BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru...

21
16 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKn 1. Pengertian guru Guru merupakan suatu profesi yang memiliki tanggung jawab yang besar, yaitu menjadikan anak didiknya berhasil dalam bidang akademik maupun nonakademik, dan menjadi suri tauladan bagi masyarakat pada umumnya, menurut Uzer Usman (1996:5), bahwa “guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru, apalagi sebagai guru yang profesioanal yaitu orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan khusus” Mengenai jabatan guru sebagi perofesional ditegaskan pula dalam Undang undang RI No. 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003:24 bahwa “Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbinagn dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi” Sedangkan menurut pasal 1 UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyebutkan bahwa ”Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dsar, dan pendidikan menengah”. Guru memiliki tanggung jawab yang besar, selain memberikan ilmu pengetahun dan pendidikan sebagai bekal pelajar bersosialisasi dalam masyarakat dan

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKn

1. Pengertian guru

Guru merupakan suatu profesi yang memiliki tanggung jawab yang besar,

yaitu menjadikan anak didiknya berhasil dalam bidang akademik maupun

nonakademik, dan menjadi suri tauladan bagi masyarakat pada umumnya, menurut

Uzer Usman (1996:5), bahwa

“guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru, apalagi sebagai guru yang profesioanal yaitu orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan khusus”

Mengenai jabatan guru sebagi perofesional ditegaskan pula dalam Undang

undang RI No. 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2003:24 bahwa

“Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbinagn dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”

Sedangkan menurut pasal 1 UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen

menyebutkan bahwa

”Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dsar, dan pendidikan menengah”.

Guru memiliki tanggung jawab yang besar, selain memberikan ilmu

pengetahun dan pendidikan sebagai bekal pelajar bersosialisasi dalam masyarakat dan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

17

bekal untuk masa depannya, guru juga diharapkan dapat berperan menjadi orang tua

kedua bagi pelajar selama ia berada di sekolah. Menurut pendapat M.I Soelaeman

(1985:14) bahwa :

“Guru disekolah dipandang sebagai pengganti orang tua, penjaga, pelindung, dan pengasuh anak, penyambung lidah, dan tangan orang tua, guru diharapkan dapat mengantar anak kepada harapan dan cita-citanya”

Keahlian yang harus dimiliki guru bukan hanya kemampuan dalam hal ilmu

pengetahuan sebagai bekal untuk diberikan pada siswa, guru juga harus bisa

mencerminkan profesinya sebagai guru melalui prilaku dan penampilannya sehari-

hari baik disekolah maupun diluar sekolah. Dengan begitu guru bisa mempertanggung

jawabkan profesinya dengan baik

Beberapa peran guru merujuk pada ajaran Ki Hajar Dewantara seperti

diungkapkan Wardani (2010: 234 ) bahwa :

1. Guru adalah pamong bagi siswanya artinya guru mendidik peserta didik agar

menjadi manusia yang merdeka batinnya, merdeka pikirannya, merdeka

tenaganya. Guru tidak hanya memberi pengetahuan yang baik dan perlu

saja, akan tetapi harus juga mendidik murid agar dapat mencari sendiri

pengetahuan itu dan memakainya guna amal keperluan umum. Tiap-tiap

guru, dalam pola pikir Ki Hadjar Dewantara adalah abdi sang anak, abdi

murid, bukan penguasa atas jiwa anak-anak.

Di lingkungan Tamansiswa sebutan guru tidak digunakan dan diganti

dengan sebutan pamong. Hubungan antara pamong dan siswa, harus

dilandasi cinta kasih, saling percaya, jauh dari sifat otoriter dan situasi

yang memanjakan. Dalam konsep ini, siswa bukan hanya objek, tetapi

juga dalam kurun waktu yang bersamaan sekaligus menjadi subjek. Ki

Hadjar Dewantara menjadikan tutwuri handayani sebagai semboyan bagi

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

18

pendidik agar apa yang diajarkan kepada peserta siswa dimaknai sebagai

ajaran yang luhur dan bermakna bagi kehidupan. Sikap tutwuri

merupakan perilaku pamong yang sifatnya memberi kebebasan kepada

siswa untuk berbuat sesuatu sesuai dengan hasrat dan kehendaknya,

sepanjang hal itu masih sesuai dengan norma-norma yang wajar dan

tidak merugikan siapa pun.

Sikap tutwuri handayani ini tertuang dalam pola perilaku guru yang

mengarahkan pada usaha untuk mengatasi dan membantu persoalan yang

dialami siswa yang dapat menimbulkan masalah kenakalan remaja dalam

konteks pendidikan.

2. Tringa; Ngerti-Ngrasa-Ngalokoni

Guru berperan tidak hanya mampu secara kognitif memberikan

pendidikan dan pembelajaran tentang moral. Namun seorang guru

dituntut untuk mengembangkan pengetahuan tentang moral (moral

knowing), perasaan tentang moral (moral feeling) dan tindakan moral

(moral action) dalam kehidupan sehari-hari. Guru berperan membantu

siswa mengerti apa isi nilai yang digeluti dan mengapa nilai itu harus

dilakukan dalam hidup. Dengan demikian siswa mengerti bagaimana

menaktualisasikan nilai-nilai kewarganegaran dan moralitas secara nyata.

Wardani ( 2010, 238) menegaskan tentang peran guru terkait dengan

hubungannya dengan siswa dalam pendidikan bahwa

“Guru seharusnya dengan pendidikan mampu membantu anak didik untuk mengembangkan daya pikir atau penalaran sedemikian rupa sehingga mampu untuk turut secara kreatif dalam proses tranformasi kebudayaan ke arah keadaban demi perbaikan hidupnya sendiri dan kehidupan seluruh masyarakat di mana dia hidup. Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945”.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

19

Hal senada diungapkan beberapa pakar pendidikan bahwa peran guru tidak

hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi seluruh

hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan.

Dari penjelasan diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru

adalah profesi dibidang pendidikan yang memiliki tugas untuk memberikan ilmu

pengetahuan dan pendidikan melalui proses pembelajaran di dalam kelas, selain itu

guru memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan nilai, moral dan norma yang

bail sehingga diharapkan dapat diterapkan dalam prilaku mereka sehari-hari

dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Guru memiliki tanggung jawab

bukan hanya pada siswa ataupun pihak sekolah tetapi juga pada masyarakat

sekitarnya.

2. Peranan Guru PKn

Guru PKn memiliki tugas dan peran yang lebih dari guru mata pelajaran lain.

Hal ini berkaitan dengan tanggung jawabnya untuk membentuk prilaku siswa dalam

kehidupan sehari-hari sebagai warga Negara yang baik. Tugas guru PKn bukan hanya

mentransfer pengetahuan kepada siswa tetapi juga mentransfer nilai-nilai yang

diharapkan dapat dipahami, disadari, dan diwujudkan dalam prilaku siswa, menurut

pendapat Nu’man Soemantri (1976:35)

“Guru Pkn harus banyak berusaha agar siswa-siswanya mempunyai sikap yang baik, kecerdasan yang tinggi, serta keterampilan yang bermanfaat. oleh karena itu guru PKn harus dapat memanfaatkan fungsinya sebagai penuntun moral, sikap serta memberi dorongan kearah yang lebih baik”

Menurut A. Tabrani Rusyan (1990:14) bahwa fungsi dan peran guru adalah

sebagai berikut;

a. Guru sebagai pendidik dan pengajar

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

20

b. Guru sebagai anggota masyarakat guru harus pandai bergaul dengan masyarakat

c. Guru sebagai pemimpin harus pandai memimpin d. Guru sebagai pelaksana administrasi akan bdihadapkan kepada

administrasi-administrasi yang harus dikerjakan disekolah e. Guru sebagai pengelola PBM, harus menguasai situasi belajar mengajar

baik dalam kelas maupun diluar kelas.

Secara garis besar tujuan dari pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan

bangsa dengan memiliki pengetahuan (berilmu), dan cerdas dalam berprilaku. Mata

pelajaran PKn merupakan salah satu alat untuk mencapai tujaun yang diharapkan dari

sebuah sistem pendidikan.

Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang bersumber dan

berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, mata pelajaran ini membekali

siswa dengan budi pekerti, pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan warga Negara dengan warga Negara serta warga Negara dengan warga

Negara lainnya, agar siswa dapat mewujudkannya dalam bentuk prilaku dalam

kehiduapan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial.

Menurut Nu’man Soemantri (2001:32) mengartikan pendidikan

kewarganegaraan sebagai:

“Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah seleksi, adaptasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, humaniora, pancasila, UUD 1945 dan dokumen resmi Negara lainnya yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan”

Lebih lanjut Nu’man Soemantri dalam Komala Nurmalina (2008:3)

mendefinisikan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut:

”Pendidikan kewarganegaraan program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berfikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945”

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

21

Berdasarkan paparan diatas dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan

kewarganegaraan sebagai mata pelajaran tidak hanya menitikberatkan pada aspek

kognitif saja melainkan pada kemampuan dan keterampilan berfikir aktif warga

Negara dalam menginternalisasikan nilai-nilai warga Negara yang baik sesuai dengan

Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. PKn merupakan kajian keilmuan yang

terdiri dari beberapa bidang keilmuan, dan PKn merupakan penentu kemajuan

pendidikan IPS. PKn terdiri dari beberapa bidang keilmuan, oleh karena itu PKn

merupakan mata pelajaran yang kaya akan materi dan dapat dilihat dari beberapa

sudut pandang keilmuan.

Secara umum Pkn bertujuan untuk membentuk warga Negara yang baik (to be

a good citiezenship) dan pembentukan karakter bangsa yang baik. penjelasan tersebut

senada dengan pendapat Achmad Kosasih Djahiri (1995:1) yang mengemukakan

bahwa secara khusus PKn itu bertujuan untuk

“Membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu prilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan yang maha esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, prilaku, yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, prilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam kebudayaan dan kepentingan prilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatas melalui musyawarah dan mufakat, serta prilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

melihat pengertian diatas jelaslah bahwa PKn bertujuan untuk membentuk

warga Negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dapat dilihat dari segi

agama dan sosio cultural. sampailah tujuan akhir yang ingin dicapai dari mata

pelajaran pendidikan kewarganegaraan ini untuk membentuk warga Negara yang baik

(to be a good citizenship) dan pembentukan karakter bangsa (nation and building).

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

22

Kecerdasan yang dimiliki warga Negara tersebut harus tercermin dalam tiga

aspek, yaitu pengetahuan (Civics knowledge), kecakapan kewarganegaraan (Civics

skill), dan watak-watak kewarganegaraan (Civics dispotition), jika warga Negara

sudah tercerdaskan dalam aspek-aspek tersebut, maka tujuan PKn sudah dapat

dikatakan berhasil.

B. Karakteristik Mata Pelajaran PKn

Dinamika perubahan perilaku siswa dan kenakalan siswa merupakan

fenomena sosial yang secara kasat mata terjadi di lingkungan sekolah. Lembaga

pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan yang semakin berat, terutama

untuk mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi berbagai dinamika perubahan

yang berkembang pesat (Wardani ,2010:1). Keadaan tersebut menuntut adanya

tanggung jawab dan peran yang lebih besar dari seorang pendidik. Peran guru tidak

hanya sebagai pendidik dan teladan bagi siswanya. Secara garis besar peran guru

adalah sebagai dinamisator, fasilitator dan katalisator pendidikan. Peran tersebut

tertuang dalam proses pendidikan yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan

sekolah (pendidikan formal). Dalam penelitian ini pendidikan formal menurut PP No.

29 tahun 1990 pendidikan menengah adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi

pendidikan dasar salah satu bentuk satuan pendidikannya yaitu Sekolah Menengah.

Salah satu peran yang dituntut adalah bagaimana seorang pendidik

mengetengahkan materi pembelajaran Pendidikan PKn yang dapat membawa

perubahan pada perilaku siswa (aspek behavioristik). Soeryabarata (1984:253),

mengungkapkan bahwa

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

23

“ belajar membawa perubahan (perubahan prilaku, baik aktual maupun potensional), perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru dan perubahan itu terjadi karena usaha”.

Penjelasan tersebut senada dengan apa yang di ungkapkan oleh (Sutomo

,1993:120). bahwa belajar adalah :

”belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan uang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir , sikap dan lain- lain ”

Hal tersebut senada dengan pendapat Slameto (2003:2) belajar secara

psikologis yaitu :

”Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Skinner dalam Dimyati(2002:9) menyatakan “belajar adalah suatu perilaku pada

saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik”. Sehingga dengan belajar maka

orang akan mengalami perubahan tingkah laku..

Kompleksitas permasalahan yang dialami oleh remaja menuntut adanya

revitalisasi peran guru untuk membina siswa baik disekolah maun pada saat

dibutuhkan pembinaannya di luar sekolah. Peran guru merujuk pada Undang-undang

no. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa

”guru sebagai pendidik professional mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.

Berdasarkan rumusan undang-undang tersebut dapat digambarkan dengan jelas

bahwa peran guru dalam dunia pendidikan saat ini lebih besar, kompleks, dan

strategis untuk membina siswa melalui transformasi nilai-nilai social dan budaya

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

24

dalam pendidikan. Proses transformasi dilakukan secara proporsional.

Hakekat peran guru PKn adalah bagaimana mentransformasikan nilai-nilai

kehidupan kepada peserta didik. Pendidikan Kewarga negaran (PKn) merupakan mata

pelajaran yang berfungsi sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan

nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang dapat

diwujudkan dalam pemahaman, kesadaran, dan perilaku siswa sehari-hari sebagai

warga negara yang baik. Tujuan lainya yaitu menumbuhkan potensi peserta didik

agar memiliki "civic intelligence" dan "civic participation" serta "civic responsibility"

sebagai warga negara Indonesia dalam konteks watak dan peradaban bangsa

Indonesia yang ber-Pancasila (Winataputra, 2001, 2006).

Mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan norma

atau nilai- nilai kehidupan yang perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dan

dibelajarkan kepada siswa melalui pembelajaran pengalaman hidup sehari-hari.

Pembelajaran nilai-nilai kewarganegaraan ini tidak berhenti pada tataran kognitif,

tetapi menyentuh pada tataran internalisasi, dan pengamalan nyata dalam

kehidupan anak didik sehari-hari-hari di masyarakat dan seorang guru memiliki

tanggung jawab untuk merealisasikan arti pelajaran PKn bagi siswa secara nyata.

Sasaran guru PKn adalah membawa anak didilnya menjadi manusia yang

memiliki rasa kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya sebagai warga negara yang baik, hal ini sejalan dengan pendapat Nu’man

Somantri (1976:35)

”Guru Pkn harus banyak berusaha agar siswa-siswanya mempunyai sikap yang baik, kecerdasan yang tinggi, serta keterampilan yang bermanfaat, oleh karena itu guru PKn harus dapat memanfaatkan fungsinya sebagai penuntun moral, sikap serta memberi dorongan kearah yang lebih baik”

Peran guru PKn dalam membina dan membimbing siswa untuk memiliki

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

25

moral dan prilaku yang baik dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas. akan

tetapi waktu yang paling banyak kemungkinan dilakukannya ialah pada saat proses

belajar mengajar berlangsung. Guru PKn dapat menyusun strategi pengajaran mulai

dari pemberian materi, penggunaan metode, media, sumber pengajaran dan evaluasi

pengajaran yang berkaitan dengan penekanan mata pelajaran PKn yaitu aspek afektif

dan psikomotor dengan tidak mengesampingkan aspek kognitif, guru PKn memiliki

tanggung jawab untuk membentuk warga negara indonesia yang baik, bertanggung

jawab, dan mempunyai karakteristik budaya indonesia seperti yang dikemukakan

oleh Achmad Kosasi Djahiri (1996:19) tentang tri peran PKn yaitu :

a. Membina dan membentuk kepribadian atau jatidiri manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila dan berkpribadian indonesia.

b. Membina bangsa Indonesia melek politik, melek konstitusi/atau hukum, melek pembangunan, dan melek permasalah diri, masyarakat, dan negara.

c. Membina pembekalan siswa (substansial dan potensi dirinya untuk belajar lebih lanjut)

Sehubungan dengan fungsi PKn diatas seorang guru PKn dituntut harus bisa

membentuk pelajar yang memiliki kepribadian yang baik, melek politik, selain itu

juga harus dapat membentuk pelajar yang melek hukum dan dapat berpartisipasi

dalam pembangunan serta membekali pelajar dengan ilmu pengetahuan yang bisa

dijadikannya sebagai bekal untuk menjalani hidup di masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam PKn

terdapat tiga kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap siswa yaitu pengetahuan

kewarganegaraan, keterampilan kewarganegaraan, dan watak kewarganegaraan.

Ketiga hal tersebut diharapkan ada pada diri peserta didik. Untuk membentuk

kompetensi tersebut maka merupakan tugas dari guru PKn untuk mewujudkannya.

Disini peranan guru PKn sangat diperlukan agar setiap siswa memiliki kompetensi

yang diharapkan sehingga tujuan dari PKn yaitu untuk menjadi warga negara yang

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

26

baik dapat tercapai.

C. Kenakalan Remaja

1. pengertian remaja

Pengertian Kenakalan Remaja (juvenile delinquency)

berasal dari bahasa latin juvenilis, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri-ciri

karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja, sedangkan

delinquent berasal dari bahasa latin “delinquere” yang berarti terabaikan,

mengabaikan,yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial,

kriminal, pelanggaran aturan, pembuat rebut, pengacau peneror, durjana dan lain

sebagainya. Juvenile delinquency atau kenakalan remaja adalah pola prilaku yang

dianggap menyimpang dari norma yang berlaku dimasyarakat (dursila) atau hukum

tetap.

Dalam prespektif psikologi, kenakalan anak-anak muda merupakan gejala

sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu

bentuk pengabaian sosial, sehingga remaja mengembangkan bentuk perilaku yang

menyimpang sebagai bentuk protes. Istilah kenakalan remaja mengacu pada suatu

rentang yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima oleh sosial sampai

pelanggaran setatus hingga tindak keriminal. (Kartono, 2003).

Mussen dkk (1994) menungkapkan bahwa kenakalan remaja yaitu:

“sebagai prilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang remaja maka akan mendapat sanksi hukum”.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

27

Remaja berada pada satu periode masa transisi dengan perilaku yang

cenderung anti sosial yang potensial, disertai dengan banyak pergolakan hati atau

kekisruhan batin pada fase-fase remaja dan adolesens. Masa remaja adalah masa

pencarian jati diri, mencari model dan masa untuk mendapatkan pengakuan kelompok

sebagai sebuah proses pencarian identitas.

2. Arti kenakalan remaja

Secara garis besar kenakalan remaja diartikan sebagai perbuatan dan tingkah

laku yang merupakan pelanggaran-pelanggaran terhadap kesusilaan dan

menimbulkan persoalan bagi yang lain. Dalam lingkungan sekolah kenakalan remaja

adalah sikap yang tercermin dalam perilaku yang dianggap menimbulkan masalah di

sekolah dan melanggar aturan sekolah. Pola penanganan masalah kenakalan remaja di

lingkungan sekolah menggunakan pendekatan pendidikan.

Menurut Kartini kartono (1992:7), bahwa :

“kenakalan remaja (Juvenile delinquency) ialah prilaku jahat dursila atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan gejala sakit (patologi) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh salah satu bentuk pengabaian sosial sehingga itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang...”

Beberapa contoh kenakalan remaja yang dapat ditemui di lingkungan sekolah

seperti bolos sekolah, tawuran siswa, merokok, melawan guru, melalaikan tugas dan

tidak berpakaian layaknya pelajar.

Kenakalan remaja menurut Gunarsa (1990:15) dibagi menjadi dua macam

yaitu:

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

28

1. Kenakalan semu yaitu bentuk kenakalan yang bukan merupakan kenakalan bagi pihak-pihak lain dan bagi sebagian pihak tidak diangggap sebagai bentuk pelanggaran terhadap nilai-nilai moral dan norma social. Tolak ukur penilaian terhadap jenis kenakalan ini pada umumnya kesabaran dan bagaimana tingkat sensitifitas seseorang untuk menerima bentuk kenakalan tersebut.

2. Kenakalan sebenarnya yaitu kenakalan yang dapat merugikan dirinya

atau orang lain dan dianggap melanggar nilai-nilai moral dan norma social.

Remaja yang melakukan kejahatan itu pada umumnya kurang memiliki control

diri sehingga dapat merugikan dirinya atau bahkan merugikan orang lain. Sifat dari

tindakan remaja tersebut ada yang termasuk melanggar hokum (KUHP) dan ada pula

yang hanya bersifat amoral dan asosial tetapi tidak melanggar KUHP.

Hal senada diungkapkan Sudjono D (1981 : 206), bahwa : “kenakalan remaja

(anak-anak) meliputi : anak- anak yang melakukan tindak pidana, anak-anak yang

tidak melakukan ketertiban umum ( walaupun tidak melnggar hokum pidana) dan

anak-anak yang terlantar butuh bantuan”.

Bentuk kenakalan anak dapat terjadi di sekolah yaitu pada saat anak berada

disekolah. Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa kenakalan anak

sekolah merupkan tindakan seorang anak yang dapat menggangu keamanan anak

lainnya atau mengganggu ketertiban lingkungan sekolah pada umumnya.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

29

3. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Kenakalan

Remaja

Faktor-faktor kenakalan remaja menurut Santrock, (1996) jelaskan sebagai berikut:

a. Identitas

Menurut teori perkembangan yang dikemukakan oleh Erikson (dalam

Santrock, 1996) masa remaja ada pada tahap di mana krisis identitas versus difusi

identitas harus di atasi. Perubahan biologis dan sosial memungkinkan terjadinya dua

bentuk integrasi terjadi pada kepribadian remaja: (1) terbentuknya perasaan akan

konsistensi dalam kehidupannya dan (2) tercapainya identitas peran, kurang lebih

dengan cara menggabungkan motivasi, nilai-nilai yang diyakini, kemampuan dan

gaya yang dimiliki remaja dengan peran yang dituntut dari remaja terutama

kelompoknya

b. Kemampuan Mengembangkan Kontrol Diri

Kenakalan remaja merupakan bentuk kegagalan untuk mengembangkan

kontrol diri terhadap stimulus internal dan eksternal. Kegagalan ini berkembang

menjadi bentuk tekanan atau stress yang kemudian terakumulasi dan diapresiasikan

dalam bentuk yang menyimpang. Kegagalan control ini disadari merupakan bagian

dari protes social atas kondisi yang dihadapi remaja.

Sebagian besar remaja telah mempelajari nilai-nilai yang terkait dengan benar

dan salah atau perbedaa antara tingkah laku yang dapat diterima dan tingkah laku

yang tidak dapat diterima oleh lingkungan . kenakalan remaja timbul akibat ketidak

mampuan untuk membedakan tingkah laku yang dapat diterima dan yang tidak dapat

diterima, atau mungkin mereka sebenarnya sudah mengetahui perbedaan antara

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

30

keduanya namun gagal mengembangkan kontrol yang memadai dalam menggunakan

perbedaan itu untuk membimbing tingkah laku.

c. Usia

Munculnya tingkah laku anti sosial di usia dini berhubungan dengan

penyerangan serius nantinya di masa remaja, namun demikian tidak semua anak yang

bertingkah laku seperti ini nantinya akan menjadi pelaku kenakalan, seperti hasil

penelitian dari McCord (dalam Kartono, 2003) yang menunjukkan bahwa pada usia

dewasa, mayoritas remaja nakal tipe terisolir meninggalkan tingkah laku kriminalnya.

Paling sedikit 60 % dari mereka menghentikan perbuatannya pada usia 21 sampai 23

tahun. Jenis

d. Jenis Kelamin

Sebagian besar pelaku kenakalan remaja adalah laki- laki. Remaja yang

menjadi pelaku kenakalan seringkali memiliki harapan yang rendah terhadap

pendidikan di sekolah dan kurang beitu mempercayai sistem pendidikan. Sekolah

dianggap tidak begitu bermanfaat untuk kehidupannya atau untuk menjawab

persoalan-persoalan yang dihadapi. Mereka tidak mempunyai motivasi. Riset yang

dilakukan oleh Janet Chang dan Thao N. Lee (2005) mengenai pengaruh sikap

sekolah terhadap kenakalan siswa yaitu sikap sekolah ternyata dapat menjembatani

hubungan antara kenakalan teman sebaya dan prestasi akademik.

e. Kondisi Sosial dan Keadaan Ekonomi Keluarga

Kondisi keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja.

Proses pendidikan dan pembelajaran nilai-nilai dalam keluarga turut menentukan pola

perilaku anak dala menyikapi permasalahannya. Kurangnya dukungan keluarga

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

31

seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak, kurangnya penerapan

disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat menjadi pemicu

timbulnya kenakalan remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Gerald Patterson dan

rekan-rekannya (dalam Santrock, 1996) menunjukkan bahwa pengawasan orang tua

yang tidak memadai terhadap keberadaan remaja dan penerapan disiplin yang tidak

efektif dan tidak sesuai merupakan faktor keluarga yang penting dalam menentukan

munculnya kenakalan remaja.

Status sosial ekonomi orang tua turut berpengaruh terhadap pola perilaku

nakal remaja. Kenakalan remaja sering dilakukan oleh remaja dari kalangan status

social rendah. Hal ini disebabkan kurangnya kesempatan remaja dari kelas sosial

rendah untuk mengembangkan diri dan memiliki kesempatan mencapai apa yang

menjadi tujuannya. Selain itu masyarakat cenderung menilai dan menerima

keberadaan seseorang berdasarkan status social dan ekonomi. Hal ini menimbulkan

kecemburuan social dan kesenjangan yang akan berdampak pada perilaku anti social.

f. Pengaruh Kelompok

Kelompok memiliki pengaruh yang besar terhadap kenakalan remaja. Remaja

cenderung memilih untuk mengikuti nilai-nilai dalam kelompoknya agar diterima

sebagai bagian dari kelompok dan sebagai ekspresi diri. Memiliki teman-teman

sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan risiko remaja untuk menjadi nakal

g. Lingkungan Sekitar

Lingkungan sosial memiliki pengaruh besar terhadap pola perilaku remaja.

Komunitas juga dapat berperan serta dalam memunculkan kenakalan remaja terutama

ketika komunitas tersebut lebih menghargai nilai-nilai perilaku yang menyimpang

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

32

atau anti social dibandingkan dengan nilai-nilai yang lebih positif. Masyarakat adalah

bagian integral dari sebuah proses pembentukan kualitas individu terutama remaja.

Masyarakat dengan tingkat kriminalitas tinggi memberikan kesempatan kepada

remaja untuk melakukan pembelajaran dan meniru pola perilaku menyimpang agar

mendapatkan penghargaan.

Gunarsa (1990) mengungkapkan bahwa;

”faktor yang berpengaruh terhadap kenakalan remaja adalah tingkat emosionalitas remaja dalam menghadapi situasi atau permasalahan baik yang terjadi dilingkungan sekolah atau keluarga. Emosional tersebut berbentuk kemarahan, temper tantrum (ngadat).agresi yang berlebihan, negatifisme”

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling

berperan menyebabkan timbulnya kecenderungan kenakalan remaja dilingkungan

sekolah adalah factor keluarga yang kurang harmonis atau diistilahkan dengan Broken

home dan faktor lingkungan terutama teman sebaya yang kurang baik.

D. Peranan Guru PKn Dalam Menaggulangi Masalah Kenakalan Remaja di

Sekolah.

Sekolah merupakan rumah kedua bagi remaja untuk mendapatkan pendidikan,

perlindungan, bimbingan dan pembinaan, yang mengajarkan nilai dan moral yang

berlaku di masyarakat. Sekolah juga bertanggung jawab terhadap perkembangan

moral anak. Disekolah pelajar dilatih agar bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai

agama, pancasila, dan budaya Indonesia, untuk itu sekolah senantiasa harus dapat

membina situasi sosial emosional yang bermoral, seperti yang dikemukakan oleh S.

W sarwono (2001:121) bahwa :

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

33

”Sekolah lembaga pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga, sekolah juga mengajarkan nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat disamping mengajarkan berbagai keterampilan dan kepandaian kepada para siswa”

Sekolah merupakan lembaga sosial bagi pelajar dimana pertumbuhan mental,

moral, sosial, dan segala aspek kepribadiannya dapat berjalan dengan baik. sekolah

merupakan tempat untuk merubah pelajar menjadi manusia yang berkualitas dan

berkpribadian. Hal ini senada dengan A Tabrani Rusyan (1990:8) bahwa: ”Sekolah

merupakan suatu lembaga profesional yag bertujuan membentuk peseta didik menjadi

manusia yang berkpribadian, yang matang dan dapat bertanggung jawab terhadap

masyarakat serta terhadap dirinya”.

Salah satu komponen yang ada disekolah yaitu guru, dimana guru dalam hal

ini mempunyai peranan yang sangat besar dan bertanggung jawab dalam pendidikan,

pembinaan sikap dan prilaku pelajar juga meliputi pencegahan dan penaggulangan

kenakalan pelajar disekolah. Apalagi guru PKn mempunai peranan yang sangat

penting selain memberikan materi pelajaran juga memberikan pendidikan nilai, moral

dan norma yang berlaku dimasyarakat kepada pelajar sebagai pedoman pelajar dalam

bertingkah laku, sehingga dengan diadakan bimingan dan pembinaan dari guru PKn

diharaokan pelajar dapat bertingkah laku sesuai denga apa yang diharapkan yaitu

sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat. dalam hal ini juga guru PKn

diharapkan dapat meminimalisir kenakalan-kenakalan yang dilakukan oel pelajar,

sehingga menjadi manusia yang berkualitas dan berguna badi bangsa dan negara.

Guru PKn merupakan tulang punggung dari guru mata pelajaran lainnya,

khususnya dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pelajar, karena guru PKn

mengajarkan pendidikan nilai, moral dan norma sehingga guru PKn mempunyai

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

34

pengaruh yang besar bagi perkembangan prilaku pelajar yang secara otomatis akan

mengendap dan menjadi kepribadian pelajar yang akan di implementasikan dalam

kehidupannya baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Kenakalan remaja merupakan persoalan yang sangat kompleks dan disebabkan

oleh beberapa faktor, maka dalam penenggulangannya pun memerlukan bermacam-

macam usaha sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu. Tindakan-

tindakan penaggulangan masalah kenakalan remaja ini dapat dibagi menjadin

tindakan yang preventif, tindakan refresif, serta tindakan kuratif dan rehabilitasi.

a. Tindakan Preventif

Tindakan preventif adalah segala tindakan yang bertujuan mencegah

timbulnya suatu hal yang memang diharapkan tidak terjadi. Tindakan ini dilakukan

secara sistematis berencana dan terarah. Berbagai upaya preventif dapat dilakukan,

tetapi secara garis besar Sofyan S. Willis (1994:74) mengelompokan kedalam tiga

bagian, yaitu:

a. Usaha dirumah tangga (keluarga), yaitu menciptakan kehidupan rumah tangga yang beragama, menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis, adanya kesamaan norma-norma yang dipegang antar ayah, ibu dan anggota keluarga lainnya, memberikan kasih sayang secara wajar kepada anak-anak, serta memberikan pengawasan secara wajar terhadap pergaulan remaja di lingkunga sekitar.

b. Usaha disekolah, yaitu diantarana dengan adanya bagian bimbingan dan penyuluhan disekolah, mengintensifkan pelajaran agama, melengkapi fasilitas pendidikan dan perbaikan ekonomi guru.

c. Usaha di masyarakat, yakni dengan didirikannya tempat-tempat penyalur aktivitas dan kreativitas remaja sebagai sarana pengisian waktu terulang (leisure time guidance).

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa tindakan

preventif ini dimaksudkan sebagai suatu upaya pencegahan terhadap timbulnya

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

35

gejala-gejala penyimpangan pada remaja yang dilakukan melalui upaya pembinaan,

salah satu komponen yang paling penting adalah dilakuka oleh guru PKn melalui

pendidikan nilai dan moral.

b. Tindakan refresif

Tindakan refresif yakni tindakan untuk menindas dan menahan kenakalan

remaja sesering mungkin atau menghalangi timbulnya peristiwa kenakalan yang lebih

hebat, tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk menyadarkan anak kembali kepada

hal-hal yang benar, baik dan tertib. Upaya refresif ini ditempuh jika terjadi suatu

perbuatan yang dianggap telah menimpang. Hal ini senada dengan yang dikemukakan

Zakiah Darajat (1971 :101) yang menyatakan bahwa :

”Terhadap anak remaja yang telah melakukan tindakan penyimpangan perlu dilkukan pengusutan, penahanan, penuntutan, dan hukuman guna menjamin rasa aman pada masyarakat dan anak yang melakukan penyimpangan/kenakalan itu sendiri”

Perlu disadari bahwa anak dan remaja yang melakukan penyimpangan itu

harus diberikan hukuman, yang tentu saja hukuman itu terlebih dahulu di konsep agar

hukuman tersebut dapat benar-benar menimbulkan efek jera dan membawa mereka

kembali kepada kesadaran, dan mereka memang harus dapat menerima hukuman

dengan hati terbuka, dengan demikian tujuan pendidikan dari hukuman tersebut dapat

tercapai.

c. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi

Tindakan Kuratif dan rehabilitasi dilakukan setelah tindakan pencegahan

lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu untuk mengubah tingkah laku remaja

tersebut denga memberikan pendidikan tambahan.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Guru PKna-research.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0705717_chapter2(1).pdf · Peranan Guru PKn Guru PKn memiliki tugas dan peran yang

36

Tindakan preventif, refresif, kuratif dan rehabilitasi, ketiganya memiliki tujuan

yang sama yakni untuk membina remaja, dimana upaya preventif ditempuh sebelum

remaja melakukan perbuatan menyimpang, upaya refresif dilakukan untuk menahan

remaja melakukan penyimpangan yang lebih hebat, sedangkan tidakan kuratif dan

rehabilitasi dilakukan sebagai upaya perbaikan, terutama pada individu yang telah

melakukan perbuatan menyimpang.

Dalam menghadapi remaja ada beberapa hal yang harus selalu diingat, yaitu

bahwa jiwa remaja adalah jiwa yang penuh gejolak. Lingkungan sosial remaja juga

ditandai dengan perubahan sosial yang cepat (khususnya di kota-kota besar dan

daerah yang sudah terjangkau sarana dan prasarana komunikasi dan perhubungan)

sehingga dapat mengakibatkan pergeseran norma. Kondisi intern dan kondisi ekstern

yang sama-sama bergejolak inilah yang menyebabkan masa remaja lebih rawan dari

pada fase-fase lain dalam perkembangan jiwa manusia.

Berdasarkan beberapa uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

peranan guru PKn dalam menanggulangi masalah kenakalan remja disekolah yaitu

bahwa guru PKn harus mengadakan pendekatan yang humanitis, demokratis, dan

bersahabat sehingga lebih efektif dalam menaggulangi masalah kenakalan remaja

disekolah karenna pada usia mereka memerlukan perlakuan dan perhatian yang

khusus dari orang-orang disekitarnya, disini guru PKn dihrapkan bisa tampil sebagai

seorang sahabat bagi pelajar tetapi tidak menghlangkan kewibawaannya sebagai

seorang guru. Peranan guru PKn sangatlah besar untuk membantu pelajar

mendapatkan kepribadian yang baik dalam proses pencarian dan pembentukan

identitas diri pelajar yang akan terjun ke masyarakat secara langsung.