BAB II KERANGKA TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN ...repository.unj.ac.id/3885/9/9. BAB II.pdfsistem...
Transcript of BAB II KERANGKA TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN ...repository.unj.ac.id/3885/9/9. BAB II.pdfsistem...
-
9
BAB II
KERANGKA TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kerangka Teori
1. Hakikat Smash Bola Voli
Pukulan atau smash disebut juga spike, merupakan bentuk serangan
yang paling banyak dipergunakan dalam upaya memperoleh nilai oleh suatu
tim (Nuril, 2007). Smash adalah suatu pukulan di mana tangan melakukan
kontak langsung dengan bola secara penuh pada bagian atas sehingga jalannya
bola terjal dengan kecepatan yang tinggi (Nuril, 2007). Dalam olahraga bola
voli, pukulan smash bertujuan untuk menyerang, mengecoh dan memperoleh
suatu point dalam pertandingan.
Smash merupakan salah satu bentuk serangan dalam permainan bola
voli yang paling memikat para pemain dan juga mengundang kekaguman para
penonton. Karena apabila seseorang mempunyai teknik melakukan gerakan
smash yang baik akan mengundang perhatian penonton, rekan se tim bahkan
lawannya tersebut. Konsep dasarnya terbagi ke dalam empat tahapan yaitu:
awalan, tolakan, melompat, gerakan memukul dan mendarat (Nuril, 2007).
Seluruh gerakan smash dalam permainan bola voli mulai dari awalan sampai
dengan mendarat harus dilakukan secara berurutan, tidak boleh terputus-putus.
Dalam hal ini diperlukan secara berurutan, tidak boleh menggunakan metode
pendekatan bagian (part metod), sebab keterampilan teknik smash dasar
-
10
merupakan yang paling sulit dari keseluruhan teknik permainan bola voli dan
membutuhkan koordinasi motorik yang kompleks. Untuk menghasilkan
tolakan setinggi mungkin ke atas, sambil memukul bola pada suatu titik yang
tepat dengan posisi tangan di atas net dan mampu mengarahkan bola pada
sasaran yang diinginkan, sesuai dengan tujuan, maka dalam hal ini pentingnya
daya ledak otot tungkai, daya ledak otot lengan dan kelentukan pinggang dan
semua gerakan tersebut membutuhkan energi yang dikirimkan lewat otot
sehingga terjadi gerakan smash bola voli.
Sistem energi utama merupakan hal yang diperlukan dalam mensuplai
atau mengrim energi ke otot untuk melakukan aktivitas fisik (Dwi Ayu
Novitasari, M.Zen Rahfiludin, Suroto, 2016). Dalam hal ini sistem energi
mempunyai peranan pada saat melakukan smash bola voli yang di awali
dengan berlari kecil menghampiri bola lalu melakukan tolakan ke atas untuk
melompat persipan melakukan pukulan dan bantuan kelentukan pinggang yang
meliuk pada saat di udara sehingga terjadi pukulan smash yang baik.
Dalam teori lain menjelaskan bahwa untuk memasok persediaan energi
yang dibutuhkan selama aktivitas dilakukan dalam jangka waktu yang lebih
singkat membutuhkan sistem yang dapat menyediakan ATP lebih cepat dari
sistem O2-ATP. Maka digunakanlah sistem energi anaerobik, yaitu glikolisis
parsial untuk menyediakan energi yang dibutuhkan. Aktivitas semacam ini
disebut dengan ketahanan anaerobik (Adhikarmika Uliyandari, 2009). Smash
bola voli merupakan aktivitas anaerobik karena smash dilakukan dengan cepat
dan kuat dengan waktu yang singkat.
-
11
Atlet voli menghasilkan energi untuk kontraksi otot yang kuat
terutama melalui sistem ATP-CP dan glikolisis anaerobik. Olahraga bola
voli menggunakan sistem energi anaerobik yang berasal dari ATP-PC
sebesar 70 %. Sistem ATP -CP hanya mampu menyediakan energi untuk
aktivitas kurang dari 30 detik (Eka Supriatna, 2016). Pada permainan bola
voli, sistem energi ATP-CP dapat dilihat hampir pada semua aktivitas
seperti Smash yang dilakukan dengan frekuensi yang tinggi, itensitas yang
sangat tinggi dan setiap gerakan dilakukan dengan kecepatan yang tinggi
pula dalam waktu yang sangat singkat.
Smash merupakan pukulan utama dalam penyerangan untuk
mencapai kemenangan dan untuk melakukan smash diperlukan kemampuan
meloncat yang tinggi serta kelentukan yang baik agar keberhasilan dapat
dicapai dengan gemilang (Rahma Yodi, Romi Mardela, 2019).
Oleh karena itu, smash dilakukan pada saat seorang atlet bola voli
melayang di udara lalu melentingkan badan dan menggerakan tangan untuk
memukul bola ke sassaran yang diinginkan. seseorang dapat memiliki
kemampuan smash yang baik apabila memiliki kekuatan otot yang baik pula.
Karena dengan otot-otot tersebut akan menunjang keberhasilan seseorang
melakukan smash yang baik, ada beberapa otot-otot yang bekerja pada saat
melakukan smash.
-
12
Otot-otot yang berpengaruh pada saat melakukan smash adalah :
a) Shoulder Joint
1. Trapezius (upper dan lower)
2. Seratus anterior
3. Clavicular portion
4. Sternal portion (Lynn S. Lippert, MS, , 2006)
Gambar 2.1 Shoulder Girdle and Joint
Sumber : (Lynn S. Lippert, MS, PT Clinical Kinesiology and Anatomy, 2006 :
103-113)
-
13
b) Elbow Joint
1. Biceps (short head dan long head)
2. Supinator muscle
Gambar 2.2 : Elbow Joint
Sumber : (Lynn S. Lippert, MS, PT Clinical Kinesiology and Anatomy, 2006 :
103-113)
c) Wrist Joint
1. Anterior
Flexor carpi ulnaris
Flexor carpi radialis
Palmaris longus (Lynn S. Lippert, MS, , 2006)
2. Posterior
Extensor carpi radialislongus
Extensor carpi radialisbrevis
Extensor carpi ulnaris
-
14
Gambar 2.3 : Wrist Joint
Sumber : (Lynn S. Lippert, MS, PT Clinical Kinesiology and Anatomy,
2006 : 137-139)
Dalam teori lain menjelaskan bahwa otot-otot utama yang kontraksi
saat melakukan smash (spike) :
a. Fleksi perg. Tangan : m.Flexor carpi radialis, m. Flexor carpi ulnaris.
b. Ekstensi siku : m. Triceps.
c. Ekstensi sendi bahu : m.Pectoralis mayor bag. Sternum, m. Teres
mayor, m. Latisimus dorsi.
d. Rotasi kedalam sendi bahu : m. Deltoid bag. Depan, m. Pectoralis
mayor, m. Latisimus dorsi, m. Teres mayor.
e. Rotasi togok melawan arah jarum jam : m. Obliqus eksternal kanan, m.
Obliqus eksternal kiri.
f. Fleksi togok : m. Rectus abdominis ( Dadang Masnun, 2009).
-
15
Gambar 2.4 : Otot-otot saat melakukan smash
Sumber : (Dadang Masnun,Kinesiologi, 2009 : 113)
Secara umum, frekuensi gerakan pada saat melakukan smash terdiri
atas empat tahapan sebagi berikut:
a. Awalan
Fase run up atau tahap lari menghampiri. Ini tergantung dari jenis
bola dan jatuhnya bola. Kita mulai menghampiri kira-kira pada jarak
2,5 sampai 4 meter dari jatuhnya bola. Kedua langkah terakhirlah
yang paling menentukan. Pada waktu kita take off (mulai melompat),
kita harus memperhatikan baik-baik kedudukan kaki. Kaki yang
akan take off harus berada ditanah terlebih dahulu, dan harus
merubah lebih dahulu langkah kita sebelum melakukan dua langkah
terakhir itu. Arah yang diambil harus diatur sedemikian rupa ,
-
16
sehingga pemain akan berada di belakang bola pada saat ia akan
take- off. Dengan kata lain, tubuhnya pada saat itu berada pada posisi
menghadap net. Lengan-lengan yang menjulur ke depan diayunkan
ke depan sedemikian rupa sehingga pada saat pemain take- off kedua
lengan itu tergantung ke bawah di depan tubuh pemain (Dieter
Beutelsthal, 2008).
Gambar 2.5 : Awalan
Sumber : (Dieter Beutelstahl, Belajar Bermain Bola Volley, 2008: 29)
Awalan tegantung dari lintasan bola umpan, kira-kira 2,5 sampai 4
meter dari jatuhnya bola. Langkah terakhir paling ditentukan pada waktu mulai
meloncat sehingga smasher harus memperhatikan baik-baik posisi kaki yang
akan meloncat dan berada di tanah terlebih dahulu, kaki lain menyusul di
sebelahnya. Arah yang diambil harus diatur sedemikian rupa, sehingga atlet
akan berada di belakang bola pada saat meloncat. Tubuh saat itu berada pada
posisi menghadap net. Kedua lengan yang pertama, kemudian ayunkan ke
-
17
depan sehingga pada saat meloncat kedua lengan itu tergantung ke bawah di
depan tubuh atlet.
b. Tahap kedua
Fase take-off atau tahap melompat. Pergerakan harus berlangsung
dengan lancar dan kontinu, tanpa terputus-putus. Pada waktu take-
off, kedua lengan yang menjulur harus digerakan ke atas. Bersamaan
denga n itu, tubuh diluruskan. Kaki yang dipakai untuk melompat
inilah yang memberikan kekuatan pada take-off tersebut. Lengan
yang dipakai untuk memukul, juga sisi tubuh bagian tersebut diputar
sedikit sehingga menjauhi bola. Punggung agak membungkuk dan
lengan pemukul ditekuk sedikit. Lengan yang lain tetap
dipertahankan setinggi kepala. Lengan inilah yang mengatur
keseimbangan secara keseluruhan (Dieter Beutelsthal, 2008).
Gambar 2.6 : tahap melompat
Sumber : (Dieter Beutelstahl, Belajar Bermain Bola Volley, 2008: 29)
-
18
Untuk memukul right hand (pemukul dengan tangan kanan)
langkahkan kaki kiri ke depan dengan langkah biasa kemudian diikuti kaki
kanan yang panjang, diikuti dengan segera oleh kaki yang diletakkan samping
kaki kanan (untuk pemukul left hand sebaliknya). Langkah pada waktu
meloncat harus berlangsung dengan lancar tanpa terputus-putus. Pada waktu
meloncat kedua lengan yang menjulur digerakkan ke atas. Tubuh diteruskan,
kaki yang digunakan untuk meloncat yang memberikan kekuatan pada saat
meloncat. Lengan yang dipakai untuk memukul serta sisi badan diputar sedikit
sehingga menjauhi bola, punggung agak membungkuk dan lengan yang lain
tetap dipertahankan setinggi kepala yang berguna untuk mengatur
keseimbangan secara keseluruhan.
c. Tahap Ketiga
Fase hit atau tahap memukul. Sesuai dengan jenis smash yang ada,
cara memukul pun terbagi dalam beberapa jenis pukulan (Dieter
Beutelsthal, 2008).
Dalam gerakan memukul dapat disesuaikan dengan jenis smash yang
ada. Gerakan memukul hasilnya akan lebih baik apabila
menggunakan lecutan tangan, lengan dan membungkukan badan.
-
19
Gambar 2.7 : tahap memukul
Sumber : (Dieter Beutelstahl, Belajar Bermain Bola Volley, 2008: 29)
d. Tahap Keempat
Fase landing atau tahap mendarat. Cara mendarat ini sama bagi
semua jenis smash yang ada. Sesudah mengadakan smash, maka
mulailah tahap mendarat ini, yaitu pada saat tubuh bagian atas
membungkuk ke depan. Kaki-kaki diarahkan ke depan untuk
mempertahankan keseimbangan. Pemain mendarat pada kedua
kakinya, lutut ditekukkan sesuai dengan kebutuhan pendaratan
tersebut (Dieter Beutelsthal, 2008).
-
20
Gambar 2.8 : Mendarat
Sumber : (Dieter Beutelstahl, Belajar Bermain Bola Volley, 2008: 29)
Pada saat awal melakukan smash, tubuh berdiri dengan sikap normal
dengan jarak 3 sampai 4 meter dari net. Pada saat akan mengadakan langkah ke
depan terlebih dahulu melakukan langkah-langkah kecil di tempat. Setelah itu
atlet melangkah kecil ke depan, kemudian menumpu dengan kudua kaki
disertai dengan gerakan merendahkan badan dengan cara menekuk lutut.
Kedua lengan sudah berada disamping belakang-belakang badan diikuti dengan
tolakan kaki ke atas secara eksposif dan dibantu dengan ayunan kedua lengan
dari arah belakang ke depan-atas.
Pada saat melayang bila bola telah berada di atas-depan dan dalam
jangkauan tangan, maka segeralah tangan kanan dipukulkan ke bola secepat-
cepatnya. Perkenaan tangan adalah pada telapak tangan pada suatu gerakan
lecutan, baik dari lengan maupun tangan. Hasil dari pukulan akan lebih
sempurna lagi apabila lecutan tangan dan lengan juga diikuti gerakan
-
21
membungkuk dan tegak. Setelah bola berhasil dipukul, maka smasher segera
mendarat kembali di tanah atau lantai. Mendarat ditanah atau lantai harus
dilakukan dengan menggunakan dua kaki untuk diteruskan dengan mengambil
sikap siap normal.
Dalam bukunya, Barbara L. Viera, MS dan Bonnie Jill Fergusson, MS
menyebutkan bahwa:
Pendekatan untuk ketiga jenis serangan adalah sama. Untuk sebuah
umpan tinggi, seorang smasher memulai digaris serang, pengumpan,
dan bergerak ke arah umpan dengan melangkah sesedikit mungkin. Dua
langkah terakhir adalah yang paling menentukan. Meloncatlah dengan
kedua kaki dengan melentingkan pinggang pada saat diudara.Tarik
tangan pemukul, sikut diangkat tinggi dan tangan didekat telinga. Pada
saat mengayun ke arah bola, jatuhkan lengan yang tidak memukul
dengan cepat ke pinggang (Barbara L. Viera, MS. Bonnie Jill Ferguson,
1996).
Mengingat smash memiliki tingkat kesulitan tersendiri, maka
dibutuhkan latihan tersendiri untuk dapat menguasainya. Teknik ini terus
mengalami perkembangan. Dalam prakteknya penguasaan teknik saat ini tidak
hanya bervariasi dari jenisnya, akan tetapi ini menjadi salah satu faktor penentu
kemenangan suatu tim dalam pertandingan, selain kondisi fisik prima dan
teknik serta mental juara.
-
22
Bola voli modern saat ini yang sering dilihat, sudah menerapkan
spesialisasi atau suatu posisi yang ditentukan berdasarkan kemampuan yang
dimiliki. Bola voli beberapa waktu yang lampau sebenarnya sudah menerapkan
spesialisasi ini hanya saja spesialisasi hanya terbatas pada setter, spiker, dan
libero. Spiker pada saat itu bertugas sesuai dengan posisi yang ditempati sesuai
putaran rotasi, sehingga seorang spiker dituntut untuk memiliki kemampuan
untuk menyerang dengan berbagai variasi bola dan bertahan disemua daerah
bertahan dibelakang.
Sebenarnya pola seperti itu tidak buruk dilihat bahwa seorang pemain
harus menguasai semua kemampuan teknik dalam bola voli (semua variasi
serangan dan bertahan), tetapi dengan peraturan yang berubah saat ini maka
dibutuhkan penguasaan maksimal dari pemain dengan hanya menugaskan
seorang pemain untuk menguasai satu jenis serangan (open spike, ace spike,
quicer, all round dll) dengan adanya spesialisasi tersebut maka diharapkan
permainan bola voli bisa lebih menarik untuk ditonton dan tercipta suatu
permainan yang sangat dinantikan oleh para penggemarnya.
Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa smash adalah suatu
serangan yang ada dalam olahraga bola voli dengan cara awalan berlari dan
melakukan tolakan untuk melompat, maka smasher menggunakan power otot
tungkainya agar dapat melompat setinggi – tingginya dan dilanjutkan dengan
gerakan tubuh yang melenting ke belakang sehingga memberikan tambahan
tenaga pada saat smasher memukul bola dan mengarahkannya pada bidang
lawan.
-
23
2. Hakikat Power
Daya ledak otot tungkai merupakan salah satu unsur kondisi fisik
yang mendasar didalam melakukan aktivitas fisik atau didalam melakukan
keterampilan gerak olahraga (Aryadi adnan, 2019)”. Sedangkan menurut (Ni
Luh, 2018) “Daya ledak adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas
secara tiba-tiba dan dengan menggerakan seluruh kekuatan dalam waktu
yang singkat”.
Daya ledak otot atau power adalah kualitas yang memungkinkan otot
atau sekelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik secara explosive.
Penggunaan tenaga oleh otot atau sekelompok otot secara explosive
berlangsung pada kondisi dinamis, seperti melompat, memukul, dan
pemindahan tempat sebagian atau seluruh tubuh.
Daya Ledak merupakan komponen fisik yang sangat penting untuk
melakukan suatu aktifitas gerak dalam setiap cabang olahraga. Daya Ledak
otot tungkai dalam bola voli akan menentukan seberapa tinggi seseorang
melompat untuk melakukan smash (Septo Zainal Ambia, M. Ridwan,, 2019).
Artinya adalah komponen ini sangat mempunyai kaitan atau hubungan
yang erat sehingga menentukan kemampuan kekuatan lompatan dan pukulan
pada saat melakukan smash terkhusus pada permainan bola voli.
Daya ledak (power) adalah salah satu unsur kondisi fisik yang
dibutuhkan hampir pada semua cabang olahraga. Hal ini dapat di pahami
karena daya ledak tersebut mengandung unsur gerak explosive seperti
-
24
melompat ketika saat melakukan smash dalam permainan bola voli (Dwi
Wahyu Santosa, 2015).
Power otot tungkai dengan hasil smash bola voli dapat dilihat pada saat
pemain akan melakukan smash, maka power otot tungkai memiliki peran saat
kaki melakukan tolakan ke atas dan dilanjutkan dengan melakukan pukulan
bola voli yang keras dan menukik ke bawah. Karena power merupakan
kemampuan untuk mengerahkan kekuatan dengan cepat dalam waktu yang
singkat sehingga diharapkan dapat memberikan momentum yang paling baik
pada tubuh atau objek dalam suatu gerakan yang eksplosif.
Daya ledak otot tungkai adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
kekuatan maksimal dengan usahanya yang dikerahkan dalam waktu sependek-
pendeknya. Jadi daya ledak otot tungkai adalah suatu kemampuan otot tungkai
untuk melakukan aktivitas secara cepat dan kuat untuk menghasilkan tenaga
agar dapat mengatasi beban yang diberikan (Ni Kadek Risna Dewi, I Ketut
Sudiana, Ni Luh Kadek, 2014).
Dalam permainan bola voli daya ledak tidak lepas dari masalah
kecepatan dan kekuatan. Daya ledak sebagai pengembangan dari kekuatan dan
kecepatan banyak dijumpai dalam gerakan melompat ketika seseorang akan
melakukan smash dalam permainan bola voli. Agar pemain dapat bergerak
eksplosif, pemain tersebut tidak saja dituntut memiliki kekuatan saja tetapi juga
kecepatan terutama pada otot-otot kaki.
-
25
Daya eksplosif/power adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan
atau pengerahan gaya otot maksimum dengan kecepatan maksimum
(Widiastuti, 2011). Sehingga, power otot tungkai merupakan modal dasar yang
dibutuhkan oleh seorang atlet terutama atlet bola voli untuk dapat melakukan
loncatan pada saat melakukan gerakan smash secara baik dan sempurna.
Karena bagi pemain bola voli dapat dikatakan memiiki power otot tungkai
yang baik apabila pada saat melakukan lompatan, pemain dapat menghasilkan
lompatan yang tinggi dan menjangkau bola yang akan dipukul. Agar atlet dapat
melakukan lompatan setinggi – tingginya saat melakukan smash bola voli,
maka dibutuhkan tolakan yang kuat dan cepat dari otot tungkai. Seorang atlet
bola voli yang memiliki power otot tungkai yang baik akan lebih cepat untuk
melakukan tolakan dan melompat lebih tinggi jika dibandingkan dengan atlet
yang tidak memiliki power otot tungkai yang baik.
Menurut Harsono dalam bukunya power adalah kemampuan otot untuk
mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Jadi,
atlet bola voli yang lebih cepat otot-otonya pasti akan dapat melompat
dengan baik lalu bisa mensmash bola dengan baik (Harsono, 1993).
Tenaga ledak otot (muscular power) adalah kualitas yang
memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik
secara eksplosif. Penggunaan tenaga oleh otot atau sekelompok otot secara
eksplosif berlangsung dalam kondisi dinamis (Claude Bouchard, 1975).
-
26
Dalam hal ini daya ledak otot (muscular power) memberikan suatu
kontribusi terhadap otot tungkai. Dimana pada saat akan melompat, otot
tungkai akan menghasilkan kerja secara cepat dan kuat atau secara eksplosif.
Dan biasanya kerja otot ini berlangsung dalam keadaan yang bergerak atau
dinamis. Karena pada saat melompat akan bergerak berpindah tempat. Dan
lompatan yang tinggi dihasilkan dari kerja otot tungkai yang secara eksplosif
dapat memberikan dampak yang maksimal.
Penentu-penentu tenaga ledak otot (muscular power) adalah :
a) Kekuatan otot
b) Kecepatan rangsang saraf serta kecepatan kontraksi otot (Claude
Bouchard, 1975).
Menurut sajoto daya ledak otot (muscular power) adalah kemampuan
seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara
terus menerus dalam waktu yang relative lama
dengan beban tertentu. Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa daya otot
= kekuatan (strength) x kecepatan (speed) (M. Sajoto, 1995).
Lalu Harsono menambahkan bahwa daya ledak atau power adalah kemampuan
otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat
(Harsono, 1993).
-
27
3. Hakikat Otot Tungkai
Lompatan pada bola voli yang dihasilkan merupakan kemampuan dari
otot yang bekerja secara cepat dan kuat. Keuntungan dari memiliki power otot
tungkai yang baik adalah pemain dapat melakukan lompatan dengan cepat dan
kuat untuk menghasilkan lompatan yang tinggi, sehingga akan memberikan
peluang kepada pemain untuk melakukan berbagai variasi pukuluan smash dan
dapat menghindari block block yang dilakukan oleh lawan.
Pada saat melompat, otot-otot yang bekerja adalah otot-otot tungkai.
Dimana otot-otot tersebut terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a) Bagian anterior/ ventrales
b) Bagian medialis
c) Bagian dorsalis / posterior (Hardianto Wibowo, 1978)
Bagian anterior atau depan dibagi menjadi empat bagian otot atau musculus,
yaitu : m. Tensor fasia late, m. Sartorius, m. Artikularis genu, dan m.
Quadriceps Femoris yang dibagi lagi menjadi empat bagian yaitu : m. Rectus
Femoris, m. Vastes Medialis, m. Vastes Lateralis, m. Vastes intermedius (
Dadang Masnun, 2009).
Bagian kedua yaitu bagian medialis atau tengah dibagi menjadi dua
bagian yaitu bagian lapis luar yang meliputi otot : m. Pektinus, m. Adduktor
longus, dan m. Grasilis. Lalu pada lapisan dalam meliputi otot : m. Adduktor
brevis, m. Adduktor magnus, dan m. Adduktor minimus. Serta pada bagian
terakhir adalah pada bagian posterior atau belakang yang dibagi menjadi tiga
-
28
bagian yaitu : m. Semi tendinosus, m. Semimenbranosus, dan m. Biceps femoris
( Dadang Masnun, 2009).
Gambar 2.9 Struktur otot tungkai tampak depan dan belakang
Sumber : (Evelyn C. Pearce Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis,
2009: 135 - 136)
Pentingnya power otot tungkai dalam cabang olahraga bola voli karena
otot tungkai merupakan salah satu bagian otot pada tubuh manusia yang
besar, otot ini mampu menopang tubuh bagian atas. Otot tungkai yang kuat
memiliki banyak manfaat. Contohnya saja dalam melakukan lompatan yang
tinggi. Tingginya lompatan diperlukan pada cabang olahraga yang
menggunakan teknik lompatan. Misalkan saja untuk bola voli. Lompatan
digunakan untuk membantu teknik smash pada cabang olahraga bola voli.
Oleh karena itu perlunya seorang atlet bola voli memiliki power otot tungkai
yang baik karena untuk membantu tingginya lompatan sehingga pemain akan
dengan mudah melakukan smash ke daerah lapangan lawan.
-
29
4. Hakikat Kelentukan
Kelentukan adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam
ruang gerak sendi secara maksimal. Kelentukan menunjukan besarnya
pergerakan sendi secara maksimal sesuai dengan kemungkinan gerakan (range
of movement) (Widiastuti, 2011). Menurut Harsono : orang yang mempunyai
kelentukan adalah orang yang mampu menggerakan anggota-anggota atau
bagian-bagian tubuh melalui ruang geraknya. Selanjutnya dia menambahkan
orang yang fleksibel adalah orang yang mempunyai gerak luas dalam sendi-
sendinya dan mempunyai otot-otot yang elastis (Harsono, 1993).
Kelentukan merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihan
dan amplitudo gerakan yang besar atau luas. Hal tersebut berarti,
kelentukan merupakan kemampuan persendian untuk dapat melakukan
gerakan-gerakan kesemua arah secara optimal, yang mana kelentukan
pinggang memegang peranan penting ketika melakukan smash bola voli
diudara (Nila Firmasari, Aryadie Adnan,, 2019). Dalam permainan Bola voli
kelentukan pinggang digunakan untuk mengefektifkan gerakan saat pemain
melakukan smash kearah lapangan lawan agar lebih terarah dan
memberikan lecutan pada bola sehingga bola sampai ke daerah lawan dengan
baik dan terarah.
Menurut (Nizar Zamani) menyatakan bahwa kelentukan adalah suatu
kemungkinan gerak maksimal oleh suatu persendian sehingga dapat leluasa
melakukan gerakan-gerakan. Kelentukan menunjukan besarnya pergerakan
sendi secara maksimal sesuai dengan kemungkinan gerakan.
-
30
Namun faktor paling besar pengaruhnya pada kelentukan adalah otot
disekitar persendian tersebut untuk meregang seoptimal mungkin (A.
HamidsyahNoer, dkk, , 1993)). Hasil –hasil penelitian menunjukkan bahwa
perbaikan dalam kelentukan akan dapat:
a. Mengurangi terjadinya cidera-cidera pada otot dan sendi.
b. Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan
kelincahan (agility);
c. Membantu memperkembang prestasi;
d. Menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan
gerakan-gerakan; dan
e. Membantu memperbaiki sikap tubuh (Harsono, 1993).
Dari berbagai definisi di atas sudah tentu kelentukan atau fleksibilitas
sangat berguna bagi semua cabang olahraga. Setiap gerak yang dilakukan
memerlukan suatu perluasan sendi, sehingga memudahkan otot menjadi lebih
elastis dan juga menambahkan gerak yang bebas sesuai dengan anggota tubuh
yang di gerakkan. Baik dari segi anatomi, segi kesehatan, dan segi efisiensi
gerak atau teknik dapat memberikan manfaat. Sehingga mampu membantu
perkembangan seorang atlet dalam berprestasi.
Menurut Widiastuti, dalam permainan bola voli kelentukan memiliki
peranan (1) mengurangi cedera, (2) membantu mengembangkan kecepatan, (3)
membantu mengembangkan keterampilan teknik, (4) membantu efisiensi
gerakan, anak yang kelentukannya tinggi menggunakan energi lebih sedikit
-
31
dengan anak yang kelentukannya rendah, (5) membantu memperbaiki sikap
tubuh (Widiastuti, 2011).
Kelentukan yang terjadi adalah adanya kemampuan sendi yang
bergerak seluas mungkin. Dan kemampuan tersebut dibantu oleh otot-otot yang
bekerja disekitarnya. Sehingga seorang atlet mampu memperagakan teknik
yang mempunyai gerakan yang sulit sekalipun. Contohnya pada saat
melakukan smash bola voli, kelentukan pinggang sangat diperlukan untuk
menghasilkan smash yang baik dan efisien karena pada saat di udara tidak
hanya kekuatan tangan saja yang diperlukan akan tetapi kelentukan pinggang
juga sangat penting untuk menghasilkan hasil smash yang baik dan efisien.
Seperti yang di katakan Suharno HP, hasil pukulan atau smash akan
lebih sempurna lagi apabila lecutan lengan dan tangan itu juga diikuti
gerakan membungkuk dari togok dan pinggang, dalam hal ini gerakan
lecutan togok dan pinggang merupakan satu kesatuan gerakan yang
harmonis dan explosif (Suharno HP, 1991).
Dalam dunia olahraga kemampuan memperagakkan teknik sesuai
cabang olahraga akan memberikan pengaruh pada penampilan atlet dalam
bertanding. Dan salah satu kemampuan fisik yang berpengaruh adalah
kelentukan. Selain itu kelentukan juga dapat mengurangi cidera dalam
melakukan suatu teknik pada setiap cabang olahraga.
-
32
Ada dua jenis fleksibilitas atau kelentukan yaitu:
a. Fleksibilitas statis meliputi rentangan gerakan sederhana, seperti
tubduk perlahan-lahan dan sentuh ubin.
b. Fleksibilitas dinamis adalah kecakapan untuk menggunakan
rentangan gerakan sendi dalam penampilan kegiatan fisik, dengan
kecepatan yang diperlukan oleh penampilan (B. Edward
Rahantoknam, 1988).
Dalam pengembangannya, fleksibilitas atau kelentukan ini dapat dilatih
dengan penguluran (stretching). Seperti yang dikatakan oleh B. Edward
Rahantoknam yaitu “ada beberapa teknik program pengembangan fleksibilitas
secara umum. Ini termasuk penguluran (stretching) tiap kelompok otot dan
sendi” (B. Edward Rahantoknam, 1988).
Contoh penguluran pada pinggang :
Gambar 2.10 : penguluran pada pinggang
Sumber : (Roji dan Eva Yulianti Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan,
2017 : 186)
-
33
5. Hakikat Otot Pinggang
Kelentukan juga dapat dilatih sesuai dengan kemampuan masing-
masing kelompok sendi dan otot tertentu. Seperti pada pernyataan diatas bahwa
kelentukan dapat dilatih dengan peregengan. Baik secara statis (diam) maupun
dinamis (bergerak).
Kelentukan pinggang merupakan gerakan yang berasal dari persendian
pinggul, yang merupakan salah satu persendian utama pada susunan rangka
anggota badan bagian bawah. Pete, Mc Clennaghen dan Rotella
mengidentifikasikan sendi pinggul sebagai berikut :
Pinggul adalah persendian bola dan rongga yang dibentuk oleh kepala
setengah lingkaran tulang paha atau kaput femoris dan acetabulum
pelvis yang berbentuk mangkuk. Untuk menambahkan stabilitas
susunan persendian pinggul maka kepala tulang paha yang berbentuk
setengah lingkaran atau kaput femoris masuk ke rongga acetabulum
lebih dalam. Kondisi demikian mengakibatkan gerakan persendian
pinggul yang meliputi fleksi-ekstensi, abduksi-adduksi, rotasi dan
sirkumdasi. (Pete Russel, Mc Clenaghen, Rotella,, 1999).
Demikian juga dijelaskan oleh Hardianto Wibowo bahwa pinggang bila
dilihat dari susunan kolumna vertebralis atau tulang belakang, berada pada
vertebre lumbalies ( Hardianto Wibowo, Anatomi Osteologi Dan Artopologi,
1977).
-
34
Sedangkan otot-otot yang berada disekitarnya adalah:
(1) M. Sakrospinalis, (2) m. Intertransversalis, (3) m.Obliqus abdominis
externus dan internus, (4) m. Longus Kolli, (5) m. Rectus Abdominis, (6) m.
Proas mayor, (7) m. Sternokleidomastoideus dan ditambah dengan (8) m.
Quadratus lumborum dan (9) m. Levater Skapulas ( Hardianto Wibowo,
Anatomi Osteologi Dan Artopologi, 1977).
Gambar 2.11 : Otot disekitar pinggang
Sumber : (Hardianto Wibowo, Anatomi Osteologi Dan Artopologi, 1977 : 7)
Dari berbagai referensi di atas. Kelentukan di dalam suatu cabang
olahraga sangat perlu sekali dibutuhkan. Setiap gerak yang dilakukan
memerlukan suatu perluasan sendi, sehingga memudahkan otot menjadi lebih
elastis dan juga menambahkan gerak yang bebas sesuai dengan anggota tubuh
yang digerakkan. Kelentukan pinggang dibutuhkan agar saat melakukan
pukulan smash tidak terjadi kegagalan seperti bola tersangkut di net, perkenaan
-
35
bola dengan tangan yang tidak tepat, kurangnya tenaga yang diberikan kepada
bola saat dipukul sehingga bola tidak akurat sampai pada tempat yang
diinginkan atau tidak dapat mematikan lawan dan mendapatkan angka.
Kelentukan di dalam cabang olahraga bola voli juga begitu penting,
karena olahraga ini juga membutuhkan kelentukan (flexibility) dalam setiap
gerak dasarnya. Contohnya terdapat pada spiker yang memukul bola ketika di
udara, terdapat juga pada libero yang melakukan sliding. Diperlukan perluasan
sendi khususnya pada pinggang yang maksimal agar seorang pemain bola voli
bisa melakukan gerakan yang baik dan benar. Atlet yang mempunyai
keluwesan gerak yang baik akan sangat beruntung karena tidak terlalu cepat
menghabiskan energi pada saat bertanding atau saat melakukan gerakan, tidak
mudah cedera yang terjadi pada pinggang dan akan lebih mudah ketika meliuk
di udara sehingga akan membantu tangan untuk memukul bola ke arah lawan.
Jika seorang pemain bola voli memiliki kelentukan pinggang yang baik,
maka pemain tersebut juga dapat memberikan kontribusi tambahan tenaga
dalam melakukan pukulan bola ke arah lapangan lawan. Selain itu dengan
adanya kelentukan otot, dapat menghindari atau mencegah cidera. Dikarenakan
adanya perluasan atau perpanjangan kesatuan tendon otot.
Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan jika melakukan pukulan
dalam artian smash, kelentukan otot sangat diperlukan. Dan pada kelentukan
pinggang, jika semakin luas persendiannya, maka gerakan dalam mensmash
-
36
bola juga akan mudah dilakukan, karena dapat menempatkan bola yang sulit
dijangkau oleh lawan.
Menurut Harsono, dengan fleksibilitas yang baik seorang pemain bola
voli akan dapat melakukan gerakan smash dengan lebih efisien ketika
saat melayang diudara (Harsono, 1993).
Dengan begitu untuk melatih kelentukan tersebut, diperlukan suatu
pengukuran jika ingin mengetahui kemampuan kelentukan pinggang masing-
masing pemain bola voli. Biasanya pada awal periodisasi latihan diukur tingkat
perluasan gerak sendi dan otot. Pada otot pinggang dengan melakukan tes
Trunk Extension.
Berdasarkan kumpulan teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kelentukan adalah: peneliti disini dapat menyimpulkan bahwa untuk
mendapatkan pukulan keras (smash) yang baik maka atlet harus memiliki
kelentukan pinggang yang baik pula, agar pada saat melakukan pukulan keras
(smash) si atlet tidak mengalami cidera dan pukulannya dapat kencang atau
keras.
-
37
B. Kerangka Berfikir
1. Hubungan power Otot Tungkai terhadap Hasil Smash Bola Voli
Komponen biomotor power merupakan salah satu komponen yang
penting dalam suatu cabang olahraga. Karena dengan kemajuan teknologi dan
ilmu pengetahuan dalam bidang olahraga hampir semua cabang olahraga
memerlukan komponen biomotor power, agar kualitas gerak suatu cabang
olahraga tersebut dapat dilakukan dengan baik dan juga maksimal.
Di dalam olahraga permainan khususnya banyak sekali manfaat jika
setiap atlet atau pemainnya mempunyai komponen biomotor power ini.
Misalkan dalam permainan sepak bola, seorang pemain atau atlet sepak bola
dalam membutuhkan hasil yang maksimal, dia memerlukan power yang
maksimal untuk menendang bola ke gawang, sama seperti halnya dengan
lompatan pada saat bermain bola voli.
Di dalam bola voli komponen biomotor power juga diperlukan dalam
memaksimalkan kemampuan bergerak pada para atlet dan pemainnya.
Melompat yang tinggi dan maksimal dalam permainan bola voli sangat
memerlukan komponen biomotor ini. Karena pada saat melompat dan
melakukan smash memerlukan waktu yang sangat cepat untuk mensmash bola.
Sehingga jika seseorang mempunyai power otot tungkai yang sangat baik,
maka seseorang tersebut bisa melompat dengan tinggi dan memudahkan untuk
melakukan smash.
Power otot tungkai terhadap smash bola voli memiliki peran pada saat
pemain melakukan tolakan ke atas dan melompat setinggi-tingginya untuk
-
38
mensmash bola pada titik tertinggi, karena itu dibutuhkan power otot tungkai
yang kuat dan cepat agar pemain tersebut dapat melompat dengan tinggi
sehingga memudahkan atlet untuk melakukan smash yang keras dan terarah.
Selain itu, Otot yang bekerja pada lompatan lebih dominan terjadi pada
otot tungkai. Dimana otot ini harus berada pada kualitas power yang baik. Otot
tersebut dapat dilatih dengan cara yang sistematis dimulai dari kekuatan dan
kecepatan dari otot tersebut, sehingga mampu mempunyai kualitas otot yang
baik. Sebab dengan adanya kualitas power otot tungkai yang baik dan
maksimal, akan memperoleh lompatan yang baik dan maksimal juga. Jadi di
duga semakin baik kualitas power otot tungkai, maka akan semakin baik
lompatan pada kemampuan melakukan smash.
2. Hubungan Kelentukan Pinggang terhadap Hasil Smash Bola Voli.
Sama seperti halnya kemampuan fisik power, kemampuan fisik
kelentukan juga banyak berpengaruh dalam menghasilkan suatu gerakan yang
baik dan sempurna. Untuk melakukan suatu teknik tertentu, di dalam cabang
olahraga memang memerlukan suatu keluwesan gerak sendi tertentu dalam
setiap gerakan. Karena dalam melakukan gerak, otot dapat berkontraksi
memanjang atau memendek, sehingga memerlukan suatu keluwesan atau
kelentukan gerak sendi dan otot. Contohnya ada pada saat melakukan smash.
Kelentukan ini sangat diperlukan ketika melakukan smash diudara karena
badan harus meliuk yang baik agar pukulan yang dihasilkan dapat maksimal.
-
39
Dalam permainan bola voli, kelentukan juga diperlukan. Bagaimanapun
juga sama seperti cabang olahraga yang lain, bola voli juga memiliki banyak
gerak yang memerlukan kelentukan. Pada saat berlari, melakukan passing,
melompat dan mensmash bola ke arah lapangan lawan.
Dalam hal ini kelentukan pinggang terhadap smash bola voli
diperlukan pada saat atlet melayang diudara, dimana seorang atlet yang
melakukan smash sangat diperlukan kelentukan pinggang guna untuk
mengefektifkan gerakan saat pemain melakukan pukulan smash ke arah
lapangan lawan agar lebih terarah dan memberikan tambahan tenaga pada bola
sehingga bola sampai ke daerah lawan, karena kelentukan otot pinggang yang
baik akan mempermudah teknik smash itu sendiri dan juga dapat mengurangi
cidera pada atlet.
Semakin lentuk persendian seorang pemain atau atlet bola voli, maka
semakin baik pula gerak untuk melakukan suatu teknik dalam cabang olahraga
permainan bola voli ini. Dalam hal ini pada saat mensmash bola memerlukan
keluwesan otot yang baik dan maksimal. Karena pada saat diudara pemain
harus mensmash bola dengan cepat dan tepat.
Untuk mensmash bola voli, kelentukan pinggang juga sangat
diperlukan. Karena semakin baik kelentukan sendi pada pinggang, dapat
memberikan pengaruh pada penempatan bola. Dalam hal ini mensmash bola
voli, kelentukan sendi pada pinggang dapat dimaksimalkan geraknya sesuai
dengan bidang geraknya guna memberikan hasil smash yang baik. Maka
-
40
berdasarkan uraian diatas, diduga terdapat hubungan antara kelentukan
pinggang terhadap hasil smash bola voli.
3. Hubungan Power Otot Tungkai dan Kelentukan Pinggang secara
bersama-sama terhadap Hasil Smash Bola Voli.
Pada dasarnya dalam melakukan smash bola voli diperlukan banyak
sekali komponen fisik yang menunjang agar gerak ini menjadi maksimal. Dan
diantaranya yaitu kekuatan dan kecepatan (power) otot tungkai dan kelentukan
pinggang.
Pada saat diudara badan melayang tinggi memerlukan kekuatan dan
kecepatan otot tungkai. Semakin baik dan maksimal kemampuan power otot
tungkai, maka semakin lama pula seseorang dalam melayang di udara. Lalu
ketika di udara seorang pemain dapat bebas memilih ke arah mana bola akan di
smash karena dia melompat tinggi dan sedikit lama untuk melayang di udara.
Dan dalam mensmash bola, kelentukan pinggang juga digunakan untuk
membantu mengarahkan bola ke arah yang sulit dijangkau oleh lawan. Karena
pada saat tersebut tubuh digerakan secara maksimal untuk meliuk ke kanan
atau ke kiri sesuai dengan arah yang akan mensmash bola.
Lalu disamping itu, keluwesan atau kelentukan pinggang juga dapat
mencegah terjadinya cidera pada otot-otot disekitar pinggang. Karena pada
sendi tersebut mempunyai kemampuan untuk melentukkan sendi secara
maksimal. Pada saat melompat pinggang dapat bergerak sesuai bidang
-
41
geraknya sehingga dapat membantu memaksimalkan gerakan pada teknik
smash.
Maka berdasarkan uraian kerangka berfikir tersebut, diduga bahwa
hubungan antara power otot tungkai dengan kelentukan pinggang terhadap
hasil smash bola voli mempunyai hubungan yang positif. Keduanya (power)
otot tungkai dan kelentukan pinggang secara bersama-sama menentukan hasil
smash bola voli.
C. Pengajuan Hipotetis
Berdasarkan kerangka berfikir, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan antara power otot tungkai terhadap hasil smash bola
voli.
2. Terdapat hubungan kelentukan pinggang terhadap hasil smash bola voli.
3. Terdapat hubungan power otot tungkai dan kelentukan pinggang secara
bersama-sama terhadap hasil smash bola voli.