BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis...
Transcript of BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis...
13
BAB II
METODE PERANCANGAN
A. Analisis Permasalahan
Beberapa permasalahan yang digadapi dalam proyek perancangan ini
antara lain material limbah spanduk MMT, pemahaman ruang open plan, visual
desain, teknik produksi dan proses produksi. Perancangan produk tekstil
pelengkap interior sebagai partisi memanfaatkan limbah spanduk MMT. Material
dari limbah spanduk MMT perlu dianalisis untuk mengetahui karakteristik
material ini sehingga dapat diterapkan dalam perancangan produk tekstil interior
sebagai partisi.
Pemahaman ruang dengan konsep open plan yaitu pemahaman mengenai
bentuk dan ukuran ruang serta fungsi ruang yang diterapkan pada hunian dengan
menerapkan konsep open plan. Perlu dianalisis juga bagaimana peranan partisi
atau penyekat ruang dalam hunian sehingga penyekat ruang tersebut tidak
merusak konsep open plan yang sudah ada.
Visual desain dalam perancangan produk partisi mencakup tema, bentuk,
warna, ukuran, maupun jenisnya. Pada perancangan ini bagaimana menentukan
visual yang sesuai dan tepat, mulai dari tema, bentuk, warna, ukuran dan jenis
partisi yang akan diproduksi dalam hunian dengan konsep open plan.
Teknik pembuatan produk tekstil interior dengan memanfaaatkan limbah
spanduk MMT perlu dianalisis, teknik yang tepat dengan menyesuaikan karakter
material yang digunakan akan menentukan juga hasil akhir perancangan maka,
perlu dianalisis teknik yang akan digunakan dalam pengerjaan limbah spanduk
14
MMT untuk partisi. Teknik termasuk dalam tahapan proses produksi. Tahapan ini
perlu dianalisis untuk menentukan teknik, visual, material yang digunakan
sehingga sesuai dengan konsep rumah hunian open plan.
A. Strategi Pemecahan Masalah
Agar permasalahan-permasalahan dalam perancangan dapat terselesaikan
dengan baik diperlukan strategi penyelesaian masalah. Berikut beberapa strategi
penyelesaian masalah dalam proyek perancangan ini:
Analisis permasalahan diatas merupakan tahap awal dalam perancangan
ini. Berkaitan dengan beberapa analisis tersebut, maka dibutuhkan strategi
sebelum melaksanakan perancangan produk.
Strategi mengenai pemahaman limbah spanduk MMT yang digunakan
dalam perancangan produk tekstil interior. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik limbah spanduk MMT mulai dari bahan, proses
produksi, karakter bahan dan sejauh mana limbah spanduk MMT tersebut
digunakan oleh masyarakat.
Pemanfaatan limbah akan diterapkan pada hunian dengan konsep open
plan dengan produk akhir berupa partisi, maka dari itu pemahaman tentang hunian
dengan konsep open plan perlu diperdalam. Strategi yang dilakukan dengan studi
pustaka, observasi terhadap beberapa perumahan dan wawancara dengan pemilik
rumah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tipe hunian yang tepat dan keadaan
ruangan yang tepat untuk diaplikasikan partisi sehingga tidak merusak konsep
open plan tersebut.
15
Berkaitan dengan visual desain dalam perancangan ini, strategi yang
dilakukan yaitu dengan studi pustaka mengenai standar pembuatan partisi dan
observasi ke berbagai tempat produksi dan showroom penjual produk partisi serta
wawancara. Observasi juga dilakukan pada beberapa perumahan. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengetahui selera masyarakat serta mengetahui daya beli
masyarakat.
Menentukan teknik yang akan digunakan dalam perancangan ini dilakukan
dengan studi pustaka tentang beberapa teknik tekstil dan melakukan eksprimen
dengan menggunakan material limbah spanduk MMT. Kegiatan ini bertujuan
untuk mengetahui teknik yang tepat untuk karakter limbah spanduk MMT. Proses
produksi perlu adanya beberapa studi pustaka dan wawancara untuk mengetahui
bagaimana tahapan proses yang harus dilakukan sehingga dapat menciptakan
produk tekstil interior berupa partisi dengan menggunakan limbah spanduk MMT
yang dapat diterima masyarakat.
B. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui secara teoritis dasar
pembuatan partisi dan mengetahui karakter limbah spanduk MMT sebagai
bahan dasar pembuatan produk pelengkap interior berupa partisi. Penulis
juga melakukan pencarian melalui internet dan beberapa artikel surat kabar
atau majalah guna melengkapi data.
16
Buku dengan judul “Ragam Inspirasi Partisi” dijadikan panduan untuk
mengetahui pengertian partisi dan ragamnya. Buku ini dikarang oleh Agah
Nugraha muharam, kiranasasi wiryawan dan taufik hidayat. Buku yang
diterbitkan oleh griya kreasi pada tahun 2008 ini berisi tentang berbagai
panduan yang dapat menginspirasi untuk menciptakan partisi sehinggadapat
menciptakan ruang-ruang baru yang nyaman. Kenyamanan itulah yang
berusaha ditawarkan dalam buku ini. Macam-macam inspirasi tentang partisi
disajikan dalam buku ini.
Buku dengan judul “teknologi tekstil” dikarang oleh N.Sugiarto
Hartanto dan Shigeru Watanabe. Buku yang diterbitkan oleh Pradnya
Paramita pada tahun 1980 ini merupakan cetakan kedua dari cetakan pertama
pada tahun 1979. Buku ini menjelaskan pengetahuan dasar dari proses-proses
yang terdapat dalam dunia pertekstilan. Proses pembuatan benang hingga
pembuatan pakaian jadi. Buku ini dijadikan acuan untuk mengetahui sifat-
sifat serat dan memngetahui proses pembuatannya.
Buku dengan judul “Tekstil Design” dikarang oleh Jumaeri. Buku ini
diterbitkan oleh Institut Teknologi Tekstil pada tahun 1974. Buku ini berisi
pengetahuan tentang dunia pertekstilan khususnya dalam bidang design.
Buku ini digunakan sebagai pustaka untuk mengetahui desain permukaan dan
cara pembuatannya.
Buku dengan judul “Seri Rumah Ide” dikarang oleh Imelda Akmal
diterbitkan oleh Apartemen The Lava pada tahun 2002. Buku ini membahas
17
tentang partisi dan jenis-jenisnya. Penulis mengambil data mengenai jenis
partisi, material partisi, dan fungsi partisi.
Buku dengan Judul “Motif anyaman bambu” dikarang oleh Sutimin.
Buku ini berisi berbagai motif anyaman dan cara membuatnya. Penulis
mengambil data mengenai berbagai motif anyaman.
b. Observasi
Observasi dilakukan pada hunian yang menerapkan konsep rumah open
plan, yaitu rumah hunian bapak Mulyadi (49) yang tinggal di daerah
Karanganyar dan bapak Taat (47) yang tinggal di Sukoharjo, perumahan
Sentosa Regency, perumahan Peni Regency, perumahan Winong , dan
perumahan Graha Mandiri. Observasi bertujuan untuk mengetahui mengapa
mereka menerapkan konsep rumah open plan dan type rumah apa yang paling
laku.
Observasi produk partisi dilakukan di showroom furnitur yang khusus
mengerjakan partisi dari bahan serat alam. Showroom terletak di jln. Solo jogja
Km 14 Trangsang gatak sukoharjo. Observasi juga dilakukan di Podomoro
Rotan yang terletak di Jln. Raya Songgolangit Gentan Sukoharjo. Observasi
yang dilakukan untuk mengetahui selera pembeli dan bagaimana daya beli
masyarakat untuk sebuah partisi.
c. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pemilik rumah dengan konsep open plan,
pengembang konsep rumah hunian pada perumahan Sentosa Regency,
perumahan Peni Regency, perumahan Winong, Graha mandiri, dan perumahan
18
mayang asri. Wawancara juga dilakukan pada beberapa perusahan advertising
seperti Tecma Advertising dengan bapak Erwan selaku HRD di perusahaan
tersebut, Bapak Roksi selaku pemilik Roxcy Advertising. Wawancara
bertujuan untuk mengetahui tentang spanduk MMT dan karakternya.
Wawancara kepada karyawan show room partisi yaitu Ibu Niken (24), serta
pembuat produk partisi.
2. Hasil Data
a. Limbah spanduk MMT
Gambar 4. Limbah spanduk MMT
Foto: Desy Dwimawati,2015
Spanduk jenis MMT (Metromedia Technologies ) merupakan media
cetak yang di gunakan untuk outdoor maupun indoor dengan digital printing
large format. Spanduk MMT berbahan Serat nylon dan dilapisi plastik. Serat
nylon merupakan polyamida sintetis yang berantai panjang dan memiliki
strukturmolekul dari rantai yang mengandung amida, berulang dan teratur.
Sedangkan plastik merupakan salah satu barang tekstil berupa kain lapis. Kain
lapis adalah penggabungan atau perekatan 2 lembar kain atau lebih sehingga
menjadi lembaran kain. Kain yang digabungkan dapat bermacam – macam,
19
misalnya: kain tenun, kain rajut, kain nonwoven, lembaran plastik, kertas dan
lainnya (Jumaeri, 1977:253).
Spanduk jenis MMT dibuat dengan dipress antara lapisan serat nylon
dan serat poliolofin (PE)1. Spanduk Jenis MMT ini bisa diketahui
menggunakan serat nylon dan PE dengan uji bakar. Sejauh ini uji bakar
merupakan pengujian yang paling mudah dilakukan dan akurat. Uji bakar
dilakukan dengan membakar sampel limbah spanduk MMT kemudian
mengamati reaksi yang terjadi. Hal – hal yang perlu diamati antara lain nyala
api mulai dari warna dan pergerakan api ketika limbah MMT dibakar. Serta
diamati juga abu dari hasil pembakaran limbah tersebut. Hasil uji coba bakar
dapat diperoleh hasil bahwa limbah spanduk MMT yang dibakar asapnya
berwarna kuning kebiru-biruan, bau seperti paraffin (lilin) dan meninggalkan
lelehan atau abu menggumpal. Pergerakan api ketika dibakar berjalan lambat.
Serat Didekatkan
nyala
Dalam
nyala
Dikeluarkan
dari nyala
Bau
Sifat khas abu
Limbah
spanduk
MMT
Melebur dan
susut
Terbakar
lambat dan
meleleh
Padam
sendiri
Berbau
tajam
Meninggalkan
bundaran
yang
keras,hitam
Tabel 1. Hasil Uji Bakar limbah spanduk MMT
Spanduk MMT memiliki berbagai macam kualitas. Kualitas ini
digunakan dalam penentuan harga. Dilihat dari jenis MMT sesuai
gramaturnya ada 4 Jenis MMT. Pertama China Tipis 280 grm/ 260 gr.
Spanduk MMT jenis ini mampu bertahan 3 – 6 bulan pemasangan saja.
Harga ± 17.000 / meter. Kedua, China Tebal 320 gr / 340 gr. Spanduk
1Wawancara dengan Setyo Legowo, S.Tek (08/11/2014), Ahli kimia tekstil
20
MMT jenis ini mampu bertahan hingga 6 – 10 bulan pemasangan. Harga ±
20.000 /meter. Ketiga, Korea 440 gr Spanduk MMT jenis ini mampu
bertahan 12 – 15 bulan pemasangan. Harga ± 35.000 /meter. Keempat,
Jerman 550 gr. Spanduk MMT jenis ini bertahan sampai ± 2 tahun
pemasangan dengan harga ± 80 / meter.2
Penggunaan MMT sangat luas, mulai dari iklan, promosi dan acara
– acara tertentu. Pemakaian spanduk ini biasanya hanya beberapa waktu
saja. Spanduk yang sudah dilepas biasanya orang hanya membuangnya
begitu saja. Ada beberapa orang yang memanfaatkannya menjadi sebuah
produk fungsional yang dapat meningkatkan nilai ekonomi suatu limbah
spanduk. Pemanfaatan ini berkembang dalam bidang kerajinan. Salah satu
contoh adalah pemanfaatan limbah spanduk menjadi tas belanja.
Pembuatan tas dari limbah spanduk ini berkembang di kalangan ibu – ibu
dan bahkan menjadi suatu peluang usaha di rumah. Limbah spanduk juga
dapat dibuat beberapa produk lain seperti; dompet, sampul buku dan tas
belajar. Pemanfaatan limbah yang terus berkembang, plastik juga menjadi
masalah bagi kelestarian lingkungan karena pengolahan limbah plastik
yang kurang tepat. Menurut Kadir (2012:223) plastik yang beredar di
pasaran saat ini merupakan polimer sintetik yang terbuat dari minyak
bumi yang sulit untuk terurai di alam. Kesimpulannya bahwa semakin
banyak yang menggunakan plastik maka meningkat pula pencemaran
lingkungan, salah satunya adalah pencemaran tanah.
2 Wawancara dengan Erwan (11/11/2014 ), staff HRD di Tecma Advertising
21
b. Kebutuhan Partisi untuk Hunian dengan konsep open plan
Menurut observasi yang telah dilakukan dibeberapa perumahan
tersebut, type rumah open plan yang sering laku terjual yaitu type rumah
antara type 48 sampai type 60. Menurut pemilik rumah apabila
mengunakan partisi justru akan mempersempit ruangan yang sudah ada.
Sedangkan untuk tipe rumah 48 sampai 60 , pemilik rumahmenginginkan
adanya partisi. Ruang yang banyak membutuhkan partisi yaitu antara
ruang tamu dengan ruang keluarga. Penghuni menginginkan partisi yang
transparan dan dapat dipindah – pindah agar interaksi kedua ruangan
masih dapat terjadi tanpa harus menutup keseluruhan. Ukuran standar
partisi menurut observasi dan studi pustaka untuk pembatas antara ruang
tamu dan ruang keluarga yaitu dengan tinggi antara 170 cm sampai 200
cm dengan lebar antara 100 cm sampai 200 cm atau 3/4 dari lebar ruangan.
Mereka juga menginginkan partisi yang multifungsi untuk
memaksimalkan ruang yang ada. Partisi tidak hanya sebagai pembatas
ruang namun juga dapat digunakan sebagai tempat menyimpan barang,
meletakkan pajangan, dan lain sebagainya.
22
Gambar 5. Rumah konsep open planHasil Observasi di Perum.Sentosa Regency
Gentan, Sukoharjo
Foto:Desy Dwimawati,2015
Gambar 6. Denah Rumah Type 46
Sumber : http://www.desainrumahnya.com, 2015
23
Gambar 7. Denah Rumah Type 60
Sumber : http://www.desainrumahnya.com, 2015
Berdasarkan obervasi ke show room dan wawancara kepada
penjual partisi, partisi mayoritas dibuat dengan material kayu, serat alam,
fiber, glass block, dan kain. Bentuk partisi juga kurang bervariasi, partisi
tidak hanya dibuat dengan material, bentuk maupun warna yang monoton.
Perkembangan partisi berdasarkan pustaka yaitu partisi yang mempunyai
fungsi sederhana hingga mempunyai fungsi ganda dengan material
bervariasi dengan harga juga bervariasi.
Model partisi yang trend yang masih banyak jadi pilihan
masyarakat yaitu partisi dengan model lipatan yang terbuat dari kertas,
kain, lidi, partisi foto frame, partisi klasik dan partisi modern. Partisi
tersebut dijual dengan harga pasar antara Rp 500.000,- sampai dengan Rp
1.000.000,-.
Gambar 8. Partisi rotan sintetis Hasil Observasi di Toko Podomoro Rotan
Gentan, Sukoharjo
Foto: Desy Dwimawati, 2015
24
c. Teknik Produksi
Proses pemecahan masalah pada teknik yang akan digunakan
terlebih dahulu dilakukan pengamatan dan eksplorasi teknik produksi yang
memungkinkan untuk pembuatan produk perancangan. Studi proses
produksi merupakan sebuah gambaran hasil pengamatan terhadap teknik
proses tekstil yang dapat dijadikan sebuah alternatif dalam pembuatan
produk. Hasil pengamatan yang telah dilakukan maka ditemukan teknik
yang dapat digunakan untuk realisasi pembuatan produk partisi ini.
Perkembangan pasar saat ini produsen - produsen partisi dituntut
untuk selalu mengeluarkan inovasi-inovasi baru. Agar harga dapat lebih
terjangkau dari berbagai kalangan dan menghilangkan kejenuhan
konsumen yang penuh dengan keinginan. Berbagai macam bentuk
diciptakan mulai dari bentuk – bentuk yangsederhana sampai bentuk –
bentuk yang rumit. Tingkat kesulitan pembuatannya dan bahan yang
digunakan juga menentukan harga ketika dipasarkan.
Partisi dapat dibuat dari berbagai macam material, baik material
buatan maupun material alami, material yang lazim digunakan sebagai
pembatas ruang antara lain ; kayu, rotan, ranting dan akar – akaran,
besitempa, kain tenunan, kaca , gipsum dan tanaman ( Taufik Hidayat,209:
12- 16).
Dalam perancangan ini menggunakan bahan yang tidak lazim yaitu
memanfaatkan limbah spanduk MMT. Proses produksi yang dipilih yaitu
dengan menggunakan teknik anyam. Alasan memilih teknik anyam karena
25
melihat karakter spanduk MMT itu sendiri, teknik ini yang memungkinkan
untuk digunakan pada spanduk MMT.
Proses anyaman bisa disebut juga dengan teknik tenun. Proses
pertenunan atau Weaving yaitu suatu proses penganyaman antara benang
lusi dan pakan yang letaknya tegak lurus satu sama lain tenun (Jumaeri,
1974:2).
Teknik Anyaman berarti menyilang – nyilangkan lembaran pita lidi
atau bahan lainnya secara teratur dan berulang – ulang (BBKB,1983).
Anyaman merupakan salah satu hasil kerajinan masyarakat Indonesia.
Banyak benda yang dihasilkan dari menganyam. Mulai dari perlengkapan
rumah tangga sampai pada properti interior ruangan. Masyarakat semakin
banyak menggunakan teknik anyaman sebagai pelengkap kebutuhan. Hal
ini tidak mengherankan karena di Indonesia, terdapat banyak tumbuh-
tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan untuk menganyam.
Beberapa tanaman yang sangat baik digunakan sebagai bahan menganyam
adalah bambu, pandan, rotan, paku-pakis, dan lidi. Semua bahan tersebut
harus melewati beberapa proses agar dapat menjadi bahan jadi yang siap
untuk dianyam. Bahan yang dapat digunakan untuk anyaman juga dapat
berasal dari material sintetis berupa plastik dan lain- lain. Seiring dengan
perkembangan zaman saat ini melibatkan plastik sebagai bahan yang kerap
sekali dipakai dalam berbagai bidang industri salah satunya adalah industri
kerajinan.
26
Anyaman merupakan suatu teknik yang dapat dikerjakan sendiri,
namun dalam pengerjaannya diperlukan pemahaman mengenai teknik
anyaman. Jenis anyaman dasar dapat digolongkan menjadi 3, yaitu;
1). Anyaman Polos
Anyaman datar ialah cara menganyam untuk menghasilkan
benda anyaman yang berbentuk lembaran – lembaran, dalam
hal ini anyaman datar dapat dibedakan dalam 2 bagian, yaitu :
2). Anyaman Tegak
Anyaman yang lusinya tegak lurus terhadap pakannya.
Contoh dari anyaman tegak adalah anyaman dengan satu
langkah, anyaman dengan dua landkah, anyaman dengan
variasi langkah (satu tiga), Anyaman dengan langkah variasi
iratan, dan anyaman variasi warna.
No. Nama Gambar
1. Anyaman
polos
27
2. Anyaman
Keper
Kombinasi
3. Anyaman
kombinasi
4. Anyaman
Bayangan
5. Anyaman
Zig-Zag
28
Tabel 2. Motif Anyaman Tegak
Sumber : Sutimin, 2002: 12-20
3). Anyaman Serong atau miring
Anyaman yang lusi dan pakannya masing – masing serong
ke kanan dan ke kiri. Anyaman ini banyak dipergunakan pada
pembuatan – pembuatan produk tertentu dimana menganyamnya
harus dikerjakan dari awal sekaligus sampai anyaman akhir hingga
menjadiproduk jadi misalnya gaben, sokan, gegandeg, dompet, topi
dan lain- lain. Sistem pengerjaan dalam anyaman miring ini sama
dengan anyaman biasanya hanya saja dikerjakan dalam posisi
miring. Ada beberapa motif yang dihasilkan dari anyaman miring,
yaitu : Iris Tempe, Kepang walik , Ketan Ireng, Moto Walik ,
Kepang Kembang, Huruf Balok dan Angka dan Huruf Jalan.
No. Nama Gambar
6. Anyaman
Zig-Zag
Kombinasi
29
1. Anyaman
zigzag
2. Anyaman
kombinasi
3. Anyaman
Kepang
4. Anyaman
Huruf Balok
30
5. Anyaman
Huruf latin
Tabel 3. Motif Anyaman Miring
Sumber : Sutimin, 2002:2-11
4). Anyaman Bakul
Di dalam anyaman bakul / keranjang dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu: anyaman keranjang langsung dan
anyaman keranjang tak langsung
Anyaman keranjang langsung ialah anyaman keranjang
yang dasar dan dindingnya hingga tepi penghabisannya dianyam
langsung, misalnya : kreneng, tompo, besek.
Anyaman keranjang tak langsung ialah anyaman
keranjang yang dasar dan dindingnya masing – masing dianyam
sendiri – sendiri, sedangkan bagian dasarnya dapat tunggal atau
rangkap lalu di variasi. Biasanya pada bagian dasarnya di buat
dengan anyaman segi 6 ( anyaman truntum). Anyaman keranjang
tak langsung paling banyak dikerjakan dengan teknik anyaman
bulat, kebanyakan anyaman dengan teknik ini dipergunakan untuk
tempat buah. Penyelesaian pada tepi anyaman dapa di bingkai rata
dan di tali atau dalam bahasa jawanya di jejet.
31
Anyaman kombinasi atau anyaman campuran sering digunakan
dalam pembuatan motif dan memberikan efek nyata terhadap permukaan
anyaman. Anyaman dua muka adalah anyaman yang dibuat menggunakan
2 benang lusi dan 1 buah benang pakan. Tujuan pembuatan kain ini adalah
untuk membuat anyaman yang relatif tebal dengan dua motif yang berbeda
depan dan belakang. Beberapa jenis kain dua muka, antara lain; anyaman
dua muka pakan, anyaman dua muka pakan bolak-balik, anyaman dua
muka lusi, kain dua muka lusi bolak-balik dan sebagainya.
Anyaman Rangkap adalah anyaman yang terdiri dari dua lusi dan
dua pakan tau lebih. Masing-masing lusi dan pakan membentuk anyaman
sendiri. Tujuan dari pembuatan anyaman ini adalah menambah ketebalan
dan memberikan efek yang berbeda antara depan dan belakang. Anyaman
rangkap dapat diklasifikasikan beberapa macam,antara lain;
anyamanrangkap dengan ikatan sendiri, anyaman rangkap dengan ikatan
tengah, anyaman rangkap dengan pertukaran benang, anyaman rangkap
membentuk trowongan dan sebagainya.
C. Uji Coba
Uji coba dilakukan sbelum melakukan proses produksi, karena fungsi uji
coba adalah untuk menemukan teknik seperti apa yang tepat untuk digunakan
dalam proses produksi. Uji coba juga dapat meminimalisir kegagalan dalam
proses produksi. Pada proses ini, uji coba dilakukan pada material yang dipilih
yaitu limbah spanduk MMT. Percobaan ini dilakukan atas beberapa
32
pertimbanagan. Dilihat dari material yang digunakan adalah spanduk yang bersifat
fleksibel.material ini lentur, tidak kaku namun tidak mudah patah. Spanduk
dengan kualitas rendah biasanya tidak tahan lama terhadap sinar matahari, maka
dari itu material yang di jadikan percobaan menggunakan limbah spanduk yang
belum lama dilepas. Motif yang digunakan dalam percobaan ini menggunakan
motif dengan tingkat kerenggangan rendah dan tinggi. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana hasil jadi anyaman untuk diterapkan dalam sebuah
produk.
1. Uji coba motif
Uji coba motif dilakukan untuk mencari motif yang sesuai yang
dapat digunakan untuk motif partisi. Uji coba dilakukan pada motif yang
memiliki kerenggangan besar dan kerenggangan paling kecil. Spanduk
yang dijadikan anyaman menggunakan potongan limbah spanduk MMT
dengan ukuran 1 cm. Potongan limbah spanduk MMT ini ada yang tipis
dan ada yang dibuat tebal. Ukuran limbah spanduk MMT yang tebal 3 cm
kemudian dilipat menjadi 1 cm sehingga lebih tebal.
N
o
Nama Hasil Keterangan
33
1. Truntum
Material: Limbah spanduk
MMT dan Bambu
Teknik : Anyam
potongan limbah spanduk
dengan uuran 1 cm, 0,5 cm
dan iratan bambu ukuran
0,25 cm
2 Kepang
Walik
Ketan
Ireng
Kembang
mlati
Material: Limbah spanduk
mmt
Teknik : Anyam
Pembuatan lembaran
anyaman dengan
pemotongan Limbah
spanduk ukuran 1 cm dan
dianyam mengikuti rumus
yang sudah ada
selanjutnya diulang sesuai
yang diinginkan
34
Kembang
Jeruk
Iris Tem
Turunan
Polos
35
3 Kitiran
Material :
Limbah spanduk
Teknik: anyaman tas
Proses pembuatan
anyaman ini cukup mudah
dengan menyambung
potongan spanduk ukuran
3 cm.
4 Pipih
bergerigi
Material:Limbah
spandukMMT
Teknik : Anyam
pembuatan dengan
dianyam. Pelipatan dari
atas membentuk suduk
disamping – sampingnya
dari bawah sampai atas.
Tabel 3. Uji Coba Motif Anyaman Dari limbah Spanduk MMT
Sumber : Desy Dwimawati, 2014
2. Uji coba Produk
Selain uji coba teknik anyam, uji coba produk juga dilakukan untuk
mengetahui kualitas limbah spanduk MMT setelah menjadi produk – produk
tertentu. Beberapa produk yang telah dibuat antara lain ; partisi, kap lampu tidur
dan dompet.
a. Partisi
36
Gambar 9. Partisi Dari Limbah Spanduk MMT
Karya: Desy Dwimawati,2014
Analisa :
Hasil uji coba produk yang dilakukan dapat dianalisa bahwa
limbah spanduk MMT dapat dianyam membentuk motif
bergelombang. Namun hasil anyaman tidak bisa bersifat realis namun
motifnya geometris. Dibutuhkan spanduk yang memiliki dominan
warna sama agar dapat membentuk motif yang diinginkan karena
dalam pembuatan motif ini memerlukan olah warna.
b. Kap lampu
37
Gambar 10. Kap Lampu dari Limbah Spanduk MMT
Karya: Desy Dwimawati,2014
Analisa :
Hasil uji coba produk yang dilakukan dapat dianalisa bahwa
limbah spanduk MMT yang dianyam dengan lebar 0,5 cm memiliki
tingkat kerumitan tersendiri karena ukuran yang kecil dan harus
membentuk motif yang diinginkan. Perekatan pada anyaman ini cukup
sulit karena harus di berikan lem satu per satu pada tiap lusi dan
pakannya oleh karena itu kurang efisien.
c. Dompet
Gambar 11. Dompet Dari Limbah Spanduk
Karya: Desy Dwimawati,2014
38
Analisa :
Hasil uji coba produk yang dilakukan dapat dianalisa bahwa limbah
spanduk dalam perekatannya cukup sulit karena harus di berikan lem
satu per satu pada tiap lusi dan pakannya oleh karena itu kurang
efisien.
D. Gagasan Awal Perancangan
Berdasarkan analisis dari permasalahan yang timbul dan setelah
melakukan pengamatan, serta pengumpulan data yang didukung dengan proses uji
coba. Gagasan awal perancangan adalah pemanfaaatan limbah spanduk menjadi
produk pelengkap interior sebagai partisi. Kebutuhan pasar akan barang – barang
pelengkap interior sangat tinggi. Peminatnya dari kelas menengah keatas. Di
zaman sekarang ini masyarakat lebih menyukai produk – produk yang unik dan
beda dari yang lainnya. Kesempatan untuk mengembangkan produk pelengkap
interior sebagai partisi dapat dijalankandan mendapat ruang dimasyarakat. Dalam
perancangan ini yang akan difokuskan adalah estetis dari motif yang dihasilkan.
Anyaman yang digunakan menggunakan anyaman yang sudah dikembangkan dan
berbeda – beda motif.
Pengembangan dilakukan dengan menggunakan anyaman rangkap.
Penggunaan 2 motif yang berbeda antara depan dan belakang akan menambah
nilai estetis pada partisi. Partisi dibuat dengan kesan modern. Kerangka yang
digunakan adalah kerangka dari blockboard. Produk pelengkap interior sebagai
partisi digunakan untuk pembatas antara ruang tamu dan ruang keluar