BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan...

41
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisi Merger dan akuisisi merupakan istilah yang umum digunakan dalam aksi sebuah atau beberapa perusahaan dalam melakukan ekspansi bisnis Akbarwati dalam (Associate Analyst Vibiz Research Center, 2010) menyatakan perluasan atau ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan. Merger dan akuisisi atau penggabungan usaha merupakan salah satu bentuk restrukturisasi perusahaan, dalam dunia bisnis khususnya korporasi istilah merger dan akuisisi merupakan istilah yang tidak asing lagi. Merger merupakan salah satu strategi yang diambil perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan. Merger dan akuisisi juga terjadi pada perusahaan di berbagai sektor agar mampu bertahan di tengah berbagai kondisi ekonomi di Indonesia. Hal tersebut menjadi salah satu energi upaya perusahaan untuk meningkatkan kualitas perusahaan sehingga diharapkan sesudah proses merger dan akuisisi akan didapatkan kinerja keuangan. Merger adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu PT atau lebih untuk menggabungkan diri dengan PT lain yang telah ada dan selanjutya PT yang menggabungkan diri menjadi bubar 12

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisi

Merger dan akuisisi merupakan istilah yang umum digunakan dalam

aksi sebuah atau beberapa perusahaan dalam melakukan ekspansi bisnis

Akbarwati dalam (Associate Analyst Vibiz Research Center, 2010)

menyatakan perluasan atau ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan

untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan

keuntungan atau profit perusahaan. Merger dan akuisisi atau penggabungan

usaha merupakan salah satu bentuk restrukturisasi perusahaan, dalam dunia

bisnis khususnya korporasi istilah merger dan akuisisi merupakan istilah yang

tidak asing lagi. Merger merupakan salah satu strategi yang diambil

perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

Merger dan akuisisi juga terjadi pada perusahaan di berbagai sektor

agar mampu bertahan di tengah berbagai kondisi ekonomi di Indonesia. Hal

tersebut menjadi salah satu energi upaya perusahaan untuk meningkatkan

kualitas perusahaan sehingga diharapkan sesudah proses merger dan akuisisi

akan didapatkan kinerja keuangan. Merger adalah perbuatan hukum yang

dilakukan oleh satu PT atau lebih untuk menggabungkan diri dengan PT lain

yang telah ada dan selanjutya PT yang menggabungkan diri menjadi bubar

12

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

13

(Hariyani, etal.2011). sedangkan akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan

atau kendali operasional suatu perusahaan (Maheka,2008).

Abdul Moin (2003) menyatakan bahwa merger dan akuisisi bisa

didekati dari perspektif yaitu keuangan perusahaan (corporate finance) dan

dari manajemen startegi (strategic management). Dari sisi keuangan

perusahaan, merger dan akusisi adalah salah satu bentuk keputusan investasi

jangka panjang (penganggaran modal/ capital budgeting) yang harus

diinvestigasi dan dianalisis dari aspek kelayakan bisninsnya. Sementara itu

dari perspektif manajemen strategi, merger dan akuisisi adalah alternatif

strategi pertumbuhan melalui jalur eksternal untuk mencapai tujuan

perusahaan.

2.1.1 Pengertian Merger

Merger berasal dari bahasa latin “mergerer” yang berarti (1)

bergabung, bersama, menyatu, berkombinasi (2) menyebabkan hilangnya

identitas karena terserap atau tertelan sesuatu. Merge rmerupakan kombinasi

dari dua perusahaan atau lebih untuk membentuk sebuah perusahaan baru

(Scott C. Whitaker, 2012). Merger biasa digunakan dalam perusahaan sebagai

proses penggabungan suatu usaha. Merger dapat dilakukan baik secara

internal maupun eksternal. Merger internal terjadi ketika perusahaan sasaran

berada dalam satu kepemilikan group yang sama sedangkan Merger eksternal

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

14

terjadi ketika perusahaan sasaran berada dalam group kepemilikan yang

berbeda.

Dalam strategi bisnis Merger didefinisikan oleh Hitt (2001, h. 295)

sebagai sebuah strategi dimana dua perusahaan setuju untuk menyatukan

kegiatan operasionalnya dengan basis yang relatif seimbang, karena mereka

memiliki sumber daya dan kapabilitas yang secara bersama-sama dapat

menciptakan keunggulan kompetetif yang lebih kuat. Lebih lanjut

Sudarsanam (1999, h. 1) mengatakan bahwa dalam Merger perusahaan-

perusahaan yang menggabungkan dan membagi sumber daya yang mereka

miliki untuk mencapai tujuan bersama, dan para pemegang saham dari

perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut seringkali tetap dalam posisi

pemilik bersama entitas yang digabungkan.

Gambar 2.1.1 Ilustrasi Merger

2.1.2 Pengertian Akuisisi

Akuisisi berasal dari kata “acquisition” (Latin) dan “acquisition”

(Inggris), makna harfiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan sesuatu /

obyek untuk ditambahkan pada sesuatu yang telah dimiliki sebelumnya.

Perusahaan A

Atau

Perusahaan B

Perusahaan A

Perusahaan B

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

15

Akuisisi dalam teminologi bisnis diartikan sebagai pengambilalihan

kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset suatu perusahaan oleh

perusaahaan lain, dan dalam peristiwa baik perusahaan pengambilalih atau

yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah (Moin,

2003).

Cara penggabungan usaha lainnya adalah dengan cara akuisisi.

Melalui akuisisi perusahaan dapat menjadikan perusahaan targetnya sebagai

anak perusahaannya jadi dengan kata lain perusahaan baik pengakuisisi

ataupun perusahaan target tetap berdiri semua ( Agus Sartono, 2001). Dalam

proses akuisisi kebanyakan pemegang saham perusahaan target akan

mendapatkan banyak manfaaat dibandingkan dengan pemegang saham

perusahaan pengakuisisi. Hal ini dapat terjadi bila dalam tender

pengambilalihan banyak perusahaan berpartisipasi sehingga penawaran saham

perusahaan menjadi lebih tinggi.

Akuisisi dalam terminologi bisnis menurut Hadiningsih (dikutip dari

Moin, 2003) diartikan sebagai pengambilalihan kepemilikan atau

pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusaahaan lain,

dan dalam peristiwa baik perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih

tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. Sedangkan sebuah akuisisi

menurut Hitt (2001, h. 295) adalah strategi yang melaluinya suatu perusahaan

membeli hak untuk mengontrol atau 100 persen kepemilikan terhadap

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

16

perusahaan lain dengan tujuan untuk menggunakan kompetensi inti

perusahaan itu secara efektif, dengan cara menjadikan perusahaan yang

diakuisisi itu sebagai bagian dari bisnis dalam portofolio perusahaan yang

mengakuisisi.

Gambar 2.1.2 Ilustrasi Akuisisi

Sebelum Akusisi Setelah Akusisi

Pengendalian

2.1.3 Definisi Merger dan Akuisisi Menurut Para Ahli

Penggabungan usaha dapat dilakukan melalui merger dan akuisisi.

Merger menurut Foster (1986) dalam Usadha dan Yasa (2009) adalah

penggabungan dari dua perusahaan atau lebih, tetapi salah satu nama

perusahaan masih tetap digunakan, sedangkan yang lain melebur menjadi satu

kesatuan hokum. Sedangkan akuisisi menurut Foster (1986) dalam Helga dan

Salamun (2006) adalah pembelian seluruh atau sebagian besar kepemilikan

baik dalam bentuk saham ataupun aktiva oleh perusahaan lain. Akuisisi saham

dilakukan dengan cara mengambilalih atau membeli seluruh atau sebagian

besar saham yang telah dikeluarkan oleh perusahaa yang diakuisisi dengan

menggunakan kas, saham atau sekuritas lain. Menurut Payamta dan Setiawan

Perusahaan A Perusahaan A

Perusahaan B Perusahaan B

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

17

(2004) dengan akuisisi mengakibatkan beralihnya pengendalian kepada

perusahaan lainnya.

Motif utama perusahaan melakukan merger dan akuisisi menurut

Brigham dan Houston (2004) adalah sinergi, pertimbangan pajak, pembelian

aktiva dibawah penggantianya, diversifikasi, insentif pribadi manajer, nilai

residual. Selain dari beberapa motif diatas Sinuraya, (1999) juga

mengemukakan alasan-alasan dilakukannya merger. Alasan-alasan tersebut

mungkin tidak mutually exclusive tetapi dipertimbangkan bersama-sama yaitu

untuk bias beroperasi dengan lebih ekonomis, memeroleh manajemen yang

lebih baik, penghematan pajak yang belum dimanfaatkan, untuk

memanfaatkan dana yang mengganggur.

Gie (1992) dalam Payamta dan Setiawan (2004) mencatat beberapa

manfaat merger dan akuisisi yaitu komplementaris, pooling kekuatan,

mengurangi persaingan, menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan

beberapa kondisi kadang dinyatakan bahwa penggabungan usaha tidak lain

adalah pengambilalihan salah satu perusahaan bermaksud membeli

perusahaan lain dan kerap kali berada diluar kemauan perusahaan atau

kelompok-kelompok pemegang saham. Merger dan akuisisi (M&A)

merupakan suatu kegiatan penggabungan usaha yang banyak dilakuka oleh

perusahaan dalam negeri maupun luar negeri.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

18

2.1.4 Motif Merger dan Akuisisi

Pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan

melakukan merger dan akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non-ekonomi.

Motif ekonomi berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan yaitu

meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran

pemegang saham. Disisi lain, motif non ekonomi adalah motif yang bukan

didasarkan pada esensi tujuan perusahaan, tetapi didasarkan pada keinginan

subyektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan (Moin,

2003).

1. Motif Ekonomi

Merger dan akuisisi memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka

panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan n ilai tersebut. Oleh sebab

itu seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus diarahkan untuk

mencapai tujuan tersebut. Esensi dari tujuan perusahaan, jika ditinjau dari

perpektif manajemen keuangan, adalah seberapa besar perusahaan mampu

menciptakan nilai (value creation) bagi perusahaan dan bagi pemegang

saham. Merger dan akusisi memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka

panjangnya adalah mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh karena itu

seluruh aktivitas dan keputusan yang diambil oleh perusahaan harus

diarahkan mencapai tujuan ini.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

19

Implentasi program yang dilakukan oleh perusahaan harus melalui

langkah-langkah konkrit misalnya melalui efisiensi produksi, peningkatan

penjualan, pemberdayaan dan peningkatan produktivitas sumder daya

manusia. Disamping itu dalam motif ekonomi merger dan akuisisi yang

lain meliputi (Moin, 2004):

1) Mengurangi waktu, biaya dan resiko kegagalan memasuki pasar baru.

2) Mengakses reputasi teknologi, produk dan merek dagang.

3) Memperoleh individu-individu sumberdaya manusia yang

professional.

4) Membangun kekuatan pasar.

5) Memperluas pangsa pasar.

6) Mengurangi persaingan.

7) Mendiversikasi lini produk.

8) Mempercepat pertumbuhan.

9) Menstabilkan cashflow dan keuntungan.

2. Motif Sinergi

Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan merger

dan akuisisi adalah menciptakan sinergi. Sinergi merupakan nilai

keseluruhan perusahaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar

daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger

dan akuisisi. Sinergi dihasilkan melalui kombinasi aktivitas secara

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

20

simultan dari kekuatan atau lebih elemen-elemen perusahaan yang

bergabung.

Pengaruh sinergi dapat timbul dari empat sumber, yaitu: (1)

Penghematan operasi, yang dihasilkan dari skala ekonomis dalam

manajemen, pemasaran, produksi atau distribusi; (2) Penghematan

keuangan, yang meliputi biaya transaksi yang lebih rendah dan evaluasi

yang lebih baik oleh para analisis sekuritas; (3) Perbedaan efisiensi, yang

berarti bahwa manajemen salah satu perusahaan, lebih efisien dan aktiva

perusahaan yang lemah akan lebih produktif setelah merger dan (4)

Peningkatan penguasaaan pasar akibat berkurangnya persaingan (Brigham

dan Houston, 2001). Bentuk-bentuk sinergi disajikan sebagai berikut :

1) Sinergi Operasi

Sinergi operasi (operating synergy) terjadi ketika perusahaan

hasil kombinasi mencapai efisiensi biaya. Efisiensi ini dicapai dengan

cara pemanfaatan secara optimal sumberdaya-sumberdaya perusahaan.

Sehingga dengan adanya merger ataupun akuisisi yang dilakukan

perusahaan maka diharapakan perusahaan dapat memasarkan

produknya hingga kapasitas penuh, dimana yang sebelumnya masih

idle akan dapat dioptimalkan untuk mendukung permintaan pasar.

Disini terjadi efisiensi karena pemanfaatan kapasitas produksi yang

semula masih menganggur.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

21

2) Sinergi Financial

Sinergi finansial (Financial synergy) dihasilkan ketika

perusahaan hasil merger memiliki struktur modal yang kuat dan

mampu mengakses sumber-sumber dana dari luar secara lebih mudah

dan murah sedemikian rupa sehingga biaya modal perusahaan semakin

menurun. Struktur permodalan yang kuat akan menjamin

berlangsungnya aktivitas operasi perusahaan tanpa menghadapi

kesulitan likuiditas. Akses yang semakin mudah terhadap sumber-

sumber dana dimungkinkan ketika perusahaan memiliki ukuran yang

semakin besar. Perusahaan memliki struktur permodalan yang kuat

dan size yang besar akan diberi kepercayaan dan kepercayaan yang

positif oleh publik. Kondisi seperti ini akan memberikan dampak

positif bagi perusahaan karena makin meningkatnya kepercayaan

pihak lain seperti lembaga-lembaga keuangan sehingga mereka

bersedia meminjamkan dana. Perusahaan yang memiliki kepercayaan

dari publik seperti itu memiliki risiko kebangkrutan yang lebih kecil

daripada yang tidak memiliki kepercayaan publik.

3) Sinergi Manajerial

Sinergi manajerial (mangerial synergy) dihasilkan ketika

terjadi transfer kapabilitas manajerial dan skill dari perusahaan yang

satu ke perusahaan lain atau ketika secara bersama-sama mampu

memanfaatkan kapasitas know-how yang mereka miliki. Manajemen

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

22

yang seperti ini mampu bersinergi dalam mengambil keputusan-

keputusan startegik. Transfer kapabilitas terutama sekali terjadi ketika

sebuah perusahaan yang memiliki kinerja manajerial yang lebih baik

merger dengan perusahaan lain yang memiliki kinerja manajerial yang

kurang bagus. Perusahaan yang superior dalam suatu industry

seringkali memiliki sumberdaya manajemen yang lebih bagus

dibanding perusahaan yang lain di industri yang sama. Perusahaan

yang belum memiliki manajerial yang bagus perlu pembelajaran

internal (internal learning) melalui merger dengan perusahaan lain

apabila ingin memiliki keunggulan manajerial.

4) Sinergi Teknologi

Sinergi teknologi bisa dicapai dengan memadukan keunggulan

teknik sehingga saling memetik manfaat. Sinergi teknologi dapat

terjadi misalnya pada departemen riset dan pengembangan,

departemen disain dan engineering, proses manufacturing, dan

teknologi informasi.

5) Sinergi Pemasaran

Perusahaan yang melakukan merger akan memperoleh manfaat

dari semakin luas dan terbukanya produk, bertambahnya lini produk

yang dipasarkan, dan semakin banyak konsumen yang bisa dijangkau.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

23

3. Motif Diversifikasi

Diversifikasi adalah strategi perkembangan bisnis yang dapat dilakukan

melalui merger dan akuisisi. Diversifikasi dimaksud untuk mendukung

aktivitas bisnis dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi

bersaing. Akan tetapi jika melakukan diversifikasi yang semakin jauh dari

bisnis semula, maka perusahaan tidak lagi berada pada koridor yang

mendukung kopetensi inti (core competence).

4. Motif Non-Ekonomi

Aktivitas merger dan akuisisi terkadang dilakukan bukan untuk

kepentingan ekonomi saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat

non-ekonomi, seperti prestise dan ambisi. Motif non-ekonomi dapat

berasal dari manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan.

1) Hubris Hypothesis menyatakan bahwa merger dan akuisisi

sematamata didorong oleh motif ketamakan dan kepentingan pribadi

para eksekutif perusahaan.

2) Ambisi pemilik untuk menguasai berbagai sektor industri.Perusahaan-

perusahaan tersebut akan membentuk konglomerasi dibawah kendali

perusahaan induk.

Menurut Brigham dan Houston (1998) beberapa alasan merger dan

akuisisi yang sering dimunculkan adalah sinergi, pertimbangan pajak,

membeli asset di bawah biaya penggantian, diversifikasi, insentif bagi

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

24

manajer dan break up value. Dari keenam alasan tersebut yang paling

dominan adal ah alasan sinergi.

2.1.5 Tahapan Merger dan Akuisisi

Pelaksanaan merger dan akuisisi diharapkan memberi dampak positif pada

kinerja keuangan perusahaan. Nilai keseluruhan perusahaan setelah merger

dan akuisisi akan lebih besar dari penjumlahan nilai masing-masing

perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Selain itu merger dan akuisisi dapat

memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan, antara lain efisiensi berupa

penurunan biaya produksi, peningkatan keterampilan manajerial, serta

peningkatan kemampuan dalam pemasaran.

Dalam pelaksanaan merger dan akuisisi biasanya akan melewati beberapa

proses. Secara umum tahapan-tahapan merger dan akuisisi, pertama

perusahaan besar akan menentukan perusahaan target yang akan mereka beli.

Lalu dilanjutkan dengan sebuah negosiasi yang mana bila negosiasi berjalan

dengan lancar akan diikuti dengan pemebelian perusahaan target dengan nilai

yang telah dikehendaki bersama. Sangat jarang sebuah perusahaan

menawarkan untuk di ambilalih oleh perusahaan lian, kecuali dalam kasus

ketika perusahaan tersebut memiliki masalah atau kesulitan keuangan.

Menurut Agus Sartono (2001) tahapan pertama merger dan akuisisi adalah

perusahaan yang akan melakukan pengambilalihan akan mengidentifikasikan

perusahaan target. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan harga beli yang

bersedia dibayarkan. Dalam tahapan selanjutnya manajemen perusahaan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

25

pengmbilalih akan menghubungi manajemen perusahaan target untuk

dilakukan sebuah negoisiasi. Bila kedua perusahaan sepakat maka manajemen

perusahaan target akan melakukan pendekatan kepada para pemegang saham

untuk meyakinkan mereka bahwa penggabungan perusahaan ini akan

membawa keuntungan kepada kedua perusahaan, setelah para pemegang

saham setuju penggabungan dapat dilaksanakan baik dalam bentuk

pemabayaran tunai maupun dalam bentuk pembayaran dengansaham

perusahaan.

Sedangkan menurut Estanol dan Jo (2005) dalam merger terdapat tiga

tahapan yaitu :

1. Pre-Merger

Tahap ini merupakan keadaan sebelum merger dimana dalam tahap ini,

tugas dari seluruh jajaran direksi maupun manajemen kedua atau lebih

perusahaan adalah mengumpulkan informasi yang kompeten dan

signifikan unuk kepentingan proses merger perusahaan-perusahaan

tersebut sehingga dapat terjadi sinergi dari merger yang akan dilakukan.

2. Merger

Ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan merger , hal yang harus

dilakukan untuk pertama kalinya dalam tahap ini adalah penyesuaian diri

dan saling mengintegrasikan diri dengan partner mereka agar dapat terjadi

sinergi

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

26

3. Post-Merger

Pada tahapan ini, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh

perusahaan. Langkah pertama (1) yang akan dilakukan oleh perusahaan

adalah dengan melakukan resktruktrisasi, dimana dalam merger , sering

terjadi adanya dualism kepemimpinan yang akan membawa pengaruh

buruk dalam organisasi. Langkah kedua (2) yang diambil adalah dengan

membangun suatu kultur baru dimana kultur atau budaya ini dapat

merupakan gabungan dari keunggulan kedua budaya perusahaan atau

dapat juga merupakan budaya yang sama sekali baru bagi perusahaan.

Langkah ketiga (3) yang diambil adalah dengan cara melancarkan transisi,

dimana yang harus dilakukan dalam hal ini adalah dengan membangun

suatu kerjasama, dapat berupa tim gabungan ataupun kerjasama mutual

2.1.6 Alasan Melakukan Merger dan Akuisi

Alasan perusahaan memilih merger dan akuisisi sebagai strateginya adalah

karena merger dan akuisisi dianggap jalan cepat untuk mewujudkan tujuan

perusahaan dimana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis

baru. Merger dan akuisisi juga dianggap dapat menciptakan sinergi yaitu nilai

keseluruhan perusahaaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar

daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan

akuisisi. Selain itu keuntungan lebih banyak diberikan melalui merger dan

akuisisi kepada perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

27

pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi berupa

penurunan biaya produksi.

Merger dan akuisisi adalah keputusan strategis para manajer dari suatu

perusahaan, yang mana juga merupakan produk dari salah satu aspek

mendasar dalam strategi korporasi, memiliki beragam alasan, motif dan

tujuan. Menurut Simanjuntak (dikutip dari Prasana Chandra, 2001, h. 914)

menyatakan bahwa alasan ekonomi yang utama dari merger adalah nilai

(value) perusahaan hasil merger diharapkan lebih besar dari jumlah nilai

mandiri (independent values) dari perusahaan-perusahaan yang bergabung

(merger). Sedangkan Brigham (2001) menyatakan bahwa sinergi merupakan

alasan utama perusahaan melakukan merger dan akuisisi. Pengaruh sinergi

sendiri bisa timbul dari empat sumber, yaitu (1) Penghematan operasi, yang

dihasilkan dari skala ekonomis dalam manajemen, pemasaran, produksi atau

distribusi; (2) Penghematan keuangan, yang meliputi biaya transaksi yang

lebih rendah dan evaluasi yang lebih baik oleh para analisis sekuritas; (3)

Perbedaan efisiensi, yang berarti bahwa manajemen salah satu perusahaan,

lebih efisien dan aktiva perusahaan yang lemah akan lebih produktif setelah

merger dan (4) Peningkatan penguasaaan pasar akibat

berkurangnyapersaingan.

Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui

merger maupun akuisisi, yaitu: a. Pertumbuhan atau diversifikas, b. Sinergi, c.

Meningkatkan dana, d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi, e.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

28

Pertimbangan pajak, f. Meningkatkan likuiditas pemilik, g. Melindungi diri

dari pengambilalihan. Alasan perusahaan melakukan Merger dan Akuisisi

adalah untuk memperoleh sinergi atau nilai tambah, strategies opportunities,

meningkatkan efektivitas dan mengeksploitasi mispricing di pasar modal

(Foster 1994, dalam Annas, 2010). Selain itu, alasan lain dilakukan merger

yaitu perusahaan ingin meningkatkan nilai perusahaan dan mensejahterakan

pemilik saham.

Sedangkan menurut Agus Sartono (2001) alasan perusahaan melakukan

merger dan akuisisi adalah sebagai berikut :

1. Ekonomies of Scale dengan merger dan akuisisi perusahaan dapat

mencapai skala operasi yang ekonomis. Skala ekonomis disini adalah

skala operasi dengan biaya rata-rata terendah. Dengan melakukan merger

dan akuisisi duplikasi fasilitas operasi dapat dihilangkan, serta dapat

memberikan pemasaran yang lebih efisien. Dengan merger dan akuisisi

dapat diperoleh adanya sinergi dimana nilai keseluruhan lebih besar dari

penjumlahan nilai setiap bagiannya. Skala ekonomi terjadi tidak hanya

dalam artian proses produksi saja, melainkan dalam bidang pemasaran,

personalia, keuangan dan juga bidang administrasi. Secara luas cakupan

skala ekonomi yang ingin dicapai adalah dalam seluruh penggunaan

sumber daya yang ada. Skala ekonomi dapat dicapai dengan berbagai

bentuk merger dan akuisisi, seperti merger horizontal yang akan

menghilangkan duplikasi fasilitas operasi karena memiliki produk yang

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

29

sama. Secara vertical akan memperpanjang jaringan usaha. Merger

vertical dapat dari depan ke belakang untuk menjamin supply bahan baku

ataupun dari belakang ke depan untuk menjangkau konsumen lebih

banyak lagi.

2. Memperbaiki manajemen akibat dari pengelolaan perusahaan yang tidak

efisien maka profitabilitas perusahaan akan menjadi rendah. Kurangnya

motivasi untuk ncapai profit yang tinggi, kurangnya keberanian untuk

mengambil resiko meruapakan bagian dari kegagalan perusahaan dalam

menghadapi persaingan yang semakin ketat. Dengan merger dan akuisisi

perusahaan dapat mempertahankan karyawan yang memang benar-benar

membawa keuntungan bagi perusahaan sehingga kemakmuran pemegang

saham dapat ditingkatkan selain itu efisiensi dan produktivitas karyawan

dapat ditingkatkan.

3. Penghematan pajak perusahaan sering mendapatkan potensi untuk

menghemat pajak, tetapi karena perusahaan tidak memperoleh laba maka

perusahaa tidak dapat memanfaatkannya. Maka perusahaan memutuskan

untuk menggabungkan usaha dengan perusahaan lain yang memperoleh

laba, dengan ini pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan menjadi

lebih kecil.

4. Diversifikasi atau Risk Reduction diversifikasi menjadi mudah dengan

merger dan akuisisi dimana perusahaan tidak perlu memulai lagi dari awal

untuk mempunyai lini usaha baru Dengan diversifikasi perusahaan juga

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

30

dapat memperkecil pengaruh siklus laba perusahaan yang diperoleh.

Dengan diversifikasi maka risiko yang dihadapi atas suatu saham dapat

dikompensasikan oleh saham lain dengan demikian resiko secara

keseluruhan menjadi lebih kecil. Hal ini dapat terjadi dengan asumsi

bahwa investor bersifat risk averse dan investor dapat melakukan

diversifikasi dengan efisien.

5. Meningkakan Corporate Growth Rate melalui merger dan akuisisi

perusahaan dapat meningkatkan pertumbuhanny. Hal ini sangat

dimungkinkan dengan adanya penguasaan jaringan pemasaran yang lebih

luas, manajemen yang lebih baik dan efisien. Sebagai contoh pemebelian

saham PT. Semen Gresik oleh Cemex dari Mexico dapat meningkatkan

kapasitas produksi serta pertumbuhan perusahaan. Dengan kata lain

alternative ini dapat memudahkan perusahaan untuk melakukan penetrasi

pasar yang lebih luas, terutama pasar asing.

2.1.7 Tipe Merger dan Akuisisi

2.1.7.1 Tipe Merger

Tipe merger menurut Simanjuntak (2004, h. 26) dari segi ekonomi

keuangan (finance) dan biasanya dipergunakan dan diaplikasikan dalam dunia

usaha adalah tipe merger horizontal (horizontal merger), merger vertikal

(vertical merger), dan merger konglomerat (conglomerate merger).

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

31

1. Merger Horizontal (horizontal merger)

Suatu merger horizontal terjadi apabila 2 (dua) perusahaan yangmemiliki

lini usaha yang sama bergabung atau apabila perusahaan-perusahaaan

yang bersaing di industri yang sama melakukan merger. Merger horizontal

ini akan memfasilitasi integrasi karena kedua perusaahaan yang merger

pada dasarnya memahami problema usaha dan industri mereka, merger ini

lebih lanjut menurut Simanjuntak (dikutip dari Van Horn & M.

Wachowichz) juga akan menghasilkan suatu “economies (of scale)” yang

hasil utamanya adalah terjadinya penghapusan (elimination) fasilitas

ganda (duplicate facility) dan adanya penawaran lini produk yang lebih

luas (broader product line) sesuai dengan harapan peningkatan

permintaan.

2. Merger Vertikal (Vertical Merger)

Merger vertikal terjadi apabila suatu perusahaan bergabung dengan

penyalurnya atau pelanggannya, seperti merger antara penjual (seller) dan

pembelinya (buyer). Merger vertikal ini memberikan perusahaan suatu

pengawasan lebih luas atas distribusi dan pembeliannya. Dan merger

vertikal ini jarang dihalangi (block).

3. Merger Konglomerat (Conglomerate Merger)

Merupakan gabungan dari perusahaan-perusahaan yang tidak mempunyai

keterkaitan operasi. Missalnya, perusahaan otomotif membeli perusahaan

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

32

kosmetik. Tipe merger bila ditinjau dari prosesnya menurut Husnan

(2002) merger dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Friendly merger, proses ini disepakati oleh dua belah pihak dengan

cara sebagai berikut : Pertama, mengidentifikasikan perusahaaan

yang akan menjadi target merger dan akuisisi. Kedua, menentukan

harga beli yang bersedia dibayarkan pada perusahaan yang akan

membeli menghubungi perusahaan target untuk melakukan

negosiasi. Jika pemegang saham perusahaan target menyetujui,

maka penggabungan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik

melalui pembayaran tunai atau pembayaran dengan saham

perusahaan

2) Hostile takeover, proses ini terjadi jika perusahaan target yang

akan di merger tersebut berkeberatan dengan alasan harga yang

ditetapkan terlalu rendah (undervalue) atau karena manajer takut

kehilangan jabatannya, sehingga terkadang pihak manajer

melakukan berbagai cara untuk menggagalkan kegiatan merger ini.

4. Merger Congeneric

Menurut simanjuntak (dikutip dari Brigham & Gapenski, 1990, h. 965)

menyatakan, para ekonom juga melihat Congeneric sebagai salah satu

grup merger disamping merger horizontal, vertikal, dan konglomerat.

Merger congeneric ini melibatkan perusahaan-perusahaan yang terkait

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

33

namun bukan produsen produk yang sama (horizontal) ataupun dalam

hubungan produsen dan penyalur (vertical).

5. Merger Ekstensi Pasar

Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih

perusahaan untuk secara bersama-sama memperluas area pasar. Tujuan

merger dan akuisisi ini terutama untuk memperkuat jaringan pemasaran

bagi produk masing-masing perusahaan. Merger dan akusisi ekstensi pasar

sering dilakukan oleh perusahan-perusahan lintas Negara dalam rangka

ekspansi dan penetrasi pasar. Strategi ini dilakukan untuk mengakses

pasar luar negeri dengan cepat tanpaharus membangun fasilitas produksi

dari awal di negara yang akan dimasuki. Merger dan akuisisi ekstensi

pasar dilakukan untuk mengatasi keterbatasan ekspor karena kurang

memberikan fleksibilitas penyediaan produk terhadap konsumen luar

negeri.

6. Merger Ekstensi Produk

Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh duaatau lebih

perusahaan untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan.

Setelah merger perusahaan akan menawarkan lebih banyak jenis dan lini

produk sehingga akan menjangkau konsumen yang lebih luas. Merger dan

akuisisi ini dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan departemen riset

dan pengembangan masingmasing untuk mendapatkan sinergi melalui

efektivitas riset sehingga lebih produktif dalam inovasi.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

34

2.1.7.2 Tipe Akuisisi

Tipe akuisisi perusahaan menurut Hitt (2001) ada beberapa macam bentuk

kemiripan dengan bentuk merger, adalah akuisisi horizontal, vertikal, dan

akuisisi berkaitan untuk meningkatkan pasar.

1. Akuisisi Horizontal

Akuisisi horizontal adalah mengakuisisi sebuah perusahaan yang bersaing

dalam industri yang sama. Akuisisi ini bertujuan meningkatkan kekuatan

pasar perusahaan dengan mendayagunakan sinergi yang berbasis biaya

dan pendapatan.

2. Akuisisi Vertikal

Akuisisi vertikal adalah perusahaan yang mengakuisisi pemasok atau

penyalur, satu atau lebih, barang-barang atau jasanya.

3. Akuisisi berkaitan

Akuisisi berkaitan adalah akuisisi sebuah perusahaan dalam industry yang

tingkat keterkaitannya tinggi.

Menurut Marcel Go (1992, dalam Hutagalung 2002) Akuisisi sebagai

salah satu bentuk kombinasi bisnis dapat dibedakan dalam 2 tipe, yaitu :

a. Akuisisi Finansial (Financial Acquisition )

Akuisisi finansial merupakan suatu tindakan akusisi terhadap satu atau

beberapa perusahaan tertentu yang dilaksanakan dengan tujuan untuk

mencapai keuntungan financial. Kecenderungannya adalah usaha membeli

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

35

perusahaan target dengan harga semurah mungkin, untuk menjual kembali

dengan harga jual yang lebih tinggi. Namun demikian apabila transaksi

tersebut dilaksanakan antar perusahaan yang berada dalam satu group

bisnis atau kepemilikan yang sama, maka harga belinya dapat lebih

menjadi mahal ataupun murah, tergantung pada kepentingan dan

keuntungan yang akan diperoleh pemilik mayoritas perusahaan yang

bersangkutan.

Motif utama akuisisi tipe ini adalah untuk mengeruk keuntungan

sebesar-besarnya. Seringkali perusahaan yang sedang mengalami

kemerosotan dan dalam kondisi yang relative lemah. Indikasinya adalah

adanya beban hutang yang relative besar, kemacetan pemasaran dan

distribusi , harga saham yang semakin melemah di lantai bursa, kapasitas

produksi yang menganggur, dn sebaliknya.

Namun demikian tindakan akuisisi terhadap suatu perusahaan target

tidak selalu mecerminkan indikasi-indikasi seperti diatas tersebut, karena

dalam prakteknya yang menjadi incaran justru perusahaan target yang

memiliki posisi keuangan yang likuid dan perolehan laba yang relative

tinggi serta memiliki prospek yang cukup baik.

b. Akuisisi Strategis (Strategic Acquisition)

Akuisisi strategis merupakan suatu akuisisi yang dilaksanakan dengan

tujuan untuk menciptakan sinergi dengan didasarkan pada pertimbangan-

pertimbangan jangka panjang. Sinergi ini tidak hanya terbatas pada

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

36

sinergi keuangan, tetatpi juga mencakup sinergi produksi, sinergi

distribusi, sinergi pengembangan teknologi atau gabungan dari sinergi-

sinergi tersebut.

2.1.8 Proses Dalam Merger dan Akuisisi

Merger dan akuisisi adalah hal yang sangat umum dilakukan agar

perusahaan dapat memenangkan persaingan serta terus tumbuh dan

berkembang. Merger dan akuisisi yang sukses menuntut pemilihan yang

cermat, perencanaan yang rapi, dan pendanaan yang tepat, tetapi tindakan ini

saja belum cukup, keberhasilan juga memerlukan kerjasama karena

menggabungkan dua perusahaan sangatlah rumit dan memerlukan serta

melibatkan banyak pihak atau orang. Proses merger dan akuisisi dilakukan

dalam beberapa tahapan kegiatan, menurut Setyasih (dikutip dari Payamta,

2001) proses itu meliputi :

1. Penetapan Tujuan

2. Mengidentifikasikan perusahaan target yang potensial untuk merger atau

diakuisisi.

3. Menyeleksi calon target.

4. Mengadakan kontrak dengan manajemen perusahaan target untuk

mendaptakan informasi.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

37

5. Mencari informasi yang dibutuhkan, terutama informasi kondisi keuangan

perusahaan target, yang mencakup periode 5 tahun terakhir dan komitmen

yang dilakukan perusahaan target.

6. Menetapkan harga penawaran dan cara pembiayaannya.

7. Mencari alternatif sumber pembiayaan.

8. Melakuka uji kelayakan (due diligency) terhadap perusahaan target.

9. Mempersiapkan dan menandatangani kontrak merger dan akuisisi.

10. Pelaksanaan merger dan akuisisi.

2.1.9 Manfaat Merger dan Akuisisi

Menurut Kwik Kian Gie (1992) dalam Widjanarko (2004) ada beberapa

manfaat merger dan akuisisi, yaitu sebagai berikut:

1. Komplementaris

Penggabungan 2 perusahaan sejenis atau lebih secara horisontal

dapatmenimbulkan sinergi dalam berbagai bentuk, misal: perluasan

produk,transfer teknologi, sumber daya manusia yang tangguh,

dansebagainya.

2. Pooling Kekuatan

Perusahaan-perusahaan yang terlampau kecil untuk mempunyai fungsi-

fungsi penting untuk perusahaannya. Misalnya fungsi Research dan

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

38

Development, akan lebih efektif jika bergabung dengan perusahaan lain

yang telah memiliki fungsi tersebut.

3. Mengurangi Persaingan

Penggabungan usaha diantara perusahaan sejenis akan

mengakibatkanadanya pemusatan pengendalian, sehingga dapat

mengurangi pesaing.

4. Menyelamatkan Perusahaan dari Kebangkrutan

Bagi perusahaan yang kesulitan likuiditas dan terdesak oleh

kreditur,keputusan merger dan akuisisi dengan perusahaan yang kuat

akanmenyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.

2.1.10 Masalah Dalam Merger dan akuisisi

Menurut Payamta (dikutip dari Suta, 1992) keputusan merger dan akuisisi

selain membawa manfaat juga tidak terlepas dari permasalahan diantaranya

biayauntuk melaksanakan merger dan akuisisi sangat mahal dan hasilnyapun

belum pasti sesuai dengan apa yang diharapkan. Disamping itu, pelaksanaan

akuisisi juga dapat memberikan pengaruh negatif terhadap posisi keuangan

dari acquiring company apabila strukturisasi dari akuisisi melibatkan cara

pembayaran dengan kas dan melalui pinjaman. Permasalahan yang lain adalah

kemungkinan adanya corporate culture, sehingga berpengaruh pada sumber

daya manusia yang dipekerjakan.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

39

Disamping memiliki alasan untuk melakukan merger dan akuisisi, Hitt

(2001, h. 308) menyatakan akuisisi juga dapat memiliki masalah dalam

meraih suksesnya, yaitu :

1. Kesulitan Intergrasi

2. Evaluasi sasaran yang tidak memadai.

3. Utang yang besar atau luar biasa.

4. Ketidakmampuan untuk mencapai sinergi.

5. Terlalu banyak diversifikasi.

6. Manager terlalu focus pada merger dan akuisisi.

Sementara Brigham (2001) menyatakan alasan suatu merger dan akuisisi

tidak berhasil adalah :

1. Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat.

2. Biaya konsultan yang mahal.

3. Meningkatnya kompleksitas birokrasi.

4. Biaya koordinasi yang mahal.

5. Seringkali menurunkan moral organisasi.

6. Tidak menjamin nilai peningkatan perusahaan.

7. Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham.

Merger dan akuisisi diungkapkan oleh Bengtsoon, (1994, h. 13)

sesungguhnya akan bekerja lebih baik dan berlangsung lebih lama jika

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

40

dimotivisir oleh sasaran yang jelas dan strategi serta didukung oleh tindakan

yang telah direncanakan secara tepat dalam semua prosesnya.

2.1.11 Faktor yang mempengaruhi Kegagalan Merger dan Akuisisi

1. Perencanaan pimpinan yang kurang matang.

2. Perusahaan target memiliki kesesuian strategi yang rendah dengan

perusahaan pengambil alih.

3. Hanya mengandalkan analisis strategic yang baik tidak cukup untuk

mencapai keberhasilan merger dan akuisisi.

4. Tidak adanya kejelasan mengenai nilai yang tercipta dari program merger

dan akuisisi.

5. Rencana integrasi yang tidak disesuaikan dengan kondisi lapangan.

2.1.12 Faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Merger dan Akuisisi

Keberhasilan suatu merger dan akuisisi sangat bergantung pada

ketepatan analisis dan penelitian yang menyeluruh terhadap faktor-faktor

penyelaras atau kompatibilitas antara organisasi yang akan bergabung. Neil

M. Kay (1997), dalam bukunya Pattern in Corporate Evolution,

mengungkapkan bahwa merger dan akuisisi akan berlangsung sukses apabila

diantara perusahaan yang akan bergabung memiliki market link dan

technological link. Sementara Robins (2000), dalam Organizational Behavior,

menambahkan bahwa kompatibilitas budaya organisasi yang akan bergabung

dalam sebuah merger seringkali menjadi factor non ekonomi yang krusial

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

41

dalam mendukung keberhasilan sebuah proses merger. Sedangkan Pringle dan

Harris (1987), dalam bukunya Esentials of Managerial Finance memandang

bahwa kinerja keuangan pada perusahaan hasil merger merupakan faktor

penting yang harus dipertimbangkan ketika dua perusahaan atau lebih akan

bergabung. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan merger dan

akuisisi sebagai berikut :

1. Melakukan audit sebelum merger dan akuisisi.

2. Perusahaan target dalam keadaan baik.

3. Memiliki pengalaman merger dan akuisisi sebelumnya.

4. Perusahaan target relative kecil.

5. Melakukan merger dan akuisisi yang bersahabat

2.1.13 Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi

2.1.13.1 Kelebihan dan Kekurangan Merger

a. Kelebihan merger

Pengambil alihan melalui merger lebih sederhana serta lebih murah

dibandingkan bentuk pengambilalihan yang lain.

b. Kekurangan merger

Dibandingkan akuisisi, waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan

merger cenderung lebih lama karena dalam merger harus ada persetujuan

dari para pemegang saham masing-masing perusahaan, yang tentunya

akan memakan waktu lama dalam perundingan untuk menyakinkan

mereka tentang manfaat dari merger ini.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

42

2.1.11.2Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi

a. Kelebihan Akuisisi

1. Akusisi saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara

pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai

tawaran Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak

menjual kepada pihak Bidding firm.

2. Perusahaan yang mengakuisisi dapat berurusan langsung dengan

pemegang saham perusahaan yang diakuisisi dengan melakukan

tender offer, sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen

perusahaan.

3. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris

perusahaan maka, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambil

alihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover).

4. Akuisisi asset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak

memerlukan mayoritas suara pemegang saham. Seperti pada akuisisi

saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas,

jika mereka tidak menyetujui akuisisi.

b. Kekurangan Akuisisi

1. Jika para pemegang saham minoritas yang tidak setuju terhadap

pengambil alihan cukup banyak , maka akuisisi akan batal. Pada

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

43

umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua

pertiga (67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.

2. Bila perusahaan pengakuisisi mengambil alih seluruh saham yang di

beli maka terjadi merger.

3. Pada dasarnya pembelian setiap asset dalam akuisisi asset harus

secara hukum di balik nama sehinggga menimbulkan biaya legal yang

tinggi.

2.2 Kinerja Perusahaan

2.2.1 Penilaian Kinerja Perusahaan

Menurut teori keuangan modern, Sudarsanam (1999, h. 246)

menyatakan keputusan-keputusan manajemen ditujukan untuk meningkatkan

kemakmuran pemegang saham dan meningkatkan nilai perusahaan. Dalam hal

ini merger dan akuisisi sebagai bagian dari keputusan manajemen perlu

adanya pembuktian keberhasilannya dalam mencapai tujuan tersebut.

Perubahan-perubahan yang terjadi setelah perusahaan melakukan

penggabungan usaha biasanya adalah pada kinerja perusahaan dan

penampilan perusahaan yang praktis membesar dan meningkat. Kondisi dan

posisi perusahaan mengalami perubahan, dan hal ini tercermin dalam

pelaporan keuangan perusahaan.

Menurut Kuncoro (2014) Kinerja perusahaan adalah prestasi yang

dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laba pada laporan

keuangan merupakan hal yang menjadi patokan dalam menilai kinerja suatu

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

44

perusahaan dan mencerminkan nilai perusahaan.Penilaian kinerja perusahaan

dilakukan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran

organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya

agar tercapai tujuan perusahaan yang baik.Melalui penilaian kinerja keuangan,

maka perusahaan dapat menentukan struktur dan strategi

keuangannya.Penilaian kinerja perusahaan yang baik dalam pandangan

investor adalah perusahaan yang mampu memberikan tingkat pengembalian

yang tinggi atas investasi mereka. Selain itu perusahaan yang memiliki tingkat

efisien yang tinggi dalam memanfaatkan aktiva yang dimiliki dalam

mengahasilkan laba juga mendapatkan perhatian yang baik oleh investor

sebelum menginvestasikan dana yang mereka miliki.

Penilaian kinerja menurut Setyasih (2009) adalah penentuan

efektivitas operasional, organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar

dan kriteria

yang telah ditetapkan sebelumnya secara periodik. Ada dua macam kinerja,

yakni kinerja opeasional dan kinerja keuangan. Kinerja operasional lebih

ditekankan pada kepentingan internal perusahaan seperti kinerja cabang/divisi

yang diukur dengan kecepatan dan kedisiplinan. Sedangkan kinerja keuangan

lebih kepada evaluasi laporan keuangan perusahaan pada waktu dan jangka

tertentu.

Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan maka secara umum

perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan, yang menurut Brigham

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

45

dan Houston (2001, h. 78) mencakup (1) pembandingan kinerja perusahaan

dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan (2) evaluasi

kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Laporan

keuangan perusahaan melaporkan baik posisi perusahaan pada suatu waktu

tertentu maupun operasinya selama beberapa periode yang lalu.

Secara teori, setelah merger dan akuisisi ukuran perusahaan dengan

sendirinya bertambah besar karena aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan

digabung bersama dan kinerja pascamerger dan akuisisi seharusnya semakin

baik dibandingkan dengan sebelum merger dan akuisisi. Kinerja keuangan

perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dapat dinilai dan diukur

dengan menggunakan rasio keuangan.

2.2.2 Metode Analisis Kinerja dengan Rasio Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan diukur dari efisiensinya diproksi dengan

beberapa tolok ukur yang tercermin di dalam laporan keuangan ( Machmoedz,

1999). Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan

perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai

aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan

adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu

perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan

pelaksanaan keuangan secara baik dan benar ( Fahmi, 2012:2).

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

46

Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia kinerja (

performance ) artinya adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang

diperlihatkan Kinerja Keuangan dapat diukur dengan efisiensi, sedangkan

efisiensi bisa diartikan rasio perbandingan antara masukan dan keluaran.

Dengan pengeluaran biaya tertentu diharapkan memperoleh hasil yang

optimal atau dengan hasil tertentu diharapkan mengeluarkan biaya seminimal

mungkin.

Analisis kinerja keuangan pada penelitian ini bertujuan untuk menilai

implementasi strategi perusahaan dalam hal merger dan akuisisi. Kinerja

keuangan perusahaan menurut Brigham dan Houston (2001, h. 78) diukur

dengan menggunakan analisis rasio keuangan untuk mengetahui keunggulan

dari kekuatan perusahaan dan secara simultan, mengoreksi kelemahan

perusahaan. Dengan hal ini diharapakan menunjukkan hubungan suatu

laporan keuangan finansial baik berupa neraca dan atau laporan laba rugi.

Lebih lanjut rasio keuangan yang digunakan dalam pengukuran kinerja

perusahaan sebelum dan setelah merger dan akuisisi pada penelitian ini adalah

rasio likuiditas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas.

1. Rasio Liquiditas

Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk

mengetahuikemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutang

jangka pendekyang segara jatuh tempo. Rasio likuiditas yang

digunakan dalampenelitian ini adalah current ratio (CR).

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

47

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas atau financial leverage merupakan tingkat

jumlah hutang terhadap seluruh kekayaan perusahaan. Rasio

solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to

Equity Ratio.

3. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba. Rasio ini membantu perusahaan dalam

mengontrol penerimaannya. Rasio-rasio profitabilitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Net Profit Margin, Return

on Assets, dan Return on Equity.

2.3 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.3

Penelitian Terdahulu

Nama Dan Judul Peneliti Variabel Yang Digunakan Hasil Penelitian

Aloke Ghosh (2010) Does Operating Performance really improve following Corporate Acquitions ?

Cash flow, sales growth dan operating expenses

Hasil penelitian menujukkan tidak adanya perbedaan setelah terjadi merger dan akuisisi dengan menggunakan penggabungan saham antar dua perusahaan

Dyaksa Widyaputra (2011) Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan & Abnormal Return Saham Sbelum dan Sesudah Merger Dan Akuisisi

PER, PBV, EPS, OPM, NPM, TATO, ROA, ROE dan Abnormal Return

Hasil kinerja perusahaan setelah merger dan akuisisi tidak mengalami perubahan signifikan sedangkan secara parsial beberapa rasio mengalami perbedaan secara signifikan

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

48

Tabel 2.3

Penelitian Terdahulu (lanjut)

Nama dan Judul Peneliti Variabel Yang Digunakan Hasil Penelitian

Annisa dan Presetiono (2010) Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi

Rasio Profitabilitas,

Rasio Aktivitas

Hasilnya adalah terdapat perbedaan signifikan terhadap kinerja perusahaan dimana total aaset turnover (TATO) mengalami kenaikan sesudah merger dan akuisisi dibandingkan sebelum merger dan akuisisi, sedangkan NPM dan ROA mengalami mengalami penurunan sesudah merger dan akuisisi

Harjeet dan Jiayin (2013) An Empirical Investigation of mergers and acquisitions by Chinese listed companies

Abnormal return,

Operating Performance

Menyatakan terjadi perubahan positif pada perusahaan yang di akuisisi dimana sebagian besar tindakan akuisisi dan merger dilakukan oleh perusahaan negara

Sumber : Kesimpulan Penelitian Terdahulu

Di dalam penelitian-penelitian terdahulu memiliki perbedaan dalam

periode penelitian, sampel yang digunakan, jenis, maupun rasio keuangan

yang digunakan. Dalam penggunaan periode penelitian ada yang

menggunakan periode penelitian selama satu tahun sebelum dan satu tahun

sesudah, dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah, tiga tahun sebelum dan

tiga tahun sesudah, dan ada pula yang menggunakan periode penelitian dua

tahun sebelum dan tiga tahun. Sampel penelitian pada penelitian terdahulu ada

yang mengambil sampel dari perusahaan secara umum ada pula yang

mengambil sampel perusahaan secara tunggal. Dalam penelitian ini

menggunakan perusahaan manufaktur yang Go Public di BEI yang melakukan

merger dan akuisisi pada periode 2012-2016.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

49

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

Merger dan akuisisi adalah tindakan strategis dari perusahaan

untukmengembangkan usahanya. Keberhasilan perusahaan dalam merger dan

akuisisidapat dilihat dari kinerja perusahaan tersebut, terutama kinerja

keuangan.Perubahan-perubahan yang terjadi setelah perusahaan melakukan

merger danakuisisi biasanya akan tampak pada kinerja perusahaan dan

penampilanfinansialnya. Pasca merger dan akuisisi kondisi dan posisi

keuangan perusahaanmengalami perubahan dan hal ini tercermin dalam

laporan keuangan perusahaanyang melakukan merger dan akuisisi. Seperti

telah diuraikan sebelumnyaperusahaan yang melakukan merger dan akuisisi

didasari motivasi sinergi, nilaikeseluruhan perusahaan setelah melakukan

merger dan akuisisi, yang lebih besardaripada perusahaan yang motivasi

sinergi lebih kecil. Dimana dengan motivasisinergi akan membawa

perusahaan yang melakukan merger dan akuisisimengalami perbedaan yang

positive pada kinerjanya, tanpa motivasi sinergi maka perusahaan yang

melakukan merger dan akuisis hanya akan bertambah nilai assetssaja namun

sejalan dengan itu kinerja perusahaan berpotensi menurun.

Sinergi yang terjadi pada perusahaan yang melakukan merger dan

akuisisi dapat tercemin dari kinerja perusahaan. Dimana dari telah pustaka

dimana mendukung dirumuskannya hipotesi-hipotesi pemilihan, maka

ditetapkan kerangka pemikiran teoritis yang menyatakan kinerja perusahaan

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

50

yang sinergis setelah melakukan merger dan akuisisi dapat terukur dari rasio-

rasio keuangan.Rasio keuangan tersebut adalah rasio profitabilitas, financial

leverage, dan rasio likuiditas.

Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh

laba dari penujualannya. Dimana jika terjadi sinergi yang baik maka secara

umum tingkat profitabilitas perusahaan akan lebih baik dari sebelum

melakukan sinergi.Dimana margin pendapat bersih (NPM), serta return atas

asset (ROA) dan ekuitas (ROE) juga akan meningkat.

Financial leverage merupakan tingkat jumlah hutang terhadap seluruh

kekayaan perusahaan. Maka jika terjadi sinergi atas dilakukannya merger

danakusisi maka secara umum kesertaan modal mereka akan cukup baik

untukmelakukan usahanya sehingga penggunaan hutang, secara keselurah

(DR) atauatas ekuitas perusahaan (DER), untuk menjalankan perusahaan

dapat diminimalisir.

Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutang jangka pendek yang

segara jatuh tempo. Perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancarnya (CR)

mengindikasikan likuiditas perusahaan. Dengan penggabungan usaha

makasemestinya kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang jangka

pendek akan meningkat.

Banyak dari rasio-rasio keuangan yang lain yang dapat digunakan

untuk mengukur kinerja perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi.

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

51

Berdasarkan tinjauan pustaka serta beberapa penelitian terdahulu, maka

penelitimengindikasikan rasio-rasio keuangan yang terdiri dari rasio

profitabilitas (NPM ROA, ROE), rasio solvabitias atau financial leverage

(DER), dan rasio likuiditas (CR) variabel penelitian yang mencerminkan

perbedaan setelah melakukan merger dan akuisisi dalam penelitian ini.

Uraian di atas dapat disederhanakan sebagaimana model kerangka

pemikiran teoritis sebagai berikut:

Gambar 2.4

Kerangka Pemikiran Teoritis

Kinerja Keuangan Sebelum Merger dan Akusisi

1. Current Ratio 2. Debt to Equity Ratio 3. Net Profit Margin 4. Return On Assets 5. Return On Equity

Dibandingkan

Kinerja Keuangan Sesudah Merger dan Akusisi

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori Merger dan Akuisisieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2210/3/11. BAB II fix-2.pdf · perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan.

52

2.5 Perumusan Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan teoritis

dankerangka pemikiran diatas maka dapat dirumuskan dan disusun hipotesis

dalampenelitian ini sebagai berikut :

H1: Terdapat Perbedaan Current Ratio sebelum dan sesudah Merger dan

Akuisisi

H2: Terdapat Perbedaan Debt to Equity Ratio sebelum dan sesudah Merger

dan Akuisisi

H3: Terdapat Perbedaan Net Profit Margin sebelum dan sesudah Merger dan

Akuisisi

H4: Terdapat Perbedaan Return On Asset sebelum dan sesudah Merger dan

Akuisisi

H5: Terdapat Perbedaan Return On Equity sebelum dan sesudah Merger dan

Akuisisi