BAB II LANDASAN TEORI · Jaminan Kualitas (Quality Assurance) Adalah semua tindakan terencana dan...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI · Jaminan Kualitas (Quality Assurance) Adalah semua tindakan terencana dan...
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kualitas
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
(Riyanto, 2018:118)
Menurut Handoko dalam Aisyah, (2015:170) mengemukakan bahwa
“Kualitas adalah suatu kondisi dari sebuah barang berdasarkan pada penilaian atas
kesesuaiannya dengan standar ukur yang telah ditetapkan.”
Berdasarkan pendapat ini diketahui bahwa kualitas barang ditentukan oleh
tolak ukur penilaian, semakin sesuai dengan standar yang ditetapkan dinilai
semakin berkualitas.
Menurut American Society for Quality Control dalam Roisah & Riana,
(2016:103) Kualitas adalah “The totality of features and characteristics of a
product or service that bears on its ability to satisfy give needs”. Artinya
keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang
menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat.
Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang terpusat pada konsumen,
sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila
produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen.
Lewis & Booms juga berpendapat dalam Riyanto (2018:118) “Kualitas juga
diartikan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu
atau sesuai dengan ekspektasi pelanggan, maksudnya bahwa kualitas pelayanan
10
ditentukan oleh kemampuan perusahaan atau lembaga tertentu untuk memenuhi
kebutuhan yang sesuai dengan apa yang diharapkan atau diinginkan berdasarkan
kebutuhan pelanggan”.
Goestch Davis menegaskan dalam Yamit (2017:8) bahwa “Kualitas bukan
hanya menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk dan jasa tetapi juga
menyangkut kualitas manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan”.
Menurut Gaspersz (2014:4) “Kata kualitas memiliki banyak definisi yang
berbeda dan bervariasi dari yang konvesional sampai yaag lebih strategik.
Definisi konvensioal dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik
langsung dari suatu produk seperti performansi, kedalam, mudah dalam
penggunaan, dan estetika. Sedangkan definisi strategik dari kualitas adalah segala
sesuatu yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan”.
Berdasarkan ISO 8402 (Quality Vaocabulry) dalam Gaspersz (2014: 6),
“Kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari karkteristik suatu produk yang
menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan
atau ditetapkan, dimana kualitas sering diartikan sebagai kepuasan pelanggan
(customer statisfaction) atau konformasi terhadap kebutuhan atau persyaratan
(customer to the requirement)”.
Disamping pengertian kualitas yang telah disebutkan di atas, kualitas juga
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan dan
upaya perubahan kearah perbaikan terus menerus, sehingga dikenal dengan istilah
Q-MATCH (Quality =Meets Agree Trems & Change).
11
Berdasarkan definisi tentang kualitas baik yang konvensional maupun yang
strategik menurut Gaspersz (2014: 5) pada dasarnya kualitas mengacu kepada
pengertian pokok berikut :
1. Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan
langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan
dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan sebuah produk.
2. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan, cacat, atau
kerusakan.
Berdasarkan pengertian tentang kualitas di atas, terlihat bahwa kualitas selalu
berfokus pada pelanggan (customer focused).
Menurut Widyastuti (2017:234) bahwa “Suatu perusahaan dalam
mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Dengan kualitas produk yang baik maka keinginan dan kebutuhan
konsumen terhadap suatu produk akan terpenuhi. Semakin sesuai produk dengan
standar yang ditetapkan maka akan dinilai produk tersebut semakin berkualitas”.
Dengan demikian semua produk didesain, diproduksi, serta pelayanan
diberikan untuk memenuhi keinginan pelanggan dan suatu produk dikatakan
berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan.
2.2. Pengendalian Kualitas
2.2.1. Pengertian Pengendalian Kualitas
Menurut Yamit (2017:33) menyatakan bahwa “Pengendalian kualitas
adalah keseluruhan fungsi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk menjamin
12
tercapainya sasaran perusahaan dalam hal kualitas produk dan jasa pelayanan
yang diproduksi”.
Adapun pengertian pengendalian kualitas menurut Assauri dalam
Rachman (2017:176) mengemukakan bahwa “Pengendalian kualitas adalah usaha
untuk mempertahankan mutu atau kualitas dari barang yang dihasilkan, agar
sesuai dengan spesifikasi produk yang diinginkan pelanggan dan telah ditetapkan
berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan”.
Menurut Nastiti (2013:416) mengatakan “Pada dasarnya pengendalian
kualitas menentukan ukuran, cara dan persyaratan fungsional lain suatu produk
dan merupakan manajemen untuk memperbaiki kualitas produk, mempertahankan
kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak”.
Sedangkan Irwan & Haryono, (2015:62) mengemukakan bahwa “
pengendalian kualitas adalah proses yang digunakan untuk menjamin tingkat
kualitas produk atau jasa menggunakan kombinasi alat dan teknik untuk
mengontrol kualitas suatu produk dengan biaya seekonomis mungkin untuk
memenuhi syarat - syarat pemesanan.
Selain itu dengan adanya pengawasan kualitas maka perusahaan atau
produsen berusaha untuk selalu memperbaiki kualitas dengan biaya rendah yang
sama atau tetap bahkan untuk mencapai kualitas yang tetap dengan biaya rendah.
Untuk mengurangi kerugian karena kerusakan-kerusakan pemeriksaan atau
inspeksi tidak terbatas pada pemeriksaan akhir saja, tetapi perlu juga diadakan
pemeriksaan pada barang yang sedang diproses (Nastiti, 2013:416).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas pada dasarnya adalah
pengendalian kualitas kerja dan juga proses yang bertujuan untuk memenuhi
13
kepuasan pelanngan yang menggunakan suatu teknik, cara, metode, aktivitas atau
kegiatan terencana dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan
meningkatkan kualitas produk agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
dan dapat memenuhi kepuasan pelanggan.
2.2.2. Tujuan Pengendalian Kualitas
Tujuan dari pengendalian kualitas menurut Assauri dalam Prawira
(2014:19) adalah:
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah
ditetapkan.
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan
menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
Tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan jaminan
bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas
yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah
mungkin.
2.3. Seven Tools
Seven Tools adalah salah satu metode pengendalian kualitas untuk
mengendalikan dan menyelesaikan masalah kualitas, metode ini merupakan salah
satu metode grafik paling sederhana.
14
dimana metode Seven Tools ini membantu dalam kegiatan pengawasan yang
dilakukan oleh setiap komponen dalam perusahaan untuk mengkontrol,
meningkatkan dan mempertahankan produksinya agar produk yang dihasilkan
tersebut sesuai dengan standar kualitas.
Metode Seven Tools menurut Rachmawati R & Ulkhaq, (2015:3) terdiri dari :
1. Check Sheet
Check sheet (lembar pemeriksaan) adalah lembar yang dirancang
sederhana berisi daftar hal-hal yang perlukan untuk tujuan mencatat data,
sehingga pengumpulan data dapat dilakukan dengan mudah, sistematis,
dan teratur pada saat data itu muncul di lokasi kejadian. Data dalam check
sheet baik berbentuk data kuantitatif maupun kualitatif dapat dianalisis
secara cepat.
Sumber : Neyestani (2017:4)
Gambar. II.1 Contoh Cheek Sheet
2. Startifikasi.
Stratifikasi adalah suatu upaya untuk mengurai atau mengklasifikasi
persoalan menjadi kelompok atau golongan sejenis yang lebih kecil atau
menjadi unsur-unsur tunggal dari persoalan.
15
3. Histogram
Histogram adalah diagram batang yang digunakan untuk menunjukkan
adanya dispersi data dan distribusi frekuensi. Sebuah distribusi frekuensi
menunjukkan seberapa sering setiap nilai yang berbeda dalam satu set data
terjadi. Grafik ini juga dapat membuat analisa karakteristik dan penyebab
dispersi data. Data dalam histogram dibagi-bagi ke dalam kelas-kelas, nilai
pengamatan dari tiap kelas ditunjukkan pada sumbu X.
Sumber : Neyestani (2017:4)
Gambar. II.2 Contoh Histogram
4. Scatter Diagram
Scatter Diagram digunakan untuk menyatakan korelasi atau hubungan
antara satu faktor dengan karakteristik yang lain atau sebab dan akibat.
Jika kedua variabel tersebut berkorelasi, titik-titik koordinat akan jatuh di
sepanjang garis atau kurva. Semakin baik korelasi, semakin ketat titik-titik
tersebut mendekati garis.
16
Sumber : Neyestani (2017:7)
Gambar. II.3 Contoh Scatter Diagram
5. Control Chart
Control chart atau peta kendali adalah peta yang digunakan untuk
mempelajari bagaimana proses perubahan dari waktu ke waktu. Melalui
gambaran tersebut akan dapat dideteksi apakah proses tersebut berjalan
stabil atau tidak. Karakteristik grafik ini adalah adanya sepasang batas
kendali (upper dan lower limit), sehingga dari data yang dikumpulkan
akan dapat terdeteksi kecenderungan kondisi proses yang sesungguhnya.
Sumber : Neyestani (2017:9)
Gambar. II.4 Contoh Control Chart
17
6. Pareto Chart
Pareto chart adalah bagan yang berisikan diagram batang dan diagram
garis. Diagram batang memperlihatkan klasifikasi dan nilai data,
sedangkan diagram garis mewakili total data kumulatif. Klasifikasi data
diurutkan menurut urutan ranking. Ranking tertinggi merupakan masalah
yang terpenting untuk segera diselesaikan. Prinsip pareto chart sesuai
dengan hukum Pareto yang menyatakan bahwa sebuah grup selalu
memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak
terbesar (80%). Pareto chart mengidentifikasi 20% penyebab masalah
utama untuk mewujudkan 80% improvement secara keseluruhan.
Sumber : Neyestani (2017:5)
Gambar. II.5 Contoh Pareto Chart
7. Diagram Sebab – Akibat
Diagram Sebab-Akibat atau yang biasa disebut Fishbone Diagram adalah
alat untuk mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau
masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming.
Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan,
18
mencakup manusia, material, mesin, metode (prosedur atau kebijakan) dan
sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan
melalui sesi brainstorming.
Sumber : Quality Assurance Solution (2017)
Gambar. II.6 Contoh Diagram Sebab – Akibat (Fish Bone).
2.4 TQM (Total Quality Management)
2.4.1 Pengertian TQM (Total Quality Management)
Menurut Yamit (2017: 181) bahwa “Total Quality Management dapat
didefinisikan dari tiga kata yaitu : Total (keseluruhan), Quality (kulitas, tingkat
keunggulan barang atau jasa), Management (tindakan, seni, pengendalian,
pengarahan), dari arti kata tersebut dapat disimpulkan TQM adalah suatu sistem
manajemen kualitas yang berorientasi pada pelanggan melalui perbaikan yang
berkesinambungan”.
19
TQM merupakan sistem manajemen untuk meningkatkan keseluruhan
kualitas dalam memberikan kepuasan pada pelanggan dengan melibatkan seluruh
anggota organisasi atau perusahaan.
Gaspersz (2014: 6) menyatakan “TQM (Total Quality Management) atau
Manajemen Kualitas Terpadu adalah suatu cara meningkatkan performansi secara
terus-menerus (continous performance improvement) pada semua level proses
dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua
sumber daya manusia dan modal yang tersedia”.
Menurut ISO 8402 (Quality Vaocabulry) dalam Gaspersz (2014: 6)
Mendefinisikan manajemen kualitas terpadu sebagai semua aktivitas dari fungsi
manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijaksanaan kualitas, tujuan -
tujuan dan tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui alat seperti
berikut ini :
1. Perencanaan Kualitas (Quality Planning)
Adalah penetapan dan pengembangan tujuan dan kebutuhan yang
digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas.
2. Pengendalian Kualitas (Quality Control)
Adalah teknik - teknik dan aktivitas operasional yang digunakan untuk
memenuhi persyaratan kualitas.
3. Jaminan Kualitas (Quality Assurance)
Adalah semua tindakan terencana dan sistematik yang diimplementasikan
dan didemonstrasikan guna memberikan kepercayaan yang cukup bahwa
produk akan memuaskan kebutuhan untuk kualitas tertentu.
20
4. Peningkatan Kualitas (Quality Improvement)
Adalah tindakan – tindakan yang diambil guna meningkatkan nilai produk
untuk pelanggan melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi dari proses
dan aktivitas melalui struktur organisasi. Dimana semua tanggung jawab
manajemen kualitas harus dikendalikan oleh top management dan
implementasinya harus melibatkan semua anggota organisasi.
Maka dari itu tanggung jawab manajemen kualitas ada pada top
management dan implementasinya harus melibatkan semua anggota organisasi
atau perusahaan.
Meski TQM dapat didefinisikan dalam berbagai arti tapi pada dasarnya
manajemen kualitas terpadu merupakan sebuah konsep dalam meningkatkan
kinerja bisnis yang telah terbukti menjamin kelangsungan hidup perusahaan
dalam persaingan bisnis yang berfokus pada perbaikan yang terus - menerus atas
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan untuk memenuhi kepuasan
pelanggan.
2.4.2 Manfaat Penerapan TQM (Total Quality Management)
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan TQM baik bagi
perusahaan, pelanggan, maupun bagi staff dan karyawan, dimana manfaat
penerapan TQM diperoleh berdasarkan adanya perbaikan yang terus – menerus
dan berkesinambungan.
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan TQM secara
benar menurut Kit Sadgrove dalam Yamit (2017:186) manfaat tersebut yaitu :
21
1. Manfaat TQM Bagi Pelanggan
a. Sedikit atau tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.
b. Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik dan pelanggan lebih
diperhatikan.
c. Kepuasan pelanggan terjamin.
2. Manfaat TQM bagi perusahaan
a. Terdapat kualitas produk dan pelayanan
b. Karyawan dan staf lebih termotivasi
c. Produktivitas meningkat
d. Biaya turun
e. Produk cacat berkurang
f. Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat
3. Manfaat TQM untuk jangka panjang
a. Membuat perusahaan sebagai pemimpin dan bukan sekedar pengikut.
b. Membantu terciptanya team work.
c. Membuat perusahaan lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan.
d. Membuat perusahaan siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap
perubahan.
e. Hubungan antara staf divisi yang berbeda lebih mudah.
Sedangkan menurut Guildford and Kings’lynn dalam Yamit (2017:186)
menyatakan manfaat dari penerapan TQM sebagai berikut :
1. Manfaat bagi pelanggan.
a. Sedikit masalah dengan produk dan pelayanan.
b. Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik
22
c. Kepuasan pelanggan lebih terjamin.
2. Manfaat bagi perusahaan
a. Kualitas meningkat
b. Karyawan lebih termotivasi
c. Produktivitas meningkat
d. Mengurangi resiko
e. Produk cacat berkurang
f. Permasalahan diselesaikan secara cepat.
3. Manfaat bagi karyawan
b. Pemberdayaan.
c. Lebih terlatih dan lebih berkemampuan.
d. Lebih dihargai dan diakui.
Adanya manfaat – manfaat yang diperoleh dari penerapan TQM akan
membantu perusahaan dalam mengurangi berbagai bentuk pemborosan serta
meningkatkan kepuasan pelanggan dan kedua faktor tersebut pada akhirnya akan
meningkatkan keuntungan perusahaan.
2.5 ISO-9001:2008
2.5.1 Pengertian ISO-9001:2008
Dalam kaitan ini Silaban dalam Nyoman Arya Putra, (2016:14)
menyatakan “ISO (International Organization for Standardization) adalah suatu
badan standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan
internasional yang berkaitan dengan barang dan jasa”.
23
ISO merupakan organisasi internasional yang bertanggung jawab dalam
penyusunan standar baru ataupun revisi ISO standar yang telah ada. Standar yang
dikeluarkan oleh ISO, dipersiapkan oleh Technical Committee yang mewakili
organisasi serta kalangan industri. ISO membawahi sejumlah badan sertifikasi
nasional yang terdiri dari 135 negara atau lebih di seluruh dunia (Nyoman Arya
Putra, 2016:14).
Pada umumnya, ISO terkait dengan mutu produk maupun jasa, standar-
standar yang telah ditetapkan akan ditinjau kembali dalam kurun waktu 5 s/d 6
tahun untuk memastikan standar tersebut masih relevan dengan perkembangan
dunia usaha. Standar yang ditetapkan oleh ISO tidak bersifat teknis pelaksanaan,
tetapi merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam
penerapannya (Nyoman Arya Putra, 2016:14).
Berbagai standar sudah dikeluarkan oleh ISO antara lain untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan. Jenis-jenis standar yang sudah dikeluarkan menurut
Nyoman Arya Putra, (2016:16) antara lain :
1. ISO 14000, yang merupakan standar internasional bagi pelaksanaan suatu
organisasi yang berkaitan dengan tanggung jawabnya terhadap
lingkungan.
2. ISO 22000, merupakan standar internasional bagi pelaksanaan suatu
organisasi yang memproduksi makanan/minuman yang berkaitan dengan
tanggung jawab terhadap keamanan konsumsi para konsumen (Food
Safety).
24
3. ISO 27000, merupakan standar internasional bagi pelaksanaan sistem
informasi suatu usaha yang berkaitan dengan tanggung jawab terhadap
pengamanan dan keselamatan informasi (Information Security).
4. OHSAS 18000, merupakan standar internasional bagi pelaksanaan suatu
proyek yang berkaitan dengan tanggung jawab proyek tersebut terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja bagi personil yang terlibat didalamnya.
5. ISO 9000 adalah standar internasional merupakan persyaratan yang
digunakan dalam penerapan sistem manajemen mutu perusahaan.
Untuk standar ISO 9000 dibuat oleh “TC-176”, dan telah mengeluarkan
tiga seri ISO 9000 yang lebih dikenal dengan “The ISO 9000 Family” (Keluarga
ISO 9000), menurut Nyoman Arya Putra, (2016:16) yaitu sebagai berikut :
1. ISO 9000; Sistem Manajemen Mutu – Dasar-Dasar dan Kosakata
(“Quality Management System – Fundamentals and Vocabulary”),
berisikan tentang dasar-dasar dan konsep sistem manajemen mutu dan
kosakata beserta definisi yang digunakan dalam setiap serinya.
2. ISO 9001; Sistem Manajemen Mutu – Persyaratan (“Quality Management
System – Requirements”), berisikan standar yang diterbitkan oleh
organisasi internasional yang mencakup persyaratan manajemen mutu
yang harus dipenuhi dalam penerapan sistem manajemen mutu yang
terdapat di dalam ISO 9001 lebih menekankan pada pendekatan proses.
3. ISO 9004; Sistem Manajemen Mutu – Petunjuk untuk Peningkatan secara
Berkelanjutan (“Quality Management System Guidelines for Performance
Improvements”), merupakan pedoman organisasi untuk mencapai
25
kesempurnaan melalui peningkatan secara berkelanjutan (Continual
Improvement).
Selanjutnya, ISO 9001 merupakan standar internasional yang mengatur
sistem manajemen mutu (quality management system). Oleh karena itu, sering kali
disebut sebagai “ISO 9001, QMS”. Tulisan 2008 menunjukkan tahun revisi,
sehingga ISO 9001:2008 adalah sistem manajemen mutu ISO 9001 hasil revisi
tahun 2008.
Secara garis besar ISO 9001:2008 tidak terlalu jauh berbeda dengan
pendahulunya, yaitu ISO 9001:2000. Adapun perbedaan antara versi 2000 dan
2008 secara signifikan lebih menekankan pada efektivitas proses yang
dilaksanakan dalam organisasi tersebut .
Menurut Vincent Gasperz dalam Nyoman Arya Putra, (2016:16) “ISO
9001:2008 bukan merupakan standar produk karena didalamnya tidak ada kriteria
penerimaan produk ataupun syarat- syarat yang harus dipenuhi oleh suatu
produk”.
Dengan demikian, kita tidak dapat menginspeksi suatu produk terhadap
standar-standar suatu produk. Dalam hal ini ISO 9001:2008 hanya merupakan
suatu sistem manajemen mutu, sehingga perusahaan yang mengimplementasikan
dan memperoleh sertifikat ISO dapat menyatakan bahwa sistem manajemen
mutunya telah memenuhi standar internasional, bukan produk standar
internasional.
Oleh karena tidak ada kriteria pengujian produk dalam ISO 9001 meskipun
tidak selalu produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen mutu
internasional akan berkualitas baik (standar).
26
Penjelasan mengenai sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 menurut
Vincent Gasperz dalam Nyoman Arya Putra, (2016:17) dapat dilihat pada diagram
di bawah ini :
Sumber: Gaspersz dalam I Gusti Ngurah Nyoman Arya Putra (2016:17)
Gambar. II.7 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Uraian skema di atas dapat dijelaskan seperti berikut ini :
1. Pelanggan
Berdasarkan skema di atas, yang dimaksud dengan pelanggan adalah
orang yang memberikan masukan tentang apa yang harus dikerjakan oleh
kontraktor. Dalam hal ini syarat pelanggan merupakan masukan yang
harus diperhatikan untuk menetapkan proses dan mutu produk yang
disediakan. Manajemen harus mampu menjamin bahwa syarat tersebut
harus dipahami dalam organisasi dan mampu dicapai. Oleh karena
keberhasilan dalam organisasi berkaitan dengan kemampuannya
memahami dan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Apabila
kebutuhan dan harapan tersebut telah terpenuhi, maka secara otomatis
kepuasan pelanggan akan terwujud.
27
2. Tanggung Jawab Manajemen
Tanggung jawab manajemen menunjukkan bahwa adanya komitmen
manajemen terhadap mutu produk yang dihasilkan, sebelum melakukan
aktivitas lainnya. Dalam hal ini mensyaratkan manajemen puncak
menunjukkan kemampuannya untuk mencapai tujuan mutu yang
ditetapkan. Mereka harus menunjukkan bukti dan cara untuk mencapai
tujuan organisasi. Salah satu buktinya adalah adanya tinjauan manajemen.
Manajemen menjamin tidak mengirim produk yang tidak sesuai atau yang
berkualitas rendah.
3. Manajemen Sumber Daya
Organisasi harus bisa memastikan sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan sistem manajemen mutu dan melakukan kerja yang
diperlukan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Sumber daya tersebut
mencakup personil, fasilitas, peralatan, sumber daya alam, dan keuangan.
Pelibatan dan pengembangan karyawan sangat diperlukan dalam usaha
mencapai tujuan perbaikan kinerjanya. Bagian penting dalam pelaksanaan
adalah menentukan siapa yang akan mengerjakan apa. Orang yang
diberikan tugas untuk melakukan aktivitas yang berkaitan dengan mutu
harus mempunyai kecakapan untuk melakukannya. Kecakapan didasarkan
pada pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan keterampilan serta
pengalaman yang dimiliki.
4. Realisasi Produk
Realisasi produk dalam skema meliputi pembuatan produk atau jasa.
Produk adalah hasil suatu proses yang terdiri atas empat kategori, yaitu
28
jasa, perangkat lunak, perangkat keras, dan bahan proses. Organisasi harus
merencanakan proses yang diperlukan untuk merealisasikan produk yang
sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
5. Pengukuran, Analisa, dan Perbaikan
a. Pengukuran
Dalam pembuatan keputusan yang berdasarkan kenyataan, data hasil
pengukuran sangatlah penting. Manajemen harus merencanakan
aktivitas pengukuran dan pemantauan seperti:
1. Kepuasan pelanggan. kinerja sistem.
2. Kesesuaian proses.
3. Kesesuaian produk atau jasa.
4. Pencapaian tujuan proyek atau organisasi.
b. Analisis
Dalam pembuatan suatu keputusan sebaiknya didasarkan pada hasil
pengukuran atau informasi yang dikumpulkan secara akurat. Demikian
pula keputusan atau simpulan yang akan ditujukan untuk mengetahui
kinerja perusahaan harus diperoleh dan dikumpulkan dari data dan
informasi yang akurat. Data dan informasi diperoleh dari berbagai sumber,
selanjutnya dianalisis untuk menilai kinerja, rencana, dan tujuan organisasi
serta identifikasi kemungkinan adanya perbaikan.
c. Perbaikan
Kebutuhan tindakan perbaikan akan muncul apabila ada
ketidaksesuaian yang dapat berasal, baik dari dalam maupun dari luar.
Ketidaksesuaian dari dalam misalnya ketidaksesuaian produk, proses,
29
sistem mutu. Selanjutnya, dari luar misalnya, keluhan pelanggan,
masalah garansi.
Dari skema tersebut di atas, pelanggan mempunyai peranan yang sangat
nyata. Oleh karena masukan proses organisasi, terutama didasarkan atas keinginan
dan harapan pelanggan. Dari masukan inilah, proses realisasi produk atau jasa
ditetapkan. Hasil realisasi tersebut kemudian dinilai berdasarkan umpan balik
pelanggan. Data tersebut kemudian dikumpulkan dan dianalisis untuk
memperbaiki proses sesuai dengan keinginan dan harapan pelanggan.
Gambaran ini menunjukkan bahwa pelanggan memainkan peran berarti
dalam menetapkan persyaratan sebagai masukan. Pemantauan kepuasan
pelanggan menghendaki evaluasi informasi berkaitan dengan persepsi pelanggan
tentang apakah organisasi telah memenuhi persyaratan pelanggan.
2.5.2 Manfaat ISO-9001:2008
Banyak manfaat yang diperoleh oleh perusahaan yang telah menerapkan
ISO 9001:2008 menurut Vincent Gasperz dalam Nyoman Arya Putra, (2016:18)
yakni sebagai berikut:
1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan mutu
yang terorganisasi dan sistematik. Proses dokumentasi dalam ISO
9001:2008 menunjukkan bahwa kebijakan, prosedur, dan instruksi yang
berkaitan dengan mutu telah direncanakan dengan baik.
2. Perusahaan yang telah bersertifikat ISO 9001:2008 diizinkan untuk
mengiklankan pada media massa bahwa sistem manajemen mutu dari
perusahaan tersebut telah diakui secara internasional. Hal ini berarti
30
meningkatkan image perusahaan serta daya saing perusahaan dalam
memasuki pasar global.
3. Audit sistem manajemen mutu perusahaan yang telah memperoleh
sertifikat ISO 9001:2008 dilakukan secara periodik oleh register dari
lembaga registrasi, sehingga pelanggan tidak perlu melakukan audit sistem
mutu. Hal ini akan menghemat biaya pelanggan dan mengurangi duplikasi
audit sistem mutu oleh pelanggan.
4. Perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 secara
otomatis terdaftar pada lembaga registrasi, sehingga apabila pelanggan
potensial ingin mencari pemasok bersertifikat ISO 9001:2008, akan
menghubungi lembaga registrasi. Jika nama perusahaan itu telah terdaftar
pada lembaga registratif bertaraf internasional, maka hal itu berarti terbuka
kesempatan pasar baru.
5. Meningkatkan mutu dan produktivitas manajemen melalui kerja sama dan
komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta
pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operasi internal menjadi
lebih baik.
6. Meningkatkan kesadaran mutu dalam perusahaan.
7. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan
manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang
terdefinisi secara baik.
8. Terjadi perubahan positif dalam hal kultur mutu dari anggota organisasi.
Oleh karena manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan
sertifikat ISO 9001:2008 yang umumnya hanya berlaku selama tiga tahun.