BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Konsep Dasar Sistem Kemajuan ilmu teknologi...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Konsep Dasar Sistem Kemajuan ilmu teknologi...
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Konsep Dasar Sistem
Kemajuan ilmu teknologi yang berkembang dengan cepat diseluruh dunia,
memungkinkan masyarakat itu untuk menikmati berbagai kemudahan yang dihasilkan
oleh teknologi itu sendiri. Semua perusahaan baik itu pemerintah maupun swasta sudah
atau bahkan wajib menggunakan sistem informasi
2.1.1. Pengertian Sistem
Pengertian Sistem Menurut Para Ahli–Konsep Dasar Sistem ( Hutahaean, 2014)
1. Menurut Fat pengertian sistem adalah sebagai berikut: “Sistem adalah suatu
himpunan suatu “benda” nyata atau abstrak (a set of thing) yang terdiri dari bagian–
bagian atau komponen – komponen yang berkaitan, berhubungan, ketergantungan,
saling mendukung, serta secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (Umity)
untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif”.
2. Pengertian Sistem Menurut Indrajit (2001 : 2),” Mengemukakan bahwa sistem
mengandung arti kumpulan – kumpulan dan komponen – komponen yang dimiliki
unsur keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
3. Pengertian Sistem Menurut Jogianto (2005 : 2), “Mengemukakan bahwa sistem
adalah kumpulan dari elemen – elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian – kejadian dan kesatuan
8
yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang – orang yang
betul – betul ada dan terjadi”.
Dengan demikian sistem adalahsuatu jaringan kerja dari prosedur – prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama – sama untuk melakukan kegiatan atau untuk
melakukan sasaran yang tertentu.
2.1.2. Karakteristik Sistem
Menurut (Hutahaean, 2014), supaya sistem dikatakan sistem yang baik memiliki
karakeristik yaitu:
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi,
yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen sistem
terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batasan Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sisten yang
lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem
dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukan ruang lingkup
(scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Lingkungan luar dari suatu sistem (Environment) adalah diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat ngenguntungkan yang harus
9
tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan
mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung merupakan media yang menghubungkan antara satu subsistem
dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-
sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran
(Output) dari subsistem akan menjadi masukan (Input) untuk sistem lainnya melalui
penghubung.
5. Masukkan Sistem (Input)
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat berupa
perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input
adalah energi yang dimasukan agar sistem dapat beroperasi. Signal input adalah energi
yang diproses untuk mendapatkan keluaran dari sistem. Contoh dalam sistem computer
program adalah maintenance input sedangkan data adalah signal input untuk diolah
menjadi informasi.
6. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran sistem adalah hasil dari energy yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer menghasikan panas
yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang
dibutukan.
10
7. Pengolahan Sistem
Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akuntansi akan
mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan. menjadi keluaran. Sistem produksi
akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akuntansi akan mengolah data
menjadi laporan-laporan keuangan.
8. Sasaran Sistem
Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem
sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan
sistem.
2.1.3. Klasifikasi Sistem
Menurut (Hutahaean, 2014), Sistem dapat diklasifikasikan dalam beberapa sudut
pandang :
1. klasifikasi sistem sebagai :
a. Sistem Abstrak (Abstract System)
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran-pemikiran atau
ide-ide yang tidak tampak secara fisik.
b. Sistem Fisik (physical System)
Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik.
2. Sisrem diklasifikasikan sebagai :
a. Sistem Alamiyah (Natural System)
Sistem alamiyah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh
11
manusia. Misalnya sistem perputaran bumi.
b. Sistem Buatan Manusia (Human Made System)
Sistem buatan manusia adalah sistem yang dibuat oleh manusia yang melibatkan
interaksi antara manusia dengan mesin (human machine system).
3. Sistem diklasifikasikan sebagai :
a. Sistem Tertentu (Deterministic System)
Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah
dapat diprediksi, sebagai keluaran sistem yang dapat diramalkan.
b. Sistem Tak Tentu (Probalistic System)
Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi
karena mengandung unsur probabilistik.
4. Sistem diklasifikasikan sebagai :
a. Sistem Tertutup (Close System)
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengeruh dan tidak berhubungan
dengan lingkungan luar, sistem bekerja otomatis tanpa ada turut
berhubungan dengan lingkungan luar, sistem bekerja otomatis tanpa ada turut
campur lingkungan luar. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, kenyataannya tidak
ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system.
b. Sistem Terbuka (Open System)
Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan
lingkungan luarnya. Sistem ini menerima input dan output dari lingkungan luar
atau subsistem lainnya. Karena sistem terbuka terpengaruh lingkungan luar maka
harus mempunyai pengendali yang baik.
12
2.1.4. Elemen Sistem
Menurut (Kadir, 2014), elemen yang membentuk sebuah sistem yaitu:
1. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan
inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem
menjadi tidak terarah dan tidak terkendali.
2. Masukan
Masukan (input), sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan
selanjutnya menjadi bahan untuk di proses. Masukan dapat berupa hal-hal berwujud
(tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak.
3. Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan
menjadi keluaran yang berguna.
4. Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran
bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
5. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan
umpan balik (feed-back), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini di gunakan untuk
mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya untuk mengukur agar sistem
berjalan sesuai tujuan.
13
2.1.5. Daur Hidup Sistem (System Development Life Cycle (SDLC))
Menurut (Rosa dan M. Shalahuddin, 2015), “System Development Life Cycle
(SDLC) adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak
dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk
mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya berdasarkan cara-cara yang
sudah teruji baik atau best practice”. Daur hidup sistem terdiri menjadi beberapa tahapan
(fase) yaitu sebagai berikut:
1. Mengenali Adanya Kebutuhan
Sebelum segala sesuatunya terjadi, pasti terlebih dahulu adanya kebutuhan atau
problema yang harus dapat dikenali sebagaimana adanya. Kebutuhan dapat terjadi
sebagai hasil perkembangan suatu organisasi. Permintaan kebutuhan itu meningkat
melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Semua kebutuhan ini harus dapat didefinisikan
dengan jelas, tanpa adanya kejelasan mengenai kebutuhan yang ada, pembangunan
sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.
2. Pembangunan Sistem
Suatu proses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa
kebutuhan yang dibutuhkan dengan membangun suatu sistem untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
3. Penerapan Sistem
Setelah tahap pembangunan sistem selesai, kemudian sistem akan dioprasikan.
Penerapan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur ulang sistem, peralihan
14
dari tahap pembangunan menuju tahap operasianal adalah penerapan sistem, yang
merupakan tahap akhir dari suatu pembangunan sistem.
4. Pengoprasian Sistem
Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk
suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi yang ditunjang
oleh sistem informasi selalu mengalami perubahan karena pertumbuhan kegiatan,
perubahan peraturan dan kebijaksanaan, ataupun kemajuan teknologi. Untuk mengatasi
perubahan-prubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.
5. Sistem Menjadi Tidak Layak
Perubahan-perubahan dengan kebutuhan yang begitu drastis sehingga tidak dapat
diatasi hanya dengan melakukan perbaikan pada sistem yang sedang berjalan. Secara
ekonomis dan teknis sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan
sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.
2.1.6. Penertian Informasi
Pengertian Informasi menurut (Hutahaean, 2014), “Informasi adalah data yang
diolah menjadi bentuk yang berguna dan lebih berarti bagi penerimanya”. Sumber
informasi adalah data. Data kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian kejadian dan
dan kesatuan nyata.
Menurut Gordon B. Davis “ informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu
bentu yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan
dalam keputusan keputusan yang akan datang (Hutahaean, 2014).
15
Sistem pengelolah informasi mengolah data menjadi informasi atau tepatnya
mengolah data dari bentuk tidak berguna menjadi berguna bagi penerimanya. Nilai atau
kualitas informasi berhubungan dengan keputusan. Apabila tidak ada pilihan atau
keputusan, maka informasi menjadi tidak diperlukan. Karakteristik dari nilai atau kualitas
suatu informasi sebagai berikut:
1. Akurat (Accurate)
Informasi yang diberikan harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya, karena
keakurasian sebuah informasi dapat menjadi tolak ukur ketepatan dan keberhasilan
dalam pengambilan keputusan.
2. Tepat Waktu (Timeliness)
Informasi harus tersedia pada saat diperlukan dan tidak boleh terlambat karena didalam
proses pengambilan keputusan, informasi yang sudah lama atau datangnya setelah
suatu keputusan diambil tidak akan lagi memiliki nilai. Jadi, semakin baru (up to date)
informasi tersebut maka akan semakin berguna. Ketepaan waktu sangat penting bagi
datangnya informasi yang dibutuhkan oleh keadaan tertentu.
3. Lengkap
Informasi bagi para pengguna atau pembuat keputusan harus memperoleh informasi
yang menyajikan suatu gambaran lengkap atas suatu masalah tertentu atau solusi yang
dapat dijadikan landasan keputusan.
4. Relevan
Berhubungan dengan keputusan yang akan diambil, hal ini berhubungan dengan
kelengkapan suatu informasi. Tingkat relevansi dikatakan sangat tipis karena tidak
lengkapnya suatu informasi, maka informasi tersebut tidak ada gunanya. Relevansi
16
suatu informasi akan menjadi penting karena hal itu bisa menjadi variabel-variabel
yang menentukan pengambilan keputusan oleh organisasi.
5. Terpercaya
Isi informasi dapat dipercaya, hal ini tergantung kepada pemberi informasi.
6. Terverifikasi
Infornasi dapat dilacak ke sumber lainnya, apabila pemakai laporan tidak yakin dengan
informasi yang diterimanya, untuk mendapatkan sumber informasi yang diperoleh dan
memeriksa apakah benar informasi yang telah diterimanya.
7. Mudah Dipahami
Informasi harus siap dipahami oleh penerimanya atau pengguna atau pembacanya,
karena penerima informasi tidak ingin berpikir lagi dalam menerima informasi, untuk
mengetahui kesimpulan dari informasi tersebut.
8. Mudah Diperoleh
Informasi yang sulit diperoleh bisa tidak berguna, apabila pengguna mendapatkan
informasi yang sulit diperoleh.
2.1.7. Pengertian Sistem Informasi
Pengertian Sistem Informasi Menurut Para Ahli – Sistem Informasi Akuntansi
(Rizki A. Fauuzi, 2017)
Menurut Henry C. Lucas,” Sistem Informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur–
prosedur yang diorganisasikan, bila mana dieksekusi, akan menyediakan informasi untuk
mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian didalam organisasi.
17
Menurut John F. Nash dan Martin B. Roberts,” Sistem Informasi adalah suatu
kombinasi dari orang – orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur – prosedur dan
pengendalian yang ditunjukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses
tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnnya
terhadap kejadian – kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu
dasar untuk pengambian keputusan.
Menurut James A. Hall, “ Sistem Informasi adalah sebuah rangkaina prosedur
formal di mana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada
pemakai.
2.1.8. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Para Ahli – Sistem Informasi
Akuntansi (Rizki A. Fauuzi, 2017)
Menurut George H. Bodnar dan Wiliam S. Hopwood, “Sistem Informasi Akuntansi
adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah
data ekonomi menjadi informasi yang berguna”.
Menurut Barry E. Cushing, “ SIA adalah kumpulan dari manusia dan sumber
sumber daya modal atau suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk menyediakan
informasi keuangan dan juga informasi didapat dari pengumpilan dan pengolahan data
transaksi”.
18
Menurut John F. Nash dan Martin B. Roberts, “ SIA adalah suatu susbsitem dari
sistem informasi bisnis yang dihubungkan dengan tipe suatu informasi dan pengolahan
informasi yang termasuk didalam bagian fungsi akuntansi”.
2.1.9. Siklus dalam Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi memiliki beberapa sistem bagian (sub-system)
yang berupa siklus akuntansi. Siklus akuntansi menunjukan prosedur akuntansi,
mulai dari sumber data sampai proses pencatatan/ pengolahan akuntansinya.
Berikut ini adalah pembagian dari siklus akuntansi menurut
(Kusrini dan Koniyo, 20017), yaitu:
1. Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan merupakan pendapatan yang dimulai dari bagian penjualan otoritas
kredit, pengambilan barang, penerimaan barang, penagihan sampai dengan
penerimaan kas.
2. Siklus Pengluaran Kas
Siklus pengeluaran kas merupakan prosedur pengeluaran kas yang dimulai
dari proses pembelian sampai ke proses pembayaran.
3. Siklus Konversi
Siklus konversi merupakan siklus produksi, dimulai dari bahan mentah sampai barang
jadi.
4. Siklus Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Siklus manajemen sumber daya manusia merupakan siklus yang melibatkan
proses penggajian pada karyawan.
19
5. Siklus Buku Besar dan Laporan Keuangan
siklus ini berupa prosedur pencatatan dan perekaman ke jurnal dan buku besar dan
pencatatan laporan keuangan yang datanya diambil dari buku besar.
2.1.10. Penerimaan Kas
Menurut( Bahri dalam Anna,dkk. 2016) mendefinisikan bahwa “Jurnal penerimaan
kas (cash receipt jurnal) yaitu berfungsi untuk mencatat seluruh transaksi penerimaan
kas”. Sedangkan menurut (Shatu, 2016) mengemukakan bahwa “Jurnal penerimaan kas
ialah jurnal yang disediakan khusus untuk pencatat transaksi penerimaan kas”.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus
yang dipakai untuk mencatat semua transaksi keuangan yang mengakibatkan
bertambahnya kas atau uang tunai perusahaan.
2.1.11. Peneluaran Kas
Menurut (Bahri dalam Anna, dkk. 2016) mengemukakan bahwa “Jurnal pengeluaran
kas (cash payments journal) berfungsi untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas”.
Sedangkan menurut (Shatu, 2016) mendefinisikan bahwa “Jurnal pengeluaran kas adalah
jurnal yang khusus untuk mencatat transaksi-transaksi pengeluaran kas”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa jurnal pengeluaran
kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua pengeluaran uang tunai
atau kas dari berbagai jenis transaksi yang terjadi pada perusahaan.
20
2.1.12. Laporan Keuangan
Menurut (Hery dalam Anna, dkk. 2016) mengemukakan bahwa “Laporan
keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat
untuk mengkomunikasikan data keuangan atau perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan”
Laporan keuangan merupakan satu dari beragam informasi yang digunakan
pengguna untuk pengambilan keputusan yang berisikan tentang catatan keuangan
perusahaan (Yadiati, W. & Mubarok, 2017).
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan catatan
yang berisikan informasi tentang keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi
yang menggambarkan kinerja dari perusahaan tersebut.
Laporan keuangan memiliki beberapa tahapan berdasarkan urutan penyajiannya.
Urutan laporan keuangan berdasarkan proses penyajiannya (Hery, 2016:3) adalah sebagai
berikut:
1. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi merupakan laporan yang sistematis tentang pendapatan dan beban
perusahaan untuk satu periode tertentu. Laporan laba rugi ini pada akhirnya memuat
informasi mengenai hasil kinerja manajemen atau hasil kegiatan operasional
perusahaan.
2. Laporan Ekuitas Pemilik (Statement Of Owner’s Equity)
Laporan ekuitas pemilik adalah sebuah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan
dalam ekuitas pemilik suatu perusahaan untuk satu periode tertentu. Neraca (Balance
Sheet) Neraca adalah sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aset, kewajiban
dan ekuitas perusahaan per tanggal tertentu.
21
3. Laporan Arus Kas (Statement Of Cash Flows)
Laporan arus kas adalah sebuah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan
arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari
aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan atau
pembiayaan untuk satu periode waktu tertentu.
2.2. Konsep Dasar Program
Konsep dasar program merupakan bagian penentuan kebutuhan dari sistem
informasi yang dibutuhkan. Pada umumnya program merupakan sederetan instruksi atau
statement yang dapat dimengerti oleh komputer. Instruksi tersebut berfungsi untuk
mengatur pekerjaan apa saja yang akan dilakukan oleh komputer agar mendapatkan dan
menghasilkan suatu hasil atau keluaran yang diharapkan. Menurut Kadir (2014:192)
memberi pengertian bahwa “Program adalah sekumpulan instruksi yang digunakan untuk
mengatur perangkat keras komputer agar melaksanakan tindakan tertentu”. Sedangkan
menurut Fadallah dkk (2018:61) mengungkapkan bahwa “Program adalah kumpulan
instruksi yang digunakan untuk mengatur komputer agar melakukan suatu tindakan
tertentu”.
2.2.1. Pemrograman Berorientasi Objek
Menurut (Rossa dan M. Shalahuddin, 2015) memberikan pengertian bahwa
“Metodelogi berorientasi objek adalah suatu strategi pembangunan perangkat lunak yang
mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek yang berisi data dan operasi
yang diberlakukan terhadapnya”.
22
Metodologi berorientasi objek merupakan suatu cara bagaimana sistem perangkat
lunak dibangun melalui pendekatan objek secara sistematis. Metode berorientasi objek
didasarkan pada penerapan prinsip-prinsip pengelolaan kompleksitas. Metode
berorientasi objek meliputi rangkaian aktivitas analisis berorientasi objek, perancangan
berorientasi objek, pemrograman berorientasi objek dan pengujian berorientasi objek.
Keuntungan menggunakan metodologi berorientasi objek sebagai berikut:
a. Meningkatkan Produktivitas
Karena kelas dan objek yang ditemukan dalam suatu masalah masih dapat dipakai
ulang untuk masalah lainnya yang melibatkan objek tersebut (reusable).
b. Kecepatan Pengembangan
Karena sistem yang dibangun dengan baik dan benar pada saat analisis
danperancangan akan menyebabkan berkurangnya kesalahan pada saat pengkodean.
c. Kemudahan Pemeliharaan
Karena dengan model objek, pola-pola yang cenderung tetap dan stabil dapat
dipisahkan dan pola-pola yang mungkin sering berubah-ubah.
d. Adanya Konsistensi
Karena sifat pewarisan dan penggunaan notasi yang sama pada saat analisis,
perancangan maupun pengkodean.
e. Meningkatkan Kualitas Perangkat Lunak
Karena pendekatan pengembangan lebih dekat dengan dunia nyata dan adanya
konsistensi pada saat pengembangannya, perangkat lunak yang dihasilkan akan
mampu memenuhi kebutuhan pemakai serta mempunyai sedikit kesalahan.
Saat ini sudah banyak bahasa pemrograman berorientasi objek. Banyak orang
berfikir bahwa pemrograman berorientasi objek identik dengan bahasa pemrograman
23
Java. Namum sebenarnya bahasa pemrograman yang mendukung pemrograman
berorientasi objek tidak hanya bahasa Java salah satunya yakni: Bahasa Pemrograman
(Web) PHP, PHP4 dengan versi-versi akhir menuju PHP5 sudah mendukung
pemrograman berorientasi objek. PHP merupakan bahasa pemrograman yang digunakan
untuk pemrograman web.
2.2.2. Basis Data (Database)
Menurut (Rosa dan Shalahuddin, 2015) “Sistem basis data adalah sistem
terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara data yang sudah diolah atau
informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan”.
Pada intinya basis data adalah media untuk menyimpan data agar dapat diakses
dengan mudah dan cepat. Sistem informasi tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan akan
basis data apapun bentuknya, entah berupa file teks ataupun Database Management
System (DBMS). Kebutuhan basis data dalam sistem informasi meliputi:
1. Memasukkan, menyimpan, dan mengambil data.
2. Membuat laporan berdasarkan data yang telah disimpan.
Menurut (Rosa dan Shalahuddin, 2015) Perangkat lunak (Software) adalah
“Program komputer yang terasosiasi dengan dokumentasi perangkat lunak seperti
dokumentasi kebutuhan, model desain, dan cara penggunaan (user manual)”.
2.2.3. Model Pengembangan Perangkat Lunak
Metode yang digunakan pada pengembangan perangkat lunak ini menggunakan
model Waterfall. Menurut (Rosa dan Shalahuddin, 2015) “Model sekuensial linier
24
(sequential linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle)”. Model air terjun
menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut
dimulai dari analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan tahap pendukung (support).
Berikut gambar dari model air terjun (waterfall):
Sumber: Rosa dan Shalahuddin (2015:29)
Gambar II.1.
Ilustrasi Model Waterfall
1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk mengspesifikasikan
kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang
dibutuhkan oleh user. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu untuk
didokumentasikan.
2. Desain
Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan
program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak,
representasi antarmuka, dan prosedur pengkodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan
perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar dapat
diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya. Desain perangkat lunak
yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu didokumentasikan.
25
3. Pembuatan Kode program
Desain harus ditranslasikan kedalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini
adalah program komputer sesuai dengan desain yang dibuat pada tahap desain.
4. Pengujian
Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi logik dan fungsional serta
memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir
kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang
diinginkan.
5. Pendukung (Support) atau Pemeliharaan (Maintenance)
Perubahan terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat
pengujian atau perangkat lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Tahap
pendukung atau pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari
analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk
membuat perangkat lunak yang baru.
2.2.4. Bahasa Pemrograman Java
Menurut (Jubilee, 2015) “Java merupakan pemrograman yang sangant popular
karena rentang aplikasi yang bisa dibuat menggunakan bahasa ini sangatlah luas, mulai
dari computer hingga smartphone. bahasa pemprograman java dikembangkan pertama
kali oleh Sun Microsystem yang dimulai oleh James Gosling yang diliris pada tahun 1995.
Bahasa yang digunakan C dan C++, sama seperti program pada umumnya, java
merupakan bahasa pemprograman yang mampu bekerja dengan sebuah database.
26
Menurut (Jubilee, 2015) “ NetBeans merupakan IDE (Intergrated Development
Environment) untuk membuat aplikasi dengan java, PHP, C, C++, dan HTML”. Secara
garis besar, NetBeans IDE bekerja menyerupai Microsoft Visual Studio maupun
Dreamweaver dalam konteks sebagai aplikasi yang memiliki lingkungan kerja lengkap
untuk membangun aplikasi lain.
2.3. Teori Pendukung
2.3.1. Unified Modelling Language
Menurut (Rosa dan Shalahuddin, 2015), “Unified Modeling Language (UML)
salah satu strandar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan
requierment, membuat analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam
pemrograman objek”.
Pemodelan menggunakan Unified Modeling Language (UML) merupakan metode
pemodelan berorientasi objek dan berbasis visual. Karenanya pemodelan menggunakan
UML merupakan pemodelan objek yang fokus pada pendefinisian struktur statis dan
model sistem informasi yang dinamis dari pada mendefinisikan data dan model proses
yang tujuannya adalah pengembangan tradisional.
1. Diagram Unified Modeling Language (UML)
Pada UML 2.3 terdiri dari tiga belas (13) macam diagram yang dikelompokkan
kedalam tiga kategori. Adapun pembagian kategori dan macam-macam diagram tersebut
akan digambarkan pada diagram berikut.
27
Diagram UML
2.3
State Machine
Diagram
Activity
Diagram
Use Case
Diagram
Interaction
Overview
Diagram
Timing Diagram
Communication
Diagram
Intraction
Diagram
Sequence
Diagram
Behavior
Diagram
Deployment
Diagram
Package
Diagram
Composite
Strructure Diagram
Component
Diagram
Object Diagram
Class Diagram
Structure
Diagram
Sumber: Rosa dan Shalahuddin (2015:140)
Gambar II.1
Diagram Unified Modeling Language (UML)
Secara garis besar penjelasan gambar diatas adalah sebagi berikut:
a. Structure Diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan
suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan.
b. Behavior Diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan
kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem.
c. Interaction Diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan
interaksi sistem dengan sisteem lain maupun interaksi antara sub sistem pada suatu
sistem.
28
2. Use Case Diagram
Menurut (Rosa dan Shalahuddin, 2015), “Use Case Diagram merupakan
pemodelan untuk kelakuann (behavior) sistem informasi yang aan dibuat. Use Case
mendeskripsi sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang
akan dibuat”. Use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada didalam
sebuah informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut. Berikut
adalah simbol-simbol yang terdapat didalam use case diagram.
Sumber: Dermawan dan Hartini (2017)
Gambar II.2.
Contoh Use Case Diagram
3. Activity Diagram
Menurut (Rosa dan Shalahuddin, 2015), “Activity diagram atau diagram aktivitas
adalah workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau
menu yang ada pada perangkat lunak”. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa
diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi
aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.
uc Use Case Model
Wali Kelas
Lihat Nilai
Tampil Nilai S iswa
Cetak Nilai
«include»
«extend»
29
Sumber: Dermawan dan Hartini (2017)
Gambar II.3.
Contoh Activity Diagram
4. Sequence Diagram
Menurut (Rosa dan Shalahuddin, 2015), “Diagram sekuen menggambarkan kelakuan
objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang
dikirimkan dan diterima antar objek”. Oleh karena itu untuk menggambar diagram sekuen
harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case berserta metode metode
yang dimiliki kelas yang diinstansikan menjadi objek itu.
act Activ ity
SystemAdmin
Star
Data Admin
Edit
Tampil Data
AdminForm Admin
Perbarui
Data Sudah
Diperbarui
End
/ Ya
/perbarui data admin
30
Sumber: Syara, Chintya (2018).
Gambar II.5.
Contoh Sequence Diagram
5. Deployment Diagram
Menurut (Rosa dan Shalahuddin, 2015), Diagram deployment atau deployment
diagram menujukan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi. Diagram
deployment juga dapat digunakan untuk memodelkan hal-hal berikut:
a. System tambahan (embedded system) yang menggambarkan rancangan
device, node, dan hardware.
b. System client / sever
sd sd Sequence Diagram Login Admin Keu. Kasir Penerimaan Kas
Admin Keu. Kasir
Penerimaan Kas
Cek User Data User MenuLogin
1: input username, passworrd()
2: Username, password()
3: data user()
4: validasi()
5: User tidak ditemukan()
6: Menampilkan Menu Utama()
31
Sumber : Nurmalasari, Wahyu (2019)
Gambar II.5.
Contoh Deployment Diagram
2.3.2. Entitiy Relationship Diagram (ERD)
Menurut (Rosa dan Shalahuddin, 2016) “ERD adalah bentuk paling awal dalam
melakukan perancangan basis data relasional. Jika menggunakan OODBMS maka
perancangan ERD tidak perlu dilakukan”.
Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan notasi grafis dalam pemodelan
data konseptual yang mendeskripsikan hubungan antar penyimpanan. Dengan
menggunakan Entity Relationship Diagram dapat memodelkan struktur data dan
hubungan antar data yang begitu kompleks, sehingga mudah untuk dibaca dan dimengerti,
dalam pemodelan struktur data dapat mengabaikan proses yang harus dilakukan, selain itu
pemodelan struktur data dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) dapat
32
menjawab pertanyaan seperti, data apa saja yang kita butuhkan dan bagaimana data yang
satu berhubungan dengan data yang lainnya
Derajat kardinalitas yang terdapat dalam Entity Relationship Diagram adalah:
1. Satu ke Satu (One to One) (1:1)
Adalah derajat kardinalitas yang menunjukkan adanya relasi himpunan entitas yang
satu dengan satu entitas lainnya.
Dosen Mata Kuliah Memiliki 1 1
Sumber: Rosa dan Shalahuddin (2016:52)
Gambar II.10.
Contoh Derajat Kardinalitas Satu ke Satu (One to One) (1:1)
2. Satu ke Banyak (One to Many) (1:N)
Adalah derajat kardinalitas yang menunjukkan adanya relasi antar himpunan entitas
yang satu dengan entitas banyak entitas lainnya.
Dosen Mata Kuliah Mengajar
nip Nama_mkKode_mkNama_dosen
1 M
Sumber: Rosa dan Shalahuddin (2016:52)
Gambar II.11.
Contoh Derajat Kardinalitas Satu ke Banyak (One to Many) (1:N)
33
3. Banyak ke Banyak (Many to Many) (N:M)
Adalah derajat kardinalitas yang menunjukkan adanya relasi antar himpunan banyak
entitas dengan banyak entitas lainnya. Jika terjadi relasi many to many maka akan
menghasilkan sebuah entitas baru.
Mahasiswa Mata Kuliah Menganbil
nim Nama_mkKode_mkNama_mhs
N M
Sumber: Rosa dan Shalahuddin (2016:52)
Gambar II.12.
Contoh Derajat Kardinalitas Banyak ke Banyak (Many to Many) (N:M)
2.3.3. Logical Record Structure (LRS)
Logical Record Structure (LRS) adalah representasi dari structure record-record
pada tabel-tabel yang berbentuk dari hasil antar himpunan entitas. Menentukan
kardinalitas, jumlah tabel dan Foreign Key (FK). Aturan pembuatan Logical Record
Structure (LRS) yaitu:
1. Setiap entitas akan diubah menjadi bentuk kotak.
2. Sebuah atribut disatukan dalam sebuah kotak bersama entitas.
3. Sebuah relasi dipisah dalam sebuah kotak tersendiri atau menjadi entitas baru dalam
bentuk belah ketupat.
34
Berikut contoh dari Logical Record Structure:
Kode_akun
Nama_akun
Jenis_akun
Saldo_normal
Master_akun
No_trans
Kode_akun
Debit
kredit
Jurnal_detail
No_trans
No_kas_masuk
Tgl_trans
Keterangan
Jurnal
No_kas_masuk
Kode_akun
Tgl_trans
Nominal
Keterangan
Trans_kas
1
M
1 M
M 1
1
M
Sumber: Syara, Chintya (2018).
Gambar II.13.
Logical Record Structure