BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber,...

19
17 BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Analisis permasalahan berguna untuk memudahkan dalam pemecahan masalah utama. Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini adalah bagaimana merancang motif teratai sebagai hiasan tepi pada kain lurik melalui teknik batik lukis. Permasalahan pertama adalah karakter motif teratai. Motif pada tekstil sudah banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia sebagai contoh motif teratai. Teratai dapat diartikan sebagai alam tumbuhan yang mana menyangkut semua aspek mengenai macam jenis tumbuhan dan tanaman. Teratai berarti tumbuhan, bunga, sulur bunga. Di antara bermacam bunga teratai merupakan bunga yang sering dijadikan motif hias, yang nantinya akan dirancang sebagai hiasan tepi pada kain lurik. Permasalahan yang kedua adalah menentukan teknik penciptaan melalui batik lukis dengan menggunakan alat bantu canting dan kuas. Warna yang digunakan lebih cenderung kewarna-warna gradasi. Selain teknik batik lukis teknik pendukung lain yang di gunakan adalah teknik pengelantangan. Teknik pengelantangan untuk memudahkan pada proses pewarnaan gradasi sehingga untuk menunjang penciptaan desain permukaan pada lurik yang eksklusif. Permasalahan yang ketiga adalah pada pemilihan lurik ATBM tergantung pada pemintalan serat benang dan pewarnaan benang pada kain luriknya, mudah dan tidaknya saat proses pewarnaan remasol, pembatikan dan teknik pendukung pengelantangan. Jenis lurik yang susah di batik adalah lurik yang pemintalan

Transcript of BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber,...

Page 1: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

17

BAB II

METODE PERANCANGAN

A. Analisis Permasalahan

Analisis permasalahan berguna untuk memudahkan dalam pemecahan

masalah utama. Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini adalah

bagaimana merancang motif teratai sebagai hiasan tepi pada kain lurik melalui

teknik batik lukis.

Permasalahan pertama adalah karakter motif teratai. Motif pada tekstil

sudah banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia sebagai contoh motif

teratai. Teratai dapat diartikan sebagai alam tumbuhan yang mana menyangkut

semua aspek mengenai macam jenis tumbuhan dan tanaman. Teratai berarti

tumbuhan, bunga, sulur bunga. Di antara bermacam bunga teratai merupakan

bunga yang sering dijadikan motif hias, yang nantinya akan dirancang sebagai

hiasan tepi pada kain lurik.

Permasalahan yang kedua adalah menentukan teknik penciptaan melalui

batik lukis dengan menggunakan alat bantu canting dan kuas. Warna yang

digunakan lebih cenderung kewarna-warna gradasi. Selain teknik batik lukis

teknik pendukung lain yang di gunakan adalah teknik pengelantangan. Teknik

pengelantangan untuk memudahkan pada proses pewarnaan gradasi sehingga

untuk menunjang penciptaan desain permukaan pada lurik yang eksklusif.

Permasalahan yang ketiga adalah pada pemilihan lurik ATBM tergantung

pada pemintalan serat benang dan pewarnaan benang pada kain luriknya, mudah

dan tidaknya saat proses pewarnaan remasol, pembatikan dan teknik pendukung

pengelantangan. Jenis lurik yang susah di batik adalah lurik yang pemintalan

Page 2: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

18

benangnya tebal, sedangkan jenis lurik yang susah pada proses pengelantangan

adalah pada proses pewarnaan benang luriknya, contohnya pewarnaan yang paling

sulit pada proses pengelantangan adalah pewarnaan indanthren, dan pewarnaan

alam.

Perlu dipahami karakteristik lurik sebelum dan setelah diberi desain motif

pada bagaian tepi menggunakan teknik batik lukis dan proses melalui

pengelantangan. Serat selulosa pada lurik setelah diberi perlakuan pengelantangan

akan turun kekuatannya, karena proses pengelantangan adalah menghilangkan

warna-warna yang ada pada bahan tekstil (raw material) yang di sebabkan oleh

adanya pigmen-pigmen alam atau zat-zat lain, sehingga diperoleh warna kontras

dengan warna tekstil aslinya (Rasyid Djufri, et. Al. 1976: 37)

Pemahaman kekuatan serat lurik diperlukan untuk mentukan teknik serta

takaran zat pengelantangan yang sesuai diterapkan pada lurik, proses

pengelantangan menggunakan semprot yang diterapkan pada hiasan tepinya pada

lurik melalui teknik batik lukis, hiasan tepi pada kain lurik yang perlu diingat

bahwa ragam hias tidak merusak struktur dari benda atau bidang tersebut.

Kemudian letak atau posisi ragam hias dan bidang yang akan dihias harus ada

kesatuan dan keharmonisan.

B. Strategi Pemecahan Masalah

Penciptaan karya motif teratai dengan perpaduan unsur lurik sebagai

media melalui teknik batik lukispada hiasan tepi dan dapat di aplikasikan melalui

teknik pengelantangan. Teknik penciptaan karya ini memiliki permasalahan

terutama dalam segi motif, warna, dan teknik. Perlu dilakukan strategi dan

Page 3: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

19

langkah-langkah yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut,

antara lain:

1. Memahami motif teratai pada kain lurik melalui teknik batik lukis dan

teknik pendukung pengelantangan sebagai salah satu dari produk populer.

2. Melakukan teknik tekstil lain untuk menunjang proses penciptaan desain

motif teratai pada kain lurik

3. Menentukan jenis lurik yang dipakai dalam penciptaan karya, dengan

pertimbangan kenyamanan dan fungsinya sebagai pendukung karya. Lurik

yang dipilih harus dapat menjadi media penerapan teknik tekstil lain yang

digunakan sebagai penunjang penciptaan motif.

4. Menentukan perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi yang akan

diterapkan pada kain lurik, melalui teknik batik lukis untuk mendapatkan

motif yang sesuai dengan karakteristik, dan teknik pengelantangan tanpa

menghilangakan semua garis luriknya, garis luriknya saat proses

pengelantangan menjadi transparan.

5. Eksplorasi gagasan penciptaan produk mulai dari motif dan warna hingga

desain produknya. Eksplorasi gagasan dilakukan untuk memudahkan dalam

mengolah ide dari permasalahan yang ada.

6. Melakukan uji coba motif dan teknik dengan berbagai variasi sesuai dengan

ide gagasan motif.

7. Membuat desain dan alternatif desain beserta konsepnya.

Page 4: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

20

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan karya ini membutuhkan data-data pendukung dalam proses

pembuatannya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur,

pencarian data visual, wawancara dan studi komparasi. Sumber-sumber yang

diambil di gunakan untuk memperkuat data-data yang sudah ada. Berdasarkan

pengumpulan data tersebut, maka data-data yang berkaitan dengan penciptaan

dalam proyek ini antara lain sebagai berikut :

1. Studi Literatur

a. Buku karangan Nanang Rizali 2006 dengan judul Tinjauan Desain Tekstil

berkaitan dengan konsep perancangan.

b. Buku karangan Aryo Sunaryo 2009 dengan judul Ornamen

Nusantaraberkaitan dengan motif dan hiasan tepi.

c. Buku Karangan Wolfram Eberhard 2006 dengan judul A Dictionary of

Chinise Symbols berkaitan dengan simbol-simbol teratai.

d. Buku karangan Mikke Susanto 2002 dengan judul Diksi Rupa berkaitan

dengan Seni Lukis.

e. Buku karangan Nian S. Djoemena 2000 dengan judul Lurik Garis-Garis

Bertuah berkaitan dengan tenun lurik.

f. Buku karangan Yudaningrat 2011 dengan judul Lurik Tenun Tradusional

Jawa berkaitan dengan tenun lurik tradisional.

g. Buku karangan Asti Musman 2011 dengan judul Batik Warisan Adiluhur

Batik berkaitan dengan perkembangan batik dalam tantangan

modernisasi.

Page 5: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

21

h. Buku karangan Soedarso 1998dengan judul Seni Lukis Batik Indonesia

berkaitan seni lukis.

i. Buku karangan Martin B. dan Dwidjoamiguno 2004 dengan judul Belajar

Melukis Batik dan Motif-Motif Batik berkaitan dengan batik lukis dan

motif batik.

j. Buku dengan tim penyusun Ir. Rasyid Djumaeri dengan judul Teknologi

Pengelantangan, Pencelupan dan Pencapan. Buku ini membahas tentang

pengertian pengelantangandan jenis-jenis zat dalam proses

pengelantangan.

2. Studi Visual

Hasil gambar dan dokumen yang telah diperoleh dari buku, foto-foto

produk pengrajin lurik, dan contoh-contoh produkyang dapat menunjang yang

dapat di jadikan contoh atau referensi untuk menguatkan ide dalam perancangan

Tugas Akhir. Data yang diperoleh berawal dari data visual mengenai desain

produk, warna,dan motif yang sedang diminati masyarakat sebagai

konsumen/penikmat lurik batik yang ada di pasaran. Data visual didapatkan dari

studi literatur dan studi pasar yang terkait dengan permasalahan yang ada.

Kelompok tenun Sumber Rejekitex secara resmi berdiri pada tahun 2010 berada

di dukuh Cabean desa Mlese. Di dukuh Cabean sendiri terdapat 24 pengrajin

tenun lurik, dan 10 diantaranya bergabung dalam kelompok tenun Sumber

Rejekitex. Berikut ini merupakan contoh hasil produk tenun lurik Sumber

Rejekitex.

Page 6: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

22

Gambar 9. Produk tenun lurik Sumber Rejekitex Foto: Bety N.S, 2015

Gambar 10. Produk tenun lurik pewarnaan alam (Sumber Rejekitex) Foto: Bety N.S, 2015

Gambar 11. Produk lurik yang disablon dengan motif Sumber Rejekitex

Foto: Bety N.S, 2015

Page 7: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

23

Gambar 12. Produk lurik batik pada hiasan tepi flora dan tengah motif kupu-kupu

Foto: Bety N.S, 2015

Data lain yang diperoleh adalah berupa data visual mengenai lurik dengan

screen cabut warna, motif cabut warna adalah pengambilan motif berbentuk flora

dengan menggunakan screen diatas permukaan kain lurik. Berikut contoh produk

lurik Sumber Rejekitex.

Gambar 13. Produk tenun lurik Sumber Rejekitex Foto: Bety N. S, 2015

Gambar 14. Produk tenun lurik Sumber Rejekitex Foto: Bety N. S, 2015

Page 8: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

24

Data visual tentang batik motif flora yang ada di wisma batik Bimo Suci

yang diminati selera pasar dan konsumen saat ini yaitu contoh seperti dibawah ini:

Gambar 15. Motif Flora diera sekarang karya Batik Bimo Suci Foto : Liansari 2014

Gambar 16. Motif Flora diera sekarang karya Batik Bimo Suci Foto : Liansari 2014

Aneka batik lukis karya bapak Iwan Batik Saint atau sering disebut Batik

lek Iwon diarea obyek wisata Tamansari Kraton, yang beralamat

Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis

nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

Selain sebagai hiasan, batik lukis juga bisa dimanfaatkan sebagai fashion

dan busana siap pakai. Motif-motif yang sering dibuat untuk batik lukis

yaitu motif gambar burung, ikan, pemandangan, nuansa Ubud Bali,

kegiatan sehari-hari, dan lain sebagainya. Berikut ini merupakan contoh

produk bapak Iwan.

Page 9: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

25

Gambar 17. Produk batik lukis alam karya Iwan (Lek Iwon) Jogyakarta Foto: Bety N.S, 2015

Gambar 18. Produk batik lukis alam karya Iwan (Lek Iwon) Jogyakarta Foto: Bety N.S, 2015

3. Observasi

Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data di lapangan

yang bertujuan untuk mendapatkan data berdasarkan peristiwa yang terjadi.

Studi proses produksi ini merupakan proses pemecahan masalah pada teknik

yang akan digunakan studi proses produksi merupakan sebuah gambaran

hasil pengamatan terhadap teknik tekstil yang akan digunakan dalam

pembuatan proses produksi. Hasil pengumpulan data berdasarkan studi proses

produksi. Dalam studi proses produksi ini untuk mendapatkan data-data

Page 10: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

26

yang berhubungan dengan proses pembuatan produksi lurik batik, baik dari

teknik, pewarnaan dan bahan yang di gunakan. Berikut hasil observasi yang

telah di lakukan di beberapa pengrajin:

a. Observasi pertama di lakukan pada produk lurik yang sudah ada saat

ini di pengrajin Kreatif tenun tradisional Sumber Rejekitex, dengan

alamat desa Cabean, Mlese, Cawas, Klaten DiSumber Rejekitex

tersebut membuat produk tenun lurik ATBM yang beragam corok

garis-garis dan warnanya beraneka ragam.

b. Observasi kedua dilakukan di Batik Lukis Abstrak Pandono

Jl.Sentono RT 02 RW 02 Laweyan Surakarta, memproduksi batik

lukis abstrak dengan menggunakan bahan kain katun, santung, paris

dan kaos.

c. Observasi ketiga dilakukan di Batik Saint atau sering disebut Batik lek

Iwon diarea obyek wisata Tamansari Kraton, yang beralamat

Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis

nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan

paris.

d. Observasi keempatdilakukan di Batik art “ Aris “ Laweyan Surakarta,

memproduksi batik lukis sarung pantai identik menggunakan motif

flora dengan bahan kain santung, lurik batik dengan berbagai motif

menggunakan teknik cap.

e. Observasi kelima dilakukan dibeberapa pusat perbelanjaan yang ada

di Solo seperti di BTC, PGS, Kampung Batik Laweyan. Dari hasil

observasi tersebut dapat dijelaskan bahwa batik pada kain lurik sudah

Page 11: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

27

berkembang sejak dahulu tetapi motif teratai sebagai hiasan tepi pada

kain lurik itu sangat jarang, namun ditemukan beberapa toko yang

menjual kain lurik yang sudah dibatik menggunakan teknik cap.

4. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dan juga keterangan-

keterangan yang tidak terdokumentasi. Wawancara pemilik Sumber Rejekitex

yaitu Ibu Ninik yang dilaksanakan pada tanggal 2 April 2015 pukul 10:15

WIB. Beliau menjelaskan bahwa tenun lurik ATBM di kabupaten Klaten

mengalami perkembangan karena beberapa hal, yaitu perkembangan trend

dan selera masyarakat yang mempengaruhi pembuatan desain lurik dari segi

warna hingga besar kecilnya garis lurik yang dihasilkan. Masyarakat jaman

sekarang cenderung menyukai lurik dengan warna-warna yang sedang tren

dari pada lurik dengan corak tradisi, oleh karena itu pengrajin lurik

menggubah lurik dengan warna yang sedang digemari oleh masyarakat.

Jika warna yang sedang trend adalah warna hijau maka kebanyakan

lurik yang dibuat adalah warna hijau, hal tersebut terjadi agar lurik ATBM

tetap berproduksi dan para pengrajin tetap bertahan. Selain itu adanya binaan-

binaan juga mempengaruhi perkembangan desain Tenun lurik ATBM, karena

pada umumnya para pembina memberi masukan tentang desain-desain yang

sesuai dengan selera masyarakat. Kolaborasi Lurik dan batik sekarang sedang

digemari oleh masyarakat sehingga pengrajin di Sumber Rejekitex

memproduksi lurik batik (lutik). Tenun lurik produk sumber rejekitex

menggunakan benang dengan kualitas yang cukup halus. Benang yang

Page 12: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

28

digunakan adalah banang katun dengan nomor 64/ 2 untuk benang lungsi dan

benang pakan.

Wawancara mengenai seni lukis dengan Dr. Narsen Afatara, M.Sn.

salah satu pengajar di UNS Fakultas Seni Rupa dan Desain jurusan Seni Rupa

murni yang dilaksanakan pada tanggal 23 April 2015 pukul 11:15

WIBMenjelaskan bahwa dalam teknik melukis dalam seni ada empat teknik

yaitu:

a. sekali gores merupakan pencampuran warna padasebuah daun untuk

tekanan kuas memberikan ketegasan warna, nuansa warna seperti yang

dikehendaki.

b. dusel, teknik ini biasanya banyak dipakai untuk alam dan benda.

Karya realisme yang menginginkan nilai gelap terang (pencahayaan) yang

penuh supaya mencapai gradasi bayangan yang detail.

c.ipsofacto merupakan teknik dengan tumpang menumpang harus

menunggu kering, biasanya menggunakan cat mudah kering.

d. transparan teknik ini banyak diginakan oleh pelukis Cina, dengan

teknik cat air atau teknik fresco (lukisan dinding) sehingga warna yang di

bawah masih bisa kelihatan dengan warna tumpukannya.

Wawancara mengenai batik lukis dengan bapak Iwan Batik Saint atau

sering disebut Batik lek Iwon diarea obyek wisata Tamansari Kraton, yang

beralamat Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyberyang dilaksanakan pada

tanggal 20 Mei 2015 pukul 14:30 WIB, memproduksi batik lukis nuansa

alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris. Selain

sebagai hiasan, batik lukis juga bisa dimanfaatkan sebagai fashion dan busana

Page 13: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

29

siap pakai. Motif-motif yang sering dibuat untuk batik lukis yaitu motif

gambar burung, ikan, pemandangan, nuansa Ubud Bali, kegiatan sehari-hari,

dan lain sebagainya.

Uji Coba

Uji coba pada pengembangan desain ini meliputi dua percobaan, yakni uji coba

visual motif dan uji coba teknik lukis batik.

1. Uji Coba Visual Motif

Uji coba visual dilakukan untuk mencari karakter motif teratai yaitu bunga

teratai yang akan dituangkan kedalam desain batik lukis. Dari hasil uji coba

visual ditemukan karakter yang tepat untuk menggambarkan bunga teratai

dengan penggayaan distorsi sehingga serasi diterapkan pada kain lurik

melalui teknik batik lukis.

Hasil Eksplorasi Visual Motif Flora Bunga Teratai Menjadi Motif

Batik Lukis dengan Karakter Berbagai Penggayaan

No. Realis Dekoratif Stilasi Distorsi Abstrak

1.

Tabel 1.Hasil Eksplorasi Visual Motif Teratai Menjadi Motif Batik Lukis dengan

Karakter Berbagai Penggayaan. Foto: Bety N.S, 2015

Page 14: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

30

2. Uji Coba Teknik Bahan, Batik Lukis dan Teknik Pendukung

Pengelantangan.

Uji coba teknik bahan lurik ATBM dengan warna remasol dan dilakukan

untuk mengetahui konsentrasi takaran surfurit (pengelantangan tekstil) yang

akan diterapkan pada bahan kain lurik. Pada lurik ATBM ini diberikan

perlakuan pengelantangan dengan menggunakan surfurit (pengelantangan

tekstil) dengan takaran perbandingan 1 liter surfurit : ½ liter air melalui

pengelantangan kondisi kuat dengan teknik semprot, menunggu reaksi

perubahan warna selama 3-6 menit tergantung serat bahan pada lurik ATBM,

sebagai penetral surfurit menggunakan Sir (penetral bau + bahan kimia)

takarannya 3 tutup botol aqua/ 2 liter air. Hasil uji coba menunjukkan bahwa

tingkat kekuatan tarik dan kekuatan mulur yang dihasilkan pengelantangan

dengan teknik semprotmenggunakan surfurit tergantung serat bahan pada

lurik ATBM sehinggamasih kuat dan tidak merusak serat. Berikut merupakan

hasil uji coba.

Hasil Uji Coba bahan

No. Jenis kain Pengelantangan pada bahan lurik

Pengelantangan dan pembatikan pada bahan lurik

1. ATBM

Tabel 2. Hasil Uji Coba Bahan Lurik

Foto: Bety N.S, 2015

Page 15: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

31

Kesimpulan dari uji coba tersebut adalah warna yang dihasilkan dalam

proses pengelantangandari konsentrasi ini adalah memunculkan warna krem

keputih-putihan, memang tidak diharapkan memunculkan warna putih karena

tekstur garis pada kain lurik harus tetap ada sehingga tidak menghilangkan

karakter garis pada luriknya, dan konsentrasi maksimal yang dapat diterapkan

pada kain lurik untuk menghasilkan warna krem keputih-putihan adalah dengan

takaran perbandingan 1 liter surfurit : ½ liter air melalui pengelantangan kondisi

kuat dengan teknik semprot, menunggu reaksi perubahan warna selama 3-6 menit

tergantung serat bahan pada lurik ATBM, sebagai penetral surfurit menggunakan

Sir (penetral bau + bahan kimia) takarannya 3 tutup botol aqua/ 2 liter air. Akan

tetapi pada uji coba bahan dan teknik pengelantanganmelalui proses dua kali

kemudian baru munculkan warna krem keputih-putihan karena bahan lurik

ATBM serat benangnya tebal dan pada proses pewarnaan benang luriknya.

Page 16: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

32

Hasil Uji Coba Warna, Teknik Batik Lukis, dan Pengelantangan

dengan Semprot.

No Zat Warna

Teknik Hasil Keterangan

1. Remazol

Warna Gradasi, Teknik Batik Lukis, dan Pengelantangandengan Semprot

- Kain yang digunakan lurik.

- Kain di rendam dahulu sebelum prosespengelantangankemudian mulai prosespengelantanganmenggunakan surfurit dan penetral menggunakan sir.

- Warna menggunakan remasol teknik pewarnaanya dengan teknik lukis dusel yaitu gradasi warna yang menginginkan warna gelap terang.

- Proses pembatikan malam secara ekspresif sekali gores menggunakan canting dan kuas.

2. Remazol

Warna Gradasi, Teknik Batik Lukis, dan Pengelantangandengan Semprot

- Kain yang digunakan lurik.

- Kain di rendam dahulu sebelum proses pengelantangan kemudian mulai prosespengelantangan menggunakan surfurit dan penetral menggunakan sir.

- Warna menggunakan remasol teknik pewarnaanya dengan teknik lukis dusel yaitu gradasi warna yang menginginkan warna gelap terang.

Page 17: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

33

- Proses pembatikan malam

secara ekspresif sekali

gores menggunakan

canting dan kuas.

Tabel 3. Teknik Warna Gradasi, Teknik Batik Lukis, dan Pengelantangan dengan

Semprot Foto: Bety N.S, 2015

Kesimpulan dalam uji coba di atas menunjukkan bahwa dalam pembatikan

cairan malam yang tidak meresap sampai ke belakang lurik tidak mempengaruhi

pembatikan pada bagian depan lurik setelah dilakukan proses lorod. Meresapnya

cairan malam pada lurik dipengaruhi oleh besar kecilnya lubang ceret canting

yang digunakan. Semakin besar lubang ceret canting yang digunakan, maka cairan

malam yang diterapkan akan lebih banyak, sehingga mudah meresap hingga

bagian belakang lurik. Sedangkan semakin kecil lubang ceret canting yang

digunakan, cairan malam yang diterapkan ke lurik semakin sedikit sehingga susah

menembus hingga bagian belakang lurik. Meresapnya pada pewarnaan remasol

secara gradasi, danpengelantangandengan menggunakan surfurit hampir sama

seperti proses pembatikan sulit meresap, sehingga pada proses pengelantangan

dan warna yang dihasilkan sedikit turun pada bagian belakang dan tidak

mempengaruhi proses pewarnaan dan pengelantangan pada bagian depan

lurik.Hal ini dikarenakan lurik memiliki struktur tenun kain yang sangat rapat

sehingga menyulitkan resapan cairan malam dan zat tekstil pada lurik.

Page 18: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

34

D. Gagasan Awal Perancangan

Awalperancangan suatu karya diperlukan gagasan untuk membatasi suatu

masalah yang akan dibahas dalam konsep perancangan, guna mempermudah

proses perancangan karya. Gagasan awal perancangan tugas akhir ini adalah

merancang motif teratai sebagai hiasan tepi pada kain lurik dengan sumber ide

motif bunga teratai melalui teknik batik lukis dengan penambahan teknik melalui

teknik pendukung pengelantangan dengan semprot pada bagian motif-motif

bunga teratainya. Perancangan karya ini dimulai dengan memahami konsep dan

beberapa aspek desain, serta mendalami motif teratai, material bahan, teknik batik

lukis dan penambahan teknik pengelantanganyang penulis pilih. Perancangan

karya ini dimulai dengan perancangan motif teratai, teknik pengembangan dan

kebaharuannya. Perancangan motif teratai di visualisasikan dengan karakter

penggayaan yaitu distorsi dengan melakukan perubahan bentuk obyeknya yang

dilebih-lebihkan baik dari sisi ukuran maupun bentuknya pada bagian tertentu.

Zat warna yang digunakan adalah zat warna sintetis (zat warna kimia) yaitu zat

warna reaktif (Remazol). Pemilihan remazol karena lebih mudah untuk proses

pewarnaan gradasi. Sedangkan material kain yang digunakan adalah kain lurik

ATBM. Kain lurik ATBM dipilih karena merupakan bahannya yang memiliki

kualitas bagus, pada proses pengelantangandapat memunculkan perubahan warna

yang contras. Ide visual bunga teratai karena motif hias bunga teratai

melambangkan kemurnian dan kesucian, dalam kepercayaan Hindhu dan Budha,

teratai juga merupakan simbol kemurnian karena muncul tidak tercela meskipun

dari dalam lumpur. Bunga teratai diartikan sebagai simbol kepribadian yang luhur.

Bunga teratai berada dibawah pada relief candi yang ada di Prambanan

Page 19: BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan · Tamansari kt/433 RT 36 Kampung Cyber, memproduksi batik lukis nuansa alam dengan menggunakan bahan kain katun, santung, dan paris.

35

melambangkan sebagai penompang /tumpuan yang bersingga sana diatas simbol

kesucian, sehingga dapat diterapkan pada kain yang bertujuan untuk penghias

bagian tepi kain lurik. Kain lurik melalui ketegasan motifnya diibaratkan sebagai

kekuatan yang mengandung semangat pantang menyerah dalam menghadapi

kehidupan. Seni tenun berkaitan erat dengan sistem pengetahuan, budaya,

kepercayaan, lingkungan alam, dan sistem organisasi sosial dalam masyarakat,

karena kultur sosial dalam masyarakat beragam, memiliki kepribadian yang luhur

maka seni tenun pada masing-masing daerah memiliki perbedaan. Salah satu bukti

yang menunjukkan aktifitas menenun yaitu prasasti Lurik pakan malang yang

ditemukan di jaman Kerajaan Hindhu Mataram pada abad 9 M. Prasasti tersebut

mencerminkan bahwa kehidupan masyarakat pada jamannya telah dipenuhi

dengan aktifitas yang menggali kreatifitas.

Kesimpulan dari gagasan awal perancangan yaitu lurik dan teratai dapat di

kolaborasikan karena memiliki kedekatan filosofi yang sama sehingga memiliki

keseimbangan dan keserasian sehingga bunga teratai dapat diterapkan dalam

sebuah kain lurik.