BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT LATIHAN CABANG …. BAB II.pdf · 2.1.3 Jenis Gedung Olah Raga...

32
6 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT LATIHAN CABANG OLAH RAGA RENANG BALI DI DENPAS Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan teori serta beberapa tinjauan langsung ke lapangan dengan obyek yang sejenis terkait judul “Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang Bali di Denpasar”. 2.1 Tinjauan Umum Olah Raga Manusia wajib perlu menjaga kebugaran fisiknya dengan tujuan menjaga kesehatan dan meningkatkan kemampuan tubuhnya. Kegiatan dari menjaga kebugaran ini disebut dengan olah raga dan bidang yang mengaturnya disebut keolahragaan. Keolahragaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan olahraga yang memerlukan pengaturan, pendidikan, pelatihan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasan. (Kementerian Pemuda dan Olahraga. 2010)

Transcript of BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT LATIHAN CABANG …. BAB II.pdf · 2.1.3 Jenis Gedung Olah Raga...

6

BAB II

PEMAHAMAN TERHADAP

PUSAT LATIHAN CABANG OLAH RAGA

RENANG BALI DI DENPAS Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan teori serta beberapa tinjauan langsung ke

lapangan dengan obyek yang sejenis terkait judul “Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang

Bali di Denpasar”.

2.1 Tinjauan Umum Olah Raga

Manusia wajib perlu menjaga kebugaran fisiknya dengan tujuan menjaga kesehatan dan

meningkatkan kemampuan tubuhnya. Kegiatan dari menjaga kebugaran ini disebut dengan

olah raga dan bidang yang mengaturnya disebut keolahragaan. Keolahragaan adalah segala

aspek yang berkaitan dengan olahraga yang memerlukan pengaturan, pendidikan, pelatihan,

pembinaan, pengembangan, dan pengawasan. (Kementerian Pemuda dan Olahraga. 2010)

7

2.1.1 Pengertian Olah Raga

Olah raga merupakan suatu aktivitas gerak tubuh, mulai dari anggota tubuh bagian atas

dan bagian bawah. Dikatakan aktivitas karena memiliki tujuan pada akhirnya, yakni kualitas

hidup yang meningkat sehingga menjadikan tubuh menjadi sehat dan bugar. Aktivitas

menyehatkan ini selain dijadikan aktivitas pengisi waktu luang, u adapt dijadikan sebagai

sarana untuk mengasah kemampuan diri dalam berolahraga atau wadah untuk menjadi atlet

professional atau olah raga prestasi.(Rahmani. 2014 Hal:1)

2.1.2 Jenis Olah Raga

Menururt Kementerian Pemuda dan Olahraga mencantumkan beberapa jenis olahraga

berdasarkan ruang lingkupnya yang berlaku di Indonesia. Jenis olahraga itu adalah:

a. Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan

sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh

pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.

b. Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan

kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi

dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan

kegembiraan.

c. Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan

secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai

prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.

d. Olahraga amatir adalah olahraga yang dilakukan atas dasar kecintaan atau

kegemaran berolahraga.

e. Olahraga profesional adalah olahraga yang dilakukan untuk memperoleh pendapatan

dalam bentuk uang atau bentuk lain yang didasarkan atas kemahiran berolahraga.

f. Olahraga penyandang cacat adalah olahraga yang khusus dilakukan sesuai dengan

kondisi kelainan fisik dan/atau mental seseorang.

8

2.1.3 Jenis Gedung Olah Raga

Badan Standardisasi Nasional menyatakan terdapat 3 jenis gedung olahraga dan

persyaratannya: (Badan Standardisasi Nasional. 1994.)

a) Tipe A, dengan ukuran minimal panjang 50m dan lebar 30 m, tinggi langit-langit

permainan adalah 12,5 m dan tinggi langit-langit bebas 5,5 m. Gedung tipe ini dapat

menampung 3000-5000 penonton.

b) Tipe B, dengan ukuran minimal panjang 32m dan lebar 22 m, tinggi langit-langit

permainan adalah 12,5 m dan tinggi langit-langit bebas 5,5 m. Gedung tipe ini dapat

menampung 1000-3000 penonton.

c) Tipe C, dengan ukuran minimal panjang 24m dan lebar 16 m, tinggi langit-langit

permainan adalah 9 m dan tinggi langit-langit bebas 5,5 m. Gedung tipe ini dapat

menampung maksimal 1000 penonton.

2.1.4 Kelembagaan Olah Raga

Dalam pengelolaan kelembagaan keolahragaan ada 2 macam yaitu :

a) Lembaga pemerintah

Pada kelembagaan keolahragaan yang dikelola oleh pemerintah dilaksanakkan

oleh Dinas Pendidikan Nasional dan sub Dinas Pemuda dan Olah Raga, dalam

menangani pelatihan dan pendidikan olah raga menggunakkan jalur pendidikan

sekolah dari :

1) SD (Sekolah Dasar)

2) SMP (Sekolah Menengah Pertama)

3) SMA (Sekolah Mengah Atas)

4) Perguruan Tinggi

Raga Nasional Indonesia juga mewakili pemerintah dalam hubungan di forum

internasional , yaitu Asian Games Federation, International Olimpic Comite dan

lain-lain.

9

b) Lembaga Non Pemerintah

Lembaga yang ditetapkan sebagai non pemerintah yaitu, KNPI (Komite

Nasional Pemuda Indonesia) menangani olah raga berprestasi, dengan amatirsme

dijadikan dasar keanggotaan.

2.2 Olah Raga Renang

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian dari olah raga renang, jenis

kompetisi olah raga renang, peralatan dan perlengkapan, juga klasifikasi kolam renang.

2.2.1 Pengertian Olah Raga Renang

Renang merupakan salah satu olah raga air yang sangat mudah untuk dinikmati oleh

masyarakat. Olah raga renang sering dijadikan olah raga alternative selain sepakbola. Hal ini

dikarenakan sarananya yang mudah dan tersedia dilingkungan masyarakat, juga karena

harganya yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. (Rahmani. 2014 Hal:24)

2.2.2 Jenis Kompetisi Olah Raga Renang

Olah raga terdiri dari beberapa jenis gaya, yaitu gaya bebas, gaya dada, gaya punggung,

dan gaya kupu-kupu. Empat gaya tersebut memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dsaat

dipelajari. Namun banyak yang menganggap bahwa gaya bebas adalah induk segala gaya

renang.

Olah raga renang memiliki beberapa nomor yang sering diperlombakan, seperti renang

gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Sementara nomor lainnya yang

diperlombakan di Olimpiade adalah gaya ganti perorangan, gaya estafet, gaya bebas estafet,

dan maraton. Berikut table mengenai jarak pada setiap nomor yang dipertandingkan,

khususnya pada Olimpiade.

Tabel: 2.1

Jenis Kompetisi Cabang Olah raga Renang

No Nomor Jarak

1 Gaya Bebas 50m,100,200 m, 400m, 800m (Putri), 1500 m (Putra)

2 Gaya Kupu-kupu 100 m dan 200 m

3 Gaya Punggung 100 m dan 200 m

4 Gaya Dada 100 m dan 200 m

10

5 Gaya Ganti Perorangan 200 m dan 400 m

6 Gaya Ganti Estafet 4 x 100 m

7 Gaya Bebas Estafet 4 x 100 m 4 x 200 m

8 Maraton 10 km

Sumber:(Rahmani. 2014 Hal:25)

2.3 Standar Fasilitas Pusat Latihan Renang

Ketentuan dan desain dari kolam renang umum telah berubah sejak tahun 90an. Pada

awalnya adalah suatu yang normal untuk memakai kolam renang kompetisi utuk kepentingan

publik, tetapi seiring berjalannya waktu desain kolam renang publik akhirnya semakin

berubah demi memenuhi kepentingan hiburan dan bersantai di kolam renang.

2.3.1 Difinisi dan Tipe

Untuk menentukan tipe kolam yang akan direncanakan sebaiknya diketahui siapa saja

yang akan menjadi pengguna kolam nantinya dan prioritas untuk kegiatan berbeda yang

dapat dilakukan. Keperluan akomodasi akan bervariasi sesuai besar dan tipe kolam, akan

tetapi kapasitas maksimum orang yang daat menggunakan kolam akan tergantung pada

kapasitas tritmen air kolam. (Pickard. 2002. Hal: 359)

Semua kolam renang buatan selain kolam khusus hunian secara umum merupakan

kolam renang yang ditujukan untuk publik. Kolam renang publik ini diklasifikasi untuk

tujuan penentuan standar minimumnya. Klasifikasi didasarkan atas beberapa kategori yaitu

karakteristik khusus dari ukuran, penggunaan, dan faktor lainnya. Tipe-tipe kolam tersebut

adalah:

a. Tipe A, yaitu kolam kota seperti kolam renang sekolah, kolam untuk komunitas

tertentu, dan kolam renang atletik atau klub renang.

b. Tipe B, yaitu kolam renang institusi seperti pramuka, militer, kemah khusus dan

lainnya.

c. Tipe C, yaitu kolam renang untuk hotel lebih dari 100 unit kamar dengan luas

permukaan air lebih dari 150 meter persegi.

d. Tipe D, yaitu kolam renang untuk perumahan, hotel kecil, apartemen, dimana

kolam ini bersifat semi publik dengan luasan tidak lebih dari 150 meter persegi.

e. Tipe E, yaitu kolam renang untuk perawatan seperti terapi.

11

f. Tipe F, yaitu kolam renang indoor atau dalam ruangan.

Tipe-tipe kolam renang ini adalah dasar untuk membentuk variasi kolam lainnya yang

sesuai dengan standar minimum kolam renang publik.

2.3.2 Persyaratan Kolam Renang

Dalam cabang olah raga renang, tidak banyak peralatan yang dibutuhkan. Perenang

mengenakan pakaian renang yang sesuai, kacamata renang, dan jika diperlukan dapat

menggunakan sepatu katak yang dapat membuat dorongan pada kaki lebih cepat. Hanya saja

fasilitas atau tempatnya yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, seperti kolam renang

dan tali pembatas sebagai batasan lintasan. Kolam renang berskala olimpiade harus

dilengkapi dengan alat pengukur waktu dan papan blok untuk start.

A) Kolam Renang

Kolam renang yang sesuai dengan standar olimpiade ada 2 jenis, yaitu

sepanjang 50 m dan sepanjang 25 m, dengan toleransi +0,03 m dan -0,00 m.

Kedalaman kolam bervariasi, terdalam 3-3,3 m dan terdangkal 2 m. (Pickard. 2002.

Hal: 359)

(A)

(B)

Gambar: 2.1

(A) Kolam 50m (B) Kolam 25 m Sumber: Pickard, 2002: 360

12

Tabel 2.2

Tabel Ketentuan Ukuran Sarana Renang

Sumber : FINA Standard

Gambar 2.2

Standar Ukuran Kolam Renang Kompetisi Sumber : FINA Standard

B) Lintasan

Lebar kolam renang adalah sepanjang 25 meter, jika terdapat 8 papan

blok start, maka lebar masing-masing lintasan sekitar 2,5 meter. Lintasan dibatasi

dengan menggunakan tali yang berbahan dasar plastic tebal dan kuat seperti

pelampung berbentuk bulat dan berukuran kecil. Bentuknya ini memungkinkan

dapat berputar atau bergerak mengikuti riak air kolam.

13

Tali pembatas lintasan berbahan dasar plastic tebal dan kuat seperti

pelampung berbentuk bulat dan berukuran kecil ini dibedakan warnanya. Warna-

warna tersebut berdasarkan nomor lintasan. Tali lintasan berwarna hijau untuk

menandai lintasan 1 dan 8, tali lintasan berwarna biru untuk menandai lintasan

2,3,6, dan 7, tali lintasan berwarna kuning untuk menandai lintasan nomor 4 dan 5.

(Rahmani. 2014 Hal:30)

Gambar 2.3

Tali Pembatas Lintasan Sumber : FINA Standard

Penempatan perenang pada papan blok start pun tidak sembarangan

dipilih. Mereka harus melalui tahapan penyisihan, dimana perenang dengan catatan

waktu terbaik akan ditempatkan pada posisi lintasan yang berada di tengah.

Sementara untuk perenang dengan catatan waktu dibawahnya akan ditempatkan

pada lintasan lainnya secara berurutan, yaitu lintasan 5,3,6,2,7,1, dan 8. (Rahmani.

2014 Hal:30)

C) Balok Start

Kolam renang yang berskala internasional memiliki balok start, dimana

terdapat pengeras suara yang berfungsi sebagai tanda start. Suara yang keluar dari

pengeras suara tersebut adalah suara tembakan pistol. Balok start ini memiliki

ketinggian 1 meter dari permukaan kolam. (Rahmani. 2014 Hal:31)

Gambar 2.4

Balok Start Kolam Renang Sumber : FINA Standard

14

Ukuran permukaan balok start adalah 0,5 meter x 0,5 meter dengan dilapisi

bahan yang membuat balok start tidak licin dan aman digunakan. Kemiringan balok

start pun perlu diperhatikan, yaitu tidak melebihi dari 10 derajat karena akan

mempengaruhi tolakan atau awalan start. (Rahmani. 2014 Hal:31)

D) Dinding dan Lantai

Dinding dan lantai harus berasal dari batu, keramik atau material lain yang

lembam, tahan air dan tahan lama. Finishing dari material ini harus sangat halus

dan memiliki warna yang ringan dan cerah.

E) Penanda Kedalaman Air

Pada kedalaman harus diberi penanda pada bagian dalam atau atas

permukaan kolam pada dinding vertikal kolam dan deck disekeliling kolam. Pada

titik tertinggi, terendah, dan batas antara area dangkal serta area dalam kolam juga

harus diberi penanda dengan empat digit angka yang berisikan kedalaman kolam.

Penanda ini harus memiliki warna yang kontras dengan kolam dan diletakkan di

kedua sisis kolam.

F) Kursi Lifeguard

Kursi lifeguard harus ada di setiap kolam. Seorang lifeguard dibutuhkan

untuk area seluas 190 meter persegi permukaan air. Jika lebar kolam lebih dari 15

meter maka lebih dari 1 kursi lifeguard dibutuhkan.

G) Life Line

Pada life line harus dibuat dekat dengan area dimana area dangkal akan

menjadi area dalam. Bentuk life line dapat berupa perbedaan warna keramik dan

atau berupa pelampung di area tersebut.

H) Tangga Kolam

Tangga kolam harus disediakan setiap 25 meter. Dan setiap kolam renang

harus memiliki minimal 2 buah tangga. Jika sudah ada perbedaan level lantai kolam

renang menuju keluar kolam maka keberadaan tangga dapat dihilangkan.

I) Jalur Pejalan Kaki Disekitar Kolam

Alur pejalan kaki disekitran kolam harus disediakan dengan lebar minimal

2,5 meter. Tekstur dari permukaannya harus anti licin, tetapi masih memberikan

15

kenyamanan bagi pejalan kaki yang berjalan tanpa alas. (Callender. 2004 Hal:

1139)

J) Ruang Ganti

1) Tipe Ruang Ganti

Ruang ganti untuk kolam renang secara umum dapat dibedakan menjadi 3 tipe,

yaitu:

a) Dalam Ruangan (Cubicle Changing)

Dapat dipergunakan oleh kedua jenis kelamin dalam area yang sama,

namun dipisahkan dalam zone yang berbeda. Penggunaan jenis ini akan

meningkatkan biaya pekerjaan, namun dapat menghemat dari segi jumlah

staff karena akan memudahkan pengawasan. Berikut gambar dari ruang

Cubicle.

Gambar: 2.5

Tipe Cubicle Sumber : Geraint, 2004 :87

b) Terbuka (Open Plan Changing)

Tipe ini banyak diterima karena kebanyakan pemakai kolam renang

adalah anak-anak. Ruang ganti terbuka biasanya lebih murah, lebih fleksibel

dalam hal pemakaian ruangan dan lebih mudah dalam pembersihannya.

Berikut gambar ruang terbuka.

Gambar: 2.6

Tipe Terbuka

Sumber : Geraint, 2004 :87

16

c) Perpaduan keduanya (Mixture)

Solusi yang paling tepat adalah perpaduan antara ruang ganti terbuka

dengan sejumlah ruang ganti tertutup untuk menciptakan privacy. Di

ruangan untuk wanita, privacy lebih diinginkan oleh karena itu jumlah ruang

ganti tertutup harus lebih dari ruang terbuka. Berikut gambar ruang mixture

pada (Gambar: 2.6).

Gambar: 2.7

Tipe Mixture

Sumber : Geraint, 2004 :87

2) Perhitungan Jumlah Ruang Ganti

Jika fasilitas ruang ganti dan tempat penyimpanan pakaian dipisahkan, maka

disarankan jumlah ruang ganti adalah sebagai berikut:

a) Satu ruang ganti untuk setiap 8,4 m2 luas area kolam renang utama, atau

satu buah untuk setiap 6,5 m2 luas kolam rekreasi.

b) Untuk kolam latihan 1 buah tiap 4,2 m2

c) Kalau terdapat kolam khusus untuk loncat indah maka harus disediakan 2

buah ruang ganti tambahan.

3) Kriteria Desain

a) Tempat duduk (bench) harus disediakan pada desain ruang ganti terbuka

dengan perhitungan dasar 0,5 meter tiap orang dewasa dan 400mm tiap

anak-anak, dengan tinggi 375 mm dan lebar 300 mm.

b) Ukuran ruang ganti adalah minimal 800mm x 900mm dan untuk pemakai

kursi roda ukurannya 2,5m x 1,5m

c) Posisi ruang ganti harus berada dekat dengan ruang bilas, dan untuk alasan

keamanan, kedua ruangan ini harus berada dekat dengan kolam dangkal.

17

d) Untuk memudahkan pembersihan dan menghindari kelembaban maka partisi

pada ruang ganti dapat dinaikkan setinggi 150-130mm dari permukaan

lantai.

e) Tinggi partisi cukup setinggi bahu (1,40m) atau setinggi mata (1,80m),

sedangkan untuk ruang ganti pria dapat lebih rendah.

4) Tempat Penyimpanan Pakaian

Ada dua metoda penyimpanan pakaian yang dapat dipakai, yaitu:

a) Menggunakan keranjang dan gantungan baju (basket bag and hanger

system), maksudnya pakaian yang dibawa oleh pengunjung, setelah diganti

kemudian dititipkan kepada petugas penitipan pakaian.

b) Menggunakan loker (locker system), akan lebih memudahkan karena

pengunjung langsung memegang kunci lokernya sendiri.

5) Penempatan tempat duduk pada ruang ganti lebih baik dalam bentuk cantilever

karena akan lebih memudahkan dalam pembersihan. Beberapa jenis tempat

duduknya antara lain:

a) cantilever pada dinding b) alternatif tipe cantilever

c) kursi kayu di atas pasangan bata d) kursi kayu di atas rangka aluminium

Gambar : 2.8

Tipe Penempatan Kursi Sumber : Geraint, 2004 : 124

18

6) Ruang Ganti Atlet memiliki ketentuan khusus sebagai berikut :

a) Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor

yang berada di bawah tempat duduk penonton.

b) Kelengkapan ruang ganti atlet antara lain berupa toilet, ruang bilas dan

ruang ganti pakaian.

7) Ruang Ganti Pelatih dan Wasit memiliki ketentuan khusus sebagai berikut :

a) Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor

yang ada di bawah tempat duduk penonton.

b) Kelengkapan ruang sama dengan kelengkapan ruang ganti atlet.

K) Ruang Bilas

Perhitungan kebutuhan sanitair pada ruang bilas adalah sebagai berikut:

a) Kakus: 1 buah tiap 15-20 pria, dan 1 buah tiap 7-10 wanita

b) Urinals: 1 buah tiap 15-20 pria

c) shower: 1 buah tiap 8 pria, dan 1 buah tiap 8 wanita

d) wastafel: 1 buah tiap 15 pria, dan 1 buah tiap 15 wanita

Untuk toilet bagi pengunjung yang tidak berenang (masih berpakaian lengkap) lebih

baik ditempatkan di sekitar entrance karena jadi akan lebih memudahkan bagi para

penonton, staff dan lainnya untuk masuk dan keluar dari bangunan. Untuk toilet

Penyandang Cacat dengan ketentuan:

a) Toilet untuk pria dipisahkan dengan toilet wanita.

b) Toilet harus dilengkapi dengan pegangan untuk perpindahan dari kursi roda

ke kakus duduk yang diletakkan di depan dan di samping kakus duduk

setinggi 80 cm. Berikut gambar ruang bilas.

(a) (b)

Gambar: 2.9

(a) Dimensi Toilet Difable (b) Dimensi Shower Sumber : Neufert: 531

19

L) Gudang atau Ruang Penyimpanan

Pada ruang kolam renang sangat penting sebagai tempat penyimpanan alat-

alat untuk keperluan kolam renang, seperti: sapu, alat bersih bermesin, kursi, meja

untuk wasit, tali lintasan kolam, starting blocks, net untuk polo air, dan peralatan

lain. Akses gudang harus langsung dari sisi kolam renang agar pencapaian alat dan

prasarana lainnya menjadi lebih cepat.

M) Ruang Kesehatan

Ruang kesehatan perlu dilengkapi dengan peralatan untuk menangani

kecelakaan yang sifatnya serius. Ruang kesehatan harus diberi nama atau tanda

sebagai ruang kesehatan, berhubungan langsung dengan ruang kolam dan jika

memungkinkan ditempatkan pada kolam yang paling dalam atau kolam loncat

indah karena daerah ini paling sering terjadi kecelakaan yang serius. Ruang

kesehatan harus dekat dengan ruangan luar dimana ambulance ditempatkan, dan

mempunyai akses yang cukup lebar. Jika kolam tidak berada satu level dengan

akses menuju ambulance maka harus mempunyai lift. Pintu harus mempunyai lebar

minimal 1,07 m untuk memudahkan sirkulasi dan harus mudah dibersihkan.

N) Ruang Pemanasan

Pada ruang pemanasan direncanakan untuk tipe A minimal 150 m2, tipe B

minimal 81 m2 dan maksimal 196 m2 sedangkan tipe C mainimal 81 m2.(Ackroyd.

2008 Hal: 18-19)

O) Ruang pijat dengan luasan minimal 12 m2.

P) Ruang Panel

Ruang panel yang diletakkan dengan ruang staff teknik, dan ruang mesin

dengan luas ruangan sesuai dengan kapasitas mesin yang dibutuhkan dan lokasi

mesin tidak menimbulkan suara bising yang mengganggu ruang arena dan

penonton

Q) Tempat parkir dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Jarak maksimal dari tempat parkir, pool atau tempat pemberhentian

kendaraan umum menuju pintu masuk gedung olahraga adalah 15 m.

b) 1 ruang parkir mobil dibutuhkan minimal untuk 4 orang pengunjung pada

saat jam sibuk.

20

R) Jalur Sirkulasi untuk Penyandang Cacat

Jalur ini harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a) Tanjakan harus mempunyai kemiringan 8% dengan panjang maksimal 10

meter.

b) Permukaan lantai selasar tidak boleh licin, harus terbuat dari bahan-bahan

yang keras dan tidak boleh ada genangan air.

c) Pada ujung tanjakan harus disediakan bagian datar minimal 180 cm.

d) Selasar harus cukup lebar untuk melakukan perputaran kursi roda 1800.

S) Sistem Pemanasan Air

Dalam pemanasan air diperlukan untuk menjaga temperatur air dalam kolam

renang, temperatur yang disarankan adalah 28-30 0C untuk kolam renang latihan,

dalam menjaga suhu kolam renang indoor yang disarakan, pada pagi dan siang hari

memanfaatkan bukaan sinar matahari yang dapat meningkatkan suhu udara di

dalam, udara yang panas akan menghangatan air

T) Pusat Kebugaran

Pusat kebugaraan adalah tempat dimana terdapat peralatan latihan yang

tujuannya untuk melatih fisik seseorang. Sebagian besar pusat kebugaran memiliki

area workout utama yang terdiri dari peralatan kecil seperti barbel dan dumbbel

sampai alat untuk melatih beban. Area ini biasanya dilengkapi dengan cermin besar

agar pengunjung dapat memantau gerakan dan postur olahraga yang tepat selama

berlatih. Selain area workout area lainnya adalah area kardio yang meliputi latihan

kardiovaskular seperti, sepeda, treadmill dan mesin dayung. Area ini biasanya

memiliki display audio-visual, untuk membuat orang yang latihan mendapat

hiburan selama latihan kardio yang panjang.

( http://en.wikipedia.org/wiki/Health_club / 14 Maret 2015)

U) Ruang Konferensi Pers

Ruang konferensi pers adalah area yang menjadi tempat untuk konferensi

pers bagi para atlet setelah ataupun sebelum bertanding. Ruang ini harus cepat

terhubung dengan area luar ataupun area belakang bangunan yang tidak menjadi

akses publik, dengan tujuan melindungi atlet dari incaran media ataupun publik

diluar waktu konferensi.

21

2.3.3 Klasifikasi Kolam Renang

Berdasarkan Badan Standarisasi Nasional, kolam renang dapat dibedakan seperti

berikut : (Badan Standarisasi. 1994 Hal :4)

A) Tipe A , yaitu standar nasional dan internasional, untuk kompetisi dewasa, memiliki

ukuran :

1,2 m 2,25 m

50 m

1,2 m 2,25 m

30 m

50 m

B) Tipe B , yaitu untuk kompetisi yang bersifat lokal untuk dewasa maupun remaja

,memiliki ukuran :

1,2 m

25m

C) Tipe C ,yaitu untuk latihan atau bagi pemula, memiliki ukuran :

0,50m 1,2 m

12,25-16,60 m

D) Tipe D ,yaitu untuk anak-anak, memiliki ukuran :

0, 40m 1,2 m

Bebas

2.3.4 Sistem Penghawaan, Pencahayaan, dan Akustik

A. Sistem Penghawaan

Sistem ventilasi / penghawaan buatan sangat diperlukan terutama pada ruangan kolam

(pool halls) dan ruang loker / ruang ganti / ruang bilas. Hal ini dikarenakan kelembaban

ruang tersebut sangat tinggi dan menghindari masuknya zat kimia untuk water treatment, bau

badan dan lain-lain. Syarat dari sebuah ventilasi buatan adalah tidak boleh menimbulkan

kebisingan di dalam arena dan tempat penonton. Keseimbangan penyaluran energi dalam

ruangan sangatlah perlu, hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

22

Gambar: 2.10

Skema Penyaluran Energi Sumber : Geraint, 2004 : 10

Beberapa alternatif sistem distribusi udara yang dapat dipakai antara lain:

Gambar: 2.11

Alternatif Sistem Penyaluran Udara Sumber : Geraint, 2004 :106

Apabila menggunakan ventilasi alami, maka harus memenuhi:

a) Luas bukaan minimum adalah 6% dari luas lantai efektif

b) Perletakan ventilasi alami harus diatur mengikuti pergerakan udara silang

B. Sistem Pencahayaan

1. Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami dalam gelanggang renang harus tetap disediakan, namun sinar

langsung lebih baik dihindari karena akan mengakibatkan silau pada para pemakai.

23

Pemakaian v/h blind, louvers, overhang, tinted glass dan sebagainya merupakan solusi yang

paling tepat, namun perlu diperhatikan bahwa para pemakai tetap menginginkan

pemandangan ke arah luar bangunan dimana hal tersebut justru mengakibatkan adanya

cahaya langsung yang masuk ke ruangan. Oleh karena itu pemakaian jendela dengan ambang

rendah dengan mengkombinasikannya dengan pemakaian tanaman sebagai penahan cahaya

pada ruang luarnya dapat menjadi solusi yang baik, berikut skema pencahayaan alami pada

gambar dibawah.

Pencahayaan lewat atap merupakan pencahayaan alami yang mampu mengurangi

pantulan dari permukaan air kolam dan memberi pencahayaan yang baik bagi air kolam,

dapat dilihat pada (Gambar: 2.13).

Gambar: 2.12

Skema Pencahayaan Alami Sumber : Geraint, 2004 :125

c)

a) b)

Gambar: 2.13

Pencahayaan Melalui Atap Sumber : Geraint, 2004 :125

24

2. Pencahayaan Buatan

Tingkat penerangan, pencegahan silau serta sumber cahaya lampu memenuhi ketentuan

dimana tingkat penerangan horizontal pada orang 1 m di atas permukaan lantai sebesar:

a) Untuk latihan dibutuhkan minimal 200 lux.

b) Untuk pertandingan dibutuhkan minimal 300 lux.

c) Untuk pengambilan video dokumentasi dibutuhkan minimal 300 lux.

d) Penerangan buatan dan atau penerangan alami tidak boleh menimbulkan

penyilauan pada pemain

e) Sumber cahaya lampu atau bukaan harus diletakkan dalam satu area pada langit-

langit sedemikian rupa sehingga susut yang terjadi antara garis yang

menghubungkan sumber cahaya tersebut dengan titik yang terjauh dari arena

setinggi 1,5 m garis horisontalnya minimal 300

f) Apabila gedung olahraga dipergunakan untuk menyelenggarakan lebih dari satu

kegiatan cabang olahraga, maka untuk masing-masing kegiatan harus tersedia

tata lampu yang sesuai untuk kegiatan yang dimaksud

g) Masing-masing tata lampu harus merupakan instalasi yang terpisah satu dengan

lainnya.

h) Apabila menggunakan tata cahaya buatan, harus disediakan generator set yang

kapasitas dayanya minimum 10 % dari daya terpasang generator harus dapat

bekerja maksimal 10 detik pada saat aliran PLN padam.

C. Sistem Akustik

Bising merupakan masalah yang cukup serius dalam merancang fasilitas kolam renang,

bising yang ditimbulkan harus ditanggulangi karena akan mengurangi kenyamanan

pengunjung dan mengganggu lingkungan di sekitar bangunan. Besarnya ruangan dengan

finishing yang berasal dari material padat menyebabkan semakin bertambahnya bising yang

ditimbulkan, oleh karena itu penanggulangan bising ini harus sangat diperhatikan. Waktu

gaung ruangan kolam disarankan maksimal 2 detik dengan frekuensi 500 Hz, dan tingkat

kebisingannya maksimal 50db. sedangkan dalam kolam latihan gaung maksimum adalah 1,5

detik.

25

Pencegahan kebisingan ini dapat berupa peredam bunyi. Peredam bunyi dapat

ditempatkan pada langit-langit maupun tembok, harus jauh dari jangkauan pengunjung.

Material yang dipakai haruslah tahan air dan bahan kimia. Misalnya dengan menggunakan

papan gypsum, fiberglass maupun mineral wool. Langit-langit yang rendah dan atap berprofil

dapat membantu pembentukan akustik dalam ruangan.

2.3.5 Sistem Utilitas

Kolam renang terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan ketebalan yang tertentu

yang menyatu dengan kontruksi utilitasnya, menurut Swimming Pool Mc Graw Hill Book

Company (1997). Secara garis besar, kolam renang digolongkan atas dua sistem sirkulasi

yaitu sistem sirkulasi Overflow dan sistem sirkulasi Skimmer, yang memiliki fungsi dan

tujuan yang sama membersihkan permukaan air dari kotoran atau sampah yang mengambang

dan tak dapat tenggelam.

A. Sistem Sirkulasi Overflow

Pada sistem sirkulasi overflow ini air dihisap oleh pompa dari balancing

tank kemudian dikirim ke kolam dengan melalui proses filtrasi di dalam filter. Air

yang masuk ke dalam kolam melalui inlet akan meluap, dimana memang dibuat

agar meluap dan tumpah ke dalam gutter atau saluran yang dibuat sebagai

tampungan luapan tersebut. Kemudian melalui gutter drain, air kembali ke dalam

balancing tank, dimana selanjutnya akan disedot kembali oleh pompa sirkulasi.

Umumnya kolam renang baik commercial maupun domestik mempergunakan

sistem ini, karena air tidak banyak terbuang ketika terjadi penambahan tinggi air

kolam, baik karena penambahan jumlah pengguna kolam maupun penambahan

akibat air hujan akan tertampung di dalam balancing tank. Penambahan air akibat

adanya pengurangan air kolam karena terjadinya penguapan dll, dilakukan di dalam

balancing tank.

B. Sistem Sirkulasi Skimmer

Pada sistem sirkulasi skimmer ini proses sirkulasi air kolam tidak

memerlukan balancing tank, sebab air langsung dihisap oleh pompa sirkulasi dari

dalam kolam melalui skimmer, dan dikembalikan lagi ke dalam kolam. Jika terjadi

26

penambahan tinggi air kolam akibat pengguna kolam atau air hujan, maka akan

langsung dibuang ke saluran buangan dan penambahan air jika terjadi pengurangan

volume air akibat penguapan dll yang dilakukan di dalam kolam. Sistem ini

biasanya dipegunakan untuk proses sirkulasi jacuzzi atau whirlpool dan sebagian

kolam domestik atau rumahan. Sistem ini memiliki kekurangan bagi praktisi kolam

renang yang dianggap cukup signifikan yaitu terlalu sering terjadi penambahan air

baru pada setiap kolam yang dipergunakan, karena pasti ada air yang terbuang.

2.4 Studi Banding

Dalam Sub Bab ini akan memaparkan hasil pengamatan proyek sejenis yang sudah

dibangun di lapangan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang timbul di

proyek sejenis, studi banding ini mengamati kolam renang yang dipergunakkan untuk latihan

para atlet-atlet renang Bali, yaitu kolam renang Tirta Arum, dan Segara Madu.

2.4.1 Kolam Renang Tirta Arum

A. Lokasi

Kolam Renang Tirta Arum terletak di Jl. Sutomo, Desa Blakiuh, Badung, Bali.

Gambar: 2.14

Peta Lokasi Kolam Renang Tirta Arum Sumber : Google Map

27

B. Lay Out Kolam Renang Tirta Arum

Pada kolam renang Tirta Arum yang berlokasi di Desa Blahkiuh, Kab Badung ini salah

satu kolam renang umum yang beroprasi dari pukul 08.00-18.00 WITA, tetapi sering

digunakkan para atlet-atlet Bali berlatih. Berikut gambar kolam renang Tirta Arum.

Gambar: 2.16

Kolam Renang Tirta Arum Sumber : Observasi. 20 April 2015

Kolam renang Tirta Arum ini memiliki ukuran dengan panjang 50 meter dan lebar 25

meter, dengan 8 lintasan. Kolam renang Tirta Arum tidak dinyatakan mengikuti Standar

Nasional, hal yang menyebabkan tersebut menurut Komisi Teknik Olah Raga renang

PENGPROV PRSI Bali, pada kolam renang Tirta Arum tidak adanya fasilitas tribun

penonton, ruang atlet, dan ruang pelatih. Fasilitas yang terdapat pada kolam renang Tirta

Arum, selain kolam renang yaitu: Fasilitas Parkir Kendaraan, Cafetaria, Ruang tunggu,

Gudang, Shower, Ruang pompa, Kamar ganti dan Toilet. Berikut gambar fasilitas kolam

renang Tirta Arum.

Gambar: 2.15

Lay Out Kolam Renang Tirta Arum Sumber : Dwipayana.EkaObservasi

28

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f) Gambar: 2.17

Fasilitas Kolam Renang Tirta Arum

(a) Parkir Kendaraan, (b) Cafetaria, (c) Ruang tunggu, (d) Kamarganti dan Toilet

(e)Shower (f) Gudang Sumber : Observasi. 20 April 2015

Pada balok start di kolam renang Tirta Arum dapt di lihat pada (Gambar: 2.15) , balok

start dilapisi dengan batu candi, Kemiringan balok start tidak melebihi dari 10 derajat, dan

ketinggian balok start ini dari permukaan kolam renang yaitu 70 cm.

Gambar: 2.18

Balok Start Kolam Renang Tirta Arum Sumber : Observasi. 20 April 2015

29

C. Pengelola Kolam Renang Tirta Arum

Tabel 2.3

Tabel Pengelolaan Kolam Renang Tirta Arum

PRSI BALI

Wakil Ketua PRSI Bali I Nyoma Madi Adnyana

Komisi Teknik Renang Bali I Made Wiarta

Sumber : PRSI BALI

2.4.2 Kolam Renang Segara Madu

A. Lokasi

Kolam Renang Segar Madu terletak di Jl. Raya Batu Bolong, Desa Canggu, Badung,

Bali.

Gambar: 2.19

Peta Lokasi Kolam Renang Segara Madu Sumber : Google Map

B. Lay Out Kolam Renang Segara Madu

Gambar: 2.20

Lay Out Kolam Renang Segara Madu Sumber : Observasi. 20 April 2015

30

Pada kolam renang yang berlokasi di Desa Canggu, Kab Badung yang beroprasi dari

pukul 08.00-19.00 WITA, memiliki 2 jenis kolam yaitu, kolam renang dan kolam rekreasi.

Kolam renang Segara Madu, pada tanggal 13 Maret 2015 sampai dengan 16 Maret 2015

dilaksanakan perlombaan renang tingkat Provinsi yaitu KEJURPROV Renang 2015

(Kejuaraan Provinsi) yang diikuti 311 atlet renang Bali. Dapat dlihat pada gambar dibawah

kolam renang Segara Madu

Gambar: 2.21

Kolam Renang Segara Madu Sumber : Observasi. 20 April 2015

Kolam renang Segara Madu memiliki panjang 60 meter dan lebar 25 meter dengan 8

lintasan. Pada kolam renang Segara madu tidak dinyatakan mengikuti Standar Nasional,

Kolam renang yang dipergunakan untuk perlombaan adalah panjang kolam renang 50 meter,

lebar 25 meter, dan 8 lintasan. Saat dilaksanakannya perlombaan renang tingkat Provinsi Bali

di kolam renang Segara Madu, pada ujung kolam renang ditutup 10 cm dengan menggunakan

fiberglass agar panjang kolam renang mengikuti standar nasional, berikut (Gambar: 2.17).

Gambar: 2.22

Penutup fiberglass Pada Kolam Renang Segara Madu Sumber : Observasi. 20 April 2015

31

Balok start kolam renang Segar Madu dilapisi dengan batu candi, Kemiringan balok

start tidak melebihi dari 10 derajat, dan ketinggian balok start ini dari permukaan kolam

renang yaitu 1 meter, dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar: 2.23

Balok Start Kolam Renang Segara Madu Sumber : Observasi. 20 April 2015

Tali lintasan pada kolam renang segara madu tidak ada perbedaan warna, tali yang

berbahan dasar plastic tebal dan kuat seperti pelampung berbentuk bulat dan berukuran kecil,

dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar: 2.24

Tali Lintasan Kolam Renang Segara Madu Sumber : Observasi. 20 April 2015

Fasilitas yang terdapat pada kolam renang Segara Madu yaitu, kolam renang, kolam

rekreasi, cafeteria, ruang seminar, kantor PRSI Bali, parkir kendaraan, ruang tiket, pos

satpam, gudang, ruang tunggu, shower, kios perlengkapan renang, ruang pompa, penitipan

barang, Restaurant, toilet dan kamar ganti.

C. Pengelola Kolam Renang Segara Madu

Taman Segara Madu dikelola oleh pihak swasta dengan struktur organisas pengelolanya

adalah sebagaimana seperti pada tabel berikut.

32

Tabel 2.4

Organisasi Pengelola Taman Segara Madu

Sumber: http://www.tamansegaramadu.com/about.html

2.4.3 Studi Fasilitas Sejenis

Dalam pembahasan ini akan memaparkan fasilitas Stadion Renang Gelora Bung

Karno, yang dapat menjadi suatu perbandingan atau acuan dalam perencanaan pengadaan

Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang Bali.

Gambar: 2.25

Lay Out Stadion Renang Gelora Bung Karno Sumber : www.gelorabungkarno.co.id

A. Kolam Tanding (outdoor)

Kolam renang Gelora Bung Karno memiliki ukuran dengan panjang 50 meter dan lebar

23 meter dengan kedalaman 2,5 meter, dan 8 lintasan.Lampu Arena 18.000 watt, Tribune

8.000 seat, Sound System, Elektronik Device, Berikut kolam tanding Gelora Bung Karno.

33

Gambar: 2.26

Kolam Renang Tanding Gelora Bung Karno Sumber : www.gelorabungkarno.co.id

Fasilitas Pendukung yang ada di kolam renang tanding Gelora Bung Karno yaitu :

ruang ganti, ruang office, ruang kesehatan, musholla, ruang bilas/toilet, dan parkir.

B. Kolam Loncat Indah (outdoor)

Pada Kolam Loncat Indah berukuran 25 x 21 meter pada (Gambar: 2.21), kedalaman 5

meter, papan Loncat 5 buah, Tinggi 1,5 s/d 10 meter. Dan penerangan lampu Arena, Tribune

8.000 seat, Sound System, Elektronik Device. Fasilitas pendukung pada locat indah Gelora

Bung Karno yaitu: ruang ganti, ruang office, ruang kesehatan, musholla, ruang bilas/toilet,

parkir, dan diving.

Gambar: 2.27

Kolam Loncat Indah Gelora Bung Karno Sumber : www.gelorabungkarno.co.id

C. Kolam Renang Pemanasan (outdoor)

Kolam Pemanasan berukuran. 25 x 7 meter, dan kedalaman 1,8 meter. Lampu Arena,

Tribune 8.000 seat, Sound System, Elektronik Device. Fasilitas Pendukung : ruang ganti,

ruang office, ruang kesehatan, musholla, ruang bilas/toilet, dan parkir, dapat dilihat pada

gambar berikut.

34

Gambar: 2.28

Kolam Renang Pemanasan Gelora Bung Karno Sumber : www.gelorabungkarno.co.id

D. Kolam Renang Latihan (outdoor)

Pada kolam renang latihan Gelora Bung Karno memiliki ukuran. 50 x 25 m pada

(Gambar: 2.23), kedalaman 1,5 m, lampu Arena, 8 lintasan. Fasilitas Pendukung ; ruang

ganti, ruang bilas/toilet, dan parkir.

Gambar: 2.29

Kolam Renang Latihan Gelora Bung Karno Sumber : www.gelorabungkarno.co.id

E. Taman Parkir Timur (outdoor)

a) Lahan Ukuran. 8,6 ha

b) Lampu Penerangan, Parkir

Gambar: 2.30

Taman Parkir Timur Gelora Bung Karno Sumber : www.gelorabungkarno.co.id

F. Kridaloka (outdoor)

a) Lahan Ukuran 4 ha, Taman, Outbond Area

b) Lintasan (jogging track) 1.000 m

c) Lampu Penerangan, Sound System, R. Ganti, Toilet, Parkir

G. Ruang Fitness dan Aerobic (indoor)

a) Uk. 19 x 11 m, Ruang Berkaca

b) Lampu Penerangan, Sound System, R. Ganti, Locker, Toilet, Parkir

35

2.4.4 Kesimpulan

Tabel: 2.5

Kesimpulan Studi Banding dan Studi Fasilitas Sejenis

NO

Nama

Fasilitas Pada Studi Banding

Lokasi Jam

Operasi Arsitektural

Non

Arsitektural

Studi Banding

1 Kolam renang

Tirta Arum

Jl.Sutomo, Desa

Blakiuh,

Badung, Bali

08.00-18.00

WITA

a) Kolam renang

b) Ruang tunggu

c) Kamar ganti

d) Toilet

e) Gudang

f) Ruang tunggu

g) Shower

h) Tiketing

i) Ruang Pompa

j) Cafetaria

k) Parkir

a) Penitipan

barang

b) Penyewaan

Pelampung

c) Penyewaan

pakaian

renang

2 Kolam renang

Segara Madu

Jl.Raya Batu

Bolong,Desa

Canggu,Badung,

Bali

08.00-19.00

WITA

a) Kolam renang

b) Kolam rekreasi

c) Kamar ganti

d) Toilet

e) Gudang

f) Ruang Tunggu

g) Shower

h) Tiketing

i) Ruang pompa

j) Cafetaria

k) Kios

perlengkapan

renang

l) Kantor Pengelola

a) Penitipan

barang

b) Penyewaan

pelampung

c) Seluncur

d) Penyewaan

pakaian

renang

36

m) Ruang Seminar

n)Restaurant

o)Parkir

Studi Fasilitas Sejenis

3 Stadion

Renang

Gelora Bung

Karno

Jl. Konferensi

Tingkat Tinggi

(KTT) Senayan,

Jakarta 10270

07.00-20.00

WITA

a) Kolam Tanding

b) Kolam Loncat

Indah

c) Kolam

Pemanasan

d) Kolam Latihan

a) Ruang Ganti

b) Ruang Office

c) Ruang

Kesehatan

d) Ruang Fitness

dan Aerobic

e) Jogging Track

f) Toilet

n) Ruang Ibadah

a) Parkir

a)Penitipan

Barang

b)Penyewaan

pelampung

Sumber : Hasil. Observasi dan www.gelorabungkarno.co.id

2.5 Spesifikasi Umum Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang

Pada pembahasan sub bab ini mengenai kreteria umum dari Pusat Latihan Cabang

Olah Raga Renang Bali

2.5.1 Pengertian

Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang Bali merupakan suatu fasilitas untuk

mewadahi atlet renang Bali untuk latihan yang diadakan dalam ruangan dengan standar

internasional.

37

2.5.2 Tujuan

Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang Bali bertujuan untuk menjadi suatu

wadah latihan untuk mengembangkan kemampuan atlet renang Bali, dan kedepannya

dapat meningkatkan prestasi Bali maupun Indonesia nantinya.

2.5.3 Sasaran

Sasaran pada Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang Bali, memberikan

kelengkapan pada fasilitas utama yaitu kolam renang pemanasan dan kolam renang

latihan.

2.5.4 Lingkup Pelayanan

Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang Bali memiliki lingkup pelayanan yang

menyangkut civitas yang beraktivitas di dalamnya yang sasaran utamanya yaitu atlet

renang.

2.5.5 Persyratan Lokasi

Pemilihan lokasi terletak di daerah yang belum teralu ramai dan padat tetapi

memiliki akses yang mudah dicapai selain itu wilayah ini uga masih terdapat lahan luas

yang mencukupi dalam menampung segala fasilitas yang dibutuhkan.

2.5.6 Fasilitas

Tabel: 2.6

Fasilitas Pada Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang