BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem …repository.ump.ac.id/4439/3/BAB...

12
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem Solving Ada beberapa macam strategi pemecahan masalah salah satunya adalah IDEAL problem solving. Model ini dikenalkan oleh Bransford dan Stein sebagai model penyelesaian masalah yang mampu meningkatkan keterampilan berpikir dan meningkatkan keterampilan dalam proses penyelesaian masalah. IDEAL Problem Solving didesain untuk membantu mengidentifikasi dan memahami bagian-bagian yang berbeda dari penyelesaian masalah,masing-masing huruf melambangkan komponen penting dalam proses penyelesaian masalah. IDEAL adalah singkatan dari identifi the problem,define the problem,explore the solution, act on the strategy, look back and evaluate the effect (Susiana,2010). MenurutWena (2009) Strategi pembelajaran IDEAL Problem solving terdiridari lima tahap pembelajaran,yaitu identify the problem (Identifikasi masalah), define the problem (mendefinisikan masalah), explore the solution (mencari solusi),act on the strategy (melaksanakan stategi), look back and evaluate the effect (mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh). 1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan tahapan awal dari strategi ini.Dalam tahapan ini guru membimbing siswa untuk memahami aspek- aspek permasalahan, seperti membantu untuk mengembangkan/menganalisis permasalahan,mengajukan pertanyaan,mengembangkan hipotesis-hipotesis. 2. Mendefinisikan Masalah Dalam tahap ini kegiatan guru meliputi membantu dan membimbing siswa melihat hal/data/variabel yang sudah diketahui dan hal yang belum diketahui dan hal yang belum diketahui,mencari berbagai 6 Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017

Transcript of BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem …repository.ump.ac.id/4439/3/BAB...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem …repository.ump.ac.id/4439/3/BAB II.pdfMelalui konsepnya yang dikenal dengan “struktur intelektual”, Guilford menyebutkan

6

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Pembelajaran IDEAL Problem Solving

Ada beberapa macam strategi pemecahan masalah salah satunya adalah

IDEAL problem solving. Model ini dikenalkan oleh Bransford dan Stein

sebagai model penyelesaian masalah yang mampu meningkatkan

keterampilan berpikir dan meningkatkan keterampilan dalam proses

penyelesaian masalah. IDEAL Problem Solving didesain untuk membantu

mengidentifikasi dan memahami bagian-bagian yang berbeda dari

penyelesaian masalah,masing-masing huruf melambangkan komponen

penting dalam proses penyelesaian masalah. IDEAL adalah singkatan dari

identifi the problem,define the problem,explore the solution, act on the

strategy, look back and evaluate the effect (Susiana,2010).

MenurutWena (2009) Strategi pembelajaran IDEAL Problem solving

terdiridari lima tahap pembelajaran,yaitu identify the problem (Identifikasi

masalah), define the problem (mendefinisikan masalah), explore the solution

(mencari solusi),act on the strategy (melaksanakan stategi), look back and

evaluate the effect (mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh).

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan tahapan awal dari strategi

ini.Dalam tahapan ini guru membimbing siswa untuk memahami aspek-

aspek permasalahan, seperti membantu untuk

mengembangkan/menganalisis permasalahan,mengajukan

pertanyaan,mengembangkan hipotesis-hipotesis.

2. Mendefinisikan Masalah

Dalam tahap ini kegiatan guru meliputi membantu dan

membimbing siswa melihat hal/data/variabel yang sudah diketahui dan

hal yang belum diketahui dan hal yang belum diketahui,mencari berbagai

6

Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017

Page 2: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem …repository.ump.ac.id/4439/3/BAB II.pdfMelalui konsepnya yang dikenal dengan “struktur intelektual”, Guilford menyebutkan

7

informasi,menyaring berbagai informasi yang ada dan akhirnya

merumuskan permasalahan.

3. Mencari Solusi

Dalam tahapan ini kegiatan guru alaham membantu dan

membimbing siswa mencari berbagai alternatif pemecahan

masalah,melihat alternatif pemecahan masalah dari berbagai sudut

pandang dan akhirnya memilih satu alternatif pemecahan masalah yang

paling tepat.

4. Melaksanakan Strategi

Melakukan langkah-langkah pemecahan masalah sesuai dengan

alternatif yang telah dipilih.dalam tahap ini siswa dibimbing secara tahap

demi tahap dalam melakukan pemecahan masalah.

5. Mengkaji Kembali dan Mengevaluasi Pengaruh.

Dalam tahap ini guru adalah membimbing siswa

melihat/mengoreksi kembali cara-cara pemecahan masalah yang telah

ditentukan,apakah sudah benar,sudah sempurna,atau sudah lengkap.

Disamping itu,siswa juga dibimbing untuk melihat pengaruh srtategi

yang digunakan dalam pemecahan masalah.

Tabel 1.1 Sintak pembelajaran IDEAL problem solving

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Identifikasi

masalah

Memberikan permasalahan

Membimbing siswa

mengembangkan/menganalisis

permasalahan dengan

mengajukan pertanyaan.

Membimbing siswa

mengembangkan hipotesis

Memahami permasalahan secara

umum

Mengembangkan/Menganalisis

permasalahan

Mengembangkan hipotesis

Mendefinisikan

masalah

Membimbing siswa melihat

data/variabel yang sudah

diketahui maupun belum

diketahui.

Membimbing siswa mencari

dan menelusuri berbagai

Mencermati data/Variabel yang

sudah diketahui maupun belum

diketahui

Mencari dan menelusuri

berbagai informasi dari berbagai

sumber

Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017

Page 3: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem …repository.ump.ac.id/4439/3/BAB II.pdfMelalui konsepnya yang dikenal dengan “struktur intelektual”, Guilford menyebutkan

8

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

informasi dari berbagai sumber.

Membimbing siswa melakukan

penyaringan berbagai informasi

yang telah terkumpul

Membimbing siswa melakukan

perumusan masalah

Melakukan penyaringan

berbagai informasi yang

terkumpul

Merumuskan masalah

Mencari Solusi Membimbing siswa mencari

berbagai alternatif pemecahan

masalah

Membimbing siswa mengkaji

setiap alternatif pemecahan

masalah dari berbagai sudut

pandang.

Membimbing siswa mengambil

keputusan untuk memilih salah

satu alternatif pemecahan

masalah yang paling tepat.

Mencari berbagai alternatif

pemecahan masalah

Melakukan pengkajian terhadap

setiap alternatif penyelesaian

masalah dari berbagai sudut

pandang.

Memutuskan memilih satu

alternatif pemecahan masalah.

Melaksanakan

strategi

Membimbing siswa

melaksanakan pemecahan

masalah secara bertahap

Melaksanakan pemecahan

masalah secara bertahap

Mengkaji kembali

dan mengevaluasi

pengaruh

Membimbing siswa

meliaht/mengoreksi kembali

cara-cara pemecahan masalah

Membimbing siswa

melihat/mengkaji pengaruh

strategi yang digunakan dalam

pemecahan masalah.

Melihat/mengoreksi kembali

cara-cara pemecahan masalah

Melihat/mengkaji pengaruh

strategi yang digunakan dalam

pemecahan masalah.

B. Kemampuan Berpikir Kreatif

Kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang

baru,sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang

diterapkan dalam memecahkan masalah,atau sebagai kemampuan untuk

melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada

sebelumnya(Munandar,2009).

Menurut Munandar (2009) bahwa berpikir kratif divergen (juga disebut

berfikir kreatif) ialah memberikan macam-macam kemungkinan jawaban

Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017

Page 4: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem …repository.ump.ac.id/4439/3/BAB II.pdfMelalui konsepnya yang dikenal dengan “struktur intelektual”, Guilford menyebutkan

9

berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman

jumlah dan kesesuaian.

Melalui konsepnya yang dikenal dengan “struktur intelektual”, Guilford

menyebutkan adanya dua kemampuan berpikir yaitu berpikir konvergen dan

berpikir divergen.Kemampuan berfikir konvergen (convergent thinking)atau

penalaran logis menunjukan pada pemikiran yang menghasilkan satu jawaban

dan mencirikan jenis pemikiran berdasarkan tes intelegensi

standar.kemampuan berfikir divergen(divergent thinking) merujuk pada

pemikiran yang menghasilkan banyak jawaban atas pertanyaan yang sama

dan lebih.Sehingga perlu adanya kemampuan berpikir divergen untuk

mewujudkan kreativitas siswa.Sedangkan berpikir adalah proses mengolah

dan memanipulasi informasi untuk memenuhi suatu kebutuhan atau

memberikan respon(Desmita,2009).

Seseorang yang memiliki kreativitas selain sebagai pemikir yang

konvergen atau intelegensi (memperoleh pengetahuan dan pengembangan

keterampilan) juga sebagai pemikir yang divergen yang mampu

memgabungkan unsur-unsur dengan cara tidak lazim dan tidak

terduga.Menurut Guilfod bahwa proses berpikir divergen yaitu proses

berpikir menyebar dengan penekan pada segi keragaman jumlah dan

kesesuaian(Satiadarma,2003).Treffinger menyatakan bahwa seseorang yang

kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan.Rencana inovatif serta

produk orisinil mereka telah dipikirkan dengan matang terlebih

dahulu,dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan

implikasinya (Munandar,2009).

Setiadarma(2003) menyatakan bahwa terdapat empat tahap untuk

melatih dan meningkatkan berpikir kreatif siswa: 1) menghapus

sumbatan/hambatan berpikir kreatif pada siswa, 2) membuat mereka sadar

akan kealamian proses yang kreatif, 3) memperkenalkan dan mempraktekan

startegi pemikiran yang kreatif, 4) menciptakan lingkungan kreatif. Proses

berpikir kreatif seseorang dipengaruhi juga oleh pribadi yang kreatif yang

akan mendorong dari dalam untuk berkreasi.Menurut carl Roges tiga kondisi

Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017

Page 5: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem …repository.ump.ac.id/4439/3/BAB II.pdfMelalui konsepnya yang dikenal dengan “struktur intelektual”, Guilford menyebutkan

10

dari pribadi yang kreatif ialah: a) keterbukaan terhadap pengalaman, b)

kemampuan untuk menilai situasi dengan patokan pribadi seseorang(internal

locus of evaluation), c) kemampuan untuk bereksperimen,untuk”beriman”

dengan konsep-konsep (Munandar,2009).

Menurut Munandar (2009) mengacu pada tes dari Torrance (Torrance

Test of Creative Thinking: TTCT) untuk mengukur kemampuan berpikir

kreatif meliputi kelancaran, kelenturan, orisinalitas dan

elaborasi(perinci).Berpikir lancar (fluency)yaitu menghasilkan banyak

gagasan/ jawaban yang relevan dan arus pemikiran lancar.Berpikir luwes

(flesibility), yaitu menghasilkan gagasan yang seragam, mampu mengubah

cara atau pendekatan, dan arah pemikiran yang berbeda-beda.Berpikir orisinil

(originality) yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim, lain dari yang lain,

yang jarang diberikan banyak orang.Berpikir terperinci (elaboration), yaitu:

mengembangkan,menambah, memperkaya suatu gagasan dan memperinci

detail-detail serta memperluas suatu gagasan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

kemampuan berpikir kreatif adalah keterampilan yang dimiliki seseorang

untuk menemukan ide penyelesaian atau solusi terhadap suatu masalah

matematika yang mencakup aspek fluency, fleksibelity, originality, dan

elaboration.

Dalam penelitian ini indikator yang dipakai untuk mengukur

kemampuan berpikir kreatif siswa mengacu pada pendapat Munandar yang

meliputi fluency, fleksibelity, originality, dan elaboration, yaitu :

a. Berpikir lancar (fluency)yaitu siswa mampu menyelesaiakan masalah

matematika dengan banyak jawaban benar.

b. Berpikir luwes (flexibility) yaitu siswa mampu menyelesaiakan masalah

matematika dengan beberapa cara penyelesaian

c. Berpikir orisinil (originality) yaitu siswa mampu menyelesaikan masalah

matematika dengan idenya sendiri

d. Berpikir terperinci (elaboration) yaitu siswa mampu menyelesaikan

masalah matematika dengan cara terperinci.

Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017

Page 6: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem …repository.ump.ac.id/4439/3/BAB II.pdfMelalui konsepnya yang dikenal dengan “struktur intelektual”, Guilford menyebutkan

11

C. Percaya diri

Percaya diri adalah sikap positif individu yang memmampukan dirinya

untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun

terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya (Rini,2002).Percaya diri

merupakan bagian dari alam bawah sadar dan tidak berpengaruh oleh

argumentasi yang rasional.Siswa hanya terpengaruh sifat-sifat rasionaldan

perasaan.Maka untuk membangun percaya diri diperlukan alat yang sama

yaitu emosi,perasaan dan imajinasi yang positif akan meningkatkan percaya

diri.Seseorang dikatakan memilikisikap percaya diri apabila ia percaya pada

kemampuannya sendiri, tidak mengharapkan pertolonganorang lain, tidak

ragu-ragu dalam mengerjakan suatu tugas dan tidak sombong pada

kemampuan diri sendiri.salah satu kunci utama sukses seseorang adalah ada

tidaknya rasa percaya diri.Berkembangnya rasa percaya diri atau citra diri

yang positif dalam diri anak sangatlah penting untuk kebahagiaan dan

kesuksesan mereka (Leman,2000).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

percaya diri memiliki sifat emosi,perasaan dan imajinasi.Siswa yang memiliki

emosi,perasaan dan imajinasi akan meningkatkan percaya diri. Siswa yang

memiliki percaya diri akan memandang dirinya positif dan membangun

kemampuannya dalam meningkatkan percaya diri untuk meraih kebahagiaan

dan kesuksesan.

Percaya diri memiliki sifat-sifat antara lain: 1) bersifat lebih

independen atau tidak terlalu tergantung orang lain, 2) mampu memikul

tangggung jawab yang diberikan, 3) menghargai usaha sendiri 4) tidak mudah

mengalami rasa putus asa, 5) mampu menerima tantangan atau tugas baru, 6)

memiliki emosi yang lebih hidup tetapi stabil, 7) mudah berkomunikasi dan

membantu orang lain.

Margono (2005) membagi rasa percaya diri sesorang terhadap

matematika menjadi tiga komponen. Tiga komponen yang dimaksud antara

lain sebagai berikut :

Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017

Page 7: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem …repository.ump.ac.id/4439/3/BAB II.pdfMelalui konsepnya yang dikenal dengan “struktur intelektual”, Guilford menyebutkan

12

1. Kepercayaan terhadap pemahaman dan kesadaran diri terhadap

kemampuan matematikanya, yaitu dalam menghadapi kegagalan atau

keberhasilan dan dalam bersaing dan dibandingkan dengan teman-

temannya.

2. Kemampuan untuk menentukan secara realistik sasaran yang ingin

dicapai dan menyusun rencana aksi sebagai usaha untuk meraih sasaran

yang telah ditentukan, yaitu tahu keterbatasan diri dalam menghadapi

persaingan dengan teman-temannya dan tahu keterbatasan diri dalam

menghadapi matematika.

3. Kepercayaan terhadap matematika itu sendiri, yaitu matematika sebagai

sesuatu yang abstrak, matematika sebagai sesuatu yang sangat bergun,

matematika sebagai suatu seni, intuisi, analisis, dan rasional, serta

matematika sebagai kemampuan bawaan.

Pendapat Margono tentang indikator percaya diri dapat disajikan dalam

tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1Indikator Percaya Diri

No Faktor Indikator

1 Kepercayaan terhadap pemahaman dan

kesadaran diri terhadap kemampuan

matematikanya

a. Percaya diri dalam menghadapi

kegagalan dan keberhasilan.

b. Percaya diri dalam bersaing dan

dibandingkan dengan teman-

temannya.

2 Kemampuan untuk menentukan secara

realistik sasaran yang ingin dicapai

dan menyusun rencana aksi sebagai

usaha untuk meraih sasaran yang telah

ditentukan

a. Tahu keterbatasan diri dalam

menghadapi persaingan dengan

teman-temannya.

b. Tahu keterbatasan diri dalam

menghadapi matematika.

3 Kepercayaan terhadap matematika itu

sendiri (matematika sebagai ilmu)

a. Matematika sebagai sesuatu yang

abstrak.

b. Matematika sebagai sesuatu yang

sangat berguna.

c. Matematika sebagai suatu seni,

analitis, dan rasional.

d. Matematika sebagai suatu

kemampuan bawaan.

Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017

Page 8: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem …repository.ump.ac.id/4439/3/BAB II.pdfMelalui konsepnya yang dikenal dengan “struktur intelektual”, Guilford menyebutkan

13

Percaya diri memiliki ciri-ciri antara lain: 1) Percaya akan kemampuan

sendiri sehingga tidak membutuhkan pujian,pengakuan,penerimaan atau rasa

hormat dengan orang lain. 2) Tidak tendorong untuk menunjukkan sifat

konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok. 3) Berani menerima

dan menghadapai penolakan orang lain. 4) Memiliki pengendalian diri yang

baik atau emosi stabil. 5) Memiliki internal locus of control atau tergantung

dari usaha sendiri atau tidak mengharapkan bantuan orang lain. 6) Memiliki

cara pandang yang positif terhadap diri sendiri. 7) Memiliki harapan yang

realistik terhadap diri sendiri. (Rini,2002).

Berdasarkan uraian diatas, maka diambil 8 indikator menurut yang

digunakan untuk meningkatkan percaya diri siswa dalam belajar matematika

yaitu 1) Percaya diri dalam menghadapi kegagalan dan keberhasilan. 2)

Percaya diri dalam bersaing dan dibandingkan dengan teman-temannya

bersifat lebih independen atau tidak terlalu tergantung orang lain.3) Tahu

keterbatasan diri dalam menghadapi persaingan dengan teman-temannya. 4)

Tahu keterbatasan diri dalam menghadapi matematika.5) Matematika sebagai

sesuatu yang abstrak. 6) Matematika sebagai sesuatu yang sangat berguna. 7)

Matematika sebagai suatu seni, analitis, dan rasional. 8) Matematika sebagai

suatu kemampuan bawaan.Untuk kedelapan sifat-sifat diatas diukur dengan

menggunakan lembar angket.

D. Materi Pembelajaran

Kompetensi Inti (KI)

1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya

diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata

Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017

Page 9: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem …repository.ump.ac.id/4439/3/BAB II.pdfMelalui konsepnya yang dikenal dengan “struktur intelektual”, Guilford menyebutkan

14

4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,

dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan

sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

2.1. Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik dan kreatif, konsisten dan

teliti,bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam

memecahkan masalah.

2.2. Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri dan ketertarikan pada

matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan

matematika, yang terbentuk melalui pengalaman belajar

3.1 Memahami teknik penyajian data dua variabel menggunakan

tabel,grafik batang, diagram lingkaran dan grafiik dengan komputer

menganalisis hubungan antara dua variabel

4.1. Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata

yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel

Indikator Pencapaiannya:

3.1.3 Kelancaran dalam memahami sistem persamaan linear dua

variabel

3.1.4 Kelancaran dalam memahami penyelesaian sistem persamaan

linear dua variabel menggunakan metode grafik dan subtitusi

3.1.5 Mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda

yang berkaitan dengan penyelesaian sistem persamaan linear

dua variabel menggunakan metode grafik dan subtitusi

3.1.6 Kelancaran dalam memahami penyelesaian sistem persamaan

linear dua variabel menggunakan metode eliminasi dan

campuran antar eliminasi dan subtitusi

3.1.7 Mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda

yang berkaitan dengan penyelesaian sistem persamaan linear

Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017

Page 10: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem …repository.ump.ac.id/4439/3/BAB II.pdfMelalui konsepnya yang dikenal dengan “struktur intelektual”, Guilford menyebutkan

15

dua variabel menggunakan metode eliminasi dan campuran

antara eliminasi dan subtitusi

3.1.8 Kelancaran dalam memhamai penyelesaian sistem persamaan

linear dua variabel yang kooefisien berbentuk pecahan

3.1.9 Mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda

yang berkaitan dengan penyelesaian sistem persamaan linear

dua variabel yang kooefisiennya berbentuk pecahan

4.1.2 Mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda

yang berkaitan dengan model sistem persamaan linear dua

variabel

4.1.3 Mampu memperkaya gagasan yang baru dengan idenya sendiri

dan mengembangkan ide tersebut yang berkaitan dengan

sistem persamaan linear dua variabel.

4.1.4 Mampu memperkaya gagasan yang baru dengan idenya sendiri

dan mengembangkan ide tersebut yang berkaitan dengan

penyelesaian sistem grafik dan subtitusi

4.1.5 Mampu memperkaya gagasan yang baru dengan idenya sendiri

dan mengembangkan ide tersebut yang berkaitan dengan

penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel

menggunakan metode eliminasi dan campuran antara eliminasi

dan subtitusi

4.1.6 Mampu memperkaya gagasan yang baru dengan idenya sendiri

dan mengembangkan ide tersebut yang berkaitan dengan

penyelesaian sistem persamaan linae dua variabel yang

kooefisiennya berbentuk pecahan

E. Penelitian Relevan

Ada beberapapenelitian yang berkenaan dengan model

pembelajaran IDEAL problem solving dengan penelitian ini. Penelitian

yang dilakukan Dhany (2011) yaitu Pengembangan Perangkat

PembelajaranModel IDEAL problem solvingMateri Dimensi Tiga KelasX

Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017

Page 11: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem …repository.ump.ac.id/4439/3/BAB II.pdfMelalui konsepnya yang dikenal dengan “struktur intelektual”, Guilford menyebutkan

16

diperoleh bahwa perangkat pembelajaran matematika materi Dimensi tiga

kelas X yang dikembangkan berdasarkan model IDEAL problem solving

valid praktis dan efektif.

Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2014) yaitu Peningkatan

Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Model PembelajaranIDEAL

Problem SolvingBerbasis Project Based Learning. Dalam penelitianya

dapat diperoleh Implementasi model pembelajaran IDEALproblem

solving berbasis PBL dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah.

F. Kerangka Pikir

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa,dalam hal

ini kita tingkatkan dengan menggunakan pembelajaran IDEAL problem

solving karena dalam pembelajaran IDEAL problem solving meliputi

metode ceramah,tanya jawab, dan diskusi diharapkan siswa mengalami

perubahan.Indikator kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu berpikir

lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinil (Originality),

dan berpikir terperinci (elaboration). Selanjutnya tahap-tahap

pembelajaran IDEAL Problem solving antar lain 1) identifikasi masalah,

2) Mendefinisikan masalah, 3) Mencari solusi, 4) Melaksanakan strategi,

5) Mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh.

Tahap-tahap pembelajaran IDEAL problem solving adalah tahap

pertama identifikasi masalah dan tahap kedua mendefinisikan masalah,

pada kedua tahap ini akan meningkatkan indikator permasalah

kemampuan berpikir lancar, karena pada tahap ini membantu siswa untuk

dapat memunculkan gagasan-gagasannya secara lancar untuk dapat

memahami dan menyelesaikan masalah dalam penyelesaian yang

diharapkan. Tahapan ketiga yaitu mencari solusi, pada tahap ini dapat

meningkatkan indikator permasalahan kemampuan berpikir kreatif yang

kedua dan ketiga yaitu berpikir luwes dan berpikir orisinil, karena pada

tahap ini membantu siswa untuk dapat berpikir yang menghasilkan

Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017

Page 12: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem …repository.ump.ac.id/4439/3/BAB II.pdfMelalui konsepnya yang dikenal dengan “struktur intelektual”, Guilford menyebutkan

17

banyak alternatif jawaban untuk menyelesaiakan permasalahan dan siswa

dapat berpikir untuk mengungkapkan ide-ide mereka untuk memecahkan

masalah.

Selanjutnya pada tahapan keempat yaitu pelaksanaan startegi dan

tahapan kelima yaitu mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruhnya,

pada dua tahap ini akan meningkatkan indikator permasalahan

kemampuan berpikir kreatif yang keempat yaitu berpikir terperinci,

karena siswa dituntut untuk mengembangkan serta mengevaluasi dari

hasil yang diperoleh sendiri yang ditulis dengan proses berpikir kreatif

mereke sendiri. Dengan diberlakukannya pembelajaran IDEAL Problem

Solving diduga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Rawalo dalam pembelajaran matematika yang

diharapkan dapat tercapai.

G. HipotesisPenelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Melihat pengaruh model pembelajaran IDEAL Problem Solving terhadap

kemampuan berpikir kreatif siswa

b. Melihat pengaruh model pembelajaran IDEAL Problem Solving terhadap

percaya diri siswa

Pengaruh Model Pembelajaran…, Mohamad Itmam Maulana, FKIP, UMP, 2017