BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian -...

17
BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Yang termasuk ke dalam bidang pertanian adalah: 1. Tanaman pangan Contoh komoditasnya: padi, jagung, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, dan sebagainya. 2. Hortikultura Contoh komoditasnya: segala jenis buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman hias. 3. Peternakan Contoh komoditasnya: sapi, kambing, ayam, itik, kuda (dan produk-produk turunannya, seperti susu, telur). 4. Perkebunan Contoh komoditasnya: kopi, teh, cengkeh, pala, ginseng, kapas, tebu, kelapa sawit, kakao, kina, lada, tembakau, karet, dan sebagainya. II.2 Supply-Demand Supply adalah jumlah dari suatu produk atau jasa yang tersedia di pasar. Supply dipengaruhi oleh jumlah produsen dan waktu produksi dari suatu produk atau jasa. Semakin banyak produsen dan semakin pendeknya waktu produksi, maka kondisi pasar lebih mudah diprediksi. Sebaliknya ketika hanya terdapat sedikit produsen atau waktu produksinya memakan waktu yang lama, maka potensi ketidakpastian produk tersebut di pasar semakin besar (Madison, 2008). Demand merupakan jumlah dari produk atau jasa yang ingin dibeli oleh pembeli. Kebutuhan terhadap suatu barang di suatu pasar dapat bertambah ataupun 7

Transcript of BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian -...

Page 1: BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-anggaindra-34483-3... · Supply Chain Management ... menjelaskan bahwa EAP

BAB II

KAJIAN TERKAIT

II.1 Pertanian

Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk

agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Yang

termasuk ke dalam bidang pertanian adalah:

1. Tanaman pangan

Contoh komoditasnya: padi, jagung, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, ubi

kayu, ubi jalar, dan sebagainya.

2. Hortikultura

Contoh komoditasnya: segala jenis buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman

hias.

3. Peternakan

Contoh komoditasnya: sapi, kambing, ayam, itik, kuda (dan produk-produk

turunannya, seperti susu, telur).

4. Perkebunan

Contoh komoditasnya: kopi, teh, cengkeh, pala, ginseng, kapas, tebu, kelapa

sawit, kakao, kina, lada, tembakau, karet, dan sebagainya.

II.2 Supply-Demand

Supply adalah jumlah dari suatu produk atau jasa yang tersedia di pasar. Supply

dipengaruhi oleh jumlah produsen dan waktu produksi dari suatu produk atau jasa.

Semakin banyak produsen dan semakin pendeknya waktu produksi, maka kondisi

pasar lebih mudah diprediksi. Sebaliknya ketika hanya terdapat sedikit produsen

atau waktu produksinya memakan waktu yang lama, maka potensi ketidakpastian

produk tersebut di pasar semakin besar (Madison, 2008).

Demand merupakan jumlah dari produk atau jasa yang ingin dibeli oleh pembeli.

Kebutuhan terhadap suatu barang di suatu pasar dapat bertambah ataupun

7

Page 2: BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-anggaindra-34483-3... · Supply Chain Management ... menjelaskan bahwa EAP

berkurang dalam kurun waktu tertentu. Pada suatu pasar yang sudah mature,

kebutuhan terhadap suatu produk relatif stabil di level tertentu, dan dapat

diprediksi untuk jangka waktu beberapa tahun ke depan. Selain itu, beberapa

produk memiliki pola kebutuhan musiman, misalnya payung lebih meningkat

kebutuhannya di musim hujan (Madison, 2008).

II.3 Supply Chain Management (SCM)

II.3.1 Definisi

Supply chain adalah proses daur hidup mencakup aliran fisik, informasi, finansial,

dan pengetahuan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan

suatu produk atau jasa dari pemasok-pemasok (Hugos, 2003).

Sedangkan supply chain management (SCM) adalah koordinasi produksi,

inventori, lokasi, dan transportasi antar partisipan di dalam rantai pasok (supply

chain) untuk mencapai responsivitas dan efisiensi yang terbaik bagi pasar yang

dilayani (Hugos, 2003).

II.3.2 Area SCM

Terdapat lima area yang harus diperhatikan oleh pembuat keputusan terkait SCM

(Hugos, 2003), yaitu:

1. Produksi

Produksi terkait dengan kapasitas pabrik (pembuatan produk) dan gudang

(penyimpanan produk). Semakin besar kapasitasnya, maka dapat

meningkatkan fleksibilitas dan dapat merespon secara mudah ketika terjadi

fluktuasi demand. Akan tetapi, kapasitas yang besar membutuhkan uang yang

besar dan kapasitas yang berlebihan dapat menjadikan kapasitas yang idle dan

tidak menghasilkan. Jadi, semakin besarnya kapasitas semakin rendahnya

efisiensi.

8

Page 3: BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-anggaindra-34483-3... · Supply Chain Management ... menjelaskan bahwa EAP

2. Inventori

Inventori berada di seluruh tahapan supply chain dan mencakup semuanya,

dari bahan mentah hingga produk jadi yang dikelola oleh produsen

(manufacturer), distributor, dan retailer. Seperti di produksi, inventori juga

membutuhkan biaya, dan untuk mencapai efisiensi yang tinggi, biaya inventori

harus ditekan serendah mungkin.

3. Lokasi

Lokasi berkaitan dengan lokasi geografis dari fasilitas supply chain.

Keputusan yang harus dibuat juga terkait dengan aktivitas yang sebaiknya

dilakukan di tiap lokasi. Keputusan yang harus dibuat adalah apakah akan

melakukan aktivitas terpusat di sedikit lokasi untuk meningkatkan nilai

ekonomis dan efisiensi atau melakukan aktivitas tersebar di banyak lokasi

sehingga lebih dekat dengan konsumen dan supplier sehingga lebih responsif.

4. Transportasi

Transportasi merupakan pergerakan bahan mentah hingga produk jadi antar

fasilitas yang berbeda di supply chain. Keputusan yang harus dibuat di

transportasi adalah pemilihan metode transportasi. Transportasi yang cepat

akan lebih responsif tetapi lebih mahal. Sedangkan transportasi yang lebih

murah akan efisiens di sisi biaya.

5. Informasi

Informasi merupakan basis dalam pembuatan keputusan di empat area yang

lain. Informasi merupakan hal yang menghubungkan semua aktivitas dan

operasi di supply chain. Ketika hubungan tersebut kuat (data yang akurat,

tepat waktu, dan lengkap), maka pembuat keputusan dapat menghasilkan

keputusan yang baik untuk operasinya dan cenderung membawa keuntungan

terhadap semua proses supply chain secara keseluruhan.

Informasi di dalam supply chain digunakan di dalam dua tujuan, yaitu:

a. Mengkoordinasikan aktivitas harian yang berhubungan dengan empat area

yang lain (produksi, inventori, lokasi, dan transportasi). Pembuat

9

Page 4: BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-anggaindra-34483-3... · Supply Chain Management ... menjelaskan bahwa EAP

keputusan akan menggunakan data supply dan demand produk yang

tersedia untuk memutuskan jadwal produksi mingguan, level inventori,

rute transportasi, dan lokasi penyimpanan dan produksi.

b. Perkiraan (forecasting) dan perencanaan untuk mengantisipasi dan

memenuhi demand di masa depan. Informasi yang tersedia digunakan

untuk perkiraan sebagai panduan dalam membuat jadwal produksi bulanan

atau triwulanan. Informasi juga digunakan untuk peramalan strategis untuk

memandu keputusan tentang apakah harus membuat fasilitas baru,

memasuki pasar baru, atau keluar dari pasar yang ada sekarang.

Hubungan antar area tersebut dapat dilihat pada gambar II.1 berikut.

1. Produksi

Apa yang diproduksi, bagaimana cara produksi, dan kapan memproduksi?

2. Inventori

Berapa banyak yang akan dibuat dan berapa banyak

yang akan disimpan?

3. LokasiDimana lokasi terbaik

untuk melakukan suatu aktivitas?

4. TransportasiBagaimana dan kapan

sebaiknnya memindahkan produk?

5. Informasi

Dasar pembuatan keputusan

Responsif vs Efisiensi

Gambar II.1 Lima Area Utama Supply Chain

II.3.3 Partisipan Supply Chain

Partisipan pada supply chain (Hugos, 2003) antara lain:

1. Produsen

Produsen atau manufakturer adalah organisasi yang membuat produk.

Produsen mencakup penghasil bahan mentah dan penghasil produk jadi.

10

Page 5: BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-anggaindra-34483-3... · Supply Chain Management ... menjelaskan bahwa EAP

2. Distributor

Distributor adalah organisasi yang mengambil inventori dalam jumlah besar

dari produsen dan menjual produk dalam jumlah yang cukup besar ke

konsumen. Distributor juga disebut dengan wholesaler atau pedagang grosir.

3. Retailer

Retailer menyimpan (stock) inventori dan menjualnya dalam jumlah yang

lebih sedikit ke masyarakat umum.

4. Konsumen

Konsumen adalah perseorangan atau organisasi yang membeli dan

menggunakan produk.

5. Penyedia Jasa (Service Provider)

Service provider merupakan organisasi yang menyediakan layanan ke

produsen, distributor, retailer, dan konsumen. Service provider mempunyai

keahlian dan kemampuan yang fokus pada aktivitas tertentu di supply chain,

sehingga mereka mampu melaksanakan lebih efektif dan harga yang lebih

murah dibandingkan jika produsen, distributor, retailer, atau konsumen

melakukannya sendiri.

Layanan yang sering diberikan oleh service provider antara lain layanan

transportasi, layanan penggudangan, layanan keuangan (misal bank), layanan

iklan dan riset pasar, layanan desain, layanan engineering, layanan hukum,

memberikan saran manajemen, layanan pengumpulan data, serta layanan

teknologi informasi.

II.3.4 Kategori Operasi Supply Chain

Berdasarkan SCOR model yang dikembangkan oleh Supply-Chain Council

(Supply Chain Council Inc., 1150 Freeport Road, Pittsburgh, PA 15238,

www.supply-chain.org), ada empat kategori operasi supply chain (Hugos, 2003),

yaitu:

11

Page 6: BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-anggaindra-34483-3... · Supply Chain Management ... menjelaskan bahwa EAP

1. Plan

Berkaitan dengan semua operasi yang dibutuhkan untuk merencanakan dan

mengorganisasikan operasi-operasi di tiga kategori lain. Kategori ini terdiri

atas perkiraan demand, pemberian harga produk, dan manajemen inventori.

2. Source

Operasi di kategori ini mencakup aktivitas-aktivitas yang penting untuk

mendapatkan input untuk menghasilkan produk atau jasa.

3. Make

Kategori ini mencakup operasi-operasi yang dibutuhkan untuk

mengembangkan dan membangun produk atau jasa yang akan disediakan.

4. Deliver

Kategori ini mencakup aktivitas-aktivitas yang merupakan bagian dari

pemesanan dari konsumen dan pengiriman produk ke konsumen.

II.4 Kolaborasi

II.4.1 Definisi

Kolaborasi merupakan sebuah proses dimana sejumlah entitas berbagi informasi,

sumberdaya, dan tanggung jawab untuk bersama-sama merencanakan,

mengimplementasikan, dan mengevaluasi program, untuk mencapai tujuan

bersama. Konsep ini diturunkan dari bahasa Latin ‘collaborare’ yang berarti

‘bekerja bersama’, dan dapat dilihat sebagai sebuah proses penciptaan bersama;

dengan demikian sebuah proses dapat dilalui apabila sekelompok entitas

meningkatkan kapabilitas satu sama lain. Hal tersebut termasuk berbagi resiko,

sumber daya, tanggung jawab, dan penghargaan. Kolaborasi melibatkan

perjanjian antar partisipan yang saling menguntungkan untuk menyelesaikan suatu

persoalan bersama-sama, termasuk saling mempercayai kemudian meluangkan

waktu, upaya, dan dedikasi (Matos dan Afsarmanesh, 2008).

Contoh dari proses kolaborasi terjadi dalam concurrent engineering, yaitu ketika

sekelompok tim ahli bersama-sama mengembangkan suatu produk baru. Dalam

12

Page 7: BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-anggaindra-34483-3... · Supply Chain Management ... menjelaskan bahwa EAP

hal ini meskipun sejumlah koordinasi dibutuhkan, terjadi proses pencarian yang

divergen dan spontan, dan bukan suatu harmoni yang terstruktur.

II.4.2 Prasyarat Kolaborasi

Berikut adalah beberapa prasyarat terjadinya proses kolaborasi (Matos dan

Afsarmanesh, 2008):

1. Kolaborasi harus memiliki suatu tujuan bersama atau persoalan yang harus

diselesaikan bersama.

2. Prasyarat dasar atau prekondisi dari kolaborasi meliputi :

a. Masing-masing pihak yang terlibat sepakat untuk berkolaborasi.

b. Masing-masing pihak mengetahui kapabilitas satu sama lain.

c. Masing-masing pihak berbagi suatu tujuan dan menjaga visi bersama

selama proses kolaborasi menuju tercapainya tujuan bersama.

d. Masing-masing pihak memelihara pemahaman bersama atas suatu

persoalan yang dihadapi. Hal ini berarti harus terjadi diskusi mengenai

posisi kemajuan masing-masing.

Proses sharing meliputi tanggung jawab bersama dalam partisipasi dan

pengambilan keputusan, sumberdaya bersama, dan akuntabilitas bersama atas

hasil baik berupa penghargaan atau kekurangan, percaya satu sama lain.

Sharing tidak berarti persamaan. Pihak yang berbeda mungkin memiliki porsi

keterlibatan yang berbeda, sesuai dengan peran dan komitmennya.

3. Sebagai sebuah proses, kolaborasi membutuhkan pengaturan atas sejumlah

langkah dasar yaitu:

a. Identifikasi pihak-pihak yang terkait dan libatkan mereka bersama.

b. Definisi dari ruang lingkup kolaborasi dan hasil yang diharapkan

c. Definisi struktur kolaborasi, meliputi kepemimpinan, peran, tanggung

jawab, kepemilikan dari aset yang dihasilkan.

d. Identifikasi resiko dan pengukuran atas rencana kontigensi .

e. Membangun komitmen untuk berkolaborasi.

13

Page 8: BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-anggaindra-34483-3... · Supply Chain Management ... menjelaskan bahwa EAP

4. Kolaborasi membutuhkan “ruang kolaborasi” yaitu sebuah lingkungan yang

mendukung dan memfasilitasi proses kolaborasi. Karakteristik dan sifat dasar

dari ruang ini bergantung dari bentuk kolaborasi. Kolaborasi dapat

berlangsung dalam waktu yang bersamaan (synchronous collaboration) atau

dalam waktu yang berbeda (asynchronous collaboration). Kolaborasi juga

dapat terjadi dalam waktu yang sama (collocated collaboration), atau dalam

tempat berbeda (remote atau virtual collaboration). Remote Collaboration

merupakan kejadian yang paling relevan dalam collaborative network, yang

dapat terjadi dalam interaksi synchronous maupun asynchronous.

5. Poin utama kesulitan dalam kolaborasi meliputi :

a. Sumberdaya, kepemilikan dan sharing sumberdaya merupakan kesulitan

yang umum. Baik sumberdaya yang dibawa oleh anggota, maupun

sumberdaya yang diperoleh dari koalisi ketika menjalankan suatu task.

b. Penghargaan, Menemukan cara yang adil dalam menentukan kontribusi

individual dalam penciptaan suatu kekayaan intelektual merupakan

persoalan yang lebih harus diperhitungkan. Penciptaan kekayaan

intelektual tidak secara linear berkaitan dengan proporsi investasi yang

dikeluarkan oleh masing-masing pihak. Hal yang mendasar dalam

persoalan ini adalah kebutuhan dalam mencapai persepsi bersama atas

nilai yang ditukarkan, yang membutuhkan definisi dari model manfaat dan

sistem insentif, berdasarkan sistem nilai yang disepakati.

c. Komitmen, ketika ada hambatan yang menghadang kolaborasi setiap pihak

harus menanggapi dengan sungguh-sungguh, menghadapi konsekuensinya

bersama.

d. Tanggung jawab. Fenomena umum dalam usaha yang dilakukan secara

kolektif adalah ketidakjelasan tanggungjawab. Keberhasilan kolaborasi

bergantung pada pembagian tanggung jawab, baik selama proses

pencapaian tujuan, maupun pertanggung jawaban setelah kolaborasi

berakhir.

14

Page 9: BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-anggaindra-34483-3... · Supply Chain Management ... menjelaskan bahwa EAP

Keseluruhan persoalan tersebut harus diposisikan melalui sekumpulan pekerjaan

bersama dan kesamaan prinsip. Terlepas dari berbagai kesulitan yang telah

didefinisikan sebelumnya, faktor yang memotifasi adalah harapan untuk dapat

mencapai hasil yang tidak dapat dicapai jika dilakukan sendiri.

II.5 Enterprise Architecture Planning

II.5.1 Definisi

Enterprise Architecture Planning (EAP) adalah proses mendefinisikan arsitektur

untuk pemanfaatan informasi sebagai pendukung bisnis dan sebagai rencana

untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut (Spewak, 1993).

Ada 3 (tiga) frase kunci dari definisi EAP, yaitu arsitektur, proses mendefinisikan,

dan rencana. Arsitektur, dalam konteks ini, dapat berbentuk seperti blueprint,

gambar, atau model. Dalam EAP, arsitektur mendefinisikan dan menjelaskan data,

aplikasi, dan teknologi yang dibutuhkan dalam mendukung bisnis. Sedangkan

proses mendefinisikan, menjelaskan bahwa EAP tidak merancang, tetapi

mendefinisikan. EAP tidak merancang sistem, atau merancang database, atau

jaringan. Tahap perancangan dan implementasi dimulai setelah proses definisi

EAP selesai dilaksanakan. Frase ketiga yang penting dalam EAP adalah rencana.

Arsitektur sendiri dapat menyediakan definisi, standar, dan ide yang berguna.

Akan tetapi, arsitektur tanpa rencana, biasanya akan berakhir tanpa implementasi.

Tim yang melakukan EAP harus senantiasa menanamkan di pikirannya bahwa

produk akhir dari EAP adalah rencana jangka panjang untuk

mengimplementasikan arsitektur yang dibuat (Spewak, 1993).

II.5.2 Manfaat EAP

Berikut beberapa manfaat dari EAP (Spewak, 1993):

1. EAP fokus pada penggunaan teknologi strategis untuk pengelolaan data

sebagai aset.

2. Meningkatkan pemahaman terhadap bisnis dengan adanya dokumentasi yang

baik.

15

Page 10: BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-anggaindra-34483-3... · Supply Chain Management ... menjelaskan bahwa EAP

3. Model dapat digunakan untuk menjelaskan bisnis dan menilai dampak dari

perubahan bisnis.

4. Dapat lebih responsif dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

5. Arsitektur dapat mengeliminasi antarmuka yang kompleks dan mahal antar

sistem.

6. Keputusan manajemen di seluruh area fungsional akan berbasis pada data

yang terbaru dan akurat, yang dapat membawa berbagai perbaikan dan

penghematan.

II.5.3 Zachman Framework

Zachman Framework mendefinisikan sebuah framework atas 6 (enam) level

arsitektur, yang dimulai dari level konseptual, ballpark view (planner) dan

owner’s view. Dilanjutkan dengan designer’s view, builder’s view, out-of-context

view, serta functioning system.

Zachman Framework membagi dengan jelas tiga jenis arsitektur, yaitu data,

fungsi (aplikasi), dan jaringan (teknologi). Gambar II.2 menjelaskan secara

singkat tentang Zachman Framework.

II.5.4 Komponen EAP

EAP menggunakan dua level teratas dari Zachman Framework, yaitu perspektif

perencana (ballpark/planner view), dan perspektif pemilik (owner’s view).

Perancangan sistem dimulai dari level selanjutnya (designer’s view), yang tidak

termasuk dalam lingkup EAP. Zachman Framework tidak menjelaskan bagaimana

cara mendefinisikan dua level tersebut atau bagaimana mengimplementasikan

arsitektur tersebut. Gambar II.3 menunjukkan tujuh komponen atau fase dari EAP

(Spewak, 1993), yang menjelaskan bagaimana cara mendefinisikan rencana dan

arsitektur.

16

Page 11: BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-anggaindra-34483-3... · Supply Chain Management ... menjelaskan bahwa EAP

Gambar II.2 Zachman Framework

17

Page 12: BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-anggaindra-34483-3... · Supply Chain Management ... menjelaskan bahwa EAP

Planning Initiation

Current System & Technology

Business Modeling

Data Architecture

Application Architecture

Technology Architecture

Implementation / Migration Plans

Layer 1

Layer 2

Layer3

Layer4

Gambar II.3 Komponen EAP

Layer 1 -- Persiapan

Hasil yang didapat dari tahap ini adalah lingkup dan tujuan dari penerapan EAP

serta mendapatkan dukungan dari pihak manajemen eksekutif.

Layer 2 – Kondisi Saat Ini

Hasil yang didapat dari tahap ini adalah basis pengetahuan tentang bisnis dan

informasi yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis serta informasi tentang

dukungan teknologi dan sistem informasi yang saat ini digunakan dalam bisnis.

Layer 3 – Tujuan ke Depan

Hasil yang didapat dari tahap ini adalah:

1. Data yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis.

Arsitektur data terdiri atas sekumpulan entitas data yang memiliki atribut dan

hubungan dengan entitas data yang lain. Entitas adalah setiap orang, tempat,

konsep, sesuatu, atau kegiatan yang memiliki arti (informasi) dalam konteks

bisnis.

2. Aplikasi yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis.

Arsitektur aplikasi bukanlah rancangan dari sistem atau analisis detaul

kebutuhan dari sistem, akan tetapi aplikasi apa yang dapat mengelola data dan

menyediakan informasi bagi orang-orang yang menjalankan bisnis.

3. Platform teknologi yang dibutuhkan untuk menyediakan lingkungan untuk

aplikasi. Arsitektur teknologi bukanlah analisis detail kebutuhan atau

18

Page 13: BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-anggaindra-34483-3... · Supply Chain Management ... menjelaskan bahwa EAP

rancangan jaringan dan perangkat lunak enteprise, akan tetapi teknologi apa

yang dapat mendukung bisnis di dalam lingkungan yang berbagi informasi.

Layer 4 – Cara Mencapai Tujuan

Hasil yang didapat dari tahap ini adalah cara implementasi aplikasi, jadwal

implementasi, analisis biaya/keuntungan, serta cara migrasi.

II.6 ARCON Modeling Framework

Visi dari ARCON (A Reference model for Collaborative Networks) adalah

mengembangkan sebuah representasi abstrak yang generik untuk memahami

entitas-entitas yang terlibat dan hubungan yang signifikan antar entitas tersebut

(Matos dan Afsarmanesh, 2008).

Ada tiga perspektif dalam pemodelan ARCON, yaitu: daur hidup, karakteristik

lingkungan, dan level abstraksi model. Gambar II.4 adalah framework pemodelan

ARCON dengan tiga perspektifnya (Matos dan Afsarmanesh, 2008).

Gambar II.4 Framework Pemodelan ARCON

19

Page 14: BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-anggaindra-34483-3... · Supply Chain Management ... menjelaskan bahwa EAP

II.6.1 Perspektif Daur Hidup

Berikut adalah tahapan daur hidup yang umum pada collaborative networked

organization (CNO), diperlihatkan pada gambar II.5.

Tahapan daur hidup CNO (Matos dan Afsarmanesh, 2008) yaitu:

1. Creation

Tahap ini dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu:

a. Inisiasi dan Perekrutan, mencakup perencanaan strategi dan inisialisasi

inkubasi dari CNO.

b. Pembentukan, mencakup konstitusi dan start up CNO.

2. Operation

Merupakan tahap yang paling penting, yaitu tahapan ketika CNO beroperasi

untuk mencapai tujuannya. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini berbeda

antara satu CNO dengan CNO yang lain, tergantung dari tipe CNO-nya.

3. Evolution

Selama tahap operation pada CNO, menjadi penting untuk melakukan

beberapa perubahan pada CNO, misalnya keanggotaannya, hubungan

strukturalnya, peran dari tiap partisipan, dan lain-lain. Oleh karena itu,

dibutuhkan suatu penyesuaian atau proses evolusi secara simultan pada tahap

operation.

4. Dissolution

CNO yang dibuat untuk jangka pendek seperti Virtual Organization (VO)

akan dibubarkan setelah mencapai tujuannya.

5. Metamorphosis

Untuk CNO yang dibuat untuk jangka panjang, pembubarannya berbeda

dengan CNO jangka pendek. Biasanya, dari pada dibubarkan, CNO

mengalami tahapan metamorfosis, yaitu ketika bentuk umum dan atau tujuan

dari CNO tersebut berevolusi atau berubah.

20

Page 15: BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-anggaindra-34483-3... · Supply Chain Management ... menjelaskan bahwa EAP

Gambar II.5 Tahap Daur Hidup CNO

II.6.2 Perspektif Karakteristik Lingkungan

Terdapat dua aspek karakterisik lingkungan yaitu elemen internal (endogenous

elements) dan interaksi dengan lingkungan sekitar (exogenous interactions).

1. Endogenous Elements

Aspek ini bertujuan untuk mengabstraksikan karakteristik CNO dari dalam

dengan cara mengidentifikasi elemen-elemen yang dapat menggambarkan dan

merepresentasikan sebuah CNO. Terdapat empat buah dimensi untuk dapat

menggambarkan karakteristik internal CNO dengan baik (Matos dan

Afsarmanesh, 2008), yaitu:

a. E1 – Dimensi Struktural

Merupakan struktur/komposisi dari elemen-elemen konstitusi CNO, yaitu

partisipan dari CNO dan hubungan antar partisipan, termasuk pula peran

dari tiap partisipan.

b. E2 – Dimensi Komponensial

Dimensi ini mencakup elemen-elemen yang terdiri atas elemen individual

baik yang tangible maupun intangible di dalam CNO, seperti elemen

manusia, software, hardware, serta informasi dan pengetahuan. Tidak

semua elemen ini berbentuk fisik atau tangible, beberapa dalam bentuk

konseptual, seperti pengetahuan yang ada di CNO.

21

Page 16: BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-anggaindra-34483-3... · Supply Chain Management ... menjelaskan bahwa EAP

c. E3 – Dimensi Fungsional

Dimensi ini mencakup fungsi/operasi dasar yang berjalan atau didukung

oleh CNO serta aliran proses di CNO. Selain itu, juga mencakup

metodologi dan prosedur yang berlaku di CNO.

d. E4 – Dimensi Tingkah Laku

Dimensi ini mencakup prinsip, kebijakan, dan aturan tata kelola yang

mengatur atau membatasi perilaku CNO dan partisipannya, misalnya

prinsip kolaborasi, prinsip kepercayaan, kontrak, aturan main, kebijakan

penyelesaian konflik, dan sebagainya.

2. Exogenous Interactions

Aspek ini bertujuan untuk menggambarkan representasi abstrak dari CNO

dilihat dari luar CNO. Tujuannya disini bukan untuk memodelkan lingkungan

sekitar dari CNO, akan tetapi fokus pada interaksi antara CNO dan lingkungan

sekitarnya. CNO secara keseluruhan dapat berinteraksi, mempengaruhi, atau

dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya konsumen, pesaing, institusi

eksternal, calon partner baru. Terdapat empat buah dimensi untuk dapat

menggambarkan interaksi CNO dengan lingkungan sekitarnya dengan baik

(Matos dan Afsarmanesh, 2008), yaitu:

a. I1 – Dimensi Market

Dimensi ini terkait dengan interaksi CNO dengan konsumen dan pesaing.

Aspek yang terkait dengan konsumen mencakup elemen-elemen seperti

transaksi dan kontrak, pemasaran dan branding, dan lain-lain. Sedangkan

aspek yang terkait dengan pesaing mencakup elemen-elemen seperti

positioning pasar, strategi pasar, kebijakan, dan lain-lain.

b. I2 – Dimensi Dukungan

Dimensi ini terkait dengan layanan pendukung yang disediakan oleh pihak

ketiga (di luar CNO), misalnya layanan sertifikasi, layanan audit, layanan

22

Page 17: BAB II KAJIAN TERKAIT II.1 Pertanian - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-anggaindra-34483-3... · Supply Chain Management ... menjelaskan bahwa EAP

23

asuransi, layanan pelatihan, layanan akuntansi, dan pembinaan dari pihak

eksternal.

c. I3 – Dimensi Masyarakat

Dimensi ini terkait dengan interaksi antara CNO dengan masyarakat

umum. Walaupun dimensi ini dapat menjadi sangat luas, idenya adalah

untuk menggambarkan dampak atau dampak potensial dari CNO ke

masyarakat, misalnya dampaknya terhadap ketenagakerjaan, ketahanan

ekonomi suatu wilayah tertentu, daya tarik terhadap investasi baru, serta

elemen-elemen masyarakat yang dapat mempengaruhi perkembangan

CNO seperti isu hukum, keputusan badan publik, dan tingkat pendidikan.

d. I4 – Dimensi Konstitusi

Dimensi ini terkait dengan interaksi antara CNO dengan calon partisipan

CNO yang potensial, misalnya interaksi dengan organisasi-organisasi yang

bukan bagian dari CNO tetapi menarik perhatian dari CNO. Oleh karena

itu, dimensi ini mencakup ketahanan dari CNO, faktor daya tarik CNO,

aturan bergabung, dan kebijakan pemasaran bagi partisipan.

II.6.3 Perspektif Level Abstraksi

ARCON dibagi menjadi tiga level abstraksi (Matos dan Afsarmanesh, 2008),

yaitu:

1. General Representation Layer – mencakup konsep dan relasi antar partisipan

yang paling umum untuk semua jenis CNO, yang tidak tergantung domain

aplikasi dari CNO.

2. Spesific Modeling Layer – model yang lebih detail yang fokus pada suatu

domain aplikasi tertentu.

3. Implementation Modeling Layer – merepresentasikan model CNO yang

konkrit.