KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

107

Click here to load reader

Transcript of KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Page 1: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………… i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................... ii

KATA PENGANTAR…………………………………………………. iii

ABSTRAK………………………………………………………………. iv

DAFTAR ISI……………………………………………………………. v

DAFTAR TABEL..................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… vii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Konteks Masalah................................................................................. 1

1.2. Fokus Masalah...................................................................................... 6

1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6

1.4. Manfaat Penelitian................................................................................ 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Perspektif/Paradigma Kajian………………………………………… 8

2.2. Kajian Pustaka…………………………………..…………………… 9

2.2.1. Komunikasi……………………………………………………. 9

2.2.1.1. Pengertian Komunikasi……………………………….. 10

2.2.1.2. Proses Komunikasi……………………………………. 11

Page 2: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

2.2.1.3. Unsur-Unsur Komunikasi…………………………… 12

2.2.1.4. Fungsi Komunikasi…………………………………... 13

2.2.1.5. Tujuan Komunikasi……………………………........... 13

2.2.2. Komunikasi Antarpribadi…........................................................ 14

2.2.2.1. Defenisi Komunikasi Antarpribadi…........................... 14

2.2.2.2. Fungsi dan Keampuhan Komunikasi Antarpribadi……15

2.2.2.3. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi……………… 16

2.2.2.4 Tahapan Hubungan Komunikasi……………………… 18

2.2.4. Konsep Diri………………………………………………......... 21

2.2.4.1. Pengertian Konsep Diri………………………………..21

2.2.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan

Konsep Diri...................................................................23

2.2.4.3. Proses Terbentuknya Konsep Diri……………………24

2.2.4.4. Proses Pengembangan Konsep Diri…………………...25

2.2.4.5. Jenis-Jenis Konsep Diri………………………………..26

2.2.4.6. Pengaruh Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi28

2.2.5. Teori Disonansi Kognitif..............................................................29

2.2.5.1. Pengertian Teori Disonansi Kognitif..............................29

2.2.5.2. Asumsi dari Teori Disonansi Kognitif............................30

2.2.5.3. Disonansi Kognitif dan Persepsi.....................................31

2.2.6. Teori Interaksi Simbolik………………………………………...31

2.2.6.1. Pengertian Teori Interaksi Simbolik…………………...31

Page 3: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

2.2.6.2. Prinsip Dasar Teori Interaksi Simbolik………………32

2.2.6.3. Asumsi Teori Interaksi Simbolik……………………..32

2.2.7. Mahasiswa Indekos.....................................................................35

2.2.7.1. Pengertian Mahasiswa Indekos.....................................35

2.2.7.2. Peran dan Fungsi Sebagai Mahasiswa..........................36

2.3 Model Teoritik......................................................................................37

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian………………………………………………........38

3.1.1. Metodologi Kualitatif………………………………………....38

3.1.2. Studi Kasus……………………………………………………40

3.2. Objek Penelitian………………………………………………….......42

3.3. Subjek Penelitian……………………………………………………..42

3.4. Teknik Pengumpulan Data…................................................................44

3.4.1. Penentuan Informan……………………………………………46

3.4.2. Keabsahan Data………………………………………………..46

3.5. Teknik Analisis Data…………………………………………………47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian……………………………………49

4.2. Profil Informan………………………………………………………51

4.2.1. Profil Yustira Sinaga…………………………………………..51

Page 4: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

4.2.2. Profil Bonar Jubelmar Silaban………………………………...53

4.2.3. Profil Siti Aisyah……………………………………………...54

4.2.4. Profil Daud Steven Lingga…………………………………..55

4.2.5. Profil Septika Evalina Hutagaol……………………………..56

4.2.6. Tabel Matriks Mengenai Profil Informan……………...........57

4.3. Hasil Pengamatan dan Wawancara Yang Menggambarkan Konsep Diri

Mahasiswa-Mahasiswi Indekos Universitas Sumatera Utara....................58

4.4. Pembahasan…………………………………………………………........77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan…………………………………………….......……………81

5.2. Saran……………………………………………………….......………..81

Page 5: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Tabel Matriks Mengenai Profil Informan 57

2.1 Klasifikasi Tabel sesuai Tujuan Penelitian 71

3.1 Konsep diri 79

Page 6: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1. Bagan Model Teoretik Penelitian Proses Pembentukan

Konsep Diri Mahasiswa Indekos Universitas Sumatera Utara 37

Page 7: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

ABSTRAK

Skripsi ini berisi penelitian mengenai konsep diri mahasiswa indekos Universitas Sumatera Utara dalam konteks komunikasi antarpribadi. Penelitian ini memfokuskan pada penelitian studi kasus dimana meneliti proses pembentukan konsep diri mahasiswa indekos Universitas Sumatera Utara setelah menjadi anak kos. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha meneliti bagaimana terbentuknya konsep diri mahasiswa indekos Sumatera Utara yang dipengaruh oleh empat faktor yaitu orangtua, orang lain, budaya, dan evaluasi terhadap perilaku yang dilakukan. Selain itu, peneliti meneliti karakteristik mahasiswa indekos Universitas Sumatera Utara. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti subjek penelitian yang merupakan mahasiswa Universitas Sumatera Utara dimana dikhususkan memilih subjek penelitian yang merupakan anak kos. Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti bagaimana faktor-faktor pembentukan konsep diri bisa menjadi penentu dalam pembentukan konsep diri. Penelitian ini meneliti apakah faktor-faktor pembentukan konsep diri tersebut bisa memberikan pengaruh besar bagi mahasiswa indekos. Peneliti ingin meneliti intensitas komunikasi dengan cara berinteraksi yang dijalin. Sesuai fokus masalah yang akan diteliti yaitu “Bagaimana Proses Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Indekos Universitas Sumatera Utara Setelah Menjadi Anak Kos”, dimana dalam penelitian ini peneliti mendapatkan hasil bahwa pada umumnya dari komunikasi yang terjalin tersebut bisa menentukan konsep diri positif dan konsep diri negatif. Konsep diri positif terbentuk karena adanya komunikasi yang efektif dan sebaliknya.

Page 8: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. KONTEKS MASALAH

Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi

kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukan

dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama

sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang

disampaikan melalui lambang tertentu yang mengandung arti, dilakukan oleh

penyampai pesan (sumber, komunikator sendiri) ditujukan kepada penerima pesan

(receiver,komunikan, audience).

Setiap orang selalu berupaya memahami setiap peristiwa yang

dialaminya. Orang memberikan makna terhadap apa yang terjadi di dalam dirinya

sendiri atau lingkungan sekitarnya. Terkadang makna yang diberikan itu sangat

jelas dan mudah dipahami orang lain, namun terkadang makna itu buram, tidak

dapat dipahami dan bahkan bertentangan dengan makna sebelumnya.

Komunikasi berfungsi sebagai perekat atau lem dalam masyarakat.

Manusia sebagai pribadi maupun makhluk sosial akan saling berkomunikasi dan

saling mempengaruhi satu sama lain dalam hubungan yang beraneka ragam,

dengan gaya dan cara yang berbeda pula. Komunikasi merupakan dasar dari

seluruh interaksi antar manusia. Interaksi manusia baik antara perorangan,

kelompok maupun organisasi tidak mungkin terjadi tanpa komunikasi. Begitupun

dalam interaksi keluarga, baik antar pribadi anggota keluarga, orang tua dengan

anak maupun dengan keluarga yang lain sebagai perorangan, kelompok maupun

sebagai keluarga itu sendiri.

Menurut Richard L. Weaver, salah satu karakteristik komunikasi

antarpribadi adalah tidak harus bertatap muka (Budyatna,2011:16). Komunikasi

antarpribadi yang sudah terbentuk, adanya saling pengertian antara dua individu.

Misalnya, antara orangtua dan anaknya yang menempuh pendidikan jauh dengan

orangtua dan tidak tinggal serumah dengan orangtua, maka interaksi yang terjalin

melalui telepon, email, chatting, dan sebagainya. Komunikasi antarpribadi sebagai

Page 9: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

proses yang merupakan rangkaian sistematis perilaku yang bertujuan yang terjadi

dari waktu ke waktu atau berulang kali. Misalnya, selama dua puluh menit

percakapan telepon seorang anak dengan orangtuanya untuk mendapatkan

informasi keluarga.

Komunikasi antarpribadi merupakan salah satu faktor yang menentukan

konsep diri seseorang, karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin

sesuai dengan konsep dirinya. Suksesnya komunikasi antarpribadi banyak

bergantung pada kualitas konsep diri seseorang (Rakhmat,2008:105). Seseorang

berkomunikasi harus memiliki konsep yang positif, maka komunikasi akan

semakin efektif. Contohnya, bila seorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai

orang rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur dan mempelajari

materi kuliah dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis

yang baik. Konsep diri memiliki peran penting karena menjadi motivasi utang

yang didukung oleh seluruh elemen lainnya yang terdapat pada sistem kognitif

manusia (Morissan,2009:70).

Konsep diri merupakan faktor yang menentukan dalam komunikasi

antarpribadi, karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan

konsep dirinya. Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang

dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari

interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan,

melainkan berkembang dari pengalaman yang terus-menerus dan terdiferensiasi.

Dasara dari konsep diri individu ditanamkan pada saat dini kehidupan anak yang

menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya di kemudian hari

(Agustiani,2009:138).

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan individu tentang dirinya.

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri

yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu: yakin akan kemampuan mengatasi

masalah; merasa setara dengan orang lain; menerima pujian tanpa rasa malu;

menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan

perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat; mampu memperbaiki

dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak

Page 10: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

disenanginya dan berusaha mengubah. Konsep diri merupakan faktor yang sangat

menentukan dalam komunikasi antarpribadi, yaitu:

a. Nubuat yang dipenuhi sendiri. Karena setiap orang bertingkah laku

sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang mahasiswa

menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah

secara teratur, membuat catatan yang baik, mempelajari materi kuliah

dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.

b. Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan

komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain

meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri

menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita,

kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan

baru.

c. Percaya diri (self confidence). Keinginan untuk menutup diri, selain

karena konsep diri yang negatif timbul dari kurangnya kepercayaan kepada

kemampuan sendiri. Orang yang kurang percaya diri akan cenderung sedapat

mungkin menghindari situasi komunikasi. Ketakutan untuk melakukan

komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang

aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Tentu

tidak semua aprehensi komunikasi disebabkan kurangnya percaya diri; tetapi di

antara berbagai faktor, percaya diri adalah yang paling menentukan. Untuk

meningkatkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu

seperti yang dikatakan Maxwell Maltz, seorang tokoh Psikosibernetik,

”Believe in yourself and you’ll succeed”.

d. Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita

karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka

diri (terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan

apa yang kita ingat (ingatan selektif). (Rakhmat, 2005: 104-109).

Konsep diri terbentuk dan berkembang karena adanya empat faktor

(Devito,2009:53-55). Pertama, konsep diri seseorang dibentuk karena adanya

orang-orang yang paling penting dalam hidup seseorang seperti orang tua. Kedua,

Page 11: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

perbandingan yang dibuat antara diri sendiri dan orang lain. Ketiga, adanya

budaya yang dianut. Keempat, mengevaluasi pikiran dan perilaku diri sendiri.

Menurut D.H. Demo menekankan pada maksud bahwa konsep diri

dibentuk, dipelihara, diperkuat, dan/atau diubah oleh komunikasi para anggota

keluarga. Mereka itulah yang disebut sebagai significant others.

(Budyatna,2011:169). significant others yang dimaksud merupakan orangtua.

Orangtua adalah faktor utama yang membentuk dan mengembangkan konsep diri

seorang anak. Orangtua mengarahkan tindakan anaknya, membentuk pikiran

anaknya dan menyentuh anaknya secara emosional. Karena orangtua mempunyai

hubungan emosional. Dan merekalah, secara perlahan-lahan yang membentuk

konsep diri anak melalui senyuman, pujian, penghargaan, pelukan, yang

menyebabkan anak tersebut menilai dirinya sendiri secara positif. Ejekan,

cemoohan, dan hardikan, membuat anak tersebut memandang dirinya sencari

secara negatif.

Ketika si anak tumbuh dewasa menjadi seorang mahasiswa dan

mengharuskan si anak berpisah dengan orangtuanya karena menempuh

pendidikan di daerah yang berbeda, mahasiswa tersebut merasa harus

mengembangkan potensi dirinya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan kampus,

organisasi-organisasi, lingkungan tempat tinggal, interaksi dengan orang sekitar.

Melalui ini membuat konsep diri mahasiswa ini berkembang karena disebabkan

oleh orang lain atau lingkungan.. Pandangan ini disebut generalized others

dimana orang lain yang memandanganya.

Komunikasi berkontribusi bagi pembentukan konsep diri dan

pengembangan konsep diri. Selain orangtua dan orang lain yang menjadi faktor

pembentukkan konsep diri, ada budaya yang menjadi latar belakang

pembentukkan konsep diri. Ketika seorang mahasiswa indekos berada di

lingkungan yang berbeda dengan lingkungan ketika bersama dengan orangtuanya.

Mahasiswa tersebut akan berperilaku dari apa yang diajarkan dan didikan

orangtuanya. Ketika seorang mahasiswa di didik dengan etika yang baik dan

dengan dasar didikan agama yang kuat maka mahasiswa tersebut tidak akan

berpengaruh pada lingkungan sekitar. Tetapi ketika, mahasiswa tersebut dilandasi

sikap yang tidak mempunyai etika dan tidak di didik dengan baik, maka

Page 12: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

mahasiswa indekos tersebut akan mudah terpengaruh dengan hal-hal yang tidak

baik. Mengevaluasi pikiran dan perilaku diri sendiri ada salah satu faktor yang

membentuk konsep diri seorang mahasiswa. Ketika mahasiswa tersebut

berperilaku melalui tindakan, seorang mahasiswa indekos akan mengevaluasi

dirinya sendiri

Komunikasi yang terjalin akan bergantung pada kualitas konsep diri yang

dibentuk. Apakah konsep diri tersebut positif atau negatif (Morissan,2009:70-71).

Semakin efektif komunikasi yang terjalin, makan akan semakin positif konsep diri

yang terbentuk dan sebaliknya.

Teori disonansi kognitif akan membantu untuk mengetahui perasaan

yang dimiliki orang ketika mereka menemukan diri mereka sendiri melakukan

sesuatu yang tidak sesuai dengan pendapat yang dipegang. Melalui teori ini, akan

mengetahui bagaiman konsep diri yang dibentuk oleh mahasiswa indekos untuk

mengetahu siapa dirinya sebelum dan setelah menjadi anak kos.

Kualitas konsep diri tersebut dibentuk salah satunya karena adanya teori

interaksi simbolik (Morissan,2009:74). Interaksi simbolik merupakan makna suatu

objek sosial serta sikap dan rencana tindakan tidak merupakan sesuatu yang

terisolir satu sama lain. Seluruh ide paham interaksi simbolik menyatakan bahwa

makna muncul melalui interaksi. Orang-orang terdekat seperti orangtua

memberikan pengaruh besar. Orangtua yang memperkenalkan dengan kata-kata

baru, konsep-konsep untuk membantu membedakan antara diri sendiri dan orang

lain sehingga miliki sense of self. Konsep diri berkembang karena adanya

interaksi dengan orang lain. Apalagi ketika seorang anak berstatus mahasiswa

indekos, konsep diri yang terbentuk tersebut berbeda ketika mahasiswa tersebut

tidak tinggal lagi dengan orangtua. Karena pada awalnya konsep diri yang

dibentuk diawal dengan orangtua akan berkembang melalui interaksi sosial yang

ada di lingkungannya (West,2011:101-102). Lingkungan dimana mahasiswa

indekos tersebut tinggal dan melakukan interaksi dengan oranglain akan

mengubah konsep diri mahasiswa indekos tersebut. Ini disebabkan karena

mahasiswa tersebut perlu mengembangkan potensi dirinya sendiri ketika

mahassiswa tersebut berada di lingkungan yang berbeda dimana tidak tinggal

dengan orangtuanya karena sedang menempuh pendidikan. Latar belakang budaya

Page 13: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

dan adanya kesadaran diri untuk mengevalusi perilakunya sendiri merupak faktor

yang membentuk konsep diri mahasiswa indekos tersebut Melalui interaksi ini

mahasiswa tersebut dapat menyelidiki tentang diri.

Subjek penelitian adalah mahasiswa-mahasiswi yang berstatus aktif dan

tidak tinggal dengan orangtua (anak kos) di Universitas Sumatera Utara.

Pemilihan lokasi penelitian di daerah sekitar Universitas Sumatera Utara

dilakukan mahasiswa indekos di USU ada yang berasal dari luar Medan yang

tidak tinggal dengan orangtuanya. Peneliti ingin mengetahui konsep diri

mahasiswa ketika tinggal dengan orangtuanya dan konsep diri mahasiswa tersebut

berkembang ketika menjadi mahasiswa indekos dimana konsep diri berkembang

karena adanya faktor-faktor lain ketika tidak tinggal bersama dengan orangtuanya.

Bila melihat pada salah satu tujuan komunikasi antarpribadi adalah untuk

memelihara hubungan yang bermakna dengan orang lain, maka yang menjadi

pertanyaannya adalah bagaimana proses pembentukkan konsep diri mahasiswa

indekos Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan konteks masalah di atas, maka

peneliti tertarik untuk meneliti proses pembentukan konsep diri mahasiswa

indekos setelah menjadi anak kos.

1.2. FOKUS MASALAH

Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti

merumuskan fokus masalah adalah “ Bagaimana Proses Pembentukan Konsep

Diri Mahasiswa Indekos Universitas Sumatera Utara Setelah Menjadi Anak Kos”.

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui karakteristik mahasiswa indekos Universitas

Sumatera Utara

2. Untuk menggambarkan proses pembentukan konsep diri mahasiswa

indekos Universitas Sumatera Utara setelah menjadi anak kos.

Page 14: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya komunikasi antarpribadi

yang berkaitan dengan pembentukan konsep diri.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

dan memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan di lingkungan

FISIP USU, khususnya di bidang ilmu komunikasi.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi

bagi mahasiswa-mahasiswi dan orangtua yang berbeda tempat tinggal

sehingga dapat meningkatkan komunikasi dan kedekatan antara orangtua

dan anak.

Page 15: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. PARADIGMA KAJIAN

Paradigma adalah pandangan mendasar mengenai pokok persoalan,

tujuan, dan sifat dasar bahan kajian. Paradigma penelitian kualitatif dilakukan

melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum,

konseptualisasi, kategorisasi, dan deskripsi yang dikembangkan berdasarkan

masalah yang terjadi di lokasi penelitian. Paradigma kualitatif mencanangkan

pendekatan humanistik untuk memahami realitas sosial para idealis, yang

memberikan suatu tekanan pada pandangan yang terbuka tentang kehidupan sosial

dan paradigma kualitatif ini memandang kehidupan sosial sebagai kreatifitas

bersama individu-individu. Oleh karena itu, melalui paradigma kualitatif dapat

menghasilkan suatu realitas yang dipandang secara objektif dan dapat diketahui

yang melakukan interaksi sosial (Ghony dan Almanshur, 2012:73).

Menurut Maxwell (1996), kelebihan paradigma adalah pemahaman

makna, dimana makna merujuk pada kognisi, afeksi, intense, dan apa saja yang

berada di bawah paying perspektif partisipan. Peneliti bukan saja tertarik pada

aspek fisik pada kejadian itu, melainkan bagaimana mereka memaknai semua itu,

dan bagaimana makna itu mempengaruhi tingkah laku informan. Fokus pada

makna seperti itu disebut intrepretif (Maxwell dalam Ghony dan

Almanshur,2012:77).

Dalam kegiatan kajian, paradigma kualitatif dijabarkan ke dalam

langkah-langkah (Ghony dan Almanshur,2012:77): (1) penentuan pumpun kajian

(focus of study), yang mencakup kegiatan memilih masalah yang memenuhi syarat

kelayakan dan kebermaknaan, (2) pengembangan kepekaan teoretik dengan

menelaah bahan pustaka yang relevan dan hasil kajian sebelumnya, (3) penentuan

kasus atau bahan kajian, yang meliputi kegiatan memilih dari mana dan dari siapa

data diperoleh, (4) pengembangan protokol pemerolehan dan pengolahan data,

yang mencakup kegiatan menetapkan piranti, langkah dan teknik pemerolehan

dan pengolahan data yang digunakan, (5) pelaksanaan kegiatan pemerolehan data,

yang terdiri atas kegiatan mengumpulkan data lapangan atau melakukan

Page 16: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

pembacaan naskah yang dikaji, (6) pengolahan data perolehan, yang meliputi

kegiatan penyandian (coding), pengkategorian (categorizing), pembandingan

(comparing), dan pembahasan (discussing), (7) negosiasi hasil kajian dengan

subjek kajian, dan (8) perumusan simpulan kajian, yang meliputi kegiatan

penafsiran dan penyatu-paduan (interpreting and intergrating) temuan ke dalam

bangunan pengetahuan sebelumnya, serta saran bagi kajian berikutnya.

Karena sifat dasar bahan yang dikaji serta tujuan yang ingin dicapai, bisa

saja langkah-langkah tersebut diubah menurut dinamika di lapangan. Fokus

kajian, misalnya mungkin mengalami penajaman dan perumusan ulang setelah

peneliti melakukan penjajakan lapangan. Tentu saja, penajaman ulang perlu

dilakukan berdasarkan ketersediaan data, serta dimaksudkan untuk meningkatkan

kebermaknaan kajian. Setiap kajian berparadigma interpretif harus memenuhi

kriteria: (1) keterpercayaan (credibility), (2) kebergantungan (dependability), dan

(3) kepastian (confirmability), dan (4) keteralihan (transferability) (Ghony dan

Almanshur,2012:77).

Kepercayaan membuktikan bahwa data perolehan dan simpulan kajian

benar-benar dapat dipercaya. Ketergantungan membuktikan bahwa temuan dan

simpulan kajian benar-benar bersandar pada data mentah. Kepastian membuktikan

bahwa kebenaran temuan dan simpulan kajian bisa dilacak berdasarkan data

perolehan. Sedangkan keteralihan membuktikan bahwa temuan dan simpulan

penelitian bisa diberlakukan pada kasus lain yang memiliki ciri-ciri sama dengan

kasus yang dikaji (http://wajburni.wordpress.com/2012/01/17/paradigma-

penelitian-kualitatif/).

2.2 KAJIAN PUSTAKA

2.2.1 KOMUNIKASI

Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi

kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang

dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak

dikenal sama sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan

manusia, karena itu harus memberikan perhatian yang seksama terhadap

komunikasi.

Page 17: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

2.2.1.1 Pengertian Komunikasi

Secara etimologis, istilah komunikasi atau dalam Bahasa Inggris

communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata

communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi,

komunikasi adalah proses atau tindakan untuk mengalihkan pesan dari suatu

sumber kepada penerima melalui saluran dalam situasi adanya gangguan dan

interfensi. Komunikasi juga merupakan transimisi pesan yang bertujuan untuk

memperoleh makna perubahan tertentu. (Liliweri,2011:31).

Berikut ini adalah 6 defenisi komunikasi menurut para ahli (Mulyana, 2007 :

62-66) :

1. Theodore M. Newcomb

Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi,

terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.

2. Gerald R. Miller

Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan

kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku

penerima.

3. Everett M. Rogers

Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada

suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

4. Raymond S. Ross

Komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan

simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan

makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan

komunikator.

5. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss

Komunikasi adalah proses pembentukan makna diantara dua orang atau

lebih.

6. Harold Lasswell

Cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan

sebagai berikut : Who Says What in Which Channel To Whom With What Effect?

Page 18: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Paradigma Lasswell ini menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur

dasar :

a. Who (Siapa) : Komunikator; orang yang menyampaikan pesan.

b. Says What (Mengatakan Apa) : Pesan, pernyataan yang didukung oleh

lambang, dapat berupa ide atau gagasan.

c. In Which Channel (Saluran) : Media; sarana atau saluran yang mendukung

pesan bila komunikasn jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

d. To Whom (Kepada Siapa) : Komunikan; orang yang menerima pesan.

e. With What Effect (Dampak) : Efek; dampak sebagai pengaruh dari pesan

atau dapat juga dikatakan sebagai hasil dari proses komunikasi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan

oleh komunikator kepada komunikan melaluui media yang menimbulkan efek

tertentu.

2.2.1.2 Proses Komunikasi

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran

atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).

Pikiran bisa berupa gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari

benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan,

kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul

dari lubuk hati. Yang menjadi permasalahan ialah bagaimana caranya agar

“gambaran dalam benak” dan “isi kesadaran” pada komunikator itu dapat

dimengerti, diterima, dan bahkan dilakukan oleh komunikan (Effendy, 2005:11).

Wilbur Schramm (Effendy, 1992:32-33) dalam karyanya “How

Communication Works”mengatakan the condition of success in communication

diringkaskan sebagai berikut :

e. Pesan harus dirancangkan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga

dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud.

f. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman

yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama dapat

dimengerti.

Page 19: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

g. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak komunikan, dan

menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

h. Pesan harus menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan tadi

yang layak bagi situasi kelompok tempat komunikan berada pada saat ia

digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

Komunikasi yang efektif adalah sejauh mana komunikator mampu

berorientasi kepada komunikannya. Berorientasi maksudnya melihat dan

memahami pesan yang disampaikan, terkait dengan bentuk pesan, makna pesan,

cara penyajian pesan termasuk penentuan saluran yang ditentukan oleh

komunikator (Vardiansyah, 2004:111).

2.2.1.3 Unsur-unsur Komunikasi

Komunikasi dapat berjalan baik dan lancar jika pesan yang disampaikan

seseorang yang didasari dengan tujuan tertentu dapat diterimanya dengan baik dan

dimengerti. Suksesnya suatu komunikasi apabila dalam penyampaiannya

menyertakan unsur-unsur berikut (Liliweri,2011:39-43) :

1. Sumber

Sumber sering disebut pengirim, komunikator, atau source, sender, atau

encoder. Pengirim adalah orang yang membuat pesan. Pengirim merupakan

pemrakarsa yang ingin menyajikan pikiran dan pendapat tentang suatu peristiwa

atau objek

2. Pesan

Pesan adalah gagasan, perasaan, atau pemikiran yang telah di-encode

oleh pengirim atau di-decode oleh penerima. Pada umumnya pesan-pesan

berbentuk sinyal, simbol, tanda-tanda atau kombinasi dari semuanya dan

berfungsi sebagai stimulus yang akan direspon oleh penerima. .

3. Media / Saluran Komunikasi

Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan

pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai

saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam

bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi, panca indera dianggap

Page 20: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

sebagai media komunikasi. Termasuk juga telepon, surat kabar, dan media massa

lainnya.

4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh

sumber. Penerima biasanya terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk

kelompok, partai bahkan negara. Sering juga disebut sebagai khalayak, sasaran,

komunikan, atau audience. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, maka

akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan,

apakah pada sumber, pesan, atau saluran.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,

dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.

Pengaruh ini biasa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebgai

akibat penerimaan pesan.

6. Feedback

Umpan balik adalah respon yang diberikan oleh penerima terhadap pesan

yang dikirimkan oleh pengirim.

Aristoteles (Cangara, 2003:22) mengatakan suatu pesan akan terlaksana

dengan baik hanya cukup dengan tiga unsur saja, yaitu sumber, pesan, dan

penerima. Sedangkan Claude E.Shannon dan Warren Weaver menyatakan bahwa

proses komunikasi memerlukan unsur pengirim, transmitte, sinyal, penerima dan

tujuan.

2.2.1.4 Fungsi Komunikasi Fungsi komunikasi (Effendy, 2011:8), yaitu : 1. Menyampaikan inform asi (to inform) 2. Mendidik (to educate) 3. Menghibur (to entertain) 4. Mempengaruhi (to influence)

2.2.1.5 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi (Effendy, 2011:8), yaitu : 1. Perubahan sikap (attitude change) 2. Perubahan pendapat (opinion change) 3. Perubahan perilaku (behavior change) 4. Perubahan sosial (social change)

Page 21: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

2.2.2 KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

2.2.2.1 Defenisi Komunikasi Antarpribadi

Para ahli teori komunikasi mendefenisikan komunikasi antarpribadi

secara berbeda-beda. Adapun defenisi komunikasi antarpribadi menurut tiga

ancangan utama (Devito,1997:231-232), yaitu:

1. Defenisi Berdasarkan Komponen

Defenisi berdasarkan komponen menjelaskan komunikasi antarpribadi

dengan mengamati komponen-komponen utamanya dan dalam hal ini,

penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau

sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk

memberikan umpan balik segera.

2. Defenisi Berdasarkan Hubungan Diadik

Defenisi berdasarkan hubungan ini, komunikasi antarpribadi sebagai

komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan

yang mantap dan jelas. Adakalanya defenisi hubungan ini diperluas sehingga

mencakup juga sekelompok kecil orang seperti anggota keluarga atau kelompok-

kelompok yang terdiri dari atas tiga atau empat orang.

3. Defenisi Berdasarkan Pengembangan

Dalam ancangan pengembangan, komunikasi antarpribadi dilihat sebagai

akhir dari perkembangan dari komunikasi yang bersifat tak-pribadi pada satu

ekstrim menjadi komunikasi pribadi atau intim pada ekstrim yang lain.

Perkembangan ini mengisyaratkan atau mendefenisikan pengembangan

komunikasi antarpribadi.

Ada beberapa defenisi komunikasi antar pribadi menurut para ahli, yaitu :

1. Menurut Joseph A.Devito dalam bukunya The Interpersonal

Communication Book (Devito, 1989:4), komunikasi antarpribadi adalah

proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di

antara sekelompok kecil orang- orang, dengan beberapa efek dan

beberapa umpan balik seketika (the process of sending and receiving

messages between two persons, or among a small group of persons, with

some effect and some immediate feedback).

Page 22: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

2. Menurut Effendy, komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara

komunikator dengan seorang komunikan (Liliweri,1991:12).

3. Menurut Dean C. Barnlund, komunikasi antarpribadi biasanya

dihubungkan dengan pertemuan antara dua orang, atau tiga orang atau

mungkin empat orang yang terjadi secara sangat spontan dan tidak

berstruktur (Liliweri,1991:12).

4. Menurut Tan, komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi tatap

muka antara dua atau lebih orang (Liliweri,1991:13).

5. Menurut Rogers, komunikasi antarpribadi adalah komunikasi dari mulut

ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi

(Liliweri,1991:13).

Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses

sosial dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi.

Proses saling mempengaruhi ini merupakan suatu proses bersifat

psikologis dan karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan psikologis

antarmanusia yang memiliki suatu pribadi

2.2.2.2 Fungsi dan Keampuhan Komunikasi Antarpribadi

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi

antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan,

opini, dan perilaku komunikan. Alasannya adalah komunikasi antarpribadi

umumnya berlangsung secara tatap muka (face-to-face). Oleh karena itu individu

(komunikator) dengan individu (komunikan) saling bertatap muka, maka

terjadilah kontak pribadi (personal contact); pribadi komunikator menyentuh

pribadi komunikan. Ketika komunikator menyampaikan pesan, umpan balik

berlangsung seketika (immediate feedback); komunikator mengetahui pada saat

itu tanggapan komunikan terhadap pesan, ekspresi wajah, dan gaya bicara

komunikator. Apabila umpan baliknya positif, artinya tanggapan komunikan

menyenangkan komunikator,sehingga komunikator mempertahankan gaya

komunikasinya; sebaliknya jika tanggapan komunikan negatif, komunikator harus

mengubah gaya komunikasinya sampai berhasil.

Page 23: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Oleh karena keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan

perilaku komunikan itulah maka bentuk komunikasi antarpribadi acapkali

dipergunakan untuk melancarkan komunikasi persuasif yakni suatu teknik

komunikasi secara psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa

ajakan, bujukan atau rayuan. (Effendy, 2003:61)Adapun fungsi komunikasi

antarpribadi ialah berusaha meningkatkan hubungan insan (human relations),

menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, serta berbagi pengetahuan

dan pengalaman dengan orang lain. Melalui komunikasi antarpribadi, individu

berusaha membina hubungan yang baik dengan individu lainnya, sehingga

menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik di antara individu-individu

tersebut. (Cangara, 2005:56).

2.2.2.3 Karakteristik Komunikasi Antarpribadi

Karakteristik komunikasi antarpribadi yang efektif dilihat dari tiga sudut

pandang (Devito,1997:259-268) :

1. Sudut pandang humanistik

Sudut pandang ini menekankan pada interaksi yang bermakna jujur dan

memuaskan yang menentukan terciptakan hubungan antarmanusia yang superior.

Ada lima kualitas umum dari sudut pandang humanistik, yaitu :

a. Keterbukaan

Kualitas keterbukaan ini yang pertama mengacu pada komunikator

antarpribadi yang efektif harus terbuka kepada orang lain yang diajak

berinteraksi. Yang kedua, mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi

secara jujur terhadap stimulus yang datang. Yang ketiga, menyangkut

“kepemilikkan” perasaan dan pikiran. Terbuka mengakui bahwa perasaan dan

pikiran yang dilontarkan merupakan milik dan tanggung jawab atasnya.

b. Empati

Henry Backrack mendefenisikan empati sebagai kemampuan

seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat

tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain.

Page 24: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Untuk mencapai empati harus bisa menahan godaan untuk

mengevaluasi, menilai, menafsirkan, mengkritik , mencoba mengerti alasan yang

membuat orang itu merasa seperti yang dirasakan dan merasakan apa yang sedang

dirasakan orang lain dari sudut pandangnya.

c. Sikap Mendukung

Hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan di mana

terdapat sikap mendukung. Sikap mendukung terlihat dari sikap yang deskriptif

bukan evaluatif, spontan bukan strategik, dan provisonal bukan sangat yakin.

d. Sikap Positif

Sikap positif dalam komunikasi antarpribadi dinyatakan melalui dua

cara, yaitu yang pertama melalui sikap positif. Orang yang merasa negatif

terhadap diri sendiri selalu mengkomunikasikan perasaan kepada orang lain dan

akan mengembangkan perasaan negatif yang sama. Sebaliknya, orang merasa

positif terhadap diri sendiri mengisyaratkan perasaan kepada orang lain, yanng

selanjutnya akan merefleksikan perasaan positif.

Yang kedua, dorongan merupakan hal yang dipandang penting dalam

analisis transaksional dan dalam interaksi antarmanusia secara umum. Perilajku

mendorong menghargai keberadaan dan pentingnya orang lain.

e. Kesetaraan

Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasannya setara.

Artinya, harus ada pengakuan diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai

dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting

disumbangkan

2. Sudut Pandang Pragmatis

Sudut pandang ini menekankan pada manajemen dan kesegaran interaksi,

dan secara umum, kualitas-kualitas yang menetukan pencapaian tujuan yang

spesifik. Ada lima kualitas efeftivitas, yaitu :

a. Kepercayaan diri

Komunikator yang efektif selalu merasa nyaman bersama orang

lain dan merasa nyaman dalam situasi komunikasi pada umumnya. Komunikator

yang percaya diri bersikap santai, tidak kaku, fleksibel dalam bersuara dan gerak

tubuh, terkendali, tidak gugup.

Page 25: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

b. Kebersatuan

Kebersatuan mengacu pada penggabungan antara pembicara

dengan pendengar sehingga terciptanya rasa kebersamaan dan kesatuan.

c. Manajemen Interaksi

Komunikator yang efektif mengendalikan interaksi untuk kepuasan

kedua pihak. Dalam manajemen interaksi yang efektif, tidak seorangpun merasa

diabaikan atau merasa menjadi tokoh penting, masing-masing mempunyai

kontribusi dalam berkomunikasi.

d. Daya Ekspresi

Daya ekspresi mengacu pada keterampilan mengkomunikasikan

keterlibatan tulus dalam interaksi antarpribadi. Daya ekspresi sama dengan

keterbukaan dalama hal penekannya pada keterlibatan.

e. Orientasi Kepada Orang Lain

Orientasi ini mengacu pada kemampuan untuk menyesuaikan diri

dengan lawan bicara selama perjumpaan antarpribadi. Orientasi ini mencakup

pengkomunikasian perhatian dan minat terhadap apa yang dikatakan lawan bicara.

3. Sudut Pandang Pergaulan Sosial dan Sudut Pandang Kesetaraan

Sudut pandang ini mengasumsikan bahwa suatu hubungan merupakan

kemitraan di mana imbalan dan biaya saling dipertukarkan.

2.2.2.4. Sifat-sifat Komunikasi Antar Pribadi

Ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua

orang merupakan komunikasi antar pribadi (Liliweri, 1991:31-43):

1. Komunikasi antar pribadi melibatkan di dalamnya perilaku verbal

maupun non verbal.

Dalam pelaksanaan komunikasi antar pribadi setiap hari terbanyak

melibatkan perilaku nonverbal sebagai penguat pesan-pesan verbal yang

diucapkan. Komunikasi antar pribadi dalam memanfaatkan tanda-tanda informasi

verbal maupun nonverbal sebenarnya sangat memperhatikan isi dan hubungannya

Page 26: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

dengan suatu pesan . Unsur isi terdiri atas apa ayng dikatakan dan dibuat,

sedangkan unsur hubungan/relasi terdiri atas bagaimana sesuatu itu diktakan dan

dibuat. Jadi, baik perilaku verbal maupun nonverbal masing-masing dapat

menunjukkan seberapa jauh hubungan antara pihak-pihak yang terlibat di

dalamnya.

2. Komunikasi antar pribadi melibatkan perilaku yang spontan, scripted dan

contrived.

Suatu perilaku spontan ditimbulkan karena kekuasaan emosi yang bebas

dari campur tangan kognisi, kita berbuat sesuatu karena tekanan emosi belaka

yang bisa verbal dan nonverbal, meskipun kadang-kadang perilaku ini tidak

masuk dalam pertimbangan akal sehat seseorang. Kemudian perilaku scripted

disebabkan karena suatu hasil belajar seseorang secara terus-menerus sebelumnya.

Dan terakhir perilaku yang contrived karena dikuasai sebagian besarnya oleh

keputusan-keputusan yang rasional.

3. Komunikasi antar pribadi sebagai suatu proses yang berkembang.

Sifat yang ketiga ini menunjukkan bahwa komunikasi antar pribadi

sebenarnya tidaklah statis, melainkan dinamis. Suatu proses dalam komunikasi

antar pribadi terus berkembang, semakin hidup karena perkenalan telah merasuki

pertambahan kognisi pihak lain, kemudian perasaan afektifnya dan pada

gilirannya akan terlihat dalam perilaku verbal maupun nonverbal. Dengan

demikian jika hubungan bersifat statis maka hubungan di antara mereka tidak

bermutu, tidak maju, karena tidak bertambahnya suatu informasi baru atau yang

lebih bermutu daripada sebelumnya.

4. Komunikasi antar pribadi harus menghasilkan umpan balik, mempunyai

interaksi, dan koherensi.

Suatu komunikasi antar pribadi ditandai dengan adanya umpan balik.

Umpan balik mengacu pada respon verbal dan nonverbal dari seorang komunikan

maupun komunikator secara bergantian. Umpan balik tidak mungkin ada jika

tidak ada interaksi atau kegiatan dan tindakan yang menyertinya. Adanya interaksi

Page 27: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

menunjukkan bahwa komunikasi antar pribadi harus menghasilkan suatu

keterpengaruhan tertentu. Tanpa adanya pengaruh sebaliknya interaksi juga tidak

ada manfaatnya. Karena interaksi dalam komunikasi antar pribadi mengandalkan

suatu perubahan dalam sikap, pendapat dan pikiran, perasaan dan minat maupun

tindakan tertentu. Pada tahap inilah suatu kegiatan komunikasi antar pribadi bisa

dirancang, apakah komunikasi hanya mengharapkan perubahan pikiran dan

pendapat saja, atau ditekankan pada minat dan perasaan, ataukah hanya pada

tindakan saja.

5. Komunikasi antar pribadi biasanya diatur dengan tata aturan yang

bersifat intrinsik dan ekstrinsik.

Intrinsik dimaksudkan suatu standar dari perilaku yang dikembangkan

oleh seseorang sebagai pandu bagaimana mereka melaksanakan komunikasi.

Dengan demikian tata aturan intrinsik biasanya disepakati di antara peserta

komunikasi antar pribadi untuk meneruskan dan menghentikan tema-tema

percakapan, perilaku verbal dan nonverbla selanjutnya. Ekstrinsik yang

dimaksudkan dengan adanya standar atau aturan lain yang ditimbulkan karena

danya pengaruh pihak ketiga atau pengaruh situasi dan kondisi sehingga

komunikasi antar manusia harus diperbaiki atau malah harus dihentikan.

6. Komunikasi antar pribadi menunjukkan adanya suatu tindakan.

Sifat keenam dari komunikasi antar pribadi adalah harus adanya sesuatu

yang dibuat oleh mereka yang terlibat dalam proses komunikasi itu. Jadi kedua

pihak harus sama-sama mempunyai kegiatan, aksi tertentu sehingga tanda bahwa

mereka memang berkomunikasi. Para ahli melukiskan bahwa yang disebut

komunikasi itu merupakan suatu upaya untuk memulai suatu pesan dari sumber

dan berakhir pada reaksi dari penerimanya. Hal ini berarti komunikasi tidak

memerlukan perhatian hanya pada sebab datangnya suatu pesan kepada akibat

terpaan pesan, namun lebih dari itu harus memperhatikan seluruh proses dari

komunikasi itu.

7. Komunikasi antar pribadi merupakan persuasi antar manusia.

Page 28: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Komunikasi antar pribadi melibatkan usaha yang bersifat persuasif,

karena untuk mencapai sukses harus dikenal latar belakang psikologis, sosiologis

seseorang. Daripadanya seorang komunikator menyiapkan pesan yang baik

sehingga mampu mengena keadaan, lapangan psikologis dan sosiologis

komunikan. Artinya memanfaatkan pengetahuan, pendapat, perasaan serta

kebiasaan seseorang darimana perasaan itu perlu disesuaikan agar dapat diterima.

Pada saat sekarang para ahli komunikasi menghendaki supaya seorang yang

berkomunikasi harus mampu merubah cara berpikir, perasaan atau perilaku

sesama, hal itu akan tercapai kalau ia juga memberikan kesempatan pada pihak

lain untuk dapat mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan dan perilakunya.

2.2.4. KONSEP DIRI

2.2.4.1 Pengertian Konsep Diri

Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang

dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman – pengalaman yang diperoleh dari

interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan,

melainkan berkembang dari pengalaman yang terus-menerus dan terdiferensiasi.

Dasar dari konsep diri individu ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak

dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya di kemudian hari.

Dengan mengamati diri kita, sampailah kita pada gambaran dan penilaian

diri kita. Ini disebut konsep diri (Rakhmat,1991:99). Konsep diri merupakan

proses yang terus berlanjut di sepanjang kehidupan manusia. Menurut Symonds

dan Fitts, menyatakan bahwa persepsi tentang diri tidak langsung muncul pada

saat kelahiran tetapi mulai berkembang secara bertahap dengan munculnya

kemampuan perseptif (Agustiani,2009:18).

Menurut Charles Horton Cooley (Rakhmat,1991:99), kita melakukannya

dengan membayangkan diri kita sebagai orang lain. Cooley menyebut gejala ini

looking-glass self (diri cermin); seakan-akan kita menaruh cermin di depan kita.

Pertama, kita membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain. Kedua, kita

membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita. Ketiga, kita

mengalami perasaan bangga atau kecewa.

Page 29: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Mead mendefenisikan diri (self) sebagai kemampuan untuk

merefleksikan diri kita sendiri melalui perspektif orang lain. Mead berteori

mengenai diri, ia mengamati bahwa melalui bahsa orang mempunyai kemampuan

untuk menjadi subjek dan objek bagi dirinya sendiri. Mead menyebut subjek, atau

diri yang bertindak, sebagai I , bersifat spontan, implusif dan kreatif, objek, atau

diri yang mengamati, adalah Me¸bersifat lebih reflektif dan peka secara sosial

(West,2011:107).

Terdapat beberapa defenisi konsep diri menurut beberapa para ahli,

diantaranya adalah :

1. Menurut Arndt dalam Theories of Personality, konsep diri adalah

cerminan dari tuntunan significant person terhadap diri individu

(Agustiani,2009:20).

2. Menurut William H. Fitts mengemukakan bahwa konsep diri merupakan

aspek penting dalam diri seseorang karena konsep diri seseorang

merupakan kerangka acuan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Fitts

mengatakan bahwa ketika individu mempersepsikan dirinya, bereaksi

terhadap dirinya, memberikan arti dan penilaian serta membentuk

abstraksi tentang dirinya, berarti ia menunjukkan suatu kesadaran diri dan

kemampuan terhadap dunia di luar dirinya. Fitts juga mengatakan bahwa

konsep diri berpengaruh kuat terhadap tingkah laku seseorang

(Agustiani,2009:138-139).

3. Menurut William D. Brooks (Rakhmat,1991:99) mendefenisikan konsep

diri sebagai “those physical, social, and psychological perceptions of

ourselves that we have derived from experiences and our interactions with

others”. Jadi, konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri

kita.

4. Menurut Anita Taylor (Rakhmat,1991:100) mendefenisikan konsep diri

sebagai “all you think and feel about you, the entire complex of beliefs and

attitudes you hold about yourself”.

5. Menurut Goss dan O’Hair (Sobur,2010:507) mendefenisikan konsep diri

sebagai acuan bagaimana cara Anda menilai diri Anda sendiri, seberapa

besar Anda berpikir bahwa diri Anda berharga sebagai seseorang.

Page 30: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

6. Menurut Rogers (Sobur,2010:507), mendefenisikan konsep diri sebagai

bagaian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan,

yaitu “aku” merupakan pusat refrensi setiap pengalaman.

Konsep diri meliputi apa yang Anda pikirkan dan apa yang Anda rasakan

tentang diri Anda. Dengan demikian ada dua komponen konsep diri : Komponen

kognitif dan komponen afektif. Komponen kognitif disebut citra diri (self image)

dan komponen afektif disebut harga diri (self esteem) (Rakhmat,1991:100).

2.2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukkan Konsep Diri

Faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukkan konsep diri

(Devito,2009:55-57), yaitu :

1. Others Images

Menurut Charles Horton Cooley, others images merupakan orang yang

mengatakan siapa Anda, melihat citra diri Anda dengan mengungkapkannya

melalui perilaku dan aksi. Konsep diri seseorang dibentuk karena adanya orang-

orang yang paling penting dalam hidup seseorang seperti orang tua. Menurut D.H.

Demo menekankan pada maksud bahwa konsep diri dibentuk, dipelihara,

diperkuat, dan/atau diubah oleh komunikasi para anggota keluarga. Mereka itulah

yang disebut sebagai significant others. (Budyatna,2011:169). significant others

yang dimaksud merupakan orangtua. Orangtua adalah faktor utama yang

membentuk dan mengembangkan konsep diri seorang anak. Dalam

perkembangan, significant others meliputi semua orang yang mempengaruhi

perilaku, pikiran, dan perasaan kita. Mereka mengarahkan tindakan kita,

membentuk pikiran kita dan menyentuh kita secara emosional.

2. Orang lain

Menurut Gabriel Marcel menulis tentang peranan orang lain dalam

memahami diri kita,”The fact is that we can understand ourselves by starting

from the other, or from others, and only by starting from them.” Kita mengenal

diri kita dengan mengenal orang lain terlebih dahulu. Harry Stack Sullivan (1953)

menjelaskan bahwa jika kita diterima orang lain, dihormati , dan disenangi karena

keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri

Page 31: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

kita. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan kita, menyalahkan kita dan

menolak kita, kita akan cenderung tidak akan menyenangi diri kita.

Ketika kita tumbuh menjadi dewasa, kita mencoba menghimpun

penilaian semua orang yang pernah berhubungan dengan kita. Sebagai contoh,

Minah memperoleh informasi tentang dirinya dari kedua orang tuanya dan orang

di sekitarnya bahwa Minah anak yang pintar. Minah berpikir, “Saya pintar.”. Ia

menilai dirinya dari persepsi orang lain.

Richard Dewey dan W.J. Humber menamai orang lain sebagai affective

others, dimana orang lain yang mengenal kita mempunyai ikatan emosional. Dari

merekalah, secara perlahan-lahan membentuk konsep diri kita melalui senyuman,

pujian, penghargaan, pelukan yang menyebabkan kita menilai diri kita secara

positif. Ejekan, cemoohan, dan hardikan, membuat kita memandang diri kita

secara negatif.

Pandangan diri kita tentang keseluruhan pandangan orang lain terhadap

kita disebut generalized others. Konsep ini berasal dari George Herbert Mead.

Memandang diri kita seperti orang lain memandangnya, berarti mencoba

menempatkan diri kita sebagai orang lain. Bila saya seorang ibu, bagaimanakah

ibu memandang saya.

3. Budaya

Melalui orang tua, pendidikan, latar belakang budaya, maka akan

ditanamkan keyakinan, nilai, agama, ras, sifat nasional untuk membentuk konsep

diri seseorang. Contohnya, ketika seseorang mempunyai latar belakang budaya

yang baik dan memiliki etika maka orang tersebut memiliki konsep diri positif.

4. Mengevaluasi pikiran dan perilaku diri sendiri.

Konsep diri terbentuk karena adanya interpretasi dan evaluasi dari

perilaku diri sendiri berdasarkan apa yang dilakukan, bagaimana perilaku orang

tersebut

2.2.4.3 Proses Terbentuknya Konsep Diri

Konsep diri terbentuk dalam waktu yang relatif lama, dan pembentukan

ini tidak bisa diartikan bahwa reaksi yang tidak biasa dari seseorang konsep diri.

Page 32: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Namun reaksi ini muncul kerena orang lain yang memiliki arti (sifnificant other)

yang mungkin berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri.

Konsep diri pada dasarnya tersusun atas berbagai tahapan

(Sobur,2010:510-511), yaitu :

1. Konsep diri primer

Konsep ini terbentuk atas dasar pengalamannya terhadap lingkungan,

yaitu lingkungan rumahnya sendiri. Pengalaman yang berbeda diterima melalui

anggota rumah, dari orangtua, nenek, paman atau saudara kandung.

Konsep tentang bagaimana dirinya banyak bermula dari perbandingan

antara dirinya dan saudara-saudara lainnya. Adapun konsep bagaimana perannya,

aspirasi-aspirasinya ataupun tanggung jawabnya dalam kehidupan, ditentukan atas

dasar didikan yang datang dari orang tuanya.

2. Konsep diri sekunder

Konsep ini banyak ditentukan oleh konsep diri primernya. Misalnya apabila

konsep diri primer seseorang adalah pendiam, tidak nakal, tidak suka keributan,

maka ia akan memilih teman bermain yang sesuai dengan konsep diri yang sudah

dimiliknya dan teman-teman baru yang nantinya menunjang terbentuknya konsep

diri sekunder.

Menurut Clara R. Pudjijogyanti (Sobur,2010:511-512), konsep diri

terbentuk atas dua komponen yaitu komponen kognitif merupakan pengetahuan

individu tentang keadaan dirinya. Misalnya, saya bodoh. Komponen kognitif

merupakan penjelasan dari “siapa saya” yang akan memberi gambaran tentang

diri saya. Komponen kognitif merupakan data yang data yang bersifat objektif.

Komponen afektif merupakan penilaian individu terhadap diri. Penilaian

tersebut akan membentuk penerimaan terhadap diri serta penghargaan diri

individu. Komponen afektif merupakan data yang bersifat subjektif.

Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi individu dengan orang-

orang di sekitarnya. Apa yang diperssepsi individu lain mengani diri individu,

tidak terlepas dari struktur, peran, dan status sosial yang disandang seorang

individu (Sobur,2010:512)

Page 33: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

2.2.4.4 Proses Pengembangan Konsep Diri

Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan

faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan

dengan individu lainnya. Tanggapan yang diberikan dijadikan cermin bagi

individu untuk menilai dan memandang dirinya sendiri. Dengan demikian, konsep

diri terbentuk karena suatu proses umpan balik dari individu lain.

Pada dasarnya, pengembangan konsep diri merupakan proses yang relatif

pasif. Pada pokoknya, individu akan berperilaku dengan cara tertentu dan

mengamati reaksi orang lain terhadap perilaku (Sobur,2010:514).

Ada dua hal yang mendasari pengembangan konsep diri

(Sobur,2010:515-516), yaitu :

1. Pengalaman Secara Situasional

Pengalaman yang pernah dialami, tidak seluruhnya mempunyai pengaruh

dalam diri seseorang. Jika pengalaman tersebut sesuatu yang konsisten dengan

nilai-nilai dan konsep diri yang ada, secara rasional dapat diterima, dan

sebaliknya.

Apa yang diperlukan dan tidak bisa dipertahankan, akan timbul

keinginan untuk mengubah konsep diri agar bisa disesuaikan dengan pengalaman

mutakhir sepanjang ada kesadaran untuk merespon pengalaman melalui

pancaindera yang dapat dimengerti dan diterima. Penerimaan pengalaman

mutakhir ke dalam konsep diri mungkin akan dapat mengubah sistem nilai yang

kaku, yang dianut sebelumnya. Pengalaman ini, akan menjadi lebih terbuka untuk

mengubah nilai-nilai, dan mengubah konsep diri.

2. Interaksi Dengan Orang Lain

Segala aktivitas dalam masyarakat memunculkan adanya interkasi

seseorang dengan orang lain. Dari interaksi yang muncul, terdapat usaha untuk

mempengaruhi antara seseorang dengan orang lain tersebut. Dalam situasi

tersebut, konsep diri berkembang dalam proses saling memperngaruhi.

Pandangan terhadap diri sendiri adalah dasar konsep diri seseorang untu

memperoleh pengertian mengenai dirinya sendiri melalui interaksi dengan orang

lain yang disertai persepsi dan kesadaran terhadap cara orang lain tersebut.

Page 34: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

2.2.4.5 Jenis-Jenis Konsep Diri

Sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas

konsep diri (Rakhmat,2008:105-106) yaitu :

1. Konsep Diri Negatif

Menurut William D. Brooks dan Philip Emmert ada beberapa tanda yang

memiliki konsep diri negatif, yaitu :

a. Peka terhadap kritikan

Orang ini tidak tahan dikritik yang diterimanya, dan mudah marah.

b. Responsif terhadap pujian

Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat

menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian.

c. Sikap Hiperkritis

Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan

atau pengakuan pada kelebihan orang lain.

d. Pesimis

Menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan

dirinya.

Orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog

yang terbuka , dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai

justifikasi atau logika yang keliru.

2. Konsep Diri Positif

Konsep diri positif ditandai dengan :

a. Ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah; b. Ia merasa setara dengan orang lain; c. Ia menerima pujian tanpa rasa malu; d. Ia menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,

keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat; e. Ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sangguo mengungkapkan aspek-

aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.

Menurut D.E. Hamachek, ada sebelas karakteristik konsep diri positif, yaitu :

a. Ia menyakini betul-betul nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya, walaupun menghadapi pendapat kelompok yang kuat.

Page 35: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

b. Ia mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebihan, atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui tindakannya.

c. Ia tidak menghabiskan waktu untuk mencemaskan apa yang terjadi besok, apa yang telah terjadi waktu lalu dan apa yang sedang terjadi waktu sekarang.

d. Ia memiliki kenyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan. e. Ia merasa sama dengan orang lain walaupun terdapat perbedaan latar

belakang keluarga, ataupun yang lain. f. Ia sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi

orang lain. g. Ia dapat menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati, dan menerima

penghargaan tanpa bersalah. h. Ia cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya. i. Ia sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu merasakan

berbagai dorongan dan keinginan, dari kekecewaan yang mendalam sampai kepuasan yang mendalam pula.

j. Ia mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan yang meliputi pekerjaan, permainan, pengungkapan diri yang kreatif, persahabatan, atau sekadae mengisi waktu.

k. Ia peka pada kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima, dan terutama sekali pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain. Konsep diri positif menghasilkan pola perilaku komunikasi interpersonal

yang positif pula, yakni melakukan persepsi yang lebih cermat, dan

mengungkapkan petunjuk-petunjuk yang membuat orang lain menafsirkan dengan

cermat pula.

2.2.4.6. Pengaruh Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan individu tentang dirinya.

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri

yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu: yakin akan kemampuan mengatasi

masalah; merasa setara dengan orang lain; menerima pujian tanpa rasa malu;

menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan

perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat; mampu memperbaiki

dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak

disenanginya dan berusaha mengubah. Konsep diri merupakan faktor yang sangat

menentukan dalam komunikasi antarpribadi (Rakhmat, 2005: 104-109), yaitu:

Page 36: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

a. Nubuat yang dipenuhi sendiri. Karena setiap orang bertingkah laku sedapat

mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang mahasiswa menganggap

dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah secara

teratur, membuat catatan yang baik, mempelajari materi kuliah dengan

sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.

b. Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi,

dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan

pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat

pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih

terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.

c. Percaya diri (self confidence). Keinginan untuk menutup diri, selain karena

konsep diri yang negatif timbul dari kurangnya kepercayaan kepada kemampuan

sendiri. Orang yang kurang percaya diri akan cenderung sedapat mungkin

menghindari situasi komunikasi. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal

sebagai communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi

disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Tentu tidak semua aprehensi

komunikasi disebabkan kurangnya percaya diri; tetapi di antara berbagai faktor,

percaya diri adalah yang paling menentukan. Untuk meningkatkan percaya diri,

menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu seperti yang dikatakan

Maxwell Maltz, seorang tokoh Psikosibernetik, ”Believe in yourself and you’ll

succeed”

d. Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena

konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri

(terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa

yang kita ingat (ingatan selektif).

2.2.5. TEORI DISONANSI KOGNITIF

2.2.5.1. Pengertian Teori Disonansi Kognitif

Menurut Leon Festinger (West,2011:137), disonansi kognitif merupakan

perasaan yang dimiliki orang ketika mereka menemukan diri mereka sendiri

melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang mereka ketahui, atau

mempunyai pendapat yang tidak sesuai dengan pendapat lain yang mereka

Page 37: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

pegang. Festinger berpedapat bahwa disonansi adalah sebuah perasaan tidak

nyaman yang memotivasi orang untuk mengambil langkah demi mengurangi

ketidaknyamanan itu.

Menurut Roger Brown (West,2011:137), keadaan disonansi kognitif

dikatakan sebagai keadaan ketidaknyamanan psikologis atau ketegangan yang

memotivasi usaha-usaha untuk mencapai konsonansi. Browns menyatakan teori

ini memiliki dua elemen untuk memiliki tiga hubungan yang berbedan satu sama

lain yaitu konsonan, disonan, tidak relevan,

Hubungan konsonan ada antar dua elemen yang berada pada posisi

seimbang satu sama lain. Misalnya, jika seseorang yakin bahwa kesehatan itu

penting makan orang tersebut akan rajin berolahraga. Hubungan disonan

mempunyai elemen-elemen yang tidak seimbang satu dengan lainnya. Contohnya,

penganut agama Katolok mendukung hak perempuan untuk memilih melakukan

aborsi. Sementara agama lainnya tidak memperbolehkan melakukan aborsi.

Hubungan tidak relevan ada ketika dua elemen tidak mempunyai makna

hubungan satu sama lain.

2.2.5.2. Asumsi dari Teori Disonansi Kognitif

Teori disonansi kognitif adalah penjelasan mengenai bagaimana

keyakinan dan perilaku mengubah sikap. Ada empat asumsi dasar dari teori

disonansi kognitif ini (West,2011:139-140), yaitu :

1. Manusia memiliki hasrat akan adanya konsistensi pada keyakinan, sikap

dan perilakunya

Asumsi ini menekankan pada sebuah model mengenai sifat dasar dari

manusia yang mementingkan adanya stabilitas dan konsistensi.

2. Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi psikologis

Asumsi ini berbicara mengenai jenis konsistensi yang paling penting bagi

orang. Teori ini tidak berpegang pada konsistensi logis yang kaku. Sebaliknya

teori ini merujuk pada fakta bahwa kognisi-kognisi harus tidak konsisten secara

psikologis.

3. Disonansi adalah perasaaan tidak suka yang mendorong orang untuk

melakukan tindakan-tindakan dengan dampak yang dapat diukur.

Page 38: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Asumsi ini menyatakan bahwa ketika orang mengalami inkonsistensi

psikologis disonansi yang tercipta menimbulkan perasaan tidak suka. Jadi, orang

tidak senang berada dalam keadaan disonansi, hal ini merupakan suatu keadaan

yang tidak nyaman.

4. Disonansi akan mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi dan

usaha untuk menngurangi disonansi.

Teori ini mengasumsikan bahwa ransangan yang diciptakan oleh

disonansi akan memotivasi orang untuk menghindari situasi yang menciptakan

inkonsistensi dan berusaha mencari situasi yang mengembalikan konsistensi.

2.2.5.3. Disonansi Kognitif dan Persepsi

Teori disonansi kognitif ini memprediksi bahwa orang akan menghindari

informasi yang meningkatkan disonansi. Ada beberapa proses perseptual yang

merupakan dasar dari penghindaran ini (West,2011:142-143), yaitu :

1. Terpaan Selektif, metode ini untuk mengurangi disonansi dengan

mencari informasi yang konsonan dengan keyakinan dan tindakan yang ada saat

ini.

2. Perhatiaan Selektif, metode ini mengurangi disonansi dengan

memberikan perhatian pada informasi yang konsonan dengan keyakinan dan

tindakan yang ada saat ini.

3. Interpretasi Selektif, metode ini untuk mengurangi disonansi dengan

menginterpretasikan informasi yang ambigu sehingga informasi ini menjadi

konsisten dengan keyakinan dan tindakan yang ada saat ini.

4. Retensi Selektif, metode untuk mengurangi disonansi dengan mengingat

informasi yang konsonan dengan keyakinan dan tindakan yang ada saat ini.

2.2.6. TEORI INTERAKSI SIMBOLIK

2.2.6.1 Pengertian Teori Interaksi Simbolik

Komunikasi merupakan bentuk interaksi. Komunikasi adalah kendaraan

atau alat yang digunakan untuk bertingkah laku dan untuk memahami serta

memberi makna terhadap segala sesuatu (Morissan dan Wardhany,2009:11).

Page 39: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Interaksi simbolik adalah suatu cara berpikir mengenai pikiran (mind),

diri dan masyarakat yang telah memberikan banyak kontribusi kepada tradisi

sosiokultural dalam membangun teori komunikasi (Morissan dan

Wardhany,2009:74).

George Herbert Mead dipandang sebagai pembangun paham interaksi

simbolik ini. Ia mengajarkan bahwa makna muncul sebagai hasil interaksi di

antara manusia, baik secara verbal maupun non verbal. Melalui aksi dan respon

yang terjadi, maka memberikan makna ke dalam kata-kata atau tindakan, dan

karenanya dapat memahami suatu peristiwa dengan cara-cara tertentu Morissan

dan Wardhany,2009:75).

2.2.6.2 Prinsip Dasar Teori Interaksi Simbolik

Menurut Blumer (Santoso dan Setiansah,2010:22-23) ada tiga prinsip

dasar interaksionisme simbolik yaitu :

1. Meaning

Blumer mengawali teorinya dengan premis bahwa perilaku seseorang

terhadap sebuah obyek atau orang lain ditentukan oleh makna yang dia pahami

tentang obyek atau orang tersebut.

2. Languange

Seseorang memperoleh makna atas sesuatu hal melalui interaksi. Makna

adalah hasil interaksi. Makna tidak melekat pada obyek, melainkan

diinegosiasikan melalui penggunaan bahasa. Bahasa adalah bentuk dari simbol.

3. Thought

Menurut Blumer, “an individual’s interpretation of symbol is modified by

his or her own thought processes”. Interaksi simbolik menjelaskan proses berpikir

sebagai inner conversation. Secara sederhana proses menjelaskan bahwa

seseorang melakukan dialog dengan dirinya sendiri ketika berhadapan dengan

sebuah situasi dan berusaha untuk memaknai situasi tersebut. Untuk bisa berpikir

maka seseorang memerlukan bahasa dan mampu untuk berinteraksi secara

simbolik.

2.2.6.3 Asumsi Teori Interaksi Simbolik

Page 40: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Interaksi simbolik didasarkan pada ide-ide mengenai diri dan

hubungannya dengan masyarakat. Karena ide ini dapat diinterpretasikan secara

luas, akan dijelaskan secara detail tema-tema teori ini, dalam prosesnya, dan

dijelaskan kerangka asumsi teori ini.

Menurut Ralph LaRossa dan Donald C. Reitzes (West,2011:98) telah

mempelajari teori interaksi simbolik yang berhubungan dengan kajian orang tua

dan memperlihatkan tiga tema besar, yaitu :

1. Pentingnya makna bagi perilaku manusia

2. Pentingnya konsep mengenai diri

3. Hubungan antara individu dengan masyarakat

1. Pentingnya Makna Bagi Perilaku Manusia

Suatu objek dapat berupa aspek tertentu dari realitas individu apakah itu

benda, kualitas, peristiwa, situasi atau keadaan. Bagi Kuhn, penamaan objek

adalah penting guna menyampaikan makna suatu objek (Morissan,2009:75).

Menurut pandangan interaksi simbolik, makna suatu objek sosial serta sikap dan

rencana tindakan tidak merupakan ssesuatu yang terisolir satu sama lain. Seluruh

ide paham interaksi simbolik menyatakan bahwa makna muncul melalui interaksi.

Tujuan dari interaksi menurut interaksi simbolik untuk menciptakan makna yang

sama karena tanpa makna yang sama berkomunikasi akan menjadi sangat sulit ,

atau bahkan tidak mungkin (West,2011:99).

Menurut LaRossa dan Reitzes, ada tiga asumsi yang mendukung

pentingnya makna bagi perilaku manusia yang diambil dari karya Herbert Blumer,

(West,2011:99-100)yaitu :

a. Manusia Bertindak Terhadap Manusia Lainnya Berdasarkan Makna yang

Diberikan Orang Lain Kepada Mereka.

Asumsi ini menjelaskan perilaku sebagai suatu rangkain pemikiran dan

perilaku yang dilakukan secara sadar antara rangsangan dan respons orang

berkaitan dengan rangsangan tersebut. Mereka mencari makna dengan

mempelajari psikologis dan sosiologis mengenai perilaku. Menurut Rogers

Page 41: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Thomas, membuat makna yang sesuai dengan kekuatan sosial yang membentuk

dirinya.

Makna yang kita berikan pada simbol merupakan produk dari interaksi

sosial dan menggambarkan kesepakatan kita untuk menerapkan makna tertentu

pada simbol tertentu.

b. Makna Diciptakan dalam Interaksi Antarmanusia

Menurut Mead, makna dapat ada hanya ketika orang-orang mempunyai

interpretasi yang sama mengenai simbol yang dipertukarkan dalam interaksi.

Menurut Blumer, ada tiga cara untuk menjelaskan asal sebuah makna, yaitu :

1. Makna adalah sesuatu yang bersifat intrinsik dari suatu benda

2. Makna terdapat dalam orang bukan benda, makna dijelaskan dengan

mengisolasi elemen-elemen psikologis di dalam seorang individu yang

menghasilkan makna.

3. Melihat makna sebagai sesuatu yang terjadi diantara orang-orang .

Makna adalah “produk sosial” atau “ciptaan yang dibentuk dalam dan

melalui pendefenisian aktivitas manusia ketika mereka berinteraksi.

c. Makna Dimodifikasi Melalui Proses Interpretif

Blumer menyatakan bahwa proses interpretif ini memiliki dua langkah

yaitu yang pertama, menentukan benda-benda yang mempunyai makna. Blumer

berargumen bahwa bagian dari proses ini berbeda ari pendekatan psikologis dan

terdiri atas orang yang terlibat di dalam komunikasi dengan dirinya sendiri. Yag

kedua, melibatkan si pelaku untuk memilih, mengecek, dan melakukan

transformasi makna di dalam konteks di maba mereka berada.

2. Pentingnya Konsep Diri

Konsep diri merupakan seperangkat perspektif yang relatif stabil yang

dipercayai orang mengenai dirinya sendiri. Pertanyaan “siapakah saya?” dapat

membentuk konsep diri. Orang-orang yang mengembangkan konsepndiri, dalam

interaksi simbolik adalah orang – orang yang menggambarkan individu dengan

diri yang aktif, didasarkan pada interaksi sosial. Menurut Ralph LaRossa dan

Donald C. Reitzes (West,2011:101-102), ada dua asumsi mengenai konsep diri,

yaitu :

Page 42: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

a. Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan

orang lain.

Asumsi ini menyatakan orang-orang tidak terlahir dengan konsep diri;

mereka belajar melalui kontak dengan orang lain. Seseorang mempunyai perasaan

akan diri merupakan hasil dari kontaknya dengan orangtua, guru, dan lainnya.

Peneliti-peneliti awal mengenai keluarga seperti Edgar Burgess menyatakan

bahwa pentingnya keluarga sebagai sebuah institusi untuk bersosialisasi. Burgess

juga menyatakan bahwa anak dan orangtua berselisih paham mengenai konsep

diri. Konteks sosial dan interaksi adalah suatu yang penting untuk menyelidiki

siapa diri kita.

b. Konsep Diri Memberikan Motif Penting Untuk Perilaku.

Pemikiran bahwa keyakinan, nilai, perasaan, penilaian-penilaian

mengenai diri mempengaruhi perilaku adalah sebuah prinsip penting dalam

interaksi simbolik. Meadn berpendapat bahwa karena manusia memiliki diri,

mereka memiliki mekanisme perilaku dan sikap. Mead melihat diri, sebagai

sebuah proses bukan struktur . Predikasi pemenuhan diri adalah prediksi mengenai

diri sendiri yang menyebabkan diri tersebut berperilaku sedemikian sehingga hal

tersebut benar-benar terjadi.

3. Hubungan Antara Individu dan Masyarakat

Hubungan antara individu dan masyarakat ini merupakan hubungan

kebebasan individu dan batasan sosial. Ada dua asumsi (West,2011:103-104),

yaitu :

a. Orang dan kelompok dipengaruhi oleh proses budaya sosial

Asumsi ini mengakui bahwa norma-norma sosial membatasi perilaku

individu. Budaya secara kuat mempengaruhi perilaku dan sikap yang dianggap

penting dalam konsep diri.

b. Struktur Sosial Dihasilkan Melalui Interaksi Sosial

Interaksi simbolik mempertanyakan pandangan bahwa struktur sosial

tidak berubah serta mengaku bahwa individu dapat memodifikasi situasi sosial.

Interaksi simbolik percaya bahwa manusia adalah pembuat pilihan.

Page 43: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

2.2.7. MAHASISWA INDEKOS

2.2.7.1. Pengertian Mahasiswa Indekos

Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang

memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga

merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan

masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.

Pengertian Definisi Mahasiswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, indekos merupakan jasa yang

menawarkan sebuah

dalam peraturan pemerintah RI No.30

tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi

tertentu. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara

resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia

sekitar 18-30 tahun.

kamar atau tempat untuk ditinggali dengan sejumlah

pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu (umumnya pembayaran per

bulan atau per tahun). Jadi, mahasiswa indekos adalah mahasiswa yang tinggal

pada sebuah kamar atau tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran

tertentu untuk setiap periode tertentu.

2.2.7.2. Peran dan Fungsi Sebagai Mahasiswa

Secara garis besar, setidaknya ada tiga peran dan fungsi yang sangat

penting bagi mahasiwa, yaitu :

1. Peranan moral

Dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan

bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung

jawab moral terhadap diri masing-masing sebagai indidu untuk dapat menjalankan

kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam

masyarakat.

2. Peranan sosial.

Selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki peranan

sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat

untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi lingkungan

sekitarnya.

Page 44: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

3. Peranan intelektual

Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insan intelek

haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata. Dalam

arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu

pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas

yang ia miliki selama menjalani pendidikan.

2.3. Model Teoritik

Bagan Model Teoretik Penelitian Konsep Diri Mahasiswa Indekos di Universitas

Sumatera Utara

1.1. Bagan Model Teoretik Penelitian Proses Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa

Indekos Universitas Sumatera Utara

Tingkat Analisis

Proses terbentuknya konsep diri mahasiswa indekos Universitas Sumatera Utara

Analisis Data Model Miles dan Huberman

- Reduksi data - Penyajian data - Menarik kesimpulan/verifikasi

Konsep diri mahasiswa Indekos Universitas Sumatera Utara sebelum dan sesudah menjadi anak kos

Objek Penelitian

Konsep diri mahasiswa indekos Universitas Sumatera Utara

Page 45: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 METODE PENELITIAN

3.1.1 Metodologi Kualitatif

Penelitian mengenai pembentukkan konsep diri mahasiswa dalam

interaksi komunikasi antarpribadi antara orangtua dan mahasiswa yang

berbeda tempat tinggal merupakan studi yang menggunakan metodologi

kualitatif. Metode kualitatif ini digunakan karena :

1. Metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan

ganda

2. Metode kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan

antarpeniliti dan informan

3. Metode kualitatif lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri

dengan latar penelitian dan mampu melakukan penajaman pola-pola

nilai yang dihadapi peneliti (Ghony dan Almanshur,2012:34).

Dalam tataran teoritik, ada beberapa asumsi yang menjadi

landasan dalam penelitian kualitatif sebagaimana yang dikatakan Merriam

(dalam Creswell, 1994:145). Asumsi- asumsi tersebut adalah:

1. Peneliti kualitatif lebih memiliki perhatian pada proses daripada hasil atau

produk

2. Peneliti kualitatif tertarik pada makna, yaitu bagaimana orang berusaha

memahami kehidupan, pengalaman, dan struktur lingkungan mereka.

3. Peneliti kualitatif merupakan instrumen utama dalam pengumpulan dan

analisis data. Data diperoleh melalui instrumen manusia daripada melalui

inventarisasi (inventories), kuesioner, atau pun melalui mesin.

4. Penelitian kualitatif sangat berkaitan dengan fieldwork. Artinya, peneliti

secara fisik terlibat langsung dengan orang, latar (setting), tempat, atau

institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya.

5. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, dalam arti peneliti tertarik pada

proses, makna, dan pemahaman yang diperoleh melalui kata-kata atau

gambar- gambar.

Page 46: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

6. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dalam arti peneliti membangun

abstraksi, konsep, hipotesis, dan teori.

Penelitian kualitatif tidak sesederhana apa yang terjadi pada penelitian

kuantitatif. Penelitian kualitatif melampaui berbagai tahapan berpikir kritis-

ilmiah, yang mana seorang peneliti memulai berpikir secara induktif yang

menangkap berbagai fakta atau fenomena-fenomena sosial, melalui

pengamatan di lapangan, kemudian menganalisisnya dan kemudian berupaya

melakukan teorisasi berdasarkan apa yang diamati itu (Bungin,2010:6).

Penelitian ini bersifat deskriptif, dimana mendeskrpsikan

kenyataan secara benar yang dialami oleh subjek penelitian ini (mahasiswa).

Penelitian ini berusaha untuk memberikan deskripsi terhadap bagaimana

komunikasi antarpribadi yang dilakukan orangtua dan mahasiswi yang berbeda

tempat tinggal dalam membentuk konsep diri mahasiswa

Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengungkap situasi sosial tertentu

dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan

teknik pengumpulan data dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi

yang alami (Ghony dan Almanshur,2012:26). Penelitian kualitatif lebih menekan

pada persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data.

(Kriyantono, 2009:56).

Secara umum, riset yang menggunakan metodologi kualitatif

mempunyai ciri-ciri:

1. Intensif, partisipasi periset dalam waktu lama pada setting

lapangan, periset adalah instrumen pokok riset.

2. Perekaman yang sangat hati-hati terhadap apa yang terjadi dengan

catatan- catatan di lapangan dan tipe-tipe lain dari bukti-bukti dokumenter.

3. Analisis data lapangan.

4. Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, quotes (kutipan-

kutipan) dan komentar-komentar.

5. Tidak ada realitas yang tunggal, setiap periset mengkreasi realitas

sebagai bagian dari proses risetnya. Realitas dipandang dinamis dan sebagai

produk konstruksi sosial.

6. Subjektif dan berada hanya dalam referensi periset. Periset

Page 47: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

sebagai sarana penggalian interpretasi data.

7. Realitas adalah holistik dan tidak dapat dipilah-pilah.

8. Periset memproduksi penjelasan unik tentang situasi yang terjadi

dan individu- individunya.

9. Lebih pada kedalaman (depth) daripada keluasan (breadth).

10. Prosedur riset: empiris-rasional dan tidak berstruktur.

11. Hubungan antara teori, konsep, dan data : data memunculkan atau

membentuk teori baru. (Kriyantono, 2009: 57-58)

3.1.2 Studi Kasus

Studi kasus merupakan penelitian tentang suatu “kesatuan sistem”.

Kesantuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok

individu yang terkait oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu (Ghony dan

Almanshur,2012:61). Studi kasus adalah penelitian yang diarahkan untuk

menghimpun data, mengambil makna, dan memperoleh pemahaman dari kasus

tersebut. Menurut Stake, ada beberapa bentuk studi kasus, yaitu :

1. Studi Kasus Intrinsik

Studi kasus intrinsik ini memahami secara lebih mendalam tentang

suatu kasus tertentu. Studi kasus ini dilakukan karena alasan peneliti ingin

mengetahui secara intrinsik suatu fenomena, keteraturan, dan kekhususan

kasus, bukan ingin mengetahui hakikat kasus tersebut.

2. Studi Kasus Instrumental

Studi kasus instrumental, studi atas kasus untuk alasan ekternal,

bukan karena ingin mengetahui hakikat kasus tersebut. Kasus hanya dijadikan

sebagai sarana memahami hal lain di luar kasus.

3. Studi Kasus Kolektif

Studi kasus ini dilakukan untuk menarik kesimpulan atau generalisasi

atas fenomena atau populasi dari kasus tersebut. Studi koletif ini ingin

membentuk suatu teori atas dasar persamaan dan keteraturan yang diperoleh

dari setiap kasus yang diteliti (Ghony dan Almanshur,2012:63-64).

Dengan berbagai metode, peneliti memilih untuk mempelajari sebuah

kasus, yakni kasus pembentukkan konsep diri mahasiswa dan interaksi

Page 48: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

komunikasi antarpribadi dengan orangtua dimana antara orangtua dan

mahasiswa berbeda tempat tinggal.

Adapun ciri-ciri studi kasus, antara lain: 1.Partikularistik, artinya studi kasus terfokus pada situasi, peristiwa, program atau fenomena tertentu. 2.Deskriptif. Hasil akhir metode ini adalah deskripsi detail dari topik yang diteliti. 3.Heuristik. Metode studi kasus membantu khalayak memahami apa yang sedang diteliti. Interpretasi baru, perspektif baru, makna baru merupakan tujuan dari studi kasus. 4.Induktif. Studi kasus berangkat dari fakta-fakta di lapangan, kemudian menyimpulkan ke dalam tataran konsep atau teori. (Kriyantono, 2009:66).

Menurut Creswell dalam studi kasus kualitatif, seseorang dapat

menyusun pertanyaan maupun sub pertanyaan melalui isu dalam tema yang

dieksplorasi, juga sub pertanyaan tersebut dapat mencakup langkah-langkah

dalam prosedur pengumpulan data, analisis dan konstruksi format naratif. Sub

pertanyaan yang dapat memandu peneliti dalam melakukan penelitian studi kasus

sebagai berikut :

1. Apa yang terjadi ?

2. Siapa yang terlibat dalam respon terhadap suatu peristiwa tersebut ?

3. Tema respon apa yang muncul selama mengikuti peristiwa ini ?

4. Konstruksi teori apa yang dapat membantu kita memahami respon di kampus ?

5. Konstruksi apa yang unik dalam kasus ini ?

Sedangkan pertanyaan-pertanyaan prosedural adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana suatu kasus dan peristiwa tersebut digambarkan? (deskripsi kasus)

2. Tema apa yang muncul dari pengumpulan informasi tentang kasus? (analisis

materi kasus)

3. Bagaimana peneliti menginterpretasikan tema-tema dalam teori sosial dan

psikologi yang lebih luas? (pelajaran yang dipelajari dari kasus berdasarkan

literatur). (Creswell,1998:105).

Lebih lanjut Creswell menambahkan deskripsi kasus sebagai sebuah

pandangan yang terinci tentang kasus. Dari paparan di atas dapat diuraikan bahwa

“persiapan terbaik” untuk melakukan analisis studi kasus adalah memiliki suatu

Page 49: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

strategi analisis. Tanpa strategi yang baik, analisis studi kasus akan berlangsung

sulit karena peneliti “bermain dengan data” yang banyak dan alat pengumpul data

yang banyak pula (Creswell, 1998:63).

Penelitian kualitatif dengan model kasus menggunakan metode

pengumpulan data antara lain wawancara, observasi, materi audivisual, focus

group discussion, dan dokumentasi. Dengan menggunakan studi kasus, faktor

lingkungan sosial apa pun yang diteliti tidak menjadi halangan dan hambatan

peneliti (Ghony dan Almanshur,2012:64).

3.2 OBJEK PENELITIAN

Objek penelitian pada penelitian kualitatif yaitu apa yang menjadi

sasaran. Sasaran penelitian tidak tergantung pada judul dan topik penelitian, tetapi

secara konkret tergambar dari fokus masalah (Bungin,2010:76). Yang menjadi

objek penelitian pada penelitian ini adalah proses pembentukkan konsep diri

dalam konteks komunikasi antarpribadi.

3.3 SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian atau informan penelitian adalah subjek yang

memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang

memahami objek penelitian. Untuk studi kasus, jumlah informan dan individu

yang menjadi informan dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian.

Orang-orang yang dapat dijadikan informan adalah orang memiliki kasus yang

sama dengan penelitian peneliti. Yang menjadi subjek penelitian infoman adalah

mahasiswa-mahasiswi indekos Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu perguruan tinggi

negeri di Indonesia dan di Sumatera Utara. USU memiliki 14 fakultas yaitu

Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Kedokteran Gigi, Ekonomi, Ilmu Budaya,

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi, Keperawatan dan Pascasarjana.

Jumlah program studi yang ditawarkan sebanyak 135, terdiri dari 19 tingkat

doktoral, 32 magister, 18 spesialis, 5 profesi, 46 sarjana, dan 15 diploma. Jumlah

Page 50: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

mahasiswa terdaftar saat ini lebih dari 33.000 orang, 1000 di antaranya adalah

mahasiswa asing.

Sejak awal pendiriannya, USU dipersiapkan menjadi pusat pendidikan

tinggi di Kawasan Barat Indonesia. Sewaktu didirikan pada tahun 1952, USU

merupakan sebuah Yayasan, kemudian beralih status menjadi PTN pada tahun

1957, dan selanjutnya berubah menjadi PT-BHMN pada tahun 2003.

Kampus USU berlokasi di Padang Bulan, sebuah area yang hijau dan

rindang seluas 120 ha yang terletak di tengah Kota Medan. Zona akademik seluas

90 ha menampung hampir seluruh kegiatan perkuliahan dan praktikum

mahasiswa. Sistem pembelajaran didukung oleh fasilitas perpustakaan dan lebih

dari 200 laboratorium. Perpustakaan menyediakan berbagai jenis sumber belajar

baik dalam bentuk cetak maupun elektronik. Perpustakaan USU merupakan salah

satu yang terbaik di Indonesia saat ini. Kampus Padang Bulan juga didukung oleh

infrastruktur teknologi informasi untuk memfasilitasi akses terhadap berbagai

sumber daya informasi dan pengetahuan untuk mendukung proses pembelajaran

dan penelitian mahasiswa dan dosen.

USU memiliki visi menjadi University for Industry (UfI), dengan misi:

(1) mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat bermoral

dengan kemampuan akademik dan/atau profesional dan/atau vokasional untuk

menerapkan, mengembangkan, dan memperkaya ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni;

(2) mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan seni

terutama pada kerjasama berbasis industri, dan pengembangan aplikasinya untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional;

(3) mendukung pengembangan masyarakat sipil yang demokratis melalui

peran USU sebagai suatu kekuatan moral yang otonom untuk mencapai

kemampuan yang kuat dalam lingkungan kompetisi global melalui pengelolaan

secara profesional sumber daya manusia, memperluas partisipasi dalam

pembelajaran, memenuhi kebutuhan nasional dalam pembelajaran, dan

memodernisasi cara pembelajaran.

Pemilihan subjek dilakukan berdasarkan status mahasiswa indekos yang

masih aktif kuliah di USU

Page 51: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data sebagai

suatu metode yang independen terhadap metode analisis data atau bahkan menjadi

alat utama metode dan teknik analasis data.

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti, yaitu :

a. Penelitian Lapangan

1. Metode Wawancara

a. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam merupakan proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan informan atau orang diwawancarai dengan atau tanpa

menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat

dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara

mendalam adalah kehidupannya dalam kehidupan informan (Bungin,2010:108).

Pewawancara adalah orang yang menggunakan metode wawancara

sekaligus dia bertindak sebagai “pemimpin” dalam wawancara tersebut. Informan

adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara. Materi

wawancara adalah tema yang ditanyakan kepada informan, berkisar antara msalah

atau tujuan penelitian (Bungin,2010:108).

Metode wawancara mendalam adalah sama seperti metode wawancara

lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan waancara, peran informan, dan cara

melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara lainnya

(Bungin,2010:108).

2. Observasi

Metode observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang

mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan

dengan ruang, tempat, pelakum kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan

dan perasaan (Ghonny dan Almanshur,2012:165).

Ada beberapa bentuk observasi yang digunakan dalam penelitian

kualitatif yaitu :

Page 52: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

a. Observasi Partisipasi (Paticipant Observer)

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan manusia dengan

menggunakan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindera

lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Seseorang yang sedang

melakukan pengamatan tidak selamanya menggunakan pancaindera mata saja,

tetapi selalu mengaitkan apa yang dilihatnya dengan apa yang dihasilkan oleh

pancaindera lainnya; seperti apa yang ia dengar, apa yang ia cicipi, apa yang ia

cium dari penciumannya, bahkan dari apa yang ia rasakan dari sentuhan-sentuhan

kulitnya (Bungin,2010:115).

b. Observasi Tidak Berstruktur

Observasi tidak berstruktur dimaksud, observasi dilakukan tanpa

menggunakan guide observasi. Pada observasi ini, yang terpenting adalah

pengamat harus menguasai “ilmu” tentang objek secara umum dari apa yang

hendak diamati (Bungin,2010:116-117).

c. Observasi Kelompok

Observasi Kelompok ini dilakukan secara berkelompok terhadap suatu

atau beberapa objek sekaligus (Bungin,2010:117).

3. Metode Bahan Visual

Bahan visual bermanfaat untuk mengungkapkan suatu keterkaitan antara

subjek penelitian dengan peristiwa di masa silam atau peristiwa saat ini. Bahan

visual juga memiliki makna secara spesifik terhadap informan penelitian. Walau

bahan visual bisa digunakan dalam penelitian, namun karena bahan visual ini

adalah bahan informasi sekunder, sehingga metode bahan visual ini hanya dapat

digunakan sebagai metode sekunder (Bungin, 2010:123).

b. Penelitian Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan untuk memperlajari dan mengumpulkan data

literatur dan sumber bacaan yang relevan untuk mendukung penelitian. Dalam hal

ini, penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca atau mencari buku,

majalah, surat kabar, jurnal, internet dan sebagainya yang berkaitan dengan

masalah yang dibahas dalam penelitian.

Page 53: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

3.4.1 Penentuan Informan

Informan penelitian merupakan subjek penelitian. Pada penelitian ini,

yang menjadi subjek penelitian ada mahasiswa-mahasiswi Universitas Sumatera

Utara yang berstatus aktif dan merupakan anak kos (berbeda tempat tinggal

dengan orangtua).

Ada beberapa cara memperoleh informan penelitian, yaitu :

a) Purposive sampling atau judgmental sampling Penarikan sampel secara

purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek

berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti.

b) Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju).

Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel

berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga

ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga

jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju

(http://contohskripsi-makalah.blogspot.com/2012/09/macam-macam-teknik-

pengambilan-sampel.html).

Pada penelitian ini, cara memperoleh informan dengan menggunakan

snow-ball sampling dimana informan yang diperoleh dari sampel pertama terlebih

dahulu sampai ke sampel berikutnya. Proses ini baru berakhir bila periset merasa

data telah jenuh, artinya periset merasa tidak lagi menemukan sesuatu yang baru

dari wawancara (Kriyantono, 2009:158-159).

3.4.2 Keabsahan Data

Uji keabsahan data dapat dilakukan dengan triangulasi pendekatan

dengan kemungkinan melakukan terobosan metodologis terhadap masalah-

masalah tertentu.

Teknis triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang

diinginkan. Triangulasi dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil

yang digunakan sudah berjalan dengan baik.

Page 54: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Proses triangulasi data, sebagai berikut :

1. Peneliti menggunakan wawancara mendalam dan observasi partisipasi

untuk mengumpulkan data. Maka, pastikan setiap wawancara telah

terhimpun catatan wawancara dengan informan dan catatan observasi.

2. Setelah itu dilakukan uji silang terhadap catatan-catatan tersebut untuk

memastikan tidak ada informasi yang bertentangan antara catatan

wawancara dengan catatan observasi. Apabila catatan – catatan tersebut

tidak relevan, peneliti harus mengonfirmasi kembali kepada informan.

3. Hasil konfirmasi perlu diuji kembali dengan informasi sebelumnya

(Bungin,2010:252).

Proses triangulasi dilakukan terus-menerus sepanjang proses mengumpulkan data dana menganalisis data, sampai suatu saat peneliti yakin bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan, dan tidak ada lagi yang perlu dikonfirmasikan kepada informan (Bungin,2010:252).

Uji keabsahan melalui triangulasi dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat-alat uji statistik. Begitu pula materi kebenaran tidak diuji berdasarkan kebenaran alat sehingga substansi kebenaran apabila kebenaran itu mewakili kebenaran orang banyak. Kebenaran bukan hanya muncul wacana etnik dari masyarakat yang diteliti (Bungin,2010:253).

3.5 TEKNIK ANALISIS DATA

Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data dari informan yang

memiliki kriteria sesuai dengan yang ditetapkan peneliti, kemudian peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan triangulasi data dan

teori, dan proses pengumpulan data tersebut dilakukan terus-menerus hingga

datanya jenuh. Kemudian dengan menggunakan teknik analisis data selama di

lapangan model Miles and Huberman, peneliti menganalisis data dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1) Peneliti melakukan reduksi data. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya

cukup banyak, untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari pola dan temanya. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti

Page 55: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan

(Sugiyono, 2005: 92).

2) Melakukan penyajian data. Dalam melakukan penyajian data, selain dengan teks

yang naratif, juga dapat berupa grafik, matriks, network (jejaring kerja) dan chart

(Sugiyono, 2005: 95).

Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan

bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan adalah kesimpulan

yang kredibel (Sugiyono, 2005: 99).

Page 56: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Dalam pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti melakukan

observasi awal di daerah Universitas Sumatera Utara untuk memfokuskan kasus

yang sebenarnya terjadi dalam interaksi komunikasi antarpribadi mahasiswa

indekos dalam pembentukkan konsep diri. Penelitian awal yang peneliti lakukan

dengan terjun langsung ke dalam lingkungan tempat tinggal mahasiswa yang

berbeda tempat tinggal dengan orangtua, yang dimaksud dengan anak kos.

Subjek peneliti diperoleh dengan menggunakan snow-ball sampling

dimana informan yang diperoleh berdasarkan informan pertama dan dari informan

pertama didapatkan informan kedua dan informan selanjutnya. Peneliti melakukan

wawancara kepada beberapa informan. Peneliti melakukan wawancara di bulan

April 2013.

Dalam menganalisis data, peneliti melakukan interaksi dengan

mahasiswa-mahasiswi Universitas Sumatera Utara yang merupakan anak kos.

Kemudian peneliti melakukan observasi dengan mahasiswa-mahasiswi yang

merupakan anak kos dan melakukan wawancara mendalam. Setelah melakukan

wawancara mendalam, peneliti akan menganalisis bagaimana proses

terbentukknya konsep diri mahasiswa indekos setelah menjadi anak kos dan

peneliti akan menganarasikan Dan pada akhirnya peneliti akan menarik

kesimpulan mengenai konsep diri mahasiswa-mahasiswi yang merupakan anak

kos

Peneliti menentukan lima orang subjek penelitian yang merupakan

mahasiswa-mahasiswi Universitas Sumatera Utara. Informan terdiri dari satu

orang stambuk 2008, satu orang stambuk 2009, dua orang stambuk 2011, dan satu

orang stambuk 2012. Informan hanya dibatasin lima orang karena informan ini

dianggap sudah cukup jenuh yang artinya penambahan informan lagi tidak

memberikan informasi baru.

Peneliti memilih mahasiswa-mahasiswi Universitas Sumatera Utara

karena di Universitas Sumatera Utara cukup banyak terdapat anak kos yang

Page 57: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

dimana mereka datang dari berbagai daerah dan menempuh pendidikan di

Universitas Sumatera Utara.

Peneliti mengawali proses wawancara dengan datang ke tempat kos

mahasiswa-mahasiswi yang berada di sekitar Universitas Sumatera Utara.

Selanjutnya dari masing-masing informan peneliti memberikan identitas dirinya.

Setelah satu informan selesai diwawancarai, peneliti kembali mendatangi

informan yang sedang berada di depan kos mereka

Penelitian diawali dengan mencari individu yang sesuai dengan dengan

karakteristik dari subjek penelitian yang telah ditentukan. Peneliti mendapatkan

informan dengan mendatangi informan ke tempat kos informan dan mendatangi

kampus. Seteleh peneliti mendapat informan yang sesuai dengan karakteristik

yang telah ditetapkan, maka peneliti melakukan wawancara secara mendalam

terhadap informan .

Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 14 April 2013 pukul 16.00

WIB. Wawancara dilakukan di kos Yustira, yang dimana Yustira adalah informan

pertama. Sewaktu pertama kali diminta untuk menjadi seorang informan dan di

wawancarai, Yustira setuju saja dan menyambut baik peneliti. Yustira memiliki

postur badan yang tidak terlalu tinggi tetapi memiliki wajah yang manis.

Wawancara tidak dilakukan hanya sekali saja, tetapi dua kali dan wawancara

tersebut dilakukan secara tatap muka. Untuk wawancara yang kedua dilakukan di

pada tanggal 18 April 2013 pukul 18.00 WIB di Pendopo USU. Awalnya, peneliti

meminta kesediaan informan untuk dijadikan narasumber dari penelitian tersebut,

kemudian dilakukan wawancara yang mendalam.

Wawancara untuk informan kedua dilakukan dengan mendatangi kos

informan tersebut. Wawancara dilakukan tanggal 16 April 2013 pukul 14.00 WIB.

Informan yang kedua ini didapat ketika informan sedang duduk di depan kosnya.

Informan yang kedua bernama Bonar Jubel Silaban. Bonar memiliki penampilan

yang tidak begitu rapi tetapi memiliki postur badan yang tinggi. Pada saat peneliti

meminta persetujuan Bonar untuk di wawancarai, awalnya Bonar tidak begitu

merespon dengan baik dan bahkan terkesan menolak. Tetapi peneliti menyakinkan

Bonar supaya bisa menjadi informan peneliti dan akhirnya Bonar setuju dan

menyambut baik tujuan dari wawancara tersebut. Wawancara dilakukan di depan

Page 58: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

kos yang beralamat di Jalan Hamonika. Wawancara pertama dilakukan dengan

tatap muka dan wawancara selanjutnya dilakukan melalui telepon dimana peneliti

menelepon informan

Wawancara untuk informan ketiga yaitu Siti Aisyah. Peneliti datang ke

kos informan yang ketiga yang beralamat di Jalan Gitar. Siti yang memiliki wajah

yang manis ini, menyambut baik kedatangan peneliti ketika diminta untuk

diwawancara. Wawancara dilakukan pada tanggal 20 April 2013. Wawancara

selanjutnya untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dilakukan lewat

telepon.

Wawancara untuk informan keempat yaitu Daud Steven Lingga.

Wawancara dilakukan di Perpustakaan USU. Wawancara mendalam dilakukan

pada tanggal 21 April 2013 pukul 11.00 WIB.

Wawancara untuk informan kelima yaitu Septika Hutagaol . Wawancara

dilakukan di daerah kos informan tersebut yang beralamat di Jalan Dr. Mansyur

Gg. Saudara.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dilakukan secara mendalam

tetapi apabila data-data yang diminta kurang akurat dan kurang lengkap informan

bersedia di wawancara kembali. Wawancara dilakukan bisa dengan tatap muka

apabila informan tidak ada kegiatan atau dengan cara peneliti menelepon

informan tersebut.

4.2. Profil Informan

4.2.1. Profil Yustira Sinaga

Nama : Yustira Sinaga

Tempat/Tanggal Lahir : Kabanjahe, 28 April 1991

Asal Tempat Tinggal : Laguboti

Page 59: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Anak Ke Berapa : 3 dari 5 bersaudara

Tempat Tinggal Sekarang : Jl. Gitar, Pasar 2 Padang Bulan

Fakultas : Ekonomi

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Angkatan : 2009

Yustira Sinaga lahir di Kabanjahe, 28 April 1991. Wanita yang bersuku

batak Toba ini sangat menyukai nasi goreng. Wanita hitam manis ini sering

dipanggil Tira oleh keluarga dan teman-temannya. Anak ke – 3 dari 5 bersaudara

ini mempunyai hobi membaca dan bermain game. Sifatnya yang sedikit pendiam

namun periang dan ramah ini tidak terlalu suka bergaul dengan teman-teman

dikampusnya tetapi setiap teman-teman kampusnya meminta tolong, Tira

berusaha membantu semampunya. Penyuka warna cokelat ini sudah tidak

mempunyai ayah lagi dan hanya ibu yang dia punya. Ayahnya meninggal

disebabkan karena menngidap suatu penyakit. . Wanita yang mengaku sangat

manja dengan ayahnya ini tidak suka dengan orang yang suka berbohong.

Perempuan berkaca mata ini dan mempunyai gigi gingsul ini berasal dari

Laguboti. Tira menghabiskan masa SD sampai SMA di Laguboti. Pada tahun

2009, Tira berhasil menduduki bangku perkuliahan di Universitas Sumatera Utara

dan sudah sah menjadi mahasiswi di Universitas Sumatera Utara. Tira mempunyai

tinggi badan yang tidak terlalu tinggu tetapi memiliki postur badan yang

proporsional. Setelah sah menjadi mahasiswi di Universitas Sumatera Utara, Tira

memutuskan untuk kos. Awalnya Tira kos dengan teman satu SMAnya di Jalan

Berdikari No. 7C. Tetapi karena ada terjadinya perselisihan diantar mereka dan

dikarenakan naiknya uang kos akhirnya Tira memutuskan untuk mencari kos baru

dan sekarang tinggal di Jl. Gitar Pasar 2 Padang Bulan hingga saat ini.

Page 60: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

4.2.2. Profil Bonar Jubelmar Silaban

Nama : Bonar Jubelmar Silaban

Tempat/Tanggal Lahir : Pematang Siantar, 05 Agustus 1989

Asal Tempat Tinggal : Simpang Minas, Riau

Anak Ke Berapa : 3 dari 4 bersaudara

Tempat Tinggal Sekarang : Jalan Harmonika

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Industri

Angkatan : 2008

Jubel adalah sapaan akrab dari informan kedua ini. Cowok yang memiliki

tinggi sekitar 178 cm ini lahir di Pematang Siantar, 5 Agustus 1989. Lelaki

berkulit hitam ini berasal dari Simpang Minas. Ayahnya berprofesi sebagai

Pendeta sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Anak ke – 3 dari 5

bersaudara ini mempunyai suku Batak Toba. Pada saat diwawancara oleh penliti,

Jubel memiliki logat yang sangat khas yaitu dengan logat bataknya sudah

menyandang gelar sebagai anak kos sejak SMP dikarenakan ayahnya yang sering

berpindah-pindah karena adanya pelayanan dari gereja. Pria bermata seram ini,

menghabiskan masa SD di Panombean dan SMP sampai SMA di Pematang

Siantar. Lelaki yang mengaku sudah mandiri sejak SMP sangat dekat dengan

kakaknya yang pertama daripada dengan orangtuanya. Penyuka nasi goreng ini

tidak menjadi beban pikiran keluarga dan oleh sebab itu lebih memilih kos. Mulai

dari awal perkuliahan di Universitas Sumatera Utara, pria perut buncit ini sudah

sering berpindah-pindah kos. Penyebab pindah kos karena bosan dengan suasana

Page 61: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

kos dan dikarenakan pemilik kos yang galak.Mahasiswa jurusan Teknik Sipil ini

mempunyai watak yang keras dan suka bergaul. Sanking seringnya bergaul,

sampai-sampai lupa akan kewajibannya untuk menyelesaikan perkuliahannya.

4.2.3 Profil Siti Aisyah

Nama : Siti Aisyah

Tempat/Tanggal Lahir : Banda Aceh, 12 Juni 1993

Asal Tempat Tinggal : Banda Aceh

Anak Ke Berapa : 5 dari 5 bersaudara

Tempat Tinggal Sekarang : Kampung Susuk

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Sosiologi

Angkatan : 2011

Siti adalah gadis pemalu dan pendiam. Gadis berjilbab ini lahir di Banda

Aceh, 12 Juni 1993. Anak ke – 5 dari 5 bersaudara ini mempunyai keluarga yang

utuh dimana ayah bekerja sebagai pegawai BUMN dan ibunya juga berprofesi

sebagai pegawai BUMN. Siti tergolong cewek yang tertutup. Penyuka mie aceh

ini kuliah ini bersuku Aceh. Diawal perkuliahannya, Siti tinggal dengan kakaknya

yang pertama dan abang iparnya. Tetapi setelah hampir satu tahun tinggal

bersama dengan kakaknya, Siti memutuskan untuk kos. Penyebabnya dikarenakan

adanya perselisihan antara Siti dengan kakaknya. Penyuka warna putih ini

tergolong manja dengan ayahnya tetapi tidak dekat dengan ibunya. Siti sedang

Page 62: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

menempuh pendidikan di Universitas Sumatera Utara di Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Jurusan Sosiologi.

4.2.4. Profil Daud Steven Lingga

Nama : Daud Steven Lingga

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 23 Desember 1993

Asal Tempat Tinggal : Jakarta

Anak Ke Berapa : 1 dari 1 bersaudara

Tempat Tinggal Sekarang : Kampung Susuk

Fakultas : Ilmu Budaya

Jurusan : Sastra Inggris

Angkatan : 2012

Steven adalah panggilan akrabnya. Lelaki beralis tebal ini lahir di

Medan, 23 Desember 1993. Steven tergolong anak yang mandiri. Ketika

diwawancara , Steven mengaku sudah membantu ibunya mencari uang sejak SD

kelas 6 dengan berjualan kue. Steven masih mempunyai ayah dan ibu tetap

orangtuanya sudah bercerai dan hidup dengan ibunya. Pria berwajah tampan ini

tinggal dengan ibunya di Jakarta. Ayahnya berprofesi sebagai pegawai Bank

swasta sedangkan ibunya seorang wiraswasta. Selama menempuh pendidikan di

Universitas Sumatera Utara, Steven tinggal di Kampung Susuk. Steven yang

memiliki tinggi badan yang tidak terlalu tinggi ini bersuku Karo. Mahasiswa yang

berada di Jurusan Sastra Inggris ini adalah sosok yang penyayang terutama

dengan ibunya. Penyuka pizza ini merupakan anak tunggal. Selama tinggal

sebagai anak kos, Steven tidak terlalu bergantung dengan uang kiriman

orangtuanya, Steven bekerja sebagai pramusaji di salah satu cafe di Kota Medan.

Page 63: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Steven mengaku dia tidak malu bekerja sebagai apapun itu asalkan pekerjaan itu

halal. Oleh karena kemandiriian dan kegigihannya, ibunya sangat menyayanginya

dan bangga terhadap pria berkulit putih ini.

4.2.5. Septika Evalina Hutagaol

Nama : Septika Evalina Hutagaol

Tempat/Tanggal Lahir : Rantau Prapat, 21 September 1993

Asal Tempat Tinggal : Rantau Prapat

Anak Ke Berapa : 1 dari 3 bersaudara

Tempat Tinggal Sekarang : Jl. Dr. Mansyur Gg. Saudara

Fakultas : Kedokeran Gigi

Jurusan : Kedokteran Gigi

Angkatan : 2011

Perempuan berbehel ini mempunyai panggilan akrab yaitu Tika. Lahir di

Rantau Prapat dua puluh tahun yang lalu. Perempuan berwajah manis ini sudah

tidak mempunyai ibu karena ibunya sudah meninggal karena mengidap suatu

penyakit. Ayahnya berprofesi sebagai Guru. Anak pertama dari tiga bersaudara ini

sangat merupakan sosok yang mandiri dan penyayang apalagi dia harus menjadi

sosok yang tegar dan menjadi contoh bagi adik-adiknya. Perempuan berpipi

tembem ini sangat menyukai sayur-sayuran. Tika hidup sebagai anak kos dan

tinggal di Jalan Dr. Mansyur Gg. Saudara 42. Mahasiswi Jurusan Kedokeran Gigi

merupakan sosok yang sederhana membuat dia sangat disukai oleh teman-

temannya. Ketika Tika berhasil lulus di Universitas Sumatera Utara Fakultas

Kedokteran Gigi, pertama kali dia persembahkan keberhasilannya untuk kedua

Page 64: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

orangtuanya terlebih untuk ibunya. Karena keberhasilannya ini, kedua

orangtuanya sangat bangga.

4.2.6. Tabel Matriks Mengenai Profil Informan

No Keterangan Yustira Jubel Siti Steven Septika

1 Tempat tanggal

lahir

Kabanjahe,

28 April 1991

Pematang

Siantar, 05

Agustus

1989`

Banda

Aceh, 12

Juni 1993

Medan, 23

Desember

1993

Rantau

Prapat, 23

September

1993

2 Jenis kelamin Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

3. Anak Ke

Berapa

Ke 3 dari 5

bersaudara

Ke 3 dari 4

bersaudara

Ke 5 dari 5

bersaudara

Ke 1 dari 1

bersaudara

Ke 1 dari 3

bersaudara

4 Suku Batak Toba Batak Toba Aceh Karo Batak Toba

5 Pekerjaan

orang tua

Ayah:

Almarhum

Ibu:

Wiraswasta

Ayah:

Pendeta

Ibu: Ibu

rumah

tangga

Ayah:

Pegawai

BUMN

Ibu:

Pegawai

BUMN

Ayah:

Pegawai

BANK

Ibu:

Wiraswasta

Ayah : Guru

Ibu :

Almarhumah

6. Asal Tempat

Tinggal

Laguboti Simpang

Minas

Banda

Aceh

Jakarta Rantau

Prapat

7 Alamat Tempat

Kos

Jalan Gitar

Pasar 2,

Padang

Bulan, Medan

Jalan

Harmonika,

Padang

Bulan,

Medan

Jalan

Kampung

Susuk

Medan

Jalan

Kampung

Susuk,

Medan

Jalan Dr.

Mansyur Gg.

Saudara,

Medan

8. Fakultas /

Jurusan

Ekonomi /

Ekonomi

Teknik /

Teknik

Ilmu Sosial

dan Ilmu

Ilmu

Budaya

Kedokteran

Gigi /

Page 65: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Pembangunan Industri Politik /

Sosiologi

Dasar /

Sastra

Inggris

Kedokteran

Gigi

10. Agama Kristen

Protestan

Kristen

Protestan

Islam Kristen

Katolik

Kristen

Protestan

Table 1.1 Tabel Matriks Mengenai Profil Informan

4.3. Hasil Pengamatan dan Wawancara Yang Menggambarkan Konsep

Diri Mahasiswa-Mahasiswi Indekos Universitas Sumatera Utara

Peneliti melakukan wawancara kepada lima mahasiswa-mahasiswi

Universitas Sumatera Utara sebagai informan. Berikut hasil Wawacara dengan

masing-masing informan.

Informan 1

Yustira Sinaga adalah anak ke-3 dari 5 bersaudara. Tira begitu dia disapa

oleh teman-temannya adalah seorang gadis yang sudah tidak mempunyai sosok

seorang ayah. Ayahnya meninggal sekitar dua tahun lalu dikarenakan sakit. Ayah

adalah tulang punggung keluarganya. Begitu ayah Tira dipanggil Tuhan, praktis

sosok ibu yang menggantikan dan sebagai tulang punggung keluarga.

“Kondisi keluargaku sangat harmonis, walaupun bapak sudah tidak ada tapi aku punya mamak yang luar biasa dan abang-kakakku dan adik-adikku baik-baik saja. Bapak meninggal sejak tahun 2010 karena sakit tapi walaupun begitu kami tetap akrab walaupun kami terpisah-pisah karena kerjaan dan sekolah wi.”

Ibu Tira seorang wiraswasta. Kedai kopi yang dibuka oleh ibunya adalah

usaha yang membantu untuk menopang perekonomian keluarga. Menurut Tira,

sosok ibunya adalah ibu yang kuat yang dapat menggantikan sosok ayahnya yang

telah tiada.

Page 66: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Hubungan Tira dengan kakak, abang dan adikknya tergolong harmonis.

Kedekatan Tira dengan ibunya pun sangat baik. Menurut Tira, Tira yang dahulu

bukanlah Tira yang sekarang. Ketika Tira masih tinggal sama dengan orangtua

dan ayahnya masih ada, Tira menjadi seorang gadis yang manja dan kurang

mandiri dan sangat manja dengan ayahnya.

Ketika berada dengan keluarga, apa saja yang hendak disuruh oleh

orangtuanya, pasti tidak mau melakukan apa yang diperintahkan oleh orangtua

ataupun kakak-abangnya.Tira berubah menjadi gadis yang mandiri ketika

“ Dulu sewaktu bapak masih ada, aku sangat manja sama bapak. Aku bisa dikatakan boru hasiannya. Tapi, setelah bapak gak ada, aku jadi sangat dekat dengan mamak. Bahkan mamak sering curhat dengan ku tentang permasalahan di keluarga kami dan aku pun sering sharing dengan mamak tentang perkuliahanku. “

Tira menempuh pendidikan di Universitas Sumatera Utara dan berubah

menjadi anak kos. Kehidupan Tira yang manja berubah menjadi kehidupan yang

apa saja yang yang mau dilakukan harus dikerjakan sendiri dan harus mempunyai

tanggung jawab. Sehari-hari, Tira tidak begitu banyak berinteraksi dengan orang

lain.Tira merupakan pribadi yang pendiam dan tertutup. Sehabis pulang kuliah,

Tira langsung pulang ke kos. Tira mengikuti salah satu organisasi kampus yaitu

KMK.

“Sebenarnya aku tidak terlalu suka ikut berorganisasi. Ya, pulang kuliah langsung ke kos. Tapi, ada satu organisasi keagamaan yang ku ikutin yaitu KMK.“

Setelah Tira tidak tinggal dengan bersama dengan orangtua,

hubungannya Tira dengan keluarga semakin dekat. Apalagi, sejak ditinggal oleh

ayah, Tira menjadi sangat dekat dengan ibunya. Kedekatan Tira dengan ibunya,

bagaikan kakak-adik. Ketika Tira berjauhan dengan orangtuanya, komunikasi

dengan keluarga dilakukakan lewat telepon. Komunikasi yang dilakukan minimal

satu kali dalam sehari. Kalau sedang bertelepon, biasanya Tira dengan ibunya,

saling bercerita dan mencerita curahan hati mereka masing. Tidak ada rahasia

diantara Tira dengan ibunya. Biasanya, Tira dan ibunya, saling bercerita

bagaimana kondisi keluarga Tira dikampung dan bagaimana kondisi Tira dengan

Page 67: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

keluarganya. Ada dua interaksi timbal-balik, dimana tidak seterusnya ibu Tira

yang menanyakan kabar Tira tetapi Tira juga sering menjalin komunikasi untuk

menanyakan kabar ibu dan keluarganya dikampung.

”So pasti dong. Interaksi kami timbal-balik. Bukan mamak aja yang menghubungi aku. Aku juga sering menghubungi mamak.” “Sering kali aku teleponan atau sms-an sama mamak. Kalau gk aku yang hubungi mamak, ya mamak yang hubungi aku. Banyak lah yang kami bicarakan. Ada tentang kuliah, kondisi keluarga di kampung, usaha kede kopi mamak, perkuliahanku, pergaulanku di lingkungan kampus, bahkan kalau ada cowok yang mendekatiku, aku cerita sama mamak. Mamak itu udah jadi sahabat terbaikku. Gak ada yang kami sembunyikan.”

Kehidupan Tira yang dulu tidak sama dengan kehidupan Tira yang

sekarang. Yang menjadi perbedaan adalah Tira jauh menjadi pribadi yang mandiri

dan tidak manja.

“Aku jauh lebih mandiri. Aku gak bergantung dengan orang lain dan bukan menjadi Tira yang manja.”

Peran sosok ibu sangat penting dalam kehidupan Tira. Selama berjauhan,

arahan dan bimbingan ibunya tidak lepas dari Tira. Ibunya selalu memberikan

nasehat-nasehat sebagai pengontrol dirinya untuk melangkah kegiatan Tira

menempuh pendidikan di Kota Medan.

“Pastilah. Walaupun aku jauh, mamak gak pernah bosan-bosannya menasehatin aku dan mengingatkan aku untuk menjadi peribadi yang takut akan Tuhan.”

“Sangat berperan, mamak sebagai pengontrol aku untuk bertindak melalui nasehat-nasehatnya. Karna itu aku menjadi pribadi yang tangguh dan tidak manja dan bahkan aku menjadi pribadi yang menerima kritikan orang lain.”

Awal-awal memasuki kehidupan menjadi seorang anak kos, Tira kos di

Jalan Berdikari 7C. Namun, hanya satu setengah tahun saja Tira tinggal di kos

tersebut. Ini dikarenakan, kenaikan biaya tempat kos dan adanya perselisihan

diantara Tira dengan penghuni kos lainnya. Sehingga Tira memutusakan untuk

pindah dari kos tersebut ke tempat kos yang lain yang beralamat di Jalan Gitar

Pasar 2 Padang Bulan.

Page 68: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Ditempat kos yang baru ini, Tira merasa lebih nyaman. Ini dikarenakan

Tira hanya sendiri di kamar yang disewanya dan lebih aman. Orang-orang yang

ada disekitarnya pun merupakan orang-orang yang ramah dan naik dan bapak kos

yang baik dan pengertian.

Lingkungan tidak terlalu terpengaruh untuk membentuk dirinya sendiri.

Tira. Menurut Tira, Tira yang dahulu adalah Tira yang pendiam, Tira yang

pendiam, Tira yang tidak bisa menerima kritikan orang lain dan tidak mampu

menghadapi masalahnya sendiri. Ketika menghadapi masalah, Tira lebih banyak

menghindar dari masalah tersebut dan cuek tanpa mau menyelesaikan masalah

yang sedang dihadapinya.

“Aku yang dulu adalah aku yang manja yang tidak pernah lepas dari ketergantungan terhadap orang lain. Aku lebih banyak menghindar dari masalah dan tidak bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah yang ada. Tetapi, aku yang sekarang adalah aku yang mandiri dan mau menerima dan menyelesaikan setiap persoalan yang kuhadapi. Bahkan aku selalu introspeksi diriku dan lebih memperbaiki kualitas diriku sendiri menjadi lebih baik.”

Setelah berjauhan dengan orangtua, Tira menjadi pribadi yang menerima

dirinya ketika dikritik, Tira yang optimis dapat menghadapi masalahnya dan

menyelesaikannya, Tira yang mau memperbaiki dirinya dari kekurangan-

kekurangannya. Ketika Tira diberi pujian atau penghargaan, Tira tetap rendah

hati. Di dunia perkuliahan, Tira tidak pesimis untuk bersaing dengan teman-

temannya yang lain dan tetap percaya diri walaupun Tira seorang gadis yang

berasal dari kampung. Tira tetap optimis dan mandiri.

“Aku trima kritikkannya dan introskpeksi diriku sendiri.”

“Wah, aku gak minder. Aku tetapi menjadi pribadi apa adanya dan tetap berteman dengan mereka walaupun status sosial kami berbeda.” “Tetap rendah hati ketika menerima pujian.”

Tira mengakui banyak perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan

tersebut membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik dan membuat orangtuanya

bangga.

Page 69: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

“Aku yang dulu adalah aku yang manja yang tidak pernah lepas dari ketergantungan terhadap orang lain. Aku lebih banyak menghindar dari masalah dan tidak bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah yang ada. Tetapi, aku yang sekarang adalah aku yang mandiri dan mau menerima dan menyelesaikan setiap persoalan yang kuhadapi. Bahkan aku selalu introspeksi diriku dan lebih memperbaiki kualitas diriku sendiri menjadi lebih baik.” “Aku menjadi Tira yang lebih mandiri dan kualitas diriku menjadi lebih baik sekarang dan berusaha membuat orangtua bangga.”

Kesimpulan :

1. Tira yang manja berubah menjadi sosok yang mandiri karena ingin

membuat keluarganya bangga terutama perubahan pada dirinya ini untuk

ayahnya.

2. Interaksi Tira dengan Ibunya terjadi dua arah, Tidak hanya Tira yang

menghubungi ibunya tetapi ibunya juga menghubungi Tira. Dan kedekatan

antara ibu dan anak ini sangat dekat dan bahkan sudah dianggap sebagai

sahabat.

3. Di dalam menyelesaikan masalah, Tira pun menjadi sosok yang

bertanggung jawab dan mau menerima setiap kritikan dan menganggap

kritikan itu adalah cerminan dirinya untuk mengintrospeksi dirinya

menjadi individu yang lebih berkualitas.

4. Walaupun suAdah tidak mempunyai ayah dan berasal dari keluarga yang

sederhana, Tira tidak minder dengan keadaan status sosial teman-

temannya yang lebih baik dari keadaan keluarganya. Tira tetap menjadi

pribadi yang optimis dan apa adanya. .

Informan 2

Bonar Jubelamar Silaban dipanggil Jubel oleh teman-temannya. Jubel

adalah salah satu anak kos yang masih mempunyai keluarga yang utuh. Ayah dan

Ibunya masih ada. Jubel merupakan satu-satunya anak laki-laki di keluarganya.

Menurutnya, dia merupakan sosok yang keras dan manja.

Kondisi keluarga Jubel dalam keadaan baik-baik saja. Jubel tidak terlalu

dekat dengan ayah dan ibunya. Jubel dekat dengan kakaknya yang pertama.

Page 70: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Hubungan kedekatannya dengan orangtuanya biasa-biasa saja. Selama tinggal

berjauhan dengan orangtua, Jubel jarang menghubungi orangtuanya. Kalau tidak

dihubungi orangtuanya, Jubel juga tidak menghubungi orangtuanya. Keadaan ini

disebabkan karena mulai dari SMP, Jubel sudah terbiasa hidup sebagai anak

perantauan yang jauh dengan orangtuanya. Kalau pun Jubel menghubungi

orangtuanya hanya untuk meminta uang bulanannya saja.

“Aku gak terlalu dekat sama mami papiku dek. Tapi aku dekat dengan kakakku yang pertama. Mulai dari SMP aku udah jadi anak kos. Tapi kalau kos di Medan ini mulai dari tahun 2008.”

“Ah, sekali-kali aja itupun jarang aku telepon orangtuaku. Paling kalau minta uang bulanan lah dek. Kalau kakakku sering telepon aku.”

Karena tidak ada kedekatan dengan orangtuanya, Jubel jarang sekali

menceritakan permasalahan-permasalahan dalam dirinya. Dia hanya bercerita

dengan kakaknya saja dan pacarnya saja. Tidak banyak perbedaan yang terjadi

dalam dirinya setelah dia berjauhan dengan orangtuanya.

”Yah, cuman sekedar tanya kabar aja. Itu aja. Aku gak pernah menceritakan apa masalahku dek. Gak mau aku buat orangtua ku susah karna tingkahku.”

Komunikasi yang dijalan antara Jubel dengan orangtuanya membuat

peran orangtua tidak berpengaruh membentuk dirinya. Lingkungan adalah

pengaruh besar dalam dirinya. Lingkungan yang membentuk karakter dirinya

sendiri.

“Gak dek, soalnya orangtuaku pun susah dihubungi karna di kampung payah sinyal dan itupun jarang kali kami teleponan dan abang pulang ke kampung pun jarang. Yah, cuman sekedar tanya kabar aja. Itu aja. Aku gak pernah menceritakan apa masalahku dek. Gak mau aku buat orangtua ku susah karna tingkahku.” “Sangat mempengaruhi lah dek. Mulai dari jarang pandang, sifat, tingkah laku, banyak lah pokoknya. Karna dari SMP aku udah kos, jadi pribadi ku terbentuk di lingkungan dimana aku tinggal.”

Jubel sudah tiga kali berganti-ganti tempat kos. Awalnya Jubel tinggal di

Kampung Susuk selama 6 bulan. Tetapi karena dia bosan, dia mencari tempat kos

yang lain dan pindah ke Pasar Baru Padang Bulan dan hanya bertahan satu tahun

Page 71: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

saja. Alasan Jubel pindah karena, Ibu kos yang terlalu cerewet dan banyak aturan.

Dan tempat kos yang ketiga berada di Jalan Harmonika dan dia bertahan tinggal di

tempat kos tersebut sampai sekarang.

“Bah, udah 3 kali kurasa aku pindah. Pertama itu aku kos di Kampung Susuk trus karna bosan aku pindah lagi ke Pasar Baru. Nah, disana gak betah aku, cerewet kali ibu kosnya dan terlalu banyak aturan. Sementara aku orangnya tak terlalu suka diatur. Trus pindah lagi ke Harmonika sampai sekarang lah aku disini.”

Jubel mengakui dari dahulu hingga sekarang, Jubel tidak bisa menerima

kritikan dan selalu menghidar dari masalah. Semua permasalahan yang

dihadapinya dianggap gampang dalam menyelesaikannya. Jubel juga kurang bisa

menerima kelebihan orang lain.

“Aku lebih banyak cuek kalau ada masalah. Ya, kudiamin aja dek dan menghindar gitu aja. Ya, bagi ku dek, masalah ku itu gampang buat kuselesaikan.” “Bah, cuek aja abang dek. Aku gak terlalu suka kalau ada orang yang mengkritiki aku. Dalam pandanganku, kayak udah lebih baik aja dia dari aku sampai dia kritik aku kayak gitu.”

Karakter Jubel seperti ini terbawa-bawa hingga dia menempuh

pendidikan S-1-nya di Universitas Sumatera Utara. Jadi Jubel sendiri mengakui

bahwa tidak banyak yang berubah dalam dirinya.

“Sama aja dek, gak banyak yang berubah dari aku.”

“Gak ada perbedaan dek. Sama aja. Aku tetap menjadi diriku snediri yang keras.”

Kesimpulan :

Jubel cenderung memiliki konsep diri negatif. Ini dikarenakan Jubel

adalah sosok yang keras. Lingkungan sangat mempengaruhi dirinya karena sejak

SMP sudah menjadi anak kos. Jubel adalah sosok yang keras dan cuek. Ini

terlihat dari dia tidak terlalu bertanggung jawab dengan masalah yang dihadapi

dan tidak suka dikritik. Tidak banyak yang berubah dalam dirinya.

Page 72: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Informan 3

Siti Aisyah adalah sosok perempuan yang pendiam dan pemalu. Ini terlihat

saat peneliti melakukan wawancara, Siti hanya menjawab pertanyaan yang

ditanya dan kemudian diam dan menjawab dengan malu-malu.

Siti masih mempunyai keluarga yang lengkap, dimana Siti masih

mempunyai ayah dan ibu dalam keadaan utuh dan baik. Siti lebih dekat dengan

ayahnya. Siti mengatakan bahwa ayahnya lebih mengerti akan keadaan dirinya

daripada ibunya. Ibunya lebih sayang kepada abang dan kakaknya saja. Ini diakui

karena, setiap ada permasalahan yang meyangkut tentang dirinya, Siti yang selalu

disalahkan tanpa ada pembelaan.

“Aku masih punya keluarga yang lengkap kak. Siti lebih dekat dengan ayah kak, kalau ibu lebih dekat dengan kakak abang kak.” ”Yah, baik-baik aja kak. Tapi Siti lebih dekat dengan ayah. Ayah lebih ngertiin Siti kak.”

Siti adalah sosok yang pendiam, pemalu, dan tidak suka menceritakan

apa yang menjadi permasalahan dalam dirinya. Semua keadaan hanya dipendam

dalam dirinya sendiri. Sifat manjanya pun tidak hilang dalam dirinya. Ini

dikarenakan kondisinya sebagai anak terakhir.

Komunikasi antara Siti dan orangtuanya yang dijalin minimal hanya satu

kali dalam 2 hari. Tidak terlalu sering Siti ataupun orangtua saling bertelepon.

Tetapi Siti lebih sering berkomunikasi dengan ayahnya lewat SMS. Selama

berkomunikasi, tidak banyak yang Siti dan orangtuanya ceritakan.

“Ya, telepon sama ayah-ibu kak tapi gak terlalu sering kak. Paling sekali dua hari lah kak. Kalau gk lebih banyak sms-an sama ayah kak.”

“Paling nanya kabar ayah-ibu kak. Gak banyak diceritakan kak kalau lagi teleponan. Aku orangnya tertutup kak, lebih banyak memendam aja kak. Jarang cerita sama orangtua kak.”

Anggota dari organisasi HMI ini banyak menghabiskan waktunya

dikampus dengan berkumpul dengan teman-teman sesama HMI maupun duduk-

duduk di Mushollah Kampus FISIP. Lingkungan di HMI dan sekitar kampus lebih

Page 73: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

banyak membentuk dirinya daripada orangtuanya sendiri. Di lingkungan tempat

kosnya, Siti tidak terlalu suka berinteraksi, dia hanya menghabiskan waktunya di

kamar yang ditempatinya.

“Kegiatan ku kak, kalau ada matakuliahku di kampus aku pulang ke kos. Tapi aku juga sering duduk-duduk di mushollah kak trus aku ikut HMI di kampus. Itu lah kegiatanku sehari-hari kak.”

Awalnya Siti tinggal bersama dengan kakak dan abang iparnya. Tetapi,

ada permasalahan keluarga yang membuatnya harus pindah dari rumah kakaknya

tersebut. Permasalahan ini membuat Siti tidak nyaman tinggal bersama kakaknya

dan akhirnya memutuskan untuk keluar dari rumah kakaknya dan memilih kos.

Ditempat kosnya ini, Siti merasa nyaman dan sudah setahun lebih dia tinggal di

tempat kosnya ini.

“Sebenarnya dulu aku tinggal sama kakakku dan abang iparku kak. Cuman aku ada masalah sama mereka. Trus ibu pun lebih memihak ke kakakku. Ya, aku memutuskan untuk kos aja jadinya.”

“Enak disini kak, adem, nyaman”

Konsep diri yang terbentuk sebelum dan sesudah Siti berjauhan dengan

orang tua tidak banyak berubah. Yang berubah hanyalah kemandirian Siti yang

sudah terbiasa mengurus segalanya sendiri. Tetapi Siti mengakui, bahwa Siti

sendiri masih tertutup dan tidak suka bercerita tentang dirinya sendiri bahkan

dengan pacarnya sendiri. Siti juga tidak suka dikritik, karena ketika dikritik Siti

akan menjadi emosi.

“Jarang aku cerita sama orang tentang masalah ku kak sekalipun itu ke keluargaku kak. Lebih baik kupendam dan kuselesaikan aja sendiri.”

“Dari dulu sampai sekarang aku gak suka dikritik kak. Pasti aku langsung marah kalau di kritik kak.”

Siti juga kurang mempunyai percaya diri dan pesimis dalam menghadapi

permasalahan baik di kampus maupun dengan teman-temannya. Siti yang dahulu

tidak banyak berubah dengan Siti yang sekarang.

Page 74: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

” Kupendam aja kak. Aku lebih baik menyimpan aja kak daripada cerita. Ya, kuselesaikan aja sendiri. Terkadang aku minder kak dan lebih banyak diam dan menjauh kak.”

“Paling lebih mandiri aja kak karna udah jadi anak kos itu.”

Kesimpulan :

1. Informan ini termasuk orang yang tertutup, pendiam dan pemalu

2. Informan ini tergolong individu yang pesimis dalam menghadapai sesuatu

dan cenderung menyelesaikan masalahnya sendiri dan tidak suka berbagi

dengan orang lain.

3. Konsep diri yang dimiliki informan saat ini cenderung negatif.

Informan 4

Daud Steven Lingga dan lebih akrab di dipanggil Steven merupakan

mahasiswa Ilmu Budaya. Steven tergolong anak yang mandiri karena mulai dari

SD Steven sudah membantu ibunya untuk mencari uang. Steven berasal dari

keluarga broken home dimana ayah dan ibunya sudah bercerai. Walaupun

orangtuanya sudah bercerai, Steven masih menjalin hubungan yang baik dengan

ayahnya dan lebih dekat dengan ibunya karena ibunya yang merawatnya hingga

sampai saat ini.

“Kondisi keluarga ku kak gak utuh lagi. Maksudnya, papa dan mamaku udah cerai kak mulai dari aku SD kelas 6. Aku tinggal sama mamaku kak dan papaku nikah lagi kak. Orangtua ku cerai karna papa ku selingkuh kak. Jadi orangtuaku pisah kak.” “Walaupun papa mama cerai, aku tetap punya hubungan yang baik kok sama mereka. Ya aku lebih dekat dengan mamaku.”

Steven berstatus sebagai anak kos sejak dia diterima di Universitas

Sumatera Utara. Tempat kos Steven sangat nyamana baginya sehingga Steven

tidak pernah pindah tempat kos dan sudah satu tahun lebih Steven menempatin

kosnya tersebut.

“Udah setahun lah kak” “Belum pernah pindah kak.” Sehari-harinya selain Steven bekerja part time di salah satu cafe di Kota

Medan, Steven tidak lupa untuk tetap bergaul dengan teman-temannya sehabis

Page 75: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

pulang kuliah hanya untuk sekedar ngumpul-ngumpul dengan teman-teman

kampusnya. Mahasiswa Ilmu Budaya ini merupakan anggota dari organisasi

GMKI dan GMNI.

“Aku suka ngumpul-ngumpul sama teman kak. Jadi setiap pulang kuliah, aku gak langsung pulang ke kos. Aku ikut organisasi GMKI trus GMNI kak.”

Steven merupakan anak tunggal. Walapun informan ini merupakan anak

tunggal tetapi dia sudah mandiri sejak SD dan bahkan saat ini sedang duduk

dibangku perkuliahan pun dia bekerja untuk mendapatkan uang tambahan.

” Gak terlalu kak, mungkin sekarang aku lebih dekat aja sama teman-teman. Tapi, aku tetap mandiri dari dulu kak sejak papa ninggalin kami. Aku dulu udah bisa nyari uang kak dengan bantu-bantu mama jual kue dan sekarang pun aku kerja kak tapi part time jadi pelayan di cafe kak.”

Antara Steven dengan ibunya, mempunyai kedekatan yang erat.

Sedangkan dengan ayahnya, Steven tidak mempunyai kedekatan karena mulai

dari kecil sudah ditinggal oleh ayahnya. Steven dengan ibunya sering telepon-

telepon sedangkan dengan ayahnya jarang sekali. Tidak banyak yang diceritakan

Steven dengan ibunya.

“Kalau sama mama sering kak. Ya teleponan sama mama, bbm-an sama mama. Komunikasi kami intens kok kak tapi sama papa jarang kak hanya sesekali aja kami komunikasian.”

“Paling masalah kuliah, trus kalau pacar-pacar gitu aku jarang cerita ke mama. Karna mama bilang aku gak boleh pacaran dulu.” Menurut Steven, kasih sayang ibunya dan perhatian dari ibu sangat

mempengaruhi untuk membentuk siapa dirinya.

Mungkin kasih sayang mama yang lebih banyak kurasakan kak. Mama lah yang membentuk diriku menjadi tangguh karna mamaku pun tangguh untuk menghadapi persoalan hidup kak. Peran mama itu sangat penting walaupun peran papa ada cuman tak terlalu terpengaruh buatku kak. Kegigihan mama memperjuangkan aku membuatku untuk semangat kuliah dan semangat membuat mama bangga kak dan membuat ku mandiri kak.”

Steven memang tergolong individu yang mandiri dan mau menerima

kritikan siapa aja. Steven tidak pernah marah ketika dikriti, bahkan dia menjadi itu

sebagai motivasi untuk lebih memperbaiki dirinya.

Page 76: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

“Bagiku kritikan orang lain itu memacu aku untuk mengintrospeksi diriku menjadi lebih baik kak.”

Steven merasa tidak banyak yang berubah dari dalam dirinya. Steven tetap

menjadi pribadi yang penyayang dimana Steven sangat menyayangi ibunya. Bagi

Steven, ibunya adalah sumber inspirasi dalam dirinya. Steven banyak belajar

tentang kemandirian dari ibunya. Walaupun ayah dan ibunya berpisah, ibu tetap

mandiri dan tidak mau bergantung dengan orang lain. Oleh karena itu anak

tunggal ini menjadi pribadi yang mandiri.

Kesimpulan :

Steven memiliki konsep diri yang positif dimana steven mampu menerima

kritikan orang lain dan mampu menyelesaikan masalahnya dan tergolong optimis.

Informan 5

Tika adalah sapaan akrab untuk perempuan periang ini. Tika merupakan

anak tertua dan sudah ditinggalkan ibunya untuk selama-lamanya.

“Kondisi keluarga sudah tidak lengkap lagi kak. Aku cuman punya bapak kak. Mama udah gak ada lagi. Mama udah meninggal sejak dua tahun yang lalu karna penyakit kanker kak.”

Tika menyadari bahwa dahulu, Tika adalah sosok gadis yang manja dan

sangat dekat dengan kedua orangtuanya. Tetapi sejak menempuh pendidikan di

Universitas Sumatera Utara dan hidup sebagai anak kos. Tika berubah menjadi

gadis yang mandiri dan menggantikan sosok ibunya bagi adik-adiknya.

“Dulu waktu mama masih ada, aku sangat manja kak dan dengan bapak pun aku dekat kak dan sampai sekarang aku masih dekat sama bapak kak.”

Tika tidak termasuk gadis yang terlalu suka bergaul. Setiap jam

perkuliahan selesai, Tika menghabiskan waktu dengan teman-teman kampusnya

dan kemudian pulang.

Intensitas komunikasi antara Tika dan ayahnya bisa dikatakan sering.

Tika dan ayahnya sering teleponan. Hal-hal yang sering dibicarakan adalah

Page 77: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

masalah perkuliahan, keadaan bapak dan adik-adiknya. Untuk masalah percintaan,

Tika masih canggung untuk menceritakannya dengan ayahnya tetapi Tika mau

sesekali menceritakannya dengan ayahnya.

“Lumayan sering aku teleponan sama bapak kak trus sama adik-adikku kak sering juga komunikasi.” “Paling masalah kuliah, keadaan bapak, kerjaan bapak, keadaan rumah dikampung kak, keadaan adik-adik.” “Ke bapak lah kak trus kadang cerita ke pacar juga kak.” Komunikasi yang terjalin tidak hanya satu arah saja tetapi dua arah,

dimana ada komunikasi timbal balik antar Tika dengan ayahnya. Komunikasi

yang dijalin tersebut, menjadi pengontrol dirinya, dimana ayahnya sering

memberikan nasehat-nasehat.

“Orangtua menjadi pengontrol diriku kak dalam melangkah kak.”

Selama menjadi anak kos, Tika berubah menjadi gadis yang mandiri dan

jauh lebih dewasa. Menurutnya di lingkungannya, tidak terlalu mempengaruhi

untuk membentuk dirinya.

Tika tidak pernah berpindah-pindah kos. Dia merasa sangat nyaman di

tempat kosnya tersebut, dimana teman-teman satu kosnya ramah dan tempat

kosnya tersebut sangat bersih.

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi ini tidak pernah minder diantara

teman-temannya. Dimana teman-temannya mempunyai status sosial yang lebih

tinggi dari Tika.

“Kalau di kedokteran ini kak, banyak orang kaya tapi aku gak minder kok kak. Aku tetap berteman baik dengan mereka.”

Selain dilihat status sosial, dalam menghadapi perkuliahan, Tika terlihat

optimis untuk menjalani hari-harinya. Dia yakin, dia mampu untuk menyelesaikan

masalah perkuliahannya

“Optimis dong kak bahkan memacu aku lagi untuk lebih menggali potensi diriku kak.”

Perubahan diri yang dialami oleh Tika sangat mengalami pendewasaan.

Tika jauh lebih mandiri, Tika menjadi pribadi yang optimis dan berusaha untuk

membuat bangga orangtuanya dengan tidak mengecewakan orangtuanya.

“Aku jauh lebih mandiri, optimis dan lebih sabar kak.”

Page 78: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Kesimpulan :

Konsep diri Tika lebih dominan positif dimana Tika mampu

menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sikap yang sederhana yang

membuatnya menjadi pribadi yang optimis dengan keadaan lingkungan yang

berbeda dengan lingkungan yang terdahulu. Humble, adalah sikap yang selalu

diajarkan oleh orangtuanya.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, untuk mempermudah

menganalisis data yang telah didapat, maka peneliti mengklasifikasikan jawaban-

jawaban-jawaban para informan berdasarkan tujuan penelitian yang telah peneliti

buat sebagai berikut :

Klasifikasi Tabel sesuai Tujuan Penelitian

No. Informan Tujuan Penelitian Hasil

1. Yustira Sinaga

1.Untuk menggambarkan

konsep diri mahasiswa-

mahasiswi indekos

Universitas Sumatera Utara

Konsep Diri

Dominan Positif

2.Untuk menggambarkan

proses terbentuknya konsep

diri mahasiswa indekos

Universitas Sumatera Utara

setelah menjadi anak kos

Orangtua sangat

berperan aktif dalam

membentuk konsep diri

mahasiswi indekos ini.

Lingkungan tidak

terlalu berpengaruh

dalam dirinya untuk

membentuk konsep

dirinya. Budaya atau

Page 79: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

kebiasaan yang ada di

dalam dirinya hanya

juga tidak berpengaruh

untuk mengetahui siapa

dirinya setelah menjadi

anak kos. Perilaku yang

dilakukannya tetap ada

evaluasi untuk menjadi

dirinya yang lebih baik.

2. Bonar Jubelmar

Silaban

1.Untuk menggambarkan

konsep diri mahasiswa-

mahasiswi indekos

Universitas Sumatera Utara

Konsep Diri Dominan

Negatif

2.Untuk menggambarkan

proses terbentuknya konsep

diri mahasiswa indekos

Universitas Sumatera Utara

setelah menjadi anak kos

Proses terbentuknya

dipengaruhi oleh empat

faktor. Orangtua tidak

terlalu berpengaruh

dalam membentuk

siapa dirinya. Setelah

menjadi anak kos,

lingkungan banyak

membentuk dirinya

sendiri. Interaksi

dengan lingkungannya

Page 80: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

sangat luas. Sehingga

dari lingkungan,

banyak berpengaruh

bagaimana konsep

dirinya terbentuk.

Budaya yang ada dalam

dirinya, hanya dipakai

untuk acuan saja dan

tidak ada

pengevaluasian diri

sehingga konsep diri

yang terbentuk

cenderung negatif

setelah menjadi anak

kos.

3. Siti Aisyah

1.Untuk menggambarkan

konsep diri mahasiswa-

mahasiswi indekos

Universitas Sumatera Utara

Konsep Diri Dominan

Negatif

2.Untuk menggambarkan

proses terbentuknya konsep

diri mahasiswa indekos

Universitas Sumatera Utara

setelah menjadi anak kos

Proses komunikasi

yang terjalin terjadi dua

arah tetapi intensitas

dalam berkomunikasi

sangat kurang. Selain

Page 81: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

itu interaksi dengan

lingkungan juga tidak

terlalu intens.

Organisasi yang diikuti

tidak begitu membawa

dampak yang positif

dalam dirinya.

Terhadap dirinya

sendiri juga cenderung

tidak terlalu

mempedulikan dengan

apa yang dilakukanya

karena tidak ada

pengevaluasian dalam

dirinya sendiri.

4. Daud Steven

Lingga

1.Untuk menggambarkan

konsep diri mahasiswa-

mahasiswi Universitas

Sumatera Utara yang

berbeda tempat tinggal

dengan orangtuanya

Konsep Diri Dominan

Positif

2.Untuk menggambarkan

proses terbentuknya konsep

diri mahasiswa indekos

Orangtua sangat

berpengaruh dalam

dirinya untuk

Page 82: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Universitas Sumatera Utara

setelah menjadi anak kos.

mengontrol dirinya

setelah menjadi anak

kos. Interaksinya

dengan lingkungan

juga sangat efekttif.

Kebiasaan-kebiasaanya

yang sudah

membudaya dalam

dirinya melalui didikan

keluarga dipakai

sebagai acuan dalam

membentuk siapa

dirinya melalui

didikan-didikan yang

diajarkan. Walaupun

interaksi dengan

orangtua, lingkungan

dan budaya sangat

baik, tetap ada

pengevaluasian dirinya

sendiri untuk

membentuk siapa

dirinya menjadi lebih

baik. Sehingga

Page 83: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

membentuk konsep diri

positif

5. Septika Hutagaol

1.Untuk menggambarkan

konsep diri mahasiswa-

mahasiswi Universitas

Sumatera Utara yang

berbeda tempat tinggal

dengan orangtuanya

Konsep Diri Dominan

Positif

2. Untuk menggambarkan

proses terbentuknya konsep

diri mahasiswa indekos

Universitas Sumatera Utara

setelah menjadi anak kos

Proses komunikasi

yang terjadi sangat

intens dan terjadi

komunikasi dua arah

adanya timbal balik

menyebabkan

komunikasi pesan yang

disampaikan diterima

dengan baik.

Komunikasi yang

efektif yang dijalin

tidak hanya dengan

orangtua, orang lain

atau lingkungan,

budaya dan adanya

Page 84: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

evaluasi diri membuat

konsep diri yang

terbentuk semakin

cenderung positif

Table 2.1 Klasifikasi Tabel sesuai Tujuan Penelitian

4.5. Pembahasan

Dari analisis hasil dan pengamatan peneliti, maka peneliti membuat

pembahasan sebagai berikut :

Peneliti memahami bahwa proses pembentukan konsep diri mahasiswa

indekos Sumatera Utara setelah menjadi anak kos tidak serta merta dapat

diterimanya pesan yang disampaikan dengan baik, namun terlebih dahulu akan

melewati proses pengolahan pesan dalam diri individu tersebut.

Dari kelima informan tersebut, peneliti melakukan pembahasan yang

dikaitkan dengan tujuan peneliti dalam penelitian ini yaitu untuk menggambarkan

konsep diri mahasiswa-mahasiswi indekos Universitas Sumatera Utara dan untuk

menggambarkan proses terbentuknya konsep diri mahasiswa indekos Universitas

Sumatera Utara setelah menjadi anak kos. Berdasarkan hasil analisis, ada tiga

orang informan yang memiliki konsep diri dominan positif. Ketiga informan

tersebut adalah Yustira, Steven dan Septika. Ketiga informan tersebut dapat

disimpulkan memiliki konsep diri yang dominan positif dilihat dari tanda-tanda

konsep diri positif.

Ketiga informan tersebut memiliki konsep diri yang dominan positif

dilihat dari hasil wawancara dimana bertanggung jawab dan optimis dalam

menghadapi masalah. Yustira juga tidak berpengaruh dimana tidak ada sikap

minder terhadap status sosial di lingkungannya yang jauh lebih tinggi darinya.

Selain itu, ketika diberi pujian ataupun penghargaan ketiga informan tersebut tetap

rendah hati dan tidak sombong. Sikap tersebut ditanamkan oleh orangtua ketiga

Page 85: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

informan tersebut. Selain itu, tanda-tanda dari konsep diri positif adalah ketika

ketiga informan tersebut dikritik oleh teman-teman atau lingkungan sekitarnya,

ketiga informan tersebut tetap menerima kritikan tersebut dan menjadikan

motivasi bagi informan untuk meperbaiki kualitas diri mereka.

Proses pengembangan konsep diri yang dialami oleh ketiga informan

yaitu Yustira , Stiven dan Septika karena di dasari oleh pengalamannya yang

diterima melalui anggota keluarganya seperti orang tua. Proses pengembangan

konsep diri yang dialami ketiga informan tersebut karena adanya interaksi ketiga

informan antara informan dengan orang tuanya atau lingkungan sekitar. Interaksi

tersebut terjalin karena adanya komunikasi antara ketiga informan tersebut dengan

orang tuanya.

Komunikasi antarpribadi antara informan yang mempunyai konsep diri

dominan positif dan orang tuanya memiliki sikap saling terbuka,empati,saling

mendukung dan mempunyai sikap positif antara. Sehingga sikap ketiga informan

tersebut memiliki kepercayaan diri terhadap lingkungannya.

Dari ketiga informan yang memiliki konsep diri positif tersebut

berdasarkan tujuan penelliti yang kedua adalah untuk mengetahui tahapan

hubungan komunikasi yang terjalin antara orang tua dengan anaknya (mahasiswa-

mahasiswi) yang berbeda tempat tinggal, ketiga informan tersebut memiliki sikap

terbuka terhadap orangtuanya masing-masing selain itu komunikasi yang terjadi

adalah komunikasi timbal-balik dimana komunikasi tersebut terjadi dua arah

sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Selain itu,

Intensitas komunikasi yang sering terjadi menyebabkan adanya kedekatan anatara

orangtua dengan anak ataupun anak dengan orangtua menyebabkan anak atau

orangtua merasa dekat walaupun sebenarnya keadaan mereka jauh secara fisik.

Orangtua dapat mengontrol anak lewat media komunikasi seperti telepon, SMS,

BBM ataupun media yang lainnya. Dari keterlibatan orang tua dalam mengontrol

anaknya melalui media komunikasi menyebabkan adanya keakraban antara orang

tua dengan anak sehingga ada perasaan yang jujur dan terbuka pada saat orang tua

ketiga informan tersebut saling berjauhuan karena anaknya menempuh pendidikan

di Universitas Sumatera Utara.

Page 86: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Dari kelima informan, ada dua informan yang tergolong memiliki konsep

diri negatif. Ini terlihat dari tanda-tanda dari konsep diri negatif. Kedua informan

ini memiliki sikap yang marah ketika dikritik oleh teman-teman atau keadaan

lingkungan sekitarnya, selain itu salah satu informan yaitu Siti minder ketika

keadaan lingkungannya atau keadaan status sosialnya jauh lebih tinggi dari status

sosialnya. Salah satu informan yang lain yaitu Jubel tidak terlalu peduli terhadap

lingkungan sekitarnya, status sosial yang ada tidak membuatnya minder ataupun

menerima. Informan ini tergolong cuek.

Dua informan yang memiliki konsep diri negatif ini kurang menjalin

komunikasi yang baik dengan orang tuanya interaksi mereka terjadi hanya satu

arah dimana ketika anak memiliki keperluan yang mendesak baru memhubungi

orang tuanya dan sebaliknya selain itu jarak jauh antara orang tua dan anak

membuat kedua informan ini kurang peduli terhadap orang tua dan sebaliknya

orang tua kurang peduli dengan anak. Sehingga tidak keterbukaan dan kedekatan

orang tua dan anak atau anak dan orang tua. Karena sikap yang tidak peduli

menyebabkan sikap saling mendukung antara orang tua dan anak tidak ada

sehingga kedua informan tersebut mempunyai konsep diri yang dipengaruhi oleh

lingkungan sekitarnya.

Dari kedua informan yang memiliki konsep diri negatif tersebut

berdasarkan tujuan penelliti yang kedua adalah untuk mengetahui tahapan

hubungan komunikasi yang terjalin antara orang tua dengan anaknya (mahasiswa-

mahasiswi) yang berbeda tempat tinggal, kedua informan tersebut memiliki sikap

tertutup terhadap orangtuanya masing-masing selain itu komunikasi yang terjadi

sangat jarang dilakukan. Komunikasi tersebut, hanya terjadi satu arah saja.

Melalui pembahasan setiap informan dapat disimpulkan, yaitu :

NO NAMA FAKULTAS STAMBUK JENIS

KONSEP DIRI

01. Yustira Sinaga Ekonomi 2009 Konsep Diri

Dominan Positif

02. Bonar Jubel Teknik 2008 Konsep Diri

Page 87: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Silaban Dominan

Negatif

03. Siti Aisyah Ilmu Sosial

dan Ilmu

Politik

2011 Konsep Diri

Dominan

Negatif

04. Daud Steven

Lingga

Ilmu Budaya 2012 Konsep Diri

Dominan Positif

05. Septika

Hutagaol

Kedokteran

Gigi

2011 Konsep Diri

Dominan Positif

Tabel 3.1 Konsep diri.

Page 88: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap lima orang mahasiswa/i indekos

Universitas Sumatera Utara dimana proses pembentukkan konsep diri maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Karakteristik informan berbeda-beda. Karena ada perbedaan latar belakang

keluarga, kondisi keluarga, suku, budaya, cara orangtua mendidik anaknya

yang membuat pribadi setiap informan berbeda-beda.

2. Proses pembentukkan konsep diri dipengaruhi oleh empat faktor yaitu

orang tua, orang lain, budaya dan eveluasi diri. Pada penelitian ini,

semakin efektif komunikasi yang maka semakin positif konsep diri yang

terbentuk dan sebaliknya.

5.2 Saran

Beberapa saran yang ingin diberikan penulis adalah :

1. Saran penelitian,

2. Saran dalam kaitan akademis, agar penelitian selanjutnya dengan kajian

yang sama dapat menggunakan kerangka analisis yang berbeda, misalnya

menggunakan analisis wacana kritis sehingga tercipta keragaman dalam

penelitian. Serta tetap menggunakan daya kritisnya dalam membangun

kesadaran masyarakat bahwa ada upaya-upaya media untuk

melanggengkan ideologinya di masyarakat.

studi kasus merupakan kajian yang membutuhkan

wawasan yang luas untuk bisa mendapatkan kajian yang mendalam. Untuk

itu, disarankan kepada peneliti-peneliti lain lain agar memperbanyak bahan

bacaandan wacana yang berkaitan dengan objek analisisnya demi

tercapainya kedalaman penelitian.

3. Saran dalam kaitan praktis, agar orangtua dan anak yang tidak tinggal

bersama karena anak menempuh pendidikan di Universitas Sumatera

Page 89: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Utara harus menjalin komunikasi sehingga tetap merasa dekat walaupun

sebenarnya jauh dan adanya keterbukaan.

Page 90: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Hendriati. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Refika

Aditama.

Budyatna, Muhammad & Leila Mona Ganiem.Teori Komunikasi Antarpribadi.

Jakarta : Prenada Media Group.

Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Creswell, John W. 1998. Qualitative Inquiry And Research Design: Choosing

Among Five Traditions. London: SAGE Publications.

DeVito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Profesional Books

DeVito, Joseph A. 2009. The Interpersonel Communication Book. London:

Pearson Education

Effendy, Onong Uchjana. 2011. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:

PT Citra Aditya Bakti.

Ghonny, Djunaidi & Fauzan Almanshur. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Ar-Ruzz Media

Gunarsa, Singgih D. & Yulia D. Singgih Gunarsa. 1993. Psikologi Praktis Anak Remaja

dan Keluarga. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Liliweri, Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta: Citra Aditya

Bakti.

Liliwer, Alo. 1991. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Morissan & Andy Cory. 2009. Teori Komunikasi . Jakarta: Penerbit Ghali

Indonesia.

Rakhmat, Djalaludin. 1998. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Rakhmat, Djalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Shochib, Moh. 1998. Pola Asuh OrangTua. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Page 91: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Sobur, Alex. 2012. Psikologi Umum. Bandung: CV. Pustaka Setia.

West, Richard&Lynn H. Turner. 2011. Pengantar Teori Komunikasi Analisi dan

Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika

Sumber lain:

(http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:qYAltdCEdZsJ:http://file

.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/SUN

ARSIH/KOMUNIK__KELUARGA.pdf%2Bkomunikasi+keluarga&oe=utf-

8&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&client=firefox-a&hl=en&ct=clnk)

diakses pada tanggal 04 April 2013

(http://wajburni.wordpress.com/2012/01/17/paradigma-penelitian-kualitatif/)

diakses pada tanggal 04 April 2013

http://www.lusa.web.id/unsur-unsur-komunikasi/ diakses pada tanggal 04 April

2013

(http://catatan-anakfikom.blogspot.com/2012/04/definisi-hakikat-ciri-ciri-dan-

tujuan.html) diakses pada tanggal 04 April 2013

(http://contohskripsi-makalah.blogspot.com/2012/09/macam-macam-teknik-

pengambilan-sampel.html) diakses pada tanggal 11 April 2013

Page 92: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

DAFTAR LAMPIRAN

HASIL WAWANCARA

INFORMAN 1

1. Bagaimana kondisi keluarga Anda (responden)?

Kondisi keluargaku sangat harmonis, walaupun bapak sudah tidak ada tapi aku

punya mamak yang luar biasa dan abang-kakakku dan adik-adikku baik-baik saja.

Bapak meninggal sejak tahun 2010 karena sakit tapi walaupun begitu kami tetap

akrab walaupun kami terpisah-pisah karena kerjaan dan sekolah wi.

2. Bagaimana hubungan Anda dengan orangtua (ayah dan ibu)?

Dulu sewaktu bapak masih ada, aku sangat manja sama bapak. Aku bisa dikatakan

boru hasiannya. Tapi, setelah bapak gak ada, aku jadi sangat dekat dengan

mamak. Bahkan mamak sering curhat dengan ku tentang permasalahan di

keluarga kami dan aku pun sering sharing dengan mamak tentang perkuliahanku.

3. Sudah berapa lama Anda kos?

Sudah 4 tahun aku menjadi anak kos.

4. Adakah berpindah tempat kos selama Anda menempuh pendidikan di

Universitas Sumatera Utara?

Aku udah pernah pindah dari tempat kos ku yang lama.

5. Kegiatan sehari-hari Anda apa? Ada ikut organisasi?

Sebenarnya aku tidak terlalu suka ikut berorganisasi. Ya, pulang kuliah langsung

ke kos. Tapi, ada satu organisasi keagamaan yang ku ikutin yaitu KMK.

6. Anda tinggal berjauhan dengan orang tua, dalam arti Anda adalah anak kos.

Bagaimana cara Anda berhubungan dengan orangtua ketika Anda

berjauhan dengan orangtua?

Aku sering teleponan sama mamak. Trus sms-an dengan mamak.

7. Seberapa sering Anda berkomunikasi dengan orangtua Anda?

Sering kali aku teleponan atau sms-an sama mamak. Kalau gk aku yang hubungi

mamak, ya mamak yang hubungi aku.

Page 93: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

8. Biasanya, hal apa saja yang paling sering Anda bicarakan dengan orangtua

Anda? Adakah hal- hal yang tidak sering dibicarakan?

Banyak lah yang kami bicarakan. Ada tentang kuliah, kondisi keluarga di

kampung, usaha kede kopi mamak, perkuliahanku, pergaulanku di lingkungan

kampus, bahkan kalau ada cowok yang mendekatiku, aku cerita sama mamak.

Mamak itu udah jadi sahabat terbaikku. Gak ada yang kami sembunyikan.

9. Apakah yang menjadi perbedaan pada saat Anda tinggal dengan orangtua

dengan Anda tidak tinggal dengan orangtua karena sedang menempuh

pendidikan di Universitas Sumatera Utara?

Aku jauh lebih mandiri. Aku gak bergantung dengan orang lain dan bukan

menjadi Tira yang manja.

10. Bagaimana kedekatan Anda dengan orangtua sesudah Anda berjauhan

dengan orangtua?

Wah, jadi dekat kali pun. Apalagi sejak bapak gak ada, jadi dekat kali aku sama

mamak dn keluarga.

11. Apakah orangtua tetap memberikan bimbingan ketika Anda berjauhan

dengan orangtua Anda?

Pastilah. Walaupun aku jauh, mamak gak pernah bosan-bosannya menasehatin

aku dan mengingatkan aku untuk menjadi peribadi yang takut akan Tuhan.

12. Apakah diantara Anda dengan orangtua Anda ada interaksi hubungan

timbal-balik?

So pasti dong. Interaksi kami timbal-balik. Bukan mamak aja yang menghubungi

aku. Aku juga sering menghubungi mamak.

13. Bagaimana peran orangtua Anda menjadi salah satu pengaruh yang

membentuk diri Anda sendiri ketika Anda pada saat ini berjauhan dengan

orangtua Anda?

Sangat berperan, mamak sebagai pengontrol aku untuk bertindak melalui nasehat-

nasehatnya. Karna itu aku menjadi pribadi yang tangguh dan tidak manja dan

bahkan aku menjadi pribadi yang menerima kritikan orang lain.

14. Apa alasan Anda memilih tempat tinggal sekarang?

Page 94: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Lebih nyaman aja disini.

15. Bagaimana lingkungan Anda pada saat ini mempengaruhi Anda tentang diri

Anda sendiri?

Lingkungan tidak terlalu mempengaruhi pembentukkan siapa aku

16. Bagaimanakah menurut Anda tentang diri Anda (konsep diri) sebelum

berjauhan dengan orangtua dan sesudah berjauhan dengan orangtua?

Apakah ada yang berbeda?

Aku yang dulu adalah aku yang manja yang tidak pernah lepas dari

ketergantungan terhadap orang lain. Aku lebih banyak menghindar dari masalah

dan tidak bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah yang ada. Tetapi, aku

yang sekarang adalah aku yang mandiri dan mau menerima dan menyelesaikan

setiap persoalan yang kuhadapi. Bahkan aku selalu introspeksi diriku dan lebih

memperbaiki kualitas diriku sendiri menjadi lebih baik.

17. Menurut Anda, kedekatan Anda dengan orangtua lebih dekat sekarang atau

ketika Anda belum berjauhan dengan orangtua?

Lebih dekat sekarang

18. Kalau Anda mempunyai masalah, Anda cerita ke siapa setelah Anda

berjauhan dengan orangtua?

Tetapi cerita ke orangtua dan keluarga.

19. Ketika Anda mempunyai atau menghadapi suatu masalah, apakah Anda

mampu menyelesaikan masalah tersebut?

Ya, saya menghadapinya dan bertanggung jawab menyelesaikannya.

20. Anda di kritik oleh orang-orang disekitar Anda mengenai diri Anda,

bagaimana Anda menyikapinya?

Aku trima kritikkannya dan introskpeksi diriku sendiri.

21. Ketika Anda berada diantara teman-teman Anda yang berbeda status sosial,

apa yang apa rasakan? Sikap apa yang Anda tunjukkan?

Wah, aku gak minder. Aku tetapi menjadi pribadi apa adanya dan tetap berteman

dengan mereka walaupun status sosial kami berbeda.

22. Bagaimana sikap Anda menerima pujian atau penghargaan?

Tetap rendah hati

Page 95: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

23. Bagaimana sikap Anda ketika teman perkuliahan Anda mempunyai

kemampuan yang lebih dari Anda, apakah Anda pesimis atau optimis untuk

bersaing dengan teman-teman Anda tersebut?

Aku tetapi optimis.

24. Menurut Anda, pada saat ini bagaimanakah Anda menurut Anda sendiri?

Apakah berbeda dengan Anda dahulu?

Aku menjadi Tira yang lebih mandiri dan kualitas diriku menjadi lebih baik

sekarang dan berusaha membuat orangtua bangga.

INFORMAN 2

PERTANYAAN

1. Bagaimana kondisi keluarga Anda (responden)?

Aman-aman aja kondisi keluargaku dek.

2. Bagaimana hubungan Anda dengan orangtua (ayah dan ibu)?

Aku gak terlalu dekat sama mami papiku dek. Tapi aku dekat dengan kakakku

yang pertama.

3. Sudah berapa lama Anda kos?

Mulai dari SMP aku udah jadi anak kos. Tapi kalau kos di Medan ini mulai dari

tahun 2008.

4. Adakah berpindah tempat kos selama Anda menempuh pendidikan di

Universitas Sumatera Utara?

Bah, udah 3 kali kurasa aku pindah. Pertama itu aku kos di Kampung Susuk trus

karna bosan aku pindah lagi ke Pasar Baru. Nah, disana gak betah aku, cerewet

kali ibu kosnya dan terlalu banyak aturan. Sementara aku orangnya tak terlalu

suka diatur. Trus pindah lagi ke Harmonika sampai sekarang lah aku disini.

5. Kegiatan sehari-hari Anda apa? Ada ikut organisasi?

Gak ada dek. Gini-gini aja lah aku. Tapi aku sering nongkrong-nongkrong sama

kawan-kawanku.

Page 96: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

6. Anda tinggal berjauhan dengan orang tua, dalam arti Anda adalah anak kos.

Bagaimana cara Anda berhubungan dengan orangtua ketika Anda

berjauhan dengan orangtua?

Ah, sekali-kali aja itupun jarang aku telepon orangtuaku. Paling kalau minta uang

bulanan lah dek. Kalau kakakku sering telepon aku.

7. Seberapa sering Anda berkomunikasi dengan orangtua Anda?

Jarang sekali dek

8. Biasanya, hal apa saja yang paling sering Anda bicarakan dengan orangtua

Anda? Adakah hal- hal yang tidak sering dibicarakan?

Yah, cuman sekedar tanya kabar aja. Itu aja. Aku gak pernah menceritakan apa

masalahku dek. Gak mau aku buat orangtua ku susah karna tingkahku.

9. Apakah yang menjadi perbedaan pada saat Anda tinggal dengan orangtua

dengan Anda tidak tinggal dengan orangtua karena sedang menempuh

pendidikan di Universitas Sumatera Utara?

Gak ada dek, tetap kayak gini. Sama aja aku dari dulu sampai sekarang tetap

keras.

10. Bagaimana kedekatan Anda dengan orangtua sesudah Anda berjauhan

dengan orangtua?

Biasa aja dek.

11. Apakah orangtua tetap memberikan bimbingan ketika Anda berjauhan

dengan orangtua Anda?

Yah, kalau itu pasti lah mereka kasih nasehat ke abang dek.

12. Apakah diantara Anda dengan orangtua Anda ada interaksi hubungan

timbal-balik?

Gak dek, soalnya orangtuaku pun susah dihubungi karna di kampung payah sinyal

dan itupun jarang kali kami teleponan dan abang pulang ke kampung pun jarang.

13. Bagaimana peran orangtua Anda menjadi salah satu pengaruh yang

membentuk diri Anda sendiri ketika Anda pada saat ini berjauhan dengan

orangtua Anda?

Gak, tak ada pengaruhnya. Sama aja kurasa dek.

14. Apa alasan Anda memilih tempat tinggal sekarang?

Lebih bebas disini dek. Lagian banyak teman-teman nongkrongku disini.

Page 97: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

15. Bagaimana lingkungan Anda pada saat ini mempengaruhi Anda tentang diri

Anda sendiri?

Sangat mempengaruhi lah dek. Mulai dari jarang pandang, sifat, tingkah laku,

banyak lah pokoknya. Karna dari SMP aku udah kos, jadi pribadi ku terbentuk di

lingkungan dimana aku tinggal.

16. Bagaimanakah menurut Anda tentang diri Anda (konsep diri) sebelum

berjauhan dengan orangtua dan sesudah berjauhan dengan orangtua?

Apakah ada yang berbeda?

Gak ada perbedaan dek. Sama aja. Aku tetap menjadi diriku snediri yang keras.

17. Menurut Anda, kedekatan Anda dengan orangtua lebih dekat sekarang atau

ketika Anda belum berjauhan dengan orangtua?

Dari dulu sampai sekarang gak terlalu dekat abang sama orangtua. Biasa aja dek

18. Kalau Anda mempunyai masalah, Anda cerita ke siapa setelah Anda

berjauhan dengan orangtua?

Gak ke orangtua dek. Paling ke kakakku atau ke pacar ku dek.

19. Ketika Anda mempunyai atau menghadapi suatu masalah, apakah Anda

mampu menyelesaikan masalah tersebut?

Aku lebih banyak cuek kalau ada masalah. Ya, kudiamin aja dek dan menghindar

gitu aja. Ya, bagi ku dek, masalah ku itu gampang buat kuselesaikan.

20. Anda di kritik oleh orang-orang disekitar Anda mengenai diri Anda,

bagaimana Anda menyikapinya?

Bah, cuek aja abang dek. Aku gak terlalu suka kalau ada orang yang mengkritiki

aku. Dalam pandanganku, kayak udah lebih baik aja dia dari aku sampai dia kritik

aku kayak gitu.

21. Ketika Anda berada diantara teman-teman Anda yang berbeda status sosial,

apa yang apa rasakan? Sikap apa yang Anda tunjukkan?

Ya, biasa aja abang dek. Aku ya aku. Dia ya dia.

22. Bagaimana sikap Anda menerima pujian atau penghargaan?

Jarang aku dipuji dek.

Page 98: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

23. Bagaimana sikap Anda ketika teman perkuliahan Anda mempunyai

kemampuan yang lebih dari Anda, apakah Anda pesimis atau optimis untuk

bersaing dengan teman-teman Anda tersebut?

Bah, gak terpengaruhi aku sama itu.

24. Menurut Anda, pada saat ini bagaimanakah Anda menurut Anda sendiri?

Apakah berbeda dengan Anda dahulu?

Sama aja dek, gak banyak yang berubah dari aku.

INFORMAN 3

PERTANYAAN

1. Bagaimana kondisi keluarga Anda (responden)?

Aku masih punya keluarga yang lengkap kak. Siti lebih dekat dengan ayah kak,

kalau ibu lebih dekat dengan kakak abang kak.

2. Bagaimana hubungan Anda dengan orangtua (ayah dan ibu)?

Yah, baik-baik aja kak. Tapi Siti lebih dekat dengan ayah. Ayah lebih ngertiin Siti

kak.

3. Sudah berapa lama Anda kos?

Udah satu tahun ini kak aku kos kak.

4. Adakah berpindah tempat kos selama Anda menempuh pendidikan di

Universitas Sumatera Utara?

Sebenarnya dulu aku tinggal sama kakakku dan abang iparku kak. Cuman aku ada

masalah sama mereka. Trus ibu pun lebih memihak ke kakakku. Ya, aku

memutuskan untuk kos aja jadinya.

5. Kegiatan sehari-hari Anda apa? Ada ikut organisasi?

Kegiatan ku kak, kalau ada matakuliahku di kampus aku pulang ke kos. Tapi aku

juga sering duduk-duduk di mushollah kak trus aku ikut HMI di kampus. Itu lah

kegiatanku sehari-hari kak.

Page 99: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

6. Anda tinggal berjauhan dengan orang tua, dalam arti Anda adalah anak kos.

Bagaimana cara Anda berhubungan dengan orangtua ketika Anda

berjauhan dengan orangtua?

Ya, telepon sama ayah-ibu kak tapi gak terlalu sering kak. Paling sekali dua hari

lah kak. Kalau gk lebih banyak sms-an sama ayah kak.

7. Seberapa sering Anda berkomunikasi dengan orangtua Anda?

Sekali dua hari lah kak minimal tapi kalau sms-an sama ayah sering kak

8. Biasanya, hal apa saja yang paling sering Anda bicarakan dengan orangtua

Anda? Adakah hal- hal yang tidak sering dibicarakan?

Paling nanya kabar ayah-ibu kak. Gak banyak diceritakan kak kalau lagi

teleponan. Aku orangnya tertutup kak, lebih banyak memendam aja kak. Jarang

cerita sama orangtua kak.

9. Apakah yang menjadi perbedaan pada saat Anda tinggal dengan orangtua

dengan Anda tidak tinggal dengan orangtua karena sedang menempuh

pendidikan di Universitas Sumatera Utara?

Gak terlalu banyak kak, paling jauh lebih mandiri aja karna gak tinggal sama

orangtua lagi. Ya, gitu lah kak pokoknya.

10. Bagaimana kedekatan Anda dengan orangtua sesudah Anda berjauhan

dengan orangtua?

Biasa aja kak, gak terlalu dekat sama mereka.

11. Apakah orangtua tetap memberikan bimbingan ketika Anda berjauhan

dengan orangtua Anda?

Pasti lah kak, walaupun gak terlalu dekat tapi mereka tetapi kasih wejangan sama

ku kak

12. Apakah diantara Anda dengan orangtua Anda ada interaksi hubungan

timbal-balik?

Lebih banyak keluarga yang menghubungi aku kak.

13. Bagaimana peran orangtua Anda menjadi salah satu pengaruh yang

membentuk diri Anda sendiri ketika Anda pada saat ini berjauhan dengan

orangtua Anda?

Aku rasa si gak terlalu berpengaruh kak justru lingkungan lebih banyak

memperngaruhi pribadikku kak

Page 100: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

14. Apa alasan Anda memilih tempat tinggal sekarang?

Enak disini kak, adem, nyaman

15. Bagaimana lingkungan Anda pada saat ini mempengaruhi Anda tentang diri

Anda sendiri?

Ya, lebih banyak lingkungan memperngaruhi aku. Apalagi sejak aku gabung

dengan HMI

16. Bagaimanakah menurut Anda tentang diri Anda (konsep diri) sebelum

berjauhan dengan orangtua dan sesudah berjauhan dengan orangtua?

Apakah ada yang berbeda?

Gak banyak yang berubah kak, biasa aja kok.

17. Menurut Anda, kedekatan Anda dengan orangtua lebih dekat sekarang atau

ketika Anda belum berjauhan dengan orangtua?

Sama aja kak

18. Kalau Anda mempunyai masalah, Anda cerita ke siapa setelah Anda

berjauhan dengan orangtua?

Kupendam aja kak. Aku lebih baik menyimpan aja kak daripada cerita. Ya,

kuselesaikan aja sendiri.

19. Ketika Anda mempunyai atau menghadapi suatu masalah, apakah Anda

mampu menyelesaikan masalah tersebut?

Jarang aku cerita sama orang tentang masalah ku kak sekalipun itu ke keluargaku

kak. Lebih baik kupendam dan kuselesaikan aja sendiri.

20. Anda di kritik oleh orang-orang disekitar Anda mengenai diri Anda,

bagaimana Anda menyikapinya?

Dari dulu sampai sekarang aku gak suka dikritik kak. Pasti aku langsung marah

kalau di kritik kak.

21. Ketika Anda berada diantara teman-teman Anda yang berbeda status sosial,

apa yang apa rasakan? Sikap apa yang Anda tunjukkan?

Terkadang aku minder kak dan lebih banyak diam dan menjauh kak.

22. Bagaimana sikap Anda menerima pujian atau penghargaan?

Jarang dipuji kak, jadi biasa aja.

Page 101: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

23. Bagaimana sikap Anda ketika teman perkuliahan Anda mempunyai

kemampuan yang lebih dari Anda, apakah Anda pesimis atau optimis untuk

bersaing dengan teman-teman Anda tersebut?

Minder kak, pesimis aku orangnya. Lebih baik aku berteman dengan yang

statusnya sama kayak aku kak.

24. Menurut Anda, pada saat ini bagaimanakah Anda menurut Anda sendiri?

Apakah berbeda dengan Anda dahulu?

Paling lebih mandiri aja kak karna udah jadi anak kos itu.

INFORMAN 4

PERTANYAAN

1. Bagaimana kondisi keluarga Anda (responden)?

Kondisi keluarga ku kak gak utuh lagi. Maksudnya, papa dan mamaku udah cerai

kak mulai dari aku SD kelas 6. Aku tinggal sama mamaku kak dan papaku nikah

lagi kak. Orangtua ku cerai karna papa ku selingkuh kak. Jadi orangtuaku pisah

kak.

2. Bagaimana hubungan Anda dengan orangtua (ayah dan ibu)?

Walaupun papa mama cerai, aku tetap punya hubungan yang baik kok sama

mereka. Ya aku lebih dekat dengan mamaku.

3. Sudah berapa lama Anda kos?

Udah setahun lah kak.

4. Adakah berpindah tempat kos selama Anda menempuh pendidikan di

Universitas Sumatera Utara?

Belum pernah pindah kak.

5. Kegiatan sehari-hari Anda apa? Ada ikut organisasi?

Aku suka ngumpul-ngumpul sama teman kak. Jadi setiap pulang kuliah, aku gak

langsung pulang ke kos. Aku ikut organisasi GMKI trus GMNI kak.

6. Anda tinggal berjauhan dengan orang tua, dalam arti Anda adalah anak kos.

Bagaimana cara Anda berhubungan dengan orangtua ketika Anda

berjauhan dengan orangtua?

Palingan teleponan kak sama mama, ya sama papa juga teleponan cuman jarang.

Page 102: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

7. Seberapa sering Anda berkomunikasi dengan orangtua Anda?

Kalau sama mama sering kak. Ya teleponan sama mama, bbm-an sama mama.

Komunikasi kami intens kok kak tapi sama papa jarang kak hanya sesekali aja

kami komunikasian.

8. Biasanya, hal apa saja yang paling sering Anda bicarakan dengan orangtua

Anda? Adakah hal- hal yang tidak sering dibicarakan?

Paling masalah kuliah, trus kalau pacar-pacar gitu aku jarang cerita ke mama.

Karna mama bilang aku gak boleh pacaran dulu.

9. Apakah yang menjadi perbedaan pada saat Anda tinggal dengan orangtua

dengan Anda tidak tinggal dengan orangtua karena sedang menempuh

pendidikan di Universitas Sumatera Utara?

Gak terlalu kak, mungkin sekarang aku lebih dekat aja sama teman-teman. Tapi,

aku tetap mandiri dari dulu kak sejak papa ninggalin kami. Aku dulu udah bisa

nyari uang kak dengan bantu-bantu mama jual kue dan sekarang pun aku kerja

kak tapi part time jadi pelayan di cafe kak.

10. Bagaimana kedekatan Anda dengan orangtua sesudah Anda berjauhan

dengan orangtua?

Sama aja kak. Gak ada yang berbeda. Aku tetap dekat sama mama dan papa.

Walaupun lebih dekat dengan mama kak.

11. Apakah orangtua tetap memberikan bimbingan ketika Anda berjauhan

dengan orangtua Anda?

Pasti lah kak. Arahan mereka itu sebagai motivasi buatku kak

12. Apakah diantara Anda dengan orangtua Anda ada interaksi hubungan

timbal-balik?

Iya kak. Aku pun sering hubungan sama mama papa kak.

13. Bagaimana peran orangtua Anda menjadi salah satu pengaruh yang

membentuk diri Anda sendiri ketika Anda pada saat ini berjauhan dengan

orangtua Anda?

Mungkin kasih sayang mama yang lebih banyak kurasakan kak. Mama lah yang

membentuk diriku menjadi tangguh karna mamaku pun tangguh untuk

menghadapi persoalan hidup kak. Peran mama itu sangat penting walaupun peran

papa ada cuman tak terlalu terpengaruh buatku kak. Kegigihan mama

Page 103: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

memperjuangkan aku membuatku untuk semangat kuliah dan semangat membuat

mama bangga kak dan membuat ku mandiri kak.

14. Apa alasan Anda memilih tempat tinggal sekarang?

Disini bersih kak, nyaman dan kawan-kawan kos yang lain juga ramah-ramah kak.

15. Bagaimana lingkungan Anda pada saat ini mempengaruhi Anda tentang diri

Anda sendiri?

Tidak terpengaruh kak.

16. Bagaimanakah menurut Anda tentang diri Anda (konsep diri) sebelum

berjauhan dengan orangtua dan sesudah berjauhan dengan orangtua?

Apakah ada yang berbeda?

Gak terlalu banyak berubah kak. Aku tetap mandiri dan pribadi yang optimis

dalam menjalani tantangan hidup kak

17. Menurut Anda, kedekatan Anda dengan orangtua lebih dekat sekarang atau

ketika Anda belum berjauhan dengan orangtua?

Sama aja kak. Dari dulu aku dekat kok sma mama papa kak.

18. Kalau Anda mempunyai masalah, Anda cerita ke siapa setelah Anda

berjauhan dengan orangtua?

Ke mama kak, dan lebih banyak minta pendapat ke mama kak dan mama pun

banyak memberikan arahan kak dan solusi kak sama ku.

19. Ketika Anda mempunyai atau menghadapi suatu masalah, apakah Anda

mampu menyelesaikan masalah tersebut?

Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan kak. Aku selalu optimis kak.

20. Anda di kritik oleh orang-orang disekitar Anda mengenai diri Anda,

bagaimana Anda menyikapinya?

Bagiku kritikan orang lain itu memacu aku untuk mengintrospeksi diriku menjadi

lebih baik kak.

21. Ketika Anda berada diantara teman-teman Anda yang berbeda status sosial,

apa yang apa rasakan? Sikap apa yang Anda tunjukkan?

Biasa aja kak. Aku tetap berteman dengan siapa aja kak.

22. Bagaimana sikap Anda menerima pujian atau penghargaan?

Senang kak tapi tetap rendah hati.

Page 104: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

23. Bagaimana sikap Anda ketika teman perkuliahan Anda mempunyai

kemampuan yang lebih dari Anda, apakah Anda pesimis atau optimis untuk

bersaing dengan teman-teman Anda tersebut?

Aku optimis kak, aku bukan tipe minderan kak. Bahkan kalau mereka pun

kemampuan lebih, aku juga berusaha untuk mempunyai kemampuan lebih.

24. Menurut Anda, pada saat ini bagaimanakah Anda menurut Anda sendiri?

Apakah berbeda dengan Anda dahulu?

Yang berbeda adalah aku jauh lebih mandiri dan semangat dan selalu optimis

untuk menjalani hari-hariku dan selalu berdoa kepada Tuhan untuk memberiku

kekuatan untuk menjalani hari-hariku.

INFORMAN 5

PERTANYAAN

1. Bagaimana kondisi keluarga Anda (responden)?

Kondisi keluarga sudah tidak lengkap lagi kak. Aku cuman punya bapak kak.

Mama udah gak ada lagi. Mama udah meninggal sejak dua tahun yang lalu karna

penyakit kanker kak.

2. Bagaimana hubungan Anda dengan orangtua (ayah dan ibu)?

Dulu waktu mama masih ada, aku sangat manja kak dan dengan bapak pun aku

dekat kak dan sampai sekarang aku masih dekat sama bapak kak.

3. Sudah berapa lama Anda kos?

Udah dua tahun kak

4. Adakah berpindah tempat kos selama Anda menempuh pendidikan di

Universitas Sumatera Utara?

Belum pernah kak.

5. Kegiatan sehari-hari Anda apa? Ada ikut organisasi?

Paling pulang kampus aku ngumpul-ngumpul sama teman kak trus pulang ke kos

kak

Page 105: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

6. Anda tinggal berjauhan dengan orang tua, dalam arti Anda adalah anak kos.

Bagaimana cara Anda berhubungan dengan orangtua ketika Anda

berjauhan dengan orangtua?

Lumayan sering aku teleponan sama bapak kak trus sama adik-adikku kak sering

jug komunikasi

7. Seberapa sering Anda berkomunikasi dengan orangtua Anda?

Lumayan sering lah kak.

8. Biasanya, hal apa saja yang paling sering Anda bicarakan dengan orangtua

Anda? Adakah hal- hal yang tidak sering dibicarakan?

Paling masalah kuliah, keadaan bapak, kerjaan bapak, keadaan rumah dikampung

kak, keadaan adik-adik

9. Apakah yang menjadi perbedaan pada saat Anda tinggal dengan orangtua

dengan Anda tidak tinggal dengan orangtua karena sedang menempuh

pendidikan di Universitas Sumatera Utara?

Jauh lebih mandiri kak.

10. Bagaimana kedekatan Anda dengan orangtua sesudah Anda berjauhan

dengan orangtua?

Dari dulu udah dekat si kak jadi sekarang pun sama aja.

11. Apakah orangtua tetap memberikan bimbingan ketika Anda berjauhan

dengan orangtua Anda?

Pasti lah kak

12. Apakah diantara Anda dengan orangtua Anda ada interaksi hubungan

timbal-balik?

Iya kak, aku juga sering telepon bapak kak. Aku kasian sama bapak kak karna

udah gak ada mama lagi kak.

13. Bagaimana peran orangtua Anda menjadi salah satu pengaruh yang

membentuk diri Anda sendiri ketika Anda pada saat ini berjauhan dengan

orangtua Anda?

Orangtua menjadi pengontrol diriku kak dalam melangkah kak

14. Apa alasan Anda memilih tempat tinggal sekarang?

Nyaman disini kak.

Page 106: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

15. Bagaimana lingkungan Anda pada saat ini mempengaruhi Anda tentang diri

Anda sendiri?

Tidak terlalu mempengaruhi kak.

16. Bagaimanakah menurut Anda tentang diri Anda (konsep diri) sebelum

berjauhan dengan orangtua dan sesudah berjauhan dengan orangtua?

Apakah ada yang berbeda?

Aku jauh lebih mandiri dan lebih optimis untuk membuat keluargaku bangga

dengan ku kak apalagi aku mau buat bangga mama walaupun mama uda gak ada

lagi kak.

17. Menurut Anda, kedekatan Anda dengan orangtua lebih dekat sekarang atau

ketika Anda belum berjauhan dengan orangtua?

Lebih dekat sekarang kak

18. Kalau Anda mempunyai masalah, Anda cerita ke siapa setelah Anda

berjauhan dengan orangtua?

Ke bapak lah kak trus kadang cerita ke pacar juga kak.

19. Ketika Anda mempunyai atau menghadapi suatu masalah, apakah Anda

mampu menyelesaikan masalah tersebut?

Aku selalu minta pendapat bapak ketika aku punya masalah dan selalu ingin

bapak memberikan solusi buatku dan aku selalu optimis dapat menyelesaikan

masalah itu kak.

20. Anda di kritik oleh orang-orang disekitar Anda mengenai diri Anda,

bagaimana Anda menyikapinya?

Itu memotivasiku untuk menjadi pribadi yang lebih baik kak.

21. Ketika Anda berada diantara teman-teman Anda yang berbeda status sosial,

apa yang apa rasakan? Sikap apa yang Anda tunjukkan?

Kalau di kedokteran ini kak, banyak orang kaya tapi aku gak minder kok kak. Aku

tetap berteman baik dengan mereka.

22. Bagaimana sikap Anda menerima pujian atau penghargaan?

Senang dan bangga kak tapi orangtuaku mengajarkan aku untuk tetap rendah hati

kak.

Page 107: KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

23. Bagaimana sikap Anda ketika teman perkuliahan Anda mempunyai

kemampuan yang lebih dari Anda, apakah Anda pesimis atau optimis untuk

bersaing dengan teman-teman Anda tersebut?

Optimis dong kak bahkan memacu aku lagi untuk lebih menggali potensi diriku

kak.

24. Menurut Anda, pada saat ini bagaimanakah Anda menurut Anda sendiri?

Apakah berbeda dengan Anda dahulu?

Aku jauh lebih mandiri, optimis dan lebih sabar kak..