BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian...

24
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian Peran Peran adalah suatu istilah yang menunjukkan adanya suatu bentuk aktivitas untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas yang bermakna untuk membangun atau melaksanakan sesuatu secara baik. Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan (Soekanto 1984: 237). Analisis terhadap perilaku peran dapat dilakukan melalui tiga pendekatan : (1) ketentuan peran, (2) gambaran peran, dan (3) harapan peran. Ketentuan peran adalah adalah pernyataan formal dan terbuka tentang perilaku yang harus ditampilkan oleh seseorang dalam membawa perannya. Gambaran peran adalah suatu gambaran tentang perilaku yang sacara aktual ditampilkan sesorang dalam membawakan perannya, sedangkan harapan peranan adalah harapan orang-orang terhadap perilaku yang ditampilkan seseorang dalam membawakan perannya (Berlo, 1961: 153). Wikipedia (2010:1) mendefinisikan peran adalah proses berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri . Dalam konteks karang taruna peran diartikan sebagai proses pembangunan di mana karang taruna berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Peran karang taruna hanya bisa terjadi apabila anggotanya ikut berpartisipasi 8

Transcript of BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian...

8

BAB II

KAJIAN TEORETIS

2.1 Pengertian Peran

Peran adalah suatu istilah yang menunjukkan adanya suatu bentuk aktivitas

untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas yang bermakna untuk membangun

atau melaksanakan sesuatu secara baik. Peran merupakan aspek yang dinamis dari

kedudukan (status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai

dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan (Soekanto 1984: 237).

Analisis terhadap perilaku peran dapat dilakukan melalui tiga pendekatan : (1)

ketentuan peran, (2) gambaran peran, dan (3) harapan peran. Ketentuan peran adalah

adalah pernyataan formal dan terbuka tentang perilaku yang harus ditampilkan oleh

seseorang dalam membawa perannya. Gambaran peran adalah suatu gambaran

tentang perilaku yang sacara aktual ditampilkan sesorang dalam membawakan

perannya, sedangkan harapan peranan adalah harapan orang-orang terhadap perilaku

yang ditampilkan seseorang dalam membawakan perannya (Berlo, 1961: 153).

Wikipedia (2010:1) mendefinisikan peran adalah proses berinisiatif untuk

memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.

Dalam konteks karang taruna peran diartikan sebagai proses pembangunan di mana

karang taruna berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki

situasi dan kondisi diri sendiri. Peran karang taruna hanya bisa terjadi apabila

anggotanya ikut berpartisipasi

8

9

Peran adalah istilah dalam ilmu manajemen. Meskipun demikian saat ini

istilah peran tidak lagi menjadi monopoli ilmu manajemen artinya istilah itu menjadi

milik umum dalam arti yang luas. Istilah peran sering kita jumpai dalam surat kabar,

majalah, pidato para pemimpin, bahkan dalam percakapan sehari-hari. Istilah peran

diambil dalam bahasa asing yang artinya mengikutsertakan pihak lain. Seorang

pemimpin akan lebih berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya bila mampu

meningkatkan peran bawahannya. Oleh karena itu, setiap pemimpin dalam bidang

apapun, mulai dari tingkat paling atas sampai tingkat yang paling bawah, harus

mampu meningkatkan peran bawahannya. Secara harfiah, peran berarti "turut

ikutserta dalam suatu kegiatan”, “keikutsertaan atau peran serta dalam suatu

kegiatan”, “peran serta aktif atau proaktif dalam suatu kegiatan”. Peran dapat

didefinisikan secara luas sebagai "bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat

secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam dirinya (intrinsik)

maupun dari luar dirinya (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses kegiatan yang

bersangkutan"

2.2 Hakikat Karang Taruna

Di Indonesia terdapat bermacam-macam organisasi kepemudaan. Ada

organisasi yang bertaraf nasional, ada yang bertaraf regional, dan ada pula yang

bertaraf lokal. Salah satu organisasi ialah Karang Taruna. Karang artinya tempat.

Taruna artinya remaja atau pemuda. Jadi Karang Taruna artinya tempat kegiatan para

remaja. Organisasi ini didirikan dan dibina oleh Departemen Sosial. Karang Taruna

10

terdapat hampir di seluruh Indonesia. Nama Karang Taruna disesuaikan dengan

keadaan daerah masing-masing.photo of street scene.Anggota Karang Taruna ialah

para pemuda, terutama mereka yang putus sekolah dan tidak mempunyai pekerjaan.

Di beberapa daerah anggota Karang Taruna adalah para pelajar. Mereka masih duduk

di SMP atau SMA.

Ricardo (2010:2) mengemukakan bahwa sesuai Pedoman Dasar Karang

Taruna, pengertian Karang Taruna adalah Organisasi Sosial wadah pengembangan

generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung

jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah

desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak dibidang usaha

kesejahteraan sosial.

Berdasarkan uraian tersebut jelas menunjukkan bahwa karang taruna adalah

organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna merupakan wadah

pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan

rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda

di wilayah Desa/ Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak

dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna

merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta peran dalam upaya

mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi

yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam

yang telah ada. Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada

11

Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula diatur tentang

struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa /

Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi

organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik

dimasa sekarang maupun masa yang akan datang. Karang Taruna beranggotakan

pemuda dan pemudi (dalam AD/ART nya diatur keanggotaannya mulai dari pemuda/i

berusia mulai dari 11 – 45 tahun) dan batasan sebagai Pengurus adalah berusia mulai

17 – 35 tahun. Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan dan

peran kepada para remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga,

ketrampilan, advokasi, keagamaan dan kesenian.

Safrudin (2010:1) mengemukakan bahwa Karang Taruna didirikan dengan

tujuan memberikan pembinaan kepada para remaja, terutama yang putus sekolah dan

menganggur. Jika tidak diberi tambahan pendidikan yang berupa berbagai

ketrampilan, mereka dapat menimbulkan banyak masalah. Kenakalan remaja sampai

pada tindak kriminalitas bisa dan mudah berkembang pada remaja yang menganggur.

Melalui pendidikan Karang Taruna diharapkan para remaja memperoleh penyaluran.

Mereka menjadi aktif dan produktif. Akhirnya mereka dapat hidup secara mandiri.

Berbagai ketrampilan dipelajari dalam organisasi ini. Remaja yang berbakat

dalam bidang elektronik dididik untuk memahami dan terampil menggarap bidang

elektronik. Remaja yang menyenangi ukiran diberi pula pendidikan bidang ini.

Keterampilan bagi remaja putri biasanya menyangkut bidang-bidang jahit menjahit

12

dan memasak. Mereka dilatih untuk terampil membuat macam-macam makanan dan

pakaian. Kegiatan-kegiatan ini direncanakan menurut keadaan dan kemampuan

daerah masing-masing

Ricardo (2010:2-3) mengemukakan bahwa pembinaan Karang Taruna diatur

dalam Permensos 83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna bertujuan

untuk: a) terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran dan tanggung

jawab sosial setiap generasi muda warga Karang Taruna dalam mencegah,

menangkal, menanggulangi dan mengantisipasi berbagai masalah sosial,

b) terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga Karang Taruna

yang Trampil dan berkepribadian serta berpengetahuan, c) tumbuhnya potensi dan

kemampuan generasi muda dalam rangka mengembangkan keberdayaan warga

Karang Taruna, d) termotivasinya setiap generasi muda warga Karang Taruna untuk

mampu menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keberagaman

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, e) terjalinnya kerjasama antara

generasi muda warga Karang Taruna dalam rangka mewujudkan taraf kesejahteraan

sosial bagi masyarakat, f) terwujudnya Kesejahteraan Sosial yang semakin meningkat

bagi generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang

memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia pembangunan yang

mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial dilingkungannya, g) terwujudnya

pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas

adat sederajat yang dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan terarah serta

13

berkesinambungan oleh Karang Taruna bersama pemerintah dan komponen

masyarakat lainnya.

Ricardo (2010:2-3) mengemukakan bahwa setiap Karang Taruna mempunyai

tugas pokok secara bersama-sama dengan Pemerintah dan komponen masyarakat

lainnya untuk menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan social terutama yang

dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif maupun

pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.

Ricardo (2010:2-3) mengemukakan bahwa Setiap Karang Taruna

melaksanakan fungsi sebagai: a) Penyelenggara Usaha Kesejahteraan Sosial, b)

penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan bagi masyarakat, c) penyelenggara peran

masyarakat terutama generasi muda dilingkunggannya secara komprehensif, terpadu

dan terarah serta berkesinambungan, d) penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa

kewirausahaan bagi generasi muda di lingkungannya, e) penanaman pengertian,

memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung jawab sosial generasi muda,

f) penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan,

kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara

Kesatuan Republik Indonesia, g) pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat

mengembangkan tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif,

ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala

sumber dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya, h)

penyelenggara rujukan, pendampingan, dan advokasi social bagi penyandang masalah

14

kesejahteraan sosial, i) penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi

dan kemitraan dengan berbagai sektor lainnya dan j) penyelenggara usaha-usaha

pencegahan permasalahan sosial yang aktual.

Berdasarkan uraian tersebut jelas menunjukkan bahwa karang taruna

merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan yang dibentuk sebagai wadah

pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran

dan tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi

muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama

bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial.

2.3 Konsep Pemuda Produktif

2.3.1 Pengertian Pemuda

Isram (2009:1) mengemukakan bahwa kedudukan pemuda dalam masyarakat

adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan

sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial

artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan

diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yagn dianut

masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan kebebasan sebebas-

bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap

masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa.

Pemuda identik dengan remaja. Masa remaja merupakan kelompok usia yang

rentan terhadap perubahan dan tekanan eksternal, terutama pada aspek sosial

15

ekonomi. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Yamani (2009:5)

mengemukakan bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa

transisi atau peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Fieldman dan Elliot (dalam

Yamani (2009:5) menyebutkan pula bahwa remaja masa kini lebih banyak

menghadapi tuntutan dan harapan, demikian bahaya dan godaan yang lebih

kompleks. Kenyataannya tidak dapat dipungkiri lagi bahwa banyak remaja yang

menghadapi masalah atau menghindari masalah dengan mencari ketenangan melalui

merokok, minum minuman keras, menggunakan obat-obat terlarang dan narkotika

atau bahkan dengan melakukan gaya hidup seks pranikah yang kesemuanya itu

dilakukan hanya untuk menikmati kepuasan sesaat.

Menurut Rumini dan Sundari (:53) bahwa penggunaan istilah untuk

menyebutkan masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa, ada yang memberi

istilah : Puberty (Inggris), puberteit (Belanda), pubertas ( Latin), yang berarti

kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian. Ada pula yang

menggunakan istilah Adulescentio (Latin) yaitu masa muda. Istilah pubeslence yang

berasal dari kata pubis yang dimaksud pubishair atau rambut disekitar kemaluan.

Dengan tumbuhnya rambut itu suatu pertanda masa kanak-kanak berakhir dan

menuju kematangan/kedewasaan seksual. Dalam buku-buku Indonesia istilah-istilahi

itu dipakai berganti-ganti. Agar istilah itu tidak rancu dalam uraian ini dipakai istilah

remaja dengan pembagian praremaja, remaja awal dan remaja akhir

16

Batasan masa remaja dari berbagai ahli memang sangat bervariasi, Terkait

dengan hal tersebut Rumini dan Sundari (:54) memberikan batasan : masa remaja

adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami

perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa remaja.

Masa remaja, menurut Mappiare (dalam Ali dan Asrori, 2010:9), berlangsung

antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22

tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu 12/13

tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai

dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir. Menurut hokum di Amerika serikat saat ini,

individu dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21

tahun seperti ketentuan sebelumnya. Pada saat ini, umumnya anak sedang duduk

dibangku sekolah menengah.

Ali dan Asrori, (2010:9) menyebut masa remaja, dalam bahasa aslinya disebut

adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere yang artinya “ tumbuh atau

tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bahasa Primitif dan orang-orang purbakala

memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam

rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan

reproduksi.

Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual.

Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja ini memungkinkan mereka tidak

hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga

17

merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan

(Shaw dan Costanzo, 1985).

Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak

termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk

masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa.

Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “

toipan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara

maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Namun, yang perlu ditekankan di sini

adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada

pada masa amat potensaial, baik dilihat dari aspek kognitif , emosi maupun fisik.

Shaw dan Costanzo (dalam Ali dan Asrori, 2010:9) menjelaskan bahwa

perkembangan intelektual yang terus-menerus menyebabkan remaja mencapai tahap

berpikir operasional formal. Tahap ini memungkinkan remaja mampu berpikir secara

abstrak, menguji hipotesis dan mempertimbangkan apa saja peluang yang ada

padanya dari pada sekedar melihat apa adanya. Kemampuan intelektual seperti ini

yang membedakan fase remaja dari fase-fase sebelumnya

Yamani (2009:5) mengemukakan bahwa apabila melihat peran pemuda

sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu: 1)

didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan

lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan

jalan menaati tradisi yang berlaku, 2) didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan

18

diri dengan lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu :

pertama jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka kejelasan

dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu mengubah masyarakat

dan kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat

mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha

memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tidnakan menguntungkan

bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. Ketiga, pemuda radikal.

Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-

cara radikal, revolusioner.

2.3.2 Ciri-Ciri Pemuda Produktif

Pemuda adalah merupakan sumber daya yang paling unggul dan potensial

untuk memberi kontribusi terhadap pengembangan pembangunan nasional. Oleh

karenanya potensi yang dimiliki pada pemuda tersebut perlu dikembangkan sehingga

potensi mereka sebagai generasi penerus bangsa dapat dimaksimalkan.

Pemuda produktif memiliki cirri tertentu sebagaimana yang dikemukakan

oleh Yamani (2009:7) tentang cirri pemuda produktif sebagai berikut:

1) Inovatif dan kreatif

Julian (2011:1) mengemukakan bahwa kata inovatif berasal dari kata bahasa

inggis “innovate” yang artinya memperkenalkan sesuatu yang baru sedangkan

innovative berarti bersifat memperbarui. Kemudian kata “innovate” dan “innovative”

yang merupakan bahasa Indonesia dengan mengalami perubahan penulisan manjadi

19

“inovatif” yang berarti bersifat memperkenalkan suatu yang baru. Sedangkan orang

yang melakukan pembaharuan disebut “innovator”. Ciri-Ciri pemuda inovatif : a) giat

belajar dan bekerja, b) selalu berorientasi kedepan, c) kaya ide-ide yg cemerlang,

d) berfikir rasional dan berprasangka baik, e) menghargai waktu dan

menggunakannya dengan sebaik-baiknya, f) suka melakukan eksperimen-eksperimen

dan penelitian.

Lebih lanjut Julian (2011:1) mengemukakan bahwa kata kreatif berasal dari

bahasa inggris “create” yang berarti menciptakan, creation artinya ciptaan.

Kemudian kata tersebut diadopsi kedalam bahasa Indonesia yaitu kreatif. yang

memiliki kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru.

Ciri-Ciri orang yg kreatif : a) memiliki banyak ide dan kemauan, b) memiliki jiwa yg

suka dng tatangan, c) selalu mencoba dengan sesuatu yang baru, dan d) memiliki jiwa

yang professional

2) Memiliki semangat untuk berusaha

Semangat untuk berusaha perlu dimiliki generasi muda. Semangat untuk

berusaha ini merupakan gambaran dari semangat untuk maju dan menghasilkan karya

yang terbaik dalam setiap pekerjaan. Dengan semangat yang tinggi dal;am berusaha

maka pemuda akan dapat mengaktualisasikan dirinya secara maksimal dalam

berbagai usaha yang ditekuninya.

20

3) Komitmen terhadap pekerjaan

Komitmen terhadap pekerjaan merupakan bagian lain yang sangat

memberikan kontribusi terhadap produk yang dihasilkan pemuda terkait pekerjaan

yang ditekuninya. Dengan komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan, maka pemuda

akan semakin produktif dalam bekerja dan semakin berupaya untuk menghasilkan

karya yang terbaik sesuai dengan tupoksi yang ditekuninya

Jika dicermai bahwa pemuda sebagai salah satu elemen masyarakat yang

populasinya cukup banyak. Namun ditengah populasi yang banyak sangat langka kita

melihat pemuda yang produktif. Indikatornya dapat kita lihat tingkat kejahatan

perkotaan masih banyak melibatkan kalangan pemuda. Kalau mau ditelisik lebih

jauh, sebenarnya peran pemuda dapat diarahkan kejalan yang lebih baik (baca:

produktif). Kuncinya adalah perhatian dari beberapa kalangan (pemerintah/swasta,

lembaga masyarakat maupun individu) sangat diharapkan. Sehingga mereka tidak

lagi dianggap “sampah masyarakat” karena mereka mampu memiliki peran dalam

pembangunan bangsa ini, mereka sudah mampu mensejahterakan diri mereka sendiri

dan karena mereka sudah memiliki skill yang cukup memadai untuk mandiri.

Menurut Mighfar (2006:63-68) bahwa pemuda memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Masa yang penting

Mighfar (2006:63) mengemukakan bahwa selama periode dalam rentang

kehidupan memang penting, tetapi ada perbedaan dalam tingkat kepentingannya.

21

Adanya akibat yang langsung terhadap akibat dan tingkah laku serta akibat-akibat

jangka panjangnya menjadikan periode masa remaja lebih penting dari pada periode

lainnya. Baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang sama pentingnya bagi

remaja karena adanya akibat fisik dan akibat psikologis.

b. Masa transisi.

Ricardo (2010:8) mengemukakan bahwa transisi merupakan tahap peralihan

dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Maksudnya apa yang telah terjadi

sebelumnya akan membekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan dating.

Jika seseorang anak beralih dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dia harus

meninggalkan segala yang bersifat kekanak-kanakan dan mempelajari pola tingkah

laku dan sikap baru. Pada setiap periode transisi, tampak ketidakjelasan status

individu dan munculnya keraguan terhadap peran yang harus dimainkan. Pada masa

ini, remaja bukan lagi seorang anak dan bukan juga orang dewasa. Bila remaja

bertingkah laku seperti anak-anak, maka dia akan diajari untuk bertindak sesuai

dengan usianya. Disisi lain, ketidakjelasan status itu juga menguntungkan karena

memberi peluang kepadanya untuk mencoba gaya hidup ayng berbeda dan

menentukan pola tingkah laku, nilai, dan sifat yang palig relevan degannya.

c. Masa Perubahan.

Julian (2011:9) mengemukakan bahwa selama masa remaja, tingkat

perubahan sikap dan prilaku sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Ketika

perubahan fisik terjadi dengan pesat selama masa awal remaja, perunbahan perilaku

22

dan sikap juga berlangsung pesat. Bila terjadi penurunan dalam perubahan fisik,

penurunan juga akan terjadi pada penurunan sikap dan tingkah laku.

d. Masa Pencarian Identitas

Mighfar (2006:63) mengemukakan bahwa penyesuaian diri dengan standar

kelompok dianggap jauh lebih penting bagi remaja dari pada individualitas.

Contohnya, dalam hal pakaian, berbicara dan bertingkah laku, remaja ingin seperti

teman-teman gengnya. Apabila tidak demikian, ia akan terusir dari kelompoknya.

Bagi remaja, penyesuaian diri dengan kelompoknya pada tahun-tahun awal masa

remaja adalah penting. Secara bertahap, mereka mulai mengharapkan identitas diri

dan tidak lagi merasa puas dengan adanya kesamaan dalam segala hal dengan teman-

teman sebayanya.

e. Masa Munculnya Ketakutan

Majeres (2011:1) berpendapat, “banyak yang beranggapan bahwa popularitas

mempunyai arti yang bernilai, dan sayangnya banyak yang bersifat negative.”

Persepso negative terhadap remaja seperti tidak dapat dipercaya, cenderung merusak

dan berperilaku merusak, mengindikasikan pentingnya bimbingan dan pengawasan

orang dewasa. Demikian pula, terhadap kehidupan remaja muda yang cenderung

tidak simpatik dan takut bertanggung jawab.

f. Masa Yang Tidak realistic

Mighfar (2006:63) mengemukakan bahwa pandangan subjektif cenderung

mewarnai remaja. Mereka memandang diir sendiri dan orang lain berdasarkarkan

23

keinginannya dan bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, apalagi dalam hal

cita-cita. Tidak hanya berakibat bagi dirinya sendiri , bahkan bagi keluarga dan

teman-temannya, cita-cita yang tidak realistic ini berakibat pada tingginya emosi

yang merupakan cirri awal masa remaja. Semakin tidak realistic cita-citanya, semakin

tinggi kemarahannya. Bila orang lain mengecewakannya atau kalau dia tidak berhasil

mencapai tujuan yang ditetapkan dia akan sakit hati dan kecewa.

g. Masa menuju masa dewasa.

Mighfar (2006:67) Saat usia kematangan kian dekat, para remaja gelisah

untuk meninggalkan steriotip usia belasan tahun yang indah di satu sisi, dan harus

bersiap-siap menuju usia dewasa di sisi lainnya. Kegelisahan itu timbul akibat

kebimbangan tentang bagaimana meninggalkan masa remaja dan bagaimana pula

memasuki masa dewasa. Mereka mencari-cari sikap yang dipandangnya pantas untuk

itu. Bila kurung arahan atau bimbingan, tingkah laku mereka akan menjadi ganjil,

seperti berpakaian dan bertingkah laku meniru-niru orang dewasa, merokok, minum-

minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Hal ini

karena di satu sisi mereka ingin segera menyesuaikan diri denagn tipe orang dewasa

yang sudah matang, tetapi disisi lain mereka belum lepas dari tipe remajanya yang

belum matang

Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa pemuda memiliki

karakteristik yang khas. Karakteristik tersebut menunjukkan bahwa remaja

merupakan pribadi unik yang ingin dihargai dan perlu mendapatkan penghargaan dari

24

orang dewasa sehingga mereka memiliki kepercayaan diri untuk tumbuh dan

berkembang dengan baik.

2.4 Peran Karang Taruna dalam Menciptakan Pemuda Produktif

Pemuda merupakan generasi harapan bangsa yang perlu dikembangkan

potensinya sehingga menjadi generasi yang tangguh dan dapat menjadi pembaharu

bagi lingkungannya. Oleh karenanya potensi pemuda perlu dioptimalkan sehingga

mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam menciptakan pemuda

produktif. Upaya untuk mencitakan pemuda yang produktif dapat dilakukan dengan

menggunakan wadah karang taruna sebagai organisasi kepemudaan.

Di dalam masyarakat, karang taruna merupakan suatu entitas yang sangat

potensial. Ibarat satu mata rantai yang terjurai panjang, posisi karang taruna dalam

masyarakat menempati mata rantai yang paling sentral, berfungsi sebagai wadah

penggali dan penerus cita-cita perjuangan bangsa yang telah diletakkan oleh generasi

sebelumnya dan berkemampuan untuk mengisi dan membina kemerdekaan.

Kedudukannya yang strategis ini membuat setiap bangsa menaruh berbagai harapan

yang sangat besar kepada mereka.

Harapan yang sangat besar terhadap karang taruna ini, pada sisi lain

menimbulkan tanggung jawab yang sangat besar yang harus dipikul oleh karang

taruna . Artinya karang taruna harus menjadi wadah organisasi pemuda yang mampu

memenuhi harapan tersebut. Besarnya peranan karang taruna ini menyebabkan

karang taruna perlu menunjukkan eksistensinya sebagai wadah organisasi pemuda

25

yang profesional. Analisa karang taruna sebagai organisasi yang membina pemuda

pemuda produktif menurut Siagian (2008 :14-15) perlu ditinjau dari tiga dimensi :

Dimensi pmbangunan nasional, dimensi kebutuhan pembangunan dan dimensi

regenerasi.

1. Dipandang dari Dimensi Pembangunan Nasional

Siagian (2008 :14) mengemukakan bahwa hakekat pembangunan nasional

adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya and seluruh masyarakat

Indonesia. Pengembangan karang taruna dalam konteks ini diarahkan menjadi wadah

yang dapat mempersiapkan kader-kader bangsa yang utuh dan paripurna

berkualifikasi kader bangsa seperti yang diisyaratkan tujuan pembangunan nasional

kita. Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila bertujuan untuk meningkatkan

ketakwaan terhadap Tuhan YME, mencerdaskan kehidupan bangsa, berketerampilan,

mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat

kebangsaan.

2. Dari Dimensi Kebutuhan Pembangunan

Pembangunan nasional bangsa Indonesia bertujuan untuk mewujudkan suatu

masyarakat adil dan makmur merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila.

Untuk mencapai tujuan ini pembangunan membutuhkan tiga sumber utama, yaitu :

Sumberdaya alam, sumber dana dan sumber insani. Kita mengakui kaum muda

sebagai insani yang amat potensial bagi pembangunan, menempati lapisan terbesar

dalam anggota masyarakat. Sumber ini tidak penah habis, satu kekayaan nasional

26

yang tidak terhingga harganya. Menjadi berharga kalau disiapkan sebagai kader

pembangunan. Dari pandangan inilah kita arahkan pengembangan karang taruna

menuju kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan kerja. Dengan bekal

seperti itu setiap karang taruna Indonesia akan semakin bernilai dalam proses

pembangunan. Dan makin membenarkan arti serta makna “ Karang taruna adalah

Harapan Bangsa”.

3. Dari Dimensi Regenerasi

Siagian (2008 :15) Karang taruna adalah generasi penerus cita – cita

perjuangan bangsa. Cita – cita besar perjuangan bangsa ini dituangkan secara

mendasar dalam pembukaan UUD 1945. Rangkuman cita-cita itu dalam suatu nafas

dapat kita nyatakan sebagai utuhnya bengsa, tetap tegaknya negara kesatuan

Republik Indonesia, masyarakat adil dan makmur sejahtera lahir dan batin. Untuk

mencapai cita-cita Nasional itu diperlukan semangat perjuangan seperti yang telah

dikobarkan oleh pejuang tahun 1945. Nilai perjuangan inilah yang harus diwariskan

oleh suatu generasi ke generasi berikutnya secara terus-menerus dan

berkesinambungan. Proses ini kita lihat sebagai suatu proses regenerasi yang

mengandung pengertian transformasi nilai budaya Bangsa yang telah dirangkum

dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Pengembangan karang taruna dengan

sendirinya harus diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dari setiap karang

taruna Indonesia untuk berperan sebagai transformator sebagai penerus cita-cita

Proklamasi dan pelestarian Pancasila dan UUD 1945.

27

Dalam mengaktualisasikan perannya karang taruna senantiasa dihadapkan

pada situasi, kondisi, tantangan dan permasalahan yang berbeda. Namun pada

hakekatnya berdasarkan perjalanan sejarah bangsa, karang taruna Indonesia

senantiasa mampu menjawab setiap tantangan dan permasalahan yang dihadapi pada

zamannya. Hal ini dapat kita simak dari catatan sejarah perjuangan bangsa Indonesia

sebagai berikut :

Mighfar (2006:74) mengemukakan bahwa karang taruna sekarang dihadapkan

pada beberapa permasalahan sebagai berikut: a) menurunya idealisme, patriotisme

dan nasionalisme, b) rendahnya kualitas sumber daya manusia, c) ketenaga kerjaan,

d) krisis nilai, e) krisis identitas

Kondisi kehidupan bangsa yang kurang menguntungkan serta kompleksnya

permasalahan yang dihadapi karang taruna sekarang ini menuntut adanya penyikapan

dalam bentuk peran aktif membangun tatanan berbagai aspek kehidupan sehingga

mampu membangun dan mengembangkan kembali sendi-sendi dasar kehidupan

bangsa yang mampu membawa pencerahan pembangunan bangsa Indonesia ke

depan. Menurut Julian (2011:11) bahwa urgensi penyikapan karang taruna yang

kontekstual dengan permasalahan sekarang antara lain sebagai berikut :

a) Meningkatkan integritas moral dan ketakwaan terhadap Tuhan YME dalam

kerangka membangun ketahanan mental dan nilai-nilai budaya bangsa dari

ancaman pengaruh budaya asing ( westernisasi ) yang semakin menggejala.

28

b) Memupuk Idealisme, Patriotisme, Cinta tanah air, Persatuan dan Kesatuan serta

solidaritas karang taruna untuk memperkokoh tetap tegaknya Negara Kesatuan RI

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

c) Meningkatkan kualitas SDM melalui penguasaan IPTEK memasuki era

Globalisasi yang diwarnai dengan tingginya tingkat kompetitif antar bangsa dan

pasar bebas (AFTA ).

d) Membangun motivasi wirausaha karang taruna dalam rangka menumbuhkan

kepeloporan dan kemandirian karang taruna secara social ekonomi.

e) membangun tatanan kehidupan social budaya menuju terwujudnya masyarakat

madani, yakni masyarakat yang tertib demokratis, dan sejahtera lahir batin.

Menurut Mighfar (2006:7) bahwa untuk lebih mengoptimalkan peran

karang taruna dalam pelaksanaan pembangunan di desa, maka perlu didukung dengan

kegiatan pembinaan dan pengembangan karang taruna melalui aspek sebagai berikut:

a) menciptakan suasana kepemimpinan yang memberikan rangsangan dan peluang

seluas-luasnya bagi karang taruna untuk berperan dan berprestasi dalam usaha

pembangunan nasional; b) mempersiapkan karang taruna untuk membentuk dan

memperkokoh peran dan fungsinya dalam pembangunan nasional yang mencakup

aspek ideologi, politik, sosial budaya, dan mempertahankan keamanan; c)

memberikan kepada karang taruna dengan berbagai ketrampilan, kemampuan dan

keahlian profesional serata pengembangan etos kerja; d) meningkatkan dan

mengembangkan sistem pengelolaan, koordinasi, penyelengaraan, ketenagaan dan

29

penyebaran informasi kekarang tarunaan; e) menunjang pembinaan dan

pengembangan karang taruna dengan mendorong peran serta masyarakat luas dalam

penyediaan fasilitas dan sarana kekarang tarunaan dan dalam pengelolaannya.

Melalui strategi ini diharapkan dapat meningkatkan peran karang taruna dalam

mengaktualisasikan perannya untuk memacu pembangunan desa.

Berdasarkan uraian tersebut jelaslah bahwa karang taruna dapat meningkatkan

peran nya dalam kegiatan pembangunan di desa melalui tujuh bidang kegiatan.

Selanjutnya untuk lebih memantapkan implementasi ketujuh bidang tersebut sangat

diperlukan pembinaan kepada mereka sehingga secara optimal dapat meningkatkan

peran karang tarunadalam kegiatan pembangunan di desa. Melalui peran karang

taruna dalam kegiatan pembangunan di desa merupakan kontribusi nyata dari karang

taruna untuk meningkatkan kapabilitasnya sebagai generasi pembaharu bangsa.

Dalam formulasi yang berbeda, Dahlan (2009:1) mengemukakan bahwa

upaya penciptaan pemuda produktif dapat dilakukan karang taruna dengan

mengadakan kegiatan antara lain:

1) Mengadakan Sosialisasi Tentang Perlunya Penciptaan Pemuda produktif

Dahlan (2009:1) mengemukakan bahwa pemuda pada umumnya kurang

memahami bagaimana cara menjadi pemuda yang baik. Para pemuda biasanya selalu

menggunakan cara-cara tradisional dalam mengelola usahanya. Hal ini yang

menjadikan usaha pemuda kurang berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

Mencermati kondisi tersebut maka karang taruna dapat melakukan kegiatan

30

sosialisasi atau pembinaan secara intensif sehingga memberikan pemahaman yang

mendalam tentang perlunya pencaiptaan pemuda yang produktif dalam membantu

mengembangkan potensi yang dimiliki pemuda.

2) Membuka usaha atau kerajinan yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk

mengembangkan keterampilan pemuda

Siagian (2009:1) mengemukakan bahwa para pemuda sering mengalami

masalah dengan keterampilan dalam melakukan usaha. Terkait dengan hal ini maka

karang taruna dapat menyisihkan sebagian untuk membantu pengembangan

keterampilan pemuda melalui pelatihan secara rutin. Melalui kegiatan pelatihan yang

diberikan diharapkan mampu meningkatkan keterampilan pemuda sehingga dapat

mengembangkan usaha secara produktif.

3) Mengadakan Pelatihan untuk Meningkatkan Keterampilan Pemuda Dalam

Menguasai Keterampilan Tertentu

Pemberian pelatihan tentang berbagai keterampilan bagi pemuda sangat

diperlukan sebagai upaya meningkatkan keterampilan pemuda dalam menguasai

keterampilan tertentu. Siagian (2009:1) mengemukakan bahwa pemuda memiliki

potensi yang jika dikembangkan maka hal tersebut menjadi suatu kekuatan yang

menjadikan pemuda diperhitungkan dan mampu berbuat banyak bagi pengembangan

kemampuannya.

Pelatihan yang diberikan untuk meningkatkan keterampilan pemuda menjadi

bagian penting dalam rangka membekali pemuda dengan berbagai keterampilan yang

31

diperlukan sehingga dengan keterampilan yang dimilikinya maka pemuda menjadi

produktif.

Berdasarkan uraian tersebut jelas menunjukkan bahwa karang taruna memiliki

peran yang sangat signifikan dalam membantu untuk menciptakan pemuda produktif.

Penciptaan pemuda yang produktif ini sangat penting untuk difasilitasi oleh karang

taruna, sehingga karang taruna benar-benar menjadi wadah yang memfasilitasi

pengembangan dan penciptaan pemuda yang produktif di desa.