Perancangan Sistem Pengendalian Internal dan Penerapannya ...
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image...
![Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00360...penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian. a. Representasi dan](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013014/5ab5e8cc7f8b9a7c5b8d3a59/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Digital Image Processing
Digital Image Processing adalah proses pengolahan gambar dua dimensi oleh
perangkat komputer digital (Jain, 1989, p1). Ada pun menurut Gonzalez dan Woods
(2001,p2-3), digital image processing merupakan proses pengambilan atribut-atribut
pada gambar dengan input dan output yang berupa gambar.
Digital image processing mempunyai banyak macam aplikasi pada berbagai
bidang, seperti: penajaman gambar, pendeteksian objek pada gambar, pengurangan
noise, konversi gambar berwarna ke grayscale dan sebaliknya, kompresi data pada
gambar, dan sebagainya.
2.1.1 Macam-Macam Penerapan Digital Image Processing
Terlepas dari banyak dan luasnya penerapan dari image processing,
penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian.
a. Representasi dan Pemodelan Gambar
Dalam representasi dan pemodelan gambar (image representation and
modelling), gambar yang dihasilkan dari proses akan memberikan gambaran tentang
objek dari suatu lokasi (hasil foto dari kamera), karakteristik dari tubuh manusia
(gambar X-Ray), suhu dari suatu area (gambar infrared) atau gambaran posisi dari
target di sebuah radar.
![Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00360...penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian. a. Representasi dan](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013014/5ab5e8cc7f8b9a7c5b8d3a59/html5/thumbnails/2.jpg)
9
Hasil yang dapat dimengerti dan akurat merupakan hal yang paling penting
dalam image representation. Dalam proses representasi dan pemodelan gambar,
kuantitas dan karakter dari picture-element (pixel) menggambarkan suatu objek.
b. Restorasi Gambar
Image restoration atau restorasi gambar adalah proses penghilangan atau
minimalisasi degradasi kualitas yang terdapat pada suatu gambar. Hal ini termasuk
perbaikan gambar atau foto yang buram, yang disebabkan oleh banyak hal, seperti
keterbatasan kualitas sensor, usia gambar yang sudah tua, atau pun banyaknya noise
pada gambar.
c. Analisis Gambar
Proses analisis gambar (image analysis) mempunyai tujuan melakukan
pengukuran dan perhitungan pada sebuah image untuk menghasilkan penjelasan dan
deskripsi dari gambar tersebut.
Proses analisis gambar dapat diaplikasikan dalam bermacam-macam hal, mulai
dari membaca barcode pada barang-barang di toko, menyortir suku cadang yang
berbeda pada alur pabrik, sampai analisis orientasi dan besarnya sel darah pada
gambar medis. Teknik analisis gambar melakukan pemgambilan dari fitur-fitur
tertentu dari gambar untuk membantu mengidentifikasi objek yang diteliti.
![Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00360...penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian. a. Representasi dan](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013014/5ab5e8cc7f8b9a7c5b8d3a59/html5/thumbnails/3.jpg)
10
d. Rekonstruksi Gambar
Bidang rekonstruksi gambar atau image reconstruction bertujuan untuk
membuat sebuah objek dua dimensi atau lebih yang di buat berdasarkan beberapa
proyeksi satu dimensi. Setiap proyeksi didapatkan dengan memproyeksikan X-Ray
(atau radiasi lainnya) melalui objek yang akan direkonstruksi.
Contoh aplikasi dari rekonsruksi gambar adalah penggunaan Computer
Topographic Scan (CT Scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk
memproyeksikan gambar 2 dan 3 dimensi dari bagian tubuh manusia.
e. Kompresi Data Pada Gambar
Data yang menyangkut informasi yang bersifat visual sangatlah besar sehingga
memerlukan kapasitas penyimpanan yang sangat besar. Walaupun kemampuan
beberapa media penyimpanan digital dapat memenuhi kebutuhan penyimpanan yang
besar, umumnya kecepatan mengakses data pada media tersebut semakin lambat
sebanding dengan makin besarnya kapasitas penyimpanan.
Kompresi data pada gambar (image data compression) bertujuan untuk
mengurangi jumlah dari bit (satuan terkecil dari data) yang diperlukan untuk
menyimpan gambar tanpa mengurangi informasi yang benar-benar diperlukan.
Aplikasi kompresi data untuk gambar banyak digunakan terutama pada industri
televisi dan media, karena banyak gambar yang harus dikirim antara dua tempat
berjauhan. Karena itu dibutuhkan ukuran gambar yang relatif kecil dengan kualitas
yang tetap terjaga.
![Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00360...penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian. a. Representasi dan](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013014/5ab5e8cc7f8b9a7c5b8d3a59/html5/thumbnails/4.jpg)
11
f. Perbaikan Kualitas Gambar
Image Enhancement atau perbaikan kualitas gambar adalah aksentuasi atau
penajaman elemen-elemen dari sebuah gambar seperti garis pemisah atau pembatas
(edge and boundaries) atau tingkat kontras yang dapat membuat tampilan grafik dari
gambar tersebut lebih berguna untuk dianalisis dan ditampilkan (Jain, 1989, p233).
Proses image enhancement tidak memperbaiki atau meningkatkan kualitas dari
informasi dan data yang sudah ada pada gambar. Proses tersebut meningkatkan
rentang dinamis (dynamic range) dari elemen yang dikehendaki pada gambar
sehingga elemen tersebut dapat diperhatikan atau dilihat lebih jelas.
Image enhancement mencakup berbagai hal seperti: manipulasi kontras,
pengurangan noise, penajaman garis batas (edge crispening and sharpening),
interpolasi dan pembesaran gambar.
Kesulitan terbesar yang sering dialami dalam proses image enhancement adalah
menentukan besaran nilai yang akan diterapkan dalam proses tersebut. Karena itu
banyak teknik-teknik image enhancement yang bersifat empirikal (berdasarkan trial
and error) dan memerlukan prosedur yang interaktif untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan.
![Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00360...penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian. a. Representasi dan](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013014/5ab5e8cc7f8b9a7c5b8d3a59/html5/thumbnails/5.jpg)
12
Gambar 2.1: Macam-macam aplikasi dari Image Enhancement (Sumber: Jain, 1989, p233)
Secara garis besar, image enhancement terbagi menjadi empat macam teknik
operasi yang umum digunakan seperti yang terlihat pada gambar 2.1 di atas.
1) Operasi Titik (point operation)
Pada point operation terdapat empat buah operasi yaitu contrast streching,
noise clipping, window slicing dan histogram modelling. Persamaan di antara
point operation adalah masing-masing teknik menggunakan filter dengan memori
nol (zero memory filter).
Pada bidang fotografi contrast streching dan histogram modelling banyak
digunakan. Contrast streching berguna untuk meningkatkan kekontrasan gambar
yang kurang baik diakibatkan oleh pencahayaan yang buruk atau sensor kamera
yang kurang luas daya tangkapnya. Sedangkan histogram modelling digunakan
![Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00360...penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian. a. Representasi dan](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013014/5ab5e8cc7f8b9a7c5b8d3a59/html5/thumbnails/6.jpg)
13
untuk memperlihatkan frekuensi tingkatan warna abu-abu (gray level) pada suatu
gambar yang terdiri dari tiga tingkatan.
2) Operasi Transformasi (transform operation)
Operasi transformasi mempunyai sifat yang mirip dengan operasi titik.
Operasi tranformasi ini juga menggunakan zero memory filter namun dengan
tambahan fungsi transformasi invers setelahnya.
Beberapa teknik image enhancement yang termasuk dalam operasi
transformasi menggunakan fungsi dari DFT (Discrete Fourier Transform). Salah
satu aplikasi dari operasi transformasi adalah homomorphic filtering yang berguna
untuk memperjelas detil yang terlihat gelap dan kurang jelas pada gambar.
3) Operasi Pewarnaan (pseudocoloring)
Jenis operasi ini digunakan untuk melakukan proses pada elemen warna
pada sebuah gambar. Yang termasuk operasi pengolahan warna antara lain adalah
peningkatan kontras warna, pengoreksian warna yang salah akibat keterbatasan
sensor kamera atau proses scanning yang buruk, serta konversi gambar berwarna
menjadi gambar hitam putih serta kebalikannya, dan pewarnaan gambar hitam
putih menjadi berwarna.
![Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00360...penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian. a. Representasi dan](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013014/5ab5e8cc7f8b9a7c5b8d3a59/html5/thumbnails/7.jpg)
14
4) Operasi Spasial (spatial operation)
Operasi spasial menggunakan teknik mengolah pixel yang letaknya
bersebelahan dengan pixel yang dijadikan input. Aplikasi image enhancement
yang menggunakan operasi spatial mencakup interpolasi (pembesaran) gambar,
pengurangan noise pada gambar, sampai peningkatan ketajaman gambar.
Gambar 2.2: Salah satu aplikasi dari operasi spasial: noise reduction (Sumber: Rony Zakaria, 2007)
![Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00360...penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian. a. Representasi dan](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013014/5ab5e8cc7f8b9a7c5b8d3a59/html5/thumbnails/8.jpg)
15
2.2 Metode Unsharp Masking
Unsharp masking adalah sebuah metode yang meningkatkan kualitas ketajaman
garis (edge) dan elemen gambar dengan frekuensi tinggi lainnya melalui suatu prosedur
yang mengurangi (substract) gambar asli dengan versi gambar asli yang kurang tajam
atau telah dihaluskan untuk mendapatkan hasil gambar yang tajam (Fisher, Perkins,
Walker, Wolfart, 1994)
.
Gambar 2.3: Contoh penajaman gambar dengan unsharp masking (Sumber: http://www.cambridgeincolour.com/tutorials/unsharp-mask.htm)
Kata unsharp berasal dari fakta bahwa metode unsharp masking ini menggunakan
image positif yang sudah smoothened (dihaluskan) atau di-unsharp dari image original
untuk kemudian digabungkan dengan image negatif untuk menghasilkan ilusi bahwa
hasil gambar lebih tajam daripada aslinya.
Proses unsharp masking merupakan cara yang sangat efektif untuk meningkatkan
ketajaman terutama untuk gambar hasil scanning yang terkadang ketajamannya kurang.
Namun proses ini dapat menghasilkan efek-efek yang menganggu dan tidak diinginkan,
efek yang dihasilkan akibat oversharpen disebut efek halo.
![Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00360...penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian. a. Representasi dan](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013014/5ab5e8cc7f8b9a7c5b8d3a59/html5/thumbnails/9.jpg)
16
Gambar 2.4: Gambar asli, setelah di-unsharp mask, dan yang oversharpen (Sumber: http://www.pages.drexel.edu)
2.2.1 Cara Kerja Metode Unsharp Masking
Metode unsharp masking menghasilkan gambar dengan tingkat ketajaman
yang lebih baik dibandingkan dengan gambar aslinya. Proses unsharp masking secara
umum terbagi menjadi dua langkah, yaitu: pertama membuat gambar yang blur yang
didapatkan dari hasil pengurangan gambar yang asli dengan gambar yang sudah
dihaluskan, kemudian kedua gambar blur tersebut digabungkan dengan gambar asli.
Hasil proses tersebut adalah gambar yang sudah terlihat lebih tajam daripada gambar
aslinya.
Gambar 2.5: Langkah-langkah proses unsharp masking (Sumber: http://www.cambridgeincolour.com/tutorials/unsharp-mask.htm)
![Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00360...penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian. a. Representasi dan](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013014/5ab5e8cc7f8b9a7c5b8d3a59/html5/thumbnails/10.jpg)
17
Untuk mengerti lebih jelas mengenai cara kerja dan operasi unsharp masking
diperlukan melihat dan mengamati karakteristik frekuensi dari gambar dalam proses
tersebut.
Gambar 2.6: Mencari gambar edge pada proses unsharp masking (Sumber: http://www.cee.hw.ac.uk)
Pada gambar diatas terlihat tiga buah signal. Signal pertama (a)
menggambarkan signal dari gambar yang asli (original), signal kedua (b) merupakan
signal yang merepresentasikan gambar yang sudah di smoothed atau dihaluskan.
Pengurangan dari signal asli pada gambar dengan lowpass signal menghasilkan signal
ketiga (c) yaitu highpass signal yang merupakan representasi edge atau garis-garis
pemisah pada gambar asli.
Gambar representasi edge ini dapat digunakan untuk proses penajaman
gambar apabila signal ini ditambahkan pada signal dari gambar yang asli, seperti yang
terlihat pada gambar 2.7.
![Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00360...penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian. a. Representasi dan](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013014/5ab5e8cc7f8b9a7c5b8d3a59/html5/thumbnails/11.jpg)
18
Gambar 2.7: Signal dari gambar yang sudah mengalami proses sharpening (Sumber: http://www.cee.hw.ac.uk)
Setelah dijelaskan mengenai cara kerja proses unsharp masking, maka proses
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Adapun fsharp(x,y) merupakan hasil gambar yang sudah ditajamkan yang
didapat dari penambahan gambar asli yaitu f(x,y) dengan gambar representasi edge
g(x,y) yang terlebih dahulu dikali dengan skala konstan k yang bernilai antara 0.2
sampai 0.7. Semakin besar nilainya semakin besar tingkat penajaman gambarnya. Pada
setiap fungsi, x dan y merepresentasikan koordinat pixel horizontal dan vertikal secara
berurutan.
Sedangkan untuk mendapatkan gambar representasi edge g(x,y), dapat di
rumuskan sebagai berikut:
Adapun f(x,y) merupakan gambar asli yang dikurangi oleh fsmooth(x,y), yang
merupakan versi gambar asli yang sudah dihaluskan. Hasil pengurangan tersebut
mendapatkan gambar reprentasi edge g(x,y). Operasi proses unsharp masking secara
lengkap dapat ditunjukkan seperti pada gambar 2.7.
![Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00360...penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian. a. Representasi dan](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013014/5ab5e8cc7f8b9a7c5b8d3a59/html5/thumbnails/12.jpg)
19
Gambar 2.8: Operator pada proses lengkap unsharp masking (Sumber: http://www.cee.hw.ac.uk)
2.2.2 Mengubah Menjadi Gambar Unsharp Mask (Edge)
Pada gambar 2.3 telah diilustrasikan tahapan-tahapan bagaiman proses
penajaman gambar unsharp masking dilakukan. Tahap pertama proses unsharp
masking adalah menbuat gambar unsharp mask yaitu gambar yang merupakan
representasi edge atau garis-garis tegas pembatas pada gambar asli.
Untuk mendapatkan gambar unsharp mask, maka gambar asli di blur atau di
kaburkan. Gambar tersebut akan digunakan untuk mengurangi gambar yang asli untuk
menghasilkan gambar unsharp mask.
Gambar yang sudah di blur atau smoothened image didapat dengan cara
menggunakan filter Gaussian. Filter ini sering digunakan untuk mengaburkan serta
mengurangi detail dan noise yang ada pada gambar. Filter Gaussian mempunyai bentuk
sebagai berikut.
G(x,y) merepresentasikan gambar yang sudah di blur pada koordinat pixel x dan
y pada gambar. Besarnya standar deviasi σ pada filter gaussian menentukan besarnya
frekuensi yang dibuang oleh filter tersebut. Makin besar nilai σ,makin besar pula
frekuensi yang terbuang sehingga gambar akan terlihat lebih kabur.
![Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00360...penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian. a. Representasi dan](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013014/5ab5e8cc7f8b9a7c5b8d3a59/html5/thumbnails/13.jpg)
20
Gambar unsharp mask kemudian didapatkan dengan cara gambar asli dikurangi
dengan gambar yang sudah diblurkan, menggunakan persamaan berikut ini.
Pada persamaan diatas F(x,y) merepresentasikan gambar unsharp mask (edge)
pada koordinat pixel x dan y. Sedangkan l(x,y) dan G(x,y) masing-masing
merepresentasikan koordinat pixel pada gambar asli dan gambar yang sudah di blur.
Konstanta c pada persamaan merupakan weighting value yang menentukan ketegasan
gambar edge yang dihasilkan.
2.2.3 Operasi Pertambahan Pixel
Pixel addition atau operasi pertambahan pixel digunakan pada tahap kedua
proses unsharp masking. Setelah gambar edge didapat pada tahap pertama, maka
gambar tersebut ditambahkan dengan gambar asli untuk mendapatkan hasil gambar
yang lebih tajam. Untuk melakukan pertambahan antara dua gambar digunakan operasi
pertambahan pixel yang dirumuskan secara sederhana sebagai berikut.
Pada operasi tersebut pixel pada koordinat i,j gambar P1 ditambahkan dengan
pixel dengan koordinat sama pada gambar P2 sehingga menghasilkan nilai pixel baru
pada gambar Q(I,j) yang merupakan output dari operasi tersebut. Pada penjumlahan
pixel, apabila hasil dari penjumlahan melebihi dari nilai maksimal pixel maka nilai akan
mengalami operasi modulus.
Operasi penjumlahan pixel dari gambar unsharp mask (edge) dengan gambar
asli akan menghasilkan gambar output yang lebih tajam daripada gambar aslinya.
![Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00360...penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian. a. Representasi dan](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013014/5ab5e8cc7f8b9a7c5b8d3a59/html5/thumbnails/14.jpg)
21
2.3 Pixel (Picture Element)
Picture Element atau Pixel merupakan satuan titik (dot) kecil yang menyusun
sebuah gambar. Setiap pixel pada gambar menyimpan informasi warna yang
direpresentasikan oleh pixel tersebut. Warna tersebut merupakan campuran dari tiga
atau empat jenis dimensi warna tergantung dengan sistem warna yang digunakan (red,
green, blue atau cyan, magenta, yellow and black).
Gambar 2.9: Ilustrasi representasi pixel pada sebuah gambar (Sumber: www.wikipedia.org/Pixel)
Banyaknya pixel yang menyusun suatu gambar tergantung pada resolusi
gambar. Sedangkan banyaknya variasi warna yang dapat direpresentasikan oleh sebuah
pixel tergantung pada bit depth (kedalaman warna) yang digunakan. Bit depth yang
umumnya digunakan pada format foto digital adalah 24 bpp (bits per pixel) yang dapat
merepresentasikan 224 = 16,777,216 warna.
![Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00360...penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian. a. Representasi dan](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013014/5ab5e8cc7f8b9a7c5b8d3a59/html5/thumbnails/15.jpg)
22
2.4 Metode Rekayasa Piranti Lunak
Menurut Pressman (1992, p24), rekayasa piranti lunak mencakup tiga elemen
yang mampu mengontrol proses pengembagan piranti lunak, yaitu sebagai berikut.
a. Methods
Menyediakan cara-cara teknis untuk membangun piranti lunak.
b. Tools
Menyatakan dukungan otomatis atau semi otomatis yang mengkombinasikan
software, hardware, dan software engineering database.
c. Procedures
Merupakan pengembangan metode dan alat bantu.
Dalam skripsi ini digunakan perancangan software dengan model Classic Life
Cycle (Waterfall Model). Serangkaian kegiatan yang dilakukan selama perancangan
software, antara lain sebagai berikut.
a. Rekayasa dan analisis sistem. Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan secara
umum yang berkaitan dengan hardware, user, dan database.
b. Analisis kebutuhan software. Analisis kebutuhan dengan memfokuskan pada
spesialisasi software. Semua kebutuhan, baik sistem mau pun software harus
didokumentasikan dan harus dikaji oleh user.
c. Perancangan. Pada tahap ini, ada tiga hal yang harus difokuskan dalam program,
yaitu struktur data, arsitektur software, dan prosedur detil. Pada tahap proses ini,
kebutuhan dituangkan menjadi software yang layak dari segi kualitas, sebelum
masuk pada proses pengkodean.
![Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00360...penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian. a. Representasi dan](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013014/5ab5e8cc7f8b9a7c5b8d3a59/html5/thumbnails/16.jpg)
23
d. Pengkodean. Difokuskan pada penerjemahan hasil rancangan ke bahasa mekanik
yang dimengerti oleh mesin dalam bentuk program.
e. Pemeliharaan. Perubahan-perubahan yang dilakukan pada software untuk
mengantisipasi peningkatan kebutuhan user atas fungsi-fungsi baru.
2.5 DFD (Data Flow Diagram)
DFD adalah alat bantu dalam melakukan analisis sistem. DFD terdiri dari
simbol-simbol yang menggambarkan komponen-komponen, yang antara lain sebagai
berikut.
a. Proses
Proses menunjukkan apa yang dikerjakan sistem. Setiap proses
memiliki satu atau lebih data masukan dan memiliki satu atau lebih
data keluaran.
b. Data store
Data store adalah tempat menyimpan data; berisi data yang akan
dipakai oleh sistem. Proses dapat memasukkan data ke dalam data
share atau mendapatkan kembali datanya. Setiap data store memiliki
nama yang unik.
c Eksternal entitas
Eksternal entitas berada di luar sistem, tetapi dapat memasok data ke
sistem atau menerima keluaran dari sistem. Eksternal entitas yang
memasok data ke sistem disebut source.
![Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00360...penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian. a. Representasi dan](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013014/5ab5e8cc7f8b9a7c5b8d3a59/html5/thumbnails/17.jpg)
24
d. Aliran data (Data flow)
Menggambarkan arah ke aliran data.
Diagram aliran data dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, sebagai
berikut.
1) Diagram konteks, merupakan level tertinggi yang menggambarkan
batas-batas dari sistem informasi secara global.
2) Diagram nol, merupakan diagram yang memaparkan proses-proses
penting dalam sistem.
3) Diagram rinci, merupakan penjelasan dari setiap proses secara
rinci, yang terdapat dalam diagram nol, yang tidak dapat dipecah
lagi ke dalam proses-proses yang lebih rinci.