BAB II PEHDEKATAH OBYEI · ri bagi satu keluarga. (John Hancock, Time Saver Standard for Archi...
Transcript of BAB II PEHDEKATAH OBYEI · ri bagi satu keluarga. (John Hancock, Time Saver Standard for Archi...
BAB I I PEHDEKATAH OBYEI
Sebelum melangkah pada tahap perencanaan, maka sebaik-
nya kita lebih mengenal tentang pengertian-pengertian khusus
yang diperlukan dalam menentukan pembahasan-pembahasan selan-
jutnya.
II. 1 FEHGERTIAN JUDUL
Adapun pengertian judul untuk tugas akhir proyek :
" Jakarta Apartment Tower Di Segitiga Gatot Subroto "
Dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Jakarta : kota tempat didi rikan gagasan proyek ter
sebut.
- Apartment : merupakan fungsi bangunan yang akan men
di obyek dalam proyek ini, yang berarti
: Beberapa kamar (ruangan) yang diperuntuk-
kan tempat tinggal, terdapat didalam satu
bangunan yang biasanya mempunyai kamar
33
34
(ruangan) lain semacam itu. (Poerwadar-
minta W.J.S.Kamus Umum Bahasa Indones ia)
- Apartment : semua Jem's rumah tinggal keluarga kecua
li sebuah rumah tinggal yang berdiri sendi
ri bagi satu keluarga. (John Hancock, Time
Saver Standard for Archi tecture Design
Data).
: unit-unit yang ada didalam suatu bangunan
yang besar dan yang mempunyai bat as dengan
tetangga, baik da I am arah vertikal dan ho-
risontal. Masing-masing unit biasanya di -
tempati oleh satu keluarga. (Makalah Semi
nar Arsi tektur, Maret'dl, U.K. Petra) .
Yang termasuk apartemen adalah semua jenis ruman tinggal
keluarga kecuali sebuah bangunan rumah tinggal yang berdiri
diatas suatu 1ahan tertentu bagi satu Keluarga.
- Tower : adalah sebutan bangunan yang berlantai
ban yak.
- Segitiga : Merupakan suatu Iahan yang berbentuk se-
gitiga yang dike IiIingi oleh Jalan yang
terletak didaerah bisnis district.
- Gatot Subroto : Nama Jalan yang digunakan untuk mengeta-
hui tempat Iahan yang dimaksud. Hal ini ka
rena nama Jalan ini merupakan Jalan utama
dari ketiga Jalan pada Iahan segitiga ter-
sebut.
35
Jadi secara keseluruhan judul proyek tersebut dapat diartikan
secara ringkas yaitu :
Suatu bangunan apartemen yang terletak di-
kawasan Segitiga Gatot Subroto di Jakarta.
II. 2 PENGENALAN APARTEMEN
Dengan mengetahui lebih dalam tentang apartemen itu
sendiri akan lebih dapat membantu dalam mengolah perencanaan
dan tahap perancangan pada akhirnya. Hingga hasil akhirnya
tidak menyimpang dengan maksud /tujuan dan pengertian semula.
Maka pengenalan tentang apartemen, dapat dijelaskan
sebagai berikut :
II. 2. 1 Sejaran FerKembangan Apartemen
Tempat tinggal merupakan kebutuhan ketiga (tersier)
dari kehidupan manusia. Tanpa adanya tempat tinggal tersebut,
manusia tidak dapat melangsungkan kehidupannya dengan baik.
Kebiasaan untuk tinggal bersama-sama didaiam sebuah rumah
induk oleh beberapa keluarga merupakan asal muI a berkembang-
nya poI a hunian seperti apartemen yang ada saat ini.
Karena jumlah penduduk yang memerlukan tempat tinggal
kian bertambah, sedangkan lahan/tanah yang tersedia untuk
sarana rumah tinggal terbatas, maka dikembangkan tempat
hunian yang bersusun/ bertingkat.
Susunan yang demikian ini sudah dikenal sejak jaman
Romawi pada abad 1 sampai 3 sesudah Masehi. Ruangan-ruangan
36
yang dipakai untuk tempat tinggal seperti terdapat di OSTiA
(Romawi), sebenarnya perumahan buruh kasar, didaerah pelabu-
han OSTIA, dimana bentuknya seperti sel-sel yang diulang
untuk menghindari terjadinya rurmah tinggal bersama yang luas
tanpa ada perbedaan kelompok sosial.
Selama abad pertengahan dan awal abad modern, aparte
men juga dibutuhkan baik dikota-kota besar hingga abad ini.
Perkembangan bentuk hunian seperti apartemen diberbagai
bagian dunia, dimulai dari:
_> Para tan Eropa
Apartemen untuk penghuni kelas menengah dibangun di
Paris pada tahun 1730, yang bertingkat 4 atau 5, telah dike-
nal pada akhir abad 18 diseluruh Eropa. Tempat tinggal seper
ti ini digunakan oleh anggota keluarga /tamu, siswa /mahasis-
wa berbagai kalangan masyarakat umumnya yang membutuhkan
sarana akomodasi selama beberapa waktu tertentu :
Pada tahun 1870 dimulai pembangunan besar-besaran
dilancarkan secara terbuka untuk pertama kali di Britania
(Inggris), terutama setelah terjadi revolusi industri pada
awal abad 19 yang mengakibatkan meningkatnya jumlah hunian
yang dibutuhkan seperti apartemen, karena kepadatan penduduk
yang t i ngg i.
2 Daratan Amerika
Karena sebagian besar penduduk Amerika adalah orang
pendatang yang masih mempunyai 1ahan yang cukup dan penduduk
yang tidak terlalu padat, maka pola hunian seperti apartemen
37
agak lambat bertumbuhnya dibandingkan dengan di Eropa.
Hingga tahun 1890, kesempatan untuk memperbanyak
perumahan dengan fasilitas keistimewaan akan mengalami per-
kembangan yang luas di Amerika. Dan di New York keistimewaan
tersebut ada pada pembuatan dinding beton, dan fasilitas lift
sebagai pelengkap yang lebih mengutamakan faktor kenyamanan.
2 Daratan Asia
Perkembangan apartemen di Asia baru dimulai pada abad
ke 19-20, yaitu :
- Disebagian wilayah Turki, bagian pedalaman terdapat
gagasan memanfaatkan bukit karang sebagai kebutuhan akan
hunian seperti apartemen akibat terbatasnya 1ahan dan bahan
bangunan yang ada.
- Dinegara RRC (Republik Rakyat Cina), setelah pembeba -
san rakyat tahun 1949, dan persatuan negara menjadikan kon-
sentrasi penduduk yang tinggi dikota dan daerah industri,
sehingga dibangun hunian yang bersifat masal.
- Sedangkan di Hongkong, Pilipina dan Singapura juga ka-
rena kebutuhan penduduk akan tempat tinggal yang tinggi dan
luas wilayah negara yang tidak terlalu besar, maka dibuat
bentuk bangunan hunian yang bertingkat /lantai banyak. Bagi
mereka memiliki rumah bukan berarti harus memiliki tanah,
sehingga banyak dibangun apartemen sejak tahun 1960-an dan
menjadikan keberhasilan bagi proyek ini, demikian pula akan
dikembangkan diwilayah negara-negara Asia lainnya termasuk di
Indonesi a.
38
- Untuk di Indonesia bentuk hunian bertingkat tersebut
lebih dikenal dengan sebutan rumah susun, oleh Pemerintah
pembangunannya lebih ditujukan untuk masalah sosial-ekonomi
bagi masyarakat penghasilan rendah dalam rangka memperbaiki
lingkungan dari pemukiman kumuh dan memberikan hunian yang
lebih Iayak tinggaluni. Sedangkan oleh pihak Swasta, dikem-
bangkan hunian apartemen untuk memenuhi kebutuhan tempat
tinggal bagi masyarakat golongan menengah keatas, serta bagi
orang asing yang sudah terbiasa dengan lingkungan hunian
seperti apartemen dinegara asal mereka.
II.2.2 riaslflkasl Type Apartemen
Dapat dibedakan menjadi 3 type, yaitu :
a. Apartemen Murah
Apartemen jenis ini dengan tujuan pembangunan bersifat
sosial, tanpa memikirkan keuntungan biasanya diperuntukkan
bagi masyarakat berpenghasiI an rendah. Jenis ini dikeloia
oleh Pemerintah untuk mengatasi kebutuhan tempat tinggal
sederhana yang layak huni sebagai perbaikan lingkungan peru-
mahan yang kumuh.
b. Apartemen Menengah
Jenis ini biasanya dengan tujuan sebagai pemenuhan
sarana akomodasi bagi karyawan perusahaan, mahasiswa, keluar-
ga yang dilengkapi fasilitas yang cukup, dan tidak sepenuhnya
untuk dikomersialkan karena dikeloia oleh Pemerintah dan atau
Swasta.
39
c. Apartemen Mewah
Aparteman yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan
tempat tinggai dengan fasilitas yang lengkap bagi masyarakat
berpenghasiI an tinggi, khususnya orang asing yang memerlukan
faktor kemudahan, kenyamanan, keamanan dan privacy yang
tinggi. Dengan tujuan pembangunan yang dikomersialkan yang
biasanya dikelola oleh pihak Swasta.
II. 2. 3 Jenls - Jenls Apartemen
Jenis Apartemen yang dapat kita ketahui selain diatas
dapat ditinjau dari berbagai hal, yaitu : - \
2.3.A Ditinjau dari Fisik Bangunan
Tinjauan ini dapat dibedakan dari segi :
- Ketinggian Bangunan
a. Low Rise Apartment adalah : type bangunan berting -
kat (multiple dwelling) dengan ketinggian 4 sampai 6 lantai
dan dilengkapi dengan elevator.
b. Medium Rise Apartment adalah : type bangunan dengan
ketinggian bangunan 6 sampai 9 lantai, karena itu dibutuhkan
eskalator/ lift untuk sirkulasi vertikal.
c. High Rise Apartment adalah : type bangunan aparte -
men dengan ketinggian diatas 7 lantai dan bisa sampai 40
lantai dan dilengkapi fasilitas lift sebagai alat transporta-
s i vert i ka1.
( Dapat dilihat pada gambar 4 ).
/
^ ^ jtfUo jf&lsw A
LOWRISE
MIDRISE * SBSSSBSki-i* >S
HIGHRISE
B E R D A S A R K A N
K E T I N G G I A N B A 3SI<3 XJ N A N
41
- Ben tuK /_ Massa Bangunan
a. Point B1 ok / Tower adalah : bangunan yang berting -
kat sedang sampai tinggi dengan jalur sirkulasi (koridor dan
lift) terletak dipusat massa bangunan.
b. Slab Blok adalah : bangunan yang bertingkat sedang
sampai rendah, dimana jalur sirkulasinya berada diapit atau
ditepi masing unit hunian, sehingga timbul koridor lurus dan
biasanya hanya menggunakan transportasi eskalator.
c. Variant adalah : merupakan perpaduan antara podium
dengan Point Blok /Tower.
( L i hat Gambar 5 ) . "\
- Penyusunan Lantai Bangunan
a. Simplex (one level) adalah : kebutuhan luas satu u-
nit apartemen yang hanya dalam 1 lantai.
b. Duplex (two story) adalah : kebutuhan luas satu u -
nit apartemen yang memerlukan 2 lantai.
c. Triplex (three story) adalah : kebutuhan luas satu
unit apartemen yang memerlukan 3 lantai.
d. Split Level adalah : kebutuhan luas satu unit apar
temen dalam 1 lantai, dan dibagi menjadi bertingkat sebagian.
( L i hat Gambar 6 ).
2.3.B Ditinjau Dari Sistim Pemilikan
- Sistim Sewa (rental) adalah : penyewa dapat memakai
unit apartemen selama jangka waktu tertentu dan pemel iharaan
serta keamanan menjadi tanggung jawab pemilik apartemen.
&**?** S0U* sf&
:¥:%::¥:¥::•:•:•:•;
A
A. POINT BLOK/TOWER
B. SLAB BLOK/ PODIUM
1
L—
1-
1 1
1 C. UARIANT/ t — TOWER • PODIUM;
B E R D A S A R K A N
B E N T T J K / M A S S A B A N G U N A N
&*<?** S&<<» Sf&scw A •
» t—» « - - - 1
A. SIMPLEX (on. L.V. I )
SBsassa . 'wtwmsrnmmmmmm
3^ '^rv
^Ffe^
^n? ^f^ 3 t
^ ^ ^ ^ ^ ^ B. DUPLEX (Two stor.y ) wtmmmmmm
C. TRIPLEX (Thr.. Stor.y ) TOiMMTO8$i
msi m s isssssssw r
>
• " D. SPLIT LEVEL
BERIDASARIKAJNI PENYUSUNAN LANTAI
44
- Sistim Jual - Be I i (coorperative) adalah : sistim ini
tiap unit apartemen sudan menjadi hak dan tanggung jawab dari
penghun i nya.
- Sistim Sewa - Be 1i (condominium) adalah : unit aparte
men dapat disewa atau dibeli dan uang sewa dapat berfungsi
sebagai pembelian unit apartemen, bila uang angsuran sudah
dilunasi maka unit apartemen tersebut dapat menjadi milik
penghun i.
2.3.C Ditinjau Dari Sistim Pelayanan
- Sistim Apartemen adalah : sistim yang hanya menyedia-
kan sarana hunian yang disewakan dan pelayanan yang diberikan
hanya terbatas pada pemeliharaan teknis, selebihnya menjadi
tanggungan penghuni sendiri.
- Sistim Service Apartemen adalah : sistim yang dipakai
selain menyediakan sarana hunian, juga memberikan service
berupa keamanan, pemeliharaan unit hunian dan mempunyai
privacy yang tinggi.
- Sistim Residental Hotel adalah : merupakan pengemban-
gan hunian dari hotel dengan sistim yang diberikan seperti
pelayanan dihotel berbintang seperti pembersihan tiap unit
apartemen, laundry, pengiriman barang/surat, dan Iain-lain.
2.3.0 Ditinjau Dari Sistim Distribusi Ruang
Tinjauan ini merupakan macam-macam bentuk pola distri
busi untuk sirkulasi ketiap unit hunian apartemen yang dapat
dibedakan menjadi :
45
- Central Corridor System ( Double Loaded Corridor )
Bentuk pola distribusi ruang, dimana jalur sirkulasi-
nya terletak ditengah antara jajaran unit hunian sebelah kiri
dan kanan. Jalur sirkulasinnya berupa lorong atau koridor dan
bagian service, tangga berada dikedua ujungnya.
- Exterior Corridor System ( Single Loaded Corridor )
Bentuk pola distribusi seperti ini jalur sirkulasinya
hanya ada pada bagian tepi luar dari jajaran unit hunian,
bisa dalam type jajaran tunggal atau ganda.
- Point Blok System
Pada bentuk ini, jalur sirkulasinya berada ditengah/
pusat dari unit hunian yang ada disekitarnya.
( L i hat Gambar 7 ).
II. 3 PENGENALAN TEHAGA KERJA ASING
Keberadaan orang asing disuatu negara, memang tidak
dapat diabaikan begitu saja, seperti juga di Indonesia,
khususnya di Jakarta ini. Mereka berada di Jakarta dengan
berbagai latar belakang serta maksud dan tujuan tertentu,
baik dengan keinginan untuk menetap atau selama beberapa
waktu tertentu. Adapun mereka sebagai wisatawan, tugas bela-
jar, pertukaran misi kebudayaan, maupun sebagai tenaga kerja.
II. 3. 1 Fengertlan Tenaga Kerja Asing
Disebut sebagai tenaga kerja asing, karena mereka
bekerja dinegara lain, baik diutus atau berdasarkan kerja
sama yang biasanya dengan sistim kontrak kerja oleh suatu
SISTIH DISTRIBUSI RUAN6 mmamm
m
n CINTHAt - CORniUOH
CINIHALCOBBIDOH
Pi. CENTRAL CORIDOR J
>V
sssswss;™;
71 i i 1-1, C=
ST-
L i 1
• <»"> .^r i7 rK.. ' i
"' 1
"1
c== 5
B. EKSTERIOR
•
I i j _ r" l"1
R C ORID 3R S
_j _ j
_ j
_i l l J '' ^ YSTEM
I in
:«
:=:::;::::::::|::J:::i:::':::::::::::-::::::::::::l::-:::::
: W : ¥ S S!;i;gg;;;S; : § K ^ S * K S 5 K S S S¥:WS:¥:WS¥i¥;
V. C. POINT BLOK SYSTEM iHMm *m mmmm
I
47
lembaga / yayasan atau perusahaan tertentu antar negara
selama beberapa waKtu yang telah ditetapkan, dan setelah pada
waktunya dapar diperpanjang atau kembali kenegera asalnya.
II. 3.2 Latar Belakang Tenaga Kerja Aslng
Tenaga kerja asing dapat dibedakan karena latar bela
kang tugas kerja mereka, yaitu :
a. Tenaga Kerja PerwaK i I an Negara
Keberadaan mereka untuk mewakiIi negara dapat dibeda
kan menjadi :
- Perwak iI an PBB
- PerwakMan Diplomatik Suatu Negara
- Sekretariat Anggota ASEAN
b. Tenaga Kerja Non PerwaKi I an
Tenaga kerja ini dapat terdiri dari :
> Tugas kerja dengan tujuan tertentu, yaitu : ilmuwan, ahli
agama / misionaris, tenaga sosial, dan lainnya.
> Tugas kerja dengan tujuan dalam rangka PMDN dan PMA oleh
perusahaan Pemerintah, Swasta Nasional dan Asing.
Tenaga kerja tersebut dapat berasal dari :
- Tenaga Kerja Asing Domestik, merupakan orang yang
dilahirkan diIndonesia tapi menetap lama diluar negeri.
- Tenaga Kerja Asing Pendatang, merupakan orang asing
yang baru datang kelndonesia.
II. 3. 3 Ferljinan Dan Jumlah Tenaga Kerja Asing
Penerbitan ijin bagi tenaga kerja perwakilan negara,
selalu dibawah urusan Departemen Luar Negeri Republik Indone-
48
sia, sedangkan tenaga kerja non perwaki1 an oleh Peraturan
Pemerintah yaitu dikeluarkan Menteri Tenaga Kerja Rl No PER
03 / MEN/ 90 tanggal 14 Juni 1990, dan dibawah pengawasan
Departemen Tenaga Kerja Rl, Kantor Imigrasi dan BKPM.
Jumlah tenaga kerja asing perwakilan negara, menurut
Deplu Rl sampai tahun 1990 adalah 866 orang terdiri dari 63
negara dan 11 perwakilan PBB, sedangkan jumlah tenaga kerja
non perwakilan di Jakarta sampai tahun 1990 sebesar 12.639
orang meliputi tenaga kerja Swasta Nasional, PMDN dan PMA.
Jumlah ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Jumlah tenaga kerja yang semakin meningkat tiap tahun-
nya menurut data adalah tenaga kerja non perwakilan sebagai
tenaga kerja asing pendatang yang bertugas dalam rangka PMDN
dan PMA oleh perusahaan Pemerintah, Swasta Nasional dan
Asing. Hal ini disebabkan karena :
> Peraturan Pemerintah tentang perijinan bagi TKA Pendatang.
> Kebijaksanaan dan kemudahan sehubungan dengan PMDN dan PMA.
> Kondisi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengarah
pada sektor industria 1isasi dan jasa untuk mendukung usaha
ekspor non migas, dimana membutuhkan banyak tenaga-tenaga
ahli dari luar dalam rangka alih teknologi canggih.
> Terbukanya hubungan diplomatik dengan negara lain sehingga
banyak dibentuk kerja sama yang saling menguntungkan.
II. 3.4 Sarana Hunian Dan Hasalannya
Sarana hunian bagi tenaga kerja asing perwakilan
negara biasanya sudah disediakan dan dipersiapkan oleh
49
masing-masing negara ditempat tertentu, sejak hubungan
diplomatik antar negara dibuka. Biasanya dalam lingkungan
perumahan bagi perwakilan kedutaan negara-negara asing. Hal
ini karena masalah privacy suatu negara dengan pertimbangan
keamanan, rahasia negara dan situasi politik negara
perwak iI an.
Sedangkan sarana nunian bagi tenaga kerja asing non
perwakilan, biasanya juga telah disesuaikan dengan perusahaan
/ instansi Pemerintah atau Swasta Nasional dan Asing dimana
mereka bekerja. Berbagai macam jenis hunian masing-masing
dengan kelebihan dan kekurangan sendiri, misalnya : perumahan
Dinas / Sewa, kompleks perumahan bagi perusahaan asing,
hotel-hotel berbintang dan apartemen mewah.
Namun dengan pertimbangan faktor-faktor kemudahan,
kenyamanan, kebersihan, keamanan serta privacy yang tinggi
dan harga sewa yang bersaing, banyak peminat lebih condong
tinggal diapartemen dengan kenyataan banyaknya permintaan
yang tidak dapat terpenuhi.