BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan · disebut sebagai penentu deskripsi kerja (job description). B....
Transcript of BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan · disebut sebagai penentu deskripsi kerja (job description). B....
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Perancangan
Perancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses,
cara, perbuatan merancang. Berdasarkan penjelasan tersebut, perancangan dapat
didefinisikan sebagai suatu proses menentukan objek, cara, tujuan, hingga segala
tindakan terkait dalam pencapaiannya. Seperti halnya dengan mendesain,
merancang atau perancangan mempunyai arti yang sama. Istilah-istilah serupa
sering digunakan dari zaman dahulu hingga sekarang. Sebuah perancangan
melibatkan aktivitas pengambilan keputusan yang akan membawa ke tujuan
tertentu. Tahapan perancangan adalah sebagai berikut:
a. Penentuan tujuan (misi)
Dalam perancangan, tujuan atau misi berfungsi sebagai landasan utama atau
batasan yang memagari tindakan selanjutnya agar segala sesuatu terarah
menuju tujuan atau misi tersebut. Karena itulah tujuan atau misi harus
ditentukan paling awal, sehingga langkah selanjutnya dapat terorganisir
berbasis tujuan tersebut.
b. Penentuan objek (media)
Setelah tujuan ditentukan, langkah selanjutnya yang harus diambil adalah
menentukan objek yang akan menjadi media untuk mencapai tujuan tersebut.
Pemilihan objek harus dilakukan secara seksama sehingga tujuan dapat
tercapai secara efektif serta efisien.
9
10
c. Penentuan strategi
Strategi dibutuhkan sebagai bagaimana (how) mencapai tujuan tersebut.
Penentuan strategi meliputi kegiatan perencanaan pembuatan objek,
saluran/sarana, media, dan kegiatan promosi dalam rangka mencapai tujuan.
d. Penentuan dasar/landasan/pemahaman umum
Dalam upaya melaksanakan strategi, diperlukan sebuah pemahaman umum
agar terjadi suatu koordinasi yang baik. Dasar/landasan/pemahaman umum
ini berfungsi sebagai pegangan agar segala aktivitas yang dilakukan mencapai
tujuan seefisien dan seefektif mugkin.
e. Penentuan tata cara
Penentuan tata cara adalah proses menentukan cara dengan lebih spesifik.
Langkah ini dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya aktivitas tidak
perlu yang dapat mengurangi efisiensi perancangan. Langkah ini dapat juga
disebut sebagai penentu deskripsi kerja (job description).
B. Tinjauan tentang Buku
1. Pengertian Buku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku adalah lembar kertas
yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Buku merupakan kumpulan kertas
atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan
berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku
disebut sebuah halaman. Seiring perkembangan dalam bidang dunia
informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku elektronik, yang
mengandalkan komputer dan internet jika aksesnya online.
11
Buku adalah jendela dunia, lewat buku kita bisa mengetahui banyak
hal-hal baru. Buku bisa membawa kita menjelajah ke dunia lain. Lewat buku
juga, wawasandan pengetahuan kita terbuka akan hal-hal baru. Buku adalah
alat perantara penulis dengan pembacanya, sehingga hal-hal yang
disampaikan oleh penulis dapat dimengerti dan dipahami oleh pembacanya
(Barbara Tuchman, 1989)
2. Sejarah Buku
Ada berbagai sumber yang menguak sejarah tentang buku. Awalnya
buku pertama disebutkan lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang
Mesir menciptakan kertas papirus. Kertas papirus yang berisi tulisan ini
digulung dan gulungan tersebut merupakan bentuk buku yang pertama. Ada
pula yang mengatakan buku sudah ada sejak zaman Sang Budha di Kamboja
karena pada saat itu Sang Budha menuliskan wahyunya di atas daun dan
kemudian membacanya berulang-ulang. Berabad-abad kemudian di
Tiongkok, para cendekiawan menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidi yang
diikatkan menjadi satu. Hal tersebut memengaruhi sistem penulisan di
Tiongkok yang huruf-hurufnya ditulis secara vertikal yaitu dari atas ke
bawah.
Buku yang terbuat dari kertas baru ada setelah Tiongkok berhasil
menciptakan kertas pada tahun 200-an SM dari bahan dasar bambu
ditemukan oleh Tsai Lun. Kertas membawa banyak perubahan pada dunia.
Pedagang muslim membawa teknologi penciptaan kertas dari Tiongkok ke
Eropa pada awal abad ke-11. Di sinilah industri kertas bertambah maju.
Apalagi dengan diciptakannya mesin cetak oleh Gutenberg, perkembangan
12
dan penyebaran buku mengalami revolusi. Kertas yang ringan dan dapat
bertahan lama dikumpulkan menjadi satu dan terciptalah buku.
(http://id.wikipedia.org)
Hingga saat ini, penerbitan buku masih bertahan di tengah era
penyebaran informasi digital. Tiap negara industri mempunyai banyak
penerbit untuk konsumsi lokal maupun ekspor, dan beribu-ribu judul buku
diterbitkan setiap tahunnya. Hampir semua terbitan buku harus didesain, tidak
hanya sebagai menyampaikan informasi belaka, dan itu berarti ada yang
bertanggungjawab atas seluruh tampilan fisik dan visual.
Perkembangan buku dari format awal hingga menjadi bentuk yang kita
kenal sekarang, membutuhkan suatu proses yang rumit. Informasi yang
tertulis pertama yang dapat dipindah-pindah berupa lempeng tanah liat yang
digunakan oleh orang Mesir kuno sekitar 5000 SM. Buku mulai dibuat
dengan format yang modern pada sekitar abad pertama atau kedua, dengan
bentuk seperti naskah kuno berupa lembaran lontar atau kertas perkamen
yang dilipat vertikal untuk menciptakan halaman-halamannya. Meskipun
bentuknya mudah dibawa-bawa, namun pada masa itu buku masih bersifat
benda berharga yang disimpan di perpustakaan istana, dan tempat-tempat
ibadah.
Dalam perkembangan selanjutnya, sejarah buku tak akan lepas dari
sejarah percetakan, karena dua hal ini saling berkaitan. Pada awalnya
percetakan ditemukan dan berkembang pertama kali di Cina dan Korea, yaitu
dengan teknik cetak kayu atau woodblock primitif.
13
Pada tahun 1041, masa kekaisaran Dinasti Song, di negeri Cina
ditemukan teknik cetak moveable type dari bahan keramik oleh Bi Sheng.
Kemudian pada tahun 1234, masa pemerintahan dinasti Goryeo, Korea
berhasil mengembangkan teknik cetak moveable type berbahan metal, alat ini
ditemukan oleh Chwe Yoon Eyee. Buku hasil cetakan moveable type yang
masih ada hingga kini adalah buku yang berjudul Jikji, yang dicetak pada
tahun 1377 di Korea. Teknologi cetak ini kemudian masuk ke Eropa melalui
jalur perdagangan Cina ke Arab melewati India.
Pada tahun 1450 terjadi revolusi besar dalam peradaban manusia
dengan ditemukannya mesin cetak yang menggunakan tinta minyak oleh
Johannes Gutenberg. Ia oleh para jurnalis Amerika dinobatkan sebagai “Man
of The Millenium” dalam buku 1000 Years 1000 People. Hasil cetakan
pertamanya adalah sebuah masterpiece buku Bible yang dikenal dengan B42
atau Mazarin Bible.
Pada tahun 1469, didirikan sebuah perusahaan percetakan di Venice.
Kemudian tahun 1470 Johan Heynlin membuka percetakan di Paris. Tahun
1476 William Caxton membuka percetakan di Inggris. Pada tahun 1539,
percetakan mulai masuk ke Amerika, dibawa oleh Juan Pablos yang
berkebangsaan Italia. Ia mendiriksn perusahaan percetakan impor di Mexico
City. Kemudian pada tahun 1628, Stephen Day membangun percetakan di
Massachusetts Bay, Amerika Utara. Ia juga membantu mendirikan
Cambridge Press.
Pada awal abad ke 16, Blake membuat relief dengan teknik Etsa,
setelah adanya penemuan bahwa asam bisa digunakan untuk menampilkan
14
ukiran di atas pelat metak. Teknik ini pernah juga dipakai oleh seniman-
seniman terkenal seperti Rembrant van Rijn, Francisco Goya, dan Pablo
Picaso untuk menciptakan karya seninya.
Pada akhir abad ke 18, muncul beberapa inovasi dalam teknik cetak
grafis. Bewick mengembangkan metode dengan menggunakan peralatan
gravir pada ujung kayu. Kemudian Aloys Senefelder, menemukan litografi
pada tahun 1798 teknik ini baru mendapat perhatian besar pada tahun 1890-an
setelah Pierre Bonnard, Henri de Toulouse-Lautrec dan seniman lainnya
menciptakan cetak warna.
Pada awal abad 19, jenis baru cetak huruf diperkenalkan oleh Stanhope,
George E. Clymer, Koenig dan lainnya. Dan saat ini teknologi percetakan
telah tersebar di seluruh dunia (“History of Books”, Wikipedia).
Inovasi buku yang sederhana dan mudah dibawa, dengan tulisan yang
dapat dibaca dengan jelas sera desain yang elegan, menjadi dasar bagi
penerbitan buku modern. Pengaruh yang signifikan terhadap penerbitan
modern bermula pada abad ke 19, dan berkaitan dengan produksi massal.
Dengan adanya revolusi industri, maka muncul metode mekanis untuk
pembuatan kertas, penyusunan tulisan, hingga percetakan (Jennings 132-2).
3. Jenis-jenis Buku
Jenis-jenis buku berdasarkan jenisnya, buku dapat dibedakan dalam
beberapa kategori yaitu:
a. Novel
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya
dalam bentuk cerita. Penulis noovel disebut novelis. Kata novel berasal
15
dari bahasa Italia, novella, yang berarti “sebuah kisah, sepotong berita”.
Novel lebih panjang setidaknya 40.000 kata dan lebih kompleks dari
cerpen, dan tidak dibatasi ketebatasan struktural dan metrikalsandiwara
atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan
kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan
pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut. Novel dalam bahasa
Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih
kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak.
(“Buku”, Wikipedia)
b. Majalah
Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel
dalam subjek yang bervariasi. Majalah biasa diterbitkan mingguan, dua
mingguan, bulanan. Majalah biasanya memiliki artikel mengenai topik
populer ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan bahasa
yang mudah dimengerti oleh banyak orang. Publikasi akademi yang
menulis artikel padat ilmu disebut jurnal. (“Buku”, Wikipedia)
c. Kamus
Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata.
Ia berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain
menerankan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman
sebutan, asal-usul atau etimologi sesuatu perkataan dan juga contoh
penggunaan bagi sesuatu berkataan. Untuk memperjelas kadang kala
terdapat juga ilustrasi di dalam kamus. Biasanya hal ini terdapat dalam
kamus bahasa Perancis. (“Buku”,Wikipedia)
16
d. Buku Panduan
Buku panduan adalah buku yang didesain agar dapat digunakan oleh
orang yang dipandu untuk memandu diri sendiri dengan informasi yang
diberikan di dalam buku. (“Buku”, Wikipedia)
e. Buku Katalog
Sejenis brosur yang menerangkan, dan kadang-kadang ditambah dengan
ilustrasi tentang berbagai produk. Ukurannya bermacam-macam mulai
dari ukuran saku sampai yang sebesar buku telepon, tergantung
keperluan. (Frank Jefkins, 1997 : 137)
f. Buku Komik
Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar
tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk
jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi
dengan teks. (“Buku”, Wikipedia)
4. Tata Aturan Halaman Buku
a. Cover
Merupakan bagian terluar buku berfungsi sebagai penarik perhatian
konsumen serta untuk melindungi isi buku.
b. Halaman Kosong
Merupakan halaman kedua setelah cover atau sampul buku.
c. Halaman Baru
Juga merupakan halaman kosong, berhadapan dengan halaman belakang
sampul.
17
d. Halaman Judul
Merupakan halaman yang berisi teks berupa judul tanpa disertai dengan
apapun. Pada halaman ini teks judul merupakan point of interest dari
halaman tersebut.
e. Halaman Ilustrasi
Merupakan halaman pendukung (ada atau tidak adanya, tidak
berpengaruh dengan identitas buku) ilustrasi hanya sebagai pendukung
atau untuk mempercantik buku.
f. Pembuka
Merupakan halaman yang hampir mirip dengan halaman judul namun
terdapat beberapa ornamen atau ilustrasi pendukungnya.
g. Halaman Identitas Penerbitan
Halaman ini berisikan identitas buku yaitu berupa judul, pengarang,
tahun penerbitan, desainer, nama pencetak, banyak halaman serta ukuran
buku.
h. Halaman Isi
Merupakan halaman inti dari karya pengarang.
18
C. Tinjauan tentang Cerita Bergambar
1. Pengertian Cerita
Cerita merupakan salah satu bentuk karya sastra. Buku untuk anak
biasanya mencerminkan masalah-masalah masa kini. Karena kehidupannya
terfokus pada masa kini, masih sukar bagi anak untuk membayangkan masa
lalu dan masa depan. Cerita untuk anak adalah cerita yang menempatkan
mata anak-anak sebagai pengamat utama dan masa anak-anak sebagai fokus
utamanya. (Tarigan, 1995 : 5)
2. Pentingnya Cerita
Suyanto dan Abbas (2001 : 23) menyatakan cerita dapat digunakan
sebagai sarana mendidik dan membentuk kepribadian anak. Nilai-nilai luhur
ditanamkan pada diri anak melalui penghayatan terhadap makna dan maksud
cerita. Transmisi budaya terjadi secara alamiah. Anak memiliki referensi yang
mendalam karena setelah menyimak, anak melakukan serangkaian aktivitas
kognisi dan afeksi yang rumit dari fakta cerita seperti nama tokoh, sifat tokoh,
latar tempat dan budaya, serta hubungan sebab akibat dalam alur cerita dan
pesan moral yang tersirat didalamnya, misalnya makna kebaikan, kejujuran,
dan kerja sama. Proses ini terjadi secara lebih kuat dari pada nasehat ataupun
paparan.
Musfiroh (2005 : 24) menyatakan bercerita menjadi sesuatu yang
penting bagi anak karena beberapa alasan antara lain:
a. Bercerita merupakan alat perbandingan budi pekerti yang paling mudh
dicerna anak disamping teladan yang dilihat anak tiap hari.
19
b. Bercerita membangkitkan rasa tahu anak akan peristiwa atau cerita, alur,
plot, dan menumbuhkan kemampuan merangkai sebab akibat dari suatu
peristiwa dan memberikan peluang bagi anak untuk belajar menelaah
kejadian-kejadian di sekelilingnya.
c. Bercerita merupakan metode dan materi yang dapat diintegrasikan
dengan dasar keterampilan lain, yakni berbicara, membaca, menulis, dan
menyimak, tidak terkecuali untuk anak taman kanak-kanak.
d. Bercerita memberi ruang lingkup yang bebas pada anak untuk
mengembangkan kemampuan bersimpati dan berempati terhadap
peristiwa yang menimpa orang lain. Hal tersebut mendasari anak untuk
memiliki kepekaan sosial.
3. Pengertian Cerita Bergambar
Untuk ruang lingkup nusantara, terdapat sebutan tersendiri untuk komik
seperti diungkapkan oleh pengamat budaya Arswendo Atmowiloto (1986)
yaitu cerita bergambar atau disingkat menjadi Cergam yang dicetuskan oleh
seorang komikus Medan bernama Zam Nuldyn sekitar tahun 1970. Cerita
bergambar merupakan sebuah kesatua cerita disertai dengan gambar-gambar
yang berfungsi sebagai penghias dan pendukung cerita yang dapat membantu
proses pemahaman terhadap isi cerita tersebut. Menurut wikipedia the free
encyclopedia dalam Ardianto (2007 : 6) cerita bergambar adalah suatu bentuk
seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun
sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya cergam dicetak
di atas kertas yang dilengkapi teks. Cergam merupakan media yang unik,
menggunakan teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif, media yang
20
sanggup menarik perhatian semua orang dari segala usia, karena memiliki
kelebihan, yaitu mudah dipahami. Melalui cerita bergambar diharapkan
pembaca dapat dengan mudah menerima informasi dan deskripsi cerita yang
hendak disampaikan.
Sementara itu Dr. Seno Gumira Ajidama (2002), jurnalis dan pengamat
komik, mengemukakan bahwa komikus Tegus Santosa dalam komik “Mat
Romeo” (1971) mengiklankannya dengan kata-kata “disadjikan setjara filmis
dan kolosal” yang sangat relevan dengan novel bergambar. Akronim cerita
bergambar, menurut “Marcell Boneff” mengikuti istilah cerpen (cerita
pendek) yang sudah lebih dulu digunakan, dan konotasinya menjadi lebih
bagus, meski terlepas dari masalah tepat tidknya dari segi kebahasaan atau
etimologis katanya.
Cergam merupakan media komunikasi yang kuat. Fungsi-fungsi yang
bisa dimanfaatkan oleh cergam antara lain adalah untuk pendidikan, untuk
advertising, maupun sebagai sarana hiburan. Tiap jenis cergam memiliki
kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi agar pesan yang ingin
disampaikan dapat dipahami dengan jelas.
a. Cergam untuk informasi pendidikan, baik cerita maupun desainnya
dirancang khusus untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan. Inti
pesan harus dapat diterima dengan jelas, misalnya “hindari pemecahan
masalah dengan kekerasan.”
b. Cergam sebagai media advertising. Maskot suatu produk dapat dijadikan
tokoh utama dengan sifat-sifat sesuai dengan citra yang diinginkan
21
produk atau brand tersebut. Sementara pembaca membaca cergam,
pesan-pesan promosi produk atau brand dapat tersampaikan.
c. Cergam sebagai sarana hiburan merupakan jenis yang paling umum
dibaca oleh anak-anak dan remaja. Bahkan sebagai hiburan sekalipun.
Cergam dapat memiliki muatan yang baik. Nilai-nilai seperti
kesetiakawanan, persahabatan, dan pantang menyerah dapat digambarkan
secara dramatis dan menggugah hati pembaca.
4. Jenis Buku Cerita Bergambar
a. Baby Books
Buku ini diposisikan untuk bayi dan batita (bawah tiga tahun).
Kebanyakan materinya berupa pantun dan nyanyian sederhana (hullabies
and nursery rhytmes), permainan dengan jari, atau sekedar ilustrasi cerita
tanpa kata-kata sama sekali (sepenuhnya mengandalkan ilustrasi serta
kreativitas orang tua dan anak untuk berimajinasi). Panjang cerita dan
formatnya beragam, disesuaikan dengan isi materi. Buku-buku untuk
batita biasanya berupa cerita sederhana berisi kurang dari 300 kata.
Ceritanya terkait erat dengan keseharian anak, atau bermuatan edukatif
tentang pengenalan warna, angka, bentuk, dan lain-lain. Jumlah halaman
sekitar 12 dan banyak yang berbentuk board books (buku yang kertasnya
sangat tebal, seperti karton), pop up (buku yang halamannya berbentuk
tiga dimensi), lift the flaps atau buku-buku khusus (buku-buku yang
dapat bersuara, memiliki format unik atau dengan tekstur tertentu).
22
b. Picture Books
Pada umumnya berbentuk buku setebal 32 halaman untuk anak usia 4-8
tahun. Naskahnya bisa mencapai 1.500 kata, namun rata-rata 1.000 kata
saja. Plotnya masih sederhana, dengan satu karakter utama yang
seutuhnya menjadi pusat perhatian dan menjadi alat penyentuh emosi dan
pola pikir anak. Ilustrasi memainkan peran yang sama besar dengan teks
dalam penyampaian cerita. Buku anak pada genre ini bisa menggunakan
lebih dari 1.500 kata, biasanya sebagai persiapan bagi pembaca yang
memasuki masa-masa puncak di spektrum usianya. Buku genre ini sudah
membicarakan topik serta menggunakan gaya penulisan yang luas dan
beragam. Cerita nonfiksi dalam format ini dapat menjangkau sampai usia
10 tahun, dengan tebal sampai 48 halaman, dan berisi hingga 2.000 kata
dalam teksnya.
c. Early Picture Books
Sebentuk dengan picture books, namun dilengkapi sedemikian rupa
untuk usia-usia akhir dibatas 4 hingga 8 tahun. Ceritanya sederhana dan
berisi kurang dari 1.000 kata. Banyak buku genre ini yang dicetak ulang
dalam format board book untuk melebarkan jangkauan pembacanya.
d. Easy Readers
Juga dikenal dengan sebutan easy-to-read, buku-buku genre ini biasanya
untuk anak-anak yang baru mulai membaca sendiri (usia 6-8 tahun).
Masih tetap ada ilustrasi berwarna di setiap halamannya, tapi dengan
format yang sedikit lebih “dewasa”, ukuran trim per halaman bukunya
lebih kecil dan ceritanya dibagi dalam bab-bab pendek. Tebal buku
23
biasanya 32-64 halaman dan panjang teksnya beragam antara 200-1.500
kata, atau paling banyak 2.000 kata. Cerita disampaikan dalam bentuk
aksi dan percakapan interaktif, menggunakan kalimat-kalimat sederhana
(satu gagasan per kalimat). Biasanya ada 2-5 kalimat di tiap halaman.
e. Transition Books
Kadang disebut juga sebagai “chapter books tahap awal”, untuk anak
usia 6-9 tahun. Merupakan jembatan penghubung antara genre easy
readers dan chapter books. Gaya penulisannya persis seperti easy
readers, namun lebih panjang (naskah biasanya sebanyak 30 halaman,
dipecah menjadi 2-3 halaman per bab), ukuran trim per halamannya lebih
kecil lagi, serta dilengkapi dengan ilustrasi hitam-putih di beberapa
halaman.
f. Chapter Books
Untuk usia 7-10 tahun. Terdiri dari naskah setebal 45-60 halaman yang
dibagi dalam 3-4 halaman per bab. Kisahnya lebih padat dibanding genre
transition books, walaupun tetap memakai banyak ramuan aksi
petualangan. Kalimat-kalimatnya mulai sedikit kompleks, tapi paragraf
yang dipakai pendek (rata-rata 2-4 kalimat). Tipikal dari genre ini adalah
cerita di akhir setiap bab dibuat menggantung di tengah-tengah sebuah
kejadian agar pembaca penasaran dan terstimulasi untuk terus membuka
bab-bab selanjutnya.
g. Middle Grade
Untuk usia 8-12 tahun, merupakan usia emas anak dalam membaca.
Naskahnya lebih panjang (100-150 halaman), ceritanya mulai kompleks
24
(bagian-bagian sub-plot menampilkan banyak karakter tambahan yang
berperan penting dalam jalinan cerita), dan tema-temanya cukup modern.
Anak-anak di usia ini mulai tertarik dan mengidolakan karakter dalam
cerita. Hal ini menjelaskan keberhasilan beberapa seri petualangan yang
terdiri dari 20 atau lebih buku dengan tokoh yang sama. Kelompok
fiksinya beragam mulai dari fiksi kontemporer, sejarah, hingga science-
fiction atau petualangan fantasi. Sementara yang masuk kelompok
nonfiksi antara lain biografi, iptek, dan topik-topik multibudaya.
h. Young Adult
Naskahnya antara 130-200 halaman, genre ini untuk anak usia 12 tahun
ke atas. Plot ceritanya bisa sangat “ruwet” dengan banyak karakter
utama, meskipun tetap ada satu karakter yang difokuskan. Tema-tema
yang diangkat seringnya relevan dengan kehidupan remaja saat ini.
Kategori new age (10-14 tahun) perlu diperhatikan, terutama untuk buku-
buku kelompok nonfiksi remaja. Buku-buku di kelompok ini sedikit lebih
pendek dibanding untuk kelompok usia 12 tahun ke atas, serta topiknya
(fiksi dan nonfiksi) lebih cocok untuk anak-anak yang telah melewati
buku genre middle grade, tetapi belum siap membaca buku-buku fiksi
atau belum mempelajari subjek nonfiksi yang materinya ditujukan untuk
pembaca di kelas sekolah menengah.
5. Unsur-unsur Visual dalam Cergam
a. Layout
Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang
berhubungan ke dalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan
25
artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan
utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi
komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca
menerima informasi yang disajikan.
Menurut Frank F. Jefkin, untuk mendapatkan layout yang baik
diperlukan adanya:
1) Kesatuan komposisi yang baik dan enak dilihat.
2) Variasi, agar tidak monoton/membosankan.
3) Keseimbangan dalam layout sehingga terlihat sepadan, serasi dan
selaras.
4) Irama, yang berupa pengulangan bentuk atau unsur-unsur layout dan
warna.
5) Harmoni adalah keselarasan atau keserasian hubungan antara unsur-
unsur yang memberikan kesan kenyamanan dan keindahan.
6) Proporsi merupakan suatu perbandingan.
7) Skala/ukuran, akan menentukan unsur mana yang harusnya terbaca
dahulu oleh pemirsanya.
8) Penekanan merupakan unsur yang penting. Tampilan visual dapat
terlihat menarik jika ada penekanan dalam hal warna, ilustrasi, atau
font tergantung inti pesan yang ingin disampaikan.
b. Warna
Menurut Russel, 1992, salah satu unsur yang paling serba guna
untuk sebuah desain adalah warna. Warna dapat menarik perhatian dan
membantu menciptakan sebuah mood (suasana hati). Warna dapat
26
menambahkan sebuah dimensi dalam sebuah kartu, ia menunjukan
emosi, tempat dan mood. Warna dapat merupakan sebuah komunikasi
non verbal dan bila digunakan secara tepat dapat mempertinggi nilai dari
sebuah gambar.
Dalam buku Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya
(Sulasmi Darmaprawira, 2002), dikatakan bahwa berdasarkan
eksperimen, anak-anak bila disuruh memilih antara warna dan bentuk,
hampir semua memilih objek berwarna. Dapat disimpulkan bahwa dalam
mendesain untuk anak-anak sebaiknya pemanfaatan kekuatan elemen
warna dimaksimalkan.
c. Efek visual
Merupakan kesan yang digambarkan untuk menekankan
penggambaran emosi, karakter, suasana, dan gerak dari tokoh dalam
cergam.
d. Narasi
Biasanya digunakan untuk menerangkan tentang waktu, tempat,
dan situasi.
e. Tokoh
Tokoh adalah para pemeran yang terdapat dalam sebuah cerita.
Dalam cergam, tokoh akan menjadi pusat perhatian pembaca karena
cerita akan terjadi di seputar tokoh.
f. Efek
Ada dua macam efek, yaitu efek tulisan dan efek gambar.
27
1) Efek tulisan: ditampilkan dalam bentuk tulisan, menyatakan bunyi-
bunyi tertentu. Baik sebagai pelengkap suatu bentuk komunikasi
visual, maupun sebagai unsur utama, huruf memainkan peranan
sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi grafis.
2) Efek gambar: efek yang diaplikasikan dalam gambar untuk
penyampaian cerita dalam cerita. Efek ini dapat dikenakan pada
tokoh atau pada latar belakang. Walaupun gambar sama, efek yang
berbeda dapat menghasilkan suasan yang berbeda.
g. Latar Belakang
Latar belakang berkaitan erat dengan tema cerita. Latar belakang
harus mampu menggambarkan suasana atau keadaan di sekitar tokoh
sekaligus mendukung cerita.
h. Tipografi
Faktor tipografi adalah mempertimbangkan jenis huruf atau font
yang akan digunakan dalam sebuah tampilan. Tiap font akan memiliki
pengertian dan kesan yang berbeda, seperti lincah, anggun, maskulin,
feminim, kekanak-kanakan.
Namun kesan tersebut akan saling terkait dengan seluruh elemen
yang ada dalam tampilan, artinya kesan fontpun akan bergantung dengan
seluruh tampilan yang ada. (Swann. “How to design grids and use them
efectively”.1989. Thaidon-Oxford)
Unsur yang harus ada dalam tipografi adalah:
1) Kejelasan dan keterbacaan (Legibility)
2) Menarik (Attractiveness)
28
3) Memiliki karakter (Caracteristed)
D. Tinjauan tentang Ilustrasi
1. Pengertian Ilustrasi
Ilustrasi adalah hasil visualisai dari suatu tulisan dengan teknik
drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih
menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada
bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu
cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan
bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna.
Pengertian ilustrasi secara umum adalah gambar atau foto yang
bertujuan menjelaskan teks dan sekaligus menciptakan daya tarik. Ilustrasi
yang dapat menarik pembaca memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Komunikatif, informatif, dan mudah dipahami
b. Menggugah perasaan dan hasrat untuk membaca
c. Ide baru, orisinil, bukan merupakan plagiat atau tiruan
d. Punya daya pukau yang kuat
e. Jika berupa foto atau gambar, harus punya kualitas yang memadai, baik
dari aspek seni maupun teknik pengerjaan.
2. Fungsi Ilustrasi
Fungsi khusus ilustrasi antara lain:
a. Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita
b. Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di dalam tulisan
ilmiah
29
c. Memberikan bayangan langkah kerja
d. Mengkomunikasikan cerita
e. Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas manusia
f. Memberikan humor-humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan
g. Dapat menerangkan konsep
3. Sejarah Ilustrasi
Konsep ilustrasi bisa ditinjau kembali ke masa silam melalui lukisan
dinding prasejarah dan konsep tulisan hierioglif. Masa keemasan ilustrasi
Amerika Serikat berlangsung pada tahun 1880, setelah perang dunia I. Hal ini
terjadi seiring dengan populernya surat kabar, majalah, dan buku berilustrasi
yang memungkinkan adanya eksperimen teknik oleh senimannya. Pada saat
inilah banyak ilustrator yang menjadi kaya dan terkenal. Tema yang banyak
muncul adalah aspirasi bangsa Amerika saat itu.
Di Eropa, seniman pada masa keemasan dipengaruhi oleh kelompok
Pre-Raphaelite dan gerakan-gerakan yang berorientasi kepada desain seperti
Arts and Craft Movement, Art Nouveau, dan Les Nabis. Contohnya Walter
Crane, Edmund Dulac, Aubrey Beardsley, Arthur Rackham dan Kay Nielsen.
Pada masa kini, ilustrasi semakin berkembang dengan penggunaan
banyak software pembantu seperti Adobe Illustrator, Photoshop, CorelDraw,
dan SAI. Namun ilustrasi tradisional yang dibuat dengan tangan tetap
memiliki nilai yang tinggi.
Di Indonesia, sejarah tradisi ilustrasi dapat merujuk kepada lukisan gua
yang terdapat di Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan dan di Pulau
Papua. Jejak ilustrasi yang berumur hampir 5000 tahun itu menggambarkan
30
tumpukan jari tangan berwarna merah terakota. Selain lukian gua, wayang
beber dalam hiburan tradisional Jawa dan Bali dilihat sebgai ilustrasi yang
merepresentasikan alur cerita kisah Mahabarata, tradisi yang kira-kira muncul
bersamaan dengan berdirinya Kerajaan Sriwijaya yang menganut agama
Hindu di Pulau Sumatera bagian Selatan.
E. Tinjauan tentang Transportasi
Transportasi secara umum dapat diartikan sebagai usaha pemindahan, atau
pergerakan orang atau barang dari suatu lokasi, yang disebut lokasi asal, ke lokasi
lain, yang biasa disebut lokasi tujuan, untuk keperluan tertentu dengan
mempergunakan alat tertentu pula. Dari pengertian ini transportasi mempunyai
beberapa dimensi seperti:
1. Lokasi (asal dan tujuan)
2. Alat (teknologi)
3. Keperluan tertentu di lokasi tujuan seperti ekonomi, sosial, dan lain-lain
Kalau salah satu dari ketiga dimensi tersebut terlepas atau tidak ada, hal demikian
tidak dapat disebut transportasi.
Komponen utama sistem transportasi adalah (Morlok, 1988):
a. Objek yang diangkut atau dipindahkan (manusia dan barang)
b. Alat transportasi atau sarana (kendaraan dan peti kemas)
c. Tempat pergerakan alat transportasi, yaitu prasarana/infrastruktur
(jalan)
d. Tempat memasukkan/memuat dan mengeluarkan/membongkar objek
yang diangkut ke dan dari dalam alat transportasi (terminal)
31
e. Yang memadukan point a sampai d di atas sekaligus mengatur dan
mengelolanya (sistem pengoperasian/sistem manajemen)
1. Peranan Transportasi
Peranan transportasi sangat besar dalam kehidupan masyarakat modern.
Dipicu oleh upaya untuk “mendekatkan” jarak, mula-mula manusia berhasil
menciptakan alat untuk berpergian (menempuh jarak). Secara umum peranan
transportasi dapat dikelompokan menjadi peranan dalam peradaban manusia,
peranan ekonomi, peranan sosial, peranan politik, dan dampak transportasi
terhadap lingkungan.
a. Peranan Transportasi terhadap Peradaban Manusia
Perkembangan peradaban manusia tergambar jelas dari perkembangan
kegiatan sosial ekonominya. Pada zaman primitif, manusia tidak begitu
mementingkan pelayanan transportasi karena pada masa itu barang dan
jasa yang dibutuhkan belum beragam dan relatif sederhana serta cukup
diangkut dengan tenaga sendiri. Akan tetapi, di masa sekarang kebutuhan
hidup telah semakin beragam dan sumber-sumber obyek kebutuhan pun
berpencar secara spasial. Dalam keadaan seperti ini, transportasi dan
pengembangan teknologinya semakin diperlukan.
b. Peranan Transportasi terhadap Perekonomian
Dari aspek ekonomi, transportasi sangat mempengaruhi proses produksi,
distribusi produk, dan dalam hal pertukaran kelebihan. Dalam proses
produksi, transportasi berperan penting dalam menyatukan semua faktor
produksi (sumber daya), yang tersebar di berbagai tempat berbeda, ke
satu lokasi tunggal (misalnya pabrik pengolahan) di mana semua ini
32
diproses menjadi barang kebutuhan siap dikonsumsi. Dalam proses
distribusi produk, berperan menjamin penyebaran barang dan jasa ke
semua tempat. Dalam hal pertukaran keahlian, transportasi berperan
mengangkut tenaga-tenaga ahli ke suatu daerah yang tidak memiliki
tenaga ahli, misalnya mengangkut tenaga medis ke daerah-daerah yang
kekurangan tenaga ahli.
c. Peranan Transportasi dalam Kehidupan Sosial
Dalam hubungan dengan aktivitas sosial masyarakat, transportasi
berfungsi mempermudah masyarakat dalam melakukan kegiatan yang
bersifat nonekonomis, dengan kata lain, lebih menyangkut ke hubungan
kemanusiaan. Hubungan kemanusiaan ini dapat bersifat resmi seperti
hubungan antar lembaga pemerintah dan swasta, serta dapat pula bersifat
tidak resmi, seperti hubungan kekeluargaan (Warpani, 1990).
d. Peranan Transportasi dalam Politik
Dalam negara berbentuk kepulauan, seperti Indonesia, transportasi dapat
mendukung usaha persatuan nasional, usaha peningkatan pembangunan
yang lebih merata ke seluruh penjuru tanah air, atau usaha pengamanan
negara dari serangan luar. Dan yang lebih penting lagi, transportasi dapat
memindahkan masyarakat korban bencana alam, serta membuka daerah
yang terisolasi.
2. Tujuan Transportasi
Secara umum, tujuan transportasi adalah memberikan kemudahan
dalam segala kegiatan masyarakat, sebagaimana yang telah diuraikan
sebelumnya. Kemudahan (aksesibilitas) ini sebagai mudahnya lokasi tujuan
33
itu dicapai (tanpa memandang jauh atau dekatnya lokasi tersebut).
Kemudahan ini dapat menyangkut berbagai aspek, seperti mudahnya faktor-
faktor produksi didapatkan, mudahnya informasi menyebar, mudahnya
pergerakan (mobilitas) penduduk, dan lain-lain. Untuk mewujudkan
kemudahan ini semua komponen utama sistem transportasi harus ditingkatkan
secara serentak. Tingkat kemudahan yang diinginkan masyarakat masih
belum tercapai kalau hanya salah satu komponen saja yang dipenuhi. Yang
lebih penting lagi, kemudahan ini juga akan meningkatkan tingkat
kesejahteraan masyarakat, karena semakin tinggi mobilitas seseorang
biasanya akan semakin tinggi pula peluang orang tersebut untuk
meningkatkan pendapatannya, yang berarti menaikkan tingkat
kesejahteraannya.
3. Moda Transportasi berdasarkan Geografis Operasi
Di permukaan bumi ini, tidak ada wilayah atau negara yang kondisi
geografisnya persis sama sehingga media transportasi yang terdapat pada
wilayah atau negara itu juga tidak sama. Sebagai contoh, Swiss yang terletak
di tengah benua Eropa tidak memiliki lautan. Di lain pihak, Indonesia
memiliki daratan, lautan, dan udara sehingga timbullah tiga macam bentuk
transportasi yaitu:
a. Transportasi darat
b. Transportasi laut, transportasi sungai, transportasi danau, dan
transportasi penyeberangan yang disebut juga feri
c. Transportasi udara
34
Ketiga bentuk transportasi yang sesuai dengan bentuk geografis
Indonesia, khususnya oleh kementerian transportasi (Kementerian
Perhubungan), masing-masing disebut dengan:
a. Sub-sektor transportasi darat untuk yang beroperasi di daratan
b. Sub-sektor transportasi udara untuk yang beroperasi di udara
c. Sub-sektor transportasi laut untuk yang beroperasi di laut
4. Moda Transportasi berdasarkan Tenaga Pendorong
a. Moda Transportasi Alamiah
Teknologi transportasi ini digerakkan oleh kekuatan alamiah (tanpa
mesin). Karena digerakkan oleh kekuatan alamiah sudah jelas ada
kelemahannya, yaitu kecepatannya pun rendah, daya jangkau wilayahnya
terbatas pada lokasi tujuan yang berjarak dekat. Walaupun teknologi
pendorong transportasi saat ini sudah berada pada zaman mekanisasi
dengan kekuatan yang sangat besar, jenis moda transportasi alamiah ini
masih dipakai dan diperlukan serta dipertahankan keberadaannya oleh
masyarakat khususnya pada tempat-tempat tertentu, dengan tujuan
perjalanan tertentu, maksud tertentu, aktivitas tertentu, dan fungsi
tertentu pula.
Secara fisik, bentuk moda transportasi non mesin ini adalah seperti:
1) Jalan raya. Moda ini dapat berupa jalan kaki (tenaga manusia), sepeda
(tenaga manusia), gerobak (tenaga manusia), pedati (tenaga lembu,
kerbau), bendi (tenaga kuda), berkuda, berunta.
2) Di air. Perahu dayung (tenaga manusia), rakit (tenaga manusia),
perahu layar (tenaga angin), sungai (tenaga arus).
35
3) Di udara. Balon udara (tenaga angin).
b. Moda Transportasi Mekanis (Bermesin)
Teknologi transportasi ini sudah digerakkan oleh motor pendorong
(mesin) buatan manusia. Untuk jarak perjalanan yang jauh, moda
transportasi bermesin ini sangat vital dan sangat membantu segala bentuk
kegiatan masyarakat.
Secara fisik bentuk moda transportasi bermesin ini antara lain adalah:
1) Di jalan raya. Sepeda motor (roda dua), becak motor, bemo (roda
tiga), mobil penumpang (roda empat), pick up barang (roda empat),
bus sedang dan besar (roda enam).
2) Di jalan baja. Kereta api uap, diesel, atau listrik.
3) Di jalan air. Perahu yang ditempel motor pendorong, perahu bermotor,
kapal motor sungai, danau, penyeberangan, dan laut baik untuk orang
maupun barang.
4) Di udara. Pesawat terbang, helikopter, pesawat luar angkasa.
5) Di jalan khusus. Lori, kereta gantung, lift, eskalator, ban berjalan.
(Pengantar Sistem Transportasi, 2012 : 1-43)
F. Tinjauan tentang Transportasi Tradisional
Pada hakikatnya transportasi merupakan proses perpindahan barang,
manusia, maupun jasa. Seperti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Transportasi adalah pengangkutan barang oleh berbagai jenis kendaraan sesuai
dengan kemajuan teknologi. Pengertian transportasi berasal dari bahasa latin yaitu
36
transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare yang
berarti pengangkutan atau membawa.
Secara etimologis istilah tradisional berasal dari kata latin traditiwn, yaitu
sesuatu yang diteruskan (tranmitet) dari masa lalu ke masa kini. Kata tradisional
berasal dari kata tradisi (bahasa latin: traditio, “diteruskan”) atau kebiasaan, dalam
pengertian yang sederhana adalah sesuatu yang dilakukan sejak lama dan menjadi
bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya pada satu negara,
kebudayaan, waktu tertentu atau penganut agama.
Selanjutnya dari konsep tradisi muncul istilah tradisional. Tradisional
merupakan sikap mental dalam memberikan respon terhadap berbagai persoalan
dalam masyarakat berdasarkan tradisi. Seperti dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, tradisional berarti sikap dan cara berpikir serta tindakan yang selalu
berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun.
Transportasi tradisional adalah alat transportasi yang tidak menggunakan
tenaga mesin tetapi menggunakan tenaga manusia ataupun hewan sebagai
penggeraknya. Bentuk kendaraan-kendaraan tersebut beragam, tetapi mempunyai
kesamaan, yaitu beroda (kecuali tandu) dan memiliki tempat untuk mengangkut
penumpang maupun barang. (Julius H.R., 2009)
G. Promosi Penjualan
1. Pengertian Promosi
Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan
mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan
transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya.
Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya
37
aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/
membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan, Tjiptono (2001: 219). Sementara
Sistaningrum (2002: 98) mengungkapkan arti promosi adalah suatu upaya
atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi “konsumen aktual” maupun
“konsumen potensial” agar mereka mau melakukan pembelian terhadap
produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang akan datang. Konsumen
aktual adalah konsumen yang langsung membeli produk yang ditawarkan
pada saat atau sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan perusahaan.
Dan konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan
pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan
datang. Pada dasarnya maksud kata promosi adalah untuk memberi tahu,
membujuk dan mengingat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia : 68)
Promosi berfungsi untuk melanjutkan peran publikasi. Publikasi
berperan agar calon konsumen tidak hanya sekedar kenal namun promosi
berfungsi serta bertujuan membuat komunikan atau calon konsumen berbuat
atau bertindak sesuai dengan pesan yang dibawakan oleh alat promosi.
Cakupan promosi penjualan begitu lebar, termasuk promosi bagi
konsumen (sample, kupon, cash refund, potongan harga, premium hadiah,
coba produk gratis, garansi, promosi silang).
Promosi untuk pedagang:
a. Potongan harga
b. Subsidi iklan dan display
38
c. Barang gratis
Resep promosi (promotion mix) yang sampai sekarang masih dianut adalah:
a. Periklanan (advertising)
b. Penjualan personal (personal selling)
c. Promosi penjualan (sales promotion)
d. Publisitas (publicity)
(Rhenald Khasali, 1995 : 10)
Menurut G. A Schmoll (dalam Oka A. Yoeti, 1990 : 59) tahap-tahap
perencanaan promosi adalah sebagai berikut:
a. Menentukan target yang hendak dicapai
b. Menciptakan dan merumuskan pesan promosi yang dilancarkan
c. Memilih dan menyeleksi saluran komunikasi dan media massa yang akan
digunakan
d. Menyediakan anggaran promosi untuk memperlancar kegiatan promosi
dalam bermacam-macam pasar
e. Membuat program pelaksanaan promosi yang akan dilakukan
2. Tujuan Promosi
Adapun tujuan dari pada perusahaan melakukan promosi menurut
Tjiptono (2001 : 221) adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi
dan membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) pelanggan
tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Sistaningrum (2002 : 98)
menjelaskan tujuan promosi adalah empat hal, yaitu memperkenalkan diri,
membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku serta mengingatkan
kembali tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan.
39
Pada prinsipnya antara keduanya adalah sama, yaitu sama-sama
menjelaskan bila produk masih baru maka perlu memperkenalkan atau
menginformasikan kepada konsumen bahwa saat ini ada produk baru yang
tidak kalah dengan produk yang lama. Setelah konsumen mengetahui produk
yang baru, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan terbujuk sehingga
beralih ke produk yang baru, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan
terbujuk sehingga beralih ke produk tersebut. Dan pada akhirnya, perusahaan
hanya sekedar mengingatkan bahwa produk tersebut tetap bagus untuk
dikonsumsi. Hal ini dilakukan karena banyaknya serangan yang datang dari
para pesaing.
3. Definisi Promosi Penjualan
Sales Promotion merupakan suatu bujukan langsung yang menawarkan
insentif atau nilai lebih untuk suatu produk pada sales force, distributor atau
konsumen langsung dengan tujuan utama yaitu menciptakan penjualan yang
segera. Definisi promosi penjualan menurut institute of sales promotion in
England, promosi penjualan terdiri dari serangkaian teknik yang digunakan
untuk mencapai sasaran-sasaran penjualan/pemasaran dengan menggunakan
biaya yang efektif, dengan memberikan nilai tambah pada produk atau jasa
baik kepada para perantara maupunpemakai langsung, biasanya tidak dibatasi
dalam jangka waktu tertentu.
Inti dari kegiatan promosi adalah manfaat, atau alasan mengapa calon
pembeli harus membeli produk atau jasa yang kita tawarkan. Manfaat yang
dimiliki setiap produk atau jasa dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
40
a. Fungsi. Apa yang dapat dilakukan oleh produk atau jasa tersebut,
(contoh: makanan ringan yang hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk
menyiapkannya).
b. Citra. Gaya, prestise dan nilai emosional dari produk atau jasa tersebut.
c. Manfaat extra. Manfaat lain yang bukan bagian utama dari produk atau
jasa tersebut (contoh: tambahan buku tulis gratis dan kupon potongan
harga).
Promosi penjualan menggambarkan insentif-insentif dan hadiah-hadiah
untuk membuat para pelanggan membeli barang-barang perusahaan sekarang
ketimbang nanti. Jika iklan adalah alat jangka panjang untuk membentuk
perilaku pasar terhadap suatu merk, promosi penjualan dimaksudkan sebagai
alat jangka pendek untuk memicu terjadinya tindakan pembelian. Promosi
penjualan menghasilkan respon-respon yang lebih cepat dan terukur dalam
penjualan daripada yang dilakukan oleh iklan. Sekarang ini pembagian antara
periklanan dan promosi penjualan adalah 30-70. Pertumbuhan promosi
penjualan yang mencerminkan priorita perusahaan yang lebih tinggi berkaitan
dengan penjualan saat ini daripada terhadap pembentukan merk jangka
panjanya. Ini adalah satu bentuk hasil dari transaction marketing (TM)
ketimbang relationship marketing (RM).
Promosi penjualan dapat diarahkan pada pengecer, pelanggan dan
tenaga penjualan. Pengecer akan bekerja lebih keras jika diberi penawaran
diskon harga, jatah iklan dan display, dan produk-produk gratis. Mungkin
pelanggan membeli produk kita jika disediakan kupon-kupon potongan harga,
paket harga, hadiah-hadiah dan jaminan-jaminan. Tenaga penjual akan
41
beroperasi dengan lebih giat sebagai respons atas diselenggarakannya kontes-
kontes berhadiah untuk kinerja terbaik.
H. Anak-anak
1. Pengertian Anak-anak
Target market dari buku Cergam “Transportasi Tradisional di
Indonesia” ini adalah anak masa pertengahan dan akhir. Dalam masa ini, anak
sudah dapat mereaksikan rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-
tugas belajar yang menuntut kemampuan kognitif (membaca, menulis,
menghitung). (Perkembangan Peserta Didik : 37)
Masa ini adalah masa berkembang pesatnya mengenal dan menguasai
pembendaharaan kata. Oleh karena itu, kita dapat memanfaatkannya untuk
memberikan pengetahuan yang di kemas dalam bentuk cerita, diharapkan
mampu memberikan pengetahuan yang menarik sehingga dapat di terima
dengan baik.
Augustinus (Suryabrata. 1987), yang dipandang sebagai peletak dasar
permulaan psikologi anak, mengatakan bahwa anak tidaklah sama dengan
orang dewasa, anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari
hukum dan ketertiban yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
pengertian terhadap realita kehidupan, anak-anak lebih mudah belajar dengan
contoh-contoh yang diterimanya dari aturan-aturan yang bersifat memaksa.
Sobur (2003), mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai
pikiran, perasaan, sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan
segala keterbatasan. Haditono (1999), berpendapat bahwa anak merupakan
42
mahluk yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi
perkembangannya. Selain itu anak merupakan bagian dari keluarga, dan
keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah laku yang
penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan bersama.
Pengertian anak juga mencakup masa anak itu exist (ada). Hal ini untuk
menghindari keracunan mengenai pengertian anak dalam hubugannya dengan
orang tua dan pengertian anak itu sendiri setelah menjadi orang tua. Dalam
proses perkembangan manusia, dijumpai beberapa tahapan atau fase dalam
perkembangan, antara fase yang satu dengan fase yang lain selalu
berhubungan dan mempengaruhi serta memiliki ciri-ciri yang relatif sama
pada setiap anak. Disamping itu juga perkembangan manusia tersebut tidak
terlepas dari proses pertumbuhan, keduanya akan selalu berkaitan. Apabila
pertumbuhan sel-sel otak anak semakin bertambah, maka kemampuan
intelektualnya juga akan berkembang. Proses perkembangan tersebut tidak
hanya terbatas pada perkembangan fisik, melainkan juga pada perkembangan
psikis.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa anak merupakan
mahkluk sosial, yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat
bagi perkembangannya, anak juga mempunyai perasaan, pikiran, kehendak
tersendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangan pada masa kanak-
kanak (anak). Perkembangan pada suatu fase merupakan dasar bagi fase
selanjutnya.
43
2. Tahap-tahap Perkembangan Anak
a. Perkembangan Kognitif Anak
Menurut Piaget (Nursiam, 2009) perkembangan ini dibagi dalam 4 tahap,
yaitu:
1) Sensori Motor (usia 0-2 Tahun)
Dalam tahap ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh
dalam diri anak. Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk
menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk
mengetahui reaksi dari perbuatannya. Dalam usia ini mereka belum
mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah “menangis”.
Menyampaikan cerita/berita pada anak usia ini tidak dapat hanya
sekedar dengan menggunakan gambar sebagai alat peraga,
melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak (panggung boneka
akan sangat membantu).
2) Pra-operasional (usia 2-7 Tahun)
Pada usia ini anak menjadi “egosentris”, sehingga berkesan “pelit”,
karena ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak
tersebut juga memiliki kecenderungan untuk meniru orang di
sekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka sudah
mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir
yang sistematis - rumit. Dalam menyampaikan cerita harus ada alat
peraga.
44
3) Operasional Kongkrit (usia 7-11 Tahun)
Saat ini anak mulai meninggalkan “egosentris”-nya dan dapat
bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (bekerja sama).
Anak sudah dapat dimotivasi dan mengerti hal-hal yang sistematis.
4) Operasional Formal (usia 11 tahun keatas)
Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah,
karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat berpikir, baik
secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan
alat peraga. Namun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah harus
menyediakan waktu untuk dapat memahami pergumulan yang
sedang mereka hadapi ketika memasuki usia pubertas.
b. Perkembangan Psyco-Social
Menurut Erick Erickson dalam Makalah Rancangan Buku Bergambar
Belajar Shalat Sejak Dini untuk Anak (2009) perkembangan Psycho-
sosial atau perkembangan jiwa manusia yang dipengaruhi oleh
masyarakat dibagi menjadi 8 tahap:
1) Trust >< Mistrust ( Usia 0-1 tahun)
Tahap pertama adalah tahap pengembangan rasa percayadiri. Fokus
terletak pada Panca Indera, sehingga mereka sangat memerlukan
sentuhan dan pelukan.
2) Otonomi/mandiri >< Malu/Ragu-Ragu (Usia 2-3 Tahun)
Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa pemberontakan anak atau
masa “nakal”-nya. Namun kenakalannya itu tidak bisa dicegah
begitu saja, karena ini adalah tahap dimana anak sedang
45
mengembangkan kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif),
sehingga yang diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat
untuk mengembangkan motorik dan mentalnya. Pada saat ini anak
sangat terpengaruh oleh orang-orang penting di sekitarnya .
3) Inisiatif >< Rasa bersalah (usia 4-5 tahun)
Dalam tahap ini anak akan banyak bertanya dalam segala hal,
sehingga berkesan cerewet. Pada usia ini juga mereka mengalami
pengembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal yang berbau fantasi.
4) Rajin >< Inferioriti (usia 6-11 tahun)
Anak usia ini sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah, termotivasi
untuk belajar. Namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang
hati-hati dan menuntut perhatian.