bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

25
7 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN Pada Bab II ini akan menguraikan mengenai pemahaman terhadap Gedung Penjualan Sarana Pendidikan, tinjauan proyek sejenis, dan spesifikasi umum yang diperoleh dari hasil analisis literatur dan proyek sejenis. 2.1 Pemahaman Gedung Penjualan Sarana Pendidikan Berikut ini merupakan pemaparan secara umum mengenai gedung penjualan sarana pendidikan. 2.1.1 Pemahaman Gedung Penjualan Sebelum memahami definisi dari gedung penjualan, maka perlu dicari definisi dari gedung dan penjualan itu sendiri. a. Pengertian gedung Menurut UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang dimaksud dengan bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang

Transcript of bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

Page 1: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

7

BAB II

PEMAHAMAN TERHADAP

GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN

Pada Bab II ini akan menguraikan mengenai pemahaman terhadap Gedung

Penjualan Sarana Pendidikan, tinjauan proyek sejenis, dan spesifikasi umum yang

diperoleh dari hasil analisis literatur dan proyek sejenis.

2.1 Pemahaman Gedung Penjualan Sarana Pendidikan

Berikut ini merupakan pemaparan secara umum mengenai gedung penjualan

sarana pendidikan.

2.1.1 Pemahaman Gedung Penjualan

Sebelum memahami definisi dari gedung penjualan, maka perlu dicari definisi

dari gedung dan penjualan itu sendiri.

a. Pengertian gedung

Menurut UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang dimaksud

dengan bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang

Page 2: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

8

menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas

dan atau di dalam tanah dan atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia

melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan

keagamaan, social, budaya, maupun kegiatan khusus.

Sedangkan menurut situs online Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang

dimaksud gedung adalah bangunan tembok dan sebagainya yang berukuran

besar sebagai tempat kegiatan, seperti perkantoran, pertemuan, perniagaan,

pertunjukkan, dan olahraga (www.kbbi.web.id/gedung, diakses pada 21 Maret

2015).

b. Pengertian penjualan

Arti dari penjualan menurut Winardi dalam bukunya Pengantar Manajemen

Penjualan adalah hasil yang dicapai sebagai imbalan jasa-jasa yang

diselenggarakan yang dilakukannya perniagaan transaksi dunia usaha.

Sedangkan menurut situs online Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang

dimaksud dengan penjualan adalah proses, cara, perbuatan menjual. Dapat pula

berarti tempat menjual (www.kbbi.web.id/jual, diakses pada 17 Maret 2015).

Berdasarkan definisi dari gedung dan penjualan yang telah dipaparkan,

maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan gedung penjualan

adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan jual

beli.

2.1.2 Pemahaman Sarana Pendidikan

Sebelum memahami definisi dari sarana pendidikan, maka perlu dipahami

definisi dari sarana dan pendidikan.

a. Pengertian sarana

Dalam kegiatan sehari-hari, manusia sering menggunakan istilah sarana dan

prasarana. Kedua istilah ini memang tidak dapat dipisahkan dan terkadang

membingungkan, padahal keduanya memiliki arti masing-masing.

Menurut situs online Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud

dengan sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam

mencapai maksud atau tujuan, alat, media (www.kbbi.web.id/sarana, diakses

pada 20 Februari 2015). Prasarana dari sumber yang sama berarti segala sesuatu

Page 3: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

9

yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha,

pembangunan, proyek, dan sebagainya)(www.kbbi.web.id/prasarana, diakses

pada 20 Februari 2015).

b. Pengertian pendidikan

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam Undang-Undang ini juga disampaikan bahwa pendidikan di

Indonesia dibagi atas:

1. Jalur pendidikan, adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk

mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai

dengan tujuan pendidikan. Yang termasuk dalam jalur pendidikan antara

lain:

Pendidikan formal, adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, menengah, dan tinggi

Pendidikan nonformal, adalah jalur pendidikan di luar pendidikan

formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan

2. Jenis pendidikan, adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan

tujuan pendidikan dan satuan pendidikan. Jenis pendidikan mencakup

antara lain pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,

keagamaan, dan khusus

Di Indonesia jalur pendidikan yang paling banyak ditempuh oleh

masyarakat adalah pendidikan formal mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan

Perguruan Tinggi. Jalur pendidikan formal ini telah dicanangkan pemerintah

melalui program Wajib Belajar. Pemerintah juga menentukkan standar

pengajaran bagi sekolah-sekolah dalam bentuk kurikulum.

Berdasarkan definisi dari sarana dan pendidikan yang telah dipaparkan

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sarana

Page 4: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

10

pendidikan adalah alat atau media yang digunakan langsung dalam proses

kegiatan belajar mengajar.

2.1.3 Jenis-Jenis Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah

formal dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis seperti dikutip dari

www.sekolahdasar.net/2010/07/administrasi-sarana-dan-prasarana.html terdiri atas:

a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai, terdiri atas :

Sarana pendidikan yang habis dipakai misalnya kapur tulis, spidol, larutan-

larutan kimia, dan kertas

Sarana pendidikan tahan lama misalnya meja, bangku, dan alat-alat

olahraga

b. Ditinjau dari dapat bergerak tidaknya saat digunakan, terdiri atas :

Sarana pendidikan yang bergerak, adalah sarana pendidikan yang dapat

dipindah sesuai kebutuhan pemakainya. Misalnya lemari, bangku, dan

meja

Sarana pendidikan yang tidak bergerak, adalah sarana pendidikan yang

sangat sulit dipindahkan. Misalnya mikroskop electron.

c. Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar, terdiri atas:

Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses

belajar mengajar misalnya buku dan alat tulis

Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa

perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang mudah member pengertian

kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak sampai yang kongkret.

Misalnya model anatomi manusia, model kerangka manusia, dan globe

Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai

perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi

efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada 3 jenis

media pengajaran, yaitu media audio, visual, dan audio-visual

Page 5: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

11

2.1.4 Klasifikasi Sarana Pendidikan yang Dijual

Jenis sarana pendidikan yang dibutuhkan oleh siswa, mahasiswa, maupun

kalangan umum sangat beragam. Oleh karena itu perlu dilakukan pengelompokkan

sarana pendidikan apa saja yang akan disediakan di Gedung Penjualan Sarana

Pendidikan ini.

Klasifikasi sarana pendidikan ini ditinjau berdasarkan hubungannya dengan

proses belajar mengajar seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Klasifikasi sarana pendidikan yang dijual pada Gedung Penjualan Sarana Pendidikan

ini yaitu:

a. Alat pelajaran berupa buku, baik itu buku teks pelajaran maupun jenis buku

lain, serta alat-alat tulis.

b. Alat peraga berupa berbagai jenis peralatan dan model 3D yang dapat

membantu dalam proses belajar

c. Media pengajaran berupa alat untuk membantu proses belajar melalui media

audio, visual, maupun audio-visual seperti poster, peta, termasuk alat-alat

elektronik berupa proyektor, komputer, dan laptop.

Sarana pendidikan yang dijual di Gedung Penjualan Sarana Pendidikan untuk

jenjang SD, SMP, dan SMA ditunjukkan pada Tabel 2.2 yang terdapat dalam

Lampiran. Sedangkan untuk jenjang Perguruan Tinggi dan umum tidak dijelaskan

lebih lanjut, karena alat pelajaran yang digunakan berupa buku-buku umum.

2.1.4 Merancang Gedung Penjualan Sarana Pendidikan

Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini termasuk ke dalam jenis bangunan

komersial. Artinya, bangunan ini digunakan oleh banyak orang (bersifat publik) dan

difungsikan sebagai tempat usaha. Untuk menambah wawasan sekaligus memberi

gambaran tentang gedung penjualan, maka perlu dicari teori-teori arsitektur yang

menunjang proses perancangan gedung penjualan sarana pendidikan.

a. Merancang toko buku dan ruang baca

Buku adalah salah satu sarana pendidikan yang dijual di Gedung Penjualan

Sarana Pendidikan ini. Bisa dikatakan di dalamnya terdapat toko buku selain

tempat untuk menjual sarana pendidikan lain. Untuk menunjang keinginan

pengunjung yang ingin melihat-lihat buku, maka diperlukan sebuah ruang baca.

Page 6: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

12

Berikut disampaikan beberapa metode untuk merancang toko buku dan

ruang baca yang menarik, dikutip dari artikel berjudul Ruang Baca Multifungsi

dalam majalah Griya Asri edisi Januari 2002.

Aspek rancangan bentuk dan ukuran ruang

Bentuk dan ukuran ruang ditentukan konsep ruang yang dipilih. Bentuk

ruang baca biasanya sederhana dengan sirkulasi mudah tanpa penyekat.

Ruang yang dianggap sebagai ruang utama adalah ruang yang dipakai

sebagai tempat penataan buku-buku

Aspek material

Pemilihan material yang diterapkan pada ruang baca umumnya material yang

ringan dan penggunaannya fleksibel. Misalnya material kayu yang

digunakan sebagai rak buku, dan lantainya dapat digunakan material

keramik, parket, atau hanya drymixed cement asalkan permukaannya rata.

Aspek warna

Pemilihan warna yang cocok untuk sebuah toko buku dan ruang baca adalah

warna yang sifatnya menenangkan dan tidak terlalu gelap. Jika ada warna

yang sifatnya keras, biasanya hanya diterapkan pada satu ruang atau satu

bidang dinding sebagai aksen dan pembangkit mood.

Gambar 2.1 Rak Buku dari Kayu

Sumber : Majalah Griya Asri, Edisi Januari 2002

Page 7: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

13

Aspek furniture

Furniture untuk sebuah toko buku dan ruang baca dirancang dengan

memperhitungkan aspek ergonomis sehingga menjamin kenyamanan para

penggunanya. Bentuk-bentuk furniture dibuat sederhana agar pengunjung

lebih berkonsentrasi dalam memilih atau membaca buku.

Aspek pencahayaan

Kenyamanan suatu ruang dapat ditentukan oleh pencahayaan dan bayangan

yang dihasilkan oleh warna dan tekstur dari material yang digunakan. Kesan

yang ingin ditimbulkan merupakan kunci dalam penempatan sumber cahaya,

baik itu alami maupun buatan

b. Penataan produk (display)

Penataan produk atau barang (display) yang dijual harus benar-benar

diperhatikan karena dapat mempengaruhi minat pengunjung dalam memilih

barang. Pola display ini juga berpengaruh terhadap kondisi ruang nantinya.

Gambar 2.2 Penggunaan Warna Hard Tone

Sumber : Majalah Griya Asri, 2002

Gambar 2.3 Susunan Furniture

Sumber : Majalah Griya Asri, 2002

Page 8: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

14

Beberapa jenis display yang ada seperti dikutip dari Modul Menata Produk

Program Keahlian Pemasaran 2013, antara lain:

Window display

Window display adalah memajang produk di bagian depan toko yang disebut

dengan etalase sehingga mudah dilihat oleh orang yang lewat atau baru

memasuki toko.

Interior display

Interior display adalah memajang produk di dalam toko. Interior display

dibagi lagi menjadi:

1. Open display, yaitu produk dipajang pada suatu tempat terbuka sehingga

dapat dihampiri, dilihat, disentuh, dan diteliti calon pembeli tanpa

bantuan petugas pelayanan.

2. Closed display, yaitu produk dipajang dalam suasana tertutup, dan

petugas yang menjelaskan kepada calon pembeli mengenai produk

tersebut. Hal ini bertujuan mencegah kerusakan pada produk.

Gambar 2.5 Contoh Open Display

Gambar 2.4 Contoh Window Display

Page 9: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

15

3. Architectural display, yaitu produk dipajang dalam kondisi

penggunaanya. Misalnya display lampu gantung yang diposisikan di

dalam display ruang tidur.

Eksterior display

Eksterior display adalah memajang produk di luar toko pada waktu-waktu

tertentu, misalnya saat mengadakan obral. Display ini mempunyai fungsi

yaitu; mengenalkan produk secara cepat dan ekonomis, membantu produsen

menyalurkan produk secara cepat, dan membangun hubungan yang baik

dengan konsumen.

Gambar 2.6 Contoh Closed Display

Gambar 2.7 Contoh Architectural Display

Page 10: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

16

c. Pengelolaan produk

Produk sarana pendidikan sebelum sampai ke tangan konsumen melewati

beberapa tahap atau proses. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Joko

manajer Toko Toga Mas, proses pengelolaan barang dari distributor sampai ke

konsumen ditunjukkan oleh gambar 2.9 berikut ini:

d. Karakter anak usia berdasarkan jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA

Informasi mengenai karakter anak ini menjadi penting karena sasaran

utama dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini adalah anak usia jenjang

pendidikan SD, SMP, dan SMA. Nantinya karakter dari masing-masing usia

sekolah ini juga menjadi pertimbangan dalam proses perencanaan dan

perancangan.

Anak usia SD memiliki karakter yang senang bermain, senang bergerak,

senang bekerja dalam kelompok, dan senang bekerja atau melakukan sesuatu

secara langsung. Anak usia SD sudah dapat berpikir secara logis namun sebatas

pada permasalahan yang konkrit. Pemikiran abstrak anak usia SD juga belum

benar-benar berkembang.

Gambar 2.8 Contoh Eksterior Display

Gambar 2.9 Alur Distribusi Barang

Sumber : wawancara dengan Bapak Joko tahun 2015

Distributor Gudang Administrasi Display Toko Konsumen

Sortir Labelling Purchasing

Page 11: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

17

Anak usia SMP dan SMA atau bisa disebut masa remaja memiliki karakter

pertumbuhan fisik yang semakin terlihat, perkembangan seksual mulai terlihat,

cara berpikir kausalitas, emosinya meluap-luap, dan pergaulan sosialnya

semakin luas. Anak usia remaja sudah dapat berpikir secara abstrak dan

sistematis. Pada usia ini seorang anak dapat menguraikan masalah dan

menemukan pemecahan dari masalah tersebut. (dikutip dan diolah dari makalah

Psikologi Perkembangan, oleh Ernawulan Syaodih)

2.2 Studi Banding

Agar dapat lebih memahami tentang Gedung Penjualan Sarana Pendidikan,

maka perlu dilakukann studi banding terhadap fasilitas sejenis yang telah ada.

Fasilitas yang dijadikan objek studi banding antara lain Toko Buku & Alat Tulis

Garuda Wisnu dan Toko Buku & Alat Tulis Toga Mas.

2.2.1 CV Garuda Wisnu

a. Gambaran umum

CV Garuda Wisnu merupakan sebuah toko buku dan alat tulis yang telah cukup

lama berdiri di Bali. CV Garuda Wisnu berdiri pada tahun 1989 dan beralamat di

Jalan Teuku Umar 100. Pemiliknya adalah Bapak Penca Sanger jadi status

kepemilikannya adalah swasta. Saat ini telah memiliki cabang yang berada di Tukad

Pakerisan. Toko buku & alat tulis ini dibangun dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat akan buku-buku dan alat-alat pendidikan lain. Menurut

penuturan salah seorang pegawai sekaligus narasumber Ibu Nyoman Suaniasih, pada

masa lalu dimana toko buku dan alat tulis masih sangat sedikit, Toko Garuda Wisnu

ini merupakan pilihan utama bagi masyarakat yang ingin mencari buku-buku atau

alat-alat pendidikan. Pendapatan perhari dapat mencapai 20 juta dengan kunjungan

50 sampai 100 orang perhari Ibu Nyoman Saniasih sendiri telah bekerja selama 20

tahun di CV Garuda Wisnu ini.

b. Struktur Organisasi

CV Garuda Wisnu saat ini memiliki 30 orang pegawai yang awalnya 60 orang.

Sistem kerjanya menggunakan sistem shift. Shift pertama pada pk 08.00-pk 15.00

dam shift kedua pada pk 15.00-pk 22.00. Struktur organisasi dari CV Garuda Wisnu

ditunjukkan pada Gambar 2.10 berikut ini :

Page 12: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

18

c. Fasilitas

CV Garuda Wisnu berdiri di atas lahan seluas +/- 35 are. Dari awal

pembangunannya tidak ada perubahan berarti yang dilakukan pada bangunannya.

Hanya dilakukan beberapa renovasi kecil seperti pengecatan, penggantian rak-rak

buku, atau pergantian susunan rak. Ruang-ruang yang ada di CV Garuda Wisnu

antara lain : ruang belanja, ruang loker, kantor, dan gudang. Denah CV Garuda

Wisnu ini ditunjukkan oleh Gambar 2.11 dan 2.12 berikut ini :

Owner

Bapak Penca Sanger

Manajer

Ibu Yuli Komalik

Karyawan Karyawan

Karyawan

Karyawan

Gambar 2.10 Struktur Organisasi

CV Garuda Wisnu

Gambar 2.12 Denah Lantai 2

Gambar 2.12 Tampak Depan Garuda Wisnu

Gambar 2.11 Denah Lantai 1

Page 13: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

19

c. Kelebihan CV Garuda Wisnu

Kelebihan utama yang dimiliki CV Garuda Wisnu terutama kelengkapan

barang-barang yang dijual dibandingkan dengan toko sejenis yang ada di Bali.

Sarana pendidikan yang dijual antara lain: berbagai jenis buku, model kerangka

manusia, model anatomi manusia, model tata surya, kaca pembesar, beberapa jenis

magnet, papan berukuran kecil, globe, peralatan prakarya, peralatan pramuka, dan

berbagai jenis alat tulis. Beberapa barang yang dijual serta penataannya dapat dilihat

pada Gambar 2.13 dan 2.14 di bawah ini

Dari segi arsitektural, kelebihan dari CV Garuda Wisnu antara lain adanya

gudang yang memiliki akses langsung dari luar sehingga tidak mengganggu sirkulasi

pengunjung di dalam gedung seperti yang terlihat pada gambar 2.16. Kelebihan lain

adalah ruang manajer yang terhubung langsung dengan bagian dalam gedung melalui

dinding dan pintu kaca sehingga manajer lebih mudah dalam mengawasi kinerja

pegawainya, seperti yang terlihat pada gambar 2.15. bagian in dan out pada site

dipisah sehingga tidak terjadi kesemrawutan sirkulasi kendaraan yang masuk dan

keluar, seperti yang terlihat pada Gambar 2.17 dan 2.18.

Gambar 2.13 Display Rak Peralatan Sekolah Gambar 2.14 Display Rak Buku-Buku Sekolah

Gambar 2.15 Pintu dan Dinding Kaca Ruang Pengelola Gambar 2.16 Bagian Depan Gudang

Page 14: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

20

d. Kekurangan CV Garuda Wisnu

Kekurangan CV Garuda Wisnu jika dilihat dari barang yang dijual rata-rata

kurang up to date terutama buku bacaan untuk umum. Selain itu beberapa barang

terlihat sudah agak lapuk dan berdebu karena kurangnya perawatan. Lantai 2 tidak

dimanfaatkan dan dibiarkan kosong sehingga membuang-buang ruang yang ada.

Dari segi arsitektural, kekurangan dari CV Garuda Wisnu ini terutama terlihat

dari bentuk dan fasad bangunannya yang kurang menarik. Bagian depan bangunan

hanya diberi aksen berupa cat warna orange seperti yang terlihat pada gambar 2.19.

Pada bagian interior, langit-langitnya dibuat sangat tinggi seperti yang terlihat pada

gambar 2.20. Penghawaan dan pencahayaan alami maupun buatan sangat kurang.

Hal ini membuat pengunjung kurang nyaman dan merasa kesulitan dalam meneliti

barang-barang yang dijual. Penataan rak-raknya juga kurang baik, terlalu berdekatan

sehingga sulit bagi orang berpapasan, seperti yang terlihat pada Gambar 2.21.

Gambar 2.17 In & Out CV Garuda Wisnu Gambar 2.18 Parkir CV Garuda Wisnu

Gambar 2.19 Bagian Depan CV Garuda Wisnu Gambar 2.20 Tampilan Langit-Langit

Page 15: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

21

2.2.2 Toko Toga Mas

a. Gambaran umum

Toko Toga Mas merupakan sebuah toko buku dan alat tulis yang berada di Jl

Jenderal Sudirman dan dibuka pada Oktober 2011. Pemiliknya adalah Drs.

Swandayani. Toko Toga Mas merupakan cabang yang ke-15 dari 26 cabang yang ada

di seluruh Indonesia, gedungnya sendiri ada di Malang dibuka pada Desember 1990.

Sedangkan untuk di Bali Toko Toga Mas ini merupakan cabang yang kedua, yang

pertama ada di Jl Hayam Wuruk.

Pengunjungnya pada hari biasa berkisar antara 100-300 orang perhari,

sedangkan hari tertentu seperti hari-hari menjelang mulai sekolah pengunjungnya

dapat mencapai 600 orang perhari. Sasaran utama dari Toko Toga Mas ini adalah

kalangan mahasiswa dan umum karena untuk siswa sekolah biasa telah disediakan

buku dari pihak sekolahnya yang bekerja sama langsung dengan penerbit. Toko Toga

Mas juga pernah beberapa kali melakukan kerja sama dengan pihak lain seperti

perpustakaan daerah dan kampus-kampus (wawancara dengan Bapak Joko manajer

Toko Toga Mas pada 2 Maret 2015)

b. Struktur organisasi

Toko Toga Mas saat ini memiliki 26 karyawan. Setiap karyawan ditempatkan

pada bagiannya masing-masing. Struktur organisasi dari Toko Toga Mas ini dapat

dilihat pada Gambar 2.22 berikut ini :

Gambar 2.21 Display Rak Peralatan Sekolah 2

Page 16: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

22

c. Fasilitas

Toko Toga Mas berdiri di atas lahan seluas 25 are. Bangunan yang digunakan

merupakan bangunan berlantai 2 dan menyerupai rumah tinggal. Menurut Pak Joko

selaku manajer beliau sendiri juga tidak mengetahui kapan persisnya bangunan ini

berdiri. Lantai 1 digunakan sebagai tempat penjualan alat tulis dan buku sekolah dan

lantai 2 digunakan sebagai tempat penjualan buku umum dan mahasiswa.

Ruang-ruang yang ada di lantai 1 antara lain: ruang stand buku sekolah,

stasionery, ruang pengelola dan gudang dijadikan satu, dan toilet yang ditempatkan

di bawah tangga. Ruang-ruang yang ada di lantai 2 antara lain: stand buku umum dan

mahasiswa, bale bengong, serta beranda. Denah Toko Toga Mas ini ditunjukkan oleh

Gambar 2.23 dan 2.24 berikut ini :

Store Manager (SM)

Kabag Security

Wakil SM

Kabag Operasional Kabag Keuangan Kabag Administrasi

Anggota Supervisor

Anggota

Anggota Anggota

Gambar 2.22 Struktur Organisasi Toko Toga Mas

Page 17: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

23

d. Kelebihan Toko Toga Mas

Kelebihan dari Toko Toga Mas adalah manajemen organisasinya yang

terstruktur dengan baik. Setiap bidang memiliki supervisor dan anggotanya masing-

masing. Buku-buku yang disediakan cukup up to date.

Dari segi arsitektural, kelebihan Toko Toga Mas ini adalah pemanfaatan

elemen yang dapat menarik minat pengunjung, misalnya pemanfaatan kolom sebagai

papan promosi seperti yang terlihat pada gambar 2.25. Warna-warna yang digunakan

juga warna cerah yang menarik perhatian. Hal menarik yang lain adalah pemanfaatan

Gambar 2.23 Denah Lantai 1 Toko Toga Mas Gambar 2.24 Denah Lantai 2 Toko Toga Mas

Gambar 2.24 Tampak Depan Toko Toga Mas

Page 18: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

24

anak tangga sebagai petunjuk barang apa saja yang dijual di lantai 2 seperti yang

terlihat pada Gambar 2.26.

Pencahayaan dan penghawaan yang digunakan adalah kombinasi alami dan

buatan. Pencahayaan alami berasal dari jendela-jendela yang ukurannya cukup besar

sehingga cahaya leluasa masuk. Pencahayaan buatannya menggunakan lampu yang

cukup terang, seperti yang terlihat pada Gambar 2.27. Penghawaan alami

menggunakan ventilasi-ventilasi udara. Sedangkan penghawaan buatan

menggunakan kipas angin yang diposisikan pada beberapa titik, seperti yang terlihat

pada Gambar 2.28.

e. Kekurangan Toko Toga Mas

Kekurangan Toko Toga Mas dari segi barang yang dijual adalah kurangnya

sarana pendidikan selain buku seperti alat peraga dan media pengajaran yang dijual

disini. Dari segi tampilan luar bangunan tidak mencerminkan sebuah tempat

penjualan sarana pendidikan karena bangunan yang digunakan merupakan bekas

rumah tinggal seperti yang terlihat pada Gambar 2.29.

Gambar 2.25 Stand Buku Sekolah Gambar 2.26 Tangga Menuju Lantai 2

Gambar 2.27 Pencahayaan Alami dan Buatan Gambar 2.28 Penghawaan Alami dan Buatan

Page 19: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

25

Kekurangan yang paling terlihat pada Toko Toga Mas ini adalah ruang

pengelola yang dijadikan satu dengan gudang buku, sehingga sirkulasi di ruang

pengelola menjadi sangat padat seperti yang terlihat pada gambar 2.30. Selain itu

akses menuju gudang melalui pintu utama sehingga sirkulasi pengunjung menjadi

terganggu.

2.2.3 Gramedia Expo (Dyandra Convention Center)

a. Gambaran umum

Gramedia Expo merupakan sebuah toko sarana pendidikan yang juga memiliki

fungsi lain, yaitu convention center. Gramedia Expo berada di Jalan Basuki Rahmat

Surabaya, pertama kali dibuka tahun 2008. Gramedia Expo dimiliki oleh Kompas

Gramedia Group dan dirancang oleh arsitek Ridwan Kamil.

b. Fasilitas

Fasilitas yang ada di Gramedia Expo ini antara lain : toko buku dan alat tulis di

lantai 2, convention center di lantai 1, kafe, dapur, ballroom, dan basement yang

digunakan sebagai lahan parkir 2 tingkat. Convention center di lantai 1 dibagi atas 3

ruangan yang semuanya dipisahkan oleh partisi sehingga ruangan tersebut dapat

disatukan bila membutuhkan ruang yang lebih luas. Luas total dari Gramedia Expo

ini adalah sekitar 25.000 m2.

Di dalam gedung ini pernah dilakukan beberapa event pameran, antara lain:

Festival Komputer Indonesia, Bobo Fair, dan beberapa pameran otomotif. Saat

digunakan sebagai ajang pameran, layout lantai 1 biasanya berubah. Sebagai contoh

layout saat Festival Komputer Indonesia ditunjukkan oleh gambar 2.31. Sedangkan

untuk suasana pameran yang berlangsung ditunjukkan oleh gambar 2.32 dan

ballroomnya ditunjukkan oleh gambar 2.33.

Gambar 2.29 Tampilan Depan Toko Toga Mas Gambar 2.30 R Pengelola dan Gudang

Page 20: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

26

c. Kelebihan Gramedia Expo

Kelebihan Gramedia Expo terutama pada aspek gedung yang multifungsi.

Selain sebagai toko buku, juga berfungsi sebagai convention center. Menurut

arsiteknya Ridwan Kamil, gedung ini dirancang mengikuti bentuk lipatan dan

lekukan kertas karena pemilik gedung ini adalah perusahaan yang lekat dengan

urusan buku & kertas. Bentuk bangunannya memang terlihat seperti lipatan-lipatan

kertas dan bergaya arsitektur modern, sehingga menunjukkan fungsi bangunannya

sebagai sebuah toko sarana pendidikan seperti yang terlihat pada Gambar 2.34 dan

2.35 berikut ini.

Gambar 2.31 Lay Out Lantai 1 Gramedia Expo

Gambar 2.32 Suasana Pameran Gambar 2.33 Ballroom

Page 21: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

27

Akses masuk menuju gedung ini dibuat lebar karena berhubungan dengan

kendaraan yang keluar masuk, terutama apabila ada kegiatan di convention center

seperti pameran, kendaraan yang masuk atau keluar biasanya berukuran besar.

Bagian parkir seluruhnya ditempatkan di basement yang berkapasitas 700 kendaraan

sehingga ruang terbuka hijau di permukaan tanah dapat dimaksimalkan.

d. Kekurangan Gramedia Expo

Kekurangan Gramedia Expo Surabaya ini kurang lebih sama dengan Toko

Gramedia yang ada di Bali, yaitu sarana pendidikan yang dijual masih kurang apabila

dikaitkan dengan kurikulum yang saat ini berlaku. Dari segi arsitektural, Gramedia

Expo memiliki kekurangan yaitu dari aspek keamanan lingkungan sekitarnya.

Gedung ini tidak memiliki pagar pembatas pada bagian depan sehingga

membutuhkan pengamanan ekstra bagi pengunjung.

2.2.4 Tabel Hasil Studi Banding

Setelah dilakukan studi banding terhadap kedua objek tersebut, selanjutnya

dibandingkan satu sama lain agar terlihat kelebihan dan kekurangan masing-masing

fasilitas. Perbandingan ini ditunjukkan oleh Tabel 2.3 berikut ini:

No Kriteria CV Garuda

Wisnu

Toko Toga Mas Gramedia Expo Kesimpulan

1 Klasifikasi Bangunan

komersial

Bangunan

komersial

Bangunan

komersial

Gedung

Penjualan

merupakan

tipe bangunan

komersial

2 Lokasi Jl Teuku Umar

100

Jl Jend Sudirman Jl Basuki Rahmat Lokasi yang

dipakai adalah

kawasan yang

berada di

pusat kota

Tabel 2.3 Tabel Hasil Studi Banding

Gambar 2.34 Gramedia Expo pada Malam Hari

Gambar 2.35 Gramedia Expo pada Siang Hari

Page 22: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

28

3 Fungsi Tempat menjual

berbagai sarana

pendidikan

Tempat menjual

berbagai sarana

pendidikan

Tempat menjual

berbagai sarana

pendidikan dan

convention center

Fungsinya

selain untuk

menjual

sarana

pendidikan

juga dapat

digunakan

sebagai fungsi

lain, misalnya

convention

centre

4 Fasilitas

sehubungan

dengan

proyek

Ruang display

buku umum

dan sekolah

Ruang display

alat peraga

(model

kerangka

manusia,

model anatomi

manusia,

model tata

surya, kaca

pembesar,

beberapa jenis

magnet, papan

berukuran

kecil, globe,

peralatan

prakarya,

peralatan

pramuka)

Stasionery

Gudang

barang

Ruang

pengelola

Ruang display

buku umum dan

sekolah

Stasionery

Gudang barang

Bale

bengong/tempat

istirahat

Ruang

pengelola

Ruang display

buku umum dan

sekolah

Stasionery

Gudang barang

Ruang serba

guna

(convention

center)

Ballroom

Café

Dapur

Basement

Ruang-ruang

yang idealnya

ada antara

lain:

Ruang display

buku umum

dan sekolah,

ruang display

alat peraga,

stasionery,

gudang

barang, dan

ruuang

pengelola.

Dapat pula

ditambahkan

fungsi lain

seperti ruang

serba guna,

cafeteria,

dapur, dan

ballroom

5 Eksterior Menyerupai

gudang yang di

depannya dicat

orange pada

bagian atas

Menyerupai rumah

tinggal lantai

berlantai 2

Merupakan

bangunan bergaya

Arsitektur Modern

dengan fasad yang

ekspresif,

mengambil

pendekatan bentuk

lipatan kertas

Rata-rata

terlihat biasa

saja, namun

baiknya

direncanakan

bentuk

eksterior yang

dapat

mencerminkan

sebuah fungsi

gedung

pendidikan

6 Interior Langit-

langitnya

tinggi,

plafondnya

berwarna

putih

Dindingnya

dicat putih,

Langitnya-

langitnya dicat

putih, dan diberi

variasi berupa

lis. Di lantai 2

pada salah satu

sisi ruang

menggunakan

Pada convention

center dan

ballroom di

lantai 1

merupakan

ruang-ruang

yang benar-

benar bebas

Bagian

interior

merupakan

ruang dengan

bentang lebar,

dan

finishingnya

dibuat lembut

Tabel 2.3 Lanjutan

Page 23: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

29

Dari Tabel 2.3 tersebut terlihat bahwa dari segi kelengkapan fasilitasnya, CV

Garuda Wisnu lebih lengkap dibandingkan Toko Toga Mas dan Gramedia Expo.

Sedangkan dari segi penataan interior bagian toko sarana pendidikannya Toko Toga

Mas lebih menarik. Dari segi eksterior yang mencerminkan sebuah tempat penjualan

sarana pendidikan adalah Gramedia Expo.

Berdasarkan ketiga objek yang dijadikan studi banding, maka diambil

kesimpulan bahwa fasilitas yang diperlukan dalam sebuah Gedung Penjualan Sarana

Pendidikan antara lain: ruang display alat pelajaran, ruang display alat peraga, ruang

display media pengajaran, stationary, ruang baca, gudang penyimpanan, perawatan

dan perbaikan produk, ruang pengelola, ruang serbaguna, cafeteria.

2.3 Spesifikasi Umum Gedung Penjualan Sarana Pendidikan

2.3.1 Pengertian

Gedung Penjualan Sarana Pendidikan adalah bangunan yang digunakan sebagai

tempat jual beli alat yang digunakan secara langsung dalam proses pembelajaran

pendidikan formal mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi serta

kalangan umum seperti yang dijelaskan dalam latar belakang pada BAB I. Sarana

pendidikan yang dijual dalam fasilitas ini adalah sarana pendidikan yang dibutuhkan

dan dapat dimiliki secara perorangan. Misalnya buku-buku, alat peraga, dan alat

tulis. Furniture seperti meja dan kursi tidak dijual disini.

2.3.2 Fungsi

Fungsi utama dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini adalah sebagai

tempat untuk menjual dan membeli berbagai sarana pendidikan yang diperlukan.

namun minim

bukaan

Lantainya

seluruhnya

menggunakan

keramik warna

putih

langit-langit

ekspos

Dindingnya

dicat putih, dan

beberapa bagian

dicat merah.

Kolom-kolom

dicat hijau dan

ditempeli poster

iklan

Lantainya

menggunakan

keramik warna

putih, tangganya

menggunakan

kayu

kolom

Lantai di toko

bukunya (lantai

2) menggunakan

keramik

Dindingnya

dicat putih

Beberapa bagian

ada yang

menggunakan

plafond dan

bagian lain ada

yang diekspos

dan dicat putih

agar

pengunjung

merasa

nyaman dalam

berbelanja

Tabel 2.3 Lanjutan

Page 24: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

30

Agar fungsi utama dapat berjalan optimal maka diperlukan fungsi pelengkap. Fungsi

pelengkap ini antara lain: pengelolaan barang yang keluar masuk, pengelolaan

administrasi, keuangan, dan operasional, serta fungsi servis.

Untuk mendukung fungsi utama dan pelengkap serta memberi nilai tambah

bagi Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini maka ditambahkan beberapa fungsi

pendukung antara lain menambah wawasan dan pengetahuan pengunjung, memberi

dan menyediakan hiburan yang bersifat edukatif, serta dapat menjamin keselamatan

pengunjung ketika berada di Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini.

2.3.3 Tujuan

Tujuan dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini adalah mampu menjual

dan menyediakan sarana pendidikan yang diperlukan oleh masyarakat dari jenjang

SD hingga SMA serta Perguruan Tinggi dan umum. Masyarakat nantinya diharapkan

dapat dengan mudah menemukan segala sesuatu yang dibutuhkan.

Selain itu, Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini juga diharapkan dapat

menarik minat pengunjung baik dari segi arsitekturalnya maupun kegiatan yang

diadakan di dalamnya sehingga tidak menjadi seperti fasilitas-fasilitas yang telah ada

sebelumnya.

2.3.4 Kegiatan

Kegiatan atau aktivitas yang ada dalam Gedung Penjualan Sarana Pendidikan

ini ditentukan berdasarkan fungsi dan tujuan yang telah dijelaskan sebelumnya.

Kegiatan utama adalah kegiatan yang berkaitan langsung dengan tujuan dari Gedung

Penjualan Sarana Pendidikan. Berdasarkan fungsi dan tujuan, yang termasuk ke

dalam kegiatan utama yaitu kegiatan menjual dan membeli sarana pendidikan, baik

itu alat pelajaran, media pengajaran, maupun alat peraga.

Kegiatan pelengkap adalah kegiatan yang menjaga kegiatan utama dapat

berjalan optimal. Kegiatan pelengkap yang ada antara lain: bongkar muat barang,

mendata barang masuk dan keluar, memperbaiki barang apabila ada barang yang

sedikit rusak, menyimpan barang yang belum waktunya dipajang, merawat barang

yang dismpan, memberi label harga, serta mengemas barang yang akan dipajang,

mengelola urusan administrasi, keuangan, dan operasional, serta merawat dan

membersihkan gedung, istirahat, buang air, dan memarkiran kendaraan.

Page 25: bab ii pemahaman terhadap gedung penjualan sarana pendidikan

31

Kegiatan pendukung adalah kegiatan yang memberi nilai tambah bagi

keberadaan fasilitas ini. Kegiatan pendukung yang diwadahi antara lain mengadakan

kegiatan seminar, pameran, perlombaan, dan kegiatan lain yang melibatkan

pengunjung secara langsung. Selain itu juga ada kegiatan membaca buku yang dapat

menambah wawasan dan pengetahuan, serta kegiatan mencari informasi di internet

melalui jaringan wifi, menyediakan hiburan yang edukatif yaitu kegiatan bermain

dengan media interaktif karena target pengunjungnya adalah siswa sekolah yang

ingin tahu dan suka bermain. Untuk menjamin keselamatan para pengunjung maka

ada kegiatan menjaga keamanan.

2.3.5 Fasilitas

Berdasarkan jenis kegiatan yang telah ditentukan maka didapatkan jenis

fasilitas apa saja yang diperlukan yaitu:

a) Fasilitas yang mewadahi kegiatan utama

b) Fasilitas yang mewadahi kegiatan pelengkap

c) Fasilitas yang mewadahi kegiatan pendukung

2.3.6 Sistem Pengelolaan

Sistem pengelolaan dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini adalah

swasta. Waktu operasional dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini adalah

setiap hari, termasuk hari libur kecuali hari raya Nyepi. Jam bukanya mulai pk 08.00

sampai pk 22.00. Karena jam operasional yang cukup lama, maka perlu diberlakukan

sistem shift. Sistem shift yang ada sebanyak 2 shift.

Sistem pengelolaan sarana pendidikan yang dijual dilakukan melalui beberapa

proses, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.35 berikut ini:

Pada setiap proses yang dilakukan pada Gambar 2.35 dilakukan pencatatan

agar administrasinya menjadi jelas karena berpengaruh besar terhadap untung rugi

dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini.

Barang datang Disortir

Diperbaiki

Purchasing Pemajangan (display)

Penyimpanan

Gambar 2.35 Proses Pengelolan Barang yang Dijual