BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian ...repository.uinbanten.ac.id/4839/4/tesis BAB...
Transcript of BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian ...repository.uinbanten.ac.id/4839/4/tesis BAB...
14
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Ekstrakurikuler Rohis
a. Hakikat Ekstrakurikuler ROHIS
Rohis ialah terdiri dari dua kata, yaitu Rohani dan
Islam. Dalam kosa kata bahasa indonesia Rohani berarti yang
bertalian atau yang berkenaan dengan roh, adapun roh yaitu
sesuatu yang terdapat dalam jasad yang diciptakan Allah swt.
sebagai penyebab adanya hidup (kehidupan ), jika sudah
berpisah dari badan, berahirlah kehidupan seseorang. Atau
mahluk hidup yang tidak berjasad, tetapi berfikiran dan
berperasaan1
Sedangkan islam dalam kamus besar bahasa indonesia
yaitu agama yang diajarkan oleh Nabi muhammad saw.
Perpedoman pada kitab suci Alquran yang diturunkan kedunia
melalui wahyu Allah swt2
Sementara itu pengertian islam menurut muhammad
dawud ali adalah ketundukan, ketaatan, kepatuhan (kepada
kehendak Allah swt). Berasal dari kata salama yang berarti
sejahtera, tidak tercela, tidak bercacad. Dari kata itu juga
1Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar Bahasa Indonesia Jilid IV,
(Jakarta: PT.Gramedia Pustaka utama,2008),hal.1179 2Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar Bahasa Indonesia Jilid IV,
(Jakarta: PT.Gramedia Pustaka utama,2008),hal.549.
15
terbentuklah kata - kata salam, salim yang berarti kedamaian,
kepatuhan, penyerahan (diri).3
Dari berbagai pendekatan istilah/pengertian tersebut
diatas ekskul rohani islam (ROHIS) mempunyai arti sebuah
program ekstrakurikuler yang program kegiatannya terfokus
kepada peningkatan pengetahuan, pemahaman, keterampilan
dan sikap berbasis keislaman untuk kemudian mampu
mendorong siswa menjadi generasi mandiri berakhlak mulia.4
b. Tujuan Ekstrakurikuler Rohis
Dibentuk dan dilaksanakanya kegiatan rohis pada
SMAN 1 Cikeusal dan SMAN 1 Petir yaitu untuk mengurangi
dan mencegah prilaku penyimpangan-penyipangan yang
kerap terjadi pada para generasi muda dan menciptakan
generasi muda yang berahlakul karimah yang berpegang
teguh pada Alquran dan Alhadits5
Tujuan rohis dibagi menjadi dua yaitu:
1) tujuan umum
Membantu siswa dalam menuntaskan pembelajaran secara
menyeluruh serta mempunyai kecakapan hidup iman dn
taqwa (IMTAQ)
2) Tujuan khusus
Dapat membaca Alquran dengan baik dan benar,
mempunyai semangat dalam melaksanakan ibadah, berakhlak
3Muhamad Ali Daud, Pendidikan agama islam,(Jakarta: PT.Rajagrafindo
persada, 2008),h.49 4Irpan, Panduan pelaksanaan kegiatan ektrskurikuler rohani islam (ROHIS)
SMAN 1 Cikeusal tahun ajaran 2018/2019 Hal.4 5Wikipedia Bahasa indonesia, ensiklopedia bebas diakses 29Juli 2019,005
http//wikipedia
16
mulia, mengetahui dasar-dasar dalam berdakwah, mengetahui
dasar-dasar pembinaan remaja masjid, mengetahui dasar-dasar
menejemen masjid, mengusai methode pembelajaran iqro,
mengetahui menejemen pendirian dan pengelolaan pengajian
anak-anak6
3) Ruang lingkup Ekstrakurikuler Rohis
Rohis biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler
(eskul) padahal fungsi rohis yang sebenarnya adalah forum,
mentoring, dakwah, dan berbagi. Susunan dalam rohis layaknya
osis, didalamnya terdapat ketua, wakil, bendahara, sekertaris,
dan divisi-divisi yang betugas pada bagianya masing-masing7
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang ada diluar program
yang tertuls didalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan
dan latihan pembinaan siswa8
Rohis merupakan suatu bentuk kegiatan ekstrakurikuler
sekolah yang dilakukan diluar jam pelajaran sekolah dalam
rangka pembentukan mental dan spiritual siswa yang
merupakan generasi muda agar memiliki akhlak dan
kepribadian yang sesuai dengan nilai - nilai ajaran Islam
sehingga dikemudian hari diharapkan mampu menjadi
pemimpin yang baik bagi dirinya, keluarga, dan juga orang lain9
6Departemen pendidikan nasional, Kamus besar bahasa indonesia Jilid IV
(Jakarta: PT.Gramedia Pustaka utama,2008),hal. 360 7Irpan, Panduan pelaksanaan kegiatan ektrskurikuler rohani islam (ROHIS)
SMAN 1 Cikeusal tahun ajaran 2018/2019 Hal.1 8
Abdurahan An nahlawi, pendidikan islam dirumah, sekolah, dan
masyarakat terj.ushuluttarbiyah islamiyah wa asalibiha fil baiti wal madrosati wal
mujtama oleh sihabudin, (Jakarta: Gema Insani Pers 1995), H.187 9Irpan, Panduan pelaksanaan kegiatan ektrskurikuler rohani islam (ROHIS)
SMAN 1 Cikeusal tahun ajaran 2018/2019 Hal.2
17
Pada dasarnya penyelenggaraan ektrakurikuler di
sekolah bertujuan menggali dan memotivasi siswa-siswa pada
bidang tertentu. Karena itu harus disesuaikan dengan hoby dan
kondisi siswa, sehingga melalui kegiatan tersebut siswa dapat
memperjelas identitas dirinya. Kegiatan itupun harus ditunjukan
untuk membagkitkan semangat dinamika dan optimisme siswa
sehingga mereka mencintai sekolahnya dan menyadari
posisinya ditengah-tengah masyarakat.hal lain yang dapat
tergali dari kegiatan tersebut adalah pemenuhan kebutuhan
psiklogis siswa baik itu kebutuhan akan penghargaan,
permaianan dan kegembiraan.boleh jadi, ide pengadaan
kegiatan diluar proses belajar mengajar formal itu tumbuh dari
niat untuk mengistirahatkan siswa dari kelelahan berfikir yang
menurut mereka berjuang sungguh-sungguh agar berprestasi.
Sebagian dari pendidikan barat memandang kegiatan
tambahan itu merupakan sarana langsung untuk memperoses
belajar dan mengajar sehingga mereka memasukanya dalam
materi kurikulum yang akan diajarkan. Biasanya kegiatan
ekstrakurikuler disusun secara bersamaan dengan penyusunan
kisi-kisi kurikulum dan materi pelajaran.itu artinya kegiatan
tersbut merupakan bagian dari pelajaran disekolah dan
kelulusan siswa pun dipengaruhi oleh aktivitasnya dalam
kegiatan ektrakurikuler tesebut10
10
Irpan, Panduan pelaksanaan kegiatan ektrskurikuler rohani islam (ROHIS)
SMAN 1 Cikeusal tahun ajaran 2018/2019, Hal.4
18
2. Bimbingan Tahsin Alquran
a. Pengertian Ekstrakurikuler Bimbingan Tahsin Al-Quran
Dalam merumuskan definisi ekstra kulikuler,para ahli
menyodorkan pengertian dengan rumusan yang berbeda antar
satu dengan yang lainnya, namun mempunyai orientasi yang
tidak berjauhan. Mereka merumuskan definisis tersebut sesuai
dengan dalam dasar pandangan (frame of reference)dan
kerangka dasar teoritis serta sesuai dengan norma yang
dgunakan pakar yang bersangkutan.
Kegiatan ekstra kulikuler adalah kegiatan pelajaran
tambahan dan kegiatan murid yang dilakukan di sekolah, tidak
sebagai sekedar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri
sendiri. Sedangkan orientasi kegiatan ekstra kulikuler ini adalah
untuk lebih memperkaya dan memperluas tentang sesuatu yamh
telah dipelajari dalam satu bidang studi.
An-Nahlawi mengemukakan bahwa kegiatan ekstra
kulikuler merupakan kegiatan tambahan yang merupakan bagian
tak terpisahkan dari pelajaran di sekolah dan kelulusan siswapun
dipengaruhi oleh aktivitasnya dalam kegiatan ekstra kulikuler
apabila kita menelusuri dunia pendidikan Islam sejak terbitnya
fajar Islam, niscaya kita akan menemukan bahwa Rasulullah
SAW senantiasa mengisi waktu senggang sahabat dengan
pembinaan dan pendidikan tambahan.11
11
An Nahlawi, Abdurrahman, Prinsip-prinsip dan metoda Pendidikan Islam,
(Bandung; CV.Yogyakarta,1996),h.187
19
Kegiatan ekstra kulikuler adalah kegiatan tambahan di
luar srtuktur program pelajaran yang biasa agar memperkaya dan
memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.
Dari beberapa pendapat diatas, penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa kegiatan ekstra kulikuler atau kegiatan
pelajaran ambahan adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar
jam pelajaran terjadwal atau pelajaran yang telah ditentukan
(tatap muka di dalam kelas) dan dilaksanakan di lingkungan
sekolah dengan diorientasikan untuk memperluas wawasan
pengetahuan dan keilmuan serta meningkatkan kemapuan
tentang sesuatu yang telah dipelajari dalam bidang studi tertentu.
Selanjutnya ekstra kulikuler Bimbingan Tahsin Al-Quran
merupakan salah satu bentuk dari kegiatan eksta kulikuler yang
dilaksanakan di luar jam pelajaran di sekolah. Ektra kulikuler
Bimbingan Tahsin Al-Quran adalah sebuah program yang
berusaha untuk membina, membimbing, memeprluas wawsana
siswa untuk lebih menguiasai pelajaran Bimbingan Tahsin Al-
Quran tingkat sekolah menengah.
Dari definisi di atas dapatlah di formulasikan bahwa
kegiatan ekstra kulikuler Bimbingan Tahsin Al-Quran adalah
kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran sekolah dalam
bidang agama islam yang diorientasikan untuk memperluas
wawasan, membimbing serta membina siswa untuk lebih
menguasai bidang pelajaran Agama Islam.
20
b. Tujuan Kegiatan Ekstrakulikuler Bimbingan Tahsin Al-
Quran
Tujuan kurikulerialah tujuan pendidikan yang harus
dicapai pada bidang studi. Menurut A.Tafsir berdasarkan tujuan
kurikuler tersebut, dapat diformulasikan bahwa tujuan ekstra
kulikuler adalah tujuan ekstra kulikuler adalah tujuan yang
dirumuskan secara formal dalam kegiatan ektra kulikuler
(kegiatan di luar jam pelajaran terjadwal) yang ada pada
lembaga-lembaga pendidikan.12
Tujuan ekstra kulikuler
merupakan bagian dari tujuan kurikulum. Sedangkan tujuan
kurikuler merupakan penjabaran dari institusional (tujuan
lembaga pendidikan). Hal ini berarti bahwa tujuan kurikuler lebih
khusus dari pada tujuan-tujuan imstitusioanal.
Tujuan kurikuler tersebut diorientasikan untuk
merealisasikan beberapa program kurikuler di sekolah, baik
program intrakurikuler, kurikuler, aupun ekstar kulikuler. Di
anatara kegiatan yang termasuk dalam program ekstra kulikuler
adalah kegiatan ekstra kulikuler Bimbingan Tahsin Quran.
c. Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler Bimbingan Tahsin Al-
Quran
Lingkup kegiatan ektra kulikuler mancakup kegiatan yang
dapat menunjang dan enunjang instrakulikuler maupun
kokurikuler. Dalam kegiatan ekstra kulikuler Bimbingan Tahsin
Al-Quran, upaya yang dilakukan adalah memperkaya,
12
Ahmad Tafsir, Epistimologi untuk Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung;
Fakultas Tarbiyah,1995) hal.18
21
membimbing, menambah wawasan khusus dalam bidang sutdi
Agama Islam Khususnya Tahsin Al-Quran.
Materi-materi yang diberikan pada ekstra kulikuler
Bimbingan Tahsin Al-Quran adalah materi-materi yang
menunjang pada tujuan instruktusional pada mata pelajaran PAI
meliputi : Tajwid, Idghom, Ikhfa, Idzhar, Aqidah, Syariah,
Akhlak, Al-Quran serta Tarikh ) Sejarah Islam.
Dengan semikian membaca berarti proses melihat tulisan
dan mengerti serta dapat melisankan apa yang tertulis untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media tulisan.
Al- Quran menurut bahasa (etimologi) adalah kata benda
abstrak (masdar) dari kata kerja qaraa yang berati (dia) “telah
membaca”. Dari pengertian itu, maka membaca Al-Quran berarti
bacaan, atau suatu yang dibaca dengan berulang-ulang.13
Quraish Shihab mengatakan bahwa Al-Quran secara
harfiyah berarti “Bacaan yang mencapai punca kesempurnaan”,
Kemahamuliaan dan kesempurnaan “Bacaan” ini agaknya tidak
hanya dapat dipahami oleh pakar, tetapi juga oleh semua orang
yang menggunakan „sedikit‟ pikirannya.
Sedangkan Al-Quran menurut istilah adalah kalam atau
firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi
MuhammadSaw penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaran
malaikat Jibril a.s dan ditulis pada mushaf-mushaf yang
kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta
13
Quraish Shihab, Wawasan Alquran, (Bandung: Mizan,2000),h.12
22
membaca dan mempelajarinya merupakan suatu ibadah, yang
dimulai dari surat Al-Fatihah san ditutup dengan surat An-Nas.14
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
Al-Quran adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw dengan perantaran malaikat Jibril yang menjadi
petunjuk dan pedoman hidup bagi setiap muslim, secara lafaz,
maknawi serta ushlubnya yang ditulis pada mushaf serta
membaca dan mempelajarinya merupakan suatu ibadah.
Dengan demikian membaca Al-quran adalah suatu proses
melihat tulisan dan mengerti serta melisankan apa yang tertulis
yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang terkandung dalam kalam Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang pembacaanya
tersebut merupakan suatu ibadah.
Kitab suci yang diturunkan kepada Nabi MuhammadSaw
anatara lain dinmai Al-Kitab dan Al-Quran (Bacaan yang
sempurna), walaupun penerima, dan masyarakat pertama yang
ditemuinya tidak mengenal baca tulis. Ayat yang pertama kali
turun adalah surat Al-Alaq 1-5 yang berbunyi:15
رأ وربك اق رأ باسم ربك الذي خلق خلق الإنسان من علقاق الأكرمالذي علم بالقلمعلم الإنسان ما ل ي علم
“Iqra”, demikian perintah Allah yang disampaikan
melalui malaikat jibril. Kata iqra selain membaca berarti
14
Quraish Shihab, Wawasan Alquran, (Bandung: Mizan,2000),h.24 15
Kemenag RI, Alquran dan Terjemahanya, (Jakarta: Kemenag
RI,1998),h.1079
23
menghimpun. Kita tidak menemukan apa yang menjadi objek
perintah tersebut dari wahyu pertama ini. Perintah membaca
dalam redaksi wahyu di atas tidak dikaitkan dengan suatu objek
tertentu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa objeknya bersifat
umum, mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh kata
baca. Bisa berupa ayat Kauniyah dan lebih-lebih ayat Qur‟aniyah.
Kata membaca mempunyai peranan sosialyang
mempunyai peranan penting dalam proses penyampaian
informasi dari seorang individu kepada individu yang lain.
Membaca merupakan alat komunikasi yang sagat diperlukan dan
penting dalam kehidupan masyarakat yang berbudaya, sebab
bacaan yang dihasilkan merupakan bukti sejarah dari suatu
zaman. (Quraish Shihab) mengatakan :
Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa “membaca” adalah
syarat utama guna membangun peradaban. Semakin mantap
bacaan semakin tinggi pula peradaban, demikian pula sebaliknya.
Tidak mustahil pada suatu ketika “manusia” akan didefinisikan
sebagai “makhluk membaca”, suatu definisi yang tidak kurang
nilai kebenarannya dari definisi-definisi lainnya.16
Maka masalah yang sedang dihadapi dewasa ini adalah
menentukan cara-cara yang baik agar membaca dapat dengan
baik mempromosikan kesejahteraan pribadi serta kemajuan
bangsa dan negara pada umumnya. Maka betapa penting
membaca karena akan menambah wawasan berfikir, juga bisa
mengkomunikasikan makna yang terkandung didalamnya.
16
Quraish Shihab, Wawasan Alquran, (Bandung: Mizan,2000),h.41
24
Maka peranan membaca selain akan menambah wawasan
ilmu pengetahuan juga meninggikan dan membangun peradaban
manusia sebagaimana dikemukakan Quraisy Shihab mengatakan
bahwa membaca merupakan perintah yang paling berharga yang
pernah dan dapat diberikan kepada umat manusia untuk mencapai
derajat kemanusiaan yang sempurna. Sehingga tidak berlebihan
bila dikatakan membaca adalah merupakan syarat utama
membangun peradaban, demikian juga sebaliknya.17
Oleh karena itu, seseorang yang ingin memiliki ilmu
pengetahuan dan wawasan yang luas harus memperbanyak
membaca dan memiliki minat membaca yang tinggi. Untuk
meningkatkan minat membaca ini, maka perlu sekali kita
berusaha :
1. Menyediakan waktu untuk membaca
2. Memilih bahan bacaan yang baik, ditinjau dari norma-norma
kekritikan yang mencakup norma-norma estetik, sastra dan
moral.18
Al-Quranul karim mencakup segala yang memberi
manfaat manusia, mewujudkan kebahagiaannya dan
menyelamatkannya dari kesesatan. Barangsiapa yang berpegang
teguh dengannya, membacanya, mentadaburi dan mengamalkan
tuntutan-tuntutanNya maka ia akan mendapatkan kemenangan di
dunia dan akhirat, dan barang siapa berpaling dariNya, pasti
mendapatkan kesengsaraan dan rugi dengan kerugian yang nyata.
17
Quraish Shihab, Wawasan Alquran, (Bandung: Mizan,2000),h.38 18
Quraish Shihab, Wawasan Alquran, (Bandung: Mizan,2000),h.39
25
Allah telah memerintahkan kita untuk membaca Al-
Qur‟an dengan mentadaburinya, mengamalkan dan berpegang
teguh dengan petunjukNya. Hal ini supaya manusia tidak tersesat
dari jalan-Nya. Dan dapat memperoleh hidayah yang dapat
menyelamatkan hidup baik dunia maupun akhirat.
Banyak sekali keutamaan membaca Al-Qur‟an, Quraisy
Shihab menyebutkan beberapa keutamaan membaca Al-Qur‟an
yaitu :
1. Orang yang ingin berbicara/bercakap-cakap dengan Allah Swt
maka hendaklah dia membaca Al-Quran
2. Sebaik-baik kamu adalah orang yang telah belajar membaca
Al-Quran dan telah mengajarkannya.
3. Orang yang mengharapkan bertemu muka dengan Allah maka
hendaklah dia memuliakan Allah
4. Orang-orang yang membaca Al-Quran dengan lancar,nanti
akan menyertai tempat paraRasul yang mulia lagi baik-baik di
dalam syurga, dan orang yang membaca Al-Quran kurang
lancar, dari tertegun-tertegun, dan dia, merasa kesulitan
membacanya, ia mendapat dua pahal.19
Dengan demikian, membaca Al-Quran dianggap amal
ibadah oleh Allah Swt, disamping dapat meningkatkan iman juga
berfungsi melenyapkan kesedihan, karena orang yang
membacanya ibarat telah berbicara dengan Allah, jiwanya tidak
tertekan lagi, sebab segalanya sudah diadukan (dikeluarkan)
kepada Allah Swt.
19
Quraish Shihab, Lentera Hati, (Bandung: Mizan,2001),h.45
26
Anjuran membaca Al-Qur‟an sebenarnya tidak
dikhususkan dikala datang kesedihan dan malapetaka saja,
melainkan Al-Qur‟an disuruh untuk dibaca dalam segala keadaan
dan dimana saja. Kalau kita baca Al-Qur‟an ditengah-tengah
bahgia dan dalam keadaan berkecukupan maka ini pertanda
syukur kepada Allah yang telah memberikan kebahagiaan itu.
Namun memang kenyataan apabila kitasedang dalam
menghadapisuatu kesulitan, kitakhusyu‟ dan dapat berfungsi
sebagai penawar yang mujarab. Allah menjanjikan jaminan
kepada siapa yang suka membaca Al-Quran dengan kontinyu dan
dengan niat ikhlas, maka akan memberikan kepadanya
kehormatan, keberkahan, ketenangan jiwadan rahmat.20
Dengan demikian, membaca Al-Quran merupakan suatu
hal yang sangat dianjurkan dalam Islam.dengan membaca Al-
Quran, seseorang dapat lebih memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya, karena
membaca Al-Quran merupakan ajara-ajaran yang terkandung di
dalamnya, karena membaca Al-Quran merupakankunci untuk
memasuki ilmu-ilmu Al-Quran.Lebih lanjut Ahmad Mubarok
menjelaskan keutamaan-keutamaan membaca Al-Quran, antara
lain :
1. Pahala yang berlipat gandabagi orang yang membaca Al-
Quran
2. Mengangkatderajat di Jannah (surga)
3. Syafaat Al-Quran bagi Shahibul Quran
4. Berkumpul untuk membaca Al-Quran
20
Quraish Shihab, Wawasan Alquran, (Bandung: Mizan,2000),h.37
27
5. Belajar dan mengajarkan Al-Quran
6. Membaca Al-Quran adalah perhiasan ahlul iman
7. Membaca Al-Qurantidak bisadisamai oleh harta benda dunia
8. Allah menjanjikan untuk ahli Quran dan orang-orang yang
mengamalkannya dengan pahala yang besar dan dia akan
menambah untuk mereka keutamaan dan kemuliaan,
tambahan ini tidak adayang mengetahui kadar batasnya
kecuali Allah pemilik keutamaan yang Maha Agung.21
Dari beberapa pernyataan tentang keutamaan
membacaAl-Quran, maka dapat disimpulkan bahwa Al-Quran
merupakansuatu hal yang amat penting. Yang pertama penting
bagi diri si pembaca karena akan menambah pahala yang berlipat
ganda, mengangkat derajat, perhiasan ahlul iman dan merupakan
harta yang tidak bisa disamai dengan harta yang ada di dunia.
Yang kedua penting bagi kehidupan masyarakat yang ada
disekitar bahkan dalam cakupan yang lebih besar yaitu bangsa
dan negara. Karena apa yang dibaca dari Al-Quran itu dapat
dikomunikasikan baik dengan dirinya maupun dengan orang lain
yang konsekwensinya akan menambah wawasan berpikir yaitu
menambah ilmu pengetahuan dan akan memeprtinggi dan
membangun peradaban manusia.
Selaras dengan status dan fungsi Al-Quran sebagai kitab
suci, kitab yang terhimpun padanya kalam Ilahi, dan sebagai
pedoman hidup umat manusia, tempat rujukan bagi sekalian
masalah hidup dan kehidupannya, maka tentulah menelihara adab
21
Ahmad Mubarok, Jiwa Dalam Alquran, (Jakarta; Paramadina, 2000),h.20
28
yang luhur terhadap Al-Quran merupakan hal yang penting dan
mestinya diperhatikan dengan sangat. Adab-adab merupakan hal
yang harus dimiliki oleh yang membaca dan mempelajari Al-
Quran menurut Hidayat E dapat diuraikan sebagai berikut22
:
1) Hendaknya mushaf Al-Quran diletakan pada tempat-tempat
yang layak, terohrmat dan suci. Bila dibawa serta dalam
perjalanan, hendaknya dipegang dengan tangan kanan dan
tidak dibawa serta kecuali ke tempat-tempat yang suci.
2) Hendaknya orang yang membawa Al-Quran dan yang
membacanya berpakaian dengan pakaian yang sopan dan
bersih dari kotoran-kotoran atau najis.
3) Hendaknya melakukan sujud tilawah bila menjumpai ayat-
ayat sajdah.
4) Hendaklah dicari tempat yang suci dan tenang untuk
membaca Al-Quran, sehingga pesan-pesan dari setiap ayat
dapat tersimak dan terhayati dengan baik.
5) Hendaklah ia berwudhu dahulu sebelum membacanya, supaya
suasana dapat tercipta dengan penuh khusyu dan menambah
semangat membacanya, meskipun secara hukum
terkategorikan jaiz membacanya dalam keadaan hadats kecil.
6) Hendaknya membaca Al-Quran dengan posisi menghadap
kiblat, sebab membaca Al-Quran merupakan salah satu
bentuk peribadatan kepada Allah dan kerap dijumpai ayat-
ayat yang mengandung doa-doa.
7) Tadabur dan Khusyu,‟ Adab yang pertama dalam membaca
Al-Quran adalah membaca dengan penuh ketundukan dan
22
Hidayat E., Pelajaran Ilmu Tajwid, (Bandung; Mizan, 1986),h.11
29
ketenangan dan membuka hati untuk mentadaburi maknanya.
Inilah tujuan membaca Al-Quran. Dengannya akan terbukalah
dada dan bersinarlah hati. Juga disunnahkan menangis,
khusu‟ ketika membacnya. Imam Suyuti berkata bahwa
disunnahkan menangis dalam membaca Al-Quran, dan
berpura-pura menangis bagi yang tidak mampu menangis,
juga dengan rasa sedih dan khusu‟.
8) Hendaklah membacaAl-Quran dengan suara sebaik mungkin
dan tartil yaitu, menggunakan kaidah tajwid.juga sebaiknya
diawali dengan mengucapkan taudz dan basmalah serta
diakhiri dengan shadaqallahul’adzimi.
9) Hati harus bersih (suci), urid yang mempelajari Al-Quran
harus menyucikan hatinya supaya layak menjadi tempat Al-
Quran, mudah menghapalkannya dan mudah melahirkan
buahnya (hilanah).
10) Menghormati guru. Semua orang seyogyanya sebelum
mengajar mencari informasi terlebih dahulu mengenai
karakteristik calon gurunya. Intelektualitasnya, akhlaknya,
dan kreativitasnya. Menjadi seorang guru membaca Al-Quran
harus memiliki intelektual yang luas, berahklak mulia,
sehingga orang-orang yang belajar membaca Al-Quran
kepadanya akan memnadang gurunya dengan penuh hormat
dan meyakini keahliannya tersebut. Imam Nawawi
mengatakan bahwa hendaklah pelajar bersikap rendah hati
terhadap gurunya dan sopan kepadanya, meskipun lebih
muda, kurang tersohor dan lebih nasab dan kebaikannya
daripada, dia. Hendaklah pelajar bersikap rendah hati untuk
30
belajar ilmu. Dengan sikapnya yang rendah hati ia bisa
mendapat Ilmu.
11) Bersikap sopan di tempat pengajaran. Setiap murid hendaklah
masuk ke majlis gurunya dengan penuh kesopanan mengikuti
akhlak yang mulia dan sifat terpuji, bersih lahir batin. Jika
memasuki majlis harus meminta izin jika guru berada di
tempat yang memerlukan izin), dan seyogyanya,
mengucapakan salam kepadaorang-orang yang telah hadir,
dan mengkhususkan ucapan selamat kepada gurunya. Jika
akan pulang hendaklah mengucapkan salam kepada orang
yang ada di sekitarnya.
12) Belajaranya dengan penuh semangat. Dalam adab-adab dalam
belajar ilmu Al-Quran, yang paling penting adalah
mempunyai semangat yang menggebu-gebu, giat dan rajin.
Dan tidak boleh merasa puas dengan ilmu yang sedikit, jika
masih mempunyai potensi untuk berkembang.
13) Mempelajari Al-Quran pada pagi hari dan malam hari.
Sebaiknya seorang yang mempelajarai Al-Quran beruasaha,
mempelajari Al-Quran di hadapan gurunya pada pagi hari.
Hal ini perlu agar berkahnya. Hal ini sesuai dengan doa
Rasullah Saw yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang
berbunyi “Allahuma Barik liummati fi bukuriha” (Ya Allah
berkahilah umatku yang segera bekerja pada pagi hari). Selain
itu sebaik-baiknya waktu membaca Al-Quran adalah ditengah
malam dan pada bulan Ramadan.23
23
Hidayat E., Pelajaran Ilmu Tajwid, (Bandung; Mizan, 1986),h.12
31
Anis Ahmad Karzum mengatakan bahwa termasuk adab
membaca Al-Quran adalah :
1) Berwudhu
2) Membersihkan mulut
3) Berpakaian yang bersih
4) Duduk di tempat yang layak lagi bersih dan menghadap
kiblat dengan tenang dan hormat.
5) Berniat membaca lillahi ta‟ala dengan mengharap mendapat
keridhaan dan hidyah Allah.
6) Memulai dengan membaca ta‟awudz dan basmalah
7) pada akhir penutup pembacaan membaca
shodaqollahul‟azim.24
Demikianlah adab-adab bagi orang yang membaca Al-
Quran dan orang yang hendak mempelajarinya. Bila adab-adan
tersebut dilaksanakn dengan penuh keikhlasan, Insya Allah apa
yang dibaca dari Al-Quran tersebut mudah untuk dipahami dan
dihayati serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Prestasi Belajar Siswa
1. Pengertian
Prestasi belajar trediri dari dua kata yaitu prestasi dan
belajar. Dua kata ini tentu mempunyai arti tersendiri. Oleh karena
itu, sebelum menjelaskan tentang prestasi belajar terlebih dahulu
akan diuraikan mengenai pengertian kata-kata tersebut.
24
Anis Ahmad Karjum, Nasehat Kepada Para Pembaca Alquran, (Solo;
Pustaka Arafah, 2002), h.34
32
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa
prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan)25
,
sedangkan belajar menurut Sardiman yaitu sebagai rangkaian
kegiatan jiwa dan raganya, jiwa dan raga ditempa untuk
perkembangan menjadi pribadi manusia seutuhnya, yang berarti
menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Belajar yaitu suatu proses usaha atau enteraksi yang
dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang baru
juga perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman
itu sendiri. Perubahan-perubahan itu akan nampak dalam
penguasaan pola-pola sambutan (respon) yang baru terhadap
lingkungan yang berupa skill, habit, attitude, ability,
knowledge,understanding, appreciaton, emotional, hubungan
sosial, jasmani, dan etaika budi pekerti.
Prestasi belajar merupakan kata majemuk yang tersusun dari
2 kata yaitu kata “Prestasi” dan “Belajar”.prestasi adalah
kemampuan, keterampil dan sikap seseorang dalam menyelesaikan
suatu hal. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:895)
prestasi berarti hasil yang di capai dari yang telah dilakukan, dan
sebagainya. Demikian hal nya Abin Syamsuddin memberikan
pengertian yang tidak jauh berbeda, yakni suatu proses perubahan
prilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau
pengalaman tertentu.26
25
Poerwadinata, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka,
2002),h.895 26
Abin Syamsudin, Psikologi Pendidikan, (Bandung; Remaja Rosdakarya,
2000),h.110
33
Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa
prestasi adalah suatu nilai atau hasil yang merupakan hasil dari
suatu usaha yang telah dilakukan atau dicapai.Kata prestasi banyak
digunakan dalam berbagai kegiatan, salah satunya dalam kegiatan
pendidikan untuk mengeahui hasil yang dicapai siswa dalam
belajar.
Adapun pengertian belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku, baik dari segi kognitif, afektif, dan motorik secara
integrasi. Belajar adalah suatu proses usaha atau interaksi yang
dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru dan
perubahan keseluruhan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman-
pengalaman itu sendiri.
Hal tersebut senada dengan pendapat yang dikatakan oleh
Slameto bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.27
Dari pendapat diatas, menunjukan bahwa belajar merupakan
suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh hal
yang baru secara integrasi atau keseluruhan, artinya perubahan yang
baru itu dari segi kognitif, afektif dan psikomotor dari pengalaman
yang telah dilalui.
Jadi perstasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu
usaha yang dilakukan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
27
Slameto, Psikologi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995),h.2
34
2. Indikator Prestasi Belajar
Untuk mengukur prestasi belajar seseorang dilihat dari fase
keberhasilan belajar, yaitu ranah kognitif dan psikomotor.Dalam
peneltian ini hanya membahas ranah kognitif saja.
Ranah kognitif atau sering juga disebut aspek pengetahuan
adalah tujuan yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan dan
aspek intelektual, adapun aspek koginitf menjadi enam tingkatan,
yaitu :
a. Knowledge (Pengetahuan)
Kata-kata yang dapat dijadikan kata operasional dari aspek ini
menurut Uzer Usman adalah mendefinisikan,
menyebutkan,mengingat kembali, memproduksi dan
menggambarkan Dalam tingkatan ini siswa dituntut
kemampuannya untuk mengingat konsep-konsep yang khusus
dan umum atau hanya mengingat materi-materi yang berikan.28
b. Comperhension (Pemahaman)
Kata operasional dalam aspek pehaman ini menurut UzerUsman
adalah mengubah, menjelaskan, Mengihktisarkan, menyusun
kembali, menafsirkan, membedakan, memperkirakan,
memperluas, menyimpulkan dan menganulir Pada aspek ini
dituntut untuk mampu menyerap arti dari materi atau bahan
yang dipelajari tanpa mengetahui hubungan dengan yang lain.
Hasil belajar ini lebih tinggi satu tingkatan dari aspek
pengetahuan.
28
Muhammad Ujer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung:
Rosdakarya, 1990),h.37
35
c. Aplication (Penerapan)
Kata-kata operasional dari aspek ini menurut Uzer Usman
adalah memperhitungkan, mendemonstarsikan,
mengembangkan, menemukan, menyiapka, menghubungkan,
meramalkan, dan menangani Pada aspek ini siswa dibina untuk
menggunakan konsep-konsep yang abstrak kepada objek khusus
dan kongkrit, atau kemampuan siswa untuk menggunakan apa
yang telah dipelajari dalam situasi kongkrit yang baru.29
d. Annalysis (Analisis)
Kata-kata operasional aspek ini adalah mebedakan,
mendiagramkan, memilih, memisahkan, membagi-bagikan,
mengklasifikasikan Pada aspek ini dituntut untuk mampu
menggunakan suatu materi kedalam bagian-bagiannya sehingga
struktur organisasinya dapat dipahami.30
e. Syinthesis(Sintesis)
Kemampuan ini membutuhkan proses penyusunan,
penggabungan, untuk dijadikan suatu keseluruhan yang
berstruktur yang tadinya belum jelas Sintesis adalah lawan
analisis.Pada aspek ini siswa harus mampu merakit bagian-
bagian menjadi suatu kesatuan yang utuh. Kata yang dapat
dijadikan kata operasional dari aspek ini menurut Uzer Usman
mengkatagorisasikan, mengkombinasikan, mengarang,
menciptakan, membuat design, menjelaskan, memodifikasikan,
menyusun, membuat rencana, mengatur kembali,
29
Muhammad Ujer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung:
Rosdakarya, 1990),h.38 30
Muhammad Ujer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung:
Rosdakarya, 1990),h.38
36
menghubungkan, merevisi, menuliskan kembali dan
menceritakan.
f. Epaluation (Evaluasi)
Kata-kata operasional dari aspek ini adalah menilai,
membandingkan, menyimpulkan, mempertentangkan,
mengkritik, mendeskripsikan, membedakan, menerangkan,
memutuskan,menafsirkan, dan meghubungkan Aspek ini
merupakan aspek yang paling tinggi dalam aspek prestasi
kognitif siswa dimana pada bagian ini siswa mempunyai
kemampuan untuk mempertimbangkan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan
hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari
dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal)
individu.Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu
murid dalam pencapaian prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Yang
tergolong faktor internal adalah :
1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupn
yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,
pendengaran, struktut tubuh dan sebagainya.31
2) Faktor psikilogis baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh yang terdiri atas:
31
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, (Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 2004), cet. Ke-15, hal.130
37
a) Faktor intelektif yang meliputi :
(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,motivasi, emosi,
dan penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis
Yang tergolong factoreksternal,32
ialah :
a) Faktor sosial yang terdiri atas :
(1) Lingkungan keluarga
(2) Lingkungan sekolah
(3) Lingkungan masyarakat
(4) Lingkungan kelompok
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,
eknologi, dan kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitasbelajar
dan iklim
d) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung
ataupun tidak langsung dalam mencapai hasil belajaratau prestasi
belajar.
Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
32
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, (Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 2004), cet. Ke-15, hal.135
38
a. Faktor-faktor stimuli belajar
Yang dimaksud dengan stimuli belajar disini yaitu
segala hal diluar individu itu untuk mengadakan reaksiatau
perbuatan belajar.Stimuli dalam hal ini mencakup material,
penugasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus
diterima atau dipelajari sipelajar.
b. Faktor-faktor metode belajar
Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat
mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh si pelajar.
Dengan perkataan lain, metode yang dipakai oleh guru
menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.
c. Faktor-faktor individual
Kecuali faktor-faktor stimuli dan metode belajar,
faktor-faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap
prestasi belajar seseorang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan prestasi belajar yaitu suatu hasil yang telah
dilakukan seseorang melalui proses dan interaksi dengan
lingkungannya, proses dan interaksi tersebut akan
menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang menjadi
bukti dari keberhasilan dalam belajar.
4. Jenis-Jenis Prestasi Belajar
Prestasi belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang
diharapkan dapat dicapai setelah seseoarng belajar. Bloom
mengemukakan tipe hasil belajar adalah:
39
a. Ranah Kognitif (Cognitive domain / ranah cipta)
Adalah keberhasilan belajar yang diukur oleh taraf penguasaan
intelektualitas, keberhasilan ini biasanya dilihat dengan
bertambahnya pengetahuan siswa, yang terbagi menjadi:
1) Pengetahuan (Knowledge) adalah ranah pengetahuan yang
meliputi ingatan yang pernah dipelajari meliputi metode,
kaidah, prinsip dan fakta.
2) Pemahaman (Comprehension) meliputi kemampuan untuk
menangkap arti, yang dapat diketahui dengan kemampuan
siswa dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan.
3) Penerapan (Application), kemampuan untuk menerapkan
suati kaidah atau metode untuk menyelesaikan masalah
dalam kehidupan nyata. Penerapan ini dapatt meliputi hal-
hal seperti aturan, metode, konsep, prinsip dan teori.
4) Analisis (Analysis), meliputi kemampuan untuk memilah
bahan ke dalam bagian-bagian atau menyelsaikan sesuatu
yanng kompleks ke bagian yang lebih sederhana. Contohnya
mengidentifikasikan bagian-bagian, menganalisa hubungan
antar bagian-bagian dan membedakan antara fakta dan
kesimpulan.
5) Sintetis (Syntesis), meletakkan bagian-bagian yang
dihubungkan sehingga tercipta hal-hal baru.
6) Evaluasi (Evaluation), kemampuan memberikan penilaian
terhadap sesuatu.
b. Ranah Afektif (ranah rasa)
Adalah keberhasilan belajar yang diukur dalam taraf sikap dan
nilai.
40
Keberhasilan ini tampak pada siswa dalam berbagai
tingkah laku seperti berakhlakul karimah, disiplin dan mentaati
norma-norma yang baik, yang terdiri dari :
1) Penerimaan (Recieving), kesediaan siswa untuk
memperhatikan tetapi masih berbentuk pasif.
2) Partisipasi (Responding), siswa aktif dalam kegiatan
3) Penilaian/penentuan sikap (Valuing), kemampuan menilai
sesuatu, dan membawa diri sesuai dengan penilaian tersebut.
4) Organisasi (Organizing), kemampuan untuk membawa atau
mempersatukan nilai-nilai yang berbeda, menyelsaikan
konflik di antara nilai-nilai dan membentuk sutu sistem nilai
yang konsisten.
5) Pembentukan Pola Hidup (Characterization by value or
value complex), yaitu kemampuan untuk menghayati nilai-
nilai kehidupan sehingga dapat menjadi pegangan hidup.
c. Psikomotorik (ranah karsa)
Adalah keberhasilan belajar dalam bentuk skill (keahlian) bisa
dilihat dengan adanya siswa yang mampu mempraktekkan hasil
belajar dalam bentuk tampak, yaitu meliputi :
1) Persepsi (Perceptio), dapat dilihat dari kemampuan untuk
membedakan dua stimuli berdasarkan ciri-ciri masing-
masing.
2) Kesiapan (Set), kesiapan mental dan jasmani untuk
melakukan suatu gerakan.
3) Gerakan terbimbing (Guided respons), melakukan gerakan
sesuai dengan contoh yang diberikan.
41
4) Gerakan yang terbiasa (Mechanical respons), kemampuan
melakukan gerakan dengan lancar tanpa memperhatikan
contoh yang deberikan.
5) Gerakan yang kompelks (Complex respons), kemampuan
melakukan beberapa gerakan dengan lancar, tepat dan
efisien.
6) Penyesuaian pola gerkan (Adjusment), kemampuan
penyesuaian gerakan dengan kondisi setempat.
7) Kreativitas (Creativity), kemampuan mealhirkan gerakan-
gerakan baru.
C. Pendidikan Agama Islam di SMA
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan
danasuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai
pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran
islam.33
Dengan perkataan lain, pendidikan agama islam dalam
pembahasan ini didukan sebagai salah satu bidang studi yang wajib
diikuti oleh setiap siswa baik di sekolah negeri maupun di sekolah
swasta. Pengertian pendidikan agama Islam terdapat dalam Standar
Isi Pendidikan Agama dan Akhlak sebagai berikut :
Membentuk siswa menjadi manusia beriman dan takwa
danberakhlak muliayang mencakup etika, budi pekerti, atau moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
33
Zakiah Darajat, dkk.Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1992),cet.ke-2,h.86
42
Dari rumusan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian
pendidikan agama islam adalah suatu usaha atau bimbingan yang
berlandaskan pada ajaran Islam, dilakukan oleh orang dewasa
(pendidik) secara terus menerus, teratur dan sistematis untuk
mewujudkan persatuan nasional.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Berbicara pendidikan agama islam, baik makna maupun
tujuannya haruslah mengacu kepada penanaman nilai-nilai Islam
dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial dan moralitas sosial.
Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan
hidup didunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu
membuahkan kebaikan diakhirat kelak.
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka
mencapaisuatu tujuan, tujuan pendidikan akan menentukan kearah
mana peserta didik akan dibawa. Tujuan pendidikan juga dapat
membentuk perkembangan anak untuk mencapai tingkat
kedewasaan, baik biologis maupun pedagogis.
Pendidikan agama islamdi sekolah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimana melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan,penghayatan, pengamalan serta
pengalaman peserta didik tentang agama islam sehungga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketaqwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.34
34
Abdul Majid et.al., Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi,(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004),Cet. Ke-1,hal.135
43
Menurut Zakiyah Dradjat Tujuan ialah suatu yang
diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai.
Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap
statis dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari
kepribadian seseorang yang membuat menjadi “insan kamil”
dengan pola taqwa,. Insan kamil artinya manusia utuh rohani dan
jasmani, dapat hidup bekembang secara wajar dan normal karena
taqwanya kepada Allah Swt.35
Mahmud Yunus mengatakan bahwa tujuan pendidikan
agama adalah mendidik anak-anak, pemuda-pemudi maupun orang
dewasa supaya menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh,
beramalsaleh dan berahklak mulia, sehingga ia menjadi salah
seorang masyarakat yang sanggup hidup di atas kakinya sendiri,
mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah
airnya, bahkan sesama umat manusia.36
Sedangkan Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa tujuan
pendidikan Islam yang paling utama ialah beribadah dan
bertaqorrub kepada Allah, dan kesempurnaan insani yang
tujuannya kebahagiaan dunia akhirat.37
Adapun Muhammad Athiyah Al-Abrasy merumuskan
bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mencapai akhlak yang
sempura. Pendidikan budi pekerti dan akhlak jiwa pendidikan
Islam, dengan mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa
35
Zakiah Darajat, dkk.Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1992),cet.ke-2,h.29 36
Mahmud Yunus, Metode Husus Pendidikan Agama, (Jakarta:
PT.Hidakarya Agung, 1983),h.13 37
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,1998) hal.71
44
fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan
yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang
suci seluruhnya ikhlas dan jujur. Maka tujuan pokok dan terutama
dari pendidikan Islam ialah mendidik budi pekerti dan pendidikan
jiwa.38
Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang
sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Karena itu
pendidikan Islam, yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang
atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam.
Tim penyusun buku ilmu pendidikan islam mengemukakan
bahwa tujuan pendidikan islam ada empat macam , yaitu :
a. Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan
semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau
dengan cara yang lainnya. Tujuan ini meliputi aspek
kemanusiaan seperti : sikap, tingkah laku, penampilan,
kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada
tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka
yang sama. Bentuk insan kamil dengan pola taqwa kepada
Allah harus tergambar dalam pribadi seorang yang sudah
terdidik, walaupun dalam ukuran kecil dan mutu yang
rendah.Sesuai dengan tingkah-tingkah tersebut.39
38
Muhammad Athiyah Al-Abrasy, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam,
Terj.Bustami Abdul Ghani dan Johar Bahry, (Jakarta: PT.Bulan Bintang,
1987),cet.ke-5, h.1 39
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam II, Bandung; CV.Pustaka Setia,
1999), cet. ke-2, h.41-42
45
b. Tujuan Akhir
Pendidikan islam ini berlangsung selama hidup, maka
tujuan akhir, akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini
telah berakhir. Tujuan umum yang berbentuk insan kamil
dengan pola taqwa dapat mengalami naik turun, bertambah dan
berkurang dalam perjalanan hidup seseorang.Perasaan,
lingkungan dan pengalaman dapat mempengaruhinya. Kerna
itulah pendidikan islam itu berlaku selama hidup untuk
menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan
mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai.
c. Tujuan Sementara
Tujuana sementara ialah tujuan yang akan dicapai
setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang di
rencanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal tujuan
operasional dalam bentuk tujuan instruksional yang
dikembangkan menjadi Tujuan Instruksional umum dan Tujuan
Instruksional Khusus (TIU dan TIK).
d. Tujuan Operasional
Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan
dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit
kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah
dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu di
sebut tujuan operasional. Dalam pendidikan formal, tujuan ini
disebut juga tujuan instruksional yang selanjutnya
dikembangkan menjadi Tujuan Instruksional umumdan Tujuan
Intruksional Khusus (TIU dan TIK). Tujuan instruksional ini
46
merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan dalam unit
kegiatan pengajaran.40
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
tujuan pendidikan agama islam adalah membimbing dan
membentuk manusia menjadi hamba Allah yang sholeh, teguh
imannya, taat beribadah dan berakhlak terpuji.
Jadi , tujuan pendidikan agama islam adalah berkisar
pada pembinaan pribadi muslim yang terpadu pada
perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektuai
dan sosial. Atau lebih jelas lagi, ia berkisar pada pembinaan
warga Negara muslim yang baik, yang percaya pada Tuhan dan
agamanya, berpegang teguh pada ajaran agamanya, berahklak
mulia , sehat jasmani dan rohani.
Oleh karena itu berbicara pendidikan agama islam, baik
makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman
nilai-nilai islam dan tidak di benarkan melupakan etika sosial
atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam
rangka menuai keberhasilan hidup ( Hasanah)di dunia bagi
anak-anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan
kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.
Adapun tujuan pendidikan agama islam di SMA Negeri
1 Cikeusal Kab. Serang adalah sebagai berikut :
1) Memberikan Ilmu Pengetahuan Agama Islam
2) Memberikan pengertian tentang agama islam yang sesuia
dengan tingkat kecerdasan.
40
Nur Uhbiyati,Ilmu Pendidikan Islam II, Bandung; (CV.Pustaka Setia,
1999), cet. ke-2, hal. 60
47
3) Memupuk jiwa agama
4) Membimbing anak agar mereka beramal shaleh dan
berahklak mulia.
Adapun tujuan pendidikan agama islam pada pendidikan
dasar sebagaimana tercantum dalam Standar Isi Pendidikan
SMA di bidang studi PAI adalah sebagai berikut :
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
dimaksudkan untuk Membentuk peserta didik menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia.Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti,
atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Dari tujuan itu nyatalah bahwa pendidikan agama Islam
menekankan pentingnya pemahaman terhadap ajaran
agama.Dengan mempelajari ajaran agama dimaksudkan agar
siswa memiliki kemampuan dasar untuk mengembangkan
kemampuan agama secara ilmiah dan ilahiah, yang pada
akhirnya siswa dapat meningkatkan keimanan terhadap pencipta
alam yang direfleksikan pada aktivitas psikomotorik (akhlakul
karimah).
Sejalan dengan tujuan diatas, al-Qur‟an telah
mengisyaratan bahwa ajaran Islam tidak bisa dilepakan dari aspe
ilmiah. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Isra‟sebagai
berikut:
ولئك مع والبصر والفؤاد كل ولا ت قف ما ليس لك به علم إن الس كان عنه مسئولا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya.Sesungguhnya
48
pendengaran, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung
jawabnya”.
Selain tujuan kurikulum pendidikan agama islam diatas,
tujuan tersebut masih harus dijabarkan kedalam tujuan
intruksional umum tiap-tiap pokok bahasan, dan secara
oprasionalnya dijabarkan lagi dalam tujuan-tujuan instruksional
khusus.
Sedangkan fungsi penddikan Agama Islam SLTA adalah
sebagai berikut:
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan da ketakwaan
pesertadidik kepada Allah subhanahu wa ta‟ala yang tekah
ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya
kewajiban menanamkan keimanan dan ketaqwaan dilakukan
oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuh-kembangkannya lebih lanjut dalam diri anak
melalui mimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan
dan ketaqwaan peserta didik berkembang secara optimal
sesuai dengan tingkat perkembangannya.
b. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan peserta didik yang
memiliki bakat khusus yang ingin mendalami bidang agama,
agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga
dapat bermanfaat untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.
c. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan kekurangan peserta didik dalam hal keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
49
d. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya asing yang dapat
membahayakan peserta didik dan mengganggu perkembangan
dirinya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
Dengan demikian tujuan pendidikan merupakan
pengamakan nilai-nilai Islami yang hendak diwujudkan dalam
pribadi muslim melalui proses akhir yang dapat membuat peserta
didik memiliki kepribadian Islami yang beriman, bertawa dan
berilmu pengetahuan.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup
yang sangat luas, karena didalamnya banyak pihak yang terlibat,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun ruang lingkup pendidikan Islam adalah sebagai
berikut:
a. Perbuatan mendidik itu sendiri
Yang dimaksud dengan perbuatan mendidik adalah
seluruh kegiatan, tindakan atau perbuatan dari sikap yang
dilakukan oleh pendidikan sewaktu mengasuh anak didik.
Atau dengan istilah yang lain yaitu sikap atau tindakan
menuntun, membimbing, memberikan pertolongan dari
seseorang pendidik kepada anak didik menuju kepada tujuan
pendidikan Islam.
50
b. Anak didik
Yaitu pihak yang merupakan objek terpenting dalam
pendidikan. Hal ini disebabkan perbuatanatau tindakan
mendidik itu diadakan untuk membawa anak didik kepada
tujuan pendidikan islam yang kita cita-citakan.
c. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam
Yaitu landasan yang menjadi fundamen serta sumber
dari segala kegiatan pendidikan Islam ini dilakukan. Yaitu
ingin membentuk anak didik menjadi manusia dewasa yang
bertakwa kepada Allah dan kepribadian muslim.
d. Pendidik
Yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan
Islam.Pendidik ini mempunyai peranan penting untuk
berlangsungnya pendidikan.Baik atau tidaknya pendidik
berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan Islam.
e. Materi Pendidikan Islam
Yaitu bahan-bahan, pengalaman-pengalaman belajar
ilmu agama islam yang disusun sedemikian rupa untuk
disajikan atau disampaikan kepada anak didik.
f. Metode Pendidikan Islam
Yaitu cara yang paling cepat dilakukan oleh
pendidikan untuk menyampaikan bahan atau materi
pendidikan Islam kepada anak didik. Metode disini
mengemukakan bagaimana mengolah, menyusun dan
menyajikan materi tersebut dapat dengan mudah diterima dan
dimiliki oelh anak didik.
51
g. Evaluasi Pendidikan
Yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan
evakuasi atau penilaian terhadap hasil belajar anak didik.
Tujuan prndidikan Islam umumnya tidak dapat dicapai
sekaligus, melainkan melalui proses atau pentahapan tertentu.
Apabila tahap ini telah tercapai maka pelaksanaan pendidikan
dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya dan berakhirhingga
terbentuknya kepribadian muslim.
h. Alat-alat Pendidikan Islam
Yaitu alat-alat yang dapat digunakan selama
melaksanakan pendidikan Islam agar tujuan pendidikan Islam
tersebut lebih berhasil.
i. Lingkungan
Yaitu keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam
pelaksanaan serta hasilpendidikan Islam.41
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ruang
lingkup pendidikan Islam itu sangat luas, sebab meliputi
segala aspek yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan
Islam.
41
Nur Uhbayati,Ilmu Pendidikan Islam II, Bandung; (CV.Pustaka Setia,
1999), cet. ke-2. hal. 14
52
D. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Tesis dengan judul “HUBUNGAN AKTIVITAS SISWA DALAM
MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BAHASA
ARAB DAN BACA TULIS QURAN (BTQ) DENGAN PRESTASI
BELAJAR PAI ASPEK AL-QURAN”42
Pembahasan dalam tesis ini mencakup kegiatan
ekstrakurikuler bahasa arab dan baca tulis Alquran dengan
prestasi PAI siswa yang dihususkan pada aspek Alquran pada
kelas XI SMAN 1 cikeusal Kabupaten serang.
Penelitian tersebut di atas menetapkan hasil sebagai
berikut :
a. Aktivitas siswa dalam mengikuti Ekstrakurikuler Bahas
Arab (X1) dan Bimbingan Baca Tulis Alquran (X2) dengan
prestasi belajar PAI aspek Alquran (Y) memiliki hubungan
yang baik. Fh < Ft yaitu 17,12 dan 1,0264
b. Variabel yang diteliti memiliki hubungan/korelasi,
sebagaimana terlihat dari nilai koefisien jalur variabel
tersebut sebesar 0,1648, hubungan secara langsung sebesar
6,15%, secara tidak langsung sebesar 4,08% dan korelasi
secara total sebesar 16,48%.
Berbeda dengan tesis yang akan penulis buat yang
membahas tentang kegiatan ekstrakurikuler ROHIS dan
bimbingan tahsin Alquran dan dihubungkan dengan prestasi
bidang studi pendidikan agama islam
42
Yarkoni, Hubungan Aktivitas Siswa Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler
Bahasa Arab dan Bimbingan Baca Tulis Alquran Dengan Prestasi Belajar PAI Aspek
Alquran. Bandung.UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2010
53
2. Skripsi Dengan Judul “HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN
MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER KEROHANIAN
ISLAM (ROHIS) DENGAN MINAT BELAJAR PAI SISWA
KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BAKI SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2016/2017”43
Penelitian tersebut di atas menghasilkan sebagai berikut :
a. Keaktifan mengikuti ekstrakurikuler Rohis siswa kelas VIII
di SMP Negeri 1 Baki Sukoharjo tahun pelajaran 2016/2017
terdapat pada kategori sedang. Hal ini didasarkan pada hasil
perhitungan data keaktifan mengikuti ekstrakurikuler Rohis
kategori tinggi sebanyak 20 siswa (13%), kategori sedang
sebanyak 81 siswa (55%), dan kategori rendah sebanyak 47
siswa (32%)
b. Minat belajar PAI siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Baki
Sukoharjo tahun pelajaran 2016/2017 terdapat pada kategori
sedang. Hal ini didasarkan pada hasil perhitungan data minat
belajar PAI kategori tinggi sebanyak 62 siswa (43%) ,
kategori sedang sebanyak 75 siswa (51%), dan kategori
rendah sebanyak 10 siswa (6%). (3) sehingga ada hubungan
antara keaktifan mengikuti ekstrakurikuler Kerohanian Islam
(Rohis) dengan minat belajar PAI siswa kelas VIII di SMP
Negeri 1 Baki Sukoharjo tahun pelajaran 2016/2017
didasarkan pada hasil uji signifikansi rho = 0,88 dan t hitung
(22,15) > t tabel (1,96).
43
Retno Wahyuningsih, Hubungan antara Keaktifan mengikuti
Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS)dengan Minat Belajar PAI Siswa Kelas
VIII di SMP Negeri 1 Baki Sukoharjo Tahun Pelajaran 2016/2017. IAIN Surakarta,
2017.
54
c. Perbedaan antara karya tulis ini dengan Tesis yang akan
penulis susun yaitu terletak pada pengambilan sampel data
yang diteliti. Dalam karya tulis ini pengmabilan sampel data
menggunakan Proportionate Stratified Random sampling,
sedangkan pada tesis yang akan penulis buat adalah
Purposive Sampling.
E. Kerangka Berfikir
Aktivitas belajar adalah berbuat dengan seluruh anggota badan
dengan bantuan alat indera yang meliputi aspek kegiatan fisiknya
misalnya : mendengarkan, mengamati,menyelidiki suatu
objek,menguraikan konsep dan memecahkan suatu persoalan.44
Dengan
membatasi kepada kegiatan yang dilakukan siswa disekolah guru
membuat suatu daftar gegiatan siswa antara lain sebagai berikut:
1. Kehadiran
2. Membaca
3. Menulis
4. Menyimak
5. Bertanya
6. Berdiskusi
7. Mengerjakan tugas
Atas dasar pemikiran di atas, siswa diharapkan dapat berperan
aktif, guru hanyamembimbing dan menyediakan kondisi agar anak
didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Guru hanya
memberi acuan atau alat, hal ini sesuai dengan hakikat anak didik yang
44
Abu Ahmadi et.all Bimbingan dan Konseling di sekolah. PT Rineka Cipta,
1991. hal.81
55
penuh dengan potensi yang biasa dikembangkan secara optimal apabila
kondisi mendukungnya.
Kegiatan belajar mengajar pada dasarnya diarahkan kepada
pencapaian hasil belaiar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dirniliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya45
.
Artinya tidak ada proses kegiatanbelajar mengajar yang tidak diarahkan
kepada pencapaian hasilnya. Dilihat dari segi wujudnya, keberhasilan
belajar seseorang dapat dilihat dari adanya perubahan yang terjadi
pada diri seseorang atau peserta didik. Kemampuan belajar dapar
dijadikan ukuran apakah pengajaran itu berhasil atau tidak, karena
pada prinsipnya pengumpulan hasil belajar yang ideal meliputi segenap
ranah psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman proses
belajar siswa.
Alquran menurut bahasa adalah bacaan. Adapun menurut istilah
pengertian Alquran adalah kalam Allah swt.yang diturunkan pada nabi
muhammad saw. Dan termasuk ibadah dalam membacanya.Dalam
membaca Alquran seseorang harus mengetahui dasar-dasar dan cara
membacanya dengan baik dan benar.Membaca Alquran harus
menggunakan ilmu tajwid yaitu suatu ilmu yang membicarakan
pengaturan-pengaturan dan cara-cara membaca Alquran dengan baik
dan benar dengan memanjangkan apa yang harus dipanjangkan dan
memendekan bacaan yang harus dibaca pendek.46
Sebagaimana Firman
Allah dalam Qs.Al-muzammil ayat 4 sebagai berikut;
45
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005), cet. Ke-10. Hlm. 22 46
Zakiyah Darajat. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta;Bumi
Aksara,2000),hal.13
56
ورتل القرآن ت رتيلا
“Dan bacalah Al quran itu dengan Tartil”
Untuk mencapai pemahaman Alquran yang baik hendaknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tartil, dalam arti bahwa membaca Alquran tidak boleh tergesa-
gesa dalam membacanya.
2. Tajwid, yaitu bahwa membaca Alquran diharuskan
memperhatikan tanda baca, waqaf atau aturan-aturan yang
melingkupi Alquran
3. Memahami apa yang dibaca,pembaca Alquran minimal harus
memahami ayat –ayat yang dibacanya setidaknya terjemahan
atas teksnya,dengan demikian akan lebih menjiwai Alquran
ketika sedang membacanya.
Kaitanya dengan ROHIS dan bimbingan Tahsin Alquran di
SMAN 1 cikeusal Kabupaten serang,maka sangat logis apabila
dikatakan bahwa bimbingan tersebut berhubungan dengan Pendidikan
Agama Islam aspek Alquran. Hal ini dapat difahami dari ilustrasi
bahwa setelah Siswa rohis dan bimbingan tahsin Alquran,pengetahuan
mereka pada aspek Alquran semakin meningkat karena materi yang
disajikan sangat sesuai dengan materi yang ada pada kurikulum
Pendidikan Agama Islam.Apabila peseta didik telah senang dan paham
pada materi tersebut,maka dimungkinkan proses pencapaian
kemampuan belajar akan lebih optimal dan berkembang. Dengan kata
lain,berkat adanya usaha yang tekun dan terus menerus dengan
aktivitas belajar, makapeserta didik akan terbentuk kemampuan optimal
57
dengan kualitas yang baik.Aktivitas seorang siswa akan sangat
menentukan tingkat pencapaian kemampuan belajarnya.
Secara skematis, kerangka pemikiran tersebut di atas dapat
digambarkan sebagai berikut:
X1 X2 Y
Hub. Ke - 3
Siswa SMAN 1 Cikeusal dan SMAN 1 Petir
Prestasi Belajar PAI Kegiatan Bimbingan
Tahsin Alquran
Kegiatan Ekstrakurikuler
ROHIS
1.Dokumentasi
2.Nilai Raport PAI
1.Observasi
2.Dokumentasi
1.Test tulis
2.Test lisan
3.Membaca;
-Tajwid
-Makhroj
-Fasohah
4.Menulis
Hub. Ke - 2
Hub. Ke - 1
58
F. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap
penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul47
. Sesuai
dengan tujuan penelitian seperti dikemukakan di atas hipotesisnya
sebagai berikut:
H1:1.Terdapat hubungan kegiatan ekstrakurikuler rohis dengan
kemampuan belajar PAI di SMAN 1 Cikeusal dan SMAN 1
Petir kabupaten serang.
2.Terdapat hubungan kegiatan bimbingan Tahsin Alquran dengan
kemampuan belajar PAI di SMAN 1 Cikeusal dan SMAN 1
Petirkabupaten serang.
3.Terdapat hubungan kegiatan ekstrakurikuler rohis dan
bimbingan Tahsin Alquran dengan kemampuan belajar PAI
di SMAN 1 Cikeusal dan SMAN 1 Petir kabupaten serang.
Ho:1.Tidak terdapat hubungan kegiatan ekstrakurikuler rohis
dengan kemampuan belajar PAI di SMAN 1 Cikeusaldan
SMAN 1 Petirkabupaten serang.
2.Tidak terdapat hubungan kegiatan bimbingan Tahsin Alquran
dengan kemampuan belajar PAI di SMAN 1 Cikeusal dan
SMAN 1 Petirkabupaten serang.
3.Tidak terdapat hubungan kegiatan ekstrakurikuler rohis dan
bimbingan Tahsin Alquran dengan kemampuan belajar PAI
di SMAN 1 Cikeusal dan SMAN 1 Petir kabupaten serang.
47
Suharsimi Arikunto, Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar, Metode, Teknik),
(Bandung: Tarsito, 1998, hlm. 67