BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

26
33 BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( BAWASLU ) KOTA SERANG A. Gambaran Umum Proses pemilihan umum merupakan sarana pendewasaan sistem demokrasi di Indonesia dengan mempengaruhi masyarakat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan hubungan publik, komunikasi massa dan lain-lain, proses pemilu dilakukan berasaskan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Seiring perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang banyak cara yang dilakukan oleh peserta pemilu guna menarik hati masyarakat supaya bisa memberikan suaranya pada hari pemungutan suara berlangsung. Berdasarkan undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang Bab II pasal 2 dijelaskan bahwa

Transcript of BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

Page 1: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

33

BAB II

KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU

( BAWASLU ) KOTA SERANG

A. Gambaran Umum

Proses pemilihan umum merupakan sarana

pendewasaan sistem demokrasi di Indonesia dengan

mempengaruhi masyarakat secara persuasif (tidak

memaksa) dengan melakukan hubungan publik,

komunikasi massa dan lain-lain, proses pemilu dilakukan

berasaskan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan

adil. Seiring perkembangan zaman yang semakin maju

dan berkembang banyak cara yang dilakukan oleh peserta

pemilu guna menarik hati masyarakat supaya bisa

memberikan suaranya pada hari pemungutan suara

berlangsung.

Berdasarkan undang-undang Nomor 7 tahun 2017

tentang Pemilihan Umum sebagaimana diamanatkan

dalam undang-undang Bab II pasal 2 dijelaskan bahwa

Page 2: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

34

Asas, Prinsip, dan Tujuan pemilu dilaksanakan

berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur

dan adil. Pengawas pemilu juga berpedoman kepada

tahapan dan jadwal serta program KPU Republik

Indonesia Nomor 5 tahun 2018 perubahan atas peraturan

Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 tahun 2017 tentang

tahapan, program dan jadwal penyelenggaraan pemilihan

umu tahun 2019.

Pemilu yang sukses tentunya dihasilkan dari

proses pelaksanaan pemilu yang dilakukan secara sportif

baik itu sesame peserta pemilu maupun dengan

penyelenggara pemilu maka berangkat dari hal tersebut

lembaga-lembaga pengawasan harus bekerja secara ekstra

dan juga butuh pelibatan partisipatif dari semua pihak

untuk menekan angka money politik diberbagai daerah

dari mulai tingkatan desa/kelurahan, kecamatan serta

kabupaten/kota. Semenjak proses pelaksanaan pelantikan

Panwaslu Kabupaten/kota se-Provinsi Banten oleh

Bawaslu Provinsi Banten yang dilaksanakan pertengahan

Page 3: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

35

Agustus 2017 Panwaslu kabupaten/Kota langsung

dihadapkan pada persiapan pengawasan pelaksanaan

pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Walikota dan

Wakil Walikota serta pelaksanaan Pemilihan Legislatif

(Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) Tahun 2019,

sementara itu di Provinsi Banten ada 4 (empat)

Kabupaten/Kota yang melakukan proses pengawasan

pelaksanaan Pilkada dan berbarengan dengan Pileg dan

Pilpres.1

B. Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Serang (

BAWASLU )

Pengertian umum bawaslu atau badan pengawasan

pemilu secara umum ialah suatu Lembaga

Penyelenggaraan pemilu di seluruh wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang bertujuan untuk

pengawasan dalam suatu pemilihan umum untuk

kelancaran dan tidak adanya suatu unsur kecurangan dan

1https://serangkot- bawaslu-go-id-/wp- content/uploads/2019/

07/laporan-akhir- kab-serang diakses pada 19 November 2020 pukul 14.00

WIB.

Page 4: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

36

bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilu dalam suatu

sistem pemilihan umum2. Bawaslu memiliki kewenangan

yang unik karena menggabungkan tiga fungsi yang pada

umumnya dijalankan secara terpisah oleh lembaga-

lembaga Negara, yakni :

a. Mempunyai fungsi legislasi, dalam hal ini membuat

peraturan yang berlaku secara internal maupun

eksternal, seperti peraturan Bawaslu tentang

penyelesaian sengketa.

b. Mempunyai fungsi eksekutif, yaitu melaksanakan

tugas pengawasan.

c. Mempunyai kewenangan yang mendekati fungsi

yudikatif dalam menindak beberapa kasus, terutama

yang terkait dengan penyelesaian sengketa.3

Sifat dan status kelembagaan Bawaslu juga unik.

Pada tingkat pusat dan provinsi, Bawaslu bersifat

permanen. Sedangkan pada tingkat kabupaten/ kota terus

2Undang-undang Republik Indonesia (No 15 Tahun 2011).

3Gunawan Suswantoro, Mengawal Penegak Demokrasi di Balik Tata

Kelola Bawaslu dan DKPP, (Erlangga, 2016), h. 11-13.

Page 5: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

37

kebawah, lembaga pengawasan Pemilu bersifat adhoc.

Pada sisi lain, Bawaslu merupakan lembaga Negara yang

bersifat extra-ordinary,yang eksistensinya tidak dapat

dipastikan karena sangat bergantung pada political mood

para pembuat undaang-undang, yang notabene adalah

kompetitor dalam pemilu yang diawasi oleh Bawaslu.

Keunikan-keunikan Bawaslu tersebut berimplikasi

pada munculnya tantangan secara kelembagaan yang

perlu disikapi di tataran manajerial organisasi. Eksistensi

Bawaslu sebagai satu-satunya lembaga Negara didunia

yang mengawasi Pemilu membuka peluang bagi Bawaslu

untuk menularkan gagasan dan praktik terbaik (best

practice) pengawasan pemuli kepada Negara-negara lain.

Bawaslu memiliki kesempatan untuk mengkampanyekan

pengawasan Pemilu yang komprehensif dan sistematis

sebagai salah satu instrument pendukung dalam

mewujudkan Pemilu yang demokratis, adil, dan

berintegritas. Jika berhasil, Bawaslu dapat menjadi kiblat

bagi Negara-negara lain yang ingin menerapkan

pengawasan dan penegakan hukum Pemilu yang efektif.

Page 6: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

38

Tentu saja tujuan tersebut memiliki tantangan

yang cukup besar, di mana Bawaslu perlu membangun

sistem pengawasan Pemilu yang efektif, lalu menguji

ekeftivitas sistem tersebut dan mengkontruksikannya ke

dalam sebuah sistem pengetahuan yang mudah ditularkan

kepada Negara lain.4

Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu),

berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017

tentang Pemilihan Umum, tidak hanya sebagai pengawas,

sekaligus sebagai eksekutor hakim pemutus perkara. Saat

ini dan kedepan, terbentang tantangan historis bagi

Bawaslu untuk membuktikan peran dan eksistensi

strategisnya mengawal Pemilu yang berintegritas nagi

kemajuan bangsa.

Reformasi politik pasca reformasi melalui gerakan

rakyat (people power) Mei 1998 berhasil menumbangkan

order baru. Lahir dari kenyataan, bahwa selain rezim orde

baru, rakyat Indonesia merasakan kekecewaan akibat

4Gunawan Suswanto, Mengawal Penegak Demokrasi: di Balik Tata

Kelola Bawaslu Dan DKPP, ... ..., h. 179-180.

Page 7: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

39

praktik demokrasi procedural. Dalam konteks Indonesia

yang sedang membangun peradaban politik yang sehat,

pelaksanaan Pemilu tanpa hadirnya pengawasan secara

struktural dan fungsional yang kokoh berpotensi besar

akan menimbulkan hilangnya hak pilih warga Negara,

maraknya politik uang, kampanye hitam, dan Pemilu yang

tidak sesuai aturan.

Pemilu merupakan sarana perwujudan kedaulatan

rakyat guna menghasilkan pemerintahan Negara yang

demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945, sesuai Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi,

“Kedaulatan berada dditanga rakyat dan dilaksanakan

menurut Undang-Undang Dasar”. Pasal 22 E Ayat (1)

UUD 1945 menggariskan enam (6) kriteria Pemilu

demokratis, yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,

dan adil. Selanjutnya, undang-undang pemilu menambah

dua kriteria lagi, yakni transparan dan akuntabel.

Pemilihan umum telah menjadi fenomena global dan telah

dipraktekkan, baik di Negara yang telah maju

Page 8: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

40

demokrasinya maupun Negara yang masih dalam proses

transisi menuju demokrasi. Namun demikian, fenomena

Pemilu di berbagai Negara, termasuk Negara maju, masih

menunjukkan bahwa Pemilu tidak bisa lepas dari berbagai

pelanggaran dan kecurangan (electoral malpractices).

Dalam konteks inilah, konsep integritas Pemilu

menjadi penting karena nafas yang menjiwai Pemilu

adalah politik yang memiliki sifat dasar “menghalalkan

cara untuk mencapai tujuan dan kekuasaan”. Adalah

tanggung jawab kita semua untuk berperan aktif, tidak

hanya penyelenggara Pemilu, seperti KPU, Bawaslu, dan

Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu, untuk

meengkonstruksi Pemilu berkualitas dan berintegritas

bagi kemajuan bangsa, sejatinya Pemilu harus berjalan

baik secara prosedural dan substansial.

Bawaslu mempunyai fungsi melakukan

pengawasan tahapan dan pencegahan pelanggaran Pemilu.

Selain itu fungsi Bawaslu yang strategis dan signifikan,

yakni bagaimana menghindari potensi pelanggaran

Page 9: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

41

Pemilu muncul dengan menjalankan strategis pencegahan

yang optimal. Bawaslu juga diharapkan mampu

melakukan penindakan tegas, efektif, dan menjadi hakim

Pemilu yang adil. Secara historis, kelahiran Bawaslu

diharapkan dapat mendorong dan memperkuat

pengawasan masyarakat dengan memberikan penguatan

berupa regulasi, kewenangan, sumber daya manusia,

anggaran, serta sarana dan prasarana. Agar berperan

efektif, setiap laporan pengawasan dapat lebih tajam dan

menjadi fakta hukum yang dapat ditindaklanjuti sesuai

mekanisme regulasi yang ada serta mampu memberikan

efek jera bagi upaya mengurangi potensi pelanggaran

sehinggaa tujuan keadilan Pemilu dapat tercapai.

Kedepan, Bawaslu harus mendorong partisipasi

masyarakat secara optimal, Bawaslu harus mampu bekerja

sinergis bersama seluruh elemen bangsa untuk mengawasi

dan menegakkan hukum Pemilu secara tegas dan adil.

Keadilan Pemilu dapat diwujudkan jika Bawaslu bekerja

secara terbuka. Professional, imparsial, akuntabel, dan

berintegritas. Dalam melakukan upaya pencegahan,

Page 10: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

42

Bawaslu harus memiliki strategi pengawasan yang tepat

berdasarkan pemahaman akan potensi pelanggaran yang

dipotret dengan benar Bawaslu juga harus peka

memahami potensi timbulnya penggunaan isu suku,

agama, ras, dan antar golongan (SARA) dalam proses

pelaksanaan Pemilu 2019.

Dari rangkaian Pemilu dan Pilkada yang pernah

digelar selama ini, belum seluruh problematika Pemilu

dapat dipecahkan secara memuaskan oleh penyelenggara

Pemilu termasuk Bawaslu. Masih terdapat beragam

persoalan, misalnya pemuktahiran daftar pemilih, sistem

Pemilu, politik uang, akuntabilitas penyelenggaraan,

netralitas aparatur sipil Negara, serta integritas proses dan

hasil pilkada, Pemilu legislatif dan pilpres. Keberhasilan

atau kegagalan Pemilu legislatif, pilkada, dan pilpres

sesungguhnya ditentukan oleh banyak faktor dan aktor.

Oleh karena itu, Bawaslu harus mampu menjadi aktor

yang menyinergikan seluruh potensi dalam mewujudkan

Pemilu yang demokratis dan bermartabat. Proses

penyelenggaraannya, khususnya dalam pengawasan, harus

Page 11: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

43

melibatkan seluruh elemen, baik unsur masyarakat

maupun pemangku kepentingan. Proses itu dilaksanakan

secara transparan, akuntabel, kredibel, dan partisipatif,

agar semua tahapan dapat berjalan baik sesui koridor

aturan yang berlaku.

Terbentang ke depan tantangan akan eksistensi

dan peran strategis bagi Bawaslu berdasarkan Undang-

Undang 7 Tahun 2017 sehingga memiliki kewenangan

besar, tidak hanya sebagai pengawas, sekaligus sebagai

eksekutor dan pemutus perkara untuk membuktikan peran

dan eksistensinya mengawal Pemilu yang berintegritas

bagi kemajuan bangsa, tentu peran konstruktif dan aktif

dari kita semua diperlukan demi terwujudnya Pemilu

berintegritas.5

1. Letak Geografis Badan Pengawas Pemilu Kota

Serang

Badan Pengawas Pemilu atau sering disebut

BAWASLU terletak di Jalan Raya Petir, Banjarsari,

5 Rekam Jejak Pemilu, Bawaslu Kota Serang, 2019

Page 12: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

44

Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang Provinsi

Banten, dengan kode pos 42123.

2. Profil Badan Pengawas Pemilu Kota Serang

VSejarah Badan Pengawas Pemilu Kota Serang

Dalam sejarah pelaksanaan Pemilu di

Indonesia, pemantauan pemilu sebenarnya baru

muncul pada era 1980-an. Pelaksanaan Pemilu yang

pertama kali dilaksanakan di Indonesia pada 1955

belum dikenal istilah pengawasan Pemilu. Pada era

tersebut terbangun kepercayaan di seluruh peserta dan

warga Negara tentang penyelenggaraan Pemilu yang

ada untuk membentuk lembaga yang saat itu disebut

sebagai konstituante.

Walaupun pertentangan ideologi pada saat itu

cukup kuat, tetapi dapat dikatakan sangat minim

terjadi kecurangan dalam pelaksanaannya, meskipun

ada gesekan terjadi di luar wilayah pelaksanaan

Pemilu. Gesekan yang muncul transaksi logis pelarian

ideology pada saat itu. Hingga saat ini masih muncul

Page 13: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

45

keyakinan bahwa pemilu 1995 merupakan pemilu di

Indonesia yang paling ideal.

Pada era reformasi, pesan pesanan,

penyelenggaraan Pemilu yang bersifat mandiri dan

bebas dari kooptasi penguasa semakin menguat.

Dibentuk sebuah lembaga penyelenggaraan Pemilu

yang bersifat independen yang diberi nama Komisi

Pemilihan Umum (KPU). Hal ini untuk

meminimalisasi campur tangan penguasa dalam

pelaksanaan Pemilu mengingat penyelenggaraan

Pemilu sebelumnya, yakni LPU, merupakan bagian

dari Kementerian Dalam Negeri (sebelumnya

Departemen Dalam Negeri). Di sisi lain lembaga

pengawasan pemilu juga berubah nomenklatur dari

Panwaslak Pemilu menjadi Panitia Pengawas Pemilu

(Panwaslu).

Peubahan mendasar yang berkaitan dengan

kelembagaan Pengawas pemilu baru dilakukan

Page 14: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

46

melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003.

Menurut UU ini dalam pelaksanaan pengawasan

Pemilu dibentuk sebuah lembaga AD hoc terlepas dari

struktur KPU yang terdiri dari Panitia Pengawas

Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/ Kota,

dan Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan. Selanjutnya

kelembagaan pengawas Pemilu dikuatkan melalui

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang

Penyelenggaraan Pemilu dengan dibentuknya sebuah

lembaga tetap yang dinamakan Badan Pengawas

Pemilu (Bawaslu). Adapun aparatur Bawaslu dalam

pengawasan-pengawasan berada di tingkat kelurahan/

desa dengan urutan Panitia Pengawas Pemilu Provinsi,

Panitia Pengawas Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas

Pemilu Kecamatan, dan Pengawas Pemilu Lapangan

(PPL) di tingkat Kelurahan/ desa. Berdasarkan

ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007,

kewenangan dalam Pengawas Pemilu merupakan

kewenangan dari KPU. Peninjauan kembali yang

Page 15: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

47

dilakukan oleh Bawaslu terhadap Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 2007, rekrutmen pengawas Pemilu,

menjadi kewenangan dari Bawaslu. Kewenangan

utama dari Pengawas Pemilu menurut Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2007 adalah untuk

menunjukkan pelaksanaan pemilu, menerima

pengaduan, dan kasus-kasus administrasi, pidana

pemilu, dan kode etik.

Dinamika kelembagaan pengawas Pemilu

ternyata masih berjalan dengan terbitnya Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

Penyelenggaraan Pemilu. Secara kelembagaan

Pengawas Pemilu dikuatkan kembali dengan

dibentuknya lembaga tetap Pengawas Pemilu di

tingkat Provinsi dengan nama Badan Pengawas

Pemilu Provinsi (Bawaslu provinsi). Selain itu pada

bagian kesekretariatan Bawaslu juga di dukung oleh

unit kesekretariatan eselon I dengan nomenklatur

Sekretariat Jenderal Bawaslu. Badan itu pada

Page 16: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

48

kewenangan-kewenangan mengatur diatur dalam

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, Bawaslu

berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011

juga memiliki kewenangan untuk mengatur sengketa

Pemilu.6

3. Visi dan Misi Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU)

Kota Serang

Visi Badan Pengawas Pemilu (BAWASU) Kota

Serang yaitu terwujudnya Bawaslu sebagai Lembaga

Pengawas Terpercaya dalam Penyelenggaraan Pemilu

yang Demokratis, Bermartabat, dan Berkualitas.

Misi Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) Kota

Serang yaitu Membangun aparatur dan kelembagaan

pengawas pemilu yang kuat, mandiri dan solid.

Mengembangkan pola dan metode pengawasan yang

efektif dan efisien. Memperkuat sistem kontrol nasional

dalam satu manajemen pengawasan yang terstruktur,

6Lia Culiah, Divisi Sumber Daya Manusia dan Organisasi (SDMO)

Bawaslu Kota Serang, wawancara dengan penulis di Kantornya, pada Tanggal

25 September 2020.

Page 17: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

49

sistematis, dan integratif berbasis teknologi.

Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan peserta

pemilu, serta meningkatkan sinergi kelembagaan dalam

pengawasan pemilu partisipatif. Meningkatkan

kepercayaan publik atas kualitas kinerja pengawasan

berupa pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian

sengketa secara cepat, akurat dan transparan. Membangun

Bawaslu sebagai pusat pembelanjaan pengawasan

pemilu.7

4. Struktur Organisasi Badan Pengawas Pemilu

(BAWASLU) Kota Serang

Struktur Organisasi Badan Pengawas Pemilu

(BAWASLU) di Kota Serang pada tahun 2020.8

No Nama Kedudukan

1 Faridi, S.Ag Ketua

2 Rudi Hartono, M.Si Wakil Ketua

3 Makmun Murod, S.Ag Divisi Hukum, Data

dan Informasi

4 Agus Aan Hermawan, M. Divisi Penindakan

7Arsip Profil Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Serang

Provinsi Banten 8Arsip Profil Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Serang

Provinsi Banten

Page 18: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

50

Sc Pelanggaran

5 Liah Culiah, S.kom Divisi SDM dan

Organisasi

6 Sabroni, S.Pdi Kordinator

Sekretariat

7 - Yusuf Indrajat

- Siti Kholisotul

Wardah

- Neni Saputri

SDM dan

Organisasi

8 - Eri Fitri

- Nurfandi

- Anton Mugia

Pencegahan dan

Hubungan Antar

Lembaga

9 - Ana Safitri

- Sofyan Hadi

Hukum, Data dan

Informasi

10 - Akbarudin

- Cecep Purnama

Asri

- Surya Agung

Runli

Penindakan

Pelanggaran

11 - Samani

- Vinda Intan

Novia Utami

Sengketa

12 - Asmawi Bendahara

Pengeluaran

Pembantu

Page 19: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

51

5. Tugas Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota

Serang

Tugas Bawaslu berdasarkan amanat Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 2017 dijelaskan dalam pasal 101,

sebagai berikut :

a. Melakukan penindakan dan pencegahan di

wilayah kabupaten/kota, yang terdiri atas :

1. Pelanggaran pemilu, dan

2. Semgketa proes pemilu

b. Mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan

pemilu di wilayah kabupaten/kota, yang terdiri

atas:

1. Pemutahiran data pemilih, penetapan daftar

pemilih sementara dan daftar pemilih tetap.

2. Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan

dan tata cara pencalonan anggota DPRD

kabupaten/kota.

3. Penetapan calon anggota DPRD

kabupaten/kota.

4. Pelaksanaan kampanye dan dana kampanye.

Page 20: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

52

5. Pengadaan logistik pemilu dan

pendistribusiannya.

6. Pelaksanaan pemungutan suara dan

penghitungan suara hasil pemilu.

7. Pengawasan seluruh proses penghitungan

suara di wilayah kerjanya.

8. Pergerakan surat suara, berita acara

penghitungan suara, dan sertifikat hasil

penghitungan suara dan tingkat TPS sampai ke

PPK.

9. Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh

KPU kabupaten/kota dan seluruh kecamatan.

10. Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan

suara ulang, Pemilu Lanjutan, dan Pemilu

Susulan.

11. Proses penetapan hasil Pemilu anggota DPRD

kabupaten/kota.

c. Mencegah terjadinya praktik politik uang di

wilayah kabupaten/kota.

Page 21: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

53

d. Mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang

dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur

dalam undang-undang ini.

e. Mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan di

wilayah kabupaten/kota, yang terdiri atas :

1. Putusan DKPP.

2. Putusan pengadilan mengenai pelanggaran

dan sengketa pemilu.

3. Putusan/keputusan Bawaslu, bawaslu Provinsi,

dan Bawaslu Kabupaten/Kota.

4. Keputusan KPU, KPU Provinsi, KPU

Kabupaten/Kota.

5. Keputusan pejabat yang berwenang atas

pelanggaran netralitas semua pihak yang

dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye

sebagaimana diatur di dalam undang-undang

ini.

f. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta

melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal

Page 22: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

54

retensi arsip sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

g. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi

Penyelenggaraan Pemilu di wilayah

kabupaten/kota.

h. Mengevaluasi pengawasan pemilu di wilayah

Kabupaten/Kota.

i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perudang-undangan.

6. Wewenang Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)

Kota Serang

Wewenang Bawaslu Kota Serang berdasarkan

amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017

dijelaskan dalam pasal 103, sebagai berikut:

a. Menerima dan menindak lanjuti laporan yang

berkaitan dengan pelanggaran terhadap pelaksanaan

peraturan perundang-undangan yang mengatur

mengenai pemilu.

Page 23: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

55

b. Memeriksa dan mengkaji pelanggaran di wilayah

Kabupaten/Kota serta merekomendasikan hasil

pemeriksaan dan pengkajiannya kepada pihak-pihak

yang diatur dalam undang-undang ini.

c. Menerima, memeriksa, memediasi atau

mengadjudikasi dan memutus penyelesaian sengketa

proses pemilu di wilayah Kabupaten/Kota.

d. Merekomendasikan kepada instansi yang

bersangkutan mengenai hasil pengawasan di

wilayah Kabupaten/Kota terhadap netralitas semua

pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan

kampanye sebagaimana diatur dalam undang-

undang.

e. Mengambil alih sementara tugas, wewenang dan

kewajiban Panwaslu kecamatan setelah

mendapatkan pertimbangan Bawaslu provinsi

apabila Panwaslu Kecamatan berhalangan

Page 24: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

56

sementara akibat dikenai sanksi atau akibat lainnya

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

f. Meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada

pihak terkait dalam rangka pencegahan dan

penindakan pelanggaran Pemilu dan sengketa proses

pemilu di wilayah Kabupaten/Kota.

g. Membentuk Panwaslu Kecamatan dan mengangkat

serta memberhentikan anggota Panwaslu Kecamatan

dengan memperhatikan masukan bawaslu Provinsi.

h. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

7. Kewajiban Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota

Serang

Kewajiban Bawaslu Kota Serang berdasarkan

amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017

dijelaskan dalam pasal 104, sebagai berikut:

a. Bersikap adil dalam menjalankan tugas dan

wewenangnya.

Page 25: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

57

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan tugas

pengawas Pemilu pada tingkatan dibawahnya.

c. Menyampaikan laporan hasil kepada Bawaslu

Provinsi sesuai

d. dengan tahapan pemilu secara periodic dan/ atau

berdasarkan kebutuhan.

e. Menyampaikan temuan dan laporan kepada

Bawaslu Provinsi

f. berkaitan dengan dugaan pelanggaran yang

dilakukan oleh KPU Kabupaten/ Kota yang

mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan

tahapan Pemilu di tingkat Kabupaten/ Kota.

g. Mengawasi pemuktahiran dan pemeliharaan data

pemilih secara berkelanjtan yang dilakukan oleh

KPU Kabupaten/ Kota dengan memperhatikan

data kependudukan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

h. Mengembangkan pengawasan Pemilu partisipatif.

Page 26: BAB II KONDISI OBYEKTIF BADAN PENGAWAS PEMILU ( …

58

i. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan.9

9Arsip Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Serang Provinsi

Banten