BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian -...

25
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur- angsur, penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya. Penyebab lain meliputi trauma, penyakit mata yang lain ( missal uvitis ), penyakit sistemik ( Diabetes Militus ) atau defek congenital ( salah satu kelainan herediter sebagai akibat dari infeksi virus prenatal). ( Barbara C. Long, 2000 ) Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi ( penambahan cairan ) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua- keduanya.( Ilyas. S 2008 ) Katarak adalah keburaman atau kekeruhan lensa. Lensa normalnya transparan dan dilalui cahaya melalui retina. Saat kekeruhan terjadi, terjadi kerusakan penglihatan. (Engram Barbara, 2006) Jadi katarak adalah kekeruhan lensa, lensa nenjadi seperti tertutup kabut/asap yang sering disebabkan karena proses degenerasi tanpa disertai rasa nyeri. B. Anatomi dan Fisiologi

Transcript of BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian -...

Page 1: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur- angsur,

penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya. Penyebab lain meliputi

trauma, penyakit mata yang lain ( missal uvitis ), penyakit sistemik ( Diabetes

Militus ) atau defek congenital ( salah satu kelainan herediter sebagai akibat dari

infeksi virus prenatal). ( Barbara C. Long, 2000 )

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi

akibat hidrasi ( penambahan cairan ) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat

kedua- keduanya.( Ilyas. S 2008 )

Katarak adalah keburaman atau kekeruhan lensa. Lensa normalnya

transparan dan dilalui cahaya melalui retina. Saat kekeruhan terjadi, terjadi

kerusakan penglihatan. (Engram Barbara, 2006)

Jadi katarak adalah kekeruhan lensa, lensa nenjadi seperti tertutup

kabut/asap yang sering disebabkan karena proses degenerasi tanpa disertai rasa

nyeri.

B. Anatomi dan Fisiologi

Page 2: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

1. Anatomi

1. Anatom

Gambar 1.1

( http://prestasiherfer.blogspot.com/2009/bola mata.html )

a. Beranda Depan ( sclera ) : merupakan jaringan ikat yang kenyal dan

melindungi bentuk pada mata, merupakan bagian terluar yang

melindungi bolamata. Bagian terdepan sclera disebut sclera kornea

yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalm bola

mata. Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sclera.

b. Kornea : Kornea (Latin Cornum = seperti tanduk) adalah selaput

bening mata, bagian selaput mata yang tempus cahaya. Merupakan

lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan.

Page 3: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

c. Iris, badan siliar dan koroid : Merupakan jaringan vascular

pembungkus bola mata. Pada iris di dapatkan pupil yang oleh 3

susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata.

d. Lensa Mata : Jaringan ini berasal dari ectoderm permukaan yang

berbentuk lensa di dalam mata dan bersifat bening, lensa

bola mata terletak di belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya

berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat

terjadinya akomodasi. Lensa terdiri atas kira-kira 65% air, kurang

lebih 35 % protein ( kandungan protein tertinggi dari semua jaringan

tubuh), dan kandungan mineralnya sama dengan jaringan tubuh

lainnya. Kadar kalium lebih banyak di dalam lensa dibanding sebagian

besar jaringan lainnya. Asam askorbat dan glutation kedua-duanya

dalam bentuk teroksidasi dan tereduksi. Di dalam lensa tidak ada

serabut rasa sakit pembuluh darah, maupun saraf.

e. Badan Kaca/ badan bening : Badan kaca merupakan suatu jaringan

seperti kaca bening yang terletak antara lensa dan retina. Badan kaca

bersifat semi cair di dalam bola mata.

f. Retina : Merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang

menerima rangsangan cahaya.

g. Saraf Optik : Saraf optic yang keluar dari polus posterior bola mata

membawa dua jenis serabut saraf, yaitu : saraf penglihatan dan serabut

pupilomotor.

Page 4: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

h. Otot Sinar : Terletak di badan siliar mengatur bentuk lensa untuk

kebutuhan akomodasi. Badan siliar yang terletak di belakng iris

menghasilkan cairan bilik mata ( aqous humor)

2. Fisiologi

Lensa adalah suatu struktur cembung ganda, evaskular, tidak berwarna

dan hampir bening sempurna , dengan tebal 4mm dan diameter 9 mm. Lensa

bergantung pada zonula di belakang iris yang menghubungkan dengan badan

siliar. Di sebelah depan lensa adalah cairan mata sedangkan di sebelah

belakangnya adalah badan lensa. Kapsul lensa adalah suatu membrane semi

permeable ( sedikit lebih permeable daripada dinding kapiler ) yang

memungkinkan masuknya air dan elektrolit.

Memfokuskan sinar pada retina. Agar sinar dari kejauhan bisa

terfokus, otot- otot siliar bisa berelaksasi, serabut-serabut zonula teregang,

sehingga mengurangi diameter anteroposterior lensa sampai dimensi minimal.

Dalam posisi ini daya refraksi adalah minimal dan dengan demikian sinar

sejajar terfokos pada retina. Untuk memfokuskan sinar yang berasal dari jarak

yang dekat, otot- otot siliar

berkontraksi menarik koroid ke depan dan membebaskan tegangan pada

zonula. Kapsul lensa yang elastic menjadikan lensa daya refraksinya

bertambah besar. Kerjasama fisiologis antara badan siliar zonula dan lensa

menghasilkan terfokusnya obyek dekat pada retina dan ini dinamakan

akomodasi. Karena umur lensa bertambah tua maka daya akomodasi makin

menurun.

Page 5: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

Dalam keadaan normal transparansi lensa terjadi karena adanya

keseimbangan antara protein yang dapat larut dalam protein yang tidak dapat

larut dalam membrane semi permiable. Apabila terjadi peningkatan jumlah

protein yang tidak dapat diserap dapat mengakibatkan penurunan sintesa

protein, perubahan biokimiawi dan fisik dan protein tersebut mengakibatkan

jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein dalam lensa, melebihi

jumlah protein dalam bagian yang lain sehingga membentuk suatu kapsul

yang dikenal dengan nama katarak. Terjadinya penumpukan cairan dan

degenerasi dan disintegrasi pada serabut tersebut menyebabkan jalannya

cahaya terhambat dan mengakibatkan gangguan mata.

a. Fisiologi Gejala

Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan, dislokasi dan kelainan

geomatrik pada pasien dengan kelainan seperti ini tajam penglihatannya

menurun tanpa disertai rasa sakit untuk memeriksa penyakit atau kelaianan

lensa dilakukan uji tajam penglihatan dan pemeriksaan lensa memekai lampu

celah, oftalmoskopi, lampu senter/ lup dengan pupil yang telah dilebarkan.

( Ilyas. S 2000 )

b. Klasifikasi

1) Katarak Kongenital

Adalah sebagian pada lensa yang sudah didapatkan pada waktu

lahir. Jenisnya adalah :

a) Katarak lamellar atau zonular

b) Katarak Polaris posterior

Page 6: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

c) Katarak Polaris Anterior

d) Katarak Inti ( katarak nuclear )

e) Katarak sutural

2) Katarak Juvenil

Adalah katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah lahir,

merupkan kelanjutan dari katarak kongenital.

3) Katarak Senil

Adalah kekeruhan lensa yang terjadi karena bertambahnya usia.

Ada beberapa macam yaitu :

a) Katarak Nuklear

Kekeruhan yang terjadi pada inti lensa.

b) Katarak Kortikal

Kekeruhan yang terjadi pada korteks lensa.

c) Katarak Kupliform

Terlihat pada stadium dini katarak nuclear atau kortikal.

4 ) Katarak senil dapat dibagi atas stadium :

a ) Katarak Insipien

Katarak yang tidak teratur seperi bercak-bercak yang berbentuk

gerigi dengan dasar di perifer dan daerah jernih diantaranya .

b) Katarak Imatur

Page 7: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

Terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau belum

mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapat bagian- bagian

yang jernih pada lensa.

c) Katarak Matur

Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi

pengeluaran air bersama-sama hasil desintegritas melalui kapsul.

d ) Katarak Hipermatur

Merupakan proses degenerasi lanjut hingga korteks lensa

mencair dan dapat keluar melalui kapsul lensa

5) Katarak Kompilkasi

Terjadi akibat penyakit lain. Penyakit tersebut dapat intra ocular

atau penyakit umum.

6) Katarak Traumatik

Terjadi akibat ruda paksa atau katarak traumatik

C. Etiologi

Menurut etiologinya katarak dibagi menjadi :

1. Katarak Kongenital

Katarak yang terjadi sebelum dan segera setelah bayi lahir ( bayi kurang dari 3

bulan ). Katarak Kongenital digolongkan dalam :

a. Katarak kapsul letikuler merupakan katarak yang atau pada kapsuler dan

korteks

a. Katarak letikuler merupakan kekeruhan lensa yang tidak mengenai kapsul.

Page 8: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

Katarak kongenital atau trauma yang berlanjut dan terjadi pada anak usia 3

bulan sampai 9 tahun disebut katarak juvenile.

Bagi yang dilahirkan ibu-ibu yang menderita penyakit seperti : virus rubella,

Diabetes Militus, akibat gangguan perkembangan embrio intrauterine.

2. Katarak Juvenil dapat terjadi karena :

a. Lanjutan katarak kogenital yang makin nyata

b. Penyulit penyakit lain, katarak komplikata yang dapat terjadi akibat:

1) Penyakit Lokal seperti Uveitis anterior, ablasi retina.

2) Penyakit sistemik seperti DM, Hipoparatiroid dan miotomia

distrofi yang mengenai kedua mata.

c. Akibat trauma tumpul

3. Katarak Senil disebabkan :

a. Proses normal bertambahnya usia atau degenerasi sehingga lensa menjadi

keruh. Umumnya terjadi di atas 40 tahun.

b. Perubahan kimiawi lensa

4. Katarak Komplikasi

Dihasilkan dari ganggaun mata lainnya ( semacam radang jalur uveal pada

mata : glaukoma atau selaput jala terlepas ) atau dari penyakit sistemik semacam

Diabetes Militus, kelenjar paratiroid yang kurang aktif, atau radang kulit

( dermatitis atopik ). Katarak tersebut dapat juga dihasilkan dari radiasi ion dari

udara terbuka atau sinar intra merah.

5 Katarak Traumatik

Page 9: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

Disebabkan oleh trauma benda tumpul atau trauma tembus panas yang

melalui batas, missal X- Ray atau radoiaktif.

( Smelzer dan Bare 2001 )

D.Patofisiologi

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,

berbentuk seperti kancing baju; mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa

mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada

korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan

bertambahnya usia, nucleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di

sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nucleus. Opositas

pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna nampak seperti

kristal salju pada jendela. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan

hilangnya transparansi. Perubahan pada serabut halus multiple ( Zonula) yang

memenjang dari badan siliar ke sekitar daerah di luar lensa, misalnya dapat menyebabkan

penglihatan

mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi,

sehingga mengabutkan pandangan dan jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori

menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa.

Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori

lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari

degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada

kebanyakan pasien yang menderita katarak.

Page 10: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda

dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti : Diabetes,namun

sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal.kebanyakan

katarak berkembang secara kronik dan “matang” ketika orang memasuki dekade katujuh.

Katarak dapat bersifat kongenital dan harus diidentifikasi awal,karena bila tidak

terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanent. Faktor

yang sering yang berperan dalam terjadinya katarak meliputi sinar ultraviolet B,

Diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu lama.

E.Manifestasi Klinik

Secara umum dapat digambarkan gejala katarak sebagai berikut :

1. Penurunan tajam penglihatan secara progresif dan penglihatan seperti berasap

2. Penglihatan untuk membaca dirasakan silau bila penerangan terlalu kuat sehingga

merasa senang membaca dengan penerangan kurang, pesien akan mengeluh

seperti terhalang kabut.

3. Terjadi perubahan daya lihat warna dan kabur dengan penyimpangan gambar.

4. Lampu dan matahari sangat mengganggu penderita katarak, gangguan

mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan mata.

5. Pada katarak traumatik, penderita langsung mengeluh penglihatannya kabut,

mata merah, lensa keruh dan mungkin ada pendarahan pada intraocular. Bila

dilakukan pemeriksaan akan didapatkan tanda- tanda sebagai berikut :

a. Katarak dapaat terlihat melaliu pupil yang telah berdilatasi dengan

oftalmoskop slit lampu atau shadow test.Setelah katarak bertambah

Page 11: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

matang maka retina semakin sulit dilihat sampai akhirnya reflek fundus

tidak ada dan pupil berwarna putih.

b. Pupil mata dapat terlihat kekuningan, abu-abu atau putih terjadi secara

bertahap selama periode tahunan dan sejalan dengan memburuknya

katarak, maka kacamata yang paling kuat sekalipun tidak dapat menolong

lagi.

c. Tampak sebagai suatu massa tebal yang dapat terdiri atas kapsul anterior,

kapsul posterior, massa lensa.

6. Pada katarak Senil dikenal dengan 5 stadium yang akan berdampak

pada munculnya gambaran klinik sebagai berikut :

a. Stadium Katarak Insipen

Kekeruhan berupa bercak- bercak biji dengan dasar perifer dan daerah jernih.

Kekeruhan ini bermula hanya tampak biji pupil ditebarkan dengan

oftalmoskopi pemeriksaan retina dan dapat menimbulkan poliopia ( Ilyas S.

2008 )

b. Stadium Imatur

Kekeruhan yang belum mengenai seluruh lapisan lensa sehingga masih

ditemukan bagian- bagian yang jernih. Pada daerah ini terjadi hidrasi korteks

sehigga lensa akan mencembung dan daya biasanya akan bertambah, yang

memberikan miopisasi pada stadium ini biasanya timbul penyakit glaukoma. (

Ilyas S. 2008 )

c. Stadium Matur

Page 12: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

Kekeruhan yang telah mengenai seluruh saluran massa lensa. Kekeruhan ini

biasa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Visus menurun menjadi

1/300 atau sampai tidak terhingga ( Ilyas S. 2008 )

d. Stadium Hipermatur

Katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau

lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa

sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. ( Ilyas S. 2008

)

F. Komplikasi

1. Kerusakan endotel kornea

2. Sumbatan pupil

3. Glaukoma

4. Perdarahan

5. Penyulit yang terjadi berupa visus tidak akan mencapai 5/5

6. Nistagmus dan strabismus

( Smeltzer, 2002 )

G. Penatalaksanaan

Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan retraksi kuat sampai

ketitik dimana pasien melakukan aktivitas sehari-hari. Maka penanganannya biasanya

konservatif. Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut

untuk bekerja ataupun untuk keamanan. Biasanya diindikasikan bila korteks tajam

penglihatan yang baik yang dapat mencapai 20/50 atau lebih buruk lagi bila ketajaman

penglihatan mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup, atau bila visualisasi segmen

Page 13: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

posterior sangat perlu untuk mengevaluasi perkembangan. Berbagai penyakit retina atau

saraf optikus, seperti diabetes dan glaukoma.

Ada 3 macam teknik pembedahan yaitu :

1. Ekstraksi Katarak Intrakapsular ( EKIK )

Adalah mengeluarkan lensa dalam keadaan lensa utuh dilakukan dengan membuka

menyayat selaput bening dan memasukkan alat melalui pupil, kemudian menarik

lensa keluar, seluruh lensa dengan pembungkus atau kapsulannya dikeluarkan dengan

lidi ( prabe), beku (dingin ). Pada operasi ini dibuat sayatan selapur bening yang

cukup luas. Jahitan yang banyak (14-15 mm), sehingga penyembuhan lukanya

memekan waktu lama. ( Ilyas. S 2000)

2. Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler ( EKEK )

Lensa dikeluarkan setelah pembungkus depan dibuat lubang, sedang pembungkus

belakang ditinggalkan. Dengan teknik ini terdapat ruang- ruang bebas di tempat bekas

lensa sehingga memungkinkan mandapatkan lensa pengganti yang disebut sebagai

lensa tanam bilik mata belakang ( posterior chmber intraocular lens ) dengan teknik

sayatan lebih kecil (10-11 mm) sedikit jahitan dan waktu penyembuhan lebih pendek

( Ilyas. S 2000 )

3. Fakoemulsifikasi

Merupakan penemuan terbaru pada EKEK. Cara ini memungkinkan pengambilan

lensa melalui insisi yang lebih kecil dengan menggunakan alat ultrason frekuensi

tinggi untuk memecah nucleus dan korteks lensa menjadi partikel kecil yang

memberikan irigasi kontinus. Teknik ini memerlukan waktu yang pendek dan

penurunan insidensi astigmatisme pasca operasi. Kedua teknik irigasi – aspirasi

Page 14: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

fakoelmulsifikasi dapat mempertahankan kapsula posterior, yang nantinya digunakan

untuk menyangga IOL ( Smelzer and Bare 2001 )

H. Pengkajian Fokus dan Pemeriksaan Penunjang

1.Data Subyektif

a. Nyeri

b. Mual

c. Diaporesis

d. Riwayat jatuh sebelumnya

e. Sistem pendukung, lingkungan rumah

2. Data Obyektif

a. Perubahan TTV

b. Respon yang lazim terhadap nyeri

c. Tanda- tanda infeksi :

1) Kemerahan

2) Edem

3) Infeksi konjungtiva ( pembuluh darah konjungtiva menonjol )

4) Drainase pada kelopak mata

5) Zat purulen

6) Peningkatan suhu tubuh

7) Nilai laboratorium : peningkatan SDP, perubahan SDP, hasil pemeriksaan

kultur sensilitas abnormal

d. Ketajaman penglihatan masing- masing mata

Page 15: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

e. Cara berjalan, riwayat jatuh sebelumnya

3. Pengkajian Post Operasi

a. Aktivitas / istirahat

Gejala : Perubahan/ penurunan aktivitas karena gangguan penglihatan

c.Neurosensori

Gejala : Kabur, sinar terang membuat silau dengan kehilangan bertahap

penglihatan perifer

Tanda : Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil, peningkatan air mata

4. Pemeriksaan Penunjang

Kartu mata snellen/mesin telenokuler (tas ketajaman penglihatan) dan sentral

penglihatan.

a. Lapang penglihatan

b. Pengukuran tonografi : mengkaji intra okuler (TIO) (N: 12-25 mmHg)

c. Pengukuran Genioskopi

d. Tes provokatif

e. Pemeriksaan oftalmosfi

f. Darah lengkap

g. EKG, tekanan darah, pernafasan

h. Tes toleransi glukosa/FBS : menentukan adanya kontrol diabetes

i. Uji ana

j. Pemeriksaan slit – lamp

k. USG mata

l. Biometri

Page 16: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,
Page 17: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

I. Diagnosa Keperawatan

1. Pre Operasi

a. Gangguan persepsi sensori yang berhubungan dengan menurunnya tajam

penglihatan (Marilyn E Doengoes, 2000/Carpanito L. J 2000).

b. Ansietas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan

kemungkinan kegagalan untuk memperoleh penglihatan kembali. (Carpenito

L.J, 2000)

c. Potensial cedera trauma berhubungan dengan kerusakan penglihatan. (Susan

Martin Tucker, 2000)

d. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan keterbatasan penglihatan

(Carpenito L.J, 2000)

2. Post Operasi

a. Nyeri akut berhubungan dengan interupsi pembedahan jaringan tubuh.

(Carpenito L. J, 2000)

b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan

sekunder terhadap interupsi permukaan tubuh. (Carpenito L.J 2000).

c. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan

(Carpenito L.J, 2000)

d. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan

dengan kurangnya informasi (Carpenito L.J, 2000)

Page 18: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

K. Intervensi

Pre Operasi

1. Diagnosa keperawatan : Gangguan persepsi sensori yang berhubungan dengan

menurunnya tajam penglihatan

Tujuan : Peningkatan ketajaman penglihatan setelah dilakukan tindakaan

KH : Pasien mengenal sensori dan kompensasi terhadap perubahan,

mengidentifikasi atau memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.

Intervensi :

a. Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau dua mata yang

terlibat.

b. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain dan areanya.

c. Observasi tanda dan gejala disorientasi. Pertahankan pagar tempat tidur.

d. Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi matadinama

dapat terjadi bila menggunakan tetes mata.

e. Ingatkan pasien menggunakan kacamata katarak yang tujuannya

memperbesar ± 25% penglihatan perifer.

f. Letakkan barang yang dibutuhkan atau posisi bel pemanggil.

2. Diagnosa keperawatan : Ansietas berhubungan dengan pembedahan yang akan

dijalani dan kemungkinan kegagalan untuk memperoleh penglihatan kembali.

Tujuan : Cemas berkurang setelah dilakukan tindakan

KH : Klien mampu mengungkapkan kecemasan dan ketakutan., ekspresi

wajah rileks.

Page 19: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

Intervensi :

a. Ciptakan lingkungan yang tenang, rileks yang merangsang untuk berbagai

perasaan dan kekhawatiran, berikan dorongan untuk verbalisasi dan

mendengarkan dengan penuh perhatian.

b. Validasi perasaan pasien dan yakinkan terjadi ketakutan merupakan respon

dan perkiraan terjadi pembedahan yang akan dijalani.

c. Jelaskan kejadian – kejadian pre operasi dan pasca operasi bahwa aktivitas

– aktivitas yang meningkatkan tekanan intra okuler (TIO)

misal : bersin, batuk, membungkuk kepala dibawah tinggi panggul,

mengejan.

d. Informasikan pada pasien bahwa perbaikan dalam penglihatan tidak terjadi

dengan segera setelah pembedahan tetapi berharap membaik sesuai

berkurangnya bengkak.

e. Diskusikan tindakan – tindakan pre operasi yang diharapkan, tetes mata

untuk dilatasi, pengosongan kandung kemih, akses IV.

3. Diagnosa keperawatan : Potensial cedera trauma berhubungan dengan kerusakan

penglihatan.

Tujuan : Cidera tidak terjadi setelah dilakukan tindakan

KH : Pasien mendemontrasikan pemahaman tentang kewaspadaan

keamanan.

Intervensi :

a. Kaji ketajaman penglihatan

Page 20: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

b. Perkenalkan pasien dengan lingkungan sekitar

c. Tempatkan seluruh peralatan makan dan barang – barang pribadi dalam

jangkauan yang mudah diraih dan dipertahankan penempatannya yang

konsisten.

d. Gunakan indra sentuhan dan pendengaran selama orientasi

e. Jelaskan lokasi dari pintu, jendela, perabot rumah, kamar mandi, dan pasien

lainnya.

f. Buat komunikasi yang efektif

g. Selalu identifikasi diri sendiri sewaktu mendekati atau menyentuh pasien

h. Gunakan alat bantu penglihatan kaca besar bila diperlukan.

4. Diagnosa keperawatan : Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan

keterbatasan penglihatan

Tujuan : Aktivitas terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan

KH : Kebutuhan pasien terpenuhi

Intervensi :

a. Kaji tingkat kemampuan aktivitas pasien

b. Ajarkan pada pasien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan

c. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan

d. Tempatkan barang – barang ditempat yang mudah dijangkau oleh pasien

e. Dekatkan benda – benda pasien untuk membantu dalam pemenuhan

kebutuhan.

Post Operasi

Page 21: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

1. Diagnosa keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan interupsi pembedahan

jaringan tubuh

Tujuan : Nyeri berkurang

KH : Pasien melaporkan penurunan nyeri progresif dan menghilang setelah

dilakukan tindakan keperawatan

Intervensi :

a. Bantu klien dealam mengidentifikasi tindakan nyeri yang efektif

b. Jelaskan bahwa nyeri dapat akan terjadi sampai beberapa jam setelah

pembedahan

c. Lakukan tindakan penghilang nyeri yang non invasive dan

nonfarmakologi :

1) Posisi : tinggikan bagian kepala tempat tidur, berubah – ubah antara

berbaring pada punggung dan pada sisi yang tidak dioperasi.

2) Ajarkan teknik distraksi

3) Ajarkan latihan relaksasi

d. Berikan dukungan tindakan penghilang nyeri dengan analgetik yang

diresepkan.

e. Beri tahu dokter jika nyeri tidak hilang setelah ½ jam pemberian obat,

jika nyeri disertai mual, atau jika anda memperhatikan drainase pada

pelindung mata.

2. Diagnosa keperawatan : Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan

peningkatan kerentanan sekunder terhadap interupsi permukaan tubuh.

Tujuan : Tidak terjadi infeksi

Page 22: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

KH : Klien akan menunjukan penyembuhan insisi tanpa gejala infeksi

Intervensi :

a. Tingkatkan penyembuhan luka

1) Berikan dorongan untuk mengikuti diet yang seimbang dan asupan

cairan yang adekuat.

2) Instruksikan klien untuk tetap menutup mata sampai hari pertama

setelah operasi atau sampai diberitahukan.

b. Gunakan teknik aseptik untuk meneteskan tetes mata :

1) Cuci tangan sebelum memulai

2) Pegang alat penetes agak jauh dari mata

3) Ketika meneteskan, hindari kontak antara mata, teteskan dengan alat

penetes.

4) Ajarkan teknik ini kepada klien dan anggota keluarganya.

c. Kaji tanda dan gejala infeksi

1) Kemerahan, edema pada kelopak mata

2) Injeksi konjungtiva (pembuluh darah menonjol)

3) Drainase pada kelopak mata dan bulu mata dan bulu mata

4) Materi purulen pada bilik anterior (antara kornea dan iris)

5) Peningkatan suhu

6) Nilai laboratorium abnormal (misal : peningkatan SDP, hasil kultur,

dan sensitivitas positif)

7) Lakukan tindakan untuk mencegah ketegangan pada jahitan

Page 23: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

(misal : anjurkan klien menggunakan kacamata protektif dan

pelindung mata pada siang hari dan malam hari)

8) Beritahu dokter tentang semua drainase yang terlihat mencurigakan.

3. Diagnosa keperawatan: Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan

keterbatasan penglihatan

Tujuan : Klien tidak terjadi cidera

KH : Klien tidak mengalami cedera atau trauma jaringan selama dirawat di

rumah sakit.

Intervensi :

a. Orientasikan klien pada lingkungan ketika tiba

b. Modifikasi lingkungan untuk menghilangkan kemungkinan bahaya.

c. Tinggikan pengaman tempat tidur. Letakkan benda dimana klien dapat

melihat dan meraihnya tanpa klien menjangkau terlalu jauh.

d. Letakkan alat – alat bantu ambulasi dimana klien dapat melihat dan

meraihnya dengan mudah, pantau penggunaan alat bantu ambulasi

e. Bantu klien dan keluarga mengevaluasi lingkungan rumah kemungkinan

bahaya (misal : karpet yang tersingkap, kabel listrik yang terpapar, perabot

yang rendah, tangga)

4. Diagnosa keperawatan: Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis,

pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi

Tujuan : Klien mengetahui tentang kondisi, prognosis dan pengobatan.

KH : Kriteria untuk diagnosa keperawatan menunjukan kriteria hasil yang

berkaitan dengan perencanaan pemulangan. Rujuk pada rencana pemulangan.

Page 24: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

Intervensi :

a. Diskusikan aktivitas yang diperbolehkan setelah pembedahan (membaca,

menonton TV, melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan)

b. Pertegas pembatasan aktivitas yang disebutkan dokter, yang mungkin

termasuk menghindari aktivitas berikut :

1) Berbaring pada sisi yang dioperasi

2) Membungkuk melewati pinggang

3) Megangkat benda yang beratnya melebihi 10 kg

4) Mengejan selama defekasi

c. Tekankan pentingnya tidak menguap atau menggosok mata dan menjaga

balutan serta pelindung protektif tetap pada tempatnya sampai hari pertama

setelah operasi.

d. Jelaskan informasi berikut untuk setiap obat – obatan yang diresepkan :

1) Nama, tujuan dan kerja obat

2) Jadwal dosis (jumlah, waktu)

3) Teknik pemberian

e. Intruksikan klien dan keluarga untuk melaporkan tanda dan gejala berikut :

1) Kehilangan penglihatan

2) Nyeri pada mata

3) Abnormalitas penglihatan (misal : kilasan cahaya atau berkas)

4) Kemerahan, drainase meningkat, suhu meningkat

Page 25: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitiuswath... · Kelainan- kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan,

f. Instruksikan untuk menjaga hygiene mata (membuang drainase yang

mengeras dengan menyeka kelopak mata yang terpejam menggunakan bola

kapas yang dilembabkan dengan larutan irigasi mata)