BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih...

28
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu yang memiliki suatu yang berkualitas sehingga merupakan sesuatu yang didambakan orang dan nilai tidak selalu dikaitkan dengan harga. Sedangkan harga bermakna hal yang selalu terkait dengan nilai tukar barang terhadap uang. Nilai (value) merupakan sebuah konsep yang bersifat kompleks, spesifik pada sebuah konteks dan dinamis. Nilai memiliki makna yang berbeda untuk setiap jenis organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai cenderung dipandang dari segi finansial dan dapat berupa peningkatan profit yang dihasilkan dari investasi. Sedangkan untuk organisasi nonprofit, termasuk sektor publik, nilai lebih bersifat kompleks dan seringkali dilihat dari segi nonfinansial. Nilai tersebut dapat merupakan peningkatan kinerja organisasi terhadap matrik bisnis (yang mengukur pelayanan yang diberikan organisasi) dan/atau peningkatan pendapatan yang digunakan untuk menyediakan layanan tersebut yang dihasilkan dari investasi. Nilai dalam suatu investasi bidang industri jasa atau tepatnya core value merupakan suatu image yang mencerminkan keunikan sebuah perusahaan biasanya merupakan ekspresi dari core value yang sudah ditetapkan di dalam perusahaan itu sendiri. Walaupun perlu satu integritas yang tinggi bagi seorang karyawan untuk

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

11  

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Nilai (Value)

Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan

konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu yang

memiliki suatu yang berkualitas sehingga merupakan sesuatu yang didambakan orang

dan nilai tidak selalu dikaitkan dengan harga. Sedangkan harga bermakna hal yang

selalu terkait dengan nilai tukar barang terhadap uang.

Nilai (value) merupakan sebuah konsep yang bersifat kompleks, spesifik pada

sebuah konteks dan dinamis. Nilai memiliki makna yang berbeda untuk setiap jenis

organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai cenderung dipandang

dari segi finansial dan dapat berupa peningkatan profit yang dihasilkan dari investasi.

Sedangkan untuk organisasi nonprofit, termasuk sektor publik, nilai lebih bersifat

kompleks dan seringkali dilihat dari segi nonfinansial. Nilai tersebut dapat

merupakan peningkatan kinerja organisasi terhadap matrik bisnis (yang mengukur

pelayanan yang diberikan organisasi) dan/atau peningkatan pendapatan yang

digunakan untuk menyediakan layanan tersebut yang dihasilkan dari investasi.

Nilai dalam suatu investasi bidang industri jasa atau tepatnya core value

merupakan suatu image yang mencerminkan keunikan sebuah perusahaan biasanya

merupakan ekspresi dari core value yang sudah ditetapkan di dalam perusahaan itu

sendiri. Walaupun perlu satu integritas yang tinggi bagi seorang karyawan untuk

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

12  

menjalankan core value nya, tetapi keberadaannya itu sangat penting. Core value

adalah hal-hal yang dihargai, dijunjung tinggi, dijalankan, dan merupakan jiwa dari

sebuah organisasi. Umumnya core value merupakan sebuah kata sifat dan dilengkapi

dengan penjelasannya. Setiap karyawan harus tahu persis nilai-nilai apa saja yang

harus dijaga dan apa konsekuensinya bila tidak diikuti, dan tidak ada perusahaan yang

bisa menjadi besar dan bertahan lama tanpa adanya core value yang kuat.

Core Value haruslah sesuatu yang otentik dan original dari jiwa perusahaan itu

sendiri. Inilah nilai yang harus dipelihara dan dipertahankan di tengah arus

perubahan. Perubahan apa pun yang terjadi dalam perusahaan harus dijaga agar tidak

bertentangan dengan nilai intrinsik ini. Jadi alangkah baiknya jika perusahaan Anda

memiliki core value yang akan menjadi keunikan dan membangun image positif para

pelanggan terhadap perusahaan Anda.

2.2 Pengertian Perencanaan dan Efisiensi

Perencanaan atau planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan

tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut

secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk

mengintegrasikan dan mengkordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga

tercapainya tujuan organisasi.

Perencanaan berwujud kongkrit sebagai rencana dan perencanaan kerja

berwujud kongkrit sebagai rencana kerja. Perencanaan adalah suatu proses

mempersiapkan usaha ataukegiatan, wujud kongkritnya yang memuat isi usaha atau

kejadian ituadalah rencana. Perencanaan kerja adalah suatu proses

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

13  

mempersiapkanusaha untuk melaksanakan pekerjaan, maka wujud kongkrit dari isi

perencanaan mengenai pekerjaan itu adalah rencana kerja. Dalam perencanaan ada

bermacam-macam rencana. Ciri-ciri rencana itu ditinjau dari beberapa segi sebagai

berikut :

a. Ruang Lingkup, antara lain adalah.

1) Rencana kebijaksanaan. Rencana ini hanya memuat pokok-pokok pikiran

mengenai materi rencana berikut metode pelaksanaannya.

2) Rencana program atau proyek. Rencana ini bersifat lebih nyata, sudah

memuat hal-hal kongkrit mengenai pelaksanaan rencana karena sudah

dilengkapi dengan perhitungan biaya

3) Rencana operasional. Rencana ini merupakan rencana pelaksanaan,

memuat kegiatan-kegiatan operasional yang nyata berikut sasaran yang

hendak dicapai sesuai tujuan rencana.

b. Jangka waktu dan Materi yang diperlukan

Efesiensi memiliki arti secara singkat “hemat segala-galanya”, dan secara

singkat efesiensi adalah usaha menghemat materi,tenaga, waktu dan sebagainya

dalam rangka mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Efesiensi kerja

adalah pelaksanaan pekerjaan dengan cara-cara tertentu tanpa mengurangi tujuan

yang dikerjakan dengan cara paling mudah mengerjakannya, paling murah biayanya,

paling sedikit tenaganya, paling ringan bebannya dan paling singkat waktunya.

Di dalam kantor, selain pegawai yang bekerja efesien juga harus didukung

oleh metode atau system kerja, materi penunjang dan peralatan sera teknologi yang

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

14  

juga bekerja dengan efisien. Dengan dukungan metode dan peralatan teknologi,

terutama teknologi informasi maka pasti memiliki kecepatan kerja yang tinggi, atau

kebalikannya, jika dia ingin menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu singkat, dia

harus bisa meningkatkan kecepatan kerjanya, berarti dia harus bekerja dengan

efesien.

2.3 Pengertian Nilai Investasi

Investasi adalah aktivitas penempatan modal ke dalam sebuah usaha tertentu

yang memiliki tujuan untuk memperoleh tambahan penghasilan atau keuntungan

Investasi adalah mobilisasi sumber daya untuk menciptakan atau menambah kapasitas

produksi/pendapatan di masa yang akan datang. Dalam investasi ada 2 (dua) tujuan

utama yaitu mengganti bagian dari penyediaan modal yang rusak dan tambahan

penyediaan modal yang ada.

Selain itu, investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang

berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan

akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan di

masa depan, dan terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.

Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi)

dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan

datang (barang produksi). Sedangkan Nilai investasi berdasarkan penilaian bisnis

berarti nilai dari suatu aset atau untuk menspesifikasikan atau memprospektifkan

kepemilikan. Tipe nilai ini mempertimbangkan kepemilikan dari pengetahuan,

kemampuan, harapan dari risiko, dan potensi pendapatan, serta faktor yang lainnya.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

15  

2.4 Pertimbangan Investasi Teknologi Informasi

Teknologi Informasi (Jogiyanto Hartono, 2009) berperan penting dalam

memperbaiki kinerja suatu organisasi. Penggunaannya tidak hanya sebagai proses

otomatisasi terhadap akses informasi, tetapi juga menciptakan akurasi, kecepatan, dan

kelengkapan sebuah sistem yang terintegrasi , sehingga proses organisasi yang terjadi

akan efisien, terukur, fleksibel. Pemanfaatan teknologi informasi menjadi kebutuhan

yang tak dapat ditawar lagi, karena ketersediaan informasi yang terintegrasi makin

penting dalam mendukung upaya menciptakan sistem perusahaan/organisasi yang

efisien dan kompetitif.

2.4.1 Perkembangan Media TV di Indonesia

Industri televisi Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1962 dimulai dengan

pengiriman teleks dari Presiden Soekarno yang berada di Wina kepada Menteri

Penerangan Maladi pada 23 Oktober 1961. Presiden Soekarno memerintah Maladi

untuk segera mempersiapkan proyek televisi. TVRI adalah stasiun televisi pertama

yang berdiri di Indonesia. TVRI melakukan siaran percobaan pada 17 Agustus 1962

dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt. TVRI mengudara untuk pertama

kali tanggal 24 Agustus 1962 dalam acara siaran langsung upacara pembukaan Asian

Games IV dari Stadion Utama Gelora Bung Karno. Sejak saat itu dirintis

pembangunan stasiun televisi daerah pada akhir tahun 1964. Kemudian dibentuk

stasiun-stasiun produksi keliling (SPK) tahun 1977 sebagai bagian produksi dan

merekam paket acara untuk dikirim dan disiarkan melalui stasiun pusat TVRI Jakarta

di beberapa ibu kota provinsi. Konsep SPK diadopsi oleh beberapa stasiun televisi

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

16  

swasta berjaringan tahun 1990-an. Televisi swasta menggunakan kanal frekuensi ultra

tinggi (UHF) dengan lebar pita untuk satu program siaran sebesar 8 MHz (Menristek,

2005).

Migrasi dari sistem penyiaran analog ke digital menjadi tuntutan teknologi

secara internasional. Aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran televisi mulai

dikembangkan di pertengahan tahun 1990-an. Uji coba penyiaran televisi digital

dilakukan pada tahun 2000 dengan pengoperasian sistem digital dilakukan bersamaan

dengan siaran analog sebagai masa transisi.

Tahun 2006, beberapa pelaku bisnis pertelevisian Indonesia melakukan uji

coba siaran televisi digital. PT Super Save Elektronik melakukan uji coba siaran

digital bulan April-Mei 2006 di saluran 27 UHF dengan format DMB-T (Cina)

sementara TVRI/RCTI melakukan uji coba siaran digital bulan Juli-Oktober 2006 di

saluran 34 UHF dengan format DVB-T. Peraturan Menteri Komunikasi dan

Informatika Nomor:07/P/M.KOMINFO/3/2007 tanggal 21 Maret 2007 tentang

Standar Penyiaran Digital Terestrial untuk Televisi Tidak Bergerak di Indonesia

menetapkan DVB-T ditetapkan sebagai standar penyiaran televisi digital teresterial

tidak bergerak.

Stasiun-stasiun televisi swasta memanfaatkan teknologi digital pada sistem

penyiaran terutama pada sistem perangkat studio untuk memproduksi, mengedit,

merekam, dan menyimpan program. Sementara itu penyelenggara televisi digital

memanfaatkan spektrum dalam jumlah besar, dimana menggunakan lebih dari satu

kanal transmisi. Penyelenggara berperan sebagai operator jaringan dengan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

17  

mentransmisikan program stasiun televisi lain secara terestrial menjadi satu paket

layanan. Pengiriman sinyal gambar, suara, dan data oleh penyelenggara televisi

digital memakai sistem transmisi digital dengan satelit atau yang biasa disebut

sebagai siaran TV berlangganan.

TVRI telah melakukan peluncuran siaran televisi digital pertama kali di

Indonesia pada 13 Agustus 2008. Pelaksanaan dalam skala yang lebih luas dan

melibatkan televisi swasta dapat dilakukan di bulan Maret 2009 dan dipancarkan dari

salah satu menara pemancar televisi di Joglo, Jakarta Barat. Sistem penyiaran digital

di Indonesia mengadopsi sistem penyiaran video digital standar internasional (DVB)

yang dikompresi memakai MPEG-2 dan dipancarkan secara terestrial (DVB-T) pada

kanal UHF (di Jakarta di kanal 40, 42, 44 dan 46 UHF) serta berkonsep gratis untuk

mengudara. Penerimaan sinyal digital mengharuskan pengguna di rumah untuk

menambah kotak konverter hingga pada nantinya berlangsung produksi massal TV

digital yang bisa menangkap siaran DVB-T tanpa perlu tambahan kotak konverter.

Selain siaran DVB-T untuk pengguna rumah, dilakukan uji coba siaran video

digital berperangkat genggam (DVB-H). Siaran DVB-H menggunakan kanal 24 dan

26 UHF dan dapat diterima oleh perangkat genggam berupa telepon seluler khusus.

Keutamaan DVB-H adalah sifat siaran yang kompatibel dengan layar telepon seluler,

berteknologi khusus untuk menghemat baterai, dan tahan terhadap gangguan selama

perangkat sedang bergerak. Jaringan DVB-H di Indonesia dipercayakan kepada

jaringan Nokia-Siemens.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

18  

Departemen Komunikasi dan Informasi merencakan untuk mengeluarkan

lisensi penyiaran digital pada akhir tahun 2009 bersamaan dengan penghentian

pemberian izin untuk siaran televisi analog secara bertahap. Pemerintah telah

menetapkan peserta yang mendapat izin frekuensi sementara untuk

menyelenggarakan uji coba DVB-T dan DVB-H di Jakarta yaitu :

a. Untuk DVB-T

1) Lembaga Penyiaran Publik TVRI

2) Konsorsium TV Digital Indonesia (KTDI)L SCTV, ANTV, TransTV,

Trans7, TV One, dan Metro TV.

b. Untuk DVB-H

1) Telkom Tbk (Telkomsel dan TELKOMVision)

2) Mobile-8 Telecom Tbk (didukung oleh TV grup MNC:

RCTI, Global, TPI)

Perangkat penerima yang akan mendukung uji coba siaran digital di Indonesia

adalah Polytron dengan produk TV digital dan kotak konverter. Polytron akan

mengeluarkan TV digital berukuran 21 inchi dan 29 inchi dengan harga yang dapat

dijangkau masyarakat.

2.4.2 Transisi Media Analog ke Digital

Transisi dari pesawat televisi analog menjadi pesawat televisi digital

membutuhkan penggantian perangkat pemancar televisi dan penerima siaran televisi.

Agar dapat menerima penyiaran digital, diperlukan pesawat TV digital. Namun, jika

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

19  

ingin tetap menggunakan pesawat televisi analog, penyiaran digital dapat ditangkap

dengan alat tambahan yang disebut kotak konverter (Set Top Box). Ketika

menggunakan pesawat televisi analog, sinyal penyiaran digital akan diubah oleh

kotak konverter menjadi sinyal analog. Dengan demikian pengguna pesawat televisi

analog tetap dapat menikmati siaran televisi digital. Pengguna televisi analog tetap

dapat menggunakan siaran analog dan secara perlahan-lahan beralih ke teknologi

siaran digital tanpa terputus layanan siaran yang digunakan selama ini.

Proses transisi yang berjalan secara perlahan dapat meminimalkan risiko

kerugian terutama yang dihadapi oleh operator televisi dan masyarakat. Resiko

tersebut antara lain berupa informasi mengenai program siaran dan perangkat

tambahan yang harus dipasang tersebut. Sebelum masyarakat mampu mengganti

televisi analognya menjadi televisi digital, masyarakat menerima siaran analog

dari pemancar televisi yang menyiarkan siaran televisi digital.

Bagi operator televisi, risiko kerugian berasal dari biaya

membangun infrastruktur televisi digital terestrial yang relatif jauh lebih mahal

dibandingkan dengan membangun infrastruktur televisi analog. Operator televisi

dapat memanfaatkan infrastruktur penyiaran yang telah dibangunnya selama ini

seperti studio, bangunan, sumber daya manusia, dan lain sebagainya apabila operator

televisi dapat menerapkan pola kerja dengan calon penyelenggara TV digital.

Penerapan pola kerja dengan calon penyelenggara digital pada akhirnya

menyebabkan operator televisi tidak dihadapkan pada risiko yang berlebihan. Di

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

20  

kemudian hari, penyelenggara penyiaran televisi digital dapat dibedakan ke dalam

dua posisi yaitu menjadi penyedia jaringan, serta penyedia isi.

Perpindahan dari sinyal analog ke sinyal digital sudah dilakukan di sejumlah

negara maju beberapa tahun yang lalu. Di Jerman, proyek penggunaan sinyal digital

dimulai sejak tahun 2003 di Berlin dan tahun 2005 di Muenchen. Sementara Prancis

dan Inggris telah menghentikan secara total siaran televisi analog mereka. Di

Amerika Serikat, melalui Undang-Undang Pengurangan Defisit tahun 2005 yang

telah disetujui oleh Kongres, setiap stasiun televisi lokal yang berdaya penuh diminta

untuk mematikan saluran analog mereka pada tanggal 17 Februari 2009 dan

meneruskan siaran dalam bentuk digital secara eksklusif. Sementara Jepang akan

memulai siaran televisi digital secara massal pada tahun 2011.

Sistem penyiaran televisi digital yang ada di Indonesia dibagi berdasarkan

kualitas penyiaran, manfaat, dan keunggulan TV Digital tersebut. TV Digital dalam

perkembangannya memiliki karakteristik yang berbeda di tiap area penyiaran. TV

Digital memiliki hasil siaran dengan kualitas gambar dan warna yang jauh lebih baik

dari yang dihasilkan televisi analog. Sistem televisi digital menghasilkan pengiriman

gambar yang jernih dan stabil meski alat penerima siaran berada dalam kondisi

bergerak dengan kecepatan tinggi. TV Digital memiliki kualitas siaran berakurasi

dan resolusi tinggi. Teknologi digital memerlukan kanal siaran dengan laju sangat

tinggi mencapai Mbps untuk pengiriman informasi berkualitas tinggi.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

21  

a. TV Digital digunakan untuk siaran interaktif. Masyarakat dapat

membandingkan keunggulan kualitas siaran digital dengan siaran analog serta

dapat berinteraksi dengan TV Digital.

b. Siaran televisi digital terestrial dapat diterima oleh sistem penerimaan televisi

tidak bergerak maupun sistem penerimaan televisi bergerak. Kebutuhan daya

pancar televisi digital yang lebih kecil menyebabkan siaran dapat diterima

dengan baik meski alat penerima siaran bergerak dalam kecepatan tinggi

seperti di dalam mobil dan kereta.

c. TV Digital memungkinkan penyiaran saluran dan layanan yang lebih banyak

daripada televisi analog. Penyelenggara siaran dapat menyiarkan program

mereka secara digital dan memberi kesempatan terhadap

peluang bisnis pertelevisian dengan konten yang lebih kreatif, menarik, dan

bervariasi.

Siaran menggunakan sistem digital memiliki ketahanan terhadap gangguan

dan mudah untuk diperbaiki kode digitalnya melalui kode koreksi error. Akibatnya

adalah kualitas gambar dan suara yang jauh lebih akurat dan beresolusi tinggi

dibandingkan siaran televisi analog. Selain itu siaran televisi digital dapat

menggunakan daya yang rendah. Selain itu Teknologi siaran digital menawarkan

integrasi dengan layanan interaktif dimana TV Digital memiliki

layanan komunikasi dua arah layaknya internet.

Transmisi pada TV Digital menggunakan lebar pita yang lebih efisien

sehingga saluran dapat dipadatkan. Sistem penyiaran TV Digital

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

22  

menggunakan OFDM yang bersifat kuat dalam lalu lintas yang padat. Transisi dari

teknologi analog menuju teknologi digital memiliki konsekuensi berupa tersedianya

saluran siaran televisi yang lebih banyak. Siaran berteknologi digital yang tidak

memungkinkan adanya keterbatasan frekuensi menghasilkan saluran-saluran televisi

baru.

Penyelenggara televisi digital berperan sebagai operator penyelenggara

jaringan televisi digital sementara program siaran disediakan oleh operator lain.

Bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran televisi digital mengalami perubahan dari

segi pemanfaatan kanal ataupun teknologi jasa pelayanannya. Terjadi efisiensi

penggunaan kanal frekuensi berupa pemakaian satu kanal frekuensi untuk 4 hingga 6

program.

Siaran televisi digital terestrial dapat diterima oleh sistem penerimaan televisi

analog dan sistem penerimaan televisi bergerak. TV Digital memiliki fungsi interaktif

dimana pengguna dapat menggunakannya seperti internet.

Sistem siaran televisi digital DVB mempunyai kemampuan untuk

memanfaatkan jalur kembali antara IRD dan operator melalui modul Sistem

Manajemen Subscriber. Jalur tersebut memerlukan modem,jaringan telepon atau jalur

kembali televisi kabel, maupun satelit untuk mengirimkan sinyal balik kepada

pengguna seperti pada aplikasi penghitungan suara melalui televisi. Ada beberapa

spesifikasi yang telah dikembangkan, antara lain melalui jaringan telepon tetap

(PSTN) dan jaringan berlayanan digital terintegrasi (ISDN). Selain itu juga

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

 

d

s

2

s

d

m

dikembangk

sistem terest

2.4.3 Med

Med

siaran sebel

dengan men

Peng

menggunkaa

Prose

Keterangan

Fasa 

Fasa 

Fasa 

kan solusi k

trial, SMATV

dia Aset Man

ia Asset Ma

lum dan ses

nggunakan so

ggunaan MA

an kaset untu

es pembuata

n:   

pertama 

kedua 

ketiga 

komprehens

V, LDMS, V

najemen

anagement (

sudah di on

oftware duku

AM lebih hem

uk menyimp

an MAM seu

Gamb

if untuk int

VSAT, DEC

(MAM) adal

n-air kan. M

ungan, yaitu

mat biaya da

pan konten si

utuhnya mela

bar 2.1 Fasa

teraksi melal

CT, dan GSM

lah suatu m

Media penyi

AVID Meri

an lebih efis

iaran.

alui tiga Fas

a Proses MA

lui jaringan

M.

media penyim

impanan ter

idian.

ien karena ti

sa.

AM

n CATV, HF

mpanan kont

rsebut diaks

idak perlu la

23 

FC,

ten

ses

agi

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

24  

2.5 Konsep Val IT Framework

IT Governance Institute (ITGI), lembaga yang mengeluarkan kerangka kerja

tatakelola TI, sekitar bulan April 2006 mengeluarkan kerangka kerja pelengkap yang

dapat digunakan untuk mengukur nilai TI yang disebut dengan Val IT. Saat ini, Val

IT berfokus pada investasi TI baru dan selanjutnya akan dikembangkan hingga

meliputi semua layanan dan asset TI (Bell, Stephen, 2006).

Tujuan inisiatif Val IT meliputi riset, publikasi dan dukungan layanan untuk

membantu manajemen memahami nilai investasi TI dan menjamin bahwa organisasi

dapat memperoleh nilai optimal atas investasi TI dalam konteks biaya dan resiko

yang dapat diterima.

Gambar 2.2 Inisiatif VAL IT Framework

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

25  

Val IT terdiri atas pedoman, proses dan beberapa saran praktis untuk

membantu pihak manajemen dan eksekutif untuk memahami dan menjalankan

perannya dalam investasi TI (ITGI, 2006). Dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari implementasi Val IT adalah

sebagai berikut:

a. Meningkatkan pemahaman dan transparansi atas biaya, resiko, dan manfaat

yang dihasilkan dari keputusan manajamen yang dilandasi oleh informasi

yang memadai.

b. Meningkatkan kemampuan memilih investasi yang memiliki potensial

pengembalian manfaat terbesar.

c. Meningkatkan kecenderungan keberhasilan dalam menjalankan investasi yang

dipilih sehingga investasi tersebut dapat menghasilkan manfaat sesuai yang

diharapkan.

d. Mengurangi biaya dengan hanya mengerjakan apa yang seharusnya

dikerjakan dan segera mengambil tindakan korektif atau menghentikan

investasi yang tidak menghasilkan potensi manfaat yang diharapkan.

e. Mengurangi resiko kegagalan, khususnya kegagalan yang beresiko tinggi.

f. Mengurangi ‘kejutan’ yang berhubungan dengan biaya dan delivery TI,

sehingga dapat meningkatkan nilai bisnis, mengurangi biaya yang tidak perlu

dan meningkatkan kepercayaan terhadap IT secara keseluruhan.

Val IT dapat diterapkan pada investasi TI yang mendukung bisnis,

keberlanjutan investasi bisnis, pertumbuhan atau transformasi bisnis dengan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

26  

dukungan komponen TI yang kritikal dimana TI memberikan dukungan penuh secara

end-to-end terhadap seluruh proses penciptaan nilai diperusahaan.

Secara spesifik, Val IT berfokus pada keputusan investasi (apakah kita sudah

melakukan hal yang benar) dan realisasi manfaat (apakah kita mendapatkan

manfaat). COBIT, sebagai salah satu control standar terhadap TI yang sudah diterima

dengan luas, berfokus pada eksekusi (apakah kita sudah menjalankannya denan

benar dan apakah kita sudah menyelesaikan dengan baik?).

Pada konsep kerangka kerja Val IT, terdapat beberapa istilah yang berkaitan

dengan investasi IT yaitu:

• Value: hasil yang diharapkan diperoleh dari investasi TI yang mendukung

bisnis. Hasil dapat berupa manfaat financial maupun non financial atau

kombinasi keduanya.

• Portfolio: kelompok program, proyek, layanan atau asset yang dipilih,

dikelola, dan dimonitor untuk mengoptimalisasi pengembalian nilai dari

bisnis.

• Programme: sebuah kelompok terstruktur yang terdir iatas berbagai proyek

yang saling terkait, yang semuanya dianggap penting dan diperlukan untuk

mencapai sasaran bisnis dan menghasilkannilai. Proyek ini dapat meliputi,

tetapi tidak terbatas pada, perubahan cara bisnis, proses bisnis, pekerjaan yang

dilakukan orang, kompetensi yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan,

teknologi pendukung dan struktur organisasi. Program investasi adalah unit

utama invesatasi dalam Val IT.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

27  

• Project: Sekumpulan aktivitas yang berfokus untuk menghasilkan

kemampuan tertentu (yang diperlukan untuk mencapai hasil bisnis

berdasarkan jadwal dan anggaran yang sudah ditetapkan.

• Implement: meliputi siklus hidup ekonomis sebuah program investasi dari

mulai perencanaan hingga investasi tersebut dianggap tidak ada atau tidak lagi

digunakan (retirement), yaitu rentang waktu dimana nilai sepenuhnya atas

investasi diharapkan dapat / tidak dapat dicapai.

Val IT terdiri atas sekumpulan prinsip dasar dan sejumlah proses yang

didasari oleh prinsipprinsip tersebut, yang selanjutnya diturunkan menjadi

sekumpulan manajemen praktis utama. Hubungan antar prinsip dasar dan proses serta

kaitannya dengan COBIT dapat dilihat pada Gambar 2.2.

2.5.1 Prinsip – Prinsip VAL IT

Beberapa prinsip dasar yang menjadi landasan Val IT adalah sebagai berikut:

1. Investasi TI yang mendukung bisnis akan dikelola sebagai portofolio

investasi.

2. Investasi TI yang mendukung bisnis akan meliputi seluruh aktivitas yang

diperlukan untuk mencapai nilai bisnis.

3. Investasi TI yang mendukung bisnis akan dikelola melalui seluruh siklus

hidup ekonomis investasi tersebut.

4. Praktisi value delivery akan mengenali bahwa ada berberapa katagori yang

berbeda atas investasi yang harus dievaluasi dan dikelola dengan cara yang

berbeda pula.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

28  

5. Praktisi value delivery akan mendefinisikan dan memonitor parameter

pengukuran utama yang akan memberikan respon yang cepat terhadap

perubahan atau deviasi yang terjadi.

6. Praktisi value delivery akan mengajak semua pihak yang berkepentingan dan

menetapkan akuntabilitas yang sesuai terhadap kapabilitas yang harus

dihaislkan dan realisasi manfaat bisnis.

7. Praktisi value delivery akan secara kontinyu dimonitor, dievaluasi dan

ditingkatkan.

Yang dimaksud dengan praktisi Value Delivery adalah orang atau fungsi yang

bertanggung jawab untuk merealisasikan manfaat atas investasi TI pada perusahaan.

Gambar 2.3 Keterkaitan Prinsip, Proses Val IT

2.5.2 Proses – Proses VAL IT

Untuk memperoleh hasil sebuah investasi, prinsip Val IT harus diterapkan

oleh pihak yang berkepentingan, melalui tiga proses berikut:

a. Value governance (VG).

Tujuan VG adalah untuk mengoptimasi nilai yang diperlah atas

investasi IT dengan cara:

1) Menetapkan tata kelola, mengontrol dan memonitor kerangka kerjanya.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

29  

2) Menyediakan arahan strategis bagi investasi

3) Mendefinisikan karakteristik portofolio investasi.

Rincian pedoman praktis pada Value Governance adalah sebagai

berikut:

1) VG1 Ensure informed and committed leadership, yaitu kepastian

informasi dan komitmen kepemimpinan.

2) VG2 Define and implement processes, yaitu mendefinisikan dan proses

penerapannya

3) VG3 Define roles and responsibilities, yaitu menetapkan peran dan

tanggung jawab

4) VG4 Ensure appropriate and accepted accountability, yaitu memastikan

kesesuaian akuntabilitas yang dapat diterima

5) VG5 Define information requirements, yaitu mendefinisikan kebutuhan

informasi

6) VG6 Establish reporting requirements, yaitu menetapkan persyaratan pola

pelaporan

7) VG7 Establish organisational structures, yaitu membangun struktur

organisasi

8) VG8 Establish strategic direction, yaitu menentukan arah strategis

9) VG9 Define investment categories, yaitu menentukan kategori investasi

10) VG10 Determine a target portfolio mix, yaitu menentukan target portfolio

campuran

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

30  

11) VG11 Define evaluation criteria by category, yaitu menentukan kriteria

evaluasi sesuai kategori

b. Portfolio management (PM).

Tujuan PM adalah untuk menjamin bahwa semua portofolio investasi

IT selaras dan memberikan kontribusi optimal terhadap sasaran strategis

organisasi dengan cara:

1) Menetapkan dan mengelola profil sumber daya

2) Mendefinisikan batasan investasi.

3) Mengevaluasi, prioritasi dan memilih, menunda atau menolak investasi

baru.

4) Mengelola portofolio secara keseluruhan.

5) Memonitor dan mengevaluasi kinerja portofolio

Portfolio Management dilengkapi dengan 14 pedoman praktis sebagai

berikut:

1) PM1 Maintain a human resource inventory, yakni melakukan

inventarisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia.

2) PM2 Identify resource requirements, yakni melakukan identifikasi

kebutuhan sumber daya.

3) PM3 Perform a gap analysis, yaitu melakukan analisis kesenjangan

4) PM4 Develop a resourcing plan, yakni mengembangkan rencana sumber

daya.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

31  

5) PM5 Monitor resource requirements and utilization, yakni membuat

persyaratan untuk memonitoring dan pemanfaatan sumber daya.

6) PM6 Establish an investment threshold, yakni membentuk

ambang batasan untuk investasi.

7) PM7 Evaluate the initial programme concept business case, yakni

mengevaluasi konsep awal program bisnis kasus.

8) PM8 Evaluate and assign a relative score to the programme business

case, yakni melakukan evaluasi dan menetapkan skor relative terhadap

kasus bisnis

9) PM9 Create an overall portfolio view, yakni

membuat pandangan portofolio secara keseluruhan

10) PM10 Make and communicate the investment decision, yakni

membuat dan mengkomunikasikan keputusan investasi.

11) PM11 Stage-gate (and fund) selected programmes, yakni tahapan awal

dari program-program yang dipilih berkaitan dengan masalah pembiayaan.

12) PM12 Optimise portfolio performance, yakni mengoptimalkan kinerja

portofolio.

13) PM13 Re-prioritise the portfolio, membuat prioritas ulang portofolio

14) PM14 Monitor and report on portfolio performance, yakni memantau dan

melaporkan kinerja portofolio.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

32  

c. Investment management (IM).

Tujuan investment management adalah untuk menjamin bahwa

program investasi TI di organisasi dapat memberikan hasil yang optimal

dengan biaya yang masuk akal dan dalam batas resiko yang masih dapat

diterima, dengan cara:

1) Identifikasi kebutuhan bisnis.

2) Membangun pemahaman yang jelas atas kandidat program investasi.

3) Menganilisi alternative

4) Mendefinisikan program dan mendokumentasikan sebuah business case

secara rinci termasuk menguraikan secara jelas dan terinci manfaat

program tersebut bagi perusahaan.

5) Menetapkan kejelasan akuntabilitas dan kepemilikan program.

6) Memonitor dan melaporkan kinerja program

Rincian pedoman praktis pada Investment Management adalah sebagai

berikut:

1) IM1 Develop a high-level definition of investment opportunity, yakni

usaha mengembangkan mengembangkan definisi lebih tinggi tentang

peluang investasi.

2) IM2 Develop an initial programme concept business case, yakni

mengembangkan konsep program permasalahan bisnis.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

33  

3) IM3 Develop a clear understanding of candidate programmes,

yakni mengembangkan pemahaman yang jelas tentang rencana program-

program

4) IM4 Perform alternatives analysis, yaitu melakukan analisis alternatif

5) IM5 Develop a programme plan, yaitu mengembangkan rencana program

6) IM6 Develop a benefits realisation plan, yaitu kemampuan

mengembangkan rencana realisasi manfaat

7) IM7 Identify full life cycle costs and benefits, yaitu usaha mendefinisikan

biaya siklus hidup dan manfaat yang dapat dicapai

8) IM8 Develop a detailed programme business case, yakni mengembangkan

kasus bisnis yang terperinci program

9) IM9 Assign clear accountability and ownership, yakni menetapkan

akuntabilitas yang jelas dan kepemilikan

10) IM10 Initiate, plan and launch the programme, yaitu

rencana dan memulai meluncurkan program

11) IM11 Manage the programme, yakni mengelola program

12) IM12 Manage/track benefits, yakni mengelola atau melacak manfaat yang

dapat dihasilkan

13) IM13 Update the business case, yakni melakukan update kasus bisnis

14) IM14 Monitor and report on programme performance,

yakni memantau dan melaporkan kinerja program

15) IM15 Retire the programme, yakni melakukan Retire program.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

34  

Keterkaitan antara tiga proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.4 Keterkaitan 3 Proses Val IT

2.5.3 Konsep Business Case

Salah satu cara untuk menerapkan kerangka kerja Val IT adalah membangun

business case atas proyek yang akan diukur nilai investasinya. Melalui business case,

kita dapat mengevaluasi seberapa besar penciptaan nilai atas satu proposal bisnis.

Business case merupakan alat bantu operasional yang harus selalu diperbaharui

secara kontinyu selama siklus hidup ekonomis investasi berlangsung dan digunakan

untuk mendukung impelemntasi dan eksekusi sebuah program, termasuk juga

realisasi manfaat program tersebut.

Business case harus dapat menjawab pertanyaan pada empat area yang

menjadi landasan pertimbangan investasi yaitu (ITGI, 2006):

a. Are we doing the right things? Apa yang diusulkan, hasil apa yang diharapkan

dan bagaimana proyek dalam program tersebut akan memberikan kontribusi

atas pencapaian hasil tersebut.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

35  

b. Are we doing them the right way? Seberapa baik proses tersebut berlangsung,

dan apa yang akan dilakukan untuk menjamin bahwa semua investasi tersebut

akan sesuai dengan kapabilitas saat ini dan dimasa mendatang?

c. Are we getting them done well? Apakah kita memiliki rencana untuk

mengerjakan hal tersebut, dan apakah sumber daya dan dananya tersedia?

d. Are we getting the benefits? Bagaimana manfaatnya dapat dirasakan? Apa

nilai program tersebut.

Keterkaitan antara pertanyaan tersebut secara konseptual dapat dilihat pada

Gambar 3.

2.5.4 Struktur Business Case

Business case untuk investasi TI dibangun dengan didasari logika relasi

sebagai berikut:

Sumber daya yang diperlukan untuk membangun sebuah teknologi informasi atau layanan TI yang akan mendukung sebuah kemampuan opersional yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran bisnis tertentu. Sasaran bisnis ini ditujukan untuk memberikan nilai tambah bagi seluruh pihak yang berkepentingan terhadap organisasi.

Business case harus dibangun dengan pendekatan top-down dan didasari oleh

pemahaman yang jelas atas pencapaian bisnis yang diinginkan oleh perusahaan.

Setelah investasi disetujui, maka investasi tersebut harus dimonitor terus untuk

mengetahui apakah hasil yang diharapkan dapat dicapai.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

36  

Gambar 2.5 Keterkaitan Dimensi Pertanyaan yang harus dijawab Manajemen yang Berkaitan dengan Investasi TI.

Proses membangun business case seharusnya dilakukan oleh sponsor bisnis

dan melibatkan semua pihak yang berkepentingan dalam membangun dan

mendokumentasikan seluruh pemahaman atas hasil bisnis yang diharapkan (baik hasil

yang dirasakan segera, hasil ‘antara’ ataupun hasil akhir di masa mendatang) atas

suatu investasi.

Secara umum, proses membangun sebuah business case mengikuti siklus

hidup sebuah proses atau sistem yaitu build (membangun), implement

(menerapkan), operate (mengopersikan), dan retire (penyelesaian).

2.5.5 Komponen Business Case

Setiap aktivitas utama tersebut memiliki sekumpulan komponen yang sangat

penting untuk mengevaluasi business case secara menyeluruh. Komponen-komponen

tersebut bersama-sama membangun dasar untuk model analisis sebagai berikut:

a. Outcomes-hasil yang jelas dan terukur, termasuk hasil antara

(intermediate/leading), yaitu hasil-hasil yang diperlukan tetapi tidak cukup

untuk mencapai manfaat akhir, dan hasil akhir (lagging) yang merupakan

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

37  

manfaat akhir yang harus diwujudkan. Manfaat ini dapat berupa keuangan

maupun non keuangan.

b. Initiatives—bisnis, proses bisnis, orang (people), teknologi dan organisasi

(BPPTO) dari kegiatan / proyek (termasuk proses membangun, implementasi,

pengoperasian dan penyelesaian / retire) yang berkontribusi terhadap satu atau

beberapa hasil.

c. Contributions—kontribusi yang terukur yang diharapkan dari inisiatif atau

hasil antara ke inisiatif atau hasil antara lainnya. 4. Assumptions—hipotesis

yang berhubungan dengan kondisi yang diperlukan untuk mewujudkan hasil

atau inisiatif, dimana program organisasi tidak terlalu banyak bisa mengontrol

kondisi tersebut. Penilaian atas resiko, yang dinyatakan dengan asumsi dan

berbagai batasan lainnya seperti pertimbangan biaya, manfaat dan

keselarasan, merupakan bagian utama pda proses business case.

2.5.6 Pengembangan Business Case

Pembuatan business case terdiri atas 8 tahap yaitu:

a) Membuat lembar fakta dengan data yang relevan dan melakukan analisis data

yang meliputi hal-hal berikut:

b) Analisis keselarasan

c) Analisis manfaat keuangan

d) Analisis manfaat non-keuangan

e) Analisis resiko, yang dihasilkan dari

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Nilai (Value)library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Galih Septian 2.pdf · organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada profit, nilai

38  

f) Penilaian / penaksiran dan optimisasi hasil / resiko yagn dihasilkan oleh

investasi TI, yang dinyatakan oleh :

g) Pencatatan secara terstruktur atas hasil-hasil dari tahap sebelumnya yang

dokumentasi business case, dan hasil akhir yang selalu diperbaharui dengan

cara :

h) Melakukan evaluasi business case selama eksekusi program, di seluruh siklus

hidup program tersebut.

Melalui pengembangan kasus bisnis, penelitian ini membantu organisasi

membuat kasus ekonomi yang dibangun pada biaya saat melakukan bisnis vs

pendekatan lini produk. Sebagai bagian dari analisis kasus bisnis, organisasi

menentukan berapa banyak produk yang kemungkinan akan dibangun di lini produk

selama waktu tertentu, siapa pelanggan akan, dan apakah pendekatan lini produk

lebih baik dibandingkan dengan pendekatan lain.