BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN...

31
12 BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN MINAT BELAJAR PAI A. Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda- beda dan dalam bidang yang berbeda-beda pula. Dengan berfikir kreatif seseorang dapat melahirkan ide-ide baru, penemuan baru yang bermanfaat bagi masyarakat . Guru sebagai pendidik atau pengajar merupakan penentu kesuksesan dalam pendidikan. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk mengembangkan kreativitasnya dalam proses belajar mengajar. Guru kreatif selalu mencari cara bagaimana agar proses belajar mencapai hasil sesuai dengan tujuan, serta berupaya menyesuaikan pola-pola tingkah lakunya dalam mengajar dengan tuntutan pencapaian tujuan, dengan mengembangkan faktor situasi kondisi belajar siswa. 1 Kreativitas ini memungkinkan guru yang bersangkutan menemukan bentuk mengajar yang sesuai, terutama dalam memberi bimbingan, dorongan dan arahan agar siswa dapat belajar secara efektif. Kreativitas sebagai ungkapan dan perwujudan diri individu merupakan kebutuhan pokok manusia termasuk pendidikan, bila terwujud memberikan rasa kepuasan dan rasa keberhasilan yang mendalam. Pentingnya kreativitas ini disebutkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara 1993 yaitu : pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, jujur, cerdas kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, tanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Selanjutnya ditekankan pula bahwa 1 Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189

Transcript of BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN...

Page 1: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

12

BAB II

KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN MINAT

BELAJAR PAI

A. Kreativitas Guru dalam Pembelajaran

Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-

beda dan dalam bidang yang berbeda-beda pula. Dengan berfikir kreatif

seseorang dapat melahirkan ide-ide baru, penemuan baru yang bermanfaat

bagi masyarakat .

Guru sebagai pendidik atau pengajar merupakan penentu kesuksesan

dalam pendidikan. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk mengembangkan

kreativitasnya dalam proses belajar mengajar. Guru kreatif selalu mencari cara

bagaimana agar proses belajar mencapai hasil sesuai dengan tujuan, serta

berupaya menyesuaikan pola-pola tingkah lakunya dalam mengajar dengan

tuntutan pencapaian tujuan, dengan mengembangkan faktor situasi kondisi

belajar siswa.1 Kreativitas ini memungkinkan guru yang bersangkutan

menemukan bentuk mengajar yang sesuai, terutama dalam memberi

bimbingan, dorongan dan arahan agar siswa dapat belajar secara efektif.

Kreativitas sebagai ungkapan dan perwujudan diri individu merupakan

kebutuhan pokok manusia termasuk pendidikan, bila terwujud memberikan

rasa kepuasan dan rasa keberhasilan yang mendalam. Pentingnya kreativitas

ini disebutkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara 1993 yaitu :

pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia

Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, jujur, cerdas

kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, tanggung jawab, dan

produktif serta sehat jasmani dan rohani. Selanjutnya ditekankan pula bahwa

1 Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189

Page 2: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

13

iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan

budaya belajar dikalangan masyarakat terus berkembang agar tumbuh sikap

dan perilaku yang kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju.2

Dengan demikian, maka kreativitas guru dalam pembelajaran turut

menentukan keberhasilan belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya akan

dibicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kreativitas guru dalam

pembelajaran.

1. Pengertian kreativitas

2. Ciri-ciri kreativitas

3. Jenis kreativitas guru

a. Variasi dalam mengajar

b. Pemanfaatan perpustakaan

1. Pengertian Kreativitas

Kreativitas berasal dari kata create (bahasa Inggris) yang artinya

menciptakan dan dalam bahasa Arab dari kata خلق senada dengan

pengertian kreativitas tersebut, yaitu firman Allah dalam surat At-Tin ayat

4:

لقد خلقنا الإنسان في أحسن تقومي

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (QS. At-Tin : 4)3

Sedangkan ada beberapa ahli yang mempunyai kesamaan dalam

mendefinisikan pengertian kreativitas, di antaranya adalah:

2 S. C. Utami Munandar, Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi Mewujudkan Potensi

Kreatif dan Bakat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hlm.22 3 Al-Qur'an, Surat Attin ayat 4, Al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama RI, 1993,

hlm.1076

Page 3: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

14

a. Menurut S. C. Utami Munandar kreativitas adalah kemampuan untuk

membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur

yang ada.4

b. Menurut John Haefele yang dikutip oleh The Liang Gie, kreativitas

adalah kemampuan merumuskan gabungan-gabungan baru dari dua

atau lebih konsep yang sudah ada dalam pikiran.5

c. Rhodes (1961, dikutip U. Munandar) mendefinisikan kreativitas Four

P’s of creativity person, process, press, product.6

Kreativitas itu ditinjau dari 4 P yaitu pribadi yang kreatif, dari segi

faktor-faktor pendorong kreativitas, dari segi proses kreatif dan dari segi

produk kreativitas. Ditinjau dari segi kreatif, kreativitas merupakan sifat

pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat sosial yang dihayati

oleh masyarakat ) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan

sesuatu yang baru; ditinjau dari segi faktor-faktor pendorong, kreativitas

adalah faktor internal diantaranya bakat, minat dan motivasi. Faktor

eksternal meliputi faktor lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat dan kebudayaan. Kreativitas yang dihasilkan seorang individu

tidak dapat lepas dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat

tempat individu itu hidup dan bekerja; dari segi proses kreatif, kreativitas

adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu

gagasan atau suatu obyek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru;

sedangkan ditinjau dari produk kreativitas secara sederhana kreativitas

sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang bermakna.

Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi

sepenuhnya dalam perwujudan dirinya. Pada dasarnya kreativitas tidaklah

4 S. C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah,

Penuntun Bagi Guru dan Orang Tua, PT. Gramedia, Jakarta, 1992, hlm.47 5 The Liang Gie, Cara Belajar yang Efesien, Jilid II, Liberty, Yogyakarta, 1995, hlm.243 6 S. C. Utami Munandar, Op.Cit., hlm.26

Page 4: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

15

terbatas pada budaya maupun golongan tertentu, karena m lahir sudah

dibekali oleh suatu potensi, dalam hal ini potensi tersebut harus

dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Hal ini sebagaimana firman Allah

SWT dalam surat An-Nahl ayat 78:

ال ت اتكمهطون أمن بكم مجرأخ اللهل وعجئا ويون شلمع لكم السمع واألبصار واألفئدة لعلكم تشكرون

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu dapat bersyukur”. (QS. An-Nahl : 78)7

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia lahir, sekalipun

tidak mengetahui sesuatupun, tetapi oleh Allah telah diberi potensi.

Potensi tersebut harus disyukuri dengan cara mengembangkannya secara

kreatif, karena dengan kreatiflah baik yang mempunyai bakat atau yang

tidak, antara individu yang lainnya akan dapat berkembang secara wajar

walaupun diantara mereka terdapat perbedaan baik bentuk, jenis maupun

derajat.

Lebih lanjut S. C. Utami Munandar berpendapat bahwa secara

operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang

mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibel), dan orisinalitas dalam

berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan,

memperkaya, memperinci) suatu gagasan.8 Berdasarkan pernyataan

tersebut dapatlah disimpulkan bahwa kreativitas dapat diterapkan dalam

berbagai aktivitas dan kegiatan manusia, sesuai dengan pengaktualisasian

dirinya.

7 Al-Qur'an, Surat An-Nahl ayat 78, Al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama RI,

1993, hlm.413 8 S.C. Utami Munandar, Op.Cit., hlm.50

Page 5: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

16

Dengan kebebasan kreativitas manusia dapat melepaskan diri

sebagai makhluk yang dalam beraktivitas sesuai dengan dorongan insting.

Pemikiran kreatif yang menghasilkan suatu penggabungan dari unsur-

unsur yang telah ada dalam pikiran seseorang bukanlah aktivitas

mendadak yang terjadi seketika, melainkan sebuah proses yang cukup

lama dan mungkin orang tidak menyadari kapan memulainya.

Daya kebebasan kreativitas dapat muncul melalui beberapa tahap.

Graham Wallas yang dikutip oleh The Liang Gie membedakan 4 tahap

dalam pemikiran kreatif, yaitu meliputi: Tahap preparation, tahap

incubation, tahap illumination, dan tahap verification.9

a. Tahap Preparation

Tahap ini merupakan tahap persiapan dengan menyelidiki

persoalan yang akan dipecahkan.

b. Tahap Incubation

Masa inkubasi ini adalah masa pengeraman terhadap persoalan

untuk suatu jangka waktu tertentu. Mengenai inkubasi sebagai proses

menuggu setelah tahap persiapan, sebagian hasil psikologi

menganggapnya sebagai proses pemikiran yang tidak disadari,

sedangkan sebagian lain memandangnya sebagai proses

menghilangkan hal-hal yang tidak relevan.

c. Tahap Illumination

Tahap ini merupakan penyinaran dengan lahirnya gagasan baru

sebagai pemecahan permasalahan.

9 The Liang Gie, Op.Cit., hlm.248

Page 6: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

17

d. Tahap verification

Tahap yang akhir ini merupakan pengujian atau pengembangan

terhadap gagasan baru itu sehingga benar-benar terlaksana.

Proses kreatif merupakan rangkaian kegiatan individu yang

mengarah pada timbulnya gagasan atau tepatnya pemilihan alternatif

terhadap penyelesaian ilmiah.

Jadi kreativitas adalah hal-hal yang sudah ada sebelumnya atau

kemampuan untuk membuat kombinasi baru. Kreativitas mempunyai

derajat besar atau kecil dengan banyaknya gagasan baru yang dapat

dicetuskan setiap saat.

2. Ciri-Ciri Kreativitas

Ada beberapa ciri tentang kreativitas antara lain:

a. Dorongan ingin tahu besar b. Sering mengajukan pertanyaan yang baik c. Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah d. Bebas dalam menyatakan pendapat e. Mempunyai rasa keindahan f. Menonjol dalam salah satu bidang seni g. Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak

mudah terpengaruh orang lain h. Rasa humor tinggi i. Daya imajinasi kuat j. Keaslian (orisinalitas) tinggi, nampak dalam ungkapan gagasan,

karangan dan sebagainya; dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinil yang jarang diperlihatkan orang lain

k. Dapat bekerja sendiri l. Senang mencoba hal-hal baru m. Kemampuan mengembangkan atau memperinci suatu gagasan

(kemampuan elaborasi).10

10 S.C. Utami Munandar, Op.Cit., hlm.34

Page 7: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

18

Menurut Porf. Dr. S.C. Utami Munandar, ciri-ciri kreativitas

alamiah antara lain:

a. Spontanitas b. Keterbukaan dalam sikap c. Rasa ingin tahu yang kuat d. Senang mengajukan pertanyaan e. Memiliki daya imajinasi f. Selalu ingin mencari pengalaman baru.11

Ciri-ciri kreativitas tersebut merupakan ciri-ciri yang berhubungan

yang kemampuan berfikir seseorang. Makin kreatif seseorang ciri-ciri

tersebut makin dimiliki. Ciri-ciri lain yang berkaitan dengan

perkembangan efektif seseorang sama pentingnya agar bakat kreatif

seseorang dapat terwujud. Ciri-ciri afektif dari kreativitas adalah motivasi

atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, pengabdian atau

pengikatan diri terhadap suatu tugas, rasa ingin tahu, tertarik pada tugas-

tugas majemuk yang dirasakan sebagai tantangan, berani mengambil

resiko untuk membuat kesalahan atau untuk di kritik oleh orang lain, tidak

mudah putus asa, ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.12

3. Jenis Kreativitas Guru

a. Variasi dalam mengajar

Faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian

kegiatan belajar yang kurang variasi akan mengakibatkan perhatian,

motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru dan sekolah

11 S.C. Utami Munandar, Kreativitas Sepanjang Masa, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,

1988, hlm.8 12 S.C Utami Munandar, Op.Cit., hlm.51

Page 8: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

19

menurun. Untuk itu diperlukan adanya keanekaragaman dalam

penyajian kegiatan belajar.13

Untuk mengatasi kebosanan tersebut guru dalam proses belajar

mengajar perlu menggunakan variasi, penggunaan variasi t bertujuan

untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya

siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan

serta secara aktif.

Ada beberapa variasi dalam proses belajar mengajar yaitu

variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan

bahan pengajaran, variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.14

Tidak kalah pentingnya yaitu variasi dalam menggunakan metode

mengajar dalam proses belajar mengajar.

Ketrampilan menggunakan variasi gaya mengajar di dalam

kelas berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, karena variasi tersebut

dilihatnya sebagai suatu yang energik, antusias, bersemangat dan

memiliki hubungan dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu

dalam proses interaksi edukatif akan menjadi dinamis dan

mempertinggi komunikasi antara guru dan anak didik, menarik

perhatian anak didik, menolong penerimaan bahan pelajaran dan

memberi stimulus.15

Variasi dalam gaya mengajar meliputi komponen sebagai

berikut:

1. Variasi suara yaitu keras-lemah, cepat-lambat, tinggi-rendah, dan besar-kecilnya suara

2. Pemusatan perhatian, dapat dikerjakan secara verbal, isyarat, atau dengan menggunakan model

13 J.J. Hasibuan, Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung, 1999, hlm.54 14 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta,

Jakarta, 2000, hlm.124 15 Ibid, hlm.16

Page 9: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

20

3. Kesenyapan digunakan untuk meminta perhatian siswa 4. Kontak pandang, untuk meningkatkan hubungan dengan siswa dan

menghindari hal-hal yang bersifat impersonal 5. Gerak badan dan mimik yaitu perubahan ekspresi wajah, gerakan

kepala, badan sangat penting dalam proses komunikasi 6. Perubahan posisi guru.16

Media pembelajaran disebut juga dengan alat pembelajaran

atau media pendidikan. Yang dimaksud media yaitu alat atau tehnik

yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan

interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan

pengajaran di sekolah.17 Media atau alat juga diartikan segala sesuatu

yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.18

Jadi media pengajaran merupakan alat yang digunakan dalam rangka

mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa

dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Sedangkan bahan pengajaran adalah us inti dalam kegiatan

interaksi edukatif.19 Bahan pengajaran merupakan substansi yang

disampaikan dalam proses belajar mengajar, tanpa itu proses belajar

mengajar tidak akan berjalan. Oleh sebab itu guru yang akan mengajar

harus terlebih dahulu mempelajari dan mempersiapkan bahan yang

akan disampaikan kepada siswa.

Variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran

meliputi: media dan bahan yang di dengar (oral), media dan bahan

yang dapat dilihat (visual) dan media dan bahan yang dapat disentuh

atau diraba atau dimanipulasi (media aktif).20

16 J.J. Hasibuan, Moedjiono, Op.Cit., hlm.66 17 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994, hlm.12 18 Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., hlm.19 19 Ibid, hlm.18 20 Piet A. Sahertian, Ida aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta,

1989, hlm.104

Page 10: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

21

1. Media dan bahan yang dapat didengar memerlukan kombinasi

dengan media pandang dan taktil. Dalam proses belajar mengajar,

suara adalah alat utama dalam komunikasi. Yang termasuk media

dengar adalah pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara,

rekaman wawancara, dan sebagainya yang memiliki hubungan

dengan pelajaran.

2. Media dan bahan yang dapat dilihat diartikan sebagai penggunaan

alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi seperti buku, globe,

peta, gambar grafik dan sebagainya.

3. Media dan bahan yang dapat disentuh atau diraba atau

dimanipulasi adalah penggunaan media yang memberi kesempatan

kepada anak didik menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan

pelajaran.

Bila guru menggunakan media dan bahan pengajaran secara

bervariasi akan membuat perhatian anak didik menjadi lebih tinggi,

memberi motivasi dalam belajar, mendorong berfikir serta

meningkatkan kemampuan belajar.

Pola interaksi antara guru dan murid mempunyai arti penting

dalam proses belajar mengajar. Seorang guru harus tahu bagaimana

berhubungan yang baik dengan anak didik, sehingga anak didik dapat

merasa senang dengan guru tersebut dan juga pelajaran yang

disampaikannya. Kualitas hubungan guru dan murid adalah penting

bila guru ingin menjadi aktif dalam mengajarkan apapun, semua dapat

dibuat menarik dan mengasikkan anak-anak apabila diberikan oleh

guru yang telah mempelajari bagaimana menciptakan hubungan yang

saling menghargai antara guru dan murid.21

Variasi dalam pola interaksi antara guru dan siswa memiliki

rentangan yang bergerak dari dua kutub, yaitu :

21 Thomas Gordon, Guru yang Efektif, PT. Raha Grafindo Persada, Jakarta, 1996, hlm.5

Page 11: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

22

Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur

tangan dari guru dan anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi

didominasi oleh guru.22

Diantara kedua kutub itu banyak kemungkinan yang dapat

terjadi contohnya, guru berbicara dengan sekelompok kecil anak didik

melalui pengajuan beberapa pertanyaan atau guru berbicara secara

individual kepada siswa, atau guru menciptakan situasi sedemikian

rupa sehingga antar siswa dapat saling tukar pendapat melalui

penampilan diri, demonstrasi atau diskusi.

Metode mengajar juga perlu diperhatikan dalam proses belajar

mengajar, karena suatu pelajaran bisa diterima dengan mudah oleh

siswa tergantung bagaimana cara atau metode yang digunakan oleh

seorang guru. Yang dimaksud metode adalah cara yang dipergunakan

guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pengajaran.23 Metode memang sekedar cara atau alat

untuk mencapai sebuah tujuan meskipun demikian metode sering

menjadi faktor utama yang menjadikan sebuah pembelajaran berhasil

atau gagal.

Metode pengajaran yang diterapkan oleh beberapa guru adalah

beragam, mulai dari metode ceramah sampai dengan metode diskusi.

Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan

suasana belajar yang menyenangkan, serta untuk memudahkan siswa

dalam memahami materi pelajaran.

Masing-masing metode ada kelemahan serta kelebihannya.

Tugas guru adalah memilih metode yang tepat untuk menciptakan

proses belajar mengajar yang baik. Ketepatan menggunakan metode

22 Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., hlm.130 23 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algesindo,

Bandung, 2000, hlm.76

Page 12: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

23

mengajar tersebut sangat bergantung pada tujuan. Isi proses belajar

mengajar dan kegiatan belajar dalam melaksanakan tugasnya.

Proses belajar mengajar yang baik, hendaknya menggunakan

berbagai variasi secara bergantian atau bahu-membahu satu sama lain.

Dalam menggunakan variasi, guru perlu memahami prinsip-prinsip

sebagai berikut: perubahan yang digunakan harus bersifat efektif.

Penggunaan tehnik variasi harus lancar dan tepat, penggunaan

komponen-komponen variasi harus benar-benar berstruktur dan

direncanakan sebelumnya serta penggunaan komponen variasi harus

luwes dan spontan berdasarkan balikan siswa.24

Sedangkan tujuan variasi dalam belajar mengajar antara lain:

a. Memelihara perhatian siswa terhadap aspek belajar b. Meningkatkan motivasi, rasa ingin tahu melalui investasi dan

eksplorasi c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah d. Kemungkinan melayani siswa secara individual sehingga memberi

kemudahan belajar e. Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan

berbagai kegiatan / pengalaman bahwa yang menarik.25

Penggunaan variasi dianjurkan karena dapat menjaga tingkat

perhatian dan meningkatkan minat serta mencegah timbulnya rasa

bosan. Prestasi belajar siswa akan diperbesar bilamana terdapat cukup

variasi.

b. Pemanfaatan Perpustakaan

Perpustakaan adalah suatu alat yang vital dalam setiap program

pendidikan, pembelajaran dan penelitian (research) bagi setiap

lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan.26

24 J.J Hasibuan, Moedjiono, Op.Cit., hlm.66 25 Piet A. Sahertian, Ida Aleida Sahertian, Op.Cit., hlm.103-104

Page 13: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

24

Dengan kata lain perpustakaan juga merupakan gudang ilmu

yang tidak dipisahkan dari setiap lembaga pendidikan. Adanya

perpustakaan akan membantu menambah wawasan, baik yang

diperoleh dari referensi berbentuk majalah, surat kabar, atau dari

bacaan lainnya.

Perpustakaan adalah tempat buku-buku dan majalah. Buku-

buku bagaimanapun banyaknya akan tidak berguna bila tidak dibaca.

Dalam pendidikan, perpustakaan memegang peranan penting karena

perpustakaan dapat meningkatkan kecerdasan seseorang. Semakin

banyak buku yang dibaca, maka semakin luas pula pola berfikir si

pembaca dan ia mempunyai kemampuan intelektual yang memadai

dalam menghadapi perkembangan zaman.

Perpustakaan hanya dapat memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya kepada seseorang apabila digunakan atau dimanfaatkan

semaksimal mungkin. Melalui perpustakaan seseorang bisa menambah

pengetahuannya. Sedangkan penambahan pengetahuan tersebut

sebagai usaha untuk memperbaiki mutu masing-masing orang.

Seorang pengajar yang baik sering tidak puas jika hanya

bersumber pada satu dua text book saja. Dalam hal ini mungkin

mereka merasa perlu membedakan perbandingan dengan materi dalam

text book yang lain, atau memperkaya materinya dengan membaca

sumber-sumber referensi, atau menambah dengan keterangan-

keterangan yang mutakhir dan majalah, koran dan sebagainya yang

semua bahan tersebut dapat diperoleh mereka dari perpustakaan.27

Dengan demikian kita semakin sadar memandang begitu pentingnya

dalam menggunakan dan membaca buku-buku baik di perpustakaan

maupun dimana saja. Khususnya bagi guru untuk menunjang dan

26 Ny. Boeryati Soedibyo, Pengelolaan Perpustakaan, Jilid I, Alumni, Bandung, 1987,

hlm.1 27 Ibid, hlm.88

Page 14: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

25

meningkatkan kualitas mengajar serta untuk menambah

perbendaharaan ilmu untuk kehidupan yang akan datang.

Berdasarkan pengertian tersebut, perpustakaan mempunyai

peran yang sangat penting bagi suatu lembaga pendidikan maupun

dalam menunjang suksesnya tugas guru dalam mengajar.

Adapun fungsi serta manfaat perpustakaan sekolah pada

umumnya dan perpustakaan sekolah pendidikan guru pada khususnya

adalah:

a. Perpustakaan sebagai sarana penunjang pendidikan b. Perpustakaan merupakan sumber pembinaan kurikulum c. Perpustakaan sebagai sarana proses belajar / mengajar d. Perpustakaan sebagai sarana penanaman dan pembinaan minat

baca e. Perpustakaan dan penanaman disiplin f. Perpustakaan dan rekreasi g. Perpustakaan dan penelitian28

Dari fungsi-fungsi tersebut ternyata bahwa perpustakaan

dewasa ini mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting

dalam kehidupan masyarakat khususnya dalam dunia pendidikan.

Oleh karena itu, setiap siswa maupun guru yang ingin menjadi

manusia yang unggul harus berusaha membuat dan memanfaatkan

perpustakaan yang ada.

B. Minat Belajar PAI

Pada dasarnya manusia memiliki perbedaan individu yang tidak sama

antara satu dengan lainnya. Perbedaan itu bisa berupa intelegensi (

kecerdasan), kepribadian, keadaan jasmani, keadaan sosial, bakat dan minat.

Minat dan bakat merupakan dua kata yang saling berkaitan. Keduanya

berkaitan erat dengan prestasi yang akan dicapai oleh seseorang. Misalnya,

28 Ibid, hlm.86

Page 15: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

26

minat seorang anak pada salah satu mata pelajaran lainnya akan diikuti dengan

prestasi dalam pelajaran tersebut, demikian juga sebaliknya.

Minat memainkan peranan yang sangat dalam kehidupan seseorang

dan mempunyai dampak yang benar atas perilaku dan sikap, minat juga

menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Betapa pentingnya minat

bagi anak-anak didik dalam proses belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya

akan dibicarakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan minat belajar PAI.

1. Minat belajar dan pengertiannya 2. Fungsi minat 3. Faktor-faktor minat 4. Unsur-unsur minat

1. Minat Belajar dan Pengertiannya

Secara etimologi dalam kamus umum bahasa Indonesia, minat

diartikan sebagai perhatian, kesukaan (kecenderungan buah) kepada suatu

keinginan.29 Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, minat

adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah.30

Ditinjau dari segi terminologi, banyak para ahli yang telah

memberikan batasan tentang minat, antara lain:

a. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba minat adalah kecenderungan jiwa ke

arah sesuatu, karena sesuatu itu mempunyai arti bagi kita. Sesuatu itu,

dapat memenuhi kebutuhan kita dan dapat menyenangkan kita.31

b. Menurut Drs. Muhibbin Syah, M.Ed mendefinisikan minat adalah

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu.32

29 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, 1985, hlm.650 30 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Indonesia, Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta, 1994, hlm.656 31 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam , Al-Ma’arif, Bandung,

1989, hlm.88 32 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2000, hlm.136

Page 16: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

27

c. Minat menurut Drs. Andi Mappiare adalah suatu perangkat mental

yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian,

prasangka, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang

mengarahkan individu kepada sesuatu pilihan tertentu.33

d. W.S. Winkel mendefinisikan minat adalah sebagai yang mantap, untuk

merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan

merasa senang mempelajari materi itu.34

Dari berbagai pengertian minat, yang dikemukakan oleh para ahli

dapat diambil kesimpulan bahwa minat adalah kecenderungan yang

membawa subyek merasa tertarik pada sesuatu. Minat merupakan salah

satu faktor yang dapat dilihat bahwa minat sangat penting dalam

pendidikan.

Jadi dilihat bahwa minat sangat penting dalam pendidikan, sebab

minat merupakan sumber usaha. Dengan demikian tugas yang sangat

penting bagi guru ialah membangkitkan minat anak didik.

Dalam hal pengertian belajar para ahli jiwa banyak memberikan

definisi diantaranya yaitu :

a. Menurut Ernest R. Hilgard dalam bukunya Theory of learning yang

dikutip oleh Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa belajar merupakan

proses pembuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang merupakan

proses pembuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian

menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan

yang ditimbulkan oleh lainnya.35

b. Menurut Robert M. Gagne belajar adalah proses yang diperlihatkan

dari dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari

33 Andi Mappiare, Psikologi Remaja, Gramedia, Jakarta, 1989, hlm.105 34 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Gramedia, Jakarta, 1989, hlm.105 35 Abd. Rahman Abror, Psikologi Pendidikan, PT. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta,

1993, hlm.66

Page 17: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

28

sebelum individu berada dalam situasi dan sesudah melakukan

tindakan yang serupa itu.36

c. Menurut Drs. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, belajar adalah

suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh

perubahan lingkungan yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

ligkungannya.37

Dari beberapa definisi belajar yang telah dikemukakan oleh para

ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah aktivitas yang dilakukan

dengan sengaja untuk memperoleh perubahan pada dirinya.

Dengan demikian yang dimaksud minat belajar adalah suatu

kecenderungan atau keinginan yang tinggi seseorang yang mendorongnya

melakukan sesuatu untuk memperoleh perubahan dalam dirinya baik

berupa pengetahuan, kemampuan, kebiasaan, ketrampilan, sikap maupun

tingkah laku.

Masalah belajar merupakan masalah yang cukup urgen dalam

kehidupan manusia, karena tanpa melalui belajar seseorang tidak akan

pernah mengalami kemajuan. Dalam pandangan Islam belajar merupakan

kewajiban bagi setiap muslim. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT

dalam surat at-Taubah ayat 122:

وما كان المؤمنون لينفروا كآفة فلوال نفر من كل فرقة منهم طآئفة ليتفقهوا في الدين ولينذروا قومهم إذا رجعوا

ي ملهلع همونإليذرح

36 Ibid, hlm.67 37 Drs. Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta,

2001, hlm.121

Page 18: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

29

“Tidak sepatutnya bagi orang – orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang) mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang Agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.38

Dari ayat Al-Qur'an diatas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar

merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan dapat dijadikan bekal dalam

hidup, baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Proses belajar itu akan lancar bila disertai dengan minat. Bila

pelajaran tidak sesuai dengan minat anak, maka anak tidak akan belajar

dengan baik. Minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan b. Menghubungkan dengan persoalan yang lampau c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik d. Menggunakan berbagai macam bentuk pengajaran.39

2. Fungsi Minat

Minat adalah sumber hasrat belajar. Minat salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat

akan menimbulkan usaha yang gigih, serius dan tidak mudah putus asa

dalam menghadapi tantangan. Jika minat ditimbulkan, maka kegiatan

belajar akan dapat berjalan dengan lancar dan berhasil.

Minat berkaitan erat dengan motivasi yang muncul karena adanya

kebutuhan, begitu juga minat. Sehingga tepatlah kalau minat merupakan

alat motivasi yang pokok. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang

38 Al-Qur'an, Surat at-Taubah ayat 22, Al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama RI,

1993, hlm.301 39 Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2001, hlm.93

Page 19: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

30

dikemukakan oleh Elizabeth B. Hurlock yaitu minat adalah sumber

motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka

inginkan. Minat akan menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

fungsi minat tidak berbeda dengan fungsi motivasi yakni adanya

dorongan, keinginan, hasrat dna tenaga penggerak lainnya yang berasal

dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu.40 Fungsi lain dari minat

yaitu:

a. Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat dan siaga.

b. Memusatkan perhatian anak pada tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.

c. Membantu memenuhi kebutuhan.41

Nuckols Banducci dikutip oleh Elizabeth B. Hurlock menulis

tentang fungsi minat bagi kehidupan anak sebagai berikut:

a. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat seseorang d. Minat yang terbentuk sejak kanak-kanak sering terbawa seumur hidup

karena minat membawa kepuasan.42

Minat bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita

cenderung atau merasa tertarik pada orang , benda, kegiatan atau bisa

berupa pengalaman yang afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

Dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab

partisipasi dalam kegiatan.43 Kegiatan belajar akan lebih berhasil, jika

minat orang yang belajar besar terhadap bahan yang dipelajari.

40 DR. W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, Eresco, Bandung, 1988, hlm.141 41 Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi/ IAIN di Jakarta, Metodik

Khusus Pengajaran Agama Islam , Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam , 1985, hlm.108

42 H.M.Chabib Thaha, Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam , Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo , Semarang, 1998, hlm.107-108

43 Abd. Rachman Abror, Op.Cit., hlm.112

Page 20: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

31

Suatu hal yang perlu disadari bahwa guru harus memperhatikan

serta mengembangkan minat siswanya. Karena minat merupakan

komponen yang penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam

pendidikan serta pengajaran pada khususnya. Walaupun minat bukan

merupakan petunjuk yang pasti tentang sukses tidaknya anak dalam

pendidikan yang akan datang, namun minat merupakan pertimbangan

yang cukup berarti kalau dihubungkan dengan faktor-faktor yang lain.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar

Belajar merupakan proses dari pada perkembangan hidup manusia.

Dengan belajar manusia mengalami perubahan-perubahan kualitatif

individu sehingga tingkah lakunya berkembang, semua aktivitas dalam

belajar tidak akan berhasil bila tidak ada minat dalam dirinya. Namun

minat masing-masing individu tidaklah sama meskipun berada dalam

sebuah aktivitas belajar yang sama. Hal ini karena adanya faktor yang

mempengaruhinya. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi

timbulnya minat belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal.44

a. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa

sendiri.45

1. Faktor fisiologis

Keadaan jasmani pada umumnya melatarbelakangi minat

belajar. Belajar dengan kondisi yang sehat akan berbeda dengan

belajar pada kondisi yang sakit atau lelah. Keadaan jasmani

tertentu, terutama panca indra sangat penting dalam proses belajar.

Manusia mengenal dunia sekitarnya juga masuk melalui panca

44 Sumadi Suryabrata, Spikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hlm.249

45 Muhibbin Syah, Op.Cit., hlm.132

Page 21: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

32

indra. Dalam belajar bahan-bahan yang dipelajari juga masuk

melalui panca indra. Kondisi fisik dan fungsi panca indra yang

kurang baik merupakan suatu hambatan besar yang mempengaruhi

minat peserta didik dalam mempelajari setiap mata pelajaran yang

hendak dipelajari, dan hal ini berlaku untuk sebaliknya.

2. Faktor psikologi

Keadaan jiwa dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas

perolehan pembelajaran siswa. Diantara faktor rohaniah yang pada

umumnya dipandang lebih esensial diantaranya yaitu :

- Intelegesi / kecerdasan merupakan salah satu faktor yang

sangat mempengaruhi minat anak

- Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi berupa

kecenderungan untuk merespon dengan cara yang relatif

terhadap obyek orang , barang, dan sebagainya

- Bakat merupakan potensi untuk mencapai prestasi ke tingkat

tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

b. Faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar diri siswa.46 Faktor

ini meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat .

1. Faktor keluarga

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan

pertama, namun dapat juga sebagai faktor yang menyebabkan

kesulitan belajar, yang termasuk dalam faktor ini antara lain

adalah:

46 Ibid, hlm.137

Page 22: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

33

a. Faktor orang tua meliputi:

- Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik mempunyai pengaruh

besar terhadap belajar anak. Orang tua yang

memperhatikan pendidikan anaknya, akan memperhatikan

kemajuan belajar anaknya pula. Hal tersebut menyebabkan

minat belajar anak meningkat. Orang tua menerima

tanggung jawab mendidik anak-anaknya dari Allah SWT,

sebagaimana firman-Nya dalam surat at-Tahrim ayat 6:

يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا“Hai orang –orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”.47

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas

orang tua terhadap keluarganya dan anaknya adalah

menjaga dari api neraka, yaitu dengan melaksanakan

tanggung jawabnya terhadap anak-anaknya yakni mendidik

dengan pendidikan Agama . cara yang baik akan dapat

menumbuhkan minat belajar anak dalam mempelajari dan

menguasai pendidikan Agama Islam .

- Hubungan orang tua dengan anak

Hubungan yang terjalin baik antara orang tua

dengan anaknya akan menentukan kemajuan belajar anak.

Kasih sayang dari orang tua, perhatian kepada anak-

anaknya menimbulkan mental yang sehat bagi anak.

47 Al-Qur'an, Surat At-Tahrim ayat 6, Al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama RI,

1993, hlm.951

Page 23: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

34

Dengan mental yang sehat tersebut maka anak dengan

mudah menguasai yang ia pelajari.

b. Suasana rumah

Suasana rumah yang menyenangkan, damai, harmonis

menjadikan anak betah tinggal di rumah, keadaan tersebut akan

menguntungkan kemajuan belajar anak dan juga dapat

mempengaruhi minat belajar anak lebih besar.

c. Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga yang memadai akan

mengantarkan anak untuk belajar dengan baik. Faktor biaya

merupakan faktor yang sangat penting karena belajar dan

kelangsungannya sangat memerlukan biaya, misalnya untuk

membeli alat-alat belajar, uang sekolah dan lainnya.

2. Faktor Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan yang kedua setelah

keluarga, yang tujuannya untuk mempersiapkan anak agar hidup

dengan cukup bekal kepandaian dan kecakapan bila hidup dalam

masyarakat . faktor sekolah meliputi:

a. Faktor pengajar

1. Cara penyajian pelajaran

- Penguasaan bahan

Guru mempunyai peran sangat penting dalam

menentukan keberhasilan siswa. Guru mampu

menerjemahkan dan menjabarkan nilai-nila yang

Page 24: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

35

terdapat dalam kurikulum, kemudian

mentranformasikannya kepada siswa melalui proses

pembelajaran. Oleh sebab itu, maka para guru dituntut

menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan.

Dengan penguasaan bahan tersebut maka keterangannya

akan jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.

- Metode mengajar

Materi mengajar yang baik akan berpengaruh

terhadap hasil baik belajar siswa pula, dan sebaliknya

metode mengajar yang kurang baik akan menimbulkan

kesulitan belajar siswa.

- Alat pelajaran

Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat

penyajian pelajaran yang tidak baik. Alat pelajaran yang

lengkap akan menumbuhkan minat belajar terhadap

pelajaran.

2. Hubungan antara guru dan siswa

Dalam hal ini, hubungan guru dan siswa sangat

berpengaruh bagi perkembangan minat belajar siswa.

Biasanya kalau guru sudah disukai maka pelajarannya juga

akan disukai pula.

Jadi hubungan guru dengan siswa itu berpengaruh

besar terhadap minat siswa dalam mempelajari pelajaran

yang disampaikan dari guru.

Page 25: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

36

3. Hubungan antara siswa dengan temannya

Hubungan antara guru dengan siswa yang baik akan

menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Namun bila

hubungan antara siswa dengan temannya kurang baik maka

akan menimbulkan perasaan siswa malas sekolah, perasaan

rendah diri dan minat belajarnya pun akan berkurang.

b. Kondisi Gedung

Terutama ditujukan pada ruang kelas atau ruang tempat

belajar siswa termasuk meja dan tempat duduk. Ruangan yang

bersih, berjendela, terang dan tenang dapat menumbuhkan dan

meningkatkan minat siswa karena ruangan tersebut akan

menumbuhkan siswa untuk berkonsentrasi dalam belajarnya.

c. Kurikulum

Kurikulum yang seimbang atau seusai dengan

kebutuhan anak akan membawa kesuksesan dalam belajar

anak. Sedangkan kurikulum yang kurang baik akan membawa

kesulitan belajar bagi siswa, sehingga minat belajar siswa pun

akan berkurang.

d. Waktu sekolah dan disiplin sekolah

Apabila sekolah masuk siang atau sore, maka kondisi

siswa tidak lagi dalam keadaan yang optimal untuk menerima

pelajaran, sebab energi sudah berkurang. Disamping itu udara

yang panas di waktu siang hari akan dapat mempercepat proses

kelelahan. Waktu dalam kondisi fisik minta istirahat, karena itu

waktu yang baik untuk belajar adalah pagi hari.

Page 26: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

37

Pelaksanaan disiplin yang kurang, misalnya siswa yang

liar, sering terlambat datang, tugas yang diberikan tidak

dilaksanakan, dan gurunya juga kurang disiplin akan

mengakibatkan minat belajar anak menurun.

3. Faktor masyarakat

Faktor dari masyarakat ini meliputi:

a. Media massa dalam masyarakat

Minat belajar siswa dapat juga dipengaruhi oleh

masyarakat. Adanya media massa dalam masyarakat misalnya

bioskop, TV, surat kabar, majalah yang ada disekelilingnya

tempat hidup siswa. Hal tersebut dapat menghambat belajar

siswa dan juga minatnya terhadap belajar akan berkurang

apabila waktu yang digunakan terlalu banyak untuk itu, hingga

lupa tugasnya yakni belajar.

b. Lingkungan sosial

- Teman bergaul

Teman bergaul pengaruhnya sangat besar dan lebih

cepat masuk dalam jiwa anak. Kalau anak suka bergaul

dengan mereka yang tidak sekolah maka ia akan malas

belajar, sebab cara hidup anak yang bersekolah dengan

anak yang tidak bersekolah berlainan. Akan tetapi

sebaliknya jika teman bergaul anak tersebut bersekolah dan

belajar, maka anak terangsang untuk mengikuti jejak

temannya itu sehingga minatnya dalam belajar pun akan

meningkat.

Page 27: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

38

- Lingkungan tetangga

Corak kehidupan tetangga yang berbeda dapat

mempengaruhi semangat belajar anak misalnya tetangga

yang suka main judi, menganggur, minum arak, tidak suka

belajar akan mempengaruhi anak-anak yang sekolah.

Sebaliknya jika tetangga terdiri dari pelajar, mahasiswa,

sarjana, guru, akan mendorong semangat belajar anak serta

menumbuhkan minatnya dalam belajar.

4. Unsur-unsur minat

Bertitik tolak dari pengertian minat yang telah diuraikan,

maka unsur-unsur minat meliputi:

a. Perasaan senang

Perasaan biasanya didefinisikan sebagai “gejala psikis

bersifat obyektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-

gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak

senang dalam berbagai taraf”.48 Perasaan disifatkan sebagai

suatus keadaan jiwa sebagai akibat adanya peristiwa yang pada

umumnya datang dari luar. Jadi perasaan suatu keadaan dari

individu pada suatu waktu sebagai akibat dari rangsangan yang

mengenainya.

Perasaan banyak mendasari dan juga mendorong

tingkah laku manusia. Suasana jiwa anak didik sangat

mempunyai kegairahan belajarnya. Agar belajar anak dapat

bertanggung jawab secara efektif, pendidikan hendaknya

menciptakan situasi sedemikian rupa, sehingga menimbulkan

48 Suryadi Suryabrata, Op.Cit, hlm. 66

Page 28: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

39

perasaan-perasaan yang menunjang aktivitas belajar pada anak

didik”.49 Perasaan mempengaruhi proses belajar mengajar yang

dihadapi siswa.

Perasaan senang merupakan faktor psikis yang

berpengaruh terhadap semangat untuk melakukan suatu

kegiatan. Siswa yang mempunyai minat belajar terhadap mata

pelajaran tentu akan merasa senang dan bersemangat dalam

belajar, begitu pula sebaliknya. Di dalam pendidikan perasaan

senang yang muncul dari diri siswa akan memudahkan siswa

dalam menerima pelajaran yang disampaikan. Dengan perasaan

tersebut siswa akan mudah memusatkan perhatiannya.

b. Perhatian

Dalam proses belajar mengajar yang disertai dengan

perhatian hasilnya akan lebih baik, prestasi yang diperoleh

lebih tinggi. Alangkah baiknya bila tiap-tiap pelajaran dapat

diterima oleh siswa dengan perhatian yang cukup. Oleh karena

itu guru harus selalu berusaha menarik perhatian anak didiknya.

Menurut Sardiman A.M perhatian adalah “Pemusatan energi

psikis yang tertuju kepada suatu obyek pelajaran atau dapat

dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai

aktivitas belajar”.50

Perhatian merupakan suatu aktivitas yang vital dalam

pendidikan. Perhatian bersifat sementara dan ada hubungannya

dengan minat. Perbedaannya adalah minat bersifat tetap

sedangkan perhatian sifatnya sementara adakalanya timbul dan

menghilang.

49 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Renika Cipta, Jakarta, 1998, hlm. 38 50 Sardiman A.M, Op.Cit, hlm. 43

Page 29: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

40

Perhatian dan minat dalam kaitannya dengan belajar

mempunyai hubungan yang sangat erat. Siswa yang menaruh

minat dan perhatian pada mata pelajaran maka dia dapat

mencapai tujuan yang diinginkan dalam pelajarannya.

c. Motif

Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto, M.P., motif adalah

Segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak

melakukan sesuatu.51 Sedangkan menurut Sardiman A.M. motif

diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu motif dapat dikatakan sebagai daya

penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan

aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.52

Motif merupakan dorongan yang mendasari dan

mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam belajar hendaknya

siswa mempunyai motif yang kuat, Karena hal tersebut akan

memperbesar kegiatan dan usahanya untuk mencapai prestasi

yang tinggi. Motif mempunyai peranan dalam hal

menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk

belajar. Siswa yang memiliki motivasi untuk melakukan

kegiatan belajar. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan

intensitas usaha belajar bagi para siswa.

51 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1996, hlm. 60 52 Sardiman A.M., Op.Cit, hlm. 71

Page 30: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

41

C. Hubungan antara Kreativitas Guru dalam Pembelajaran dengan Minat

Belajar PAI

Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi

sepenuhnya dalam perwujudan dirinya. Orang yang berhasil dalam

mengembangkan kreativitasnya dan menggunakan semua bakat dan

kemampuannya akan meningkatkan kualitas hidupnya. Kreativitas guru dalam

pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses yang kompleks sifatnya,

sebagai ilustrasi, proses itu memikirkan berbagai ide atau gagasan dalam

mengelola dan mengembangkan pelajaran. Dalam proses belajar mengajar,

menciptakan ide atau gagasan baru merupakan keasyikan tersendiri dan penuh

dengan tantangan bagi guru yang kreatif.

Dalam mengajar kreativitas itu penting, artinya bahwa dalam mengajar

diperlukan ketrampilan guru dalam mengelola bahan pelajaran yang

disampaikan dengan cara membuat variasi atau kombinasi baru, agar tidak

terjadi kebosanan dengan pelajaran yang sama “mengajar secara kreatif

merupakan suatu pembelajaran yang dapat membuat perbedaan dalam tingkah

laku, pencapaian dikemudian hari dan kualitas kehidupan kanak-kanak.

Dengan demikian maka pembelajaran dalam tarafnya yang tertinggi adalah

suatu pekerjaan yang kreatif”.53

Para guru atau pendidik mengetahui bahwa penggunaan variasi yang

diberikan dapat menumbuhkan minat peserta didik dan akan merangsang

peserta didik tersebut untuk selalu giat belajar. Adanya minat pada diri peserta

didik akan menambah kegembiraannya pada pelajaran yang ditekuni. Dan

dengan minat tersebut siswa akan mendapatkan pengalaman yang jauh lebih

menyenangkan. Kegembiraan siswa pada guru mata pelajaran akan

membawanya untuk berusaha semaksimal mungkin mencapai prestasi mereka

lebih tinggi.

53 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Suatu Analisis Psikologi, Filsafat dan

Pendidikan, al-Husna Zikra, Jakarta, 1995

Page 31: BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189 . 13 ...

42

Kreativitas dapat terwujud dimana saja dan oleh siapa saja serta kapan

saja, tidak tergantung pada usia, jenis kelamin, keadaan sosial ekonomi atau

tingkat pendidikan. Sesungguhnya bakat kreatif dimiliki oleh semua orang,

dan ditinjau dari segi pendidikan yang paling penting, bahwa kreativitas guru

itu dapat mempengaruhi serta meningkatkan minat belajar siswa.

Kreativitas guru bukanlah satu-satunya faktor yang dapat

mempengaruhi minat belajar siswa, namun kreativitas guru mempunyai peran

yang cukup penting dibandingkan faktor-faktor yang lain. Dengan demikian,

tiap-tiap guru harus menyadari bahwa betapa pentingnya mengembangkan

kreativitasnya dalam mengajar, karena sebagian dari usaha guru yang sukses

tertumpu kepada membangkitkan minat anak-anak didiknya.

Dengan demikian kreativitas guru dalam mengajar akan sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan mengajar dan juga sikap belajar siswa,

yaitu minat belajar siswa akan semakin bertambah dengan adanya usaha guru

dalam mengembangkan kreativitasnya untuk memperoleh keberhasilan dalam

proses belajar mengajar.