BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan...

63
17 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar 2.1.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa 2.1.1.1 Komunikasi Komunikasi merupakan unsur utama dalam semua kegiatan dalam kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak terpisahkan dari kehidupan manusia karena pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Hidup bersama dengan mahluk lain secara otomatis akan membuat manusia berkomunikasi. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata dalam bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Komunikasi secara umum dibagi dua, yakni pengertian komunikasi secara etimologis dan secara terminologis. Secara etimologis atau menurut asal katanya, komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio yang diambil dari kata communis yang artinya sama atau dimaksud dengan sama makna. Maka

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

17

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-Teori Dasar

2.1.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

2.1.1.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan unsur utama dalam semua kegiatan dalam kehidupan

manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

terpisahkan dari kehidupan manusia karena pada dasarnya manusia merupakan

mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Hidup bersama dengan mahluk lain

secara otomatis akan membuat manusia berkomunikasi.

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata

dalam bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio,

atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah

pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul

kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip.

Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan

dianut secara sama.

Komunikasi secara umum dibagi dua, yakni pengertian komunikasi secara

etimologis dan secara terminologis. Secara etimologis atau menurut asal katanya,

komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio yang diambil dari kata

communis yang artinya sama atau dimaksud dengan sama makna. Maka

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

18

komunikasi yang dimaksudkan disini akan berlangsung bila ada kesamaan arti

diantara dua atau lebih orang yang berkomunikasi. Sedangkan secara

terminologis maksudnya adalah komunikasi melibatkan sejumlah orang, dan

lebih dikenal dengan sebutan komunikasi manusia atau komunikasi sosial. Disini

hanya akan dibahas tentang komunikasi yang hanya terjadi pada manusia-

manusia yang bermasyarakat. Komunikasi mengandung tujuan tertentu baik lisan

maupun tulisan, baik langsung maupun melalui media. Tujuan disini maksudnya

adalah memberikan informasi, merubah sikap, pendapat, maupun perilaku dari

komunikan.

Menurut Harold Lasswell, cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi

adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut; Who Says What In

Which Channel To Whom With What Effect ? atau Siapa, Mengatakan Apa,

Dengan Saluran Apa, Kepada Siapa, Dengan Pengaruh Bagaimana?. Jadi,

komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang terlibat terdapat kesamaan

makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang

mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka

komunikasi berlangsung. Dengan kata lain, hubungan diantara mereka bersifat

komunikatif.

Selain komunikasi itu dilakukan secara langsung atau dikenal dengan

komunikasi tatap muka, komunikasi juga berlangsung dengan menggunakan

media, dikenal dengan nama komunikasi massa. Komunikasi massa ialah

komunikasi yang menggunakan media massa, baik itu media cetak maupun

elektronik.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

19

2.1.1.2 Definisi Komunikasi Massa

Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa

(media cetak dan elektronik). Media cetak yang dimaksud disini antara lain surat

kabar, majalah, tabloid, dan buku, sementara media elektronik yang dimaksud

adalah radio dan televisi. Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam

proses komunikasi yang mampu menyebarkan pesan secara serempak dan secara

cepat kepada audien yang luas dan heterogen pada waktu yang hampir

bersamaan.

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner

(Ardianto, 2004), yakni : komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan

melalui media massa kepada sejumlah besar orang (mass communication is

messages communicated through a mass medium to a large number of people).

Dari definisi ini dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus

menggunakan media massa.

Ahli komunikasi massa lainnya, Joseph A Devito merumuskan definisi

komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang massa serta

tentang media yang digunakannya. Devito mengungkapkan definisinya dalam

dua item, yang pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan

kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi

massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio

atau visual.

Banyak definisi komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh beberapa

ahli komunikasi massa, akan tetapi dari berbagai definisi yang telah dijabarkan

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

20

diatas terdapat sebuah benang merah yang menjadi kesamaan antara definisi

yang satu dengan yang lain sehingga membuat beragam definisi komunikasi

massa saling melengkapi.

Peneliti kemudian menyimpulkan bahwa komunikasi massa merupakan

komunikasi yang dilakukan melalui media massa (media cetak dan media

elektronik), yang disiarkan melalui pemancar-pemancar audio atau visual, yang

ditujukan kepada khalayak yang luar biasa banyak jumlahnya, dalam waktu yang

hampir bersamaan.

2.1.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa

Karakteristik terpenting pertama dalam komunikasi massa adalah sifatnya

yang satu arah. Memang dewasa ini sudah banyak acara media massa baik radio

mapun televisi yang mengadakan dialog interaktif, namun itu hanyalah untuk

keperluan terbatas. Kedua, adanya proses seleksi. Media maupun audiensnya

sama-sama melakukan seleksi terhadap apa yang diinginkannya. Media punya

pertimbangan dalam menentukan khalayak dan khalayak punya wewenang

dalam cara menentukan jenis media, berita dan waktu untuk menikmatinya.

Ketiga, karena dalam komunikasi massa medianya mampu menjangkau

khalayak secara luas dan dalam waktu yang hampir bersamaan. Keempat, untuk

meraih khalayak sebanyak mungkin, dalam pelaksanaannya komunikasi massa

harus membidik sasaran tertentu, artinya mempunyai segmentasi audien khusus.

Cara yang digunakan tentu saja melalui penerapan strategi yang khas oleh

masing-masing media. Kelima, komunikasi massa dilakukan oleh institusi sosial

dalam hal ini lembaga media atau pers, yang harus peka terhadap kondisi

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

21

lingkungannya sehingga terwujud interaksi antara media massa dan masyarakat.

Media tidak hanya mempengaruhi tatanan politik, sosial, dan ekonomi dimana ia

berada, namun juga dipengaruhi olehnya (Rivers et all, 2008:19).

Dengan demikian bisa disimpulkan beberapa karakteristik komunikasi

massa berdasarkan defenisi para ahli diatas yang sangat sesuai dengan tujuan

penelitian ini, yakni :

1. Komunikator bersifat melembaga

Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan berupa satu orang,

tetapi berupa kumpulan orang-orang. Artinya gabungan antara berbagai

macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Didalam

komunikasi massa, komunikator adalah lembaga media massa itu sendiri.

Itu artinya, komunikator nya bukan per orang. Komunikator dalam

komunikasi massa biasanya adalah media massa surat kabar, televisi,

radio, majalah, dana penerbit buku.

2. Pesan bersifat umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu

ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok

orang tertentu. Oleh karena nya pesan komunikasi massa bersifat umum.

Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa, atau opini.

Namun tidak semua fakta atau peristiwa yang terjadi di sekeliling kita

dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas

untuk memenuhi kriteria penting dan menarik atau penting bagi sebagai

besar komunikan.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

22

3. Komunikan bersifat anonim dan heterogen

Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen artinya

pengguna media itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status

sosial, tingkat ekonomi, latar belakang budaya, agama dan kepercayaan

yang berbeda-beda. Selain itu dalam komunikasi massa, komunikator

tidak mengenal komunikan (anonim) karena komunikasi nya

menggunakan media dan tidak tatap muka.

4. Komunikasi massa bersifat satu arah

Komunikasi massa merupakan komunikasi dengan menggunakan atau

melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator

dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator

aktif mengirimkan pesan, komunikan juga aktif menerima pesan, namun

diantara keduanya tidak dapat terjadi dialog secara tatap muka. Dengan

demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah.

5. Menimbulkan keserempakan

Dalam komunikasi massa, terdapat keserempakan dalam proses

penyebaran pesan-pesannya. Serempak disini berarti khalayak bisa

menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. Keserempakan

media massa dapat diartikan sebagai kontak dengan sejumlah besar

penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut

satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

6. Dikendalikan oleh Gatekeeper

Gatekeeper atau yang sering disebut dengan penjaga gawang adalah

orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

23

massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang menambah atau

mengurangi, menganalisis, atau menginterpretasikan pesan serta

mengemas kembali sebuah pesan dari media massa sebelum disebarkan

kepada komunikan. Keberadaan gatekeeper sama pentingnya dengan

peralatan teknis yang harus dipunyai media dalam komunikasi massa.

Oleh karena itu, gatekeeper menjadi sesuatu yang pasti keberadaanya

dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya.

7. Umpan balik tertunda

Unsur umpan balik atau yang lebih dikenal dengan sebutan feedback

merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun karena

efektifitas komunikasi sering kali dapat diukur dari umpan balik yang

disampaikan oleh komunikan. Umpan balik dalam komunikasi massa

tidak dapat terlihat secara langsung.

2.1.1.4 Komponen Media Massa

Komunikasi massa pada dasarnya merupakan komunikasi satu arah, artinya

komunikasi berlangsung dari komunikator (sumber) melalui media kepada

komunikan (khalayak). Walaupun komunikasi massa dalam proses nya bersifat

satu arah, namun dalam pelaksanaannya membutuhkan komponen lain agar

dapat berjalan dengan lancar. Komponen dalam komunikasi massa ternyata tidak

sesederhana komponen komunikasi yang lainnya. Proses komunikasi massa lebih

kompleks karena setiap komponennya mempunyai karakteristik tertentu.

Ardianto (2004 : 36-42) mengemukakan komponen media massa sebagai berikut:

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

24

1. Komunikator

Dalam komunikasi massa produknya bukan merupakan karya langsung

seseorang secara individu tetapi dibuat melalui usaha-usaha yang terorganisir

oleh beberapa partisipan, diproduksi secara massal, dan didistribusikan

kepada massa. Jadi dapat disimpulkan bahwa Komunikator dalam

komunikasi massa adalah media massa.

2. Pesan

Sesuai dengan karakteristik dari pesan komunikasi massa yaitu bersifat

umum, maka pesan harus diketahui oleh setiap orang, meskipun latar

belakang mereka berbeda-beda.

3. Media

Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa

yang memiliki ciri khas, yaitu mempunyai kemampuan untuk memikat

perhatian khalayak secara serempak.

4. Khalayak

Khalayak yang dituju oleh komunikasi massa adalah massa atau sejumlah

besar orang. Karena banyaknya jumlah khalayak serta sifatnya yang anonim

dan keterogen, maka sangat penting bagi media untuk memperhatikan

khalayak.

5. Filter dan Regulator Komunikasi Massa

Dalam komunikasi massa, pesan yang disampaikan media pada umumnya

ditujukan kepada massa (khalayak) yang heterogen. Khalayak yang

heterogen ini akan menerima pesan melalui media sesuai dengan latar

belakang sosial, ekonomi, pendidikan, agama, usia, dan budaya mereka. Oleh

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

25

karena itu, pesan tersebut akan difilter (disaring) oleh khalayak yang

menerimanya.

6. Gatekeeper atau penjaga gawang

Dalam proses perjalannya, sebuah pesan dari sumber media massa kepada

penerimanya¸ gatekeeper ikut terlibat didalamnya. Gatekeeper dapat berupa

seseorang atau satu kelompok yang dilalui suatu pesan dalam perjalannya

dari sumber kepada penerima.

2.1.1.5 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Harold D Lasswell yakni,

(1) Fungsi Pengawasan (2) Fungsi Korelasi (3) Fungsi Pewarisan Sosial. Sama

seperti pendapat Lasswell, Charles Robert Wright (1988) menambah fungsi

hiburan dalam fungsi komunikasi massa (Nurudin, 2004 : 62-63).

Sedangkan fungsi komunikasi massa yang dikatakan oleh Dominick, dalam

bukunya Dynamics of Mass Communications adalah sebagai berikut (Ardianto ,

2004 : 16-18) :

1. Surveillance (Pengawasan).

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam dua bentuk utama :

a. Fungsi pengawasan peringatan yaitu jenis pengawasan yang dilakukan

oleh media untuk menyampaikan informasi berupa ancaman yang perlu

diketahui oleh khalayak.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

26

b. Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran

informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Interpretation (Penafsiran)

Media massa tidak hanya memasok fakta dan data tetapi juga memberi

penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Tujuan penafsiran media ini

adalah untuk mengajak khalayak untuk memperluas wawasan dan

membahasnya lebih lanjut.

3. Linkage (Pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga

membentuk pertalian berdasarkan kepentingan yang sama tetapi terpisah

secara geografis atau jarak fisik.

4. Transmission of Value (Penyebaran nilai-nilai)

Fungsi ini disebut juga socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu

kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.

Media massa mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar, dan

dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka

bertindak, bagaimana mereka bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang

dipercaya, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.

5. Entertainment (Hiburan)

Media massa adalah sarana yang banyak menyita waktu luang semua

golongan usia, dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah

tangga. Sifat estetikanya dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, bunyi,

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

27

gambar, dan bahasa, sehingga mampu membawa khalayak pada situasi

menikmati huburan seperti halnya hiburan lain.

2.1.1.6 Efek Komunikasi Massa

Setiap aktifitas komunikasi akan menimbulkan pengaruh atau efek, baik

terhadap individu maupun kepada masyarakat, dan berhubungan erat dengan

pengetahuan, sikap, dan perilaku. Efek adalah unsur penting dalam keseluruhan

proses komunikasi karena efek merupakan reaksi komunikan atas pesan yang

disampaikan oleh komunikator. Bentuk nyata dari efek komunikasi massa

kepada khalayak dapat dilihat dengan adanya perubahan pendapat, sikap, atau

perilaku akibat pesan yang diterimanya.

Effendy (2000:318-319) megklasifikasikan efek komunikasi massa kedalam

tiga kategori, yaitu :

1. Efek kognitif

Efek kognitif adalah efek yang berhubungan dengan pikiran atau

penalaran sehingga khalayak yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang

semula tidak mengerti menjadi mengerti, dan yang semula bingung

menjadi merasa jelas.

2. Efek afektif

Efek afektif adalah efek yang behubungan dengan perasaan. Akibat dari

mendengarkan radio, membaca buku, melihat tayangan televisi, atau

menonton film di bioskop dapat menimbulkan perasaan tertentu dibenak

khalayak.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

28

3. Efek Konatif

Efek konatif atau yang biasa dikenal dengan efek behavioral merupakan

efek yang berhubungan dengan niat, tekad, upaya, dan usaha yang

cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak

langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan

didahului oleh efek kognitif dan efek afektif. Dengan kata lain, timbulnya

efek konatif setelah muncul efek kognitif dan efek afektif.

2.1.1.7 Jenis Media Komunikasi Massa

Saluran komunikasi melalui media massa terbagi atas dua, yaitu media massa

periodik (surat kabar, majalah, televisi, radio, dan lain-lain) dan media massa non

periodik (rapat, seminar, dan lain-lain). Periodik berarti terbit secara teratur

sesuai dengan waktu-waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Sementara

media massa non periodik diartikan sebagai media massa yang bersifat

sementara yang tergantung pada peristiwa yang diselenggarakan. Setelah suatu

event selesai, maka usai juga masa penggunaannya. Media massa periodik

terbagi atas dua, yaitu media massa elektronik dan media massa cetak, sementara

media massa non periodik dapat dibedakan atas manusia dan benda. Untuk lebih

jelasnya, jenis-jenis media komunikasi massa dapat dilihat pada bagan berikut :

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

29

Media Penyiaran

(Radio, Televisi)

Elektronik Media Non Penyiaran

Periodik (Film, Internet)

Cetak (Surat kabar,Majalah)

Media Massa

Manusia (Juru Kampanye)

Non Periodik Benda (Spanduk)

Gambar 2.1 – Jenis Media Massa

Sumber : Morissan. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan

Televisi. Kencana. Jakarta. 2009.

2.1.2 Televisi sebagai Media Komunikasi Massa

2.1.2.1 Sejarah dan Pengertian Televisi

Media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Bermula dari

ditemukannya electriche telescope sebagai wujud dari gagasan seorang

mahasiswa di Berlin, Jerman Timur, yang bernama Paul Nipkov. Nipkov

menemukan sistem penyaluran sinyal gambar untuk mengirim gambar melalui

udara dari suatu tempat ke tempat lain. Sistem ini dianggap praktis sehingga

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

30

diadakanlah percobaan pemancaran sinyal televisi tersebut. Percobaan ini terjadi

antara tahun 1883-1884. Akhirnya, Nipkov diakui sebagai “Bapak” televisi.

Televisi sudah mulai dapat dinikmati oleh publik Amerika Serikat pada

tahun 1939, yaitu ketika berlangsung nya World’s fair di New York, Amerika

Serikat. Kegiatan ini sempat terhenti pada masa Perang Dunia II. Baru pada

tahun 1946, kegiatan dibidang televisi dapat dimulai lagi. Pada saat itu, di

Amerika Serikat hanya terdapat beberapa buah pemancar televisi, tapi kemudian

teknologinya berkembang dengan pesat dan jumlah pemancar televisi pun

meningkat tajam. Tahu 1948 merupakan tahun yang penting bagi perkembangan

televisi karena pada tahun tersebut, di Amerika Serikat, televisi berubah status

dari televisi eksperimen menjadi televisi komersial.

Seperti halnya dengan media massa lain, televisi pun tidak dapat

dimonopoli oleh Amerika Serikat saja. Sewaktu Amerika sedang berusaha

membangun media massa pada waktu itu, negara-negara lain di benua Eropa

juga melakukan hal yang sama. Perkembangan televisi menjadi sangat cepat

sehinga dari waktu ke waktu media ini semakin memberi dampak yang luas

kepada masyarakat.

Di Indonesia, perkembangan televisi dimulai pada tahun 1961, pada saat

pemerintah memutuskan untuk memasukkan rencana pembangunan media massa

televisi ke dalam proyek pembangunan Asian Games IV di bawah koordinasi

urusan proyek Asian Games IV. Pada tanggal 23 Oktober 1961, Presiden

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

31

Soekarno dari Wina mengirimkan teleks kepada Menteri Penerangan, Maladi,

untuk menyiapkan proyek televisi dengan jadwal :

1. Membangun studio di eks AKPEN di Senayan (lokasi TVRI

sekarang).

2. Membangun dua pemancar televisi : 100 watt dan 10 Kw dengan

tower setinggi 80 meter.

3. Mempersiapkan software (program dan tenaga).

Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mengadakan siaran percobaan

dengan menyiarkan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII dari

halaman Istana Merdeka Jakarta. Baru pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI

secara resmi mengudara dengan menyiarkan upacara pembukaan Asian Games

IV dari stadion utama Gelora Bung Karno secara langsung.

Sejak pemerintah Indonesia membuka TVRI, maka selama 27 tahun

penonton televisi di Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi.

Barulah pada tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok

usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI (Rajawali Citra Televisi

Indonesia) yang merupakan televisi swasta pertama di Indonesia disusul

kemudian dengan SCTV, Indosiar, ANTV, dan TPI.

Gerakan reformasi pada tahun 1998 telah memicu perkembangan industri

media massa khususnya televisi. Seiring dengan itu, kebutuhan masyarakat akan

informasi dan hiburan pun semakin meningkat. Menjelang tahun 2000, lima

stasiun televisi swasta baru bermunculan dalam waktu yang berdekatan, yaitu

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

32

Metro TV, Trans, TV7, Lativi, dan Global TV, yang juga dibarengi televisi

berlangganan yang menyajikan beragam program baik dari dalam maupun luar

negeri. Setelah undang-undang penyiaran disahkan pada tahun 2002, jumlah

televisi baru di Indonesia diperkirakan akan terus bermunculan. Hingga Juli

2002, jumlah orang yang memiliki pesawat televisi di Indonesia mencapai 25

juta. Kini penonton televisi Indonesia benar-benar memiliki banyak pilihan untuk

menikmati beragam program televisi.

Televisi merupakan media yang mendominasi komunikasi massa karena

sifatnya yang mampu memenuhi berbagai keinginan dan kebutuhan khalayak

umum. Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya yaitu bersifat

audiovisual (dapat didengar dan dilihat), dapat menggambarkan kenyataan

langsung dan mampu menyajikan berbagai macam peristiwa yang terjadi diluar

ke dalam rumah para pemirsa dimanapun mereka berada. Dengan ini dapat di

katakan bahwa televisi sebagai media massa dapat berfungsi secara efektif,

karena selain dapat menjangkau ruang yangs angat luas juga dapat mencapai

massa atau pemirsa yang sangat banyak dalam waktu yang relatif singkat.

(Morissan, 2008 : 35).

Effendy (2000 : 66) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan televisi

adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan

ciri-ciri yang dimiliki oleh komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah,

komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, audien nya bersifat

anonim dan heterogen, dan memiliki gatekeeper atau penjaga gawang.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

33

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa televisi merupakan media

audiovisual (dapat didengar dan dilihat), yang berlangsung secara satu arah,

dikomunikasikan oleh suatu lembaga yang terdiri dari individu-individu yang

bekerja untuk menghasilkan suatu tayangan, ditujukan pada audien umum, dan

mempunyai efek yang kuat kepada audien yang dituju.

2.1.2.2 Fungsi Televisi

Menurut Effendy (2000), televisi seperti halnya media massa yang lain,

mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu :

1. Fungsi informasi (The information function).

Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana informasi, televisi tidak

hanya menyajikan siaran berita yang dibawakan oleh seorang penyiar,

tetapi juga menyiarkan berbagai bentuk tayang informasi lainnya

seperti diskusi, talkshow, ceramah, dan lain-lain. Televisi dianggap

sebagai media massa yang mampu memuaskan pemirsa dirumah jika

dibandingkan dengan media massa lainnya. Hal ini didukung oleh dua

faktor utama, yaitu :

a. Immediacy (kesegeraan)

Kesegeraan mencakup pengertian langsung dan dekat.

Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat

dan didengar oleh para pemirsa pada saat peristiwa itu

berlangsung. Penyiar yang sedang membaca berita, tokoh

masyarakat yang sedang membaca pidato atau para

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

34

demonstran yang sedang melancarkan aksi demonstrasi

nya, tampak dan terdengar oleh pemirsa, seolah-olah

mereka sedang berada ditempat peristiwa itu terjadi,

meskipun sebenarnya mereka sedang berada dirumah

masing-masing, jauh dari tempat terjadinya peristiwa

tersebut, tapi pemirsa tetap dapat menyaksikan peristiwa

yang tejadi dengan jelas dari jarak yang amat dekat.

b. Realism (kenyataan).

Kenyataan berarti stasiun televisi menyiarkan

informasinya secara audio dan visual dengan perantara

mikrofon dan kamera apa adanya, sesuai dengan

kenyataan ketika suatu acara ditayangkan secara langsung

(live). Jadi pemirsa dapat melihat, medengar, dan bahkan

merasakan secara langsung peristiwa apa yang sedang

terjadi. Perbedaan antara televisi dan media cetak adalah

di televisi, berita yang disampaikan direkam secara

langsung dan hanya menggunakan sedikit editan untuk

mendapatkan inti dari kejadian yang ingin disampaikan,

sedangkan dimedia cetak, berita yang sama harus

mengalami pengolahan terlebih dahulu oleh wartawan

baru kemudian disajikan pada pembaca.

2. Fungsi Pendidikan (The Education Function).

Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan pendidikan

kepada khalayak yang berjumlah besar dan disampaikan secara

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

35

simultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan

pengetahuan dan penalaran masyarakat, televisi menyiarkan program

acaranya secara teratur dan terjadwal seperti pelajaran bahasa

Indonesia, matematikan dan lain-lain. Selain itu, televisi juga

menyajikan acara pendidikan yang bersifat informal seperti sandiwara,

diskusi, dan lain-lain.

3. Fungsi Hiburan (The Education Function).

Sebagai media yang melayani kepentingan masyarakat luas, fungsi

hiburan yang melekat pada televisi tampaknya lebih dominan dan

fungsi lainnya. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran televisi

diisi oleh acara-acara hiburan, seperti lagu, film cerita, olahraga,

komedi, dan lain-lain. Fungsi hiburan ini amat penting karena ia

menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk mengisi waktu mereka

dari aktifitas diluar rumah.

2.1.2.3 Karaktristik Televisi

Menurut Elizabeth Noelle Neuman (1973 : 92) yang dikutip oleh Jalaludin

Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008 : 189), sebagai media

komunikasi massa, televisi memiliki lima karakteristik sebagai berikut :

1. Bersifat tidak langsung

Bersifat tidak langsung artinya harus melewati media teknis. Televisi

adalah satu jenis dan bentuk media massa yang paling canggih,

dilihat dari sisi teknologi yang digunakan dan paling mahal dilihat

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

36

dari segi investasi yang ditanamkan. Televisi sangat bergantung pada

kekuatan peralatan elektronik yang sangat rumit.

2. Bersifat satu arah

Bersifat satu arah artinya tidak ada interaksi antara komunikator dan

komunikan. Pemirsa televisi hanya dapat menerima berbagai

program acara yang sudah disiapkan oleh pihak pengelola televisi,

tidak bisa mencela, atau melakukan interupsi saat suatu program

disiarkan. Ada beberapa siaran langsung (live) yang memungkinkan

penonton menelepon atau berinteraksi langsung tetapi masih

dianggap tidak optimal karena hanya satu atau dua orang penelepon

yang diterima dan disiarkan secara langsung pada waktu itu,

sehingga umpan balik (feedback) dalam televisi masih bersifat

tertunda.

3. Bersifat terbuka

Televisi ditujukan kepada masyarakat secara terbuka ke berbagai

tempat yang dapat dijangkau oleh pemancar siaran, artinya ketika

siaran televisi sedang mengudara, tidak ada lagi batas-batas yang

dikenal sebagai wilayah geografis, usia, atau bahkan tingkat

akademik khalayak. Khalayak yang dituju bersifat heterogen yang

terdiri dari berbagai jenis latar belakang , usia, suku, agama dan

kepercayaan, bahasa, budaya, perilaku sosial, lingkungan, dan

sebagainya. Khalayak juga bersifat anonim yang berarti mereka tidak

saling mengenal satu sama lain.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

37

4. Publik tersebar

Khalayak televisi tidak hanya berada pada suatu wilayah yang kecil

tetapi tersebar ke berbagai wilayah dalam daerah lokal, regional,

nasional, atau bahkan internasional.

2.1.2.4 Jenis Program Televisi

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang

jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya, apa saja

yang bisa dijadikan program acara untuk tayang ditelevisi asalkan menarik dan

disukai oleh audien, dan selama tidak bertentangan dengan norma kesopanan dan

kesusilaan, serta hukum dan peraturan yang berlaku.

Berbagai jenis program televisi secara garis besar dapat dikelompokkan

menjadi dua bagian besar, yaitu :

1. Program Informasi (Jurnalistik).

2. Program Hiburan (Artistik).

Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu berita

keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera

diberitakan dan berita ringan (soft news)yang merupakan kombinasi dari fakta,

gosip, dan opini. Sementara untuk program hiburan, terbagi atas tiga kelompok

besar, yaitu musik, drama permainan (game show), dan pertunjukkan.

Selain pembagian jenis program berdasarkan skema diatas, terdapat pula

pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau

fiktif. Program faktual anatar alain meliputi program berita, dokumenter, dan

reality show. Sementara program fiktif antara lain program drama atau komedi.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

38

2.1.2.5 Program Berita

2.1.2.5.1 Pengertian Berita

Berita menduduki posisi yang penting dalam program acara televisi.

Program berita pada setiap stasiun televisi selalu ditempatkan pada prime

time (waktu-waktu terbaik di televisi).

Dalam buku Reporting¸ Mitchell V. Charnley yang dikutip oleh

Jalalludin Rakhmat dalam bukunya Dinamika Komunikasi menuliskan

definisi berita, yaitu : “Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa

atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik perhatian sebagian

pembaca, serta menyangkut kepentingan bersama” (Effendy, 2004 : 67).

Jadi dapat disimpulkan bahwa berita adalah fakta yang akurat yang

menarik bagi sebagian besar orang, disampaikan secara cepat, bersifat

penting, dan menyangkut kepentingan banyak orang.

2.1.2.5.2 Jenis Program Acara Berita

Deddy Iskandar Muda dalam bukunya Jurnalistik Televisi; Menjadi

Reporter Profesional, mengatakan bahwa program acara berita pada

umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu hard news (berita

berat), soft news (berita ringan), dan investigative reports (laporan

penyelidikan). Pembedaan terhadap tiga kategori tersebut didasarkan pada

jenis peristiwa dan cara penggalian data.

1. Hard News (berita berat)

Hard news adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi

masyarakat, baik secara individu, kelompok, maupun organisasi. Berita

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

39

berat yang dimaksud misalnya mengenai mulai diberlakukannya

kebijakan pemerintah yang baru bagi seluruh masyarakat. Tentu saja hal

ini menyangkut kepentingan banyak orang sehingga harus segera

diberitakan.

2. Soft News (berita ringan)

Soft news seringkali disebut juga sebagai feature yaitu berita yang tidak

terkait dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsa nya.

Berita ringan biasanya mengedepankan unsur human interest atau sesuatu

yang bersifat menakjubkan bagi pemirsa. Dapat juga mengenai sesuatu

yang menimbulkan kekhawatiran atau simpati. Bagi televisi, berita ringan

sangat diperlukan agar dapat memberikan efek rileks secara psikologis

setelah disuguhi tayang berita berta diawal program acara berita.

3. Investigative reports (Laporan penyelidikan)

Investigative reports adalah jenis berita yang eksklusif, dimana data nya

tidak diperoleh dipermukaan, tetapi harus melalui penyelidikan secara

mendalam. Berita hasil penyelidikan ini sangat menarik karena cara

mengungkapkannya tidaklah mudah. Seorang reporter berita harus

memiliki banyak sumber informasi untuk mendukung fakta-fakta yang

akan dikemukakan. Narasumber dalam laporan penyelidikan ini

seringkali harus dilindungi kerahasiaan identitas nya, apalagi wawancara

yang dilakukan untuk mendapatkan informasi bersentuhan secara

langsung dengan isu-isu sensitif yang dapat mengancam kehidupan

narasumber.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

40

2.1.2.5.3 Nilai Berita

AS Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia: Menulis

Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional menuliskan bahwa

sebuah berita yang akan disiarkan harus memenuhi nilai berita sebagai

berikut :

1. Aktualitas (Timeliness)

Berita adalah suatu peristiwa yang sedang atau baru terjadi. Secara

sederhana aktulitas berarti menunjuk pada suatu peristiwa yang baru

atau yang sedang terjadi. Semakin aktual beritanya, artinya semakin

baru peristiwa nya terjadi dan semakin tinggi nilai beritanya.

2. Kebaruan (Newness)

Berita adalah semua yang terbaru. Berita adalah apa saja yang disebut

dengan hasil karya terbaru seperti misalnya presiden baru, mobil baru,

kebijakan baru, dan lain-lain. Semua yang baru, apapun itu, pasti

memiliki nilai berita.

3. Kedekatan (Proximity)

Kedekatan yang dimaksud disini ada dua jenis, yaitu kedekatan

geografis dan kedekatan emosional. Kedekatan geografis merujuk

pada tempat terjadinya peristiwa yang menjadi berita ternyata ada

didekat tempat tinggal kita. Semakin dekat suatu peristiwa yang

terjadi dengan lokasi domisili khalayak, semakin tinggi nilai beritanya

bagi khalayak tersebut. Sementara kedekatan emosional adalah

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

41

seberapa dalam suatu peristiwa mampu menggugah emosi khalayak,

misalnya penganiyayaan yang terjadi bagi kaum muslim di Bosnia,

sehingga membuat kaum muslim di Indonesia turut prihatin,

walaupun tidak ada kedekatan secara geografis antara Bosnia dan

Indonesia.

4. Akibat (Impact)

Berita adalah sesuatu yang berdampak luas bagi kehidupan banyak

orang. Suatu peristiwa yang berdampak luas bagi kehidupan khalayak

pasti menjadi berita yang ramai diperbincangkan. Misalnya kenaikan

harga bahan bakar minyak yang berlaku secara serentak disemua

daerah di Indonesia yang tentu nya berpengaruh terhadap kehidupan

khalayak banyak.

5. Informasi

Berita haruslah berupa informasi, yaitu segala yang bisa

menghilangkan ketidakpastian. Khalayak menantikan berita agar

mereka tahu mengenai peristiwa-peristiwa apa saja yang terjadi di

dunia luar. Setiap infromasi yang tidak memiliki nilai berita tidak

layak untuk ditayangkan kepada khalayak. Hanya informasi yang

memberi banyak manfaat kepada publik yang patut mendapat

perhatian media.

6. Keterkenalan (Prominence)

Keterkenalan yang dimaksud disini adalah berita yang menyangkut

tokoh terkenal yang dapat menarik perhatian masyarakat. Nama

seseorang dapat menjadi berita ketika nama itu merupakan nama

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

42

tokoh terkenal misalnnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Apa

saja yang terjadi dengan Presiden dapat dijadikan berita karena

keterkenalan namanya.

7. Ketertarikan manusiawi (Human interest)

Human Interest adalah berita yang dapat menarik empati, simpati,

atau menggugah perasaan khalayak yang menyaksikan. Berita-berita

human interest biasanya mengandung unsur ketegangan,

ketidaklaziman, minat pribadi, konflik, simpati, kemajuan, seks, usia,

binatang, dan humor.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa berita

harus mempunyai nilai kualitas diantaranya aktualitas, kebaruan, kedekatan,

akibat, informasi, keterkenalan, dan ketertarikan manusiawi.

2.1.2.5.4 Jenis Liputan Berita televisi

Menurut Arifin S. Harahap dalam bukunya Jurnalistik televisi: Tehnik

Memburu dan Menulis Berita, setidaknya ada empat jenis liputan. Keempat

jenis liputan itu adalah:

1. Liputan berita momentum (moment news)

Berita momentum adalah berita yang tidak teragendakan, berita yang

berasal dari peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba yang termasuk jenis

berita ini antara lain bencana, gempa, banjir, kebakaran, dan kriminalitas.

Peliputan berita momentum membutuhkan jaringan yang luas dengan

sumber-sumber informasi seperti polisi, penjaga kamar mayat, pemadam

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

43

kebakaran, serta masyarakat luas. Peliputan berita momentum juga

mengharuskan pekerja-pekerja televisi melakukan pemantauan pada

media lain seperti radio dan internet.

2. Liputan berita terencana (event news)

Berita terencana atau teragendakan dibuat berdasarkan peristiwa yang

disengaja, direncanakan, atau diagendakan. Yang termasuk jenis berita ini

antara lain jumpa pers, unjuk rasa, kegiatan olahraga, dan hari-hari besar.

Meliput berita seperti ini relatif tidak sulit karena narasumber biasanya

menghubungi wartawan. Wartawan tinggal merencanakan sudut (angle)

liputan.

3. Liputan berita fenomena

Berita jenis ini berasal dari peristiwa yang sudah terlihat gejala nya atau

sudah menjadi fenomena misalnnya kemiskinan, pengemis, semburan

lumpur di Porong, Sidoarjo, dan lain-lain. Berita fenomena memerlukan

perencanaan yang panjang serta riset mendalam. Berita jenis ini biasanya

diliput untuk membuat laporan panjang (feature, in depth report, atau

dokumenter).

4. Liputan berita lanjutan (Follow-up news)

Ide berita jenis ini berasal dari berita yang telah ditayangkan. Berita

inimerupakan lanjutan atau follow-up dari berita yang telah ditayangkan

sebelumnya. Misalnya hari ini ada peristiwa tawuran yang melibatkan

pelajar, keesokan harinya maka akan ada follow-up news mengenai

pemakaman korban meninggal akibat tawuran tersebut.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

44

2.1.2.5.5 Proses Pembuatan Berita

Adi Badjuri dalam bukunya Jurnalistik Televisi (2010) mengemukakan

proses pembuatan berita televisi sebagai berikut :

1. Mencari informasi awal

Informasi awal dapat diperoleh dari berbagai sumber. Media massa

(koran harian, internet, radio, televisi) adalah salah satu sumber informasi

yang terus mengalir tanpa henti. Bisa pula dari berbagai sumber personal

seperti misalnya pemimpin suatu lembaga, atau kenalan yang bekerja

disuatu perusahaan atau lembaga yang cukup mempunyai informasi

penting mengenai lembaga tersebut.

2. Memastikan peristiwa yang akan diliput

Sebelum melakukan peliputan, reporter harus terlebih dahulu memastikan

atau melakukan konfirmasi kepada sumber berita untuk mengetahui jadi

tidaknya suatu acara, kepastian partisipan atau peserta, penyelenggara,

pejabat atau tokoh yang akan membuka acara tersebut, rangkaian beserta

durasi acara, dan lain-lain. Dengan demikian, reporter dapat

mempersiapkan segala persiapan yang diperlukan baik peralatan teknis,

fisik, dan bahkan mental sebelum melakukan peliputan.

3. Mendokumentasikan seluruh Informasi

Seluruh informasi yang telah didapatkan kemudian dikumpulkan,

disatukan, dan disusun secara sistematis untuk selanjutnya menjadi berita

yang layak disajikan bagi khalayak. Informasi dapat berupa keterangan

lengkap tentang unsur-unsur berita (5W+1H), foto-foto dokumentasi,

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

45

liputan gambar dan suara hasil dokumentasi, pernyataan tertulis,

wawancara dengan narasumber, dan kesaksian saksi mata.

2.1.2.5.6 Objektivitas Berita Televisi

Media yang baik adalah media yang mampu mempertanggungjawabkan

semua informasi berupa fakta yang disajikan dalam bentuk berita kepada

khalayak. Oleh karena itu adalah penting bagi media untuk mempertahankan

kredibilitas nya dimata audien. Sikap objektif memang sulit bagi media,

terutama jika sudah melibatkan emosi. Karena itu media berarti harus mau

dan mampu untuk meninggalkan nilai-nilai (pendorong subjektivitas) yang

sudah terlanjur melekat diinstusi media. Objektivitas media berhubungan

erat dengan kredibilitas media tersebut. Kredibilitas sebuah media tercermin

lewat objektivitas informasi yang disampaikan bagi khalayak.

Menurut Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi

mengatakan ada dua komponen paling penting dalam kredibilitas yaitu

keahlian dan kepercayaan.

1. Keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikate tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap sebagai cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman, atau terlatih. Tentu sebaliknya, komunikator yang dinilai rendah pada keahlian dianggap tidak berpengalaman, tidak tahu, atau bodoh.

2. Kepercayaan adalah kesan komunikate tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya. Kesan bahwa komunikator dinilai jujur, tulus, adil, sopan dan etis dimana kesemuanya itu merupakan objektifitas dalam berpikir (Rakhmat, 2008 : 260).

Berbicara mengenai objektivitas media massa, Westerstahl (McQuail,

2000) yang dikutip oleh Adi Badjuri dalam bukunya Jurnalistik Televisi

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

46

(2010) mengungkapkan bahwa sikap yang objektif itu harus mengandung

dua hal penting, yaitu:

1. Faktualitas

Faktualitas itu berarti kebenaran yang ada didalam media harus

memuat akurasi (ketepatan dan kecermatan) dan mengaitkan

sesuatu yang sesuai atau relevan untuk diberitakan (relevansi).

2. Imparsialitas

Impersialitas berarti harus ada keseimbangan (balance) dan

ketidakberpihakan (netral) dalam mengungkap sesuatu.

Objektivitas selalu mengandung kejujuran, kecukupan data, benar, dan

memisahkan diri dari fiksi dan opini. Objektivitas juga perlu menghindarkan

diri dari sesuatu yang hanya mengejar sensasi. Media massa tidak pernah

lepas dari subjektivitas atau subjektivitas yang objektif. Subjektivitas

dilakukan jika media massa memberitakan suatu kejadian yang tidak pernah

terjadi. Sementara subjektivitas yang objektif terjadi ketika media massa

secara terang-terangan atau tersembunyi, cenderung membela salah satu yang

sedang diberitakan. Pemberitaannya berdasarkan fakta-fakta yang terjadi

(objektif), tetapi penulisannya secara subyektif.

Adi Bajuri juga mengatakan bahwa ada tiga hal penting yang harus terus

dimiliki oleh media, yaitu : (Badjuri, 2010 : 122)

1. Media massa harus tetap memegang teguh peliputan cover both sides

(meliput dari dua sisi yang berbeda secara seimbang) dalam situasi

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

47

apapun, artinya media tidak melakukan peliputan yang berat sebeluh atau

menguntungkan pihak-pihak tertentu, melainkan harus selalu netral dan

seimbang.

2. Media massa sebaiknya memposisikan dirinya sebagai The search and

the production of meaning (Jacob Oetama, 2003). Media massa dituntut

untuk tidak sekedar memberitakan fakta apa adanya secara linear, tetapi

fakta yang mencakup. Dengan kata lain, fakta perlu dilengkapi dengan

latar belakang, proses, dan riwayatnya serta hal-hal kecil yang berkaitan

dengan fakta tersebut.

3. Media massa harus menjadi penentu arah perubahan masyarakat dan

bukan sekedar memberitakan fakta murni, media harus mampu membawa

perubahan ke arah yang positif di masa datang.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

48

2.2 Teori-Teori Khusus

2.2.1 Teori Uses and Gratification

2.2.1.1 Sejarah Penggunaan Teori Uses and Gratification

Pendekatan Uses and Gratification (manfaat dan gratifikasi) pertama kali

dikemukakan oleh Elihu Katz (1959) sebagai reaksi atas pernyataan Bernard

Berelson (1959) bahwa bidang penelitian komunikasi sudah mati. Katz

berpendapat bahwa bidang yang sedang sekarat adalah kajian komunikasi

sebagai persuasi. Katz mengemukakan bahwa penelitian komunikasi massa pada

masa itu kebanyakan bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan “Apa

yang dilakukan media terhadap orang banyak?”, Katz menyebut kajian jenis ini

sudah banyak dilakukan.

Katz kemudian memperkenalkan teori uses and gratification yang

mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan

menggunakan media tersebut, dengan kata lain pengguna media itu adalah pihak

yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari

sumber media yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya, artinya

dalam teori ini, diasumsikan bahwa pengguna atau audien mempunyai pilihan

alternatif dalam memuaskan kebutuhannya.

Dalam teori uses and gratification ditekankan bahwa audience bersifat aktif

dalam memilih media mana yang harus dipilih untuk memenuhi kebutuhannya.

Teori ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat suatu

media, artinya manusia dianggap mempunyai kekuasaan penuh untuk

menentukan sikap atas suatu media. Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

49

jalan bagi audien untuk menggunakan media dan sebaliknya, ia percaya bahwa

ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media.

Adapun model uses and gratification dapat digambarkan sebagai berikut :

Anteseden Motif Penggunaan Media Efek

- Variabel Individual - Personal - Hubungan -Kepuasan

- Variabel Lingkungan -Diversi - Macam isi -Pengetahuan

- Personal Identity - Hubungan dengan isi

Gambar 2.2 – Model Uses and Gratification

Sumber : Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (2002).

Anteseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis

seperti usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikasn, serta

variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan struktur sosial.

Daftar motif memang tidak terbatas, tetapi operasionalisasi Blumer

menyebutkan tiga orientasi : Orientasi kognitif (kebutuhan informasi,

surveillance terhadap lingkungan, atau eksplorasi realitas), Orientasi Diversi

(kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan), dan

Orientasi personal (menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan

sesuatu yang lebih penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri).

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

50

Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam

mengonsumsi media, jenis isi media yang dikomsumsi, dan berbagai hubungan

antara individu yang menjadi konsumen media dengan isi media yang

dikomsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Sedangkan yang terakhir,

efek media, yang dapat dijelaskan sebagai evaluasi kemampuan media untuk

memberikan kepuasan.

Teori kegunaan dan gratifikasi adalah perluasan dari teori kebutuhan dan

motivasi. Dalam teori kebutuhan dan motivasi, Abraham Maslow mengatakan

bahwa orang secara aktif berusaha memenuhi hirarki kebutuhannya. Ketika

mereka memperoleh tujuan yang mereka cari pada satu tingkat hirarki, mereka

kemudian akan bergerak ke tahap hirarki selanjutnya.

Gambar 2.3 – Hirarki Kebutuhan Maslow

Sumber : Richard West dan Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi;

Analisis dan Aplikasi, Salemba Humanika, Jakarta, 2008.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

51

Gambaran mengenai manusia sebagai seseorang yang aktif, berusaha

untuk memuaskan kebutuhannya, sesuai dengan ide yang dibawa oleh Katz,

Blumer, dan Gurevitch ke dalam kajian mereka mengenai bagaimana manusia

mengonsumsi komunikasi massa.

Permasalahan utama dalam teori uses and gratification bukanlah

mengenai bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi

mengenai bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial

khalayaknya. Jadi titik beratnya adalah ada khalayak yang aktif, yang sengaja

menggunakan media untuk kebutuhan khusus.

2.2.1.2 Asumsi Teori Kegunaan dan Gratifikasi

Teori kegunaan dan Gratifikasi memberikan sebuah kerangka untuk

memahami kapan dan bagaimana konsumen media individu menjadi lebih atau

kurang aktif dan konsekuensi dari keterlibatan yang meningkat atau menurun.

Katz, Blumer, dan Gurevitch (1974) dalam buku Teori komunikasi;

Sejarah, metode, dan terapan yang ditulis oleh Richard West dan Lynn Turner

(2008 :194) mengatakan bahwa lima asumsi dasar teori kegunaan dan

gratifikasi, yaitu :

1. Audien dianggap bersikap aktif, artinya peranan penting manfaat

media massa diasumsikan berorientasi pada sasaran.

2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk pemenuhan

kebutuhan dan pilihan media terletak pada audien.

3. Media bersaing dengan sumber-sumber pemenuhan kebutuhan

yang lain.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

52

4. Khalayak mempunyai kesadaran diri yang cukup akan

penggunaan media mereka, minat, dan motif, sehingga dapat

memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan

tersebut kepada para peneliti.

5. Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh

khalayak.

Asumsi pertama mengatakan bahwa khalayak bersifat aktif dan penggunaan

media memiliki tujuan yang cukup jelas. Anggota khalayak individu dapat

membawa tingkat aktifitas yang berbeda untuk penggunaan media mereka.

Khalayak juga berusaha untuk memenuhi tujuannya melalui media.

Katz, Gurevitch, dan Haas (1973) memandang media massa sebagai suatu

alat yang digunakan oleh individu-individu untuk berhubungan atau memutuskan

hubungan dengan yang lain. Para peneliti ini membuat daftar 35 kebutuhan yang

diambil (sebagian besar spekulatif) dari literatur tentang fungsi-fungsi sosial dan

psikologis media massa kemudian menggolongkannya ke dalam lima kategori :

TIPE

KEBUTUHAN

DESKRIPSI

CONTOH MEDIA

Kognitif Memperoleh informasi,

pengetahuan, pemahaman

Televisi (berita), video

(“Bagaimana memasang

lantai keramik”, film

(dokumenter atau film

berdasarkan sejarah,

misalnya Cinderella Man).

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

53

Afektif Pengalaman emosional,

menyenangkan, atau estetis

Film, televisi (komedi

situasi, opera sabun)

Integrasi personal Meningkatkan kredibilitas,

percaya diri, dan status

Video (“Berbicara dengan

keyakinan”)

Integrasi sosial Meningkatkan hubungan

dengan keluarga, teman,

dan lainnya

Internet (e-mail, chat room,

IM)

Pelepasan

ketegangan

Pelarian dan pengalihan Televisi, film, video, radio,

internet

Tabel 2.1 – 5 Kategori Kebutuhan yang dipuaskan oleh media.

Sumber : Richard West dan Lynn Turner dalam Teori Komunikasi (2008 : 105).

Asumsi kedua dalam teori ini adalah inisiatif untuk pemenuhan

kebutuhan dan pilihan media terletak pada audien. Setiap individu dianggap

sebagai agen yang aktif sehingga mereka mampu mengambil inisiatif. Seperti

misalnya saat kita ingin tertawa, kita memilih acara Opera Van Java di Trans7

dan memilih Metro hari ini di Metro Tv ketika kita ingin mendapatkan informasi.

Tidak ada seorang pun yang dapat memutuskan apa yang diinginkan individu

dari sebuah media selain diri nya sendiri, khalayak mempunyai banyak sekali

otonomi dalam proses komunikasi massa.

Asumsi ketiga mengatakan bahwa media berkompetisi dengan sumber

lainnya untuk kepuasan akan kebutuhan. Artinya selain khalayak yang dianggap

aktif memilih media, media juga dianggap aktif dalam hal kompetisi diantara

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

54

sesama media. Hubungan antara media dan khalayak dipengaruhi oleh

masyarakat, contohnya, pada kencan pertama, pergi ke bioskop dianggap sebagai

media yang lebih mungkin daripada menyewa video dan menonton bersama

dirumah.

Asumsi keempat adalah masalah metodologis mengenai kemampuan

peneliti untuk mengumpulkan informasi yang dapat diandalkan dan akurat dari

konsumi media. Khalayak cukup sadar diri akan penggunaan media, minat serta

motif mereka sehingga mereka dapat memberikan kepada peneliti sebuah

gambaran yang akurat dan tepat mengenai alasan mengapa mereka menggunakan

media. Para peneliti biasanya menggunakan metode kualitatif untuk menjelaskan

mengapa mereka mengkomsumsi media. Peneliti melakukan wawancara dan

juga melihat langsung pembicaraan yang terjadi dikhalayak setelah mereka

mengonsumsi media. Peneliti juga dapat menggunakan metode kuantitatif

dengan menyebarkan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang harus dijawab

oleh khalayak sebagai responden.

Asumsi kelima mengatakan bahwa karena khalayak yang memutuskan

untuk menggunakan isi tertentu dan tujuan akhir dari penggunaan media, maka

nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayaknya. Individu dianggap sebagai

orang yang kritis. Khalayak mungkin membaca sebuah surat kabar tertentu

karena hanya satu-satunya yang ada, jika kemudian muncul surat kabar lain yang

lebih baik, ia mungkin akan menghentikan langganannya terhadap surat kabar

pertama.

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

55

2.2.1.3 Khalayak Aktif

Teori yang didasarkan pada asumsi bahwa konsumen media adalah aktif,

harus bisa menjelaskan apa yang dimaksud dengan “khalayak aktif”. Mark Levy

dan Sven Windahl (1985) menjawab masalah ini dengan cara :

Sebagaimana dipahami secara umum oleh peneliti gratifikasi, istilah “aktivitas khalayak” merujuk pada orientasi sukarela dan selektif oleh khalayak terhadap proses komunikasi. Singkatnya, hal ini menyatakan bahwa penggunaan media dimotivasi oleh kebutuhan dan tujuan yang didefinisikan oleh khalayak itu sendiri, dan bahwa partisipasi aktif dalam proses komunikasi yang mungkin difasilitasi, dibatasi, atau mempengaruhi kepuasan dan pengaruh yang dihubungkan dengan eksposur. Pemikiran terbaru juga menyatakan bahwa aktivitas khalayak paling baik dikonseptualisasikan sebagai variabel konstruk, dengan khalayak mempertunjukkan berbagai jenis dan tingkat aktivitas. (hal. 110). (Richard West, Lynn Turner, 2008 : 107).

Jay G. Blumler (1979) juga menawarkan beberapa jenis aktivitas khalayak

yang dapat dilakukan oleh konsumen media. Termasuk didalamya kegunaan,

kesengajaan, selektivitas, dan kesulitan untuk mempengaruhi, yang dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Kegunaan (utility) Khalayak menggunakan media untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu, misalnya khalayak mendengarkan radio dimobil untuk dapat mengetahui kondisi lalu lintas, mereka membaca majalah mode untuk mengetahui perkembangan gaya terbaru, dan sebagainya.

2. Kesengajaan (intentionality) Kesengajaan terjadi ketika motivasi awal khalayak menentukan komsumsi media khalayak tersebut. Ketika orang ingin dihibur, mereke menonton tayangan komedi, ketika mereka ingin mendapatkan informasi, maka mereka menonton Metro Hari Ini atau Kabar Petang, dan sebagainya.

3. Selektivitas (selectivity) Khalayak menggunakan media yang dapat merefleksikan ketertarikan dan preferensi mereka. Jika khalayak tersebut tertarik akan politik lokal, ia mungkin akan berlangganan media cetak lokal, apabila ia menyukai musik jazz, ia mungkin akan menyetel stasiun radio khusus musik jazz, dan sebagainya.

4. Kesulitan untuk mempengaruhi (imperviousness to influence)

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

56

Khalayak membentuk pemahaman mereka sendiri dari muatan yang ditampilkan media. Mereka sering kali secara aktif menghindari jenis pengaruh media tertentu. Misalnya beberapa orang membeli produk berdasarkan kualitas dan nilai dari suatu produk tertentu, bukan berdasarkan kampanye periklanan yang ada dimedia (Richard West, Lynn Turner, 2008 : 107).

Peneliti memilih untuk mengaplikasikan teori uses and gratification ke

dalam penelitian karena teori ini mengasumsikan bahwa audien atau khalayak

memiliki sifat yang aktif dalam memilih dan menggunakan media massa sebagai

sarana pemenuhan kebutuhan. Audien dikatakan bebas untuk memilih media

untuk memenuhi berbagai macam jenis kebutuhannya, dalam penelitian ini,

secara khusus untuk memenuhi kebutuhan kognitif atau kebutuhan audien

terhadap informasi. Teori ini juga mengasumsikan bahwa media massa harus

bersaing dengan berbagai sumber-sumber lain yang juga berfungsi sebagai

pemenuh kebutuhan khalayak, sehingga media yang dianggap kurang kredibel

atau berat sebelah, secara perlahan akan kehilangan kepercayaan audien. Kajian

teori ini juga mengatakan bahwa penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat

dinilai oleh khalayak, sehingga sangatlah tepat, apabila teori ini, menjadi salah

satu teori yang digunakan untuk meneliti bagaimana opini publik terhadap suatu

item berita tertentu yang disiarkan oleh media massa, khususnya televisi.

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

57

2.2.2 Opini Publik

2.2.2.1 Pengertian Opini

Opini atau pendapat dipahami sebagai jawaban atas pertanyaan atau

permasalahan yang dihadapi dalam suatu situasi tertentu. Hal ini terlihat dalam

penyataan Rober E. Lane dan David O. Sears (1965 : 8) yang dikutip oleh Arifin

(2010 : 6) “An opinion is an answer that is given to a question in given

situation”. Kemudian ditambahkan oleh pernyataan Kimbal Young dalam

Hartono (1966 : 44) yang dikutip oleh Arifin (2010 : 6) bahwa “opinion means a

belief or conviction more verifiable and stronger in intensity than a mere hunch

or impression but less valid than truly verifiable or positive knowledge”.

Walaupun validitasnya tidak sebesar pengetahuan yang baku, namun opini atau

pendapat lebih kuat dari dugaan atau sekedar kesan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa opini merupakan pendapat

atau ungkapan ekspresi yang dikemukakan oleh seseorang kepada orang lain.

Opini bisa dikemukakan dengan kata-kata, isyarat, atau pun cara-cara lain yang

dapat dimengerti oleh orang lain. Opini harus dikemukakan agar dapat dinilai

oleh orang lain.

2.2.2.2 Pengertian Publik

Selanjutnya publik diartikan sebagai sekelompok orang yang menaruh

perhatian terhadap masalah yang dilontarkan melalui media massa dan ikut serta

dalam proses diskus yang intensif untuk mencari cara memecahkan masalah

yang dihadapi untuk kepentingan umum atau orang banyak. Dalam hal ini publik

tidak sama dengan massa atau crowd (kerumunan), bahkan publik merupakan

bagian dari massa yang memiliki perhatian dan aktif dalam proses memecahkan

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

58

masalah. Publik juga diartikan sebagai individu-individu didalam kelompok yang

memilik atau diharapkan memiliki opini atau pendapat. Justru itu individu-

individu dalam publik memiliki pengetahuan dan keahlian tentang masalah yang

akan dipecahkan.

Kimbal Young dalam Hartono (1966 : 45) yang dikutip oleh Arifin (2010

: 8) menyatakan, “The public is not held together by face or shoulder to shoulder

contacts; a number of people scatter in space react to stimulus, which is

provided by indirect and mechanical means of communication”. Jadi publik

tidak harus selalu bertemu muka atau berhubungan langsung. Ditambahkan

bahwa yang dimaksud dengan publik adalah sejumlah orang yang terpencar dan

memberikan reaksi terhadap suatu rangsangan (stimuli). Kemudian Hartono

(1966 : 45) menjelaskan lebih lanjut bahwa publik adalah kelompok yang abstrak

dari orang-orang yang menaruh minat pada suatu persoalan atau kepentingan

yang sama, dimana mereka terlibat dalam suatu pertukaran pikiran melalui

komunikasi tidak langsung untuk mencari penyelesaian atau kepuasan atas

persoalan atau kepentingan mereka itu.

Disisi lain, A. Lowrence Lowell (1919) yang dikutip oleh Arifin (2010 :

9) mengatakan bahwa publik atau umum hanyalah golongan yang memiliki

perhatian besar dan pengetahuan cukup terhadap suatu masalah dan tidak mutlak

merupakan pendapat mayoritas. Bahkan John Stuard mill, hanya mengartikan

publik atau umum sebagai golongan intelektual saja. Dalam kenyataannya,

memang publik tidak dapat disamakan dengan seluruh masyarakat atau

penduduk mayoritas, seperti yang dibuktikan oleh revolusi kemerdekaan

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

59

Indonesia (1945) atau gerakan reformasi di Indonesia (1998) yang hanya

digerakkan oleh para elit dan para pemimpin yang berpengaruh, sehingga publik

tidak bisa diartikan sebagai seluruh rakyat yang harus ikut menentukan jalannya

kehidupan kenegaraan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa individu-

individu yang dapat menjadi anggota publik hanyalah mereka yang

berpengetahuan luas, sekurang-kurangnya penguasaan terhadap masalah yang

merebak dalam masyarakat dan memiliki kepentingan terhadap penyelesaian

masalah tersebut.

Lebih jauh, Rosenau (1961) kemudian menjelaskan bahwa publik itu

memiliki tiga level atau lapisan publik yang kemampuan dan kapasitasnya

berbeda satu dengan lainnya, yaitu :

1. Level pertama adalah lapisan atas yang disebut opinion making public (pembuat opini publik) yaitu mereka yang tidak hanya mampu mengemukakan opininya secara terbuka, tetapi juga mampu mempengaruhi opini orang lain, terutama memobilisasi dukungan terhadap opini nya atau opini orang lain yang didukungnya.

2. Level kedua adalah lapisan menengah yang disebut attentive public, yaitu mereka yang amat tertarik, berminat dan aktif mengamati kecenderungan opini publik, misalnya dengan selalu mengikuti perkembangan informasi di media massa. Berdasarkan masukan yang diterimanya, ia pun menetapkan opini sendiri, namun tidak mampu memobilisasi dukungan orang lain untuk mendukung opini nya.

3. Level ketiga adalah lapisan bawah yang disebut mass public, yaitu mereka yang daya partisipasi nya sedikit sekali. Keterlibatan mereka dalam area opini publik lebih dimotivasi oleh hubungan emosional, bukan oleh pertimbangan rasional. (Astrid, 1975 : 104-105) yang dikutip oleh Arifin (2010 : 87).

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa publik merupakan

sekelompok individu yang menaruh perhatian pada suatu masalah tertentu yang

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

60

dilontarkan oleh media massa yang dapat berpikir secara rasional untuk

memberikan nilai atau tanggapan terhadap masalah tersebut. Publik tidak harus

berkumpul secara fisik dan pendapat publik tidaklah mutlak dinyatakan sebagai

pendapat mayoritas.

2.2.2.3 Pengertian Opini Publik

Opini publik terdiri atas dua kata, yaitu opini dan publik. Kata opini diambil

dari kata opinion dalam bahasa Inggris, yang berarti pendapat. Demikian juga

kata publik yang juga berasal dari kata public dalam bahasa Inggris, yang

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dalam beberap pengertian, yang

tergantung pada konteks kata yang mengiringinya. Jika dirangkai menjadi frasa

public relations, maka kata public (Inggris) atau publik (Indonesia) berarti

masyarakat, karena public relations berarti hubungan masryarakat. Sedang jika

dirangkai menjasi frasa public administration, maka kata public (Inggris) atau

publik (Indonesia) diartikan negara, karena public administration diterjemahkan

menjadi administrasi negara. Sebaliknya jika dirangkai menjadi frasa public

opinion, maka kata public diartikan sebagai umum, karena public opinion

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi pendapat umum atau opini

publik. Opini publik, menurut William Albiq (1939 : 6) dalam Arifin (2010 : 6)

adalah suatu jumlah dari pendapat individu-individu yang diperoleh melalui

perdebatan dan opini publik merupakan hasil interaksi antar individu dalam suatu

publik. William Albiq juga mengemukakan bahwa opinion is any expression on

a controversial topic (opini adalah suatu pernyataan terhadap suatu topik yang

sifatnya bertentangan). Opini merupakan pernyataan yang dinyatakan, yang bisa

diucapkan dengan kata-kata, juga bisa dinyatakan dengan isyarat atau cara-cara

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

61

lain yang mengandung arti dan segera dapat dipahami maksudnya. Selanjutnya,

Albiq memberikan perumpamaan, bahwa sesuatu yang sudah jelas atau sudah

nyata, tidak dapat dipertentangkan untuk melahirkan opini. Misalnya jika

seorang anak mengatakan 3 x 3 = 6, maka hal ini bukanlah opini, melainkan

sebuah jawaban yang salah.

Berdasarkan rumusan diatas, maka opini dapat dipahami sebagai

pernyataan yang dikomunikasikan sebagai jawaban atas pertanyaan atau

permasalahan yang kontroversial. Pendapat itu harus dinyatakan, sehingga dapat

dinilai atau ditanggapi oleh publik sehingga mengalami proses komunikasi.

Dengan banyaknya definisi-definisi opini publik yang dikemukakan oleh

para ahli, Anwar Arifin (2010) menyimpulkan opini publik sebagai berikut:

1. Opini publik adalah pendapat, sikap, perasaan, ramalan, pendirian, dan

harapan rata-rata individu kelompok dalam masyarakat tentang sesuatu

hal yang berhubungan dengan kepentigan umum atau persoalan-persoalan

sosial.

2. Opini publik adalah hasil interaksi, diskusi, atau penilaian sosial antar

individu tersebut yang berdasarkan pertukaran pikiran yang sadar dan

rasional yang dinyatakan baik lisan maupun tulisan.

3. Isu atau masalah yang didiskusikan itu adalah hasil dari apa yang

diberikan oleh media massa (baik media cetak maupun elektronik).

4. Opini publik hanya dapat berkembang pada negara-negara yang

menganut paham demokrasi. Dimana negara tersebut memberikan

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

62

kebebasan kepada warganya untuk menyatakan pendapat dan sikapnya,

baik lisan maupun tulisan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa opini publik adalah

pendapat yang sama dan dinyatakan oleh banyak orang yang diperoleh melalui

diskusi sebagai jawaban atas pertanyaan dan permasalahan yang menyangkut

kepentingan umum. Permasalahan itu tersebar luas melalui media massa.

Pendapat rata-rata individu-individu itu memberikan pengaruh terhadap orang

banyak dalam waktu tertentu. Pengaruh itu bisa bersifat positif, netral, atau

bahkan negatif.

2.2.2.4 Karakteristik Opini Publik

Opini publik sebagai fenomena sosial dan politik khususnya bidang

komunikasi politik memiliki kerakteristik tertentu. Floyd Allport (1945 : 55-56)

mengumpulkan 12 karakteristik opini publik, yakni :

1. They are behaviours of human individuals. 2. They involve verbalization. 3. They are performed (or the word are expressed) by many individuals. 4. They are stimulated by and directed toward some universally known

object or situation. 5. The object or situation they are concerned with is important to many. 6. They represent action or readiness for action in the nature of approval or

disapproval of the common object. 7. They are frequently performed with awareness that others are reacting to

some situation in similar manner. 8. The attitudes or opinions hey involve are expressed, or at least,

individuals are ready to express them. 9. The individuals performing they behaviours, or set to perform them. May

or may not be on another’s present. (Public opinion situation irrelation to crowd).

10. They are in the nature of present effort to oppose or accomplish something, rather than long-standing comfomities of behaviour. (Public opinion phenomena contrasted with law and custom).

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

63

11. Being efforts toward common objective,hey frequently have the caharacter of conflict between individuals aligned upon opposing sides.

12. They are sufficiently strong and numerous, as common behaviour, to give rise to the probability that they may be effective in attaining their objective. (Arifin, 2010 : 14).

Secara ringkas, pokok-pokok karakteristik itu adalah :

1. Opini publik merupakan perilaku manusia individu-individu

2. Dinyatakan secara verbal

3. Melibatkan banyak individu

4. Situasi dan objeknya dikenal secara luas

5. Penting bagi orang banyak

6. Pendukungnya bersedia memberikan tindakan

7. Disadari

8. Diekspresikan

9. Pendukungnya tidak mesti berada pada tempat yang sama

10. Bersifat menentang atau mendukung sesuatu

11. Mengandung unsur-unsur pertentangan

12. Efektif untuk mencapai objektivitas.

2.2.2.5 Proses Pembentukan Opini Publik

Menurut Nurudin (2001) dalam Helena Olii (2007 : 58), alasan opini

publik muncul ke permukaan adalah meliputi dua sebab, yaitu direncanakan dan

tidak direncanakan. Opini publik yang tidak direncanakan kemunculannya

karena tidak mempunyai tujuan dan target tertentu. Kehadirannya sekedar untuk

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

64

memberikan informasi kepada masyarakat, muncul secara alamiah, dan tidak

membutuhkan media penyalur yang efektif untuk menjadikannya opini publik.

Contohnya kasus penyitaan sejumlah kayu hasil pembalakan liar di hutan

Kalimantan, dimana polisi telah siap siaga terhadap kasus serupa, sehingga para

pelaku kejahatan dapat diamankan.

Sementara opini publik yang direncanakan muncul secara terorganisir,

media dan target menjadi sasaran yang jelas. Isu muncul karena keinginan untuk

mempengaruhi opini publik yang berkembang di masyarakat atau sengaja untuk

mempertahankan opini lain yang sudah terlebih dahulu berkembang di

masyarakat. Contohnya kasus semburan lumpur panas di desa Siring, kecamatan

Porong, kabupaten Sidoarjo yang mengakibatkan ribuan warga kehilangan

tempat tinggal. Belum selesai kasus ini diberitakan, sudah muncul kasus

kepemilikan senjata illegal oleh seorang jenderal yang baru terungkap setelah

beliau meninggal dunia. Opini publik dalam kedua kasus ini terkesan diarahkan

agar publik tidak menaruh perhatian yang dalam pada kasus pertama. Dari

contoh tersebut, terbukti bahwa opini publik bisa diciptakan, diarahkan, dan

direncanakan secara baik.

Astrid (1975 : 107) dengan mengacu kepada Cutlip dan Center, yang

dikutip oleh Arifin dalam bukunya Opini Publik (2010 : 96), menyatakan bahwa

opini publik terjadi karena :

1. Sejumlah orang menyadari suatu situasi dan masalah yang perlu dipecahkan. Maka orang-orang ini mencari beberapa alternative sebagai alternative pemecahan masalah, dengan didasarkan pada fakta yang diperolehnya.

2. Beberapa alternatif lain sebagai saran pemecahan masalahnya ditemukan, sehingga terjadilah diskusi tentang kemungkinan penerimaan salah satu atau beberapa alternatif.

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

65

3. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan pilihan terhadap salah satu atau beberapa alternatif yangdisetujui bersama melalui pelaksanaan keputusan yang telah diambil, sehingga terbentuk suatu kelompok baru dan kesadaran kelompok.

4. Berdasarkan keputusan dirumuskanlah suatu rencana pelaksanaan dan tindakan dalam bentuk program sebagai konsep kerja guna mengumpulkan dukungan yang lebih luas, bukan saja dalam kelompok yang telah menerima, tetapi juga kelompok lain yang berada diluar.

Opini publik sebagai efek komunikasi politik terbentuk melalui proses

pembentukan opini setiap individu. Setiap pesan atau pembicaraan politik yang

menyentuh individu itu dapat ditolak atau diterima, pada umumnya melalui

proses terbentuknya pengetahuan (knowledge), proses terbentuknya sikap dan

pendapat menyetujui atau tidak menyetujui (attitude and opinion) dan proses

terjadinya gerak pelaksanaan (practice). Ketiga proses itu menurut E. Rogers

dan Shoumakers (1971) yang dikutip oleh Arifin (2010 : 91), pada dasarnya

melalui lima tahap, yaitu :

1. Kesadaran

2. Perhatian

3. Evaluasi

4. Coba-coba

5. Adopsi

Menurut Rogers, pengertian dan pengetahuan lahir sebelum melewati

kesadaran dan perhatian. Dengan kata lain, sebelum suatu pesan atau

pembicaraan politik dapat diketahui dan dimengerti oleh seseorang untuk

kemudian melahirkan sikap dan opini, penerima pesan tersebut harus terlebih

dahulu menyadari adanya rangsangan atau stimulus yang menyentuhnya.

Rangsangan itu selanjutnya menimbulkan pengamatan dan perhatian. Dalam

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

66

psikologi dijelaskan bahwa suatu pesan atau pembicaraan politik baru dapat

disebut rangsangan apabila ia menyentuh alat indra manusia. Rangsangan itu

kemudian dibawa ke otak oleh urat saraf dan karena reaksi otak, terjadilah proses

pengamatan. Sejak saat itulah, seseorang sadar akan adanya pesan atau

pembicaraan politik yang menyentuhnya. Dalam hal ini, Thomas A. Aquino

menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang dapat masuk ke dalam pikiran yang

tidak ditangkap oleh panca indera (Arifin, 2010 : 91).

Semua pesan dan pembicaraan politik yang mendapat perhatian

kemudian diolah dan diproses melalui akan dan intuisi manusia sehingga dapat

menjadi pengertian dan pengetahuan. Akal berfungsi sebagai alat pengetahuan

setiap individu yang melahirkan pikiran. Sedangkan intuisi adalah suatu alat

pengetahuan manusian yang bersifat instinktif, mengandalkan naluri, yang

merujuk pada kemauan dan perasaan manusia sehingga dapat menjadi

pembanding bagi pikiran rasional. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa pengertian dan pengetahuan merupakan bagian dari proses

berpikir, dimana manusia menangkap pengetahuan mengenai sesuatu atau ciri-

ciri sesuatu, yang bersumber dari pengamatan alat indra, setelah melalui proses

kerja pikiran.

Hasil proses berpikir selanjutnya adalah keputusan, yaitu membentuk

opini atau pendapat dan memberikan kesimpulan. Dalam hal inilah seseorang

akan memberikan persetujuan atau penolakan terhadap suatu pesan atau

pembicaraan politik yang menyentuhnya. Setelah proses berpikir selesai, proses

selanjutnya adalah beralih ke aspek motorik, dengan melakukan tindakan politik

sebagai perwujudan hasil pikiran (sikap dan opini). Tindakan itu misalnya

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

67

dengan datang ke bilik suara untuk memberikan suaranya untuk kemenangan

seorang politikus atau melakukan demontrasi menolak kebijakan politik

pemerintah.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa agar sebuah

pesan politik atau pembicaraan politik yang dikomunikasikan dapat menjadi

efektif, ada dua aspek penting yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Pesan politik itu harus dapat ditangkap oleh panca indra.

2. Pesan politik itu harus mempunyai makna bagi khalayak.

Kini jelas bahwa penerimaan suatu pesan politik sangat tergantung pada

aspek panca indera dan aspek pikiran, dalam hal ini, kemampuan untuk

mengingat.

2.2.2.6 Pengukuran Opini Publik

Opini publik yang sehat hanya dapat tumbuh di dalam masyarakat jika

ada kebebasan berpikir dan kebebasan mengeluarkan pendapat, baik secara lisan

maupun tulisan, serta adanya kebebasan pers. Demikian juga harus ada minat dan

perhatian yang cukup besar dari masyarakat terhadap masalah-masalah sosial

politik dan adanya kesediaan masyarakat untuk mengutamakan kepentingan

bersama.

Selain itu, opini publik juga baru dapat berkembang dengan baik apabila

ada media massa (pers, radio, film, dan televisi) dan media lainnya (pamflet,

selebaran, spanduk, baliho, dan buletin) yang sehat dan objektif. Demikian juga,

harus ada organisasi politik seperti partai politik, lembaga parlemen, lembaga

peradilan, dan birokrasi pemerintahan yang sudah mapan. Disamping itu juga

Page 52: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

68

harus ada organisasi non-politik seperti lembaga sosial, lembaga pendidikan,

lembaga keagamaan, dan lembaga swadaya masyarakat.

Di negara penganut asas demokrasi, opini publik telah diukur

perkembangannya melalui banyak cara, seperti misalnya penjajakan (polling),

pengumpulan suara dan pendapat masyarakat baik secara lisan maupun tulisan.

Secara lisan, yaitu lewat lembaga-lembaga tertentu yang dianggap mampu

mewakili pendapat masyarakat, secara tulisan, dengan menggunakan surat atau

mengisi kuesioner yang diedarkan oleh lembaga atau perusahaan yang ingin

mengetahuin pendapat publik mengenai produk, isu, atau peristiwa tertentu.

Cara lain untuk mengukur opini publik adalah dengan attitude scale, yang

bertujuan untuk menetapkan berapa banyak orang yang setuju dan tidak setuju

terhadap suatu masalah. Jika publik ditawarkan beberapa alternatif, maka dapat

diketahui berapa banyak yang akan memilih alternatif pertama, kedua, dan

seterusnya. Demikian juga opini publik dapat diukur dengan melakukan

wawancara, yang bersifat umum dan terbuka, baik melalui masyarakat pada

umumnya atau melalui opinion leader (pemimpin pendapat). Metode ini

seringkali digunakan untuk mengetahui pendapat masyarakat terkait masalah

yang berkaitan dengan kepentingan umum seperti krisis ekonomi, calon

pemimpin nasional, dan lain-lain.

Selain itu, tulisan-tulisan pada surat kabar yang mengemukakan pendapat

ternetu bagi kepentingan masyarakat luas yang memancing reaksi publik dengan

memberikan surat balasan, dapat digunakan untuk mengukur opini publik karena

dari tulisan tersebut dapat diambil kecenderungan opini yang akan merebak

dimasyarakat.

Page 53: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

69

Sering pula digunakan pendapat opinion leader atau pemimpin pendapat

untuk mengerluarkan pendapat nya di media massa dengan maksud mendapatkan

tanggapan dari publik. Opinion leader ini dapat berupa pejabat di pemerintahan,

politikus, anggota militer, pemimpin agama, artis, dan lain-lain.

Menurut Cutlip and Center (2007 : 239), Pengukuran yang paling sering

digunakan untuk mengukur opini publik adalah dengan pengukuran arah opini.

Arah opini ini biasa dilihat dari arah positif, negatif, dan netral atau dengan suka-

benci-netral. Opini dianggap tidak memiliki tingkatan tetapi memiliki arah

sebagai berikut :

1. Opini positif, jika responden memberikan jawaban setuju pada item

pertanyaan.

2. Opini netral atau pasif, jika responden memberikan jawaban ragu-ragu

pada item pertanyaan.

3. Opini negatif, jika responden memberikan jawaban tidak setuju pada item

pertanyaan.

2.2.2.7 Televisi dan Opini Publik

Pada sub-sub bab sebelumnya, televisi telah disebutkan sebagai salah satu

bagian dari media massa yang dianggap mempunyai dampak atau efek yang

paling kuat terhadap khalayak, karena televisi merupakan media audiovisual,

yang berarti dapat dilihat dan didengar. Keterpengaruhan pesan yang

disampaikan oleh komunikator sangat dipengaruhi oleh daya tangkap panca indra

manusia, dalam hal ini, televisi mampu ditangkap oleh dua alat indera dalam

waktu yang bersamaan, yaitu oleh mata dan telinga. Hal inilah yang menjadikan

Page 54: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

70

televisi sebagai media yang berdampak paling kuat dan paling luas diantara

media massa lainnya.

Dalam komunikasi politik, media massa memiliki posisi dan peran

“mediasi”, yaitu penyampai (transmitter) berbagai pesan politik dari pihak-pihak

diluar dirinya, sekaligus sebagai pengirim pesan (sender) pesan politik yang

dibuat (constructed) oleh para wartawannya kepada khalayak (audience).

Dalam pembentukan opini publik, ternyata media massa memegang

peranan yang penting, karena media massa pada umumnya terlibat dalam

pembuatan wacana politik yang mengkonstruksi dan mendekonstruksi peristiwa-

peristiwa politik. Selain itu, media massa dalam komunikasi politik seringkali

tidak hanya bertindak sebagai “mediasi politik”, tetapi juga sebagai “agen

politik” yang mendukung suatu kekuatan politik tertentu.

Arifin, dalam bukunya Opini Publik (2010 : 119) mengatakan bahwa

politik saat ini berada dalam era mediasi (politics in the age of mediation), yaitu

media massa, sehingga tidak mungkin kehidupan politik dapat dipisahkan dari

media massa. Dukungan media massa terhadap politikus atau aktivitas politik

tertentu tidak hanya didasarkan pada asumsi besarnya peristiwa politik tersebut,

tetapi juga nilai berita dan nilai politik dari peristiwa tersebut.

Nilai berita dan nilai politik tersebut terutama berkaitan dengan

kepentingan media massa dan kepentingan masyarakat, sebagai konsumen dari

media massa. Suatu peristiwa politik sangat mungkin akan mendapatkan tanggap

yang berbeda dari media massa, antara lain pada peletakkan berita (utama atau

biasa), volume beritadan tehnik kecenderungan pemberitaannya, dimana isi

media massa mengenai peristiwa tersebut sangat mungkin mendapat tanggapan

Page 55: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

71

yang berbeda dari khalayak yang berbeda (Hamad, 2004) yang dikutip oleh

Arifin (2010 :119).

Pada umumnya proses pembentukan opini publik dimulai dengan

pemuatan dan penyiaran berita yang bersifat kontroversial melalui media massa.

Kemudian jika berita tersebut dimuat berkali-kali dan dikembangkan topik

bahasannya akan sangat mungkin mendorong timbulnya daya tarik khalayak

dalam mencermati berita (tidak hanya membaca) dan melakukan pilihan-pilihan

untuk menyikapi isu politik tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa media massa, secara khusus televisi, sangat

berpengaruh dalam proses pembentukan opini publik. Selain masalah teknis

pemuatan media, penempatan dan jumlah berita, pemilihan narasumber, gaya

penyampaian berita, dan opini media yang ditawarkan bisa menjadi frame bagi

khalayak untuk menentukan sikap dan opini atas masalah atau isu tertentu.

2.2.2.8 Pencitraan dan Realitas Media

Pembentukan opini publik sangat dipengaruhi oleh citra yang terbentuk di

masyarakat. Opini publik terbentuk dan terpelihara lewat pencitraan yang efektif.

Pencitraan adalah proses pembentukan citra. Citra terbentuk berdasarkan

informasi yang diterima publik, baik langsung maupun melalui media, terutama

media massa yang bekerja untuk menyampaikan berbagai pesan yang umum dan

aktual.

Citra politik dapat dipahami sebagai suatu gambaran seseorang tentang

politik (kekuasaan, kewenanga, konflik, dan konsensus) yang memiliki makna,

meskippun tidak selamanya sesuai dengan realitas yang sesungguhnya. Citar

Page 56: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

72

politik tersusun melalui persepsi yang bermakna tentang gejala politik dan

kemudian menyatakan makna itu melalui kepercayaan, nilai, dan pengharapan

dalam bentuk opini pribadi yang selanjutnya dapat berkembang menjadi

pendapat umum atau opini publik.

Secara etimologi, citra berasal dari bahasa sansekerta, yang berarti

gambar. Kemudian dikembangkan menjadi “gambaran” sebagai padanan kata

image dalam bahasa Inggris. Citra seseorang tentang politik muncul dari

pengamatan tentang fenomena politik yang dikomunikasikan. Roberts (1977)

yang dikutip oleh Arifin (2010 : 145) , menyatakan bahwa komunikasi tidak

secara langsung menimbulkan opini atau perilaku tertentu, tetapi cenderung

mempengaruhi cara khalayak mengorganisasikan citranya tentang lingkungan

dan citra itulah yang mempengaruhi opini individu dan selanjutnya

mempengaruhi opini publik.

Citra meliputi segala sesuatu yang telah dipelajari seseorang, yang

relevan dengan situasi dan tindakan yang bisa terjadi didalamnya. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa, citra adalah kecenderungan yang tersusun dalam

pikiran, perasaan, dan kesudian. Citra selalu berubah sejalan dengan

bertambahnya pengalaman (Nimmo, 2004 :4) dalam Arifin (2010 : 146).

Citra seseorang tentang politik yang terjalin melalui pikiran , perasaan,

dan kesediaan akan dapat memberikan kepuasan baginya. Selain itu, citra juga

dapat memberikan pemahaman tentang peristiwa politik tertentu. Kesukaan atau

ketidaksukaan politik seseorang juga dapat menjadi dasar atas penilaiannya

terhadap objek politik. Citra politik akan sangat membantu dalam pemahaman,

Page 57: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

73

penilaian dan identifikasi peristiwa, gagasan, tujuan, atau posisi pemimpin

politik.

Perlu diingat bahwa citra politik merupakan gambaran seseorang tentang

realitas politik yang tidak selamanya sesuai dengan realitas politik yang

sebenarnya, meskipun realitas itu memiliki makna. Hal ini terjadi karena realitas

yang ditampilkan media massa merupakan hasil dari konstruksi dan dekonstruksi

yang dilakukan oleh wartawan dan pemimpin redaksi terhadap berbagai

peristiwa politik dan bukan merupakan realitas yang sesungguhnya, melainkan

“realitas media”, yaitu “realitas buatan”atau “realitas tangan kedua” (second

hand reality).

Realitas ini dibuat oleh media massa yang mengolah peritiwa politik

menjadi berita politik, setelah melalui proses penyaringan dan seleksi. Hal ini

dilakukan oleh media massa melalui proses gatekeeping dan agenda setting.

Selain itu, media massa juga melakukna pembingkaian atau framing untuk

memenuhi kaidah jurnalistik. Media massa sebagai saluran komunikasi politik

mampu melakukan pencitraan politik sesuai dengan yang diagendakan. Media

massa kemudan mengarahkan publik dalam mempertahankan citra yang sudah

dimiliki oleh komunikator politik tertentu yang didukungnya. Selain itu, media

massa juga memiliki fungsi memberikan “status” (status conferral). Jika nama,

gambar, atau aktivitas seorang politikus misalnya, ditonjolkan prestasinya lewat

media massa, maka politikus tersebut memperoleh repotasi yang tinggi dan citra

yang positif di mata publik. Hal ini berlaku juga bagi lembaga, partai politik,

tempat, dan topik tertentu.

Page 58: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

74

Kemampuan media massa dalam pencitraan dan pembentukan opini

publik didukung oleh adanya faktor “serba hadir” (ubiquity) yaitu media massa

ada Dimana-mana dan sulit dihindari oleh khalayak, sehingga media

mendominasi lingkungan informasi khalayak. Selain itu, kekuatan media massa

juga ditandai dengan faktor “kumulasi pesan” (cumulative of message). Dengan

pesan media massa yang bersifat kumulatif, media mampu memperkokoh pesan

atau pembicaraan politik dengan ditayangkan berulang-ulang dan penyatuan

pesan yang terpotong. Dampak media massa diperkuat lagi dengan adanya faktor

“keseragaman” para wartawan (consonance of journalists). Misalnya penyajian

pesan politik yang cenderung sama oleh semua media massa akan menjurus ke

pembentukan citra politik yang sama dimata khalayak. Kerja sama ketiga faktor

tersebut (serba hadir, kumulasi pesan, dan keseragaman para wartawan)

sebagaimana diterangkan oleh Noelle Neumann (1973) dalam Arifin (2010 :

152) , membuat media massa mempunyai dampak yang sangat kuat dalam proses

pencitraan dan pembentukan opini publik.

Peneliti mengacu pada teori-teori mengenai opini publik karena sesuai

dengan judul penelitian ini, yaitu opini publik terhadap item berita lumpur

sidoarjo di stasiun televisi TV One. Opini publik merupakan pendapat, sikap, dan

perasaan yang dimiliki oleh publik yang menjadi refleksi atau jawaban publik

terhadap suatu permasalahan atau pesan yang dilontarkan oleh media massa.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui seperti apa pendapat atau

opini yang dikemukakan oleh publik, secara khusus mahasiswa jurusan

Marketing Communication, Binus University, sehingga dapat memberikan

masukan bagi media massa dalam mengemas isi pemberitaan media tersebut,

Page 59: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

75

selain itu juga untuk melihat dan menjelaskan seperti apa dampak dari pesan-

pesan yang disebarkan oleh komunikator lewat media massa.

2.3 Kerangka Pikir

Teori-teori yang dijadikan landasan pada kerangka teori harus dapat menghasilkan

beberapa konsep yang disebut dengan kerangka konsep. Kerangka konsep dapat

diartikan sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan

kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Konsep-konsep yang telah

diungkapkan dalam landasan teoritis harus dapat di operasionalisasikan dengan

mengubahnya menjadi variabel.

Peneliti mengelompokkan indikator-indikator yang akan diuji didalam penelitian ini

ke dalam tiga dimensi, yaitu dimensi perhatian, pengertian, dan penilaian. Dimensi

perhatian ada di urutan pertama karena dalam penilaian opini publik, tinggginya

frekuensi menonton responden dijadikan tolak ukur yang menunjukkan bahwa

responden dalam penelitian ini merupakan penonton televisi aktif. Sementara dimensi

pengertian ada untuk menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini mempunyai

pemahaman yang baik terhadap item berita lumpur Sidoarjo sehingga mampu

memberikan penilaian secara rasional. Setelah dua dimensi diatas terlewati, maka

dimensi penilaian dapat dijawab dengan baik menggunakan pengukuran arah opini.

Pembatasan konsep dalam penelitian ini tidak saja untuk menghindari salah maksud

dalam memahami konsep penelitian dalam membatasi penelitian, tetapi batasan konsep

diperlukan untuk menjabarkan variabel penelitian maupun indikator penelitian.

Page 60: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

76

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Opini mahasiswa aktif jurusan Marketing Communication.

2.3.1 Model Teoritis

Berdasarkan variabel-variabel yang telah dikelompokkan ke dalam kerangka

konsep, maka dibentuk suatu model teoritis, yaitu :

Gambar 2.4

Model Teoritis

2.3.2 Operasional Konsep

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas,

maka untuk lebih memudahkan penelitian, perlu dibuat operasional variabel

terkait sebagai berikut :

Opini Mahasiswa aktif jurusan Marketing Communication

Karakteristik responden

Perhatian Penilaian Pengertian

Page 61: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

77

Variabel Opini Dimensi Indikator

1. Opini mahasiswa aktif jurusan Marketing Communication.

1. Perhatian

2. Pengertian

3. Penilaian

a. Minat menonton

b. Rasa suka

a. Pengetahuan

b. Pemahaman

c. Penting tidak nya item berita

d. Kejelasan pesan

a. Opini positif

b. Opini netral

c. Opini negatif

d. Hubungan antara item berita

dengan pencitraan positif

bagi pemilik media

2. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin

2. Angkatan

Tabel 2.2

Operasional Konsep

2.3.3 Definisi Operasional Konsep

Definisi operasional konsep adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional konsep dari

variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

Page 62: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

78

1. Opini mahasiswa aktif jurusan Marketing Communication

a. Perhatian

- Minat menonton, yaitu adanya keinginan untuk melihat atau menyaksikan

tayangan item berita lumpur Sidoarjo di stasiun televisi TV One.

- Rasa suka, yaitu adanya ketertarikan untuk melihat item berita lumpur

Sidoarjo.

b. Pengertian

- Pengetahuan, yaitu responden mengetahui isi item berita lumpur Sidoarjo

yang ditayangkan di stasiun televisi TV One.

- Pemahaman, yaitu responden mengerti dan memahami perkembangan

informasi yang berhubungan dengan item berita lumpur Sidoarjo.

- Penting tidak nya item berita, yaitu seberapa penting item berita lumpur

Sidoarjo bagi mahasiswa.

- Kejelasan pesan, yaitu bagaimana pesan yang disampaikan oleh media dapat

dipahami dan menarik bagi mahasiswa.

c. Penilaian

- Opini positif, yaitu responden setuju terhadap item berita lumpur Sidoarjo

yang ditayangkan oleh stasiun televisi TV One.

- Opini netral, yaitu responden bersikap ragu-ragu dalam memberikan

pendapat, apakah setuju atau tidak setuju terhadap berita lumpur Sidoarjo

yang ditayangkan oleh stasiun televisi TV One.

Page 63: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Komunikasi dan ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00396-mc 2.pdfmanusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi menjadi tidak

79

- Opini negatif, yaitu responden tidak setuju terhadap item berita lumpur

Sidoarjo yang ditayangkan oleh stasiun televisi TV One.

- Hubungan antara item berita dengan pencitraan positif bagi pemilik media.

Bagaimana pendapat mahasiswa terhadap hubungan yang tercipta antara

pemilik media, yaitu Keluarga Bakrie, dengan item berita lumpur Sidoarjo

yang ditayangkan oleh TV One.

2. Karakteristik responden

a. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin dari responden, yakni pria dan wanita.

b. Angkatan, yaitu klasifikasi mahasiswa berdasarkan tahun masuknya mereka

ke jurusan Marketing Communication, Binus University, yaitu angkatan

tahun 2007, 2008, 2009, dan 2010.