BAB II PEMBAHASAN A. Bayi Baru Lahir
Transcript of BAB II PEMBAHASAN A. Bayi Baru Lahir
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bayi Baru Lahir
1. Definisi Bayi Baru lahir
Merupakan awal dimulainya kehidupan manusia, setelah
melalui proses prsalinan yang penuh resiko.Periode ini bayi dalam
proses adaptasi dengan dunia luar yang jauh berbeda dari keadaan di
dalam Rahim dan sangat rentan terhadap lingkungan sekitar (Suparmi,
2018)
2. Ciri-ciri bayi lahir normal antara lain (Depkes RI) :
a. Berat badan 2500-4000 gram.
b. Panjang badan lahir 48-52 cm.
c. Lingkar dada 30-38 cm.
d. Lingkar kepala 33-35 cm .
e. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180×/menit,
kemudian menurun sampai 120-140×/menit.
f. Pernafasan pada menit-menit pertama kira-kira 80x/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40×menit.
g. Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan
yang cukup terbentuk dan diliputi vernix caseosa,Kuku panjang.
h. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
i. Genitalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan), pada laki-laki Testis sudah turun (Suparmi, 2018).
3. Klasifikasi Neonatus
Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa kasifikasi
menurut Marmi (2015) , yaitu :
1) Neonatus menurut masa gestasinya :
a. Kurang bulan (preterm infant) : < 259 hari (37 minggu)
b. Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (37-42
minggu)
c. Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu
atau lebih)
2) Neonatus menurut berat badan lahir :
a. Berat lahir rendah : < 2500 gram.
b. Berat lahir cukup : 2500-4000 gram.
c. Berat lahir lebih : > 4000 gram.
3) Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa
gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa
kehamilan) :
a) Nenonatus cukup /kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
b) Sesuai /kecil/Besar masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
4. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Normal
Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui
apakah transisi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan
dengan lancar dan tidak ada kelainan. Pemeriksaan medis 8
komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama kehidupan. Pemeriksaan
rutin pada bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk mendeteksi
kelainan atau anomali kongenital yang muncul pada setiap kelahiran
dalam 10-20 per 1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap
kelainan yang terdeteksi pada saat antenatal, mempertimbangkan
masalah potensial terkait riwayat kehamilan ibu dan kelainan yang
diturunkan, dan memberikan promosi kesehatan, terutama pencegahan
terhadap sudden infant death syndrome (SIDS) (Lissauer, 2013).
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk
membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali pusat,
mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi, dan pencegahan infeksi.
Asuhan bayi baru lahir meliputi :
a. Pencegahan Infeksi (PI).
b. Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi Untuk
menilai apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak dilakukan
penilaian sepintas setelah seluruh tubuh bayi lahir dengan tiga
pertanyaan :
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
a. Apakah kehamilan cukup bulan?
b. Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
c. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
Jika ada jawaban “tidak” kemungkinan bayi mengalami asfiksia
sehingga harus segera dilakukan resusitasi. Penghisapan lendir pada
jalan napas bayi tidak dilakukan secara rutin (Kementerian Kesehatan
RI, 2013)
Setiap penilaian diberi nilai 0, 1, dan 2. Bila dalam 2 menit nilai
apgar tidak mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi lebih
lanjut, oleh karena bila bayi mendertita asfiksia lebih dari 5 menit,
kemungkinan terjadinya gejala-gejala neurologik lanjutan di kemudian
hari lebih besar. berhubungan dengan itu penilaian apgar selain pada
umur 1 menit, juga pada umur 5 menit.
Tabel 2.1
Nilai APGAR
SKOR
Tanda 0 1 2
Appearance Pucat Badan merah,
ektrimitas biru
Seluruh
tubuh
kemerahan
Pulse Tidak ada < 100 x/menit > 100
x/menit
Grimace Tidak ada Sedikit gerakan
mimik/ menyeringai Batuk/ bersin
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Activity Tidak ada Ekstrimitas dalam
sedikit fleksi Gerakan aktif
Respiration Tidak ada Lemah/ tidak
teratur
Baik/
menangis
Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah bayi tersebut normal atau
asfiksia.
• Nilai Apgar 7-10 : Bayi normal
• Nilai Apgar 4-6 : asfiksia sedang ringan
• Nilai Apgar 0-3 : asfiksia berat
(Prawirohardjo, 2009)
5. Refleks pada BBL
Refleks merupakan gerakan yang sifatnya involunter alias tidak
disengaja. Refleks bayi biasanya berupa gerakan yang bersifat spontan
dan terjadi pada aktivitas bayi sehari-hari. Selain itu, terdapat juga
refleks yang memang merupakan respon dari stimulus yang diberikan.
Refleks bayi yang baik menandakan aktivitas saraf dan otak bayi yang
normal. Beberapa refleks hanya ditemukan dalam waktu tertentu di
perkembangan bayi. Refleks tersebut nantinya dapat hilang dengan
sendirinya ketika bayi mencapai usia tertentu. Beberapa reflek bayi
diantaranya yaitu :
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
1) Reflex Rooting
Refleks ini terjadi ketika Anda menyentuh pinggir mulut bayi
Anda. Bayi akan mengikuti arah sentuhan tersebut sambil
membuka mulutnya. Hal ini membantu bayi ketika ia sedang
ingin menyusu. Refleks ini muncul sejak lahir dan bertahan
hingga usia 3-4 bulan.
2) Refleks menghisap (sucking reflex)
Ketika bagian atas atau langit-langit mulut bayi disentuh, bayi
akan mulai menghisap. Refleks menghisap mulai muncul saat
usia 32 minggu kehamilan dan menjadi sempurna saat usia 36
minggu kehamilan. Oleh karena itu, bayi prematur biasanya
belum bisa menghisap dengan baik.
3) Refleks moro
Refleks moro biasanya muncul ketika bayi terkejut. Ketika bayi
Anda terkejut misalnya karena suara yang berisik atau gerakan
yang terjadi secara tiba-tiba, bayi akan mengeluarkan refleks ini.
Bayi akan melakukan gerakan dengan memanjangkan lengan
dan menekuk kakinya. Refleks ini muncul sejak lahir dan
bertahan hingga usia 4 bulan.
4) Refleks Asymmetric tonic neck reflex
Ketika kepala bayi menengok ke satu sisi, ia akan
memanjangkan lengan di sisi yang sama. Sebaliknya, lengan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
pada sisi yang berlawanan akan ditekuk. Refleks ini muncul
sejak lahir dan bertahan hingga usia 2 bulan.
5) Refleks menggenggam (palmar grasp reflex)
Refleks menggenggam pada bayi muncul ketika Anda
menyentuh telapak tangannya. Bayi akan menutup jari-jarinya
seperti gerakan menggenggam. Refleks ini muncul sejak lahir
dan bertahan hingga usia 3-4 bulan.
6) Refleks Babinski
Refleks Babinski muncul ketika Anda menggaruk telapak kaki
bayi Anda. Jempol bayi akan mengarah ke atas dan jari-jari kaki
lainnya akan terbuka. Refleks ini menetap hingga usia 2 tahun.
7) Refleks Stepping
Refleks ini juga dikenal dengan istilah walking/dance reflex
karena bayi terlihat seperti melangkah atau menari ketika ia
diposisikan dalam posisi tegak dengan kaki yang menyentuh
tanah. Refleks ini muncul sejak lahir dan terlihat paling jelas
setelah usia 4 hari.
(Suparmi, 2018)
B. Tali Pusat
1. Definisi
Tali pusat merupakan jaringan ikat yang menghubungkan antara
plasenta dan janin yang memiliki peranan penting dalam interaksi antara
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
ibu dan janin selama masa kehamilan. Jaringan ini berfungsi menjaga
viabilitas dan memfasilitasi pertumbuhan embrio serta janin. Tali pusat
sangat penting bagi perkembangan, kesejahteraan, dan kelangsungan
hidup fetus karena berfungsi sebagai sumber oksigen, nutrien dan
pembuangan zat-zat sisa. Proses ini diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin. (Ii & Pustaka, n.d.)
Tali pusat berfungsi untuk mengalirkan darah ke janin selama
masa pertumbuhan dan perkembangan janin. Jaringan dari tali pusat
bekerja untuk mempertahankan aliran darah selama perkembangan
janin. Tali pusat merupakan suatu sistem kardiovaskular janin ,sehingga
pemahaman mengenai tali pusat memiliki potensi besar dalam
mempelajari dan menilai perubahan dalam jaringan pembuluh darah
janin. Fungsi tali pusat adalah sebagai sirkulasi darah janin sebelum
lahir. Darah arteri dari plasenta mengalir ke janin melalui vena
umbilikalis dan dengan cepat mengalir ke hati kemudian masuk ke vena
kava inferior. Darah mengalir ke foramen ovale dan masuk ke atrium
kiri dan beberapa saat kemudian darah muncul di aorta dan arteri di
daerah kepala. Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai
bypass, yang memungkinkan sejumlah besar darah campuran yang di
keluarkan jantung kembali ke plasenta tanpa melalui paru- paru. Kira-
kira 55% darah campuran, yang keluar dari ventrikel, mengalir menuju
plasenta, 35% darah mengalir ke jaringan tubuh, dan 10% sisanya
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
mengalir ke 15 paru- paru. Setelah lahir foramen ovale menutup, duktus
arteriosus, duktus venosum, arteri dan vena umbilikalis menutup dan
menjadi sebuah ligamen.(Ii & Pustaka, n.d.).
Tali pusat merupakan sebuah tali yang memanjang.Struktur ini
memiliki dua fungsi yang sangat berperan penting bagi kehidupan janin
selama dalam kandungan yaitu pertama sebagai saluran yang
menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin sehingga janin
mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang
sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena
umbilikalis. Sehingga janin mendapat asupan yang cukup untuk tumbuh
kembang di dalam rahim. Kedua, sebagai saluran pertukaran bahan sisa
seperti urea dan gas karbon dioksida yang akan meresap keluar melalui
pembuluh darah arteri umbilikalis yang mengalirkan sisa metabolit
tersebut dari janin menuju plasenta (Ii & Pustaka, n.d.).
2. Perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat untuk bayi baru lahir yaitu dengan tidak
membungkus puntung tali pusat atau perut bayi dan tidak mengoleskan
cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat. (JNPK-KR, 2008).
Upaya untuk mencegah infeksi tali pusat sesungguhnya merupakan
tindakan sederhana, yang penting adalah tali pusat dan daerah
sekitarnya selalu bersih dan kering. Sudah banyak penelitian yang
dilakukan untuk meneliti bahan yang digunakan untuk merawat tali
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
pusat. Perawatan tali pusat secara medis menggunakan bahan antiseptik
yang meliputi alkohol 70% atau antimikrobial seperti povidon-iodin
10% (Betadine), Klorheksidin, Iodium Tinstor dan lain-lain yang
disebut sebagai cara modern. Sedangkan perawatan tali pusat metode
tradisional menggunakan madu, Minyak Ghee (India) atau kolostrum.
C. Air Susu Ibu
A. Definisi
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang disekresikan oleh
kelenjar payudara ibu berupa makanan alamiah atau susu terbaik
bernutrisi dan berenergi tinggi yang diproduksi sejak masa kehamilan
(Wiji,2013). ASI merupakan makanan yang sempurna dan terbaik bagi
bayi khususnya bayi 0-6 bulan karena mengandung unsur-unsur gizi
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
optimal (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2015).
B. Jenis Jenis ASI
Menurut Maritalia (2012) ASI dibedakan dalam tiga stadium
yaitu:
1. Kolostrum Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh
kelenjar payudara, dari hari pertama sampai hari ketiga atau
keempat setelah persalinan. Kolostrum merupakan cairan yang
agak kental, lengket dan berwarna kekuning-kuningan.
Kolostrum 11 mengandung tinggi protein, mineral, garam,
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi dari
pada ASI matur, yang berfungsi :
a) Sebagai pembersih selaput usus Bayi Baru Lahir (BBL)
sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima
makanan.
b) Mengandung kadar protein yang tinggi terutama
globulin sehingga dapat memberikan perlindungan
tubuh terhadap infeksi.
c) Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi
tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka
waktu sampai dengan enam bulan.
2. ASI transisi / peralihan Merupakan ASI peralihan dari
kolostrum sampai menjadi ASI yang matur, disekresi dari hari
ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi. Selama dua minggu,
volume air susu bertambah banyak dan berubah warna serta
komposisinya. Kadar immunoglobulin dan protein menurun,
sedangkan kadar lemak dan laktosa meningkat.
C. ASI matur Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke sepuluh dan
seterusnya, komposisinya relatif konstan. ASI ini merupakan makanan
satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6
bulan.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
D. Kandungan asi
ASI mengandung immunoglobulin A, G dan M serta ASI juga
mengandung lactoferin dan lisozim sebagai anti bakteri, anti virus dan
anti mikroba (Kasiati, dkk., 2013)
E. Manfaat Asi
a. Perlindungan terhadap infeksi.
b. Mempererat terhadap alergi.
c. Mempererat hubungan dengan ibu.
d. Perlindungan terhadap anak.
(Suparmi, 2018)
D. Perawatan Tali Pusat dengan ASI
1. Berdasarkan Jurnal Romlah dkk
Penelitian yang dilakukan oleh Romlah, Iltru Misdeti, Novita
Anggraini tahun 2018 yang berjudul “Analisis Perawatan Tali Pusat
Dengan Asi Terhadap Lamanya Waktu Pelepasan Tali Pusat ”.
Perawatan dengan ASI sangat mudah dan murah serta memberikan
manfaat yang baik, karena dengan memberikan ASI sebagai perawatan
tali pusat membuat ibu berpikir untuk menghasilkan ASI yang lebih
banyak agar dapat membantu proses perawatan tali pusat. Tujuan
Penelitian Untuk Menganalisis Perawatan Tali Pusat dengan ASI
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Terhadap Lamanya Waktu Pelepasan Tali Pusat. Prosedur Melakukan
Perawatan Tali Pusat Dengan ASI :
a. Menjelaskan pada ibu bagaimana metode perawatan tali pusat
dengan ASI.
b. Mencuci tangan untuk pencegahan infeksi.
c. Pemberian ASI dilakukan setelah bayi di mandikan ataupun
hanya di lap saja. ( pastikan tali pusat sudah bersih dan
dikeringkan)
d. memberikan cairan ASI dengan cara mengoleskan pada pangkal
tali pusat dan sekitarnya dengan cotton bud.
e. Perawatan tali pusat dengan ASI dilakukan 2 kali sehari ( pagi
dan sore )
f. Tidak memberikan apapun lagi pada tali pusat kecuali ASI.
g. Melipat Popok dibawah punting tali pusat, supaya tali pusat tetap
kering dan tidak terkontaminasi oleh apapun.
Hasil analisis univariat menunjukkan hasil berdasarkan umur
ibu dari jumlah 78 ibu bayi usia terbanyak yaitu 21- 34 tahun (96,2%).
Berdasarkan usia kehamilan dari jumlah 78 ibu bayi dengan usia
kehamilan terbanyak 37- 42 tahun (100%). Berdasarkan paritas dari
jumlah 78 ibu bayi dengan paritas terbanyak paritas kedua atau lebih
(67,9%). Berdasarkan berat badan lahir dari jumlah 78 bayi yang
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
terbanyak berat badan lahir 2500-< 4000 gram (100%). Berdasarkan
jenis kelamin dari jumlah 78 bayi dengan jenis kelamin lebih banyak
perempuan (52,6%). Berdasarkan rentang waktu pelepasan tali pusat
dari jumlah 78 bayi yang terbanyak <5 hari (78,2%). Berdasarkan rata-
rata pelepasan tali pusat dari jumlah 78 bayi dengan rata-rata pelepasan
tali pusat 3.71 hari dengan waktu tercepat 2 hari dan terlama 7 hari.
2. Berdasarkan Jurnal Indah Rohmawati
Penelitian yang dilakukan oleh Indah Rohmawati tahun 2017 yang
berjudul ” The Effectiveness of Breast Milk (ASI) in the Release of the
Umbilical Cord in Newborns” Perawatan tali pusat dengan ASI,
menyebabkan permukaan tali pusat atau sisa tali pusat protectied dari
infeksi, itu semua dapat menyebabkan Tali Pusat untuk lebih cepat
kering dan lepas.Tujuan Penelitian untuk mengetahui efektivitas susu
ibu (ASI) dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir. Prosedur
pelaksanaan :
a. Menjelaskan pada ibu bagaimana metode perawatan tali pusat
dengan ASI.
b. Mencuci tangan untuk pencegahan infeksi.
c. tali pusat dicuci, dikeringkan dan diberikan ASI selama 3 hari
berturut-turut menyebabkan tali pusat terlindungi dari infeksi
baik bakteri atau virus.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
rata-rata pengobatan tali pusat menggunakan ASI dibandingkan
dengan menggunakan kasa steril, mean berbeda secara signifikan
karena tali pusat itu lebih cepat melepaskan ketika dirawat
menggunakan ASI dengan nilai rata-rata 5,33 hari dibandingkan dengan
hanya peduli menggunakan kasa steril dengan nilai rata-rata 7, 20 hari.
Berdasarkan nilai p yang diperoleh 0,000 berarti ASI lebih efektif untuk
merawat tali pusat. Hal ini karena tali pusat dirawat dengan ASI dapat
terlindungi dari infeksi sehingga tidak berdampak negative dan Tali
pusat cepat kering dan lepas dengan beberapa hari saja.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--