BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

33
9 BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengembangan Media Kode QR 1. Pengertian Penelitian Pengembangan Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan latihan. Pengembangan adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi siswa. 2 Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. 3 Sedangkan menurut Seels & Richey bahwasanya penelitian pengembangan adaah kajian secara sistematis untuk merancang, mengembangkan dan mengevaluasi program-program, proses dan hasil- hasil pembelajaran yang harus memenuhi kriteria konsistensi dan keefektifan internal 4 Menurut Sugiyono penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development (R&D) yaitu metode penelitian yang 2 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 24. 3 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Edisi Keempat, (Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 276 4 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Edisi Keempat, (Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 277

Transcript of BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

Page 1: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

9

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Pengembangan Media Kode QR

1. Pengertian Penelitian Pengembangan

Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan

teknis, teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui

pendidikan dan latihan. Pengembangan adalah suatu proses mendesain

pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan

segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar

dengan memperhatikan potensi dan kompetensi siswa.2

Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall adalah

suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk

pendidikan.3 Sedangkan menurut Seels & Richey bahwasanya penelitian

pengembangan adaah kajian secara sistematis untuk merancang,

mengembangkan dan mengevaluasi program-program, proses dan hasil-

hasil pembelajaran yang harus memenuhi kriteria konsistensi dan

keefektifan internal4

Menurut Sugiyono penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa

Inggrisnya Research and Development (R&D) yaitu metode penelitian yang

2 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.

24. 3 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Edisi Keempat,

(Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 276 4 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Edisi Keempat,

(Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 277

Page 2: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

10

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan

produk tersebut.5

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, penelitian dan pengembangan

atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses atau langkah-

langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan

produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut

tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku,

modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa

juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk

pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium,

ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan,

evaluasi, manajemen, dan lain-lain.6

Maka pengembangan pembelajaran lebih realistik, bukan sekedar

idealisme pendidikan yang sulit diterapkan dalam kehidupan.

Pengembangan pembelajaran adalah usaha meningkatkan kualitas proses

pembelajaran, baik secara materi maupun metode dan subtitusinya. Secara

materi, artinya dari aspek bahan ajar yang disesuaikan dengan

perkembangan pengetahuan, sedangkan secara metodologis dan subtansinya

berkaitan dengan pengembangan strategi pembelajaran, baik secara teoritis

maupun praktis.7

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2002

Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah

5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

(bndung: Alfabeta, 2010), hlm. 407 6 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2017), hlm. 164. 7 Hamdani Hamid, Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia, (Bandung Pustaka

Setia,2013), hlm. 125.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

11

terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikailmu

pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau membuat teknologi baru.

Pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan

dan memvalidasi produk pendidikan. Penelitian ini mengikuti suatu

langkah-langkah secara siklus. Langkah penelitian atau proses

pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang

akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan

tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di mana produk

tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan

(Punaji Setyosari, 2013: 222-223).

Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik

formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana,

terarah, teratur, dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan,

menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian

yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan

bakat, keinginan serta kemampuan kemampuan sebagai bekal atas prakarsa

sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah

tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan

pribadi mandiri (Iskandar Wiryokusumo dalam Afrilianasari ; 2014).

Berdasarkan pengertian pengembangan yang telah diuraikan yang

dimaksud dengan pengembangan adalah suatu proses untuk menjadikan

potensi yang ada menjadi sesuatu yang lebih baik dan berguna sedangkan

Page 4: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

12

penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah

untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk yang

telah ada menjadi produk yang dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam konteks penelitian pengembangan dalam pendidikan produk-

produk yang dikembangkan seperti: kurikulum spesifik untuk keperluan

pendidikan tertentu, metode dan media pembelajaran, buku ajar, modul,

kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi,

penataan ruang kelas, dan model unit produksi.

2. Pengertian Media

Secara harfiah media berarti perantara aatau pengantar. Sadiman

(1993:6) mengemukakan, bahwa media adalah perantara atau pengantar

pesan dari pengirim ke penerima pesan.Gagne (dalam Sadiman, dkk,

1993:1) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan

lingkungannya, Dijelaskan pula oleh Raharjo (1989:25) bahwa media

adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada

sasaran atau penerima pesan tersebut. Materi yang diterima adalah pesan

intruksional, sedangkan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses

belajar.8

Adapun sumber lain yang menjelaskan bahwa media adalah bentuk

jamak dari perantara (nedium), merupakan sarana komunikasi. Berasal dari

8 Cecep Kustandi, Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran; Manual dan Digital, (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2013), hlm. 7.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

13

bahasa Latin medium (“antara”), istilah ini menunjuk pada apa saja yang

membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Enam

kategori dasar media adalah teks, audio, visual, video, perekayasa

(manipulative) (benda-benda), dan orang-orang. Tujuan dari media adalah

untuk memudahkan komunikasi dan belajar.9

3. Manfaat Penggunaan Media Dalam Pembelajaran

Penggunaan media dalam pembelajaran dapat meningkatkan proses

belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan mengapa

media pembelajaran dapat meningkatkan proses belajar siswa. Alasan

pertama berkenaan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses

belajar siswa antara lain :

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar;

b. Bahan ajar akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipaham

oleh siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan

pembelajaran dengan lebih baik;

c. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh pendidik,

sehingga siswa tidak bosan dan pendidik tidak kehabisan tenaga,

apalagi bila pendidik mengajar untuk setiap jam pelajaran;

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian pendidik, tetapi juga aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Alasan kedua mengapa penggunaan media pembelajaran dapat

meningkatkan proses dan hasil pembelajaran adalah berkenaan dengan

taraf berpikir siswa, Taraf berpikir manusia mengikuti tahap

perkembangan dimulai dari berpikir konkret menuju ke berpikir abstrak,

dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks.

Penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir

tersebut sebab melalui media pembelajaran hal-hal yang abstrak dapat

dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.10

9 Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, dan James D. Russell, Instructional

Technology And Media For Learning: Teknologi Pembelajaran dan Mediia Untuk Belajar, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 7. 10

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran: Cetakan Kesebelas, (Bandung:

Sinar Baru Algensindo, 2013), hlm. 2.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

14

5. Pengertian Kode QR

Kode QR adalah suatu jenis kode matriks atau kode batang dua

dimensi yang dikembangkan oleh Denso Wave, sebuah divisi Denso

Corporation yang merupakan sebuah perusahaan Jepang dan dipublikasikan

pada tahun 1994 dengan fungsionalitas utama yaitu dapat dengan mudah

dibaca oleh pemindai QR merupakan singkatan dari quick response atau

respons cepat, yang sesuai dengan tujuannya adalah untuk menyampaikan

informasi dengan cepat dan mendapatkan respons yang cepat pula. Berbeda

dengan kode batang, yang hanya menyimpan informasi secara horizontal,

kode QR mampu menyimpan informasi secara horizontal dan vertikal, oleh

karena itu secara otomatis Kode QR dapat menampung informasi yang

lebih banyak daripada kode batang.(Soon,2008).11

6. Fungsi Pemggunaan Kode QR

Kode QR berfungsi bagaikan hipertaut fisik yang dapat menyimpan

alamat dan URL, nomor telepon, teks dan sms yang dapat digunakan pada

majalah, surat harian, iklan, pada tanda-tanda bus, kartu nama ataupun

media lainnya. Atau dengan kata lain sebagai penghubung secara cepat

konten daring dan konten luring. Kehadiran kode ini memungkinkan

audiens berinteraksi dengan media yang ditempelinya melalui ponsel secara

efektif dan efisien. Pengguna juga dapat menghasilkan dan mencetak

11

Kode QR (HTML), https://id.wikipedia.org/wiki/Kode_QR diakses pada 2020-08-06

Page 7: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

15

sendiri kode QR untuk orang lain dengan mengunjungi salah satu dari

beberapa ensiklopedia kode QR.

a. Kepentingan komersial

Selain itu, desain QR memungkinkan penggunanya untuk

memasukkan logo perusahaan, klip video ataupun foto ke kode QR,

tanpa menghilangkan substansi informasi apapun dari sumber yang

dimasukkan. Contoh penggunaan kode QR yang didalamnya memuat

konten klip video adalah kode QR yang digunakan oleh kelompok

penyanyi dari Inggris bernama Pet Shop Boys pada tahun 2007. Ketika

kode dipindai dengan benar, maka pengguna akan diarahkan ke

situs Pet Shop Boys. Selain itu pada tahun 2009 kode QR digunakan

untuk kampanye pemasaran Movie 9 di San Diego Comic Con. Pada

saat itu, pelanggan diberikan kartu yang menampilkan kode QR yang

telah terintegrasi dengan karya seni yang bersangkutan. Jadi, pelanggan

dapat mengakses cuplikan film melalui kode QR tersebut.

b. Kepentingan Umum

Kode QR dapat dimanfaatkan sebagai keamanan makanan

dengan cara menambahkan kode QR yang berisikan data-data mengenai

kandungan nutrisi dan masa kedaluwarsa pada tiap label makanan

sehingga pelanggan dapat merasa lebih aman dalam memilih makanan

yang dibeli sebab mereka dapat mengetahui informasi-informasi tentang

makanan tersebut. Di Jepang, hal ini telah diterapkan oleh McDonald.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

16

Terdapat 19 jenis "sandwich" yang diberi kode QR yang mengandung

informasi alergi, jumlah kalori dan nutrisi yang terkandung dalam

sandwich tersebut. Selain itu kode QR juga dapat diberikan di halte bus,

sehingga penumpang dapat mengetahui keberadaan bus yang sedang

ditunggu. Cara kerjanya adalah dengan memberikan hipertaut ke

kamera CCTV di setiap jalan melalui koneksi internet pada ponsel.

c. Kepentingan Pendidikan

Pemanfaatan Kode QR di dunia pendidikan pun nampaknya bisa

kita upayakan untuk diterapkan. Untuk para guru pun nampaknya

penggunaan Kode QR bisa dicoba untuk dimanfaatkan sebagai bagian

dari upaya inovasi teknologi pembelajaran mengingat dewasa ini para

siswa rata-rata sudah memiliki smartphone. Selain itu, untuk

memberikan arahan pemanfaatan teknologi tersebut untuk kemajuan

siswa serta tidak menyalahgunakan pemanfaatan smartphone untuk hal

yang tidak berguna.

Kode QR juga mulai digunakan untuk kepentingan pendidikan,

bukan sebatas penelitian, salah satunya untuk presensi

perkuliahan.12

Selain untuk presensi perkuliahan, dunia pendidikan juga

menggunakannya sebagai sarana validasi ijazah dan transkrip nilai

untuk mempermudah otentikasi ijazah dan transkrip secara waktu

12

"Unika Gunakan Barcode untuk Presensi Kuliah" (HTML). www.suaramerdeka.com.

Diakses tanggal 2020-10-06.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

17

nyata13

. Sedangkan untuk perpustakaan, kode QR digunakan untuk

pembayaran denda dan layanan yang umumnya disediakan di

perpustakaan.14

Kode QR dapat dipasang pada kartu pelajar, sehingga

akan mempermudah proses absensi siswa, dan mempermudah akses

bagi para siswa, guru, dan orang tua murid kepada informasi proses

belajar mengajar.

Pemanfaatan Kode QR memang awalnya hanya untuk

pengembangan produk sebuah perusahaan. Tetapi kita sebagai guru dan

juga siswa bisa memanfaatkannya untuk kepentingan pendidikan

melalui pengembangan bahan ajar guru atau sebagai media

pembelajaran. Berikut ini adalah upaya adaptatif awal yang bisa guru

atau siswa lakukan dalam memanfaatkan Kode QR untuk kepentingan

peningkatan kualitas pembelajaran.

Adapun hal yang perlu dipersiapkan bila ingin menggunakan

kode QR pada kegiatan pembelajaran :

1) Guru atau siswa harus menyiapkan Smartphone.

2) Jika Smartpone belum ada aplikasi pemindai Kode QR maka

segera download dan pasang pada Smartpone melalui google

play store atau App Store.

13

"Unika Soegijapranata Menyikapi Pemalsuan Ijazah" (HTML). news.unika.ac.id.

Diakses tanggal 2020-10-06. 14

"Bayar Denda di Perpustakaan Unika Bisa Pakai

OVO" (HTML). www.suaramerdeka.com. Diakses tanggal 2020-10-06.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

18

3) Apabila tidak sempat download maka bisa dilakukan dengan

cara mengaktifkan bluetooth dan mintalah pada guru lain atau

siswa lain yang telah terpasang aplikasi Kode QR.

4) Setelah terpasang maka belajarlah untuk melakukan scaning

dengan mengarahkan kamera pemindai Kode QR di

Samartphone pada gambar Kode QR yang telah disiapkan

sebelumnya atau yang ada pada sebuah produk.

5) Guru atau siswa harus bersabar ketika proses scanning Kode QR

dengan smartphone.

6) Pada saat proses scaning dengan Kode QR perhatikan jarak

antara obyek dan smartphone, aturlah supaya obyek ada dalam

bingkai kamera. Guru atau siswa bisa mengaturnya dengan

menggerakan smartphone maju-mundur sehingga obyek bisa

cepat terbaca.

7) Pada saat proses scaning dengan Kode QR perhatikan juga

pencahayaan obyek jangan sampai terlalu terang.

8) Apabila ingin menyimpan hasil pemindaian maka guru atau

siswa bisa melakukannya dengan screenshoot di smartphonenya

ataupun bisa membuka kembali pada history.15

15

Iwan Rudi Setiawan, Kode QR Sebagai Media Pembelajaran, Diakses dari:

http://smansabaliterasi.blogspot.com/2018/10/qr-code-sebagai-media-pembelajaran.html

Page 11: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

19

7. Bagian–Bagian Pada Kode QR

Menurut Kode QR Generator, ada tujuh bagian utama Kode

QR yang memiliki arti dan peran pentingnya masing-masing, yaitu:

1. Positioning Detection Markers

Gambar 2.1 Bagian Kode QR : Positioning Detection Markers

Positioning detection makers adalah bagian dalam Kode

QR yang berbentuk kotak dan jumlahnya ada tiga. Posisinya selalu ada

di pojok kode QR. Fungsinya adalah memastikan scanner mampu

melakukan pembacaan kode secara cepat dan mengetahui orientasi atau

posisi kode tersebut.

2. Alignment Marking

Gambar 2.2 Bagian Hode QR : Aligment Marking

Page 12: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

20

Penanda ini ukurannya lebih kecil dibanding position detention

markers. Sama-sama berbentuk kotak, alignment marking berfungsi untuk

menjaga permukaan Kode QR meskipun di-print di permukaan yang

melengkung. Biasanya, semakin banyak suatu data disimpan dalam Kode

QR, ukurannya semakin besar. Selain itu, jumlahnya pun bisa jadi lebih

banyak.

3. Timing Pattern

Gambar 2.3 Bagian Kode QR : Timing Pattern

Timing pattern pada Kode QR adalah bagian yang tampak

seperti kotak-kotak kecil yang berjejer. Pola ini berfungsi untuk

konfigurasi data grid. Dengan timing pattern, scanner Kode QR mampu

mengetahui seberapa besar matriks data yang dimuat.

4. Version Information

Page 13: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

21

Gambar 2.4 Bagian Kode QR : Version Information

Version information adalah bagian yang memberi informasi

versi Kode QR. Saat ini, ada 40 tipe Kode QR yang berbeda. Jadi,

dengan tanda ini, scanner bisa mengetahui versi Kode QR mana yang

dipindai. Biasanya, versi 1 sampai 7 adalah yang paling umum

digunakan.

5. Format Information

Gambar 2.5 Bagian Kode QR : Format Information

Bagian Format Information ini pada Kode QR adalah bagian

yang menjelaskan toleransi error dan pola data mask. Dengan format

information, scanner akan lebih mudah melakukan pemindaian Kode

QR untuk menampilkan data yang dimuatnya pada pengguna.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

22

6. Data and Error Correction Keys

Gambar 2.6 Bagian Kode QR : Data and Error Correction Keys

Area pada Kode QR ini penting untuk ada pada struktur kode

karena merupakan tempat di mana semua data disimpan. Tidak hanya

itu, area atau bagian ini juga meliputi error correction block yang

menjaga data tetap dapat dipindai meski kode rusak sebanyak 30%.

7. Quiet Zone

Gambar 2.7 Bagian Kode QR : Quiet Zone

Apa itu quiet zone? Bagian ini adalah bagian kosong yang

berada di area terluar Kode QR. Dianalogikan seperti white space pada

desain, quiet zone adalah elemen penting dalam Kode QR untuk

menegaskan struktur dan membuatnya lebih mudah dipindai. Quiet

zone harus ada untuk memisahkan Kode QR dari lingkungan sekitarnya

Page 15: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

23

agar scanner dapat mengenalinya tanpa kesulitan. Meskipun kosong,

area ini adalah bagian vital dari sebuah Kode QR.

8. Jenis–Jenis Kode QR

a. Kode QR Statis

Kode QR statis adalah kode yang tidak bisa diedit lagi ketika

sudah dibuat. Informasi yang ada tidak akan bisa diganti. Oleh karena

itu, jenis kode QR ini tepat untuk penggunaan pribadi dan kode

QR API, yaitu aplikasi untuk membuat kode dalam jumlah banyak,

seperti untuk ID karyawan, dokumentasi produk teknis, dan lain-lain.

Namun, karena tidak bisa diganti ketika sudah dibuat, Kode QR jenis ini

kurang tepat untuk bisnis atau kampanye marketing.

b. Kode QR Dinamis

Berbeda dengan Kode QR statis, Kode QR dinamis adalah jenis

kode yang bisa diperbarui, diedit, dan diubah sebanyak apapun yang

dibutuhkan. Nah, oleh karena itu, tipe Kode QR ini cocok untuk bisnis

dan marketing.

Tidak seperti kode QR statis yang ukurannya semakin besar dan

kompleks jika data yang diinput semakin banyak, Kode QR dinamis bisa

tetap kecil. Hal ini karena data tidak disimpan secara langsung

dalam Kode QR, melainkan diarahkan pada sebuah URL yang

ditetapkan pada kode tersebut. Oleh karena itu, Kode QR dinamis cocok

Page 16: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

24

untuk disertakan dalam desain berbagai hal, seperti kemasan, flyer,

brosur, dan lain-lain.16

9. Kelebihan Kode QR

Kode QR memiliki kapasitas tinggi dalam data pengkodean, yaitu

mampu menyimpan semua jenis data, seperti data numerik,

data alphabetis, kanji, kanji, kana, hiragana, simbol, dan kode biner. Secara

spesifik, kode QR mampu menyimpan data jenis numerik sampai dengan

7.089 karakter, data alphanumerik sampai dengan 4.296 karakter, kode

binari sampai dengan 2.844 byte, dan huruf kanji sampai dengan 1.817

karakter. Selain itu kode QR memiliki tampilan yang lebih kecil daripada

kode batang. Hal ini dikarenakan kode QR mampu menampung data secara

horizontal dan vertikal, oleh karena itu secara otomatis ukuran dari

tampilannya gambar kode QR bisa hanya seperspuluh dari ukuran sebuah

kode batang. Tidak hanya itu kode QR juga tahan terhadap kerusakan,

sebab kode QR mampu memperbaiki kesalahan sampai dengan 30%. Oleh

karena itu, walaupun sebagian simbol kode QR kotor ataupun rusak, data

tetap dapat disimpan dan dibaca. Tiga tanda berbentuk persegi di tiga sudut

memiliki fungsi agar simbol dapat dibaca dengan hasil yang sama dari

sudut manapun sepanjang 360 derajat.17

B. Pembelajaran Tajwid

16

QR Code Basics | Getting Started with QR Codes (qr-code-generator.com), Diakses pada

Kamis 27-05-2021 Pukul 14:37 WIB. 17

Kode QR (HTML), https://id.wikipedia.org/wiki/Kode_QR diakses pada 2020-08-06

Page 17: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

25

1. Pengertian Pembelajaran Tajwid

Pembelajaran, berasal dari kata belajar (Learning) di definisikan

sebagai “Perubahan terus-menerus dalam kemampuan yang berasal dari

pengalaman pembelajar dan interaksi pembelajar dengan dunia” (Driscoll,

2000, hlm. 11). Sebagian dari kita tidak belajar dengan cara diberi tahu,

tetapi dengan berbuat.

Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi belajar yang

dilakukan oleh pendidik dan siswa dengan indikator atau tujuan-tujuan

tertentu yang harus dicapai oleh siswa.

Kata tajwid berasal dari bahasa Arab “Jawwada – Yujawwidu –

Tajwid” د د –)جو جويد(ت –يجو yang artinya membaguskan.

Sedangkan menurut ilmu tajwid, Tajwid adalah membaguskan bacaan

huruf-huruf atau kalimat-kalimat Al-Qur’an satu persatu dengan terang,

teratur, perlahan, dan tidak terburu-buru sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu

tajwid.18

Menurut para ulama qiro’at Al-Qur’an bahwa yang dimaksud tajwid

adalah mengeluarkan atau mengucapkan huruf-huruf menurut hak aslinya

satu persatu, sambil tiap-tiap huruf diucapkan menurut ucapan bunyi

18

Khalilurrahman Al Mahfani, Juz ‘Amma Tajwid Berwarna dan Terjemahannya, (Jakarta

: PT. Wahyu Media, Cetakan Ketiga 2009), hlm.10.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

26

aslinya dan menurut haknya secara sempurna dengan suara yang tidak

dipaksakan.19

Menurut sumber lain tajwid atau ilmu tajwid adalah suatu ilmu

pengetahuan tentang tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan tertib,

sesuai makhrajnya, panjang pendeknya, tebal tipisnya, berdengung atau

tidaknya, irama dan nadanya, serta titik komanya yang telah diajarkan

Rasulullah SAW kepada para sahabatnya sehingga menyebar luas dari masa

kemasa.20

Dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran tajwid atau ilmu

tajwid adalah suatu proses penyampaian ilmu tentang tatacara membaca Al-

Qur’an secara fasih dan haq sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan.

4. Isi Pembahasan Ilmu Tajwid

Ilmu tajwid membahsa atau berisi tentang banyak hal, diantaranya

sebagai berikut:

a. Makhrajul huruf (tempat keluar masuknya huruf).

b. Shifatul huruf (cara pengucapan huruf).

c. Ahkamul huruf (Hubungan antar huruf).

d. Ahkamul maddi wal qashr (panjang dan pendeknya ucapan).

e. Ahkamul waqaf wal ibtida’ (memulai dan menghentikan bacaan),

dan lainnya.

19

Lihat M. Hunaidy, Pelajaran Tajwid dari Teori Sampai Praktek, (tt: Wangsamerta, tth),

hlm. 7 20

Tombak Alam, Ilmu Tajwid, (Jakarta: AMZAH, Cetakan Kelima 2015), hlm. 1.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

27

5. Manfaat Mempelajari Ilmu Tajwid

Berikut adalah beberapa manfaat dari mempelajari ilmu tajwid:

a. Mencapai kesempurnaan dalam membaca Al-Qur’an.

b. Terhindar dari kesalahan dalam membaca ayat-ayat Al-Qur’an.

c. Ayat-ayat yang kita baca sesuai dengan ketentuan-ketentuan bahasa

Arab, baik secara pengucapan huruf, sifat-sifat huruf, dan kaidah-

kaidah yang telah ditetapkan lainnya, dan sebagainya.21

6. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid

Al-Qur’an merupakan pedoman hdup umat Islam, mempelajarinya

merupakan kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Demikian pula

dengan membacanya. Namun, membaca Al-Qur’an ada kaidah dan aturan

tersendiri. Kaidah dan aturan membaca Al-Qur’an dipelajari dalam ilmu

tajwid, Allah berfirman :

(٤ن ترتيلا )المزمل : ورتل القرا

“Bacalah Al-Qur’an dengan tartil.” (QS. Al-Muzammil : 4)

“Tartil” mengandung arti teratur, perlahan, membaguskan, dan

memperhatikan tajwidnya. Hal ini tidak dapat dilakukan tanpa mengerti dan

memahami kaidah membaca Al-Qur’an seperti yang dipelajari dalam ilmu

tajwid.

21

Rusdianto, Sehari Mahir Tajwid + Juz ‘Amma Tajwid Warna, (Yogyakarta: Saufa,

2016), hlm. 12-13.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

28

Menurut Badrudin, (2016: 8) ketika dikatakan bahwa

mempraktekkan dalam membaca Al-Qur’an adalah Fardhu ‘ain, maka

otomatis dalam mempelajari ilmu tajwid juga fardhu ‘ain (bagi mereka

yang belum menguasai ilmu tajwid). Adapun mengajarkannya merupakan

kewajiban kolektif (fardhu kifayah) artinya mengajarkan ilmu tajwid bisa

diwakili oleh beberapa orang saja dalam suatu komunitas masyarakat.22

Menurut sumber lain, belajar ilmu tajwid hukumnya fardhu kifayah.

Tetapi, membaca Al-Qur’an secara benar dan sesuai dengan kaidah-kaidah

tajwid itu wajib hukumnya. Oleh sebab itu, belajar ilmu tajwid agar bacaan

Al-Qur’an kita benar ialah wajib.23

Salah seorang pakar ilmu tajwid dan qiraah, Syekh Ibnul Jazari,

menyatakan dalam syairnya berikut :

د القرآن اثم لنه به له انزل # والخذ بالتجويد حتم لزم # من لم يجو ال

وهكذا منه الينا وصلا

“Membaca Al-Qur’an dengan tajwid hukumnya wajib. Siapa saja

yang membaca Al-Qur’an tanpa memakai tajwid hukumnya dosa, karena

sesungguhnya Allah menurunkan Al-Qur’an bersama tajwidnya.

Demikianlah yang sampai pada kita dari-Nya.”24

Adapun alasan ulama mengenai wajibnya mempelajari ilmu tajwid

adalah sebagai berikut :

a. Arti hukum wajib, yaitu apabila mengerjakannya mendapatkan

pahala, dan berdosa bila meninggalkannya. Ulama ushul fiqh

22

Badrudin, Qiro’atul Qur’an Wa Al-Tahfidz, (Serang: A-Empat, 2016), hlm. 8 23

Abu Nizhan, Buku Pintar Al-Qur’an, (Jakarta: QultumMedia, 2008), hlm. 13. 24

Rusdianto, Sehari Mahir Tajwid + Juz ‘Amma Tajwid Warna, (Yogyakarta: Saufa,

2016), hlm. 11

Page 21: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

29

menciptakan hukum wajib karena Allah dalam ayat tersebut

menggunakan kata perintah (Fi’il Amr) "ورتل" yang berarti

“bacalah” sehingga menunjukkan adanya suatu perintah

{kewajiban).

b. Dalam kaidah ushul fiqh disebutkan,

المصالح درء المقاسد مقدم على جلب

Menghindarkan bahaya harus didahulukan daripada mencari

kebaikan.

Membaca Al-Qur’an tanpa ilmu tajwid akan mengubah makna kata

dalam Al-Qur’an dan menimbulan kesalahan yang fatal. Misalya,

1) Kesalahan membaca ‘ain pada kata يعلموون yang bermakna

mengetahui, jika terbaca hamzah, sehingga terdengar يولمون

maka bermakna merasa sakit.

2) Kesalahan membaca sin pendek وووع yang bermakna الس

kemampuan, kemudian terbaca panjang, terdengar menjadi

اع .bermakna kiamat الس

Page 22: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

30

3) Kesalahan dalam membaca mim berdengung pada kata وا yang لم

bermakna tatkala, dibaca tanpa dengung, sehingga menjadi لموا

bermakna suatu yang pasti.

4) Kesalahan membaca lam sukun pada kata جعلنا bermakna kami

menjadikan, kami disini sebagai subjek pokok, kemudian dibaca

hidup, جعلنووا bermakna Dia menjadikan kami, sehingga

kedudukan kami sebagai objek.25

C. Hukum Bacaan Nun Mati atau Tanwin

Hukum bacaan nun mati ( ن ) atau tanwin ( ۔ ۔ ۔ ) apabila bertemu

dengan huruf hijaiyyah terbagi menjadi empat bagian, yaitu:

1. Izhar

Izhar menurut bahasa artinya memperjelas atau menerangkan.

Sedangkan menurut istilah tajwid adalah melafalkan huruf-huruf izhar tanpa

disertai dengung. Dalam ilmu tajwid, izhar terbagi menjadi dua yaitu:26

a) Izhar Mutlaq

25

Tombak Alam, Ilmu Tajwid, (Jakarta: AMZAH, Cetakan Kelima 2015), hlm. 2-3. 26

Khalilurrahman Al Mahfani, Juz ‘Amma Tajwid Berwarna dan Terjemahannya, (Jakarta

: PT. Wahyu Media, Cetakan Ketiga 2009), hlm.16

Page 23: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

31

Disebut izhar mutlaq karena huruf-huruf izhar yang bertemu

dengan nun mati bertemu dengan ي dan و dalam satu kata. Izhar

semacam ini dalam Al-Qur’an hanya terdapat pada empat tempat yaitu:

نيا قنوان –صنوان –بنيان –االد

b) Izhar Halqi

Halqi artinya tenggorokan. Izhar halqi terjadi apabila nun mati

atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf izhar yang enam yaitu:

ھء ح خ ع غ

Maka nun mati atau tanwin dibaca terang, jelas, atau zahir,

berbunyi “N” dengan tidak memakai gunnah (dengung).

Tabel 2.1 Contoh Hukum Bacaan Izhar Halqi

Tanwin Nun Mati Huruf

ء من أخيه وجنات ألفافا

ح من حيث عليم حكيم

خ من خوف لطيف خبير

ع انعمت سميع عليم

غ من غيركم اجر غير

Page 24: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

32

هو ان جرف هار ھ

2. Idgham Bigunnah

Idgham menurut bahasa berarti memasukkan sesuatu kedalam

sesuatu, atau bisa juga berarti melebur. Sedangkan menurut istilah

tajwid, idgham adalah memasukkan huruf yang sukun kedalam huruf

yang berharakat sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid. Atau

idgham adalah bunyi nun mati atau tanwin dilebur dan dimasukkan

kedalam salah satu huruf idgham. Idgham bigunnah yaitu idgham yang

memakai dengung (gunnah). Terjadi apabila ada nun mati atau tanwin

bertemu dengan salah satu huruf:

ن م وي

Tabel 2.2 Contoh Hukum Bacaan Idgham Bigunnah

Tanwin Nun Mati Huruf

ي فمن يعمل وجوه يومئذ

ن من نطف حط نغفرلكم

خدود سد سدر م م من م

احدة و من وراءهم زجرة و

3. Idgham Bilagunnah

Page 25: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

33

Idgham menurut bahasa berarti memasukkan sesuatu kedalam

sesuatu, atau bisa juga berarti melebur. Sedangkan menurut istilah

tajwid, idgham adalah memasukkan huruf yang sukun kedalam huruf

yang berharakat sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid. Atau

idgham adalah bunyi nun mati atau tanwin dilebur dan dimasukkan

kedalam salah satu huruf idgham. Idgham bilagunnah yaitu bacaan

idgham yang tidak memakai dengung (gunnah). Terjadi apabila ada nun

mati atau tanwin bertemu dengan huruf:

ل ر

Tabel 2.3 Contoh Hukum Bacaan Idgham Bilagunnah

Tanwin Nun Mati Huruf

ل ان لم يره خير لكم

حيم زق غفور ر ر من ر

4. Iqlab

Iqlab menurut bahasa artinya mengubah sesuatu dari bentuknya.

Sedangkan menurut istilah tajwid, iqlab adalah perubahan bunyi nun mati

atau tanwin menjadi mim yang tersembunyi disertai dengung. Hal ini terjadi

Page 26: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

34

apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf iqlab yang hanya

memiliki satu huruf yaitu Ba )27.)ب

Tabel 2.4 Contoh Hukum Bacaan Iqlab

Tanwin Nun Mati Huruf

بجهنم يومئذ بين من ب

5. Ikhfa

Ikhfa menurut bahasa artinya menyamarkan atau menyembunyikan.

Sedangkan menurut istilah tajwid, ikhfa adalah melafalkan huruf dengan

menyembunyikan atau menyamarkan bunyi nun mati atau tanwin, dibaca

dengung (berbunyi “N”) dengan huruf yang ada dihadapannya.28

Huruf ikhfa ada lima belas yaitu:

ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك

Tabel 2.5 Contoh Hukum Bacaan Ikhfa

Tanwin Nun Mati Huruf

ت من تحتها جنات تجري

اجا ث من ثمرة ما ء ثج

ج من جوع خلق جديد

27

Khalilurrahman Al Mahfani, Juz ‘Amma Tajwid Berwarna dan Terjemahannya, (Jakarta

: PT. Wahyu Media, Cetakan Ketiga 2009), hlm. 19 28

Khalilurrahman Al Mahfani, Juz ‘Amma Tajwid Berwarna dan Terjemahannya, (Jakarta

: PT. Wahyu Media, Cetakan Ketiga 2009), hlm. 18

Page 27: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

35

ربهم عند كسا دهاقا د

ذ من ذهب نارا ذات لهب

ز انزل اليك غلاما زكي ا

س من سبيل قول سديدا

ش ومن شر عذاب شديد

ص عن صلاتهم عملا صالحا

ض من ضر مسفرة ضاحك

طيبات من بلدة طيب ط

ظ من ظهورها ظلا ظليلا

ف من فضله سبلا فجاجا

ق من قبل رزقا قالوا

ك من كان ناصي كاذب

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan

perbandingan dan acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan

dengan penelitian ini. Maka dalam kajian teori ini peneliti mencantumkan

hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai berikut :

1. Hasil Penelitian Atik Darmayanti (2018)

Page 28: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

36

Penelitian Atik Darmayanti (2018) berjudul “Pengembangan Bahan

Ajar Mata Pelajaran Al-Qur’an Berbasis Qowaidu Tajwidiyah (R&D di

kelas X SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School)”. Penelitian ini

menggunakan metode Research and Development atau R&D. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan melengkapi bahan ajar

tajwid yang digunakan di SMAN CMBBS dengan basis qowaidu tajwid dan

menyederhanakan bahasa yang digunakan sehingga mudah dipahami oleh

siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa bahan ajar yang dikembangkan berupa buku tajwid yang mencakup

secara keseluran materi ilmu tajwid dengan menambahkan dalil-dalil ilmu

tajwid yang sesuai dengan qowaidu tajwid. Serta dengan menerjemahkan

bahasa pada bahan ajar yang sebelumnya banyak menggunakan bahasa

Arab menjadi bahasa Indonesia sehingga siswa kelas X SMAN CMBBS

lebih mudah untuk memahami ilmu tajwid saat mata pelajaran Al-Qur’an

berlangsung.

2. Hasil Penelitian Maesah (2019)

Pnelitian Maesah (2019) berjudul “Pengembangan Media

Pembelajaran Buku Bergambar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) Materi Tajwid (Penelitian R&D Kelas VII di SMP Negeri 3

Ciruas Kab. Serang)”. Penelitian ini menggunakan metode Research and

Development atau R&D. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

Page 29: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

37

mengembangkan media pembelajaran berupa buku bergambar yang

digunakan dalam mata pelajaran pendidikan Agama Islam materi tajwid

kelas VII di SMP Negeri 3 Ciruas.

Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran buku bergambar ini dibuat untuk mempermudah

siswa dalam mempelajari ilmu tajwid, dikarenakan minimnya pembelajaran

tajwid dalam kurikulum mata pelajaran pendidikan Agama Islam di

sekolah-sekolah. Formal, dengan adanya gambar yang menarik, mendorong

minat siswa untuk membaca dan memahami tentang ilmu tajwid. Namun

media pembelajaran buku bergambar ini dibatasi hanya untuk kelas VII di

SMP Negeri 3 Ciruas serta materi yang dicakup yaitu membahas tentang

hukum bacaan nun mati atau tanwin dan hukum bacaan mim mati.

Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian yang saat ini

peneliti buat dengan penelitian terdahulu adalah sebagaimana dijelaskan

pada tabel berikut :

Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu

Nama Judul Hasil Penelitian

Persamaan

Atik

Darmayanti

(2018)

Pengembangan Bahan Ajar Mata

Pelajaran Al-Qur’an Berbasis

Qowaidu Tajwidiyah (R&D di kelas

X SMAN Cahaya Madani Banten

Boarding School)

Metode penelitian yang

digunakan sama-sama

menggunakan metode Research

and Development (R&D).

Produk yang dikembangkan

berkaitan dengan ilmu tajwid. Maesah (2019) Pengembangan Media Pembelajaran

Buku Bergambar Pada Mata

Page 30: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

38

Pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) Materi Tajwid (Penelitian

R&D Kelas VII di SMP Negeri 3

Ciruas Kab. Serang

Ahmad Zaka

Thayalisi (2021)

Pengembangan Media Kode QR

(Quick Respon) Pada Pembelajaran

Tajwid Materi Hukum Bacaan Nun

Mati atau Tanwin Di Pondok

Pesantren Riyadul Awamil, Curug

Kota Serang

Perbedaan

Atik

Darmayanti

(2018)

Pengembangan Bahan Ajar Mata

Pelajaran Al-Qur’an Berbasis

Qowaidu Tajwidiyah (R&D di kelas

X SMAN Cahaya Madani Banten

Boarding School)

Prrosedur penelitian R&D yang

digunakan adalah model Borg

& Gall.

Produk yang dikembangkan

berupa bahan ajar tajwid yang

digunakan di SMAN CMBBS

mencakup secara keseluruhan

materi ilmu tajwid dengan

menambahkan basis qowaidu

tajwid, serta diterjemahkannya

bahan ajar yang semula

penjelasannya banyak memakai

bahasa Arab menjadi bahasa

Indonesia.

Bahan ajar tajwid yang

dikembangkan hanya ditujukan

untuk siswa kelas X SMAN

CMBBS.

Maesah (2019) Pengembangan Media Pembelajaran

Buku Bergambar Pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) Materi Tajwid (Penelitian

R&D Kelas VII di SMP Negeri 3

Prrosedur penelitian R&D yang

digunakan adalah model Borg

& Gall.

Produk yang dikembangkan

Page 31: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

39

Ciruas Kab. Serang berupa media pembelajaran

buku bergambar mata pelajaran

pendidikan Agama Islam materi

tajwid yang mencakup

pembahasan mengenai hukum

bacaan nun mati atau tanwin

dan hukum bacaan mim mati.

Media pembelajaran buku

bergambar yang dibuat, hanya

ditujukan untuk siswa kelas VII

SMP Negeri 3 Ciruas.

Ahmad Zaka

Thayalisi (2021)

Pengembangan Media Kode QR

(Quick Respon) Pada Pembelajaran

Tajwid Materi Hukum Bacaan Nun

Mati atau Tanwin Di Pondok

Pesantren Riyadul Awamil, Curug

Kota Serang

Prrosedur penelitian R&D yang

digunakan adalah model

ADDIE

Produk yang dikembangkan

merupakan media buku tajwid

berbasis kode QR dengan

pokok bahasan mengenai

hukum bacaan nun mati atau

tanwin. Disetiap contoh dari

hukum bacaan disertakan kode

QR yang terintegrasi dengan

Youtube dan dapat di scan

dengan smartphone pengguna,

sehingga pengguna dapat lebih

mudah memahami contoh cara

pelafalan hukum bacaan dari

video yang ditampilkan dari

skema kode QR tersebut.

Produk ini dapat digunakan

secara fleksibel baik untuk

pelajar ataupun masyarakat

umum.

Page 32: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

40

E. Kerangka Berfikir

Pengembangan media kode QR (Quick Respons) pada pembelajaran

tajwid materi hokum bacaan nun mati atau tanwin di Pondok pesantren Riyadul

Awamil Curug Kota Serang ini pada dasarnya berlandaskan pada

pengembangan media pembelajaran pada pembelajaran tajwid berupa buku

bahan ajar tajwid yang disertai dengan kode QR disetiap contoh hukum

bacaannnya.

Produk ini dikembangkan karena sebelumnya pembelajaran tajwid di

Pondok Pesantren Riyadul Awamil hanya berbentuk system sorogan dan tidak

menggunakan media pembelajaran pendukung selain Al-Qur’an dan

penjelasannya pun langsung dijelaskan oleh ustadz atau kiyai.

Dengan demikian, hasil pengembangan media kode QR pada

pembelajaran tajwid ini dimaksudkan agar dapat menunjang kemampuan

memahami santri atau masyarakat umum saat mempelajari ilmu tajwid, dimana

pada bahan ajar tajwidnya disertakan kode QR yang bila dipindai dengan kode

QR scanner akan terhubung ke Youtube yang berisi video contoh pelafalan

hokum bacaan nun mati atau tanwin, sehingga penggunanya dapat mengulang

kembali contoh pelafalan tersebut.

F. Hipotesis Penelitian

Page 33: BAB II KAJIAN TEORETIK - repository.uinbanten.ac.id

41

Hipotesis adalah dugaan sementara yang dibuat berdasarkan data awal

penelitian untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian, adapun

kebenarannya dibuktikan dengan hasil penelitian. Dalam penelitian ini menurut

peneliti produk yang dibuat layak untuk digunakan dalam menunjang kegiatan

pembelajaran tajwid di Pondok pesantren Riyadul Awamil Curug Kota Serang,

karena mudah untuk diakses dan digunakan.