BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN...

26
12 BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGEMBANGANNYA DI SEKOLAH A. Tinjauan Wacana Kecerdasan Emosional 1. Pengertian Emosi Pemaknaan terhadap emosi sering kali salah, sebab emosi pada umumnya dimaknai sebagai rasa marah. Pada dasarnya emosi merupakan cara yang muncul pada diri individu sebagai respon terhadap fenomena yang dihadapinya seperti emosi marah. Sebenarnya kadang mengalami kesulitan untuk membedakan antara emosi dengan perasaan, namun dapat diberi gambaran bahwa emosi itu mengandung watak dan situasi yang lebih jelas dari pada perasaan. Perasaan merupakan pernyataan tentang jiwa seseorang atau individu pada waktu tertentu baik senang maupun tidak senang.. 1 Dalam sebuah kamus besar Bahasa Indonesia, emosi diartikan sebagai luapan perasaan yang dapat berkembang dan surut dalam waktu relatif singkat 2 . Crow and Crow (1958) mengartikan emosi sebagai berikut : An emotion is an effective that accompanies generalized inner adjustmentand mental an physiological stived up states in the invidual and that shows it self. 3 Emosi diartikan sebagai pengalaman efektif yang disertai penyesuaian dari dalam individu tentang keadaan mental, fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Menurut Goleman bahwa akar kata emosi adalah berasal dari kata “movere”, kata kerja bahasa latin yang berarti menggerakkan, bergerak, 1 Sardjoe, Psikologi Umum, (Pasuruan : Garoeda, 1994), Cet. I, hlm. 169. 2 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), Cet. III, hlm. 261. 3 Sunarto dan B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), Cet. I, hlm. 150.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

12

BAB II

LANDASAN TEORI KECERDASAN EMOSIONAL DAN

PENGEMBANGANNYA DI SEKOLAH

A. Tinjauan Wacana Kecerdasan Emosional

1. Pengertian Emosi

Pemaknaan terhadap emosi sering kali salah, sebab emosi pada

umumnya dimaknai sebagai rasa marah. Pada dasarnya emosi merupakan

cara yang muncul pada diri individu sebagai respon terhadap fenomena

yang dihadapinya seperti emosi marah.

Sebenarnya kadang mengalami kesulitan untuk membedakan

antara emosi dengan perasaan, namun dapat diberi gambaran bahwa

emosi itu mengandung watak dan situasi yang lebih jelas dari pada

perasaan.

Perasaan merupakan pernyataan tentang jiwa seseorang atau

individu pada waktu tertentu baik senang maupun tidak senang..1

Dalam sebuah kamus besar Bahasa Indonesia, emosi diartikan

sebagai luapan perasaan yang dapat berkembang dan surut dalam waktu

relatif singkat 2.

Crow and Crow (1958) mengartikan emosi sebagai berikut : An

emotion is an effective that accompanies generalized inner adjustmentand

mental an physiological stived up states in the invidual and that shows it

self.3 Emosi diartikan sebagai pengalaman efektif yang disertai

penyesuaian dari dalam individu tentang keadaan mental, fisik dan

berwujud suatu tingkah laku yang tampak.

Menurut Goleman bahwa akar kata emosi adalah berasal dari kata

“movere”, kata kerja bahasa latin yang berarti menggerakkan, bergerak,

1 Sardjoe, Psikologi Umum, (Pasuruan : Garoeda, 1994), Cet. I, hlm. 169. 2 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994),

Cet. III, hlm. 261. 3 Sunarto dan B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta : Rineka Cipta,

1999), Cet. I, hlm. 150.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

13

ditambah awalan “e”, untuk memberi arti bergerak menjauh, menyeratkan

bahwa kecenderungan untuk bertindak merupakan hal mutlak dalam

emosi.4 Hal tersebut sebagai akibat dari suatu stimulan yang menyebabkan

munculnya suatu keinginan untuk bertindak .

Emotion are the affektive states of feeling we ecperience when our

needs are satisfied or frustated and as such, they influence all other

aspects of our behavior.5 Emosi diartikan sebagai perasaan atau perkataan

efektif yang kita alami manakala kebutuhan kita tercukupi atau terhalang

dan hal tersebut mempengaruhi aspek yang lain.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perasaan

dan emosi merupakan suasana batin yang dihayatin oleh seseorang pada

suatu saat. Perasaan berkenaan dengan suasana batin yang tenang,

tersembuyi, dan tertutup sedangkan emosi menunjukan suasana batin yang

lebih dinamis, bergejolak, nampak dan terbuka karena lebih

termanifestasikan dalam perilaku fisik.

2. Macam-macam Emosi

Untuk memudahkan dalam memahami dan membahas emosi

secara mendalam, Sejumlah para ahli mengelompokkan emosi kedalam

kelompok tertentu. Diantaranya pendapat Goleman dalam bukunya

“Emotional Intelligence”, dijelaskan dalam beberapa golongan emosi,

antara lain:

a. Amarah, mencakup beringas, mengamuk, benci, marah besar, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan tindak kekerasan dan kebencian patologis.

b. Kesedihan, mencakup pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, dan kalau menjadi patologis menjadi depresi berat.

c. Rasa takut, mencakup cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, takut sekali, ngeri, kecut sebagai patologi, fobia dan panik

4 Daniel Goleman (a), Emotional Intelligence, Terj. T. Hermaya, (Jakarta: Gramedia,

2001), cet. X, hlm. 7. 5 Roger H. Hermanson, (ed), Programed Learnig Aid For Developmental Psychology,

(Amerika: United States Of Amerika, 1972), hlm. 84.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

14

d. Kenikmatan, mencakup bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luas biasa, senang, senang sekali dan batas ujungnya mania.

e. Cinta, mencakup penerimaan, kepercayaan, kabaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih.

f. Terkejut, mencakup terkejut, terkesiap, takjub, dan terpana. g. Jengkel, mencakup hina, jijik, muak, mual, benci, dan tidak

suka. h. Malu mencakup, rasa salah, malu hati, kesel hati, sesal, hina

dan hati hancur lebur. 6

Abdul Aziz berpendapat bahwa emosi terbagi dalam dua golongan,

antara lain:

a. Emosi yang bersifat materiil, yakni emosi yang berkisar pada sesuatu

yang dapat dirasakan seperti orang atau barang tertentu.

b. Emosi yang bersifat idiil, yakni emosi yang berkisar pada hal-hal yang

abstrak seperti cinta akan keindahan, kebencian akan kerusakan.7

Sedangkan menurut Syamsu Yusuf dalam bukunya “Psikologi

Perkembangan Anak dan Remaja”, emosi dikelompokkan menjadi dua

bagian, antara lain :

a. Emosi Sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari

luar terhadap tubuh seperti rasa dingin, manis, sakit, lemah dan lapar.

b. Emosi Psikis (kejiwaan) yakni emosi yang mempunyai alasan

kejiwaan seperti perasaan intelektual, perasaan sosial, perasaan susila,

perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan.

1) Perasaan intelektual mempunyai hubungan dengan ruang lingkup kebenaran. Dalam hal ini perasaan dapat diwujudkan dalam bentuk sikap ragu-ragu, rasa pasti atau tidak, yakin dan tidak yakin dalam ruang lingkup berfikir ilmiyah misalnya rasa ingin belajar, rasa ingin mengetahai dan sebagainya.

2) Perasaan sosial yakni perasaan yang menyangkut orang lain baik sebagai individu maupun kelompok. Misalnya rasa persaudaraan, cinta dan benci, permusuhan dan persahabatan, simpati dan anti pati, dan sebagainya.

6 Ibid., hlm. 411-412. 7 Abdul Aziz El-Qusy, Pokok-Pokok Kesehatan Mental, Jilid I, Zakiah Daradjat, (Jakarta

: Bulan Bintang, 1974), hlm. 131-132.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

15

3) Perasaan susila yakni perasaan yang berhubungan dengan hal-hal yang baik menurut norma kesusilaan yang berlaku. Misalnya rasa bersalah apabila melanggar norma dan rasa tentram dalam mentaati norma.

4) Perasaan keindahan adalah perasaan yang timbul apabila orang mengadakan pengamatan atau mendengar sesuatu yang indah atau jelek.

5) Perasaan ketuhanan adalah perasaan terhadap Tuhan dengan segala sifat-Nya yang sempurna. misalnya beriman, tawakal, rendah hati dan sebagainya.8

Dari beberapa pendapat di atas pada dasaranya para praktisi dalam

mengelompokkan emosi sependapat, namun berbeda dalam

penjabarannya.

Pendapat Goleman dalam menjelaskan penggolongan emosi lebih

terinci sedangkan pendapat Abdul Aziz lebih ditekankan pada sifat-sifat

emosi yang berkisar antara emosi yang dapat dilihat dengan emosi yang

tidak dapat dilihat. Namun emosi-emosi yang termasuk dalam dua sifat

tersebut tercermin dalam pendapatnya Goleman. Demikian juga

pendapatnya Syamsu Yusuf, mengenai macam-macam emosi

menitikberatkan faktor penyebab timbulnya emosi yakni emosi yang

berasal dari luar individu dan emosi yang disebabkan dari dalam individu

sendiri. Dengan demikian emosi pada dasarnya memiliki dua bagian yakni

emosi yang positif dan emosi negatif. Adapun emosi muncul faktor dari

dalam dan luar individu.

Apapun bentuk emosi dan faktor-faktor yang menyebabkan

munculnya emosi tertentu mempunyai peran yang penting dalam

kehidupan. Oleh karena itu penting diketahui perkembangan dan pengaruh

emosi terhadap penyesuaian pribadi dan sosial. Adapun yang

mempengaruhi perkembangan emosi tergantung pada faktor pematangan

dan faktor belajar.9

8 Syamsu Yusuf LN., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandug : Remaja

Rosdakarya, 2000), hlm. 114-115. 9 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, Jilid I, terj., Meitasari T. dan Muslikhah Z.,

(Jakarta: Erlangga, 1995), hlm.213.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

16

a. Peran pematangan

Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk

memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti, memperhatikan

suatu rangsangan dalam jangka waktu yang lebih lama dan

memutuskan ketegangan emosi pada satu obyek. Demikian pula

kemampuan mengingat dan manduga mempengaruhi reaksi emosional.

b. Peran belajar

Metode belajar apapun yang digunakan, dari segi perkembangan usia

harus siap untuk belajar sebelum tiba saatnya belajar, apapun metode

belajar yang dapat menunjang perkembangan emosi antara lain:

1) Belajar secara coba-coba dan ralat 2) Belajar dengan cara meniru 3) Belajar dengan cara mempersamakan diri 4) Belajar dengan cara pengkondisian 5) Belajar dengan cara pelatihan.10

Peran pematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam

mempengaruhi perkembangan emosi, sehingga sulit menentukan dampak

relatifnya. Namun belajar merupakan faktor yang labih dapat

dikendalikan. Dalam belajar segala kekurangan atau kelebihan individu

dapat terlihat sehingga mudah dievaluasi dalam perbaikan.

3. Pengertian Kecerdasan Emosional

Berdasarkan kajian sejumlah teori Inteligensi Emosi, Davies dan

Rekan-rekannya menjelaskan bahwa kecerdasan emosional adalah

kemampuan seseorang dalam mengelola diri sendiri dan orang lain,

mampu membedakan antar emosi dan kemampuan tersebut diwujudkan

dalam perilaku.11

Menurut Patricia Patton, Kecerdasan emosional adalah kekuatan

dibalik singgasana kecerdasan intelektual dan yang merupakan dasar-dasar

pembentukan emosi mencakup ketrampilan-ketrampilan untuk :

10 Ibid., hlm. 214. 11 Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan , (Jakarta : Pustaka

Populer Obor, 2003), hlm. 27.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

17

a. Menunda kepuasaan dan mengendalikan impuls b. Tetap optimis terhadap kemalangan dan ketidakpastian c. Menyalurkan emosi yang kuat secara efektif d. Mampu memotivasi dan menjaga semangat disiplin diri dalam

usaha mencapai tujuan e. Menangani kelemahan-kelemahan diri f. Menunjukkan rasa empati pada orang lain g. Membangun kesadaran diri dan pemahaman diri12

Pendapat Patricia di atas, bahwa kecerdasan emosional diartikan

sebagai kemampuan individu selain IQ yang didalamnya berupa

pengungkapan emosi secara efektif.

Kecerdasan emosional dikatakan sebagai suatu kemampuan khusus

memahami yang diungkapkan secara langsung apa yang diharapkan

sendiri dan orang lain dengan berusaha memberikan terbaik tanpa merasa

terbebani.13

Sedangkan Goleman menjelaskan kecerdasan emosional adalah

kemampuan mengenali perasan sendiri dan orang lain, kemampuan

memotivasi sendiri dan kmampuan mengelola emosi dengan baik pada

diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.14 Kecerdasan

emosional diartikan sebagai kemampuan mengenali perasaan sendiri dan

orang lain serta mampu mengelola emosi tersebut dengan memotivasi diri

sendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

EQ merupakan segenap kemampuan untuk memahami perasaan sendiri

dan oranglain, kemampuan untuk memotivasi dirinya dan menata dengan

baik emosi-emosi yang muncul dalam dirinya dan dalam berhubungan

dengan oranglain.

4. Dimensi-Dimensi Kecerdasan Emosional (EQ)

12 Patricia Patton, EQ Pengembangan Sukses Lebih Bermakna, Terj. Hermes, (Jakarta :

Mitra Media, 2002), hlm. 1. 13 Steven J. Stein Ph. D.dan howard E. Book, Ledakan EQ: 15 Prinsip Dasar Kecerdasa

Emosional Meraih Sukses, terj. Trinanda RJ.dan Yudhi M. (Bandung: Kaifa, 2002), cet.I, hlm. 3. 14 Daniel Goleman (b), Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Prestasi, Terj. Alex Tri

Kanjana W., (Jakarta : Gramedia Pustaka, 2000), cet. III, hlm. 512.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

18

Untuk mengetahui EQ yang dimiliki seseorang dapat dilihat dari

sikap dan perilakunya. Sekilas dapat terlihat unsur-unsur EQ melalui

penjelasan pengertian EQ di atas. Namun hal tersebut dibahas lebih

mendalam oleh para para pakar psikologi, diantaranya pendapat Goleman

juga Salovey dan Mayer menjelaskan bahwa EQ mencakup lima dasar,

namun Goleman mengelompokkan menjadi dua bagian , antara lain :

a. Kecakapan pribadi, kecakapan ini menentukan bagaimana mengelola diri sendiri. Adapun kecakapan ini mencakup: 1) Kesadaran diri, yakni mengetahui keadaan diri sendiri

kesukaan, sumber daya, dan intuisi dengan ciri-cirinya : - Kesadaran diri : mengenali emosi diri dan efeknya. - Penilaian diri secara teliti : mengetahui kekuatan dan

batas-batas diri. - Percaya diri : keyakinan tentang harga diri dan

kemampuan sendiri. 2) Pengaturan diri, yakni kemampuan mengelola kondisi,

impuls dan sumber daya diri, dengan bercirikan : - Kendali diri : mengelola emosi-emosi dan desakan-

desakan hati. - Sifat dapat dipercaya : memelihara norma kejujuran dan

integritas. - Kewaspadaan : bertanggungjawab atas kinerja pribadi. - Adabtibilitas : keluwesan dalam menghadapi perubahan. - Inovasi : mudah menerima dan terbuka terhadap

gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru. 3) Motivasi, yakni kecenderungan emosi yang mengantar

atau memudahkan pencapaian sasaran, dengan ciri-ciri sebagai berikut : - Dorongan prestasi: dorongan untuk menjadi lebih baik

atau memenuhi standar keberhasilan. - Komitmen: menyesuiakan diri dengan sasaran

kelompok. - Inisiatif : kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan. - Optimis : kegigihan dalam memperjuangkan sasaran

kendati ada halangan dan kegagalan. b. Kecakapan sosial

Kecakapan ini menentukan menangani suatu hubungan kecapakan sosial yang terdiri dari dua dimensi, antara lain : 1) Empati, yakni kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan dan

kepentingan orang lain dengan ciri-cirinya : - Memahami orang lain : mengindera perasaan dan

prespektif dan menunjukan minat aktif terhadap kepentingan mereka.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

19

- Orientasi pelayanan : mengantisipasi, mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan.

- Mengembangkan orang lain : merasakan perkembangan kebutuhan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka.

- Mengatasi keragaman : mampu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan.

2) Ketrampilan sosial, yakni ketrampilan untuk menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain, dengan ciri-cirinya : - Komunikasi : mengirimkan pesan yang jelas dan

meyakinkan. - Kepemimpinan : membangkitkan inspirasi dan

membantu kelompok dan orang lain. - Katalisator Perubahan : Memulai dan mengelola

perubahan. - Manajemen konflik : negosiasi dan pemecahan

pendapat. - Kolaborasi dan kooperasi : kerjasama dengan orang lain

demi tujuan bersama. - Pengaruh : memiliki teknik untuk melakukan persuasi. - Kemampuan Tim : menciptakan sinergi kelompokdalam

memperjuangkan tujuan bersama.15

Dari bahasan diatas menggambarkan pada dasarnya dalam EQ

mencakup lima aspek yakni kesadaran diri, pengelolaan diri, motivasi,

empati dan hubungan sosial. Antara kelima aspek tersebut,

mempunyai hubungan yang saling berkaitan satu sama lain:

- Kesadaran diri

Kesadaran diri merupakan dasar kecerdasan emosional

yang melandasi terbentuknya kecakapan-kecakapan lain dalam EQ.

Seseorang yang mempunyai EQ akan berusaha menyadari

emosinya, ketika emosi itu hanyut sehingga suasana hati

menguasai diri sepenuhnya. Sebaliknya kesadaran diri adalah

keadaan ketika seseorang dapat menyadari emosi yang sedang

menghinggapi pikiran akibat permasalahan-permasalahan yang

15 Daniel Goleman (b), Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi, Terj. Alex

Tri Kantjana W., (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), cet. III, hlm. 512.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

20

dihadapi untuk selanjutnya dapat menguasainya. Orang yang

mempunyai keyakinan lebih dan menguasai perasaannya dengan

baik, maka akan mempunyai kepekaan yang tinggi atas perasaan

yang sesungguhnya.

Kesadaran emosi diri dimulai dengan penyelarasan diri

terhadap aliran perasaan, kemudian mengenali bagaimana emosi

membentuk persepsi, pikiran dan perbuatan. Dari kesadaran ini

muncullah kesadaran lain bahwa perasaan kita berpengaruh

terhadap mereka yang berhubungan dengan kita. Tanpa danya

kesadaran diri terhadap perasaan dan apa yang menjadi

penyebabnya, mustahil baginya untuk mencapai kebahagiaan

hidup.

- Pengelolaan diri

Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali

merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi.16 Menangani

perasaan agar terungkap secara tepat adalah kecakapan yang

bergantung dengan kesadaran diri.

Mengelola emosi bukan berarti menekan perasaan bukan

pula berarti langsung mengungkapkannya. Pendapat Aristoteles

yang dikutip oleh Harry Alder, mengatakan bahwa setiap orang

dapat menjadi marah itu mudah, tetapi untuk kepada orang yang

tepat, pada tingkat yang tepat, waktu, tujuan, dan dengan cara yang

tepar tidaklah mudah.17 Emosi muncul secara tiba-tiba dan cepat

tanpa diduga ketika mendapat rangsangan emosi, seperti apabila

merasa disakiti secara fisik atau psikis. Dalam keadaan ini

mempunyai waktu yang sangat terbatas untuk dapat

mengendalikan emosi. Semakin cepat dapat menentukan dan

menidentifikasikan emosi ini, maka akan semakin berpeluang

untuk dapat mengendalikannya. Sehingga emosi akan tersalurkan

16 Daniel Goleman (a), Op. Cit., hlm. 77.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

21

secara tepat dan akan terhindar dari melampiaskan emosi itu secara

berlebihan.

- Motivasi

Motivation as the processof arousing action, sustaining the

activity in progress and regulating the pattern of activity.18

Motivasi berarti sebagai proses membangkitkan tindakan,

menopoang aktivitas dalam proses dan mengatur pola aktivitas.

Motivasi diri adalah dorongan hati untuk bangkit. Ia

merupakan inti secercah harapan dalam diri seseorang yang

membawa orang itu mempunyai cita-cita yang mendorongnya

untuk meraih yang lebih tinggi. Motivasi merupakan kepercayaan

bahwa sesuatu dapat dilakukan bahkan ketika masalah

menghadangnya.

Emosi dapat dijadikan alat untuk meningkatkan prestasi

pikiran positif dengan cara tertentu. Diantaranya dengan

menumbuhkan harapan dalam diri seseorang. Menurut peneliti-

peneliti modern, harapan merupakan sebuah kekuatan dalam

berfikir positif dan lebih bermanfaat dari pada memberikan hiburan

di tengah kesengsaraan.19

Dari sudut pandang EQ, orang yang mempunyai harapan,

berarti ia tidak akan terjebak dalam kecemasan, bersikap pasrah

atau depresi dalam menghadapi sulitnya tantangan.

Dalam kecerdasan emosional mengenal dengan istilah flow

yng merupakan puncak dari EQ. Flow adalah keadan ketika

seseorang sepenuhnya terserap ke dalam apa yang sedang

dikerjakan, pikirannya hanya terfokus kepekerjaan itu, kesadaran

menyatu dengan tindakan. Dalam flow emosi tidak hanya

17 Harry Alder, Boost Your Intelligence, terj. Cristina P., (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm.

125 18 John Wiley and sons, Motivation: Theory and Research, (Amerika: United States Of

Amerika, 1967), cet. IV, hlm. 8. 19 Daniel Goleman (b), Loc.Cit., Hlm.121.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

22

ditampung dan disalurkan, tetapi juga bersifat mendukung,

memberi tenaga dan selaras dengan tugas yang dihadapi.20

Untuk mencapai keadaan flow, seseorang harus

memberikan perhatian sepenuhnya dan membutuhkan konsentrasi

yang tinggi terhadap apa yang dilakukan. Pada tingkatan ini emosi

diarahkan menjadi tenaga positif dan produktif. Emosi menjadi

satu unsur motivasi menghadapi emosi yang negatif melalui

kecakapan-kecakapan tertentu.

- Empati

Empati dibangun berdasarkan kesadaran diri, semakin

terbuka terhadap emosi diri sendiri maka akan semakin terampil

dalam membaca perasaan.21 Pada tingkat paling rendah, empati

mensyaratkan kemampuan membaca emosi orang lain pada

dataran yang lebih tinggi, empati mengharuskan kita meningindera

sekaligus menanggapi kebutuhan atau perasaan seseorang lewat

kata-kata. Sedangkan pada dataran yang paling tinggi empati

adalah menghayati masalah-masalah atau kebutuhan yang tersirat

dibalik perasaan seseorang.22

Kemampuan empati sangat bergantung pada kemampuan

seseorang dalam merasakan perasaan sendiri dan menidentifikasi

perasaan tersebut. Apabila seseorang tidak dapat merasakan

perasaan tertentu, maka akan sulit bagi orang itu untuk memahami

perasaan orang lain. Untuk itu semakin tinggin kemampuan

memahami emosi diri, maka akan lebih mudah untuk menjelajahi

dan memasuki emosi orang lain. Empati berbeda dengan simpati.

Empati merupaka kecenderungan merasakan apa yang dirasakan

oranglain apabila berada dalam kondisi oranglain tersebut.

20 Daniel Goleman (a), Loc. Cit., hlm. 127. 21 Ibid., hlm.135. 22 Daniel Goleman (b), Loc.Cit., hlm.215.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

23

Sedangkan simpati merupakan kecenderungan turut merasakan apa

yang dirasakan orang lain.23

- Hubungan sosial

Salah satu kunci kecakapan sosial adalah seberapa baik atau

buruk seseorang dalam mengungkapkan perasaannya sendiri. Paul

Ekman menggunakan istilah “tata krama” tampilan untuk

konsensus sosial mengenai perasaan apa saja yang dapat

diperlihatkan secara wajar pada saat yang tepat.24

Kecakapan jenis ini sangat membantu seseorang untuk

berkomunikasi dan menjalin hubungan serta kepercayaan dengan

orang lain. Mengenali emosi orang lain apabila memiliki

kemampuan mengendalikan emosi diri atau pengaturan diri dan

empati. Dua kemampuan ini membentuk kecakapan antar pribadi.

Kecakapan antar pribadi dapat menghasilkan hubungan yang

positif dengan orang lain dan dapat membantu orang lain

mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan.

B. Pengembangan Kecerdasan Emosional di Sekolah

1. Tujuan

Kecerdasan intelektual yang sering dinyatakan dengan istilah IQ,

bukan merupakan jaminan keberhasilan seseorang. Faktor lain yang perlu

diperhatikan adalah kecerdasan emosional. Salah satu aspeknya adalah

ketrampilan kecerdasan sosial, dalam arti memiliki kemampuan untuk

memahami orang lain serta bertindak bijaksana dalam hubungan antar

manusia. Hal ini penting untuk dikembangkan dalam lingkungan

pendidikan

Penelitian menunjukkan bahwa lingkungan sosial atau suasana

kelas adalah penentu psikologis utama yang mempengaruhi belajar, hal ini

dapat dimengerti bahwa suasana, keadaan ruangan menunjukan tempat

23 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), cet. II, hlm. 110. 24 Daniel Goeman (a), Loc.Cit., hlm. 159.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

24

belajar yang dipengaruhi emosi25. Dengan demikian emosi mempengaruhi

dalam KBM.

Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang menghasilkan

perubahan tingkah laku meliputi bentuk kemampuan yang menurut

taksonomi Bloom mengklasifikasikan dalam bentuk kemampuan kognitif,

afektif dan psikomotorik.26 Perasaan atau merasa merupakan salah satu

dari aspek afektif, mengetahui merupakan aspek kognitif dan gerakan

yang menyangkut kegiatan oto dan fisk merupakan aspek psikimotorik.

Ketiganya merupakan hal yang berbeda namun saling berhubungan satu

sama lain. Mengetahui dilakukan melalui penginderaan dan hasil dari

mengetahui diperoleh pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh individu

atau siswa dapat memberi rasa senang atau tidak senang. Gerakan motorik

merupakan salah satu intraksi individu dengan lingkungannya dan

diarahkan pada pemenuhan kebutuhan. Pemenuhan tersebut dapat

menimbulkan kepuasan atau sebaliknya dan rasa tersebut dapat menjadi

pendorong dan untuk mengetahui dan melakukan gerakan motorik

lainnya.Dengan demikian kecerdasan emosional tercerman dalam tujuan

pendidikan itu sendiri. Nanum keberhasilan mencapai keseimbangan tiga

aspek tersebut sering kurang maksimal, bahkan cenderung pada aspek

kognitif saja.

Tujuan mengasuh atau mendidik anak dengan kecerdasan

emosional adalah menjadikan anak pemikir yang kompeten, mampu

membuat keputusan yang jernih, ketika orangtua atau guru tidak dapat

membantu bahkan ketika ada tekanan dalam pergaulan anak mampu

menghadapinya sendiri.27

Penanaman kecerdasan emosional di sekolah menitikberatkan

pada peran guru sebagai pengganti orangtua di rumah. Usia dini

25 Dobby DePorter, dkk, Quatum Teaching, terj. Ari N., (Bandung: Kaifa, 2000), cet.I,

hlm. 19 26 Burhanudin Salam, Pengantar Pedagogik (Dasar-Dasar Ilmu Mendidik), (Jakarta:

Rineka Cipta, 1997), cet. I, hlm. 108. 27 Maurice J.Elias, dkk. Cara-Cara Efektif Mengasuh Anak Dengan EQ, terj. M. Jauharul

Fuad, (Bandung: Kaifa, 2002), cet.IV, hlm. 98.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

25

merupakan ketepatan dalam menanamkan kecerdasan emosional, dengan

demikian sekolah dasar merupakan tingkat usia yang baik untuk diajarkan

kecerdasan emosional.

Sekolah yang menerapkan kecerdasan emosional

dilingkungannya, diharapkan akan mengubah pandangan bahwa

kecerdasan intelektual adalah penentu utama atau sebutan orang yang

cerdas dan akan ada jaminan keberhasilan dalam hidupnya. Orang tersebut

berubah sesuai dengan reliatas bahwa antara IQ dan EQ mempunyai peran

dan saling keterkaitan, namun EQ lebih tinggi perannya dalam menggapai

kesuksesan. Dengan demikian tidak ada cerita seseorang siswa yang

pandai secara IQ, mempunyai rasa dendam pada gurunya, lantaran

mendapatkan nilai akademik yang jelek.

2. Sasaran-sasaran

Sekolah sebagai oganisasi pembelajaran akan mampu membangun

tatanan yang cerdas secara emosi jika sumber daya manusia yang ada di

dalamnya mampu membangun intraksi sosial. Proses kerja mereka harus

dipandu oleh pengetahuan disertai dengan penanaman antusiasme dan

komitmen yang kuat untuk berhasil pada setiap tatanan pekerjaan.

Kesadaran akan hal itu akan menjadi wahana bagi tumbuhnya kecerdasan

emosional di lingkungan sekolah.28 Dengan demikian dalam penerapan

kecerdasan emosional dapat mencapai sasaran-sasaran, karena didukung

dari kesadaran akan pentingnya EQ sehingga dalam pelaksanaannya

mempunyai kemampuan yang keras dan tujuan yang jelas.

Kecerdasan emosional guru akan mendorong lahirnya etos sekolah

sebagai organisasi pembelajaran dan komunitas sekolah sebagai manusia

pembelajar. Pada sekolah-sekolah unggul, kecerdasan emosional

komunitas sekolah itu berkembang, meski mereka tidak mengetahuinya

bahkan tidak mnyadarinya.

28 Sudarwan Danim, Menjadi Komunitas Pembelajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003),

cet.1, hlm. 250.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

26

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa EQ mempunyai

peran yang penting dalam kehidupan. Untuk itu perlu ditanamkan kepada

anak-anak sejak dini. Upaya penanaman EQ dapat dilakukan oleh orangtua

juga para guru disekolah dengan cara-cara tertentu. Untuk itu harus

mengetahui dan memahami sasaran yang terkandung dalam kecakapan

emosional terkait dengan sumber daya manusia yang dijelaskan di atas.

Dengan demikian arah dan tujuannya akan menjadi jelas dan terancang.

Adapun sasaran-sasaran didalam lima komponen utama kecakapan

emosional, sebagaiman yang dikemukakan Goleman, sebagai berikut:

a. Kesadaran diri - Perbaikan dalam mengenali dan merasakan emosinya sendiri. - Lebih mampu memahami penyebab perasaan yang timbul. - Mengenali perbedaan perasaan dan tindakan.

b. Mengelola emosi - Toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi dan pengelolaan

amarah. - Berkurangnya ejekan verbal, perkelahian dan gangguan di luar

kelas. - Berkurangnya perilaku agresif dan merusak diri. - Perasaan lebih positif tentang diri sendiri, sekolah dan

keluarga. - Lebih baik dalam menangani ketegangan jiwa. - Berkurangnya kecemasan dan kesepian dalam pergaulan.

c. Motivasi - Lebih bertanggung jawab. - Lebih mampu memusatkan perhatian pada tugas yang

dikerjakan dan menaruh perhatian. - Kurang impulsif dan lebih menguasai diri.

d. Empati - Lebih mampu menerima sudut pandang orang lain. - Memperbaiki empati dan kepekaan terhadap perasaan orang

lain. - Lebih baik dalam mendengarkan orang lain.

e. Membina hubungan - Meningkatkan kemampuan menganalisis dan memahami

hubungan - Lebih baik dalam menyelesaikan pertikaian dan merundingkan

persengketaan. - Lebih baik dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dalam

hubungan. - Lebih populer dan mudah bergaul, bersahabat dan terlibat

dengan teman sebaya.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

27

- Lebih dibutuhkan oleh teman sebaya. - Lebih menaruh perhatian dan bertenggang rasa. - Lebih memikirkan kepentingan sosial dan selaras dalam

kelompok. - Lebih suka berbagi rasa, bekerja keras dan suka menolong. - Lebih demokratis dalam bergaul dengan orang lain.29

Sasaran-sasaran dalam lima komponen utama EQ itu jelas

mengarah pada pembentukan EQ. Kecakapan-kecakapan tersebut tidak

mudak diperoleh kecuali dengan adanya pendidikan dan pelatihan emosi

sejak dini. Dalam hal ini adalah tugas utama guru untuk mewujudkannya.

Pendidikan emosi yang teratur dan terancang dengan baik akan dapat

membina anak untuk memiliki kecakapan-kecakapan emosional

sebagaimana yang tersebut di atas.

3. Metode-metode

Pada dasarnya kecerdasan emosional (EQ) merupakan

ketrampilan-ketrampilan dari pada potensi, dan ketrampilan ini semestinya

diajarkan oleh masyarakat tempat individu tumbuh dan berkembang.

Dengan demikian kecerdasan emosional dipandang sebagai hasil belajar

dari bawaan. Oleh karena itu kecerdasan emosional dapat ditingkatkan

melalui proses belajar dan proses belajar yang saling berpengaruh adalah

proses belajar sosial. Dalam belajar sosial faktor keluarga dan lingkungan

merupakan lingkungan utama individu akan tetapi sekolah mempunyai

peran tersendiri.

Dalam pengembangan kecerdasan emosional banyak diusulkan

para peneliti diantaranya pendapat Claude Steiner dan John Gottman yang

dikutip oleh Agus Nggermanto.

Tiga langkah utama dalam kecerdasan emosional menurut Claude

Steiner yakni membuka hati, menjelajahi emosi dan tanggung jawab.

a. Membuka hati

29 Daniel Goleman (a), Op.Cit., hlm. 404-405.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

28

Membuka hati merupakan langkah pertama karena hati adalah simbul

pusat emosi. Hati yang akan merasakan damai saat berbahagia dalam

kasih sayang, cinta dan hati merasa tidak nyaman ketika sedih atau

marah. Dengan demikian kita akan memulai membebaskan pusat

perasaan kita dari impuls dan pengaruh yang membatasi untuk

menunjukkan cinta pada orang lain.

b. Menjelajahi dataran emosi

Dengan memebuka hati maka melihat kenyataan dan menemukan

peran emosi dalam kehidupan secara singkat dapat lebih bijak dalam

menanggapi perasaan sendiri dan orang lain.

c. Mengambil tanggung jawab

Tidak cukup hanya membuka hati, memahami dataran emosional

orang lain namun etika menghadapi masalah dengan orang lain, maka

harus melakukan perbaikan dan tindakan lebih jauh.30

Dalam keadaan emosi apapun namun berusaha untuk membuka

hati apapun emosi yang sedang dirasakan maka akan mengerti arti penting

emosi dalam kehidupan. Pada akhirnya menjadikan mampu menanggapi

perasaan sendiri dan orang lain.

Kemudian suatu hubungan kadang mengalami masalah maka dapat

dilakukan dengan berusaha menyelesaikan secara objektif apapun

permasalahannya dan diakhiri dengan perdamaian.

Selanjutnya John Gottman juga merumuskan cara

mengembangkan kecerdasan emosional yang dianggap sangat praktis dan

efektif terutama untuk membina kerjasama dan saling pengertian dengan

30Agus Nggermanto, Quantum Quetient: Cara Cepat Melejitkan IQ, EQ dan SQ secara

Harmonis, (Bandung: Nuansa, 2002), cet. IV, hlm.100-102.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

29

teman, siswa, anak-anak dan lain-lain. Adapun rumusannya antara lain :

menyadari emosi anak, mengakui emosi sebagai kesempatan,

mendengarkan dengan empati, mengungkapkan nama emosi dan

membantu menemukan solusi.

a. Menyadari emosi anak

Guru ataupun oarang tua yang sadar terhadap emosi mereka sendiri

dengan menggunakan kepekaan mereka untuk menyelaraskan diri

denghan perasaan anak atau murid dengan menyadarinya betapa tulus

dan hebatnya. Ketika seorang guru merasa bahwa hatinya berpihak

pada murid maka dapat merasakan apa yang sedang dirasakan oleh

murid itu.31

b. Mengakui emosi sebagai kesempatan

Ketika murid mengalami kegagalan dalam mencapai nilai baik

pelajaran tertentu atau terjadi pertengkaran dengan temannya maka

pengalaman-pengalaman negatif itu dapat digunakan sebagaipeluang

untuk berempati. Dengan rasa empati amaka akan terbangun kedekatan

dan berusaha menangani masalah atau perasaan-perasaan mereka.32

c. Mendengarkan dengan empati

Setelah mampu melihat bahwa situasi merupakan suatu kesempatan

untuk menjalin keakraban dan mengajarkan pemecahan masalah, maka

berusaha mendengarkan keluhan anak dengan bahasa hati untuk dapat

merasakan apa yang sedang dirasakan anak, maka akan merasa

diperhatikan.33

d. Mengungkapkan nama emosi

Salah satu langkah yang mudah dan penting dalam pelatihan emosi

adalah menolong anak memberi nama emosi mereka sewaktu

31 John Gottman, Ph.D. dan Jean Declaire, Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional, terj. T. Hermaya, (Jakarta: Gramedia, 2001), cet.V, hlm. 90.

32 Ibid., hlm. 94. 33 Ibid., hlm. 95.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

30

mengalaminya. Mengusulkan kepada anak untuk mengungkapkan

perasaan-perasaannya. Jika perasaan-perasaan itu diungkapkan lewat

kata-kata maka akan semakin baik34

e. Membantu menemukan solusi

Setelah meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan anak dan

membantunya memberi nama serta memahami emosinya maka kita

akan berusaha untuk memecahkan permasalahannya. Proses ini

memiliki lima tahap yakni menentukan batas-batas, sasaran,

pemecahan yang mungkin, mengarahkan pemecahan yang dirasakan

dan menolong untuk memilih satu pemecahan.35

Agus Nggermanto memperkuat pendapatnya Gottman di atas,

namun dengan menambah yakni metode menjadi teladan dan senada

dengan gagasannya Lawrence. Keteladanan dapat mempengaruhi perilaku

dan tindakan.36Apabila siswa menyaksikan guru dengan tenang membahas

sebuah masalah, menguraikan segala sesuatunya dan menimbang semua

pemecahan yang mugkin, maka mereka dengan sendirinya mulai

menghargai dan meniru perilaku tersbut. Sebaliknya jika guru merasa

terterkan dengan permasalahannya atau beranggapan bahwa masalah-

masalah itu akan hilang dengan sendirinya, maka mungkin akan

menirunya.

Menurut Jeane Segal, ada beberapa cara untuk meningkatkan

kecerdasan emosional dan pencapaian EQ melalui tahapan sebuah

perjalanan jenjang sekolah.

a. Merasakan perasaan-perasaan tubuh bagaikan tahapan sekolah dasar.

34 Ibid., hlm.101. 35 Ibid., hlm. 104. 36 Agus Nggermanto, Op. Cit., hlm. 105 dan Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan

Emotional Intelligence Pada Anak, Terj. Alex Tri K., (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), cet.VI, hlm. 143.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

31

Tahapan ini mengajarkan cara merasakan emosi dengan menggunakan

seluruh tubuh tidak hanya hati. Jadi kurikulum dasar kita terdiri dari

pelajaran untuk mengenali perasaan-perasaan di tubuh kita. 37

b. Menerima perasaan bagaikan sekolah menengah

Orang yang tidak dapat merasakan emosi karena dirinya sendiri saling

mencari orang lain untuk menyalahkan kemarahannya dan

menyakinkan dirinya bahwa kesedihan dan kecemasan itu memalukan,

tidak hanya membuang waktu dan energi tetapi juga dapat

menumpulkan indera yang kita butuhkan untuk tetap waspada secara

emosional di dunia nyata. Dimana hambatan datang dari segala

jurusan, tanpa sepenuhnya menerima perasaan kita kehilangan

kebijakan untuk membuat keputusan yang tepat, kekuatan pengandali

di balik bafsu kita untuk bertindak.38

Ketika menolak atau menerima perasaan maka perasaan itu cenderung

bertumpuk di amygdala (struktur rimbik yang berfungsi sebagai

pengatur emosi di otak) seperti jika tidak merasakan apapun sehingga,

meninggalkan kenangan emosional dapat menghambat kemajuan 39

c. Menjaga kesadaran atau mempertahankannya bagaikan perguruan

tinggi

Anda menjaga kepekaan dan kebugaran tubuh sehingga tubuh tetap

reseptif. ketika pikiran mencatat perkembangn emosi dan tubuh, anda

semakin cerdas. Salah satu cara untuk untuk tetap berhubungan dengan

emosi pada saat mengerjakan kegiatan sehari-hari adalah menjaga

kesadaran tubuh agar tetap konstan tentunya memerlukan kepekaan

yang sangat kuat.40

d. Menumbuhkan empati bagaikan setingkat pasca sarjana.

37 Jeane Segal, Raising Your Emotional Intelligence, Meningkatkan Kecerdasan

Emosional, Terj. Dian paramesti bahar, (Jakarta: Citra Aksara, 1997), hlm. 57 38 Ibid., hlm. 87 39 Ibid., hlm. 89 40 Ibid., hlm. 114

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

32

Empati merupakan bumbu penting untuk pesona, sukses sosial bahkan

kharisma.41 Dengan menumbuhkan empati akan membuat kita

bijaksana dan kebijaksanaan optimal pada tingkat pasca sarjana.

Pada dasarnya pengembangan kecerdasan emosional (EQ),

pembahasan fokusnya terletak pada metode-metode dalam

pengembangannya. Metode-metode yang ditawarkan sejumlah praktisi,

masih bersifat umum. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk

mengetahui ketepatan dalam menerapkan metode tertentu, salah satunya

dengan faktor usia.

Enam tahun pertama kehidupan seorang anak dimulai terutama

dengan perkembangan jasmani. Enam tahun berikutnya sampai kira-kira

usia 12 tahun menandai masa alami untuk mengembangkan kepekaan

emosi.Dari usia 12 hingga 18 tahun sifat suka menentang adalah suatu

gejala yang wajar dari kekuatan kehendak yang sedang berkembang.42

Dengan demikian, sekitar usia 6 tahun anak sudah siap untuk diajari

melalui medium kesadaran emosi. Ini bukan berarti dia secara emosi

belum sadar sampai saat itu, namun selama 6 tahun pertamanya kesadaran

subjektifnya belum tampak. Setelah usia 6 tahun anak sudah mampu

memusatkan perhatian pada emosinya. Oleh karena itu, pengembangan

kecerdasan emosional yang dimulai dari sekolah tingkat dasar awal

merupakan langkah yang tepat, karena usia anak sudah mencapai sekitar 6

tahun.

Terkait dengan metode-metode di atas, terdapat kelebihan dan

kekurangannya didalamnya. Metode Steiner merupakan metode yang

bertahap di satu tingkat ke tingkat selanjutnya. Ketika siswa mampu

membuka hatinya terhadap segala emosi yang dialami, maka siswa akan

mengetahui peran dari setiap emosi, baik emosi yang melibatkan orang

lain maupun terhadap diri sendiri. Namun, ketika tahap pertama tidak

dapat terwujud maka kesulitan untuk menerapkan tahap selanjutnya. Hal

41 Ibid., hl. 143

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

33

ini disebabkan karena ketiga tahap tersebut merupakan suatu urutan yakni

ketika seorang mampu menerima segala emosi yang terjadi maka akan

merasakan makna dan peran dari emosi tersebut dan pada akhirnya mampu

membina hubungan dengan orang lain. Dalam metode Steiner, peran guru

sangat menentukan keberhasilannya. Guru harus mampu menilai tingkat

keberhasilan dari setiap tahapan metode Steiner.

Metode Gottman bersifat lebih mendasar, apabila guru dan siswa

menggunakan kelima langkah pelatihan emosi secara teratur, maka akan

menjadi semakin mahir. Guru dan siswa akan menjadi lebih sadar terhadap

perasaan dan makin bersedia untuk mengungkapkannya. Siswa juga dapat

belajar untuk memahami manfaat kerjasama dengan pelatih emosi (guru)

untuk menyelesaikan masalah. Namun, ini tidak berarti bahwa pelatihan

emosi terjamin kelancarannya. Guru akan menjumpai sekurang-

kuarangnya beberapa hambatan. Ketika guru menginginkan untuk

bersentuhan dengan emosi-emosi siswa, tetapi karena berbagai macam

alasan, guru tidak mampu mendapatkan isyarat yang jelas. Dapat pula

timbul ketika guru mengatakan atau mengerjakan tetapi pesan guru tidak

sampai kepada siswa.

Gagasan Lawrence dan Agus Nggermanto, yakni menawarkan

metode keteladanan merupakan metode yang baik untuk diterapkan.

Aspek-aspek teladan guru berdampak besar terhadap iklim belajar dan

pemikiran pelajar yang diciptakan guru. Keteladanan merupakan metode

yang bersifat alami, tidak ada pemaksaan. Semakin banyak guru memberi

teladan maka siswa akan semakin tertarik dan mencontoh. Hal ini

disebabkan karena mereka merasa kesebangunan dan kecocokan antara

keyakinan dan perkataan dengan perbuatan guru.

Metode Jeane Segal merupakan metode yang melibatkan unsur

tubuh dan emosi. Salah satu ketrampilan kunci untuk membantu anak-anak

yang lebih besar mengendalikan perilaku marah adalah mengajarkan cara

42 J. Donald Walters, Education For Life, terj. Agnes Widyastuti, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2004), hlm. 120.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

34

mengendalikan perasaan. Dengan menyadari sensasi tubuh mereka, seperti

wajah memerah atau ketegangan otot ketika marah, membantu mereka

berhenti dan memikirkan apa yang harus dikerjakan selanjutnya dan tidak

ototmatis meledek marah. Bahkan setelah kita mempelajari pola perilaku

yang sulit, kita dapat mengubah pola tersebut dengan memberi perhatian

pada pengalaman perasaan. Namun pelatihan metode ini memerlukan

kesabaran. Meskipun mendatangkan manfaat latihan ini sulit untuk

dijalankan sesuai keinginan, selain berat, membutuhkan waktu dan sulit

untuk mengetahui di dalam prosesnya.

Melihat dari kelebihan dan kekurangan dari setiap metode di atas,

menitik beratkan pada kemampuan guru untuk menyesuaikan dengan

keadaan siswa. Menyadari atau tidak sebenarnya guru terkadang

menerapkan metode yang ditawarkan Gottman. Namun tidak mengetahui

akan tingkat keberhasilan yang dicapai dari metode tersebut. Oleh karena

itu dalam menerapkan metode apapun dibutuhkan pelatih (guru) yang

mempunyai kecerdasan emosional tinggi sehingga menyadari pentingnya

kecerdasan emosional untuk diajarkan kepada siswanya. Dari metode-

metode di atas, metode keteladanan yang dipandang lebih efektif untuk

diterapkan. Seorang guru harus mampu menjadi teladan bagi siswanya.

Metode ini siswa dapat menyaksikan langsung dan mengartikan sendiri

kemudian akan meniru secara pribadi. Dalam arti, proses peniruan

merupakan hasil dari pengamatannya sendiri terhadap sosok teladannya

yakni guru. Kemampuan guru dalam menyelesaikan masalahnya secara

bijak ataupun dengan ungkapan yang keliru dapat dilihat secara langsung.

Oleh karena itu, semakin guru memberikan teladan baik, maka siswa akan

semakin menirunya. Dan seharusnya guru adalah seorang teladan bagi

siswanya, karena guru merupakan pemimpin di dalam lingkup ruang kelas.

Bahkan menjadi seorang teladan merupakan cerminan dari pribadi

Rasulullah SAW, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab

ayat 21 sebagai berikaut :

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

35

موالياهللا و وجركان ي نة لمنسة حول اهللا أسوسفى ر كان لكم لقد )21: االحزاب (االخر وذكر اهللا كثيرا

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suru tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah”. (QS Al-Ahzab : 21)43

Menurut Musthafa Al-Maraghi, ayat di atas menjelaskan sesungguhnya norma-norma yang tinggi dan teladan yang baik ada pada Rosulullah didalam amal perbuatannya dan hendaknya berjalan sesuai petunjuknya apabila menghendaki pahala dari Allah serta takut akan azab-Nya di hari semua orang memikirkan dirinya sendiri serta pelindung dan penolong ditiadakan, kecuali amal sholeh. Dan Kalian orang yang selalu ingat kepada Allah dengan ingatan yang banyak, maka sesungguhnya ingat kepada Allah itu seharusnya membimbing kamu untuk taat kepadanya dan mencontoh perbuatan Rosul-Nya.44

Keteladanan merupakan cara-cara yang efektif untuk membantu

anak mengembangkan ketrampilan berpikir realistis dan penanggulangan

masalah, yang pada gilirannya akan membantu meraka dalam menghadapi

bermacam-macam masalah. Pokok pikiran dibalik kisah keteladanan ini

adalah menujukan kepada anak cara-cara berpikir realistis dan sesuai

dengan usia tentang suatu masalah kemudian memilih tindakan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Terkait dengan potensi manusia, Al-Ghozali memperkenalkan

istilah “Al-nafs”, “Al-qolb”, “Al-ruh” dan ” Al-aql”.45 Istilah-istilah

tersebut terdapat dalam Al-Qur’an.

“Nafs” menunjukan manusia sebagai mahluk hidup yang berasal

dari satu, kemudian berkembang biak, bekerja dan merasa.46 Dalam

filsafat Islam “al-nafs” diartikan sebagai jiwa. Jiwa mencakup jiwa

43 RHA Soenarjo, dkk., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag R.I., 1971), hlm.

670 44 Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, terj. Bahrun Abu Bakar dkk,

(Semarang: Toha Putra, 1992), cet.II, hlm. 277. 45 Ibid., hlm. 126.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

36

rasional dan jiwa irrasional. Jiwa irrasional dimiliki oleh semua mahluk

hidup sedangkan jiwa rasional hanya dimiliki oleh manusia yakni daya

pikir.47 Sedangkan dalam Al-Qur’an penggunaan kata nafs menunjukan

dalam diri sisi manusia yakni berhubungan dengan nafsu, kehidupan, jiwa,

dan berhubungan dengan diri manusia.48

“Al-Aql” bermakna “Al-Hijr” atau “Al-Nuha” berarti kecerdasan

(intelektual) dan berasal dari kata kerja aqala yang berarti mengikat atau

menawan. Oleh karena itu, orang yang menggunakan akalnya disebut aqil

yaitu orang yang dapat mengikat atau menawan hawa nafsunya.49

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa orang yang

menggunakan akalnya pada dasarnya adalah orang yang mampu menahan

hawa nafsunya, sehingga hawa nafsu tidak dapat menguasai dirinya.

“Al-Qolb” berkisar pada arti perasaan (emosi) dan intelektual pada

manusia dan merupakan dasar dari fitrah, tempat petunjuk, iman,

kemauan, kontrol dan pemahaman.50 Kata “Qolb” merupakan bentuk

masdar dari qolaba yang berarti berubah, berpindah atau berbalik Namun

kata “qolb” juga berarti hati atau jantung.51 Hal ini disebabkan hati selalu

berubah-ubah seperti kerja dari jantung.

Dimensi psikis manusia yang bersumber secara langsung dari

Tuhan adalah dimensi “ruh”. Dimensi “ruh” membawa sifat dan daya

yang dimiliki sumbernya yaitu Allah. Perwujudan dari sifat dan daya

Allah tersebut memberikan potensi manusia sebagai khalifah Allah.52

Tegasnya bahwa dimensi “ruh” merupakan daya potensial internal

manusia yang akan diaktualisasikan sebagai khalifah Allah.

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa pada dasarnya manusia

mempunyai potensi kecerdasan yang sudah tersusun dalam susunan saraf

46 Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan, (Jakarta: Al-Husna, 1992), cet. II, hlm. 271. 47 Baharudin, Paradigma Psikologi Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), cet. I,

hlm. 93. 48 Ibid., hlm. 101. 49 Ibid., hlm. 115 50 Hasan Langgulung, OP. Cit., 51 Bahrudin, Op.Cit., hlm. 124.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI KECERDASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · perasaan keindahan dan perasaan ketuhanan. 1) Perasaan intelektual mempunyai

37

yakni pada otak dan dari segi psikis, manusia dapat mengembangkan

potensi kecerdasannya melalui “ruh”, “aql”, “qolb”, dan “nafs”.

52 Ibid., hlm. 136.