BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1 Pengertian Pengadaan Pengadaan menurut Febriawati dalam (Sembiring &...

9
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengadaan 2.1.1 Pengertian Pengadaan Pengadaan menurut Febriawati dalam (Sembiring & Siliwangi, 2017) merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah ditetapkan dan disetujui anggarannya dalam fungsi sebelumnya. Menurut (Martono, 2018) menyimpulkan bahwa : Bagian pengadaan barang atau jasa disuatu organisasi/perusahaan biasa disebut dengan bagian purchasing/procurement. Berkaitan dengan hal tersebut ada yang membedakan fungsi purchasing (pembelian) sebagai membeli barang- barang kebutuhan organisasi, sedangkan fungsi procurement (pengadaan) sebagai membeli, menyewa, menukar, dan meminjam barang-barang untuk kebutuhan organisasi. Meskipun demikian, memiliki fungsi, pekerjaan, dan tujuan yang mirip yaitu menyediakan barang-barang kebutuhan perusahaan/organisasi (bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang inventori yang berfungsi sebagai peralatan pemeliharaan) untuk mendukung kelancaran proses operasi di perusahaan. Menurut (Siahaya, 2016) Pengadaan adalah upaya memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan dan dilakukan berdasarkan pemikiran yang logis dan sistematis, mengikuti norma dan etika dan sesuai metode Pengadaan yang baku yang dilakukan sebagai pedoman Pengadaan. Menurut Sutedi dalam (Nurchana, Haryono, & Adiono, 2014) menyimpulkan bahwa : Pengertian pengadaan barang/jasa yaitu mencakup penjelasan dari dari seluruh proses sejak awal perencanaan, persiapan, perijinan, penentuan pemenang lelang hingga tahap pelaksanaan dan proses adminis- trasi dalam pengadaan

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1 Pengertian Pengadaan Pengadaan menurut Febriawati dalam (Sembiring &...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1 Pengertian Pengadaan Pengadaan menurut Febriawati dalam (Sembiring & Siliwangi, 2017) merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah ditetapkan

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengadaan

2.1.1 Pengertian Pengadaan

Pengadaan menurut Febriawati dalam (Sembiring & Siliwangi, 2017)

merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah ditetapkan dan

disetujui anggarannya dalam fungsi sebelumnya.

Menurut (Martono, 2018) menyimpulkan bahwa :

Bagian pengadaan barang atau jasa disuatu organisasi/perusahaan biasa disebut

dengan bagian purchasing/procurement. Berkaitan dengan hal tersebut ada

yang membedakan fungsi purchasing (pembelian) sebagai membeli barang-

barang kebutuhan organisasi, sedangkan fungsi procurement (pengadaan)

sebagai membeli, menyewa, menukar, dan meminjam barang-barang untuk

kebutuhan organisasi. Meskipun demikian, memiliki fungsi, pekerjaan, dan

tujuan yang mirip yaitu menyediakan barang-barang kebutuhan

perusahaan/organisasi (bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang

inventori yang berfungsi sebagai peralatan pemeliharaan) untuk mendukung

kelancaran proses operasi di perusahaan.

Menurut (Siahaya, 2016) Pengadaan adalah upaya memperoleh barang dan jasa

yang dibutuhkan dan dilakukan berdasarkan pemikiran yang logis dan sistematis,

mengikuti norma dan etika dan sesuai metode Pengadaan yang baku yang dilakukan

sebagai pedoman Pengadaan.

Menurut Sutedi dalam (Nurchana, Haryono, & Adiono, 2014) menyimpulkan

bahwa :

Pengertian pengadaan barang/jasa yaitu mencakup penjelasan dari dari seluruh

proses sejak awal perencanaan, persiapan, perijinan, penentuan pemenang

lelang hingga tahap pelaksanaan dan proses adminis- trasi dalam pengadaan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1 Pengertian Pengadaan Pengadaan menurut Febriawati dalam (Sembiring & Siliwangi, 2017) merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah ditetapkan

8

barang, pekerjaan atau jasa seperti jasa konsultasi teknis, jasa konsultasi

keuangan, jasa konsultasi hukum atau jasa lainnya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pengadaan

adalah untuk memperoleh barang dan jasa yang dilakukan secara sistematis sesuai

metode dan prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya

seluruh kegiatan.

2.1.2 Tujuan Pengadaan

Menurut Martono (Martono, 2015) tujuan bagian pengadaan barang adalah:

1. Memperoleh barang dan layanan dari pemasok pada jumlah, harga, dan kualitas

yang sesuai kebutuhan.

2. Memastikan perusahaan memperoleh pelayanan terbaik dari pemasok sehingga

proses operasi di perusahaan berjalan lancar.

3. Mengidentifikasi pemasok yang mampu menyediakan barang dan layanan

terbaik, dan membina hubungan baik.

4. Menjalin hubungan yang lebih dekat dengan pemasok untuk saling memahami

kebutuhan masing-masing.

5. Negosiasi biaya pembelian dan pengadaan barang.

6. Mempersiapkan kemungkinan akan kelangkaan barang, kenaikan harga, dan

rencana pengembangan produk baru organisasi

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1 Pengertian Pengadaan Pengadaan menurut Febriawati dalam (Sembiring & Siliwangi, 2017) merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah ditetapkan

9

2.1.3 Fungsi Pengadaan

Menurut (Siahaya, 2016) manajemen pengadaan mempunyai berbagai macam

fungsi yang dapat dikelompokkan menjadi :

1. Pembelian (Purchasing), merupakan bagian dari kegiatan Pengadaan yang lebih

difokuskan kepada pembelian barang (material) seperti bahan baku untuk proses

produksi dan pembelian peralatan (equipment). Pelaksanaan Pembelian

melibatkan unsur Pembeli (Buyer) dan Pemasok (Supplier). Ikatan perjanjian

pembelian barang berbentuk Purchase Order (PO) atau surat pesanan.

2. Pekerjaan Kontruksi (Constuction), Merupakan pelaksanaan kegiatan pekerjaan

untuk membangun wujud fisik dan wujud lainnya. Ikatan perjanjian pekerjaan

konstruksi berbentuk kontrak (Contract).

3. Konsultansi (Consultant), Merupakan kegiatan jasa keahlian (Professional).

4. Penyewaan (Leasing), Merupakan kegiatan sewa–menyewa baik secara murni

atau sewa dengan opsi untuk membeli.

5. Pekerjaan Inspeksi (Inspection), Merupakan kegiatan prngujian teknis.

6. Swakelola (Self Management), Merupakan kegiatan yang dilaksanakan dan

diawasi sendiri atau perusahaan lain yang di tunjuk untuk melaksanakan

pekerjaan dimaksud.

7. Tukar Tambah (Trade-in), Merupakan kegiatan tukar-menukar barang dengan

membayar selisih harga, untuk memperoleh barang yang sesuai dengan

kebutuhan operasi dan bertujuan untuk menghindari kerugian.

8. Beli Kembali oleh Pabrik (Factory Buy-back), Merupakan kegiatan pembelian

kembali suku cadang kondisi baru yang tidak terpakai, oleh pabrik pembuat

untuk mengurangi kerugian.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1 Pengertian Pengadaan Pengadaan menurut Febriawati dalam (Sembiring & Siliwangi, 2017) merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah ditetapkan

10

9. Barter (Excharge), Merupakan kegiatan tukar-menukar barang secara langsung

yang lazim disebut tukar guling.

2.1.4 Peran Pengadaan

Menurut (Siahaya, 2016) menyimpulkan bahwa :

Pengadaan berperan sebagai proses penentuan secara sistematik terhadap, apa

(spesifikasi, kualitas), kapan (jadwal, delivery time), bagaimana (sumber,

sistem) dan berapa (kuantitas) untuk mengadakan barang dan jasa dari

sumber Pengadaan sampai tempat tujuan, sesuai kualitas dan kuantitas, biaya

yang optimal dan waktu suplai yang wajar untuk memenuhi kebutuhan

Pelanggan (customers) dan Pengguna (user).

2.1.5 Prinsip Pengadaan

Menurut (Siahaya, 2016) Dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan sejak

perencanaan harus menerapkan prinsip pengadaan :

1. Efektif

Sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat

yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan perusahaan.

2. Efisien

Diusahakan dengan menggunakan dana, daya san fasilitas yang sekecil-kecilnya

untuk mencapai sasaran dalam waktu singkat dan dapat dipertanggung jawabkan

serta memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1 Pengertian Pengadaan Pengadaan menurut Febriawati dalam (Sembiring & Siliwangi, 2017) merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah ditetapkan

11

3. Kompetitif

Dilakukan melalui seleksi dan persaingan yang sehat diantara penyedia

barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan

ketentuan dan prosedur yang jelas serta transparan.

4. Transparan

Semua ketentuan dan informasi, baik teknis maupun administratif termasuk tata

cara evaluasi, hasil evaluasi dan penetapan pemenang harus bersifat terbuka bagi

penyedia barang dan jasa yang berminat.

5. Adil

Tidak diskriminatif dalam memberikan perlakuan bagi semua penyedia barang

dan jasa dan tidak mengarah untuk memberi keberuntungan kepada pihak tertentu.

6. Bertanggung Jawab

Mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran

pelaksanaan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip dan kebijakan serta ketentuan

yang berlaku dalam pengelolaan rantai suplai.

7. Berpihak Kepada Produk Dalam Negeri

Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional untuk lebih

mampu bersaing ditingkat nasional.

8. Berwawasan Lingkungan

Mendukung dan mengembangkan kegiatan dengan memperhatikan kemampuan

dan dampak lingkungan.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1 Pengertian Pengadaan Pengadaan menurut Febriawati dalam (Sembiring & Siliwangi, 2017) merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah ditetapkan

12

2.1.6 Strategi Pengadaan

Menurut (Siahaya, 2016) menyimpulkan bahwa:

Strategi Pengadaan (Procurement Strategy) merupakan usaha terbaik yang

dilakukan untuk mencapai tujuan Pengadaan dalam memperoleh barang dan

jasa untuk memenuhi kebutuhan.Penerapan strategi Pengadaan dapat

mewujudkan tujuan Pengadaan secara efisien dan efektif, berdasarkan Enam

Tepat (6T) yaitu tepat Kualitas (right quality), tepat kuantitas (right quantity),

tepat sumber (right source), tepat waktu (right delivery/complation), tepat

biaya (right cost) dan tepat tempat (right place) untuk mencapai target dan

kinerja Pengadaan.

2.1.7 Perencanaan Pengadaan

Perencanaan pengadaan menurut (Siahaya, 2016) adalah proses perumusan

langkah dan kegiatan yang meliputi penyusunan perencanaan umum pengadaan dan

persiapan pelaksanaan pengadaan. Perencanaan pengadaan dilakukan secara

sistematis, terpadu, terarah dan berkelanjutan.

2.1.8 Penyelanggaraan Pengadaan

Menurut (Siahaya, 2016) menyimpulkan bahwa :

Penyelenggaraan Pengadaan adalah serangkaian kegiatan pelaksanaan

pengadaan sejak perencanaan sampai dengan selesai kegiatan.

Penyelenggaraan pengadaan dilaksanakan berdasarkan prinsip, tujuan,

strategi, kebijakan dan target pengadaan, untuk memperoleh hasil dan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi lembaga, peningkatan ekonomi dan

kesejahteraan masyarakat.

2.1.9 Proses Pengadaan

Menurut (Siahaya, 2016) Proses Pengadaan meliputi kegiatan:

1. Penetapan target, strategi dan perencanaan pengadaan.

2. Penentuan sumber pengadaan dan evaluasi kondisi pasar (market evaluation).

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1 Pengertian Pengadaan Pengadaan menurut Febriawati dalam (Sembiring & Siliwangi, 2017) merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah ditetapkan

13

3. Penentuian metode pemilihan penyedia

4. Penentuan harga perkiraan sendiri

5. Penentuan jenis dan cara evaluasi penawaran.

6. Penentuan jenis kontrak

7. Pembuatan kontrak

8. Monitoring dan pengawasan pekerjaan

9. Serah terima hasil pekerjaan

10. Evaluasi kinerja

2.2 Bahan Baku

2.2.1 Pengertian Bahan Baku

Menurut Hanggana dalam (Lahu, 2017), menyatakan bahwa pengertian bahan

baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti

menempel menjadi satu dengan barang jadi.

Menurut Masiyal Kholmi dalam (Lahu, 2017) bahan baku merupakan bahan

yang membentuk sebagian besar produk jadi, bahan baku yang diolah dalam

perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau hasil

pengolahan sendiri.

Menurut Mulyadi dalam (Herlin Herawati dan Dewi Mulyani, 2016)

menyimpulkan bahwa:

Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh,

berdasarkan pengertian umum mengenai bahan baku merupakan bahan

mentah yang menjadi dasar pembuatan suatu produk yang mana bahan

tersebut dapat diolah melalui proses tertentu untuk dijadikan wujud lain.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1 Pengertian Pengadaan Pengadaan menurut Febriawati dalam (Sembiring & Siliwangi, 2017) merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah ditetapkan

14

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa bahan baku

adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi yang diperoleh dari

pembelian lokal, impor atau hasil pengolahan sendiri dan merupakan faktor penting

yang harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk menciptakan keuntungan

bagi perusahaan.

2.2.2 Tujuan Bahan Baku

Menurut (Herlin Herawati dan Dewi Mulyani, 2016) Tujuan dari persediaan

bahan baku adalah menjamin tersedianya bahan baku pada tingkat yang optimal agar

proses produksi dapat berjalan sesuai dengan rencana pada tingkat biaya yang

minimum. Keberadaan bahan baku sangatlah penting dalam kelancaran proses

produksi.

2.2.3 Macam Bahan Baku

Menurut (Ristono, 2013) ada dua macam kelompok bahan baku, yaitu :

1. Bahan baku langsung (direct material), yaitu bahan yang membentuk dan

merupakan bagian dari barang jadi yang biayanya dengan mudah bisa ditelusuri

dari biaya barang jadi tersebut. Jumlah bahan baku langsung bersifat variabel,

artinya sangat tergantung atau dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi

atau perubahan output.

Contohnya : ikan salmon untuk pembuatan sushi

2. Bahan baku tak langsung (indirect material), yaitu bahan baku yang dipakai

dalam proses produksi, tetapi sulit menelusuri biaya pada setiap barang jadi.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1 Pengertian Pengadaan Pengadaan menurut Febriawati dalam (Sembiring & Siliwangi, 2017) merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah ditetapkan

15

Contohnya : garam dan lada dalam pembuatan makanan.

2.2.4 Sistem Persediaan Bahan Baku

Menurut (Tampubolon, 2018), terdapat dua sistem yang dapat diterapkan untuk

menentukan kapan pesanan kembali diadakan, antara lain :

1. Sistem Quantity Re-Order Point (Q/R System)

Jumlah persediaan yang diorder kembali sangat tergantung pada kebutuhan

persediaan untuk proses konversi, pada kenyataan penggunaan persediaan bahan

tidak pernah konstan dan selalu bervariasi.

2. Sistem Persediaan Perodik

Sistem ini merupakan cara interval waktu konstan (setiap; minggu,bulan, atau

triwulan, dsb), tetapi jumlah pesanan bervariasi tergantung pada berapa jumlah

penggunaan bahan antara waktu pesanan yang lalu dan waktu pemesanan

berikutnya. Oleh sebab itu berdasarkan interval waktu yang tetap maka pesanan

kembali (reorder point) dilakukan tanpa memperhatikan jumlah persediaan yang

masih ada.

2.2.5 Peran Bahan Baku

Menurut Naibaho dalam (Mutiah & Apriana, 2018) menhemukakan bahwa

persediaan bahan baku memiliki peranan yang sangat penting karena jalannya

operasi perusahaan tergantung adanya bahan baku (Naibaho, 2013)