isi desain kemasan

30
PENDAHULUAN Landasan Teori Desain merupakan seluruh proses pemikiran dan perasaan yang akan menciptakan sesuatu, dengan menggabungkan fakta, konstruksi, fungsi dan estetika, untuk memenuhi kebutuhan manusia. Desain adalah suatu konsep pemecahan masalah rupa, warna, bahan, teknik, biaya, guna dan pemakaian yanq diungkapkan dalam gambar dan bentuk. Kegiatan desain mencakup berbagai bidang, seperti bidang produksi, tekstil, interior, mebel, benda-benda pakai dan segala macam penciptaan benda yang membutuhkan paduan artistik fungsionil dan ekonomis dari yang mempergunakan teknologi rendah sampai dengan yang mempergunakan teknologi tinggi (Anonim 1 , 2007). Kemasan adalah pelindung dari suatu barang, baik barang biasa mau pun barang-barang hasil produksi industri. Dalam dunia industri kemasan merupakan pemenuhan suatu kebutuhan akibat adanya hubungan antara penghasil barang dengan masyarakat pembeli. Untuk keperluan ini kemasan harus dapat menyandang beberapa fungsi yang harus dimilikinya seperti: - Tempat atau wadah dalam bentuk tertentu dan dapat melindungi barang dari kemungkinan rusak, sejak keluar dari pabrik sampai ke tangan pembeli, bahkan masih dapat digunakan sebagai wadah setelah isi barang habis terpakai, (dalam hal ini wadah tersebut masih 12

Transcript of isi desain kemasan

Page 1: isi desain kemasan

PENDAHULUAN

Landasan Teori

Desain merupakan seluruh proses pemikiran dan perasaan

yang akan menciptakan sesuatu, dengan menggabungkan fakta,

konstruksi, fungsi dan estetika, untuk memenuhi kebutuhan

manusia. Desain adalah suatu konsep pemecahan masalah rupa,

warna, bahan, teknik, biaya, guna dan pemakaian yanq

diungkapkan dalam gambar dan bentuk. Kegiatan desain

mencakup berbagai bidang, seperti bidang produksi, tekstil,

interior, mebel, benda-benda pakai dan segala macam

penciptaan benda yang membutuhkan paduan artistik fungsionil

dan ekonomis dari yang mempergunakan teknologi rendah

sampai dengan yang mempergunakan teknologi tinggi (Anonim1,

2007).

Kemasan adalah pelindung dari suatu barang, baik barang

biasa mau pun barang-barang hasil produksi industri. Dalam

dunia industri kemasan merupakan pemenuhan suatu

kebutuhan akibat adanya hubungan antara penghasil barang

dengan masyarakat pembeli. Untuk keperluan ini kemasan

harus dapat menyandang beberapa fungsi yang harus

dimilikinya seperti:

- Tempat atau wadah dalam bentuk tertentu dan dapat

melindungi barang dari kemungkinan rusak, sejak keluar dari

pabrik sampai ke tangan pembeli, bahkan masih dapat

digunakan sebagai wadah setelah isi barang habis terpakai,

(dalam hal ini wadah tersebut masih menyandang fungsi

iklannya). Kemasan bukan hanya sebuah bungkus, tapi juga

pelengkap rumah tangga; sebush botol kecap bagus dengan

etiketnya yang menarik dapat menyemarakkan suasana tertentu

di meja makan atau lemari di dapur; sebuah tempat kertas lap

“Klenex” yang didesain menarik dapat memperindah kamar

12

Page 2: isi desain kemasan

mandi dan botol parfum yang cantik memberikan kekhasan meja

berhias seorang gadis.

- Mutu kemasan dapat menumbuhkan kepercayaan dan

pelengkap citradiri dan mempengaruhi calon pembeli untuk

menjatuhkan pilihan terhadap barang yang dikemasnya

(bungkus rokok yang berwibawa).

- Kemasan mempunyai kemudahan dalam pemakaiannya (buka,

tutup, pegang, bawa) tanpa mengurangi mutu ketahanannya

dalam melindungi barang.

- Rupa luar kemasan harus sesegera mungkin menimbulkan

kesan yang benar tentang jenis isi barang yang dikemas.

- Perencanaan yang baik dalam hal ukuran dan bentuk, sehingga

efisien dan tidak sulit dalam hal pengepakan, pengiriman serta

penempatan, demikian pula penyusunan dalam lemari pajang.

- Melalui bentuk dan tata rupa yang dimilikinya kemasan

berfungsi sebagai alat pemasar untuk mempertinggi daya jual

barang. Dalam fungsi ini desain bentuk-kemasan harus

mendapat dukungan penuh dari unsur desain-grafisnya,

sehingga bentuk kemasan selain menarik harus dapat

menyampaikan keterangan dan pesan-pesannya sendiri

(Anonim1, 2007).

Desain kemasan menguraikan mulai dari mendesain suatu

kemasan sampai maksud yang terkandung didalamnya agar

tercapai sasaran. Ada tiga kategori untuk menentukan desain

kemasan. Pertama, soal makna kemasan. Kemasan sebaiknya

bermakna personal, sosial, dan publik. Berdasarkan sifat

komunikasi antara pengirim ke penerima pesan atau dari

produsen ke konsumen, kemasan harus punya nilai intimacy.

Apa itu? Maksudnya produk tersebut hanya ingin diketahui oleh

pelakunya, tidak ingin orang lain tahu apa isi produk dalam

kemasan itu. Sedang kemasan yang bermakna sosial, biasanya

untuk penghargaan atau penghormatan atas prestasi atau hasil

12

Page 3: isi desain kemasan

yang dicapai. Sementara kemasan yang bernilai publik, biasanya

untuk produk untuk komersial, jadi pesan kemasannya harus

dapat dimengerti oleh semua orang yang membacanya. Kedua,

kemasan dalam bentuk fisik. Terdiri dari kemasan primer 

melekat pada produknya), kemasan sekunder (melindungi

produk), kemasan tersier (fungsi kemudahan dan praktis

pembawaannya), kemudian kemasan transport dan sebagainya.

Ketiga, mendesain kemasan yang baik harus mencakup 5 fungsi

yaitu fungsi protektif, fungsi praktis, fungsi informasi, fungsi

komunikasi dan fungsi lingkungan (Anonim2, 2007).

Bahasa desain grafis adalah bahasa visual, bahasa simbol

yang diungkapkan melalui gambar, bentuk, warna dan aksara.

Grafis harus dapat mengantarkan pesan yang ingin disampaikan

oleh produsen barang lewat kemasan yang diciptakan; baik

informasi mengenai isi maupun penjelasan mengenai cara

pemakaian produk tersebut. Pemilihan tipe huruf yang

berkarakter sesuai dengan jenis barang, dipadu saling

menunjang dengan gambar ilustrasi yang tepat dan dicetak

dengan teknik percetakan yang baik, akan membawakan pesan

yang langsung ataupun yang tidak langsung dari barang

tersebut terhadap kualitas dan nilainya. Gambar dan tulisan

(teks), tidak saja penting sebagai daya tarik tetapi terutama

cergas untuk berkomunikasi dengan konsumen tentang

keterangan-keterangan yang diinginkan. Teks haruslah jelas,

singkat, benar, mudah terbaca dan menyatu dengan desain

keseluruhan (Anonim1, 2007).

Kendala terbesar dalam memasarkan sebuah produk

adalah kemasan. Hal ini kurang disadari oleh sebagian besar

pelaku usaha kecil di Indonesia. Umumnya mereka tidak sadar

atau kurang memahami bahwa kemasan yang baik dan menarik

akan mendatangkan nilai lebih pada produk yang dijual.

Umumnya pengusahan kecil kita masih berpikir tradisional yang

12

Page 4: isi desain kemasan

hanya mengandalkan pada produk yang dijual, sementara

pembungkusnya biasa saja (plastik biasa). Mereka tidak sadar

bahwa nilai produk mereka dapat bertambah berlipat-lipat jika

membalutnya dengan kemasan yang menarik. Di luar negeri

tren kemasan kreatif bukan hal yang baru lagi. Produk makanan

bahkan kerajinan pun dibungkus dengan kemasan menarik,

yang eye catching. Tak dapat disangkal, konsumen umumnya

akan tertarik dengan produk-produk yang dibungkus dengan

cantik. Ini perilaku umum konsumen, hal pertama yang

membuat mereka tertarik membeli suatu barang adalah

kemasan barang tersebut (Anonim3, 2007).

Perilaku konsumen ini sangat disadari oleh pelaku usaha

di luar negeri, entah itu pengusaha kecil ataupun besar.

Karenanya model-model kemasan cantik dan kreatif banyak

bermunculan. Mereka berlomba-lomba membuat kemasan

sekreatif mungkin (Anonim3, 2007).

Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum desain kemasan ini adalah untuk

mengasah inovasi para mahasiswa untuk mendesain suatu

kemasan yang inovatif, menarik, mudah digunakan dan

harganya murah dari bebrapa bahan kemasan.

TATA CARA PENELITIAN

Waktu dan Tempat

12

Page 5: isi desain kemasan

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 20 Mei – 3 Juni

2010 di tempat masing-masing mahasiswa.

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat desain kemasan

ini adalah :

1. Kertas karton (Kuning dan hijau)

2. Plastik mika

3. Tali

4. Plastik bermotif

5. Permen

Alat

Alat-alat yang digunakan untuk membuat desain kemasan ini

adalah :

1. Gunting

2. Penggaris

3. Pensil

4. Doble tape

Prosedur Kerja

1. Ditentukan bahan kemasan, bahan yang akan dikemas,

dan desain kemasannya.

2. Diberi penjelasan bahan kemasan dan bahan yang akan

dikemas.

3. Diberi alasan mengapa menggunakan bahan kemasan

tersebut untuk mengemas bahan yang sudah ditentukan.

4. Dibuat desain kemasan dengan cara menggambarkan

bagian secara keseluruhan dan detil-detilnya.

5. Diberi alasan yang tepat mengapa membuat desain

kemasan seperti di atas.

6. Dibuat desain kemasan dengan menggunakan bahan

kemasan yang telah ditentukan.

12

Page 6: isi desain kemasan

12

Page 7: isi desain kemasan

Pembahasan

Praktikum Teknologi Pengemasan dan Penyimpanan kali

ini adalah tentang Desain Kemasan, praktikum ini dilaksanakan

selama dua minggu di tempat masing-masing mahasiswa.

Praktikum ini bertujuan untuk mengasah inovasi dari mahasiswa

untuk mendesain suatu kemasan yang inovatif, menarik, mudah

digunakan dan harganya murah dari beberapa bahan kemasan.

Berdasarkan tujuan tersebut maka saya membuat desain

kemasan dengan bahan yang akan dikemas adalah permen

dengan kasturi flavour, yang merupakan buah khas kalimantan

selatan. Tapi sebenarnya permen yang saya kemas ini tidak ada

dipasaran atau dijual karena ini hanya imajinasi saya saja.

Menurut saya, suatu kemasan yang didesain inovatif dan

menarik sangat cocok untuk jenis produk yang sifatnya khas

atau untuk oleh-oleh karena produk khas (oleh-oleh) akan

dibawa oleh pembeli yang berasal jauh dari kalsel bahkan oleh

orang yang berasal dari luar negeri (misalnya), dengan kemasan

yang menarik maka mereka akan tertarik untuk membelinya dan

jika permen tersebut diproduksi dengan rasa yang enak maka

mereka akan ketagihan dan ingin membelinya lagi selain itu

juga merupakan bagian dari promosi sehingga desain kemasan

yang menarik akan mendatangkan nilai lebih pada produk yang

dijual. Selain itu buah kasturi tidak terdapat sepanjang tahun

yaitu hnaya pada awal musim hujan atau sekitar bulan Januari,

sehingga dapat diolah pada saat musimnya dan pada saat

kasturi tidak musim lagi dengan adanya permen tersebut kita

masih tetap bisa merasakan kasturi.

Untuk bahan kemasan yang saya gunakan untuk

mengemas permen katuri ini adalah kertas. Kemasan yang saya

buat adalah kemasan tersier atau kemasan terluar untuk

mengemas produk permen kasturi ini. Saya memilih kertas

karena murah, mudah diperoleh, mudah didaur ulang, mudah

12

Page 8: isi desain kemasan

dibentuk, serta saat ini sekarang sangat banyak modifikasi

proses pembuatan dan aditif yang digunakan, dilakukan untuk

memperoleh kertas dengan sifat khusus. Contohnya: Kertas

tahan minyak (grease proof) mempunyai permukaan seperti

gelas dan transparan, mempunyai daya tahan yang tinggi

terhadap lemak, oli dan minyak, tidak tahan terhadap air

walaupun permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti

lak dan lilin. Kertas perkamen mempunyai ketahanan lemak

yang baik, mempunyai kekuatan basah yang baik, tidak

berbau/berasa, tidak memberikan penghambatan yang baik

terhadap gas, kecuali jika dilapisi dengan bahan tertentu dan

dapat digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti

mentega, margarin, keju, teh, kopi. Kertas lilin memiliki lapisan

lilin dengan bahan dasar parafin; sifatnya dapat menghambat

air, tahan minyak dan memiliki daya rekat panas yang baik.

Desain kemasan yang saya buat untuk kemasan tersier

permen kasturi ini adalah berbentuk tas atau model amplop atau

kantong, yang berdasarkan dalam paper diklat packaging (210)

oleh Hanlon (1971) merupakan model amplop atau kantong

membuka sendiri dengan pola model perekatan ujung.

Kemudian pada bagian atas kantong tersebut saya beri tali

berwarna kuning cerah untuk pegangan sehingga mudah untuk

dibawa-bawa. Kemasan tersier yang saya buat dari kertas

karton berwarna kuning muda, saya memilih warna ini karena

menyesuaikan dengan bahan yang dikemas yaitu permen kasturi

yang berwarna kuning atau orange gelap juga bertujuan agar

menarik dengan menggunakan warna-warna cerah karena tidak

membuat mata mengantuk serta warna kuning diartikan hangat.

Kemudian dipinggiran bagian depan kemasan saya tempel

desain sasirangan berwarna kuning cerah, ini bertujuan agar

kemasan terlihat khas dan sangat kalimantan selatan dan selain

memperkenalkan permen juga memperkenalkan sasirangan.

12

Page 9: isi desain kemasan

Pada label saya menggunakan kertas berwarna hijau, saya

memilih warna ini tujuannya hanya menyesuaikan dengan warna

kuning dan karena saya suka warna hijau. Tulisan pada label

saya gunakan warna hitam dengan font garamond agar jelas

terlihat dan mudah dibaca tapi tidak terlalu kaku. Juga saya

tempel gambar buah kasturi pada bagian depan kantong agar

konsumen tau bagaimana bentuk buah kasturi sebelum di

ekstrak dan dibuat permen. Label kemasan ini saya buat dua

bahasa yaitu bahasa indonesia dan english agar jika yang

membeli bukan orang indonesia tetap bisa berkomunikasi

dengan produk tersebut. Yang terdapat pada lebel kemasan ini

adalah nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat

bersih, nama dan alamat yang memproduksi, keterangan halal

dan tanggal bulan dan tahun kadaluarsa ini merupakan sesuai

dengan hal-hal yang sekurang-kurangnya yang dicantumkan

pada label kemasan (undang-undang RI No.7 tahun 1996

tentang pangan. Kemudian saya juga menambahkan saran

penyimpanan serta bar code pada label kemasan ini. Adanya

lebel ini sangat penting yaitu untuk identifikasi produk serta

dapat lebih menjual produk, dengan hal-hal yang terdapat pada

lebel lengkap maka akan memberi informasi pada konsumen

tanpa haru smembuka kemasan, memberi petunjuk,

mempromosikan, memberikan rasa aman dan menentukan kelas

produk ynag intinya adalah sebagai saran komunikasi antara

proodusen dengan konsumen.

Pada kemasan tersier permen kasturi yang saya buat,

pada bagian depan bawah kemasan saya juga membuat seperti

jendela atau lubang transparan yang saya buat dari plastik mika

sehingga konsumen dapat melihat permen langsung tanpa

membuka kemasan dengan tujuan untuk memberikan

kemudahan pada konsumen.

12

Page 10: isi desain kemasan

Saya membuat desain kemasan tersier untuk permen

kasturi ini berbentuk tas atau kantong selain dengan alasan

bahan kemasan yang murah juga merupakan sebagai alat

promosi dan bonus untuk konsumen. Tas atau kantong ini tetap

dapat digunakan dan dibawa kemana-mana oleh konsumen

walaupun permen didalamnya sudah habis, karena tas atau

kantong didesain menarik dan cantik. Saat dibawa oleh

konsumen tersebut maka dapat terjadi promosi antara satu

konsumen dengan yang lain.

Pada dalam kemasan ini saya menggunakan permen asli

tapi tidak rasa kasturi karena tidak ada. Saya menggunakan

chewy candy dengan mango flavour yang kemudian saya

keluarkan dari bungkus aslinya dan saya bungkus kembali

dengan plastik bermotif. Permen pun tidak saya isi penuh,

sekiranya menurut saya cukup terlihat pada jendela tas yang

saya buat sehingga pada bagian dasar kantong saya beri gabus.

Saya tidak terlalu bagus dan rapi mengemas permen dengan

plastik ini karena yang saya utamakan adalah kemasan kantong

tersiernya. Permen yang saya masukkan hanya sebagai display

sehingga sebaiknya tidak dimakan karena sudah saya pegang-

pegang sewaktu membungkus dengan plastik bermotif jadi tidak

bersih lagi dan sebaiknya segera dibuang.

Tas atau kantong kemasan tersier ini saya buat semuanya

dengan melipat dan menempel dengan menggunakan double

tape, saya menggunakan itu karena sangat rekat dan mudah

penggunaanya serta tidak basah. Pada tas atau kantong

terdapat sedikit cacat pada bagian atas yaitu terdapat lubang

yang salah saat saya melubangi untuk membuat lubang tali

untuk tas atau kantong tersebut serta penempelan motif

sasirangan yang kurang rapi.

Biaya yang saya gunakan atau keluarkan untuk mendesain

kemasan ini cukup murah yaitu sejumlah Rp. 13.000, tapi tidak

12

Page 11: isi desain kemasan

semuanya terpakai dan masih terdapat banyak sisa. Serta masih

ada beberapa bahan atau sisa-sisa dan peralatan yang sudah

ada dirumah saya yang saya pakai.

12

Page 12: isi desain kemasan

Tabel 1. Hasil pengamatan hari ke-1

No.

Nama Bahan Pengamatan hari ke-

Perubahan yang terjadi

1. Sawi C (Cling + sterof + lubang + kulkas)

2 Agak layu

2. Sawi B (Cling + sterof + kulkas)

2 Agak layu

3. Sawi (Cling + sterof + lubang + ruangan)

2 -

4. Sawi (Cling + sterof + ruangan) 2 -

5. Sawi B (koran + kulkas) 2 Tidak ada perubahan

6. Sawi B (koran + ruangan) 2 Daun layu, bau tidak sedap

7. Wortel utuh 1 (Cling + sterof + lubang + kulkas)

2 Segar

8. Wortel utuh 2 (Cling + sterof + kulkas)

2 Segar

9. Wortel utuh 3 (Cling + sterof + lubang + ruangan)

2 Busuk sebagian

10. Wortel utuh 4 (Cling + sterof + kulkas)

2 Agak layu

11. Wortel utuh 6 (koran + kulkas) 2 Segar, tidak ada perubahan

12. Wortel utuh 5 (koran + ruangan)

2 Warna agak pucat, kemasan basah

13. Wortel potong C (Cling + sterof + lubang + kulkas)

2 Segar

14. Wortel potong B (Cling + sterof + kulkas)

2 Segar

15. Wortel potong D (Cling + sterof + lubang + ruangan)

2 Busuk berair

16. Wortel potong A (Cling + sterof + ruangan)

2 Busuk berair

17. Wortel potong X (koran + kulkas)

2 Tidak ada perubahan

18. Wortel potong X (koran + ruangan)

2 Berlendir, bau tidak sedap, kemasan basah

19. Langsat C (Cling + sterof + 2 Segar

12

Page 13: isi desain kemasan

lubang + kulkas)

20. Langsat B (Cling + sterof + kulkas)

2 Segar

21. Langsat D (Cling + sterof + lubang + ruangan)

2 Layu

22. Langsat A (Cling + sterof + ruangan)

2 Busuk, berjamur sebagian

23. Langsat A (koran + kulkas) 2 Tidak ada perubahan

24. Langsat A (koran + ruangan) 2 Tidak ada perubahan, basah

Tabel 2. Hasil pengamatan hari ke-4

No.

Nama Bahan Pengamatan hari ke-

Perubahan yang terjadi

1. Sawi C (Cling + sterof + lubang + kulkas)

4

2. Sawi B (Cling + sterof + kulkas)

4 Layu, busuk sebagian, berwarna kuning dan coklat sebagian

3. Sawi (Cling + sterof + lubang + ruangan)

4

4. Sawi (Cling + sterof + ruangan) 4

5. Sawi B (koran + kulkas) 4

6. Sawi B (koran + ruangan) 4

7. Wortel utuh 1 (Cling + sterof + lubang + kulkas)

4 Baik, masih segar

8. Wortel utuh 2 (Cling + sterof + kulkas)

4 Baik, masih segar

9. Wortel utuh 3 (Cling + sterof + lubang + ruangan)

4 Busuk, berjamur, berlendir

10. Wortel utuh 4 (Cling + sterof + kulkas)

4 Agak layu, tumbuh tunas.

11. Wortel utuh (koran + kulkas) 4

12. Wortel utuh 5 (koran + ruangan)

4 Baik, tekstur keras

13. Wortel potong C (Cling + sterof + lubang + kulkas)

4 Tekstur keras, keriput

14. Wortel potong B (Cling + sterof + kulkas)

4 Tekstur keras, keriput

15. Wortel potong D (Cling + sterof 4 Busuk, berair, tumbuh

12

Page 14: isi desain kemasan

+ lubang + ruangan) jamur

16. Wortel potong A (Cling + sterof + ruangan)

4 Busuk, berair, tumbuh jamur

17. Wortel potong X (koran + kulkas)

4

18. Wortel potong X (koran + ruangan)

4

19. Langsat C (Cling + sterof + lubang + kulkas)

4 Agak layu

20. Langsat B (Cling + sterof + kulkas)

4 Agak layu

21. Langsat D (Cling + sterof + lubang + ruangan)

4 Busuk, berjamur, berwarna coklat

22. Langsat A (Cling + sterof + ruangan)

4 Busuk, berjamur, berwarna coklat

23. Langsat A (koran + kulkas) 4

24. Langsat A (koran + ruangan) 4

Tabel 3. Hasil pengamatan hari ke-6

No.

Nama Bahan Pengamatan hari ke-

Perubahan yang terjadi

1. Sawi C (Cling + sterof + lubang + kulkas)

6 Baik, masih segar

2. Sawi B (Cling + sterof + kulkas)

6 Busuk

3. Sawi (Cling + sterof + lubang + ruangan)

6

4. Sawi (Cling + sterof + ruangan) 6

5. Sawi C (koran + kulkas) 6 Busuk

6. Sawi B (koran + ruangan) 6 Busuk

7. Wortel utuh 1 (Cling + sterof + lubang + kulkas)

6 Baik, masih segar

8. Wortel utuh 2 (Cling + sterof + kulkas)

6 Baik, masih segar

9. Wortel utuh 3 (Cling + sterof + lubang + ruangan)

6 Busuk, berjamur, berlendir

10. Wortel utuh 4 (Cling + sterof + kulkas)

6 Agak layu, tumbuh tunas.

11. Wortel utuh (koran + kulkas) 6 Agak layu

12

Page 15: isi desain kemasan

12. Wortel utuh (koran + ruangan) 6 Agak layu

13. Wortel potong C (Cling + sterof + lubang + kulkas)

6 Agak mengkerut, sdikit berwarna coklat

14. Wortel potong B (Cling + sterof + kulkas)

6 Agak mengkerut, sdikit berwarna coklat

15. Wortel potong D (Cling + sterof + lubang + ruangan)

6 Busuk, berair, tumbuh jamur

16. Wortel potong A (Cling + sterof + ruangan)

6 Busuk, berair, tumbuh jamur

17. Wortel potong (koran + kulkas) 6 mengkerut

18. Wortel potong (koran + ruangan)

6 mengkerut

19. Langsat C (Cling + sterof + lubang + kulkas)

6 Terdapat bintik hitam pada kulit

20. Langsat B (Cling + sterof + kulkas)

6 Terdapat bintik hitam pada kulit

21. Langsat D (Cling + sterof + lubang + ruangan)

6 Busuk, berjamur

22. Langsat A (Cling + sterof + ruangan)

6 Busuk, berjamur

23. Langsat A (koran + kulkas) 6 Terdapat bintik hitam pada kulit

24. Langsat A (koran + ruangan) 6 Terdapat bintik hitam

Tabel 4. Hasil pengamatan hari ke-8

No.

Nama Bahan Pengamatan hari ke-

Perubahan yang terjadi

1. Sawi C (Cling + sterof + lubang + kulkas)

8

2. Sawi B (Cling + sterof + kulkas)

8

3. Sawi (Cling + sterof + lubang + ruangan)

8

4. Sawi (Cling + sterof + ruangan) 8

5. Sawi (koran + kulkas) 8

6. Sawi (koran + ruangan) 8

7. Wortel utuh 1 (Cling + sterof + lubang + kulkas)

8

8. Wortel utuh 2 (Cling + sterof + kulkas)

8

12

Page 16: isi desain kemasan

9. Wortel utuh 3 (Cling + sterof + lubang + ruangan)

8

10. Wortel utuh 4 (Cling + sterof + kulkas)

8

11. Wortel utuh (koran + kulkas) 8

12. Wortel utuh (koran + ruangan) 8

13. Wortel potong C (Cling + sterof + lubang + kulkas)

8

14. Wortel potong B (Cling + sterof + kulkas)

8

15. Wortel potong D (Cling + sterof + lubang + ruangan)

8

16. Wortel potong A (Cling + sterof + ruangan)

8

17. Wortel potong (koran + kulkas) 8

18. Wortel potong (koran + ruangan)

8

19. Langsat C (Cling + sterof + lubang + kulkas)

8

20. Langsat B (Cling + sterof + kulkas)

8

21. Langsat D (Cling + sterof + lubang + ruangan)

8

22. Langsat A (Cling + sterof + ruangan)

8

23. Langsat (koran + kulkas) 8

24. Langsat (koran + ruangan) 8

Tabel 5. Hasil pengamatan hari ke-10

No.

Nama Bahan Pengamatan hari ke-

Perubahan yang terjadi

1. Sawi C (Cling + sterof + lubang + kulkas)

10 Agak layu

2. Sawi B (Cling + sterof + kulkas)

10 Agak laayu

3. Sawi (Cling + sterof + lubang + ruangan)

10

4. Sawi (Cling + sterof + ruangan) 10

12

Page 17: isi desain kemasan

5. Sawi (koran + kulkas) 10 Layu

6. Sawi (koran + ruangan) 10 Layu

7. Wortel utuh 1 (Cling + sterof + lubang + kulkas)

10 Busuk

8. Wortel utuh 2 (Cling + sterof + kulkas)

10 Masih segar

9. Wortel utuh 3 (Cling + sterof + lubang + ruangan)

10

10. Wortel utuh 4 (Cling + sterof + kulkas)

10

11. Wortel utuh (koran + kulkas) 10 Agak lembek

12. Wortel utuh (koran + ruangan) 10 Agak lembek

13. Wortel potong C (Cling + sterof + lubang + kulkas)

10 Masih segar

14. Wortel potong B (Cling + sterof + kulkas)

10 Agak busuk, berair

15. Wortel potong D (Cling + sterof + lubang + ruangan)

10

16. Wortel potong A (Cling + sterof + ruangan)

10

17. Wortel potong (koran + kulkas) 10 Lebih keriput

18. Wortel potong (koran + ruangan)

10 Lebih keriput

19. Langsat C (Cling + sterof + lubang + kulkas)

10 Busuk, berair

20. Langsat B (Cling + sterof + kulkas)

10 Busuk, berair

21. Langsat D (Cling + sterof + lubang + ruangan)

10 Busuk, berair

22. Langsat A (Cling + sterof + ruangan)

10 Busuk, berair

23. Langsat (koran + kulkas) 10 Kulit hitam, Busuk, berair

24. Langsat (koran + ruangan) 10 Busuk, berair

Tabel 6. Hasil pengamatan hari ke-12

No.

Nama Bahan Pengamatan hari ke-

Perubahan yang terjadi

12

Page 18: isi desain kemasan

1. Sawi C (Cling + sterof + lubang + kulkas)

12

2. Sawi B (Cling + sterof + kulkas)

12 Layu, warna kekuningan

3. Sawi (Cling + sterof + lubang + ruangan)

12 Layu, warna kekuningan

4. Sawi (Cling + sterof + ruangan) 12

5. Sawi (koran + kulkas) 12

6. Sawi (koran + ruangan) 12

7. Wortel utuh 1 (Cling + sterof + lubang + kulkas)

12 Masih segar, warna jingga, keras

8. Wortel utuh 2 (Cling + sterof + kulkas)

12 Masih segar, keras

9. Wortel utuh 3 (Cling + sterof + lubang + ruangan)

12

10. Wortel utuh 4 (Cling + sterof + kulkas)

12

11. Wortel utuh (koran + kulkas) 12 Layu, warma memudar, agak lembek

12. Wortel utuh (koran + ruangan) 12

13. Wortel potong C (Cling + sterof + lubang + kulkas)

12 Keras, masih segar

14. Wortel potong B (Cling + sterof + kulkas)

12 Keras, agak kehitaman

15. Wortel potong D (Cling + sterof + lubang + ruangan)

12

16. Wortel potong A (Cling + sterof + ruangan)

12

17. Wortel potong (koran + kulkas) 12 Layu, warma memudar, agak lembek

18. Wortel potong (koran + ruangan)

12

19. Langsat C (Cling + sterof + lubang + kulkas)

12 Keras. Kulit kecoklatan

20. Langsat B (Cling + sterof + kulkas)

12 Lembek, layu, kulit kecoklatan

21. Langsat D (Cling + sterof + lubang + ruangan)

12

22. Langsat A (Cling + sterof + 12

12

Page 19: isi desain kemasan

ruangan)

23. Langsat (koran + kulkas) 12 Busuk, Lembek, kulit coklat

24. Langsat (koran + ruangan) 12

Pembahasan

Kehilangan mutu dan kerusakan pangan disebabkan oleh

faktor-faktor sebagai berikut, yaitu :

1) Pertumbuhan dan aktivitas mikroba yang menggunakan

pangan sebagai substrat untuk memproduksi toksin

didalam pangan;

2) Katabolisme dan pelayuan (senescence) yaitu proses

pemecahan dan pematangan yang dikatalisis enzim indigenus;

3) Reaksi kimia antar komponen pangan dan/atau bahan-

bahan lainnya dalam lingkungan penyimpanan;

4) Kerusakan fisik oleh faktor lingkungan (kondisi proses

maupun penyimpanan)

5) Kontaminasi serangga, parasit dan tikus atau binatang

pengerat

6) Aktivitas enzim yang terdapat dalam bahan pangan

7) Kandungan air dalam bahan pangan

8) Suhu, baik suhu tinggi maupun rendah

9) Udara khususnya oksigen

10) Sinar

11) Waktu penyimpanan

Makanan yang dikemas mempunyai tujuan untuk

mengawetkan makanan, yaitu mempertahankan mutu

kesegaran, warnanya yang tetap, untuk menarik konsumen,

memberikan kemudahan penyimpanan dan distribusi, serta yang

lebih penting lagi dapat menekan peluang terjadinya

kontaminasi dari udara, air, dan tanah baik oleh

mikroorganisme pembusuk, mikroorganisme yang dapat

membahayakan kesehatan manusia, maupun bahan kimia yang

12

Page 20: isi desain kemasan

bersifat merusak atau racun. Beberapa faktor yang penting

diperhatikan dalam pengemasan bahan pangan adalah sifat

bahan pangan tersebut, keadaan lingkungan dan sifat bahan

pengemas. Sifat bahan pangan antara lain adalah adanya

kecenderungan untuk mengeras dalam kadar air dan suhu yang

berbeda- beda, daya tahan terhadap cahaya, oksigen dan

mikroorganisme (Winarno, et al. 1986).

Pada praktikum teknologi pengemasan dan penyimpanan

kali ini dilakukan pengamatan terhadap pengaruh beberapa

jenis kemasan terhadap penyimpanan pangan, dimana dalam

praktikum ini digunakan beberapa kemasan yaitu Styrofoam

yang ditutup dengan cling wrap dan kertas Koran. Dilakukan

beberapa perlakuan berbeda pada masing-masing jenis

kemasan, pada cling wrap yaitu ada yang dilubangi dan tidak,

kemudian kertas Koran ada yang dilubangi dan tidak serta

tempat penyimpanannya yaitu pada suhu ruang dan suhu

kulkas. Pada bahan yang dikemas pun berbeda-beda, ada bahan

yang dipotong-potong dan ada yang tidak. Masing-masing

menghasilkan perubahan yang berbeda-beda pada setiap dua

hari nya selama 12 hari. Namun dapat disimpulkan secara

umum yaitu, sayuran dan buah yang disimpan dalam kemasan

styrofoam dengan tutup cling wrap tanpa lubang lebih tahan

lama dibandingkan sayuran yang disimpan dalam kemasan

styrofoam dengan tutup cling wrap yang berlubang dan kertas

koran. Pada sayuran yang dipotong-potong, tidak akan dapat

bertahan lama untuk disimpan, hal tersebut terlihat pada

sayuran yang dipotong khususnya yang disimpan pada suhu

ruang dan dibungkus dengan koran mengalami kerusakan yang

lebih dulu dibandingkan dengan sayuran yang dipotong lainnya,

dapat dilihat pula bahwa sayuran buah potong lebih rentan

terhadap kontaminasi mikroba, dan tumbuhnya jamur. Untuk

sayuran yang disimpan pada suhu ruangan akan mengalami

12

Page 21: isi desain kemasan

kerusakan yang lebih cepat dibandingkan dengan sayuran yang

disimpan di dalam suhu kulkas (lemari pendingin).

Hal tersebut diatas diakibatkan oleh beberapa sebab

yaitu, kemasan Styrofoam dengan tutup cling wrap yang

tertutup rapat dan tanpa lubang bersifat impermeable yang

dapat mencegah masuknya oksigen dari luar (yang dapat

memicu reaksi oksidasi yang merusak bahan ataupun membawa

mikroba dari luar). Hal ini berbeda dengan kemasan Styrofoam

dengan tutup cling wrap berlubang maupun kertas koran yang

bersifat permeable yang dapat memudahkan pemasukan

oksigen, dimana beberapa reaksi penyebab kerusakan pangan

dipicu oleh oksigen, dan penghilangan udara akan

mengeluarkan semua oksigen sehingga mencegah

berlangsungnya reaksi kimiawi dan enzimatis yang dipicu oleh

oksigen, juga menghambat pertumbuhan mikroorganisme

aerobic. Plastik cocok digunakan untuk mengemas bahan

pangan segar karena sifatnya yang kuat, bentuk fleksibel,

dibandingkan dengan kertas koran yang bersifat mudah robek,

tidak dapat untuk produk cair sedangkan bahan pangan segar

memiliki kadar air yang cukup tinggi. Maka dari itu, biasanya

orang membungkus sayuran dengan plastik rapat-rapat agar

segar. Salah satu sifat sayuran (produk hortikultura) adalah

dipanen dalam keadaan hidup/segar. Produk tersebut (sayuran

atau buah) masih melakukan aktivitas respirasi (bernapas)

sebagai bagian dari metabolisme. Hasil dari respirasi tersebut

antara lain adalah air (dalam bentuk uap). Untuk mencegah uap

air terakumulasi dalam kemasan plastik sayuran dan buah dapat

dilakukan dengan membuat lubang-lubang kecil secukupnya

pada plastik pembungkus. Jadi sebaiknya bungkusan sayuran

dilubangi agar tidak terjadi kerusakan pada sayuran akibat air

yang dihasilkan dari respirasi. Pada sayuran yang dipotong-

potong, tidak akan dapat bertahan lama untuk disimpan karena

12

Page 22: isi desain kemasan

akibat dari pemotongan tersebut dapat mempercepat penetrasi

mikrobia kontaminan ke dalam jaringan, yang juga dipengaruhi

oleh beberapa faktor, yaitu suhu, kelembaban relatif (RH) dan

nutrisi yang sesuai.

Untuk sayuran yang disimpan pada ruangan akan

mengalami kerusakan yang lebih cepat dibandingkan dengan

sayuran yang disimpan di dalam lemari pendingin, hal ini

dikarenakan pada suhu rendah merupakan penyimpanan yang

paling baik karena pada suhu rendah dapat menghambat

pertumbuhan mikroba, bahan pangan masih dapat

mempertahankan kesegarannya, sehingga menghambat

terjadinya respirasi serta mengurangi terjadinya penguapan,

dimana penguapan berkurang maka RH rendah. Timbulnya titik

titik uap air pada kemasan disebabkan terjadinya respirasi dan

penguapan. Kontaminasi mikroba pada bahan pangan dapat

dilihat pada beberapa sayuran yang busuk berair dan airnya

berwarna gelap. Kontaminasi yang terjadi pada bahan pangan

tersebut disebabkan oleh serangan bakteri pada sayuran.

Kontaminasi ini sangat nampak pada sayuran daun dan wortel

potong yang disimpan pada kemasan Styrofoam dengan tutup

cling wrap, khususnya yang berlubang dan disimpan di ruangan.

Pada serealia yaitu beras dalam pengamatan yang

dilakukan tidak medapatkan hasil karena pada saat pengamatan

banyak objek pengamatan yang hilang dan beberapa yang

pecah. Sehingga pengamatan tidak dilanjutkan.

Pada hasil pengamatan juga ada beberapa hasil

pengamatan yang kosong atau tidak ada, hal ini dikarenakan

busuk, hilang atau kurangnya penelitian dari praktikan.

12

Page 23: isi desain kemasan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum desain kemasan

kali ini adalah :

1. Bahan kemasan saya gunakan adalah kertas yang menurut

saya murah dan mudah didapat serta dibentuk.

2. Bahan yang saya kemas adalah permen dengan spesifik

adalah untuk oleh-oleh atau cindera mata.

3. Desain kemasan yang saya buat adalah kemasan amplop

atau kantong dengan model membuka sendiri

4. Desain kemasan yang menarik dan unik akan menambah

nilai jual suatu produk.

Saran

Pada praktikum kali ini praktikan diharapkan untuk lebih

inovatif dan rapi dalam pengerjaan kemasan sehingga akan

maksimal hasil yang didapatkan.

12

Page 24: isi desain kemasan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2007. Desain Grafis pada Kemasan. http://desaingrafisindonesia.wordpress.com/. Diakses pada

tanggal 30 mei 2010 pukul 11.00 am

Anonim2. 2007. Desain Kemasan Menentukan Nilai Produk.

http://ikm.depperin.go.id/Publikasi/KumpulanArtikel/tabid/67/ctl/Login/ Default.aspx. Diakses pada tanggal 30 mei 2010 pukul 11.00 am

Anonim3. 2009. Delli Gunarsa Kemasan yang Unik dan Kreatif Gandakan Keuntungan.

http://www.cybertokoh.com/index.php?option=com_content&task=view& id=125&Itemid=94. Diakses pada tanggal 30 mei 2010 pukul 11.00 am

12