BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA...

27
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan model pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan (Wena, 2013 ). Menurut Tan (Rusman, 2013: 229) Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Trianto (2010: 90) mengemukakan model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Berdasarkan pendapat Bruner (Trianto, 2010: 91), bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Suatu konsekuensi logis, karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat digunakan pula memecahkan masalah- Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Transcript of BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

7

7

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Deskripsi Konseptual

1. Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan model pembelajaran

dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis

sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui

permasalahan-permasalahan (Wena, 2013 ). Menurut Tan (Rusman, 2013:

229) Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam

pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul

dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis,

sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan

mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

Trianto (2010: 90) mengemukakan model pembelajaran berbasis masalah

merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya

permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan

yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.

Berdasarkan pendapat Bruner (Trianto, 2010: 91), bahwa berusaha

sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang yang

menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.

Suatu konsekuensi logis, karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan

masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret,

dengan pengalaman tersebut dapat digunakan pula memecahkan masalah-

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

8

8

masalah serupa, karena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi

peserta didik.

Menurut Trianto (2010: 93), berbagai pengembang pengajaran

berdasarkan masalah telah memberikan karakteristik model pengajaran

berdasarkan masalah sebagai berikut (Krajcik, 1999; Krajcik, Blumenfeld,

Marx, & Soloway, 1994; Slavin, Maden, Dolan, & Wasik, 1992,1994;

Cognition & Technology Group at Vanderbilt, 1990).

a. Pengajuan pertanyaan atau masalah. Bukannya mengorganisasikan

pelajaran di seputar prinsip-prinsip atau kecakapan akademik tertentu,

pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan pengajaran pada

sejumlah pertanyaan, yang baik secara sosial maupun personal bermakna

bagi siswa. Mengajukan situasi kehidupan nyata autentik, menghindari

jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi

untuk situasi itu.

b. Berfokus pada keterkaitan antardisiplin. Meskipun pembelajaran berbasis

masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA,

matematika, dan ilmu-ilmu sosial), masalah yang akan diselidiki telah

dipilih yang benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa

meninjau masalah itu dari berbagai sudut disiplin ilmu.

c. Penyelidikan autentik. Pembelajaran berbasis masalah mengharuskan

siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian

nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan

mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

9

9

ramalan, mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen

(jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan.

Metode investigasinya sudah barang tentu, bergantung pada masalah

yang dikaji.

d. Menghasilkan produk dan memamerkannya. Pembelajaran berbasis

masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu, dalam

bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau

mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk

tersebut dapat berupa transkrip debat seperti pada pelajaran ”Roots and

Wings”. Produk tersebut dapat juga berupa laporan, model fisik, video

maupun program komputer. Karya nyata dan peragaan seperti yang akan

dijelaskan kemudian, direncanakan oleh siswa untuk mendemonstrasikan

kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang mereka pelajari dan

menyediakan suatu alternatif segar terhadap laporan tradisional atau

makalah.

e. Ada kolaborasi, implementasi PBL ditandai oleh adanya kerjasama antar

siswa satu sama lain, biasanya dalam pasangan siswa atau kelompok

kecil siswa. Bekerjasama akan memberikan motivasi untuk terlibat

secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas yang kompleks,

meningkatkan kesempatan untuk saling bertukar pikiran dan

mengembangkan inkuiri, serta melakukan dialog untuk mengembangkan

kecakapan sosial.

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

10

10

Sintaks dalam PBL meliputi:

a. Orientasi siswa kepada masalah.

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menguraikan kebutuhan logistik

(bahan dan alat) yang diperlukan bagi pemecahan masalah, memotivasi

siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang telah

dipilih siswa bersama guru, maupun yang telah dipilih sendiri oleh siswa.

b. Mendefinisikan masalah dan mengorganisasikan siswa untuk belajar.

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-

tugas siswa dalam belajar memecahkan masalah, menentukan tema,

jadwal, tugas dan lain-lain.

c. Memandu investigasi mandiri maupun investigasi kelompok.

Guru memotivasi siswa untuk membuat hipotesis, mengumpulkan

informasi data yang relevan dengan pemecahan masalah, melakukan

eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan solusi.

d. Mengembangkan dan mempresentasikan karya.

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang

relevan, misalnya membuat laporan, membantu berbagi tugas dengan

teman-teman dikelompoknya dan lain-lain, kemudian siswa

mempresentasikan karya sebagai bukti pemecahan masalah.

e. Refleksi dan penilaian.

Guru memandu siswa untuk melakukan refleksi, memahami kekuatan

dan kelemahan laporan mereka, mencatat dalam ingatan butir-butir atau

konsep penting terkait pemecahan masalah, menganalisis dan menilai

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

11

11

proses-proses dan hasil akhir dari investigasi masalah. Selanjutnya

mempersiapakan penyelidikan lebih lanjut terkait hasil pemecahan

masalah. (Arends, 2008: 57)

2. Think pair share

Strategi Think Pair Share(TPS) atau berpikir berpasangan berbagi

merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi Think Pair Shareini

berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama

kali dikembangkan oleh Frang Lyman (1985) dan koleganya di Universitas

Maryland yang menyatakan bahwa Think Pair Sharemerupakan suatu cara

yang efekif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan

asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk

mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan

dalam think pair sharedapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk

berpikir, untuk merespon, dan saling membantu.

Langkah-langkah strategi TPS. Menurut Trianto (2009) adalah:

a. Guru mengajukan pertanyaan atau problema yang terkait dengan

pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri. Proses think dimulai pada saat guru melakukan

demonstrasi untuk menggali konsep awal siswa. Pada tahap ini, siswa

diberi batasan waktu (think time) oleh guru untuk memikirkan

jawabannya secara individual terhadap pertanyaan yang diberikan.

Dalam penentuannya, guru harus mempertimbangkan pengetahuan dasar

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

12

12

siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Siswa berusaha

dengan kemampuan berpikirnya untuk mengungkapkan ide-ide yang

dimilikinya, sehingga dapat mengekspresikan, menginterpretasikan ide-

ide matematika baik secara lisan maupun tulisan.

b. Guru meminta para siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

mengenai apa yang telah difikirkan melalui pengamatan, eksplorasi, atau

prosedur penelitian. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat

menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau dapat

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi.

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan. Pada tahap ini, guru mengelompokan siswa secara

berpasangan. Kemudian, siswa mulai bekerja dengan pasangannya untuk

mendiskusikan mengenai jawaban atas permasalahan yang telah

diberikan oleh guru. Setiap siswa memilikikesempatan untuk

mendiskusikan berbagai kemungkinanjawaban secara bersama. Melalui

diskusi ini siswa dapat mengembangkan cara berpikirnya, dan saling

bertukar pikiran untuk memberikan gagasan satu sama lain lalu

mengembangkannya untuk mencari kesepakatan jawaban yang dianggap

paling benar.

c. Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan tersebut untuk berbagi

atau bekerjasama dengan kelas keseluruhan mengenai apa yang telah

dibicarakan.Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke

pasangan dan melanjutkannya sampai sekitar sebagian pasangan

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

13

13

mendapat kesempatan untuk melaporkan. Guru meminta pasangan-

pasangan tersebut untuk berbagi hasil pemikiran mereka dengan

pasangan lain atau dengan seluruh kelas. Langkah ini merupakan

penyempurnaan dari langkah-langkah sebelumnya, dalam arti bahwa

langkah ini menolong agar semua kelompok menjadi lebih memahami

mengenai pemecahan masalah yang diberikan berdasarkan penjelasan

kelompok yang lain. Hal ini juga agar siswa benar-benar mengerti ketika

guru memberikan koreksi maupun penguatan di akhir pembelajaran.

3. PBL dengan Strategi TPS

PBL adalahmodel pembelajaran yang dimulai dengan memberikan

masalah kepada siswa, dimana masalah yang diberikan merupakan masalah

yang berkaitan dengan permasalahan dunia nyata, selanjutnya siswa

memecahkan masalah dengan diskusi kelompok. Dalam melaksanakan

diskusi kelompok terkadang siswa masih tidak terlibat aktif dalam

pembelajaran sehingga perlu dilakukan alternatif agar pembelajaran dapat

berlangsung dengan baik yaitu dengan diterapkannya strategi TPS. Strategi

TPS merupakan strategi pembelajaran yang dilaksanakan untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dalam diskusi. Penerapan PBL dengan

Strategi TPS, memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan

masalah yang berkaitan dengan konteks dunia nyata baik secara individu

maupun kelompok.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diuraikan langkah-langkah

pelaksanaan PBL dengan strategi TPS sebagai berikut:

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

14

14

Tabel 2.1 Langkah-langkah PBL dengan strategi TPS

Tahapan Perilaku Guru

Fase 1:

Orientasi siswa pada

masalah

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan menjelaskan logistik yang diperlukan.

2. Memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam

pembelajaran

Fase 2:

Mengorganisasikan

siswa untuk belajar

1. Guru membagi siswa kedalam beberapa

kelompok dengan anggota kelompok

masing-masing 2 siswa.

2. Guru memberikan masalah yang berkaitan

dengan permasalahan dunia nyata pada

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibagikan

kepada setiap siswa dan membantu siswa

dalam mengidentifikasi dan

mengkoordinasikan LKS yang diberikan.

Fase 3: Membimbing

Penyelidikan individu

dan kelompok

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berfikir (think) dalam menyelesaikan

LKS secara individu.

2. Guru meminta siswa untuk berpasangan

(pair) dengan anggota kelompoknya dalam

rangka untuk mendiskusikan hasil yang

diperoleh masing-masing siswa.

3. Guru membimbing atau mengarahkan siswa

untuk berbagi (share) dengan kelompok

berpasangan lainnya

Fase 4:

Mengembangkan dan

menyajikan hasi karya

Guru membantu siswa dalam

merencanakan, mempersiapkan hasil

diskusinya untuk dipresentasikan di depan

kelas

Fase 5: Menganalisis

dan mengevaluasi

proses pemecahan

masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan

refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan

dari proses yang mereka gunakan dalam

menyelesaikan masalah

Adapun perbedaan antara PBL dan PBL dengan strategi TPS adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.2 Perbedaan PBL dan PBL dengan strategi TPS

PBL PBL dengan strategi TPS

Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru membagi siswa kedalam

beberapa kelompok dengan anggota

kelompok masing-masing 4-5

siswa.

Guru membagi siswa kedalam

beberapa kelompok dengan anggota

kelompok masing-masing 2 siswa.

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

15

15

Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

1. Guru mengawasi jalannya

diskusi setiap kelompok.

2. Guru membimbing setiap

kelompok saat berdiskusi dan

bekerjasama dengan anggota

kelompoknya dalam

menyelesaikan LKS.

3. Guru membantu siswa dalam

mengumpulkan informasi agar

siswa dapat menyelesaikan

masalah pada LKS.

1. Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk berfikir

(think) dalam menyelesaikan LKS

secara individu.

2. Guru meminta siswa untuk

berpasangan (pair) dengan

anggota kelompoknya dalam

rangka untuk mendiskusikan hasil

yang diperoleh masing-masing

siswa.

3. Guru membimbing atau

mengarahkan siswa untuk berbagi

(share) dengan kelompok

berpasangan lainnya.

Langkah-langkah PBL dengan strategi TPS dan PBL dalam

pelaksanaanya di dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung

sebagai berikut:

Tabel 2.3 Langkah-langkah PBL dengan strategi TPS dan PBL

PBL dengan strategi TPS PBL

Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam dan

meminta salah satu siswa

memimpin doa.

2. Guru mengecek kehadiran siswa

dan menyiapkan media

pembelajaran.

3. Guru menginformasikan cara

belajar yang akan dilaksanakan

dalam pembelajaran dan materi

yang akan dipelajari.

4. Guru menyampaikan apersepsi

1. Guru mengucapkan salam dan

meminta salah satu siswa

memimpin doa.

2. Guru mengecek kehadiran siswa

dan menyiapkan media

pembelajaran.

3. Guru menginformasikan cara

belajar yang akan dilaksanakan

dalam pembelajaran dan materi

yang akan dipelajari.

4. Guru menyampaikan apersepsi

Inti

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

16

16

Tahap 1: Orientasi siswa pada

masalah

1. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

2. Guru menyampaikan motivasi

3. Guru menampilkan gambar

untuk diamati siswa.

Tahap 2: Mengorganisasikan

siswa untuk belajar

1. Guru membagi siswa kedalam

beberapa kelompok dengan

anggota kelompok masing-

masing 2 siswa.

2. Guru membagikan LKS.

3. Guru membantu siswa

mengidentifikasi dan

mengkoordinasi LKS yang akan

diberikan

Tahap 3: Membimbing

penyelidikan individu dan

kelompok

1. Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk berfikir

(think) dalam menyelesaikan

LKS secara Individu.

2. Guru meminta siswa untuk

berpasangan (pair) dengan

anggota kelompoknya dalam

rangka untuk mendiskusikan

hasil yang diperoleh masing-

masing siswa.

3. Guru membimbing atau

mengarahkan siswa untuk

berbagi (share) dengan

kelompok berpasangan lainnya.

Tahap 4: Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

1. Guru meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil

diskusinya di depan kelas.

2. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa lain untuk

berpatisipasi aktif menanggapi

hasil diskusi yang sedang di

presentasikan.

Tahap 5: Menganalisis dan

Tahap 1: Orientasi siswa pada

masalah

1. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

2. Guru menyampaikan motivasi.

3. Guru menampilkan gambar untuk

diamati siswa.

Tahap 2: Mengorganisasikan

siswa untuk belajar

1. Guru membagi siswa kedalam

beberapa kelompok dengan

anggota kelompok masing-masing

4–5 siswa.

2. Guru membagikan LKS.

3. Guru membantu siswa

mengidentifikasi dan

mengkoordinasi LKS yang akan

diberikan.

Tahap 3: Membimbing

penyelidikan individu dan

kelompok

1. Guru mengawasi jalannya diskusi

setiap kelompok.

2. Guru membimbing siswa saat

berdiskusi dan bekerjasama

dengan anggota kelompoknya

dalam menyelesaikan LKS.

3. Guru membantu siswa

mengumpulkan informasi

mengenai materi luas permukaan

kubus dan balok, agar siswa dapat

menyelesaikan masalah pada

LKS.

Tahap 4: Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

1. Guru meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil

diskusinya di depan kelas.

2. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa lain untuk

berpatisipasi aktif menanggapi

hasil diskusi yang sedang di

presentasikan.

Tahap 5: Menganalisis dan

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

17

17

mengevaluasi proses pemecahan

masalah.

1. Guru dan siswa membahas

bersama setiap pendapat yang

telah dikemukakan siswa dan

melakukan evaluasi dari hasil

presentasi.

2. Guru dan siswa bersama-sama

menyimpulkan hasil

pembelajaran yang diperoleh.

3. Guru memperhatikan dan

meluruskan kesimpulan yang

disampaikan siswa didepan

kelas.

mengevaluasi proses pemecahan

masalah.

1. Guru dan siswa membahas

bersama setiap pendapat yang

telah dikemukakan siswa dan

melakukan evaluasi dari hasil

presentasi.

2. Guru dan siswa bersama-sama

menyimpulkan hasil

pembelajaran yang diperoleh.

3. Guru memperhatikan dan

meluruskan kesimpulan yang

disampaikan siswa didepan kelas.

Penutup

1. Guru meminta siswa

mengumpulkan LKS.

2. Guru memberikan latihan soal

kepada siswa.

3. Guru meminta siswa untuk

mempelajari materi berikutnya.

4. Guru memberi salam penutup.

1. Guru meminta siswa

mengumpulkan LKS.

2. Guru memberikan latihan soal

kepada siswa.

3. Guru meminta siswa untuk

mempelajari materi berikutnya.

4. Guru memberi salam penutup.

Penerapan PBL memiliki kelebihan selama proses pembelajaran

berlangsung. Salah satunya melalui penerapan PBL dapat membuat

pembelajaran di dalam kelas menjadi lebih bemakna. Hal itu dikarenakan

siswa diberi permasalahan dalam konteks dunia nyata dan dalam

menyelesaikan masalah yang diberikan dengan menggunakan pengalaman

atau pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Dalam menyelesaikan

masalah yang diberikan dalam bentuk diskusi kelompok. Pembentukan

diskusi kelompok secara heterogen sehingga dalam satu kelompok terbagi

menjadi beberapa siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda.

Namun, dalam pembelajaran dengan menggunakan PBL juga terdapat

kelemahan. Salah satunya siswa kurang diberi kesempatan dalam

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

18

18

menyelesaikan masalah yang diberikan secara individu. Maka siswa tersebut

tidak dapat mengoptimalkan kemampuannya. Siswa lebih mudah melepas

diri dari keterlibatan dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.

Selanjutnya, sebagian anggota mengandalkan salah satu anggota

kelompoknya yang dianggap memiliki kemampuan yang lebih tinggi.

Untuk dapat mengatasi hal tersebut, maka PBL dipadukan dengan

strategi TPS yaitu strategi pembelajaran yang digunakan untuk

mempengaruhi pola diskusi dalam kelas. Dimulai dari siswa berpikir (think),

berpasangan (pair), dan berbagi (share). Melalui strategi TPS akan lebih

banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat menuangkan ide-

idenya dalam menyelesaikan masalah yang diberikan dan mengoptimalkan

kemampuannya. Bahkan, dalam proses pembelajaran dengan menggunakan

strategi TPS semua siswa terlibat aktif.

Oleh karena itu, melalui perpaduan PBL dengan strategi TPS dapat

mengoptimalkan kemampuan siswa menjadi lebih baik. Adapun kelebihan

perpaduan PBL dengan strategi TPS dalam pembelajaran salah satunya

melalui perpaduan PBL dengan strategi TPS pembelajaran di dalam kelas

akan lebih bermakna, hal itu dikarenakan siswa akan belajar memecahkan

masalah berkaitan dengan konteks dunia nyata dan menerapkan

pengetahuan yang dimilikinya untuk menemukan pengetahuan baru. Untuk

dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki siswa PBL dipadukan

dengan strategi TPS sesuai dengan tahap berpikir (think) yaitu siswa diberi

kesempatan untuk berpikir dalam menuangkan ide-idenya untuk

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

19

19

menyelesaikan masalah yang diberikan dan bertanggung jawab atas hasil

pekerjaanya.

Oleh karena itu, siswa akan lebih bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran karena semua siswa harus terlibat aktif dalam menyelesaikan

masalah yang diberikan. Melalui perpaduanPBLdengan strategi TPS juga

lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat

memperbanyak pengetahuannya dengan saling berdiskusi dengan

pasangannya (pair) dan berbagi (share) dengan keseluruhan kelompok

dalam satu kelas sehingga kemampuan siswa dapat dioptimalkan.

Selanjutnya, dalam pembelajaran siswa diharapkan dapat saling membantu

satu sama lain dalam menyelesaikan masalah. Setiap siswa belajar lebih

banyak mengatasi masalah bersama dan memiliki pengalaman dalam

memecahkan masalah yang lebih kompleks.

Oleh karena itu, diduga dengan menggunakan perpaduan PBL dengan

strategi TPS dapat megoptimalkan kemampuan siswa menjadi lebih baik

dibandingkan dengan menggunakan PBL.

4. Koneksi matematis

Koneksi dengan kata lain dapat diartikan sebagai ketekaitan, koneksi

dalam kaitannya dengan matematika disebut dengan koneksi matematis.

Kemampuan koneksi matematis dapat diartikan sebagai keterkaitan antara

konsep-konsep matematika secara internal dan eksternal. Keterkaitan secara

internal yaitu berhubungan dengan matematika itu sendiri danketerkaitan

secara eksternal, yaitu keterkaitanantara matematika dengan bidang lain

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

20

20

baik bidang studi lain maupun dengan kehidupan sehari-hari. Bruner (dalam

Kartika, 2004:2) menyatakan dalam matematika setiap konsep berkaitan

dengan konsep yang lain. Begitu pula dengan yang lainnya, misalnya dalil

dengan dalil, antara teori dengan teori, antara topik dengan topik, ataupun

antara cabang matematika dengan cabang matematika yang lain. Oleh

karena itu agar siswa lebih berhasil dalam belajar matematika, maka harus

banyak diberikan kesempatan untuk melihat keterkaitan-keterkaitan itu.

Koneksi matematis terilhami karena ilmu matematika tidaklah

terpartisi dalam berbagai topik yang saling terpisah, namun matematika

merupakan satu kesatuan. Selain itu matematika juga tidak bisa terpisah dari

ilmu selain matematika dan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan.

Tanpa koneksi matematis maka siswa harus belajar dan mengingat terlalu

banyak konsep dan prosedur matematika yang saling terpisah.

Sedangkan tujuan mengapa siswa perlu mempunyai kemampuan

koneksi matematis menurut NCTM (2000) yaitu:

a. Memperluas wawasan pengetahuan siswa.

Dengan koneksi metematis, siswa diberi suatu materi yang bisa

menjangkau ke berbagai aspek permasalahan baik di dalam maupun di

luar sekolah, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak bertumpu

pada materi yang sedang dipelajari saja tetapi secara tidak langsung

siswa memperoleh banyak pengetahuan yang pada akhirnya dapat

menunjang peningkatan kualitas hasil belajar secara menyeluruh.

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

21

21

b. Memandang matematika sebagai suatu keseluruhan yang padu bukan

materi yang berdiri sendiri.

c. Menyatakan relevansi dan manfaat baik disekolah maupun di luar

sekolah.

Mousley (2004) dalam penelitiannya menyebutkan tiga cara yang dapat

diterapkan untuk membuat koneksi matematika yaitu:

a. Koneksi antara pengetahuan matematika baru dengan pengetahuan

matematika yang sudah ada sebelumnya

b. Koneksi antar konsep-konsep matematika

Koneksi antara matematika dengan kehidupan sehari-hari

Menurut NCTM (2000:64) indikator kemampuan koneksi matematis

diantaranya:

a. Mengenali dan memanfaatkan hubungan-hubungan antara gagasan dalam

matematika.

Dalam hal ini, koneksi dapat membantu siswa untuk memanfaatkan

konsep-konsep yang telah mereka pelajari dengan konteks baru yang

akan dipelajari oleh siswa dengan cara menghubungkan satu konsep

dengan konsep lainnya sehingga siswa dapat mengingat kembali tentang

konsep sebelumnya yang telah siswa pelajari, dan siswa dapat

memandang gagasan-gagasan baru tersebut sebagai perluasan dari

konsep matematika yang sudah dipelajari sebelumnya.Siswa mengenali

gagasan dengan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam

menjawab soal, dan siswa memanfaatkan gagasan dengan menuliskan

gagasan-gagasan tersebut untuk membuat model matematika yang

digunakan dalam menjawab soal.

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

22

22

b. Memahami keterkaitan ide-ide matematika dan membentuk ide satu

dengan yang lain sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang

menyeluruh.

Pada tahap ini, siswa mampu melihat struktur matematika yang sama

dalam setting yang berbeda. Melalui tahap ini, diharapkan terjadi

peningkatan pemahaman tentang hubungan antar satu konsep dengan

konsep lainnya.

c. Mengenali dan mengaplikasikan matematika baik dalam matematika

dan lingkungandi luar matematika.

Konteks-konteks eksternal matematika pada tahap ini berkaitan

dengan hubungan matematika dengan kehidupan sehari-hari, sehingga

siswa mampu mengkoneksikan antara kejadian yang ada pada

kehidupan sehari-hari (dunia nyata) ke dalam model matematika.

Kemampuan siswa dalam mengkoneksikan keterkaitan antar topik

matematika dan dalam mengkoneksikan antara dunia nyata dan

matematika dinilai sangat penting, karena keterkaitan itu dapat

membantu siswa memahami topik-topik yang ada dalam matematika.

Siswa dapat menuangkan masalah dalam kehidupan sehari hari ke

dalam model matematika, ini dapat membantu siswa mengetahui

kegunaan dari matematika. Oleh karena itu, efek yang dapat

ditimbulkan dari peningkatan kemampuan koneksi matematis adalah

siswa dapat mengetahui kegunaan matematikadalam kehidupan

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

23

23

sehari-hari, sehingga dua hal tersebut dapat memotivasi siswa untuk

terus belajar matematika.

Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan kemampuan koneksi matematis adalah

kemampuan siswa untuk mengaitkan atau menghubungkan

matematika baik antar topik dalam matematika maupun di luar

matematika. Adapun indikator kemampuan koneksi matematis yang

akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

a. Menuliskan masalah kehidupan sehari-hari dalam bentuk model

matematika.

Pada aspek ini, diharapkan siswa mampu mengkoneksikan antara

masalah pada kehidupan sehari-hari dengan matematika.

b. Menuliskan konsep matematika yang mendasari jawaban.

Pada aspek ini, diharapkan siswa mampu menuliskan konsep

matematika yang mendasari jawaban guna memahami keterkaitan

antar konsep matematika yang akan digunakan.

c. Menuliskan hubungan antar obyek dan konsep matematika

Pada aspek ini, diharapkan siswa mampu menuliskan hubungan antar

obyek dan konsep matematika yang dapat digunakan dalam menjawab

soal yang diberikan. Obyek disini adalah pengetahuan siswa yang

diperoleh berdssarkan apa yang diketahui dari soal, kemudian siswa

menuliskan bagaimana penggunaan konsep matematika tersebut

terhadap obyek yang telah diketahuinya.

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

24

24

Dari ketiga aspek di atas, pengukuran koneksi matematis siswa

dilakukan dengan indikator-indikator yaitu: Menuliskan masalah

kehidupan sehari-hari dalam bentuk model matematika, menuliskan

konsep matematika yang mendasari jawaban, dan menuliskan

hubungan antar obyek dan konsep matematika.

5. Kerjasama

Kerjasama adalah kegiatan usaha yang dilakukan oleh beberapa orang

untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama adalah salah satu asas didaktik,

yaitu salah satu unsur karakter yang dibangun melalui proses pendidikan.

Lawan dari kata kerjasama adalah persaingan. Jean D Grambs berpendapat

bahwa dalam pengajaran disekolah-sekolah yang demokratis baik kerjasama

maupun persaingan sama pentingnya. Hanya tidak berarti persaingan antar

kelompok. Tujuan persaingan disini bukan untuk memperoleh hadiah atau

kenaikan tingkat, tetapi untuk mencapai hasil yang lebih tinggi atau

pemecahan masalah yang dihadapi. (Nasution, 2000:110). Menurut Johnson

(2006: 164) kerjasama dapat menghilangkan hambatan mental akibat

terbatasnya pengalaman dan cara pandang yang sempit. Jadi akan lebih

mungkin untuk menemukan kekuatan diri dalam belajar.

Salah satu unsur agar tujuan pembelajaran dapat tercapai ialah adanya

kerjasama. Berkerjasama akan membuat seseorang mampu melakukan lebih

banyak hal daripada jika bekerja sendirian. Riset membuktikan bahwa pada

bidang aktivitas dan upaya manusia, jika dilakukan dengan adanya

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

25

25

kerjasama secara kelompok, maka akan mengarah pada efisiensi dan

efektifitas yang lebih baik.

Aspek-aspek kemampuan kerjsamasiswa yang diteliti, antara lain

keterampilan berkomunikasi lisan, berkoordinasi, berkooperasi, dan saling

bertukar informasi dalam kelompok. Aspek kerjasama siswa, salah satunya

ialah keterampilan berkomunikasi, aspek keterampilan berkomunikasi

tersebut antara lain bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan serta

menghargai pendapat. Aspek keterampilan berkoordinasi dalam kerjasama

kelompok juga diperlukan, agar tindakan yang akan dilakukan tidak saling

simpang siur atau bertentangan. Tindakan tersebut seperti mengatur

bagaimana mestinya agar tugas kelompok bisa terselesaikan dengan terarah,

aspek berkoordinasi ini antara lain menghargai serta mendengarkan

pendapat atau jawaban teman: tidak mendominasi pengerjaan tugas

kelompok; pemberian kesempatan mengemukakan pendapat ataupun

berbicara; dan tidak bertindak bossy terhadap siswa lain. Aspek kerjasama

yang selanjutnya yaitu berkooperasi. Aspek-aspek kooperasi yaitu antara

lain interaksi antara pasangan siswa, tanggung jawab terhadap tugas,

memberi dan menerima masukan, serta percaya diri mengemukakan

pendapat. Keterampilan bertukar informasi juga tidak kalah pentingnya

dalam kerjasama kelompok. Aspek-aspek yang diteliti, diataranya memberi

penjelasan materi atau jawaban kepada teman, memahami pendapat, dan

berbagi informasi atau pengetahuan (Nurnawati, 2012).

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

26

26

Kerjasama adalah sesuatu yang alami yang dapat membuat

kelompok maju menjadi lebih baik, setiap bagian kelompok saling

berhubungan sedemikian rupa sehingga pengetahuan yang dipunyai

seseorang akan menjadi output bagi yang lain, dan output ini akan menjadi

input bagi yang lainnya lagi. Jika setiap individu yang berbeda membangun

hubungan dengan cara seperti ini, mereka membentuk suatu kesatuan sistem

yang jauh lebih mumpuni dibandingkan jika seseorang bekerja sendirian.

Sinergi seperti ini terbentuk dari suasana persahabatan, saling menghargai,

kesabaran, dan kepercayaan. Kerjasama yang erat dalam suasana yang

demikian tidaklah terjadi begitu saja, tetapi harus diusahakan. Kerjasama

yang erat lahir terutama dari komunikasi yang kuat diantara para anggota

kelompok.

Bentuk komunikasi paling efektif yang dapat dialami dalam sebuah

kelompok adalah strategi konvensional yang dikenal sebagai “dialog”.

“dialog adalah dasar bagi belajar bekerjasama” (Brooks & Brooks, h. 109.

14Dialog merujuk pada pertukaran pandangan yang jujur dilandasi oleh

perasaan kasih, penghargaan, dan kerendahan hati. Dialog, pembicaraan

yang jujur dan ramah membutuhkan kesadaran akan diri sendiri dan orang

lain. Kita mempercayai anggota kelompok untuk memperluas pemahaman

kita. Kebenaran memiliki kesempatan untuk muncul ke permukaan dalam

suasana yang diciptakan oleh dialog. Para anggota kelompok mendengarkan

ide-ide yang tidak biasa tanpa prasangka. Mereka mengetahui bahwa asumsi

mereka bisa saja salah dan pemikiran mereka mungkin saja cacat. Dengan

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

27

27

bersatu dalam pencarian makna, para anggota kelompok berjuang untuk

melampaui keterbatasan dari pemikiran pribadi, latar belakang pendidikan,

dan perangai mereka.

Menurut Johnson (2006: 164) ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam kerjasama yaitu:

a. Menghargai pendapat orang lain

Ketika bekerjasama kadang kita tidak bermaksud untuk

merendahkan pendapat orang lain. Namun, tanpa sadar kita memotong

pembicaraan orang lain. Dalam bekerjasama sangat sering terjadi

perbedaan pendapat sehingga harus saling menghargai pendapat orang

lain.

b. Bertindak mandiri dan dengan penuh tanggung jawab

Siswa melaksanakan masing-masing tugasnya dengan baik sesuai dengan

pembagian kerja di masing-masing kelompok tanpa harus diperintah

c. Mengeluarkan pendapat

Pendapat dari masing-masing siswa sangat dibutuhkan dalam

bekerjasama untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Apabila setiap

siswa tidak ada untuk menyampaikan pendapatnya maka suatu masalah

akan sulit dipecahkan karena tidak adanya pendapat-pendapat yang

muncul. Saat mengeluarkan pendapat setiap siswa diharapkan

menjelaskan secara rinci dan menguraikan pendapatnya apabila ada

teman yang belum jelas.

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

28

28

d. Kemampuan mengambil keputusan

Kemampuan mengambil keputusan dipengaruhi oleh respon siswa

terhadap apa yang ada dan terjadi disekitar kita untuk dijadikan bahan

kajian.

Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud kerjasama adalah kegiatan yang dikerjakan secara

bersama-sama demi memperoleh suatu manfaat yang juga bisa dirasakan

secara bersama-sama.

Adapun indikator kerjasama siswa yang akan diteliti dalam

penelitian ini adalah:

1) Membantu anggota kelompok yang mengalami kesulitan

2) Membantu memecahkan masalah dalam kelompok sehingga mencapai

kesepakatan.

3) Menghargai kontribusi setiap anggota kelompok

4) Menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya

5) Berada dalam kelompok kerja saat pembelajaran berlangsung.

B. Penelitian Relevan

Terdapat penelitian yang berkenaan dengan kemampuan koneksi

matematis siswa yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian yang

dilakukan Widarti (2013) menunjukkan bahwa siswa yang berkemampuan

matematika tinggi mempunyai koneksi sangat baik dengan memenuhi

empat indikator koneksi matematika, siswa yang berkemampuan

matematika sedang memenuhi tiga indikator koneksi matematika dengan

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

29

29

baik dan siswa yang berkemampuan matematika rendah memenuhi dua

indikator koneksi matematis dengan baik. Persamaan dengan penelitian ini

adalah karena pada penelitian ini juga meneliti tentang kemampuan koneksi

matematis. Perbedaan dengan penelitian ini adalah karena penelitian ini

digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan koneksi matematis dalam

menyelesaikan masalah kontekstual, sedangkan penelitian yang akan

dilakukan adalah untuk menguji pengaruh pembelajaran PBL dengan strategi

TPS terhadap kemampuan koneksi matematis dan kerjasama siswa.

Permana dan Sumarmo (2007) dengan subyek siswa SMA melalui

penelitian kuantitatif menyatakan bahwa kemampuan koneksi matematis

siswa melalui PBL lebih baik dibandingkan koneksi matematis siswa melalui

pembelajaran biasa, kemampuan koneksi matematis siswa tergolong

kualifikasi cukup. Persamaan dengan penelitian ini adalah karena pada

penelitian ini juga meneliti tentang pengaruh PBL terhadap kemampuan

koneksi matematis. Perbedaan dengan penelitian ini adalah karena pada

penelitian ini hanya menggunakan PBL sedangkan pada penelitian yang akan

dilakukan akan menggunakan PBL dengan strategi TPS, dan perbedaan

selanjutnya penelitian dilakukan pada siswa SMA sedangkan penelitian akan

dilakukan pada siswa SMP.

Adapun penelitian yang dilakukan Mufidah (2013) yang menyatakan

pembelajaran TPS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sesuai dengan

yang diharapkan dari ketiga siklus yang dilakukan terjadi peningkatan

aktivitas belajar siswa yang baik dengan subyek siswa SMA. Persamaan

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

30

30

dengan penelitian ini adalah karena penelitian ini juga meneliti tentang TPS.

Perbedaannya adalah pada penelitian ini menggunakan TPS untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa, sedangkan penelitian yang akan

dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh PBL dengan strategi TPS

terhadap kemampuan koneksi matematis dan kerjasama siswa.

Penelitian yang dilakukan Nurnawati (2012) yang menyatakan bahwa

TPS mampu meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran di kelas.

Persamaan dengan penelitian ini adalah karena penelitian ini juga meneliti

tentang TPS dan kerjasama. Perbedaaan penelitian ini dengan penelitian yang

akan dilakukan adalah karena pada penelitian ini TPS sebagai pembelajaran

utama untuk meningkatkan kerjasama siswa, sedangkan pada penelitian yang

akan dilakukan menggunakan PBL dengan strategi TPS yang akan diujikan

pengaruhnya terhadap kemampuan koneksi matematis dan kerjasama siswa

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa melalui

perpaduan PBL dengan strategi TPS mampu berdampak positif terhadap

kemampuan koneksi matematis siswa. Oleh karena itu peneliti ingin

melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis

masalah dengan strategi think pair share (TPS) terhadap kemampuan koneksi

matematis siswa dan kerjasama siswa.

C. Kerangka Pikir

Matematika merupakan mata pelajaran pokok yang diajarkan di

Indonesia pada setiap jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai

dengan pendidikan menengah. Matematika sebagai mata pelajaran dianggap

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

31

31

sangat penting dalam sistem pendidikan. Oleh karena itu, pendidik harus

mampu menciptakan suasana pembelajaran matematika yang lebih bermakna.

Menurut Bruner (Trianto, 2010:79) dalam pembelajaran akan lebih bermakna

bagi siswa, jika siswa mampu memusatkan perhatiannya untuk memahami

struktur materi yang dipelajari. Materi dalam pembelajaran matematika saling

berkaitan satu sama lain. Keterkaitan tersebut tidak hanya antar topik dalam

matematika, tetapi terdapat juga keterkaitan di luar matematika (NCTM,

2000). Kemampuan untuk mengaitkan antar topik dalam matematika maupun

di luar matematika merupakan kemampuan koneksi matematis. Kemampuan

koneksi matematis perlu dimiliki siswa, hal itu dikarenakan siswa yang

memiliki kemampuan koneksi matematis akan lebih memahami konsep

matematika dan lebih baik dalam memecahkan masalah matematika.

Namun, sebagian siswa tidak menyadari pentingnya kemampuan

koneksi matematis. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pembelajaran di

dalam kelas diharapkan guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang

lebih bermakna dan mampu dalam mempengaruhi kemampuan koneksi

matematis siswa. Salah satunya adalah dengan menerapkan model

pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum 2013.

PBL merupakan pembelajaran yang menghadapkan berbagai situasi

masalah nyata dan bermakna pada siswa yang mampu menuntun siswa dalam

melakukan penyelidikan atau penemuan dari masalah nyata yang diberikan.

PBL juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan

pengetahuannya dalam konteks dunia nyata (Sanjaya, 2010). Dalam

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

32

32

memecahkan masalah siswa menggunakan pengetahuan yang dimiliki

sebelumnya untuk menemukan konsep baru, sehingga siswa akan belajar

mengenali dan menerapkan keterkaitan antar ide-ide dalam matematika. Oleh

karena itu, PBL mampu berdampak positif terhadap kemampuan koneksi

matematis.

Untuk dapat mengoptimalkan kemampuan koneksi matematis siswa

makaPBL dipadukan dengan strategi TPS. Strategi TPS merupakan strategi

pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa

dalam diskusi (Arend, 2008). Strategi TPS memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengemukakan jawabannya dalam memecahkan masalah secara

individu maupun kelompok dan saling membantu satu sama lain (Majid,

2013). Strategi TPS memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk

berpikir dalam menuangkan ide-ide matematika untuk memecahkan masalah

yang dihadapi. Strategi TPS juga merupakan salah satu pembelajaran yang

dapat meningkatkan aktivitas siswa dan kerjasama siswa hal itu dikarenakan

dalam tahapan pembelajaran TPS dimulai dari siswa think (berpikir) secara

individu, pair (berpasangan) untuk mendiskusikan hasil pekerjaan masing-

masing dan share (berbagi) dengan keseluruhan anggota kelompok

berpasangan lainnya.

Oleh karena itu, melalui perpaduan PBL dengan strategi TPS diduga

mampu mempengaruhi kemampuan koneksi matematis siswa. Hal itu

dikarenakan dalam penerapan PBL dengan strategi TPS memberikan lebih

banyak kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah konteks dunia

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016

Page 27: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pembelajaran …repository.ump.ac.id/5123/3/ISKA SALAMAH BAB II.pdf · 2017-11-03 · 7 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

33

33

nyata baik secara individu maupun kelompok. Berdasarkan uraian di atas

maka dapat ditarik kerangka pikir bahwa melalui PBL dengan strategi TPS

dapat berpengaruh positif terhadap kemampuan koneksi matematis dan

kerjasama siswa menjadi lebih baik.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai hipotesis untuk tujuan penelitian yang ke-tiga dan keempat:

1. Capaian kemampuan koneksi matematis siswa yang mengikutiPBL dengan

strategi TPS lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti PBL.

2. Capaian kerjasama siswa yang mengikuti PBL dengan strategi TPS lebih

baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti PBL.

Pengaruh Pembelajaran Berbasis …, Iska Salamah , FKIP UMP, 2016