BAB II LANDASAN TEORI A. Indekos

23
13 BAB II LANDASAN TEORI A. Indekos Indekos adalah Tinggal dirumah orang lain tanpa makan, dengan membayar setiap bulannya. 11 Dalam wikipedia definisi indekos adalah sebuah jasa yang menawarkan kamar untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu setiap periode (umumnya pembayaran dilakukan setiap bulan). Kata “kost” berasal dari bahasa belanda yakni in the kost. Definisi “In The Kost” adalah “makan didalam” apabila dijabarkan lebih lanjut dapat diartikan “tinggal dan ikut makan” didalam tempat tinggal. 12 Pada dasarnya, rumah kos adalah rumah hunian yang menyediakan kamar untuk tempat tinggal, lengkap dengan prabot standar kost yakni tempat tidur dan lemari. Sedangkan sistem pembayarannya ada yang menggunakan bulanan dan tahunan. 1. Sejarah Indekost Kost (in the kost) ada sejak zaman kolonial / penjajahan Belanda di Indonesia. Pada saat itu “in the kost” adalah sebuah gaya hidup yang cukup populer dikalangan menengah ke atas untuk kaum pribumi, terutama bagi kaum yang mengagung-agungkan budaya Barat / Eropa khususnya adat Belanda yang dirasa sangat terhormat saat itu. 11 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ke 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), 443. 12 Wikipedia, 25 Februari 2018, http://id.m.wikipedia.org/wiki/indekost

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Indekos

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Indekos

Indekos adalah Tinggal dirumah orang lain tanpa makan, dengan

membayar setiap bulannya. 11 Dalam wikipedia definisi indekos adalah

sebuah jasa yang menawarkan kamar untuk ditinggali dengan sejumlah

pembayaran tertentu setiap periode (umumnya pembayaran dilakukan setiap

bulan). Kata “kost” berasal dari bahasa belanda yakni in the kost. Definisi “In

The Kost” adalah “makan didalam” apabila dijabarkan lebih lanjut dapat

diartikan “tinggal dan ikut makan” didalam tempat tinggal.12

Pada dasarnya, rumah kos adalah rumah hunian yang menyediakan

kamar untuk tempat tinggal, lengkap dengan prabot standar kost yakni

tempat tidur dan lemari. Sedangkan sistem pembayarannya ada yang

menggunakan bulanan dan tahunan.

1. Sejarah Indekost

Kost (in the kost) ada sejak zaman kolonial / penjajahan Belanda di

Indonesia. Pada saat itu “in the kost” adalah sebuah gaya hidup yang

cukup populer dikalangan menengah ke atas untuk kaum pribumi,

terutama bagi kaum yang mengagung-agungkan budaya Barat / Eropa

khususnya adat Belanda yang dirasa sangat terhormat saat itu.

11 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ke 3, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2003), 443. 12 Wikipedia, 25 Februari 2018, http://id.m.wikipedia.org/wiki/indekost

14

Dalam masa penjajahan, bangsa Belanda ataupun bangsa Eropa pada

umumnya mendapatkan setatus sangat terpandang dan memiliki

kedudukan tinggi dalam sastra sosial di masyarakat, terutama dikalangan

masyarakat pribumi Indonesia. Selain orang Belanda dan non-tradisional

menganggap perlunya anak mereka bersikap seperti layaknya orang

Belanda. Dengan membayar sejumlah uang tertentu sebagai jaminan,

anaknya diperbolehkan untuk tinggal dirumah orang Belanda yang mereka

inginkan, dengan beberapa syarat yang sudah diperhitungkan, dan

resmilah si anak diangkat sebagai anak angkat oleh keluarga Belanda

tersebut.

Konsep in the kost zaman dulu yaitu mengadaptasi dan meniru

budaya hidup, bukan sekedar hanya makan dan tidur saja, namun

diharapkan setelah berhenti menumpang sang anak dapat cukup terdidik

untuk mampu hidup mandiri sesuai dengan tradisi keluarga tempat dimana

ia pernah tinggal.

Seiring berjalannya waktu, saat ini istilah in the kos disebut kost, di

berbagai daerah di Indonesia, sentra pendidikan, akademi, dan universitas.

Hal ini diikuti dengan bertambahnya jumlah rumah-rumah atau bangunan

khusus yang menawarkan jasa kost bagi para pelajar / mahasiswa yang

membutuhkan. 13

13 Wikipedia, 25 februari 2018, https://id.im.wikipedia.org/wiki/indekost

15

2. Fungsi Indekost

Indekost dirancang untuk memenuhi kebutuhan hunian yang bersifat

sementara dengan sasaran pada umumnya adalah mahasiswa dan pelajar

yang berasal dari luar kota ataupun luar daerah. Namun tidak sedikit pula

indekost ditempati oleh masyarakat umum yang tidak memiliki rumah

pribadi dan menginginkan berdekatan dengan lokasi aktifitas. Oleh karena

itu fungsi indekost dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi mahasiswa yang pada

umumnya berasal dari luar daerah selama masa studinya.

b. Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi masyarakat umum yang

bekerja di kantor atau tidak memiliki rumah tinggal agar berdekatan

dengan lokasi kerja.

c. Sebagai sarana pembentukan kepribadian mahasiswa untuk lebih

disiplin, mandiri, dan bertanggung jawab.14

B. Faktor Pribadi

1. Pengertian Faktor Pribadi

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis

seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan

yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan.

Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti

usia dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya

hidup serta kepribadian dan konsep diri.

14 Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 314.

16

Dalam Islam, konsumis tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan.

Peranan keimanan menjadi tolak ukur penting karena keimanan

memberikan cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi

kepribadian manusia, yang dalam bentuk prilaku, gaya hidup, , selera,

sikap, sumber daya, dan ekologi. Namun konsumsi juga memiliki batasan

yang dijelaskan dalam firman Allah SWT:

ض حللا طي باا ول تتبعوا خطوات رأ ا في الأ يا أيها الناس كلوا مم

شاء وأنأ أمركمأ بالسوء والأفحأ الشيأطان إنه لكمأ عدو مبين إنما يأ

ما ل تعألمون تقولوا على الل

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang

terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti lagkah-langkah syaitan;

karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

“Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji,,

dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. (Q.S Al-

Baqarah ayat 168-169).15

2. Karakteristik Faktor Pribadi

a) Usia dan siklus hidup

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama

masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi

sering kali berhubungan dengan usia. Membeli juga dibentuk oleh

tahap siklus hidup keluarga sesuai dengan usia kedewasaannya.

Pemasar sering mendefinisikan sasaran pasar dalam bentuk tahap siklus

hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana

pemasaran untuk setiap produk.

15 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: Penerbit Diponegoro, 2007),

17

b) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang

dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang

mempunyai minat-minat di atas rata-rata akan produk dan jasa mereka.

Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam

memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu.

c) Situasi ekonomi

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan

produk. Pemasar barang yang sensitif terhadap pendapatan yang

mengamati gejala pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat. Jika

indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil

langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan

mengubah harga produknya.

Sesungguhnya antara konsumsi dan pemasukan tersebut

memiliki dalil-dalil yang jelas dalam perekonomian Islam, diantara

firman Allah SWT:

قه زأ ه ر يأ ل ر ع د نأ ق م ه و ت ع نأ س ة م ع قأ ذو س ف نأ ي ل

ا اه ا آت ا إل م سا فأ ن ف الل ل ك ل ي اه الل ا آت م قأ م ف نأ ي لأ ف

ا را ر يسأ سأ د ع بعأ عل الل يجأ س

18

“Hendaklah orang-orang yang mampu memberi nafkah menurut

kemampuannya, dan orang-orang yang disempitkan rizqinya hendaklah

memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah

tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang

Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan

sesudah kesempitan.” (Q.S Al- Thalaq ayat 7)16

Kesesuaian antara pemasukan dan konsumsi bagi konsumen

muslim sangatlah penting untuk diperhatikan karena dengan begitu

konsumen muslim tidak memaksakan kehendaknya untuk memenuhi

keinginannya. Karena pada hakikatnya kebutuhan yang mengikuti

pemasukan bukan pemasukan yang mengikuti kebutuhan.

d) Gaya hidup

Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang yang

diekpresikan dalam aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga,

kegiatan sosial) minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini

yang lebih dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang, gaya

hidup menampilkan pola berekreasi dan berinteraksi seseorang secara

keseluruhan di dunia.

e) Kepribadian dan konsep diri

Kepribadian setiap orang berbeda mempengaruhi perilaku

pembeliannya. Kepribadian (personality) mengacu pada karakteristik

psikologi unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan

bertahan lama terhadap lingkungan orang itu sendiri. Kepribadian

biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya diri,

dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan diri,

16 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: Penerbit Diponegoro, 2007),

446.

19

kemampuan beradaptasi dan keagresifan. Kepribadian dapat

bermanfaat menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan

produk atau merk tertentu.17

C. Kelompok Referensi

1. Pengertian Kelompok Referensi

Kelompok referensi menurut Philip Kotler adalah seorang

yang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap

muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. 18

Sedangkan menurut Soloman bahwa kelompok referensi adalah ndividu

atau sekelompok orang yang memiliki relevan yang signifikan terhadap

seseorang dalam hal megevaluasi, memberi aspirasi, atau dalam

berperilaku.19

2. Jenis-Jenis Kelompok Referensi

Kelompok referensi ini dapat memiliki banyak jenis

tergantung pada tingkat hubungan timbal balik pribadi, struktur dan

tujuan. Klasifikasi yang dikenalkan ini merefleksikan terminologi standar,

akan tetapi tidak ada kategori yang berdiri sendiri. Adapun kelompok

tersebut dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya primer dan sekunder

yaitu:20

17 Philip Kotler dan Gry Armstrong 169-171 18 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jili 1, (Jakarta: Indeks, 2004), 187 19 Ristianti Prasetijo dan John, Perilaku Konsumen, (Yogyakarta: J.O.I, 2005), 151 20 Ibid, 188

20

a. Kelompok primer merupakan kelompok acuan yang berinteraksi

terus-menerus dan informal. Contoh konkrit kelompok ini seperti

keluarga, teman, tetangga, dan rekan sekerja.

b. Kelompok sekunder merupakan kelompok acuan yang cenderung

lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.

Contoh: kelompok sekunder ini seperti kelompok keagamaan, serikat

kerja, dan asosiasi perdagangan.

Pengaruh kelompok acuan sekurang-kurangnya melalui tiga

jalur yaitu diantaranya:21

a. Kelompok acuan menghadapkan seseorang pada perilaku dan gaya

hidup baru.

b. Kelompok acuan mempengaruhi perilaku dan konsep pribadi

seseorang.

c. Kelompok acuan menciptakan tekanan untuk mengikuti kebiasaan

kelompok yang mungkin mempengaruhi pilihan produk dan merek

aktual seseorang

Menurut Kotler sebagaimana dikutip dalam jurnalnya Tiara

Atika Wulandari menyatakan bahwa kelompok acuan dapat diukur

dengan menggunakan:22

21 Ibid, 189 22 Tiara Atika Wulandari,dkk, Pengaruh Kelompok Acuan dan Desain Produk terhadap

Keputusan Pembelian Skin Protector Merek Blink, Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 2, No. 4,

2014, 1301.

21

a. Sumber pribadi yang terdiri dari teman, saudara, dan kenalan.

b. Sumber komersial yang terdiri dari iklan, kemasan, dan pajangan.

c. Sumber publik yang terdiri dari media massa dan organisasi

konsumen.

d. Sumber pengalaman yang terdiri dari pemakaian produk, penanganan,

dan pengkajian.

e. Sumber media online yaitu internet.

3. Faktor-Faktor yang menentukan kekuatan pengaruh kelompok referensi

Menurut Solomon yang dikutip dalam bukunya Rustiyanti

Prasetijo ada jenis kekuatan yang dimiliki oleh kelompok acuan yang

dapat memberikan pengaruh kepada konsumen diantaranya:23

a. Kekuatan sosial (social power)

Hal ini ditujukan dalam situasi dimana kelompok acuan itu

mampu mengubah perilaku seseorang, secara sukarela ataupun tidak,

dan berlaku pada waktu kelompok atau orang yang bersangkutan ada

ataupun tidak ada.

b. Kekuatan acuan (referent power)

Jika seseorang mengagumi kualitas orang lain atau kelompok

tertentu, dia akan mencobauntuk meniru perilaku orang atau

kelompok yang bersangkutan untuk menyenangkan atau

mengidentifikasi dirinya dengan orang yang dikagumi.

23Rustiyanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw, 153.

22

c. Kekuatan informatif (informative power)

Seseorang bias mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi

orang lain karena dia memiliki informasi yang ingin diketahui orang

lain. Pengalaman menggunakan produk dapat menghasilkan kekuatan

informatif.

d. Kekuatan sah atau wewenang (legitimate power)

Seseorang dapat memiliki kekuatan ini karena dia diberi

kekuasaan oleh yang berwenang.

e. Kekuatan keahlian (expert power).

Konsumen mudah dipengaruhi oleh ahli yang dianggap bisa

mengevaluasi produk dengan obyektif dan informatif.

f. Kekuatan pemberian ganjaran (reward power)

Konsumen terpengaruh oleh orang yang memberinya ganjaran

positif yang dapat berbentuk sesuatu yang kasat mata seperti hadiah,

adapun yang tidak kasat mata seperti penerimaan sebagai anggota

suatu kelompok.

g. Kekuatan paksaan (coercive power)

Kekuatan ini merupakan satu bentuk pengaruh dengan

intimidasi sosial atau fisik. Kekuatan paksaan ini tidak efektif apabila

digunakan dalam pemasaran, karena hasilnya hanya sementara saja

dan tidak bisa untuk jangka waktu lama.

23

Besar kecilnya pengaruh yang diberikan oleh kelompok acuan terhadap

perilaku individu biasanya tergantung dari sifat-sifat dasar individu, produk

yang ditawarkan, juga pada faktor-faktor yang spesifik diantaranya:24

a. Informasi tentang produk dan pengalaman menggunakan produk

tersebut.

b. Kredibilitas, daya tarik, dan kekuatan kelompok acuan. Sifat produk

yang menonjol secara visual maupun verbal (produkproduk yang

dikonsumsi di depan umum dan juga produk yang eksklusif seperti

barang-barang mewah.

c. Dampak kelompok acuan terhadap produk dan pilihan merek,

terutama yang mengandung reward power dan social power.

d. Besar kecilnya resiko yang dipersepsi konsumen bila dia

menggunakan produk tersebut.

4. Penerapan konsep kelompok referensi pada promosi beberapa kelompok

referensi yang terkait dengan konsumen adalah kelompok persahabatan

(frienship groups), kelompok belanja (shopping groups), kelompok kerja

(work groups), kelompok atau masyarakat maya (virtual groups or

communities) dan kelompok pegiat konsumen (consumer action group).

Selain itu, ada tiga jenis daya tarik utama kelompok acuan yang biasa

digunakan dalam kiatkiat pemasaran yaitu diantaranya:25

24 Ibid, 156. 25 Ibid, 159.

24

a. Selebritis: pada umumnya orang akan terpesona melihat orang yang

kaya, sukses dan terkenal, dan mereka bisa terkenal karena cantik

atau ganteng dan mempunyai keahlian tertentu. Mereka

mempengaruhi pengagumnya disegala aspek baik dalam hal cara

berfikir, apa yang dibeli, digunakan, dikonsumsi, bahkan disemua

kegiatan yang mereka ikut terlibat.

b. Ahli atau pemimpin pendapat: mereka adalah orang-orang yang

pendapatnya mengenai suatu produk tertentu dituruti oleh orangorang

yang kurang tahu tentang produk tersebut.

c. Orang biasa: para konsumen yang sudah berpengalaman

menggunakan produk tersebut dan mengerti betul tentang suatu

produk. Oleh karena itu, pendapatnya dituruti oleh orang lain di

komunitas atau lingkungan tempat tinggalnya.

d. Fungsi kelompok refenesi dalam mempengaruhi keputusan beli

konsumen

Fungsi kelompok referensi dapat dilihat dengan jelas pada waktu

konsumen ingin:26

a. Dipuji dan dihargai oleh orang-orang yang dianggapnya penting.

b. Mengidentifikasi dirinya dengan kelompok atau orang yang

dikagumi atau dihormatinya. Disini dirasakan adanya kesamaan

antara konsumen dengan kelompok atau orang tersebut.

26 Ibid, 193.

25

c. Memperoleh dan mempertahankan penerimaan oleh kelompok

dengan berperilaku sesuai dengan norma-norma kelompok.

d. Mengakui, tergantung pada, dan memanfaatkan keahlian orang lain

dalam mengevaluasi produk.

D. Keputusan Konsumen

1. Pengertian Keputusan Konsumen

Menurut Kotler & Armstrong, keputusan konsumen adalah tahap

dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-

benar membeli. 27 Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan

individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

mempergunakan barang yang ditawarkan. Menurut Setiadi,

mendefinisikan suatu keputusan (decision) melibatkan pilihan diantara

dua atau lebih alternatif tindakan atau perilaku. Keputusan selalu

mensyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda.28

Keputusan pembelian merupakan salah satu dari perilaku konsumen.

Menurut Engel, Blackwell,dan Miniar, pemahaman terhadap perilaku

konsumen mencakup pemahaman terhadap tindakan yang langsung

dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang

mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.29

27 Kotler dan Amstrong, Dasar- Dasar Pemasaran Edisi 9, Jilid I(Jakarta: Indeks Kelompok

Gramedia, 2003), 227. 28 Nugroho J. Setiabudi, Perilaku Konsumen Konsep Dan Implikasi Untuk Strategi Dan

Penelitian Pemasaran (Jakarta: Kencana, 2003), 341. 29 Tatik Suryani, Perilaku Konsumen: Implikasi Pada Strategi Pemasaran (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2008), 5.

26

Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara

langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang

dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada

persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.30 Menurut Kotler dan

Keller, perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu,

kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan

membuang barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan mereka.31

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen

Menurut Kotler, adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

keputusan konsumen tersebut antara lain:32

a. Faktor Kebudayaan

Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam

pada perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang

dimainkan oleh budaya, sub budaya dan kelas sosial pembeli.

1. Budaya adalah kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan

perilaku yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan

institusi penting lainnya.

30 Basu Swastha dan T. Hani Handoko, Manajemen Pemasaran (Analisa perilaku konsumen)

(Yogyakarta : BPFE UGM, 2000), 9. 31 Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi Ke 12., 214-231. 32 Philip Kotler dan Gery Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 (Jakarta: Erlangga,

2001), 157-176.

27

2. Sub budaya adalah kelompok masyarakat yang berbagi sistem nilai

berdasarkan pengalaman hidup dan situasi yang umum.

3. Kelas Sosial adalah pembagian yang relatif permanen dan

berjenjang dalam masyarakat di mana anggotanya berbagai nilai,

minat dan perilaku yang sama.

b. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh factor-faktor social,

seperti kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status social

konsumen.

1. Kelompok adalah dua atau lebih orang yang berinteraksi untuk

mencapai tujuan pribadi atau tujuan bersama.

2. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling

penting dalam masyarakat.

3. Peran dan Status, maksudnya posisi seseorang dalam masing-masing

kelompok dapat didefinisikan peran dan status. Peran terdiri dari

kegiatan yang dilakukan seseorang sesuai dengan orang-orang yang

disekitarnya. Masing-masing peran membawa status yang

mencerminkan nilai umum yang diberikan kepadanya oleh

masyarakat.

c. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik

pribadi seperti usia dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, situasi

ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri.

28

1. Usia dan tahap siklus hidup, orang mengubah barang dan jasa yang

mereka beli sepanjang hidup mereka. Pembelian juga dibentuk oleh

siklus hidup keluarga, tahap-tahap yang dilalui keluarga ketika

mereka menjadi matang dengan berjalannya waktu.

2. Pekerjaan seseorang mempengaruhi produk dan jasa yang mereka

beli.

3. Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Jika

indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil

langkah-langkah untuk merancang ulang, mereposisi, dan

menetapkan harga kembali untuk produk mereka secara seksama.

4. Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang yang diekspresikan

dalam kegiatan, minat, dan pendapatannya.

5. Kepribadian dan konsep diri, kepribadian mengacu pada

karakteristik psikologi unik seseorang yang mnyebabkan respon

yang relative konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan

orang itu sendiri.

d. Faktor Psikologis

Pilihan membeli seseorang dipengaruhi oleh empat faktor

psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta

keyakinan dan sikap.

1. Motivasi adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang mendorong

seseorang untuk mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.

29

2. Persepsi adalah proses di mana orang memilih, mengatur, dan

menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia

yang berarti.

3. Pembelajaran adalah perubahan dalam perilaku seseorang yang

timbul dari pengalaman.

4. Keyakinan dan Sikap, Keyakinan adalah pikiran deskriptif yang

dimiliki seseorang tentang sesuatu. Sedangkan sikap adalah

evaluasi, perasaan dan tendensi yang relatif konsisten dari seseorang

terhadap sebuah objek atau ide.

3. Proses Keputusan Konsumen

Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian sesungguhnya

dan berlanjut dalam waktu yang lama setelah pembelian. Pemasar harus

memusatkan perhatian pada keseluruhan proses pembelian dan bukan

hanya pada keputusan pembelian. Menurut Kotler dan Amstrong, proses

pengambilan keputusan pembelian adalah sebagai berikut:33

a. Pengenalan kebutuhan

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah

atau kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal ketika

salah satu kebutuhan normal seseorang timbul pada tingkat yang cukup

tinggi sehingga menjadi dorongan. Kebutuhan juga bisa dipicu oleh

rangsangan eksternal.

Manusia memiliki 3 kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan

sandang, pangan dan papan. Salah satu kebutuhan manusia yang mendasar

33 Ibid., 179-181.

30

adalah tempat tinngal atau rumah. Rumah sebagai tempat tinggal

merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain pakaian dan

makan. Dalam pelaksanaan semua kegiatan kita, Allah SWT pun

menjelaskan dalam FirmanNya:

ود ل نأ ج مأ م ل لك ع ج ناا و ك مأ س ك وت ي نأ ب مأ م ل لك ع ج والل

نأ م مأ و ك ت ام ق م إ يوأ مأ و ك ن عأ م ظ ا يوأ ه فون خ ت سأ اا ت يوت ام ب ع نأ الأ

لى حين ا إ اعا ت م اا و اث ث ا أ ه عار شأ أ ا و ه بار وأ أ ا و ه اف و صأ أ

“Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal

dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumahm (kemah-kemah) dari kulit

binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu

berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu-

bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan

perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu).”34 (Q.S An-Nahl

ayat 80)35

Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa Allah SWT pun

mengajarkan kepada seluruh hambanya agar mengunjungi aktivitasnya

dengan memiliki tempat tinggal bagaimanapun caranya, karena tempat

tinggal merupakan salah satu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi.

Tempat tinggal biasanya sering dianggap sebagai rumah yang mempunyai

bangunan teratur untuk berlindung, beristirahat, dan berkumpul bersama

keluarga.

b. Pencarian informasi

34 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: Penerbit Diponegoro, 2007),

220. 35Ibid, 327

31

Tahap proses kebutuhan pembeli dimana konsumen ingin mencari

informasi lebih banyak, konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian

atau melakukan pencarian informasi secara aktif. Konsumen dapat

memperoleh informasi dari beberapa sumber. Sumber-sumber ini meliputi

sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga), sumber komersial (iklan, situs

Web, kemasan), sumber publik (media massa, organisasi peringkat

konsumen, pencarian internet),sumber pengalaman (penanganan,

pemerikasaan, penggunaan produk).

c. Evaluasi alternatif

Tahap proses keputusan pembeli di mana konsumen menggunakan

informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam sekelompok pilihan.

Konsumen sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui

beberapa prosedur evaluasi. Bagaimana cara konsumen mengevaluasi

alternatif bergantung pada konsumen pribadi dan situasi pembelian

tertentu.

d. Keputusan pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan

membentuk niat pembelian. Keputusan pembelian konsumen adalah

membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara

niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap

orang lain dan faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak

diharapkan.

e. Perilaku pasca pembelian

32

Tahap proses keputusan pembeli di mana konsumen mengambil

tindakan selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan atau

ketidakpuasan mereka. Pekerjaan pemasar tidak berakhir ketika produk

telah dibeli. Perilaku konsumen pasca pembelian harus diperhatikan.

4. Konsep Islam Terhadap Keputusan Konsumen

a. Perilaku konsumen dalam Islam

Perilaku konsumen merupakan kecenderungan dalam melakukan

konsumsi untuk memaksimalkan kepuasannya. Dalam memenuhi

kebutuhan, Islam menyarankan agar manusia dapat bertindak ditengah-

tengah (modernity) dan sederhana (simplicity). Untuk itu, Islam menolak

manusia yang selalu memenuhi keinginannya, karena pada dasarnya

manusia memiliki kecenderungan terhadap keinginan, baik itu keinginan

yang baik maupun keinginan yang buruk. Keinginan tidak sering sejalan

dengan rasionalitas, karena bersifat terbatas dalam kualitas maupun

kuantitasnya. Dalam ajaran Islam juga manusia harus mengendalikan dan

mengarahkan keinginannya sehingga dapat membawa kemanfaatan dan

bukan kerugian bagi kehidupan di dunia dan di akhirat.36

Dalam hal ini, perilaku konsumen menjadi hal-hal yang mendasari

konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Adapun hal-hal tersebut

adalah proses dan aktivitas ketika konsumen berhubungan dengan

pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan serta pengevaluasian

produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.

b. Keputusan pembelian dalam Islam

36 Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Islami (Yogyakarta: Ekonisia, 2003), 123.

33

Proses pengambilan keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh

perilaku konsumen. Dalam Islam, proses pengambilan keputusan

pembelian diterangkan dalam beberapa ayat al-Qur’an yang lebih bersifat

umum. Artinya bisa diterapkan dalam segala aktivitas. Selain itu, konsep

pengambilan keputusan pembelian dalam Islam lebih ditekankan

keseimbangan. Firman Allah :

ك ل ن ذ يأ ان ب ك وا و ر ت قأ لمأ ي فوا و ر قوا لمأ يسأ ف نأ ذا أ ين إ ذ ال و

ا اما و ق

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak

berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di

tengah-tengah antara yang demikian” (Q.S. Al Furqan ayat 67).37

Berdasarkan ayat diatas setiap pengambilan keputusan untuk

membeli sesuatu haruslah seimbang, dikatakan seimbang jika dalam

pembelian tidak berlebih-lebihan yang sesuai dengan kebutuhandan tidak

kikir.

Barang, komoditi atau jasa yang dibutuhkan dan diingkan oleh

masyarakat calon konsumen harus jelas-jelas dipahami dan diproyeksikan

laku di pasar. Pelaku bisnis harus yakin benar bahwa barang atau jasa

yang dijual adalah barang yang bernilai positif atau bermanfaat positif

bagi masyarakat konsumen dan berguna bagi pengembangan budaya

masyarakat. Pelaku bisnis tidak boleh semata mempertimbangkan factor

yang menguntungkan secara finansial saja melainkan harus juga menilai

37 Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahan (Jakarta: Pustaka Amani, 2005)

34

bahwa barang atau jasa itu dibutuhkan dan diingkan oleh konsumen, tetapi

jika barang atau jasa ini merugikan keselamatan, kesejahteraan, dan

kesehatan konsumen, maka tidak layak dibuat atau dijual dan

diperdagangkan. Seperti barang yang memabukakan, barang yang

merusak kesehatan badan dan jiwa masyarakat, meski barang tersebut

menjadi barang yang cukup laris di masyarakat namun pada hakekatnya

barang tersebut dapat berakibat merusak kesehatan.38

Maka dari itu, konsumen dianjurkan untuk berhati-hati dalam

memilih dan menerima informasi suatu produk yang akan dibeli. Hal ini

sesuai dengan firman Allah :

نأ نوا أ ي ب ت ف إ ب ن ق ب مأ فاس ك اء نوا إنأ ج ين آم ذ ا ال يه ا أ ي

ين م اد مأ ن ت لأ ا فع لى م بحوا ع صأ ة فت ال ه ج ا ب ما يبوا قوأ ص ت

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik

membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak

menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui

keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”

(Q.S. Hujurat ayat 6).39

Dari ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa, sebagai umat muslim

hendaknya berhati-hati ketika kita memilih suatu produk baik untuk

dikonsumsi atau digunakan, sebaiknya kita berhati-hati. Seperti yang

dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat tahapan-tahapan seseorang dalam

mengambil suatu keputusan pembelian. Dimulai dari pengenalan

38 Muslich, Bisnis Syariah Perspektif Mu’amalah dan Manajemen (Yogyakarta: Unit

Penerbit Dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Ykpn, 2002), 150-151. 39 Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahan (Jakarta: Pustaka Amani, 2005)

35

kebutuhan, pencarian informasi, penialaian alternatif, pengambilan

keputusan dan pasca pengambilan keputusan.