BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB...

25
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Pajak 1. Pengertian Pajak Beberapa ahli mengemukakan definisi tentang pajak, diantaranya adalah : a. Rochmat Soemitro pajak ialah iuran kepada kas Negara (peralihan kekayaan dari sektor penukliran ke sektor pemerintahan) dengan berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen prestasi), yang secara langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. b. Andrian pajak adalah : iuran kepada kas Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib pajak, membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat pretasi kembali yang langsung dapat ditunjukkan dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. c. Soeparman Soemahamidjaja : pajak adalah iuran wajib, berupa uang dan barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hokum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. 1 2. Fungsi Pajak Dilihat dari definisi pajak diatas, pajak mempunyai fungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum. Safri Nurmantu menyatakan bahwa pajak memiliki dua fungsi yaitu : fungsi budgeter dan fungsi regulerend. Pajak berfungsi budgeter, yaitu untuk mengumpulkan uang pajak sebanyak-banyaknya sesuai dengan undang-undang yang berlaku 1 Suparmono dan Thereisa Worodamayanti, Perpajakan Indonesia mekanisme dan perhitungan, Andi Offset, Yogyakarta, 2005, hlm. 2-3.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pajak

1. Pengertian Pajak

Beberapa ahli mengemukakan definisi tentang pajak, diantaranya

adalah :

a. Rochmat Soemitro pajak ialah iuran kepada kas Negara (peralihan

kekayaan dari sektor penukliran ke sektor pemerintahan) dengan

berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada

mendapat jasa timbal (tegen prestasi), yang secara langsung dapat

ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

b. Andrian pajak adalah : iuran kepada kas Negara (yang dapat

dipaksakan) yang terutang oleh wajib pajak, membayarnya menurut

peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat pretasi kembali yang

langsung dapat ditunjukkan dan gunanya adalah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas Negara

untuk menyelenggarakan pemerintahan.

c. Soeparman Soemahamidjaja : pajak adalah iuran wajib, berupa uang

dan barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma

hokum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif

dalam mencapai kesejahteraan umum.1

2. Fungsi Pajak

Dilihat dari definisi pajak diatas, pajak mempunyai fungsi untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum. Safri Nurmantu menyatakan

bahwa pajak memiliki dua fungsi yaitu : fungsi budgeter dan fungsi

regulerend. Pajak berfungsi budgeter, yaitu untuk mengumpulkan uang

pajak sebanyak-banyaknya sesuai dengan undang-undang yang berlaku

1 Suparmono dan Thereisa Worodamayanti, Perpajakan Indonesia mekanisme dan

perhitungan, Andi Offset, Yogyakarta, 2005, hlm. 2-3.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

9

yang pada waktunya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran Negara, yatiu pengeluaran rutin dan pengeluaran

pembangunan bila ada surplus akan digunakan sebagai taabungan

pemerintah. Sedangkan fungsi regulerend adalah suatu fungsi bahwa

pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-

tujuantertentu.2

Meski demikian dalam pengaduan Ricrhad Burton dan Wirawan

B.Ilyas terdapat pula fungsi lain dari pajak yang saat ini mengemukakan,

yaitu fungsi demokrasi dan fungsi redistribusi. Fungsi demokrasi

menyatakan bahwa pajak merupakan salah satu penjelmaan atau wujud

sistem gotong royong, termasuk kegiatan pemerintahan dan pembangunan

demi kemaslahatan manusia.Sebagai implementasinya, pajak memiliki

konsekuensi untuk memberikan hak-hak timbal balik yang meskipun tidak

diterima langsung, tetapi diberikan kepada warga Negara pembayar pajak.

Demikian selanjutnya hingga pajak akan berfungsi redistribusi, yaitu

mengimplementasikan unsur pemerataan dan keadilan dalam masyarakat.

Bila pajak diterapkan dengan baik maka dapat dipastikan terjadi beberapa

dampak pajak terhdap perekonomian dan berbagai aspek.3

3. Teori-Teori Yang Mendukung Pemungutan Pajak

Atas dasar apakah negara mempunyai hak untuk memungut pajak ?

terdapat beberapa teori yang menjelaskan atau memberikan justifikasi

pemberian hak kepada negara untuk memungut pajak. Teori-teori tersebut

antara lain :

a. Teori Asuransi

Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak

rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang

diibaratkan sebagai sebagai premi asuransi karena memperoleh

jaminan perlindungan tersebut.

2Safri nurmantu, Pengantar Perpajakan, Granit, Jakarta, 2003, hlm. 29.

3Wirawan B.Ilyas dan Richard Burton, Hukum Pajak Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta,

2004, hlm. 9

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

10

b. Teori Kepentingan

Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan

(misalnya perlindungan) masing-masing orang. Semakin besar

kepentingan seseorangterhadap negara, semakin tinggi pajak yang

harus di bayar.

c. Teori Daya Pikul

Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak

harus di bayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. Untuk

mengukur daya pikul dapat digunakan 2 pendekatan yaitu:

1) Unsur objektif, dengan melihat besarnya penghasilan kekayaan

yang dimiliki oleh seseorang.

2) Unsru subjetif, dengan memperhatikan beasrnya kebutuhan

materiil yang harus dipenuhi.

d. Teori Bakti

Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat

dengan negaranya.Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus

selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai suatu

kewajiban.

e. Teori Asas Daya Beli

Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya

memungut berarti menarik daya beli rumah tangga masyarakat untuk

rumah tangga negara selanjutnya negara akan menyalurkannya

kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan

masyarakat. Dengan demikian kepentingan seluruh masyarakat lebih

diutamakan.4

4. Jenis pajak

Pajak dapat dibedakan menurut golongan, sifat dan lembaga

pemungutnya. Pengelompokan pajak sebagai berikut:

a. Jenis Pajak Menurut golongannya

4Mardiasmo, Perpajakan edisi revisi, Andi Offsite, Yogyakarta, 2003, hlm 3-4

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

11

1) Pajak Langsung

Pajak yang pembebanannya tidak dilimpahkan kepada pihak lain,

tetapi harus menjadi beban langung wajib Pajak yang

bersangkutan.

contoh:

Pajak Penghailan (PPh) merupakan pajak langung karena

peengnaan pajaknya adalah langung kepada wajib pajak yang

menerima penghasilan, tidak dapat dilimpahkan kepada wajib

pajak lain.

2) Pajak tak langsung

Pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain.

Contoh:

Pajak pertambahan nilai (PPN) adalah contoh dari pajak yang

menjadi Wajib Pajak Pertambahan nilai (PPN) seharusnya adalah

penjualnyalah yang mengakibatkan adanya pertambahan nilai,

tetapi pengenaan pajak pertambahan nilai dapat dilimpakan kepada

pembeli (pihak lain).

b. Jenis Pajak Menurut Sifatnya

1) Pajak Subyektif

Pajak yang didasarkan atas keadaan subyeknya, memperhatikan

keadaan diri Wajib Pajak yang selanjutnya dicari syarat obektifnya

(memperhatika keadaan Wajib Pajak).5

Contoh:

Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak subyektif, karena pengenaan

pajak penghasilan memperhatikan keadaan diri wajib pajak yang

menerima penghasilan.

2) Pajak Obyektif

Pajak yang berpangkal pada objeknya tanpa memperhatikan diri

wajib pajak.

5Supramono, dan Theresia Woro Damayanti, PERPAJAKAN INDONESIA, Yogyakarta:

ANDI OFFSET, 2005, hml.3

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

12

Contoh:

Pajak pertambahan nilai (PPN), karena pengenaan pajak

pertambahan nilai adalah peningkatan nilai dari suatu barang,

bukan pada penjual yang meningkatkan nilai barang.

Pajak bumi dan bangunan (PBB), karena PBB dikenakan

terhadap keadaah dari tanah dan bangunan, bukan keadaan

pemiliknya.

c. Jenis Pajak menurut Lembaga Pemungutannya

1) Pajak Pusat (Negara)

Pajak yang dipungut oleh pemerimtah puusat dan digunakan untuk

membiayai pengeluaran Negara.

Contoh:

Pajak Penghasilan (PPh)

Pajak pertambahan nilai dan Pajak penjualan barang mewah

(PPN dan PPnBM)

Bea Materai

Pajak Bumi dan Bangunan (BPHTB)6

2) Pajak Daerah

Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk

membiayai pengeluaran daerah. Pajak daerah diatur dalam PP No.

18 tahun 1997 sebagaimana diubah dengan PP No. 34 tahun 2000

Pajak daerah dibedakan menjadi:

Pajak propinsi

Contoh: pajak kendaran bermotor dan kendaraan di atas air,

Bea balik nama kendaraan di atas air, pajak bahan bakar

kendaraan bermotor, pajak pengambilan dan pemanfaatan

air bawah tanah dan air permukaan.

Pajak Kabupaten/kota

6Ibid, hal. 4

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

13

Contoh: pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak

reklame, pajak penerangan jalan.

5. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak di Indonesia telah bebrapa kali

mengalami perubahan, sampai dengan tahun 1967, ada beberapa sistem

pemungutan paja yang digunakan oleh Indonesia yaitu:7

a. Official assessment system

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang

kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang

terutang oleh wajib pajak.

Cirri-cirinya adalah :

1) Wewenang utntukmenentukan besarnya wajib pajak terutang

pada fiskus.

2) Wajib pajak bersifat pasif.

3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak

oleh fiskus.

b. Self Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang member wewenang

kepada wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak yang

terutang.

Cirri-cirinya :

1) Wewnang utuk menentukan besarnya pajak terutan ada pada

wajib sendiri.

2) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang.

3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

c. With Holding system

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib

7Suparmono dan Theresia Worodamayanti, Ibid, hal. 10

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

14

pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang

terutang oleh wajib pajak.

Ciri-cirinya : wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang

pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.

6. Asas-asas Pemungutan Pajak

Menurut Adam Smith dalam bukunya yang berjudul An Inquiri

into the Natural and causes of wealth of Nations, pemungutan pajak

seharusnya didasarkan atas:

a. Asas Equality

Harus terdapat persamaan hak dan kewajiban di antara wajib pajak

dalam suatu negara.Tidak boleh ada diskriminast di antar wajib

pajak.Akan tetapi pemungutan pajak hendaknya memperhatikan

kemampuan wajib pajak untuk membayar pajak dan sesuai dengan

manfaat yang diminta wajib pajak dari pemerintah.

b. Asas Certainty

Penetapan pajak harus jelas, tidak dilakukan secara sewenang-

wenang.Wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti

besarnya pajak terutang, kapan harus dibayar dan batas waktu

pembayarannya. Pemungutan pajak yang jelas akan memberikan

kepastian hukum terhadap hak dan kewajiban wajib pajak, sehingga

akan meningkatkan kesadaran wajib pajak.

c. Asas Convenience

Pajak harus dibayar oleh wajib pajak pada saat-saat yang tidak

menyulitkan wajib pajak.Yaitu pada saat memperoleh penghasilan

(pay as you earn).Hal ini dimasudkan untuk mencegah

kemungkinan wajib pajak berupaya secara ilegal menghindari

kewajiban membayar pajak.

d. Asas Economy

Biaya untuk pemungutan pajak harus seminim mungkin, dengan

biaya pemungutan yang minimal diharapkan dapat menghasilkan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

15

penerimaan pajak yang sebesar-besarnya.8 Dengan prinsip ini maka

pemerintah bauk pemerintah puasat maupun pemerintah daerah,

apat melakukan rasionalisasi dalam pemungutan pajak, sehingga

hanya pajak yang menghasilkan penerimaan besar dengan biaya

rendah yang akandikembangkan, sedangkan pajak yang

pemasukannnya kecil dan memerlukan biaya yang besar akan

ditinggalkan.

7. Pajak Menurut Para Ulama

Definisi pajak menurut para ulama antara lain sebagai berikut :

a. Yusuf Qardhawi berpendapat : pajak adalah kewajiban yang

ditetapkan terhadap wajib pajak, yang harus disetorkan kepada

Negara sesuai dengan ketentuan, tanpa mendapat prestasi kembali

dari Negara, dan hasilnya untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran umum di satu pihak dan untuk merealisasikan tujuan

ekonomi, sosial, politik, dan tujuan-tujuan lain yang ingin dicapai

oleh Negara.

b. Gazi Inayah berpendapat : pajak adalah kewajiban untuk menbayar

tunai yang ditentukan oleh pemerintah atau pejabat berwenang

yang bersifat mengikat tanpa adanya imbalan tertentu. Ketentuan

pemerintah ini sesuai dengan kemampuan si pemilik harta dan

dialokasikan untuk mencakupi pangan secara umumdan untuk

memenuhi tuntuan politik keuangan bagi pemerintah.

c. Abdul Qadim Zallum berpedapat : pajak adalah harta yang

diwajibkan allah swt kepada kaum untuk membiayai berbagai

keutuhan dan pos-pos pengeluaran yang memang diwajibkan atas

mereka, pada kondisi di baitul mal tidak ada uang/harta.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak

memilik unsur-unsur :

a. Iuran rakyat pada Negara.

8Ibid, hal. 5

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

16

b. Berdasarkan undang-undang.

c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara

langsung.

d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni

pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.9

8. Prinsip Pemungutan Pajak Dalam Sejarah Islam

Dalam literatur islam dapat ditemukan prinsip pemungutan pajak

yang antara lain :

a. Negara islam berhak menaikkan atau menurunkan pajak.

b. Besar pajak ditetapkan sesuai dengan status si pembayar dan tidak

boleh melebihi kesanggupannya.

c. Pajak ditarik setahun sekali.

d. Sebuah pendapatan yang minim bebas dari pajak.

e. Biaya-biaya perusahaan dikurangi terlebih dahulu ketika menilai

besar pajak.

f. Utang-utang dikurangi terlebih dahulu ketika menilai pajak.

g. Yang tidak dikenakan pajak adalah:

1) Tanaman-tanaman yang rusak karena banjir dan sebagainya.

2) Dalam hal tertentu, perempuan-perempuan, anak-anak kecil,

orang-orang yang ditanggung, orang-orang cacat, dan pendeta-

pendeta beserta rahib-rahib yang tidak beragama islam.

h. Menghindari pajak adalah penipuan.

i. Pengeluaran pribadi (yaitu sedekah yang melebihi jumlah pajak

yang ditetapkan hukum) tidak dipaksa oleh hukum.

j. Orang-orang asing akan dikenakan pajak berdasarkan prinsip

berbalasan.10

9 Gusfahmi, Pajak Menurut Syari’ah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 31-

32

10

Safri nurmantu, Op., Cit, hlm. 99

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

17

Dalam Islam telah dijelaskan dalil-dalil baik secara umum atau

khusus masalah pajak itu sendiri, adapun dalil secara umum, sebagaimana

firman Allah dalam surat At Taubah ayat 41 :

‘‘Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat,

dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang

demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”(QS. At

Taubah: 41)

‘‘Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil.”(QS. An Nisa: 29)

Dalam ayat tersebut di atas Allah melarang hamba-Nya saling

memakan harta sesamanya dengan jalan yang tidak dibenarkan. Dan pajak

adalah salah satu jalan yang batil untuk memakan harta sesamanya apabila

dipungut tidak sesuai aturan.

B. Pengetahuan Perpajakan

1. Teori Pembangunan

Teori yang mendukung pengaruh pengetahuan perpajakan

terhadap kepatuhan membayar pajak adalah teori pembangunan.

Untuk Indonesia jurtifikasi yang paling tepat adalah pembangunan.

Pajak dipungut Negara untuk pembangunan. Pembangunan

merupakan pengertian tentang tujuan suatu Negara yaitu masyarakat

yang adil, makmur, sejahtera disemua bidang kehidupan.

Pembangunan seperti itu tentunya tidak dapat dilakukan seperti

membalikkan telapak tangan, pembangunan membutuhkan begitu

abnyak biaya dan pengorbanan. Untuk itu Negara memiliki

keabsahan, wewenang untuk memungut dana dari masyarakat berupa

pajak. Karena tujuan utama dari pembangunan adalah untuk rakyat

maka sewajarnya rakyat ikut andil bersama-sama dalam pembiayaan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

18

pembangunan, dengan memenuhi kewajiban perpajakannya dengan

baik dan benar.11

2. Pengertian Pengetahuan Perpajakan

Pengetahuan perpajakan merupakan wajib pajak mengetahui

dan memahami peraturan perpajakan. Kepemilikan NPWP setiap

wajib pajak yang memiliki penghasilan wajib pajak untuk mendaftar

dari untuk memperoleh NPWP sebagai salah satu sarana untuk

mengadminitrasian pajak.12

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, pengetahuan berarti segala

sesuatu yang diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yang

diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Pengetahuan

dikaitkan dengan segala sesuatu yang diketahui berkaitan dengan

proses belajar. Misalnya seperti pengetahuan yang ada dalam mata

pelajaran suatu kurikulum di sekolah.13

Pajak menurut Rochmat Soemitro, pajak adalah peralihan

kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai

pengeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk public saving

yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.

Secara umum, pajak merupakan sumbangan yang diberikan oleh

rakyat kepada pemerintah yang dapat dipaksakan berdasarkan undang-

undang.14

Definisi lain dari pajak dikemukan oleh S.I. Djajadiningrat

dalam Siti Resmi bahwa pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan

sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan,

kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi

bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan

11

Siti Kurnia Rahayu. Op. Cit., hlm: 59-60. 12

Siti Nurlaela, Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman, Kesadaran, Persepsi Terhadap

Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas, Jurnal

Paradigma Vol. 11, No. 02, Agustus 2013 – Januari 2014, hlm.92. 13

Kamus Besar Bahasa Indonesia 14

Soemarso. Asas dan Dasar Perpajakan I. Bandung: PT. Refika Aditama. Hlm. 2

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

19

pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik

dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum.15

Menurut Siti Kurnia Rahayu berdasarkan konsep pengetahuan

atau pemahaman pajak wajib pajak harus memiliki di antaranya adalah

Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,

Sistem Perpajakan di Indonesia, dan Fungsi Perpajakan.

Berikut ini adalah penjelasan dari konsep pengetahuan pajak di

atas yaitu sebagai berikut:

a. Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sudah diatur

dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 yang pada

prinsipnya diberlakukan bagi undang-undang pajak material.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan profesionalisme aparatur

perpajakan, meningkatkan keterbukaan administrasi perpajakan dan

meningkatkan kepatuhan sukarela wajib pajak. Isi dari Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan tersebut antara lain mengenai hak

dan kewajiban wajib pajak, SPT, NPWP, dan Prosedur

Pembayaran, Pemungutan serta Pelaporan Pajak.

b. Pengetahuan mengenai Sistem Perpajakan di Indonesia

Sistem perpajakan di Indonesia yang diterapkan saat ini

adalah self assessment system yaitu pemungutan pajak yang

memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib

pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan, dan

melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.

c. Pengetahuan mengenai Fungsi Perpajakan

Terdapat dua fungsi pajak yaitu sebagai berikut :

1) Fungsi Penerimaan (Budgeter), pajak berfungsi sebagai

sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan

pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh:

15

Siti Resmi. Perpajakan Teori dan Kasus. Yogyakarta: Salemba Empat. Hlm. 1

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

20

dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam

negeri.

2) Fungsi Mengatur (Reguler), pajak berfungsi sebagai alat untuk

mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan

ekonomi. Sebagai contoh: dikenakannya pajak yang lebih tinggi

terhadap minuman keras dapat ditekan. Demikian pula terhadap

barang mewah yaitu dengan adanya PPnBM (Pajak

Pertambahan Barang Mewah).16

3. Indikator Pengetahuan Perpajakan

a. Pendaftaran NPWP bagi setiap wajib pajak yang memiliki

penghasilan.

b. Pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai

wajib pajak.

c. Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan.

d. Pengetahuan dan pemahaman mengenai PTKP, PKP dan tarif

pajak.

e. Wajib pajak mengetahui dan memahami tentang peraturan

perpajakan melalui sosialisasi.

f. Pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak melalui training.17

C. Kesadaran membayar pajak

1. Teori Bakti atau Teori Kewajiban Pajak Mutlak

Teori yang mendukung pengaruh kesadaran membayar pajak adalah

teori bakti atau teori kewajiban pajak mutlak. Penduduk harus tunduk,

patuh kepada Negara, karena Negara dalam kenyataannya sejak dahulu

sudah ada, dan diakui eksistensinya baik oleh penduduk maupun oleh

Negara lain. Dan juga Negara mengemban tugas untuk melindungi

segenap warganya. Oleh karena itu maka hubungan rakyat dengan Negara

16

Siti Kurnia Rahayu. Perpajakan Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010, hlm. 10. 17

Siti Nurlaela, Op. Cit, hlm.92.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

21

sangat kuat. Selain itu penduduk merupakan salah satu unsur dari suatu

Negara, maka penduduk wajib bwrbakti pada Negara, wajib membayar

pajak, sebagai rasa bakti kepada Negara.18

Penganut teori ini menganjurkan untuk membayar pajak kepada

Negara dengan tidak mempermasalahkan apa yang menjadi basic atau

dasar bagi negaranya untuk menganut pajak pada penduduknya. Karena

Negara sesuai dengan kenyataan telah ada sejak lama, maka penduduknya

wajib, mau tidak mau untuk membayar pajak, rakyat wajib berbakti pada

negaranya. Teori ini mendukung asas keadilan dalam pemungutan pajak.

2. Pengertian Membayar Pajak

Kesadaran wajib pajak akan perpajakan adalah rasa yang timbul dari

dalam diri wajib pajak atas kewajibannya membayar pajak dengan ikhlas

tanpa adanya unsur paksaan. Kesadaran wajib pajak berkonsekuensi logis

untuk para wajib pajak agar mereka rela memberikan kontribusi dana

untuk pelaksanaan fungsi perpajakan.19

Kemajuan dan perkembangan negara ini tidak lepas darikesadaran

warganya dalam membayar pajak. Kesadaran masyarakat dalam

membayar pajak sangat erat hubungannya dengan kesadaran bernegara.

Apabila kesadaran bernegara kurang maka masyarakat kurang dapat

mengenal dan menikmati pentingnya berbangsa dan bertanah air,

berbahasa nasional, menikmati keamanan dan ketertiban, memiliki dan

menikmati kebudayaan nasional dan pada akhirnya apabila kesadaran

bernegara kurang maka rasa memiliki dan menikmati manfaat

pengeluaran pemerintah juga kurang sehingga kesadaran membayar pajak

juga berkurang.

18

Siti Kurnia Rahayu. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal. (Yogyakarta;

Graham Ilmu. 2013), hlm: 59-60. 19

Sri Putri, Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Dan

Tingkat Pemahaman Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris pada Wajib

Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang), Artikel Ilmiah, Universitas Negeri

Padang, 2014, hlm. 5.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

22

Kesadaran membayar pajak dapat diartikan sebagai suatu bentuk

sikap moral yang memberikan sebuah kontribusi kepada negara untuk

menunjang pembangunan negara dan berusaha untuk mentaati semua

peraturan yang telah ditetapkan oleh negara serta dapat dipaksakan

kepada Wajib Pajak. Meningkatkan pengetahuan perpajakan ,masyarakat

melalui pendidikan perpajakan baik formal maupun non formal akan

berdampak positif terhadap kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak.

Karakteristik wajib pajak yang dicerminkan oleh oleh kondisi budaya,

sosial, dan ekonomi akan dominan membentuk perilaku wajib pajak yang

tergambar dalam tingkat kesadaran mereka dalam membayar pajak.20

Kesadaran membayar pajak merupakan unsur dalam manusia untuk

memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi

terhadap realitas. Terdapat tiga bentuk kesadaran utama terkait

pembayaran pajak yaitu :

1. Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisi pasi dalam

menunjang pembangunan Negara dengan menyadari hal ini, wajib

pajak mau membayar pajak karena tidak merasa dirugikan dari

pemungutan pajak yang dilakukan.

2. Kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan

beban pajak sangat merugikan negara. Wajib pajak mau membayar

karena memahami penundaan membayar pajak dan pengurangan beban

pajak berdampak pada pengurangan sumberdaya finansial yang dapat

mengakibatkan terhambatnya pembangunan Negara.

3. Kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undangan-undag dan dapat

dipaksakan. Wajib pajak akan membayar karena pembayaran didasari

memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak

setiap warga negara.21

20

Siahaan Marihot Pahala, Op. Cit, hlm. 106 21

Siti Nurlaela, Op. Cit, hlm. 92-93.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

23

3. Indikator Kesadaran Membayar Pajak.

Berdasarkan uraian diatas dapat dijadikan indikator dari kesadaran

membayar pajak yaitu :22

1. Sadar bahwa Pajak adalah iuran rakyat untuk dana pengeluaran umum

pelaksanaan fungsi dan tugas pemerintah

2. Sadar bahwa Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang

terbesar

3. Sadar bahwa Pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang

pembangunan negara

4. Sadar bahwa Penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban

pajak sangat merugikan negara

5. Sadar bahwa Pajak ditetapkan dengan Undang-undang dan dapat

dipaksakan

D. Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan perpajakan adalah tindakan wajib pajak dalam pemenuhan

kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan dan pertauran pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu

negara. Wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak yang taat dan patuh serta

tidak memiliki tunggakan atau keterlambatan penyetoran pajak.23

Kepatuhan menurut kata bahasa Indonesia yang dikutip dalam kamus

besar Indonesia adalah sifat yang mengandung taat, patuh, dan disiplin, suka

menurut pemerintah dan sebagainya.24

Jadi kepatuhan terhadap kewajiban

perpajakan adalah taat pada aturan perpajakan yang berlaku.

Menurut Siti Kurnia Rahayu Kepatuhan berarti tunduk, taat atau patuh

padsa ajaran atau aturan. Jadi kepatuhan wajib pajak dapat diartikan sebagai

tunduk, taat dan patuhnya wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban

22

Sri Putri, Op. Cit, hlm. 5. 23

Sri Putri, Op. Cit, hlm. 8. 24

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op.,Cit, hlm. 854

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

24

perpajakannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang

berlaku.25

Kepatuhan Wajib Pajak merupakan tujuan utama dari pemeriksaan

pajak di mana dari hasil pemeriksaan pajak akan diketahui tingkat kepatuhan

wajib pajak. Bagi wajib pajak yang tingkat kepatuhannya tergolong rendah

(minim), maka diharapkan dengan dilakukannya pemeriksaan dapat

memberikan motivasi positif agar menjadi lebih baik untuk ke depannya.26

Kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari:

a. Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri.

b. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan.

c. Kepatuhan dalam menghitung, memperhitungkan dan membayar pajak

terutang.

d. Kepatuhan dalam pelaporan dan pembayaran tunggakan.

Identifikasi indikator-indikator tersebut sesuai dengan kewajiban pajak

dalam self assessment system menurut Siti Kurnia Rahayu yaitu sebagai

berikut:

a. Mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak

Wajib pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri ke

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang wilayahnya meliputi tempat tinggal

atau kedudukan wajib pajak dan dapat melalui e-register (media elektronik

online) untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

b. Menghitung dan memperhitungkan pajak oleh wajib pajak

Menghitung pajak penghasilan adalah menghitung besarnya pajak

yang terutang dilakukan pada setiap akhir tahun pajak, dengan cara

mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajaknya, sedangkan

memperhitungkan adalah mengurangi pajak yang terutang tesebut dengan

jumlah pajak yang dilunasi dalam tahun berjalan yang dikenal sebagai

kredit pajak (prepayment). Selisih antara pajak yang terutang dengan

kredit pajak dapat berupa kurang bayar, lebih bayar atau nihil.

25

Siti Kurnia Rahayu. Op.,Cit. hlm. 138 26

Siti Kurnia Rahayu. Ibid.,Hlm. 245

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

25

c. Membayar pajak dilakukan sendiri oleh wajib pajak

Membayar pajak yaitu melakukan pembayaran pajak tepat waktu

sesuai jenis pajak. Pelaksanaan pembayaran dapat dilakukan di bank-bank

pemerintah maupun swasta dan kantor pos dengan menggunakan Surat

Setoran Pajak (SSP) yang dapat diambil di KPP terdekat atau melalui e-

payment.

d. Pelaporan dilakukan sendiri oleh wajib pajak

Pelaporan yang dimaksud adalah pelaporan Surat Pemberitahuan

(SPT), di mana SPT tersebut berfungsi sebagai sarana bagi wajib pajak di

dalam melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah

pajak yang sebenarnya terutang. Selain itu, untuk melaporkan pembayaran

dan pelunasan pajak, baik yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak

maupun melalui mekanisme pemotongan dan pemungutan yang dilakukan

oleh pihak ketiga, serta melaporkan harta dan kewajiban wajib pajak.27

Dari uraian diatas dapat diambil sebagai indikator sebagai

berikut:28

1. Wajib pajak menyediakan data-data yang lengkap ketika pemeriksaan

pajak dilakukan

2. Wajib pajak mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas

3. Wajib pajak menghitung pajak yang terutang dengan jumlah yang

benar

4. Wajib pajak membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya

5. Wajib pajak tepat waktu dalam menyampaiaka n surat pemberitahuan

(SPT)

6. Wajib pajak membayar pajak sesuai dengan tarif yang dibebankan

7. Wajib pajak tidak melakukan penunggakan dalam membayar pajak

27

Siti Kurnia Rahayu. Ibid,. Hlm. 83-84 28

Sri Putri, Op. Cit, hlm. 26.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

26

E. Penelitian Terdahulu

Sebagai tolak ukur dalam penelitian ini, penulis menggunakan

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, tabel dibawah ini menunjukkan

penelitian terdahulu mengenai kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

1. Istika Herliana Ulfa yang meneliti tentang “Pengaruh Kesadaran,

Pengetahuan Perpajakan, Dan Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Pekerjaan Bebas Di KPP Pratama Semarang Timur’’.

Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa :

a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tidak adanya pengaruh

secara signifikan antara Kesadaran Wajib Pajak (X1) terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak (Y). Dengan demikian hipotesis pertama yang

menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kesadaran

wajib pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Semarang Timur,

Tidak Diterima.

b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara

signifikan antara Pengetahuan Pajak (X2) terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak (Y). Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa

ada pengaruh yang signifikan antara Pengetahuan Pajak terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Semarang Timur, Diterima.

c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara

signifikan antara Sikap Wajib Pajak (X3) terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak (Y). Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa

ada pengaruh yang signifikan antara Sikap Wajib Pajak terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Semarang Timur, Diterima.

d. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,633 atau 63,3% yang artinya

ketiga variabel independen yaitu: Kesadaran Wajib Pajak (X1),

Pengetahuan Pajak (X2) dan Sikap Wajib Pajak (X3) dapat

menjelaskan variabel dependen Kepatuhan Wajib Pajak (Y).

Perbedaan dengan penelitian ini yaitu variabel imdependen yang

berfokus pada pengetahuan dan kesadaran membayar pajak sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Istika Herliana Ulfa yang berfokus pada

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

27

tiga variabel independen yaitu kesadaran, pengetahuan dan sikap wajib

pajak.29

2. Siska Lovihan yang meneliti tentang “Pengaruh kesadaran Membayar

Pajak, Pengetahuan, dan Pemahaman Peraturan Perpajakan, Dan Kualitas

Layanan Terhadap Kemauan Membayar pajak wajib Pajak Orang Pribadi

Di Kota Tomohon”.

Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa :

a. Kesadaran Membayar pajak (X1) berpengaruh secara segnifikan

terhadap kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi di Kota

Tomohon.

b. Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan (X2) berpengaruh

secara signifikan terhadap kemauan membayar pajak wajib pajak orang

pribadi di Kota Tomohon

c. Kualitas layanan (X3) Berpengaruh tetapi tidak secara segnifika

terhadap kemauan membayar pajak wajib pajak orang prbadi di Kota

Tomohon.30

Perbedaan dengan penelitian ini yaitu berfokus pada variabel

independen yaitu kepatuhan sedangkan penelitian yang dilakukan Siska

Lovihan yaitu berfokus pada kemauan membayar pajak

3. Sri Putri Tita Mutia yang meneliti tentang “Pengaruh Sanksi Perpajakan,

Kesadaran Perpajakan, Pelayanan Fiskus Dan Tingkat Pemahaman

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi’’.

Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa :

a. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif sanksi perpajakan

dengan Kepatuhan Wajib Pajak Dimana semakin tegas sanksi

perpajakan maka kepatuhan wajib pajak pun akan semakin tinggi.

29

Istika Herliana Ulfa, Pengaruh Kesadaran, Pengetahuan Pajak Dan Sikap Wajib Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pekerjaan Bebas Di Kpp Pratama Semarang Timur, Jurnal

Tidak Dipublikasikan. 30

Siska Lovihan, Pengaruh Kesadaran Membayar Pajak, Pengetahuan dan Pemahaman,

Dan Kualitas Layanan Terhadap Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kota

Tomohon, Jurnal, Vol. 5, No. 1, 2014, hlm. 58.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

28

b. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif kesadaran perpajakan

terhadap kepatuhan wajib pajak. Dimana semakin tinggi kesadaran

perpajakan wajib pajak maka kepatuhan wajib pajak akan semakin

tinggi.

c. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif pelayanan fiskus

terhadap kepatuhan wajib pajak. Dimana semakin baik dan

berkualitas pelayanan fiskus maka kepatuhan wajib pajak akan

semakin tinggi.

d. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif tingkat pemahaman

terhadap kepatuhan wajib pajak. Dimana semakin tinggi tingkat

pemahaman wajib pajak maka kepatuhan wajib.31

Perbedaan dari penelitian ini yaitu terltak pada variabel

dependennya yaitu tentang pengetahuan perpajakan dan kesadaran

membayar pajak. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Putri Tita

Mutia yaitu tentang sanksi perpajakan, kesadaran perpajakan, pelayanan

fiskus, dan tingkat pemahaman wajib pajak.

4. Siregar yang meneliti tentang “Pengaruh Pelayanan Fiskus Dan

Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak’’.

Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa :

a. Terdapat pengaruh pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak,

hal ini bisa dilihat dari t hitung > t tabel yaitu sebesar 4.466 > 1.661,

sehingga hipotesis diterima, dilihat dari koefisien regresi nilainya

positif sehingga pelayanan fiskus berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak.

b. Terdapat pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib

pajak, hal ini bisa dilihat dari t hitung > t tabel yaitu sebesar 3.900 >

1.661, sehingga hipotesis diterima, dilihat dari koefisien regresi

nilainya positif sehingga pengetahuan perpajakan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

31

Sri Putri Tita Mutia, Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan, Pelayanan

Fiskus Dan Tingkat Pemahaman Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, Jurnal, Vol 2,

No. 1, 2014, hlm. 21-22.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

29

c. Terdapat pengaruh pelayanan fiskus dan pengetahuan perpajakan yang

secara bersama-sama terhadap kepatuhan wajib pajak, hal ini bisa

dilihat dari F hitung > F tabel, artinya korelasi antara variabel

pelayanan fiskus (X1) dan variabel pengetahuan perpajakan (X2)

dengan variabel kepatuhan wajib pajak (Y) sebesar 0,198 termasuk

kategori korelasi yang kuat. Jadi dapat dinyatakan terdapat hubungan

yang positif antara variabel pelayanan fiskus (X1)dan variabel

pengetahuan perpajakan (X2) dengan variabel kepatuhanwajib pajak

(Y).32

Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel dependen yang

membahas tentang pengetahuan perpajakan dan kesadaran membayar

pajak. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Siregar yaitu tentang

pelayanan fiskus dan pengetahuan perpajakan.

5. Alifa Nur Rohmawati Ni Ketut Rasmini yang meneliti tentang “Pengaruh

Kesadaran, Penyuluhan, Pelayanan, Dan Sanksi Perpajakan Pada

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi’’.

Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa :

a. Kesadaran berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak orang

pribadi di KPP Pratama Denpasar Barat. Hal ini menunjukkan bahwa

jika semakin tinggi tingkat kesadaran, maka kepatuhan wajib pajak

orang pribadi di KPP Pratama Denpasar Barat cenderung meningkat.

b. Penyuluhan perpajakan berpengaruh positif pada kepatuhan wajib

pajak orang pribadi di KPP Pratama Denpasar Barat. Hal ini

menunjukkan bahwa jika semakin sering penyuluhan perpajakan

diselenggarakan oleh KPP Pratama khususnya KPP Pratama Denpasar

Barat, maka kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama

Denpasar Barat cenderung meningkat.

c. Kualitas pelayanan berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak

orang pribadi di KPP Pratama Denpasar Barat. Menunjukkan bahwa

32

Siregar, “Pengaruh Pelayanan Fiskus Dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak’’, Jurnal, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012 hlm. 08.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

30

jika semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan oleh KPP Pratama

khususnya KPP Pratama Denpasar Barat, maka kepatuhan wajib pajak

orang pribadi di KPP Pratama DenpasarBarat cenderung meningkat.

d. Sanksi perpajakan berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak

orang pribadi di KPP Pratama Denpasar Barat. Hal ini menunjukkan

bahwa jika semakin dalam pengetahuan wajib pajak tentang sanksi

pajak, maka kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama

Denpasar Barat cenderung meningkat33

.

Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel dependennya

yang membahas tentang pengetahuan perpajakan dan kesadaran membayar

pajak. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Alifa Nur Rohmawati Ni

Ketut Rasmini yaitu tentang Pengaruh Kesadaran, Penyuluhan, Pelayanan,

Dan Sanksi Perpajakan.

F. Kerangka Berfikir

Untuk memperjelas arah dan tujuan penelitian secar utuh, maka perlu

diuraikan suatu konsep berpikir dalam penelitian ini sehingga peneliti dapat

menguraikan tentang gambaran faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib

pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.

H1

H2

H3

33

Alifa Nur Rohmawati Ni Ketut Rasmini, “Pengaruh Kesadaran, Penyuluhan, Pelayanan,

Dan Sanksi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi’’, Jurnal, Vol.1, No.2,

Desember 2012.

Pengetahuan Perpajakan (X1)

Kesadaran Membayar Pajak(X2)

Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi

(Y)

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

31

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis

yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:

1) Hubungan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi

Menurut penelitian Siska Lovihan terdapat pengaruh secara

segnifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Namun, yang

menjadi fokus dalam penelitian ini adalah kemauan membayar, apa bila

kemauan membayar pajak tinggi maka wajib pajak yang patuh akan

banyak. Begitu juga yang dikemukakan oleh Siregar bahwa pengetahuan

perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak. Serta didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nur Rohmawati

dan Siti Putri Tita Mutia menunjukkan bahwa Terdapat pengaruh yang

signifikan dan positif kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan wajib

pajak. Dimana semakin tinggi kesadaran perpajakan wajib pajak maka

kepatuhan wajib pajak akan semakin tinggi. Diduga pengetahuan

perpajakan akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Berdarsarkan uraian diatas maka diajukan hipotesis penelitian Sebagai

Berikut :

H1: Pengetahuan Perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak orang pribadi.

2) Hubungan kesadaran membyar pajak terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Putri Tita Mutia dan Nur

Rohmawati yang meneliti tentang “Pengaruh Sanksi Perpajakan,

Kesadaran Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Dan Tingkat Pemahaman

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan dan positif kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan

wajib pajak. Dimana semakin tinggi kesadaran perpajakan wajib pajak

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - eprints.stainkudus.ac.ideprints.stainkudus.ac.id/795/5/5. BAB II.pdf · pajak-pajak tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuantertentu.2

32

maka kepatuhan wajib pajak akan semakin tinggi. Hal ini didukung

dengan penelitian yang dilakukan oleh Alifa Nur Rohmawati Ni Ketut

Rasmini yang meneliti tentang “Pengaruh Kesadaran, Penyuluhan,

Pelayanan, Dan Sanksi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi’’ Kesadaran berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak

orang pribadi di KPP Pratama Denpasar Barat. Hal ini menunjukkan

bahwa jika semakin tinggi tingkat kesadaran, maka kepatuhan wajib pajak

orang pribadi di KPP Pratama Denpasar Barat cenderung meningkat.

Berdasarkan uraian diatas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai

berikut :

H2: kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak orang pribadi.

3) Hubungan antara pengetahuan perpajakan dan keasadaran

membayar pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi

Penelitian yang dilakukan Siti Nurlaela yang meneliti tentang

pengaruh pengetahuan, pemahaman, kesadaran, persepsi terhadap

kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan

pekerjaan bebas menghasilkan bahwa variabel pengetahuan dan kesadaran

terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama berpengaruh

kepada wajib pajak. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Alifa Nur

Rohmawati dan Siregar yang mengungkapkan bahwa pengetahuan dan

kesadaran membayar pajak secara bersama-sama berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan uraian tersebut, maka diajukan

hipotesis sebagai berikut :

H3: Pengetahuan perpajakan dan kesadaran membayar pajak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.