BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB...
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Competitive Advantage
Keunggulan kompetitif adalah keunggulan melebihi pesaing yang
diperoleh dengan menawarkan nilai yang lebih besar kepada konsumen daripada
tawaran pesaing. (Kotler, 2008)
Untuk memenangkan pasar ini, perusahaan harus piawai tidak hanya
dalam mengelola produk, tetapi juga dalam mengelola hubungan pelanggan
untuk menghadapi persaingan yang ada. Memahami pelanggan adalah hal
penting, tetapi tidak cukup. Membangun hubungan pelanggan yang
menguntungkan dan meraih keunggulan (competitive advantage) memerlukan
penghantaran nilai dan kepuasan lebih kepada konsumen daripada yang
dilakukan pesaing.
Tanpa competitive advantage, resiko suatu perusahaan akan dijatuhkan
oleh rival yang kuat. 4 hak yang paling sering digunakan dalam pendekatan
strategi untuk membangun suatu perusahaan supaya tidak dikalahkan oleh
pesaing dan mencapai competitive advantage: (Thompson, 2005)
1. Being the industry’s low cost provider, dengan demikian akan
memenangkan harga bersaing dengan kompetitor.
8
2. Outcompeting rivals based on such differentiating features as higher
quality, wider product selection, added performance, better service,
more attractive styling, technological superiority, or unusually good
value for the money.
3. Focusing on a narrow market niche, memenangkan persaingan dengan
melakukan hal yang lebih baik dari kompetitor dengan menyediakan
kebutuhan spesial untuk niche buyer.
4. Developing expertise and resource strength that give the company
competitive capabilities that rivals can’t easily imitate or trump with
capabilities of their own.
2.1.1 Competitive Advantage Strategy
Competitive Advantage Strategy adalah strategi yang
memposisikan perusahaan secara kuat menghadapi pesaing dan
memberikan keunggulan strategis terkuat bagi perusahaan.
Untuk merencanakan strategi pemasaran efektif, perusahaan
harus mencari tahu tentang pesaing. Perusahaan harus terus
membandingkan strategi pemasaran, produk, harga, saluran, dan promosi
dengan pesaing terdekat. Dengan cara ini perusahaan dapat menemukan
keunggulan dan kelemahan kompetitif.
9
2.2 Marketing Strategy
Strategi pemasaran terdiri dari analisis, strategi pengembangan dan
mengimplementasikannya didalam visi mengenai ketertarikan pasar, strategi
pemilihan pasar, pemilihan target, pengembangan, implementasi serta mengelola
program strategi positioning marketing yang didesain untuk menemukan value
yang diperlukan dari konsumen disetiap pasar yang ditargetkan. (Cravens, 2009)
Proses strategi dimulai dengan strategi menganalisis situasi, perencanaan
strategi marketing, pengembangan program marketing, dan terakhir adalah
mengimplementasi dan mengatur strategi pendorong pasar.
Strategi untuk menganalisis situasi adalah mempertimbangkan pasar dan
menganalisis kompetitor, segmentasi pasar, melakukan strategi dalam hal
Customer Relationship Management, dan secara berkelanjutan mempelajari
pergerakan pasar.
Market-driven bertujuan untuk mengetahui target market dan positioning
strategy, marketing relationship strategy, serta inovasi dalam produk baru.
Pengembangan program marketing terdiri dari produk, distribusi, harga
dan mendesain promosi serta mengimplementasi agar mendapatkan nilai yang
dibutuhkan untuk target pembeli.
Implementasi dan mengatur strategi pendorong pasar yang meliputi
mendesain organisasi untuk mendorong pasar dan impelementasi strategi
marketing baik itu mempersiapkan marketing plan dan budget,
mengimplementasikannya, dan mengontrol strategi yang sedang berjalan.
10
2.3 Marketing Mix
Kegiatan-kegiatan pemasaran tampil dalam semua bentuk. Satu
gambaran tradisional tentang kegiatan pemasaran adalah dari segi bauran
pemasaran (marketing mix), yang telah didefinisikan sebagai perangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya.
McCarthy mengklasifikasikan alat-alat ini menjadi empat kelompok besar, yang
disebut 4P tentang pemasaran : produk (product), harga (price), tempat (place),
dan promosi (promotion). (Kotler, 2006)
• Product
Sesuatu yang ditawarkan oleh perusahaan utnuk memenuhi
kebutuhan dan memuaskan keinginan konsumen. Produk yang
ditawarkan dapat berupa barang jadi, jasa pelayanan, properti dan
informasi. Produk yang ditawarkan harus memperhatikan dari segi
kualitas, manfaat, design, jaminan, siklus kehidupan produk, dan
pengembangan produk baru. (Kotler, 2004)
• Price
Jumlah uang yang harus dibayar konsumen kepada pihak
produsen untuk mendapatkan sebuah produk. Dalam hal ini, penentuan
harga dipengaruhi oleh banyak faktor, oleh karena itu diperlukan analisis
pasar pada saat sekarang dan masa yang akan datang. (Kotler, 2004)
11
• Place
Berbagai upaya dari perusahaan agar produknya mduah
terjangkau dan selalu tersedia bagi pasar yang telah ditentukan sesuai
dengan tempat dan waktu yang diinginkan oleh konsumen. (Kotler,
2004)
• Promotion
Kegiatan dari perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya
pada pasar yang tela ditentukan dengan tujuan untuk meyakinkan calon
konsumen untuk menggunakan produk tersebut.
Kegiatan promotion berupa advertising dan sponsorship. (Kotler, 2004)
4P menggambarkan pandangan penjual tentang alat pemasaran yang
tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Dari sudut pandang pembeli, setiap alat
pemasaran dirancang untuk menyerahkan manfaat pelanggan. Robert Lauterborn
mengemukakan bahwa 4P penjual berhubungan dengan 4C pelanggan. (Kotler,
2006)
12
4P 4C
Product Solusi
Pelanggan
Price Biaya
Pelanggan
Place Kenyamanan
Promotion Komunikasi
Gambar 2.1 Hubungan 4P – 4C
Perusahaan yang menang nantinya adalah perusahaan yang dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan secara ekonomis dan nyaman dengan
komunikasi yang efektif.
Gambar 2.2 Marketing Mix
13
2.3.1 Strategi Marketing Mix
Program pemasaran yang efektif memadukan seluruh elemen
pemasaran kedalam suatu program koordinasi yang dirancang untuk
meraih tujuan pemasaran perusahaan dengan mempersembahkan
nilai kepada konsumen. Bauran pemasaran menciptakan seperangkat
alat untuk membangun posisi yang kuat dalam market segmentation.
(Kotler 2001)
Gambar 2.3 Strategi Marketing Mix
2.4 CRM (Customer Relationship Management)
2.4.1 Konsep CRM
CRM merupakan suatu konsep bisnis yang memiliki tujuan
utama mengidentifikasikan, mengantisipasi, memahami kebutuhan
pelanggan, baik pelanggan saat ini, maupun pihak yang berpotensial
untuk menjadi pelanggan dengan cara untuk mengumpulkan informasi
tentang customer, sales, keefektifan pemasaran, dan trend pasar.
14
Filosofi bisnis mengandalkan pemahaman terhadap pemahaman
terhadap the life time value of customers dan memberikan personalized
of treatment serta excellent service. Kini CRM telah menjadi suatu
fasilitas untuk mendapatkan pengetahuan serta keseluruhan untuk
customer, yang akan mempermudah perusahaan untuk memberikan
service sesuai dengna kebutuhan dan perilaku pelanggan.
Prinsip CRM terletak pada kemauan bisnis utnuk meningkatkan
loyalitas dan kepuasaan customer tanpa menambah beban biaya dan
waktu. CRM merupakan suatu solusi yang tetap relevan untuk investasi
IT zaman sekarang. Karena jika kita tidak memahami siapa customer
kita, dan apa yang mereka butuhkan maka kita tidak dapat
mempertahankan mereka sebagai pelanggan yang setia. Jika kita tidak
mampu mempertahankan pelanggan, maka kita tidak akan bisa bertahan
dan memenangkan persaingan bisnis.
CRM sendiri bukan merupakan suatu produk tunggal melainkan
suatu strategi bisnis yang dilaksanakan dengan menciptakan suatu
kesatuan aplikasi terintegrasi yang mampu menangani berbagai aspek
yang dibutuhkan front office. CRM juga digunakan untuk mempelajari
lebih jauh mengenai kebutuhan dan prilaku pelanggan dalam rangka
mengmbangkan sautu hubungan yang lebih erat dengan para pelanggan.
Dalam penerapan CRM, teknologi juga memiliki peranan sangat
penting dalam suatu organisasi untk mengintergasikan semua fungsi-
fungsi agar dapat mencapai tujuan organisasi.
15
2.4.2 Definisi CRM
CRM didefinisikan sebagai suatu rangkaian model bisnis yang
tersusun secara sistematis, yang berfungsi untuk mengintegrasikan dan
mengotomatisasikan berbagai proses pelayanan pelanggan. CRM lebih
dari sekedar model bisnis, CRM juga dapat digunakan sebagai strategi
bisnis.
Strategi-strategi tersebut dapat menjadi fungsi dalam organisasi
agar dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu meningkatkan laba dan
mengelola pelanggan untuk mengoptimalkan long term value.
Berikut ini adalah pendapat beberapa pakar tentang CRM :
1. Kalakota dan Robinson (2001, p172)
Customer Relationship Management adalah sebagai suatu fungsi
terintegrasi yang terdiri dari strategi sales, marketing dan services
yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dari kepuasan
pelanggan.
2. Efraim Turban (2004, p148)
Customer Relationship Management adalah suatu pendekatan
service kepada pelanggan dalam membangun suatu rencana jangka
panjang dan memelihara hubungan dengan pelanggan sehingga dapat
menambah nilai bagi kedua pihak baik pelanggan maupun
perusahaan.
16
3. James G Barnes (2003, p187)
Customer Relationship Management berhubungan dengan
mekanisme membangun sebuah hubungan dengan pelanggan
termasuk perolehan data, analisis, dan penyederhanaan proses bisnis.
4. James A O’Brien (2002, p130)
Aplikasi e-business lintas fungsi yang mengintegrasikan dan
mengotomatisasikan berbagai proses pelayanan terhadap pelanggan
dalam kegiatan penjualan, direct marketing, proses order atau
pesanan, pembukaan account atau rekening, serta dukungan layanan
pelanggan.
2.4.3 Tujuan CRM
Tujuan CRM yang pertama adalah mengelola dan memanage
pelanggan agar terjadi suatu hubungan yang baik antara perusahaan
dengan pelanggan.
Tujuan CRM menurut Kalakota, Robinson (2001, p173):
1. Mengoptimalkan pelanggan yang sudah ada agar dapat lebih
meningkatkan pendapatan perusahaan. Menyiapkan informasi yang
lengkap tentang pelanggan untuk memaksimalkan hubungan
pelanggan dengan perusahaan melalui penjualan secara up-selling
dan cross-selling sehingga pada saat yang bersamaan dapat
meningkatkan keuntungan dengan cara mengidentifikasikan,
menarik, serta mempertahankan pelanggan yang paling bagus.
17
2. Menggunakan informasi yang terintegrasi untuk menghasilkan
pelayanan yang paling memuaskan. Dengan menggunakan informasi
yang dibutuhkan oleh pelanggan, kita dapat menghemat waktu
pelanggan dan menghindari pelanggan dari berbagai macam keluhan
masalah. Sebagai contoh, pelanggan seharusnya tidak perlu
emmberikan informasi yang berulang-ulang mengenai dirinya
diberbagai departemen, tetapi pelanggan tersebut akan lebih senang
ternyata telah dikenal dengan baik oleh perusahaan.
2.4.4 Manfaat CRM
Dampak dari implementasi Customer Relationship Management
(CRM) berdampak pada efisiensi cost dan profit. CRM menawarkan
keuntungan bagi perusahaan, seperti kepuasan pelanggan yang jauh lebih
besar dan loyalty (Kumar dan Shah 2004), dan memperoleh tanggapan
yang baik dari customer untuk cross-selling (Anderson 1996) dan CRM
merupakan media publisitas yang baik melalui word-of mouth.
Biaya dalam mengelola informasi customer semakin meningkat
karena proses informasi untuk CRM sangat complex, karena akan fokus
pada segmentasi customer tertentu dan individual dibanding
implementasi diluar CRM yang segmentasi customer secara menyeluruh,
oleh karena itu, untuk mengelola informasi mengenai customer dengan
volume yang banyak membutuhkan biaya yang banyak. Memang pada
awalnya akan membutuhkan biaya yang banyak untuk hal ini, tetapi pada
18
akhirnya perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih banyak.
(Journal of Marketing, vol 73 November 2009 oleh Alexander
Krasnikov, Satish Jayachandran, & V.Kumar)
Menurut James G. Barnes (2003, p187), manfaat yang diperoleh
dari penerapan CRM diantaranya:
1. Mengfungsikan penjualan dengan mengembangkan sejarah dan profil
pelanggan.
2. Layanan penunjang melalui manajemen jaminan.
3. Pelacakan dan pemecahan problem.
4. Penjualan silang (cross-selling) dan menjual lebih banyak produk
atau mendatangkan keuntungan yang besar pada segmen pelanggan
yang menjadi sasaran kita.
5. Menarik pelanggan-pelanggan baru dengan menawarkan layanan
yang bersifat pribadi.
2.4.5 Tipe-Tipe Customer Relationship Management
Berdasarkan pendapat Turban, (2004, p148), CRM terdiri dari 3
aktifitas yaitu:
1. Operasional
Operasional CRM berkaitan dengan fungsi bisnis suatu
perusahaan yang meliputi service pelanggan, manajemen order atau
pesanan, billing/invoice, manajemen dan otomatisasi penjualan.
19
2. Analytical
Analytical CRM adalah suatu aktifitas yang meliputi
penyimpanan, memindhkan , memproses, mengartikan, dan
melaporkan data konsumen atau pengguna, yang kemudian
menganalisa apa yang mereka perlukan.
3. Kolaborasi
Kolaborasi CRM adalah aktifitas untuk menggabungkan semua
komunikasi yang diperlukan, koordinasi dan kolaborasi antara
vendors dan customer.
2.4.6 Peranan Penting CRM Dalam Perusahaan
Beberapa fakta yang perlu diperhatikan oleh perusahaan
(Kalakota, p170) untuk memberikan suatu alasan mengapa suatu
perusahaan memerlukan sistem CRM sehingga dapat menjaga hubungan
yang baik dengan pelanggannya:
1. Butuh biaya enam kali lebih besar untuk menjual suatu produk baru
kepada pelanggan baru dibanding menjual kepada pelanggan lama.
2. Pelanggan yang tidak puas akan menceriktakan kepada delapan atau
sepuluh orang yang ditemuinya. Alasan utama dari keluhan tersebut
adalah karena ketidakpuasan atas pelayanan yang diberikan oleh
perusahaan.
20
3. Penjualan produk kepada pelanggan baru hanya mencapai 15% dari
keseluruhan produk tersebut, sedangkan penjualan produk kepada
pelanggan lama mencapai 50% dari keseluruhan produk tersebut.
4. 70%dari pelanggan yang menyampaikan keluhan, jika ditanggapi
dengan cepat dan baik maka akna membawa dampak yang baik bagi
perusahaan.
5. Lebih dari 90% perusahaan yang telah ada, belum mempunyai sistem
e-commerce yang telah terintegrasi antara sistem penjualan dan
pelayanan.
Seiring dengan meningkatnya persaingan di zaman globalisasi
ini, dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pelanggan
baru serta semakin banyak pilihan yang dihadapkan ke pelanggan
sehingga memudahkan mereka untuk pindah dari satu produk ke produk
yang lain merupakan kendala bagi para pemain bisnis saat ini. CRM
merupakan jawaban atas kendala yang dihadapi guna meningkatkan
kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan dengan menggunakan
kombinasi antara proses bisnis dan teknologi informasi utnuk dapat
mengerti ciri-ciri pelanggan pada sebuah perusahaan melalui perspektif
yang beragam mulai dari siapa mereka, apa yang mereka lakukan, apa
yang mereka butuhkan, dan apa yang mereka sukai.
21
2.4.7 Faktor Penentu Keberhasilan CRM
People adalah pelaku dari bisnis tersebut. Proses adalah kegiatan
bisnis yang dilakukan oleh sebuah organisasi yang meliputi aktivitas
marketing, sales, service. Sedangkan teknologi adalah pemicu yang
dapat mempercepat kemajuan organisasi jika kedua elemen lainnya
memang telah siap, atau malah akan menjadi sebaliknya jika
memanfaatkan teknologi sementara kedua elemen tersebut belum siap.
2.5 Analisis Customer Relationship Management
Mempertahankan customer adalah hal yang penting untuk sukses
didalam suatu bisnis. CRM adalah proses lintas fungsional untuk
mencapai:
• Kerjasama berkesinambungan dengan customer
• Pengembangan jaringan, dengan :
• Melayani customer yang paling bernilai secara personilezed
• Memastikan customer retention dan keefektifan ide pemasaran.
Untuk mengembangkan strategi yang menguntungkan, yang paling
penting yang harus diperhatikan adalah lima area berikut : mendapatkan
customer yang tepat, menawarkan sesuatu yang tepat untuk customer,
mengembangkan proses terbaik, memotivasi karyawan, dan mempelajari
bagaimana mempertahankan customer.
22
Creating A customer Relationship Management Strategy
CRM Priorities Acquiring the
Right Customers
Crafting the Right Value Proposition
Instituting the Best Processes
Motivating Employees
Learning to Retain
Customers
Critical Tasks ‐ Identify
your most valuable customers.
‐ Calculate your share of their purcahases (wallet) for your goods and services
‐ Determine the products or services your customers need tomorrow.
‐ Assess the products or services that your competitors offer today and tomorrow.
‐ Identify new products or services that you should be offering.
‐ Research the best way to deliver your products or services to customers.
‐ Determine the service capabilities that must be developed adn the technology investments that are required to implement customer strategy.
‐ Identify the tools your employees need to foster customer relationship.
‐ Earn employee loyalty by investing in training and development and constructing appropiate career paths for employees.
‐ Understand why customer defect and how to win them.
‐ Identify the strategies your competitors are using to win your high value customers.
SOURCE : Adapted from Darrell K.Rigby, Frederic F.Reichheld, and Phil Schefter, “Avoid the Four Perils of CRM,” Harvard Business Review 80 (January-February 2002): p. 106.
Gambar 2.4 Customer Relationship Management Strategy
2.6 Analisis Customer Profitability
Bagi perusahaan, pelanggan memainkan peranan yang sangat penting
selain makin pentingnya posisi pelanggan, perusahaan menghadapi kenyataan
bahwa sumber daya yang dimilikinya semakin terbatas. Hal tersebut
mengharuskan perusahaan semakin selektif dan efektif dalam mengalokasikan
23
sumber daya tersebut kepada pelanggan yang dapat memberikan keuntungan
bagi perusahaan.
Analisis profitabilitas pelanggan dapat digunakan untuk menentukan
bagaimana pengalokasian sumber daya perusahaan kepada tiap-tiap pelanggan
sehingga perusahaan dapat mengetahui apakah pengalokasian tersebut dapat
efektif dengan melihat dari besarnya profit yang dihasilkan dari masing-masing
pelanggannya.
Menurut Cooper dan Kaplan (1991, p269) yang mendasari metode
Customer Profitability Analysis, yaitu :
1. Diawali dengan mengasumsikan bahwa sumber daya menyediakan
kemampuan untuk melaksanakan aktivitas, bukan hanya menyebabkan
timbulnya biaya yang harus dialokasikan.
2. Produk dan pelanggan menciptakan permintaan aktivitas.
Agar perusahaan dapat kompetitif dalam persaingan global, maka
perusahaan tersebut harus selalu membina hubungan yang baik dengan
pelanggannya dan memberikan pelayanan yang memuaskan dalam memberikan
pelayanan. Untuk itu, customer service yang bagus haruslah menjadi faktor yang
harus diperhatikan perusahaan dalam mencapai volume dan margin penjualan.
Peningkatan volume atau margin penjualan seringkali membutuhkan
aktivitas tambahan dan juga biaya yang melebihi margin tambahan yang
dihasilkan. Hal ini disebabkan karena konsumen yang berbeda menggunakan atau
mengkonsumsi sumber daya perusahaan yang terbatas dengan cara yang berbeda,
misalnya dalam hal besarnya diskon, kebijakan kredit dan penagihan piutang
24
usaha.
Umumnya perusahaan akan memperoleh banyak keuntungan apabila
konsumennya mempunyai low cost to serve adalah apabila pelanggan tersebut
menyadari bahwa pemenuhan kebutuhannya mengurangi biaya bagi pihak
perusahaan, sehingga menuntut harga yang rendah sebagai gantinya. Semuanya
ini adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan dan harus dikurangkan
dari gross profit yang ada.
Tabel dibawah adalah karakteristik perilaku konsumen yang
menimbulkan biaya pelayanan yang tinggi dan rendah.
High Cost to Serve Customers Low Cost to Serve Customers
Order custom products Order standard products Order small quantities Order large quantities Unpredictable order arrivals Predictable order arrivals Customized delivery Standard delivery Frequent changes in delivery requirement
No changes in delivery requirement
Manual processing Electronic processing (EDI) (i.e., zero defect)
Large amounts of postsales support (i.e., installation, training, warranty, field service)
No postsales support
Pay slowly (i.e., high accounts receivable)
Pay on time
Gambar 2.5 Karakteristik Perilaku Konsumen
Tujuan utama dari Analisis Customer Profitability adalah:
• Untuk mengukur profitabilitas konsumen yang telah ada. Analisis
Customer Profitability dapat menunjukkan Cost Benefit analysis untuk
mengidentifikasi konsumen yang menguntungkan atau tidak, informasi ini
menolong perusahaan untuk menjamin bahwa konsumen tersebut
25
profitable. Dan hal ini juga akan mengurangi jumlah konsumen yang
tidak menguntungkan atau mencari cara untuk melayani mereka dengan
lebih menguntungkan.
• Untuk mengidentifikasi efektif atau tidaknya konsumen dengan aktivitas
yang berhubungan. Analisis ini memberikan informasi dapat digunakan
oleh perusahaan untuk memutuskan aktivitas mana yang perlu
dipertahankan atau dikurangi sehingga dapat meningkatkan tingkat
profitabilitas, menurunkan atau mengurangi ketidakpuasan konsumen,
dan menjelaskan gambaran dari konsumen.
2.7 Analisis SWOT
SWOT analysis adalah teknik analisis yang diciptakan untuk membantu
mengidentifikasi strategi bertahan untuk digunakan oleh perusahaan. (Hollensen,
P265)
SWOT akronim dari Strength dan Weakness dan external Opportunities
dan Threats. Sangat mudah jika menggunakan framework dalam memfokuskan
perhatian pada peluang pertumbuhan perusahaan yang didapat dari hasil
perpaduan antara kemampuan internal perusahaan yang didapat dari Strength
dan Weakness dan lingkungan external yang didapat dari Oppotunities dan
Threats. Banyak perusahaan menujukkan analisis SWOT sebagai bagian dari
keberhasilan mereka (Peterson, 2007).
Proses pengambilan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Metode analisis SWOT bisa
26
dianggap sebagai metode analisis yang paling dasar yang berguna untuk melihat
suatu topik atau permasalahan dari empat sisi yang berbeda. Hasil analisis
biasanya merupakan arahan atau rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan
dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, sekaligus mengurangi
kekurangan dan menghindari ancaman (Rangkuti, 1997).
Teknik ini diciptakan oleh Albert Humprey yang memimpin proyek riset
pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan
menggunakan data dari perusahaan Fortune 500. Berikut ini adalah penjelasan
dari masing-masing komponen SWOT:
• Kekuatan (Strength) adalah kegiatan-kegiatan yang berjalan dengan baik
atau sumber daya yang dapat diperhatikan.
• Kelemahan (Weakness) adalah kegiatan organisasi yang tidak berjalan
dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi
tidak dimiliki oleh organisasi.
• Peluang (Oppotunity) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif.
• Ancaman (Threats) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang negatif.
Matriks SWOT adalah alat bantu untuk menyusun faktor-faktor strategis
organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan
dan kelemahan yang dimilikinya. Kombinasi Strength, Weakness, Opportunity,
dan Threats adalah sebagai berikut:
27
• Strategi SO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran
organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
• Strategi WO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada.
• Strategi ST adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang
dimiliki oleh organisasi untuk mengatasi ancaman.
• Strategi WT adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang
bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.