BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah...

45
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meninjau penelitian sebelumnya. Peninjauan pada penelitian lain sangat penting dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui relevansi antara penelitian dari peneliti dengan penelitian sebelumnya. Selain itu, peninjauan bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilaksanakan sehingga dapat diketahui apakah penelitian ini sudah pernah dilakukan atau belum dan dari segi orisinalitas penelitian dapat diketahui. Dari peninjauan tersebut, peneliti dapat melengkapi kekurangan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut. 1. Penelitian dengan judul Bentuk Imperatif Tindak Tutur Wacana Persuasif pada Fasilitas Umum oleh Desy Andriyani dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada tahun 2012 Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang yaitu terletak pada bentuk imperatif yang terdiri dari 17 jenis kalimat imperatif. Kalimat imperatif tersebut terdiri dari kalimat imperatif perintah, kalimat imperatif suruhan, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif permohonan, kalimat imperatif desakan, kalimat imperatif bujukan, kalimat imperatif imbauan, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif ajakan, kalimat imperatif permintaan izin, kalimat imperatif mengizinkan, kalimat imperatif larangan, kalimat imperatif harapan, kalimat 8 Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Sejenis yang Relevan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meninjau penelitian

sebelumnya. Peninjauan pada penelitian lain sangat penting dilakukan. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui relevansi antara penelitian dari peneliti dengan penelitian

sebelumnya. Selain itu, peninjauan bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan

persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilaksanakan

sehingga dapat diketahui apakah penelitian ini sudah pernah dilakukan atau belum dan

dari segi orisinalitas penelitian dapat diketahui. Dari peninjauan tersebut, peneliti

dapat melengkapi kekurangan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Penelitian

yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.

1. Penelitian dengan judul Bentuk Imperatif Tindak Tutur Wacana Persuasif

pada Fasilitas Umum oleh Desy Andriyani dari Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada

tahun 2012

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang yaitu

terletak pada bentuk imperatif yang terdiri dari 17 jenis kalimat imperatif. Kalimat

imperatif tersebut terdiri dari kalimat imperatif perintah, kalimat imperatif suruhan,

kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif permohonan, kalimat imperatif

desakan, kalimat imperatif bujukan, kalimat imperatif imbauan, kalimat imperatif

permintaan, kalimat imperatif ajakan, kalimat imperatif permintaan izin, kalimat

imperatif mengizinkan, kalimat imperatif larangan, kalimat imperatif harapan, kalimat

8

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

9

imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat imperatif

anjuran, kalimat imperatif „ngelulu‟. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan

penelitian yang sekarang yaitu terletak pada data dan sumber datanya. Data dan

sumber data penelitian sebelumnya yaitu wacana persuasif pada fasilitas umum

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo,

Stasiun Kereta Api Purwokerto, Objek Wisata Baturraden, dan Terminal Bus Bulupitu

Purwokerto, sedangkan penelitian yang sekarang kalimat yang mengandung bentuk

imperatif dan variasi kalimat imperatif berupa kalimat berita dan kalimat suruh pada

banner dan poster di rumah sakit se-Kabupaten Banyumas. Selain itu pada penelitian

yang sebelumnya mencakup dua bahasan, meliputi: (a) jenis tindak tutur, dan (b)

bentuk imperatif, sedangkan pada penelitian yang sekarang mencakup dua

pembahasan, meliputi: (a) bentuk imperatif, dan (b) variasi kalimat imperatif. Metode

penganalisisan data yang digunakan pada penelitian yang sebelumnya yaitu metode

agih dengan teknik perluas, sedangkan pada penelitian yang sekarang yaitu metode

padan ortografis dengan teknik dasar : teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) dengan daya

pilah ortografis.

2. Penelitian dengan judul Analisis Variasi Kalimat dan Penggunaan Teknik

Persuasif dalam Spanduk Kampanye Calon Presiden dan Wakil Presiden

Republik Indonesia Tahun 2014 di Kota Yogyakarta oleh Angga Nugroho dari

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Negeri

Yogyakarta pada tahun 2015

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang yaitu

terletak pada bentuk variasi kalimat imperatif. Bentuk variasi kalimat imperatif terdiri

dari kalimat berita, kalimat suruh (kalimat suruh yang sebenarnya, kalimat persilaan,

kalimat ajakan, kalimat larangan) dan kalimat tanya. Perbedaan penelitian sebelumnya

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

10

dengan penelitian yang sekarang yaitu terletak pada data dan sumber datanya. Pada

penelitian sebelumnya data penelitian yaitu seluruh kata dan kalimat yang terdapat

dalam spanduk kampanye Capres dan Cawapres RI tahun 2014 di Kota Yogyakarta,

sedangkan penelitian yang sekarang data penelitian yaitu kalimat yang mengandung

bentuk imperatif dan variasi kalimat imperatif berupa kalimat berita dan kalimat suruh

pada banner dan poster di rumah sakit se-Kabupaten Banyumas. Selain itu pada

penelitian yang sebelumnya mencakup dua pembahasan, meliputi: (a) variasi kalimat,

dan (b) penggunaan teknik persuasif, sedangkan pada penelitian yang sekarang

mencakup dua pembahasan, meliputi: (a) bentuk imperatif, dan (b) variasi kalimat

imperatif. Metode penganalisisan data yang digunakan pada penelitian yang

sebelumnya yaitu metode simak, baca, dan catat dengan teknik dasar teknik simak

bebas libat cakap, sedangkan pada penelitian yang sekarang menggunakan metode

yaitu metode padan ortografis dengan teknik dasar : teknik Pilah Unsur Penentu (PUP)

dengan daya pilah ortografis.

B. Sintaksis

1. Pengertian Sintaksis

Istilah sintaksis secara langsung berasal dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam

bahasa Inggris digunakan istilah syntax. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu

bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa, berbeda

dengan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem (Ramlan, 2005:

18). Menurut Chaer (2007: 206) sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya

dengan kata lain, atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran, sedangkan

menurut Stryker dalam Tarigan (1986 : 5) sintaksis adalah telaah mengenai pola-pola

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

11

yang dipergunakan sebagai sarana untuk menggabung-gabungkan kata menjadi

kalimat. Jadi dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang

membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain, atau unsur-unsur lain

sebagai suatu satuan ujaran. Sintaksis merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang

luas dibandingkan morfologi. Bidang sintaksis lebih kompleks dengan banyaknya

unsur-unsur pembentuknya. Secara lebih luas sintaksis dapat digunakan untuk

mempelajari wacana dan lebih kecil yaitu mempelajari frasa.

2. Jenis Sintaksis

Menurut Ramlan (2005 : 18) sintaksis terdiri dari dari empat jenis. Jenis

sintaksis yang pertama yaitu wacana. wacana adalah satuan bahasa yang lengkap,

sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau

terbesar. Jenis sintaksis yang kedua yaitu kalimat. kalimat adalah satuan bahasa

terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.

Jenis sintaksis yang ketiga yaitu klausa. klausa adalah satuan gramatikal berupa

kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat. Jenis

sintaksis yang terakhir yaitu frasa. Frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari

dua kata atau lebih. Uraian dari jenis sintaksis adalah sebagai berikut.

a. Wacana

Menurut (Chaer, 2007 : 267) wacana adalah satuan bahasa yang lengkap,

sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau

terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, wacana bisa dipahami oleh pembaca

(dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan) tanpa keraguan apa pun.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

12

Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti wacana dibentuk dari

kalimat-kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan

persyaratan kewacanaan lainnya, sedangkan menurut Mulyana (2005 : 1) wacana

merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan

pendukung kebahasaannya meliputi: fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat,

paragraf, hingga karangan utuh. Namun demikian, wacana pada dasarnya juga

merupakan unsur bahasa yang bersifat pragmatis. Berdasarkan berbagai pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap dan

utuh yang merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar yang penggunaan

bahasanya pun dipilih berdasarkan unsur bahasa (fonem, morfem, kata, frasa, klausa,

kalimat, paragraf).

b. Kalimat

Menurut Ramlan (2005 : 23) kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi

oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik, sedangkan menurut

Alwi, dkk (2014 : 317) kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau

tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat

diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan

intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan

ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan

berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik

(.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Sementara itu, di dalamnya disertakan pula

berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda

titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

13

lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda

seru melambangkan kesenyapan.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan

gramatik atau satuan bahasa terkecil yang berwujud lisan atau tulisan. Jika dalam

wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut. Nada

tersebut dibatasi oleh adanya jeda panjang. Jeda panjang tersebut disertai nada akhir

tuturan atau naik. Jeda pada nada tersebut bertujuan untuk mengungkapkan pikiran

yang utuh. Disela jeda, nada diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh

kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun

proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik tanda tanya, dan tanda seru sepadan

dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang

mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan.

c. Klausa

Menurut Kridalaksana (2011 : 117) klausa adalah satuan gramatikal berupa

kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat. Kelompok

kata tersebut mempunyai potensi untuk menjadi kalimat, sedangkan menurut Ramlan

(2005 : 79) klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari subjek dan predikat.

Satuan gramatik tersebut disertai objek, pelengkap, dan keterangan ataupun tidak.

Dengan ringkas, klausa ialah subjek, predikat, (objek), (pelengkap), (keterangan).

Tanda kurung menandakan bahwa apa yang terletak dalam kurung tersebut bersifat

manasuka, artinya boleh ada, boleh juga tidak. Jadi dapat disimpulkan bahwa klausa

adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang terdiri terdiri dari subjek dan

predikat. Unsur-unsur lainnya boleh ada, boleh juga tidak.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

14

d. Frasa

Menurut Kridalaksana (2011 : 78) frasa adalah gabungan dua kata atau lebih

yang sifatnya tidak predikatif. Gabungan itu dapat itu dapat rapat, dapat juga

renggang, sedangkan menurut Ramlan (2005 : 139) frasa merupakan satuan gramatik

yang terdiri dari dua kata atau lebih. Frasa merupakan satuan yang tidak melebihi

batas unsur klausa. Maksudnya frasa itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur

klausa. Unsur tersebut yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa frasa adalah gabungan

dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas unsur klausa. Jadi frasa itu selalu

terdapat dalam satu fungsi unsur klausa. Unsur tersebut yaitu subjek, predikat, objek,

pelengkap, atau keterangan.

Dari semua unsur sintaksis tersebut peneliti memilih kalimat sebagai objek

penelitian. Peneliti memilih kalimat dijadikan data penelitian karena peneliti

membahas bentuk imperatif dan variasi kalimat imperatif. Bentuk imperatif terdapat

tujuh belas kalimat imperatif, yaitu kalimat imperatif perintah, kalimat imperatif

suruhan, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif permohonan, kalimat

imperatif desakan, kalimat imperatif bujukan, kalimat imperatif imbauan, kalimat

imperatif persilaan, kalimat imperatif ajakan, kalimat imperatif permintaan izin,

kalimat imperatif mengizinkan, kalimat imperatif larangan, kalimat imperatif

larangan, kalimat imperatif harapan, kalimat imperatif umpatan, kalimat imperatif

pemberian ucapan selamat, kalimat imperatif anjuran, dan kalimat imperatif „ngelulu‟.

Variasi kalimat imperatif terdapat tiga jenis kalimat. Jenis kalimat tersebut yaitu

kalimat berita, kalimat suruh, dan kalimat tanya.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

15

C. Kalimat

1. Pengertian Kalimat

Alwi dkk (2014: 317) kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud

lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh Dalam wujud lisan, kalimat

diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan

intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan

ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan

berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik

(.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); sementara itu, di dalamnya disertakan pula

berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda

titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca

lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda

seru melambangkan kesenyapan.

Alwi, dkk (2014 : 317) mengemukakan bahwa kalimat merupakan satuan

dasar wacana. Artinya, wacana hanya akan terbentuk jika ada dua kalimat, atau lebih.

Dua kalimat atau lebih tersebut letaknya berurutan. Kalimat tersebut berurutan

berdasarkan kaidah kewacanaan. Dengan demikian, setiap tuturan berupa kata atau

untaian kata, yang memiliki ciri-ciri yang disebutkan di atas pada suatu wacana atau

teks, berstatus kalimat, sedangkan menurut Kridalaksana (2011 : 103) kalimat adalah

konstruksi gramatikal yang terdiri atas satu atau lebih klausa yang ditata menurut pola

tertentu, dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa

kalimat adalah satuan bahasa terkecil, yang terdiri atas satu atau lebih klausa yang

ditata menurut pola tertentu, dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan. Kalimat

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

16

memiliki satuan yang saling membangun berupa klausa. Klausa tersebut yang

membentuk suatu pola yang menjadikannya sebagai kalimat. Kalimat harus memiliki

informasi dari pikiran yang utuh.

2. Jenis Kalimat

Menurut Alwi dkk (2014: 345 – 374), jenis kalimat dapat ditinjau dari

beberapa jenis. Jenis kalimat yang pertama yaitu dilihat dari jumlah klausanya. Jenis

kalimat yang kedua yaitu dilihat dari bentuk sintaksisnya. Jenis kalimat yang ketiga

yaitu dilihat dari, kelengkapan unsurnya. Jenis kalimat yang terakhir yaitu jenis

kalimat yang dilihat dari susunan subjek dan predikatnya. Berdasarkan jumlah

klausanya, kalimat dapat dibagi atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

Berdasarkan bentuk sintaksisnya, kalimat dapat dibagi menjadi empat jenis. Jenis

kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya yang pertama yaitu kalimat deklaratif atau

kalimat berita. Jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya yang kedua yaitu

kalimat imperatif atau kalimat perintah. Jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya

yang ketiga yaitu kalimat interogatif atau kalimat tanya. Jenis kalimat berdasarkan

bentuk sintaksisnya yang terakhir yaitu kalimat ekslamatif atau kalimat serum.

Berdasarkan kelengkapan unsurnya, kalimat hanya berupa kalimat tak lengkap,

sedangkan menurut susunan subjek dan predikatnya, kalimat hanya berupa kalimat

inversi. Penulis hanya membatasi kalimat yang dilihat dari bentuk sintaksisnya saja,

karena penulis hanya menemukan data yang berupa kalimat dilihat dari bentuk

sintaksisnya. Berdasarkan bentuk sintaksisnya, peneliti membatasi kalimat imperatif

dan kalimat deklaratif saja.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

17

D. Banner

1. Pengertian Banner

Banner adalah salah satu media promosi yang dicetak dengan print digital

yang umumnya berbentuk potrait atau vertikal. Banner adalah bentuk penyederhanaan

dari baliho (Gleenook Desain Grafis, 2013). Banner banyak terdapat di berbagai

fasilitas umum meliputi rumah sakit, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU),

stasiun kereta api, objek wisata, tempat ibadah, pasar, swalayan, terminal bus.

Tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang menjadi sasaran penempatan banner

karena banyak dilalui orang sehingga informasi yang disampaikan akan lebih efektif.

Selain itu, banner juga bertujuan untuk mempengaruhi pembaca melalui informasi

yang disampaikan oleh penutur. Informasi tersebut harus dapat dipahami oleh lawan

tutur sehingga tujuan yang diharapkan penutur akan tercapai.

2. Ciri-ciri banner

Ciri-ciri banner terbagi menjadi tiga. Ciri yang pertama yaitu banner berisikan

gambar yang menggambarkan logo suatu komunitas. Penggunaan banner sebagai logo

dapat mencerminkan identitas komunitas tersebut. Ciri yang kedua yaitu banner

biasanya berbentuk menyerupai bendera. Banner salah media promosi yang dicetak

dengan print digital yang umumnya berbentuk potrait atau vertikal. Banner tersebut

memanjang menyerupai bendera. Ciri yang ketiga yaitu banner memuat pesan.

Banner dapat juga berisi pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat. Pesan-

pesan yang akan disampaikan bertujuan agar semua lapisan masyarakat mengetahui

tujuan dari pembuat banner (Ismail, 2015). Uraian dari ciri-ciri banner adalah sebagai

berikut.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

18

a. Banner berisikan gambar yang menggambarkan logo suatu komunitas

Logo adalah sebuah karya seni rupa dan tidak bisa lepas dari elemen-elemen

seni rupa dasar yang membentuknya, seperti garis, bentuk, warna, ruang, tipografi,

dan lain-lain. Logo juga mencerminkan citra positif dengan cara memaksimalkan

pesan-pesan yang menguntungkan dalam bentuk lambang dan gambar. Bentuk-bentuk

yang kaku atau garis lurus yang divisualkan dengan tepat akan menyampaikan

kekuatan, profesionalisme, dan efisiensi. Image bentuk itulah yang ingin klien

sampaikan kepada publik melalui visual sebuah logo. Sebuah logo akan berhasil

apabila ia memiliki konsep visual yang kuat. Penggambaran inilah yang dibuat dalam

berbagai cara, baik dengan warna, ilustrasi, atau bahkan dengan image. Penggunaan

banner sebagai logo dapat mencerminkan identitas komunitas. Wujud penggunaan

banner dapat ditemukan pada gambar yang menggambarkan logo suatu komunitas.

Logo pada banner tersebut digunakan sebagai media untuk promosi atau memasarkan

suatu produk, baik itu barang atau jasa. Banner termasuk ke dalam jenis media

promosi atau pemasaran yang dapat digunakan baik di dalam ruangan maupun di

dalam ruangan. tersebut. Selain itu, banner juga mempermudah masyarakat untuk

mengenalnya.

b. Biasanya banner berbentuk menyerupai bendera

Banner merupakan salah satu media promosi yang dicetak dengan print digital

yang umumnya berbentuk potrait atau vertikal. Banner identik dengan ukuran yang

kecil. Banner disebut juga baliho kecil. Kemudahan banner adalah digulung, disimpan

dan diletakkan di space kecil. Banner tersebut menampilkan simbol, logo, atau pesan

lainnya. Simbol atau logo tersebut digunakan secara simbolis untuk memberikan

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

19

sinyal atau identifikasi. Identifikasi tersebut digunakan untuk melambangkan suatu

komunitas yang digunakan untuk mempromosikan suatu produk. Selain itu, dengan

adanya pengunaan banner menyerupai bendera menjadi lebih efesien karena sedikit

memakan biaya.

c. Banner memuat pesan

Pesan adalah pemberitahuan yang digunakan dalam berkomunikasi. Pesan

disampaikan melalui media yang tepat, bahasa yang dimengerti, kata-kata yang

sederhana dan sesuai maksud, serta tujuan pesan itu akan disampaikan dan mudah

dicerna oleh komunikan. Pesan menjadi inti dari setiap komunikasi yang terjalin.

Banner dapat juga berisi pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat. Pesan-

pesan yang akan disampaikan bertujuan agar semua lapisan masyarakat mengetahui

tujuan dari pembuat banner. Pesan yang disampaikan melalui banner memiliki

keuntungan karena relatif tahan lama karena dalam wujud tulisan. Selain itu,

penyampaian dapat dalam wujud yang lebih menarik. Hal tersebut lebih efektif

apabila ditempatkan di tempat strategis dan ramai.

3. Jenis Banner

Ada beberapa jenis banner yang bisa dijadikan sarana atau media promosi.

Media promosi tersebut memuat pesan-pesan merk yang disampaikan kepada

khalayak. Banner dapat ditemukan di sekolah, mall, atau di mana saja karena banner

diletakkan di tempat yang banyak dijumpai banyak orang. Berdasarkan lokasi dan

letaknya, banner dibagi menjadi dua jenis. Jenis banner yang pertama yaitu banner

outdoor. Banner outdoor adalah banner yang digunakan di luar ruangan. Jenis banner

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

20

yang kedua yaitu banner indoor. Banner indoor adalah banner yang digunakan di

dalam ruangan (Affandi, 2016). Uraian dari kedua jenis banner tersebut adalah

sebagai berikut.

a. Banner Outdoor

Banner yang digunakan di luar ruangan (outdoor) disebut banner pohon.

Dinamakan banner pohon karena tempat pemasangannya dipaku atau diikat di pohon

di pinggir-pinggir jalan. Pada umumnya banner outdoor dipasang secara vertikal atau

juga disebut vertical outdoor. Media promosi banner outdoor mempunyai beberapa

variasi ukuran. Banner outdoor ini biasanya berukuran 40x60 cm, 60x90 cm, 80x120

cm, dan lain-lain. Contoh dari banner outdoor adalah banner seminar nasional

pendidikan, banner seminar kesehatan, banner peringatan, dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah contoh banner outdoor.

b. Banner Indoor

Banner indoor dikenal dengan nama standing promotion. Banner ini sering

digunakan untuk pemberitahuan atau media promosi yang biasanya ditemui di tempat-

tempat tertutup seperti toko, mall, dan lainnya. Dinamakan standing banner karena

banner jenis ini tidak diikat, tetapi memiliki penahannya tersendiri. Ada tiga jenis

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

21

standing banner, yaitu: X Banner, Y Banner, dan Roll Up Banner. Dalam suatu event

pameran, standing banner promosi cocok digunakan untuk menarik perhatian

pengunjung. Ukuran X atau Y Banner yang sejajar dengan tinggi badan manusia dan

berdiri secara vertikal membuat media banner mampu membuat gambar dan huruf

yang besar. Contoh dari tiga jenis standing banner adalah sebagai berikut.

1) Contoh X Banner

2) Contoh Y Banner

3) Contoh Roll Up Banner

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

22

Dari kedua jenis banner tersebut, peneliti memilih outdoor banner. Alasan

memilih outdoor banner, karena banner yang diteliti yaitu berada di luar ruangan.

Kelebihan Banner outdoor juga tidak dipasang dengan menggunakan penahan dan

dipasang dengan paku atau tali rafia, sedangkan standing banner memiliki kelemahan

rentan jatuh jika tertiup angin atau tersenggol sedikit saja karena beratnya sangat

ringan. Peneliti memilih outdoor banner karena banner ini bukan bertujuan untuk

media promosi, tetapi untuk mengetahui bentuk imperatif yang bersifat informatif. Di

dalam banner ini hanya menginformasikan yang berupa bentuk imperatif.

E. Poster

1. Pengertian Poster

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 890) poster adalah plakat

yang dipasang di tempat umum (berupa pengumuman atau iklan). Menurut Basuki,

dkk (2007 : 26) poster adalah plakat atau tempelan yang biasanya berisi pengumuman

dan ditempel di tempat-tempat umum. Poster merupakan informasi yang ditulis dalam

media tertentu (biasanya papan atau kertas). Poster biasanya dipergunakan untuk

kepentingan publikasi atau propaganda. Agar lebih menarik, biasanya dilengkapi

dengan gambar ilustrasi, sedangkan menurut Sudjana (2013 : 51) poster adalah

kombinasi visual dari rancangan yang kuat dengan warna dan pesan, dengan maksud

untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan

yang berarti di dalam ingatannya. Menurut Nurhadi, dkk (2006 : 199) poster dibuat

untuk memberitahu, mengajak, atau mempengaruhi pembacanya. Tujuannya yaitu

agar pembacanya tahu, mengerti, tertarik, atau bertindak sesuai dengan pesan yang

ditampilkan.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

23

Dari beberapa pendapat, dapat disimpulkan bahwa poster adalah plakat

berupa desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas

berukuran besar berisi informasi yang ditulis dalam media tertentu (biasanya papan

atau kertas). Poster biasanya dipergunakan untuk kepentingan publikasi atau

propaganda. Agar lebih menarik, biasanya dilengkapi dengan gambar ilustrasi.

Penggunaan poster tersebut untuk membuat pembaca terpengaruh dengan informasi

yang disampaikan serta memberikan respon dengan adanya informasi dari penutur.

Lawan tutur akan merasa tertarik dengan informasi tersebut baik secara tulisan

maupun dalam bentuk gambar yang menarik. Gambar tersebut harus menarik serta

mewakili informasi yang disampaikan agar saling mendukung.

2. Ciri-ciri Poster

Ciri-ciri poster terbagi menjadi tiga. Ciri poster yang pertama yaitu bahasa

poster ringkas. Ringkas artinya pembahasan mengenai sebuah topik dilakukan secara

garis besar tidak sampai detail. Bahasa pada poster tidak panjang dan tidak berbelit-

belit. Ciri poster yang kedua yaitu kalimat pada poster jelas. Jelas artinya tulisan

tersebut mencerminkan judul. Artinya kalimat yang terdapat pada poster tidak

membingungkan pembaca. Ciri poster yang ketiga yaitu tepat sasaran. Tepat sasaran

artinya isi poster harus sesuai dengan sasaran yang dibicarakan dalam permasalahan

yang diangkat dalam poster tersebut. Ciri yang terakhir yaitu poster berisi gambar

yang menarik. Poster biasanya bukan hanya berisi kalimat saja, umumnya poster

disertai dengan gambar-gambar yang menarik. Gambar-gambar dirancang sedemikian

rupa sehingga menarik perhatian. (Nurhadi, dkk., 2006 : 200). Uraian dari ciri-ciri

poster tersebut adalah sebagai berikut.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

24

a. Bahasa poster ringkas

Ringkas artinya pembahasan mengenai sebuah topik dilakukan secara garis

besar tidak sampai detail. Bahasa pada poster tidak panjang dan tidak berbelit-belit.

Artinya walaupun bahasa pada poster tersebut ringkas, tetapi tulisannya berbobot.

Tidak hanya dalam uraian dan sudut pandangnya saja, tetapi juga dalam cara

penyajiannya. Jadi bahasa pada poster tidak menggunakan kata-kata yang tidak

bermanfaat. Kalimat pada bahasa poster tanpa basa-basi, dan tidak mengandung

makna ganda. Setiap kata yang ditempelkan memiliki arti dan saling mendukung.

Penyajian pada poster singkat tetapi tetap mempertahankan urutan isi dan sudut

pandang dari penutur.

b. Kalimat pada poster jelas

Jelas artinya tulisan tersebut mencerminkan judul. Artinya kalimat yang

terdapat pada poster tidak membingungkan pembaca. Kalimat pada poster tidak boleh

menimbulkan tafsir ganda. Bentuk dan pilihan kata serta susunan kalimatnya hanya

memungkinkan satu penafsiran, yaitu tafsiran yang sesuai dengan maksud penutur.

Kalimat pada poster harus sesuai dengan gagasan yang disampaikan. Menyusun kata-

kata pada poster harus menghindari kat-kata yang bernada bombastis atau memuji

kegiatan yang ingin dilaksanakan secara berlebihan. Poster tersebut akhirnya tidak

akan komunikatif dan tidak menempel di hati masyarakat.

c. Biasanya poster tepat sasaran

Tepat sasaran artinya isi poster harus sesuai dengan sasaran yang dibicarakan

dalam permasalahan yang diangkat dalam poster tersebut. Dengan membaca atau

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

25

melihat poster yang dipasang, masyarakat tergugah hatinya untuk mengikuti isi dan

tujuan poster. Bahasa poster bersifat persuasif artinya bahasa tersebut berisi paparan

yang membujuk, mengajak, ataupun berdaya himbau. Paparan tersebut berdaya

himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembacanya. Himbauan tersebut

dapat berupa implisit maupun eksplisit. Himbauan tersebut dibuat agar seseorang

melakukan sesuatu dalam waktu ini maupun waktu yang akan datang. Kalimat

himbauan tersebut tidak berupa paksaan atau kekerasan terhadap orang menerima

persuasi.

d. Poster berisi gambar yang menarik

Poster biasanya bukan hanya berisi kalimat saja, umumnya poster disertai

dengan gambar-gambar yang menarik. Gambar-gambar dirancang sedemikian rupa

sehingga menarik perhatian. Sedikit menggunakan kata-kata, dicetak pada sehelai

kertas atau bahan lain yang ditempelkan pada tempat tertentu. Bukan hanya gambar

saja, tetapi juga foto-foto yang menarik, serta warna-warna yang juga menarik. Poster

biasanya dibuat dengan warna-warna yang kontras dan kuat. Pembuatan poster

memang dibutuhkan kreativitas, sebab dalam sebuah media yang dibilang terbatas,

namun harus mampu menarik minat orang untuk melihatnya.

3. Jenis-jenis Poster

Jenis-jenis poster dibagi menjadi dua. Jenis poster yang pertama yaitu jenis

poster berdasarkan tujuannya. Jenis poster berdasarkan tujuannya yaitu poster

propaganda, poster kampanye, poster “wanted”, poster “cheesechake”, poster film,

poster komik, poster afirmasi, poster riset, poster kelas, dan poster komersial. Jenis

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

26

poster yang kedua yaitu jenis poster berdasarkan isinya. Jenis poster berdasarkan

isinya yaitu poster niaga, poster kegiatan, poster kesehatan, poster pelayanan

masyarakat, dan poster karya seni. Uraian dari jenis-jenis poster tersebut adalah

sebagai berikut.

a. Jenis Poster berdasarkan tujuannya

1) Poster Propaganda

Poster propaganda merupakan poster yang bertujuan memberikan semangat

kepada khalayak umum agar bersemangat di dalam mengarungi kehidupan dalam

usaha untuk mencapai cita-cita. Poster propaganda lebih banyak mempengaruhi orang

untuk melakukan sesuatu dengan membuka jalan pemikiran yang lebih baik. Poster ini

tidak menyampaikan informasi secara objektif, tetapi memberikan informasi yang

dirancang untuk mempengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya. Poster ini

juga dapat merubah kebiasaan yang melekat pada diri seseorang melalui berbagai

propaganda. Apabila seseorang membaca poster jenis ini maka dirinya akan tergerak

untuk melakukan sesuai dengan isi poster tersebut. Hal tersebut merupakan tujuan

utama dari jenis poster propaganda.

2) Poster Kampanye

Poster kampanye merupakan poster yang tujuannya adalah merebut simpati

masyarakat umum agar memilih dirinya ketika pemilihan tiba, poster ini akan ramai

ketika menjelang Pemilu dan Pilkada. Poster ini juga bertujuan mendapatkan

dukungan, usaha kampanye yang bisa dilakukan oleh perorangan atau sekelompok

orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu suatu proses pengambilan

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

27

keputusan di dalam suatu kelompok. Jenis poster ini bersifat politis yaitu untuk

menggiring opini masyarakat terhadap pandangan politik seseorang. Opini tersebut

lebih banyak menonjolkan keunggulan dari orang tersebut. Hal tersebut dilakukan

agar dapat menghilangkan berbagai opini negatif yang mungkin mengendap dalam

masyarakat. Poster jenis ini juga dapat sebagai wadah untuk memberitahukan visi dan

misi seseorang dalam mengikuti pilkada.

3) Poster “Wanted” atau “Dicari”

Poster “Wanted” atau “Dicari” merupakan poster yang tujuan utamanya untuk

menginformasikan orang hilang atau perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.

Poster ini sering dipasang di pohon-pohon. Bukan hanya dipasnag di pohon-pohon

saja, terkadang poster ini banyak ditemukan di jalan. Selain itu, poster ini juga

dipasang di tempat yang banyak dilalui orang. Penempatan tersebut bertujuan agar

masyarakat mengetahui informasi yang disampaikan baik itu orang hilang atau

lowongan tenaga kerja. Penutur mengharapkan adanya respon dari lawan tutur apabila

mengetahui serta membutuhkan informasi tersebut. Biasanya pada jenis poster ini

terdapat alamat serta nomor telepon dari penutur.

4) Poster “Cheesecake”

Poster “Cheesecake” ini bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat ramai.

Poster ini umumnya dibuat dengan gambar orang-orang tenar seperti selebriti, artis,

dan lain-lain. Dengan adanya gambar orang tenar tersebut maka diharapkan akan

membuat seseorang lebih tertarik dengan poster tersebut. Hal tersebut terbilang efektif

karena informasi yang disampaikan langsung terserap oleh lawan tutur. Poster ini

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

28

lebih banyak digunakan dalam bidang periklanan suatu produk agar dapat

meningkatkan penjualan. Strategi ini juga terbilang sangat jitu dalam bidang

marketing.

5) Poster Film

Poster film adalah poster yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan

kepada sekelompok orang. Pesan pada poster film tersebut dapat berbentuk apa saja

tergantung dari misi poster tersebut. Akan tetapi, umunya poster mencakup pesan

pendidikan dan informasi. Pesan dalam poster film adalah menggunakan mekanisme

lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan. Poster film

mempunyai satu sasaran, yaitu menarik perhatian orang terhadap muatan-muatan

masalah yang dikandung. Poster film ini digunakan untuk mempromosikan film-film

yang akan ditayangkan kepada masyarakat. Poster jenis ini banyak dijumpai di lounge

bioskop sebelum menonton film. Poster ini juga digunakan untuk mewakili tema

dalam sebuah film. Dengan adanya poster tersebut masyarakat akan lebih mudah

dalam menilai suatu film. Selain itu, penggunaan poster ini juga dapat digunakan

untuk menaikan popularitas film.

6) Poster komik

Poster komik adalah poster yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak

yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Poster komik

terdapat gambar-gambar yang menarik sebagai penunjang untuk memikat hati si

pembaca khususnya anak-anak. Di dalam poster komik didominasi oleh gambar-

gambar yang seolah-olah berbicara dan gambar tersebut membentuk sebuah narasi.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

29

Biasanya, poster komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Tujuan dari

poster komik ini adalah untuk mempopulerkan komik kepada masyarakat. Hal ini

dikarenakan saat ini trend komik sedang menurun berbeda saat kejayaannya di tahun

60-an. Poster jenis ini juga sebagai wadah komunikasi komunitas pecinta komik.

Komik yang ada dalam berbagai belahan dunia dapat disatukan dengan adanya poster

tersebut. Pada akhirnya akan menaikkan kembali popularitas komik.

7) Poster afirmasi

Poster afirmasi adalah poster yang berupa pernyataan positif yang ditujukan

untuk diri sendiri yang bias mempengaruhi pikiran pembacanya. Poster afirmasi

bertujuan untuk memotivasi para pembacanya dengan kata-kata yang sugestif, poster

ini banyak dijumpai di acara-acara seminar atau talkshow-talkshow. Dengan adanya

poster ini, pembaca akan terpengaruh dan pada akhirnya mau mengikuti lawan tutur.

Pembaca juga akan tergerak untuk lebih tertarik karena bahasa yang disampaikan

mengandung motivasi yang tinggi. Hal ini lebih tepat apabila digunakan pada

pembaca yang membutuhkan bahan penyemangat hidup. Selain itu, juga

mempengaruhi jiwa dari pembaca agar lebih peka terhadap lingkunganya.

8) Poster riset atau kegiatan ilmiah

Poster riset adalah poster yang berupa suatu pemeriksaan, pencermatan,

percobaan yang membutuhkan ketelitian dengan menggunakan metode atau kaidah

tertentu untuk memperoleh suatu hasil atau tujuan tertentu. Poster riset bertujuan

menginformasikan kegiatan riset atau penelitian kepada masyarakat umum. Poster ini

sering di pasang di majalah dinding kampus atau sekolah. Tujuan pemasangan di

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

30

tempat tersebut karena sekolah dan kampus merupakan pusat riset dan kegiatan

ilmiah. Dengan adanya poster tersebut, seluruh warga sekolah dan kampus

mengetahui riset serta kegiatan ilmiah yang sedang dilakukan. Hal tersebut juga dapat

menambah semangat kalangan akademi untuk terus melakukan penelitian sesuai

bidangnya.

9) Poster Kelas

Poster kelas adalah poster yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan,

wawasan, penerangan, serta memotivasi kepada para siswa. Poster ini dipasang di

dalam kelas di sekolah-sekolah. Poster ini biasanya juga dihubungkan dalam

keseharian siswa. Dengan adanya poster ini, siswa akan lebih memiliki pengetahuan

yang luas karena penyampaian menarik. Selain itu, poster ini dapat juga digunakan

untuk mempengaruhi siswa dalam hal positif misalnya belajar, kebersihan dan sopan

santun. Tujuan serta visi sekolah juga dapat dimasukkan dalam poster ini agar siswa

dapat membangun kerja sama dengan sekolah untuk mewujudkan hal tersebut.

10) Poster komersial

Poster komersial adalah poster yang memiliki tujuan untuk mempromosikan

atau menginformasikan barang dan jasa yang akan dijual oleh perusahaan. Poster

komersial ini dikeluarkan oleh perusahaan ataupun badan-badan usaha dalam rangka

menjalankan usahanya. Poster ini disebut juga poster niaga. Poster jenis ini memang

dikhususkan dalam bidang perdagangan. Umumnya poster komersial ini berisi

tawaran, jual-beli yang ada hubungannya dnegan barang ataupun jasa. Bahasa yang

digunakan juga lebih banyak berisi keunggulan suatu produk. Dalam poster ini juga

menampilkan produk yang dijual dengan tampilan menarik.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

31

b. Jenis Poster Berdasarkan Isinya

1) Poster Niaga

Poster niaga adalah poster yang bertujuan mempromosikan atau menjual

barang dan jasa suatu perusahaan. Isi dari poster niaga adalah kalimat serta gambar

promosi produk. Poster niaga dibuat oleh orang-orang ataupun oleh suatu badan usaha

dengan tujuan untuk mencari keuntungan. Poster niaga merupakan poster yang paling

banyak dipampang. Di Indonesia, salah satu poster niaga yang sering terpampang

adalah poster produk rokok. Dengan adanya poster ini, jumlah penjualan produk atau

jasa akan semakin naik karena konsumen merasa lebih tertarik baik dalam segi

kalimat maupun gambar produk yang secara menarik.

2) Poster Kegiatan

Poster kegiatan adalah poster yang bertujuan menginformasikan suatu

kegiatan. Sebagai upaya publikasi kegiatan, sebuah penyelenggara acara biasanya

membuat poster yang berisi informasi acara. Informasi tersebut meliputi hal-hal

umum seperti waktu dan tempat acara berlangsung, tema acara, beserta gambar-

gambar yang dibuat untuk menarik minat pengunjung. Tujuan umum dari poster ini

juga untuk menyebarkan informasi kegiatan seluas-luasnya kepada masyarakat. Hal

tersebut dilakukan dengan harapan masyarakat ikut berpartisipasi dalam kegiatan.

3) Poster Pendidikan

Poster pendidikan adalah poster yang bertujuan memberikan pendidikan

kepada masyarakat luas. Poster ini berisi berbagai informasi pendidikan seperti

sosialisasi program pendidikan dari pemerintah. Salah satu contohnya adalah ketika

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

32

pemerintah mensosialisasikan program wajib belajar 9 tahun. Maka selama periode

sosialisasi tersebut, ada banyak poster yang disebar di berbagai tempat. Pemasangan

poster tersebut dilakukan pada tempat yang strategis dan ramai seperti terminal,

stasiun, jalan raya atau kantor instansi pemerintah.

4) Poster Layanan Masyarakat

Poster layanan masyarakat adalah poster yang bertujuan menginformasikan

pelayanan kepada masyarakat. Poster layanan masyarakat ini menyajikan pesan-pesan

sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah

masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keselarasan

dan kehidupan umum. Program layanan masyarakat ini digagas oleh pemerintah.

Salah satu contohnya adalah layanan pos layanan terpadu (posyandu). Selain itu,

poster jenis ini banyak berisi himbauan dari instansi pemerintah. Himbauan tersebut

berkaitan dengan kondisi yang dialami masyarakat. Poster layanan masyarakat ini

dapat dikampanyekan oleh organisasi profit ataupun non profit dengan tujuan sosial

ekonomis yaitu menngkatkan kesejahteraan masyarakat.

5) Poster Karya Seni

Poster karya seni adalah poster yang diciptakan oleh seseorang yang

mempunyai unsur keindahan dan terkadang bisa dimanfaatkan. Poster karya seni ini

bersifat ekspresif yang belum tentu sama diartikan antara orang yang satu dengan

lainnya. Poster ini umumnya gambar dan minim sekali kata-kata. Poster jenis ini lebih

mengutamakan seni baik dalam pembuatan maupun cara penyampaiannya. Pembaca

juga dibebaskan untuk menginterpretasi informasi yang disampaikan. Informasi

tersebut dikemas secara unik dalam wujud gambar yang menonjolkan seni.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

33

F. Bentuk Imperatif

1. Pengertian Bentuk Imperatif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 135) bentuk adalah

penampakan bentuk satuan bahasa, sedangkan imperatif menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2007: 427) adalah bentuk perintah untuk kalimat atau verba yang

menyatakan larangan atau keharusan melaksanakan perbuatan. Jadi bentuk imperatif

adalah bentuk satuan bahasa yang menyatakan larangan atau keharusan melaksanakan

perbuatan. Bentuk imperatif merupakan realisasi maksud imperatif dalam bahasa

indonesia dikaitkan dengan konteks situasi tutur yang melatarbelakanginya. Bentuk

imperatif ditentukan oleh konteksnya (Rahardi, 2005 : 93). Konteks tersebut

merupakan bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah

kejelasan makna. Konteks menjadi sarana penjelas suatu maksud. Sarana penjelas

tersebut berupa situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian. Bentuk imperatif

dan konteks memiliki suatu hubungan untuk memperjelas makna yang dimaksud.

2. Bentuk Imperatif

Bentuk imperatif terdiri dari dua jenis. Dua jenis tersebut yaitu kalimat

imperatif dan variasi kalimat imperatif. Pada kalimat imperatif terdapat 17 jenis

kalimat imperatif. Kalimat imperatif tersebut yaitu kalimat imperatif perintah, kalimat

imperatif suruhan, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif permohonan,

kalimat imperatif desakan, kalimat imperatif bujukan, kalimat imperatif imbauan,

kalimat imperatif persilaan, kalimat imperatif ajakan, kalimat imperatif permintaan

izin, kalimat imperatif mengizinkan, kalimat imperatif larangan, kalimat imperatif

larangan, kalimat imperatif harapan, kalimat imperatif umpatan, kalimat imperatif

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

34

pemberian ucapan selamat, kalimat imperatif anjuran, dan kalimat imperatif „ngelulu‟.

Pada variasi kalimat terdapat tiga jenis yaitu kalimat berita, kalimat suruh, dan kalimat

tanya. Penjelasan tentang kalimat imperatif dan variasi kalimat imperatif adalah

sebagai berikut.

a. Kalimat Imperatif

Menurut Rahardi (2005 : 79) kalimat imperatif mengandung maksud

memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan sesuatu sebagaimana diinginkan

si penutur. Kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia dapat berkisar antara suruhan

yang sangat keras atau kasar sampai dengan permohonan yang sangat halus atau

santun. Kalimat imperatif dapat pula berkisar antara suruhan untuk melakukan

sesuatu. Kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia sangat kompleks dan bervariasi.

Pada kalimat imperatif terdapat 17 jenis kalimat imperatif. Ketujuh belas kalimat

imperatif tersebut ditemukan baik di dalam kalimat imperatif langsung maupun di

dalam kalimat imperatif tidak langsung. Masing-masing kalimat imperatif tersebut

diuraikan secara terperinci sebagai berikut.

1) Kalimat Imperatif perintah

Di dalam pemakaian bahasa Indonesia keseharian, terdapat beberapa bentuk

kalimat imperatif perintah. Kalimat imperatif perintah tidak saja diwujudkan dengan

kalimat imperatif, melainkan dapat diwujudkan dengan kalimat nonimperatif. Kalimat

imperatif yang demikian dapat disebut dengan kalimat imperatif tidak langsung yang

hanya dapat diketahui makna imperatif melalui konteks situasi tutur yang

melatarbelakangi dan mewadahinya. Banyak tuturan di sekitar kita yang sebenarnya

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

35

mengandung kalimat imperatif tertentu, namun wujud konstruksinya bukan kalimat

imperatif. Hanya konteks situasi tuturlah yang dapat menentukan kapan sebuah

kalimat ditafsirkan dengan kalimat imperatif yang lain.

Contoh:

(1) “Diam! Hansip tahu apa. Orang mati kok hidup lagi. Ini bukan lenong”

Informasi Indeksal:

Tuturan seorang polisi dengan seorang hansip dalam sebuah cerita yang

pada saat itu keduanya sedang terlibat dalam pertengkaran karena sesuatu

hal.

(2) “Bunuh saja. Ya, itu tentu. Tapi, bagaimana caranya? Tembak! Tembak!

Tidak, itu terlalu lekas dan ringan. Kita gantung. Kita gantung.”

Informasi Indeksal:

Tuturan orang-orang yang terlibat dalam sebuah kerusuhan masa pada saat

mereka berhasil menangkap seorang pemicu kerusuhan di suatu kota.

(3) “Monik, Lihat!”

Informasi Indeksal:

Tuturan yang disampaikan oleh pacar Monik ketika ia melihat ada sebuah

mobil yang menyelonong ke arahnya pada saat mereka berdua berjalan di

sebuah lorong kota.

2) Kalimat Imperatif Suruhan

Kalimat suruhan biasanya digunakan bersama penanda kesantunan biar, coba,

hendaklah, hendaknya, dan tolong. Kalimat imperatif suruhan dimaksudkan jika

pembicara menyuruh lawan bicaranya berbuat sesuatu. Selain itu kalimat imperatif

suruhan juga dapat ditandai dengan sufiks –kan. Kalimat imperatif suruhan dapat

diparafrasa sehingga menjadi kalimat untuk mengetahui secara pasti apakah benar

kalimat tersebut imperatif dengan makna suruhan. Pada kegiatan bertutur

sesungguhnya, kalimat imperatif suruhan tidak selalu diungkapkan dengan konstruksi

imperatif suruhan. Seperti yang terdapat pada kalimat imperatif lain, kalimat imperatif

suruhan dapat diungkapkan dengan kalimat deklaratif dan kalimat tanya.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

36

Contoh:

(4) “Coba hidupkan mesin mobil itu!”

(5) “Saya menyuruhmu supaya menghidupkan mesin mobil itu.”

Informasi Indeksal:

Tuturan 6 dan 7 disampaikan oleh seorang montir kepada pemilik mobil yang

kebetulan sedang rusak di pinggir jalan.

(6) “Coba luruskan kakimu kemudian ditekuk lagi perlahan-lahan!”

(7) “Saya menyuruhmu supaya meluruskan kakimu kemudian ditekuk lagi

perlahan-lahan.”

Informasi Indeksal:

Tuturan 8 dan 9 disampaikan oleh seorang ahli pijat urat kepada seorang

pasien. Pasien itu terkilir kakinya sehingga sangat sulit untuk diluruskan

seperti dalam keadaan normal.

3) Kalimat Imperatif Permintaan

Kalimat imperatif permintaan adalah kalimat imperatif dengan kadar suruhan

yang sangat halus. Lazimnya, kalimat imperatif permintaan disertai dengan sikap

penutur yang lebih merendah. Kalimat imperatif permintaan lebih halus jika

dibandingkan sikap penutur pada waktu menuturkan kalimat imperatif suruhan.

Kalimat imperatif permintaan ditandai dengan pemakaian penanda kesantunan tolong

atau frasa lain yang bermakna minta. Kalimat imperatif permintaan yang lebih halus

diwujudkan dengan penanda kesantunan mohon. Subjek pelaku kalimat imperatif

permintaan ialah pembicara yang sering tidak dimunculkan.

Contoh:

(8) Totok: “Tolong pamitkan, Mbak!”

Narsih: “Iya, Tok. Selamat Jalan, ya!”

Informasi Indeksial: Tuturan ini disampaikan oleh seseorang kepada sahabatnya pada saat ia akan

meninggalkan rumahnya pergi ke kota karena ada keperluan yang tidak dapat

ditinggalkan. Pada saat yang sama, sebenarnya, ia harus menghadiri sebuah

acara rapat karang tarunan di desanya.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

37

(9) Ella : “Stt. Ada orang, Monik.”

Monik : “Ah, tolonglah engkau lebih dekat ke pintu!”

Informasi Indeksial:

Tuturan seseorang kepada teman dekatnya pada saat mereka berdua di dalam

kamar. Mereka sedang membicarakan sesuatu dengan asyiknya, namun

seketika itu juga ada orang mengetuk pintu.

4) Kalimat Imperatif Permohonan

Kalimat imperatif permohonan adalah kalimat imperatif yang jika pembicara

demi kepentingannya meminta lawan bicara untuk berbuat sesuatu. Kalimat imperatif

permohonan sangatlah sopan sehingga sering digunakan untuk orang-orang yang

dihormati, misalnya orang tua, guru, dan lain-lain. Secara struktural, kalimat imperatif

permohonan, biasanya, ditandai dengan ungkapan penanda kesantunan mohon. Selain

ditandai dengan hadirnya penanda kesantunan itu, partikel –lah juga lazim digunakan

untuk memperhalus kadar kalimat imperatif permohonan. Sebagaimana dengan

kalimat-kalimat imperatif lainnya, dalam kegiatan bertutur, kalimat imperatif

permohonan tidak selalu dituangkan dalam konstruksi imperatif.

Contoh:

(10) “Mohon tanggapi secepatnya surat ini!” Informasi Indeksal: Tuturan seorang pimpinan kepada pimpinan lain dalam sebuah kampus. Pada saat mereka membicarakan surat lamaran pekerjaan dari seorang calon pegawai. (11) “Mohon ampunilah segala dosa kami!” Informasi Indeksal: Tuturan seorang Ibu yang sedang berdoa memohon pengampunan kepada Tuhan karena ia merasa telah membuat banyak kesalahan dalam hidupnya.

5) Kalimat Imperatif Desakan

Lazimnya imperatif dengan makna desakan menggunakan kata ayo atau mari

sebagai pemarkah makna. Selain itu, kadang-kadang digunakan juga kata harap atau

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

38

harus untuk memberi penekanan maksud desakan tersebut. Intonasi yang digunakan

untuk menuturkan imperatif jenis ini, lazimnya, cenderung lebih keras dibandingkan

dengan intonasi pada kalimat imperatif yang lainnya. Pada kalimat imperatif desakan,

kalimat dapat diparafrasa atau diubahujudkan, sehingga menjadi kalimat yang bukan

berbentuk kalimat imperatif. Kalimat imperatif desakan pada kalimat bertutur yang

sebenarnya dapat juga ditunjukkan dengan kalimat-kalimat yang berkonstruksi

nonimperatif.

Contoh:

(12) Kresna kepada Harjuna: “Ayo, Harjuna segera lepaskan pusakamu sekarang juga! Nanti keduluan kakakmu, Karna.”

Informasi Indeksal: Tuturan ini diungkapkan oleh Kresna kepada Harjuna pada saat mereka berada di medan laga bertempur melawan Karna dan Salnya dalam sebuah cerita pewayangan.

(13) Para Prajurit di hadapan Kaisar: “Ayo salibkan dia! Salibkan dia! Dia

menghujat Allah.”

Infromasi Indeksal: Tuturan ini diteriakkan oleh para prajurit kepada sang Kaisar menjelang penyaliban Yesus di Gunung Golgota.

6) Kalimat Imperatif Bujukan

Kalimat imperatif bujukan adalah kalimat imperatif yang bertujuan untuk

meyakinkan lawan tutur. Kalimat imperatif bujukan di dalam bahasa Indonesia,

biasanya, diungkapkan dengan penanda kesantunan ayo atau mari. Selain itu, dapat

juga imperatif tersebut diungkapkan dengan penanda kesantunan tolong. Seringkali

kalimat imperatif bujukan tidak diwujudkan dalam bentuk kalimat imperatif bujukan.

Kalimat imperatif bujukan dapat juga diwujudkan dengan kalimat deklaratif ataupun

interogatif.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

39

Contoh:

(14) Ibu kepada anaknya yang masih kecil: “Habiskan susunya dulu, yo! Nanti terus pergi ke Malioboro Mall.”

Informasi Indeksal: Tuturan ini disampaikan oleh seorang Ibu kepada anaknya yang masih kecil dan agak sulit disuruh minum susu. Tuturan itu dimaksudkan untuk membujuk si anak agar ia mau minum susu. (15) Dokter kepada pasien yang masih anak kecil: “Tiduran dulu, yuk, di

tempat tidur sebelah! Tak kasih es biar anyep.” Informasi Indeksal: Tuturan ini terjadi dalam ruang periksa di sebuah rumah sakit, disampaikan oleh seorang dokter kepada pasien yang masih anak-anak pada waktu ia akan dicabut giginya.

7) Kalimat Imperatif Imbauan

Kalimat imperatif imbauan adalah kalimat imperatif yang bertujuan untuk

menghimbau penutur kepada lawan bicaranya. Imbauan tersebut dapat berupa implisit

maupun eksplisit. Imbauan tersebut dibuat agar seseorang melakukan sesuatu dalam

waktu ini maupun waktu yang akan datang. Kalimat imperatif imbauan tersebut tidak

berupa paksaan atau kekerasan terhadap lawan tuturnya. Kalimat imperatif imbauan,

lazimnya, digunakan bersama partikel –lah. Selain itu, imperatif jenis ini sering

digunakan bersama dengan ungkapan penanda kesantunan harap dan mohon. Kalimat

imperatif imbauan dapat pula diwujudkan dalam bentuk kalimat nonimperatif.

Contoh:

(16) “Jagalah kebersihan lingkungan!” Informasi Indeksal: Bunyi tuturan peringatan di sebuah taman wisata di kota Yogyakarta. (17) “Mohon, jangan membuang sampah di sembarang tempat!” Informasi Indeksal: Bunyi tuturan peringatan yang terdapat di salah satu sudut kampus ASMI Santa Maria Yogyakarta.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

40

8) Kalimat Imperatif Persilaan

Kalimat imperatif persilaan adalah kalimat imperatif yang bertujuan untuk

meminta atau menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu dengan cara yang sopan.

Kalimat imperatif persilaan dalam bahasa Indonesia, lazimnya, digunakan dengan

penanda kesantunan silakan. Seringkali digunakan pula bentuk pasif dipersilakan

untuk menyatakan kalimat imperatif persilaan itu. Bentuk yang kedua cenderung lebih

sering digunakan pada acara-acara formal yang sifatnya protokoler. Kalimat imperatif

persilaan pada komunikasi keseharian dapat ditemukan juga kalimat yang berbentuk

nonimperatif.

Contoh:

(18) Ketua senat mahasiswa : “Silakan Saudara Monik!”

Monik : “Terima kasih Saudara Ketua.”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini merupakan cuplikan percakapan yang terjadi di sebuah kampus

pada saat berlangsung rapat senat mahasiswa. (19) Komandan kepada Letnan Pongki: “Tenang, tenang, Pong! Sudah, silakan duduk saja, tidak usah tegang berdiri begitu, dan ini rokok biar agak

tenang.”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini disampaikan oleh seorang komandan angkatan bersenjata kepada

bawahannya, seorang letnan, pada saat ia mealporkan suatu kejadian sangat

penting dan mendesak.

9) Kalimat Imperatif Ajakan

Kalimat imperatif ajakan disebut juga dengan kalimat imperatif persuasi.

Kalimat imperatif ini memiliki sifat persuasi, yaitu meminta orang lain untuk

melakukan sesuatu dengan cara mengajak. Kalimat imperatif ajakan, biasanya,

ditandai dengan pemakaian penanda kesantunan mari atau ayo. Kedua macam

penanda kesantunan itu masing-masing memiliki makna ajakan. Kalimat imperatif

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

41

ajakan dimaksudkan jika pembicara mengajak lawan bicara berbuat sesuatu. Kalimat

imperatif ajakan tidak selalu diwujudkan dengan kalimat yang berbentuk imperatif.

Contoh:

(20) Monik kepada Tante: “Mari makan, Tante!” Infornasi Indeksal: Tuturan ini terjadi dalam ruang makan pada sebuah keluarga, orang yang satu mengajak orang yang lain untuk makan bersama. (21) Bibi kepada Monik dan rekan-rekannya: “Ayo, pada makan dulu, yo.

Kebetulan saya bikin sayur asem dan pepes ikan Peda.” Informasi Indeksal: Tuturan ini terjadi di dalam ruang makan, pada saat sang bibi mengajak makan para tamu yang sudah sangat sering bertamu di rumah sang bibi.

10) Kalimat Imperatif Permintaan Izin

Kalimat imperatif permintaan izin adalah kalimat imperatif yang digunakan

pembicara agar lawan bicaranya melakukan permintaan izin sebelum berbuat sesuatu.

Kalimat imperatif permintaan izin digunakan untuk memancing agar tidak melarang

suatu perbuatan yang dikehendaki penutur. Kalimat imperatif permintaan izin

hendaknya menggunakan bahasa yang halus dan tidak memaksa. Kalimat imperatif

permintaan izin, biasanya, ditandai dengan penggunaan ungkapan penanda kesantunan

mari dan boleh. Kalimat imperatif permintaan izin dapat diwujudkan dalam bentuk

kalimat nonimperatif.

Contoh:

(22) Adik kepada kakak perempuan: “Mbak, mari saya bawakan tasnya!”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini disampaikan oleh seorang adik kepada kakak perempuannya yang

bertemperamen keras, segala sesuatunya selalu akan dilakukan sendiri tanpa

campur tangan dan keterlibatan orang lain.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

42

(23) Sekretaris kepada direktur: “Pak, boleh saya bersihkan dulu meja

kerjanya?”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini disampaikan oleh seroang sekretaris kepada direkturnya, ia

meminta izin untuk memberishkan dulu meja kerja direktur yang saat itu

penuh dengan keras dan berkas-berkas.

11) Kalimat Imperatif Mengizinkan

Kalimat imperatif mengizinkan adalah kalimat imperatif yang dimaksudkan

penutur untuk mengizinkan lawan bicaranya melakukan sesuatu. Kalimat imperatif

mengizinkan, lazimnya, ditandai dengan pemakaian penanda kesantunan silakan. Kata

silakan mempunyai makna mempersilakan lawan tutur melakukan sesuatu. Kalimat

imperatif mengizinkan dapat ditemukan dalam komunikasi sehari-hari dan lazimnya

diwujudkan dalam kalimat nonimperatif. Contoh kalimat imperatif mengizinkan

adalah sebagai berikut.

Contoh:

“Silakan merokok di tempat ini!”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini ditemukan di tempat tertentu yang khusus disediakan untuk para

perokok. Di lokasi itu orang tidak diperkenankan merokok selain di tempat itu.

(24) “Silakan membuang sampah di lokasi ini!”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini ditemukan di lokasi yang disediakan khusus untuk tempat

pembuangan sampah.

12) Kalimat Imperatif Larangan

Kalimat imperatif larangan dimaksudkan jika pembicara menyuruh untuk tidak

melakukan sesuatu seperti apa yang dikatakan penuturnya. Kalimat imperatif larangan

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

43

dapat diwujudkan dalam bahasa Indonesia keseharian. Kalimat imperatif larangan

biasanya berupa himbauan-himbauan. Kalimat imperatif larangan dapat berupa

tuturan yang bermacam-macam dan tidak selalu berbentuk kalimat imperatif. Kalimat

imperatif larangan, biasanya, ditandai oleh pemakaian kata jangan.

Contoh:

(25) Ishak kepada Satilawati: “Jangan kau sangka aku akan bersedih oleh

karena ini!” (Satilawati bergerak seperti hendak pergi).

Informasi Indeksal:

Tuturan ini terjadi pada saat keduanya sedang bertengkar di tempat tertentu.

Pria dan wanita ini memiliki hubungan yang sangat dekat dan khusus.

(26) Ishak kepada Satilawati: “Jangan berkata begitu Satilawati, hatiku

bertambah rusak!”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini terjadi dalam perbincangan yang bersifat pribadi antara seorang

dengan orang yang lainnya pada saat mereka bertemu di kantin perguruan

tinggi.

13) Kalimat Imperatif Harapan

Kalimat imperatif harapan adalah kalimat yang menyatakan harapan yang

diinginkan oleh penuturnya untuk lawan tuturnya. Kalimat imperatif harapan,

biasanya ditunjukkan dengan penanda kesantunan harap dan semoga. Kedua macam

penanda kesantunan itu di dalamnya mengandung makna harapan. Kalimat imperatif

harapan banyak ditemukan dalam komunikasi keseharian. Maksud dari harapan itu

banyak diwujudkan di dalam kalimat nonimperatif.

Contoh:

(27) “Harap tenang ada ujian negara!” Informasi Indeksal: Bunyi tuturan peringatan pada salah satu tempat di dalam kampus perguruan tinggi.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

44

(28) “Semoga cepat sembuh!” Informasi Indeksal: Bunyi tuturan pada kantong plastik obat dari suatu apotek.

14) Kalimat Imperatif Umpatan

Kalimat imperatif umpatan adalah kalimat imperatif yang berisi umpatan.

Kalimat imperatif jenis ini relatif banyak ditemukan dalam pemakaian bahasa

Indonesia pada komunikasi keseharian. Kalimat imperatif umpatan dapat juga

ditemukan dalam komunikasi keseharian. Lazimnya, kalimat imperatif umpatan

banyak ditemukan dalam wujud bukan kalimat imperatif, melainkan kalimat non-

imperatif. Contoh kalimat imperatif umpatan adalah sebagai berikut.

Contoh: (29) Si Gendut kepada Sopir: “Kurang ajar kau! Jangan lancang, ya. Jangan

bikin tuan besar menjadi marah. Ayo belok!” Informasi Indeksal: Tuturan ini terjadi pada saat seorang sopir yang sedang berusaha menipu penumpangnya bertengkar denga si penumpang yang kebetulan sangat pemberani dan tidak mau dikelabui. (30) Antaranak muda: “Mampus kamu sekarang!” Informasi Indeksal: Tuturan ini disampaikan oleh seorang anak muda yang saat itu mendengar kabar bahwa temannya dijemput polisi dan diangkut ke kantor polisi.

15) Kalimat Imperatif Pemberian Ucapan Selamat

Imperatif jenis ini cukup banyak ditemukan di dalam pemakaian bahasa

Indonesia sehari-hari. Telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia bahwa

dalam peristiwa-peristiwa tertentu. Biasanya, anggota masyarakat bahasa Indonesia

saling menyampaikan ucapan salam atau ucapan selamat kepada anggota masyarakat

lain. Di dalam komunikasi keseharian, kalimat imperatif pengucapan selamat banyak

diungkapkan pada kalimat non-imperatif. Salam itu dapat berupa ucapan selamat,

seperti terdapat pada tuturan-tuturan berikut.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

45

(31) Neti kepada Ibu: “Mami! Selamat jalan, dan oleh-olehnya, ya, nanati.”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini disampaikan pada saat ibunya Neti berangkat ke kota lain,

sedangkan Neti harus tinggal di rumah.

(32) Ayah kepada Totok: “Selamat jalan anakku! Semoga sukses! Jangan

bimbang, berangkatlah!”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini disampaikan oleh ayah totok ketika totok yang kelihatan ragu-ragu

meninggalkan ayahnya tinggal di rumah sendirian.

16) Kalimat Imperatif Anjuran

Kalimat imperatif anjuran dimaksudkan penutur untuk menganjurkan lawan

bicaranya berbuat sesuatu. Secara struktural, kalimat imperatif anjuran, biasanya,

ditandai dengan menggunakan kata hendaknya dan sebaiknya. Kalimat imperatif

anjuran mudah ditemukan di dalam komunikasi keseharian. Kalimat imperatif anjuran

dapat diwujudkan dengan kalimat non-imperatif. Contoh kalimat imperatif anjuran

adalah sebagai berikut.

Contoh:

(33) Orang tua kepada anak: “Sebaiknya uang ini kamu simpan saja di

almari.”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini disampaikan oleh Ibu kepada anaknya yang masih kecil. Ia baru

saja mendapat uang saku dari saudaranya.

(34) Dosen kepada mahasiswa: “Hendaknya Saudara mencari buku referensi

yang lain di toko buku.”

Tuturan Indeksal:

Tuturan ini disampaikan oleh seorang dosen kepada mahasiswa bimbingan

yang sedang menyusun karya tulis, namun kekurangan referensi yang

memadai untuk penulisan karya tersebut.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

46

17) Kalimat Imperatif “Ngelulu”

Di dalam bahasa Indonesia terdapat tuturan yang memiliki makna imperatif

“ngelulu”. Kata “ngelulu” berasal dari bahasa Jawa, yang bermakna seperti menyuruh

mitra tutur melakukan sesuatu namun sebenarnya yang dimaksud adalah melarang

melakukan sesuatu. Kata lain dari kalimat imperatif “ngelulu” adalah pembiaran jika

pembicara meminta agar jangan dilarang. Kalimat imperatif melarang, lazimnya

diungkapkan dengan penanda kesantunan jangan seperti disampaikan pada bagian

terdahulu. Imperatif yanng bermakna “ngelulu” di dalam bahasa Indonesia lazimnya

tidak diungkapkan dengan pennada kesantunan itu melainkan berbentuk tuturan

imperatif biasa.

Contoh:

(35) Ibu : “Makan saja semuanya biar ayahmu senang kalau nanti pulang kerja!”

Anak : “Ah,....Ibu. nanti benjut kepalaku!” Informasi Indeksal: Pertuturan antara seorang Ibu dengan anaknya yang senang makan banyak. Kalau makan, ia sering lupa dengan anggota keluarga yang lain, demikian pula dengan ayahnya yang biasanya pulang dari tempat kerja pada sore hari.

(36) Istri : “Mas, nanti malam tidak usah pulang lagi saja, kasihan Lastri lho,

Mas!”

Suami : (Berjalan menuju mobilnya dengan muka kusam karena malu) Informasi Indeksal:

Cuplikan pertuturan seorang istri dengan suaminya yang baru saja bertengkar di ruang makan pada saat sang suami akan berangkat kerja. Sang suami sering pulang malam dengan alasan yang tidak jelas, sementara sang istri mengetahui bahwa Lastri adalah teman dekat sang suami tersebut.

b. Variasi Kalimat Imperatif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1797) variasi adalah tindakan,

keadaan, atau hasil perubahan dari keadaan semula. Selain itu juga berarti sebagai

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

47

bentuk rupa yang lain. Di dalam penelitian ini memiliki berbagai macam variasi atau

jenis kalimat imperatif. Variasi kalimat imperatif yang ditemukan dalam penelitian ini

meliputi kalimat berita, kalimat perintah, dan kalimat seru. kalimat berita adalah

kalimat yang mendukung suatu pengungkapan peristiwa atau kejadian. Kalimat suruh

adalah kalimat suruh mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari orang yang

diajak berbicara. kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung suatu pertanyaan.

Variasi kalimat imperatif tersebut akan dijelaskan berikut ini.

1) Kalimat Berita (Deklaratif)

Menurut Cook dalam Putrayasa (2009: 19) kalimat berita adalah kalimat yang

mendukung suatu pengungkapan peristiwa atau kejadian. Kalimat berita sering juga

disebut kalimat pernyataan, yaitu kalimat yang dibentuk untuk menyiaran informasi

tanpa mengharapkan responsi tertentu, sedangkan menurut Kridalaksana (2011 : 103)

menyebut kalimat berita dengan istilah kalimat deklaratif, yakni kalimat yang

mengandung intonasi deklaratif dan pada umumnya mengandung makna „menyatakan

atau memberitahukan sesuatu‟; dalam ragam tulis biasanya diberi tanda titik (.) atau

tak diberi tanda apa-apa pada bagian akhirnya. Menurut Wijana (2011 : 194) kalimat

berita adalah kalimat yang berfungsi untuk memberitahukan sesuatu atau hal seperti

yang dinyatakan dalam kalimat tersebut. Dari beberapa pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa kalimat berita adalah kalimat yang mengungkapkan peristiwa atau

kejadian dengan cara memberitahukan sesuatu hal.

Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat berita berfungsi

memberitahukan sesuatu kepada orang lain sehingga tanggapan yang diharapkan

berupa perhatian seperti yang tercermin pada pandangan mata yang menunjukkan

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

48

adanya perhatian. Kadang-kadang perhatian itu disertai anggukan, kadang-kadang

pula disertai ucapan ya. Menurut Ramlan (2005: 27) kalimat berita memiliki intonasi

yang disebut pola intonasi berita, yaitu [2] 3 // [2] 3 1 # dan [2] 3 // [2] 3 # apabila P-

nya terdiri dari kata-kata yang suku kedua dari belakangnya bervokal /ə/, seperti kata

keras, cepat, kering, tepung, bekerja. Di samping itu, dalam kalimat berita tidak

terdapat kata-kata tanya seperti apa, siapa, di mana, mengapa, kata-kata ajakan

seperti mari, ayo, kata persilahan silakan, serta kata larangan jangan. Misalnya:

(37) Menurut ilmu sosial konflik dapat terjadi karena penemuan-penemuan

baru.

(38) Jalan itu sangat gelap.

2) Kalimat Suruh

Menurut Ramlan (2005: 39) berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi,

kalimat suruh mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari orang yang diajak

berbicara. Kalimat suruh biasanya digunakan bersama penanda kesantunan biar, coba,

hendaklah, hendaknya, dan tolong. Kalimat suruh juga dapat ditandai dengan sufiks –

kan. Berdasarkan ciri formalnya, kalimat ini memiliki pola dan intonasi yang berbeda

dengan pola intonasi kalimat berita dan kalimat tanya. Pola intonasinya ialah 2 3 #

atau 2 3 2 # jika diikuti partikel lah pada P-nya. Pola intonasi kalimat suruh itu

ditandai dengan tanda (!)

Misalnya:

(39) Pergi!

(40) Pergilah!

Berdasarkan strukturnya, kalimat suruh dapat digolongkan menjadi empat

golongan. Kalimat suruh yang pertama yaitu kalimat suruh yang sebenarnya. Kalimat

suruh yang sebenarnya ditandai dengan pola intonasi suruh. Kalimat suruh yang kedua

yaitu kalimat persilahan. Kalimat persilaan adalah kalimat yang digunakan oleh

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

49

penutur untuk mempersilakan lawan bicara berbuat sesuatu. Kalimat suruh yang

ketiga yaitu kalimat ajakan. Kalimat ajakan adalah kalimat yang disampaikan dengan

cara mengajak seseorang untuk melakukan seperti apa yang diperintahkan oleh

penuturnya. Kalimat suruh yang terakhir yaitu kalimat larangan. Kalimat larangan

dimaksudkan jika pembicara menyuruh agar jangan melakukan sesuatu. Uraian dari

kalimat suruh adalah sebagai berikut.

a) Kalimat Suruh yang Sebenarnya

Kalimat suruh yang sebenarnya ditandai dengan pola intonasi suruh. Selain

daripada itu, apabila P-nya terdiri dari kata verbal intransitif, bentuk kata verbal itu

tetap, hanya partikel lah dapat ditambahkan pada kata verbal itu untuk menghaluskan

perintah. S-nya yang berupa persona ke-2 boleh dibuangkan boleh juga tidak. Apabila

P-nya terdiri dari kata verbal transitif, kalimat suruh yang sebenarnya itu selain

ditandai dengan intonasi suruh juga boleh tidak adanya prefiks meN-. Apabila kata

kerja transitif itu digunakan secara absolut, maksudnya tidak diikuti objek, prefiks

meN- itu tidak hilang. Untuk memperhalus suruhan, di samping menambah partikel

lah, kata tolong dipakai di muka kata kerja yang beneaktif, ialah kata kerja yang

menyatakan tindakan yang dimaksudkan bukan untuk kepentingan pelakunya.

Misalnya:

(41) Duduk!

(42) Beristirahatlah!

b) Kalimat Persilaan

Kalimat persilaan adalah kalimat yang digunakan oleh penutur untuk

mempersilakan lawan bicara berbuat sesuatu. Kalimat persilahan menggunakan cara

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

50

yang sopan untuk meminta atau menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu. Selain

ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat persilahan ditandai juga oleh penambahan

kata silakan yang diletakkan di awal kalimat. S Kalimat boleh dibuang, boleh juga

tidak. Contoh kalimat persilahan adalah sebagai berikut.

(43) Silakan Bapak duduk di sini!

(44) Silakan datang ke rumahku!

c) Kalimat Ajakan

Sama halnya dengan kalimat persilahan dan kalimat suruh yang sebenarnya,

kalimat ajakan ini, berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi. Selain itu juga

pada kalimat ajakan mengharapkan suatu tanggapan yang berupa tindakan. Hanya

perbedaannya tindakan itu bukan hanya dilakukan oleh orang yang diajak berbicara,

melainkan juga oleh orang yang berbicara atau penuturnya. Dengan kata lain tindakan

itu dilakukan oleh kita. Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat ini

ditandai juga oleh adanya kata-kata ajakan, ialah kata mari dan ayo, yang diletakkan

di awal kalimat. Partikel lah dapat ditambahkan pada kedua kata itu menjadi marilah

dan ayolah. S kalimat boleh dibuang, boleh juga tidak. Contoh dari kalimat ajakan

adalah sebagai berikut.

(45) Mari kita berangkat sekarang!

(46) Marilah belajar ke perpustakaan pusat!

d) Kalimat Larangan

Kalimat larangan dimaksudkan jika pembicara menyuruh agar jangan

melakukan sesuatu. Kalimat larangan dapat diwujudkan dalam bahasa Indonesia

keseharian. Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat larangan ditandai

juga oleh adanya kata jangan di awal kalimat. Partikel lah dapat ditambahkan pada

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

51

kata tersebut untuk memperhalus larangan. S kalimat boleh dibuang, boleh juga tidak.

Contoh dari kalimat larangan adalah sebagai berikut.

(47) Jangan engkau membaca buku ini!

(48) Janganlah engkau berangkat sendiri!

3) Kalimat Tanya

Menurut Cook dalam Putrayasa (2009 : 26) kalimat tanya adalah kalimat yang

mengandung suatu pertanyaan. Kalimat tanya atau kalimat pertanyaan, yaitu kalimat

yang dibentuk untuk memancing responsi yang berupa jawaban. Sementara itu,

Kridalaksana dalam Putrayasa (2009 : 26) menyebut kalimat tanya dengan istilah

kalimat interogarif. Kalimat interogatif yakni kalimat yang mengandung intonasi

interogatif; dalam ragam tulis biasanya diberi tanda tanya (?). Jenis kalimat ini

ditandai pula oleh partikel tanya seperti kah, atau kata tanya apa, bagaimana. Contoh

kalimat tanya adalah sebagai berikut.

(49) Ahmad pergi?

(50) Murid itu masih belajar?

G. Rumah Sakit se-Kabupaten Banyumas

Rumah sakit se-Kabupaten Banyumas adalah rumah sakit yang berada di

wilayah Kabupaten Banyumas. Nama-nama rumah sakit yang terdapat di Kabupaten

Banyumas yaitu sebagai berikut:

1. Rumah Sakit Umum Daerah, meliputi RSUD Banyumas, RSUD Prof Dr.

Margono Soekarjo, dan RSUD Ajibarang,

2. Rumah Sakit Swasta, meliputi: RS Santa Elisabeth, RS Islam Purwokerto, RSU

Hidayah Purwokerto, RSU Bunda, RSU Ananda Purwokerto, RS Sinar Kasih,

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah Agustiani_BAB II.pdf9 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat

52

RSU Wishnu Husada, RSU Wiradadi Husada, RSU An-Ni‟mah, RSU Medika

Lestari Banyumas, dan RSU Dadi Keluarga.

3. Rumah Sakit Tentara, meliputi: Rumkit Tk III Wijayakusuma.

4. Rumah Sakit Ibu dan Anak, meliputi: RSIA Amanah, RSIA Bunda Arif, RSIA

Bedah Jatiwinangun, dan RSIA Budhi Asih.

5. Rumah Sakit Keluarga Berencana, meliputi: RSKB Mitra Ariva.

6. Rumah Sakit Khusus, meliputi: RSK Bedah Siaga Medika Banyumas dan RSK

Bedah Orthopaedi.

7. Rumah Sakit Gigi dan Mulut, meliputi: RS Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP)

Universitas Jenderal Soedirman.

Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017