mr. Kroes pergi, Rumah

diatas Tanah tersebut dimanfaatkan oleh Para Veteran sebagai markas. Dari 6 saksi

yang dihadirkan oleh kedua belah pihak, 4 saksi memberikan Keterangan yang sama

yakni bahwa Rumah diatas Tanah bekas hak barat tersebut dimanfaatkan oleh Para

Veteran sebagai Markas. 2 Saksi Dari pihak Penggugat (BS) bernama Sunarto dan

Sukrisno, dan 2 saksi dari Pihak Para Tergugat bernama Sugiyarti dan Gatot. Dari 4

Keterangan Saksi tersebut membuktikan bahwa Pihak Penggugat (BS) tidak

Page 89: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

99

menguasai rumah secara fisik. Menurut keterangan saksi Gatot Pihak Penggugat (BS)

menempati rumah tersebut sekitar tahun 2000, ini artinya Penggugat (BS) baru

menempati rumah selama 17 Tahun. Maka secara hukum, Penguasan fisik Penggugat

(BS) belum terpenuhi.

Saksi dari pihak Para Tergugat memberikan keterangan bahwa benar Tergugat

1(BA) dan Tergugat 2(YS) sudah menempati kios sejak tahun 1973, dibuktikan pula

dengan Surat jual beli tahun 1977 dan 1999, mengenai pembayaran PBB juga telah

diklarifikasi dari Saksi yang dihadirkan Para Tergugat yakni Saksi Gatot, yang

menerangkan bahwa Pembayaran PBB benar adanya, PBB bukanlah bukti alas hak ,

namun memberikan bukti bahwa Pihak Tergugat 1 dan Tergugat nyata menguasai

dan mendapat manfaat dari bangunan dalam hal ini Kios-kios. Dalam hal ini

seharusnya para Tergugat lah yang mempunyai prioritas utama untuk mengajukan

permohonan atas tanah yang menjadi objek segketa yang kini beralih statusnya

menjadi Tanah Negara.

4. Pihak yang berhak atas Tanah

a) Penggugat Tidak berhak atas Tanah

Dari beberapa argumen dan penafsiran terhadap bukti surat dan saksi dari

masing-masing pihak, Penulis berpendapat bahwa Penggugat tidak berhak atas

Tanah dengan alasan :

1) Surat Keterangan Prioritas tidak merubah status Tanah menjadi hak milik

kepada seseorang

2) Tidak adanya bukti bahwa Hadikusumo membeli Tanah

Page 90: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

100

3) Tidak adanya bukti Konversi atas Tanah, maka secara Hukum Tanah yang

menjadi objek sengketa berubah statusnya menjadi Tanah Negara

4) Hadikusumo menempati rumah (diatas tanah yang menjadi objek sengketa)

dalam status sewa dibuktikan dengan pembayaran IPEDA

5) Menurut Fakta Hukum Jual Beli Tanah antara Hadikusumo dengan Jasmin

adalah Tidak Sah , karena dilakukan oleh pihak yang tidak memiliki alas

hak atas Tanah tersebut. Maka Jasmin tidak memiliki alas hak apapun

terhadap Tanah

6) Dari Keterangan Saksi Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa Jasmin

pernah menempati Rumah diatas Tanah yang disengketakan

7) Maka menurut fakta hukum Penggugat (Budi Santoso) tidak memiliki alas

hak atas Tanah dan peristiwa waris yang dilakukan Jasmin kepada Budi

Santoso (Penggugat) adalah Batal demi hukum.

Dari poin-poin diatas menjadikan dasar argumen Penulis bahwa

Penggugat tidak memiliki alas hak atas Tanah yang disengketakan.

b) Para Tergugat berhak atas Tanah

Dari beberapa argumen dan penafsiran terhadap bukti surat dan saksi dari

masing-masing pihak, Penulis berpendapat bahwa Para Tergugat adalah pihak yang

secara faktual menguasai tanah. Berikut aspek hukum guna mendukung argumen

Penulis :

1) Pasal 55 ayat (1) UUPA yang menyatakan bahwa Tanah asal hak barat

harus dikonversi dalam jangka waktu 20 tahun sejak peraturan ini keluar,

Page 91: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

101

dan setelah tanggal 24 September 1980 maka Tanah bekas Hak barat

yang belum dikonversi akan beralih menjadi Tanah Negara. Para

Tergugat dapat memohonkan Tanah tersebut dengan status Tanah

Negara, karena tidak melekat hak atas Tanah menurut ketentuan UUPA

(HGU, HGB, HP, HM dll)

2) Pasal 24 ayat (2) PP Nomor 24 Tahun 1997 yang mengatur bahwa jika

tidak tersedia alat pembuktian berupa bukti-bukti tertulis, maka

pembuktian hak dapat dilakukan berdasarkan kenyataan penguasaan fisik

bidang tanah yang bersangkutan selama 20 tahun atau lebih secara

berturut-turut, dilakukan dengan itikad baik , secara terbuka dan

diperkuat dengan kesaksian orang yang dapat dipercaya, Penguasaan

tersebut tidak dipermasalahkan oleh Masyarakat hukum adat

desa/kelurahan.

3) Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 12 Tahun 1985 sebagaimana diubah dengan

UU Nomor 12 Tahun 1994, menerangkan bahwa yang menjadi subjek

PBB adalah orang/badan yang secara nyata mempunyai hak atas bumi,

dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai

dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan. Pihak yang membayar

PBB memiliki keterlibatan langsung dengan tanah/bangunan. PBB bukan

bukti kepemilikan suatu tanah namun menunjukan bahwa secara nyata

telah menguasai tanah/bangunan.

4) Pasal 4 ayat (1) Permenag Nomor 9 Tahun 1999 mengatur bahwa

sebelum mengajukan permohonan hak, pemohon harus menguasai tanah

Page 92: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

102

dengan data yuridis dan data fisik. Diatur lagi dalam Pasal 9 ayat (2)

bagian 2 bahwa dasar penguasaan berupa alas hak yang diperoleh oleh

pemohon, dapat berupa surat bukti perolehan tanah ( Surat Jual Beli Kios

dan Surat Keterangan Kepala Desa dari Pihak Para Tergugat) beserta

keterangan status Tanahnya ( Tanah Negara)

Dari fakta hukum diatas menjadi dasar Penulis berargumen bahwa Para Tergugat

memilki prioritas untuk mengajukan permohonan atas Tanah ke Negara dalam hal ini

Badan Pertanahan Nasional, dimana status Tanah yang beralih menjadi Tanah Negara

sehingga tanah tersebut tidak dilekati hak-hak perseorangan menurut UUPA, dan

dengan dasar penguasaan fisik yang dikuatkan dengan keterangan saksi maka

menjadikan Para Tergugat memiliki alas hak atas tanah yaitu Penguasaan fisik.

5. Pertimbangan Hakim dan Putusan

a. Alasan Putusan Hakim Tidak Tepat

Dari fakta hukum diatas, maka menurut hemat Penulis Putusan Hakim yang

menyatakan Gugatan Penggugat Tidak Diterima (NO) dengan alasan belum

terpenuhinya alasan formil dan menyatakan Gugatan premature adalah tidak tepat

dengan dasar :

1) Penggugat tidak memiliki alas hak atas tanah tersebut sejak awal,

Hadikusumo tidak memiliki alas hak atas tanah dan menempati

rumah dengan status sewa, maka jual beli antara Hadikusumo dengan

Jasmin adalah tidak sah secara hukum, karena Jual Beli dilakukan

oleh orang yang tidak memiliki alas hak atas tanah.

Page 93: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

103

2) Selain itu menurut fakta hukum mengenai status tanah yang telah

Penulis tafsirkan, bahwa Tanah yang menjadi objek sengketa telah

berubah statusnya menjadi Tanah Negara, karena tidak adanya bukti

konversi atas tanah dan bukti kepemilikan atas tanah. Maka dari itu

Penulis berpendapat bahwa Penggugat (BS) tidak memiliki alas hak atas

tanah, Pasal 24 ayat (2) PP No 24 Tahun 1997 mengatur bahwa

pembuktian penguasaan fisik atas tanah adalah 20 tahun secara berturut-

turut, maka secara hukum penguasaan fisik Penggugat belum terpenuhi.

3) Dari sisi Tergugat 1 (BA) dan Tergugat 2 (YS) sudah menempati kios

diatas tanah sejak tahun 1973 maka secara fisik mereka sudah

menguasai kios-kios diatas tanah selama kurang lebih 45 tahun dan

diperkuat dengan keterangan saksi. Maka secara hukum Para Tergugat

telah sah menempati kios-kios diatas Tanah Negara dengan alas hak

Penguasaan fisik.

4) Saksi-saksi yang dihadirkan oleh Pihak Penggugat tidak memperkuat

Gugatan Penggugat, karena tidak satupun dari para saksi yang

mengetahui dasar Penggugat menempati rumah, dan tidak mengetahui

Jual Beli antara Hadikusumo dengan Jasmin.

b) Kecenderungan Hakim dalam Pertimbangannya

Dari Pertimbangan Hakim memiliki kecenderungan bahwa Para

Tergugat tidak melakukan perbuatan Hukum dan mempertimbangkan bahwa

Para Tergugat yang berhak atas Tanah, berikut ulasannya :

Page 94: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

104

1) Tanah yang disengketakan adalah Eigendom Verponding. Dari

pertimbangan hakim yang menyatakan bahwa Tanah yang

disengketakan adalah Eigendom Verponding, menggambarkan bahwa

Hakim mempertimbangan bahwa tanah tersebut merupakan Tanah

bekas Hak Eigendom, dan tidak berada dalam status hak atas tanah.

Maka menurut Penulis Tanah tersebut telah berubah statusnya menjadi

Tanah Negara.

2) Dari Keterangan Saksi, tidak ada yang mengetahui atas dasar apa

Penggugat dapat menempati Rumah di atas Tanah yang menjadi

sengketa.

3) Dari Pertimbangan Hakim diatas menunjukan bahwa sebenarnya

Hakim telah mengamati bahwa dari Saksi yang dihadirkan oleh

Penggugat, tidak mengetahui dasar Penggugat menempati Rumah, Hal

ini menjadi kelemahan bagi Penggugat karena dari Keterangan Para

Saksi tidak dapat memperkuat Dalil Gugatan Penggugat, yang

menyatakan bahwa Penggugat berhak atas Tanah yang menjadi objek

sengketa.

4) Hakim mempertimbangan jawaban Para Tergugat mengenai status

tanah yang telah berubah statusnya menjadi Tanah Negara, dengan

alasan bahwa tanah tersebut belum dikonversi.

5) Hakim juga mempertimbangkan bahwa pembuktian alas hak atas

tanah dapat dilihat dari penguasaan fisik

Page 95: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

105

6) Hakim mempertimbangkan keterangan saksi dari Pihak Para Tergugat

dan SPPT PBB atas nama Para Tergugat , dan menyimpulkan bahwa

Para Tergugat lah yang menguasainya secara fisik dengan alasan

menempati sejak tahun 1973.

c) Putusan menurut Argumen Penulis

Pengambilan keputusan sangat diperlukan oleh hakim atas sengketa yang

diperiksa dan diadili. Hakim harus dapat mengolah dan memproses data-data yang

diperoleh selama proses persidangan, baik dari bukti surat, saksi, persangkaan,

pengakuan, maupun sumpah yang terungkap dalam persidangan (lihat Pasal 164

HIR).Dalam hukum acara perdata, mengatur bahwa apabila Penggugat tidak dapat

membuktikan Dalil Gugatannya maka akibat hukum yang harus ditanggung adalah

gugatan harus ditolak seluruhnya.

Penulis berpendapat bahwa Penggugat tidak dapat membuktikan Gugatannya

dilihat dari Penggugat tidak dapat membuktikan bahwa ia memiliki alas hak atas

tanah, belum adanya surat bukti yang membuktikan bahwa Penggugat adalah pihak

yang berhak atas tanah yang menjadi objek sengketa. Selain itu dalam Dalil

Gugatannya Penggugat menyatakan bahwa Tergugat melakukan perbuatan melawan

hukum, namun dari pihak Penggugat tidak dapat membuktikan bahwa Para Tergugat

melakukan perbuatan melawan hukum. Atas dalil gugatan dari Penggugat, Para

Tergugat telah mampu membuktikan bahwa mereka tidak melakukan perbuatan

hukum, dan mampu membuktikan alas hak /penguasaan terhadap tanah yang menjadi

objek sengketa.

Page 96: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

106

Namun dalam Pertimbangan akhir atas Dalil Penggugat dan jawaban Para

Tergugat sebelum menuju amar Putusan Hakim menyimpulkan bahwa belum ada

surat bukti yang membuktikan kepemilikan yang sah atas objek sengketa , namun

Penulis berpendapat bahwa alas hak dapat dilihat dari Penguasaan fisik seseorang

atas Tanah. Dari hasil analisis Penulis pada point 1 mengenai Status Tanah, menurut

fakta hukum Tanah yang menjadi objek sengketa telah beralih statusnya menjadi

Tanah Negara. Maka terhadap hal tersebut, haruslah diajukan permohonan atas Tanah

Negara. Dari hal inilah seharusnya Hakim dapat mempertimbangkan alas hak dari

kedua belah pihak. Alas hak tersebut dapat dipertimbangkan dari bukti-bukti surat

dan keterangan saksi yang dihadirkan oleh kedua belah pihak.

Pada amar Putusannya Hakim memutus NO atas dasar pertimbangan bahwa

Pihak Penggugat (BS) sedang dalam proses mengajukan permohonan atas tanah sejak

2012 namun sampai saat ini belum ada keputusan dari Pihak Badan Pertanahan

Nasional (BPN).

Dalam Pasal 125 Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan

Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 1997, dimana dalam Pasal 125 mengatur bahwa mengenai

perubahan data pendaftaran tanah berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan,

disamping itu berlaku pula Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan

Nasional Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pelimpahan dan Kewenangan Pemberian dan

Pembatalan Keputusan Pemberian Hak atas Tanah Negara, dimana Pasal 2 mengatur

bahwa Kepala Kantor Wilayah BPN memberi Surat Keputusan pembatalan hak atas

Page 97: BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA - UKSW€¦ · Hak penguasaan atas tanah Negara sebagai maksud dalam Peraturan Pemerintah No 8 tahun 1953, yang diberikan kepada departemen-

107

tanah yang telah dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan baik yang terdadpat

cacat hukum dalam penerbitannya maupun untuk melaksanakan putusan Pengadilan.

Dari ketentuan diatas maka Hakim berhak memberi keputusan mengenai siapa

yang berhak atas tanah atau menyatakan Penggugat tidak berhak atas tanah dengan

alasan bahwa Penggugat tidak memiliki alas hak atas tanah tersebut, maka

permohonan hak atas tanah yang dimohonkan Penggugat dapat dibatalkan karena

penetapan putusan pengadilan.

Karena status tanah telah beralih menjadi Tanah Negara, sehingga Hakim bisa

melihat siapakah pihak yang mendapat hak prioritas untuk mengajukan permohonan

dari bukti alas hak atas tanah tersebut. Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa

Pihak Para Tergugat mempunyai prioritas untuk mengajukan hak atas tanah negara,

atas dasar/alas hak penguasaan fisik terhadap tanah, beritikad baik dalam menguasai

dan dikuatkan dengan keterangan saksi bahwa memang benar pada faktanya Tergugat

1(BA) dan Tergugat 2 (YS) menempati kios-kios diatas Tanah Negara sejak lama dan

sudah menempati selama kurang lebih 45 tahun.

Dari beberapa argumen yang telah penulis paparkan, maka penulis berpendapat

bahwa Putusan Hakim yang menyatakan “Gugatan Penggugat Tidak Diterima (NO)

adalah tidak tepat, menurut hemat Penulis Putusan sepatutnya berbunyi “ Menolak

Gugatan Penggugat Seluruhnya” atas dasar Penggugat tidak memiliki alas hak

atas tanah sejak awal dan Penggugat tidak dapat membuktikan dalil gugatannya.