BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi...

28
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Investasi Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan melakukan pengorbanan di masa kini untuk memperoleh keuntungan yang akan diperoleh di masa yang akan datang yang belum pasti. Kegiatan investasi tersebut menyangkut kegiatan pemilihan investasi, baik dalam bentuk real asset misalnya tanah, bangunan, mesin-mesin dan lain-lain ataupun dalam bentuk financial asset misalnya saham, obligasi, sekuritas derivatif atau surat berharga lainnya. Perbedaanya dari dua jenis assets di atas adalah pada faktor likuiditas. Pada umumnya real asset bersifat kurang likuid jika dibandingkan dengan financial asset, hal ini disebabkan karena real asset terdiri atas berbagai macam bentuk yang mempunyai kegunaan-kegunaan tertentu saja, sehingga tidak setiap pihak memerlukan kegunaan-kegunaan yang ada pada asset tersebut. Sedangkan pada financial asset pada umumnya berupa secarik kertas yang menunjukkan pemegangnya atas suatu bagian dari kekayaan atau asset yang dipegang oleh pihak lain atau yang biasa disebut dengan sekuritas. 9

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Investasi

Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan

melakukan pengorbanan di masa kini untuk memperoleh keuntungan yang akan

diperoleh di masa yang akan datang yang belum pasti. Kegiatan investasi tersebut

menyangkut kegiatan pemilihan investasi, baik dalam bentuk real asset misalnya

tanah, bangunan, mesin-mesin dan lain-lain ataupun dalam bentuk financial asset

misalnya saham, obligasi, sekuritas derivatif atau surat berharga lainnya.

Perbedaanya dari dua jenis assets di atas adalah pada faktor likuiditas. Pada

umumnya real asset bersifat kurang likuid jika dibandingkan dengan financial asset,

hal ini disebabkan karena real asset terdiri atas berbagai macam bentuk yang

mempunyai kegunaan-kegunaan tertentu saja, sehingga tidak setiap pihak

memerlukan kegunaan-kegunaan yang ada pada asset tersebut. Sedangkan pada

financial asset pada umumnya berupa secarik kertas yang menunjukkan

pemegangnya atas suatu bagian dari kekayaan atau asset yang dipegang oleh pihak

lain atau yang biasa disebut dengan sekuritas.

9

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

10

Menurut Gitman (1988,4) investasi adalah “Investment is any vehicle into

which funds can be placed with expectation that they will be preserved or increase in

value and/or generate positive return” .

Sedangkan Sharpe, Alexander dan Bailey (1999,1) mendefinisikan investasi

sebagai berikut : “Investment is the sacrifice of certain present value for (possibly

uncertain) future value”.

Dari dua definisi di atas maka dapat ditarik disimpulkan bahwa investasi

merupakan suatu alat dimana dana dapat diubah dengan melakukan pengorbanan dari

suatu nilai sekarang dengan harapan bahwa investor dapat meningkatkan nilai di

masa mendatang yang disertai dengan ketidak pastian.

Dalam hal ini terdapat beberapa hal yang tidak dapat dipisahkan dari

pengertian di atas yaitu : waktu (time) dan risiko (risk). Investor melakukan tindakan

pengorbanan pada saat ini dan bersifat pasti. Sedangkan investasi yang dilakukannya

akan baru memberikan hasil pada masa yang akan datang dan itupun bersifat tidak

pasti. Dalam keadaan semacam ini, yang dapat dilakukan oleh investor adalah

memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya, dan seberapa

jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang

diharapkan.

Investor dalam melakukan suatu investasi menghadapi kesempatan investasi

yang berisiko, pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat

keuntungan yang diharapkan. Apabila investor mengharapkan suatu tingkat

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

11

keuntungan yang tinggi, maka investor tersebut juga harus bersedia menanggung

risiko yang tinggi pula.

2.1.1 Proses Investasi

Proses investasi merupakan tahapan-tahapan yang seharusnya dilakukan olah

seorang investor dalam melakukan kegiatan investasi dalam sekuritas; yaitu sekuritas

apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut

akan dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Menentukan kebijakan investasi

Disini pemodal perlu menentukan apa yang menjadi tujuan dari investasinya, dan

berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Karena ada hubungan positif

antara risiko dan keuntungan investasi, maka investor harus mempertimbangkan

preferensi risiko dalam proses investasi. Tujuan investasi harus dinyatakan dalam

keuntungan maupun risiko. Investor yang bersedia menanggung risiko lebih

besar akan mengalokasikan dananya pada sebagian besar sekuritas yang lebih

berisiko dan sebaliknya.

2. Analisis Sekuritas

Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual atau sekelompok

sekuritas. Ada pihak-pihak yang berpendapat bahwa terdapat sekuritas-sekuritas

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

12

yang mispriced dan analisis dapat mendeteksinya. Ada berbagai cara untuk

melakukan analisis ini, tetapi pada garis besarnya nampaknya cara-cara tersebut

dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis teknikal dan analisis

fundamental. Analisis teknikal merupakan analisis yang menggunakan data

(perubahan) harga di masa yang lalu untuk memperkirakan harga sekuritas di

masa yang akan datang, sedangkan analisis fundamental berusaha untuk

memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang dengan

mengidentifikasikan prospek perusahaan/ lainnya (faktor-faktor yang

mempengaruhinya).

Adapula pihak-pihak yang berpendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar,

dengan demikian pemilihan sekuritas didasarkan atas preferensi risiko para

investor, pola kebutuhan kas dan sebagainya.

3. Pembentukan portofolio

Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih,

dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas

tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (diversifikasi) dimaksudkan untuk

mengurangi risiko yang ditanggung oleh investor.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

13

4. Melakukan revisi portofolio

Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan

maksud kalau perlu melakukan perubahan-perubahan terhadap portofolio yang

telah dimiliki.

5. Evaluasi kinerja portofolio

Pada tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio, baik

dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung.

2.2 Pasar Modal

Pada dasarnya pasar modal merupakan pasar-pasar seperti pada umumnya,

dimana merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Yang membedakannya

adalah komoditi yang diperdagangkan, yaitu berupa dana-dana jangka panjang (dana

yang mempunyai keterikatan dalam hal investasi lebih dari satu tahun).

Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai

instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik

dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah,

public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 1998, 3).

Dengan kata lain bahwa pasar modal merupakan bagian kecil dari pasar

keuangan, dimana perbedaannya hanya pada instrumen yang diperdagangkan. Pada

pasar keuangan diperdagangkan semua instrumen yang berjangka pendek maupun

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

14

jangka panjang, sedangkan pada pasar modal hanya instrumen-instrumen yang

berjangka panjang saja.

Undang-undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 merumuskan pasar modal

dengan lebih spesifik yaitu “ kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum

dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek “.

Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan perekonomian. Pasar

modal merupakan sumber dana alternatif bagi pelaku-pelaku dunia usaha yang

kemudian secara nasional juga akan berperan dalam proses pembentukan gross

domestic product (GDP). Jadi dengan kata lain bahwa dengan berkembangnya pasar

modal maka GDP suatu negara juga akan mengalami peningkatan (mendorong

kemajuan ekonomi suatu negara).

Dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan ajang transaksi antar para

investor dengan para perusahan emiten yaitu perusahaan go public yang

mengumpulkan dana dengan mencatatkan sahamnya di bursa efek, dimana untuk itu

perusahaan emiten tersebut harus mendapat izin dari Badan Pengawas Pasar Modal

(BAPEPAM).

2.3 Bursa Efek

Pengertian Bursa Efek berdasarkan Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta No.

Kep-01/BEJ/IV/1995 adalah: “Bursa Efek Jakarta adalah sistem dan atau sarana

untuk mempertemukan order jual dan order beli anggota bursa atas efek yang tercatat

di bursa, dimana pelaksanaan order-order tersebut dilakukan oleh anggota bursa

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

15

dengan tujuan memperdagangkan efek-efek tersebut baik untuk kepentingan

nasabahnya maupun untuk kepentingan dirinya sendiri”

Undang-undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 juga merumuskan bursa efek

yaitu “ Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan

atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain

dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka”.

Undang-undang tersebut juga menjelaskan pengertian efek yaitu “ Efek adalah

surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham

obligasi, tanda bukti uang, pernyataan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka

atas efek dan setiap derivatif atas efek”.

Setelah sekuritas terjual di pasar perdana, sekuritas tersebut kemudian

didaftarkan di bursa efek, sehingga sekuritas tersebut dapat diperjual belikan nantinya

di bursa. Umumnya memerlukan waktu sekitar 4-6 minggu dari saat Initial Public

Offering (IPO) agar sekuritas tersebut diperdagangkan di bursa. Ketika sekuritas

yang dimaksud mulai diperdagangkan di bursa maka dikatakan sekuritas tersebut

diperdagangkan di pasar sekunder.

Di Indonesia terdapat 2 (dua) bursa yaitu PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT

Bursa Efek Surabaya (BES). Baik BEJ maupun BES merupakan perusahaan-

perusahaan yang berfungsi sebagai perantara kegiatan perdagangan sekuritas di pasar

sekunder.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

16

2.3.1 Perdagangan di Bursa

Di BEJ, perdagangan terhadap sekuritas dilakukan pada 3 (tiga) segmen pasar

yang utama, yaitu pasar reguler, pasar non-reguler (negosiasi) dan pasar tunai.

Adapun yang dimaksud dengan pasar reguler adalah tempat untuk para investor yang

ingin memperoleh harga terbaik baik sekuritas mereka. Pada perdagangan jenis ini

harga-harga terbentuk mengikuti mekanisme pasar, tergantung pada kekuatan dari

supply demand.

Pasar non-reguler merupakan perdagangan dimana para investor ingin

melakukan pembelian atau penjualan sekuritas dalam jumlah dan harga yang sesuai

dengan kesepakatan mereka sendiri.

Sedangkan pasar tunai adalah perdagangan yang ditujukan pada para pialang

yang tidak mampu menyerahkan sekuritas yang telah diperdagangkan sesuai dengan

ketentuan yang ada.

2.4 Jenis-jenis sekuritas

Jenis-jenis sekuritas yang diperdagangkan di pasar finansial akan sangat

beraneka ragam. Sekuritas yang umumnya diperdagangkan di bursa efek adalah

saham (bukti penyertaan modal dalam suatu perusahaan), obligasi (surat tanda hutang

jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan) serta beberapa

instrument yang merupakan turunan dari kedua instrumen yang baru disebutkan,

misalnya opsi atau future. Di BEJ, jenis-jenis sekuritas yang diperdagangkan adalah

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

17

saham biasa, saham preferen, obligasi, obligasi konversi, sertifikat right, waran dan

opsi.

2.4.1 Saham

Diantara sekuritas-sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa

(commont stock) merupakan yang paling dikenal di kalangan masyarakat. Adanya

suatu pengalokasian bagian dari sejumlah surat kabar ataupun media lainnya yang

memuat pemberitaan dan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan saham,

menunjukkan bahwa adanya suatu ketertarikan masyarakat terhadap saham.

Saham dapat didefinisikan secara sederhana sebagai tanda penyertaan modal

dalam suatu perusahaan. Seorang investor yang membeli saham berarti mereka

membeli prospek perusahaan. Jika prospek perusahaan membaik maka harga saham

akan meningkat dan sebaliknya. Return yang diharapkan oleh pemegang saham

dapat diperoleh melalui :

1. Deviden

Merupakan bagian laba yang diberikan emiten (perusahaan yang menerbitkan

saham) kepada para pemegang sahamnya. Pembagian deviden tersebut sangat

bergantung pada tingkat keuntungan yang diperoleh emiten dan keputusan Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS).

2. Capital Gain

Merupakan kelebihan antara harga jual di atas harga beli sehingga pemegang

saham dapat menikmati keuntungan dari perbedaan harga tersebut. Lawan dari

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

18

capital gain adalah capital loss dimana harga jualnya lebih rendah dari harga

belinya. Kemungkinan keuntungan yang ada pada saham disertai juga dengan

kemungkinan kerugian. Hal ini disebabkan oleh faktor volatilitas saham yang

dipengaruhi juga oleh supply-demand .

Kelebihan dari investasi saham biasa adalah kemampuan memberikan

keuntungan yang tidak terhingga, mengikuti perkembangan perusahaan

penerbitnya. Apabila perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang besar,

maka terdapat kemungkinan para pemegang sahamnya juga akan memperoleh

keuntungan yang besar pula melalui mekanisme deviden. Namun karena saham

mempunyai tingkat penghasilan yang tidak terhingga, maka sesuai dengan dasar

investasi maka risikonya pun paling tinggi. Investor bisa kehilangan semua

modal yang telah diinvestasikan jika emiten saham yang dibelinya bangkrut.

Saham pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua jenis:

1. Saham Biasa (Common Stock)

2. Saham Preferen (Preferred Stock)

2.4.1.1 Saham Biasa

Dalam prakteknya saham-saham yang ada terbagi menjadi beberapa

klasifikasi. Pengklasifikasian saham-saham ini membantu para investor untuk

membedakan atau memilih saham-saham yang diinginkannya. Adapun klasfifikasi-

klasifikasi tersebut sebagai berikut :

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

19

1. Blue Chip Stocks

Merupakan saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan yang

reputasinya baik, mempunyai kemampuan menghasilkan pendapatan yang tinggi,

konsisten membayar deviden tunai, stabil dan telah lama berdiri.

2. Income Stocks

Merupakan saham-saham yang mampu membayar deviden lebih tinggi dari rata-

rata deviden yang dibayarkan tahun-tahun sebelumnya. Emiten yang biasa

melakukan hal demikian adalah yang mampu menghasilkan pendapatan yang

tinggi dan dengan teratur membagikan deviden tunai, dan mempunyai

kecenderungan untuk lebih memilih membagikan keuntungannya sebagai deviden

daripada diendapkan sebagai laba ditahan.

3. Growth Stocks (Well Known)

Adalah saham-saham yang dikeluarkan oleh emiten yang merupakan pemimpin di

dalam industrinya, dan secara berturut-turut beberapa tahun terakhir mampu

mendapatkan hasil di atas rata-rata. Saham-saham ini biasanya memiliki P/E

ratio tinggi. Di samping itu emiten saham ini biasanya mempunyai reputasi

tinggi, dan melakukan pemasaran yang agresif.

4. Growth Stocks (Lesser Known)

Adalah saham-saham yang dikeluarkan oleh emiten yang tidak menjadi pemimpin

di dalam industrinya, tetapi mampu mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari

penghasilan rata-rata tahun-tahun terakhir. P/E ratio-nya biasa lebih rendah dari

Growth Stocks (Well Known) namun menjanjikan rate of return (ROR) yang

tinggi.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

20

5. Speculative Stocks

Adalah saham-saham yang emitennya tidak bisa secara konsisten mendapatkan

penghasilan dari tahun ke tahun. Namun, emiten ini mempunyai potensi untuk

mendapatkan penghasilan yang baik di masa mendatang walaupun belum tentu

dapat direalisir. Biasanya merupakan perusahaan – perusahaan yang baru

beroperasi atau yang sedang melakukan penelitian dan penemuan produk-produk

baru yang akan dipasarkan.

6. Cyclical Stocks

Merupakan saham-saham yang perkembangannya mengikuti pergerakan situasi

ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum. Saham jenis ini umumnya

dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang industri

dasar, perumahan, otomotif, baja atau elektronik.

7. Defensive / Countercyclical Stocks

Merupakan saham-saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi bisnis secara

umum. Saham-saham jenis ini umumnya diterbitkan oleh perusahaan-

perusahaan yang bergerak dalam industri yang produknya benar-benar dibutuhkan

konsumen, bergerak di bidang public utilities.

2.4.1.2 Saham Preferen

Saham preferen pada dasarnya merupakan gabungan dari obligasi dan saham

biasa, selain memiliki karakteristik seperti obligasi, saham preferen juga memiliki

karakteristik saham biasa.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

21

Karaktristik obligasi pada saham preferen ditandai dengan adanya hasil yang

tetap seperti bunga obligasi. Pada umumnya saham preferen memberikan pilihan

tertentu atas hak pembagian deviden yang tetap/minimal, hak klaim terlebih dahulu di

atas pemegang saham biasa. Karakteristik saham biasa terlihat pada kenyataan bahwa

tidak selamanya saham preferen bisa memberikan penghasilan seperti yang

dikehendaki investornya (Jika suatu ketika emiten mengalami kerugian, maka

pemegang saham preferen dapat saja tidak menerima pembayaran deviden yang

sudah ditetapkan sebelumnya), deviden merupakan bagian dari sisa laba setelah

pajak.

Perbedaan yang utama antara saham preferen dan obligasi adalah terletak

pada besar kecilnya wewenang investor dalam mengeksekusi emiten. Dimana posisi

investor pemegang obligasi lebih tinggi daripada posisi investor pemegang saham

preferen. Selain itu saham preferen memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi dari

pada obligasi pada hal-hal emiten mengalami pailit ataupun tidak menghasilkan laba.

2.4.2 Instrumen-instrumen selain saham

Sesuai dengan pembatasan permasalahan yang ada, maka saham biasa dan

saham preferen telah dijelaskan secara mendetil sedangkan instrumen-instumen

lainnya akan diperjelas secara singkat saja. Mengingat masih ada banyak instrumen-

instrumen yang diperdagangkan yang kebanyakan merupakan yang bersifat turunan

maka hanya sebagian dari instrumen-instumen yang dibahas secara singkat pada sub

bab ini.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

22

2.4.2.1 Obligasi

Selain saham, alternatif investasi yang tidak kalah menariknya adalah

obligasi. Umumnya obligasi ini digunakan oleh baik perusahaan-perusahaan ataupun

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menghimpun dana.

Obligasi pada dasarnya merupakan suatu kontrak antara pihak yang

memberikan pinjaman dengan pihak yang menerima pinjaman. Kontak ini secara

fisik berwujud dalam bentuk surat obligasi yang menyatakan bahwa adanya suatu

transaksi pinjam meminjam yang memberikan pihak peminjam untuk menerima

pembayaran kembali pada waktu tertentu dan dengan jumlah tertentu pula.

Obligasi termasuk dalam kelompok investasi yang merupakan investasi harta

tetap. Dikatakan investasi harta tetap, karena untuk bisa melakukan investasi pada

obligasi, investor harus memiliki uang tertentu untuk diikatkan pada obligasi dalam

jangka waktu tertentu.

Sedangkan yang dikenal dengan obligasi konversi adalah obligasi yang

memiliki keunikan dimana obligasi tersebut dapat ditukar dengan saham biasa. Jadi

investor pemegang obligasi konversi dapat memiliki kesempatan untuk menukarkan

obligasi konversi yang dimilikinya dengan saham biasa. Hal ini menimbulkan

kewajiban bagi perusahaan yang menerbitkan obligasi konversi harus menerbitkan

saham biasa juga.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

23

2.4.2.2 Right Issue

Rights Issue atau yang dikenal dengan bukti rights atau emisi klaim

merupakan produk turunan dari saham yang memberikan hak bagi investor untuk

membeli saham baru yang dikeluarkan oleh emiten. Pada dasarnya kebijakan ini

merupakan upaya emiten untuk menambah modal perusahaan. Hampir sama dengan

saat perusahaan menawarkan sahamnya untuk pertama kali, perbedaannya adalah

rights issue dikeluarkan oleh perusahaan yang sudah terdaftar di bursa efek.

2.4.2.3 Opsi

Opsi merupakan pemberian hak kepada pemegangnya untuk melakukan

sesuatu (baik hak untuk membeli, menjual dan lain sebagainya), pada waktu yang

telah ditetapkan, sesuai dengan perjanjian yang tertera dalam opsi tersebut.

2.4.2.4 Waran

Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang

sudah ditentukan, sama dengan opsi call yang membedakan adalah waran biasanya

dijual bersamaan dengan obligasi atau saham, dan diterbitkan oleh perusahaan

penerbit saham yang menjadi jaminannya. Namun pada perkembangannya telah

diperdagangkan secara terpisah. Hal lain yang membedakannya dengan opsi call

adalah masa jatuh tempo waran umumnya lebih panjang daripada opsi.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

24

2.5 Indeks Harga Saham

Dalam melakukan suatu investasi di pasar modal Indeks harga saham

merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Walaupun bukan satu-satunya hal

yang harus diperhatikan tetapi indeks harga saham dapat memberikan suatu gambaran

ringkas dari dampak yang diakibatkan oleh berbagai macam faktor yang berpengaruh,

terutama faktor-faktor ekonomi.

2.5.1 Perhitungan Indeks Harga Saham

Masing-masing bursa efek mempunyai suatu dasar perhitungan tersendiri

dalam menghitung indeks harga sahamnya, seperti indeks Nikkei di Tokyo Stock

Exchange (Jepang), indeks Dow Jones di New York Stock Exchange dan American

Stock Exchange (Amerika), indeks Strait Times di Singapore dan Indeks Harga

Saham Gabungan di BEJ dan BES (Indonesia).

Indeks harga saham sebenarnya merupakan angka indeks harga saham yang

telah disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan sesuatu

yang disebut dengan trend. Sedangkan angka indeks itu sendiri adalah angka yang

juga dibuat sedemikan rupa sehingga dapat dipergunakan untuk membandingkan

suatu kegiatan atau peristiwa selama rentang waktu tertentu.

Dari pengertian tersebut, maka dalam membuat angka indeks diperlukan dua

macam waktu yaitu waktu dasar dan waktu yang sedang berjalan. Waktu dasar

adalah waktu dimana suatu kegiatan atau kejadian digunakan sebagai dasar

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

25

perbandingan, sedangkan waktu yang sedang berjalan adalah waktu dimana suatu

kegiatan akan diperbandingkan terhadap kegiatan pada waktu dasar (Widoatmodjo,

2000 , 190-191).

Adapun yang menjadi rumus untuk menghitung angka indeks adalah sebagai

berikut :

%100H0Ht xIHS

=

dimana:

IHS = Indeks Harga Saham

H0 = Harga pada waktu dasar

Ht = Harga pada waktu berlaku

2.5.2 Indeks Harga Saham Gabungan

Indeks harga saham gabungan (IHSG) merupakan gabungan indeks harga

saham-saham yang diperjualbelikan. Perhitungan yang digunakan juga tidak berbeda

jauh hanya saja dalam perhitungan IHSG perlu dijumlahkan terlebih dahulu seluruh

harga saham yang ada.

Data perhitungan IHSG ini dapat ditemukan dengan rumus sebagai berikut

%100H0Ht

xIHSG

=

∑∑

dimana:

IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

26

∑ H0 = Harga pada waktu dasar

∑ Ht = Harga pada waktu berlaku

Yang perlu diingat adalah bahwa untuk mengambil keputusan investasi tidak

cukup hanya dengan mengandalkan IHSG. Akan lebih penting lagi memantau

perkembangan indeks harga saham individu. Namun hal tersebut tidaklah cukup

hanya dengan membandingkan dengan waktu dasar saja, karena indeks harga saham

tersebut tidaklah mutlak benar. Tetapi masih terdapat kecenderungan umum yang

dapat digunakan seorang investor sebagai pedoman dalam mengambil keputusan

investasi.

2.6 Return Saham

Investor dalam melakukan kegiatan investasi, mengharapkan sejumlah tingkat

hasil tertentu sesuai dengan risiko pada investasi yang dilakukan. Untuk investasi

dalam bentuk saham, terdapat 2 (dua) bentuk return yaitu dividend dan capital gain.

Dividend merupakan pembagian keuntungan dari perusahaan kepada investor

atas kegiatan investasinya, yang dilakukan melalui mekanisme Rapat Umum

Pemegang Saham. Menurut Bringham Houston (2001, 411), “ Dividend yield is the

expected dividend divided by current price of a share of a stock.”

Sedangkan untuk capital gain(loss) , merupakan perbedaan antara nilai jual

dan nilai beli terhadap saham-saham yang bersangkutan. Jika harga jual saham lebih

besar dari harga beli saham maka investor tersebut memperoleh keuntungan dan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

27

sebaliknya. Menurut Bringham Houston (2001,64), “The profit (loss) from the sale of

a capital asset for more(less) than its purchase price.”

Perhitungan capital gain (loss) adalah sebagai berikut :

1)-P(t

1)-P(t- P(t))( =LossGainCapital

dimana :

P(t) = harga saham yang bersangkutan pada periode t

P(t-1) = harga saham yang bersangkutan pada periode t-1 (periode sebelumnya)

2.7 Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan catatan-catatan keuangan yang

berguna untuk tujuan evaluasi dan strategis suatu perusahaan. Dengan adanya laporan

keuangan – laporan keuangan tersebut maka dapat diketahui secara garis besar

mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan.

Analisa terhadap laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan di masa

lalu dan masa sekarang. Dari analisa tersebut dilakukan evaluasi kinerja keuangan

dan posisi keuangan perusahaan sehingga risiko dan potensi dari perusahaan tersebut

dapat diperkirakan. Jadi nilai suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan

dan dari nilai tersebut dapat ditentukan tingkat kesehatan perusahaan, yaitu dengan

cara analisis atau interpretasi terhadap laporan keuangannya.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

28

Didalam melakukan analisa terhadap laporan keuangan terdapat ukuran-

ukuran umum yang digunakan yang dinyatakan dalam format atau rasio tertentu.

Menurut Gitman (2003 : 53), “Financial ratios can be devided for convenience into

five basic categories: liquidity, activity, debt, profitability and market ratios.”

Selanjutnya dikatakan bahwa liquidity, activity, dan debt ratios adalah

digunakan untuk mengukur tingkat risiko, sedangkan profitability ratios untuk

mengukur tingkat pengembalian, dan market ratios dapat digunakan untuk mengukur

baik tingkat risiko maupun pengembalian.

Berikut akan dibahas sekilas mengenai analisa dan ratio keuangan yang

merupakan teknik pengukuran kinerja yang digunakan dalam penelitian ini.

2.7.1 Economic Value Added (EVA)

Nilai tambah ekonomis (EVA) merupakan suatu metode yang relatif baru

untuk menilai kinerja suatu perusahaan, dimana konsep ini dapat berdiri sendiri tanpa

perlu dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan sejenis ataupun membuat suatu

analisis kecenderungan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Istilah EVA pertama kali dicetuskan oleh Stewart dan Stern dari Stern Stewart

& Co. of New York City. EVA merupakan suatu pengukuran yang memperhitungkan

semua faktor-faktor yang berhubungan dengan penciptaan nilai, yang tidak lain

merupakan selisih antara tingkat pengembalian modal (rate of return on capital, r)

dengan biaya modal (cost of capital, c) dan dikalikan dengan nilai buku ekonomis

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

29

dari modal (economic book value of the capital) yang dipergunakan. Secara

matematis, rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut:

EVA = (r – c) x capital = r x capital – c x capital

EVA = NOPAT – c x capital

dimana,

r : tingkat pengembalian modal (rate of return)

NOPAT : pendapatan operasi setelah pajak (net operating income after tax)

c : total biaya modal

capital : total modal yang diinvestasikan

Secara garis besar EVA merupakan sisa dari laba usaha setelah disesuaikan

dengan biaya modal yang dikeluarkan dalam usaha. Atau untuk lebih mempermudah

dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk

mengukur profitabilitas operasi suatu perusahaan secara nyata.

Jika EVA sama dengan nol ( EVA = 0 ) berarti secara ekonomis perusahaan

dalam keadaan impas, artinya seluruh laba yang diperoleh digunakan untuk

membayar kewajiban pada penyedia dana. Jika EVA positif ( EVA > 0 )

menunjukkan bahwa tingkat imbal hasil yang dihasilkan perusahaan melebihi tingkat

biaya modal atau tingkat pengembalian yang dituntut investor. Sebaliknya, jika EVA

negatif ( EVA < 0 ) menunjukkan tidak terjadinya penambahan nilai pada perusahaan

akibat dari tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah daripada yang dituntut

investor.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

30

Konsep EVA sangat bermanfaat untuk proses penilaian kinerja perusahaan

yang berfokus pada penciptaan nilai. Penilaian kinerja dengan menggunakan

pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen lebih sesuai dengan

kepentingan pemegang saham.

2.7.1.1 Sanggahan EVA

Hasil studi yang dilakukan oleh Dodd dan Chen (1996) juga Chen dan Dodd

(1997) terhadap data EVA rata-rata 10 tahun terhadap 561 perusahaan yang telah

dikalkulasi Stern Stewart, memperlihatkan bahwa laba akuntasi (earnings) tetaplah

signifikan terhadap imbal hasil saham perusahaan. Studi tersebut menyimpulkan

bahwa perbaikan kinerja EVA berhubungan dengan tingginya imbal hasil saham,

tetapi kekuatannya jauh lebih rendah dari yang diklaim oleh Stern Stewart & Co.

Pada awal tahun 2002, seorang profesor dari IESE University of Navarra

Barcelona bernama Pablo Fernandez, mengeluarkan hasil penelitian yang berjudul “

EVA, Economic Profit and Cash Value Added Do Not Measure Shareholder Value

Creation”. Tentunya merupakan judul yang secara terang-terangan membantah apa

yang menjadi keyakinan dari Stern Sterward & Co. Fernandez menganalisis 582 dari

1000 perusahaan Amerika menggunakan data EVA, MVA, NOPAT dan WACC dari

Stern Stewart untuk periode tahun 1987 sampai 1997. Untuk setiap perusahaan,

korelasi antara kenaikan MVA setiap tahun terhadap nilai EVA, NOPAT, WACC

setiap tahun selama 10 tahun tersebut dikalkulasi. Ternyata untuk 296 perusahaan,

korelasi antara kenaikan MVA setiap tahun dan NOPAT setiap tahun ternyata lebih

besar daripada korelasi antara kenaikan MVA setiap tahun dan EVA setiap tahun.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

31

Bahkan 210 dari 582 perusahaan yang dianalisis ternyata memiliki korelasi yang

negatif antara kenaikan MVA setiap tahun dan EVA setiap tahun. Korelasi rata-rata

antara kenaikan MVA setiap tahun terhadap EVA, NOPAT dan WACC berturut-turut

adalah 16%, 21% dan –21.4%. Tidak hanya untuk perusahaan Amerika, penelitian

juga dilakukan terhadap 28 perusahaan terbesar di Spanyol (1991-1997). Hasilnya

hanya 2 perusahaan yang memiliki korelasi yang kuat antara EVA dan imbal hasil

saham. Bahkan penelitian yang khusus untuk tahun 1997, dari 19 perusahaan

Spanyol yang dijadikan objek penelitian, paling tidak terdapat lebih dari 4 perusahaan

yang memiliki EVA negatif tetapi MVA yang positip.

2.7.2 Tobin’s Q

Konsep ini ditemukan oleh seorang pemenang Nobel bidang ekonomi, Dr.

James Tobin. Secara sederhana Tobin’s Q merupakan suatu rasio yang

memperlihatkan perbandingan antara market value dari asset dengan biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut.

Secara matematis, rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut:

ValueAsset ValueMarket

=Q

Perusahaan-perusahaan yang memiliki Q yang tinggi ( Q > 1 ) mempunyai

kecenderungan sebagai investasi yang berpeluang lebih baik, mempunyai peluang

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

32

tumbuh yang lebih tinggi serta memiliki manajemen yang baik. Dan berlaku

sebaliknya perusahaan-perusahaan yang memiliki Q yang rendah ( Q < 0 )

mempunyai kecenderungan sebagai investasi yang kurang baik, tidak mempunyai

peluang untuk tumbuh serta manajemen yang berjalan di dalam perusahaan itu tidak

baik.

Berangkat dari kecenderungan-kecenderungan di atas maka pada umumnya

investor lebih memilih untuk melakukan investasinya pada saham-saham perusahaan

yang memiliki Q tinggi ( Q > 1).

2.7.2.1 Sanggahan Tobin’s Q

Menurut Doug Henwood, dalam bukunya Wall Street, Tobin’s Q ratio gagal

memprediksi investasi secara akurat. Doug Henwood menjelaskan bahwa makalah

yang dikeluarkan oleh Tobin dan Brainard pada tahun 1977, Tobin’s Q ratio pada

periode 1960 – 1974 dapat menjelaskan investasi secara akurat. Namun pada tahun-

tahun berikutnya dimana terjadi market bearish, Tobin’s ratio tidak dapat

menggambarkan keadaan investasi yang ada.

2.7.3 Return on Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) merupakan suatu rasio keuangan yang

memperlihatkan perbandingan antara jumlah laba yang diperoleh perusahaan dengan

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

33

jumlah aset perusahaan. ROA merupakan rasio yang termasuk ke dalam rasio

profitability.

Menurut Sharpe, Alexander dan Bailey (1999 : 763), besarnya ROA

dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :

1. Assets Turnover, yaitu tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi

perusahaan.

2. Operating Margin, yaitu besarnya laba operasi yang dinyatakan dalam prosentase

dari jumlah penjualan bersih.

Dari kedua faktor yang mempengaruhi tingkat ROA tersebut, maka bila kita

ingin meningkatkan ROA dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu:

1 Meningkatkan turnover dari operating assets dengan melakukan berbagai

kebijaksanaan investasi yang sehat, seperti investasi dalam berbagai aktiva, baik

aktiva lancar maupun aktiva tetap.

2 Meningkatkan profit margin dengan cara mempertinggi efisiensi di sektor

produksi, penjualan dan administrasi.

Secara matematis, rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut:

TotalAssetNetIncomeROA =

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

34

Analisis ROA dalam keuangan bersifat menyeluruh (komprehensif) dan sudah

merupakan teknik analisis yang umum digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk

mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

2.7.4 Price to Earnings Ratio (PER)

PER dapat dihitung dengan membagi harga saham pada saat tertentu dengan

laba bersih per sahamnya atau Earning Per Share (EPS) suatu periode. Umumnya,

terdapat korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba (EPS) dengan pertumbuhan

harga saham. Rasio ini merupakan rasio keuangan yang penting untuk mengukur

nilai saham di lantai bursa oleh para pelaku bursa di seluruh dunia. PER

memperhitungkan harga saham baik di pasar perdana maupun di pasar sekunder, dan

laba bersih per saham setelah dipotong pajak.

Secara matematis, rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut:

ShareEarningPereOfStockicePerSharketAverageMarEP Pr| =

Analisis terhadap PER ini akan memunculkan tiga pengertian, yaitu:

1. PER sebagai penjelasan matematis yang menjelaskan hubungan antara harga

saham dengan laba yang diberikan dalam bentuk perbandingan.

2. PER sebagai indikator penilaian harga saham sering digunakan oleh para analis

pasar modal sebagai pedoman untuk menentukan harga saham yang terlalu murah

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

35

(undervalued) atau harga saham yang terlalu mahal (overvalued). Penentuan ini

didasarkan atas perbandingan PER berbagai saham dalam sektor usaha yang

sama, dan perbandingan antara PER saat ini dengan PER historisnya.

3. PER dapat juga digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian (rate of return)

yang diinginkan investor sebelum mereka membeli saham, yaitu dengan

menghitung capitalization rate dari saham. Capitalization rate saham merupakan

resiprokal dari PER, yaitu hasil bagi antara hasil bersih per saham dengan harga

sahamnya. Dengan demikian setiap investor akan mengetahui berapa tingkat

pengembalian dari setiap rupiah saham yang dibelinya.

Pada umumnya, investor berusaha untuk mencari saham-saham yang

mempunyai PER yang tidak terlalu tinggi dan mempunyai potensi untuk naik,

sehingga mereka dapat memperoleh keuntungan atas investasi mereka.

2.7.4.1 Sanggahan PER

Trevino dan Robertson (2002) melakukan penelitian yang mempelajari

hubungan antara PER dengan return saham pada beberapa tahun berikutnya. Mereka

menemukan bahwa tidak ada korelasi antara PER dengan return saham dalam jangka

waktu yang pendek, dalam hal ini 3 tahun. Lebih lanjut, mereka menemukan bahwa

melakukan investasi pada saham-saham yang memiliki PER yang lebih tinggi akan

menghasilkan return jangka panjang yang lebih kecil untuk masa lima tahun atau

lebih.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab2_06-14.pdf · Investasi pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan ... risiko yang tinggi pula.

36

Fisher dan Statman (2000) melakukan penelitian terhadap hubungan antara

PER, dividend yield, dan return di masa yang akan datang. Mereka menyimpulkan

bahwa PER dan dividend yield bukan merupakan indikator yang baik bagi harga

saham di masa yang akan dating terutama untuk periode yang pendek (1-2 tahun).

Meskipun begitu, PER dan dividend yield mampu memberikan perkiraan yang lebih

baik jika digunakan untuk memperkirakan return saham untuk periode yang lebih

panjang (10 tahun).