BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A....

33
BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertian Beberapa pengertian Dengue Hemoragic Fever (DHF) menurut beberapa ahli: Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai leukopenia, dengan/tanpa ruam (rash) dan limfadenopati. Trombositopenia ringan dan bintik-bintik perdarahan (petekie) (Noer sjaefullah , 2000 : 20). Demam berdarah dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (Arthropodhornvirus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus (Ngastiyah , 2005 : 368). Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam manifestasi perdarahan dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer , 2000 : 428). Jadi demam berdarah dengue adalah suatu penyaklit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam disertai gejala perdarahan , dan bila timbul renjatan dapat menyebabkan kematian . B. Etiologi Penyakit DHF disebabkan oleh virus Dengue yang dikenal ada 4 serotipe, yaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia adalah nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus. Vektor ini bersarang ditempat-tempat yang berisi air

Transcript of BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A....

Page 1: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

BAB II

KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Pengertian

Beberapa pengertian Dengue Hemoragic Fever (DHF) menurut beberapa ahli:

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak

dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai

leukopenia, dengan/tanpa ruam (rash) dan limfadenopati. Trombositopenia ringan

dan bintik-bintik perdarahan (petekie) (Noer sjaefullah , 2000 : 20).

Demam berdarah dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus

(Arthropodhornvirus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan

Aedes albopictus (Ngastiyah , 2005 : 368).

Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri

demam manifestasi perdarahan dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat

menyebabkan kematian (Arief Mansjoer , 2000 : 428).

Jadi demam berdarah dengue adalah suatu penyaklit infeksi yang disebabkan

oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam disertai gejala perdarahan , dan

bila timbul renjatan dapat menyebabkan kematian .

B. Etiologi

Penyakit DHF disebabkan oleh virus Dengue yang dikenal ada 4 serotipe,

yaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia adalah nyamuk Aedes

Aegypti dan Aedes albopictus. Vektor ini bersarang ditempat-tempat yang berisi air

Page 2: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

bersih, vektor ini memerlukan waktu 8-10 hari untuk menyelesaikan masa inkubasi

ekstrinsik dari lambung sampai ke kelenjar ludah nyamuk (Noer Sjaefullah , 1996 :

417).

Perkembangan hidup nyamuk Aedes Aegepti dari telur hingga dewasa

memerlukan waktu sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan

menghisap darah serta memilih darah manusia untuk mematangkan telurnya.

Sedangkan nyamuk jantan tidak bisa menggigit/ menghisap darah, melainkan hidup

dari sari bunga tumbuh-tumbuhan. Umur nyamuk Aedes Aegepti betina kurang lebih

2 minggu-3bulan atau rata-rata 1 ½ bulan,kemampuan terbang 40-100 meter. (Sri

Rezeki, 1999).

C. Anatomi & Fisiologi

Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari

traktus digestivus dan dari paru-paru ke sel-sel tubuh .Selain itu, sistem sirkulasi

merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari sel-sel ke ginjal, paru-

paru, dan kulit yang merupakan tempat ekskresi sisa-sisa metabolisme.

Organ-organ sistem sirkulasi mencakup jantung, pembuluh darah dan darah.

1. Jantung

Jantung merupakan organ yang berbentuk kerucut, terletak di dalam thorax,

diantara paru-paru, agak lebih ke arah kiri .

Stuktur Jantung

a. Atrium kanan

Page 3: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

b. Atrium Kiri

c. Ventrikel Kanan

d. Ventrikel Kiri

e. Katub Bikuspidalis

f. Katub Trikuspidalis

g. Endokardium

h. Miokardium

i. Pericardium

2. Pembuluh Darah

Pembuluh Darah ada tiga , yaitu :

a. Arteri ( Pembuluh nadi )

Arteri meninggalkan jantung pada ventrikel kiri dan kanan

Beberapa pembuluh darah arteri yang penting :

1) Arteri Koronaria

Arteri yang mendarahi dinding jantung

2) Arteri Subklavikula

Arteri bawah selangka yang bercabang kanan kiri leher dan melewati

aksila

3) Arteri Brachialis

Arteri pada lengan atas

4) Arteri Radialis

Arteri yang teraba pada pangkal ibu jari

5) Arteri Karotis

Page 4: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

Arteri yang mendarahi kepala dan otak

6) Arteri Temporalis

Arteri yang teraba denyutannya pada di depan telinga

7) Arteri Facialis

Teraba berdenyut disudut rahang bawah

8) Arteri Femoralis

Arteri yang berjalan ke bawah menyusuri paha menuju ke belakang lutut.

9) Arteri Tibia

Arteri pada kaki

10) Arteri Pulmonalis

Arteri yang menuju ke paru-paru .

b. Kapiler (Pembuluh Rambut)

Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang berasal dari cabang

terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali di bawah mikroskop.

Kapiler membentuk anyaman di seluruh jaringan tubuh, kapiler selanjutnya

bertemu satu dengan yang lain menjadi pembuluh darah yang lebih besar

yang disebut vena.

c. Vena (Pembuluh darah balik)

Vena membawa darah kotor kembali ke jantung .

Beberapa vena yang penting :

1) Vena Cava Superior

Vena balik yang memasuki atrium kanan, membawa darah kotor dari

daerah kepala, thorax, dan ekstremitas atas.

Page 5: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

2) Vena Cava Inferior

Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari semua organ tubuh

bagian bawah.

3) Vena Jugularis

Vena yang mengembalikan darah kotor dari otak ke jantung.

4) Vena Pulmonalis

Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari paru-paru .

3. Darah

Beberapa pengertian darah menurut beberapa ahli :

Darah adalah jarinagan cair dan terdiri atas dua bagian : bagian cair yang

disebut plasma dan bagian padat yang disebut sel-sel darah. (Pearce Evelyn , 2002

: 133).

Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat dsidalam pembuluh

darah yang warnanya merah (Syaifudin , 1997 : 232).

Darah adalah suatu cairan kental yang terdiri dari sel-sel dan plasma

(Guyton, 1992).

Proses pembentukan sel darah (Hemopoesis) terdapat tiga tempat, yaitu:

Sumsum tulang, hepar dan limpa.

a. Sumsum tulang

Sumsum tulang yang aktif dalam proses hemopoesis adalah :

1) Tulang Vertebrae

Vertebrae merupakan serangkaian tulang-tulang kecil yang tidak

teratur bentuknya dan saling berhubungan, sehingga tulang belakang

Page 6: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

mampu melaksanakan fungsinya sebagai pendukung dan penopang

tubuh. Tubuh manusia mempunyai 33 vertebrae, tiap vertebrae

mempunyai korpus (Badan ruas tulang belakang) berbentuk kotak dan

terletak di depan dan menyangga berat badan. Bagian yang menjorok

dari korpus ke belakang disebut Arkus Neoralis (Lengkung Neoral) yang

dilewati medulla spinalis, yang membawa serabut-serabut dari otak ke

semua bagian tubuh. Pada Arkus terdapat bagian yang menonjol pada

vertebrae dan dilekati oleh otot-otot yang menggerakkan tulang

belakang, yang dinamakan Processus Spinosis.

2) Sternum (Tulang Dada)

Sternum adalah tulang dada. Tulang ini sebagai pelekatan tulang

kosta dan klavikula. Sternum terdiri dari Manubrium Sterni, Corpus

Sterni, dan Processus Xipoideus.

3) Costa (Tulang Iga)

Costa terdapat 12 pasang, 7 pasang costa vertebro sternalis, 3

pasang costa vertebro condralis dan 2 pasang costa fluktuantes.

Costa di bagian posterior tubuh melekat pada tulang vertebrae dan di

bagian anterior melekat pada tulang sternum , baik secara langsung

maupun tidak langsung ,bahkan ada yang sama sekali tidak melekat .

b. Hepar

Page 7: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

Hepar merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelanjar pada tubuh

manusia. Organ ini terletak dibagian kanan atas abdomen di bawah

diafragma. Kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan lobus

sinistra. Dari kedua lobus tampak adanya ductus hepaticus dextra dan ductus

hepaticus sinistra, keduanya bertemu membentuk ductus hepaticus komunis.

Ductus Hepaticus Comunis menyatu dengan ductus sistikus membentk ductus

coledakus .

c. Limpa

Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen. Limpa berbentuk setengah

bulan berwarna kemerahan. Limpa adalah organ berkapsula dengan berta

normal 100 - 150 gr. Limpa mempunyai 2 fungsi sebagai organ limfoid dan

memfagosit material tertentu dalam sirkulasi darah. Limpa juga berfungsi

menghancurkan sel darah merah yang rusak.

Volume daarah pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat

darah kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4- 5 liter. Keadaan jumlah

tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama tergantung pada umur, pekerjaan,

keadaan jantung atau pembuluh darah.

Tekanan viskositas atau kekentalan dari pada darah lebih kental dari

pada air yaitu mempunyai berat jenis 1,041- 1,067 dengan temperatur 38oC

dan PH 7,37 - 7,45.

Fungsi darah secara umum terdiri atas:

a. Sebagai alat pengangkut

Page 8: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

1) Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan

keseluruh jaringan tubuh

2) Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru

3) Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan

dibagikan keseluruh jaringan atau alat tubuh

4) Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh

untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal

b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang

akan membinasakan tubuh dengan perantaraan leokosit, antibodi atau zat-zat

anti racun.

c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh

Fungsi khusus nya diterangkan lebih banyak di struktur/ bagian-bagian dari

masing sel-sel darah dan plasma darah.

Bagian-bagian Darah

Darah terdiri dari dua bagian yaitu:

a. Sel-sel darah ada tiga macam yaitu:

1) Eritrosit (sel darah merah)

Eritrosit merupakan cakram bikonkaf yang tidak berinti,

ukurannya kira-kira 8m, tidak dapat bergerak. Banyaknya kira-kira 5 juta

dalam mm3. Eritrosit berwarna kuning kemerah-merahan karena di

dalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin. Warna ini

akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung O2. Fungsi

dari eritrosit adalah mengikat O2 dari paru-paru untuk diedarkan ke

Page 9: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

seluruh jaringan tubuh dan mengikat CO2 dari jaringan tubuh untuk

dikeluarkan melalui paru-paru.

Pengikatan O2 dan CO2 ini dilakukan oleh hemoglobin yang telah

bersenyawa dengan O2 disebut oksi hemoglobin ( Hb + O2 → HbO2 ).

Jadi O2 diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin dan

kemudian dilepaskan dalam jaringan HbO2 → Hb + O2 dan seterusnya

Hb akan mengikat dan bersenyawa dengan CO2 yang disebut

karbondioksida hemoglobin ( Hb + CO2 → HbCO2 ) yang mana CO2

akan dilepaskan diparu-paru.

Eritrosit dibuat dalam sumsum tulang, limpa dan hati, yang

kemudian akan beredar keseluruh tubuh selama 14 - 15 hari, setelah itu

akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai

menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk

pembuatan eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat

dalam eritrosit yang berguna untuk mengikat O2 dan CO2. Jumlah Hb

dalam orang dewasa kira-kira 11,5 – 15mg%. Normal Hb wanita 11,5 –

15,5mg% dan Hb laki-laki 13,0 – 17,0mmg%.

Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang,

demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila

keduanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia. Biasanya hal ini

disebabkan karena perdarahan yang hebat dan gangguan dalam

pembuatan eritrosit.

2) Leukosit (sel darah putih)

Page 10: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

Sel darah yang bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak

dengan perantara kaki palsu (pseudopadia) mempunyai bermacam-

macam inti sel sehingga dapat dibedakan berdasarkan inti sel. Leokosit

berwarna bening (tidak berwarna), banyaknya kira-kira 4000 – 11000

/mm3.

Leokosit berfungsi sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan

memakan bibit penyakit atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh

jaringan RES (Retikulo Endotel System). Fungsi yang lain yaitu sebagai

pengangkut, dimana leokosit mengangkut dan membawa zat lemak dari

dinding usus melalui limpa ke pembuluh darah.

Sel leokosit selain di dalam pembuluh darah juga terdapat di

seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan

karena kemasukan kuman atau infeksi maka jumlah leokosit yang ada

dalam darah akan meningkat.

Hal ini disebabkan sel leokosit yang biasanya tinggal di dalam

kelenjar limfe sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan

tubuh terhadap serangan bibit penyakit tersebut.

Macam-macam Leokosit meliputi :

a) Agranulosit

Sel yang tidak mempunyai granula di dalamnya, terdiri dari:

1) Limfosit

Leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe

didalam sitoplasmanya tidak terdapat granula dan intinya besar,

Page 11: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

banyaknya 20-25%. Fungsinya membunuh dan memakan bakteri

yang masuk ke dalam jaringan tubuh.

2) Monosit

Fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 34%

b) Granulosit

1) Neotrofil

Mempunyai inti, proto plasma banyaknya bintik-bintik,

banyaknya 60% - 70%

2) Eosinofil

Granula lebih besar, banyaknya kira-kira 24 %.

3) Basofil

Inti teratur dalam protoplasma terdapat granula besar banyaknya

½ %.

3) Trombosit (sel pembeku)

Merupakan benda-benda kecil yang bentuknya dan ukurannya

bermacam-macam, ada yang bulat dan ada yang lonjong. Warnanya

putih dengan jumlah normal 150.000-450.000/mm3. Trombosit

memegang peran penting dalam pembekuan darah jika kurang dari

normal. Apabila timbul luka, darah tidak lekas membeku sehingga

timbul perdarahan terus menerus.

Proses pembekuan darah dibantu oeh suatu zat yaitu Ca2+ dan

fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka.

Page 12: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

Jika tubuh terluka, darah akan keluar, trombosit pecah dan akan

mengeluarkan zat yang disebut trombokinase. Trombokinase akan akan

bertemu dengan protombin dengan bantuan Ca2+ akan menjadi trombin.

Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang

halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan

sel darah, dengan demikian terjadi pembekuan.

b. Plasma darah

Bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah warna bening kekuningan

hampir 90% plasma darah terdiri dari:

1) Fibrinogen yang berguna dalam proses pembekuan darah

2) Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium dan lain lain yang

berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotik)

3) Protein darah (albumin dan globulin) meningkatkan viskositas darah dan

juga menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara

keseimbangancairan dalam tubuh

4) Zat makanan (zat amino, glukosa lemak ,mineral, dan vitamin)

5) Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh

6) Antibodi atau anti toksin.

Hematokrit adalah presentase darah yang berupa sel. Harga normal

hematokrit adalah 40,0 - 54,0%. Efek hematokrit terhadap viskositas darah

makin besar presentase sel darah merah yaitu makin besar hematokrit.

Page 13: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

D. Patofisiologi

Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk terjadi

viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa penyebab yang jelas disertai

gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, pegal di seluruh tubuh, nafsu

makan berkurang dan sakit perut, bintik-bintik merah pada kulit. Selain itu kelainan

dapat terjadi pada sistem retikulo endotel atau seperti pembesaran kelenjar-kelenjar

getah bening, hati dan limpa. Pelepasan zat anafilaktoksin, histamin dan serotinin

serta aktivitas dari sistem kalikrein menyebabkan peningkatan permeabillitas dinding

kapiler/vaskuler sehingga cairan dari intravaskuler keluar ke ekstravaskuler atau

terjadinya pembesaran plasma akibatnya terjadi pengurangan volume plasma yang

tejadi hipovolemia, penurunan tekanan darah, hemokonsentrasi, hipoproteinemia,

efusi dan renjatan. Selain itu sistem retikulo endotel bisas terganggu sehingga

menyebabkan reaksi antigen anti body yang akhirnya bisa menyebabkan

Anaphylaxia.

Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan

depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia yang berlanjut akan

menyebabkan perdarahan karena gangguan tombosit dan kelainan koagulasi dan

akhirnya sampai pada perdaahan kelenjar adrenalin.

Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya saat

renjatan. Pada pasien dengan enjatan berat, volume plasma dapat berkurang sampai

30% atau lebih. Bila renjatan hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan plasma

yang tidak dengan segera diatasi maka akan terjadi anoksia jaringan, asidosis

metabolik dan kematian. Terjadinya renjatan ini biasanya pada hari ke-3 dan ke 7.

Page 14: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

Reaksi lainnya yaitu terjadinya pedarahan yang diakibatkan adanya gangguan

pada hemostasis yang mencakup perubahan vaskuler , trombositopenia (trombosit

<100.000/mm3 ), menurunnya fungsi tombosit dan menurunnya fakto koagulasi

(protrombin, faktor V, IX, X dan fibrinogen). Pembekuan yang meluas pada

intravaskuler (DIC) juga bisa terjadi saat renjatan. Perdarahan yang terjadi seperti

ptekiae, ekimosis, purpura, epistaksis, perdarahan gusi, sampai perdarahan hebat pada

traktus gastrointestinal.

E. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan

masa inkubasi antara 13 – 15 hari.

Adapun tanda dan gejala menurut WHO (1975) :

1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2 – 7 hari.

2. Manifestasi perdarahan, paling tidak terdapat uji tornikuet positif, seperti

perdarahan pada kulit (petekie, ekimosis, epistaksis, hematemesis, hematuri dan

melena).

3. Pembesaran hati (sudah dapat diraba sejak permulaan sakit).

4. Syock yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai tekanan darah menurun

(tekanan sistolik menjadi 80 mmHg atau kurang dan diastolik 20 mmHg atau

kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung,

jari dan kaki, penderita gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.

Selain timbul demam, perdarahan yang merupakan ciri khas DHF, gambaran

klinis lain yang tidak khas dan biasa dijumpai pda penderita DHF adalah :

Page 15: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

a. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit waktu menelan

b. Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, anoreksia, diare, konstipasi.

c. Keluhan sistem tubuh yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang

dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal pada seluruh tubuh dan

lain-lain.

d. Temuan-temuan laboratorium yang mendukung adalah trombositopenia (kurang

atau sama dengan 100.000/mm3) dan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit

lebih atau sama dengan 20%).

F. Klasifikasi Dengue Hemoragic Fever (DHF).

Berdasarkan patokan dari WHO (1999) DBD dibagi menjadi 4 derajat :

1. Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan uji

tourniket (+), trombositopenia dan hemokonsentrasi.

2. Derajat II : Derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau

perdarahan lain.

3. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah

tekanan darah rendah, gelisah, sianosis sekitar mulut, hidung

dan ujung jari.

4. Derajat IV: :Syock hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi.

G. Penatalaksanaan

Pada dasarnya pasien DBD bersifat simtomatis dan suportif. Pengobatan

terhadap virus ini sampai sekarang bersifat menunjang agar pasien dapat bertahan

Page 16: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

hidup. Pasien yang diduga menderita demam berdarah dengue harus dirawat dirumah

sakit karena memerlukan pengawasan terhadap kemungkinan terjadi syok atau

perdarahan yang dapat mengancam keselamatan jiwa pasien.

1. DBD tanpa renjatan

Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah dapat menyebabkan pasien

dehidrasi dan haus. Pada pasien ini harus diberi banyak minum, yaiti 1½ – 2 liter

dalam waktu 24 jam. Dapat juga diberikan teh manis, susu, sirop, dan bila perlu

oralit.cara pemberian ini secara sedikit demi sedikit.

Keadaan hiperpireksia diatasi dengan obat anti piretik dan kompres dingin.

Jika terjadi kejang maka harus diberi luminal atau antikonvulsan lainya. Infuse

diberikan pada pasien DBD tanpa renjatan apabila pasien terus menerus muntah,

tidak dapat diberikan minum sehingga mengancam terjadinya dehidrasi atau

hematokrit yang cenderung meningkat.

Hematokrit cenderung meningkat mencerminkan derajat kebocoran plasma

dan biasanya mendahului munculnya secara klinis perubahan fungsi fital

(hipotensi, penurunan tekanan nadi). Sedangkan turunnya nilai trombosit biasanya

mendahului naiknya hematokrit. Oleh karena itu, pada pasien yang diduga

menderita DBD harus diperiksa Ht, Hb, dan trombosit setiap hari mulai hari ke

tiga sakitsampai demam telah turun 1-2 hari. Nilai Ht itulah yang menentukan

apakah pasien perlu dipasang infuse atau tidak.

2. DBD disertai renjatan (DSS)

Pasien yang mengalami renjatan atau syok harus segera dipasang infuse

karena sebagai pengganti cairan akibat kebocoran plasma. Cairan yang biasanya

Page 17: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

diberikan adalah ringer laktat, jika pemberian cairan itu tidak dapat mengatasi

maka harus diberikan plasma banyaknya pemberian adalah 20- 30 ml/kg BB.

Pada pemberian pada pasien yang mengalami renjatan berat mak pemberian

cairan harus diguyur,dengan cara membuka klem infuse.

Pada pasien dengan renjatan yang berulang-ulang maka harus dipasang

CVP (central venous pressure), yaitu pengaturan vena sentral untuk mengukur

tekanan vena sentral melalui safena magna atau vena jugularis, dan biasanya

pasien dirawat di ICU.

Tranfusi darah diberikan pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal

yang hebat.kadang-kadang perdrahan gastrointestinal dapat diduga apabila nilai

hemoglobin dan hematokrit menurun sedangkan perdarahanya sendiri tidak

kelihatan.

H. Pengkajian Fokus

Dalam melakukan asuhan keperawatan pengkajian merupakan dasar utama dan

hal yang penting dilakukan, baik disaat penderita pertama kali masuk rumah sakit

maupun selama penderita dalam masa perawatan.

Data yang diperoleh dalam pengkajian digolongkan menjadi 2 yaitu data dasar dan

data khusus .

Data dasar

Data yang perlu dikaji meliputi :

a. Pola nutrisi dan metabolik

Gejala : Penurunan nafsu makan

Page 18: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

Mual muntah

Haus

Sakit saat menelan, nyeri ulu hati

Tanda : Mukosa mulut kering

Perdarahan gusi, lidah kotor (kadang-kadang)

Hiperpiremia pada tenggorokan

Nyeri tekan pada ulu hati

b. Pola eliminasi

Tanda : Konstipasi

Penurunan berkemih

Melena , hematuria (Tahapp lanjut)

c. Pola aktivitas dan latihan.

Tanda : Dispnea, pola nafas tidak efektif, karwena efusi pleura

d. Pola istirahat dan tidur

Gejala : Kelemahan, kesulitan tidur, karena demam/panas/ menggigil

Tanda : Nadi cepat dan lemah

Dispnea, sesak karena efusi pleura.

Nyeri epigastrik, nyeri otot/sendi

e. Pola persepsi sensori dan kognitif.

Gejala : Nyeri ulu hati, nyeri otot/sendi.

Pegal-pegal seluruh tubuh

Tanda : Cemas, gelisah

f. Persepsi diri dan konesp diri .

Tanda : Ansietas, ketakutan, gelisah.

Page 19: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

g. Sirkulasi

Gejala : Sakit kepala/pusing, gelisah

Tanda : Nadi cepat dan lemah

Hipotensi

Ekstremitas dingin.

Sianosis perifer

Dispneu

Perdarahan nyata (kulit, epistaksis, melena, hematuria )

Penigkatan hematokrit 20 % atau lebih

Trombosit kurang dari 100.000/mikroliter.

h. Keamanan .

Gejala : Adanya penurunan imunitas tubuh, karena hipoproteinemia

i. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik meliputi:

1). Keadaan umum pasien: Lemah

2). Kesadaran: komposmentis, apatis, somnolen, soporo, koma, koma,

reflek, sensibilitas, nilai Glasgow Coma Scale ( GCS ).

3). Tanda-tanda Vital: tekanan darah (hipotensi), suhu (Meningkat), nadi

(tachikardi), pernafasan (cepat).

4). Keadaan: kepala (pusing), mata, telinga, hidung (epitaksis), mulut

(mukosa kering, lidah kotor, perdarahan pada gusi), leher, rektum, alat

kelamin, anggota gerak (dingin), kulit (petekie)

5). Sirkulasi: turgor (jelek)

6). Keadaan Abdomen

Page 20: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

Inspeksi : Datar

Palpasi : Teraba pembesaran pada hati

Perkusi : Bunyi timpani

Auskultasi : Peristaltik usus

Data Khusus

Data khusus digolongkan menjadi dua, yaitu data subyektif dan data obyektif.

a. Data subyektif

Pada pasien DHF data subyektif yang sering ditemukan adalah:

1) Lemah

2) Panas atau demam

3) Sakit kepala

4) Anoreksia (tidak nafsu makan), mual, sakit saat menelan

5) Nyeri ulu hati

6) Nyeri pada otot dan sendi

7) Pegal-pegal pada seluruh tubuh

8) Konstipasi

b. Data obyektif

Data obyektif yang dijumpai pada penderita DHF adalah:

1) Suhu tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan

2) Mukosa kering, perdarahan pada gusi, lidah kotor

3) Tampak bintik merah pada kulit (ptekiae) uji tourniket positif, epistaksis

(perdarahan pada hidung) ekimosis, hematoma, hematemesis, melena.

Page 21: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

4) Hiperemia pada tenggorokan

5) Nyeri tekan pada epigastrik

6) Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa

7) Pada renjatan nadi cepat dan lemah, hipotensi, ektremitas dingin, gelisah,

sianosis perifer, nafas dangkal.

Pemeriksaan Penunjang

Untuk menegakan diagnostik DHF perlu dilakukan berbagai pemeriksaan

penunjang, diantaranya adalah pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan

radiologi.

1. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah:

a. Pemeriksaan darah.

Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai:

1) IgG dengue positif

2) Trombositopenia

3) Hemoglobin meningkat >20%

4) Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)

5) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan: hipoproteinemia,

hiponatremia, hipokalemia pada hari kedua dan ketiga terjadi leokopenia,

netropenia, peningkatan limposit, monosit dan basofil

6) SGOT dan SGPT mungkin meningkat

7) Ureum dan ph darah mungkin meningkat

Page 22: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

8) Waktu perdarahan memanjang

9) Pada analisa gas darah arteri menunjukan asidosis metabolik: PCO2 < 35-

40 mmHg, HCO3 rendah.

b. Pemeriksaan urine

Pada pemeriksaan urine dijumpai albumin ringan

c. Pemeriksaan serologi

Melakukan pengukuran anti bodi pasien dengan cara HI test (hemoglobination

Inhibition test) atau dengan uji pengikatan komplemen (komplemen fixation

test) pada pemeriksaan serologi di butuhkan dua bahan pemeriksaan yaitu

pada masa akut dan pada masa penyembuhan. Untuk pemeriksaan serologi di

ambil darah vena 2-5ml.

2. Pemeriksaan Radiologi:

1. Foto thorax

Pada foto thorax mungkin di jumpai pleura efution

2. Pemeriksaan USG

Pada USG di dapatkan hematomegali dan splenomegali

3. Uji turniket

Uji turniket dilakukan untuk mengetahui adanya perdarahan pada bawah kulit.

Hasilnya dikatakan positif jika tampak adanya petekie atau bintik-bintik merah di

bawah kulit.

Sebagian orang dewasa mungkin menunjukkan hasil positif tergantung dari

tekstur, ketipisan dan suhu kulit mereka, sehingga uji turniket bukan satu-satunya

Page 23: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

pemeriksaan untuk menentukan diagnosa demam berdarah (penderita yang

menunjukkan hasil positif belum tentu menderita DHF) akan tetapi penderita

DHF biasanya menunjukkan hasil yang positif pada uji turnikeet (Grant, hal. 86,

1988). Pemriksaan ini bisa memberikan hasil negatif atau positif lemah selama

masa renjatan berat, apabila pemeriksaan diulangi, pada umumnya akan dapat

hasil positif. Uji torniket dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan tekanan

darah, selanjutnya tewkanan ditetapkan antara siastolik dan diastolik pada alat

pengukur yang dipasang di lengan atas; tekanan ini diusahakan menetap selama

percobaan. Setelah dilakukan tekanan selaam 5 menit, perhatikan adanya bintik-

bintik merah pada kulit di lengan bawah bagian media pada sepertiga bagian

proksimal. Uji torniket ini dinyatakan positif bila pada 7,84 cm2 di dapat lebih

dari 20 bintik-bintik (WHO , 1975).

Tabel 3.2. Gambaran hasil uji turniket positif dengan skala 1+ sampai 4+ (Grant,

hal. 86 1998)

1+ 2+ 3+ 4+

Sedikit bintik-

bintik merah

pada daerah

lengan anterior

Banyak bintik-

bintik pada daerah

lengan anterior

Banyak bintik-

bintik pada

daerah lengan

dan tangan

Penuh dengan

bintik-bintik

pada seluruh

lengan dan

tangan.

Page 24: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

Pola nafas Tidak efektif Gangguan perfusi

jaringan

Hipertermi

Defisit volume cairan & eleektrolit

Gangguan Rasa nyaman , nyeri

Defisit volume cairan & elektrolit

VIRUS DENGUE

TERJADI VIREMIA

Permiabilitas vaskuler meningkat

- Ht meningkat - Hipo proteinemia - Efusi serosa - Hipo natremi

Kebocoran plasma

Penumpukan cairan ekstra vaskuler+

rongga serosa

Hipovolemi

Pleura Ht meningkat Viskositas darah ↑

Syok hipovolemi

Efusi Aliran darah lambat

Suplai O2 jaringan ↓ Dispnea

Keringat ↑

Dehidrasi

Stimulasi RES

Hepatomegali

Ny ng eri otot tula& sendi

Demam akut

- Gelisah - Tachikardi - Akral dingin - Hipotensi

I. Pathway

Syok

M d k

Page 25: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

Sumber: Sjifoellah Noer, 1999 J. Diagnosa Keperawatan

1. Defisit volume cairan berhubungan dengan berpindahnya cairan intraseluler ke

ekstraseluler ( kebocoran plasma dari endotel )

Ditandai dengan: a. Hipotensi

b. Takikardi.

c. Pengisian kapiler lambat.

d. Berkeringat.

e. Urine pekat/ menurun.

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan cairan di rongga paru

(Effusi pleura)

Ditandai dengan: a. Perubahan kedalaman dan/ kecepatan pernapasan.

b. Takipnea

c. Sianosis.

d. Peningkatan kegelisahan, ketakutan dan laju metabolik

Page 26: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai oksigen dalam jaringan

menurun.

Ditandai dengan: a. Penurunan nadi perifer, pengisian kapiler lambat/ menurun.

b. Perubahan warna kulit.

c. Edema jaringan.

d. Ekstremitas dingin.

4. Hipertermi berhubungan dengan viremia

Ditandai dengan: a. Peningkatan suhu tubuh yang lebih besar dari jangkauan

normal.

b. Kulit kemerahan, hangat waktu disentuh.

c. Peningkatan tingkat pernapasan

d. Takikardi

5. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan proses patologis (Viremia)

Ditandai dengan: a. Keluhan nyeri

b. Perilaku yang bersifat hati-hati/melindungi.

c. Wajah menunjukkan nyeri.

d. Gelisah

6. Intake nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah,

anoreksia

Ditandai dengan: a. Konjungtiva dan membran mukosa pucat.

b. Menolak untuk makan.

c. Penurunan berat badan.

Page 27: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

d. Turgor kulit buruk.

K. Fokus intervensi .

1. Devisit volume cairan berhubungan dengan berpindahnya cairan intraseluler ke

ektra seluler.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan defisit volume cairan dapat

terpenuhi.

KH : a. Menyatakan pemahaman factor penyebab dan perilaku yang perlu

untuk memperbaiki defisit cairan.

b. Menunjukan perubahan keseimbangan cairan, dibuktikan oleh

haluaran urine adekuat, tanda-tanda vital stabil, membran mukosa

lembab, turgor kulit baik.

Rencana tindakan :

a. Mengkaji keadaan umum pasien (lemah, pucat, tachicardi) serta tanda-tanda

vital

Rasional : Menetapkan data dasar pasien, untuk mengetahui dengan cepat

penyimpangan dari keadaan normalnya.

b. Mengobservasi adanya tanda-tanda syok.

Rasional : Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk menangani syok

yang dialami pasien.

c. Memberikan cairan intravaskuler sesuai program dokter.

Page 28: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

Rasional : Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami

defisit volume cairan dengan keadaan umum yang buruk karena

cairan langsung masuk kedalam pembuluh darah.

d. Menganjurkan pasien untuk banyak minum.

Rasional : Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume

cairan tubuh.

e. Mengkaji tanda dan gejala dehidrasi atau hipovolemik ( riwayat muntah,

diare, kehausan, turgor jelek ).

Rasional : Untuk mengetahui penyebab defisit volume cairan, jika

haluaran urine < 25 ml/jam, maka pasien mengalami syok.

f. Mengkaji perubahan haluaran urine dan monitor asupan haluaran.

Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan.

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan cairan dirongga paru

(effusi pleura)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pola nafas menjadi efektif

atau normal.

KH : a. Menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman

dalam rentang normal dan paru jelas dan bersih.

b. Berpartisipasi dalam aktivitas atau perilaku peningkatan fungsi

paru.

Rencana tindakan :

a. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada.

Page 29: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

Rasional : Kecepatan biasanya meningkat, dispnea dan terjadi peningkatan

kerja nafas.

b. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas mengi, ronchi.

Rasional : Ronchi dan mengi menyertai obstruksi jalan nafas atau kegagalan

pernafasan

c. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.

Rasional : Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan

pernafasan, pengubahan posisi meningkatkan pengisian udara

segmen paru.

d. Bantu pasien mengatasi takut atau ansietas.

Rasional : Perasaan takut dan ansietas berat berhubungan dengan

ketidakmampuan bernafas atau terjadinya hipoksemia.

e. Berikan oksigen tambahan.

Rasional : Memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas.

3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai oksigen dalam jaringan

menurun

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan suplai oksigen ke jaringan

adekuat.

KH : Menunjukan peningkatan perfusi secara individual misalnya status

mental biasa atau normal, irama jantung atau frekuensi dan nadi

perifer dalam batas normal, tidak ada sianosis dan kulit hangat.

Rencana tindakan :

Page 30: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

a. Auskultasi frekuensi dan irama jantung, catat adanya bunyi jantung ekstra.

Rasional : Tachicardia sebagai akibat hipoksemia kompensasi upaya

peningkatan aliran darah dan perfusi jaringan, gangguan irama

berhubungan dengan hipoksemia, ketidak seimbangan elektrolit.

Adanya bunyi jantung tambahan terlihat sebagai peningkatan

kerja jantung.

b. Observasi perubahan status metal

Rasional : Gelisah, bingung, disorientasi dapat menunjukkan gangguan

aliran darah serta hipoksia.

c. Observasi warna dan suhu kulit atau membrane mukosa.

Rasional : kulit pucat atau sianosis, kuku, membran bibir atau lidah dingin

menunjukkan vasokontriksi perifer (Syok ) atau gangguan aliran

darah perifer.

d. Ukur haluaran urine dan catat berat jenis urine.

Rasional : Syok lanjut atau penurunan curah jantung menimbulkan penurunan

perfusi ginjal, Dimanifestasikan oleh penurunan haluaran urine

dengan berat jenis normal atau meningkat.

e. Berikan cairan intra vena atau peroral sesuai indikasi.

Rasional : Peningkatan cairan diperlukan untuk menurunkan

hiperviskositas darah (Potensial pembentukan thrombus) atau

mendukung volume sirlukasi atau perfusi jaringan.

4. Hipertermi berhubungan dengan terjadinya viremia

Page 31: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan temperatur suhu dalam batas

normal (360-370 C).

KH : a. Klien tidak menunjukkan kenaikan suhu tubuh.

b. Suhu tubuh dalam batas normal (360-370 C)

Rencana tindakan :

a. Ukur tanda-tanda vital terutama suhu badan.

b. Anjurkan keluaga dalam pemantauan suhu.

c. Tingkatkan intake cairan.

d. Berikan therapi untuk menurunkan suhu.

5. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses patologis (Viremia)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang atau hilang.

KH : a. Rasa nyaman pasien terpenuhi

b. Nyeri berkurang atau hilan

Rencana tindakan:

a. Mengkaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan skala nyeri (0-10),

tetapkan tipe nyeri yang dialami pasien, respon pasien terhadap nyeri.

Rasional : Untuk mengetahui berat nyeri yang dialami pasien .

b. Mengkaji factor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri.

Rasional : Dengan mengetahui factor-faktor tersebut maka perawat dapat

melakukan intervensi yang sesuai dengan masalah klien.

c. Memberikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang terang.

Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri .

Page 32: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

d. Memberikan suasana gembira bagi pasien, alihkan perhatian pasien dari rasa

nyeri

Rasional : Denagn melakukan aktivitas lain, pasien dapat sedikit melupakan

perhatiannya terhadap nyeri yang dialami.

e. Memberikan kesempatan pada pasien untuk berkomunikasi dengan teman-

teman atau orang terdekat.

Rasioanal : Tetap berhubungan dengan orang-orang terdekat atau teman

membuat pasien bahagia dan dapat menaglihkan perhatiannya

terhadap nyeri.

f. Memberikan obat analgetik ( Kolaborasi dengan dokter )

Rasional : Obat analgetik dapat menekan atau mengurangi nyeri pasien .

6. Intake nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah,

anoreksia.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi pasien

terpenuhi.

KH : Pasien mampu menghabiskan makanan sesuai porsi yang

dibutuhkan atau diberikan .

Rencana tindakan :

a. Mengkaji keluhan mual dan muntah yang dialami oleh pasien

Rasional : Untuk menetapakan cara mengatasinya .

b. Memberikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering .

Rasional : Untuk menghindari mual dan muntah.

c. Menjelaskan manfaat nutrisi bagi pasien terutama saat pasien sakit .

Page 33: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/6/jtptunimus-gdl-s1-2008-dinaandika-272-2-bab2.pdfyaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Vektor utama dengue di Indonesia

Rasional : Meningkatkan pengetahuan pasien tentang nutrisi sehingga

motivasi pasien untuk makan meningkat.

d. Mencatat jumlah atau porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.

Rasional : Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi pasien

e. Memberikan nutrisi parenteral ( kolaborasi dengan dokter).

Rasional : Nutrisi parenteral sangat bermanfaat atau dibutuhkan pasien

terutama jika intake peroral sangat kurang.

f. Mengukur berat badan pasien setiap hari.

Rasional : Untuk mengetahui status gizi pasien.

g. Memberikan obat-obat antasida ( antiemetik ) sesuai program dokter.

Rasional : Obat antasida (antiemetik) membantu pasien mengurangi rasa

mual dan muntah, dengan pemberian tersebat diharapkan intake

nutrisi pasien meningkat.