BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah...

49
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. Pengertian Bola Tangan Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan. (Agus Mahendra, 2000:6)Bola tangan (handball) adalah olahraga beregu di mana dua regu dengan masing-masing 7 pemain (6 pemain dan 1 penjaga gawang) berusaha memasukkan sebuah bola ke gawang lawan. Permainan ini mirip dengan bola tangan, tapi cara memindahkan bola adalah dengan tangan pemain, bukan kaki. Bola tersebut boleh dilemparkan, atau ditembakkan, permainan ini adalah memasukan bola sebanyak- banyaknya kedalam gawang lawan, dan mencegah agar tim lawan tidak dapat memasukkan bola kegawang sendiri. Dalam permainan ini lebih tepat disebut sebagai permainan kombinasi antara permainan basket dan permainan bola tangan, karena keterampilan teknik dasar ketika memainkan bola dengan tangan lebih menyerupai teknik dasar basket yang terdiri dari passing, dribling, shooting. Sedangkan lapangan permainan serta bentuk-bentuknya lebih mirip lapangan bola tangan, terdiri dari gawang berjaring, serta daerah-daerah yang dibatasi oleh peraturan yang membatasi peluang gerak pemain, termasuk mekanisme permainannya.(agus mahendra,2000:6) Waktu permainan untuk semua team dengan pemain umur 16 atau lebih adalah 2 babak masing-masing selama 30 menit dengan istirahat 10 menit danmemliki lapangan berukuran 40 m x 20 m dengan garis pemisah di tengah dan gawang di tengah kedua sisi pendek dan penalti dilakukan dari jarak 7 meter, bola yang digunakan lebih kecil dari bola sepak yaitu size 3,2 dan 1 sedangkan waktu permainan untuk team remaja (12- 16 Tahun) adalah 2 x 25 menit, dan 2 x 20 menit untuk umur 8-12 tahun untuk pemain diatas 16 tahun dan remaja waktu istirahat antara babak adalah 10 menit.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Bola Tangan

A. Pengertian Bola Tangan

Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai

alat, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan. (Agus Mahendra,

2000:6)Bola tangan (handball) adalah olahraga beregu di mana dua regu dengan

masing-masing 7 pemain (6 pemain dan 1 penjaga gawang) berusaha memasukkan

sebuah bola ke gawang lawan. Permainan ini mirip dengan bola tangan, tapi cara

memindahkan bola adalah dengan tangan pemain, bukan kaki. Bola tersebut boleh

dilemparkan, atau ditembakkan, permainan ini adalah memasukan bola sebanyak-

banyaknya kedalam gawang lawan, dan mencegah agar tim lawan tidak dapat

memasukkan bola kegawang sendiri. Dalam permainan ini lebih tepat disebut sebagai

permainan kombinasi antara permainan basket dan permainan bola tangan, karena

keterampilan teknik dasar ketika memainkan bola dengan tangan lebih menyerupai

teknik dasar basket yang terdiri dari passing, dribling, shooting.

Sedangkan lapangan permainan serta bentuk-bentuknya lebih mirip lapangan

bola tangan, terdiri dari gawang berjaring, serta daerah-daerah yang dibatasi oleh

peraturan yang membatasi peluang gerak pemain, termasuk mekanisme

permainannya.(agus mahendra,2000:6)

Waktu permainan untuk semua team dengan pemain umur 16 atau lebih adalah 2

babak masing-masing selama 30 menit dengan istirahat 10 menit danmemliki lapangan

berukuran 40 m x 20 m dengan garis pemisah di tengah dan gawang di tengah kedua

sisi pendek dan penalti dilakukan dari jarak 7 meter, bola yang digunakan lebih kecil

dari bola sepak yaitu size 3,2 dan 1 sedangkan waktu permainan untuk team remaja (12-

16 Tahun) adalah 2 x 25 menit, dan 2 x 20 menit untuk umur 8-12 tahun untuk pemain

diatas 16 tahun dan remaja waktu istirahat antara babak adalah 10 menit.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

10

Gambar 1: Lapangan Bola Tangan

Sumber :http://antonborneojach.wordpress.com/2010/10/18/lapangan-dan-fasilitas-

bola-tangan.

Bola tangan menjadi terkenal di seluruh negara dikarenakan dibentuknya

Pelopor Federasi Bola tangan Internasional atau Internastional Handball Federation

(IHF) pada tahun 1946 yang dideklarasikan oleh delapan negara: Denmark, Finlandia,

Perancis, Belanda, Norwegia, Polandia, Swiss, dan Swedia. Sampai tahun 2003 IHF

memiliki jumlah peserta sebanyak 150 peserta negara dengan 80.000 klub dan 19 juta

atlet putra maupun putri.

Handball pantai (Beach Handball) adalah cabang dari olahraga handball yang

relatif baru sebagai olahraga permainan dan juga sudah memiliki aturan resmi pertama

yang secara resmi diakui oleh Handball Federation (IHF) pada tahun 1994. Olahraga

yang akan ditampilkan di 2013 World Games sedang dipertimbangkan untuk debut

sebagai acara terpisah dengan handball ruangan pada tahun 2020 atau 2024 di Olympic

Games. IHF dan federasi benua lainnya secara aktif mempromosikan handball pantai

melalui pembinaan prestasi dan kompetisi internasional.Asosiasi Bola Tangan Indonesia

(ABTI) adalah induk organisasi bola tangan di indonesia yang menjadi anggota dari

International Handball Federation (IHF) sejak tahun 2007. Menurut Akta Notaris

tentang Pendirian Asosiasi Bola Tangan Indonesia di depanNotaris Lilik Kristiwati,

S.H., Asosiasi Bola Tangan Indonesia resmi berdiri tanggal 16 Agustus 2007. Pada

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

11

tanggal 5 Juni 2009, ABTI resmi sebagai Full Member International Handball

Federation (IHF) yang diketuai oleh Arie P. Ariotedjo.

2. Pelatnas (Pemusatan Latihan Nasional) TIMNAS

Terbentuknya pemusatan latihan nasional atau yang sering disebut TIMNAS

adalah salah satu bentuk apresiasi yang diberikan oleh pemerintah dan pengurus besar

untuk memberikan wadah atau ajang TIMNAS memperkenalkan diri diajang-ajang

yang di selenggarakan oleh negara-negara atau federasi bola tangan internasional yang

sudah jauh maju berkembang dari indonesia, karena bisa disebut bahwa olahraga bola

tangan adalah salah satu olahraga yang baru di indonesia sedangkan negara-negara

lainnya bola tangan sudah menjadi olahraga yang populer. Pada tahun 2008 Indonesia

mulai mengembangkan cabang bola tangan. Indonesia yang terpilih menjadi tuan rumah

Kejuaraan Olahraga Pantai se-Asia (ABG- Asian Beach Games), karena yang

dipertandingkan semua olahraga pantai maka saat itu Indonesia memiliki pemain

berawal dari bola tangan pantai. Sejak saat itu cabang bola tangan memiliki pengurus

dengan nama ABTI (Asosiasi Bola Tangan Indonesia). Bolatangan memulai latihan

pertama kali di FIK-UNJ (Fakultas Ilmu Keolahragaan-Universitas Negeri Jakarta)

dengan materi pemain masih dalam wilayah Jakarta. Seiring waktu, untuk menangani

timnas bola tangan Indonesia diadakan seleksi pemain ke daerah seluruh Indonesia

untuk menjadi bagian tim Indonesia dalam rangka kagiatan kejuaraan pantai se-Asia itu.

Berakhirnya Asian Beach Games 2008, pada tahun 2010 Indonesia kembali

mengirim tim bola tangan keajang kejuaraan pantai se-Asia yaitu 2nd Asian Beach

Games di Muscat Oman.berakhirnya 2nd Asian Beach Games atlet yang mengikuti 2nd

Asian Beach Games mulai mengembangkan bola tangan, baik yang pantai maupun yang

indoor. Dengan mengadakan perkenalan ke sekolah-sekolah karena bolatangan ada

dalam kurikulum pendidikan. Selain itu juga bola tangan mulai dipertandingkan antar

sekolah dan universitas, tetapi dengan peserta yang belum banyak, masih dalam

kawasan pulau jawa. Dengan gagasan ini diharapkan mampu menyaingi cabang

olahraga yang populer lainnya dan kedepannya tim bolatangan Indonesia bisa bersaing

dengan negara-negara lainnya, tidak hanya di Asean tapi juga belahan dunia lainnya.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

12

3. Kelompok Umur

Kemampuan anak-anak tentu saja berbeda dengan orang dewasa, anak-anak

tentu masih mengalami perkembangan rohani dan perkembangan jasmani, maka dari itu

perlu adanya pengelompokan menurut tingkatan umur.

Dalam prinsip LTAD (Long Term Athlete Development) atau yang sering

dikenal dengan Pembinaan Atlet Jangka Panjang. Terdapat tujuh tahapan dalam

pembinaan program latihan atlet, dimulai sejak individu itu lahir. Adapun rincian

ketujuh program pembinaan ditunjukkan dalam gambar berikut:

Gambar 2. Urutan Tahap Pembinaan Atlet Jangka Panjang

Sumber : Long Term Athlete Development (LTAD) BrianMac Sports Coach

Menurut tahapan keenam yaitu untuk laki-laki dan perempuan kelompok umur

18 dan 17 tahun keatas sudah mempunyai tujuan latihan untuk menang. Dalam tahap ini

dituntut untuk memaksimalkan kebugaran, persiapan dan posisi individu serta

keterampilan yang bersifat spesifik untuk meraih prestasi. Seperti keterampilan fisik,

teknik, strategi, dan mental terus menerus diperbaiki untuk menghasilkan prestasi

maksimum. Pemain dilatih agar dapat mencapai kondisi puncak untuk menghadapi

sebuah kompetisi. Dalam tahap ini penambahan jenis-jenis gerakan akan lebih sukar

demikian pula dengan upaya pemeliharaannya.

Seiring berjalannya waktu jumlah pertandingan yang diikuti pada tahap ini juga

semakin bertambah. Keterampilan mekanis dan ketrampilan olahraga harus benar-benar

sudah siap, sehingga memungkinkan seorang atlet untuk fokus pada penampilan serta

hasil.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

13

4. Pelatih Dan Atlet

Melatih pada hakikatnya suatu proses kegiatan untuk membantu orang lain

mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam usahanya mencapain tujuan tertentu

atau target tertentu. Dengan kata lain bahwa intervensilatihan memacu atlet

memperbaiki sistem organisme tubuhnya, perbaikan fungsinya secara optimal dalam

rangka mencapai performa yang baik serta keunggulan dalam cabang olahraganya.

Menjadi pelatih adalah pekerjaan yang unik, karena didalam terbentang luas

aspek garapan yang sarat dengan tantangan persaingan, aspek peningkatan diri,

peningkatan kemampuan, menjaga dan memelihara kewibawaan, terampil

berkomunikasi, cermat mengambil keputusan, dan masih banyak lagi aspek-aspek

pendukung yang kesemuanya bermuara pada upaya untuk sukses dalam bertugas

sebagai pelatih. Dalam tujuan melatih atlet tentunya semua pelatih mengharapkan

prestasi yang setinggi-tingginya yang dapat diraih atletnya, namun tidak boleh

dilupakan pula ungkapan falsafah penting dalam melatih yaitu UTAMAKAN ATLET,

KEMENANGAN MENJADI FAKTOR KEDUA.Menanggapi falsafah tersebut Harsuki

(2003:357) berpendapat falsafah tersebut bermakna bahwa “tergambar adanya rasa

penghargaan, rasa hormat atas kerja keras pelatih dan atlet dalam usaha mencapai

prestasi”.

Atlet yang mencapai peaknya ialah atlet yang menghasilkan prestasi yang

paling tinggi dalam tahun itu, karena dia mampu memaksimalkan efisiensi fisik dan

mentalnya serta kemampuan teknik dan taktiknya.Selama masa peaking yang bisa

beberapa hari itu, kemampuan adaptasi fisiologis dan anatomis atlet adalah optimal, dan

koordinasi neuromoscularnya sempurna.menurut Harsuki (2003:307)peaking adalah

keadaan biologis dan fitness atlet adalah sempurna. Jadi dalam tubuh atlet ada sinergi

dari berbagai organ dan sistem biokemikal yang disalurkan ke arah pencapaian efisiensi

yang optimal untuk mencapai prestasi yang paling tinggi.

5. Olahraga Prestasi

Menurut Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat (2004) bahwa pola

pembinaan dan pengembanganolahraga di Indonesia menggunakan pola piramida

terbalik yaitudimulai dari pemassalan melalui sekolah - sekolahdan masyarakat,

kemudian talent scouting (pemandu bakat) pembinaan spesialisasi cabang olahraga di

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

14

klub – klub, tahap pemantapan prestasi dan terakhir penghalusan prestasi(berprestasi

Nasional dan Internasional) Propenas (2000) menjelaskan pentingnya keserasian

kebijakan pengembangan olahraga antarapemerintah pusat dan daerah, demikian juga

dengan pemasyarakatan olahraga pendidikan jasmani" perlunyadilakukan pemanduan

bakat dan pembibitan usia dini serta peningkatan prestasi olahraga dalam

pengembanganolahraga prestasi, di TIMNAS handball indonesia ada beberapa faktor

yang saling mempengaruhi yaitu sumberdaya manusia(atlet, pelatih dan pengurus

cabang olahraga), sarana prasarana, dan kebijakan pemerintah daerah dan dana.

Menurut litbang KONI Pusat (2004) bahwa ada beberapa komponen yang

menentukan tercapainya prestasitinggi dalam olahraga prestasi yaitu : keadaan teknik

peralatan, sarana&prasarana olahraga, keadaan pertandingan, keadaan psikologi atlet,

keadaan kemampuan keterampilan atlet, keadaan kemampuan fisik atlet, keadaan

konstitusi, tubuh dan keadaan kemampuan taktik atau strategi, jika disimak

pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan bahwakomponen teknis

peralatansarana&prasarana olahraga yang dimaksudkan adalah suatu peralatan,

sarana&prasaranaolahraga yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam latihan dan

pertandingan hal ini dimaksudkan bahwa jikaseorang atlet yang tidak menggunakan

peralatan/sarana - prasarana olahraga yang representatif atau up to date

(sesuai perkembangan IPTEK olahraga yang mutakhir)maka sulit seorang atlet

dapatberkompetisi dengan atlet lainnyayang telah lama menggunakan

peralatan/sarana&prasarana olahraga yang up to date.

Kemudian yang dimaksudkan dengan keadaan pertandingan adalah

suatu kondisi dimana seorang atletdapat melakukan adaptasi terhadap

tempat, situasi, periodisasi, jumlah pertandingan, pelatih yang menangani

jumlah penonton, sponsorship dan tingkat persaingan antar atlet.Keadaan psikologi

adalah suatu tingkatan percaya diri, motifasi rasa cemas dan rasa aman terhadap

masa depan yang dimiliki atlet untuk dapat berprestasi tinggi .

Keadaan kemampuan fisik, keterampilan, komposisi tubuh dan kemampuan

taktik/strategi adalah suatu keadaan tingkat sumber daya manusia yang dimilki

atlet.Kemampuan keterampilan adalah suatu tingkatan keterampilan yang dimilki atlet

sesuai cabang olahraganya, keadaan kondisi fisik adalah suatu tingkatan kondisi fisik

yang dimilki atletuntuk dapat berprestasi atau mengikuti pertandingan tingkat daerah,

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

15

nasional dan internasional.Komposisi tubuhadalah suatu kondisi antrophometrik tubuh

dan bakat yang dimilki atlet untuk dapat berprestasi tinggi pada cabangolahraganya

dan keadaan taktik/strategi adalah suatu kondisi tingkatan pengetahuan

taktik/strategi yang dapatditerapkan atlet dalam suatu pertandingan untuk dapat

meraih prestasi tinggi.

6. Program Latihan

a. Pengertian Program Latihan

Secara umum program latihan dapat diartikan sebagai konsep yang

terencana secara menyeluruh untuk mengubah kinerja yang tadinya jelek menjadi

baik, maka dengan adanya kinerja yang baik diharapkan mampu menghadapi

tuntutan-tuntutan situasi kerja yang selalu berubah. Dengan kata lain dalam olahraga

bola tangan, program latihan difungsikan sebagai suatu konsep perbaikan terhadap

kemampuan pemain secara menyeluruh dari sebelum-sebelumnya sehingga dapat

meningkat menuju ke arah yang lebih baik lagi.

Gambar 3 : Rencana tahunan – Periodesasi latihan jangka panjang

Sumber : Theory and Methodology of training. (third edition).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Program Latihan

Berikut beberapa faktor yang menunjang kearah keberhasilan latihan yaitu

antara lain :

1) Materi yang Dibutuhkan

Materi disusun dari estimasi kebutuhan tujuan latihan, kebutuhan dalam bentuk

pengajaran keahlian khusus, menyajikan pengetahuan yang diperlukan.

2) Metode yang Digunakan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

16

Metode yang dipilih hendak disesuaikan dengan jenis pelatihan yang akan

dilaksanakan.

3) Kemampuan Instruktur Latihan

Mencari sumber-sumber informasi yang lain yang mungkin berguna dalam

mengidentifikasi kebutuhan pelatihan.

4) Sarana atau Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Pedoman dimana proses belajar akan berjalan lebih efektif.

5) Peserta Latihan

Sangat penting untuk memperhitungkan tipe pekerja dan jenis pekerja yang akan

dilatih.

6) Evaluasi Latihan

Setelah mengadakan pelatihan hendaknya di evaluasi hasil yang di dapat dalam

pelatihan, dengan memperhitungkan tingkat reaksi, tingkat belajar, tingkat tingkah

laku kerja, tingkat organisasi, dan nilai akhir.

c. Tujuan Program Latihan

Tujuan utama pemain berlatih adalah untuk mencapai prestasi puncak (peak

perfomance) pada pertandingan utama di tahun tersebut.Untuk itu, pembinaan atlet

harus direncanakan dengan baik dan benar dan didasarkan pada konsep periodisasi

dan prinsip-prinsip latihan serta metodologi penerapannya di lapangan.

Periodisasi adalah proses pembagian rencana tahunan kedalam fase latihan

yang lebih kecil, yang bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam menyusun

bagian-bagian yang lebih dapat diatur serta untuk menjamin pemuncakan (peaking)

yang tepat dalam pertandingan penting di tahun tersebut. Pembagian

dapatmeningkatkan pengorganisasian latihan yang tepat dan memberikan

kesempatan kepada pelatih untuk mengarahkan programnya secara sistematis.

Dalam program latihan komponen yang dikembangkan meliputi komponen

fisik, teknik, taktik, dan mental.

a. Komponen Fisik

Kondisi fisik pemain memegang peranan penting dalam suatu program

latihan. Program latihan fisik haruslah direncanakan secara baik dan sitematis,

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

17

ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari

sistem tubuh sehingga memungkinkan pemain untuk mencapai prestasi yang lebih

baik. Jika kondisi fisik baik maka:

1) Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung

2) Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan

komponen kondisi fisik lainnya.

3) Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan

4) Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan

5) Akan ada respons yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu

respon demikian diperlukan.

b. Komponen Teknik

Untuk bermain bola tangan dengan baik pemain dibekali dengan teknik

dasar yang baik.Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik pemain tersebut

cenderung dapat bermain bola tangan dengan baik pula.Beberapa teknik dasar yang

perlu dimiliki pemain bola tangan adalah Passing, Menggiring (dribbling),

Menembak (Shooting), dan Menjaga Gawang (Goal Keeping).

c. Komponen Taktik/ Strategi

Keputusan dan tindakan pemain dalam sebuah pertandingan untuk

mendapatkan keuntungan dari permainan lawan. Seperti pengetahuan sang pemain,

membaca situasi pertandingan dan pengambilan keputusan apa yang harus diperbuat

dalam pertandingan tersebut.

Dalam bola tangan hal ini sangat berkaitan dengan situasi dalam berjalannya

sebuah pertandingan, karena dalam sekian waktu berjalannya pertandingan

terdapatbanyak situasi yang berbeda.Maka harus di butuhkan kemampuan tersendiri

untuk berkreasi dalam membaca situasi permainan.

Permainan bola tangan adalah sebuah permainan yang mengandalkan kerja

sama tim untuk meraih kemenangan. Selain kemampuan individu, kerjasama dan

strategi yang diterapkan dalam permainan bola tangan memiliki pengaruh yang

cukup besar terhadap hasil pertandingan. Setiap tim memiliki strategi masing-masing

untuk memenangkan pertandingan bola tangan.

Strategi permainan biasanya ditentukan oleh pelatih masing-masing tim

sebelum permainan dimulai. Pelatih akan menentukan strategi apa yang sesuai untuk

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

18

dimainkan menghadapi calon lawannya, dengan menganalisa kelebihan dan

kelemahan tim lawan. Strategi tersebut diantaranya adalah formasi tim, pemain yang

diturunkan dalam pertandingan, taktik yang akan dipakai dalam permainan, serta

siapa saja pemain yang akan bertindak sebagai kapten tim

d. Komponen Mental

Mental skill pada intinya yaitu kesiapan pikiran seseorang untuk memenuhi

tuntutan psikologis dalam suatu olahraga.Pada umumnya berdasarkan dari motivasi,

konsentrasi, percaya diri dan pengendalian emosional.

Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi

secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya

menurun.Mereka dapat menjadi tegang.denyut nadi meningkat, berkeringat dingin,

cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan

ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan

terbaiknya.Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga,

khususnya dalam pengendalian stres.

Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat melalui

latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental

atlet, pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara individual,

yang satu berbeda dengan yang lainnya.Profil psikologis atlet biasanya berupa

gambaran kepnbadian secara umum, potensi intelektual.dan fungsi daya pikimya yang

dihubungkan dengan olahraga.

Setiap pemain memerlukanSetiap pemain memerlukan fisik untuk menunjang

kemampuan tubuh dalam menyelesaikan keseluruhan program yang

dijalankan.Komponen fisik merupakan yang utama dibandingkan dengan komponen

lainnya. Sebagai dasar penunjang kemampuan seorang pemain menguasai komponen-

komponen yang lain. Suatu misal, kemampuan teknik seorang pemain dalam sebuah

pertandingan tidak akan maksimal tanpa ditunjang dengan kondisi fisik prima. Begitu

juga dengan kemampuan taktik dan mental. Dengan kata lain latihan fisik harus

diutamakan terlebih dahulu sebelum beralih kekomponen-komponen yang lain.

Siklus latihan tahunan pada cabang olahraga pada umumnya, secara

konvensional dibagi ke dalam 3 fase latihan yaitu tahap persiapan, tahap

pertandingan/kompetisi, dan tahap transisi (Bompa, 1990:55).Tahap persiapan dibagi

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

19

menjadi 2 tahap, karena tugasnya masing-masing agak berbeda.Tahap persiapan pada

dasarnya memiliki perbedaan mengenai sifat latihan, yang keduanya memiliki sub fase

umum dan khusus. Sedangkan fase pertandingan umumnya memiliki sub fase sebelum

pertandingan yang singkat menjelang sub fase pertandingan yang utama.

a. Tahap Persiapan

1) Tahap Persiapan Umum (TPU)

Tahap persiapan umum memerlukan waktu yang relatif lama dibandingkan

dengan tahap persiapan khusus. Perbandingannya kira-kira 3 : 1 atau 2 : 1

berfihak pada bagian masa persiapan umum (Nossek, 1982:142). Kegiatannya

adalah mengembangkan kondisi fisik dasar dan kemungkinan-kemungkinan

organisme fungsional. Masalah utama dari periode persiapan umum adalah

periode persiapan keseluruhan yang merupakan transfer dari pengkondisian

umum ke tipe yang berkaitan dengan cabang olahraga yang sesuai.

2) Tahap Persiapan Khusus (TPK)

Berkaitan dengan beban kerja, perubahan nyata dapat diobservasi pada bagian

ini.Volume diturunkan sampai dengan 50% selama bagian khusus dari periode

persiapan, terutama karena meningkatnya intensitas (Nossek, 1982: 143).Juga

karena beban yang sangat tinggi pada bagian pertama, adaptasi mengikuti setelah

penundaan tertentu.Penurunan volume berlangsung secara bertahap dan terus

menerus selama kiramenerus selama kira-kira 2-4 minggu.Intensitas ditingkatkan

terutama dibagian persiapan khusus. Pengkondisian khusus berarti suatu

peningkatan gerak, bentuk latihan dan pengaruh kekuatan di antara berbagai

bagian. Siklus makro berlangsung 4–6 minggu pada tahap umum, diperpendek

menjadi 3–4 minggu. Struktur dan isi latihan juga berada dalam beberapa

perubahan.Latihan-latihan pengembangan umum dikurangi dan hanya

mengalihkan fungsi pemeliharaan kondisi umum atlet.Pentingnya latihan-latiham

khusus dan kompetisi ditekankan. Latihan khusus dialihkan ke kompetisi dengan

cara sebagai berikut :

a)Latihan tunggal (bagian-bagian) dikombinasikan ke dalam tindakan keseluruhan

(gerakan kompetitif).

b)Lama latihan diperpendek dan intensitasnya ditingkatkan.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

20

Selanjutnya perlu mengembangkan daya tahan khusus dengan menggunakan

metode interval.Rekaveri interval diperpendek menjadi 45-90 detik. Sejumlah

kompetisi kontrol, latihan dan pertandingan persahabatan harus dipersiapkan

untuk atlet untuk berbagai kondisi kompetisi, seperti :

a) Tipe lawan yang berbeda-beda.

b) Cahaya, suhu atau keadaan iklim yang berbeda.

c) Mutu fasilitas kompetisi yang berbeda.

d) Penonton dan suasana lain yang berbeda.

Kompetisi kontrol ini selanjutnya meningkatkan komponen-komponen taktik dari

penampilan atlet dalam kondisi kompetisi yang sebenarnya.

b. Tahap Kompetisi

Tujuan dari tahap ini adalah untuk mencapai prestasi puncak/peak

perfomance dan memelihara setiap penampilan top selama periode kompetisi. Hal itu

tentunya sangat sulit untuk menjaga penampilan puncak tetap kostan. Untuk

meningkatkan kekonstanan penampilan puncak, atlet membutuhkan interval rekaveri

pendek di antara kompetisi–kompetisi utama.Fakta ini benar terutama untuk cabang

olahraga perorangan atau individu.Selama musim kompetisi, harus ada suatu

peningkatanpenampilan yang permanen terhadap tugas-tugas olahraga yang sangat

penting.Kemampuan untuk mengontrol meningkatnya penampilan secara positif

menunjukkan kualitas pelatih yang proporsional. Pada umumnya seorang atlet dalam

cabang olahraga individu harus dapat mencapai penampilan puncak dalam interval

lebih kurang 3 minggu, bahkan dalam cabang olahraga daya tahan bahkan lebih

sering (Nossek, 1982:144).

c. Tahap Transisi

Ada kecenderungan untuk tidak melakukan tahap ini.Peniadaan periode

transisi ini ada, namun masih menjadi pertentangan.Para atlet perlu rekaveri bukan

hanya secara fisik, tetapi juga psikologis.Rekaveri/istirahatnya bersifat aktif. Atlet

harus melakukan berbagai aktivitas fisik yang lain yang tidak ada hubungannya

dengan cabang olahraganya.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

21

7. Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana olahraga adalah suatu bentuk permanen, baik itu ruangan di

luar maupun di dalam.Contoh : cymnasium, lapangan permainan, kolam renang, dsb.

(Wirjasanto 1984:154).Menurut UU RI No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan

Nasional dalam pasal 1 ayat 20 dan 21 dijelaskan apa yang dimaksud dengan sarana dan

prasarana olahraga. Prasarana olahraga adalah tempat atau ruang termasuk lingkungan

yang digunakan untuk kegiatan olahraga dan/atau penyelenggaraan olahraga.

Sedangkan sarana olahraga adalah peralatan atau perlengkapan yang digunakan untuk

kegiatan olahraga.

Pengertian sarana prasarana tidak seperti yang di atas, namun ada beberapa

pengertian lain menurut sumber yang berbeda pula. Sarana prasarana olahraga adalah

semua sarana prasarana olahraga yang meliputi semua lapangan dan bangunan olahraga

beserta perkengkapannya untuk melaksanakan program kegiatan olahraga (Seminar

Prasarana Olahraga Untuk Sekolah dan Hubungannya dengan Lingkungan

(1978).Sarana olahragaadalah sumber daya pendukung yang terdiri dari segala bentuk

dan jenis peralatan serta perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan olahraga.

Prasarana olahraga adalah sumber daya pendukung yang terdiri dari tempat olahraga

dalam bentuk bangunan di atasnya dan batas fisik yang statusnya jelas dan memenuhi

persyaratan yang ditetapkan untuk pelaksanaan program kegiatan olahraga. Dari

beberapa pengertian di atas dapat diartikan bahwa sarana prasarana oloahraga adalah

sumber daya pendukung yang terdiri dari segala bentuk jenis bangunan atau tanpa

bangunan yang digunakan untuk perlengkapan olahraga. Sarana prasarana olahraga

yang baik dapat menunjang pertumbuhan masyarakat yang baik.

Adanya sarana dan prasarana serta fasilitas yang baik merupakan suatu hal yang

harus ada dalam pembinaan, agar atlet berprestasi maksimal. Adanya sarana dan

prasarana serta fasilitas yang memadai syarat merupakan penunjang yang mempunyai

peranan besar dalam pencapaian prestasi olahraga. Sarana dan prasarana yang baik akan

memberikan kemudahan bagi pelatih dalam melaksanakan program latihan. Begitu juga

bagi atlet akan lebih bergairah dan bersemangat dalam melakukan latihan. Sarana

olahraga adalah terjemahan dari “facilities”yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan

dimanfaatkan dalam peleksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani. Sarana

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

22

olahraga dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu;peralatan (apparatus) dan

perlengkapan (device).

8. Pembinaan

a. Pengertian Pembinaan

Untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya, maka usaha pembinaan harus

dilaksanakan dengan menyusun strategi dan perencanaan yang rasional sebagai usaha

untuk meningkatkan kualitas serta mempunyai program yang jelas. Hal ini penting agar

program pembinaan dapat mencapai sasaran yang tepat yaitu prestasi yang tinggi,

seperti apa yang diinginkan. Pembinaan adalah suatu proses belajar dengan melepaskan

hal-hal yang sudah dimiliki dan mempelajari hal-hal baru yang belum dimiliki, dengan

tujuan membantu orang yang menjalaninya untuk membetulkan dan mengembangkan

pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada serta mendapatkan pengetahuan dan

kecakapan yang baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang sedang dijalani

secara lebih efektif.

Fungsi organisasi dalam membina dan mengembangkan kegiatan olahraga

nasional mulai dari lingkup klub sebagai lapisan terbawah sampai ke tingkat Pengurus

Besar sebagai lapisan teratas merupakan suatu “Conditio sine qua none” atau suatu

keharusan yang mutlak keberadaannya. Lebih dari itu telah disadari semua pihak bahwa

organisasi itu sebagai struktur dan proses yang tidak mungkin lagi ditangani secara

amatiran, namun harus dikelola oleh orang-orang yang profesional.Keberhasilan suatu

organisasi olahraga prestasi selalu dikaitkan dengan seberapa jauh prestasi olahragawan

yang dihasilkan oleh organisasi tersebut. Secara teoritis dapat dikatakan bahwa

organisasi olahraga prestasi yang dapat menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan

baik dapat diharapkan akan menghasilkan prestasi yang baik pula.

b. Pembinaan Prestasi Olahraga

Menurut UU Nomor 3 Tahun 2005 pembinaan olahraga prestasi diselenggarakan

oleh Pemerintah yang diwakili oleh Kemenpora dan dibantu pelaksanaannya oleh

KONI.Pemerintah bertindak sebagai fasilitator dan penyandang dana pembinaan

olahraga prestasi, sedangkan KONI sebagai pihak yang menjalankan pembinaan

olahraga tersebut. Hal ini tertuang dalam Perpres Nomor 22 Tahun 2010 mengenai

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

23

Program Satlak Prima.Dalam strukturnya, Menpora merupakan Ketua Dewan Pembina,

sedangkan Ketua Umum KONI merupakan Ketua Dewan Pelaksana Satlak PRIMA

yang dibantu oleh sekretaris dari Kemenpora, dewan pakar, dan beberapa anggota dari

unsur KONI dan pemerintah.Ketua Satlak PRIMA, ketua tim seleksi dan beserta

jajarannya diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Dewan Pelaksana sesuai dengan

waktu dan rencanapenyelenggaraan multi event, seperti Sea Games, Asean Games, dan

Olimpiade.

Kedudukan Satlak PRIMA dan tim seleksi saling berdampingan dan sama

tinggiKesemuanya melaksanakan program dan bertanggung jawab kepada Ketua Dewan

Pelaksana. Mengenai penganggarannya ditetapkan besarannya sesuai dengan program,

urgensi, dan target sasaran yang akan dicapai, misalnya untuk kepentingan Sea Games,

Asean Games, maupun Olimpiade. Kualifikasi yang dipersyaratkan untuk atlet-atlet

binaan tidak cukup hanya berdasarkan portofolio hasil PON dan Kejurnas, melainkan

perlu dilengkapi dengan hasil tes laboratorium dan lapangan yang dilakukan pada awal

Pelatnas dan tes evaluasi 2 sampai 3 kali pada waktu telah selesai persiapan umum dan

khusus untuk mendukung program kepelatihan Satlak prima Olahraga prestasi adalah

olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana,

berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan

dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga (UU RI Nomor 3 Tahun 2005

tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I pasal 1).

Olahraga prestasi dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan

dan potensi olahragawan dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa yang

dilakukan setiap orang yang memiliki bakat, kemampuan, dan potensi untuk mencapai

prestasi (UU RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab VI

pasal 20).

Menurut Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia

(Kemenegpora RI) (2006: 18):Prestasi bisa tercapai, apabila memenuhi beberapa

komponen seperti: atlet potensial, selanjutnya dibina dan diarahkan oleh sang pelatih.

Untuk memenuhi sarana dan prasarana latihan dan kebutuhan kesejahteraan pelatih dan

atlet perlu perhatian dari pembina/pengurus induk cabang olahraga. Untuk melihat dan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

24

mengevaluasi hasil pembinaan, perlu memberikan uji coba dengan melakukan

kompetisi dan try out baik di dalam negeri maupun di luar negeri dengan tujuan

mengukur kemampuan bertanding/berlomba dan kematangan sebagai pembentukan

teknik, fisik, dan mental bertanding. Tetapi perlu diingat bahwa aktivitas komponen-

komponen di atas bisa berjalan apabila ditunjang oleh pendanaan yang profesional serta

penggunaannya harus dengan penuh tanggung jawab.

9. Standar Pembanding Pencapaian Prestasi Olahraga

Standar pembanding dalam pencapaian prestasi TIMNAS bola tangan

(handball) terdapat pada Peraturan Presiden Republik Indonesia No 22 tahun 2010

tentang PRIMA (Program Indonesia Emas), ada beberapa pasal yang mempunyai

pembanding oleh TIMNAS bola tangan, yaitu: pasal 1 (ayat 3,4 dan 10), pasal 4 (ayat

2), pasal 5 dan pasal 8. Selain pada PP no 22 tahun 2010 terdapat juga pada Peraturan

Pemerintah No 16 Tahun 2007.

Isi peraturan presiden no 22 tahun 2010:

Pasal 1 ayat 3 “Olahragawan adalah pengolahraga yang mengikuti pelatihan

secarateratur dan kejuaraan dengan penuh dedikasi untuk mencapai prestasi”.

Ayat 4 “Kejuaraan tingkat internasional adalah kejuaraan antar atlet-atletnegara tingkat

ASEAN, Asia, Dunia untuk satu cabang olahragatertentu.

Ayat 10 “Induk Organisasi Cabang Olahraga adalah organisasi olahraga yangmembina,

mengembangkan, dan mengoordinasikan satu cabang/jenis olahraga atau gabungan

organisasi cabang olahraga dari satujenis olahraga yang merupakan anggota federasi

cabang olahraga internasional yang bersangkutan”.

Pasal 4 ayat 2 “Pengembangan bakat Calon Atlet Andalan Nasional ditujukan kepada

olahragawan potensial yang memiliki prospek mencapai prestasi puncak melalui

pembinaan berjenjang, yang didasarkanpada prinsip pembinaan olahragawan jangka

panjang”.

Pasal 5 “Pengembangan bakat Calon Atlet Andalan Nasional dilakukan pada pusat

Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP), Pusat Pembinaan danLatihan Mahasiswa

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

25

(PPLM), Sekolah Khusus Olahragawan, Klub-KlubOlahraga Sekolah/Remaja atau atlet

usia dini yang telah dibina olehInduk Organisasi Cabang Olahraga yang telah tergabung

di indukorganisasi olahraga, klub-klub olahraga, dan melalui kompetisi olahragatingkat

pemula atau yunior di dalam dan luar negeri”.

Pasal 8 “Seleksi calon atlet dilaksanakan secara terbuka, objektif, jujur, adil, dan

bersifat tidak diskriminatif”.

Sejalan dengan tujuan nasional, maka pelaksanaan otonomi daerah bertujuan

untuk mewujudkan pemerataan kesejahteraan rakyat Indonesia dengan meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat yang layak, dan bermartabat, berkeadilan dengan

memberi perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar yaitu pangan, sandang,

kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja. Oleh karenanya UU No. 5 tahun 1999,

memberikan keleluasaan kepada daerah untuk mengembangkan dan menggali sumber

daya daerah sesuai dengan potensi dan kemampuan daerah untuk mewujudkan

kesejahteraan masyarakat.

Sesuai dengan kewenangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 22

tahun 1999 jo Undang-undang 32 tahun 2004, daerah kabupaten dan kota memiliki

keleluasaan untuk mengembangkan potensinya tidak terkecuali dalam menggali dan

mengembangkan potensi keolahragaan. Pemerintah daerah dituntut untuk mandiri dan

lebih kreatif dalam melaksanakan pembinaan di bidang keolahragaan, akan tetapi

pemerintah pusat wajib melaksanakan kewenangannya sebagaimana telah diatur dalam

peraturan pemerintah no. 25 tahun 2000 tentang kewenangan provinsi sebagai daerah

otonom yaitu:(1) Pemberian dukungan untuk pembangunan sarana dan prasarana

olahraga. (2) Penetapan pedoman pemberdayaan olahraga. (3) Penetapan kebijaksana-an

dalam penentuan kegiatan-kegiatan olahraganasional/ internasional.

Kebijaksanaan dalam pembinaan dan pengembangan olahraga adalah

merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang ditujukan

kepada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat, memupuk watak,

disiplin sportivitas serta pengembangan prestasi olahraga yang dapat membangkitkan

rasa kebanggaan nasional, mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di mata

dunia.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

26

Pengembangan pembinaan keolahragaan sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-undang No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional,

dikembangkan dengan azas desentralisasi yang menjadi ciri pola pembangunan saat ini,

Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota diberi kewenangan mengatur pelaksanaan

kebijakan pemerintah pusat sesuai dengan kepentingan masyarakat dan sesuai prakarsa

sendiri berdasarkan apresiasi masyarakat. Lebih tegasnya dalam pasal 17 menjelaskan

Ruang Lingkup Olahraga Nasional terdiri dari 3 (tiga), yaitu:Olahraga

Pendidikan;Olahraga Rekreasi; dan Olahraga Prestasi.

Dengan demikian cukup jelas, bahwa tugas dan tanggung jawab Pemerintah

Provinsi, Kabupaten/Kota bekerjasama selalu melibatkan KONI Provinsi, KONI

Kabupaten/Kota dalam bidang olahraga prestasi, dan pembinaan olahraga pendidikan

menjadikan kewenangan Dinas Pendidikan dan atau Dinas Pemuda dan Olahraga,

sedangkan FORMI Provinsi, FORMI Kabupaten/Kota dalam bidang olahraga rekreasi,

akan terkait dengan hal-hal sebagai berikut: (1) Melaksanakan, mengimplementasikan

kebijakan dan program olahraga prestasi, olahraga pendidikan, dan olahraga rekreasi di

daerah. (2) Melakukan upaya pemberdayaan dan kerelawanan masyarakat serta

pemberdayaan partisipasi dunia usaha di bidang olahraga olahraga prestasi, olahraga

pendidikan, dan olahraga rekreasi. (3) Melatih dan menatar langsung sumber daya

manusia daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota) untuk mendorong peningkatan kualitas

keolahragaan secara keseluruhan. (4) Memanfaatkan dan memberdayakan sumber daya

dan potensi daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota), termasuk kekayaan alam dan budaya

asli daerah. (5) Mendorong dan meningkatkan upaya penerapan dan pemanfaatan ilmu

pengetahuan dan teknoligi di daerah. (6) Menyelenggarakan even daerah dan nasional,

serta regional dan internasional bila memungkinkan. (7) Meningkatkan kualitas

manajemen dan organisasi olahraga (pendidikan, rekreasi, prestasi) daerah. (8)

Memfasilitasi penyediaan dan perlindungan fasilitas olahraga, baik milik pemerintah

maupun masyarakat dan dunia usaha.

Dalam penjelasan Undang-undang No. 3 tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan, bahwa kegiatan olahraga merupakan kebutuhan primer untuk

mempertahankan eksistensi individu sebagai sebuah sistem. Sesuai dengan hak asasi

manusia, setiap individu memiliki hak kebebasan untuk berolahraga.Atas dasar itu,

setiap individu memiliki hak untuk akses terhadap olahraga, pengembangan pribadi

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

27

seutuhnya.Olahraga merupakan kebutuhan hidup karena olahraga dapat

mengembangkan dan memelihara kemampuan menyeluruh bagi setiap individu untuk

menjaga eksistensi kehidupannya.Disamping itu, olahraga merupakan sekolah

kehidupan karena olahraga mengajarkan nilai-nilai berupa ketrampilan hidup yang

sensual untuk kehidupan manusia.Sebagai contoh, olahraga mengajarkan nilai-nilai

begaimana mengakui kegagalan dan menghargai kemenangan.Olahraga mengajarkan

kebiasaan hidup secara teratur, disiplin, jujur, penuh tantangan, pantang menyerah, dan

berani mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.Oleh karena itu, pembinaan dan

pengembangan keolahragaan harus diatur suatu pranata aturan selaras dengan kodrat

manusia.

Undang Undang nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional

tersebut terselip dua makna pembinaan olahraga, yaitu membudayakan olahraga dan

mengembangkan olahraga prestasi. Kandungan kedua makna tersebut dituangkan dalam

tiga koridor ruang lingkup pembinaan melalui olahraga pendidikan, olahraga rekreasi,

dan olahraga prestasi.

Orang tidak bisa berpikir bahwa prestasi tidak semata-mata dihasilkan dalam sebuah

proses pembinaan olahraga prestasi itu sendiri, tetapi juga diakibatkan adanya

peningkatan yang signifikan terhadap seberapa besar prosentase partisipasi masyarakat

terhadap kegiatan olahraga, keberadaan sumber daya manusia, ruang terbuka, dan

tingkat kebugaran masyarakat itu sendiri. Dengan munculnya kesadaran akan manfaat

dan pentingnya berolahraga pada masyarakat, akan berdampak positif munculnya bibit

atlet potensial. Keberhasilan dalam capaian prestasi tidak diperoleh secara tiba-tiba atau

dengan cara instan, tetapi melalui sebuah proses panjang, dari prestasi yang dicapai ke

jenjang prestasi yang lebih tinggi yang kesemuanya itu membutuhkan keterlibatan

pelaku olahraga lainnya sebagai penguat. Oleh karenanya, berbicara pembinaan atlet

harus didukung dengan kesungguhan dan keseriusan serta keterlibatan pelaku olahraga

lainnya dalam penanganannya.Kesuguhan dalam pengelolaan keolahragaan merupakan

keharusan yang dilakukan dalam sebuah pembinaan, bila diabaikan maka dapat

dipastikan adalah terjadinya kegagalan.

Sebagai harapan puncak dalam mengembangkan olahraga prestasi adalah juara

dalam kejuaraan tingkat internasional. Pada tahap seperti ini maka atlet yang

ditampilkan adalah menyandang status sebagai atlet nasional. Kalau dikatakan bahwa

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

28

pembinaan olahraga prestasi sebagai sebuah proses maka proses tersebut berjalan dari

bawah. Pengertian dari bawah dapat dilihat dalam konteks wilayah, dan juga dapat

dilihat dalam konteks usia. Perjalanan prestasi akan bergerak naik dari tingkat demi

tingkat. Oleh karenanya, berbicara pengembangan prestasi olahraga di tingkat Provinsi

dan di tingkat Kabupaten/Kota adalah merupakan bagian dari pembangunan olahraga

nasional.

Gambar 4 : Piramida Pembinaan

Sumber : http://orrekreasijatim.blogspot.co.id/2012/10/pembudayaan-olahraga-melalui-

lembaga.html

Gambaran sebuah bangunan kalau diurut dari bawah ke atas maka akan dimulai

dari pondasi sampai atap. Pondasi disini dapat digambarkan sebagai bentuk olahraga

yang berkembang di masyarakat. Oleh karenanya, sebuah bangunan akan berdiri dengan

kokoh manakala pondasinya kuat. Kuatnya pondasi ditandai dengan berkembangnya

olahraga di lingkungan masyarakat. Dalam konteks seperti inilah maka perlu dilakukan

gerakan berolahraga melalui pembentukan klub-klub olahraga di semua lingkungan,

apakah lingkungan tempat tinggal, lingkungan kerja, lingkungan sekolah, lingkungan

perguruan tinggi, lingkungan pondok pesantren, dan masih banyak lingkungan yang

lain. Terbentuknya klub-klub olahraga semacam ini tidak lain adalah sebagai upaya

menggerakkan atau memasalkan olahraga di masyarakat sehingga olahraga menjadi

sebuah budaya.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

29

10. Evaluasi

a. Pengertian Evaluasi

Secara umum evaluasi dapat diartikan sebagai tindakan untuk mengoreksi, dan

memberikan penilaian terhadap suatu kegiatan yang dilakukan. Mulyono B. (2000:2)

mengemukakan bahwa, evaluasi adalah proses penentuan nilai atau harga dari data yang

terkumpul. Ralph Tyler yang dikutip Farida T.Y (1989:2) mengemukakan bahwa,

evaluasi adalah proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat

dicapai. Dapat disimpulkan bahwa, evaluasi adalah suatu tindakan atau proses

penentuan nilai atau harga dari datayang terkumpul dengan tujuan untuk menentukan

sampai sejauh manatujuan kegiatan yang dilakukan dapat tercapai.

Konsep tentang evaluasi cukup luas, karena di dalamnya tercakup masalah tes

dan pengukuran.Tes merupakan instrumen yang digunakan untuk memperoleh

informasi yang diperlukan dalam evaluasi. Adapun pengukuran merupakan proses

pengumpulan informasi yang diperlukan dalam evaluasi.

Evaluasi memegang peranan penting dalam mendorong kemajuan di segala

bidang.Evaluasi sangat penting untuk kemajuan dunia kependidikan maupun

kepelatihan olahraga. Evaluasi dapat digunakan sebagai dasar untuk penilaian, sehingga

dapat ditentukan kelemahan dan keberhasilan yang dicapai dengan tepat.

Melalui evaluasi dapat dapat diketahui sejauh mana keberhasilan kegiatan yang

dilakukan.Dengan evaluasi juga dapat ditentukan dan diteliti mengenai unsur-unsur

yang mengandung kelemahan dengan tepat. Dari hasil evaluasi tersebut makaakan dapat

ditempuh langkah-langkah perbaikan dengan tepat, sehingga selanjutnya akan dapat

dicapai hasil yang lebih baik. Evaluasi dapat mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi

formatif, evaluasi dipakai untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedng

berjalan (program, orang, produk dan sebagainya).Fungsi sumatif, evaluasi dipakai

untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan (Farida Y.T., 1989:3).

Tingkat kemajuan, perkembangan dan kemampuan atlet dapat diketahui melalui

evaluasi yang dilakukan. Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai feed back bagi pelatih

dan pengurus untuk memperbaiki proses pelatihan yang dilakukan, sehingga hasilnya

lebih baik.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

30

b. Konsep Evaluasi

Evaluasi merupakanproses yang sistematis dan berkelanjutan untuk

mengumpulkan, mendeskripsikan mengintepretasikan dan menyajikan informasi untuk

dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun

menyusun program selanjutnya. Adapun tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh

informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat

berupa proses pelaksanaan program dampak/hasil yang dicapai, efisiensi serta

pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk

mengambil keputusan apakah dilanjutkan diperbaiki atau dihentikan. Selain itu, juga

dipergunakan untuk kepentingan penyusunan program berikutnya maupun penyusunan

kebijakan yang terkait dengan program.

Dalam mengadakan evaluasi terhadap program pelatihan secara sistematis pada

umumnya menempuh 4 langkah,yaitu:1). Penyusunan desain evaluasi, 2).

Pengembangan instrument pengumpulan data,3). Pengumpulan data (assessment),

menafsirkan dan membuat judgement,serta 4).menyusun laporan hasil evaluasi

(Purwanto dan Atwi Suparman, 1999:73).

1. Menyusunan Desain Evaluasi

Langkah pertama dalam evaluasi adalah menyusun rencana evaluasi

yang menghasilkan desain evaluasi. Pada langkah ini evaluator mempersiapkan

segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi,mulai menentukan

tujuan evaluasi, model yang akan digunakan, informasi yang akan dicari serta

metode pengumpulan dan analaisis data. Apabila langkah pertama dapat

menghasilkan desain evaluasi yang cukup komprehensif dan rinci,maka sudah

dapat dijadikan sebagai acuan kegiatan evaluasi yang akan dilaksanakan.

Rancangan atau desain evaluasi biasanya disusun oleh evaluator setelah

melakukan diskusi dan ada kesepakatan dengan pihak yang akan membiayai

kegiatan evaluasi atau sponsor. Namun ada kalanya rancarangan disusun oleh

evaluator untuk dijadikan bahan mengadakan negoisasi dengan sponsor.

2. Mengembangkan Instrumen Pengumpulan Data

Setelah metode pengumpulan data ditentukan,langkah selanjutnya adalah

menentukan bentuk instrument yang akan digunakan serta kepada siapa

instrumen tersebut ditujukan (responden). Kemudian setelah itu perlu

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

31

dikembangkan butir – butir dalam instrumen. Berbagai pertimbangan mengenai

berapa banyak informasi yang akan dikumpulkan, instrumen dikembangkan

sendiri, mengadopsi ataupun menggunakan instrument baku dari instrument

yang sudah ada sebelumnya. Untuk memperoleh data yang valid maka

instrument yang digunakan harus memperhatikan masalah validitas dan

reliabilitas. Selain hal tersebut,masalah efisiensi dan efektivitas harus tetap

diperhatikan. Jenis-jenis instrument yang paling sering digunakan untuk

mengumpulkan data dalam evaluasi program pelatihan adalah dalam bentuk

tes,angket,ceklis,pengamatan,wawancara atau evaluator sendiri sebagai

instrument.

3. Mengumpulkan Data, Analisis dan Judgement

Langkah ketiga merupakan tahapan pelaksanaan dari apa yang telah dirancang

pada langkah pertama dan kedua. Pada langkah ketiga ini evaluator terjun ke

“lapangan”untuk mengimplementasikan desain yang telah dibuat,mulai dari

mengumpulkan dan menganalisis data, menginterpretasikan, dan menyajikan

dalam bentuk yang mudah untuk dipahami dan komunikatif. Pengumpulan data

dapat dari populasi maupun dengan menggunakan sampel. Apabila

menggunakan sampel maka harus representatif mewakili populasi,oleh karena

harus memperhatikan tekhnik sampling yang baik. Berdasarkan data yang

dikumpulkan kemudian dianalisis dan dibuat judgement berdasarkan criteria

maupun standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari hasil judgement

kemudian disusun rekomendasi kepada penyelenggara kegiatan pelatihan

maupun pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan kegiatan

pelatihan. Langkah ketiga ini merupakan proses esensial dari kegiatan evaluasi

program pelatihan dimana terjadi dialog antara evaluator dengan obyek

evaluasi. Hal yang harus diperhatikan oleh evaluator pada tahap ini adalah

masalah etika dan penguasaan„setting‟ atau latar di mana evaluasi dilaksanakan.

4. Menyusun Laporan Hasil Evaluasi

Menyusun laporan merupakan langkah terakhir kegiatan evaluasi program

pelatihan. Laporan disusun sesuai dengan kesepakatan kontrak yang

ditandatangani. Misalnya dalam kontrak disepakati bahwa laporan dibuat dua

jenis laporan dengan sasaran atau penerima laporan yang berbeda,dapat

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

32

disepakati pula bahwa penyampaian laporan secara tertulis dan ada kesempatan

presentasi. Langkah terakhir ini erat kaitannya dengan tujuan diadakannya

evaluasi. Oleh karena itu gaya dan format penyampaian laporan harus

disesuaikan dengan penerima laporan.

c. Instrumen Evaluasi

Instrumen yang digunakan untuk mencapai tujuan evaluasi yaitu tes dan

pengukuran.Tes adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mendapatkan

informasi tentang individu atau obyek-obyek. Adapun pengukuran adalah suatu

proses pengumpulan informasi. Tujuan evaluasi dapatdicapai jika tes yang

digunakan, di dalamnya mengandung unsur-unsur yang dapat menggali informasi

yang diperlukan sesuai dengan tujuan evaluasi.

Instrument tes yang digunakan untuk mengambil data harus merupakan alat

tes yang baik.Alat tes yang baik yaitu alat tes yang memenuhi beberapa persyaratan.

Menurut Mulyono B. (2000:16),

Beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki oleh suatu tes meliputi

unsur-unsur seperti berikut:

1) Validitas

2) Reabilitas

3) Obyektivitas

4) Diskriminitas

5) Praktikabilitas

1) Validitas

Syarat yang sangat penting, bahwa alat tes atau alat ukur yang digunakan harus

benar-benar valid (sahih). Validitas merupakan suatu tingkatan dimana tes benar-

benar mengukur apa yang telah direncanakan untuk diukur (Strand & Wilson,

1993:9). Suatu alat tes dikatakan sahih, apabila tes tersebut mengukur sesuai

dengan tujuannya.

Instrumen yang digunakan harus benar-benar mengandung unsur apa yang akan

diukur secara tepat. Untuk mengevaluasi tingkat bagaimana karakteristik para

atlet, pelatih, saran dan prasarana, program latihan, unsur penseleksian dan

prestasiTIMNAS U-19 Putri bola tangan, maka instrumen evaluasi yang

digunakan harus betul-betul memuat unsur yang ditujukan untuk mengukur dan

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

33

mengetahui komponen-komponen pembinaan yang menunjang perolehaan

prestasi TIMNAS bola tangan.

2) Reabilitas

Reabilitas adalah konsistesi dimana sebuah tes mengukur apa yang sudah

direncanakan untuk diukur (Strand & Wilson, 1993:10). Reabilitas inimenyangkut

masalah taraf keterhandalan dan konsistensi tes dan pengukuran yang

dilakukan.Keterhadalan atau reabilitas suatu alat ukur diartikan, sampai berapa

jauh alat ukur tersebut memperoleh hasil pengukuran secara ajeg atau konsisten

sewaktu pengukuran pertama dengan pengukuran kedua.

Suatu tes dapat dikatakan andal jika mempunyai hasil yang konsisten, dalam

artian memiliki hasil yang relatif sama meskipun dilakukan berulang-ulang pada

waktu yang berbeda. Reabilitas bisa ditentukan dengan beberapa cara yang

berbeda. Reabilitas dikelompokkan menjadi reabilitas test-retest, reabilitas bentuk

paralel, reabilitas belah dua ganjil-genap.

3) Obyektifitas

Obyektifitas merupakan salah satu syarat yang sangat penting.Obyektifitas

merupakan derajat kesamaan hasil dari dua atau lebih pengambil tes (tester).

Obyektifitas terjadi apabila 2 orang atau lebih melaksanakan tes yang sama

terhadap orang yang sama dan memperoleh hasil yang sama. Agar tujuan evaluasi

dapat tercapai, maka penilaian yang dilakukan harus bersifat obyektif. Penilaian

terhadap suatu obyek, tidak boleh dipengaruhi oleh unsur yang lain. Misalnya

penilaian terhadap, keluwesan gerak tidak boleh terpengaruh oleh kecantikan

pelaku. Menurut Strand & Wilson (1993:11) bahwa, obyektifitas tergantung pada

kejelasan dan kelengkapan instruksi tes yang diberikan dan prosedur tes yang

diikuti sepenuhnya.Untuk menghindari penilaian yang kurang obyektif perlu

adanya kejelasan prosedur, unsur-unsur yang dinilai dan kriteria

penilaiannya.Dengan kejelasan tersebut maka tiap tester dapat memiliki kesamaan

persepsi tentang evaluasi yang dilakukan sehingga unsur subyektifitas dapat

dihindari.

4) Diskriminitas

Diskriminasi pada test merupakan kemampuan suatu test untuk membedakan

tingkat kemampuan teste. Idealnya, skor harus berada pada rangkaian kesatuan

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

34

dari tinggi ke rendah sehingga pemisahan tingkat kemampuan teste menjadi lebih

jelas (Strand & Wilson, 1993:14). Dengan adanya diskriminitas ini akan dapat

dipilahkan tingkat kemampuan teste yang rendah, sedang maupun tinggi.

5) Praktikabilitas

Alat evaluasi yang dilakukan harus bersifat praktis, dalam arti mudah dilakukan.

Strand & Wilson (1993:17) mengemukakan bahwa, Untuk praktisnya, item test

sebaiknya murah, mudah dilaksanakan, mudah dipersiapkan dan memberikan

hasil terbaik untuk stasiun testing. Pertimbangan-pertimbangan praktibilitas

meliputi; waktu dan biaya, kemudahan pengadministrasian dan kemudahan

penginterpretasian perlu dipertimbangkan dalam dalam pelaksanaan evaluasi.

Tes yang digunakan, perlu dipertimbangkan apakah membutuhkan banyak waktu

untuk mempersiapkan dan peralatannya menjadi terlalu mahal.Tes yang baik

memberikan petunjuk tegas mengenai jenis dan jumlah peralatan dan memberikan

hal-hal yang dibutuhkan saat pelaksanaan tes, serta peralatannya mudah

didapatkan dan biayanta murah.

d. Kriteria evaluasi

Kriteria dalam evaluasi ini mengacu pada :

1. Pedoman – pedoman tentang program pendidikan jasmani yang berlaku.

2. Persepsi para pengembang program yang teruji secara teoritis.

3. Pertimbangan evaluator.

Sesuai dengan permasalahan terdahulu yaitu pada bagian pendahuluan pelaksana

program pendidikan jasmani.Oleh sebab itu program ini perlu di evaluasi. Dari evaluasi

tersebut pihak perencana, pengambil keputusan, dan pelaksana akan mendapatkan

masukan yang diperlukan guna penyempurnaan lebih lanjut.

Penelitian evaluasi tentang pelaksanaan program pendidikan jasmani dapat

dilakukan dengan membandingkan antara proses pelaksanaan program atau proses

pelaksanaan yang program yang terjadi dalam pembelajaran dengan proses

pembelajaran yang seharusnya dilaksanakan atau yang sesuai kurikulum ideal, yaitu

termuat dalam buku GBPP kurikulum pendidikan jasmani.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

35

Kunci pelaksanaan program apakah program telah sesuai dengan criteria

kurikulum ideal yaitu yang tercantum dalam Buku Kurikulum Pendidikan Jasmani

tahun 2004. Kriteria menurut Ebel (1972), yang digunakan untuk menentukan nilai

prestasi yang diklasifikasikan atas dasar tingkatan sebagai berikut :

A = 81-100% Sangat baik

B = 61-80% Baik

C = 41-60% Cukup

D = 21-40% Kurang

E = 0-20% Sangat kurang

Atau Klasifikasi :

A = 81-100% sangat memadai

B = 61-80% memadai

C = 41-60% cukup memadai

D = 21-40 %kurang memadai

E = 0-21% sangat kurang memadai.

11. Evaluasi Program

Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan

sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Ada beberapa pengertian tentang

program sendiri. Dalam kamus (a) program adalah rencana, (b) program adalah kegiatan

yang dilakukan dengan seksama. Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang

dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang

direncanakan (Suharsimi Arikunto, 1993: 297).

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

36

Menurut Tyler (1950) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin

Abdul Jabar (2009: 5), evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan

pendidikan telah terealisasikan. Selanjutnya menurut Cronbach (1963) dan Stufflebeam

(1971) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009: 5),

evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada

pengambil keputusan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa evaluasi program

merupakan proses pengumpulan data atau informasi yang ilmiah yang hasilnya dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menentukan

alternatif kebijakan.

Dalam evaluasi program terdapat beberapafungsi pokok, dan fungsi evaluasi

merupakan salah satudi antaranya, selain perencanaan, pengorganisasian dan

pelaksanaan. Program pelatihan sebagai salah strategi pengembangan memerlukan

fungsi evaluasi untuk mengetahui efektivitas program yang bersangkutan. Pada

umumnya orang beranggapan bahwa evaluasi program pelatihan diadakan pada akhir

akhir pelaksanaan pelatihan. Anggapan yang demikian adalah kurang tepat,karena

evaluasi merupakan salah satu matarantai dalam system pelatihan yang jika dilihat dari

waktu pelaksanaannya kegiatan penilaian dapat berada diawal proses perencanaan, di

tengah proses pelaksanaan dan pada akhir penyelenggaraan pelatihan dan pasca

kegiatan pelatihan. Penilaian yang dilaksanakan pada proses perencanaan disebut

dengan analis kebutuhan (needassessment) yang berusaha untuk mengumpulkan

informasi tentang kemampuan,ketrampilan maupun keahlian yang akan dikembangkan

dalam pelatihan,karakteristik peserta pelatihan,kualitas materi pelatihan dilihat dari

relevansi dan kebaharuan, kompetensi pelatih/instruktur/pengajar, tempat pelatihan

beserta sarana dan prasarana yang dibutuhkan,akomodasi dan konsumsi serta jadwal

kegiatan pelatihan. Penilaian yang dilaksanakan pada saat proses pelatihan disebut

dengan monitoring yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang sejauhmana

program yang telah disusun dapat diimplementasikan dengan baik. Dalam kegiatan

monitoring ini berusaha untuk menilai kualitas proses pelatihan,baik dari aspek kinerja

instruksi, iklim kelas, sikap dan motivasi belajar atau berlatih para peserta pelatih

sedangkan penilaian pasca pelatihan bertujuan untuk mengetahui perubahan kinerja

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

37

peserta setelah kembali ke tempat kerjanya masing – masing agar lebih bisa terstruktur

dan terencana dengan baik.

a. Tujuan Evaluasi Program

Menurut Endang Mulyatiningsih (2011: 114-115), evaluasi program dilakukan dengan

tujuan untuk :

1. Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hasil

evaluasi ini penting untuk mengembangkan program yang sama ditempat lain.

2. Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program, apakah program

perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan.

Dilihat dari tujuannya, yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu, maka evaluasi

program dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk penelitian evaluatif.Oleh karena

itu, dalam evaluasi program, pelaksana berfikir dan menentukan langkah bagaimana

melaksanakan penelitian.

Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009:7), terdapat

perbedaan yang mencolok antara penelitian dan evaluasi program adalah sebagai

berikut:

1. Dalam kegiatan penelitian, peneliti ingin mengetahui gambaran tentang sesuatu

kemudian hasilnya dideskripsikan, sedangkan dalam evaluasi program

pelaksanan ingin menetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu sebagai

hasil pelaksanaan program, setelah data yang terkumpul dibandingkan dengan

criteria atau standar tertentu.

2. Dalam kegiatan penelitian, peneliti dituntut oleh rumusan masalah karena ingin

mengetahui jawaban dari penelitiannya, sedangkan dalam evaluasi program

pelaksanan ingin mengetahui tingkat ketercapaian tujuan program, dan apabila

tujuan belum tercapai sebagaimana ditentukan, pelaksanan ingin mengetahui

letak kekurangan itu dan apa sebabnya.

Dengan adanya uraian diatas, dapat dikatakan bahwa evaluasi program merupakan

penelitian evaluatif. Pada dasarnya penelitian evaluatif dimaksudkan untuk mengetahui

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

38

akhir dari adanya kebijakan, dalam rangka menentukan rekomendasi atas kebijakan

yang lalu, yang pada tujuan akhirnya adalah untuk menentukan kebijakan selanjutnya.

b. Manfaat Evaluasi Program

Dalam organisasi pendidikan, evaluasi program dapat disamaartikan dengan kegiatan

supervisi.Secara singkat, supervisi diartikan sebagai upaya mengadakan peninjauan

untuk memberikan pembinaan maka evaluasi program adalah langkah awal dalam

supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan

pemberian pembinaan yang tepat pula.

Jika supervisi di lembaga pendidikan dilakukan dengan objek buku-buku dan pekerjaan

clerical work maka evaluasi program dilakukan dengan objek lembaga pendidikan

secara keseluruhan. Kebijakan supervisi yang berlangsung saat ini dapat dikatakan sama

dengan evaluasi program, tetapi sasarannya ditekankan pada kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan pengertian tadi, supervisi sekolah yang diartikan sebagai evaluasi program,

dapat disamaartikan dengan validasi lembaga dan akreditasi. Evaluasi program

merupakan langkah awal dari proses akreditasi dan validasi lembaga. Evaluasi program

pendidikan tidak lain adalah supervisi pendidikan dalam pengertian khusus, tertuju pada

lembaga secara keseluruhan.

Kegiatan evaluasi sangat berguna bagi pengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan

dari program, karena dari masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil

keputusan akan menentukan tidak lanjut dari program yang sedang atau telah

dilaksanakan. Wujud dari basil evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari evaluator

untuk pengambil keputusan (decision maker).Ada empat kemungkinan kebijakan yang

dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program keputusan, yaitu

1. Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada

manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan.

2. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan

(terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit).

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

39

3. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukkan bahwa segala

sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang

bermanfaat.

4. Menyebarluaskan program (melaksanakan program di tempat-tempat lain atau

mengulangi lagi program di lain waktu), karena program tersebut berhasil

dengan balk maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang

lain.

12. Model – Model Evaluasi

Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi di mana suatutujuan telah

dapat dicapai (M. Sukardi: 2008:1) Definisi tersebut menerangkan secara

langsunghubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat,

dimana suatu tjuan dapat dicapai.Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari

bahasa inggris“evaluation” yang berarti penilaian atau penaksiran.Sedangkan

menurutpengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untukmengikuti

keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrument danhasilnya

dibandingkan.dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan (Chabib

Toha:2003:1).Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktifitas secara spontan

daninsidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secaraterencana,

sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas. Kegiatanevaluasi memerlukan

penggunaan informasi yang diperoleh melaluipengukuran maupun dengan cara lain

untuk menentukan pendapat danmembuat keputusan pendidikan.

Evaluasi pendidikan mencakup dua sasaran pokok yaitu evaluasimakro

(program) dan evaluasi mikro (kelas). Secara umum, evaluasi terbagidalam tiga tahap

sesuai proses belajar mengajar yakni dimulai dari evaluasiinput, evaluasi prosess dan

evaluasi output (Suharsimi Arikunto; 1993; 4) Setiap jenis evaluasi memilikifungsi

yang berbeda satu dengan yang lain. Evaluasi input mencakup fungsikesiapan

penempatan dan seleksi. Evaluasi proses mencakup formatif,diagnostic dan monitoring,

sedangkan evaluasi output mencakup sumatif.Evaluasi program adalah proses untuk

mendeskripsikan dan menilaisuatu program dengan menggunakan kriteria tertentu

dengan tujuan untukmembantu merumuskan keputusan atau kebijakan yang lebih

baik.Pertimbangannya adalah untuk memudahkan evaluator dalammendeskripsikan dan

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

40

menilai komponen-komponen yang dinilai, apakahsesuai dengan ketentuan atau tidak.

Menurut S. Arikunto evaluasi programjuga berarti upaya untuk mengetahui tingkat

keterlaksanaan suatu kebijakansecara cermat dengan cara mengetahui efektifitas

masing-masingkomponennya. Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat

dilakukanberdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program, yaitu:

a. Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut

tidakada manfaatnya atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan.

b. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai

denganharapan (terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit).

c. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program sudah berjalan

sesuaidengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat.

d. Menyebarluaskan program, karena program berhasil dengan baik

makasangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain

(Suharsimi Arikunto dan Cepi Syafruddin Abdul Jabar; 2004:8)

Model evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat oleh para ahli atau pakar

evaluasi.Biasanya model evaluasi ini dibuat berdasarkan kepentingan seseorang,

lembaga atau instansi yang ingin mengetahui apakah program yang telah dilaksanakan

dapat mencapai hasil yang diharapkan. Terdapat beberapa model evaluasi yang umum

di masyarakat, antara lain:

1. Model Evaluasi UCLA

2. Model Evaluasi Brinkerhoff

3. Model Evaluasi Kirkpatrick

4. Model Evaluasi Stake atau model Countenance

5. Model Evaluasi Metfessel dan Michael

6. Model Evaluasi CIPP

Dalam melakukan evaluasi, perlu dipertimbangkan model evaluasi yang akan

dibuat.Berikut uraian dari kelima model evaluasi di bawah ini:

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

41

a. Model Evaluasi UCLA

Menurut Alkin (1969) evaluasi adalah suatu proses meyakinkan keputusan,

memilih informasi yang tepat, mengumpulkan, dan menganalisa informasi sehingga

dapat melaporkan ringkasan data yang berguna bagi pembuat keputusan dalam memilih

beberapa alternatif. Ia mengemukakan lima macam evaluasi yakni :

a. Sistem assessment, yaitu memberikan informasi tentang keadaan atau posisi

sistem.

b. Program planning, membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan

berhasil memenuhi kebutuhan progam.

c. Program implementation, yang menyiapkan informasi apakah rogram sudah

diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang direncanakan.

d. Program improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana program

berfungsi, bagaimana program bekerja, atau berjalan? Apakah menuju

pencapaian tujuan, adakah hal-hal atau masalah-masalah baru yang muncul tak

terduga.

e. Program certification, yang memberi informasi tentang nilai atau guna program.

b. Model Evaluasi Brinkerhoff

Brinkerhoff & Cs. (1983) mengemukakan tiga golongan evaluasi yang disusun

berdasarkan penggabungan elemen-elemen yang sama, seperti evaluator-evaluator lain,

namun dalam komposisi dan versi mereka sendiri sebagai berikut :

a. Fixed vs Emergent Evaluation Design. Dapatkah masalah evaluasi dan kriteria

akhirnya dipertemukan.Apabila demikian, apakah itu suatu keharusan? Belum lengkap

penjelasannya

b. Formative vs Summative Evaluation. Apakah evaluasi akan dipakai untuk perbaikan

atau untuk melaporkan kegunaan atau manfaat suatu program? Atau keduanya

c. Experimental and Quasi Experimental Design vs Natural/ Unobtrusive Inquiry.

Apakah evaluasi akan melibatkan intervensi ke dalam kegiatan program/mencoba

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

42

memanipulasi kondisi, orang diperlakukan, variabe1 dipengaruhi dan sebagainya, atau

hanya diamati, atau keduanya

c. Model Evaluasi Kirkpatrick

Menurut Kirkpatrick evaluasi terhadap efektivitas program training

mencakup empat level evaluasi,yaitu: level 1 –Reaction, level 2 –Learning, level 3–

Behavior, level 4– Result

a. Evaluating Reaction

Mengevaluasi terhadap reaksi peserta training berarti mengukur kepuasan

peserta (customersatisfaction). Program training dianggap efektif apabila proses

training dirasa menyenangkan dan memuaskan bagi peserta training sehingga mereka

tertarik termotivasi untuk belajar dan berlatih. Dengan kata lain peserta training akan

termotivasi apabila proses training berjalan secara memuaskan bagi peserta yang pada

akhirnya akan memunculkan reaksi dari peserta yang menyenangkan. Sebaliknya

apabila peserta tidak merasa puas terhadap proses training yang diikuti nyamakan

mereka tidak akan termotivasi untuk mengikuti training lebih lanjut. Dengan demikian

dapat dimaknai bahwa keberhasilan proses kegiatan training tidak terlepas dari

minat,perhatian dan motivasi peserta training dalam mengikuti jalannya kegiatan

training.Orang akan belajar lebih baik manakala mereka member reaksi positif terhadap

lingkungan belajar.

Kepuasan peserta training dapat dikaji dari beberapa aspek,yaitu materi yang

diberikan,fasilitas yang tersedia,strategi penyampaian materi yang digunakan oleh

instruktur,media pembelajaran yang tersedia,jadwal kegiatan sampai menu dan

penyajian konsumsi yang disediakan.

b. Evaluating Learning

Menurut Kirkpatrick (1988:20) learning can bedefinedas the extendto which

participans change attitudes, improving know ledge,and/or increase skill as are sult of

attending the program. Ada tiga hal yang dapat instruktur ajarkan dalam program

training, yaitu pengetahuan, sikap maupun ketrampilan. Peserta training dikatakan

telah belajar apabila pada dirinya telah mengalami perubahan sikap, perbaikan

pengetahuan maupun peningkatan ketrampilan. Oleh karena itu untuk mengukur

efektivitas program training maka ketiga aspek tersebut perlu untuk diukur.Tanpa

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

43

adanya perubahan sikap,peningkatan pengetahuan maupun perbaikan ketrampilan

pada peserta training maka program dapat dikatakan gagal. Penilaian evaluating

learningini ada yang menyebut dengan penilaian hasil (output) belajar. Oleh karena

itudalam pengukuran hasil belajar (learning measurement) berarti penentuan satu atau

lebih hal berikut: a).Pengetahuan apa yang telah dipelajari?, b).Sikap apa yang telah

berubah ?, c). Ketrampilan apa yang telah dikembangkan atau diperbaiki?.

c. Evaluating Behavior

Evaluasi pada level ke 3(evaluasi tingkah laku) ini berbeda dengan evaluasi

terhadap sikap pada level ke 2. Penilaian sikap pada evaluasi level 2 difokuskan pada

perubahan sikap yang terjadi pada saat kegiatan training dilakukan sehingga lebih

bersifat internal,sedangkan penilaian tingkah laku difokuskan pada perubahan

tingkah laku setelah peserta kembali ke tempat kerja. Apakah perubahan sikap yang

telah terjadi setelah mengikuti training juga akan diimplementasikan setelah peserta

kembali ke tempat kerja, sehingga penilaian tingkah laku ini lebih bersifat eksternal.

Perubahan perilaku apa yang terjadi di tempat kerja setelah peserta mengikuti program

training. Dengan kata lain yang perlu dinilai adalah apakah peserta merasa senang

setelah mengikuti training dan kembali ke tempat kerja?.Bagaimana peserta dapat

mentrasfer pengetahuan,sikap dan ketrampilan yang diperoleh selama training untuk

diimplementasikan di tempat kerjanya. Karena yang dinilai adalah perubahan perilaku

setelah kembali ke tempat kerja maka evaluasi level 3 ini dapat disebut sebagai evaluasi

terhadap out comes dari kegiatan training.

d. Evaluating Result

Evaluasi hasil dalam level ke 4 ini difokuskan pada hasil akhir (final result) yang

terjadi Karena peserta telah mengikuti suatu program. Termasuk dalam kategori hasil

akhir dari suatu program training diantaranya adalah kenaikan produksi,peningkatan

kualitas,penurunan biaya,penurunan kuantitas terjadinya kecelakaan kerja,penurunan

turnover dan kenaikan keuntungan. Beberapa program mempunyai tujuan

meningkatkan moral kerja maupun membangun team work yang lebih baik.Dengan

katalain adalah evaluasi terhadap impact program.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

44

d. Model Evaluasi Stake atau Model Countenance

Menurut model „Countenance‟, penilaian harus mengandung langkah-langkah

berikut; menerangkan program; melaporkan keterangan tersebut kepada pihak yang

berkepentingan; mendapatkan dan menganalisis „judgment; melaporkan kembali hasil

analisis kepada pelanggan. Seterusnya, model responsif mencadangkan perhatian yang

terus menerus oleh penilai dan semua pihak yang terlibat dengan penilaian. Stake telah

menentukan 12 langkah interaksi antara penilai dan pelanggan dalam proses penilaian.

Model evaluasi Stake, merupakan analisis proses evaluasi yang membawa

dampak yang cukup besar dalam bidang ini, meletakkan dasar yang sederhana namun

merupakan konsep yang cukup kuat untuk perkembangan yang lebih jauh dalam bidang

evaluasi. Stake menekankan pada dua jenis operasi yaitu deskripsi (descriptions) dan

pertimbangan (judgments) serta membedakan tiga fase dalam evaluasi program yaitu :

Persiapan atau pendahuluan (antecedents)

Proses/transaksi (transaction-processes)

Keluaran atau hasil (outcomes, output)

Descriptions matrix menunjukkan Intents (goal=tujuan) dan observations

(effect=akibat) atau yang sebenarnya terjadi. Judgment berhubungan dengan standar

(tolak ukur = kriteria)/dan judgment (pertimbangan). Stake menegaskan bahwa ketika

kita menimbang-nimbang di dalam menilai suatu program pendidikan, kita tentu

melakukan pembandingan relatif (antara satu program dengan standard).

Model ini menekankan kepada evaluator agar membuat keputusan/penilaian

tentang program yang sedang dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap.Stake

menunjukkan bahwa description disatu pihak berbeda dengan pertimbangan (judgment)

atau menilai.Di dalam model ini data tentang Antecendent (input), Transaction (process)

dan Outcomes (Product) data tidak hanya dibandingkan untuk menentukan kesenjangan

antara yang diperoleh dengan yang diharapkan, tetapi juga dibandingkan dengan standar

yang mutlak agar diketahui dengan jelas kemanfaatan kegiatan di dalam suatu program.

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

45

e. Model Evaluasi Metfessel dan Michael

Metfessel dan Michael (1967), dapat digunakan oleh guru dan evaluator

program. Dalam strategi model Metfessel dan Michael terdapat delapan langkah yaitu:

a. Keterlibatan masyarakat (envalvement of the community) yakni : orangtua,

ahli-ahli pendidikan dan peserta didik

b. Pengembangan tujuan dan memilih tujuan menurut skala prioritas.

c. Menterjemahkan tujuan menjadi bentuk tingkah laku dan mengembangkan

pengajaran.

d. Mengembangkan metode untuk mengukur dan mengevaluasi pencapaian

tujuan.

e. Menyusun dan mengadministrasi ukuran untuk mengevaluasi pencapaian tujuan

f. Menganalisis hasil pengukuran

g. Menginterpretasi dan mengevaluasi data

h. Menyusun rekomendasi untuk mengembangkan pengajaran

f. Model Evaluasi CIPP

Evaluasi, dari awal kemunculannya sampai dengan saat ini terus mengalami

perkembangan.Evaluasi merupakan istilah baru dalam kajian keilmuan yang telah

berkembang menjadi disiplin ilmu sendiri. Walaupun demikian, bidang kajian evaluasi

ternyata telah banyak memberikan manfaat dan kontribusinya didalam memberikan

informasi maupun data, khususnya mengenai pelaksanan suatu program tertentu yang

pada gilirannya akan menghasilkan rekomendasi dan digunakan oleh pelaksana program

tersebut untuk menentukan keputusan, apakah program tersebut dihentikan, dilanjutkan,

atau ditingkatkan lebih baik lagi. Dan saat ini, evaluasi telah berkembang menjadi tren

baru sebagai disiplin ilmu baru dan sering digunakan oleh hampir semua bidang dalam

suatu program tertentu seperti,evaluasi program training pada sebuah perusahaan,

evaluasi program pembelajaran dalam pendidikan, maupun evalausi kinerja para

pegawai negeri sipil pada sebuah instansi tertentu.

Dalam implementasinya ternyata evaluasi dapat berbeda satu sama lain, hal ini

tergantung dari maksud dan tujuan dari evaluasi tersebut dilaksanakan. Seperti evaluasi

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

46

program pembelajaran tidak akan sama dengan evaluasi kinerja pegawai. Evaluasi

program pembelajaran dilakukan dengan dituan untuk melihat sejauh mana hasil belajar

telah tercapai dengan optimal sesuai dengan target dan tujuan pembelajaran itu sediri.

Sedangkan evaluasi kinerja pegawai dilakukan dengan tujuan untuk melihat kualitas,

loyalitas, atau motivasi kerja pegawai, sehingga akan menentukan hasil produksi.

Dengan adanya perbedaan tersebut lahirlah beberapa model evaluasi yang dapat

menjadi pertimbangan evaluator dalam melakukan evaluasi. Dari beberapa model

evaluasi yang ada, penulis hanya akan membahas model evaluasi CIPP (Context, Input,

Process, Product) yang dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam.

Model evaluasi CIPP dalam pelaksanaannya lebih banyak digunakan oleh para

evaluator, hal ini dikarenakan model evaluasi ini lebih komprehensif jika dibandingkan

dengan model evaluasi lainnya.Model evaluasi ini dikembangkan oleh Daniel

Stuffleabem, dkk (1967) di Ohio State University.Model evaluasi ini pada awalnya

digunakan untuk mengevaluasi ESEA (the Elementary and Secondary Education Act).

CIPP merupakan singkatan dari, context evaluation : evaluasi terhadap konteks, input

evaluation : evaluasi terhadap masukan, process evaluation : evaluasi terhadap proses,

dan product evaluation : evaluasi terhadap hasil. Keempat singkatan dari CIPP tersebut

itulah yang menjadi komponen evaluasi.

Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan.Tujuannya adalah untuk

membantu administrator (kepala sekolah dan guru) didalam membuat keputusan.

Menurut Stufflebeam, (1993 : 118) dalam Eko Putro Widoyoko mengungkapkan

bahwa, “ the CIPP approach is based on the view that the most important purpose of

evaluation is not to prove but improve.” Konsep tersebut ditawarkan oleh Stufflebeam

dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan, tetapi

untuk memperbaiki.Berikut ini akan di bahas komponen atau dimensi model CIPP yang

meliputi, context, input, process, product.

a. Context Evaluation (Evaluasi Konteks)

Stufflebeam (1983 : 128) dalam Hamid Hasan menyebutkan, tujuan evaluasi

konteks yang utama adalah untuk mengetahui kekutan dan kelemahan yang dimilki

evaluan. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan ini, evaluator akan dapat

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

47

memberikan arah perbaikan yang diperlukan. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin

menjelaskan bahwa, evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci

lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan

tujuan proyek.

b. Input Evaluation (Evaluasi Masukan)

Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi input, atau evaluasi masukan.

Menurut Eko Putro Widoyoko, evaluasi masukan membantu mengatur keputusan,

menentukan sumber-sumber yang ada, alternative apa yang diambil, apa rencana dan

strategi untuk mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.

Komponen evaluasi masukan meliputi : 1) Sumber daya manusia, 2) Sarana dan

peralatan pendukung, 3) Dana atau anggaran, dan 4) Berbagai prosedur dan aturan yang

diperlukan.

Menurut Stufflebeam sebagaimana yang dikutip Suharsimi Arikunto,

mengungkapkan bahwa pertanyaan yang berkenaan dengan masukan mengarah pada

pemecahan masalah yang mendorong diselenggarakannya program yang bersangkutan.

c. Process Evaluation (Evaluasi Proses)

Worthen & Sanders (1981 : 137) dalam Eko Putro Widoyoko menjelaskan

bahwa, evaluasi proses menekankan pada tiga tujuan : “ 1) do detect or predict in

procedural design or its implementation during implementation stage, 2) to provide

information for programmed decision, and 3) to maintain a record of the procedure as

it occurs “. Evaluasi proses digunakan untuk menditeksi atau memprediksi rancangan

prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan

informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah

terjadi. Evaluasi proses meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan dan

diterapkan dalam praktik pelaksanaan program. Pada dasarnya evaluasi proses untuk

mengetahui sampai sejauh mana rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu

diperbaiki. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi proses dalam model CIPP

menunjuk pada “apa” (what) kegiatan yang dilakukan dalam program, “siapa” (who)

orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program, “kapan” (when) kegiatan akan

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

48

selesai. Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang

dilaksanakan didalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana.

d. Product Evaluation (Evaluasi Produk/Hasil)

Sax (1980 : 598) dalam Eko Putro Widoyoko memberikan pengertian evaluasi

produk/hasil adalah “ to allow to project director (or techer) to make decision of

program “. Dari evaluasi proses diharapkan dapat membantu pimpinan proyek atau

guru untuk membuat keputusan yang berkenaan dengan kelanjutan, akhir, maupun

modifikasi program. Sementara menurut Farida Yusuf Tayibnapis (2000 : 14) dalam

Eko Putro Widoyoko menerangkan, evaluasi produk untuk membantu membuat

keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang

dilakukan setelah program itu berjalan.

Dari teori tersebut dalam penelitian ini model evaluasi yang paling cocok

digunakan ialah model evaluasi CIPP.

13. Evaluasi CIPP

Model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product) merupkan hasil kerja

keras Phi Delta Kappa National Study Commite selama empat tahun, yangdiketahui

oleh L. Stufflebeam dan dibantu oleh 6 teman sejawatnya, yaitu: WalterJ.Poley, william

J.Gephart,Egon G.Guba, Robert L. Hammond, Howard A.Merriman, dan Malcom M.

Provus. Model ini konsisten dengan definisi evaluasi program pendidikan yang

dikeluarkan oleh komite tersebut, yaitu : evaluasi adalah proses menggambarkan,

memperoleh, dan menyediakan informasi yang bermanfaat dalam menilai alternatif-

alternatif keputusan.Berkaitan dengan definisi di atas, Stufflebeam (Worthen dan

Sanders, 1981:129)

menyatakan bahwa terdapat beberapa aspek kunci yang perlu dipahami, yaitu.

1. Evaluation is performed in the service of decision-making, hence, it shouldprovide

information which is useful to decision maker

2. Evaluation is a cyclic, continuing process and, therefore, must beimplemented

through a systematic program

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

49

3. The evaluation process includes the three main steps of delineating,obtaining and

providing. These steps provide the basis for methodology ofevaluation

4. The delineating and providing steps in the evaluation process are interfaceactivies

requiring collaboration between evaluator and decision maker,while the obtaining step

is largely a tecnical activity which is executedmainly by the evaluator.

Kutipan di atas menjelaskan bahwa : (1) evaluasi dilaksanakan untuk melayani

pengambilan keputusan, jadi evaluasi hendaknya menyediakan informasi yang

bermanfaat bagi pengambil keputusan, (2) evaluasi merupakan proses yangbersifat

siklis dan berkesinambungan, sehingga harus dilaksanakan melalui sebuah program

yang sistematis, (3) proses evaluasi terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu:Penggambaran,

pemerolehan, dan menyediakan informasi. Tahapan-tahapan inimerupakan dasar bagi

metodologi evaluasi, (4) tahapan penggambaran danpenyediaan informasi dalam proses

evaluasi adalah aktivitas yang sering berhubungan yang membutuhkan kerja sama

antara evaluator dan pengambilan keputusan, sementara tahapan pemerolehan informasi

merupakan aktivitas yangbersifat teknis yang sebagian besar dilakukan oleh evaluator.

Stufflebeam (1985 : 116) menerjemahkan masing-masing dimensi tersebut

denganmakna :

1. Context, situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuandan strategi

pendidikan yang akan dikembangkan dalam sistem yang bersangkutan, situasi ini

merupakan faktor eksternal, seperti misalnya masalah pendidikan yang dirasakan,

keadaan ekonomi negara, danpandangan hidup masyarakat.

2. Input, membantu mengatur keputusan, menentukan sumber yang ada,alternative apa

yang akan diambil, apa rencana, strategi untuk mencapai tujuan dan bagaimana

prosedur kerja untuk mencapainya. yang berkaitan dengan evaluasi input meliputi

sumber daya manusia, sarana dan prasarana pendukung, dana atau anggaran dan

berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan.

3. Process, yang berkaitan dengan kegiatan program, berupa perencanaan

program,pelaksanaan program, dan evaluasi program untuk mengetahui sejauh mana

rencana telah diterapkan.

4. Product, yang berkaitan dengan hasil program PKH dalam mencapai tujuanyang

telah ditentukan sebelumnya.Lebih lanjut Stufflebeam (Ibrahim & Ali, 2007 : 116)

menyebutkan bahwadefinisi tersebut menggabungkan tiga aspek dasar. Pertama,

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

50

evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkesinambungan. Kedua, proses ini

terdiri dari tigalangkah yang sangat penting, yaitu : (1) menyusun pertanyaan yang

membutuhkan pertanyaan dan menentukan informasi yang akan dikumpulkan,

(2)mengumpulkan data yang relevan, (3) menyediakan informasi yang diperoleh bagi

pengambil keputusan yang dapat memikirkan dan menginterprestasi informasi tersebut

terkait dengan dampaknya terhadap alternatif-alternatif keputusan yang dapat

memperbaiki atau meningkatkan program pendidikan yang sedang berjalan.Ketiga,

evaluasi mendukung proses pengambilan keputusan dengan memungkinkan pemilihan

sebuah alternatif dan menindaklanjuti sebagai konsekuensi dari sebuah

keputusan.Stufflebeam & Shrinkfield (1985:491) menyatakan bahwa model evaluasi

CIPP menyediakan empat tipe keputusan, yaitu 1).Planning decision, yang

mempengaruhi pemilihan tujuan secara umum maupun secara khusus. 2)Structuring

dicision, yang menentukan strategi dari desain prosedural yang optimal dalam rangka

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan oleh keputusan perencanaan. 3)

Implementing decision, yang memberikan jalan ataucara dalam menjalankan dan

meningkatkan pelaksanaan desain, metode atau staretgi yang telah dipilih dan 4)

Recycling decision, yang menentukan apakah sebuah kegiatan atau bahkan sebuah

program dilanjutkan, diperbaiki dan dihentikan.Aspek yang dievaluasi dan prosedur

pelaksanaan evaluasi model CIPP menurut Stufflebeam & Shrinkfield (1985:491)

seperti pada tabel 1.2 berikut.Stufflebeam dalam naskah yang dipresentasikan pada

annual conference of the

oregon program evaluation network (OPEN) Portland tahun 2003 memperluas makna

evaluasi product menjadi impact evaluation (evaluasi pengaruh),effectiveness

evaluation (evaluasi efektivitas), sustainability evaluation (evaluasi keberlanjutan), dan

transportability evaluation (evaluasi transformasi)(Stufflebeam, 1985:59-62).

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan di atas, untuk mewujudkan keempattipe

keputusan ini, maka terdapat empat jenis evaluais yang masing-masing diperuntukan

bagi setiap keputusan.Context evaluation, menghasilkan informasi yang berkaitan

dengan kebutuhan (yaitu sejauh mana perbedaan yang timbul antara kenyataan yang

terjadi dan harapan yang diinginkan, dikaitkan dengan harapan terhdap nilai-nilai

tertentu, lingkup perhatian, hambatan dan peluang)dalam rangka merumuskan tujuan

umum dan tujuan khusus sebuah program.Input evaluation, menyediakan informais

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

51

tentang kekuatan dan kelemahan dari desain dan strategi alternatif dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Process evaluation, menyediakan informasi

untuk melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan prosedur dan strategi yang telah

dipilih, sehingga factor-faktor yang menjadi kekuatan dapat dipertahankan dan faktor-

faktor yang menjadi kelemahan dapat dihilangkan.Product evaluation, meyediakan

informasi sejauhmana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai

dan untuk menentukan apakah strategi, prosedur, atau metode yang telah

diimplementasikan

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tersebut harus dihentikan, diperbaiki,atau

dilanjutkan dalam bentuknya yang sekarang. Pada dasarnya yang paling utama dari

sebuah evaluasi adalah adanya saling keterkaitan yang bersifat simultan dari sebuah

produk dan evaluasi proses, dimana umpan balik yang diperoleh dari kualitas produk

yang dihasilkan, dapat digunakan dalam evaluasi proses untuk meningkatkan kualitas

produk dimana yang akan datang dengan mengatasi berbagai kekurangan dan

mengadakan perbaikan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung berdasarkan

keputusan implementasi. Lebih lanjut umpan balik juga dapat digunakan didalam

evaluasi input untuk mendesain kembali strategi-strategi yang digunakan, sehingga

dapat menghasilkan produk yang lebih sesuai.Keunggulan model CIPP merupakan

sistem kerja yang dinamis, bentuk pendekatan dalam melakukan evaluasi yang sering

digunakan yaitu pendekatan eksperimental, pendekatan yang berorientasi pada tujuan,

yang berfokus pada keputusan, berorientasi pada pemakai dan pendekatan yang

responsif dan berorientasi terhadap target keberhasilan dalam evaluasi. Dengan

demikian, modelevaluasi CIPP memungkinkan untuk menjawab empat pertayaan yaitu :

(1) tujuan manakah yang akan dicapai; (2) strategi atau prosedur manakah yang harus

dijalankan; (3) seberapa baik strategi atau prosedur ini bekerja; dan (4) seberapa

efektif pencapaian tujuan umum dan tujuan-tujuan khusus.Alasan memilih model CIPP

dalam penelitian ini dapat terlihat jelas dari model evaluasi CIPP yang telah diuraikan di

atas. Kerena model CIPP Evaluation iniprinsipnya mendukung proses pengambilan

keputusan dengan mengajukan pemilihan alternatif dan penindak lanjutan konsekuensi

dari suatu keputusan.

(Sukardi, 2008:25).

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

52

Evaluasi model CIPP adalah model evaluasi yang bertujuan untuk

meningkatkan evaluasi suatu program informasi yang diperoleh dari empat

komponen.Model evaluasi ini dikembangkan oleh Stufflebeam. Model CIPP merupakan

singkatan dari Context (Konteks), Input (masukan), Process (Proses), dan Product

(Hasil).

Dalam kegiatan evaluasi dengan menggunakan model CIPP, terlibat tiga

langkah utama yaitu :

a. Penggambaran/penguraian (delineating), yang merujuk pada pemfokusan

persyaratan-persyaratan informasi yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan

melalui tindakan-tindakan seperti penspesifikasian, pendefinisian, dan penjelasan.

b. Perolehan (obstaining) yang merujuk pada pengumpulan, pengorganisasian, dan

penganalisisan informasi dengan menggunakan prosedur teknis seperti pengukuran

dan statistik.

Penyediaaan (providing), yang merujuk pada pemaduan informasi sehingga

dapat secara optimal digunakan untuk tujuan evaluasi.Evaluasi model CIPP ini memiliki

dua orientasi kegunaan, yaitu untuk kepentingan (1) pengambilan keputusan, atau

orintasi formasi; dan (2) akuntabilitas, atau beorientasi sumatif. Keempat komponen

evaluasi yang terdapat dalam model CIPP, masing-masing memiliki karakteristik

kegunaannyaberdasarkan dua jenis orientasi yang ada. Orientasi formatif pada kempat

komponen evaluasi, masing-masing memiliki kegunaannya sendiri-sendiri, yaitu :

a. Evaluasi “konteks” adalah membimbing kearah pemeliharaan tujuan penetapan

prioritas.

b. Evaluasi “masukan” adalah membimbing pemilihan strategi program atau sebagai

masukan dalam menspesifikasikan rancangan prosedural.

c. Evaluasi “proses” adalah membimbing dalam implementasi kegiatan, dan

d. Evaluasi “hasil” adalah membimbing dalam memutuskan apakah kegiatan perlu

diakhiri, dilanjutkan, dimodifikasi atau ditetapkan.

Kegiatan dalam orintasi sumatif mempunyaikegunaan dari setiap masing-

masing komponen yaitu:

a. Evaluasi “konteks” adalah sebagai catatan tentang tujuan dan dasar pemilihannya.

b. Evaluasi “masukan” adalah catatan tentang pemilihan strategi dan rancangan serta

alasan pemilihan tersebut.

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

53

c. Evaluasi “proses” adalah catatan tentang proses pelaksanaan atau aktualisasi

pelaksanaan dilapangan.

d. Evaluasi “hasil” adalah catatan tentang pencapaian hasil yang diperoleh dari

aktualisasi serta pencapaian keputusan-keputusan untuk perbaikannya.

Hasil evaluasi „konteks‟ idealnya dapat mengarahkan pada keputusan perlu

tidaknya diperkenalkan suatu jenis perubahan dalam sistem.Bila ternyata dibutuhkan

perubahan dalam sistem, maka masalah yang ingin dipecahkan dan diperjelas adalah

dapat menuntun pada perumusan dan penetapan tujuan.

Hasil evaluasi “masukan” dapat dimanfaatkan untuk memutuskan sejauh mana

strategi pemecahan yang ditemukan, cukup meyakinkan untuk digunakan dalam

pengembangan lebih lanjut.

Implementasi dari strategi pemecahan nampak dalam evaluasi “proses” dan

“hasil” sehingga hasil kedua jenis evaluasi yang terakhir ini dapat dimanfaatkan untuk

melihat sejauh mana penerapan strategi pemecahan dan efektifitasnya dalam

pemecahan masalah yang dihadapi.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan dari rumusan masalah sebagaimana yang sudah diuraikan

sebelumnya, maka terdapat dua komponen evaluasi yang diangkat dalam penelitian ini,

yaitu komponen “masukan” yang dikaitkan dengan rancangan atau struktural pemilihan

pelatih dan atlet serta perencanaan program latihan yang disusun oleh pelatih,

komponen “proses” yaitu menyangkut proses pelatihan yang dilakukan oleh pelatih

selama program latihan tersebut dilaksanakan.

Atas dasar permasalahan penelitian serta dukungan teoritis, maka diperoleh

kerangka acuan yang melibatkan disemua komponen evaluasi yang digunakan. Semua

komponen evaluasi tersebut masing-masing memuat gagasan-gagasan konseptual yang

merupakan sumber rujukan pengembangan indikator dan sekaligus berfungsi sebagai

acuan evaluasi.

Model CIPP, sesuai dengan namanya terdiri dari empat jenis kegiatan

evaluasiyaitu :

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

54

a)Evaluasi konteks (context), menilai kebutuhan, masalah, asset dan peluang

gunamembantu pembuat kebijakan menentapkan tujuan dan prioritas serta membantu

pengguna lain dalam mengetahui tujuan, peluang dan hasilnya;

b)Evaluasi masukan (input), dilaksanakan untuk menilai alternatif pendekatan, rencana

tindakan, rencana staf dan pembiayaan bagi kelangsungan program dalam memenuhi

kebutuhan kelompok sasaran serta mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi ini

berguna bagi pembuat kebijakan untuk memilih rancangan, bentuk pembiayaan, alokasi

sumberdaya, pelaksanaan dan jadwal kegiatan yang paling sesuai bagi kelangsungan

program;

c)Evaluasi proses (process), digunakan untuk menilai implementasi dari rencana yang

telah ditetapkan guna membantu para pelaksana dalam menjalankan kegiatan dan

kemudian akan dapat membantu kelompok pengguna lainnya untuk mengetahui kinerja

program dan memperkirakan hasilnya

d)Evaluasi hasil (product), dilakukan dengan tujuan mengindentifikasi dan menilai hasil

yang dicapai, diharapkan, dan tidak diharapkan dalam waktu jangka pendek dan jangka

panjang, baik bagi pelaksana kegiatan agar dapat memfokuskan diri dalam mencapai

sasaran program meupun bagi pengguna lain dalam menghimpun upaya untuk

memenuhi kebutuha kelompok sasaran (Sufflebeam, 2003). Sehingga dari keempat

evaluasi model CIPP dapat digambarkan dengan diagram berikut :

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

55

Gambar 5 : komponen evaluasi model CIPP

Sumber : Sufflebeam (2003)

Dengan penjelasan tentang komponen evaluasi CIPP, maka pada penelitian ini

peneliti mengambil 2 komponen pada evaluasi CIPP, yaitu: komponen masukan “input”

dan komponen proses “ Process”.

A. Komponen “masukan” (Karakteristik, Tahap Penseleksian, Motivasi, sarana

prasarana dan Program Latihan Atlet serta Pelatih)

Karakteristik atlet dan pelatih dalam komponen ini sangat perlu dicermati

sebagaimana halnya program latihan atlet dan pelatih juga punya peranan yang

penting dalam pembentukan dan peraihan prestasi yang diukur, bagaiamana cara

penseleksian untuk bisa masuk menjadi TIMNAS serta gambaran program latihan

yang seperti apa yang akan diberikan ketika sudah tahap seleksi sudah mendapatkan

hasil dan terbentuk sebuah TIM NASIONAL, apakah di tahap masukan ini atlet dan

pelatih ada tes tertentu atau hanya melihat dari kemampuan dan pemahaman mereka

terhadap olahraga bola tangan. Karena ketika sebuah seleksi dilakukan asal-asalan

atau tidak terkonsep dengan baik hasilnya pun akan tidak maksimal bahkan gagal.

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

56

B. Komponen “proses” (Tindakan pelatih dalam proses pelatihan yang

memungkinkan tercapainya peak performance dan pencapaian prestasi

tertinggi)

Proses pelatihan, pada dasarnya berkaitan dengan program latihan yang dapat

mencapai peak perfomance fisik pemain bola tangan melalui tahap-tahap periodisasi.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan bahwa untuk memungkinkan dapat

tercapainya peak performance yaitu, volume latihan, intensitas latihan, beban

overload, kondisi neuro muscular serta rekaveri, dan penyusunan program latihan

yang terstruktur serta berjalan atau tidaknya program-program yang telah disusun

oleh pelatih untuk mencapai prestasi yang diingin dicapai dengan maksimal.

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Tangan A. · 2018-11-07 · Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan

57

SDM (Sumber Daya

Manusia)

KOMPONEN MASUKAN

BAGAN/KERANGKA KONSEP

Gambar 6 : Bagan Kerangka Konsep

KOMPONEN PROSES

ATLET PELATIH ORGANISASI

Sarana Dan

Prasarana

Motivasi

Tahap

Penseleksian

Karakteristik

Program

Latihan

Dana Dan

Dukungan Dari

Organisasi

Evaluasi

Program

Latihan

Sarana Dan

Prasarana

Penunjuang

Pelaksanaan

Jadwal &

Program

Latihan

Pengaplikasian

Yang Disusun

PRESTASI