PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

170
PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA KULIAH DITINJAU DARI ASPEK KENYAMANAN SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi Tata Busana oleh Delima Suardiningsih 5401406050 JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Transcript of PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

Page 1: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

i

PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER

PADA BUSANA KULIAH DITINJAU DARI ASPEK

KENYAMANAN

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi Tata Busana

oleh

Delima Suardiningsih

5401406050

JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian

hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima

sanksi ketentuan peraturan perundang-undangan.

Semarang, 14 Juni 2013

Delima Suardiningsih

5401406050

Page 3: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

iii

Page 4: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang

yang beriman dan berilmu” (QS. Mujadilah [58]: 11).

“Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan” (QS.

Alam Nasrah).

Persembahan

Dengan mengucapkan syukur kepada

Allah SWT.

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ayah, ibu, dan adikku adikku

tersayang

2. Sahabat dan teman-teman

terbaikku

3. Teman-teman seperjuangan TJP

Prodi PKK, Tata Busana Angkatan

2006,

4. Almamater.

Page 5: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

v

PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr. Wb,

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang selalu

melindungi dan melimpahkan rahmat, nikmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Kain Katun Dengan

Poliester Pada Busana Kuliah Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan”. skripsi ini

mengenai kenyamanan kain adalah hal paling penting dalam jenis kain sebelum

proses pembuatan busana, dan secara umum kenyamanan kain memiliki sifat

mudah menyerap keringat, memiliki kelangsaian yang sesuai kebutuhan, serta

tidak terdapat muatan listrik statis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

adanya perbedaan kain katun dengan poliester pada busana kuliah ditinjau dari

aspek kenyamanan dan persentase tingkat kenyamanannya.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan kelengkapan untuk menyelesaikan

studi strata satu (S1) untuk mencapai gelar sarjana pendidikan program studi PKK

S1 Konsentrasi Tata Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Penyusunan skripsi ini banyak menghadapi kendala-kendala karena berbagai

keterbatasan, peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang,

2. Dekan Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang,

3. Ketua Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas

Negeri Semarang,

4. Kaprodi PKK, Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Semarang,

Page 6: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

vi

5. Dra. Sri Endah Wahyuningsih, M.Pd dan Dra. Hj. Uchiyah Achmad, M.Pd,

dosen pembimbing yang penuh kesabaran, ketulusan telah mengorbankan

waktu, tenaga serta pikiran yang sangat berharga untuk memberikan

perhatian, petunjuk dan dorongan yang berguna bagi peneliti dalam

menyusun skripsi ini,

6. Bapak dan ibu dosen, Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Semarang yang memberikan bekal ilmu pengetahuan,

7. Pemimpin PT. Wirako Aspas Ditex (Textileone) yang telah memberikan ijin

penelitian,

8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkat dan rahmat-Nya atas kebaikan

semua pihak yang telah membantu baik material maupun spiritual kepada peneliti.

Maka kritik dan saran dari pembaca sangat berguna untuk perbaikan penelitian

dimasa datang. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Semarang, 14 Juni 2013

Peneliti

Page 7: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

vii

ABSTRAK

Suardiningsih, Delima. 2013. Perbedaan Kain Katun Dengan Poliester Pada

Busana Kuliah Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan. Skripsi, Program Studi PKK

Konsentrasi Tata Busana, Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Sri Endah Wahyuningsih,

M.Pd. Pembimbing II: Dra. Hj. Uchiyah Achmad, M.Pd.

Kata kunci: Studi Eksperimen, Busana Kuliah, Kenyamanan Kain Poliester.

Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang memenuhi

syarat, dan memerlukan pengetahuan tentang bahan tekstil, model, cara membuat,

dan pemeliharaan. Kenyamanan kain merupakan hal paling penting dalam jenis

kain sebelum proses pembuatan busana, dan secara umum kenyamanan kain

memiliki sifat mudah menyerap keringat, memiliki kelangsaian yang sesuai

kebutuhan, serta tidak terdapat muatan listrik statis. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui adanya perbedaan kain katun dengan poliester pada busana kuliah

ditinjau dari aspek kenyamanan dan persentase tingkat kenyamanannya.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

metode penelitian desain eksperimen, populasi penelitian ini adalah mahasiswa

yang sedang menjalani masa kuliah dan telah lulus mata kuliah analisis mutu

tekstil, sampel dalam penelitian ini adalah kain Nina Klein dari 100% serat

poliester dari Toko Textileone, Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dengan

menggunakan kuesioner oleh 15 orang panelis yang sebelumnya dilakukan uji

laboraturium yang sudah memiliki SNI. Data dianalisis menggunakan uji

normalitas, uji homogenitas, dan uji t-test.

Hasil penelitian dengan menggunakan analisis uji-t diperoleh keseluruhan

tingkat kenyamanan kain poliester dan kain katun thitung = (11,610), ttabel = (2,05).

Hasil data penelitian ternyata thitung lebih besar dari pada ttabel dengan demikian Ha

diterima dan Ho ditolak. Sehingga disimpulkan bahwa adanya perbedaan kain

katun dengan poliester pada busana kuliah ditinjau dari aspek kenyamanan dengan

persentase hasil penilaian pada kain katu sebesar 67% (tinggi), dan kain poliester

sebesar 82% (sangat tinggi). Saran yang diajukan yaitu Penelitian ini dapat diteliti

lebih lanjut, untuk lebih mengetahui tentang tekstil.

Page 8: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

PRAKATA ...................................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xii

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

1.3 Penegasan Istilah ....................................................................................... 3

1.3.1 Studi Eksperimen ................................................................................... 3

1.3.2 Pembuatan Busana Kuliah ..................................................................... 4

1.3.3 Kenyamanan Kain Poliester .................................................................. 5

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

2.1 Sejarah Kain .............................................................................................. 7

2.2 Kain Katun ................................................................................................ 7

2.3 Sifat-sifat Kain Katun ............................................................................... 8

2.4 Kain Poliester ............................................................................................ 9

Page 9: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

ix

2.5 Sifat-sifat Kain Poliester ........................................................................... 11

2.6 Kenyamanan Kain ..................................................................................... 13

2.6.1 Dekomposisi Kain .................................................................................. 14

2.6.2 Evaluasi Kenyamanan Kain ................................................................... 18

2.7 Pembuatan Busana Kuliah ........................................................................ 24

2.7.1 Desain Busana ........................................................................................ 25

2.7.2 Pola Busana ............................................................................................ 27

2.7.3 Pemotongan ............................................................................................ 28

2.7.4 Penjahitan ............................................................................................... 28

2.7.5 Penyelesaian ........................................................................................... 28

2.8 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 29

2.9 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 31

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Objek Penelitian ......................................................... 32

3.1.1 Populasi Penelitian ................................................................................. 32

3.1.2 Teknik Pengambilan Sampel .................................................................. 33

3.1.3 Variabel Penelitian ................................................................................. 33

3.2 Metode Penelitian ...................................................................................... 34

3.2.1 Desain Eksperimen ................................................................................. 35

3.2.2 Prosedur Pelaksanaa Eksperimen ........................................................... 37

3.3 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 40

3.3.1 Penilaian Subjektif ................................................................................. 40

3.3.2 Penilaian Objektif ................................................................................... 42

3.4 Instrumen Pengumpulan Data ................................................................... 42

3.4.1 Metode Angket (kuesioner) .................................................................... 42

3.4.2 Panelis Agak Terlatih ............................................................................. 43

3.4.3 Validitas Instrumen ................................................................................ 43

3.4.4 Reliabilitas Instrumen ............................................................................ 44

3.5 Metode Analisis Data ................................................................................ 45

Page 10: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

x

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 49

4.1.1 Deskripsi Data Hasil Uji Inderawi ......................................................... 49

4.1.2 Uji Prasyarat ........................................................................................... 63

4.2 Pembahasan ............................................................................................... 67

4.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 70

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan ................................................................................................... 71

5.2 Saran .......................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. xviii

Page 11: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Deskripsi Data Hasil Uji Inderawi Pada Busana Kuliah ....................... 50

4.2 Persentase Penilaian Panelis Agak Terlatih

Terhadap Busana Kuliah ........................................................................ 51

4.3 Nilai Persentase Uji Panelis Daya Serap Kain ...................................... 52

4.4 Nilai Persentase Uji Panelis Daya Kelangsaian Kain ............................ 56

4.5 Nilai Persentase Uji Panelis Daya Muatan Listrik Kain ........................ 60

4.6 Hasil Uji Homogenitas Data Uji Inderawi Busana Kuliah .................... 64

4.7 Hasil Uji Normalitas Data Uji Inderawi Busana Kuliah ....................... 64

4.8 Hasil Uji T-test Data Uji Inderawi Terhadap Busana Kuliah ................ 65

4.9 Nilai Rata-rata Uji Inderawi Indikator Kenyamanan Kain .................... 66

4.10 Nilai Rata-rata Persentase Hasil Uji Inderawi

Secara Keseluruhan ................................................................................ 67

Page 12: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Grafik Daya Serap Air Soal no. 1 ............................................................. 53

4.2 Grafik Daya Serap Air Soal no. 2 ............................................................. 54

4.3 Grafik Daya Serap Air Soal no. 3 ............................................................. 54

4.4 Grafik Daya Serap Air Soal no. 4 ............................................................. 55

4.5 Grafik Daya Serap Air Soal no. 5 ............................................................. 55

4.6 Grafik Daya Kelangsaian Kain Soal no. 1 ................................................ 57

4.7 Grafik Daya Kelangsaian Kain Soal no. 2 ................................................ 58

4.8 Grafik Daya Kelangsaian Kain Soal no. 3 ................................................ 58

4.9 Grafik Daya Kelangsaian Kain Soal no. 4 ................................................ 59

4.10 Grafik Daya Kelangsaian Kain Soal no. 5 .............................................. 59

4.11 Grafik Daya Muatan Listrik Soal no. 1 ................................................... 61

4.12 Grafik Daya Muatan Listrik Soal no. 2 ................................................... 62

4.13 Grafik Daya Muatan Listrik Soal no. 3 ................................................... 62

4.14 Grafik Daya Muatan Listrik Soal no. 4 ................................................... 63

4.15 Grafik Daya Muatan Listrik Soal no. 5 ................................................... 63

Page 13: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

3.1 Skema Desain Eksperimen ......................................................................... 36

3.2 Skema Tahap-Tahap Pembuatan Busana Kuliah ....................................... 39

Page 14: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Penampang Serat Katun ......................................................................... 8

2.2 Penampang Serat Poliester .................................................................... 11

2.3 Pengujian Kelangsaian Kain Dengan

Menggunakan Drapemeter ..................................................................... 21

2.4 Bentuk Dari Muatan Listrik Statis Pada Kain ....................................... 23

2.5 Desain Busana Kuliah ............................................................................ 27

4.1 Label Pada Suatu Contoh Produk Pakaian Dalam Wanita .................... 69

Page 15: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Ukuran Standar Wanita Dewasa ............................................................... 74

2. Keterangan Pola Dasar BusanaSkala 1:6 ................................................. 75

3. Pola Dasar Busana Skala 1:6 .................................................................... 77

4. Pola Lengan Skala 1:6 .............................................................................. 78

5. Pecah Pola Busana Skala 1:6 .................................................................... 79

6. Pola Lapisan .............................................................................................. 80

7. Rancangan Harga ...................................................................................... 81

8. Rancangan Bahan ...................................................................................... 82

9. Tata Tertib Penyelesaian Busana Kuliah .................................................. 83

10. Kisi-Kisi Instrument Kenyamanan Kain ................................................... 87

11. Lembar Pedoman Penilaian ...................................................................... 90

12. Surat Permohonan Ijin Uji Panelis

Kepada Dra. Sicilia Sawitri, M. Pd. .......................................................... 93

13. Surat Permohonan Ijin Uji Panelis

Kepada Dr. Ir. Hj. Rodia Syamwil, M. Pd. ............................................... 94

14. Surat Permohonan Ijin Uji Panelis

Kepada Dra. Urip Wahyuningsih, M. Pd. ................................................. 95

15. Lembar Penilaian Instrument Penelitian Kenyamanan Kain

Dra.Sicilia Sawitri, M. Pd. ........................................................................ 96

16. Lembar Penilaian Instrument Penelitian Kenyamanan Kain

Dr. Ir. Hj. Rodia Syamwil, M. Pd. ............................................................ 98

17. Lembar Penilaian Instrument Penelitian Kenyamanan Kain

Dra.Urip Wahyuningsih, M. Pd. ............................................................... 100

18. Hasil Data Penilaian Soal ......................................................................... 102

19. Perhitungan Koefisien Reliabilitas Soal ................................................... 103

20. Pedoman Wawancara Seleksi Calon Panelis ............................................ 104

21. Daftar Calon Nama Panelis Agak Terlatih (Hasil Wawancara) ............... 107

Page 16: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

xvi

22. Tabulasi Skor Hasil Wawancara Calon Panelis ........................................ 108

23. Pengantar Lembar Penilaian Tingkat Kenyamanan Busana Kuliah

Uji Inderawi ............................................................................................. 109

24. Surat Pernyataan Kesediaan Panelis Uji Coba .......................................... 110

25. Lembar Penelitian Tingkat Kenyamanan Busana Kuliah ......................... 111

26. Daftar Nama Calon Panelis Agak Terlatih (Uji Inderawi) ....................... 113

27. Data Uji Inderawi Panelis Agak Terlatih .................................................. 114

28. Data Daya Serap Kain antara Kain Poliester dan Kain Katun ................. 117

29. Uji Normalitas Data Daya Serap Kain Busana 463

(Kain Poliester) ........................................................................................ 118

30. Uji Normalitas Data Daya Serap Kain Busana 395

(Kain Katun) ............................................................................................ 119

31. Uji Kesamaan Dua Varians Daya Serap Kain antara

Kain Poliester dan Kain Katun ................................................................. 120

32. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Daya Serap Kain antara

Kain Poliester dan Kain Katun ................................................................. 121

33. Data Daya Kelangsaian Kain antara Kain Poliester dan

Kain Katun ............................................................................................... 122

34. Uji Normalitas Data Kelangsaian Busana 463 (Kain Poliester) .............. 123

35. Uji Normalitas Data Kelangsaian Busana 395 (Kain Katun) .................. 124

36. Uji Kesamaan Dua Varians Daya Kelangsaian Kain antara

Kain Poliester dan Kain Katun ................................................................. 125

37. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Daya Kelangsaian Kain antara

Kain Poliester dan Kain Katun ................................................................. 126

38. Data Daya Muatan Listrik Statis antara Kain Poliester

dan Kain Katun ........................................................................................ 127

39. Uji Normalitas Data Daya Muatan Listrik Statis Busana 463

(Kain Poliester) ........................................................................................ 128

40. Uji Normalitas Data Daya Muatan Listrik Statis Busana 395

(Kain Katun) ............................................................................................ 129

Page 17: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

xvii

41. Uji Kesamaan Dua Varians Daya Muatan Listrik Statis antara

Kain Poliester dan Kain Katun ................................................................. 130

42. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Daya Muatan Listrik Statis antara

Kain Poliester dan Kain Katun ................................................................. 131

43. Keseluruhan Data Kenyamanan Kain antara Kain Poliester dan

Kain Katun ............................................................................................... 132

44. Keseluruhan Data Uji Normalitas Kenyamanan Busana 463

(Kain Poliester) ........................................................................................ 133

45. Keseluruhan Data Uji Normalitas Kenyamanan Busana 395

(Kain Katun) ............................................................................................ 134

46. Keseluruhan Uji Kesamaan Dua Varians Kenyamanan Kain antara

Kain Poliester dan Kain Katun ................................................................. 135

47. Keseluruhan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Kenyamanan Kain antara

Kain Poliester dan Kain Katun................................................................. 136

48. Tabulasi Data Persentase Total ................................................................. 137

49. Surat Permohonan Ijin Observasi ............................................................. 138

50. Surat Ijin Penelitian ................................................................................... 139

51. Surat Keterangan Selesai Observasi dari Textileone ................................ 140

52. Surat Laporan Uji Laboraturium ............................................................... 141

53. Surat Keterangan Pembimbing ................................................................. 144

54. Formulir Pembimbing Penulisan Skripsi ................................................. 145

55. Foto Textileone ......................................................................................... 147

56. Foto Kegiatan Penelitian ........................................................................... 149

Page 18: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Perhatian

manusia terhadap busana sangat besar, karena busana dipergunakan selama

hidupnya. Busana yang melekat pada diri seseorang adalah cermin jiwa dan watak

seseorang. Busana sangat penting bagi kehidupan manusia, karena busana berguna

untuk menjaga kesusilaan, selain itu busana berguna untuk melindungi diri dari

pengaruh luar yang tidak baik untuk kesehatan seseorang sebagai alat melindungi

kulit dari sengatan matahari serta melindungi dari udara dingin dan alat

memperindah serta mempercantik diri (Arifah A. Riyanto, 2003:90).

Busana yang memenuhi syarat tidaklah mudah, hal itu memerlukan

pengetahuan tentang bahan tekstil, model, cara membuat, waktu memakai dan

cara pemeliharaannya serta tidak lepas dari rasa keindahan, kesopanan dan fungsi

kesehatan. Pengetahuan tentang bahan tekstil yang dimaksud merupakan

pengetahuan pada kualitas suatu bahan tersebut sesuai kebutuhan terutama pada

kenyamanan kain.

Kenyamanan kain merupakan hal paling penting dalam jenis kain sebelum

proses pembuatan busana. Kenyamanan suatu busana dapat mempengaruhi kulit

tubuh dalam melakukan suatu kegiatan yang dihadapkan pada cuaca, misalnya

pengaruh suhu tubuh terhadap lingkungannya. Maka dari itu, kenyamanan suatu

kain sangat penting dalam mempengaruhi kesehatan, dan keamanan.

Kenyamanan kain adalah hal utama yang dibutuhkan orang dalam busana,

terutama bila busana tersebut dipakai dalam waktu yang relatif panjang, misalnya

kekantor, kekampus, bepergian, dsb. Kenyamanan kain pada busana secara umum

memiliki sifat mudah menyerap keringat, memiliki kelangsaian yang cukup, serta

tidak terdapat muatan listrik statis.

Page 19: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

2

Khususnya pada busana yang memiliki aktivitas yang banyak dan

membutuhkan suatu busana dengan kenyamanan kain yang cukup tinggi. Dari hal

tersebut busana dapat diidentikan dalam busana sesuai kesempatan sehari-hari

adalah busana kuliah, busana kerja, dll (Arifah A. Riyanto, 2003:90). Dalam hal

ini penulis mengambil busana kuliah sebagai alat untuk mendapat penilaian dari

panelis, karena busana kuliah khususnya dipakai pada mahasiswa yang sudah

menempuh mata kuliah ilmu tekstil dan digunakan saat beraktivitas.

Kenyamanan dalam busana berfungsi mempertahankan diri dari berbagai

tantangan alam misalnya dari panas, hujan, sengatan matahari dan sebagainya.

Salah satu yang dapat dijadikan alat untuk melindungi badan, yaitu apabila bahan,

model, warna dan sesuai dengan iklim dan cuaca, kondisi lingkungan dimana

busana itu dipergunakan (Arifah A. Riyanto, 2003:90).

Suatu bahan dengan banyak pori sangat cocok untuk daerah beriklim

hangat, karena dengan pergerakan udara yang bebas bisa memberikan ventilasi

yang diperlukan. Tetapi dengan pori ikat berperan memberikan efek breathing

ketika tidak terdapat angin. Pelindung panas pada pakaian untuk konsumen dibuat

sesuai dengan ketebalan kain, ada 2 hal penting yang dapat mempengaruhi

kenyamanan adalah tipe benang dan permukaan kain (Dorothy Siegert Lyle,

1977:158).

Industri tekstil merupakan salah satu industri non migas yang perlu

mendapatkan perhatian khusus agar kualitas produksinya dapat ditingkatkan lebih

tinggi lagi. Kebutuhan akan tekstil yang semakin meningkat dan selalu mengalami

perkembangan seiring dengan semakin banyaknya permintaan konsumen akan

barang-barang di segala aspek kehidupan. Hal ini juga mempengaruhi kebutuhan

serat tekstil sebagai bahan utama dalam pembuatan kain. Serat sebagai bahan

baku tekstil dibagi menjadi tiga golongan, yaitu serat alam, serat setengah buatan,

dan serat buatan. Poliester yang merupakan bahan baku dari serat buatan yang

mudah didapat dan diproduksi dengan jumlah banyak dan murah harganya.

Page 20: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

3

Dahulu masyarakat beranggapan bahwa kain katun merupakan kain yang

tidak panas bila dipakai, sedangkan kain poliester panas bila dipakai. Anggapan

diatas tidak selamanya benar. Adanya perkembangan zaman, mesin yang modern,

dan bahan baku tekstil yang telah merubah anggapan tersebut. Bahkan saat ini

bahan poliester memiliki banyak kelebihan sebagai berikut yaitu lembut dan enak

dipakai, kesan nyaman dan rapi, serta mudah perawatannya (Mohamad Ansori,

2011).

Berkaitan dengan uraian diatas, maka mendorong peneliti untuk mencoba

meneliti serta membuktikan bahwa presepsi tersebut tidak selamanya seperti itu,

dengan judul “PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA

BUSANA KULIAH DITINJAU DARI ASPEK KENYAMANAN”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dapat dipaparkan sebagai berikut:

1.2.1 Apakah Ada Perbedaan Kain Katun Dengan Poliester Pada Busana Kuliah

Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan?

1.2.2 Berapa Besar Persentase Tingkat Kenyamanannya?

1.3 Penegasan Istilah

Penegasan Istilah dalam skripsi ini dimaksud untuk menghindari salah

penafsiran terhadap judul skripsi dan memberikan gambaran yang lebih jelas

kepada para pembaca. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1.3.1 Studi Eksperimen

Studi merupakan dimana peneliti dengan sengaja mengalokasikan berbagai

tingkat independen variabel (faktor penelitian) kepada subyek penelitian dengan

tujuan untuk mengetahui pengaruh independen variabel tertentu terhadap

dependen variabel.

Eksperimen adalah studi eksperimen dimana pengalokasian faktor

penelitian (randomisasi) kepada subyek penelitian tidak mungkin dilakukan, tidak

etis atau tidak praktis (Sumadi Suryabrata, 2006:91).

Page 21: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

4

Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk memperoleh informasi yang

merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen

yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mrngontrol

semua variabel yang relevan (Sumadi Suryabrata, 2006:92).

1.3.2 Pembuatan Busana Kuliah

Pembuatan adalah proses, cara, dan perbuatan membuat. Busana adalah

pakaian, baju. Busana adalah salah satu kebutuhan pokok manusia, perhatian

manusia terhadap busana sangat besar, karena busana dipergunakan selama

hidupnya. Busana merupakan sesuatu yang dipakai manusia dengan tujuan

melindungi tubuh dari pengaruh luar.

Busana berasal dari bahan atau kain yang dibuat melalui proses penjahitan

dengan metode tertentu dan sesuai dengan desain tertentu yang telah ditetapkan.

Jadi pembuatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses mengerjakan

bahan baku menjadi barang siap pakai.

Busana kuliah merupakan busana yang dipakai dalam suatu perkuliahan.

Busana ini mirip seperti busana kerja dengan kerah tetapi tidak perlu memakai

blazer atau jas kerja cukup hanya kaos atau blus berkerah dengan model yang

sederhana dan tidak terlalu formal atau lebih bersifat santai.

Busana kuliah memiliki ciri-ciri, model yang sederhana, warna bahan

muda, cerah, tidak menyolok, bahan menyerap keringat, dan mudah

pemeliharaannya (Marwiyah, 2006:3).

Perbedaan busana kerja dan busana kuliah sebagai berikut busana yang

dikenakan untuk pergi ke sekolah atau untuk kuliah. Busana biasanya berupa

seragam dengan mode yang praktis, serta bahan yang kuat, sedang busana kuliah

bergaya lebih kasual dan trendy. Akan tetapi pada busana kerja merupakan

busana yang dipergunakan untuk bekerja, busana kerja memiliki karakteristik

yang berbeda-beda sesuai dengan jenis pekerjaannya, misalnya: montir, guru,

dokter, pekerja bangunan dsb.

Page 22: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

5

1.3.3 Kenyamanan Kain Poliester

Kenyamanan merupakan sesuatu sifat rasa aman dan nyaman pada

seseorang pada benda dan keadaan yang di hadapinya. Kain poliester merupakan

jenis kain bersifat sintetis dan termasuk dalam serat buatan yang banyak

digunakan dalam industri khususnya industri tekstil kerena sifatnya yang mudah

didapat, murah dan dapat diproduksi dalam jumlah banyak.

Menurut (Mohamad Ansori, 2011), kain poliester pada umumnya tidak

nyaman, akan tetapi dengan perkembangan zaman disertai modifikasi dan desain

modern. Kain poliester bisa disesuaikan dan memberikan kesan nyaman dan rapi

bagi sipemakai.

Bagi peneliti hal tersebut menjadi suatu langkah maju bagi ilmu tekstil,

dan dengan mengubah bahan poliester dibuat hampir menyerupai desain wool

walaupun tidak sama dengan aslinya, sehingga menimbulkan efek gerimis pada

kain dan meminimalisir ketidak nyamanan pada kain poliester.

Dari ringkasan tersebut diatas penelitian ini diberi dengan judul:

“PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA

KULIAH DITINJAU DARI ASPEK KENYAMANAN”.

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

1.4.1 Untuk Mengetahui Ada Tidaknya Perbedaan Kain Katun Dengan

Poliester Pada Busana Kuliah Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan.

1.4.2 Untuk Mengetahui Berapa Besar Persentase Tingkat Kenyamanannya.

Page 23: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

6

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1.5.1 Bagi peneliti memberikan lebih banyak pengetahuan mengenai analisis

mutu tekstil dan kualitas bahan khususnya kain poliester,

1.5.2 Bagi jurusan tata busana dalam meningkatkan pengetahuannya mengenai

bahan tekstil,

1.5.3 Bagi masyarakat sebagai bahan masukan dan informasi bahwa kain

poliester sekarang nyaman dipakai,

1.5.4 Bagi mahasiswa dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai

kain dan dapat dikembangkan atau dapat di teliti lebih lanjut mengenai

berbagai jenis kain poliester dan bahan yang lain.

Page 24: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Kain

Kain merupakan jenis bahan tekstil yang diolah sedemikian rupa dengan

menyilangkan benang lusi dan benang pakan. Serat tekstil dapat dikelompokkan

atas dua yaitu serat alam dan serat buatan. Untuk serat buatan dibagi menjadi dua

yaitu serat setengah buatan dan serat sintetis (Goet Poespo, 2005:9).

Seiring berkembangnya minat serta selera konsumen terhadap variasi

warna tekstil dan kenyamanan kain merupakan hal penting yang harus

diperhatikan, yang merupakan era globalisasi sebagai gelombang menuju

perubahan modernitas pada saat ini sudah melanda sendi kehidupan termasuk

peningkatan kebutuhan kain. Warna-warna indah yang telah dihasilkan akan

menimbulkan daya tarik yang tinggi bagi konsumennya yang mempunyai

kekuatan tersendiri dan dapat menciptakan suasana tertentu bagi konsumen, dan

kenyamanan kainnya juga menjadi utama dalam menghadapi cuaca yang tidak

menentu.

Serat tekstil dapat dikelompokkan atas dua yaitu serat alam dan serat

buatan. Untuk serat buatan dibagi menjadi dua yaitu serat setengah buatan dan

serat sintetis (Goet Poespo, 2005:9).

2.2 Kain Katun

Kain serat kapas juga disebut serat katun, dahulu sudah dikenal kira-kira

5000 tahun SM. Menurut para ahli, India adalah negara tertua yang menggunakan

kapas (Ernawati, Izwerni dan Weni Nelmira, 2008:156).

Page 25: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

8

Katun merupakan suatu bahan yang tidak tetap, sehingga sulit untuk di

ketahui sifat penampilanya. Kain katun adalah yang paling murah dari bahan serat

alami lainnya. Dahulu ada suatu pemikiran bagi pabrik-pabrik tekstil untuk

mencampur bahan katun dengan poliester, hal itu akan memberikan suatu bahan

yang memiliki tampilan serupa katun dengan perbaikan daya lentingnya. Karena

ada kandungan sintetisnya, maka akan berpengaruh juga terhadap pemilihan jenis

benang jahit, serta temperatur setrika, dan tetu saja cara pemeliharaan/

pencuciannya (Goet Poespo, 2005:69).

Membujur Melintang

Gambar 2.1

Penampang serat poliester bentuk melintang serat poliester seperti bentuk buncis

dan sepatu roda dengan bagian yang kosong dan penampang membujur seperti

pita pipih (Sugiarto dan Shigeru Watanabe, 2003:228).

2.3 Sifat-Sifat Kain Katun

Kain katun memiliki sifat-sifat menguntungkan adalah sifat yang kuat

dalam keadaan basah bertambah 25%, dapat menyerap air (higroskopis), tahan

panas setrika tinggi, dan tahan obat-obat kelantang. Disamping sifatnya yang

menguntungkan diatas terdapat sifat yang kurang menguntungkan yaitu katun

tidak tahan terhadap asam mineral dan asam organik (walaupun asam organik

sering digunakan untuk memperidah tenunan), katun kurang kenyal yang

menyebabkan mudah kusut, dan katun dapat susut saat dicuci, kain katun harus

disimpan dalam keadaan kering atau di tempat yang tidak lembab (Ernawati,

Izwerni dan Weni Nelmira (2008:157).

Page 26: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

9

Menurut Goet Poespo (2005:76), kain katun memiliki sifat kuat (bahkan

ketika basah masih menyerap), menarik panas tubuh, kusut, susut atau mengerut

(kecuali ditangani dengan baik), rusak oleh matahari, keringat dan lapuk.

2.4 Kain Poliester

Dalam pembuatan benang poliester diproduksi dalam dua bentuk berbeda:

serat filamen reguler dan serat filamen tekstur. Kain poliester, terutama pada

tingkat kenyamanannya merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk

meningkatkan nilai jual, dan memberikan rasa nyaman pada kulit tubuh

pemakainya. Sifat-sifat kain poliester bervariasi tergantung komposisi mereka,

struktur web dan pengolahan, namun beberapa fitur umum ditemukan dengan

hampir semua kain poliester.

Berikut ini merupakan karakteristik bahan poliester yaitu Asal bahan:

produk-produk petroleum, Konstruksi bahan (bobot bahan bervariasi luas),

Penyempurnaan warna bahan: susah atau tidak luntur, Jatuhnya bahan: filamen

yang halus, bahan rajutan baik sekali, Tekstur bahan: variasi dan luas, Kegunaan

bahan: gaun, setelan (Suits), pakaian sport, kemeja, celana, pakaian dalam, bahan

pelapis, gorden, benang-benang, isian untuk bantalan, pakaian anak-anak, Macam

dan lebar bahan (Crepe, Double knit), dan lebar kain 115 cm, 150 cm (Goet

Poespo, 2005:79).

Mikrofiber terbaru memberikan penampilan yang lembut dan tekstur lebih

mirip, serta keharuman dan rasa dari sutra. Tidak semua poliester memiliki sifat

dan karakteristik yang sama tetapi mereka akan berbagi sebagian besar dari

mereka (FRR. Mallory, eHow.com). Mikrofiber merupakan terminologi yang

digunakan untuk menggambarkan serat yang sangat halus dan penyebutan untuk

teknologi pengembangan serat ini.

Page 27: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

10

Poliester merupakan serat buatan manusia pertama yang digunakan dalam

kain, diseluruh dunia. Hal ini cenderung menjadi serat murah untuk memproduksi

dan karakteristik umum dan ketersediaan tanaman berbasis non telah

memungkinkan untuk menciptakan kain dan pakaian murah yang mengubah

industri tekstil pada tahun 1941. Inovasi terbesar di poliester adalah penemuan

terbaru dari mikrofiber. Penemuan ini memungkinkan produsen poliester untuk

mengubah tekstur dan nuansa poliester menjadi kain yang super-lembut tahan

lama, ringan.

Kain poliester ada yang terbuat dari serat filamen asli yang licin dan lurus

yang dikenal sebagai poliester regular, namun ada pula kain poliester yang dibuat

dari benang filamen poliester yang dibuat keriting dan bergelombang, yang

dikenal sebagai poliester tekstur. Proses atau penteksturan bertujuan

meningkatkan daya serap, fleksibilitas, dan kemampuan menyimpan udara,

sehingga diharapkan kain akan lebih nyaman dipakai.

Poliester merupakan istilah umum yang menggambarkan suatu serat yang

diproduksi adalah setiap zat panjang rantai polimer sintetik di mana setidaknya

85% (berat) polimer merupakan ester dan asam tereftalat (FRR.Mallory,

eHow.com).

Poliester ditemukan oleh J. T. Dickson dan J. R. Whinfield dari Calico

Prointers Association dan dikembangkan pertama kali oleh I.C.I di Inggris dengan

nama dagang Terylene. Selanjutnya serat ini kembangkan pula di Amerika oleh

Du Pont Co, dengan nama dagang Dacron. Saat ini sudah terdapat banyak sekali

jenis poliester (Rodia Syamwil dan Adhi Kusumastuti, 2009:25).

Poliester termasuk serat buatan. Serat buatan terbentuk dari polimer-

polimer yang berasal dari alam maupun polimer-polimer buatan yang dibuat

dengan cara kepolimeran senyawa-senyawa kimia yang relatif sederhana. Semua

proses pembuatan serat dilakukan dengan menyemprotkan polimer yang

berbentuk cairan melalui lubang-lubang kecil (spinneret).

Page 28: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

11

Serat poliester di buat dari hasil reaksi asam terftalat dengan etilena glikol

menjadi ester etilenaglikol tereftalat, yang selanjutnya dipolimerisasikan secara

kondensasi menjadi poliester. Poliester pertama-tama dibuat dalam bentuk chips

kemudian dipintal dengan metode pemintalan leleh menjadi benang filamen

poliester.

Membujur Melintang

Gambar 2.2.

Penampang serat poliester bentuk melintang serat poliester seperti silinder dan

penampang membujur bulat (Tim Fakultas Teknik, 2001).

2.5 Sifat-sifat Kain Poliester

Sifat-sifat kain poliester bervariasi tergantung komposisi mereka, struktur

web dan pengolahan, namun beberapa fitur umum ditemukan dengan hampir

semua kain poliester. Kain poliester merupakan kain yang bersifat mengkilap

tidak mudah kusut dan tipe yang bisa langsung dipakai tanpa disetrika dengan

kehalusan yang menyerupai sutra, tidak mudah menarik kotoran serta

pemeliharaan mudah tidak menimbulkan jamur.

Page 29: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

12

Menurut (FRR.Mallory, eHow.com, 2010), kain poliester memiliki sifat

biaya murah, kekuatan yang unggul dan ketahanan, ringan, hidrofobik yang

memiliki efek kelembaban kering atau bergerak menjauh dari sentuhan, akan

tetapi memiliki titik lebur yang sangat tinggi, apakah tahan terhadap pewarna,

pelarut dan bahan kimia yang paling; noda tahan; menolak peregangan dan

menyusut, cepat kering, keriput, jamur dan tahan abrasi; mempertahankan

lipatannya panas-set dan lipatan dan mudah untuk mencuci.

Selain sifat-sifat diatas, kain dari serat buatan dapat dibuat macam-macam

efek timbul, dapat dibuat lipatan, ukuran baju dapat stabil tak berubah dan kain-

kain yang berupa kain rajutan tak perlu dikelim. Adapun keburukannya antara lain

lipatan-lipatan yang terjadi sukar dihilangkan. Walaupun kelompok serat di atas

berbeda dalam komposisi kimia dan struktur namun mempunyai sifat-sifat yang

hampir sama. Walaupun banyak masyarakat yang tidak mengetahui jenis kain

poliester, tetapi mereka tanpa sadar sering menggunakan pakaian yang

menggunakan jenis kain poliester murni maupun campuran.

Karakteristik kainnya yang baik membuat poliester mudah diterima

masyarakat, dan sampai saat ini masih merupakan serat paling dominan didunia

(Rodia Syamwil dan Adhi Kusumastuti, 2009:25).

Kain poliester sesuai untuk dijadikan pakaian resmi atau pakaian kerja

yang elegan dan rapi. Poliester tekstur dapat dijadikan pakaian wanita dan pria

yang lebih fleksibel dan lentur. Poliester mikrofilamen dapat dijadikan gaun yang

lembut dan melangsai. Setiap bahan memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Oleh

karena itu, sebelum memilih suatu bahan, kita harus tahu sifat atau karakteristik

dan kemungkinan penggunaannya.

Page 30: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

13

2.6 Kenyamanan Kain

Pada umumnya konsumen kurang memikirkan tentang kenyamanan,dalam

memilih pakaian, konsumen lebih memilih model dan jenis kebutuhan rasa hangat

dan dingin (sejuk). Pilihan serat dan pola kain mempengaruhi kenyamanan. Salah

satu hal yang menjadi pertanyaan bagi konsumen yaitu membedakan rajutan dari

tenunan pada berat kain yang sama adalah terdapat banyak pori dalam rajutan dan

patokan dari suatu kerapatan. Pori dalam suatu rajutanlah yang membuat kain

lebih mudah dilalui udara.

Pengaruh kenyamanan diatas dimaksud dalam ketebalan kain ditentukan

oleh benang dengan lapisan poliester pada kain. Ketebalan dengan memggunakan

benang tempel yang tidak saja menjulur tetapi juga benang menonjol dari

permukaan kain. Ada juga cara lain yang digunakan dalam merajut benang yang

bisa mempengaruhi kenyamanan pada kain.

Kenyamanan adalah hal utama yang dibutuhkan orang dalam memakai

pakaian, terutama bila pakaian tersebut dipakai dalam waktu yang relatif panjang,

misalnya kekantor, kekampus, bepergian, dsb. Kenyamanan kain secara umum di

tentukan oleh kemampuan kain tersebut menyerap keringat pemakai, kelembutan

kain tersebut ketika bersentuhan dengan kulit sipemakai, kemampuan kain

tersebut untuk dilalui oleh udara, serta tidak terdapat muatan listrik yang

mengganggu kulit tubuh pemakainya.

Kenyamanan dalam hal ini lebih memenuhi kebutuhan kesehatan, yaitu

berfungsi mempertahankan diri dari berbagai tantangan alam misalnya dari panas,

hujan, sengatan matahari dan sebagainya. Salah satu yang dapat dijadikan alat

untuk melindungi badan, yaitu apabila bahan, model, warna dan sesuai dengan

iklim dan cuaca, kondisi lingkungan dimana busana itu dipergunakan (Arifah A.

Riyanto, 2003:90).

Page 31: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

14

Dahulu masyarakat beranggapan bahwa kain katun merupakan kain yang

tidak panas bila dipakai, sedangkan kain poliester panas bila dipakai. Anggapan

diatas tidak selamanya benar. Adanya perkembangan zaman, mesin yang modern,

dan bahan baku tekstil yang telah merubah anggapan tersebut. Bahkan saat ini

bahan poliester memiliki banyak kelebihan sebagai berikut yaitu lembut dan enak

dipakai, kesan nyama dan rapi, serta mudah perawatannya (Mohamad Ansori,

2011).

2.6.1 Dekomposisi Kain

Dekomposisi merupakan suatu konstruksi kain. Alat dan bahan: Gunting,

Penggaris, Timbangan, Jarum, Kain poliester. Tujuan untuk menentukan

konstruksi kain tenun yang meliputi:

2.6.1.1 Anyaman Kain Tenun

Anyaman merupakan faktor yang turut menentukan karakteristik suatu

kain, karena itu untuk keperluan melengkapi identifikasi kain perlu diketahui

konstuksi anyaman. Kain dibuat dengan prinsip penyilangan antara benang lusi

dan benang pakan. Pada dasarnya terdapat tiga macam tenunan dasar, yaitu

tenunan polos, tenunan keper, tenunan satin.

2.6.1.1.1 Anyaman Polos

Anyaman ini merupakan anyaman yang paling sederhana yang mempunyai

rapat paling kecil, atau gambar anyaman yang paling mudah yaitu benang lusi dan

pakan satu dari satu naik atau turun, sehingga jumlah silangan paling banyak.

“Tenunan Polos”

Page 32: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

15

2.6.1.1.2 Anyaman Keper

Anyaman dapat diamati dari permukaan kain berupa garis miring yang

tidak ptus-putus, garis miring ke kiri menjadi keper kiri dan garis miring ke kanan

menjadi keper kanan, garis miring yang dibentuk oleh benang lusi menjadi keper

lusi dan garis miring yang dibentuk oleh benang pakan menjadi keper pakan.

“Tenunan Keper”

2.6.1.1.3 Anyaman Satin

Anyaman satin menonjolkan salah satu efek lusi atau pakan efek lusi

menjadi satin lusi, tetal tinggi, lembut rata, mengkilap dan padat.

“Tenunan Satin”

Dalam penelitian kain yang dipakai merupakan “Tenunan Keper” dengan

efek gerimis dipermukaan kain. Menurut Hasil Laporan Uji Laboraturium

Pengujian Balai Besar Tekstil, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki

Dekomposisi Kain, sebagai berikut:

2 2

Anyaman Muka I: Keper /1 dan Anyaman Muka II: Keper \1

2 2

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 53 halaman 141.

Page 33: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

16

2.6.1.2 Berat Kain

Berat kain (g/m2) dapat ditentukan sebagai berikut, (Adhi Kusumastuti 2007):

1. Tentukan arah benang lusi pakan,

2. Gunting kain dalam bentuk bujur sangkar sepanjang 10 cm ke arah lusi dan 10

cm kearah pakan,

3. Timbang berat kain tersebut dengan timbangan analitis,

4. Hitung rata-rata berat kain per meter persegi:

a1+ a2 + a3

x 100%

3

Standart Konstruksi: Kain Berat ( >250 gram/m2)

Kain ½ Berat (161-250 gram/m2)

Kain Medium (141-160 gram/m2)

Kain Ringan ( 0-140 gram/m2)

Menurut Hasil Laporan Uji Laboraturium Pengujian Balai Besar Tekstil,

kain poliester merk “Nina Klein” memiliki standart konstruksi Kain ½ Berat yaitu

(197,7 gram/m2). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 53 halaman

141.

2.6.1.3 Tetal Benang

Tetal benang merupakan istilah untuk menyatakan jumlah benang lusi dan

pakan setiap inchi atau cm, ada beberapa cara atau alat yang dapat dipakai untuk

menentukan atau menghitung jumlah benang lusi dan pakan.

Salah satunya tetal benang dapat ditentukan sebagai berikut: (1) dengan

memotong kain seluas 1 inch2, kemudian benang-benangnya ditiras dan dihitung

jumlahnya, kemudian dikali 10, (2) Lakukan hal yang sama untuk menghitung

tetal pakan (Adhi Kusumastuti 2007). Menurut Hasil Laporan Uji Laboraturium

Pengujian Balai Besar Tekstil, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki Tetal

lusi 48,4 (123), Tetal pakan 34,3 (87). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran 53 halaman 141.

Page 34: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

17

2.6.1.4 Perubahan Panjang Benang Akibat Tenunan

Panjang benang akan berubah karena proses pertenunan. Jadi, terdapat

perbedaan antara panjang benang sebelum ditenun dengan panjang benang setelah

di tenun. Perubahan panjang benang tersebut dapat dinyatakan dengan cara

Crimp, yaitu perubahan panjang benang dari keadaan lurus menjadi panjang

benang dalam kain tenun terhadap panjang kain (Adhi Kusumastuti 2007). Crimp

dapat ditentukan sebagai berikut:

1. Ambil benang dari setiap sisi persegi, masing-masing sisi 5 helai.

2. Kelompokkan masing-masing benang lusi menjadi 10 helai dan benang pakan

10 helai, dengan panjang rata-rata 10 cm.

3. Setiap helai benang diregang lurus pada permukaan mistar untuk menghitung

panjang rata-ratanya, misalnya c cm.

Maka Crimp benang ditentukan dengan rumus:

%10010

10 %

ccrimp

Menurut Hasil Uji Laboraturium, Kain Poliester Merk “Nina Klein” Memiliki

%Crimp (Lusi 4,4% dan Pakan10,6%)

2.6.1.5 Nomor Benang Setelah Mengalami Tenunan

Nomor benang setelah menjadi kain umumnya tidak tepat sama dengan

nomor benang aslinya. Proses-proses persiapan, pertenunan, dan finishing

mempengaruhi perubahan berat benang untuk panjang yang sama.

Seperti halnya panjang benang, nomor benang pun akan mengalami

proses pertenunan. Penentuan setelah mengalami proses pertenunan. Penentuan

nomor benang dari kain tenun dipakai hanya untuk memperkirakan nomor benang

yang dipakai (Adhi Kusumastuti, 2007). Nomor benang dapat ditentukan sebagai

berikut:

1. Tentukan apakah benang-benang lusi dan pakan tersebut benang staple atau

filament. Untuk benang staple kehalusan menggunakan sistem penomoran

tidak langsung (Nm), sedangkan benang filament menggunakan sistem

penomoran langsung (D).

Page 35: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

18

2. Sepuluh helai benang lusi sepanjang 10 cm yang telah diukur Crimpnya

ditimbang dengan timbangan analitis, misalnya y gram. Maka kehalusan

benang tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

)( 10

cpanjang

gramyNm

)( 10

9000

cpanjang

gramyD

Menurut Hasil Uji Laboraturium, Kain Poliester Merk “Nina Klein” Memiliki

D.Lusi 31,5.

2.6.2 Evaluasi Kenyamanan Kain

Pengetahuan tentang evaluasi bahan-bahan tekstil mempunyai peranan

yang sangat penting dalam industri maupun perdagangan tekstil. Kenyamanan

yang dimaksud adalah mudah menyerap keringat dan tidak menimbulkan listrik

statis, cocok dipakai pada udara lembab dan panas (Goet Poespo, 2005:67).

2.6.2.1 Pengujian Daya Serap Air

Daya serap adalah salah satu faktor yang menentukan kegunaan kain untuk

tujuan tertentu. Misalnya kain pembalut, handuk dan kain-kain yang akan di celup

karena kerataan hasil pencelupan bergantung pada daya serap kain.

Daya serap merupakan hampir semua serat menyerap uap air sampai batas

tertentu. Jumlah uap air yang diserap oleh serat berbeda-beda, tergantung dari

kelembaban relatif, suhu udara, dan seratnya (Goet Poespo,2005:67).

Tujuan dilakukan pengujian ini adalah untuk mengetahui kemampuan daya

serap kain terhadap air. Pengujian ini meliputi:

2.6.2.1.1 Pengujian daya basah (wettability)

Prinsip pengujian ini adalah mengamati setetes air yang dijatuhkan dari

ketinggian tertentu pada permukaan kain. Pengujian daya basah menunjukkan

kecepatan pembasahan kain. Besarnya diukur berdasarkan waktu yang diperlukan

kain untuk menyerap tetesan air yang jatuh pada permukaan kain tersebut dalam

keadaan tegang.

Page 36: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

19

Pengujian daya basah dilakukan sebagai berikut:

1. Regang kain perca pada pembidangan hingga permukaan kain cukup tegang.

2. Tetesi permukaan kain tersebut dalam posisi mendatar dan jalankan stopwatch

pada waktu yang bersamaan dengan saat penetesan air.

3. Amati saat ketika tetesan air menghilang dari permukaan kain karena terserap

oleh kain. Pada saat itu juga matikan stopwatch. Catat waktu pembasahan.

4. Lakukan sampai 3 kali pengukuran dan ambil harga rata-ratanya sebagai waktu

pembasahan rata-rata.

Daya basah dapat ditentukan dengan standar sebagai berikut:

Waktu pembasahan 0 - 2 detik daya basah tinggi

Waktu pembasahan 2 - 5 detik daya basah sedang

Waktu pembasahan > 5 detik daya basah rendah

Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein”

memiliki waktu pembasahan 1 detik yang merupakan daya basah tinggi.

2.6.2.1.2 Pengujian daya resap (wet pick up)

Pengujian daya resap bermaksud mengukur kemampuan kain menyimpan

air secara normal bila kain tersebut direndam dalam air. Daya resap dinyatakan

dalam %WPU yang menunjukkan perbandingan berat air yang ada dalam kain

dengan berat kain dalam keadaan kering.

Pengujian daya resap dilakukan sebagai berikut:

1. Timbang satu per satu contoh uji dan hitung berat rata-rata kain 10x10 cm

dalam keadaan kering (Bk).

2. Rendam ketiga helai contoh uji tersebut dalam air selama 10 menit.

3. Aduk-aduk beberapa kali selama perendaman tersebut agar seluruh bagian kain

terbasahi merata.

4. Angkat kain tersebut dan tiriskan hingga tidak ada lagi air yang menetes.

5. Timbang masing-masing contoh uji dalam keadaan basah tersebut dan hitung

harga rata-ratanya sebagai berat basah (Bb).

Page 37: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

20

Hitung %WPU dengan rumus berikut:

%100 %Bk

BkBbWPU

Standart penilaian: 0 - 10 % rendah

11 - 30% sedang

31 - 70% tinggi

Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein”

memiliki %WPU sebanyak 61% yang merupakan tinggi.

2.6.2.1.3 Pengujian daya kapilaritas (capillarity)

Kain merupakan suatu bahan berpori (phorous) yang bersifat kapiler.

Kapilaritas merupakan peristiwa naik atau turunnya zat cair pada bahan yang

terdiri atas beberapa pembuluh halus akibat gaya adhesi atau kohesi

(kumpulanistilah.com 2011), misalnya menetesnya air di ujung kain atau air

meresap keatas kain. Peristiwa tersebut terjadi karena naik turunnya air melalui

celah kain. Kapilaritas menunjukkan kemampuan perambatan air pada kain karena

kapilaritas dari kain tersebut. Makin tinggi daya kapilaritas berarti makin tinggi

pula daya serap air kain tersebut.

Pengujian daya kapilaritas dilakukan sebagai berikut:

1. Gunting contoh uji berupa 3 lembar pita ukuran 25x2.5 cm2 memanjang ke arah

lusi dan 3 lembar memanjang kearah pakan. Beri tanda pada jarak 5 cm dari

salah satu ujung pipa.

2. Isi piala gelas masing-masing sebanyak 250 cc, kemudian bubuhi pewarna dan

aduk hingga rata.

3. Celupkan contoh uji hingga batas (5 cm) ke dalam air dengan posisi vertikal.

4. Amati rambatan pewarna pada pipa hingga maksimum dan tidak bergerak lagi.

5. Ukur waktu perambatan maksimum dengan bantuan stopwatch dan hitung

waktu perambatan rata-rata dari ketiga contoh uji (t).

6. Ukur tinggi perambatan maksimum dan hitung tinggi perambatan rata-rata dari

ketiga contoh uji (h).

Page 38: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

21

7. Hitung daya kapilaritas dengan membagi tinggi perambatan dengan waktu

dengan rumus: t

hC

Dimana: c = daya kapilaritas

h = tinggi perambatan (cm)

t = waktu perambatan (detik)

Daya basah dapat ditentukan dengan standar sebagai berikut:

Waktu pembasahan 0 - 2 detik daya basah tinggi

Waktu pembasahan 2 - 5 detik daya basah sedang

Waktu pembasahan > 5 detik daya basah rendah

Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein”

memiliki waktu pembasahan 0 detik yang merupakan daya basah tinggi.

2.6.2.2 Pengujian daya kelangsaian kain

Pemilihan kain harus disesuaikan dengan pemakaiannya. Kelangsaian

(drape) berarti kemampuan kain untuk memberikan kenampakan indah waktu

dipakai. Pengujian kelangsaian kain ditujukan untuk mengetahui kemampuan

jatuhnya karena beratnya sendiri. Tidak semua bahan pakaian mempunyai daya

langsai yang baik. Kelangsaian diukur dengan drapemetre (Adhi Kusumastuti

2007).

Drape Rendah Drape Tinggi

Gambar 2.3

Pengujian kelangsaian kain dengan menggunakan drapemeter (Dorothy Siegert

Lyle, 1977)

Page 39: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

22

Koefisien kelangsaian ditentukan sebagai berikut:

1. Ambil kain berbentuk lingkaran dengan diameter 10 inch (25.4 cm) sebanyak 3

buah.

2. Letakkan kain tersebut dengan titik pusat tepat pada titik pusat cakra

penyangga alat drapemetre.

3. Amati jatuhnya kain atau proyeksi jatuhnya kain rata-rata dengan mengukur

jarak terjauh dan terdekat ujung kain dari pusat lingkaran untuk dihitung rata-

ratanya.

Koefisien kelangsaian (F) ditentukan dengan mengukur luasnya:

CS

CP

AA

AAF

Dimana As : luas contoh

AC : luas cakra penyangga

AP : luas proyeksi contoh setelah diatas cakra

Kenyamanan kain ditentukan berdasar standar berikut:

F 0,7 - 1 kelangsaian tinggi (sangat nyaman)

F 0,4 - 0,69 kelangsaian sedang (cukup nyaman)

F 0,0 - 0,39 kelangsaian rendah (kurang nyaman)

Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein”

memiliki F 0,65 yang merupakan kelangsaian sedang (cukup nyaman).

2.6.2.3 Pengujian muatan listrik statis kain

Listrik Statis merupakan peristiwa suatu materi yang mempunyai atom

bermuatan, karena berpotensi terjadi loncatan elektron dari satu materi bermuatan

ke materi bermuatan lainnya untuk mencapai keseimbangan muatan (Husnul

Yakin Ali,2012). Sebagai contoh batang kaca yang digosok dengan kain sutera.

Pada peristiwa ini, sebelum keduanya saling digosokkan antara batang kaca dan

kain sutera semuanya bermuatan netral, namun setelah keduanya saling

digosokkan terjadi loncatan elektron dari batang kaca ke kain sutera, akibatnya,

batang kaca menjadi bermuatan positif, sedangkan kain sutera menjadi bermuatan

negative (Husnul Yakin Ali, 2012).

Page 40: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

23

Tujuan pengujian ini untuk mengetahui besar kandungan muatan listrik

statis yang terdapat pada bahan tekstil.Adanya listrik statis yang menyebabkan

kain tidak nyaman dipakai, kotoran mudah melekat, dan mengganggu kesehatan.

Kain yang mengandung muatan listrik statis dalam kadar yang tinggi kurang

nyaman dipakai karena: Dapat menarik bulu-bulu pada kulit apabila sering

bergesekan dengan kulit, Mengganggu kesehatan karena mengubah gaya listrik

dalam tubuh, Kain mudah menarik kotoran halus di permukaan kain, Kain

tergulung atau terlipat, Melekat satu sama lain ketika dipakai.

Gambar 2.4

Bentuk dari muatan listrik statis pada kain (Dorothy Siegert Lyle, 1977)

Pengujian muatan listrik statis dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Gunting kain dengan ukuran 10x5 cm sebanyak 3 buah.

2. Gosok kain tersebut dengan setrika dingin sebanyak 10 kali dengan arah

gosokan searah.

3. Ukur waktu lepasnya kain dari permukaan setrika dengan stopwatch.

4. Lakukan hal yang sama dengan setrika panas pada temperatur yang sesuai

dengan jenis kain.

5. Hitung waktu lekat rata-rata dari masing-masing tiga kali pengukuran dingin

dan panas.

6. Tentukan kenyamanan kain berdasar standar waktu lekat rata-rata (td) muatan

listrik statis.

Page 41: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

24

Kenyamanan kain berdasarkan standar waktu lekat rata-rata (td) muatan

listrik statis berikut ini:

td > 5 detik tinggi (tidak nyaman)

td 3 - 5 detik sedang (cukup nyaman)

td 0 - 2.59 detik rendah (nyaman)

Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein”

memiliki td 0 detik rendah (nyaman).

2.7 Pembuatan Busana Kuliah

Busana merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, karena

fungsi dasarnya yang melindungi tubuh dan terpenuhinya unsur kesusilaan,

disamping fungsi lain seperti; alat untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan

status sosial seseorang. Pengertian busana secara umum, adalah segala sesuatu

yang dikenakan oleh seseorang dari ujung rambut sampai ujung kaki, termasuk

pelengkap busana, tata rias wajah dan tata rias rambutnya.

Pada awalnya, tujuan seseorang mengenakan busana hanya untuk

melindungi tubuh dari pengaruh cuaca atau iklim sekitarnya, kemudian kebutuhan

tersebut berkembang untuk memenuhi rasa kesusilaan dan rasa keindahan, serta

merupakan cermin kebudayaan suatu daerah atau masyarakat tertentu.

Namun seiring perkembangan zaman, tujuan berbusana saat ini menjadi

semakin kompleks selain dari yang tersebut diatas, sebagai berikut: (1) Memenuhi

unsur etika dan estetika, (2) Menutupi aurat bagi kaum muslim, (3) Menutupi

cacat atau kekurangan pada tubuh, (4) Menunjukkan identitas seseorang, (5)

Menunjukkan status sosial ekonomi, (6) Menjadi gaya hidup (lifestyle) seseorang.

Jenis busana yang beraneka ragam, membuat para ahli busana

menggolongkannya menjadi 2 bagian, yaitu: (1) Busana Dalam, biasanya dipakai

langsung mengenai badan, atau dikenakan sebelum mengenakan busana luar

(Underwear), misalnya: celana dalam, BH (Breast Holder, singlet, korset, long

torso) dsb, (2) Busana Luar, biasanya dipakai setelah mengenakan busana Lingeri

atau busana dalam tsb, misalnya: pakaian sekolah, pakaian kerja dsb.

Page 42: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

25

Busana luar, atau busana yang tampak dikenakan oleh seseorang, juga ada

bermacam-macam jenisnya, dan biasanya disesuaikan dengan situasi dan kondisi

pemakainya. Secara umum pembuatan busana meliputi pembuatan desain, pola,

memotong, menjahit dan penyempurnaan. Nilai pakaian tergantung dari teknik

pembuatan pakaian yang diterapkan pada kain bermutu tinggi. Dalam beberapa

tahun ini, standarisasi busana telah mengalami kemajuan, dan hasil produksi masa

telah memenuhi pasaran secara meningkat, yang bermutu tinggi, telah membuka

pintu bagi industri pada masa mendatang (Sugiarto dan Shigeru Watanabe 2003).

Kenyamanan berbusana dipengaruhi oleh desain yang akan digunakan

pada suatu kesempatan dan dengan didukung oleh pemilihan bahan yang cocok

serta hasil pembuatan. Pada saat dipakai bisa menimbulkan rasa percaya diri dan

tidak menggagu kesehatan terutama pada bahan dan pemakaiannya.

2.7.1 Desain Busana Kuliah

Desain busana kuliah yang dikenakan bergaya lebih casual dan trendy.

Busana kuliah dipilih model sederhana, warna muda, cerah, tidak menyolok,

bahan menyerap keringat, mudah pemeliharaannya (Marwiyah, 2006).

Busana digolongkan menjadi tiga macam yaitu: berdasarkan kesempatan,

umur dan jenis kelamin. Penggolongan busana yang sering mengalami masalah

dengan penggolongan busana berdasarkan kesempatan, karena penggolongan

busana ini merupakan penampilan kita sehari-hari, sedangkan penggolongan

berdasarkan umur dan jenis kelamin lebih jelas perbedaannya.

Berdasarkan kesempatan busana dibagi atas lima golongan yaitu busana

kerja atau sehari-hari, busana pesta, busana rekreasi, busana olah raga, dan busana

rumah. Dan yang termasuk busana kerja atau busana sehari-hari adalah: busana

kekantor, kesekolah, pertemuan rutin suatu kegiatan, berbelanja ke pasar, dan

sebagainya. Maka yang jadi syarat utama dari busana ini adalah sederhana tidak

berlebihan dan praktis, sehingga tidak mengganggu gerakan tubuh ataupun

pekerjaan.Biasanya lebih ditekankan pada model rok blus atau baju terusan dan

model praktis.Bahan yang dipilih harus tahan cuci, mudah dalam pemeliharaanya,

tidak kuat dan tidak susut (Rostamailis 2005:160).

Page 43: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

26

Namun kebanyakan dari mereka memilih rok dan blus atau kemeja dan

celana. Hal ini disebabkan karena rok, blus dan kemeja, celana dalam

pemakaiannya dapat diselang-selingi, berarti bahwa dengan memiliki dua lembar

rok atau celana pemakaiannya dapat divariasikan dengan tetap memperhatikan

keserasiannya.

Desain busana untuk mahasiswa/si adalah bebas. Namun kebanyakan dari

mereka memilih rok dan blus atau kemeja dan celana. Hal ini disebabkan karena

rok, blus dan kemeja, celana dalam pemakaiannya dapat diselang-selingi,

maksudnya: dengan memiliki dua lembar rok atau celana pemakaiannya dapat

divariasikan dengan tetap memperhatikan keserasiannya. Ciri-ciri busana kuliah

yaitu terdapat kerah pada suatu pakaiannya, tidak ketat dan terbuka, kemudian

dalam pemilihan warna dan modelnya tidak menyolok. Berbeda dengan busana

kerja yang lebih formal dalam pemakaiannya, busana kuliah lebih bebas tetapi

rapi dan tidak berlebihan (Ernawati, Izwerni dan Weni Nelmira, 2008:32).

Page 44: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

27

Gambar 2.5 Desain Busana Kuliah

2.7.2 Pola Busana

Pola busana merupakan suatu potongan kain atau kertas yang dipakai

sebagai contoh untuk membuat busana. Berfungsi untuk menjahit busana sesuai

model yang dikehendaki. Ada dua cara pembuatan pola yaitu system draping dan

system konstruksi yang harus dilakukan seseorang sebelum membuat pakaian.

Sebelum membuat pola, terlebih dahulu menentukan ukurannya. Proses

pembuatan pola dapat dilihat pada lampiran 1-5 halaman 65-70.

Kerah Rebah

Kupnat Belahan Kancing

Lengan Puff Panjang

Kerah Rebah

Kupnat

Lengan Puff Panjang

Page 45: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

28

2.7.3 Pemotongan

Pemotongan merupakan proses memotong kain atau bahan pakaian yang

akan digunakan dengan alat pemotong kain sesuai pola yang sudah ditentukan.

Sebelum dilakukan proses memotong kain dilakukan terlebih dahulu dengan

mendesain suatu pakaian yang kemudian diukur atau menurut ukuran standar

yang sudah ditentukan, dan kemudian pembuatan pola sesuai ukuran dan desain

pakaian yang sudah ditentukan juga sebelumnya (Sugiarto dan Shigeru Watanabe,

2003). Dalam proses pemotongan, terlebih dahulu meletakkan pola diatas kain

dan membuat sebuah rancang bahan sebelum memulai memotong agar tidak

terjadi kesalahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 73.

2.7.4 Penjahitan

Proses penjahitan menjahit bagian-bagian yang telah di potong satu demi

satu untuk menghasilkan pakaian, dan merupakan proses utama dalam membuat

pakaian. Proses penjahitan menggunakan mesin jahit dan dijahit sesuai garis pola

yang sudah di tentukan dengan suatu teknik menjahit yang sudah ditentukan pula

(Sugiarto dan Shigeru Watanabe, 2003). Pada proses penjahitan dapat dilihat

langkah-langkahnya pada lampiran 9 halaman 74-76.

2.7.5 Penyelesaian

Kegiatan penyelesaian akhir yang meliputi pemeriksaan (inspection),

pembersihan (triming), penyetrikaan (pressing) serta melipat dan mengemas.

Tujuannya adalah agar pakaian yang dibuat terlihat rapi dan bersih. Kegiatan ini

dilakukan setelah proses menjahit dengan mesin (Ernawati, Izwerni dan Weni

Nelmira, 2008:366).

Penyelesaian menentukan kesan dan perasaan dari produk akhir,

penggunaan alat-alat penyelesaian paling cocok dengan hasil akhir harus

ditentukan (Sugiarto dan Shigeru Watanabe, 2003).

Page 46: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

29

penyelesaian pada suatu pakaian di lakukan dengan membersihkan dan

memotong benang dan kotoran yang tidak diperlukan dan masih menempel pada

pakaian, menyetrika atau merapikan pakaian tersebut, serta pengemasan. Dapat

dilihat pada lampiran 9 halaman 77.

2.8 Kerangka Berpikir

Setiap orang memenuhi kebutuhan pakaian dengan cara yang berbeda-

beda, baik dalam menentukan bahan pakaian, model dan cara mendapatkan

pakaian. Perkembangan teknologi yang canggih telah memberikan kemajuan

dibidang mode khususnya di bagian tekstil. Bahan dasar busana disebut juga

dengan kain. Kain ini terbentuk dari serat tekstil yang diolah sedemikian rupa

sehingga tercipta kain yang kita lihat dipasaran. Kain yang beredar di pasaran

banyak jenis dan kualitasnya. Sebagai orang yang berkecimpung di bidang

busana, kita harus dapat memilih bahan tekstil sesuai dengan yang dibutuhkan.

Agar tidak keliru dalam memilih bahan maka kita harus mempunyai pengetahuan

tentang bahan tekstil.

Kebutuhan masyarakat terhadap bahan tekstil sekarang ini semakin

meningkat. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kebutuhan serat tekstil, karena

serat merupakan bahan baku atau bahan utama dalam pembuatan tekstil. Pada

umumnya serat tekstil dapat digolongkan kedalam dua jenis yang utama yaitu

serat alam dan serat buatan. Serat alam adalah serat yang berlangsung sudah

tersedia di alam atau disebut juga “natural fiber”. Serat buatan atau disebut juga

“synthetic fibers” adalah serat yang sepenuhnya dibuat dengan mereaksikan zat-

zat kimia, serat buatan digolongkan menjadi dua yaitu serat setengah buatan dan

serat sintetis.

Dalam hal ini serat buatan termasuk golongan serat sintetis yang sudah

banyak dimanfaatkan antara lain sebagai bahan utama pembuatan berbagai macam

tali, atau kepentingan lainnya. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kain poliester yang merupakan serat sintetis, sebab poliester banyak dijumpai

diberbagai toko tekstil. Kain poliester selain banyak jenis dan macamnya juga

banyak variasinya termasuk tekstur dan motifnya.

Page 47: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

30

Kenyamanan kain merupakan hal paling penting dalam pemilihan jenis

kain sebelum proses pembuatan busana. Kenyamanan suatu kain dapat

mempengaruhi kulit tubuh dalam melakukan suatu kegiatan yang dihadapkan

pada cuaca, pengaruh suhu tubuh terhadap lingkungannya. Maka dari itu,

kenyamanan suatu kain sangat penting dalam mempengaruhi kesehatan, dan

keamanan pemakainya.

Kenyamanan suatu kain dilihat dari daya serap air dan berbagai indikator

yang mendukung. Daya menyerap air lebih banyak lebih nyaman dipakai, cepat

menyerap keringat dan tidak menimbulkan listrik statis. Selain itu, kain nyaman

dapat dirasakan tahan terhadap kuman yang menempel pada kain yang

menyebabkan rasa gatal ditubuh. Nyaman dalam pakaian adalah suatu hubungan

timbal balik dengan pengaruh yang rumit oleh kelembaban, gerakan udara, dan

berhubungan dengan perpindahan panas, radiasi (Dorothy Siegert Lyle,

1977:176).

Secara umum pembuatan pakaian meliputi tiga proses, yaitu memotong,

menjahit dan penyempurnaan kain yang telah dibuat melalui proses pemintalan,

perajutan atau pertenunan, pencelupan untuk produksi pakaian sebagai produk

akhir. Hal ini memegang peranan penting karena nilai pakaian tergantung dari

teknik pembuatan pakaian yang diterapkan pada kain bermutu tinggi.

Pembuatan adalah proses, cara, perbuatan membuat. Busana adalah

pakaian, baju. Busana adalah salah satu kebutuhan pokok manusia, perhatian

manusia terhadap busana sangat besar, karena busana dipergunakan selama

hidupnya. Busana merupakan sesuatu yang dipakai manusia dengan tujuan

melindungi tubuh dari pengaruh luar.

Busana kuliah adalah busana yang dikenakan untuk pergi kuliah di sebuah

perguruan tinggi, busana kuliah bergaya lebih casual dan trendy. Busana kuliah

dipilih model sederhana, warna muda, cerah, tidak menyolok, bahan menyerap

keringat, mudah pemeliharaannya. Desain busana untuk mahasiswa adalah bebas.

Namun kebanyakan dari mereka memilih rok dan blus atau kemeja dan celana.

Hal ini disebabkan karena rok, blus dan kemeja, celana dalam pemakaiannya

dapat diselang-selingi.

Page 48: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

31

2.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.

Dikatakan sementara karena jawabannya baru menggunakan teori (Sugiyono,

2008:159).

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah

penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Sumadi

Suryabrata, 2006:21).

2.9.1 Hipotesis Kerja (Ha)

Ada Perbedaan Kain Katun Dengan Poliester Pada Busana Kuliah Ditinjau

Dari Aspek Kenyamanan dan Berapa Besar Persentase Tingkat Kenyamanannya.

2.9.2 Hipotesis Nol (Ho)

Tidak Adanya Perbedaan Kain Katun Dengan Poliester Pada Busana

Kuliah Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan dan Berapa Besar Persentase Tingkat

Kenyamanannya.

Page 49: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

32

BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006). Metode merupakan

suatu cara atau strategi yang digunakan dalam kegiatan penelitian sehingga

pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Hal

yang akan dibahas dalam metode penelitian ini adalah metode penentuan objek

penelitian, pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, instrumen

pengumpulan data dan metode analisis data.

3.1 Metode Penentuan objek Penelitian

Beberapa hal yang akan diungkap dalam penentuan objek penelitian

meliputi populasi penelitian, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian

yang meliputi variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.

3.1.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian yang memiliki

kesamaan karakteristik (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Populasi adalah semua

nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun

kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang

lengkap dan jelas. Populasi dalam penelitian ini merupakan mahasiswa yang

sedang menjalani masa kuliah dan telah lulus mata kuliah analisis mutu tekstil.

Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang (Winiati Pudji Rahayu, 1997:9). Calon

panelis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang telah

lulus mata kuliah ilmu tekstil digunakan untuk uji jumlahnya berkisar 15 orang

yang dipilih setelah calon panelis mengikuti seleksi panelis dengan berdasarkan

ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk melakukan penelitian.

.

Page 50: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

33

3.1.2 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini adalah sebagian populasi yang diteliti (Suharsimi

Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah kain 100% poliester dengan

merk “Nina Klein” yang didapat di salah satu toko tekstil dikota Yogyakarta

dengan nama “Textileone”. Kemudian dibuat suatu busana kuliah untuk dijadikan

alat atau bahan penelitian.

Sampel yang dipilih memiliki label sebagai berikut: (Poliester Fiber) yang

berarti kain dibuat dari serat poliester, (anti crease) yang berarti tidak akan kusut

kalau dipakai, dan (face colour) yang berarti warna tidak luntur. Dari label diatas

keterangan tersebut menurut (Goet Poespo, 2005:56-57)

Teknik pengambilan sampel digunakan untuk menentukan sampel yang

akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2008:217). Teknik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah simpel random sampling, yaitu teknik penentuan

sampel yang dalam pengambilan sampelnya dilakukan secara acak sehingga

subjek didalam populasi dianggap sama dengan menggunakan suhu ruangan.

Dengan demikian maka penelitian memberi hak yang sama kepada setiap subjek

untuk dipilih menjadi sampel.

3.1.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:118). Variabel penelitian

pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulan (Muchamad Fauzi, 2009:145). Dalam penelitian ini

digunakan tiga jenis variabel yaitu:

3.1.3.1 Variabel Bebas (x)

Variabel bebas yaitu variabel yang akan dilihat pengaruhnya terhadap

penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah standar kenyamanan kain

poliester. Dengan indikator Daya serap kain, Daya kelangsaian kain, dan Daya

muatan listrik statis.

Page 51: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

34

3.1.3.2 Variabel Terikat (y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel terikat dalam percobaan ini adalah busana kuliah. Dengan indikator

reaksi busana pada keringat, reaksi busana terhadap gesekan kulit dan kotoran,

dan busana terhadap indra peraba. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran 10 halaman 78, dan lampiran 11 halaman 82, lampiran 25 halaman 103.

3.1.3.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang ikut mempengaruhi eksperimen

tetapi dapat dikendalikan agar tidak mempengaruhi variabel terikat. Variabel

control dalam penelitian ini adalah standar kenyamanan kain katun pada

pemakaian busana kuliah. Dengan indikator Daya serap kain, Daya kelangsaian

kain, dan Daya muatan listrik statis.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu cara

yang digunakan dalam kegiatan peneliian untuk menyelesaikan masalah yang

diteliti. Metode penelitian yang akan dilaksanakan didalam penelitian adalah

metode eksperimen.

Maksud dari eksperimen dalam penelitian ini adalah rangkaian kegiatan

yang dilakukan secara terencana dan secara sistematis dengan melakukan suatu

percobaan yang berhubungan dengan persoalan yang sedang diteliti (Sudjana,

2002:1). Metode eksperimen ini digunakan untuk penelitian dalam pembuatan

busana kuliah mahasiswa dari aspek kenyamanan. Kain poliester agar kegiatan

eksperimen ini dapat berjalan lancar dan berhasil, maka perlu adanya desain

eksperimen dan prosedur pelaksanaan eksperimen.

Page 52: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

35

E X O1

R

K O2

3.2.1 Desain Eksperimen

Desain eksperimen yaitu suatu rancangan percobaan (dengan tiap langkah

tindakan yang betul-betul terdefinisikan) sedemikian sehingga informasi yang

berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat

dikumpulkan (Sudjana, 2002:1).

Desain eksperimen merupakan langkah-langkah yang perlu diambil jauh

sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya dapat diperoleh

sehingga akan membawa kepada analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku

untuk persoalan yang sedang dibahas (Sudjana, 2002:1)

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

acak sempurna (DAS). Dimana dalam perlakuan dikenakan sepenuhnya secara

acak pada unit-unit eksperimen (Sudjana, 2002:15), dapat dilihat pada pola

berikut:

Pola:

Keterangan:

E : kelompok eksperimen yaitu kelompok yang dikenakan perlakuan

eksperimen

K : kelompok kontrol yaitu kelompok yang digunakan sebagai pembanding

X : perlakuan

R : random

O1 : hasil observasi sesudah perlakuan kelompok eksperimen

O2 : hasil observasi sesudah perlakuan kelompok kontrol

(Suharsimi Arikunto, 2006:87)

Desain acak sempurna yang dimaksud didalam penelitian ini adalah suatu

proses pengacakan dalam perlakuan untuk menentukan kelompok eksperimen.

Proses pengacakan ini dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan, untuk menemukan

hasil yang terbaik. Didalam penelitian ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok

eksprimen dan kelompok kontrol.

Page 53: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

36

Kelompok eksperimen adalah kelompok-kelompok sampel busana yang

dikenai perlakuan berupa mengganti dengan bahan kain poliester. Kelompok

kontrol disini yaitu kain katun yang merupakan kelompok tidak dikenai perlakuan

dan sebagai pembanding dari kelompok eksperimen.

Kemudian dilakukan penilaian (uji inderawi dan uji laboratorium), setelah

melakukan uji tersebut dapat dilakukan analisis data untuk mengetahui tingkat

kenyamanan kain poliester. Pola desain acak sempurna dapat dilihat dalam skema

desain eksperimen berikut:

Gambar 3.1. Skema Desain Eksperimen

Populasi

Kelompok Eksperimen

Sampel

Kelompok Kontrol

Kain Katun

[K]

Kain Poliester

[P]

Penilaian

Hasil

Analisis

Kesimpulan

K1 K2 K3 P1 P2 P3

Page 54: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

37

Keterangan:

K1 : Kelompok kontrol dengan pengulangan 1 kali

K2 : Kelompok kontrol dengan pengulangan 2 kali

K3 : Kelompok kontrol dengan pengulangan 3 kali

P1 : Kelompok eksperimen dengan pengulangan 1 kali

P2 : Kelompok eksperimen dengan pengulangan 2 kali

P3 : Kelompok eksperimen dengan pengulangan 3 kali

3.2.2 Prosedur Pelaksanaan Eksperimen

Prosedur pelaksaan eksperimen merupakan langkah-langkah yang telah

ditentukan dalam melaksanakan percobaan pembuatanbusana kuliah. Adapun

prosedur pelaksanaan eksperimen meliputi waktu dan tempat eksperimen, jenis

dan jumlah bahan dan alat serta tahap-tahap eksperimen.

3.2.2.1 Tempat dan waktu ekperimen

Eksperimen dilakukan dirumah ruang laboratorium TJP UNNES, yang

berada di Sekaran Gunung Pati, Semarang.

3.2.2.2 Jenis dan jumlah bahan

Dalam percobaan ini jenis dan jumlah bahan yang digunakan setiap

percobaan sebagai berikut:

Kain Poliester : 1,50 meter Kain Katun : 1,50 meter

Benang Jahit : 2 buah Kertas Pola : 5 Lembar

Kapur Jahit : 1 buah Karbon Jahit : 2 buah

3.2.2.3 Peralatan eksperimen

Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan eksperimen menggunakan

peralatan yang higienis dan kondisi yang baik. Adapun peralatan tersebut yaitu:

Mesin Jahit : 1 buah Jarum Pentul : 1 buah

Gunting Kain : 1 buah Rader : 1 buah

Gunting Kertas : 1 buah Meteran : 1 buah

Page 55: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

38

Pensil : 1 buah Spidol : 1 buah

Penggaris : 1 buah Penghapus : 1 buah

3.2.2.4 Tahap-tahap Pelaksanaan Eksperimen

Eksperimen dalam pembuatan busana kuliah ini meliputi beberapa tahapan

yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.

3.2.2.4.1 Tahap persiapan

Menyiapkan semua alat dan bahan tersebut diatas yang diperlukan dalam

pembuatan Busana Kuliah.

3.2.2.4.2 Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pembuatan busana kuliah dengan bahan kain poliester,

sebagai berikut:

1. Buatlah pola sesuai desain dan ukuran yang sudah ditentukan dan disiapkan,

kemudian potong dengan menggunakan gunting kertas sesuai pola yang sudah

dibuat.

2. Letakkan pola pada kain dengan bantuan jarum pentul, kemudian potong

dengan menggunakan gunting kain sesuai pola yang diletakkan tetapi dengan

tambahan kampuh.

3. Tandai kain yang sudah dipotong dengan menggunakan rader dan karbon,

kemudian jahit kain tersebut membentuk suatu busana.

3.2.2.4.3 Tahap penyelesaian

Selesaikan kampuh tersebut dengan dijahit atau diobras, kemudian

dirapikan tiras-tirasnya serta diseterika dan dikemas dengan rapi.

Page 56: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

39

Kemudian diujikan secara subjektif dan objektif. Secara garis besar dapat

dilihat pada skema berikut:

Gambar 3.2. Skema Tahap-Tahap Pembuatan Busana Kuliah

Tahapan persiapan

Persiapan alat

Pembuatan pola busana tambah kampuh

Tahapan pelaksanaan

Tahapan penyelesaian

Gunting pola busana

Menyiapkan ukuran standar

Rader kain yang sudah dipotong

Sambung bagian lengan dan kerah

Jahit bagian bahu

Letakkan pola pada kain

Gunting kain mengikuti pola

Jahit bagian sisi belakang dan bagian depan

Selesaikan bagian kampuh dan merapikan tiras

Pengujian Subyektif dan Obyektif

Pengemasan

Persiapan bahan

Page 57: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

40

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menurut Sugiyono (2011:137) pengumpulan

data dapat dilakukan dalam berbagai seting, berbagai sumber, dan berbagai cara.

Bila dilihat dari setting-nya data dapat dikumpulkan pada seting alamiah pada

laboratorium, dirumah, seminar dan diskusi. Dilihat dari teknik atau cara dapat

dengan wawancara, kuesioner, pengamatan, dan gabungan ketiganya.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penilaian. Metode penilaian didalam eksperimen ini terdiri dari penilaian

subjektif dan penilaian objektif. Penilaian subjektif dilakukan dengan uji validitas

dan reabilitas yang berlokasi diUNNES, sedangkan penilaian objektif dilakukan

dengan eksperimen.

Uji organoleptik merupakan suatu uji yang bersifat subjektif. Uji ini dapat

diperbandingkan dengan uji yang bersifat objektif yaitu dengan suatu pengukuran

menggunakan instrument fisik, kimiawi atau mikrobiologi. Uji ini bertujuan untuk

mengetahui seberapa jauh hubungannya antara pengukuran subjektif yaitu

menggunakan indra dengan pengukuran objektif yaitu menggunakan suatu alat

ukur tertentu (Winiati Pudji. R, 1997:175).

3.3.1 Penilaian Subjektif

Penilaian subjektif merupakan cara penilaian terhadap mutu atau sifat-sifat

suatu komoditi dengan menggunakan panelis sebagai instrumen atau alat

pengumpul data penelitian. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data

tentang kenyamanan kain poliester pada busana kuliah mahasiswa hasil

eksperimen dengan menggunakan uji inderawi (Winiati Pudji. R, 1997:175).

Page 58: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

41

3.3.1.1 Uji Inderawi

Uji inderawi merupakan uji organoleptik yaitu suatu pengujian terhadap

sifat karakteristik bahan dengan menggunakan indera manusia termasuk indera

penglihatan, penciuman, perasa, dan peraba. Dalam hal ini perlu dilakukan

pengujian inderawi, diperlukan instrumen sebagai alat ukur yaitu panelis agak

terlatih dengan mengetahui tentang cara-cara penilaian. Dalam penelitian ini

pengujian inderawi menggunakan tipe pengujian dengan uji skoring (Winiati

Pudji. R, 1997:1).

Dalam penelitian ini uji inderawi digunakan dengan tujuan untuk

mengetahui perbedaan kualitas sampel “Busana Kuliah”. Hasil eksperimen

meliputi indikator daya serap air, kelangsaian kain, muatan listrik statis dengan

menggunakan 2 (dua) sampel dan diberi skor.

Penamaan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga panelis tidak

dapat menebak lagi, isi dari sampel tersebut berdasarkan penamaannya. Dalam uji

organoleptik dikenal beberapa pengaruh penyajian, yaitu: (1) Expectation error,

terjadi karena panel telah memperoleh informasi tentang pengujian. Oleh karena

itu panel sebaiknya tidak diberi informasi yang mendetail tentang pengujian dan

sampel diberi kode 3 digit agar panelis tidak mengenalinya, (2) Sugesti, respon

dari seorang panelis akan mempengaruhi panelis lainnya, oleh karena itu selama

pengujian dilakukan secara individual (Winiati Pudji. R 1997:4).

Penilaian ini menggunakan tubuh manusia sebagai subjek penelitian

dengan memakai sampel berupa busana kuliah yang peneliti beri kode 3 digit

nomor agar tidak mempengaruhi penilaian dan digunakan pada waktu yang

ditentukan. Maka sesuai keterangan diatas, pemberian nama dalam sampelnya

akan menimbulkan suatu hasil penilaian yang tidak sesuai atau error.

Sebelum dilaksanakan uji inderawi, terlebih dahulu melakukan penelitian

pendahuluan agar dapat menemukan bahan yang tepat dan sesuai untuk penelitian.

Dalam menemukan kain yang cocok untuk penelitian, peneliti memesan kain

poliester dari suatu tempat produksi dengan 100% poliester. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada lampiran 25 halaman 103.

Page 59: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

42

3.3.2 Penilaian Objektif

Penilaian objektif dilakukan dengan uji laboraturium. Tujuan dari uji

laboraturium ini adalah untuk mengetahui tingkat kenyamanan kain poliester yang

cocok dalam pembuatan busanakuliah. Pengujian ini dilakukan dengan caranya

mengindentifikasi serat 100% poliester, dekomposisi kain, serta evaluasi

kenyamanan kain. Penilaian tersebut sebagai pendukung dalam penelitian yang

akan dilakukan. Hasil uji dapat dilihat pada lampiran 53 halaman 142.

3.4 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian berkaitan dengan kegiatan pengumpulan dan

pengolahan data, sebab instrumen penelitian merupakan alat bantu pengumpulan

dan pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti.

Instrumen berhubungan erat dengan teknik pengumpulan data dipengaruhi

oleh jenis metode penelitian. Karakteristik instrumen yang baik sebagai alat

evaluasi hendaklah memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.

3.4.1 Metode Angket (kuesioner)

Metode Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Suharsimi Arikunto 2006:151). Dalam

penelitian ini metode kuesioner atau angket digunakan untuk mengungkap data

tentang kenyamanan suatu kain poliester, dipandang dari caranya menjawab

adalah kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden

tinggal memilih. Kuesioner yang digunakan berbentuk pilihan dengan 4 skor yaitu

4, 3, 2, dan 1. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 103.

Page 60: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

43

3.4.2 Panelis Agak Terlatih

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah panelis

agak terlatih yang sudah mengerti tentang ilmu tekstil. Panel agak terlatih yang

digunakan untuk uji jumlahnya berkisar 15 orang yang dipilih setelah calon

panelis mengikuti seleksi panelis dengan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang

harus dipenuhi untuk melakukan penelitian. Salah satu syarat untuk mendapatkan

panelis agak terlatih adalah instrumen (panelis) yang valid dan reliabel. Upaya

yang dapat dilakukan untuk memperoleh instrumen (panelis) yang valid dan

reliabel adalah dengan validitas instrumen dan reliabilitas instrumen.

3.4.3 Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari

variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2006:168).

Validitas instrumen dapat dilihat apabila instrumen dapat mengukur sesuai

dengan keadaan sebenarnya. Validitas instrumen terdiri dari validitas internal dan

validitas isi.

3.4.3.1 Validitas Internal

Validitas internal adalah kevalidan instrumen dilihat dari kondisi internal

panelis yang beragam. Kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan validitas

internal adalah melalui wawancara. Materi yang diwawancarakan meliputi

ketersediaan menjadi panelis, keadaan kesehatan, dan pengetahuan tentang kain

poliester. Ketentuan penelitian adalah apabila jawaban tidak memenuhi salah satu

indikator maka panelis tidak berpotensi menjadi calon panelis. Calon panelis yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang telah lulus mata

kuliah ilmu tekstil dari 25 orang.

Page 61: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

44

Dari hasil wawancara akan diketahui 15 orang yang memenuhi persyaratan

kesehatan dan bersedia menjadi panelis sesuai dengan. Beberapa orang yang

dinyatakan memenuhi persyaratan dapat mengikuti seleksi selanjutnya yaitu

validitas isi dan reliabilitas instrumen.

3.4.3.2 Validitas Isi

Validitas isi adalah validitas atau kesahihan yang berdasarkan pada materi

atau isi penelitian. Validitas isi dapat dimiliki oleh panelis jika panelis mampu

menilai aspek kenyamanan produk dengan baik dan benar.

Data hasil penilaian dianalisis dengan ketentuan range method, sebagai

berikut:

Range Jumlah

Jika > 1, maka calon panelis diterima

Jumlah Range

Range Jumlah

Jika < 1, maka calon panelis ditolak

Jumlah Range

Berdasarkan hasil analisis diatas akan diketahui hasil perhitungan range

method diperoleh rasio >1 maka calon panelis tersebut kepekaan atau

sensitivitasnya memenuhi syarat dan apabila rasio < 1 maka panelis tidak

memenuhi syarat. Panelis yang dinyatakan memenuhi persyaratan dapat

mengikuti seleksi selanjutnya yaitu reliabilitas.

3.4.4 Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa

kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama

(Sugiyono, 2008:121).

Reliabilitas merupakan suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik

(Suharsimi Arikunto, 2006:178).

Page 62: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

45

Reliabilitas tersebut sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya,

berarti panelis tersebut dapat menilai secara tetap atau penilaian mendekati sama,

walaupun penilaian dilakukan beberapa kali dalam waktu yang berbeda. Untuk

mendapatkan panelis yang reliabel calon panelis yang diterima pada tahap

penyaringan selanjutnya dilakukan tahap latihan.

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah cara pengolahan data yang diperoleh dari hasil

pengujian. Setelah data yang diperoleh dari panelis terkumpul, data ditabulasi

kemudian dianalisis untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah

ditentukan. Metode yang digunakan adalah Analisis Uji-t karena jumlah sampel

terdiri dari 2 kelompok, namun sebelum data dianalisis perlu dilakukan uji

prasyarat hipotesis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

3.5.1 Uji Prasyarat

Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah ditentukan data

dianalisis dengan analisis varian klasifikasi tunggal perlu diadakan uji prasyarat

yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

3.5.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data setiap sampel

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan metode liliefors

karena jumlah sampel < 30, dengan langkah-langkah yang diungkapkan oleh

(Sudjana, 2005:466) yaitu seperti berikut ini:

3.5.1.1.1 Mengurutkan data yang terkecil sampai yang terbesar

∑ X1

3.5.1.1.2 Menghitung mean X =

N

Page 63: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

46

3.5.1.1.3 Menghitung simpangan baku (S).

∑ (X1–X )

S = √

N – 1

X1 - X

3.5.1.1.4 Mengubah skor dasar menjadi skor baku (Z1), Z =

S

3.5.1.1.5 Menghitung luas F (Z1), dengan mengkonsultasikan harga Z1 pada

tabel dengan ketentuan jika F1<Z1 maka Z1 dikurangi F1 dan jika

F1>Z1 maka F1 dikurangi Z1.

χ

3.5.1.1.6 Menghitung S (Z1) =

ΣX

3.5.1.1.7 Menghitung Lo = F(Z1) – S(Z1), dengan ketentuan

Jika Lo > Ltabel, maka data yang diperoleh tidak normal

Jika Lo < Ltabel, maka data yang diperoleh normal.

3.5.1.2 Uji Homogenitas

Uji homogeitas suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui apakah

varians setiap sampel sudah homogen atau tidak, dimana pada penelitian ini

menggunakan uji F. Rumus uji F menurut Sudjana (2005:249) adalah:

P KT (antar perlakuan)

F = =

E KT (kekeliruan eksperimen)

3.5.1.2.1 Menguji efek P dengan,

EKT = σ2

Є + 2 σ2

HOP + 4 σ2

OP + 6 σ2

HP + 12 Ø2

P

EKT ini perlu dibandingkan dengan sesuatu efek atau susunan efek yang

memiliki EKT = σ2

Є + 2 σ2

HOP + 4 σ2

OP + 6 σ2

HP. Jadi kita harus membentuknya.

Bentuklah suatu kombinasi linier yang elemen-elemennya sudah tersedia di bawah

kolom EKT.

Page 64: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

47

Jika kita ambil EKT (HP), EKT (OP) dan EKT (HOP) lalu menyusun

kombinasi liniernya berbentuk:

EKT (HP) + EKT (OP) – EKT (HOP)

= σ2

Є + 2 σ2

HOP + 6 σ2

HP + σ2

Є + 2 σ2

HOP + 4 σ2

OP - σ2

Є - σ2

HOP

= σ2

Є + 2 σ2

HOP + 4 σ2

OP + 6 σ2

HP

Maka diperoleh bentuk yang kita perlukan. Bentuk ini akan kita namakan EKT

(pseudo).

3.5.1.2.2 Menentukan derajat kebebasan dk untuk penyebut yang diperlukan uji

F’. Ini ditentukan sebagai berikut.

EKT (pseudo) = a1 (EKT)1 + a2 (EKT)2 + . . . dan seterusnya dengan

(EKT)1 mempunyai dk = υ1

(EKT)2 mempunyai dk = υ2

o

o

o

o

o

dan seterusnya

maka derajat kebebasan υ untuk EKT (pseudo) adalah

{(KT (pseudo))}2

υ =

{(KT)1}2 {(KT)1}

2

a2

1 - + a2

2 + . . . dan seterusnya.

υ1 υ2

Jika data dinyatakan normal dan homogen maka dilakukan pembuktian

hipotesis setelah pengamatan selesai dan prasyarat hipotesis penelitian terpenuhi

dengan menggunakan uji-t maka dapat diketahui:

Ho = = . Ho tidak dapat ditolak jika - t ½ α t ½ - ½ , dengan

derajat kebebasan (dk) = ( + – 2). Jika Ho tidak dapat ditolak, maka kedua

variabel berada dalam keadaan seimbang.

Page 65: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

48

Rumus uji t menurut Sudjana (2005:238) adalah:

t =

Keterangan:

t = Beda nilai rata-rata kedua sample

= Nilai mean kelompok eksperimen

= Nilai mean kelompok kontrol

= Varian gabungan nilai kedua kelompok

Page 66: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

49

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang

meliputi deskripsi data dan hasil uji persyaratan metode T-test (homogenitas dan

normalitas), hasil analisis kenyamanan kain poliester ditinjau dari indikator daya

serap air, daya kelangsaian kain, dan daya muatan listrik statis pada busana kuliah.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi data hasil uji inderawi

Deskripsi data digunakan untuk mengetahui gambaran secara umum

tentang sampel yang diteliti, dalam penelitian ini deskripsi data yang di tampilkan

antara lain skor minimal, skor maksimal, jumlah skor, rerata skor, varians, dan

standar deviasi. Berdasarkan analisis data yang dilakukan berdasarkan data hasil

uji inderawi panelis agak terlatih, deskripsi data yang dimaksud diatas dapat

dipaparkan sebagaimana pada tabel berikut ini.

Page 67: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

50

Tabel 4.1. Deskripsi Data Hasil Uji Inderawi Pada Busana Kuliah

Indikator Uraian Busana 463 Busana 395

Daya serap air

Skor minimal 3,00 2,33

Skor maksimal 3,47 3,07

Jumlah 49 40

Rerata 3,28 2,69

Varians 0,0259 0,0582

Standar deviasi 0,16 0,24

Daya kelangsaian

Skor minimal 2,20 2,07

Skor maksimal 3,40 3,20

Jumlah 46 39

Rerata 3,07 2,57

Varians 0,0851 0,0964

Standar deviasi 0,29 0,31

Daya muatan listrik

statis

Skor minimal 3,27 2,53

Skor maksimal 3,87 3,27

Jumlah 53 42

Rerata 3,52 2,82

Varians 0,0338 0,0549

Standar deviasi 0,18 0,23

Keseluruhan

Skor minimal 3,40 2,47

Skor maksimal 3,51 2,96

Jumlah 49 40

Rerata 3,29 2,69

Varians 0,0148 0,0245

Standar deviasi 0,12 0,16

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

Keterangan:

Busana 463 : busana kuliah dengan menggunakan kain poliester

Busana 395 : busana kuliah dengan menggunakan kain katun

Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada indikator

daya serap kain, daya kelangsaian kain, daya muatan listrik kain, serta

keseluruhan yang terbaik adalah sampel busana 463. Tampak bahwa sampel 463

yaitu busana kuliah yang menggunakan kain poliester mempunyai rerata yang

lebih besar dibandingkan sampel 395 yaitu busana kuliah yang menggunakan kain

katun, baik pada indikator daya serap kain, daya kelangsaian kain, daya muatan

listrik kain, serta total keseluruhan.

Hasil uji inderawi yang dilakukan oleh panelis agak terlatih dari 3 kali

pengulangan penilaian bila persentase dari skor bulat 1,2,3, dan 4 maka dari

masing-masing indikator dapat dipaparkan sebagaimana tabel berikut ini.

Page 68: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

51

Tabel 4.2. Persentase Penilaian Panelis Agak Terlatih Terhadap Busana Kuliah

Indikator Sampel

Skor Total Skor

4 3 2 1

n % n % n % n % n %

Daya Serap

Air

463 4 27% 11 73% 0 0 0 0 15 100%

395 4 27% 6 40% 5 33% 0 0 15 100%

Daya

Kelangsaian

463 5 33% 9 60% 1 7% 0 0 15 100%

395 1 7% 9 60% 5 33% 0 0 15 100%

Daya Muatan

Listrik Statis

463 5 33% 10 67% 0 0 0 0 15 100%

395 1 7% 12 80% 2 33% 0 0 15 100%

Keseluruhan 463 10 67% 5 33% 0 0 0 0 15 100%

395 0 0 12 80% 3 20% 0 0 15 100%

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

Berdasarkan data diatas diketahui, hasil penilaian pada uji inderawi busana

kuliah:

1. Indikator daya serap kain pada sampel 463 dari sebagian besar panelis menilai

dengan skor 3 sebanyak 73% dan sisanya 27% menilai dengan skor 4,

sedangkan pada sampel 395 lebih dari sebagian besar panelis menilai dengan

skor 3 sebanyak 40% dan sisanya 33% menilai dengan skor 2 dan 27% menilai

dengan skor 4.

2. Indikator daya kelangsaian kain pada sampel 463 dari sebagian besar panelis

menilai dengan skor 3 sebanyak 63% dan sisanya 33% menilai dengan skor 4

dan 7% menilai dengan skor 2, sedangkan pada sampel 395 lebih dari sebagian

besar panelis menilai dengan skor 3 sebanyak 60% dan sisanya 33% menilai

dengan skor 2 dan 7% menilai dengan skor 4.

3. Indikator daya muatan listrik kain pada sampel 463 dari sebagian besar panelis

menilai dengan skor 3 sebanyak 67% dan sisanya 33% menilai dengan skor 4,

sedangkan pada sampel 395 lebih dari sebagian besar panelis menilai dengan

skor 3 sebanyak 80% dan sisanya 13% menilai dengan skor 2 dan 7% menilai

dengan skor 4.

Page 69: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

52

4. Keseluruhan tingkat kenyamanan kain pada sampel 463 dari sebagian besar

panelis menilai dengan skor 4 sebanyak 67% dan sisanya 33% menilai dengan

skor 3, sedangkan pada sampel 395 lebih dari sebagian besar panelis menilai

dengan skor 3 sebanyak 80% dan sisanya 20% menilai dengan skor 2

Data rincian khusus nilai persentase yang dilakukan oleh 15 orang panelis

agak terlatih dari pengulangan ketiga, penilaian persentase dari skor bulat 1, 2, 3,

dan 4 maka dari masing-masing indikator dapat dipaparkan sebagai berikut:

4.1.1.1. Persentase Daya Serap Kain Busana Kuliah

Tabel 4.3. Nilai Persentase Uji Panelis Daya Serap Kain

Indikator No.

Soal Sampel

4 3 2 1

n % n % n % n %

Daya

Serap Kain

1 463 6 40% 7 47% 2 13% 0 0%

395 6 40% 8 53% 1 7% 0 0%

2 463 2 13% 10 67% 3 20% 0 0%

395 3 20% 7 47% 5 33% 0 0%

3 463 4 27% 9 60% 2 13% 0 0%

395 1 7% 3 20% 6 40% 5 33%

4 463 2 13% 12 80% 1 7% 0 0%

395 5 33% 2 13% 7 47% 1 7%

5 463 5 33% 10 67% 0 0% 0 0%

395 2 13% 5 33% 7 47% 1 7%

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

Keterangan:

N : Jumlah

Skor 4 : Sangat Setuju Skor 2 : Kurang Setuju

Skor 3 : Setuju Skor 1 : Tidak Setuju

Berdasarkan data diatas diketahui, hasil penilaian pada uji inderawi busana

kuliah:

1. Indikator daya serap kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian

besar memilih “setuju” sebanyak 47%, sedangkan pada sampel 395 sebagian

besar memilih “setuju” sebanyak 53%.

Page 70: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

53

2. Indikator daya serap kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian

besar memilih “setuju” sebanyak 67%, sedangkan pada sampel 395 sebagian

besar memilih “setuju” sebanyak 47%.

3. Indikator daya serap kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian

besar memilih “setuju” sebanyak 60%, sedangkan pada sampel 395 sebagian

besar memilih “kurang setuju” sebanyak 40%.

4. Indikator daya serap kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian

besar memilih “setuju” sebanyak 80%, sedangkan pada sampel 395 sebagian

besar memilih “kurang setuju” sebanyak 47%.

5. Indikator daya serap kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463 sebagian

besar memilih “setuju” sebanyak 67%, sedangkan pada sampel 395 sebagian

besar memilih “kurang setuju” sebanyak 47%.

Bila ditampilkan secara grafik dengan menggunakan grafik column

berdasarkan keempat skor pada kelima soal yang diteliti, maka tampilannya

adalah sebagai berikut:

Grafik 4.1. Column menurut indikator yang diteliti

463 395

40% 40%47%

53%

13%7%

0% 0%

Daya Serap Kain

Soal no. 1

4 3 2 1

Page 71: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

54

Grafik 4.2. Column menurut indikator yang diteliti

Grafik 4.3. Column menurut indikator yang diteliti

463 395

13%20%

67%

47%

20%

33%

0% 0%

Daya Serap Kain

Soal no. 2

4 3 2 1

463 395

27%

7%

60%

20%13%

40%

0%

33%

Daya Serap Kain

Soal no. 3

4 3 2 1

Page 72: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

55

Grafik 4.4. Column menurut indikator yang diteliti

Grafik 4.5. Column menurut indikator yang diteliti

463 395

13%

33%

80%

13%7%

47%

0%7%

Daya Serap Kain

Soal no. 4

4 3 2 1

463 395

33%

13%

67%

33%

0%

47%

0%7%

Daya Serap Kain

Soal no. 5

4 3 2 1

Page 73: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

56

4.1.1.2. Perbedaan Daya Kelangsaian Kain Busana Kuliah

Tabel 4.4. Nilai Persentase Uji Panelis Daya Kelangsaian Kain

Indikator No

Soal Sampel

4 3 2 1

n % n % n % n %

Daya

Kelangsaian

Kain

1 463 2 13% 7 47% 6 40% 0 0%

395 1 7% 13 86% 1 7% 0 0%

2 463 5 33% 8 54% 2 13% 0 0%

395 2 13% 7 47% 5 33% 1 7%

3 463 5 33% 7 47% 3 20% 0 0%

395 2 13% 7 47% 2 13% 0 0%

4 463 5 33% 6 40% 4 27% 0 0%

395 0 0% 6 40% 9 60% 0 0%

5 463 4 27% 10 66% 1 7% 0 0%

395 1 7% 3 20% 9 60% 2 13%

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

Keterangan:

N : Jumlah

Skor 4 : Sangat Setuju Skor 2 : Kurang Setuju

Skor 3 : Setuju Skor 1 : Tidak Setuju

Berdasarkan data diatas diketahui, hasil penilaian pada uji inderawi busana

kuliah:

1. Indikator daya kelangsaian kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463

sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 47%, sedangkan pada sampel 395

sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 86%.

2. Indikator daya kelangsaian kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463

sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 54%, sedangkan pada sampel 395

sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 47%.

3. Indikator daya kelangsaian kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463

sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 47%, sedangkan pada sampel 395

sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 47%.

Page 74: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

57

4. Indikator daya kelangsaian kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463

sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 40%, sedangkan pada sampel 395

sebagian besar memilih “kurang setuju” sebanyak 60%.

5. Indikator daya kelangsaian kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463

sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 67%, sedangkan pada sampel 395

sebagian besar memilih “kurang setuju” sebanyak 60%.

Bila ditampilkan secara grafik dengan menggunakan grafik column

berdasarkan keempat skor pada kelima soal yang diteliti, maka tampilannya

adalah sebagai berikut:

Grafik 4.6. Column menurut indikator yang diteliti

463 395

13% 7%

47%

86%

40%

7%0% 0%

Daya Kelangsaian Kain

Soal no. 1

4 3 2 1

Page 75: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

58

Grafik 4.7. Column menurut indikator yang diteliti

Grafik 4.8. Column menurut indikator yang diteliti

463 395

33%

13%

54%47%

13%

33%

0%7%

Daya Kelangsaian Kain

Soal no. 2

4 3 2 1

463 395

33%40%

47% 47%

20%13%

0% 0%

Daya Kelangsaian Kain

Soal no. 3

4 3 2 1

Page 76: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

59

Grafik 4.9. Column menurut indikator yang diteliti

Grafik 4.10. Column menurut indikator yang diteliti

463 395

33%

0%

40% 40%27%

60%

0% 0%

Daya Kelangsaian Kain

Soal no. 4

4 3 2 1

463 395

27%

7%

67%

20%7%

60%

0%13%

Daya Kelangsaian Kain

Soal no. 5

4 3 2 1

Page 77: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

60

4.1.1.3. Perbedaan Daya Muatan Listrik Kain Busana Kuliah

Tabel 4.5. Nilai Persentase Uji Panelis Daya Muatan Listrik Kain

Indikator No

Soal Sampel

Skor

4 3 2 1

n % n % n % n %

Daya

Muatan

Listrik

Statis Kain

1 463 4 27% 10 66% 1 7% 1 7%

395 4 27% 8 53% 3 20% 3 20%

2 463 3 20% 10 67% 2 13% 0 0%

395 1 7% 12 80% 2 13% 0 0%

3 463 4 27% 10 66% 1 7% 0 0%

395 2 13% 8 53% 4 27% 1 7%

4 463 8 53% 7 47% 0 0% 0 0%

395 0 0% 2 13% 8 54% 5 33%

5 463 8 53% 6 40% 1 7% 0 0%

395 0 0% 2 13% 6 40% 7 47%

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

Keterangan:

N : Jumlah

Skor 4 : Sangat Setuju Skor 2 : Kurang Setuju

Skor 3 : Setuju Skor 1 : Tidak Setuju

Berdasarkan data diatas diketahui, hasil penilaian pada uji inderawi busana

kuliah:

1. Indikator daya muatan listrik kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463

sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 66%, sedangkan pada sampel 395

sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 53%.

2. Indikator daya muatan listrik kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463

sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 67%, sedangkan pada sampel 395

sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 80%.

3. Indikator daya muatan listrik kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463

sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 66%, sedangkan pada sampel 395

sebagian besar memilih “setuju” sebanyak 53%.

Page 78: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

61

4. Indikator daya muatan listrik kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463

sebagian besar memilih “sangat setuju” sebanyak 53%, sedangkan pada

sampel 395 sebagian besar memilih “kurang setuju” sebanyak 54%.

5. Indikator daya muatan listrik kain, dari 15 orang panelis pada sampel 463

sebagian besar memilih “sangat setuju” sebanyak 53%, sedangkan pada

sampel 395 sebagian besar memilih “tidak setuju” sebanyak 47%.

Bila ditampilkan secara grafik dengan menggunakan grafik column

berdasarkan keempat skor pada kelima soal yang diteliti, maka tampilannya

adalah sebagai berikut:

Grafik 4.11. Column menurut indikator yang diteliti

463 395

27% 27%

66%

53%

7%

20%

0% 0%

Daya Muatan Listrik Kain

Soal no. 1

4 3 2 1

Page 79: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

62

Grafik 4.12. Column menurut indikator yang diteliti

Grafik 4.13. Column menurut indikator yang diteliti

463 395

20%7%

67%80%

13% 13%0% 0%

Daya Muatan Listrik Kain

Soal no. 2

4 3 2 1

463 395

27%

13%

66%

53%

7%

27%

0%7%

Daya Muatan Listrik Kain

Soal no. 3

4 3 2 1

Page 80: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

63

Grafik 4.14. Column menurut indikator yang diteliti

Grafik 4.15. Column menurut indikator yang diteliti

4.1.2 Uji Prasyarat

Sebelum menggunakan metode T-test untuk mengujikan hipotestis terlebih

dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu uji homogenitas dan normalitas data hasil

uji inderawi kain busana kuliah. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui

apakah varians dari setiap sampel sudah homogen, sedangkan uji normalitas

digunakan untuk menguji apakah data setiap sampel berdistribusi normal.

463 395

53%

0%

47%

13%

0%

54%

0%

33%

Daya Muatan Listrik Kain

Soal no. 4

4 3 2 1

463 395

53%

0%

40%

13%7%

40%

0%

47%

Daya Muatan Listrik Kain

Soal no. 5

4 3 2 1

Page 81: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

64

4.1.2.1 Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil uji homogenitas data uji inderawi pada indikator daya

serap kain, daya kelangsaian kain, daya muatan listrik kain tampak bahwa harga

Fhitung hasil uji homogenitas kedua sampel busana kuliah lebih kecil dari harga

Ftabel ini berarti data hasil uji inderawi pada keseluruhan indikator homogen atau

data antar kelompok sampelnya mempunyai varians yang sama atau berbeda

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas Data Uji Inderawi Busana Kuliah

Indikator Fhitung Ftabel Keterangan

Daya serap air 2,2431 2,98 Homogen

Daya kelangsaian 1,1328 2,98 Homogen

Daya muatan listrik statis 1,6253 2,98 Homogen

Keseluruhan 1,6575 2,98 Homogen

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

4.1.2.2 Uji Normalitas

Berdasar hasil uji normalitas data uji inderawi pada indikator daya serap

kain, daya kelangsaian kain, daya muatan listrik kain indikator tampak bahwa

harga Lo<Ltabel ini berarti data hasil uji inderawi terhadap busana kuliah pada

indikator daya serap kain, daya kelangsaian kain, daya muatan listrik kain, dan

keseluruhan berdistribusi normal.

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Data Uji Inderawi Busana Kuliah

Indikator Lo

Ltabel Keterangan 463 395

Daya serap kain 0,1177 0,1548 0,220 Normal

Daya kelangsaian kain 0,2652 0,1011 0,220 Normal

Daya muatan listrik statis kain 0,1784 0,1405 0,220 Normal

Keseluruhan 0,1105 0,1445 0,220 Normal

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

Page 82: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

65

Setelah diketahui bahwa data berdistribusi homogen dan normal maka

analisis data dilanjutkan dengan pengujian hipotestis.

4.1.2.3 Hasil Analisis T-test

Analisis T-test dilakukan untuk membuktikan kebenaran hipotetis dengan

menggunakan uji T-test untuk mengetahui adalah perbedaan kenyamanan kain

busana kuliah dengan menggunakan kain poliester dan busana dengan

menggunakan kain katun, ditinjau dari indikator daya serap kain, daya

kelangsaian kain, daya muatan listrik kain, dan keseluruhan.

Pengujian hipotestis dilakukan berdasarkan data hasil uji inderawi yang

telah dilakukan oleh panelis agak terlatih, adapun hasil perhitungannya

sebagaimana tabel berikut ini.

Tabel 4.8. Hasil Uji T-test Data Uji Inderawi Terhadap Busana Kuliah

Indikator Thitung Keterangan

Daya serap kain 7,833 Signifikan

Daya kelangsaian kain 4,485 Signifikan

Daya muatan listrik statis kain 9,133 Signifikan

Keseluruhan 11,610 Signifikan

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

Harga t(0,95) (28) adalah 2,05, karena dalam pengujian ini menggunakan

ujian dan pihak maka interval penerimaan Ho nya adalah -2,05 sampai dengan

2,05. Hanya thitung dikatakan signifikan atau ada perbedaan kenyamanan busana

kuliah hasil eksperimen jika harga thitung terletak dihari interval penerimaan Ho

dan jika thitung terletak didalam interval penerimaan Ho maka thitung tidak signifikan

atau tidak ada perbedaan kualitas kenyamanan busana kuliah dengan

menggunakan kain poliester dan busana kuliah dengan kain katun.

Page 83: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

66

Dari hasil perhitungan sebagaimana tabel tersebut diketahui bahwa harga

thitung data uji inderawi terhadap busana kuliah dengan menggunakan kain

poliester dan busana kuliah dengan kain katun pada indikator daya serap kain,

daya kelangsaian kain, daya muatan listrik kain, dan keseluruhan tampak bahwa

harga thitung terletak diluar interval penerimaan Ho (-2,05 sampai dengan 2,05)

sehingga harga thitung signifikan artinya ada perbedaan kualitas kenyamanan kain

antara busana kuliah dengan menggunakan kain poliester dan busana kuliah

dengan kain katun.

4.1.2.4 Hasil Analisis Perbedaan Kualitas Kenyamanan Kain Busana Kuliah

Untuk mengetahui kualitas kain busana kuliah dengan menggunakan kain

poliester dan busana kuliah dengan kain katun yang terbaik dari kedua sampel

hasil eksperimen pada masing-masing indikator dapat dilihat dari nilai rata-rata,

yang dapat ditunjukkan sebagai berikut:

Tabel 4.9. Nilai Rata-rata Uji Inderawi Indikator Kenyamanan Kain

Indikator Sampel Rata-rata

Daya Serap Air

463 3,28

395 2,69

Daya Kelangsaian

463 3,07

395 2,57

Daya Muatan Listrik Statis

463 3,58

395 2,82

Keseluruhan 463 3,29

395 2,69

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

Page 84: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

67

Untuk mengetahui pengaruh tingkat kenyamanan busana kuliah yang

terbaik dari kedua sampel hasil eksperimen pada keseluruhan indikator dapat

dilihat dari nilai rata-rata keseluruhan. Nilai rata-rata yang tinggi pada suatu

sampel tersebut memiliki kualitas yang baik dan apabila nilai rata-ratanya rendah

meunjukkan bahwa sampel tersebut memiliki kualitas yang kurang baik. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10. Nilai Rata-rata Persentase Hasil Uji Inderawi Secara Keseluruhan

No. Sampel Rata-Rata %

1. Busana 463 3,29 82%

2. Busana 395 2,69 67%

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

Keterangan:

Busana 463 : busana kuliah dengan menggunakan kain poliester

Busana 395 : busana kuliah dengan menggunakan kain katun

Berdasarkan data diatas diketahui, hasil penilaian pada uji inderawi busana

kuliah. Nilai rata-rata sampel busana 463 lebih besar dengan persentase 82%

sedangkan pada sampel 395 dengan persentase 67%. Maka ini membuktikan

bahwa sampel busana 463 lebih baik dibanding sampel 395. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran 48 halaman 129.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan kain katun

dengan poliester pada busana kuliah ditinjau dari aspek kenyamanan dan berapa

besar persentase tingkat kenyamanannya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui

secara keseluruhan indikator dilihat dari hasil analisis hipotesis bahwa tidak ada

perbedaan varians antara busana 463 dengan busana 395. Sedangkan dilihat dari

hasil analisis uji-t berdasarkan nilai rata-rata dari masing-masing busana,

menunjukkan pada busana 463 lebih baik (3,29) dibanding busana 395 (2,69).

Page 85: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

68

Berdasarkan penelitian ini diketahui perbandingan besar tingkat

kenyamanan kain terhadap busana kuliah dengan persentase tingkat kenyamanan

masing-masing busana. Pada busana 463 memiliki persentase tingkat kenyamanan

(82%) “sangat tinggi” dibanding busana 395 (67%) “tinggi”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa dalam suatu busana diperlukan suatu bahan yang memiliki

kenyamanan seperti dapat cepat menyerap keringat, memiliki kelangsaian yang

cukup, dan tidak mengandung muatan listrik statis. Maka dapat dikatakan bahwa

busana kuliah dengan menggunakan kain poliester memiliki pengaruh tingkat

kenyamanan yang sangat tinggi dengan tingkat persentase 82%.

Menurut Goet Poespo (2005:79) menyatakan bahwa kain poliester

memiliki kemampuan menyerap keringat yang rendah, menahan panas badan,

mengkerut, rentan ngengat, kelapukan, serta memiliki muatan listrik statis.

Menurut Ernawati, Izwerni dan Weni Nelmira (2008:173) menyatakan

bahwa kain-kain yang dibuat dari poliester mempunyai sifat cepat kering, kuat

dan dapat berbentuk seperti serat alam. Poliester dapat menghasilkan kain yang

tipis atau tebal dengan cara menenun atau merajut sesuai kebutuhan, dan jika

menghendaki kain yang terasa sejuk atau hangat, dapat dibuat kain yang

menyerupai katun atau wol.

Menurut Rodia Syamwil dan Adhi Kusumastuti (2009:26) menyatakan

bahwa sifat bahan poliester yaitu memiliki kekuatan yang tinggi sehingga sangat

awet pemakaiannya, tidak mudah kusut yang menyebabkan poliester selalu rapi

dipakai, tahan terhadap mikroorganisme, serat poliester tidak mudah kotor dan

kotoran yang melekat mudah dilepaskan kembali, namun kelemahan poliester

adalah daya serap air yang rendah sehingga kurang nyaman dipakai. Namun

semua anggapan tersebut telah berubah.

Page 86: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

69

Menurut Mohamad Ansori (2011) menyatakan bahwa pemahaman

masyarakat umum selama ini mengenai kain poliester dianggap panas dan tidak

nyaman dipakai hal ini tidak selamanya benar. Dahulu poliester dikategorikan

panas, namun berkat adanya perkembangan zaman dan modernisasi mesin-mesin

dan bahan baku tekstil telah merubah semua anggapan dan pemahaman tersebut.

Perkembangan itu juga mempengaruhi mode dan juga culture pada jenis kain atau

tekstil yang dipergunakanuntuk bahan baku.

Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas adalah bahwa anggapan

masyarakat saat ini tidak tidak selamanya benar. Hal ini didukung oleh kemajuan

dibidang tekstil yang mampu menghasilkan kain poliester yang tadinya tidak

nyaman menjadi sangat nyaman bahkan saat ini bahan poliester memiliki banyak

kelebihan pada aspek kenyamanan kain. Dilihat dari tahun ketahun kemajuan kain

poliester meningkat dari yang tadinya tidak awet dalam pemakaian hingga

kenyamanan seperti cepat menyerap keringat dan muatan listrik.

Bahkan saat ini ada banyak produk dari bahan 100% poliester bahkan

dalam bentuk pakaian dalam yang peneliti temukan yang terdapat dipasaran

dengan harga yang sangat ekonomis, berikut adalah salah satu contoh:

Gambar 4.1.

Label pada suatu contoh produk pakaian dalam wanita

Page 87: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

70

4.3 Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan antara lain:

4.3.1 Pada waktu pengambilan data uji inderawi panelis tidak ditempatkan

dalam suatu ruangan khusus uji inderawi untuk melakukan penilaian,

sehingga dalam melakukan penilaian dapat dipengaruhi oleh selain panelis

yang lain, dimana hasil penilaian ini juga dipengaruhi cuaca yang dapat

mempengaruhi dalam menentukan kualitas kain poliester pada busana

kuliah,

4.3.2 Proses pembuatan busana yang dengan desain sederhana, sehingga kurang

menarik sebagian calon panelis untuk melakukan penilaian, serta pada

pelaksanaan penilaian tidak dilakukan selama satu hari penuh, sehingga

dapat mempengaruhi hasil penilaian.

4.3.3 Penelitian hanya dilakukan diUniversitas Negeri Semarang program studi

Tata Busana sehingga hasil penelitian ini belum tentu dapat

digeneralisasikan pada lingkungan yang lebih luas misalnya dilingkungan

masyarakat.

Page 88: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

71

BAB 5

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Simpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah

sebagai berikut: Adanya perbedaan kain katun dengan poliester pada busana

kuliah ditinjau dari aspek kenyamanan dengan persentase hasil penilaian pada

kain katu sebesar 67% (tinggi), dan kain poliester sebesar 82% (sangat tinggi).

5.2 SARAN

Saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil pembahasan dan keterbatasan

penelitian adalah, sebagai berikut:

5.2.1 Bagi mahasiswa agar meningkatkan pengetahuan mengenai bahan-bahan

yang cocok sesuai kebutuhan,

5.2.2 Bagi masyarakat untuk tidak mengesampingkan kain poliester sebagai

busana untuk beraktivitas, karena terbukti bahwa kain poliester jauh lebih

nyaman sekarang dibanding dulu.

5.2.3 Penelitian ini dapat diteliti lebih lanjut, untuk lebih mengetahui tentang

tekstil.

Page 89: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

72

DAFTAR PUSTAKA

Adhi Kusumastuti, 2007, Kimia Terapan, Paparan Kuliah, TJP UNNES.

Arifah A. Riyanto, 2003 , Teori Busana, Bandung: Yapemdo.

Dorothy Siegert Lyle, 1977, Performance of Textiles, USA: John Wiley and Sons.

Ernawati, Izwerni dan Weni Nelmira, 2008, Tata Busana Jilid 1,2 dan 3, Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

FRR. Mallory, Sifat Kain Poliester, Diakses pada tanggal 23 november 2010.

http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Ci

d&u=http://www.ehow.com/about_5087331_properties-poliester-

Goet Poespo, 2005, Pemilihan Bahan Tekstil, Yogyakarta: PT. Kanisius.

Kumpulanistilahcom, Pengertian Kapilaritas, Diakses pada tanggal 19 Februari

2011.

Husnul Yakin Ali, Pengertian Listrik Statis, Diakses pada tanggal 18 Januari

2012.

Marwiyah, 2006, Dasar Busana, Paparan Kuliah, TJP UNNES.

Mohamad Ansori, Textile, Uniforms and Tailors, Jakarta: Diakses pada tanggal 08

november 2011. http://www.dekkatama.blogspot.com

Muchamad Fauzi, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Semarang: Walisongo.

Rodia Syamwil dan Adhi Kusumastuti, 2009, Pengetahuan Tekstil Untuk Tata

Busana, Paparan Kuliah, TJP UNNES.

Rostamailis, 2005, Penggunaan Kosmetik, Dasar Kecantikan dan Berbusana

Yang Serasi, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Soekarno dan Rasmini, 2003, Teknik Pembuatan Pola dan Perubahan Model

Pakaian Wanita dan Pria Tingkat Dasar, Jakarta: PT. Grasindo.

Sudjana, 2002, Desain dan Analisis Eksperimen, Bandung: Tarsito.

---------- , 2005, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito.

Sugiarto dan Shigeru Watanabe, 2003, Teknologi Tekstil, Jakarta: PT. Pradnya

Paramita.

Page 90: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

73

Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

------------------------ , 2006, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi

Aksara.

Sumadi Suryabrata, 2006, Metodologi penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Soekarno dan Rasmini, 2003, Teknik Pembuatan Pola dan Perubahan Model

Pakaian Wanita dan Pria Tingkat Dasar, Jakarta: PT. Grasindo.

Tim Fakultas Teknik, 2001, Mengindentifikasi Serat Tekstil, Jakarta: Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Tim Penyusun, 2010, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Semarang: Universitas

Negeri Semarang.

Winiati Pudji Rahayu, 1997, Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik, Bogor:

Institut Pertanian Bogor.

Page 91: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

74

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 92: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

74

Lampiran 1

Ukuran Standar Wanita Dewasa (Soekarno dan Rasmini 2003:43)

No. Nama Ukuran Standar Ukuran

S M L

1 Lingkar Badan 86 90 98

2 Lingkar Pinggang 66 72 78

3 Lingkar Leher 34 36 38

4 Panjang Dada 31 33 34

5 Lebar Dada 31 33 35

6 Panjang Punggung 35 37 39

7 Lebar Punggung 33 35 36

8 Lebar Bahu 11 ½ 12 ½ 13 ½

9 Panjang Sisi 16 17 18

10 Panjang Lengan 50 52 54

11 Lingkar kerung Lengan 42 44 48

12 Lingkar Lengan 32 34 35

13 Lingkar Pergelangan 17 19 21

14 Tinggi Puncak 12 ½ 13 13 ½

15 Jarak Payudara 17 ½ 18 19

16 Panjang Blus 70 75 80

17 Tinggi Pinggul 17 18 20

18 Lingkar Pinggul 88 96 108

Page 93: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

75

Lampiran 2

KETERANGAN POLA DASAR BUSANA

Skala 1:6

Pola Dasar Badan Depan

1. Kerung Leher

A-D-H siku-siku

A-B = 1/6 lingkar leher + ½ cm

A-C = 1/6 lingkar leher + 2 cm

Hubungkan titik B-C.

2. Bagian Bahu

B-D = lebar bahu

D-E = 3 ½ cm

B-E = B-D.

3. Bagian Pinggang

C-H = panjang dada

H-U = ¼ lingkar pinggang + 1

cm + kup.

4. Bagian Badan

H-F = panjang sisi + lebar kup

F- I = ¼ lingkar badan + 1 cm.

5. Bagian Dada

C-G = ½ C-F

G-J = ½ lebar dada

Hubungkan titik E-J-I.

6. Kup Pinggang

H-N = tinggi puncak

N-O = H-K = ½ jarak payudara

K-L = K-M= 1 ½ cm

O-T = turun 2 cm

Hubungkan titik L-T-M.

7. Kup Sisi

I-P = + 6 cm, P-R = 2 ½ cm

P-Q = Q-R= ½ P-R= 1 ¼ cm

O-S = 3 cm, hubungkan titik P-

S-R. Ini ialah kup sisi.

Pola Dasar Badan Belakang

1. Kerung Leher

D-A-F siku-siku

A-C = 1/6 lingkar leher + 1 cm

C-B = naik 2 cm, hubungkan

titik B-A (kerung leher).

2. Bagian Bahu

C-D = lebar bahu, D-E = 1 ½ cm

B-E =C-D = lebar bahu.

Page 94: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

76

3. Bagian Pinggang

A-F = panjang punggung

F-U = ¼ lingkar pinggang – 1

cm + kup.

4. Bagian Badan

F-G = panjang sisi

G-I = ¼ lingkar badan – 1 cm

5. Bagian Punggung

A-H = ½ A-G

H-N = ½ lebar punggung

Hubungkan titik E-N-I-U

6. Kup Pinggang

F-L = 1/10 lingkar pinggang + ½

cm

L-M = lebar kup 3 cm

L-K = ½ L-M

G-O = F-K = 9 cm, T-O = turun

+ 3 cm

Hubungkan titik L-T-M (kup).

Pola Dasar Lengan Pendek

1. Panjang Lengan

A-B-E = siku-siku

A-B = panjang lengan

2. Bagian Kerung Lengan

A-C = ¼ lingkar kerung lengan

+ 2 cm

A-D = ½ lingkar kerung lengan

3. Bagian Lingkar Lengan

B-E = ½ lingkar lengan

4. Kerung Lengan Bagian Depan

A-D dibagi 4 bagian yang sama

Titik I ke kiri 1 ½ cm

Titik U ke kanan 1 ½ cm

Hubungkan titik A-I-F-U-D-E-

B.

5. Kerung Lengan Bagian

Belakang

A-D dibagi 3 bagian yang sama

A-K = K-Y = Y-D, Y-V = ½ Y-

D

Titik K ke kiri 1 ¾ cm

Titik V ke kanan ½ cm

Hubungkan titik A-K-Y-V-D-E-

B.

Page 95: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

77

Lampiran 3

POLA DASAR BUSANA

SKALA 1:6

Page 96: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

78

Lampiran 4

POLA LENGAN

SKALA 1:6

Page 97: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

79

Lampiran 5

PECAH POLA BUSANA

SKALA 1:6

Page 98: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

80

Lampiran 6

POLA LAPISAN

Page 99: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

81

Lampiran 7

RANCANGAN HARGA

Bahan Harga

Jumlah Banyak Satuan @ Keseluruhan

Bahan Utama:

Kain Katun Polkadot

Lebar 115 cm

1. 2,5 meter Rp16.000 Rp 16.000 x 2,5 Rp 40.000

2.

Kain Poliester

Lebar 150 cm 2 meter RP 45.000 Rp 45.000 x 2 Rp 90.000

Bahan Tambahan:

1. Kancing Lebar 1,5 cm 12 buah Rp 600 Rp 600 x 12 Rp 7.200

2. Viselin 1 meter Rp10.000 Rp 10.000 Rp 10.000

3. Kain Keras 0,5 meter Rp18.000 Rp 18.000 x 0,5 Rp 9.000

4. Karet elastis lebar 1 cm 2 meter Rp 2.000 Rp 2.000 x 2 Rp 4.000

TOTAL Rp 160.200

Page 100: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

82

Lampiran 8

RANCANGAN BAHAN

Page 101: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

83

Lampiran 9

TATA TERTIB PENYELESAIAN

BUSANA KULIAH

A. Urutan Kerja Menjahit Busana Kuliah

1. Satukan pas bahu bagian muka dan belakang dengan dijahit kampuh

buka

2. Jahit sisi bagian muka dengan belakang dan jahit kupnat bagian muka

dan belakang

3. Bahan untuk kerah dipasang viselin dan kain keras dengan dietrika, dan

dijahit

Page 102: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

84

4. Pasang kerah tersebut dengan lapisan dibagian garis leher

5. Pasang elastic dibagian bawah lengan, panjang elastic sama dengan

lingkar pergelangan tangan. Cara menjahitnya sambil ditarik

6. Kerutkan bagian atas lengan dengan dijahit

7. Jahitlah lengan dari bagian dalam kemudian sisi lengan yang sudah

disatukan

Page 103: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

85

8. Dari bagian sisi badan sambung dengan lengan (di bagian bawah) dengan

menjorok ke depan 1 cm pada sisi badan

B. Penyelesaian Busana Kuliah

1. Menyelesaikan tiras kerung lengan dengan dikelim (disum)

2. Kelim (sum) bagian lapisan kerah dan bawah busana

3. Membuat lubang kancing dan memasang kancing

Page 104: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

86

4. Menyetrika dan melipat dengan rapi

Page 105: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

87

Lampiran 10

Kisi-Kisi Instrumen Kenyamanan Kain

No. Sub Variabel Aspek Indikator Indikator Skor

1.

Daya serap kain terhadap air

1. Daya cepat menyerap terhadap keringat

2. Daya kelembaban

terhadap kulit 3. Daya cepat

mengering pada kain

4. Daya lengket kain

terhadap kulit 5. Daya bau pada kain

1. Sangat Setuju (apabila kain pada blus sangat cepat menyerap keringat) 2. Setuju (apabila kain pada blus cukup cepat menyerap keringat) 3. Kurang Setuju (apabila kain pada blus kurang menyerap keringat) 4. Tidak Setuju (apabila kain pada blus cukup tidak menyerap keringat)

1. Sangat Setuju (apabila kulit tidak berkeringat atau kering) 2. Setuju (apabila kulit sedikit berkeringat atau agak kering) 3. Kurang Setuju (apabila kulit agak berkeringat atau agak lembab) 4. Tidak Setuju (apabila kulit sangat berkeringat atau basah)

1. Sangat Setuju (apabila kain pada blus sangat cepat kering) 2. Setuju (apabila kain pada blus cukup cepat kering) 3. Kurang Setuju (apabila kain pada blus agak basah) 4. Tidak Setuju (apabila kain pada blus sangat basah)

1. Sangat Setuju (apabila kulit halus atau kering) 2. Setuju (apabila kulit tidak lengket karena keringat) 3. Kurang Setuju (apabila kulit agak lengket karena keringat) 4. Tidak Setuju (apabila kulit sangat lengket)

1. Sangat Setuju (apabila kain tidak bau atau masih wangi) 2. Setuju (apabila kain cukup wangi) 3. Kurang Setuju (apabila kain agak bau)

4 3 2 1

4 3 2 1

4 3 2 1

4 3 2 1

4 3 2

Page 106: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

88

4. Tidak Setuju (apabila kain sangat bau) 1

2. Daya kelangsaian terhadap kain

1. Daya kehalusan pada kain

2. Daya jatuh atau

langsai pada kain 3. Daya kekakuan pada

kain 4. Daya kain mengikuti

bentuk tubuh

1. Sangat Setuju (apabila blus sangat halus diraba) 2. Setuju (apabila blus cukup halus diraba) 3. Kurang Setuju (apabila blus agak kasar diraba) 4. Tidak Setuju (apabila blus sangat kasar diraba) 1. Sangat Setuju (apabila blus dipakai sangat jatuh) 2. Setuju (apabila blus dipakai cukup jatuh) 3. Kurang Setuju (apabila blus dipakai sedikit jatuh) 4. Tidak Setuju (apabila blus dipakai tidak jatuh) 1. Sangat Setuju (apabila kain pada blus, dipakai tidak kaku) 2. Setuju (apabila kain pada blus, dipakai sedikit kaku) 3. Kurang Setuju (apabila kain pada blus, dipakai agak kaku) 4. Tidak Setuju (apabila kain pada blus, dipakai sangat kaku) 1. Sangat Setuju (apabila blus yang dipakai sangat mengikuti bentuk tubuh) 2. Setuju (apabila blus yang dipakai cukup mengikuti bentuk tubuh) 3. Kurang Setuju (apabila blus yang dipakai sedikit mengikuti bentuk tubuh) 4. Tidak Setuju (apabila blus yang dipakai tidak mengikuti bentuk tubuh)

4 3 2 1

4 3 2 1

4 3 2 1

4 3 2 1

Page 107: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

89

5. Daya kekusutan

terhadap kain

1. Sangat Setuju (apabila blus yang dipakai tetap halus setelah beraktivitas) 2. Setuju (apabila blus yang dipakai cukup halus setelah beraktivitas) 3. Kurang Setuju (apabila blus yang dipakai cukup mudah kusut setelah

beraktivitas) 4. Tidak Setuju (apabila blus yang dipakai sangat mudah kusut setelah

beraktivitas)

4 3 2

1

3. Daya muatan listrik terhadap kain

1. Daya timbul gatal terhadap kulit

2. Daya lekat kain

terhadap kulit 3. Daya menarik kain

terhadap bulu

1. Sangat Setuju (apabila blus yang dipakai sama sekali tidak menimbulkan gatal)

2. Setuju (apabila blus yang dipakai sedikit menimbulkan gatal) 3. Kurang Setuju (apabila blus yang dipakai cukup menimbulkan gatal) 4. Tidak Setuju (apabila blus yang dipakai sangat menimbulkan gatal) 1. Sangat Setuju (apabila blus yang dipakai tidak melekat atau menempel

pada kulit) 2. Setuju (apabila blus yang dipakai sedikit melekat atau menempel pada

kulit) 3. Kurang Setuju (apabila blus yang dipakai cukup melekat atau menempel

pada kulit) 4. Tidak Setuju (apabila blus yang dipakai sangat melekat atau menempel

pada kulit) 1. Sangat Setuju (apabila bulu pada kulit anda tidak berdiri atau tertarik

setelah memakai blus atau bersentuhan) 2. Setuju (apabila bulu pada kulit anda sedikit berdiri atau tertarik setelah

memakai blus atau bersentuhan) 3. Kurang Setuju Setuju (apabila bulu pada kulit anda cukup berdiri atau

tertarik setelah memakai blus atau bersentuhan) 4. Tidak Setuju Setuju (apabila bulu pada kulit anda semua berdiri atau

4

3 2 1

4

3

2

1

4

3

2

1

Page 108: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

90

4. Daya kebersihan

terhadap kain 5. Daya lekat atau lipat

pada sesama kain

tertarik setelah memakai blus atau bersentuhan)

1. Sangat Setuju (apabila bahan blus yang dipakai sangat mudah dibersihkan setelah beraktivitas)

2. Setuju (apabila bahan blus yang dipakai cukup mudah dibersihkan setelah beraktivitas)

3. Kurang Setuju (apabila bahan blus yang dipakai kurang mudah dibersihkan setelah beraktivitas)

4. Tidak Setuju (apabila bahan blus yang dipakai sangat tidak mudah dibersihkan setelah beraktivitas)

1. Sangat Setuju (apabila blus yang dipakai terurai dengan baik) 2. Setuju (apabila blus yang dipakai cukup terurai dengan baik) 3. Kurang Setuju (apabila blus yang dipakai agak terlipat dibagian tertentu) 4. Tidak Setuju (apabila blus yang dipakai banyak yang terlipat di bagian

tertentu)

4

3

2

1

4 3 2 1

Page 109: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

91

Lampiran 11

Lembar Pedoman Penilaian

Variabel Sub Variabel Indikator Descriptor

Aspek kenyamanan terhadap kain

1. Daya serap kain terhadap air

1. Daya cepat menyerap terhadap keringat

1. Bahan blus sangat cepat menyerap keringat 2. Bahan blus cukup cepat menyerap keringat 3. Bahan blus kurang menyerap keringat 4. Bahan blus cukup tidak menyerap keringat

2. Daya kelembaban terhadap kulit

1. Kulit tidak berkeringat atau kering 2. Kulit sedikit berkeringat atau agak kering 3. Kulit agak berkeringat atau agak lembab 4. Kulit sangat berkeringat atau basah

3. Daya cepat mengering pada kain

1. Bahan blus sangat cepat kering 2. Bahan blus cukup cepat kering 3. Bahan blus agak basah 4. Bahan blus sangat basah

4. Daya lengket kain terhadap kulit

1. Kulit halus atau kering 2. Kulit tidak lengket karena keringat 3. Kulit agak lengket karena keringat 4. Kulit sangat lengket

5. Daya bau pada kain

1. Bahan blus tidak bau atau masih wangi 2. Bahan blus tidak bau 3. Bahan blus agak bau 4. Bahan blus sangat bau

2. Daya kelangsaian pada kain

1. Daya kehalusan pada kain

1. Bahan blus sangat halus diraba 2. Bahan blus cukup halus diraba 3. Bahan blus agak kasar diraba 4. Bahan blus sangat kasar diraba

2. Daya jatuh atau langsai pada kain

1. Bahan blus dipakai sangat jatuh 2. Bahan blus dipakai cukup jatuh 3. Bahan blus dipakai sedikit jatuh 4. Bahan blus dipakai tidak jatuh

3. Daya kekakuan pada kain

1. Bahan pada blus, dipakai tidak kaku 2. Bahan pada blus, dipakai sedikit kaku 3. Bahan pada blus, dipakai agak kaku 4. Bahan pada blus, dipakai sangat kaku

Page 110: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

92

4. Daya kain mengikuti bentuk tubuh

1. Bahan blus yang dipakai sangat mengikuti bentuk tubuh

2. Bahan blus yang dipakai cukup mengikuti bentuk tubuh

3. Bahan blus yang dipakai sedikit mengikuti bentuk tubuh

4. Bahan blus yang dipakai tidak mengikuti bentuk tubuh

5. Daya kekusutan terhadap kain

1. Bahan blus yang dipakai tetap halus setelah beraktivitas

2. Bahan blus yang dipakai cukup halus setelah beraktivitas

3. Bahan blus yang dipakai cukup mudah kusut setelah beraktivitas

4. Bahan blus yang dipakai sangat mudah kusut setelah beraktivitas

3. Daya muatan listrik statis pada kain

1. Daya timbul gatal terhadap kulit

1. Bahan blus yang dipakai sama sekali tidak menimbulkan gatal

2. Bahan blus yang dipakai sedikit menimbulkan gatal

3. Bahan blus yang dipakai cukup menimbulkan gatal 4. Bahan blus yang dipakai sangat menimbulkan

gatal

2. Daya lekat kain terhadap kulit

1. Bahan blus yang dipakai tidak melekat atau menempel pada kulit

2. Bahan blus yang dipakai sedikit melekat atau menempel pada kulit

3. Bahan blus yang dipakai cukup melekat atau menempel pada kulit

4. Bahan blus yang dipakai sangat melekat atau menempel pada kulit

3. Daya menarik kain terhadap bulu

1. Bulu pada kulit anda tidak berdiri atau tertarik setelah memakai blus atau bersentuhan

2. Bulu pada kulit anda sedikit berdiri atau tertarik setelah memakai blus atau bersentuhan

3. Bulu pada kulit anda cukup berdiri atau tertarik setelah memakai blus atau bersentuhan

4. Bulu pada kulit anda semua berdiri atau tertarik setelah memakai blus atau bersentuhan

4. Daya kebersihan terhadap kain

1. Bahan blus yang dipakai tetap bersih setelah beraktivitas

2. Bahan blus yang dipakai cukup bersih setelah beraktivitas

3. Bahan blus yang dipakai agak kotor setelah beraktivitas

4. Bahan blus yang dipakai sangat kotor setelah beraktivitas

5. Daya lekat atau lipat pada sesama kain

1. Bahan blus yang dipakai terurai dengan baik 2. Bahan blus yang dipakai cukup terurai dengan

baik 3. Bahan blus yang dipakai agak terlipat dibagian

tertentu 4. Bahan blus yang dipakai banyak yang terlipat di

bagian tertentu

Page 111: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

93

Lampiran 12

UNIVERSITAS

NEGERI

SEMARANG

SURAT

PERMOHONAN

IJIN UJI PANELIS

No. Dokumen FM-04-AKD-

24

No. Revisi 00

Tanggal berlaku 01 Maret 2010

Halaman

Nomor :

Hal : Permohonan Ijin Uji Panelis

Kepada

Yth: Dra. Sicilia Sawitri, M. pd.

Dosen PKK, S1 Tata Busana Unnes

Di Tempat

Dengan hormat

Bersama ini, mohon bantuan untuk memberikan penilaian beberapa aspek yang

berkaitan dengan instrument penelitian yang akan dijadikan untuk mengambil

data, untuk penyusunan skripsi/ tugas akhir oleh mahasiswa sebagai berikut:

Nama : Delima Suardiningsih

Nim : 5401406050

Program Studi : S1 PKK Tata Busana

Judul : “Studi Eksperimen Pembuatan Busana Kuliah Mahasiswa Dari

Aspek Kenyamanan Kain Poliester”.

Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih.

Semarang, 29 November 2012

Peneliti

(Delima Suardiningsih)

Page 112: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

94

Lampiran 13

UNIVERSITAS

NEGERI

SEMARANG

SURAT

PERMOHONAN

IJIN UJI PANELIS

No. Dokumen FM-04-AKD-24

No. Revisi 00

Tanggal berlaku 01 Maret 2010

Halaman

Nomor :

Hal : Permohonan Ijin Uji Panelis

Kepada

Yth: Dr. Ir. Hj. Rodia Syamwil, M. pd.

Dosen PKK, S1 Tata Busana Unnes

Di Tempat

Dengan hormat

Bersama ini, mohon bantuan untuk memberikan penilaian beberapa aspek yang

berkaitan dengan instrument penelitian yang akan dijadikan untuk mengambil

data, untuk penyusunan skripsi/ tugas akhir oleh mahasiswa sebagai berikut:

Nama : Delima Suardiningsih

Nim : 5401406050

Program Studi : S1 PKK Tata Busana

Judul : “Studi Eksperimen Pembuatan Busana Kuliah Mahasiswa Dari

Aspek Kenyamanan Kain Poliester”.

Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih.

Semarang, 07 Desember 2012

Peneliti

(Delima Suardiningsih)

Page 113: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

95

Lampiran 14

UNIVERSITAS

NEGERI

SEMARANG

SURAT

PERMOHONAN

IJIN UJI PANELIS

No. Dokumen FM-04-AKD-24

No. Revisi 00

Tanggal berlaku 01 Maret 2010

Halaman

Nomor :

Hal : Permohonan Ijin Uji Panelis

Kepada

Yth: Dra. Urip Wahyuningsih, M. pd.

Dosen PKK, S1 Tata Busana Unnes

Di Tempat

Dengan hormat

Bersama ini, mohon bantuan untuk memberikan penilaian beberapa aspek yang

berkaitan dengan instrument penelitian yang akan dijadikan untuk mengambil

data, untuk penyusunan skripsi/ tugas akhir oleh mahasiswa sebagai berikut:

Nama : Delima Suardiningsih

Nim : 5401406050

Program Studi : S1 PKK Tata Busana

Judul : “Studi Eksperimen Pembuatan Busana Kuliah Mahasiswa Dari

Aspek Kenyamanan Kain Poliester”.

Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih.

Semarang, 10 Desember 2012

Peneliti

(Delima Suardiningsih)

Page 114: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

96

Lampiran 15

Page 115: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

97

Page 116: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

98

Lampiran 16

Page 117: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

99

Page 118: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

100

Lampiran 17

Page 119: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

101

Page 120: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

102

Lampiran 18

HASIL DATA EVALUASI SOAL

No

T T2

1 2 3

1 3 2 2 7 49

2 4 4 4 12 144

3 3 4 3 10 100

4 3 3 3 9 81

5 3 4 3 10 100

6 3 3 3 9 81

7 3 3 3 9 81

8 3 4 3 10 100

9 3 3 3 9 81

10 4 4 4 12 144

11 3 3 3 9 81

12 4 4 4 12 144

13 3 3 3 9 81

14 3 3 3 9 81

R 45 47 44

R2 2025 2209 1936

R= T= i = 136

R2 = 6170

T2 = 1348

i2 = 452

Page 121: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

103

Lampiran 19

Page 122: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

104

Lampiran 20

PEDOMAN WAWANCARA SELEKSI CALON PANELIS

Kepada

Yth: Sdr. Panelis

Di Tempat

Saudara diminta untuk menjawab pertanyaan berdasarkan pengetahuan

saudara dan keadaan yang sebenarnya untuk seleksi menjadi panelis, pernyataan

dari saudara yang sebenarnya akan sangat membantu peneliti dalam melaksanakan

penelitian.

Nama/ Nim :

Tanggal Penelitian :

Bahan : Busana Kuliah

A. Petunjuk Pengisian:

1. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan

cermat.

2. Berilah jawaban saudara dengan jujur

B. Pilih jawaban yang menurut anda paling sesuai dengan member tanda (X)!

1. Apakah saudara bersedia meluangkan waktu untuk menjadi calon panelis

dengan memakainya selama kuliah berlangsung?

a) Bersedia

b) Tidak bersedia

2. Apakah saudara pernah menjadi panelis busana sebelumnya?

a) Pernah

b) Tidak pernah

Page 123: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

105

3. Bagaimana kondisi kesehatan saudara saat ini?

a) Sehat

b) Tidak Sehat

4. Apakah saudara sudah lulus mata kuliah ilmu tekstil?

a) Sudah

b) Belum

5. Apakah anda bersedia mencoba dan menilai busana yang akan diberikan?

a) Bersedia

b) Tidak bersedia

6. Menurut saudara, busana seperti apakah yang cocok dipakai untuk

kuliah?

a) Model sederhana, tetapi menyerap keringat

b) Model trendi, tetapi tidak menyerap keringat

7. Apakah anda tahu apakah yang dimaksud dengan kain poliester?

a) Kain yang terbuatdari seratbuatan yang terlebih dahulu dipintal

menjadi kemudian ditenun, dirajut, atau dijalin menjadi kain.

b) Kain yang terbuat dari serat setengah buatan yang terlebihdahulu

dipintal menjadi kemudian ditenun, dirajut, atau dijalin menjadi kain.

c) Kain yang terbuat dari serat campuran yang terlebih dahulu dipintal

menjadi kemudian ditenun, dirajut, atau dijalin menjadi kain.

8. Apakah anda pernah menggunakan busana dari kain poliester?

a) Pernah

b) Tidak Pernah

9. Seberapa sering anda dalam seminggu pernah memakai busana dari kain

poliester? (sebutkan berapa)

a) Sangat sering

b) Sering

c) Kadang-kadang

Page 124: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

106

10. Apabila pernah, seberapa seringkah anda memakai busana dari kain

poliester?

a) Sangat sering

b) Sering

c) Kadang-kadang

11. Seberapasukakahandapadakainpoliester?

a) Suka

b) Kurang suka

c) Tidak suka

12. Menurut saudara, kriteria busana kuliah seperti apa yang cocok

digunakan?

a) Warna cerah tidak menyolok, model sederhana, mudah

pemeliharaannya

b) Warna cerah menyolok, model bervariasi dan unik-unik, mudah

pemeliharaannya

13. Bagaimana tekstur kain poliester yang saudara anggap nyaman?

a) Tekstur sangat kain halus

b) Tekstur agak halus

c) Tekstur lumayan halus

14. Menurut anda yang terpenting dalam busana itu?

a) Menyerap keringat, dan mudah pemeliharaan

b) Model, warna dan motifnya yang menarik

15. Apakah saudara pernah memakai busana kuliah selain dari kain katun/

poliester?

a) Pernah (sebutkan namanya)

b) Tidak pernah

Page 125: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

107

Lampiran 21

DAFTAR CALON NAMA PANELIS AGAK TERLATIH

(HASIL WAWANCARA)

No. Nama Mahasiswa Nim

1. Siti Istianah 5401410155

2. Lailatul Hikmah 5401410165

3. Dini Septa Sari 5401410171

4. Citra Hari Putriana 5401410170

5. Beta Setiawati 5401410180

6. Dyah Ayu Roes Meira 5401410120

7. Viri Atmatika Pujiastuti 5401410125

8. Ayu Wulandari 5401410130

9. Mauna Arifatul Zain 5401410182

10. Desi Putri Asih 5401410004

11. Yulia Ariyani Dewi 5401410014

12. Hikmawati Mufidah 5401410042

13. Silviana Silvan Apriliana 5401410045

14. Nur Imaniyah 5401410047

15. Rosyana Pratiwi 5401410133

16. Nila Chikal Setyasari 5401410049

17. Anisa Rahmawati 5401410131

18. Halimah 5401410134

19. Trina Kurnianingsih 5401410058

20. Fitria Utammy 5401410062

21. Tri Haryati 5401410088

22. Diah Istiqomah 5401410056

23. Sukma Anang Mantika 5401410034

24. Nur Afifah 5401410118

25. Winarti Wulandari 5401410072

Page 126: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

108

Lampiran 22

Page 127: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

109

Lampiran 23

PENGANTAR LEMBAR PENILAIAN

Tingkat Kenyamanan Busana Kuliah

Uji Inderawi

Kepada

Yth: Panelis

Di Tempat

Dengan hormat

Bersama ini, dimohon kesediannya untuk mengisi lembar penilaian. Dihadapan

saudara disediakan 2 sampel busana kuliah. Saudara diminta untuk memberikan

penilaian berdasarkan kriteria penilaian terhadap masing-masing sampel tersebut

pada kolom penilaian dibawah ini dengan memberi tanda cek (√) pada kolom

yang tersedia.

Sebelum dan sesudahnya mencoba busana kuliah, saudara diminta untuk tidak

memakai produk deodorant atau parfum selama perkuliahan berlangsung dengan

memakai busana ini sebelum memberi penilaian.

Atas kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Semarang, Desember 2012

Peneliti,

Delima Suardiningsih

NIM. 5401406050

Page 128: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

110

Lampiran 24

Page 129: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

111

Lampiran 25

Para Panelis yth. Nama /NIM :

Tanggal :

Bahan /Sampel : Busana Kuliah

Adapun skornya dapat dilihat pada halaman berikut.

LEMBAR PENILAIAN

Tingkat KenyamananBusanaKuliah

Indikator Daya Serap Air

Skor

Busana 463 Busana 395

SS S KS TS SS S KS TS

1. Bahan blus menyerap keringat

2. Meskipun berkeringat bahan blus tetap terasa

nyaman dipakai

3. Keringat pada bahan blus terasa cepat kering

4. Kulit tidak terasa lengket setelah berkeringat

5. Bahan blus tidak menimbulkan bau setelah

pemakaian

Page 130: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

112

Indikator Kelangsaian Kain

Skor

Busana 463 Busana 395

SS S KS TS SS S KS T S

1. Tekstur bahan pada blus halus apabila diraba

2. Bahan blus melangsai secara baik saat

dipakai dan ringan

3. Bahan blus tidak terasa kaku apabila dipakai

4. Bahan blus dapat mengikuti bentuk tubuh

saat dipakai

5. Bahan blus tidak mudah kusut saat

beraktifitas

Indikator Muatan Listrik Statis

Skor

Busana 463 Busana 395

SS S KS TS SS S KS TS

1. Bahan blus tidak menimbulkan gatal di kulit

2. Bahan blus melekat atau menempel pada

kulit

3. Bahan blus tidak menarik bulu dikulit atau

bulu seperti berdiri karena bersentuhan dan

bergesekan pada blus

4. Bahan blus tidak mudah kotor terhadap debu

dan kotoran lain atau mudah dibersihkan

5. Bahan blus tidak mudah terlipat atau melipat,

saling melekat satu sama lain

Keterangandiatas: SS : Sangat Setuju diberi skor 4,

S : Setuju diberi skor 3,

KS : Kurang Setuju diberi skor 2,

TS : Tidak Setuju diberi skor 1

Page 131: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

113

Lampiran 26

DAFTAR NAMA CALON PANELIS AGAK TERLATIH

(UJI INDERAWI)

No. Nama Mahasiswa Nim

1. Lailatul Hikmah 5401410165

2. Dini Septa Sari 5401410171

3. Dyah Ayu Roes Meira 5401410120

4. Viri Atmatika Pujiastuti 5401410125

5. Anisa Rahmawati 5401410131

6. Mauna Arifatul Zain 5401410182

7. Desi Putri Asih 5401410004

8. Yulia Ariyani Dewi 5401410014

9. Sukma Anang Mantika 5401410034

10. Hikmawati Mufidah 5401410042

11. Silviana Silvan Apriliana 5401410045

12. Nur Imaniyah 5401410047

13. Rosyana Pratiwi 5401410133

14. Nila Chikal Setyasari 5401410049

15. Winarti Wulandari 5401410072

Page 132: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

114

Lampiran 27

DATA UJI INDERAWI PANELIS AGAK TERLATIH

Aspek Daya Serap kain

Sub Busana 463

Total

Busana 395

Total Ulangan I II III I II III

No 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑

1 3 3 4 4 3 3.4 3 4 4 4 4 3.8 4 3 3 3 3 3.2 3.47 4 3 1 4 2 2.8 3 3 2 3 2 2.6 4 2 2 2 2 2.4 2.60

2 3 3 4 4 3 3.4 2 4 3 4 4 3.4 3 2 3 3 3 2.8 3.20 4 3 1 4 2 2.8 3 3 2 4 2 2.8 4 2 3 3 2 2.8 2.80

3 2 4 3 4 4 3.4 3 4 3 4 4 3.6 3 3 3 3 3 3.0 3.33 3 2 3 4 2 2.8 3 2 2 3 1 2.2 3 3 1 2 3 2.4 2.47

4 3 3 3 3 4 3.2 3 4 2 4 4 3.4 4 4 4 3 3 3.6 3.40 3 4 2 4 4 3.4 3 4 2 3 2 2.8 4 4 1 3 3 3.0 3.07

5 2 3 2 4 4 3.0 3 3 2 3 4 3.0 4 3 3 3 3 3.2 3.07 3 4 2 4 3 3.2 3 3 1 3 2 2.4 3 3 2 2 2 2.4 2.67

6 4 4 4 4 3 3.8 3 4 3 4 2 3.2 2 3 4 3 3 3.0 3.33 3 3 1 3 4 2.8 3 3 2 2 2 2.4 2 3 2 1 1 1.8 2.33

7 4 4 3 4 4 3.8 4 3 3 2 3 3.0 4 3 4 3 4 3.6 3.47 2 2 2 2 4 2.4 3 3 2 2 1 2.2 4 3 2 2 2 2.6 2.40

8 3 3 4 4 4 3.6 3 2 4 4 3 3.2 3 3 3 3 3 3.0 3.27 2 2 2 2 4 2.4 3 3 3 3 2 2.8 3 2 2 2 2 2.2 2.47

9 4 4 3 4 3 3.6 3 2 2 4 3 2.8 2 3 3 2 3 2.6 3.00 4 3 1 2 3 2.6 3 2 1 2 4 2.4 3 2 1 2 3 2.2 2.40

10 4 4 4 4 4 4.0 3 3 2 3 3 2.8 3 2 2 3 4 2.8 3.20 4 3 2 2 2 2.6 3 2 1 1 3 2.0 3 3 3 4 4 3.4 2.67

11 3 4 4 4 4 3.8 3 3 2 3 3 2.8 4 3 3 3 4 3.4 3.33 3 3 2 2 3 2.6 4 3 2 2 4 3.0 3 4 4 4 3 3.6 3.07

12 2 4 3 4 4 3.4 3 3 3 3 3 3.0 3 2 2 3 3 2.6 3.00 3 3 2 2 3 2.6 4 3 3 3 2 3.0 4 3 1 4 2 2.8 2.80

13 3 4 3 4 4 3.6 4 4 4 3 2 3.4 3 3 4 3 3 3.2 3.40 3 3 3 3 3 3.0 3 3 2 2 4 2.8 3 2 3 4 2 2.8 2.87

14 3 4 2 4 4 3.4 3 4 4 3 3 3.4 3 4 3 4 4 3.6 3.47 3 2 2 3 3 2.6 3 2 2 3 2 2.4 3 4 2 4 4 3.4 2.80

15 3 2 2 3 4 2.8 3 4 3 2 4 3.2 4 3 3 4 4 3.6 3.20 3 3 3 4 4 3.4 4 3 1 4 2 2.8 4 3 1 2 3 2.6 2.93

Page 133: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

115

Aspek Daya Kelangsaian Kain

Sub Busana 463

Total

Busana 395

Total Ulanga

n I II III I II III

No 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑

1 3 3 4 2 3 3.0 3 4 4 2 3 3.2 4 3 3 3 3 3.2 3.13 2 2 2 1 2 1.8 2 3 4 2 2 2.6 3 2 3 3 2 2.6 2.33

2 3 3 4 2 3 3.0 3 4 4 4 3 3.6 2 3 3 3 3 2.8 3.13 2 2 2 1 2 1.8 3 4 3 3 2 3.0 3 1 3 3 2 2.4 2.40

3 3 3 2 2 4 2.8 2 2 3 3 4 2.8 2 4 4 4 3 3.4 3.00 3 2 2 2 2 2.2 4 3 3 3 2 3.0 3 4 4 2 4 3.4 2.87

4 3 3 3 3 4 3.2 2 2 4 3 4 3.0 3 3 3 3 3 3.0 3.07 2 3 4 2 3 2.8 3 4 3 1 2 2.6 3 3 3 2 1 2.4 2.60

5 2 2 2 2 4 2.4 3 3 3 2 4 3.0 2 4 2 3 3 2.8 2.73 3 3 4 3 3 3.2 3 3 3 2 2 2.6 3 4 3 3 2 3.0 2.93

6 3 3 4 4 4 3.6 2 2 3 2 4 2.6 3 3 3 3 3 3.0 3.07 3 2 3 2 3 2.6 3 2 3 2 3 2.6 3 3 3 2 3 2.8 2.67

7 2 2 2 2 2 2.0 3 3 2 2 3 2.6 2 2 2 2 2 2.0 2.20 1 1 2 1 2 1.4 2 2 3 2 3 2.4 3 2 2 3 2 2.4 2.07

8 4 2 4 3 4 3.4 3 3 3 3 4 3.2 2 3 3 4 3 3.0 3.20 1 1 2 1 2 1.4 2 2 3 2 3 2.4 3 3 2 2 2 2.4 2.07

9 4 2 4 2 3 3.0 3 3 2 2 4 2.8 2 4 3 4 4 3.4 3.07 3 2 4 1 2 2.4 3 2 4 1 2 2.4 3 2 3 3 2 2.6 2.47

10 4 3 4 3 3 3.4 3 4 4 4 3 3.6 3 3 3 2 4 3.0 3.33 3 2 2 3 1 2.2 3 2 2 3 1 2.2 3 3 4 2 2 2.8 2.40

11 3 4 4 2 3 3.2 3 3 4 2 3 3.0 4 2 4 3 4 3.4 3.20 2 2 2 3 2 2.2 3 2 2 2 2 2.2 3 3 4 2 3 3.0 2.47

12 3 4 4 4 3 3.6 3 3 4 2 3 3.0 3 4 4 4 3 3.6 3.40 2 2 4 2 3 2.6 3 3 4 3 3 3.2 2 3 4 2 2 2.6 2.80

13 2 2 3 3 4 2.8 3 3 3 3 4 3.2 3 3 2 2 4 2.8 2.93 3 3 4 3 2 3.0 2 2 2 3 3 2.4 3 2 4 2 3 2.8 2.73

14 2 2 4 3 4 3.0 3 3 4 4 4 3.6 3 4 4 2 3 3.2 3.27 3 4 3 3 4 3.4 3 3 4 3 3 3.2 3 3 4 3 2 3.0 3.20

15 3 3 3 2 4 3.0 4 2 4 3 4 3.4 3 3 4 4 3 3.4 3.27 2 3 4 2 2 2.6 3 2 4 3 2 2.8 4 2 3 2 1 2.4 2.60

Page 134: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

116

Aspek Daya Muatan Listrik Statis

Sub Busana 463

Total

Busana 395

Total Ulanga

n I II III I II III

No 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑ 1 2 3 4 5 ∑

1 4 3 4 3 4 3.6 3 3 4 4 4 3.6 3 3 3 3 3 3.0 3.40 4 3 2 2 2 2.6 3 3 3 3 3 3.0 2 3 3 1 2 2.2 2.60

2 4 3 4 3 4 3.6 4 4 4 3 4 3.8 2 3 3 4 4 3.2 3.53 4 3 2 2 2 2.6 3 3 3 3 3 3.0 2 3 1 1 3 2.0 2.53

3 2 4 4 4 4 3.6 4 4 4 4 4 4.0 3 3 3 4 3 3.2 3.60 2 4 4 4 4 3.6 3 3 3 3 3 3.0 3 3 3 2 1 2.4 3.00

4 4 4 4 4 4 4.0 4 4 4 4 4 4.0 3 2 3 3 3 2.8 3.60 4 4 4 4 4 4.0 3 3 3 3 3 3.0 3 3 3 2 2 2.6 3.20

5 4 4 4 4 4 4.0 3 3 3 3 4 3.2 3 2 2 3 4 2.8 3.33 4 3 4 3 4 3.6 3 3 3 3 3 3.0 3 2 2 2 1 2.0 2.87

6 4 4 4 4 4 4.0 3 3 3 2 2 2.6 4 3 3 3 4 3.4 3.33 4 4 4 3 4 3.8 3 3 3 3 3 3.0 4 3 3 2 3 3.0 3.27

7 4 4 4 3 4 3.8 4 4 3 3 3 3.4 4 3 3 4 3 3.4 3.53 3 4 4 3 4 3.6 3 3 3 3 3 3.0 2 3 4 1 2 2.4 3.00

8 3 4 4 3 4 3.6 4 3 3 2 3 3.0 3 3 4 4 3 3.4 3.33 3 4 4 3 4 3.6 3 3 3 3 3 3.0 3 3 2 1 2 2.2 2.93

9 4 4 4 4 4 4.0 4 4 3 3 2 3.2 4 3 3 4 3 3.4 3.53 2 2 2 1 2 1.8 3 3 3 3 3 3.0 4 3 3 2 2 2.8 2.53

10 3 4 4 3 4 3.6 3 3 3 3 4 3.2 3 3 3 3 4 3.2 3.33 2 3 4 1 2 2.4 3 3 3 3 2 2.8 4 4 4 3 2 3.4 2.87

11 3 3 4 4 4 3.6 4 4 3 4 4 3.8 3 4 4 3 4 3.6 3.67 3 3 2 1 2 2.2 3 3 3 3 3 3.0 3 3 3 2 1 2.4 2.53

12 4 4 4 3 4 3.8 4 4 4 4 4 4.0 3 3 3 3 4 3.2 3.67 4 4 4 3 2 3.4 3 3 3 3 2 2.8 3 3 2 2 1 2.2 2.80

13 4 4 4 4 4 4.0 4 4 4 4 4 4.0 3 3 4 4 4 3.6 3.87 4 4 4 3 3 3.6 3 3 3 3 2 2.8 3 2 3 1 1 2.0 2.80

14 4 4 4 4 4 4.0 4 3 4 3 4 3.6 3 4 4 4 4 3.8 3.80 3 4 2 2 2 2.6 3 4 3 2 2 2.8 4 3 2 3 1 2.6 2.67

15 3 3 3 3 4 3.2 3 3 3 3 4 3.2 4 4 3 4 2 3.4 3.27 4 4 4 3 2 3.4 3 3 2 2 1 2.2 3 3 3 2 1 2.4 2.67

Page 135: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

117

Lampiran 28

DATA DAYA SERAP KAIN ANTARA KAIN POLIESTER DAN KAIN

KATUN

POLIESTER (BUSANA 463) KATUN (BUSANA 395)

No Kode Nilai No Kode Nilai

1 P-01 3.47 1 K-01 2.60

2 P-02 3.20 2 K-02 2.80

3 P-03 3.33 3 K-03 2.47

4 P-04 3.40 4 K-04 3.07

5 P-05 3.07 5 K-05 2.67

6 P-06 3.33 6 K-06 2.33

7 P-07 3.47 7 K-07 2.40

8 P-08 3.27 8 K-08 2.47

9 P-09 3.00 9 K-09 2.40

10 P-10 3.20 10 K-10 2.67

11 P-11 3.33 11 K-11 3.07

12 P-12 3.00 12 K-12 2.80

13 P-13 3.40 13 K-13 2.87

14 P-14 3.47 14 K-14 2.80

15 P-15 3.20 15 K-15 2.93

= 49.13 = 40.33

n1 = 15 n2 = 15

x1

= 3.28

x2

= 2.69

s12 = 0.0259 s2

2 = 0.0582

s1 = 0.161 s2 = 0.241

Page 136: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

118

Lampiran 29

Page 137: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

119

Lampiran 30

Page 138: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

120

Lampiran 31

Page 139: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

121

Lampiran 32

Page 140: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

122

Lampiran 33

DATA DAYA KELANGSAIAN KAIN ANTARA KAIN POLIESTER

DAN KAIN KATUN

POLIESTER (BUSANA 463) KATUN (BUSANA 395)

No Kode Nilai No Kode Nilai

1 P-01 3.13 1 K-01 2.33

2 P-02 3.13 2 K-02 2.40

3 P-03 3.00 3 K-03 2.87

4 P-04 3.07 4 K-04 2.60

5 P-05 2.73 5 K-05 2.93

6 P-06 3.07 6 K-06 2.67

7 P-07 2.20 7 K-07 2.07

8 P-08 3.20 8 K-08 2.07

9 P-09 3.07 9 K-09 2.47

10 P-10 3.33 10 K-10 2.40

11 P-11 3.20 11 K-11 2.47

12 P-12 3.40 12 K-12 2.80

13 P-13 2.93 13 K-13 2.73

14 P-14 3.27 14 K-14 3.20

15 P-15 3.27 15 K-15 2.60

= 46.00 = 38.60

n1 = 15 n2 = 15

x1

= 3.07

x2

= 2.57

s12 = 0.0851 s2

2 = 0.0964

s1 = 0.292 s2 = 0.310

Page 141: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

123

Lampiran 34

Page 142: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

124

Lampiran 35

Page 143: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

125

Lampiran 36

Page 144: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

126

Lampiran 37

Page 145: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

127

Lampiran 38

DATA DAYA MUATAN LISTRIK STATIS ANTARA KAIN

POLIESTER DAN KAIN KATUN

POLIESTER (BUSANA 463) KATUN (BUSANA 395)

No Kode Nilai No Kode Nilai

1 P-01 3.40 1 K-01 2.60

2 P-02 3.53 2 K-02 2.53

3 P-03 3.60 3 K-03 3.00

4 P-04 3.60 4 K-04 3.20

5 P-05 3.33 5 K-05 2.87

6 P-06 3.33 6 K-06 3.27

7 P-07 3.53 7 K-07 3.00

8 P-08 3.33 8 K-08 2.93

9 P-09 3.53 9 K-09 2.53

10 P-10 3.33 10 K-10 2.87

11 P-11 3.67 11 K-11 2.53

12 P-12 3.67 12 K-12 2.80

13 P-13 3.87 13 K-13 2.80

14 P-14 3.80 14 K-14 2.67

15 P-15 3.27 15 K-15 2.67

= 52.80 = 42.27

n1 = 15 n2 = 15

x1

= 3.52

x2

= 2.82

s12 = 0.0338 s2

2 = 0.0549

s1 = 0.184 s2 = 0.234

Page 146: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

128

Lampiran 39

Page 147: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

129

Lampiran 40

Page 148: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

130

Lampiran 41

Page 149: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

131

Lampiran 42

Page 150: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

132

Lampiran 43

KESELURUHAN DATA KENYAMANAN KAIN ANTARA KAIN

POLIESTER DAN KAIN KATUN

POLIESTER (BUSANA 463) KATUN (BUSANA 395) No Kode Nilai No Kode Nilai 1 P-01 3.33 1 K-01 2.51 2 P-02 3.29 2 K-02 2.58 3 P-03 3.31 3 K-03 2.78 4 P-04 3.36 4 K-04 2.96 5 P-05 3.04 5 K-05 2.82 6 P-06 3.24 6 K-06 2.76 7 P-07 3.07 7 K-07 2.49 8 P-08 3.27 8 K-08 2.49 9 P-09 3.20 9 K-09 2.47 10 P-10 3.29 10 K-10 2.64 11 P-11 3.40 11 K-11 2.69 12 P-12 3.36 12 K-12 2.80 13 P-13 3.40 13 K-13 2.80 14 P-14 3.51 14 K-14 2.89 15 P-15 3.24 6 K-15 2.73 = 49.31 = 40.40 n1 = 15 n2 = 15

x1

= 3.29

x2

= 2.69 s1

2 = 0.0148 s2

2 = 0.0245

s1 = 0.122 s2 = 0.157

Page 151: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

133

Lampiran 44

Page 152: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

134

Lampiran 45

Page 153: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

135

Lampiran 46

Page 154: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

136

Page 155: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

137

Lampiran 48

Page 156: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

138

Lampiran 49

Page 157: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

139

Lampiran 50

Page 158: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

140

Lampiran 51

Page 159: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

141

Lampiran 52

Page 160: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

142

Page 161: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

143

Page 162: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

144

Lampiran 53

Page 163: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

145

Lampiran 54

Page 164: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

146

Page 165: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

147

Lampiran 55

“Pabrik Textileone Tampak Depan”

Page 166: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

148

“Sampel Tekstil One”

“Stand Textile One pada IPMI trend fashion 2009, Senayan City”

Page 167: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

149

Lampiran 56

Pelaksanaan Wawancara Panelis

Page 168: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

150

Pelaksanaan Penilaian Uji Inderawi

Page 169: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

151

Pengisian Lembar Penilaian Uji Inderawi

Page 170: PERBEDAAN KAIN KATUN DENGAN POLIESTER PADA BUSANA ...

152