BAB II LANDASAN TEORI (TINJAUAN...

13
10 BAB II LANDASAN TEORI (TINJAUAN PUSTAKA) Dalam membahas berbagai masalah atau persoalan yang terdapat pada penelitian ini penulis memerlukan landasan teori yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Landasan teori ini dimaksudkan untuk menjelaskan mengenai konsep-konsep yang digunakan penulis sebagai pedoman penelitian di lapangan dan untu manganalisis masalah. Oleh karana itu dalam hal ini akan berusaha menjelaskan mengenai konsep dan definisi dari masalah penelitian yang penulis hadapi. Menurut Moh. Uzer Usman peranan adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaiatan yang dilakukan dalam dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan yang menjadi tujuannya”. 7 A. Peran Kepala Sekolah Maksud dari peran kepala sekolah pada tulisan ini adalah segala kegiatan yang dilakukan sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawab serta fungsi seorang pemimpin sebuah lembaga pendidikan/sekolah (kepala sekolah). Permendiknas No. 13 Tahun 2007 Tanggal 17 April 2007 tentang standar Kepala Sekolah/Madrasah pada point B tentang Kompetensi Manajerial, dimana tugas kepala sekolah adalah Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial, dan Permendiknas No. 28 tahun 2010 pasal 1 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah/madrasah. menyatakan Kepala sekolah/madrasah adalah 7 Moh. Uzer Usman. 2003. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosdakarya. Bandung. hlm.4.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI (TINJAUAN...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI (TINJAUAN PUSTAKA)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1822/3/T1_162007020_BAB II… · Landasan teori ini dimaksudkan ... Perangkat pembelajaran tidak dapat

10

BAB II

LANDASAN TEORI (TINJAUAN PUSTAKA)

Dalam membahas berbagai masalah atau persoalan yang terdapat pada

penelitian ini penulis memerlukan landasan teori yang sesuai dengan masalah

yang diteliti. Landasan teori ini dimaksudkan untuk menjelaskan mengenai

konsep-konsep yang digunakan penulis sebagai pedoman penelitian di lapangan

dan untu manganalisis masalah. Oleh karana itu dalam hal ini akan berusaha

menjelaskan mengenai konsep dan definisi dari masalah penelitian yang penulis

hadapi.

Menurut Moh. Uzer Usman peranan adalah “terciptanya serangkaian

tingkah laku yang saling berkaiatan yang dilakukan dalam dalam situasi tertentu

serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan

yang menjadi tujuannya”. 7

A. Peran Kepala Sekolah

Maksud dari peran kepala sekolah pada tulisan ini adalah segala kegiatan

yang dilakukan sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawab serta fungsi

seorang pemimpin sebuah lembaga pendidikan/sekolah (kepala sekolah).

Permendiknas No. 13 Tahun 2007 Tanggal 17 April 2007 tentang standar

Kepala Sekolah/Madrasah pada point B tentang Kompetensi Manajerial, dimana

tugas kepala sekolah adalah Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi

dan Sosial, dan Permendiknas No. 28 tahun 2010 pasal 1 tentang penugasan guru

sebagai kepala sekolah/madrasah. menyatakan Kepala sekolah/madrasah adalah

7 Moh. Uzer Usman. 2003. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosdakarya. Bandung. hlm.4.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI (TINJAUAN PUSTAKA)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1822/3/T1_162007020_BAB II… · Landasan teori ini dimaksudkan ... Perangkat pembelajaran tidak dapat

11

guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin taman kanak-kanak/raudhotul

athfal (TK/RA), taman kanak-kanak luar biasa (TKLB), sekolah dasar/madrasah

ibtidaiyah (SD/MI), sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah

pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), sekolah menengah pertama luar biasa

(SMPLB), sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), sekolah

menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK), atau sekolah

menengah atas luar biasa (SMALB) yang bukan sekolah bertaraf internasional

(SBI) atau yang tidak dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI).

Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah mempunyai peran yang sangat

besar dalam mengembangkan semangat kerja dan kerjasama yang harmonis, minat

terhadap perkembangan dunia pendidikan, perkembangan kualitas profesional

guru- guru yang dipimpinnya, serta kualitas siswa atau sekolah secara umum

banyak ditentukan oleh kualitas pemimpin sekolah (Kepala Sekolah).

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006),

terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai : (1) educator (pendidik);

(2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin);

(6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan. Merujuk kepada tujuh peran

kepala di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan antara peran kepala

sekolah dengan peningkatan kualitas guru;

1. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru

merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala

sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI (TINJAUAN PUSTAKA)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1822/3/T1_162007020_BAB II… · Landasan teori ini dimaksudkan ... Perangkat pembelajaran tidak dapat

12

kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat

memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan

senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara

terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar

dapat berjalan efektif dan efisien.

Menurut R. Gunawan Sudarmanto seorang guru yang profesional harus

mau merancang dan membuat perangkat pembelajaran yang diperlukan.

Perangkat pembelajaran tidak dapat ditembak begitu saja dari belakang meja

tanpa adanya analisis kondisi sekolah. Ketika merancang dan membuat perangkat

pembelajaran maka seorang guru harus memahami kondisi sekolah tempat

mengajarnya, dengan cara demikian maka pembelajaran yang dilaksanakan sangat

sesuai dengan kondisi warga belajar dan penunjangnya.8

Menurut Susilana & Riyana menyatakan pengadaan, pemanfaatan dan

pemeliharaan sarana atau fasilitas pembelajaran antar sekolah sangat bervariatif.

Dalam hal pengadaan sarana, ada kecenderungan bahwa sekolah-sekolah yang

memiliki pimpinan (kepala sekolah) yang “lincah dan gesit” serta mempunyai

hubungan yang baik dengan penentu kebijakan pemberian bantuan saranalah yang

akan banyak mendapatkan fasilitas pembelajaran, sedangkan untuk sekolah-

sekolah dengan pimpinan yang kurang “lincah dan gesit” serta mempunyai

hubungan yang belum baik dengan penentu kebijakan pemberian bantuan sarana,

hanya akan mendapatkan sedikit atau bahkan tidak mendapatkan bantuan

8 R. Gunawan Sudarmanto. Profesionalitas Guru Kaitan Pemetaan SK-KD, Silabus, dan

Analisis SK-KD untuk Pengembangan Bahan Ajar dan Media.

(http://staff.unila.ac.id/radengunawan/2011/10/11/profesionalitas-guru/)

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI (TINJAUAN PUSTAKA)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1822/3/T1_162007020_BAB II… · Landasan teori ini dimaksudkan ... Perangkat pembelajaran tidak dapat

13

kelengkapan sarana prasarana/fasilitas pembelajaran.9

2. Kepala sekolah sebagai manajer

Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus

dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan

pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah melaksanakan

rapat rencana kerja yang dilaksanakan pada akhir tahun ajaran atau lebih dikenal

dengan rapat kerja tahunan (Raker Tahunan).

Rencana kerja sekolah adalah salah satu komponen dari perencanaan

program sekolah. Rencana kerja sekolah menggambarkan tujuan yang akan

dicapai dalam kurun waktu tertentu sebagai dasar pengelolaan sekolah dalam

mendukung peningkatan mutu lulusan. Remcana Kerja Tahunan (RKT) adalah

rencana kerja tahunan sekolah/madrasah yang berdasar pada rencana kerja jangka

menengah (empat tahunan) yang dinyatakan dalam rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah lain dari Rencana

Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPB-SM). (Lampiran

Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007)10

3. Kepala sekolah sebagai administrator

Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk

tercapainya peningkatan kualitas guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa

besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kualitas guru tentunya

akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena itu

kepala sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi

9 Susilana & Riyana 2007. Media Pendidikan: Hakikat, Pengembangan Pembelajaran, dan

Pemanfaatannya. Bandung:CV Wacana Prima. 10 Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI (TINJAUAN PUSTAKA)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1822/3/T1_162007020_BAB II… · Landasan teori ini dimaksudkan ... Perangkat pembelajaran tidak dapat

14

upaya peningkatan kualitas guru.

Menurut Soewadji Lazaruth masalah keuangan adalah masalah yang peka.

Oleh karena itu dalam mengelola bidang ini kepala sekolah harus berhati-hati,

jujur dan terbuka agar tidak timbul kecurigaan baik dari staf maupun dari

masyarakat atau orang tua murid. Kepala sekolah harus mampu mengelola

administrasi keuangan (keluar masuknya uang) dengan menggunakan buku Kas

Umum, Kas BOS. Dalam memudahkan dan melancarkan proses administrasi

keuangan, disusun pedoman keuangan yang dapat dipakai sebagai referensi

sekolah dalam mengelola dan menyelenggarakan administrasi dana program.

Selain itu, dengan adanya pedoman ini diharapkan sekolah menjadi lebih sadar

dan peduli terhadap pentingnya pembuatan laporan keuangan yang baik dan

transparan.11

Selain pengelolaan keuangan sekolah peran Kepala Sekolah sebagai

administrator dalam mengelola pengajaran bagi upaya peningkatan kompetensi

mewajibkan setiap guru untuk berperan aktif dalam kegiatan forum ilmiah seperti;

MGMP, Bintek, Workshop/ lokakarya, seminar.

Persoalan perubahan dalam dunia pendidikan juga bergantung dari

bagaimana para guru memaknai perubahan tersebut karena setiap inovasi dan

perubahan dapat terjadi jika ada usaha individu untuk memaknai perubahan pada

dirinya, MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) memiliki kedudukan yang

sangat penting untuk meningkatkan pemahaman guru dalam keseluruhan proses

pembelajaran, MGMP merupakan wadah asosiasi atau perkumpulan bagi guru

11 Soewadji Lazaruth. Kepala Sekolah dan Tanggung Jawab. 1988. Kanisius. Yogyakarta

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI (TINJAUAN PUSTAKA)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1822/3/T1_162007020_BAB II… · Landasan teori ini dimaksudkan ... Perangkat pembelajaran tidak dapat

15

mata pelajaran yang berada di suatu sanggar, kabupaten/kota yang berfungsi

sebagai sarana untuk saling berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran serta

bertukar pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai pelaku

perubahan pembelajaran di kelas. MGMP diselenggarakan dengan tujuan untuk

mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam meningkatkan profesionalisme

guru (Depdiknas, 2004:1)12

.

4. Kepala sekolah sebagai supervisor

Sebagai supervisor Kepala sekolah mengetahui sejauh mana guru mampu

melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan

kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk

mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan

penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran (E. Mulyasa, 2004). Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui

kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat

penguasaan kualitas guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi,

pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki

kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam

melaksanakan pembelajaran.

Jones dkk. sebagaimana disampaikan oleh Sudarwan Danim (2002)

mengemukakan bahwa “ menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan

yang cukup besar dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi pengajarannya, sudah

12 Doni Koesoema. Pendidik Karakter di Zaman Keblinger: Mengembangkan Visi Guru

sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter. 2009. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Bandung

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI (TINJAUAN PUSTAKA)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1822/3/T1_162007020_BAB II… · Landasan teori ini dimaksudkan ... Perangkat pembelajaran tidak dapat

16

sewajarnya kalau para guru mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala

sekolah mereka”. Ungkapan tersebut mengandung makna bahwa kepala sekolah

harus betul-betul menguasai tentang kurikulum sekolah. Mustahil seorang kepala

sekolah dapat memberikan saran dan bimbingan kepada guru, sementara dia

sendiri tidak menguasainya dengan baik.

Kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan mempunyai kewajiban

membimbing dan membina guru atau staf lainnya. Pembinaan dan bimbingan

guru akan berpengaruh besar terhadap kelangsungan dan kelancaran proses belajar

mengajar. Tugas kepala sekolah sebagai supervisor tersebut adalah memberi

bimbingan, bantuan dan pengawasan serta penilaian pada masalah-maslah yang

berhubungan dengan teknik penyelenggara dan pengembangan pendidikan,

pengajaran yang berupa perbaikan program pengajaran dan kegiatan-kegiatan

pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang

lebih baik (Hartati Sukirman 1999 : 45).13

Berbagai teknik dapat digunakan supervisor dalam membantu guru

meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok (group techniques),

maupun secara perorangan (individual techniques), ataupun dengan cara langsung

atau bertatap muka, dan cara tidak langsung atau melalui media komunikasi

(visual, audial, audio visual)14

Supervisi tanpa pemberitahuan adalah seorang superisor secara tiba-tiba

datang ke kelas pada saat guru sedang mengajar, Supervisor dapat mengetahui

keadaan yang sesungguhnya, sehingga dapat menentukan sumbangan/ bantuan

13 Hartati Sukirman, dkk. 1999. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. FIP IKIP Yogyakarta. 14 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Manajemen

Pendidikan. 2008. Alfabeta, Bandung.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI (TINJAUAN PUSTAKA)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1822/3/T1_162007020_BAB II… · Landasan teori ini dimaksudkan ... Perangkat pembelajaran tidak dapat

17

apakah yang diperlukan guru tersebut dan suatu latihan dalam melaksankan tugas

mengajar agar setiap guru mempersipakan diri.15

Kegiatan supervisi kelas terhadap guru sebagai bagian penting dari

kegiatan supervisi haruslah direncanakaan dengan baik. Kepala Sekolah

hendaknya menyusun program supervisi dalam satu tahun atau satu semester, ada

tiga macam teknik supervisi yaitu supervisi dengan pemberitahuan, tanpa

pemberitahuan dan undangan dari guru.16

5. Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)

Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang dapat

menumbuh-suburkan kreativitas sekaligus dapat mendorong terhadap peningkatan

kualitas guru? Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya

kepemimpinan yaitu pertama kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dimana

mampu mengelola sumberdaya yang dimiliki dalam upaya mencapai visi yang

telah ditentukan, Menurut Prof. Dr. H. Dadang Suhardan dkk, bahwa

kepemimpinan yang memiliki visi (visionary leadership) yaitu kepemimpinan

yang kerja pokoknya difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh

tantangan, menjadi agen perubahan (agent of change) yang unggul dan menjadi

penentu arah organisasi yang tahu prioritas, menjadi pelatih yang profesional dan

dapat membimbing personil lainnya ke arah profesiionalisme kerja yang dapat

diharapkan.17

Kedua kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam

rangka meningkatkan kualitas guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan

15 Nuzuar. Pelaksanaan Supervisi “Kunjungan Kelas” (Classroom-Visitation). Skolar vol 8.

STAIN, Bengkulu. 16 Soewadji Lazaruth. Kepala Sekolah dan Tanggung Jawab. 1988. Kanisius. Yogyakarta 17 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Manajemen

Pendidikan. 2008. Alfabeta,Bandung.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI (TINJAUAN PUSTAKA)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1822/3/T1_162007020_BAB II… · Landasan teori ini dimaksudkan ... Perangkat pembelajaran tidak dapat

18

kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan

kondisi dan kebutuhan yang ada. Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan

dengan kepribadian dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan

tercermin dalam sifat-sifat sebagai barikut : (1) jujur; (2) percaya diri; (3)

tanggung jawab; (4) berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar;

(6) emosi yang stabil, dan (7) teladan.

Berbicara tentang teladan Kepala sekolah tentu harus menjadi pemimpin

yang teladan bagi masyarakat sekolah. Kepala sekolah menjadi figur sentral dan

harus menjadi teladan bagi para tenaga kependidikan. Bukan hanya karena

lamanya pengabdian, namun ide yang cemerlang diperlukan untuk

mempersiapkan kader bangsa melalui penggodogan pendidikan di lembaga

pendidikan yang disebut sekolah. Jadi, sekolah yang dipimpin Kepala sekolah

harus dapat menangkap misi dan visi masa depan sekolah, sehingga eksistensinya

sebagai lembaga pencetak kader bangsa tetap relevan. 18

6. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja

Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru

lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai

usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya

menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah memberikan

motivasi kepada guru baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu

mendatangkan motivator.

18 DR. E. Mulyasa .MPD. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. 2009.

http://id.shvoong.com/humanities/arts/1898017-menjadi-kepala-sekolah-

profesional/#ixzz1vqnm4Ori

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI (TINJAUAN PUSTAKA)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1822/3/T1_162007020_BAB II… · Landasan teori ini dimaksudkan ... Perangkat pembelajaran tidak dapat

19

Menurut Herzberg (dalam Arikunto, 1998) kepala sekolah sebagai

motivator guru, guru memiliki motivasi kerja yang berbeda antara guru yang satu

dengan lainnya. Hal ini kelak akan berakibat adanya perbedaan kinerja guru

dalam meningkatkan mutu pendidikan. menyatakan bahwa “Motivasi kerja

bukanlah dimensi tunggal, tetapi tersusun dalam dua faktor, yaitu: faktor

motivator (satisfier) dan faktor hygiene“. Faktor motivator adalah faktor yang

menyebabkan terjadinya kepuasan kerja, seperti prestasi kerja, pengakuan,

kemajuan, perasaan bahwa yang mereka kerjakan penting dan tanggung jawab.

Faktor hygiene adalah faktor yang terbukti bisa menjadi sumber ketidakpuasan,

seperti kebijakan administrasi, supervisi, hubungan dengan teman kerja, gaji, rasa

aman dalam pekerjaan, kehidupan pribadi, kondisi kerja dan status. Motivasi kerja

guru merupakan faktor penting dalam peningkatan kinerja guru karena sebagai

pendorong utama setiap guru melaksanakan tugas profesinya sesuai ketentuan

yang berlaku.19

Kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

(1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik

dan menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan

diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja,

para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, (3) para guru

harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya, (4) pemberian hadiah

lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan, (5)

usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga

19 Arikunto, Suharsimi (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka

Cipta, Jakarta.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI (TINJAUAN PUSTAKA)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1822/3/T1_162007020_BAB II… · Landasan teori ini dimaksudkan ... Perangkat pembelajaran tidak dapat

20

memperoleh kepuasan.

Usahakan memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru sehingga

memperoleh kepuasan. Dengan menciptakan suasana sekolah seperti ini

diharapkan etos kerja guru meningkat yang berdampak pada peningkatan

kompetensi.20

7. Kepala sekolah sebagai wirausahawan

Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan

peningkatan kualitas guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan

pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang.

Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan

perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-

hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kualitas

gurunya. Serta kepala sekolah dapat mengembangkan sense of belonging melalui

kegiatan pembinaan, motivasi, organisasi guru dan lain-lain.

Profesionalitas guru sebagai tenaga profesional kini telah diakui secara

sah. Juga peningkatan penghasilannya telah mengangkat martabat guru di tengah

masyarakat. Oleh karena itu, hendaknya setiap guru meningkatkan sense of

belonging (rasa turut memiliki) dan sense of responsibility (rasa turut

bertanggungjawab).21

20 Akhmad Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan. Model

Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo. 21 U. E. Wahyudi. Guru Profesional dan Bermartabat. 2001. http://uewahyudi.blogspot.com

/2011/01/guru-profesional.html

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI (TINJAUAN PUSTAKA)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1822/3/T1_162007020_BAB II… · Landasan teori ini dimaksudkan ... Perangkat pembelajaran tidak dapat

21

B. Kualitas Guru IPS

Guru diartikan sebagai pendidik yang pekerjaan utamanya adalah

mengajar.22 Sedangkan menurut Nawawi23

, guru diartikan sebagai orang yang

bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggug jawab

membantu anak-anak mecapai kedewasaannya masing-masing. Jadi, yang

dimaksud guru IPS disini ialah guru yang mengajar atau mentransfer Ilmu

Pendidikan Sosial (ekonomi, geografi, sejarah, sosiologi dan antropologi) pada

sebuah lembaga pendidikan untuk membantu siswa mencapai kedewasaaannya,

terutama dalam mempelajarai Ilmu Pendidikan Sosial.

Kualitas/ mutu merupakan derajat atau tingkat keunggulan suatu produk

(hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa adapun kualitas disini ialah

hubungannya dengan masalah-masalah pendidikan yang dititik beratkan pada

perbaikan pembelajaran guru IPS. 24

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, dan Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

mengamatkan bahwa guru adalah pendidik profesional (guru harus memiliki

kualitas dalam pembelajaran dan pengajaran). Dengan demikian, guru selain harus

profesional juga harus memiliki kualifikasi akademik serta memiliki kecakapan

hidup untuk mewujudkan tujuan lembaga pendidikan/sekolah khususya dan tujuan

pendidikan nasional pada umumnya.

22 Muhibbin Syah, Organisasi Sekolah Dan Pengelolaan Kelas (Bandung : Remaja Rosda

Karya, 1997), 225 23 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah Dan Pengelolaan Kelasm (Jakarta : CV. Haji Mas

Agung, 1989), 123 24 Ibid. Hal 271.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI (TINJAUAN PUSTAKA)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1822/3/T1_162007020_BAB II… · Landasan teori ini dimaksudkan ... Perangkat pembelajaran tidak dapat

22

C. Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Guru IPS

Maksud dari peran Kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas guru IPS

adalah bagaimana seorang kepala sekolah mampu meningkatkan kualitas dan

mengembangkan sebuah lembaga pendidikan/sekolah yang dipimpinnya. Namun

dalam skripsi ini, penulis lebih menitikberatkan pada tujuh peran kepala sekolah

(1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia);

(5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan, dalam

meningkatkan kualitas para guru melalui kompetensi yang dilakukan oleh kepala

sekolah terutama terhadap guru IPS untuk mencapai tujuan sekolah.