BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan...

19
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Interpersonal 1. Pengertian Kompetensi Interpersonal Menurut Mulyati Kemampuan membina hubungan interpersonal disebut kompetensi interpersonal (dalam Anastasia, 2004). Kompetensi menurut Poerwadarminta (dalam Anastasia, 2004) adalah suatu kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan yang dapat diukur dari tingkah laku. Kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan yang dimiliki misalnya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Sementara yang dimaksud dengan hubungan interpersonal menurut Kartono (dalam Anastasia, 2004) adalah hubungan antara individu-individu, di mana individu yang satu dengan yang lain saling memengaruhi. Dalam kaitan dengan hubungan interpersonal, kompetensi interpersonal menurut Spitzberg dan Cupach (dalam Anastasia, 2004) adalah kemampuan individu untuk melakukan komunikasi secara efektif. Ditambahkan oleh De Vito (dalam Anastasia, 2004) berkomunikasi secara efektif tersebut ditandai oleh karakteristik-karakteristik psikologis tertentu yang sangat mendukung dalam menciptakan dan membina hubungan antar pribadi yang baik dan memuaskan. Di dalamnya termasuk pengetahuan tentang konteks yang ada dalam interaksi, pengetahuan tentang perilaku non-verbal orang lain, kemampuan untuk

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kompetensi Interpersonal

1. Pengertian Kompetensi Interpersonal

Menurut Mulyati Kemampuan membina hubungan

interpersonal disebut kompetensi interpersonal (dalam

Anastasia, 2004). Kompetensi menurut Poerwadarminta

(dalam Anastasia, 2004) adalah suatu kesanggupan,

kecakapan, dan kekuatan yang dapat diukur dari tingkah

laku. Kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan yang dimiliki

misalnya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Sementara yang dimaksud dengan hubungan interpersonal

menurut Kartono (dalam Anastasia, 2004) adalah hubungan

antara individu-individu, di mana individu yang satu dengan

yang lain saling memengaruhi.

Dalam kaitan dengan hubungan interpersonal,

kompetensi interpersonal menurut Spitzberg dan Cupach

(dalam Anastasia, 2004) adalah kemampuan individu untuk

melakukan komunikasi secara efektif. Ditambahkan oleh De

Vito (dalam Anastasia, 2004) berkomunikasi secara efektif

tersebut ditandai oleh karakteristik-karakteristik psikologis

tertentu yang sangat mendukung dalam menciptakan dan

membina hubungan antar pribadi yang baik dan

memuaskan. Di dalamnya termasuk pengetahuan tentang

konteks yang ada dalam interaksi, pengetahuan tentang

perilaku non-verbal orang lain, kemampuan untuk

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

10

menyesuaikan komunikasi dengan konteks dari interaksi

yang sedang berlangsung, menyesuaikan dengan orang yang

ada dalam interaksi tersebut.

Buhrmester dkk (dalam Nashori, 2003) mengatakan

bahwa kompetensi interpersonal meliputi kemampuan

berinisiatif membina hubungan interpersonal, kemampuan

membuka diri, kemampuan bersikap asertif, kemampuan

untuk memberikan dukungan emosional dan kemampuan

untuk mengelola dan mengatasi konflik-konflik yang timbul

dalam hubungan interpersonal.

Dari beberapa teori di atas peneliti ingin

menggunakan definisi dari Buhrmester dkk hal ini

dikarenakan definisi dari Buhrmester dkk sudah mencakup

semua pengertian dari teori-teori kompetensi interpersonal

yang sudah peneliti tuliskan yang mana definisi dari

Buhrmester dkk (dalam Nashori, 2003) mengatakan bahwa

kompetensi interpersonal meliputi kemampuan berinisiatif

membina hubungan interpersonal, kemampuan membuka

diri, kemampuan bersikap asertif, kemampuan untuk

memberikan dukungan emosional dan kemampuan untuk

mengelola dan mengatasi konflik-konflik yang timbul

dalam hubungan interpersonal.

2. Aspek-aspek Kompetensi Interpersonal

Kompetensi interpersonal memiliki beberapa aspek.

Menurut Buhrmester dkk. (dalam Nashori, 2003),

kompetensi interpersonal meliputi aspek-aspek berinisiatif

untuk memulai suatu hubungan interpersonal, kemampuan

membuka diri, kemampuan untuk bersikap asertif,

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

11

kemampuan untuk memberikan dukungan emosional

kepada orang lain, serta kemampuan mengelola dan

mengatasi konflik dengan orang lain, yang mana penjelasan

setiap aspek-aspek kompetensi interpersonal dari

Buhrmester dkk tersebut diuraikan oleh Nashori.

a. Kemampuan Berinisiatif.

Menurut Buhrmester dkk. (dalam Nashori,

2003), inisiatif adalah usaha untuk memulai suatu

bentuk interaksi dan hubungan dengan orang lain atau

dengan lingkungan sosial yang lebih besar.

b. Kemampuan untuk Bersikap Terbuka (Self Disclosure).

Kemampuan membuka diri sangat berguna agar

perkenalan yang sudah berlangsung dapat berkembang

ke hubungan yang lebih pribadi dan mendalam. Kartono

dan Gulo (dalam Nashori, 2003) mengungkapkan bahwa

self disclosure adalah suatu proses yang dilakukan

seseorang hingga dirinya dikenal oleh orang lain. Dalam

pengungkapan diri, menurut Wrightsman dan Deaux

(dalam Nashori, 2003), seseorang mengungkapkan

informasi yang bersifat pribadi mengenai dirinya dan

memberikan perhatian kepada orang lain, sebagai suatu

bentuk penghargaan yang akan memperluas kesempatan

terjadinya sharing.

c. Kemampuan untuk Bersikap Asertif.

Dalam konteks komunikasi interpersonal

seringkali harus mampu mengungkapkan

ketidaksetujuan atas berbagai macam hal atau peristiwa

yang tidak sesuai dengan alam pikirannya. Itu berarti

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

12

diperlukan adanya asertivitas dalam diri orang tersebut.

Menurut Perlman dan Cozby (dalam Nashori, 2003),

asertivitas adalah kemampuan dan kesediaan individu

untuk mengungkapkan perasaan-perasaan secara jelas

dan dapat mempertahankan hak-haknya dengan tegas.

Diungkapkan oleh Calhoun dan Acocella (dalam

Nashori, 2003), bahwa kemampuan bersikap asertif

adalah kemampuan untuk meminta orang lain untuk

melakukan sesuatu yang diinginkan atau menolak untuk

melakukan hal yang tidak diinginkan.

d. Kemampuan Memberikan Dukungan Emosional.

Kemampuan memberikan dukungan emosional

sangat berguna untuk mengoptimalkan komunikasi

interpersonal antardua pribadi. Menurut Barker dan

Lemle (dalam Nashori, 2003), dukungan emosional

mencakup kemampuan untuk menenangkan dan

memberi rasa nyaman kepada orang lain ketika orang

tersebut dalam keadaan tertekan dan bermasalah.

Kemampuan ini lahir dari adanya empati dalam diri

seseorang. Menurut Kartono dan Gulo (dalam Nashori,

2003), empati adalah kemampuan untuk memahami

perasaan emosi orang lain. Orang yang memiliki

kemampuan untuk berempati tinggi akan memiliki

keinginan untuk menolong yang tinggi pula.

e. Kemampuan dalam Mengatasi Konflik.

Setiap hubungan antar pribadi mengandung

unsur-unsur konflik atau perbedaan kepentingan.

Johnson (dalam Nashori, 2003) mengatakan konflik

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

13

merupakan situasi yang ditandai oleh adanya tindakan

salah satu pihak yang menghalangi, menghambat, dan

mengganggu tindakan pihak lain. Dalam situasi konflik

terjadi empat kemungkingan, yaitu memutuskan untuk

mengakhiri hubungan, mengharapkan keadaan membaik

dengan sendirinya, menunggu masalah lebih memburuk,

dan berusaha menyelesaikan permasalahan (dalam

Nashori, 2003).

Sementara, the personal psychology centre (dalam

Nashori, 2000) menyatakan 8 aspek kompetensi

interpersonal yaitu :

a. Kemampuan Empati

Yaitu kemampuan untuk dapat merasakan apa

yang sedang dirasakan oleh orang lain.

b. Kemampuan Membangun Diri

Yaitu kemampuan membangun, memotivasi,

mendukung diri sendiri, seperti konsep diri yang positif.

c. Kemampuan Bekerja Sama

Yaitu kemampuan melakukan hubungan timbal

balik yang saling menguntungkan dengan orang lain,

seperti perilaku saling bekerja sama dalam suatu

kepantiaan.

d. Kemampuan dalam Negosiasi

Yaitu kemampuan untuk melakukan

perundingan atau negosiasi dengan orang lain atau dapat

melakukan hubungan persuasif dengan orang lain.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

14

Seperti menjadi juru bicara terhadap pihak yang sedang

bertikai.

e. Kemampuan Diplomasi

Yaitu kemampuan untuk melakukan hubungan

dengan sekelompok orang atau organisasi guna tujuan

yang lebih besar.

f. Kemampuan Manajemen Konflik

Kemampuan untuk memecahkan masalah dan

mencari solusi atau nasalah yang sedang dihadapi

dengan tidak ada pihak yang dirugikan.

g. Kemampuan Menghargai Orang Lain

Kemampuan untuk menghargai dan

menghormati orang lain dan memperlakukan orang lain

dengan hormat.

h. Kemampuan Menjadi Tim

Kemampuan untuk dapat bekerja sama dengan

orang lan dalam suatu kelompok kerja, sehingga dapat

menjadi tim kerja yang kompak dan produktif.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan

menggunakan aspek kompetensi interpersonal dari

Buhrmester dkk (dalam Nashori, 2003) yaitu lima aspek

yang meliputi kemampuan berinisiatif, kemampuan untuk

bersikap terbuka (self disclosure), kemampuan untuk

bersikap asertif, kemampuan memberikan dukungan

emosional, kemampuan dalam mengatasi konflik. Untuk

selanjutnya kelima aspek tersebut akan dijadikan indikator

alat ukur kompetensi interpersonal dalam penelitian, untuk

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

15

mengungkap sejauh mana kompetensi interpersonal subjek

penelitian.

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kompetensi Interpersonal

Faktor-faktor yang dinilai memiliki peranan

terhadap kompetensi interpersonal adalah faktor-faktor

internal individu, di antaranya adalah konsep diri (dalam

Nashori, 2003) dan kematangan beragama. Sejauh mana

tingkat kompetensi interpersonal seseorang juga bergantung

kepada sejauh mana persepsi seseorang terhadap dirinya.

Kalau persepsi terhadap diri sendiri positif, seseorang akan

cenderung melakukan komunikasi interpersonal dengan

orang lain secara baik. Konsep diri yang ada dalam diri

seseorang diduga memiliki sumbangan terhadap kompetensi

interpersonal seseorang. Hasil penelitian Nashori (dalam

Nashori, 2003) menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara konsep diri dan kompetensi interpersonal mahasiswa.

Semakin tinggi konsep diri semakin tinggi kompetensi

interpersonalnya.

Kematangan beragama yang ada dalam diri

seseorang juga memengaruhi kompetensi interpersonalnya.

Bila individu dapat mengetahui dan menghayati ajaran

agama secara mendalam, serta memiliki konsistensi moral

terhadapnya, mereka memiliki sebagian dari ciri-ciri orang

yang matang dalam beragama. Orang yang memiliki

kematangan beragama dinilai memiliki modal untuk

memiliki kompetensi interpersonal. Hasil penelitian yang

dilakukan Nashori (2003) menunjukkan bahwa semakin

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

16

tinggi kematangan beragama semakin tinggi kompetensi

interpersonalnya.

Menurut Willis (1981) ada dua faktor yang

memengaruhi kompetensi interpersonal yaitu faktor internal

yang berasal dari dalam diri individu yang merupakan

karakteristik yang khas dari diri individu dan faktor

eksternal yaitu faktor di luar individu yang memengaruhi

kompetensi interpersonal seseorang.

a. Faktor Internal

Menurut Willis (1981) terdapat tujuh faktor

internal dalam kompetensi interpersonal, yaitu :

1. Usia

Semakin individu bertambah usia, bertambah

dewasa individu semakin banyak melakukan kontak

dengan orang lain individu belajar bagaimana

bersikap terhadap orang lain.

2. Jenis Kelamin

Pada hakekatnya laki-laki dan perempuan

mempunyai kompetensi interpersonal yang sama.

3. Konsep Diri

Merupakan kemampuan untuk menerima diri

apa adanya dengan segala kelebihan dan

kekurangan. Dengan konsep diri seseorang dapat

memiliki cara pandang yang menyeluruh tentang

dirinya sendiri berdasarkan pengalaman dan

interaksi dengan orang lain.

4. Kemampuan Menyesuaikan Diri

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

17

Kemampuan seseorang dalam melakukan

penyesuaikan secara wajar dengan lingkungan

sekitarnya.

5. Kemampuan Berempati

Kemampuan untuk merasakan apa yang

orang lain rasakan. Empati merupakan inti dari

hubungan interpersonal.

6. Kemampuan Menghargai Orang lain

Untuk dapat diterima oleh orang lain, maka

individu harus bisa untuk dapat menghargai orang

lain dengan baik.

7. Kemampuan Berkomunikasi

Dengan melakukan komunikasi dengan baik,

maka apa yang individu sampaikan dapat di tangkap

dengan baik oleh lawan bicaranya.

b. Faktor Eksternal

Menurut Willis (1981) terdapat empat faktor

eksternal dalam kompetensi interpersonal, yaitu:

1. Lingkungan

Lingkungan tempat tinggal berpengaruh

besar terhadap perkembangan jiwa seseorang bila

lingkungan menunjang. Seperti adanya fasilitas yang

memadai untuk saling berinteraksi, maka diharapkan

pula individu akan menampilkan sikap yang

bersahabat dalam pergaulan.

2. Pola Asuh Orang Tua

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

18

Di dalam keluarga, anak akan menuruni

perasaan dan sikap, di samping bahasa, tingkah laku

dan perbuatan orang tua untuk berperilaku.

3. Latar Belakang Sosial Pendidikan dan Ekonomi

Latar belakang sosial pendidikan dan

ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap

kompetensi interpersonal masing-masing remaja.

4. Dominasi Kelompok

Pergaulan pada remaja sangat dipengaruhi

oleh lingkungan sekitarnya, terutama oleh dominasi

kelompok sekitar maupun di dalam lingkungan di

mana remaja itu berada.

Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

memengaruhi kompetensi interpersonal yaitu: faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah Usia,

Jenis Kelamin, Konsep diri, kemampuan penyesuaian diri,

kemampuan berempati, kemampuan menghargai orang lain

dan kemampuan berkomunikasi. Sedangkan yang termasuk

faktor eksternal antara lain lingkungan, pola asuh orang tua,

status sosial ekonomi, dominasi kelompok dan latar

belakang pendidikan.

B. Kematangan Emosi

1. Pengertian Kematangan Emosi

Menurut kamus psikologi (Kartono dan Gulo, 2003)

kematangan emosi merupakan proses dimana individu

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

19

menjadi dewasa secara emosional, tidak terombang-ambing

oleh motif-motif kekanak-kanakan dan terkadang sering

dikaitkan dengan kematangan sosial. Budiharjo (dalam

Prastyaningsih, 2005) menyatakan bahwa kematangan

emosi adalah kecenderungan untuk mengadakan tanggapan

emosional yang matang sesuai usia seseorang dan

lingkungan masyarakat sekitarnya.

Dictionary of Behavioral Science karangan Wolman

(dalam Pratiwi, 2005) mendefinisikan kematangan emosi

sebagai kondisi yang ditandai oleh perkembangan emosi

dan permunculan perilaku emosi yang tepat sesuai dengan

usia dewasa daripada bertingkah laku seperti anak-anak.

Green (dalam Safaria dan Farni, 2006) yang

menyatakan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan

seseorang untuk menyesuaikan diri, menempatkan diri, dan

menghadapi berbagai kondisi dengan suatu cara tertentu

Chaplin (2001) mengartikan kematangan emosi

adalah kedewasaan psikologis yang merupakan

perkembangan sepenuhnya dari intelegensi dan proses

emosional. Sedangkan Meichati (1983) mengungkapkan

bahwa kematangan emosi adalah kesanggupan untuk

menghadapi tantangan hidup yang ringan maupun berat.

Menurut Walgito (2002) bila seseorang telah matang

emosinya, telah dapat mengendalikan emosinya, maka

individu akan dapat berpikir secara matang, berpikir secara

baik, dan berpikir secara obyektif.

Dari beberapa teori di atas peneliti ingin

menggunakan definisi dari Walgito hal ini dikarenakan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

20

definisi dari Walgito sudah mencakup semua pengertian

dari teori-teori kematangan emosi yang sudah peneliti

tuliskan yang mana definisi dari Walgito (2002) yang

menyatakan bahwa bila seseorang telah matang emosinya,

telah dapat mengendalikan emosinya, maka individu akan

dapat berpikir secara matang, berpikir secara baik, dan

berpikir secara obyektif.

2. Aspek-aspek Kematangan Emosi

Menurut Walgito (2002) mengenai kematangan

emosi ada beberapa tanda yang dapat diberikan yaitu :

a. Dapat menerima keadaan diri sendiri maupun orang lain

seperti apa adanya sesuai dengan keadaan obyektifnya.

Hal ini disebabkan oleh orang yang telah matang

emosinya dapat berpikir secara baik dan obyektif.

b. Tidak bersifat impulsif yaitu merespon stimulus dengan

cara berpikir baik, dapat mengatur pikirannya untuk

memberikan tanggapan terhadap stimulus yang

mengenainya.

c. Dapat mengontrol emosi dan ekspresi emosi secara baik.

d. Dapat berpikir obyektif sehingga orang yang telah

matang emosinya akan bersifat sabar, penuh pengertian

dan pada umumnya cukup mempunyai toleransi yang

baik.

e. Mempunyai tanggung jawab yang baik, dapat berdiri

sendiri, tidak mudah mengalami frustrasi dan akan

menghadapi masalah dengan penuh pengertian.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

21

Menurut Anderson (dalam Mappiare, 1983) aspek-

aspek kematangan emosi terdiri dari :

a. Kasih sayang

Individu mempunyai rasa kasih sayang yang dalam

dan dapat diwujudkan secara wajar terhadap orang lain

untuk pengembangan drinya.

b. Emosi terkendali

Individu dapat mengendalikan perasaannya terutama

terhadap orang lain.

c. Emosi terbuka-lapang

Individu menerima kritik dan saran dari orang lain

sehubungan dengan kelemahan yang diperbuat demi

pengembangan diri.

Hurlock (1991) mengemukakan ciri-ciri individu

yang telah memiliki kematangan emosi adalah :

a. Adanya kontrol emosi

Individu yang masak emosinya akan berusaha untuk

mengontrol dan mengendalikan emosi sehingga tingkah

lakunya dapat diterima oleh masyarakat.

b. Self-knowledge

Pengetahuan akan diri yang berhubungan dengan

matang emosi seseorang akan mempelajari kontrol

untuk memuaskan kebutuhannya.

c. Penggunaan mental kritis

Orang yang matang emosinya akan menilai secara

kritis sebelum merespon emosinya.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

22

Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan

menggunakan aspek kematangan emosi dari Walgito (2002)

yaitu lima aspek yang meliputi menerima keadaan diri

sendiri, tidak bersifat impulsif, memiliki kontrol emosi,

berpikir obyektif, dan memiliki tanggung jawab. Karena

kelima aspek tersebut sudah mencakup semua aspek yang

dikemukakan oleh Anderson (dalam Mappiare, 1983).

Untuk selanjutnya kelima aspek tersebut akan dijadikan

indikator alat ukur kematangan emosi dalam penelitian,

untuk mengungkap sejauh mana kematangan emosi subjek

penelitian.

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kematangan Emosi

Young (1985) menyatakan 3 faktor yang

memengaruhi kematangan emosi seseorang, yaitu

a. Faktor lingkungan individu yang bersangkutan termasuk

lingkungan keluarga, sosial, dan masyarakat.

b. Faktor pengalaman, yaitu pengalaman hidup yang

diperoleh individu akan memengaruhi kematangan

emosinya. Pengalaman yang menyenangkan akan

memberi pengaruh positif terhadap individu, akan tetapi

pengalaman yang tidak menyenangkan bila terulang

akan dapat memberikan pengaruh negatif terhadap

individu maupun kematangan emosi individu tersebut.

c. Faktor individu, persepsi pada setiap individu dalam

mengartikan suatu hal yang dapat menimbulkan gejolak

emosi pada diri individu. Hal ini disebabkan oleh

pikiran negatif, tidak realistis, dan tidak sesuai

kenyataan.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

23

Hurlock (1991) mengungkapkan faktor-faktor yang

memengaruhi kematangan emosi yaitu, adanya tegangan

emosi, faktor keluarga seperti pemberian kasih sayang, rasa

aman, dan perhatian yang membantu seseorang menghadapi

masalahnya.

C. Remaja Tengah

1. Pengertian Remaja Tengah

Menurut Konopka, (dalam Agustiani, 2006), secara

umum membagi masa remaja menjadi tiga bagian, yaitu :

Masa remaja awal (12-15 tahun), Masa remaja pertengahan

(15-18 tahun), masa remaja akhir (19-22 tahun).

Masa remaja menurut Mönks dkk (1999) secara

global berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun, dengan

pembagian 12-15 tahun : masa remaja awal, 15-18 tahun :

masa remaja pertengahan, 18-21 tahun : masa remaja akhir.

Dari beberapa teori di atas peneliti ingin

menggunakan definisi dari Mönks dkk (1999) hal ini

dikarenakan definisi dari Mönks dkk sudah memiliki

kesamaan dari definisi-definisi remaja tengah yang sudah

peneliti tuliskan yang mana definisi remaja tengah menurut

Mönks dkk (1999) menyatakan bahwa remaja tengah

dimulai dari usia 15 hingga 18 tahun

2. Ciri-ciri Masa Remaja Tengah

Menurut Konopka (dalam Agustiani, 2006) ciri-ciri

remaja tengah yaitu :

a. Berkembangnya kemampuan berpikir yang baru

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

24

b. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting,

namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri

sendiri (self-directed).

c. Remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah

laku, belajar mengendalikan impulsivitas, dan membuat

keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan

vokasional yang ingin dicapai

d. Penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi

individu.

3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja Tengah

Pikunas (dalam Agustiani, 2006) mengemukakan

beberapa tugas perkembangan yang penting pada tahap

pertengahan dan akhir masa remaja, yaitu:

a. Menerima bentuk tubuh orang dewasa yang dimiliki dan

hal-hal yang berkaitan dengan fisiknya.

b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan

figur-figur otoritas

c. Mengembangkan keterampilan dalam komunikasi

interpersonal, belajar membina relasi dengan teman

sebaya dan orang dewasa, baik secara individu maupun

dalam kelompok

d. Menemukan model untuk identifikasi

e. Menerima diri sendiri dan mengandalkan kemampuan

dan sumber-sumber yang ada pada dirinya

f. Memperkuat kontrol diri berdasarkan nilai-nilai dan

prinsip-prinsip yang ada

g. Meninggalkan bentuk-bentuk reaksi dan penyesuaian

yang kekanak-kanakan

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

25

D. Hubungan antara Kematangan Emosi dengan Kompetensi

Interpersonal

Tugas perkembangan remaja tengah menurut Pikunas

(dalam Agustiani, 2006) menyatakan bahwa tugas

perkembangan yang penting pada tahap pertengahan masa

remaja di antaranya adalah mengembangkan keterampilan

dalam komunikasi interpersonal, belajar membina relasi dengan

teman sebaya dan orang dewasa, baik secara individu maupun

dalam kelompok. Selain itu remaja tengah juga harus mampu

meninggalkan bentuk-bentuk reaksi dan penyesuaian yang

kekanak-kanakan.

Dari hal tersebut maka seorang remaja tengah dituntut

untuk memperluas pergaulan dan berinteraksi di lingkungan

sekitarnya dengan baik. Namun hal ini tentu saja bukanlah hal

yang mudah bagi seorang remaja tengah untuk menyesuaikan

diri pada lingkungan tempat dimana remaja tengah tersebut

berada. Hal ini dikarenakan seorang remaja tengah dituntut

untuk meninggalkan kebiasaaan-kebiasaannya di masa anak-

anak dan belajar menyesuaikan diri dengan norma-norma orang

dewasa.

Maka dari itu seorang remaja tengah perlu memiliki

kemampuan dalam melakukan hubungan interpersonal supaya

seorang remaja tengah dapat menjalankan tugas-tugas

perkembangannya dengan baik. Penelitian Buhrmester (dalam

Anastasia, 2004) membuktikan bahwa kompetensi interpersonal

pada masa remaja berperan penting dalam keberhasilan remaja

menjalani kehidupan sosial di masa dewasa.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

26

Menurut Willis (1981) ada dua faktor yang

memengaruhi kompetensi interpersonal yaitu faktor internal dan

faktor eksternal, faktor internal itu sendiri meliputi usia, jenis

kelamin, konsep diri, kemampuan menyesuaikan diri,

kemampuan berempati, kemampuan menghargai orang lain,

kemampuan berkomunikasi, dan faktor eksternal terdiri dari

lingkungan, pola asuh orang tua, latar belakang sosial

pendidikan dan ekonomi, dominasi kelompok.

Dari faktor-faktor yang telah dikemukakan oleh Willis

(1981) di atas di antaranya adalah kemampuan menyesuaikan

diri. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan

menyesuaikan diri merupakan salah satu faktor yang

memengaruhi perkembangan kompetensi interpersonal.

Sedangkan kemampuan menyesuaikan diri memiliki hubungan

terhadap kematangan emosi, yang mana kematangan emosi

dapat memengaruhi perkembangan kemampuan menyesuaikan

diri. Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan

Mahmoudi (2012) yang menyatakan bahwa ketika kematangan

emosional tinggi tingkat umum penyesuaian diri juga cukup

baik. Dari hal tersebut maka dapat dimungkinkan kematangan

emosi memiliki pengaruh terhadap perkembangan kompetensi

interpersonal.

Dari beberapa aspek-aspek kematangan emosi dari

Anderson (dalam Mapiare, 1983) di antaranya adalah kasih

sayang, bila seorang remaja tengah memiliki rasa kasih sayang

yang dalam dan mampu mengungkapkannya secara wajar

kepada orang lain, maka hal itu dapat membuat remaja tengah

menjadi mudah disukai oleh orang-orang di sekitarnya sehingga

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI Menurut Mulyati Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6734/2/T1... · kecakapan, dan kekuatan yang ... Setiap hubungan antar pribadi mengandung

27

dapat membantu seorang remaja tengah untuk menyesuaikan

diri di lingkungan remaja tengah berada. Hal ini juga didukung

oleh penelitian yang dilakukan Mahmoudi (2012) yang

menyatakan bahwa ketika kematangan emosional tinggi tingkat

umum penyesuaian diri juga cukup baik.

Menurut Meichati (1983) kematangan emosi adalah

kesanggupan untuk menghadapi tantangan hidup yang ringan

maupun berat. Dari pengertian tersebut maka dapat diketahui

bahwa dengan kematangan emosi yang baik maka akan

memudahkan seorang remaja tengah dalam mengatasi konflik

pada saat berhubungan dengan orang lain yang tentu saja akan

membantu remaja tengah dalam melakukan hubungan

interpersonal.

Dari uraian di atas nampak bahwa kematangan emosi

merupakan faktor penting yang harus dimiliki oleh para remaja

tengah untuk mengembangkan kompetensi interpersonal remaja

tengah agar dapat menjalankan tugas-tugas perkembangan para

remaja tengah dengan baik.

E. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Hipotesis alternatif (Ha : rxy > 0) : “Ada hubungan positif

signifikan antara kematangan emosi dengan kompetensi

interpersonal pada masa remaja tengah”

2. Hipotesis nihil (Ho : rxy ≤ 0) : “Tidak ada hubungan

positif signifikan antara kematangan emosi dengan

kompetensi interpersonal pada masa remaja tengah”