BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …
Transcript of BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …
33
BAB II
KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU
( BAWASLU ) KOTA SERANG
A. Gambaran Umum
Proses pemilihan umum merupakan sarana
pendewasaan sistem demokrasi di Indonesia dengan
mempengaruhi masyarakat secara persuasif (tidak
memaksa) dengan melakukan hubungan publik,
komunikasi massa dan lain-lain, proses pemilu dilakukan
berasaskan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan
adil. Seiring perkembangan zaman yang semakin maju
dan berkembang banyak cara yang dilakukan oleh peserta
pemilu guna menarik hati masyarakat supaya bisa
memberikan suaranya pada hari pemungutan suara
berlangsung.
Berdasarkan undang-undang Nomor 7 tahun 2017
tentang Pemilihan Umum sebagaimana diamanatkan
dalam undang-undang Bab II pasal 2 dijelaskan bahwa
34
Asas, Prinsip, dan Tujuan pemilu dilaksanakan
berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur
dan adil. Pengawas pemilu juga berpedoman kepada
tahapan dan jadwal serta program KPU Republik
Indonesia Nomor 5 tahun 2018 perubahan atas peraturan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 tahun 2017 tentang
tahapan, program dan jadwal penyelenggaraan pemilihan
umu tahun 2019.
Pemilu yang sukses tentunya dihasilkan dari
proses pelaksanaan pemilu yang dilakukan secara sportif
baik itu sesame peserta pemilu maupun dengan
penyelenggara pemilu maka berangkat dari hal tersebut
lembaga-lembaga pengawasan harus bekerja secara ekstra
dan juga butuh pelibatan partisipatif dari semua pihak
untuk menekan angka money politik diberbagai daerah
dari mulai tingkatan desa/kelurahan, kecamatan serta
kabupaten/kota. Semenjak proses pelaksanaan pelantikan
Panwaslu Kabupaten/kota se-Provinsi Banten oleh
Bawaslu Provinsi Banten yang dilaksanakan pertengahan
35
Agustus 2017 Panwaslu kabupaten/Kota langsung
dihadapkan pada persiapan pengawasan pelaksanaan
pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Walikota dan
Wakil Walikota serta pelaksanaan Pemilihan Legislatif
(Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) Tahun 2019,
sementara itu di Provinsi Banten ada 4 (empat)
Kabupaten/Kota yang melakukan proses pengawasan
pelaksanaan Pilkada dan berbarengan dengan Pileg dan
Pilpres.1
B. Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Serang (
BAWASLU )
Pengertian umum bawaslu atau badan pengawasan
pemilu secara umum ialah suatu Lembaga
Penyelenggaraan pemilu di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang bertujuan untuk
pengawasan dalam suatu pemilihan umum untuk
kelancaran dan tidak adanya suatu unsur kecurangan dan
1https://serangkot- bawaslu-go-id-/wp- content/uploads/2019/
07/laporan-akhir- kab-serang diakses pada 19 November 2020 pukul 14.00
WIB.
36
bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilu dalam suatu
sistem pemilihan umum2. Bawaslu memiliki kewenangan
yang unik karena menggabungkan tiga fungsi yang pada
umumnya dijalankan secara terpisah oleh lembaga-
lembaga Negara, yakni :
a. Mempunyai fungsi legislasi, dalam hal ini membuat
peraturan yang berlaku secara internal maupun
eksternal, seperti peraturan Bawaslu tentang
penyelesaian sengketa.
b. Mempunyai fungsi eksekutif, yaitu melaksanakan
tugas pengawasan.
c. Mempunyai kewenangan yang mendekati fungsi
yudikatif dalam menindak beberapa kasus, terutama
yang terkait dengan penyelesaian sengketa.3
Sifat dan status kelembagaan Bawaslu juga unik.
Pada tingkat pusat dan provinsi, Bawaslu bersifat
permanen. Sedangkan pada tingkat kabupaten/ kota terus
2Undang-undang Republik Indonesia (No 15 Tahun 2011).
3Gunawan Suswantoro, Mengawal Penegak Demokrasi di Balik Tata
Kelola Bawaslu dan DKPP, (Erlangga, 2016), h. 11-13.
37
kebawah, lembaga pengawasan Pemilu bersifat adhoc.
Pada sisi lain, Bawaslu merupakan lembaga Negara yang
bersifat extra-ordinary,yang eksistensinya tidak dapat
dipastikan karena sangat bergantung pada political mood
para pembuat undaang-undang, yang notabene adalah
kompetitor dalam pemilu yang diawasi oleh Bawaslu.
Keunikan-keunikan Bawaslu tersebut berimplikasi
pada munculnya tantangan secara kelembagaan yang
perlu disikapi di tataran manajerial organisasi. Eksistensi
Bawaslu sebagai satu-satunya lembaga Negara didunia
yang mengawasi Pemilu membuka peluang bagi Bawaslu
untuk menularkan gagasan dan praktik terbaik (best
practice) pengawasan pemuli kepada Negara-negara lain.
Bawaslu memiliki kesempatan untuk mengkampanyekan
pengawasan Pemilu yang komprehensif dan sistematis
sebagai salah satu instrument pendukung dalam
mewujudkan Pemilu yang demokratis, adil, dan
berintegritas. Jika berhasil, Bawaslu dapat menjadi kiblat
bagi Negara-negara lain yang ingin menerapkan
pengawasan dan penegakan hukum Pemilu yang efektif.
38
Tentu saja tujuan tersebut memiliki tantangan
yang cukup besar, di mana Bawaslu perlu membangun
sistem pengawasan Pemilu yang efektif, lalu menguji
ekeftivitas sistem tersebut dan mengkontruksikannya ke
dalam sebuah sistem pengetahuan yang mudah ditularkan
kepada Negara lain.4
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu),
berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017
tentang Pemilihan Umum, tidak hanya sebagai pengawas,
sekaligus sebagai eksekutor hakim pemutus perkara. Saat
ini dan kedepan, terbentang tantangan historis bagi
Bawaslu untuk membuktikan peran dan eksistensi
strategisnya mengawal Pemilu yang berintegritas nagi
kemajuan bangsa.
Reformasi politik pasca reformasi melalui gerakan
rakyat (people power) Mei 1998 berhasil menumbangkan
order baru. Lahir dari kenyataan, bahwa selain rezim orde
baru, rakyat Indonesia merasakan kekecewaan akibat
4Gunawan Suswanto, Mengawal Penegak Demokrasi: di Balik Tata
Kelola Bawaslu Dan DKPP, ... ..., h. 179-180.
39
praktik demokrasi procedural. Dalam konteks Indonesia
yang sedang membangun peradaban politik yang sehat,
pelaksanaan Pemilu tanpa hadirnya pengawasan secara
struktural dan fungsional yang kokoh berpotensi besar
akan menimbulkan hilangnya hak pilih warga Negara,
maraknya politik uang, kampanye hitam, dan Pemilu yang
tidak sesuai aturan.
Pemilu merupakan sarana perwujudan kedaulatan
rakyat guna menghasilkan pemerintahan Negara yang
demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945, sesuai Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi,
“Kedaulatan berada dditanga rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar”. Pasal 22 E Ayat (1)
UUD 1945 menggariskan enam (6) kriteria Pemilu
demokratis, yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
dan adil. Selanjutnya, undang-undang pemilu menambah
dua kriteria lagi, yakni transparan dan akuntabel.
Pemilihan umum telah menjadi fenomena global dan telah
dipraktekkan, baik di Negara yang telah maju
40
demokrasinya maupun Negara yang masih dalam proses
transisi menuju demokrasi. Namun demikian, fenomena
Pemilu di berbagai Negara, termasuk Negara maju, masih
menunjukkan bahwa Pemilu tidak bisa lepas dari berbagai
pelanggaran dan kecurangan (electoral malpractices).
Dalam konteks inilah, konsep integritas Pemilu
menjadi penting karena nafas yang menjiwai Pemilu
adalah politik yang memiliki sifat dasar “menghalalkan
cara untuk mencapai tujuan dan kekuasaan”. Adalah
tanggung jawab kita semua untuk berperan aktif, tidak
hanya penyelenggara Pemilu, seperti KPU, Bawaslu, dan
Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu, untuk
meengkonstruksi Pemilu berkualitas dan berintegritas
bagi kemajuan bangsa, sejatinya Pemilu harus berjalan
baik secara prosedural dan substansial.
Bawaslu mempunyai fungsi melakukan
pengawasan tahapan dan pencegahan pelanggaran Pemilu.
Selain itu fungsi Bawaslu yang strategis dan signifikan,
yakni bagaimana menghindari potensi pelanggaran
41
Pemilu muncul dengan menjalankan strategis pencegahan
yang optimal. Bawaslu juga diharapkan mampu
melakukan penindakan tegas, efektif, dan menjadi hakim
Pemilu yang adil. Secara historis, kelahiran Bawaslu
diharapkan dapat mendorong dan memperkuat
pengawasan masyarakat dengan memberikan penguatan
berupa regulasi, kewenangan, sumber daya manusia,
anggaran, serta sarana dan prasarana. Agar berperan
efektif, setiap laporan pengawasan dapat lebih tajam dan
menjadi fakta hukum yang dapat ditindaklanjuti sesuai
mekanisme regulasi yang ada serta mampu memberikan
efek jera bagi upaya mengurangi potensi pelanggaran
sehinggaa tujuan keadilan Pemilu dapat tercapai.
Kedepan, Bawaslu harus mendorong partisipasi
masyarakat secara optimal, Bawaslu harus mampu bekerja
sinergis bersama seluruh elemen bangsa untuk mengawasi
dan menegakkan hukum Pemilu secara tegas dan adil.
Keadilan Pemilu dapat diwujudkan jika Bawaslu bekerja
secara terbuka. Professional, imparsial, akuntabel, dan
berintegritas. Dalam melakukan upaya pencegahan,
42
Bawaslu harus memiliki strategi pengawasan yang tepat
berdasarkan pemahaman akan potensi pelanggaran yang
dipotret dengan benar Bawaslu juga harus peka
memahami potensi timbulnya penggunaan isu suku,
agama, ras, dan antar golongan (SARA) dalam proses
pelaksanaan Pemilu 2019.
Dari rangkaian Pemilu dan Pilkada yang pernah
digelar selama ini, belum seluruh problematika Pemilu
dapat dipecahkan secara memuaskan oleh penyelenggara
Pemilu termasuk Bawaslu. Masih terdapat beragam
persoalan, misalnya pemuktahiran daftar pemilih, sistem
Pemilu, politik uang, akuntabilitas penyelenggaraan,
netralitas aparatur sipil Negara, serta integritas proses dan
hasil pilkada, Pemilu legislatif dan pilpres. Keberhasilan
atau kegagalan Pemilu legislatif, pilkada, dan pilpres
sesungguhnya ditentukan oleh banyak faktor dan aktor.
Oleh karena itu, Bawaslu harus mampu menjadi aktor
yang menyinergikan seluruh potensi dalam mewujudkan
Pemilu yang demokratis dan bermartabat. Proses
penyelenggaraannya, khususnya dalam pengawasan, harus
43
melibatkan seluruh elemen, baik unsur masyarakat
maupun pemangku kepentingan. Proses itu dilaksanakan
secara transparan, akuntabel, kredibel, dan partisipatif,
agar semua tahapan dapat berjalan baik sesui koridor
aturan yang berlaku.
Terbentang ke depan tantangan akan eksistensi
dan peran strategis bagi Bawaslu berdasarkan Undang-
Undang 7 Tahun 2017 sehingga memiliki kewenangan
besar, tidak hanya sebagai pengawas, sekaligus sebagai
eksekutor dan pemutus perkara untuk membuktikan peran
dan eksistensinya mengawal Pemilu yang berintegritas
bagi kemajuan bangsa, tentu peran konstruktif dan aktif
dari kita semua diperlukan demi terwujudnya Pemilu
berintegritas.5
1. Letak Geografis Badan Pengawas Pemilu Kota
Serang
Badan Pengawas Pemilu atau sering disebut
BAWASLU terletak di Jalan Raya Petir, Banjarsari,
5 Rekam Jejak Pemilu, Bawaslu Kota Serang, 2019
44
Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang Provinsi
Banten, dengan kode pos 42123.
2. Profil Badan Pengawas Pemilu Kota Serang
VSejarah Badan Pengawas Pemilu Kota Serang
Dalam sejarah pelaksanaan Pemilu di
Indonesia, pemantauan pemilu sebenarnya baru
muncul pada era 1980-an. Pelaksanaan Pemilu yang
pertama kali dilaksanakan di Indonesia pada 1955
belum dikenal istilah pengawasan Pemilu. Pada era
tersebut terbangun kepercayaan di seluruh peserta dan
warga Negara tentang penyelenggaraan Pemilu yang
ada untuk membentuk lembaga yang saat itu disebut
sebagai konstituante.
Walaupun pertentangan ideologi pada saat itu
cukup kuat, tetapi dapat dikatakan sangat minim
terjadi kecurangan dalam pelaksanaannya, meskipun
ada gesekan terjadi di luar wilayah pelaksanaan
Pemilu. Gesekan yang muncul transaksi logis pelarian
ideology pada saat itu. Hingga saat ini masih muncul
45
keyakinan bahwa pemilu 1995 merupakan pemilu di
Indonesia yang paling ideal.
Pada era reformasi, pesan pesanan,
penyelenggaraan Pemilu yang bersifat mandiri dan
bebas dari kooptasi penguasa semakin menguat.
Dibentuk sebuah lembaga penyelenggaraan Pemilu
yang bersifat independen yang diberi nama Komisi
Pemilihan Umum (KPU). Hal ini untuk
meminimalisasi campur tangan penguasa dalam
pelaksanaan Pemilu mengingat penyelenggaraan
Pemilu sebelumnya, yakni LPU, merupakan bagian
dari Kementerian Dalam Negeri (sebelumnya
Departemen Dalam Negeri). Di sisi lain lembaga
pengawasan pemilu juga berubah nomenklatur dari
Panwaslak Pemilu menjadi Panitia Pengawas Pemilu
(Panwaslu).
Peubahan mendasar yang berkaitan dengan
kelembagaan Pengawas pemilu baru dilakukan
46
melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003.
Menurut UU ini dalam pelaksanaan pengawasan
Pemilu dibentuk sebuah lembaga AD hoc terlepas dari
struktur KPU yang terdiri dari Panitia Pengawas
Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/ Kota,
dan Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan. Selanjutnya
kelembagaan pengawas Pemilu dikuatkan melalui
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pemilu dengan dibentuknya sebuah
lembaga tetap yang dinamakan Badan Pengawas
Pemilu (Bawaslu). Adapun aparatur Bawaslu dalam
pengawasan-pengawasan berada di tingkat kelurahan/
desa dengan urutan Panitia Pengawas Pemilu Provinsi,
Panitia Pengawas Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas
Pemilu Kecamatan, dan Pengawas Pemilu Lapangan
(PPL) di tingkat Kelurahan/ desa. Berdasarkan
ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007,
kewenangan dalam Pengawas Pemilu merupakan
kewenangan dari KPU. Peninjauan kembali yang
47
dilakukan oleh Bawaslu terhadap Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2007, rekrutmen pengawas Pemilu,
menjadi kewenangan dari Bawaslu. Kewenangan
utama dari Pengawas Pemilu menurut Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2007 adalah untuk
menunjukkan pelaksanaan pemilu, menerima
pengaduan, dan kasus-kasus administrasi, pidana
pemilu, dan kode etik.
Dinamika kelembagaan pengawas Pemilu
ternyata masih berjalan dengan terbitnya Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Pemilu. Secara kelembagaan
Pengawas Pemilu dikuatkan kembali dengan
dibentuknya lembaga tetap Pengawas Pemilu di
tingkat Provinsi dengan nama Badan Pengawas
Pemilu Provinsi (Bawaslu provinsi). Selain itu pada
bagian kesekretariatan Bawaslu juga di dukung oleh
unit kesekretariatan eselon I dengan nomenklatur
Sekretariat Jenderal Bawaslu. Badan itu pada
48
kewenangan-kewenangan mengatur diatur dalam
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, Bawaslu
berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011
juga memiliki kewenangan untuk mengatur sengketa
Pemilu.6
3. Visi dan Misi Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU)
Kota Serang
Visi Badan Pengawas Pemilu (BAWASU) Kota
Serang yaitu terwujudnya Bawaslu sebagai Lembaga
Pengawas Terpercaya dalam Penyelenggaraan Pemilu
yang Demokratis, Bermartabat, dan Berkualitas.
Misi Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) Kota
Serang yaitu Membangun aparatur dan kelembagaan
pengawas pemilu yang kuat, mandiri dan solid.
Mengembangkan pola dan metode pengawasan yang
efektif dan efisien. Memperkuat sistem kontrol nasional
dalam satu manajemen pengawasan yang terstruktur,
6Lia Culiah, Divisi Sumber Daya Manusia dan Organisasi (SDMO)
Bawaslu Kota Serang, wawancara dengan penulis di Kantornya, pada Tanggal
25 September 2020.
49
sistematis, dan integratif berbasis teknologi.
Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan peserta
pemilu, serta meningkatkan sinergi kelembagaan dalam
pengawasan pemilu partisipatif. Meningkatkan
kepercayaan publik atas kualitas kinerja pengawasan
berupa pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian
sengketa secara cepat, akurat dan transparan. Membangun
Bawaslu sebagai pusat pembelanjaan pengawasan
pemilu.7
4. Struktur Organisasi Badan Pengawas Pemilu
(BAWASLU) Kota Serang
Struktur Organisasi Badan Pengawas Pemilu
(BAWASLU) di Kota Serang pada tahun 2020.8
No Nama Kedudukan
1 Faridi, S.Ag Ketua
2 Rudi Hartono, M.Si Wakil Ketua
3 Makmun Murod, S.Ag Divisi Hukum, Data
dan Informasi
4 Agus Aan Hermawan, M. Divisi Penindakan
7Arsip Profil Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Serang
Provinsi Banten 8Arsip Profil Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Serang
Provinsi Banten
50
Sc Pelanggaran
5 Liah Culiah, S.kom Divisi SDM dan
Organisasi
6 Sabroni, S.Pdi Kordinator
Sekretariat
7 - Yusuf Indrajat
- Siti Kholisotul
Wardah
- Neni Saputri
SDM dan
Organisasi
8 - Eri Fitri
- Nurfandi
- Anton Mugia
Pencegahan dan
Hubungan Antar
Lembaga
9 - Ana Safitri
- Sofyan Hadi
Hukum, Data dan
Informasi
10 - Akbarudin
- Cecep Purnama
Asri
- Surya Agung
Runli
Penindakan
Pelanggaran
11 - Samani
- Vinda Intan
Novia Utami
Sengketa
12 - Asmawi Bendahara
Pengeluaran
Pembantu
51
5. Tugas Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota
Serang
Tugas Bawaslu berdasarkan amanat Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 dijelaskan dalam pasal 101,
sebagai berikut :
a. Melakukan penindakan dan pencegahan di
wilayah kabupaten/kota, yang terdiri atas :
1. Pelanggaran pemilu, dan
2. Semgketa proes pemilu
b. Mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan
pemilu di wilayah kabupaten/kota, yang terdiri
atas:
1. Pemutahiran data pemilih, penetapan daftar
pemilih sementara dan daftar pemilih tetap.
2. Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan
dan tata cara pencalonan anggota DPRD
kabupaten/kota.
3. Penetapan calon anggota DPRD
kabupaten/kota.
4. Pelaksanaan kampanye dan dana kampanye.
52
5. Pengadaan logistik pemilu dan
pendistribusiannya.
6. Pelaksanaan pemungutan suara dan
penghitungan suara hasil pemilu.
7. Pengawasan seluruh proses penghitungan
suara di wilayah kerjanya.
8. Pergerakan surat suara, berita acara
penghitungan suara, dan sertifikat hasil
penghitungan suara dan tingkat TPS sampai ke
PPK.
9. Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh
KPU kabupaten/kota dan seluruh kecamatan.
10. Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan
suara ulang, Pemilu Lanjutan, dan Pemilu
Susulan.
11. Proses penetapan hasil Pemilu anggota DPRD
kabupaten/kota.
c. Mencegah terjadinya praktik politik uang di
wilayah kabupaten/kota.
53
d. Mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang
dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini.
e. Mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan di
wilayah kabupaten/kota, yang terdiri atas :
1. Putusan DKPP.
2. Putusan pengadilan mengenai pelanggaran
dan sengketa pemilu.
3. Putusan/keputusan Bawaslu, bawaslu Provinsi,
dan Bawaslu Kabupaten/Kota.
4. Keputusan KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota.
5. Keputusan pejabat yang berwenang atas
pelanggaran netralitas semua pihak yang
dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye
sebagaimana diatur di dalam undang-undang
ini.
f. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta
melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal
54
retensi arsip sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
g. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi
Penyelenggaraan Pemilu di wilayah
kabupaten/kota.
h. Mengevaluasi pengawasan pemilu di wilayah
Kabupaten/Kota.
i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perudang-undangan.
6. Wewenang Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)
Kota Serang
Wewenang Bawaslu Kota Serang berdasarkan
amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
dijelaskan dalam pasal 103, sebagai berikut:
a. Menerima dan menindak lanjuti laporan yang
berkaitan dengan pelanggaran terhadap pelaksanaan
peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai pemilu.
55
b. Memeriksa dan mengkaji pelanggaran di wilayah
Kabupaten/Kota serta merekomendasikan hasil
pemeriksaan dan pengkajiannya kepada pihak-pihak
yang diatur dalam undang-undang ini.
c. Menerima, memeriksa, memediasi atau
mengadjudikasi dan memutus penyelesaian sengketa
proses pemilu di wilayah Kabupaten/Kota.
d. Merekomendasikan kepada instansi yang
bersangkutan mengenai hasil pengawasan di
wilayah Kabupaten/Kota terhadap netralitas semua
pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan
kampanye sebagaimana diatur dalam undang-
undang.
e. Mengambil alih sementara tugas, wewenang dan
kewajiban Panwaslu kecamatan setelah
mendapatkan pertimbangan Bawaslu provinsi
apabila Panwaslu Kecamatan berhalangan
56
sementara akibat dikenai sanksi atau akibat lainnya
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
f. Meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada
pihak terkait dalam rangka pencegahan dan
penindakan pelanggaran Pemilu dan sengketa proses
pemilu di wilayah Kabupaten/Kota.
g. Membentuk Panwaslu Kecamatan dan mengangkat
serta memberhentikan anggota Panwaslu Kecamatan
dengan memperhatikan masukan bawaslu Provinsi.
h. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Kewajiban Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota
Serang
Kewajiban Bawaslu Kota Serang berdasarkan
amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
dijelaskan dalam pasal 104, sebagai berikut:
a. Bersikap adil dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya.
57
b. Melakukan pembinaan dan pengawasan tugas
pengawas Pemilu pada tingkatan dibawahnya.
c. Menyampaikan laporan hasil kepada Bawaslu
Provinsi sesuai
d. dengan tahapan pemilu secara periodic dan/ atau
berdasarkan kebutuhan.
e. Menyampaikan temuan dan laporan kepada
Bawaslu Provinsi
f. berkaitan dengan dugaan pelanggaran yang
dilakukan oleh KPU Kabupaten/ Kota yang
mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan
tahapan Pemilu di tingkat Kabupaten/ Kota.
g. Mengawasi pemuktahiran dan pemeliharaan data
pemilih secara berkelanjtan yang dilakukan oleh
KPU Kabupaten/ Kota dengan memperhatikan
data kependudukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
h. Mengembangkan pengawasan Pemilu partisipatif.
58
i. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.9
9Arsip Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Serang Provinsi
Banten