BAB II LANDASAN TEORI€¦ · 4. Akomodasi hotel, motel dll 5. Restoran dan sejenisnya 6....

13
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Usaha Dagang 2.1.1. Pengertian Usaha Dagang Usaha dagang erat kaitannya dengan pelakunya yaitu pedagang. Pedagang sendiri dapat diartikan sebagai “orang yang melakukan perdagangan, memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan.1 Jadi Usaha dagang dapat diartikan juga sebagai usaha yang dilakukan pedagang yaitu dengan menjual barang yang tidak diproduksi sendiri untuk memperoleh suatu keuntungan. 2.1.2. Jenis Usaha Dagang Jenis dari pedagang sendiri dikategorikan menjadi dua, yaitu: “a. Pedagang grosis, beroperasi dalam rantai distribusi antara produsen dan pedagang eceran. b. Pedagang eceran, disebut juga pengecer, menjual produk komoditas langsung ke konsumen secara sedikit demi sedikit atau satuan. Pemilik toko atau warung adalah pengecer.2 Keputusan Menperindag RI Nomor 23/MPP/Kep/1998 tentang Lembaga Lembaga Usaha Perdagangan mendefinisikan pedagang pengecer (retailer) sebagai perorangan atau badan usaha yang kegiatan pokoknya adalah melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen akhir dalam partai kecil. tercantum dalam surat keputusan (SK) tersebut bahwa pedagang eceran dapat digolongkan 1 https://id.m.wikipedia.org/wiki/pedagang 2 ibid

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI€¦ · 4. Akomodasi hotel, motel dll 5. Restoran dan sejenisnya 6....

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Usaha Dagang

    2.1.1. Pengertian Usaha Dagang

    Usaha dagang erat kaitannya dengan pelakunya yaitu pedagang. Pedagang

    sendiri dapat diartikan sebagai “orang yang melakukan perdagangan,

    memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh

    suatu keuntungan.”1

    Jadi Usaha dagang dapat diartikan juga sebagai usaha yang dilakukan

    pedagang yaitu dengan menjual barang yang tidak diproduksi sendiri untuk

    memperoleh suatu keuntungan.

    2.1.2. Jenis Usaha Dagang

    Jenis dari pedagang sendiri dikategorikan menjadi dua, yaitu:

    “a. Pedagang grosis, beroperasi dalam rantai distribusi

    antara produsen dan pedagang eceran.

    b. Pedagang eceran, disebut juga pengecer, menjual produk komoditas langsung ke konsumen secara sedikit

    demi sedikit atau satuan. Pemilik toko atau warung

    adalah pengecer.”2

    Keputusan Menperindag RI Nomor 23/MPP/Kep/1998 tentang Lembaga –

    Lembaga Usaha Perdagangan mendefinisikan pedagang pengecer (retailer)

    sebagai perorangan atau badan usaha yang kegiatan pokoknya adalah melakukan

    penjualan secara langsung kepada konsumen akhir dalam partai kecil. tercantum

    dalam surat keputusan (SK) tersebut bahwa pedagang eceran dapat digolongkan

    1 https://id.m.wikipedia.org/wiki/pedagang

    2 ibid

  • menjadi pedagang eceran skala kecil dan pedagang eceran skala besar. Kriteria

    pengecer kecil adalah:

    “1. Modal diluar tanah dan bangunan tidak lebih dari Rp

    200.000.000 (dua ratus juta rupiah).

    2. Hanya mempekerjakan beberapa orang atau dikerjakan pemiliknya sendiri dan keluarganya.

    Sedangkan kriteria pengecer besar adalah:

    1. Modal diluar tanah dan bangunan sekurang – kurangnya Rp 200.000.000 ( dua ratus juta rupiah).

    2. Menggunakan teknologi pemasaran dan pelayanan modern.”

    3

    2.2. Wisata

    2.2.1. Pengertian Wisata

    Pengertian wisata atau pariwisata mungkin belum terlalu terfokus, namun

    umumnya wisata berkaitan dengan tempat atau suatu daerah yang didatangi oleh

    sekelompok orang yang mempunyai daya tarik tertentu.

    Menurut leiper “pariwisata adalah suatu sistem terbuka dari unsur – unsur

    yang saling berinteraksi dalam suatu lingkungan yang luas, mulai dari unsur

    manusia seperti wisatawan, tiga unsur geografis : negara asal wisatawan, negara

    yang dijadikan tempat transit, dan daerah tujuan wisata serta unsur ekonomi

    yaitu industri pariwisata.”4

    2.2.2. Unsur – Unsur Wisata

    Dari pengertian diatas, dapat ditemukan beberapa unsur dari pariwisata,

    yaitu:

    “1. Wisatawan (tourist) yaitu orang yang melakukan

    perjalanan pariwisata, yang tidak lain adalah unsur

    manusia.

    3 https://academia.edu

    4 Oka A Yoeti, Op. Cid, Hal. 10.

  • 2. Negara asal wisatawan, yaitu negara dimana wisatawan berasal.

    3. Negara transit, yaitu negara atau kota yang dijadikan tempat transit sebelum sampai atau kembali ke negara

    tujuan yang direncanakan semula.

    4. Daerah tujuan, yaitu daerah tujuan wisata (DTW) yang merupakan negara atau kota tujuan yang semula

    direncanakan.

    5. Industri pariwisata, yaitu perusahaan yang menyediakan kebutuhan, keinginan, dan pelayanan kepada wisatawan

    yang datang berkunjung.”5

    Yang terjadi dilapangan, akan muncul suatu industri – industri di sekitar

    daerah wisata yang merupakan akibat dari adanya wisatawan yang datang

    berkunjung. Industri – industri ini akan sangat tergantung kepada kunjungan

    wisatawan dan juga sebaliknya, wisatawan dalam perjalanannya juga

    membutuhkan berbagai komoditas barang dan jada dari para penyedia layanan

    yaitu industri yang membuka usaha di sektor pariwisata.

    2.2.3. Jenis dan produk dari industri pariwisata

    Jenis usaha dan produk yang dihasilkan oleh industri pariwisata adalah

    sebagai berikut:

    Tabel 2.1

    Perusahaan Kelompok Industri Pariwisata dan Produk Masing Masing

    Jenis Perusahaan Produk yang dihasilkan

    1. Travel agen 2. Perusahaan penerbangan 3. Angkutan pariwisata

    4. Akomodasi hotel, motel dll 5. Restoran dan sejenisnya 6. Impresariat, amousement dll 7. Local tour operation 8. Shoping center

    1. Informasi/ advis/ paket wisata. 2. Seats dan pelayanan lainnya 3. Pelayanan transfer ke hotel atau

    bandara

    4. Kamar dan pelayanan lainnya 5. Makan dan minuman 6. Atraksi wisata 7. City tour 8. Cinderamata dan oleh oleh

    5 Oka A Yoeti, Ibid, Hal. 10.

  • 9. Bank/ tempat penukaran uang

    10. Retail store (toko eceran)

    9. Penukaran uang 10. Bermacam – macam kebutuhan

    wisatawan dalam perjalanan

    Sumber : buku Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata

    Dari bermacam – macam pengertian tersebut maka dapat disimpulkan

    bahwa usaha dagang di kawasan wisata adalah industri perdagangan yang

    mempunyai skala tertentu yang menyediakan kebutuhan dari wisatawan yang

    datang berkunjung pada suatu wisata tertentu di daerah tertentu.

    2.3. Kelayakan Usaha

    2.3.1. Pengertian Kelayakan Usaha

    Kelayakan berasal dari kata layak yang berarti patut atau pantas yang ketika

    ditambahi dengan imbuhan ke- dan –an menjadi kata yang bersifat mengukur para

    suatu hal dalam hal ini kelayakan menjadi berhubungan dengan layak atau tidak

    layak suatu proyek/ bisnis/ usaha. Ilmu yang menangani tentang kelayakan usaha

    disebut juga dengan studi kelayakan usaha atau studi kelayakan bisnis/ proyek.

    Menurut Husein Umar berpendapat bahwa “studi kelayakan bisnis

    merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya layak atau tidak

    layak bisnis dibangun, tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam

    rangka pencapaian keuntungan yang maksimal dengan waktu yang tidak

    ditentukan.”6

    Sejalan dengan Husein Umar, menurut Kasmir dan Jakfar berpendapat

    bahwa “studi kelayakan bisnis merupakan suatu penelitian tentang layak tidaknya

    6 Husein Umar, 2005, Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

    Hal. 8

  • suatu proyek bisnis yang biasanya merupakan suatu proyek investasi itu

    dilaksanakan.” 7

    Jadi dapat dikatakan bahwa kelayakan usaha merupakan ukuran dari layak

    tidaknya suatu usaha yang akan dikerjakan maupun sedang dikerjakan oleh suatu

    proyek usaha.

    2.3.2. Tujuan dan Manfaat Kelayakan Usaha

    Manfaat atau tujuan untuk mencari kelayakan usaha suatu proyek adalah

    sebagai berikut:

    “1. Menghindari resiko kerugian.

    2. Memudahkan perencanaan. 3. Memudahkan pelaksanaan pekerja. 4. Memudahkan pengawasan. 5. Memudahkan pengendalian.”8

    Sedangkan manfaat dari diadakannya kelayakan suatu usaha bagi berbagai

    pihak adalah sebagai berikut:

    “1. Pihak investor. Calon investor memiliki kepentingan

    langsung terhadap keuntungan yang akan diperoleh serta

    jaminan keselamatan atas modal yang ditanamkannya.

    2. Pihak kreditor. Pihak bank sebagai pemberi pinjaman perlu mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah

    dibuat, misalnya bonafiditas dan tersedianya agunan

    yang dimiliki perusahaan.

    3. Pihak manajemen Pihak manajemen perlu mempelajari kelayakan bisnis, misalkan dalam hal pendanaan dari

    investor dan kreditor.

    4. Pihak pemerintah dan masyarakat. Penyusunan studi kelayakan bisnis yang memperhatikan dan membantu

    kebijakan pemerintah akan diprioritaskan untuk dibantu,

    misalkan dengan subsidi dan keringanan lain.

    5. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi. Dalam studi kelayakan bisnis perlu juga dianalisis manfaat yang

    7 Kasmir dan Jakfar, 2007, Studi Kelayakan Bisnis Edisi 2, Kencana, Jakarta, Hal. 4

    8 Kasmir dan Jakfar, Ibid, Hal. 12-13

  • akan didapat dan biaya yang ditimbulkan terhadap

    perekonomian nasional.”9

    Manfaat-manfaat tersebut merupakan hal yang akan dirasakan magi masing-

    masing pihak. Manfaat tersebut juga sebagai pendorong seseorang untuk

    melakukan kelayakan pada suatu usaha. Jika suatu usaha dilakukan analisis

    kelayakan usaha, maka akan diketahui gambaran dari usaha yang akan

    direncanakan dan atau sedang dijalankan.

    2.3.3 Aspek-Aspek Kelayakan Usaha

    Kelayakan usaha dapat dilihat dari berbagai aspek yang menjadi latar

    belakang suatu analisis kelayakan. Analisis tersebut akan mempengaruhi proses

    dan hasil yang akan dicapai. Secara umum aspek kelayakan usaha tersebut

    meliputi:

    a. Aspek pasar dan pemasaran

    Aspek pasar dan pemasaran merupakan aspek tentang kelayakan penyaluran

    barang atau jasa yang akan dijalankan.

    “Dalam melakukan penelitian terhadap aspek pasar dan

    pemasaran, perlu diadakan penelitian terhadap hal yang

    perlu diperhatikan yaitu permintaan, penawaran, proyeksi

    penjualan, produk, segmentasi pasar, strategi dan

    implementasi pemasaran.”10

    Jadi hal yang perlu diperhatikan dalam aspek kelayakan pasar dan

    pemasaran yaitu permintaan pasar, penawaran pasar, proyeksi penjualan,

    produk, segmentasi pasar, strategi dan implementasi pemasaran.

    9 Husein Umar, Op. Cit. Hal. 24-25

    10 Ahmad Subagyo, 2008, Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi, Elex Media Komputindo,

    Jakarta, Hal. 65

  • b. Aspek teknik produksi

    Aspek teknik produksi yaitu aspek kelayakan yang menganalisis teknik

    produksi barang atau jasa yang menjadi output.

    “aspek teknis produksi adalah aspek yang berhubungan

    dengan proyek yang direncanakan, dari faktor lokasi, luas

    produksi, proses produksi, penggunaan teknologi serta

    keadaan lingkungan yang berhubungan dengan proses

    produksi”11

    Jadi dalam kelayakan teknis produksi hal yang perlu diperhatikan untuk

    mengetahui kelayakannya adalah lokasi, luas produksi, proses produksi,

    penggunaan teknologi, serta keadaan lingkungan suatu usaha tersebut

    dilaksanakan.

    c. Aspek Manajemen dan sumber daya manusia (SDM)

    “Manajemen dalam pembangunan proyek bisnis maupun

    dalam implementasi proyek bisnis adalah sama saja dengan

    manajemen lainnya. Ia berfungsi untuk aktivitas

    perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

    pengawasan”12

    Aspek sumber daya manusia berkaitan dengan berapa jumlah karyawan

    yang dibutuhkan, ketersediaan karyawan, gambaran pekerjaan, pelatihan dan

    pengembangan, kompensasi dan prestasi, keselamatan kerja dan pemutusan

    hubungan kerja (PHK).

    “Aspek sumber daya manusia bertujuan untuk mengetahui

    apakah dalam pembangunan dan implementasi bisnis

    diperkirakan layak dari ketersediaan SDM.”13

    11

    M.Y. Ibrahim, 2003, Studi Kelayakan Bisnis, Rineka Cipta, jakarta, Hal. 118 12

    Husein Umar, 2003, Studi Kelayakan Bisnis : Teknis Menganalisis Kelayakan Bisnis

    Secara Komperhensif, Ed ke -2, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Hal. 115 13

    Umar, Op. Cid, Hal. 78

  • Jadi dalam mengetahui kelayakan dalam Aspek manajemen yang perlu

    diketahui ialah pengelolaan manajemen, pelayanan dan ketenagakerjaan dari suatu

    proyek.

    d. Aspek dampak lingkungan

    Aspek yang biasa juga disebut dengan AMDAL, berkaitan dengan dampak

    yang disebabkan terhadap lingkungan sekitar bisnis yang didirikan.

    “pengkajian yang dikenal sebagai analisis dampak lingkungan

    (AMDAL) yang merupakan mekanisme untuk mencapai

    kelestarian lingkungan, aspek lingkungan meliputi limbah

    yang dihasilkan proses produksi”14

    Jadi untuk mengetahui kelayakan aspek dampak lingkungan perlu diketahui

    adakah pencemaran lingkungan dan juga adakah penanggulangan pencemaran

    lingkungan.

    e. Aspek hukum dan legalitas

    Suatu usaha dikatakan legal apabila sudah mendapat izin dari pemerintah

    daerah melalui instansi atau lembaga tertentu setempat.

    “Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan,

    kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang

    dimiliki.”15

    Jadi untuk mengetahui kelayakan secara umum perlu diketahui keabsahan,

    dokumen – dokumen atau biasa juga disebut legalitas dari usaha.

    14

    Emawati, analisis Kelayakan usaha Tahu Studi Kasus Usaha Dagang Tahu Bintaro,

    Tangerang, Banten, Hal. 33. 15

    Afandi, 2010, Analisis Studi Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Distribusi P.T.

    Aneka Andalan Karya Jurnal Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Gunadharma Jogjakarta.

    Hlm 8

  • f. Aspek Sosial

    Tujuan Utama dalam suatu usaha tentunya adalah memperoleh keuntungan

    yang sebesar – besarnya, namun suatu usaha juga tidak dapat hidup sendirian. Di

    lingkungan usaha tentu ada tatanan sosial yang hidup yaitu masyarakat yang

    tentunya akan ada hubungan antara usaha yang dikerjakan dengan lingkungan

    sosial kemasyarakatan yang ada dalam suatu kawasan usaha yang sedang

    dijalankan.

    Suatu usaha hendaknya memiliki manfaat – manfaat oleh masyarakat,

    seperti:

    “1. Membuka lapangan kerja baru.

    Artinya dengan dibukanya proyek bisnis maka akan turut

    membuka lapangan kerja baru.

    2. Melaksanakan alih teknologi. Dilakukan alih teknologi kepada pekerja dengan berbagai

    cara pelatihan terprogram dengan baik, maka diharapkan

    tidak hanya meningkatkan skill pekerja tetapi juga sikap

    mental tenaga kerja yang handal semakin kokoh.

    3. Meningkatkan mutu hidup

    Adanya proyek bisnis turut serta mengurangi angka

    pengangguran sehingga dapat meningkatkan mutu hidup

    mereka.”16

    Jadi dapat dikatakan bahwa kelayakan sosial berkaitan dengan dampak

    penjualan dan juga peran dari usaha yang diadakan.

    g. Aspek Finansial

    Aspek keuangan dan ekonomi berkaitan dengan sumber modal dan

    gambaran pengembaliannya dengan tingkat modal yang bersangkutan.

    “Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan

    proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan

    sumber dana yang bersangkutan.”17

    16

    Umar, Op, Cid. Hal. 252 - 254

  • Aspek finansial merupakan kunci dari suatu kelayakan, karena apabila aspek

    lain layak tetapi secara finansial ternyata suatu usaha tidak layak maka dapat

    dikatakan bahwa usaha yang dijalankan menjadi tidak layak karena tidak

    memberikan manfaat ekonomi.

    “Tujuan menganalisis aspek finansial dari suatu studi

    kelayakan proyek adalah menentukan rencana investasi

    melalui perhitungan biaya dan manfaat yang dibutuhkan,

    dengan membandingkan pengeluaran dan pendapatan,

    seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek

    untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang

    telah ditentukan dan menilai apakah proyek dapat

    berkembang terus”18

    Jadi dapat dikatakan untuk mengetahui kelayakan dalam aspek finansial

    maka perlu diketahui yaitu ketersediaan modal dan asal modal, jumlah modal,

    pendapatan dan biaya.

    Pada aspek ini terdapat lima kriteria apakah usaha layak dijalankan atau

    tidak. Meski menghasilkan informasi yang berbeda-beda namun informasi-

    informasi tersebut penting dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan

    yang diambil adalah keputusan yang tepat.

    1. Payback Periode (PP)

    Payback periode atau diartikan sebagai periode jangka pengembalian.

    Analisis ini merupakan analisis yang dilakukan untuk mennentukan sejauh mana

    dana yang dikeluarkan untuk usaha dapat kembali.

    “Periode jangka pengembalian merupakan jumlah tahun

    yang ditentukan untuk menutup kembali pengeluaran

    investasi awal dari proyek.”19

    17

    Id.m.wikipedia 18

    Umar, Op, Cid, Hal. 178 19

    J. Fred Wetson, Manajemen Keuangan edisi 8, Erlangga, Jakarta, Hal. 151

  • Analisis ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan beberapa

    pengembalian dari beberapa proyek. Metode ini akan secara mudah diketahui

    dengan membandingkan proyek yang ada. Namun metode ini juga memiliki

    kelemahan, yaitu:

    “Kesulitan dalam metode pengembalian adalah bahwa

    metode tersebut tidak mempertimbangkan seluruh arus kas

    dan tidak melakukan diskonto terhadap arus kasnya.”20

    2. Net Present Value (NPV)

    Net present value atau berarti nilai sekarang bersih merupakan perbaikan

    dari payback periode yang mempertimbankan uang sebaiknya diterima saat ini

    daripada diterima pada masa yang akan datang.

    “Nilai Sekarang bersih (NPV) dari suatu proyek adalah tepat

    sama dengan kenaikan kekayaan dengan pemegang saham”21

    NPV dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

    Atau

    Perkiraan benefit yang didapat = total biaya + investasi

    Berdasarkan rumus diatas maka akan diperoleh NPV positif atau negatif.

    Hasil tersebut dapat dijadikan informasi dari .suatu usaha.

    “jika nilai sekarang bersihnya positif , maka sebaiknya

    proyek dijalankan; jika nilai sekarang bersihnya negatif,

    maka sebaiknya proyek ditolak.”22

    20

    J. Fred Wetson, Loc Cit, Hal. 151 21

    J. Fred Wetson, ibid, Hal 154

  • 3. Average Rate of Return (ARR)

    “Tingkat pengembalian investasi yang dihitung dengan

    mengambil arus kas total selama kehidupan investasi dan

    membaginya dengan jumlah tahun dalam kehidupan

    investasi”23

    ARR dapat dihitung dengan rumus:

    4. Internal Rate of Return (IRR)

    Internal rate of return dapat jua diartikan sebagai tingkat hasil pengembalian

    internal yang proses analisanya dicari dengan cara spekulasi (coba-coba). Proses

    tersebut pada suku bunga yang dikenakan terus menerus hingga arus kas sama

    dengan investasi. Analisis ini sering digunakan dengan proyek skala yang

    berbeda.

    “Tingkat hasil pengembalian internal (internal rate of return,

    IRR) didefinisikan sebagi suku bunga yang menyamakan nilai

    sekarang dari arus kas yang diharapkan dimasa yang akan

    datang, atau penerimaan kas, dengan pengeluaran investasi

    awal.”24

    5. Profibility Index (PI)

    Profibility inden merupakan prosedur analisis untuk solusi pemecahan

    masalah modal dalam satu periode.

    “PI menunjukan profitabilitas relatif dari setiap proyek, atau PV

    dari pendapatan untuk setiap rupiah biaya” 25

    PI dapat dihitung dan dianalisis dengan rumus:

    22

    J. Fred Wetson, ibid, Hal 153

    23

    http://easylearn2010.blogspot.co.id/2011/10/average-rate-of-return-arr_25.html?m=1 24

    J. Fred Wetson, Loc Cit, Hal. 154

    25

    J. Fred Wetson, Loc Cit, Hal. 175

    Rata-rata EAT= Rata-rata Investasi X 100%

  • 2.4. Kerangka Berpikir Penelitian

    Bagan 2.1. Kerangka Berpikir Operasional

    Kelayakan Usaha

    Dagang

    Aspek

    Pasar

    Aspek Teknik

    produksi

    Aspek

    Manajemen

    Dan SDM

    Aspek

    Hukum

    Aspek

    Sosial

    Aspek

    Dampak

    Lingkungan

    Aspek

    Finansial

    Permintaan,

    Penawaran, Produk,

    Promosi, Distribusi

    Indikator

    Letak, jenis Bangunan,

    Bahan Baku, Teknologi,

    Luas tanah

    Pengelolaan,

    Pelayanan,

    Ketenagakerjaan

    Perizinan

    Usaha

    Dampak usaha,

    Peran Sosial

    Pencemaran,

    Penanggulangan

    Sumber Modal,

    Jumlah Modal,

    Pendapatan,

    Biaya

    Interpretasi

    Hasil

    Analisis

    Layak

    Tidak

    Layak

    Usaha ini

    dapat terus

    dilanjutkan

    Efisiensi, dan

    perbaikan

    manajemen

    usaha