BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025...

56
13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem Informasi memiliki peranan penting bagi perusahaan. Hampir di seluruh sektor bisnis sudah menggunakan sistem informasi. Bukan hanya itu, bahkan saat ini perusahaan sedang terus berusaha berlomba-lomba untuk mengembangkan sistem informasi yang digunakan untuk menunjang kebutuhan bisnis perusahaan di tengah persaingan bisnis yang semakin kompetitif. 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut pendapat Bourgeois (2014), Sistem Informasi merupakan komponen yang saling bekerja sama untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, analisis masalah dan visualisasi dalam sebuah organisasi. Sedangkan menurut Cornford & Shaikh (2013), menyatakan bahwa pengertian Sistem Informasi merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya yang

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Sistem Informasi memiliki peranan penting bagi perusahaan. Hampir

di seluruh sektor bisnis sudah menggunakan sistem informasi. Bukan hanya

itu, bahkan saat ini perusahaan sedang terus berusaha berlomba-lomba untuk

mengembangkan sistem informasi yang digunakan untuk menunjang

kebutuhan bisnis perusahaan di tengah persaingan bisnis yang semakin

kompetitif.

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut pendapat Bourgeois (2014), Sistem Informasi

merupakan komponen yang saling bekerja sama untuk

mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi

untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian,

analisis masalah dan visualisasi dalam sebuah organisasi. Sedangkan

menurut Cornford & Shaikh (2013), menyatakan bahwa pengertian

Sistem Informasi merupakan kombinasi teratur dari orang-orang,

hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya yang

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

14

mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah

organisasi. Selain itu, Laudon (2014) mendefinisikan sistem informasi

sebagai seperangkat elemen atau komponen yang saling terkait yang di

kumpulkan (input), manipulasi (process), menyimpan, dan

menyebarkan (output) data dan informasi dan memberikan reaksi

korektif (feedback) untuk memenuhi tujuan. Jadi dapat disimpulkan

bahwa Sistem Informasi adalah kombinasi seperangkat komponen

yang terdiri dari orang, hardware, software, jaringan telekomunikasi

dan data yang saling bekerja sama untuk mengumpulkan, mengolah,

menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk mendukung

pengambilan keputusan, pengendalian, analisis masalah dan visualisasi

dalam organisasi.

Menurut pendapat Imache (2012), Sistem informasi adalah

kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur

dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang

penting, proses atas transaksi - transaksi tertentu dan rutin, membantu

manajemen dan pemakai intern dan ekstern serta menyediakan dasar

pengambilan keputusan yang tepat. Sistem informasi juga merupakan

suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, bilamana

dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung

pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

15

2.1.2 Komponen Sistem Informasi

Menurut pendapat Zefry Darmawan (2013), Sistem informasi

terdiri dari komponen komponen yang disebut blok bangunan

(building block), yang terdiri dari komponen input, komponen model,

komponen output, komponen teknologi, komponen hardware,

komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol.

Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain

membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.

1. Komponen Input

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input

disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang

akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Komponen Model

Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model

matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang

tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk

menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Komponen Output

Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan

informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk

semua pemakai sistem.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

16

4. Komponen Teknologi

Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi,

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan

model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan

mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem

secara keseluruhan.

5. Komponen Hardware

Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan

vital bagi sistem informasi yang berfungsi sebagai tempat untuk

menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai

sumber data dan informasi untuk memperlancar dan

mempermudah kerja dari sistem informasi.

6. Komponen Software

Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah, menghitung

dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk

menciptakan suatu informasi.

2.2 Tata Kelola TI (IT Governance)

Tata kelola TI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tata

Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance). Perlunya Tata Kelola TI

yang baik bagi perusahaan didasari dari peran TI yang dapat member nilai

bagi siapa saja penerima manfaat dari layanannya.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

17

2.2.1 Pengertian Tata Kelola dan Manajemen

Menurut pendapat Kuruzovich (2012), tata kelola (governance)

adalah sistem dan proses untuk memastikan akuntabilitas yang tepat

dan keterbukaan dalam menjalankan organisasi bisnis. Tata kelola

memastikan kebutuhan stakeholder, kondisi dan pilihan yang

dievaluasi untuk menentukan keseimbangan dan tujuan organisasi

yang harus dicapai, memberikan arahan dan pengambilan keputusan

prioritas, mengawasi prestasi dan pemenuhan arah dan tujuan yang

telah disepakati. Topik dalam tata kelola perusahaan adalah

menyangkut masalah akuntabilitas dan tanggung jawab mandat,

khususnya implementasi pedoman dan mekanisme untuk memastikan

perilaku yang baik.

Menurut Pendapat Cornford & Shaikh (2007), Manajemen

merupakan perencanaan, organisasi, pengendalian, penyelenggaraan

dan koordinasi kegiatan suatu organisasi agar mencapai tujuan yang

dikehendaki. Laudon (2014) mendefinisikan manajemen sebagai seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa

seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk

mencapai tujuan organisasi. Manajemen informasi (information

management) merupakan pengumpulan dan pengelolaan informasi

dari sumber-sumbernya dan mendistribusikannya ke para pengguna.

(Azis, 2014).

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

18

2.2.2 Pengertian IT Governance

Menurut IT Governance Institute (TTGI), IT Governance (Tata

kelola TI) merupakan tanggung jawab dewan direksi dan manajemen

tingkat atas. Tata kelola TI merupakan bagian dari pengelolaan

perusahaan dan terdiri dari pimpinan, semua anggota susunan

organisasi dan proses-proses yang mempunyai maksud untuk

memastikan bahwa TI yang ada mendukung dan membantu

pencapaian strategi dan tujuan organisasi.

Menurut Pendapat Bowen et al. (2007), Tata kelola TI juga

dapat diartikan sebagai struktur dari hubungan dan proses yang

mengarahkan dan mengatur organisasi dalam rangka mencapai

tujuannya dengan memberikan nilai tambah dari pemanfaatan TI

sambil menyeimbangkan risiko dibandingkan dengan hasil yang

diberikan oleh TI dan prosesnya.

Tata Kelola TI fokus pada penentuan siapa yang memiliki

wewenang dan bertanggungjawab atas pengambilan keputusan yang

dapat mendorong perilaku yang diinginkan dalam pemanfaatan TI di

perusahaan. (Spremić, 2009)

Menurut pendapat Kuruzovich (2012), Tata Kelola TI

merupakan penentuan dan pelaksanaan atau implementasi dari proses,

struktur, dan mekanisme relasional yang memudahkan pihak bisnis

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

19

dan TI serta memberikan suatu nilai TI tersendiri dari investasi bisnis

yang dilakukan.

Tata kelola TI dapat juga diartikan sebagai hubungan dan

proses terstruktur untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi

agar mencapai tujuan dengan cara menyeimbangkan risiko, hasil yang

didapatkan dari TI serta prosesnya. Sedangkan dalam AS-8015

(standar tata kelola TI Australia) didefenisikan bahwa Tata Kelola TI

sebagai proses dalam mengarahkan dan mengendalikan TI yang saat

ini terdapat pada organisasi maupun yang masih direncanakan

termasuk mengawasi dan mengarahkan rencana yang ada, serta

mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan, kebijakan dan strategi TI

agar organisasi dapat mewujudkan tujuannya.

Walaupun defenisi yang ada berbeda pada beberapa aspek, namun

semuanya fokus pada isu yang sama yaitu bagaimana TI dapat

memberikan nilai yang menyelaraskan hubungan antara TI dengan

bisnis agar TI dapat mengurangi risiko.

Tata kelola TI adalah sistem dimana TI dalam perusahaan

diarahkan dan dikontrol. Struktur tata kelola TI menentukan

pambagian hak dan tanggung jawab antar pihak yang berbeda, seperti

direktur, manager bisnis dan manager TI, dan mendefenisikan

berbagai aturan dan prosedur untuk keputusan TI.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

20

2.2.3 Prinsip IT Governance

Prinsip IT Governance perusahaan berdasarkan ISO-IEC/38500

adalah:

1. Tanggung jawab

Individu dan kelompok dalam organisasi memahami dan menerima

tanggung jawab mereka dalam dua hal, yaitu memasok TI dan

melakukan permintaan TI. Mereka yang bertanggung jawab atas

tindakan-tindakan juga harus yang memiliki kewenangan untuk

melakukan tindakan tersebut.

2. Strategi

Strategi bisnis perusahaan memperhitungkan kemampuan TI saat

ini dan masa depan. Rencana strategis TI memenuhi kebutuhan

saat ini dan yang akan berjalan sesuai dengan strategi dengan

strategi bisnis perusahaan.

3. Akuisisi

Akuisisi TI dibuat untuk alasan yang sah, atas dasar analisis yang

tepat dan berkelanjutan, dengan pembuatan keputusan yang jelas

dan transparan. Terdapat keseimbangan antara manfaat, peluang,

biaya, dan risiko, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka

panjang.

4. Kinerja

TI sesuai dengan tujuannya untuk mendukung perusahaan,

memiliki fungsi menyediakan layanan, level dari layanan, dan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

21

kualitas layanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

bisnis saat ini dan masa depan.

5. Kesesuaian

TI mematuhi semua peraturan perundang-undangan dan peraturan

wajib. Kebijakan dan praktik-praktik yang bersifat jelas,

dilaksanakan dan ditegakkan.

6. Perilaku Manusia

Kebijakan, praktik, dan keputusan TI menunjukan rasa hormat

terhadap perilaku manusia, termasuk memenuhi kebutuah semua

orang yang terlibat di dalam proses baik saat ini dan masa depan.

2.2.4 Tujuan IT Governance

Tujuan dari tata kelola TI menurut ITGI (2007) adalah untuk

dapat mewujudkan manfaat TI yang diharapkan, menggunakan dan

memaksimalkan manfaat tersebut, mewujudkan penggunaan sumber

daya TI yang bertanggung jawab, dan dapat mengelola risiko yang

terkait dengan TI yang tepat. Tata kelola TI merupakan

tanggungjawab pihak manajemen didalam suatu organisasi, sehingga

bagaimana TI bisa menjadi lebih efisien dan efektif dalam mendukung

proses bisnis yang dijalankan tersebut. Sehingga tujuan tata kelola TI

adalah mengontrol penggunaannya dalam memastikan bahwa kinerja

TI memenuhi dan sesuai dengan tujuan, sebagai berikut:

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

22

1) Menyelaraskan teknologi informasi dengan strategi perusahaan

serta realisasi dari keuntungan-keuntungan yang telah

dijanjikan dari penerapan TI.

2) Penggunaan teknologi informasi memungkinkan perusahaan

mengambil peluang-peluang yang ada, serta memaksimalkan

pemanfaatan TI dalam memaksimalkan keuntungan dari

penerapan TI tersebut.

3) Bertanggungjawab terhadap penggunaan sumber daya TI.

4) Manajemen risiko-risiko yang ada terkait teknologi informasi

secara tepat.

2.2.5 Area Fokus IT Governance

Adapun yang menjadi area fokus dalam proses pengelolaan

tata kelola teknologi informasi, dibedakan menjadi lima area utama

(ITGI, 2007):

1) Strategic Alignment, berfokus pada bagaimana mencapai visi

dan misi dari suatu organisasi yang selaras dengan tujuan bisnis

organisasi tersebut.

2) Value Delivery, berfokus pada bagaimana mengoptimalkan

nilai tambah dari teknologi informasi dalam mencapai visi dan

misi suatu organisasi.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

23

3) Resources Management, berfokus pada bagaimana sumber

daya dan infrastruktur dapat mencukupi dalam penggunaannya

yang optimal, berkaitan pada investasi yang optimal dari

penggunaan TI yang ada.

4) Risk Management, berfokus pada bagaimana melakukan

identifikasi kemungkinan risiko-risiko yang ada, serta

bagaimana mengatasi dampak dari risiko-risiko tersebut.

5) Performance Measurement, berfokus pada bagaimana

mengukur serta mengawasi kinerja dari teknologi informasi dan

menyesuaikan penggunaan dari TI sesuai dengan kebutuhan

bisnis organisasi.

2.3 COBIT 5

COBIT versi 5 atau dikenal dengan istilah COBIT 5 adalah edisi

terbaru dari Framework COBIT ISACA yang menyediakan penjabaran bisnis

secara end-to-end dari tata kelola teknologi informasi perusahaan untuk

menggambarkan peran utama dari informasi dan teknologi dalam menciptakan

nilai perusahaan.

2.3.1 Pengertian COBIT 5

Menurut ISACA (2012), COBIT (Control Objective for

Information and related Technology) merupakan sekumpulan

dokumentasi dan panduan untuk mengimplementasikan IT

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

24

Governance, kerangka kerja yang membantu auditor, manajemen, dan

pengguna (user) untuk menjembatani pemisah (gap) antara risiko

bisnis, kebutuhan kontrol, dan permasalahan-permasalahan teknis.

COBIT dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI) yang

merupakan bagian dari Information Systems Audit and Control

Association (ISACA). COBIT sudah mengalami evolusi yang cukup

panjang untuk semakin baik menjadi kerangka kerja yang bisa

digunakan dalam menerapkan Governance of Enterprise IT.

Gambar 2.1 Evolusi COBIT

(Sumber: ISACA, 2012)

COBIT 5 adalah sebuah kerangka kerja untuk tata kelola dan

manajemen teknologi informasi dan semua yang berhubungan, yang

dimulai dari memenuhi kebutuhan stakeholder akan informasi dan

teknologi (ISACA, 2012).

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

25

2.3.2 Perbedaan COBIT 5 dengan COBIT 4.1

COBIT 5 dengan COBIT 4.1 mempunyai beberapa perbedaan,

terutama dalam pembagian domain dan aktivitas proses kerjanya. Pada

kerangka kerja COBIT 5, terdapat pemisahaan yang tegas antara tata-

kelola dengan manajemen. Tata kelola pada sebagian besar perusahaan

merupakan tanggung jawab dari dewan direksi yang dipimpin oleh

pemilik, sedangkan pengelolaannya merupakan tanggung jawab semua

manajer eksekutif yang dipimpin oleh direktur operasional dalam

menjalankan operasional kerja. Dengan adanya pemisahan ini di

COBIT 5, maka akan memudahkan bagi institusi yang ingin secara

jelas memisahkan antara tata kelola dengan proses operasional rutin.

Gambar 2.2 Area Kunci Tata Kelola dengan Manajemen

(Sumber: Anne Milkovich, Enabling Processes, 2012, P.42)

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

26

2.3.3 Kerangka Kerja COBIT 5

COBIT 5 merupakan kerangka kerja untuk tata kelola dan

manajemen pengelolaan TI. Kerangka ini juga membantu menciptakan

nilai optimal dari penggunaan TI dengan menyeimbangkan antara

manfaat yang ada dengan optimalisasi risiko dan sumber daya. COBIT

5 memungkinkan TI yang terkait untuk diatur dan dikelola secara

menyeluruh bagi organisasi yang berkaitan dengan proses bisnis end-

to-end secara penuh dan era fungsional tanggung jawab, serta

mempertimbangkan TI sesuai dengan kepentingan stakeholder internal

dan eksternal (COBIT Steering Committee and the ITGI, 2012).

COBIT 5 didasarkan pada 5 prinsip utama untuk tata kelola

dan manajemen organisasi TI seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.3 Prinsip-prinsip COBIT 5

(Sumber: ISACA, A Business Framework for the Governance

and Management of Enterprise IT, 2012, P.14)

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

27

Prinsip 1: Stakeholder Meeting

Kebutuhan dan kegiatan yang ada untuk menciptakan nilai bagi

stakeholder dengan mempertahankan keseimbangan antara realisasi

manfaat dan optimalisasi risiko dalam penggunaan sumber daya.

COBIT 5 menyediakan semua proses yang diperlukan dan enabler lain

untuk mendukung penciptaaan nilai bisnis melalui penggunaan TI. Hal

ini disebabkan setiap organisasi memiliki tujuan yang berbeda,

perusahaan dapat menyesuaikan COBIT 5 sesuai dengan konteksnya

sendiri melalui goal cascade, menerjemahkan tujuan tingkat tinggi

organisasi menjadi dapat dikelola dan spesifik sehingga tujuan yang

terkait TI dan pemetaannya dilaksanakan dalam proses dan praktek

tertentu.

Prinsip 2: Covering the Enterprise End to End

COBIT 5 mengintegrasikan pengelolaan TI ke dalam tata

kelola organisasi, antara lain:

1. Hal ini mencakup semua fungsi dan proses dalam organisasi.

COBIT 5 tidak hanya fokus pada fungsi TI, tetapi penggunaan TI

tersebut sebagai asset yang perlu ditandatangani sama seperti asset

lainnya oleh semua orang dalam organisasi.

2. COBIT 5 menjelaskan bahwa semua tata kelola dan manajemen

TI mampu untuk mengembangkan organisasi dan end-to-end,

yaitu inklusif terhadap segala sesuatu dan semua orang baik

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

28

internal maupun eksternal. Hal ini relevan dengan tata kelola dan

manajemen TI.

Prinsip 3: Applying a single, Integrated Framework

Ada banyak hal yang berkaitan dengan praktik terbaik yang

berhubungan dengan TI dan memberikan pedoman pada kegiatan TI.

COBIT 5 selaras dengan standard dan kerangka kerja tingkat tinggi

yang relevan dan dapat berfungsi sebagai kerangka kerja untuk tata

kelola dan manajemen organisasi TI.

Prinsip 4: Enabling Holistic Approach

Tata kelola dan manajemen organisasi TI yang efisien dan

efektif membutuhkan pendekatan yang menyeluruh, dengan

mempertimbangkan beberapa komponen yang saling berinteraksi.

COBIT 5 mendefinisikan bagian enabler yang mendukung

pelaksanaan tata kelola yang komprehensif dan sistem manajemen

untuk organisasi TI. Enabler yang didefinisikan secara luas dapat

membantu untuk mencapai tujuan organisasi.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

29

Kerangka kerja COBIT 5 mendefinisikan tujuh kategori enabler

adalah sebagai berikut:

1. Prinsip, kebijakan dan kerangka kerja

2. Proses

3. Struktur Organisasi

4. Budaya, etika, dan perilaku

5. Informasi

6. Layanan, infrastruktur, dan aplikasi

7. Orang, keahlian dan kompetensi.

Prinsip 5: Separating Governance from Management

Kerangka kerja COBIT 5 membuat perbedaan yang jelas antara

tata kelola dan manajemen. Kedua disiplin yang mencakup berbagai

jenis kegiatan memerlukan berbagai struktur organisasi dan melayani

tujuan yang berbeda. COBIT 5 menggambarkan kunci perbedaan

antara tata kelola dan manajemen adalah sebagai berikut:

1. Tata kelola (governance) meyakinkan bahwa kebutuhan,

kondisi, dan pilihan stakeholder dievaluasi untuk mencapai

keseimbangan, pencapaian tujuan organisasi, penempatan

arahan melalui prioritasi dan pengambilan keputusan, serta

pengawasan kinerja dan kepatuhan dibandingkan dengan tujuan

dan arahan yang telah disepakati. Dalam sebagian besar

organisasi, tata kelola adalah tanggung jawab dewan direksi di

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

30

bawah kepemimpinan orang yang memiliki kedudukan.

Tanggung jawab tata kelola secara khusus mungkin

didelegasikan kepada struktur organisasi yang spesifik pada

level yang tepat, khususnya organisasi yang besar dan

kompleks.

2. Manajemen merencanakan, membangun dan menjalankan

kegiatan yang selaras dengan arahan yang dibuat oleh bagian

tata kelola untuk mencapai tujuan organisasi. Pada sebagian

besar organisasi, manajemen adalah pertanggungjawaban

manajemen eksklusif dibawah kepemimpinan CEO.

Dalam COBIT 5 ada 37 proses yang tercakup dalam process

reference model dan terdiri dari governance dan management

process dalam 2 domain utama:

1. Governance (1 domain, 5 process) dengan tiap proses pada

domain evaluate, direct and monitor (EDM) ditentukan.

2. Management (4 domain, 32 process) yang sejalan dengan

tanggung jawab atas area plan, build, run dan monitor

menyediakan end-to-end manajemen TI.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

31

2.3.4 Area, Domain, dan Proses COBIT 5

COBIT 5 memiliki 2 area aktivitas utama, 6 domain, 37

process, 210 process practice dan 1112 aktivitas. Dua area aktivitas

utama yakni area Governance dan Management. Area Governance

memiliki 1 domain yakni EDM (Evaluate, Direct, Monitor) dengan 5

proses. Setiap proses memiliki beberapa process practice atau

governance practice. Sedangkan area management terdiri dari 4

domain yakni APO (Align, Plan and Organize), BAI (Build, Acquire

and Implement), DSS (Deliver, Service and Support) dan MEA

(Monitor, Evaluate and Assess) dengan total 32 proses. Setiap proses

memiliki beberapa process practice atau management process. Berikut

proses-proses yang ada pada COBIT 5:

1. Evaluate, Direct and Monitoring Practice (EDM)

Domain tata kelola TI perusahaan berisi lima proses, dimana di

dalam setiap proses berisi tentang evaluate, direct and monitoring

practice (EDM) yang telah ditetapkan. Proses-proses dalam EDM

dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini:

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

32

Tabel 2.1 Proses EDM

Proses EDM Penjelasan

EDM01 Memastikan Pengaturan Kerangka Kerja Tata

Kelola dan Pemeliharaan

EDM02 Memastikan Penyampaian Manfaat

EDM03 Memastikan Optimasi Risiko

EDM04 Memastikan Optimasi Sumber Daya

EDM05 Memastikan Transparansi Stakeholder

(Sumber: ISACA, 2012)

2. Align, Plan and Organize (APO)

Domain Align, Plan and Organize mencakup penggunaan informasi,

teknologi dan bagaimana cara terbaik penggunaan informasi dan

teknologi dalam sebuah organisasi untuk membantu mencapai tujuan

dan sasaran organisasi. Proses-proses dalam APO dapat dilihat pada

tabel 2.2 dibawah ini:

Tabel 2.2 Proses APO

Proses APO Penjelasan

APO01 Mengelola Kerangka Kerja Manajemen TI

APO02 Mengelola Strategi

APO03 Mengelola Enterprise Architecture

APO04 Mengelola Inovasi

APO05 Mengelola Portofolio

APO06 Mengelola Anggaran dan Biaya

APO07 Mengelola Hubungan Manusia

(Sumber: ISACA, 2012)

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

33

Tabel 2.2 Proses APO (lanjutan)

Proses APO Penjelasan

APO08 Mengelola Hubungan

APO09 Mengelola Perjanjian Layanan

APO10 Mengelola Pemasok

APO11 Mengelola Kualitas

APO12 Mengelola Risiko

APO13 Mengelola Keamanan

(Sumber: ISACA, 2012)

3. Build, Acquire and Implement (BAI)

Domain Build, Acquire and Implement meliputi identifikasi kebutuhan

TI, penguasaan teknologi, dan pengimplementasiannya dalam proses

bisnis perusahaan saat ini. Proses-proses dalam BAI dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 2.3 Proses BAI

Proses BAI Penjelasan

BAI01 Mengelola Program dan Proyek

BAI02 Manage Definisi Persyaratan

BAI03 Mengelola Identifikasi Solusi dan Membangun

BAI04 Mengelola Ketersediaan dan Kapasitas

BAI05 Mengelola Pemberdayaan Perubahan Organisasi

BAI06 Mengelola Perubahan

BAI07 Mengelola Penerimaan Perubahan dan Transisi

BAI08 Mengelola Pengetahuan

BAI09 Mengelola Aset

BAI10 Mengelola Konfigurasi

(Sumber: ISACA, 2012)

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

34

4. Deliver, Service and Support (DSS)

Domain Deliver, Service and Support berfokus pada aspek

penyampaian teknologi informasi. Domain ini mencakup bidang-

bidang seperti eksekusi aplikasi di dalam sistem TI dan hasil-hasilnya,

serta proses pendukung yang memungkinkan pelaksanaan sistem TI

yang efektif dan efisien. Proses-proses dalam DSS dapat dilihat pada

tabel 2.6 dibawah ini:

Tabel 2.4 Proses DSS

Proses DSS Penjelasan

DSS01 Mengelola Operasi

DSS02 Mengelola Layanan Permintaan dan Insiden

DSS03 Mengelola Masalah

DSS04 Mengelola Keberlangsungan

DSS05 Mengelola Layanan Keamanan

DSS06 Mengelola Pengendalian Proses Bisnis

(Sumber: ISACA, 2012)

5. Monitor, Evaluate and Assess (MEA)

Domain Monitor, Evaluate and Assess berhubungan dengan strategi

perusahaan dalam menilai kebutuhan perusahaan dan menilai apakah

sistem TI saat ini masih memenuhi tujuan yang sudah dirancang dan

pengendalian yang diperlukan untuk memenuhi regulasi persyaratan.

Proses-proses dalam MEA dapat dilihat pada dibawah ini:

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

35

Tabel 2.5 Proses MEA

MEA Proses Keterangan

MEA01 Monitor, Evaluasi dan Menilai Kinerja dan

Kesesuaian

MEA02 Monitor, Evaluasi dan Menilai Sistem Pengendalian

Internal

MEA03 Mengevaluasi dan Menilai Kepatuhan dengan

Persyaratan Eksternal

(Sumber: ISACA, 2012)

2.3.5 Domain COBIT 5

Gambar 2.4 Area Domain dan Proses Pada COBIT 5

(Sumber: ISACA, 2012)

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

36

Pada gambar 2.4 dapat kita lihat bahwa hirarki COBIT 5

terdapat 2 aktivitas, yaitu Governance dan Management. Pada area

Governance terdiri dari 1 domain, yaitu Evaluate, Direct dan Monitor

(EDM). Total proses terdiri dari 5 bagian. Pada area Management

terdiri dari 4 domain, yaitu APO (Align, Plan, Organization), BAI

(Build, Acquare, Implement), DSS (Deliver, Service, Support) dan

MEA (Monitor, Evaluate, Asses). Jumlah prosesnya ada 32 buah. Jika

diringkas, maka COBIT 5 terdiri dari 2 area aktivitas utama, 6 domain,

37 proses dan 210 praktik proses dan 1.112 aktivitas.

2.3.6 COBIT Process Assesment Model (PAM)

Menurut ISACA (2011:1), pada tahun 2010 ISACA

menemukan bahwa 89% dari sekitar 1.400 responden survei

menyatakan bahwa mereka memiliki kebutuhan akan penilaian

kapabilitas proses IT yang tepat dan dapat diandalkan. Gary Baker,

CA, CGEIT, mengatakan bahwa COBIT PAM yang didasarkan pada

COBIT 4.1 dan ISO/IEC 15504-2:2003 Information Technology-

Process Assessment-Part 2: Performing an assessment memenuhi

kebutuhan tersebut. Baker mengemukakan bahwa, “COBIT PAM

menyediakan dasar bagi penilaian proses IT perusahaan terhadap

COBIT 4.1 dan memungkinkan penilaian kapabilitas proses untuk

mendukung peningkatan. Penilaiannya berdasarkan bukti untuk

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

37

memastikan bahwa proses penilaian dapat diandalkan, konsisten, dan

dapat dilakukan rutin di area tata kelola dan manajemen IT”.

Menurut ISACA (2011:7), COBIT 4.1 PAM dibuat

berdasarkan COBIT 4.1 dan International Organization for

Standardization (ISO)/International Electrotechnical Commission

(IEC) 15504. Model ini digunakan sebagai dokumen basis referensi

untuk menilai performa kapabalitas IT organisasi.

Gambar 2.5 Indikator Penilaian

(Sumber: ISACA, 2012)

Berdasarkan gambar 2.5 di atas terdapat dua dimensi model,

yaitu dimensi proses dan dimensi kapabilitas. Dimensi proses

didefinisikan dan diklasifikasikan menjadi kategori-kategori proses.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

38

Dimensi kedua yaitu dimensi kapabilitas adalah sekumpulan atribut

proses yang dikelompokkan ke dalam level kapabilitas. Atribut proses

digunakan untuk menentukan apakah suatu proses telah mencapai

kapabilitas tertentu.

2.3.6.1 Indikator Penilaian (Assesment Indicators)

Indikator penilaian digunakan untuk menilai apakah

atribut proses telah tercapai. Indikator penilaian tersebut dapat

dilihat pada gambar 2.6 di bawah ini.

Gambar 2.6 Model Kapabilitas Proses COBIT 5

(Sumber: ISACA, 2012)

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

39

Dari gambar 2.6 di atas, ada dua tipe indikator penilaian, yaitu:

1. Indikator atribut kapabilitas proses (process capability

attribute indicators) yang diterapkan pada semua proses,

tetapi indikator tersebut berbeda untuk setiap kapabilitas.

Tetapi di tingkat 1, hanya ada satu indicator generic

practice untuk kapabilitas yang secara langsung terhubung

dengan pencapaian indikator kinerja khusus.

2. Indikator kinerja proses (process performance indicators),

yang diterapkan khusus untuk tingkat kapabilitas 1.

Indikator kinerja proses yang berupa base practice dan

work product bersifat spesifik untuk setiap proses dan

digunakan untuk menentukan apakah suatu proses sudah

berada ditingkat kapabilitas 1.

2.3.6.2 Skala Penilaian

Setiap atribut dinilai dengan menggunakan standar

penilaian yang ditentukan oleh standar ISO/IEC 15504.

Penilaian tersebut terdiri dari:

1. N (Not achieved)

Hanya ada sedikit bukti atau tidak ada bukti

pencapaian atribut tertentu pada proses yang dinilai

(pencapaian 0 sampai 15 persen).

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

40

2. P (Partially achieved)

Ada beberapa bukti yang mendekati dan beberapa

pencapaian atribut tertentu pada proses yang dinilai.

Beberapa aspek pencapaian atribut mungkin tidak

bisa diprediksi (pencapaian 15 sampai 50 persen).

3. L (Largely achieved)

Ada bukti yang secara sistematis mendekati dan

pencapaian yang signifikan terhadap atribut tertentu

pada proses yang dinilai. Beberapa kelemahan

terkait atribut tersebut mungkin muncul pada proses

yang dinilai (pencapaian 50 sampai 85 persen).

4. F (Fully achieved)

Ada bukti yang lengkap dan secara sistematis

mendekati serta atribut tertentu pada proses yang

dinilai telah tercapai seluruhnya. Tidak ada

kelemahan yang signifikan berkaitan dengan atribut

pada proses yang dinilai (pencapaian 85 sampai 100

persen).

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

41

2.3.6.3 Penentuan Tingkat Kapabilitas

Tingkat kapabilitas suatu proses ditentukan berdasarkan

apakah atribut-atribut proses pada level tersebut telah sebagian

besar tercapai atau telah tercapai seluruhnya, serta apakah

atribut-atribut proses di tingkat-tingkat yang sebelumnya telah

tercapai seluruhnya. Berikut ini merupakan tingkatan dan

penilaian yang harus dicapai yang terlihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.6 Penilaian Tingkat Kapabilitas Proses

Scale Process Attributes Rating

Level 1 - Process Performance - Largely or Fully

Level 2

- Process Performance

- Performenace Management

- Work Product Management

- Fully

- Largely or Fully

- Largely or Fully

Level 3

- Process Performance

- Performenace Management

- Work Product Management

- Process Definition

- Process Deployment

- Fully

- Fully

- Fully

- Largely or Fully

- Largely or Fully

Level 4

- Process Performance

- Performenace Management

- Work Product Management

- Process Definition

- Process Deployment

- Process Measurement

- Process Control

- Fully

- Fully

- Fully

- Fully

- Fully

- Largely or Fully

- Largely or Fully

Level 5

- Process Performance

- Performenace Management

- Work Product Management

- Process Definition

- Process Deployment

- Process Measurement

- Process Control

- Process Innovation

- Process Optimization

- Fully

- Fully

- Fully

- Fully

- Fully

- Fully

- Fully

- Largely or Fully

- Largely or Fully

(Sumber: Adella, 2013)

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

42

Dari tabel 2.6 di atas terlihat bahwa untuk mencapai

level yang lebih tinggi, maka atribut-atribut proses yang ada di

level sebelumnya harus tercapai seluruhnya. Jika ada atribut

proses yang belum tercapai, proses tersebut akan berada di

level yang lebih rendah, misalnya level 0 atau 1. Untuk

mencapai tingkat kapablitas 1, maka harus dilakukan penilaian

untuk setiap proses yang dipilih untuk menetukan apakah

proses tersebut benar-benar dilakukan dan outcomes proses

terebut tercapai. Dalam melakukan penilaian untuk tingkat

kapabilitas 1 untuk setiap proses, harus dutentukan pencapaian

outcomes dari proses-proses tersebut dengan menggunakan

skala penilaian seperti yang dijelaskna sebelumnya. Untuk

tingkat kapabilitas 2 sampai 5 kriteria penilaian bersifat

generic, yaitu kriterianya sama untuk semua proses. Penilaian

tingkatan masing-masing atribut proses didasarkan pada berapa

banyak criteria yang dipenuhi, yang selanjutnya dinilai dengan

menggunakan skala penilaian seperti yang dijelaskan

sebelumnya.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

43

2.3.7 Tahapan Melakukan Pengukuran

Dalam melakukan pengukuran kapabilitas COBIT 5, ISACA

telah melakukan memiliki langkah-langkah untuk melakukan mapping

sampai dengan melakukan penilaian tingkat kapabilitas tata kelola

teknologi informasi pada suatu organisasi.

1. Membuat Mapping/Pemetaan Antara Visi dan Misi Dengan

Enterprise Goals Pada COBIT 5

Suatu organisasi umumnya telah memiliki visi, misi, strategi, nilai

dan kebijakan. Fakta dalam organisasi tersebut kemudian

dibuatkan list untuk kemudian dipetakan ke Enterprise Goals.

ISACA telah melakukan penelitian terhadap perusahaan

perusahaan untuk mendapatkan tujuan perusahaan dan

mengkategorikan dalam 4 klasifikasi balanced scorecard, yaitu

Keuangan (Finance), Pelanggan (Customer), Internal dan

Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning & Growth). ISACA

dalam COBIT 5 telah memberikan panduan untuk menentukan

Enterprise Goals. COBIT 5 telah menentukan seluruh tujuan

organisasi menjadi 17 buah. Seluruh tujuan perusahaan dapat kita

temukan dalam dokumen visi misi dan strategi perusahaan. Setelah

kita mendapatkan seluruh tujuan tersebut, maka kita petakan

kepada Enterprise Goals seperti pada gambar 2.7 di bawah ini.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

44

Gambar 2.7 Pemetaan Visi dan Misi dengan Enterprise Goals

(Sumber: ISACA, 2012)

2. Membuat Mapping/Pemetaan Dari Enterprise Goals Menjadi

IT-Related Goals

Setelah kita mendapatkan enterprise goals, tahapan selanjutnya

adalah mencari IT related goals dengan menggunakan gambar 2.8.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

45

aaaaaaaaaaaaaa

Gambar 2.8 Pemetaaan Entreprise Goals ke IT-Related Goals

(Sumber: ISACA, 2012)

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

46

Dari gambar 2.8 tersebut dapat kita lihat bahwa setelah data

enterprise goals selesai kita tandai di kolom horizontal, maka dapat

kita lanjutkan dengan melihat pada sumbu vertikal, yaitu IT-related

goals.

3. Membuat Mapping/Pemetaan Antara IT-Related Goals dan

Proses Pada COBIT 5

Pada tahapan ini, diperoleh daftar proses yang dinilai. Untuk

mendapatkan daftar proses tersebut, COBIT 5 telah membuat

petunjuk berupa tabel pemetaan antara IT-Related Goals menjadi

COBIT 5 Process. Tahapan sebelumnya sampai tahapan ini

bertujuan untuk penilaian suatu tata kelola yang berkaitan dengan

tata kelola perusahaan beserta strateginya. Adapun tahapan antara

IT-Related Goals menjadi COBIT 5 Process dapat dilihat pada

gambar 2.9 di bawah ini.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

47

Gambar 2.9 Pemetaan IT-Related Goals menjadi COBIT 5 Process

(Sumber: ISACA, 2012)

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

48

Dari tabel 2.8 di atas, dapat kita petakan antara sumbu horizontal

yang berupa IT-Related Goals dan sumbu vertikal yang

merupakan daftar proses pada COBIT 5 yang harus dilakukan

penilaian tingkat kapabilitasnya.

4. Melakukan Penilaian Terhadap Proses-Proses Yang

Ditentukan Pada Tahap Sebelumnya.

Pada tahapan ini dilakukan penilaian pada proses-proses COBIT 5

yang terpilih pada tahapan sebelumnya. Pada tahapan ini,

penilaian setiap proses dilakukan pada suatu tabel yang pada

tulisan ini terdapat pada lampiran 1 sampai dengan lampiran 37.

Adapun penilaiannya dikategorikan sebagai berikut.

Tabel 2.7 Skala Penilaian Proses COBIT 5

N - 0% - 15 % P - 15% - 50% L – 50% - 85% F – 85% - 100%

(Sumber: ISACA, 2012)

Arti dari kode pada tabel 2.7 tersebut adalah:

N = Not Achieved (Tidak Memenuhi)

P = Partially Achieved (Memenuhi Sebagian Kecil)

L = Largely Achieved (Memenuhi Sebagian Besar)

F = Fully Achieved (Memenuhi Keseluruhan)

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

49

Tingkat kapabilitas suatu proses bisa diperhitungkan apabila berada

pada kategori L (memenuhi sebagian besar) dan F (memenuhi

keseluruhan). Suatu proses bisa dinilai di jenjang selanjutnya

apabila telah memenuhi keseluruhan proses dengan nilai F

(memenuhi keseluruhan).

2.3.8 Proses COBIT 5 Yang Menjadi Titik Evaluasi

Berikut ini merupakan daftar proses COBIT 5 yang dilakukan

pengukuran dan perbaikan beserta penjelasan mengenai masing-

masing prosesnya, yaitu:

1. Proses EDM02 – Ensure Benefits Delivery

Menurut ISACA (2012:38), deskirpsi dari proses EDM02

adalah memastikan keuntungan-keuntungan-keuntungan dari nilai TIK

yang dimiliki perusahaan dapat diterima, dimengerti,

dikomunikasikan, serta dilakukan kegiatan pengidentifikasian. Tujuan

dari proses ini adalah memastikan bahwa penyampaian keuntungan

dari penggunaan penyampaian keuntungan dari penggunaan aspek-

aspek TIK terhadap perusahaan dapat berjalan lancer, serta tetap

mengidentifikasikan dan mengelola segala kemungkinan yang dapat

menyebabkan penyampaian keuntungan tersebut bermasalah.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

50

2. Proses APO02 – Manage Strategy

Menurut ISACA (2012:57), deskripsi dari proses APO02

adalah mengklarifikasikan dan menjaga pengelolaan strategi divisi IT,

serta mengimplementasikan dan menjaga mekanisme dan otoritas dari

strategi TIK dengan strategi perusahaan yang telah ditetapkan.

3. Proses APO04 - Manage Innovation

Menurut ISACA (2012:69), deskripsi dari proses APO04

adalah menjaga kesadaran pada tren mengenai IT dan layanan sejenis,

mengidentifikasi kesempatan inovasi, dan merencanakan bagaimana

caranya untuk mendapatkan keuntungan dari inovasi dalam kaitannya

dengan kebutuhan bisnis. Analisis kesempatan yang ada untuk inovasi

bisnis atau perbaikan yang bisa dibuat dengan teknologi baru, layanan

atau inovasi dibidang IT bisnis, analisis pula teknologi yang sudah ada

dan inovasi bisnis dan proses IT yang mempengaruhi perencanaan

strategis dan keputusan arsitektural perusahaan. Tujuan dari proses

tersebut adalah mencapai keunggulan kompetitif, inovasi bisnis, dan

peningkatan efektivitas dan efisiensi operasional dengan

mengeksploitasi perkembangan IT.

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

51

4. Proses APO07 - Manage Human Resources

Menurut ISACA (2012:83), deskripsi dari proses APO07

adalah menyediakan pendekatan terstruktur untuk memastikan

penataan, penempatan, keputusan dan keterampilan sumber daya

manusia yang optimal. Hal ini termasuk mengkomunikasikan peran

dan tanggung jawab, rencana pembelajaran dan pengembangan dan

ekspektasi kinerja yang didukung oleh staf-staf kompeten dan

termotivasi. Tujuan dari proses tersebut adalah mengoptimalkan

kemampuan sumber daya manusia untuk memenuhi tujuan

perusahaan.

5. Proses BAI04 - Manage Availability and Capacity

Menurut ISACA (2012:141), deskripsi dari proses BAI04

adalah menyeimbangkan kebutuhan saat ini dan masa mendatang baik

dalam segi ketersediaan, kinerja, dan kapasitas dengan penyediaan

layanan dengan biaya efektif, termasuk penilaian kemampuan saat ini,

peramalan kebutuhan masa mendatang berdasarkan kebutuhan bisnis,

analisis dampak bisnis, dan penilaian risiko untuk merencanakan dan

melaksanakan tindakan dalam memenuhi persyaratan yang

teridentifikasi. Tujuan dari proses tersebut adalah menjaga

ketersediaan layanan, manajemen sumber daya yang efisien, dan

mengoptimalkan kinerja sistem melalui prediksi kinerja masa depan

dan kebutuhan kapasitas.

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

52

6. Proses BAI08 - Manage Knowledge

Menurut ISACA (2012:159), deskripsi dari proses BAI08

adalah mempertahankan ketersediaan dari pengetahuan relevan saat

ini, yang sudah divalidasi dan dapat dipercaya untuk mendukung

seluruh aktivitas proses dan memfasilitasikan pembuatan keputusan.

Proses ini juga bertujuan untuk pengidentifikasian, pengumpulan,

pengorganisasian, pemeliharaan, penggunaan dan penghapusan

pengetahuan yang sudah tidak relevan lagi. Tujuan dari proses tersebut

adalah menyediakan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung

seluruh staff dalam aktivitas pekerjaannya dan untuk

menginformasikan pembuatan keputusan dan meningkatkan

produktivitas.

7. Proses BAI09 - Manage Assets

Menurut ISACA (2012:163), deskripsi dari proses BAI09

adalah mengelola aset melalui siklus hidupnya untuk memastikan agar

aset memberikan nilai pada biaya yang optimal, tetap operasional,

dicatat dan secara fisik dilindungi, dan asset yang penting untuk

mendukung kemampuan servis tetap tersedia. Pengelolaan lisensi

software berguna untuk memastikan suatu optimalisasi didapatkan,

dipertahankan dan dikerahkan dalam hubungan antara kebutuhan

bisnis dan software yang diinstal pada perusahaan sesuai dengan

persetujuan lisensi. Tujuan dari proses tersebut adalah pencatatan

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

53

seluruh aset IT dan pengoptimalisasian nilai yang diberikan oleh aset

tersebut.

8. Proses DSS03 - Manage Problems

Menurut ISACA (2012:181), deskripsi dari proses DSS03

adalah mengidentifikasi dan mengklasifikasi problem dan

penyebabnya dan menyediakan resolusi dengan jangka waktu untuk

mencegah terulangnya insiden dan memberikan rekomendasi untuk

perbaikan. Tujuan dari proses tersebut adalah meningkatkan

ketersediaan, memperbaiki level layanan, mengurangi biaya, dan

meningkatkan kenyaman pelanggan, serta kepuasan dengan

mengurangi jumlah problem operasional.

9. Proses DSS04 - Manage Continuity

Menurut ISACA (2012:185), deskripsi dari proses DSS04

adalah menetapkan dan menjaga rencana untuk memungkinkan bisnis

dan IT merespon insiden dan gangguan dalam upaya melanjutkan

operasi proses bisnis yang penting dan layanan IT yang dibutuhkan

dan menjaga ketersediaan informasi di tingkat yang bisa diterima

perusahaan. Tujuan dari proses tersebut adalah melanjutkan operasi

proses bisnis yang penting dan menjaga ketersediaan informasi di

tingkat yang bisa diterima perusahaan ketika terjadi gangguan yang

signifikan.

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

54

2.3.9 Perbandingan COBIT 5 dengan Framework Lain

Menurut ISACA 2012, COBIT 5 merupakan gabungan dari

COBIT 4.1, Val IT dan Risk IT dalam 1 kerangka kerja, dan telah

diperbaharui untuk diselaraskan dengan best practice yang terkini,

seperti ITIL V3, TOGAF, ISO/IEC 20000, dll. Berikut merupakan

gambar pemetaaan beberapa framework penilaian standarisasi TIK

terhadap COBIT 5.

Gambar 2.9 Cakupan antara COBIT 5 dan framework lainnya

(Sumber: ISACA, 2012)

Pada gambar 2.9 dapat kita lihat bahwa perbandingan ruang lingkup

COBIT 5 dengan standar ataupun kerangka kerja lainnya.

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

55

1. ISO 38500

Merupakan standar ISO untuk Tata Telola TI. Standar ini terdiri

dari 6 prinsip, yaitu: Penanggungjawab, Strategy, Akuisisi,

Performansi, Kesesuaian dan Perilaku karyawan.

2. ISO 31000

Merupakan standar internasional pedoman penerapan manajemen

risiko yang diterbitkan oleh International Organization for

Standardization

3. ISO 27000

ISO 27000 adalah standar ISO dalam keamanan informasi.

4. PRINCE/PMBOK

Merupakan standar dalam menjalankan proyek manajemen

5. TOGAF

TOGAF adalah suatu kerangka kerja arsitektur perusahaan yang

memberikan pendekatan komprehensif untuk desain, perencanaan,

implementasi dan tata kelola arsitektur informasi perusahaan.

Arsitektur ini biasanya dimodelkan dengan empat tingkat domain

yaitu bisnis, aplikasi, data dan teknologi.

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

56

6. CMMI

CMMI merupakan suatu pendekatan perbaikan proses yang

memberikan unsur-unsur penting proses efektif bagi organisasi.

7. ITIL dan ISO 20000

ITIL dan ISO 20000 adalah standar internasional pertama unuk

manajemen dengan layanan teknologi informasi (ITSM, IT Service

Management)

Dari gambar 2.9 tersebut dapat kita simpulkan bahwa

kerangka kerja COBIT 5 merupakan kerangka kerja COBIT 5

merupakan kerangka kerja tata kelola TI yang lengkap dan

komprehensif. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk

menggunakan COBIT dalam penelitian ini.

2.4 RACI Chart

RACI Chart adalah tugas yang disarankan terhadap tingkat tanggung jawab

praktik proses untuk peran dan struktur yang berbeda. Peran suatu perusahaan

mencerminkan peran dari TI. Berbagai keterlibatannya yaitu:

1. Responsibility (R) adalah menjelaskan tentang siapa yang akan

mendapatkan tugas yang harus dilakukan, merujuk pada peran utama atau

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

57

penanggung jawab pada kegiatan operasional, memenuhi kebutuhan dan

menciptakan hasil yang diinginkan perguruan tinggi.

2. Accountable (A) menjelaskan tentang siapa yang akan bertanggung

jawab atas keberhasilan tugas. Merujuk pada pertanggungjawaban secara

keseluruhan atas tugas yang telah dilakukan.

3. Consulted (C) menjelaskan tentang siapa yang memberikan masukan.

Merujuk pada peran yang bertanggung jawab untuk memperoleh

informasi dari unit lain.

4. Informed (I) menjelaskan tentang siapa yang menerima informasi.

Merujuk pada peran dan tanggung jawab untuk menerima informasi yang

tepat untuk mengawasi setiap tugas yang dilakukan.

RACI Chart dapat digunakan untuk membagun struktur organisasi

yang diperlukan dan tanggung jawab proses atas praktik manajemen yang

relevan dengan menguraikan tanggung jawab, akuntabilitas, konsultasi, dan

informasi dengan jelas.

2.5 Studi Literatur

Pada penelitian ini, penulis melakukan studi literatur terhadap

penelitian-penelitian yang sebelumnya telah dilakukan. Penelitian-penelitian

tersebut yaitu:

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

58

1. Pengukuran Tingkat Kapabilitas Dan Perbaikan Tata Kelola Teknologi

Informasi Berdasarkan Kerangka Kerja COBIT 5 Dan ITIL V3 2011: Studi

Kasus PT.XYZ (Saputra, 2013)

Penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2013), membahas

tentang pengukuran tingkat kapabilitas proses-proses TI di organisasi dan

memberikan rekomendasi aktivitas yang dapat dilakukan untuk perbaikan

proses-proses TI dengan menggunakan kerangka kerja best practice untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi di organisasi. Pendekatan yang

dilakukan beliau dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan

buttom-up yang dimulai dari mencari permasalahan yang ada di organisasi.

Kemudian dengan menggunakan service lifecycle ITIL V3 2011 yakni

Service Design, Service Transition dan Service Operation, dilakukan

pemetaan proses-proses pada ITIL V3 2011 dengan proses-proses pada

COBIT 5 untuk menemukan permasalahan-permasalahan yang ada dan

menentukan proses-proses COBIT yang relevan dengan permasalah tersebut.

Setelah menemukan proses-proses COBIT 5 yang relevan, maka dilakukan

pengukuran tingkat kapabilitasnya, menentukan target yang dicapai,

menentukan gap analysis, membuatkan prioritas perbaikan, menentukan KPI

(Key Performance Indicator) dan membuatkan rekomendasi aktivitas untuk

setiap process practice untuk mendukung tujuan proses. Adapun hasil

pengukuran tingkat kapabilitas proses dengan menggunakan PAM (Process

Assesment Model), menunjukkan bahwa proses-proses yang diukur tingkat

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

59

kapabilitasnya masih berada pada level 1 (performed) dan level 2

(managed). Tingkat kapabilitas proses yang diukur masih di bawah rata-rata

(level 3) karena proses-proses yang diukur ini hanyalah proses-proses yang

relevan dengan permasalahan yang dihadapi organisasi.

2. Penyusunan Indikator Kinerja Utama Bidang Teknologi Informasi Dengan

Pendekatan Balance Scorecard Dan COBIT 5: Studi Kasus PT. Mercedes-

Benz Indonesia (Alfi, 2014)

PT.Mercedes-Benz Indonesia sangat bergantung pada sistem

teknologi informasi yang dikelola oleh departemen TI dalam menjalankan

bisnisnya. Departemen TI berfungsi sebagai enabler terhadap strategi bisnis

organisasi dan bertugas untuk melayani kebutuhan bisnis, baik berupa

infrastruktur TI maupun aplikasi yang berjalan di atas infrastruktur tersebut.

Untuk mengetahui apakah pelayanan dari departemen TI sudah sesuai

dengan harapan kebutuhan bisnis maka perlu dilakukan pengukuran kinerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Alvi (2014) bertujuan untuk mengidentifikasi

permasalahan departemen TI yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dan

menyusun indikator kinerja utama yang digunakan sebagai acuan

pengukuran kinerja TI secara keseluruhan pada PT.Mercedes-Benz

Indonesia. Hasil dari penelitian beliau adalah menghasilkan 20 sasaran

strategis dan 26 indikator kinerja utama yang didapat dari proses cascading

ITM Operating Model terhadap kerangka kerja COBIT 5 dan penggunaan

konsep strategy maps serta balance scorecard.

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

60

3. Penilaian Tata Kelola IT menggunakan Pendekatan COBIT 5 Pada PT.

Ciomas Adisatwa II (Heyckal, 2013)

Penelitian yang dilakuka oleh Heyckal (2013) bertujuan untuk

mengetahui kondisi penerapan tata kelola TIK yang berjalan di PT Ciomas

Adisatwa II saat ini dan juga mengetahui titik lemah yang membuat investasi

TIK tidak optimal agar dapat diberikan saran dan rekomendasi jika ada

perbaikan yang perlu ditingkatkan. Kemudian melakukan penilaian tata

kelola TIK yang sedang berjalan dan diharapkan dapat mengusulkan

perbaikan kinerja TIK di PT. Ciomas Adisatwa II menggunakan maturity

level dengan COBIT 5 sebagai pedoman. Dari peneltian beliau diperoleh

data bahwa saat ini terdapat 0 proses pada level 0,6 proses pada level 1,8

proses pada level 2,3 proses pada level 3,0 proses pada level 4 dan 1 proses

pada Level 5. Pengelolaan TIK di dalam PT. Ciomas Adisatwa II sudah

dilakukan dengan cukup baik, karena pada level 2 performa proses telah

dikelola yang mencakup perencanaan, monitoring, dan penyesuaian. Work

product-nya dijalankan, dikontrol, dikelola dengan tepat yang mencakup

pengukuran pengelolaan performa proses (performance management). Hasil

penelitian tata kelola TIK dengan menggunakan pendekatan capability level

pada COBIT 5 menunjukkan bahwa departemen IT pada PT. Ciomas

Adisatwa II berada pada level 2 (managed process), dengan nilai sebesar

2,00. Dalam menciptakan tata kelola TIK yang sesuai dengan standar

internasional maka sebaiknya perusahaan merapikan tata kelola TIK secara

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

61

menyeluruh dan berkelanjutan. Proses ini dapat dimulai dengan fokus pada

pencapaian level 2 secara bertahap hingga mencapai level 5, yaitu dengan

cara melengkapi semua output proses yang teridentifikasi sebagai titik lemah

dari tata kelola TIK perusahaan.

4. Evaluasi Layanan Teknologi Informasi Di Kementerian Komunikasi Dan

Informatika Berdasarkan ITIL V3 2011 dan COBIT 5 (Puti, 2012)

Penelitian yang dilakukan oleh Puti (2012), membahas tentang

evaluasi layanan TI di Kementerian Kominfo, penelitian level capability

proses-proses TI dan Gap Analysis yang mengacu pada framework COBIT

5, menentukan prioritas proses-proses TI di COBIT 5 dalam meningkatkan

layanan TI serta memberikan rekomendasi KPI (Key Performance Indicator)

dalam perbaikan layanan TI. Hasil dari penelitian ini menyebutkan 26 (dua

puluh enam) proses pada kelima Service Lifecycle belum dilakukan oleh

PDSI (Pusat Data dan Sarana Informatika) Kementerian Kominfo dengan

baik. Kemudian semua proses ITIL V3 2011 dipetakan ke dalam framework

COBIT 5, dilakukan pengukuran level capability 18 (delapan belas) proses-

proses TI di COBIT 5 ditemukan level capability-nya pada level 1 dan level

2. Gap Analisis level capability pada proses-proses TI COBIT 5 antara

kondisi “as-is” dan kondisi “to-be” yang berada mayoritas pada level 4 dan

sisanya pada level 5. Prioritas proses-proses TI yang berada pada level 1

diprioritaskan untuk dilakukan peningkatan level capability-nya menjadi

level 2 dan level 2 dapat ditingkatkan menjadi level 3 serta adanya

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

62

rekomendasi KPI sebagai contoh pengukuran tingkat kepuasan pegawai dan

pengukuran jumlah pegawai yang mengikuti pelatihan sebagai indikator

perbaikan proses layanan TI di Kementerian Kominfo.

5. Pengukuran Kematangan Pelaksanaan Teknologi Informasi menggunakan

COBIT 5 DAN PMBOK (Studi Kasus Pada ATI Business Group) (Satya,

2014)

Kesuksesan proyek dari berbagai organisasi adalah tergantung

dari seberapa efektif pengelolaan dan pengendalian dukungan organisasi

untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan dapat terealisasi. Dari

analisis data dan fakta yang dilakukan Satya (2014), ditemukan bahwa 16 %

penyebab kegagalan proyek diakibatkan oleh kurangnya dukungan

organisasi/strategi (governance). Penelitian yang dilakukan oleh beliau

bermula dari terjadinya kegagalan proyek TI di ATI Business Group.

Berdasarkan fakta yang ditemukan belum adanya penerapan dari IT

Governance menyebabkan risiko terjadinya kegagalan dalam proyek TI

maupun operasional sangat besar. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

membantu perusahaan untuk memiliki standar metode evaluasi yang dapat

mengukur kematangan pelaksanaan proyek TI dengan lebih akurat.

Kemudian penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan rekomendasi bagi

perusahaan untuk menetapkan standar IT Governance dalam menjalankan

proyek TI baik proyek eksternal maupun internal. Hasil dari evaluasi dengan

menggunakan pendekatan capability level pada COBIT 5 menunjukkan

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

63

bahwa kematangan pengelolaan proyek TI pada ATI Business Group berada

pada level 1 (performed process), dengan nilai sebesar 0,22. Saat ini terdapat

8 proses pada level 0, 0 proses pada level 1, 1 proses pada level 2, 0 proses

pada level 3, 0 proses pada level 4, dan 0 proses pada level 5. Berdasarkan

hasil perhitungan, capability level dari pengelolaan proyek TI pada ATI

Business Group saat ini adalah 0,22 sedangkan target capability level yang

dihadapkan oleh perusahaan adalah 3,00, maka terdapat gap sebesar 2,78.

6. Identifikasi Risiko Dan Kontrol Teknologi Informasi Berdasarkan COBIT 5

Dan Sarbanes-Oxley: Studi Kasus PT.XYZ Tbk. (Alida, 2013)

Pada tahun 2012, IT Governance Institute (ITGI) meluncurkan

versi terbaru dari kerangka kerja COBIT, yaitu COBIT 5. Peluncuran

COBIT versi terbaru tersebut mengakibatkan munculnya perbedaan antara

risiko dan kontrol pada COBIT 4.1 dan COBIT 5. Sebelumnya, perusahaan

PT.XYZ Tbk menggunakan COBIT versi 4.1, yang dijembatani dengan

Control Objectives for Sarbanes-Oxley sebagai dasar identifikasi risiko dan

kontrol untuk mencapai tata kelola yang baik. Dengan perbedaan tersebut,

maka PT. XYZ merasa pelu menerapkan COBIT 5 dalam penentuan proses

TI dan identifikasi risiko dan kontrol untuk diterapkan pada perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Alida (2013) ini bertujuan untuk mengetahui

proses TI yang dapat diterapkan pada perusahaan berdasarkan COBIT 5,

mengetahui status penerapan proses TI, mengidentifikasi risiko yang terkait

proses TI, mengidentifikasi aktivitas dan pembagian tanggung jawab di

Page 52: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

64

perusahaan untuk menanggulangi risiko TI tersebut. Adapun hasil penelitian

yang dilakukan beliau yaitu terdapat 16 proses di COBIT 5 yang relevan

dengan penerapan SOX (Sarbanes-Oxley) serta status penerapannya, antara

lain : APO09 = Sebagian diterapkan, APO10 = Sudah diterapkan, APO13 =

Sudah diterapkan, BAI03 = Sebagian diterapkan, BAI05 = Sudah diterapkan,

BAI06 = Sudah diterapkan, BAI07 = Sudah diterapkan, BAI08 = Sebagian

diterapkan, BAI09 = Belum diterapkan, BAI10 = Belum diterapkan, DSS01

= Sebagian diterapkan, DSS02 = Sudah diterapkan, DSS03 = Sudah

diterapkan, DSS04 = Belum diterapkan, DSS05 = Sudah diterapkan, dan

DSS06 = Sudah diterapkan. Dari proses-proses yang belum seluruhnya di

terapkan teridentifikasi risiko antara lain : Gagalnya TI memenuhi kebutuhan

bisnis, kurangnya keunggulan kompetitif, kegagalan dalam keamanan

sistem, pengelolaan yang tidak sesuai dengan asset perusahaan, produktivitas

bisnis yang rendah, proses bisnis tidak efisien, dan kegagalan untuk

beroperasi sepenuhnya dalam menanggulangi ancaman bencana alam.

Dengan menggunakan framework COBIT 5 maka dihasilkan panduan

rincian aktivitas dan pembagian tanggung jawab dalam penerapan proses-

proses yang belum sepenuhnya di terapkan oleh perusahaan. Penelitian

menitikberatkan pihak yang Responsible sebagai pelaksana utama dari

aktivitas-aktivitas yang teridentifikasi dalam penerapan proses dan juga

pihak yang Accountable karena pengambilan keputusan berada pada pihak

tersebut.

Page 53: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

65

7. Pengukuran Tingkat Kapabilitas Tata Kelola Teknologi Informasi

Menggunakan COBIT 5: Studi Kasus PT. Lintasarta (Azis, 2014)

Pada penelitian ini, permasalahan yang ditemukan oleh Azis

(2014) pada PT. Lintasarta yaitu knowledge/pengetahuan layanan TI yang

masih kurang, intensitas turnover karyawan ahli senior yang cukup tinggi,

kemampuan farming/regenerasi yang belum berjalan dengan baik, Engineer

yang minim pengalaman, implementasi tata kelola yang belum jelas, potensi

layanan TI yang belum tergali dengan optimal, dan produk TI yang belum

memiliki standar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur tingkat

kapabilitas IT Governance dan memberikan rekomendasi atau saran untuk

meningkatkan IT Governance di PT. Lintasarta. Pengukuran tingkat

kapabilitas IT Governance di PT. Lintasarta menggunakan seluruh area

(Evaluate, Direct-Monitor, Align, Plan-Organise, Build, Acquire-Implement,

Deliver, Service-Support, Monitor, Evaluate-Assess) dan seluruh proses pada

COBIT 5. Hasil dari penelitian ini yaitu Pencapaian IT Governance di PT.

Lintasarta rata-rata pada level 2,9 (skala 5). Proses area yang tingkat

kapabilitasnya di atas 3 adalah Deliver, Service-Support-Monitor, dan

Evaluate-Assess. Proses area yang tingkat kapabilitasnya kurang dari 3

adalah Evaluate, Direct-Monitor, Align, Plan-Organise, dan Build-Acquare-

Implement.

Page 54: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

66

8. Pengukuran Tingkat Kapabilitas Teknologi Informasi Pada PT. Agranet

Multicitra Siberkom (Analisi Sistem Informasi Menggunakan Kerangka

Kerja COBIT 5) (Lucky, 2014)

Menurut ISACA (2012), tingkat kapabilitas mencerminkan

seberapa baik, efektif dan efisien proses yang dikerjakan oleh suatu

perusahaan dalam mencapai tujuan prosesnya dan sesuai dengan standar

ISO/IEC 15504. PT. AMS selaku perusahaan yang bergerak di media online

menghadapi tantangan bisnis secara terbuka di dunia online karena

persaingan di dunia internet terbuka luas. Dalam menghadapi persaingan

tersebut, PT. AMS harus memperbaiki dan meningkatkan operasional

bisnisnya sehingga memiliki daya saing yang lebih baik. Oleh karena itu,

melalui penelitian ini PT. AMS perlu mengetahui sudah sejauh apa

pelaksanaan teknologi informasi yang ada dan proses apa saja yang masih

lemah dan perlu perbaikan. Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh

Lucky (2014) adalah mendapatkan hasil perhitungan tingkat kematangan

dari sistem informasi yang telah diterapkan oleh PT. AMS melalui

pengukuran menggunakan framework COBIT 5. Kemudian, mengetahui apa

saja yang perlu menjadi perhatian dari perusahaan dalam penerapan kontrol

untuk peningkatan sistem informasi, serta analisis peningkatan sistem

informasi dalam mendukung perencanaan bisnis. Berdasarkan hasil

penelitian yang diperoleh maka ditarik kesimpulan bahwa tingkat kapabilitas

teknologi informasi PT. AMS berada pada tingkat 1 (performed) yang berarti

Page 55: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

67

bahwa proses sudah mencapai tujuannya. Namun, terdapat beberapa

aktivitas yang belum dilakukan sehingga secara keseluruhan proses belum

memenuhi kriteria untuk bisa dianggap masuk level 2 (Managed).

Kemudian, proses dokumentasi atas aktivitas dari proses di dalam domain

belum lengkap sehingga beberapa proses hanya bisa masuk ke dalam level 1.

Pengaturan prosedur yang diisyaratkan untuk seluruh proses teknologi juga

belum lengkap. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan inisiasi untuk

melengkapi aktivitas yang diisyaratkan di dalam setiap proses yang ada di

dalam domain EDM, APO, dan BAI yang masi dalam tingkat 0 (Non-

existent). Selain itu, direkomendasikan juga untuk memastikan setiap

aktivitas dan proses didokumentasikan dengan baik serta membuat prosedur

yang sifatnya baku untuk seluruh aktivitas terkait teknologi informasi.

Page 56: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2017-0025 Kalvin... · dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

68