BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kemasan …e-journal.uajy.ac.id/7008/3/EM219236.pdf · 1....
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kemasan …e-journal.uajy.ac.id/7008/3/EM219236.pdf · 1....
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Kemasan (packaging)
Kotler dan Amstrong (2012) mendefinisikan “packaging involves
designing and producing the container or wrapper for a product”yang artinya
adalah proses kemasan melibatkan kegiatan mendesain dan memproduksi, fungsi
utama dari kemasan sendiri yaitu untuk melindungi produk agar produk tetap
terjaga kualitasnya.
Menurut Titik Wijayanti (2012), Kemasan mempunyai tujuan dan fungsi
dalam pembuatan produk, yaitu:
a. Memperindah produk dengan kemasan yang sesuai kategori produk.
b. Memberikan keamanan produk agar tidak rusak saat dipajang ditoko.
c. Memberikan keamanan produk pada saat pendistribusian produk.
d. Memberikan informasi pada konsumen tentang produk itu sendiri dalam
bentuk pelabelan.
e. Merupakan hasil desain produk yang menunjukan produk tersebut.
Menurut Kotler dan Keller (2012), Kemasan yang baik dapat membangun
ekuitas merek dan mendorong penjualan. Beberapa faktor yang memiliki
kontribusi penggunaan kemasan sebagai alat pemasaran :
7
a. Swalayan, kemasan yang efektif melaksanakan tugas dalam penjualan:
menarik perhatian, menggambarkan fitur produk, menciptakan keyakinan
konsumen, dan membuat kesan menyenangkan.
b. Kekayaan Konsumen, peningkatan kekayaan konsumen membuat mereka
bersedia membayar lebih besar untuk kenyamanan, penampilan,
keandalan, dan gengsi kemasan yang lebih baik.
c. Perusahaan dan Citra Merek, kemasan mempunyai peran terhadap
pengakuan segera atas perusahaan atau merek.
d. Peluang Inovasi, kemasan yang inovatif dapat membawa manfaat besar
bagi konsumen dan laba bagi para produsen.
Menurut Nillson & Ostrom (2005) dalam Cahyorini & Rusfian (2011),
variabel desain kemasan terdiri dari 3 dimensi, yaitu: desain grafis, struktur
desain, dan informasi produk.
a. Desain Grafis
Desain grafis adalah dekorasi visual pada permukaan kemasan (Nilsson &
Ostrom, 2005 ) dalam Cahyorini & Rusfian (2013), dan terdiri dari empat sub
dimensi, yaitu: nama merek, warna, tipografi, dan gambar.
1) Nama Merek
Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan merek (brand) sebagai nama,
istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasikannya dari barang atau jasa dari satu
penjual/kelompok penjual dan mendeferensiasikan dari para pesaing (Kotler &
Keller, 2012).
8
2) Warna
Literatur pemasaran mengungkapkan bahwa warna kemasan memiliki
kemampuan untuk membangkitkan perasaan, perilaku emosi pada konsumen
yang berbeda (Mustikiwa & Marumbwa, 2013). Warna memiliki potensi
untuk menciptakan kesan yang mendalam dan tahan lama serta citra produk
atau merek. Dalam kemasan produk, pemasar menggunakan warna untuk
menarik perhatian konsumen yang dapat menciptakan perasaan positif atau
negatif tentang produk/brand tertentu.
Asadhollahi & Givee (2007) dalam Mustikiwa & Marumbwa, (2013)
berpendapat bahwa warna kemasan mengkomunikasikan, menggambarkan,
dan menampilkan fitur-fitur yang menyolok mata serta atribut intangibel dari
sebuah merek. Hal ini dengan demikian berarti bahwa warna membawa pesan
khusus mengenai merek yang pada akhirnya menciptakan proposisi penjualan
yang unik (unique selling proposistion).
3) Tipografi
Typography" (Tipografi) merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata
huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia,
untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk
mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Tipografi dapat
juga dikatakan “visual language”
(http://helliumworks.blogspot.com/2010/12/tipografi-arti-dan-fungsinya.html)
9
4) Gambar
Gambar (image) menurut Klimchuck & Krasovec (2007) dalam Cahyorini &
Rusfian, (2013) termasuk foto, ilustrasi, simbol/icon, dan karakter. Secara
khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian
ide, mengilustrasikan/menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan
atau diabaikan tidak digambarkan.
b. Struktur Desain
Struktur desain berkaitan dengan fitur-fitur fisik kemasan, dan terdiri dari
3 sub-dimensi: bentuk, ukuran, dan material.
1) Bentuk
Bentuk mempengaruhi proteksi dan fungsi keamanan dalam menyentuh,
menuangkan, dan menyimpan (Smith, 1993) dalam (Cahyorini &Rusfian,
2013). Sedangkan menurut Nilsson & Ostrom (2005) dalam Cahyorini &
Rusfian (2013) menyatakan bahwa bentuk yang lebih sederhana lebih
menarik dari pada yang biasanya, dan persegi panjang lebih banyak disukai
dari pada kotak.
2) Ukuran
Ukuran adalah measurement yaitu cara menilai jumlah objek, waktu, atau
situasi sesuai dengan aturan tertentu. (http://www.mediabpr.com/kamus-
bisnis-bank/ukuran.aspx)
10
3) Material
Sejarah penggunaan bahan kemasan sudah berlangsung dengan sangat lama.
Bahan kemasan pada mulanya menggunakan daun, kulit hewan, produk pecah
belah, dan tas. Bahan kemasan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap
kualitas produk (Smith, 1993). Sedangkan menurut Shimp (2000) menyatakan
bahwa bahan kemasan dapat membangkitkan emosi dan perasaan tertentu,
biasanya tanpa orang tersebut menyadarinya.
c. Informasi Produk
Salah satu fungsi kemasan adalah untuk mengkomunikasikan produk
melalui Informasi yang tertera. Informasi produk dapat membantu konsumen
dalam mengambil keputusan pembelian dengan lebih hati-hati. (Silayoi & Speece,
2005).
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa kemasan
memiliki peranan cukup penting bagi suatu produk. Selain befungsing sebagai
pelindung produk, kemasan juga secara tidak langsung menggambarkan jati diri
produk itu sendiri. Dimensi-dimensi dari kemasan memiliki peran masing-masing
untuk menghasilkan kemasan yang baik dan menarik, karena semakin menarik
kemasan tersebut semakin menarik perhatian para konsumen.
11
2.2. Pengertian Impulsive Buying
Menurut Rook & Fisher (1995) dalam Cahyorini & Rusfian (2011),
Impulsive Buying sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli secara
spontan, reflek, tiba-tiba dan otomatis. Dari definisi ini terlihat bahwa impulsive
buying merupakan sesuatu yang alamiah dan merupakan reaksi cepat. Impulsive
buying terjadi pada saat konsumen masuk ke toko ritel dan ternyata membeli
produk ritel itu tanpa merencanakan sebelumnya.
Menurut Mowen & Minor (2001:65-66), definisi Pembelian impulsif
adalah tindakan membeli yang dilakukan tanpa memiliki masalah sebelumnya
atau maksud/niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko. Seperti yang
dikatakan oleh Mowen, pembelian impulsif merupakan keputusan yang di ambil
secara mendadak/saat itu juga. Pembelian impulsif terjadi karena adanya
dorongan perasaan yang kuat dimana keadaan afektif langsung menuju pada
perilaku membeli, tanpa harus membentuk suatu kepercayaan dan berfikir keras
untuk membeli suatu benda.
Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2007:511), impulsive buying
merupakan keputusan yang emosional atau menurut desakan hati. Emosi dapat
menjadi sangat kuat dan kadangkala berlaku sebagai dasar dari motif pembelian
yang dominan.
Emosi berkaitan dengan pemecahan masalah pembelian yang terbatas atau
spontan. Mereka melakukan pembelian tanpa berfikir panjang untuk apa kegunaan
barang yang mereka beli, yang penting mereka/pelanggan terpuaskan. Pembelian
12
impulsif didorong oleh kekuatan afektif diluar kendali individu (Tendai &
Crispen, 2009).
Dalam kegiatan impulsive buying terbagi beberapa bentuk menurut Stern (1962):
a. Pertama, reminder impulsive buying yakni terjadi pada saat konsumen di
toko, melihat produk dan kemudian membuatnya mengingat sesuatu akan
produk tersebut. Bisa jadi karena mengingat iklannya atau rekomendasi
orang lain.
b. Kedua, pure impulsive buying terjadi ketika konsumen benar-benar tidak
merencanakan apapun untuk membeli.
c. Ketiga, suggested impulsive buying dimana konsumen diperkenalkan
produk tersebut melalui promosi toko tersebut.
d. Keempat, planned impulsive buying, di mana konsumen sebenarnya
mempunyai rencana namun keputusan membelinya tergantung pada harga
dan merek di toko tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa impulsive buying itu
adalah suatu kegiatan yang didasarkan pada emosi seseorang yang timbul karena
rasa ketertarikan pada produk tertentu. Ini dilakukan secara cepat tanpa berfikir
panjang terlebih dahulu. Emosi ini terlibat karena adanya tuntutan untuk
memenuhi kebutuhan hidup secara cepat.
Variabel-variabel impulsive buying yang diukur dalam penelitian ini
menggunakan delapan dimensi yang di adopsi dari jurnal Cahyorini & Rusfian
(2011).
13
1. Dorongan spontan untuk membeli
Impulsive buying terjadi setelah orang lain merasa tidak pernah menyangka,
spontan dan dalam sebagian besar kasus dikarenakan respon terhadap iklan
atau konfrontasi visual.
2. Kekuasaan dan Kompulsif
Ini menggambarkan kekuatan yang mendasari urgensi untuk membeli dan
motivasi konsumen untuk bertindak berkaitan dengan produk, sementara
mengabaikan aspek lainnya.
3. Ketertarikan
Urgensi untuk membeli yang dialami oleh konsumen dapat menjadi sumber
bagi kesenangan pribadi dan terjadi dalam beragam derajat masing-masing
konsumen. Rook (1987) berpendapat bahwa kebahagiaan dan ketertarikan
menyebabkan konsumen merasakan bahwa mereka telah jatuh cinta dengan
produk tersebut.
4. Sinkronitas
Sinkronitas mengilustrasikan kesan seperti keajaiban yang terjadi pada saat
konsumen merasakan kesesuaian yang cepat, mereka berada di tempat yang
tepat dan pada saat yang tepat ketika mereka berjumpa dengan produk tersebut
dan berpikir bahwa kesempatan tersebut jarang terulang dua kali.
14
5. Animasi produk
Dimensi ini menunjukkan bahwa masing-masing produk memiliki
tampilannya sendiri dan konsumen seringkali tertarik pada tampilan produk
yang misterius, menyebabkan mereka terhipnotis untuk membelinya.
6. Elemen hedonis
Impulsive buying memiliki elemen-elemen hedonis yang menginduksi emosi
positif dan negatif, seperti rasa kepuasan atau bersalah. Seperti yang
dinyatakan oleh Rook (1987) bahwa impulsive buying dapat menyebabkan
konsumen merasa “baik”, “puas”, “mengagumkan”, dan emosi-emosi lain
yang serupa.
7. Konflik
Pembelian yang tidak direncana dapat menyebabkan konflik emosi dalam diri
konsumen. Mereka mengalami dua emosi yang berlawanan, rasa senang dan
rasa bersalah, ketika impulsive buying dan pembelian spontan melanggar
aturan personalnya sendiri.
8. Mengabaikan Konsekuensi
Mengabaikan konsekuensi berbicara mengenai situasi dimana adanya urgensi
yang kuat untuk membeli, khususnya dalam impulsive buying dapat
menyebabkan konsumen untuk mengabaikan konsekuensi yang timbul.
15
2.3. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh kemasan produk terhadap
impulsive buying telah banyak dilakukan. Berikut ini ialah tabel ringkasan
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan desain kemasan, dan impulsive
buying:
Tabl
e 2.
1 R
ingk
asan
Pen
eliti
an T
erda
hulu
Men
gena
i Kem
asan
dan
Impu
lse
Buyi
ng
16
Pen
gara
ng d
an J
udul
V
aria
bel
Met
ode
A
lat a
nalis
is
Kes
impu
lan
1. A
stri
Cah
yorin
i & E
ffy
Zalfi
ana
Rus
fian
(201
1) :
The
Effe
ct o
f Pac
kagi
ng
Des
ign
on Im
puls
ive
Buin
g
1. D
esai
n K
emas
an
2. P
embe
lian
impu
lsif
( im
puls
ive
buyi
ng)
1.Pu
rpos
ive
sam
plin
g1.
Reg
resi
lin
ier b
erga
nda
1. D
esai
n ke
mas
an m
empe
ngar
uhi a
dany
a pe
mbe
lian
spon
tan
pada
pro
duk
coke
lat M
ongg
o 40
gr.
2. d
ari k
etig
a di
men
si d
esai
n ke
mas
an d
imen
si D
esai
n G
rafis
ya
ng m
emili
ki p
enga
ruh
palin
g si
gnifi
kan
diba
ndin
g di
men
si
yang
lain
.
2. G
aafa
r Moh
amed
A
bdal
krim
; R
a’id
Su
lem
an A
l-Hre
zat
(201
3): T
he R
ole
of
Pack
agin
g in
Con
sum
er’s
Pr
ecep
tion
Of P
rodu
ct
Qua
lity
at th
e Po
int o
f Pu
rcha
se
1. P
erlin
dung
an
prod
uk d
an
kons
umen
2.
Pro
mos
i pro
duk
dan
fasi
litas
3.
Pen
yim
pana
n pe
nggu
naan
dan
ke
mud
ahan
pro
duk
4. F
asili
tas d
aur
ulan
g da
n m
engu
rang
i ke
rusa
kan
lingk
unga
n 5.
Pre
seps
i ko
nsum
en y
orda
nia
terh
adap
kua
litas
pr
oduk
di t
empa
t pe
mbe
lian.
1.C
onfin
ienc
e sa
mpl
ing
1.R
egre
silin
ier b
erga
nda
1. D
item
ukan
bah
wa
terd
apat
pen
garu
h st
atis
tik y
ang
sign
ifika
n "P
eran
kem
asan
dal
am m
elin
dung
i pro
duk
dan
kons
umen
"pa
da p
erse
psi k
onsu
men
Yor
dani
a.
2. S
tudi
men
unju
kkan
bah
wa
mel
indu
ngi p
rodu
k da
n ko
nsum
en a
dala
h ku
nci d
an p
eran
pen
ting
atau
fung
si d
ari
kem
asan
3.
Men
ingk
atka
n pe
rhat
ian
kita
unt
uk fo
kus p
ada
pake
t ke
sela
mat
an k
husu
snya
unt
uk o
bat-o
bata
n, p
embe
rsih
rum
ah
tang
ga, d
an p
rodu
k-pr
oduk
lain
nya
yang
ber
pote
nsi
mem
baha
yaka
n, k
husu
snya
unt
uk a
nak-
anak
Tabl
e 2.
1 R
ingk
asan
Pen
eliti
an T
erda
hulu
Men
gena
i Kem
asan
dan
Impu
lse
Buyi
ng
17
Peng
aran
g da
n Ju
dul
Var
iabe
l M
etod
e
Ala
t Ana
lisis
K
esim
pula
n
3. S
abee
hulla
h Sh
ah;
Adn
an A
hmad
& N
awaz
A
hmad
. (20
13) :
Rol
e O
f Pa
ckag
ing
In C
onsu
mer
Bu
ying
Beh
avio
r
1. w
arna
kem
asan
2.
mat
eria
l kem
asan
3.
jeni
s hur
uf
4. d
esai
n bu
ngku
san
5. in
form
asi c
etak
ya
ng te
rtera
pad
a ke
mas
an
6. la
tar b
elak
ang
kem
asan
7.
inov
asi k
emas
an
8.Pe
rilak
u pe
mbe
lian
kons
umen
1.Ra
ndom
sa
mpl
ing
1. R
egre
si
linie
r ber
gand
a 1.
M
ater
ial
kem
asan
ad
alah
el
emen
pe
ntin
g ya
ng
sang
at
mem
peng
aruh
i per
ilaku
kon
sum
en u
ntuk
mem
beli.
2.
Kem
asan
men
eran
gkan
inf
orm
asi
tent
ang
prod
uk s
eper
ti di
man
a ia
tel
ah d
ibua
t, ka
pan
ia m
embu
at,
apa
isin
ya,
dan
baga
iman
a ca
ra m
engg
unak
an d
ll
4. M
ariri
Ten
dai ;
C
hipu
nza
Cris
pen
(200
9)
:In
Stor
e Sh
oppi
ng
Envi
rom
ent A
nd
Impu
lsiv
e Bu
ying
1. S
hop
crow
ding
2. S
uasa
na to
ko
3. m
usik
ba
ckgr
ound
4.
Ven
tilas
i 5.
Kup
on
6. T
ampi
lan
toko
7.
Ikla
n to
ko
8. P
erila
ku p
elay
an
toko
9.
Har
ga
1. K
uisi
oner
2.
Waw
anca
ra
sing
kat
1. U
ji be
da/U
ji z-
scor
e1.
ku
pon
dan
vouc
er,
tam
pila
n to
ko,
ikla
n da
n pr
omos
i, pe
rilak
u st
aff
toko
, da
n ju
ga
harg
a ad
alah
fa
ktor
ya
ng
sing
nifik
an m
enen
tuka
n pe
mbe
li sp
onta
n di
anta
ra s
embi
lan
fakt
or y
ang
dite
liti.
2. fa
ktor
sep
erti
harg
a, k
upon
, per
ilaku
sta
ff,ik
lan,
dan
tam
pila
n le
bih
mun
gkin
un
tuk
mem
peng
aruh
i pe
mbe
lian
impu
lsif
diba
ndin
gkan
den
gan
efek
ket
erlib
atan
atm
osfe
r se
perti
lat
ar
bela
kang
Mus
ik, s
uasa
na, v
entil
asi,
dan
shop
cro
wdi
ng
Tabl
e 2.
1 R
ingk
asan
Pen
eliti
an T
erda
hulu
Men
gena
i Kem
asan
dan
Impu
lse
Buyi
ng
18
Peng
aran
g da
n Ju
dul
Var
iabe
l M
etod
e
Ala
t an
alis
is
Kes
impu
lan
5. C
hip
Tonk
in ;
And
rew
D.O
uts ;
A
ndre
w T
. Duc
how
ski (
2011
) : E
ye
Trac
king
Whi
tin th
e Pa
ckag
in D
esig
W
orkf
low
: In
tera
ctio
n w
ith P
hysi
cal
and
Virt
ual S
helv
es
1. P
erila
ku
visu
al k
onsu
men
2.
ling
kung
an
fisik
3.
ling
kung
an
may
a
1.Pe
nelit
ian
surv
eyde
ngan
skal
a lik
ert
1. A
nalis
is
AN
OV
A
1. H
asil
men
unju
kkan
bah
wa
Ling
kung
an f
isik
mem
iliki
kin
erja
pe
ncar
ian
seca
ra
sign
ifika
n le
bih
Cep
at
Dar
i pad
a lin
gkun
gan
may
a.
6. U
lrich
R. O
rth ;
Prof
. Dr.
Hab
il (2
006)
: Pa
ckag
ing
desi
gn a
s re
sour
ce fo
r the
con
stru
ctio
n of
br
and
iden
tity
1. E
lem
en
desa
in k
emas
an
2. R
espo
n ko
nsum
en
3. N
iat m
embe
li
1.Pe
nelit
ian
eksp
erim
en
1. R
egre
si
linie
rbe
rgan
da
1. M
enun
jukk
an b
ahw
a ci
ri kh
as m
erek
dan
pen
ampi
lan
angg
ur
yang
te
riden
tifik
asi
dala
m
pene
litia
n un
tuk
pers
enta
se
besa
r di
jela
skan
var
ian
desa
in k
emas
an.
Seba
likny
a, p
emba
ca d
apat
m
enca
tat
bahw
a at
ribut
pro
duk
sepe
rti h
arga
, va
rieta
s at
au a
sal
prod
uk,
yang
m
erup
akan
su
mbe
r po
kok
angg
ur
mas
a la
lu
pem
asar
an p
enel
itian
, tid
ak d
imas
ukka
n
2. H
asil
men
unju
kkan
bah
wa
pers
enta
se y
ang
sign
ifika
n da
ri va
rians
dal
am k
eprib
adia
n m
erek
ber
akar
dal
am d
esai
n pe
rbed
aan.
3. D
esai
n ke
mas
an a
nggu
r ada
lah
alat
pre
miu
m u
ntuk
mem
bang
un
iden
titas
mer
ek.
7. M
usya
radz
i Mus
tikiw
a ; J
hon
Mar
umbw
a (2
013)
: Th
e Im
pact
of A
esth
etic
s Pac
kage
D
esig
n El
emen
ts o
n C
onsu
mer
Pu
rcha
se D
ecis
ions
: A C
ase
of
Loca
lly P
rodu
ced
Dai
ry P
rodu
cts i
n So
uthe
rn Z
imba
bwe.
1. W
arna
ke
mas
an
2. B
ahan
ke
mas
an
3. In
form
asi
kem
asan
4.
Tip
ogra
fi ke
mas
an
1.Pe
nelit
ian
Des
krip
tif1.
Reg
resi
lin
ier
berg
anda
2.
ana
lisis
ko
rela
si
1.
Tida
k se
mua
el
emen
de
sain
ke
mas
an
mem
icu
peril
aku
pem
belia
n ko
nsum
en.
2. E
lem
en-e
lem
en y
ang
mem
peng
aruh
i har
us d
enga
n be
nar
setia
p un
sur
hanr
us d
icam
pur
bers
ama
–sam
a un
tuk
mem
astik
an
bahw
a m
erek
a sa
ling
sens
itif
dan
men
arik
kon
sum
en s
ehin
gga
mun
cul n
iat b
eli p
ada
suat
u pr
oduk
.
Tabl
e 2.
1 R
ingk
asan
Pen
eliti
an T
erda
hulu
Men
gena
i Kem
asan
dan
Impu
lse
Buyi
ng
19
Judu
l dan
Pen
gara
ng
Var
iabe
l M
etod
e
Ala
t an
alis
is
Kes
impu
lan
8. F
ebi V
alen
tya
; Ni W
ayan
A
yu L
esta
ri ; T
imot
hy G
otam
a ; S
ures
h K
uman
(201
4) :
Pack
agin
g as
an
Attr
activ
e La
ngua
ge to
Stim
ulat
e C
onsu
mer
Pre
fere
nce
on
Perf
ume:
ASur
vey
on Y
oung
Ad
ult R
espo
nden
ts in
the
Area
of
Jab
odet
abek
(Jak
arta
, Bo
gor,
Dep
ok, T
ange
rang
, Be
kasi
) Ind
ones
ia
1. D
esai
n ke
mas
an
2. W
arna
dan
in
ovas
i kem
asan
3.
Info
rmas
i te
rtent
u pa
da
kem
asan
4.
Bah
an
kem
asan
5.
Pre
fere
nsi
kons
umen
1.ju
dmen
tal
sam
ple
dan
snob
all s
ampl
e.
1. A
nalis
is
regr
esi
berg
anda
1.va
riabe
l des
ain,
war
na d
an in
ovas
i, in
form
asi d
iteta
pkan
, dan
m
ater
ial y
ang
digu
naka
n m
empe
ngar
uhi m
enga
pa k
emas
an d
apat
m
enar
ik p
refe
rens
i kon
sum
en
2.da
lam
mem
beli
parf
um, k
eput
usan
kon
sum
en p
ada
pref
eren
si
41.5
% m
empe
ngar
uhi o
leh
kem
asan
sem
enta
ra 5
8,5
% la
in
adal
ah d
ipen
garu
hi o
leh
fakt
or la
in (s
eper
ti w
angi
asl
i, br
and,
dl
l).
.
9. P
inya
Sila
yoi ;
Mar
k Sp
eece
(2
005)
: Th
e Im
port
ance
of
Pack
agin
g At
rrtib
utes
: a
Con
join
t Ana
lysi
s Apr
roac
h
1. O
rient
asi
keny
aman
an
2.Im
age
seek
ing
3.In
form
atio
n se
ekin
g
1. c
onjo
int
1. A
nalis
is
MA
NO
VA
1. H
asil
conj
oint
men
unju
kkan
bah
wa
pers
epsi
tent
ang
tekn
olog
i ke
mas
an (m
engg
amba
rkan
ken
yam
anan
) mem
aink
an p
eran
yan
g pa
ling
pent
ing
dala
m k
esel
uruh
an k
emun
gkin
an k
onsu
men
unt
uk
mem
beli.
2.
kon
sum
en se
bagi
an b
esar
ber
orie
ntas
i pad
a es
tetik
a vi
sual
, se
dang
kan
segm
en k
ecil
berf
okus
pad
a de
tail
prod
uk p
ada
labe
l. 10
. Alk
a Sh
arm
a ; A
nkita
N
anda
(201
2): I
mpu
lse
buyi
ng
at a
irpo
rt te
rmin
als:
A c
ase
of
Indi
an c
onsu
mer
s
1. D
oron
gan
untu
k m
embe
li sp
onta
n 2.
Bro
wsi
ng3. ke
cend
erun
gan
mem
beli
spon
tan
1.K
uisi
oner
ters
trukt
ur
1. R
egre
si
linie
rbe
rgan
da
1. H
asil
stud
i m
enun
jukk
an b
ahw
a w
alau
pun
spon
tan
mem
beli
kece
nder
unga
n m
emili
ki a
sosi
asi d
oron
gan
nega
tif, n
amun
ora
ng
yang
m
emili
ki
kece
nder
unga
n sp
onta
n m
embe
li tin
ggi
kem
ungk
inan
un
tuk
men
jela
jahi
le
bih.
m
enya
rank
an
bahw
a ak
tivita
s je
laja
h di
ling
kung
an b
anda
ra m
ungk
in ti
dak
sem
estin
ya
mem
baw
a sp
onta
n pe
mbe
lian.
2.
ora
ng le
bih
impu
lsif
tent
u ak
an m
embu
at p
embe
lian
di b
anda
ra
men
ingk
at.
Tabl
e 2.
1 R
ingk
asan
Pen
eliti
an T
erda
hulu
Men
gena
i Kem
asan
dan
Impu
lse
Buyi
ng
20
Judu
l dan
Pen
gara
ng
Var
iabe
l M
etod
e
Ala
t ana
lisis
K
esim
pula
n
11.
Son
ali B
ener
jee
; Su
netra
Sah
a (2
012)
: Im
puls
e Bu
ying
Beh
avio
r In
Ret
ail S
tore
s-
Trig
geri
ng T
he S
ense
1. F
reku
ensi
B
elan
ja2.
Gen
der
Pela
ngga
n
1.Ra
ndom
sa
mpl
ing
1. A
nalis
is
Fakt
or
2. A
nalis
is
peni
laia
n 3.
Ana
lisis
Fr
ekue
nsi
1. G
ende
r tid
ak m
empe
ngar
uhi f
reku
ensi
bel
anja
dan
pe
rilak
u pe
mbe
lian
impu
ls d
ari k
onsu
men
. 2.
Dor
onga
n ya
ng p
alin
g ef
ektif
yan
g m
emic
u pe
mbe
lian
impu
ls p
ada
kons
umen
dite
muk
an h
arga
dan
dis
kon
3.
Leb
ih b
anya
k w
aktu
pel
angg
an m
engh
abis
kan
men
yent
uh
bara
ng d
agan
gan,
lebi
h be
sar k
emun
gkin
an m
erek
a m
elak
ukan
pem
belia
n.
4. "P
engl
ihat
an"
adal
ah y
ang
palin
g pe
ntin
g da
lam
m
empe
ngar
uhi p
erila
ku p
embe
lian
kons
umen
.
21
Dari Tabel 2.1 dapat diketahui bahwa penelitian yang telah dilakukan oleh
Cahyorini dan Rusfian (2011) memiliki variabel yang sama, yaitu variabel
desain kemasan dan impulsive buying. Variabel desain kemasan yang
memiliki 3 elemen di dalamnya yaitu desain grafis, struktur desain, dan
informasi produk.
Dari Tabel 2.1 mayoritas penelitian terdahulu mengunakan kuisioner
sebagai metode penelitian, namun penelitian Tonkin et.al (2011)
menggabungkan kuisioner dan survei. Hal berbeda dilakukan oleh Ulrich dan
Habil (2006) yang melakukan penelitian eksperimen. Secara keseluruhan,
penelitian terdahulu menggunakan analisis regresi, namun ada juga yang
menggunakan analisis korelasi, analisis ANOVA, analisis MANOVA,
analisis faktor, analisis penilaian, dan analisis frekuensi dalam penelitian.
Dari tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa kemasan suatu produk memiliki
pengaruh dan peranan cukup penting dalam perilaku pembelian konsumen.
Hal tersebut dapat dilihat pada penelitian Cahyorini dan Rusfian (2011),
Ulrich dan Habil (2006), Silayoi dan Speece (2005), Shah et.al (2013), dan
Tonkin et.al (2011). Dari penelitian yang telah dilakukan juga dapat
disimpulkan bahwa impulsive buying merupakan perilaku pembelian yang
didorong keinginan secara tiba-tiba/spontan, hal tersebut didukung oleh
penelitian Sharma dan Nanda (2012), Benerjee dan Saha (2012), Tendai dan
Crispen (2009).
22
2.4. Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam
penelitian mengenai pengaruh desain kemasan terhadap pembelian
impulsif yang dilakukan konsumen maka dapat dirumuskan beberapa
hipotesis penelitian yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti,
yaitu desain grafis, struktur desain, informasi produk sebagai berikut:
2.4.1. Pengaruh Desain grafis pada impulsive buying
Desain melibatkan sejumlah pertimbangan penting, yang berkisar
dari spesifikasi komponen-komponen produk dan perhatian fungsional,
hingga pada aspek estetika dari produk (Ulrich & Malkewitz, 2006).
Desain kemasan meruapakan bahasa yang nampak untuk
mengkomunikasikan pemikiran dan informasi melalui penglihatan
manusia. Desain yang baik harus memberikan nilai tambah bagi sebuah
produk (Valentyaet al., 2014). Dengan demikian hipotesis yang diajukan
adalah:
H1 : Desain grafis mempengaruhi impulsive buying
2.4.2. Pengaruh Struktur desain pada impulsive buying
Sedangkan struktur desain berkaitan dengan fitur-fitur fisik kemasan, dan
terdiri dari 3 sub-dimensi: bentuk, ukuran, dan material yang dapat
mempengaruhi impulsive buying (Cahyorini & Rusfian, 2011). Dengan
demikian hipotesis yang diajukan adalah:
H2 : Struktur desain mempengaruhi impulsive buying
23
2.4.3. Pengaruh Informasi produk pada impulsive buying
Shah, Ahmad & Ahmad (2013) mengatakan bahwa informasi produk
adalah semua informasi yang berkaitan dengan kualitas produk, deskripsi
yang dapat membantu mengidentifikasi brand dan mempengaruhi
perilaku konsumen, termasuk impulsive buying. Sedangkan Mustikiwa &
Marumba (2013) mengistilahkan informasi produk pada kemasan dengan
“package instructtion”, yaitu informasi yang berkaitan dengan cara
penggunaan produk, tanggal kadaluarsa, komposisi, volume, berat, dan
cara membuang. Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah:
H3 : Informasi produk mempengaruhi impulsive buying
2.5. Kerangka Penelitian
Penelitian ini ialah penelitian replikasi dari penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh Astri Cahyorini dan Effy Zalfiana Rusfian
(2011), model dalam penelitian ini sebagai berikut (Gambar 2.1):
Desain Kemasan (X)
H1
H2
H3
Gambar 2.1 Model Penelitian
Strukrur Desain (X2)
Informasi Produk (X3)
Impulsive Buying (Y)
Desain Grafis (X1)